KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI BERGRADASI RAPAT. Rosalina 1) dan Mulizar 2) ABSTRAK
|
|
- Veronika Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakteristik Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat (Rosalina & Mulizar) KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI BERGRADASI RAPAT Rosalina 1) dan Mulizar 2) ABSTRAK Pemanfaatan aspal emulsi sebagai bahan pengikat campuran aspal di Provinsi Aceh masih sangat minim. Penggunaannya hanya sebagai bahan lapisan resap pengikat/prime coat dan tack coat. Ditinjau dari pelaksanaan pekerjaan penggunaan aspal emulsi lebih mudah, hemat bahan bakar dan lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan aspal keras karena tidak memerlukan pemanasan seperti proses pencampuran aspal keras. Hal inilah yang menjadi alasan utama penelitian ini. Penelitian tersebut dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik campuran aspal beton menggunakan aspal emulsi jenis CMS2 sebagai pengikat. Parameter yang ditinjau adalah nilai Marshall. Untuk mengetahui karakteristik tersebut dilakukan pengujian sifatsifat fisis material dan uji Marshall untuk campuran. Gradasi campuran yang digunakan adalah gradasi rapat kelompok V berdasarkan lengkung fuller. Hasil pengujian diperoleh kadar aspal emulsi sebesar 5,88% campuran. Parameter Marshall campuran aspal emulsi yang dihasilkan adalah stabilitas 660,80 kg, flow 3,23 mm, VIM 5,953%, VFA 73,20% VMA 21,889%, MQ 201,72 kg/mm. Semua parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk lalulintas, kecuali stabilitas yang tidak memenuhi persyaratan. Walaupun tidak memenuhi syarat untuk lalulintas campuran, aspal emulsi masih dapat digunakan untuk lalulintas sedang karena semua parameter Marshallnya memenuhi persyaratan untuk lalulintas sedang. Kata kunci: aspal emulsi CMS2, gradasi rapat, parameter Marshall ABSTRACT Utilization of emulsion asphalt as binder of asphalt mixture in Aceh province is still minimal. Its use is only as a prime coat and tack coat. Review of the implementation of the work, the use of asphalt emulsion is easier, fuelefficient and more environmentally friendly than cement asphalt because it requires no warmup such as mixing cement asphalt. It became the main reason of this research. The research was done in the civil engineering laboratory of Lhokseumawe State Polytechnic. The purpose of this research is to know the characteristics of asphalt concrete mixtures using asphalt emulsion type of CMS2 as a binder. The Parameter value is Marshall reviewed. The characteristics of the physical properties is reviewed by testing of materials and Marshalls test to mixture material. Gradations of mixture was the group V, which based on the fuller gradation curves. The test obtained asphalt emulsion levels was 5.88% of the weight of the mixture. Asphalt emulsion mixtures marshall parameters generated is stability 660,80 kg, flow 3.23 mm, VIM 5,953%, VFA 73,20% VMA 21,889%, MQ 201,72 kg/mm. All these parameters are eligible for heavy traffic, except stability that did not meet the requirements. Although the parameter is not eligible for heavy traffic, but it still can be used for pavement because of all the Marshall parameters are eligible to moderate traffic. Keyword: emulsion asphalt CMS2, dense gradation,marshall parameters 1) Rosalina, adalah DosenJurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2) Mulizar, adalah DosenJurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe 1
2 Majalah Ilmiah BISSOTEK, Vol. 8, No. 1, September 2013: 110 PENDAHULUAN Pembangunan yang ramah lingkungan tentu diharapkan bukan hanya pada tahap perencanaan saja tetapi juga pada pelaksanaan dan material yang digunakan. Beberapa material yang telah dan terus diteliti untuk menggantikan material dari alam yang eksploitasinya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem setempat. Kajian tentang pemanfaatan bahan material konstruksi yang ramah lingkungan dapat mengurangi polusi dan hemat bahan bakar terus dilakukan. Misalnya aspal emulsi sebagai bahan pengikat campuran aspal beton berpotensi untuk mengurangi polusi dan hemat bahan bakar. Pemanfaatan aspal emulsi sebagai bahan pengikat campuran aspal di Provinsi Aceh masih sangat minim. Penggunaannya hanya sebagai bahan lapisan resap pengikat/prime coat dan tack coat, padahal aspal emulsi juga memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan pengikat alternatif disamping aspal keras yang sudah umum digunakan. Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian Subroto (1999) bahwa parameter Marshall yang diperoleh untuk campuran aspal emulsi bergradasi rapat memakai jenis aspal curing slow setting (CSS) memenuhi persyaratan untuk lalulintas, tetapi membutuhkan waktu curing hingga 14 hari sehingga sulit untuk diaplikasikan di lapangan karena harus menutup akses jalan yang sedang dikerjakan kecuali untuk jalan baru. Ditinjau dari pelaksanaan pekerjaan penggunaan aspal emulsi lebih mudah, hemat bahan bakar dan lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan aspal keras. Proses pencampuran aspal keras dengan material lain/agregat membutuhkan asphalt mixing plant (AMP) dan pada suhu yang mencapai C atau dikenal dengan istilah campuran panas (hot mix). Sementara untuk proses pencampuran aspal emulsi lebih sederhana hanya membutuhkan concrete mixer atau molen sebagai alat pencampur menggunakan air sebagai bahan pengemulsi dan bahan aditif. Proses ini dinamakan campuran dingin atau cold mix. Berdasarkan analisa EI untuk memproduksi 1 ton campuran hot mix diperlukan bahan bakar solar ratarata 9,15 liter, sementara untuk proses cold mix diperlukan ratarata 1,02 liter 2
3 Karakteristik Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat (Rosalina & Mulizar) per ton campuran. Untuk penghamparan di lokasi pekerjaan suhu aspal hot mix harus berkisar 0 C C yang tentu saja hal ini sulit dipertahankan jika cuaca hujan, sedangkan cold mix dihampar pada suhu ruangan berkisar 25 0 C 32 0 C sehingga pada saat pelaksanaannya cuaca tidak terlalu berpengaruh. Berdasarkan latar belakang di atas maka penggunaan aspal emulsi sebagai bahan pengikat campuran aspal beton dapat dijadikan sebagai suatu penelitian mengingat keuntungannya dibandingkan aspal keras. Mengingat aspal emulsi jenis CSS memerlukan waktu yang lama untuk setting time maka penggunaan aspal emulsi jenis curing medium setting (CMS) dapat dijadikan pertimbangan karena waktu settingnya lebih cepat dibandingkan jenis CSS. TINJAUAN PUSTAKA Campuran aspal dingin pada dasarnya sama seperti campuran aspal panas yang komposisinya terdiri dari agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi/filler dan aspal emulsi sebagai bahan pengikat. Semua material tersebut harus diperiksa sifatsifat fisisnya sebelum dilakukan proses pencampuran untuk pengujian marshall. Agregat Pemerikasaan sifatsifat fisis agregat yang dilakukan meliputi jenis dan penyerapan agregat halus dan kasar, isi agregat, kelekatan agregat terhadap aspal, tumbukan, indeks kepipihan dan kelonjongan serta keausan. Badan Litbang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, (2002), mengemukakan bahwa spesifikasi sifatsifat fisis agregat untuk konstruksi perkerasan jalan sebagai berikut: Tabel 2.1 Persyaratan sifatsifat fisis agregat No Sifatsifat Fisis Agregat Syarat 1. Berat jenis agregat 2,50 2. Penyerapan < 3% 3. Berat isi agregat > 1 kg/dm 3 4. Indeks Kepipihan 10 % 5. Kelekatan agregat 95% terhadap aspal luas 6. Keausan < 40% Sumber: Depkimpraswil,
4 Majalah Ilmiah BISSOTEK, Vol. 8, No. 1, September 2013: 110 Gradasi Agregat yang digunakan untuk lapisan permukaan yang berbahan pengikat aspal emulsi umumnya bergradasi rapat dan gradasi terbuka. Gradasi rapat dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan fuller sebagai berikut: P = [d/d] 0,45... (2.1) keterangan : P = persen lolos saringan dengan bukaan saringan d, mm d = ukuran agregat yang diperiksa, mm D = ukuran maksimum agregat yang terdapat dalam campuran, mm. Tabel berikut merupakan distribusi ukuran agregat untuk gradasi rapat berdasarkan persamaan fuller Tabel 2.2. Spesifikasi bergradasi rapat berdasarkan lengkung gradasi Fuller Ukuran Saringan Saringan mm 2,5" 63 2" Persen Lolos I II III IV V 1,5" 37, " /4" /2" 12, /8" 9, No. 4 4, No. 8 2, No. 16 1, No. 30 0, No. 40 0, No. 50 0, No. 0, No.200 0, Aspal Emulsi Aspal emulsi adalah aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi. Aspal emulsi ada dua jenis yaitu aspal emulsi kationik dan anionik. Aspal emulsi kationik adalah aspal emulsi yang bermuatan positif dan aspal emulsi anionik adalah aspal emulsi yang bermuatan negatif: Aspal emulsi kationik ada tiga jenis yaitu rapid curing (RC), medium curing (MC) dan slow curing (SC). Klasifikasi ini berdasarkan setting time aspal emulsi yaitu terpisahnya aspal emulsi dengan air setelah terjadi kontak dengan agregat. Spesifikasi aspal emulsi kationik sebagai berikut: Tabel 2.3 kationik N o Sifatsifat Kekentalan pada suhu 25 0 C(detik) Kekentalan pada suhu 50 0 C(detik) Pengendapan 1 hari(%) Pengendapan 5 hari(%) Daya tahan terhadap air (%) a. Lapisan batu kering b. Lapisan batu kering setelah semprotan Spesifikasi aspal emulsi Pengikatan Cepat (CRS 1) Pengikatan Cepat (CMS 2) Pengikatan Cepat (CSS 1) Min Mak Min Mak Min Mak
5 Karakteristik Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat (Rosalina & Mulizar) 7 8 c. Lapisan batu basah d. Lapisan setelah semprotan air Muatan listrik a. Sisa penyuling an (%) b. Penetrasi 25/C g, 5 dtk c. Daktilitas 25/C, 5 cm/menit d. Kelarutan terhadap trychloroe thylene (% ) , ,5 Sumber: SNI Kadar Aspal Optimum ,5 Persentase kadar aspal emulsi pada campuran adalah perbandingan antara kadar aspal teoritis dan kadar residu aspal hasil pengujian laboratorium. Kadar aspal teoritis dipengaruhi oleh gradasi agregat. Besarnya kadar aspal ini dihitung berdasarkan persamaan (Subroto,1999): R = 0,00138 A.B+(6,358 log C 4,655)... (2.2) Keterangan: R = kadar residu aspal A = persentase agregat tertahan saringan no. 4 B = persentase agregat lolos saringan no. 4 dan tertahan no C = persentase agregat lolos saringan no. 200 Sementara kadar residu aspal percobaan ditentukan berdasarkan pengujian destilisasi atau pengujian penguapan. Pengujian Marshall Karakteristik campuran aspal beton dapat diperiksa dengan menggunakan alat Marshall. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal. Parameter kekuatan Marshall yaitu stabilitas (stability), Kelelehan plastis (flow), volume (density), Voids in mix (VIM), Voids filled by bitumen (VFB), Voids in mineral agregate (VMA) dan Marshall quotient. Nilai Persyaratan Marshall untuk lapisan aspal beton dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.4 Persyaratan parameter marshall untuk aspal beton No Parameter Marshall Syarat 1. Stabilitas > 750 Kg 2. Flow 2 mm 3. VIM 3 6 % 4. VMA. 16% 5. FVB 65% 6. Marshall Quantien 2 kn/mm 7. Durabilitas Min. 75% Sumber : Sukirman, S (2003) 5
6 Majalah Ilmiah BISSOTEK, Vol. 8, No. 1, September 2013: 110 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan terhadap sifatsifat fisis agregat, sifat fisis aspal dan campuran aspal. Pemeriksaan ini berpedoman pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Material dan Peralatan Material yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari aspal emulsi jenis CMS2 (curing medium setting 2) produksi PT. Riau Aspal Emulsindo Provinsi Riau, agregat dari stone crusher PT. Abad Jaya Sentosa Lhokseumawe. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat yang digunakan untuk pemeriksaan sifatsifat fisis agregat, analisa saringan, sifatsifat fisis aspal, dan percobaan marshall yang terdapat di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe Prosedur Penelitian Material (agregat, filler, dan aspal) untuk pembuatan benda uji yang telah dikumpulkan diperiksa sifatsifat fisisnya. Selanjutnya dilakukan proses pencampuran dan test marshall. Adapun pemeriksaan sifatsifat fisis agregat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan jenis dan penyerapan, isi agregat, tumbukan, indeks kepipihan, indeks kelonjongan, kelekatan agregat terhadap aspal dan keausan. Pemeriksaan sifat fisis agregat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Aspal yang dipakai dalam penelitian ini adalah aspal emulsi jenis curing medium setting 2 (CMS2). Pemeriksaan yang dilakukan untuk aspal ini adalah kadar residu aspal dalam aspal emulsi. Pemeriksaan sifat fisis ini berpedoman pada SNI Perencanaan campuran Agregat dan aspal yang telah memenuhi spesifikasi dilakukan pencampuran. Gradasi yang digunakan adalah gradasi rapat berdasarkan lengkung fuller V. Kadar aspal emulsi untuk campuran ditentukan dari perbandingan kadar residu hasil pengujian penguapan dan kadar aspal emulsi teoritis yang dihitung menggunakan persamaan (2.2). Parameter Marshall Perilaku campuran lapisan aspal beton dilakukan dengan menggunakan alat pemeriksaan Marshall di laboratorium. Pemeriksaan ini dimaksudkkan untuk mengetahui ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal dengan agregat. Parameter kekuatan marshall campuran berupa ketahanan (stabilitas), terhadap kelelehan (flow), rongga dalam campuran (VIM), rongga terisi (VFB), rongga antar butiran (VMA), kepadatan (density), Marshall Quotient (MQ). 6
7 Karakteristik Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat (Rosalina & Mulizar) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari pengujian terhadap sifatsifat fisis agregat, sifatsifat fisis aspal, parameter campuran aspal dikaji lebih jauh dengan merujuk kepada literatur dan penelitian sebelumnya. Sifatsifat fisis agregat Hasil pemeriksaan sifatsifat fisis agregat meliputi pemeriksaan jenis, penyerapan agregat halus dan kasar, isi agregat, kelekatan agregat terhadap aspal, tumbukan, indeks kepipihan dan kelonjongan, keausan dan gradasi. Hasil pemeriksaan sifatsifat fisis agregat diperlihatkan pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Sifatsifat Fisis Agregat No Sifatsifat Fisis Agregat Berat jenis agregat kasar Berat jenis agregat halus Penyerapan agregat kasar Penyerapan agregat halus 5. Berat isi agregat Hasil Penelitian Syarat 2,528% 2,50 2,549% 2,50 0,056% 1,110% 6. Tumbukan 12,38% 7. Indeks kepipihan 61,05% Indeks kelonjongan Kelekatan agregat terhadap aspal < 3% < 3% 1,400 > 1 kg/dm 3 kg/dm 3 11,13% 99,5% 10. Keausan 21,58% 30% 25% 25% 95% luas < 40% Sifatsifat fisis aspal Pemeriksaan aspal emulsi produksi PT. Riau Aspal Emulsindo dilakukan untuk mengetahui kadar residu aspal dalam aspal emulsi. Diperoleh kadar residu ratarata 68,13%, nilainya lebih besar dari persyaratan minimal 65% sehingga aspal emulsi ini memenuhi persyaratan SNI Kadar aspal optimum Persentase kadar aspal emulsi dalam campuran adalah perbandingan antara kadar aspal teoritis dan kadar residu aspal hasil pengujian laboratorium. Kadar aspal teoritis dihitung menggunakan persamaan (2.2): R = 0,00138A.B + (6,358 log C 4,655) Untuk gradasi agregat V diperoleh A (% agregat tertahan saringan no. 4) = 46%, B (persen lolos saringan no. 4 tertahan saringan no. 200) = 46% dan C (persen lolos saringan no. 200) 8%. Diperoleh R (kadar aspal teoritis) sebesar 4,007. Kadar aspal dalam campuran = R/kadar residu aspal = 4,007/0,6813 = 5,88%. 7
8 Majalah Ilmiah BISSOTEK, Vol. 8, No. 1, September 2013: 110 Sehingga direncanakan persentase kadar aspal emulsi adalah 5,88% dari total campuran. Karakteristik campuran Hasil pengujian campuran aspal emulsi diperoleh stabilitas 660,80 kg, flow 3,23 mm, VIM 5.953%, VFB 73,200%, VMA 21,889% dan MQ 201,72 kg/mm. Hasil pengujian selengkapnya diperlihatkan pada lampiran. Berikut parameter marshall untuk kedua campuran ditampilkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Parameter Marshall No. Parameter Marshall Pembahasan Campuran Aspal Emulsi (Aspal 5,88%) Syarat 1. Stabilitas (kg) 660,80 Min Flow (mm) 3,23 Min 2 3. VIM (%) VFB (%) 73, VMA (%) 21,889 Min MQ (kg/mm) 201,72 Min 200 Hasil pemeriksaan sifatsifat fisis agregat menunjukkan bahwa secara umum agregat memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai material campuran lapisan permukaan jalan. Hanya indeks kepipihan dan gradasi agregat yang tidak memenuhi persyaratan sehingga perlu dilakukan perbaikan agar dapat digunakan sebagai material campuran aspal. Perbaikan indeks kepipihan agregat dilakukan dengan cara mengganti sebagian agregat yang ukurannya tidak memenuhi batasan kepipihan. Sementara perbaikan gradasi dilakukan dengan cara merujuk kepada lengkung fuller. Berdasarkan hasil yang diperoleh gradasi agregat cenderung mendekati gradasi rapat lengkung fuller V, sehingga dipilih lengkung V sebagai rujukan perbaikan gradasi. Perbaikan ini dilakukan dengan menambah dan mengurangi agregat yang persentasenya tidak sesuai dengan lengkung fuller V. Hasil pemeriksaan sifatsifat fisis aspal yang digunakan yaitu aspal emulsi CMS2 dengan merujuk kepada standar SNI, maka aspal yang digunakan memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai bahan campuran lapisan aspal beton. Karakteristik campuran aspal Hasil pemeriksaan yang diperoleh menunjukkan semua parameter memenuhi persyaratan kecuali stabilitas yang tidak memenuhi persyaratan untuk lalulintas. Stabilitas campuran aspal emulsi 660,80 kg tidak memenuhi persyaratan stabilitas lalulintas tetapi dapat digunakan untuk lalulintas sedang yang mensyaratkan stabilitas minimumnya 500 kg. Rendahnya stabilitas campuran aspal emulsi dikarenakan flow yang terjadi besar dan agregat yang terselimuti lebih tebal dan pada 8
9 Karakteristik Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat (Rosalina & Mulizar) akhirnya akan mengurangi daya ikat antar agregat dalam campuran pada saat dibebani. Berkurangnya ikatan antar agregat akan mengurangi stabilitas campuran. Mengingat komposisi aspal emulsi yang terdiri dari residu aspal, bahan pengemulsi dan air maka peningkatan stabilitas untuk campuran emulsi masih memungkinkan dilakukan. Peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara mengatur kadar air pada saat dilakukan pencampuran. Salah satu sifat agregat adalah akan mencapai tingkat kepadatan maksimum pada kadar air optimum. Dengan demikian perlu dilakukan pengujian untuk menentukan kadar air optimum untuk campuran aspal emulsi. Pada kadar air yang optimum inilah campuran dipadatkan sehingga akan diperoleh kepadatan yang maksimum dan pada akhirnya dapat meningkatkan stabilitas campuran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dan pembahasan dengan merujuk kepada literatur yang relevan diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1. Secara umum material campuran aspal yaitu aspal keras, aspal emulsi dan agregat memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia, kecuali gradasi agregat yang harus dilakukan perbaikan mengikuti lengkung fuller V. 2. Parameter marshall yang dihasilkan untuk campuran aspal emulsi memenuhi persyaratan untuk lalulintas, kecuali stabilitasnya sebesar 660,80 kg yang tidak mencapai nilai minimum yang disyaratkan 800 kg. 3. Penggunaan aspal emulsi sebagai bahan pengikat campuran aspal beton masih memungkin digunakan untuk lalulintas sedang mengingat syarat stabilitas minimalnya adalah 500 kg. DAFTAR PUSTAKA Anonim, SNI , Metode Pengujian Kadar Residu Aspal Emulsi dengan Cara Penguapan. Badan Standar Nasional Jakarta. Anonim, SNI , Spesifikasi Aspal Emulsi, Badan Standar Nasional Jakarta. Anonim, SNI , Spesifikasi Agregat Lapis Pondasi Bawah, Lapis Pondasi Atas dan Lapisan Permukaan, Badan Standar Nasional. Anonim, SNI , Metode Pengujian Campuran Aspal Dengan Alat Marshall, Badan Standar Nasional Jakarta. Sukirman, S., Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta. 9
10 Majalah Ilmiah BISSOTEK, Vol. 8, No. 1, September 2013: 110 Subroto, S., Karakteristik Marshall Modifikasi dari Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat, Tesis,Institut Teknologi Bandung, Bandung. 10
ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON
ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON Adrian Hartanto, Irawan Sugiharto 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terdiri dari hasil pengujian agregat, pengujian
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 1 ) E-mail:cecesumi@yahoo.com
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B
PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B Sabaruddin Fakultas Teknik Universitas Khairun Kampus Gambesi Kotak Pos 53 - Ternate 97719 Ternate Selatan Telp. (0921)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Material Dasar 1. Agregat dan Filler Material agregat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari batu pecah yang berasal dari Tanjungan, Lampung Selatan. Sedangkan sebagian
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:
KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Giavanny Hermanus Oscar H. Kaseke, Freddy
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Penelitian ini menggunakan agregat kasar, agregat halus, dan filler dari Clereng, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil pengujian agregat ditunjukkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS
PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS Sumarni Hamid Aly Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, 90445 Telp: (0411) 587636 marni_hamidaly@yahoo.com
Lebih terperinciJURNAL PORTAL, ISSN , Volume 4 No. 1, April 2012, halaman: 1
KAJIAN VARIASI SUHU PEMADATAN PADA BETON ASPAL MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 Syarwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe E-mail: Syarwanst@yahoo.com Abstract The compaction
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN
PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN Kevin Chandra 1, Percy Tambran 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Penggunaan Campuran Aspal Emulsi Dingin
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall
98 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 98-107, November 2012 Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall (Effect of Using
Lebih terperinciNASKAH SEMINAR INTISARI
NASKAH SEMINAR PENGARUH VARIASI PEMADATAN PADA UJI MARSHALL TERHADAP ASPHALT TREATED BASE (ATB) MODIFIED MENURUT SPESIFIKASI BINA MARGA 2010 (REV-2) 1 Angga Ramdhani K F 2, Anita Rahmawati 3, Anita Widianti
Lebih terperinciAgus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4
STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRSWC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengujian agregat kasar dan halus No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan hal yang utama untuk menunjang dalam bertansportasi secara aman, nyaman dan mudah maka dari itu dibutuhkan perkerasan jalan yang memadai dan
Lebih terperinciStudi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal SYAMSI FAJRI, N.¹, SUKIRMAN,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Agregat Penelitian ini menggunakan agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya yang berlokasi di Kecamatan Bongomeme. Agregat dari lokasi ini kemudian diuji di Laboratorium Transportasi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Pengujian Material 1. Agregat Kasar dan Steel Slag Agregat kasar merupakan agregat yang tertahan diatas saringan 2.36 mm (No.8), menurut saringan ASTM. a. Berat Jenis Curah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
56 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan 1. Pengujian agregat Hasil Pengujian sifat fisik agregat dan aspal dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 5.1. Hasil Pengujian Agregat Kasar dan
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:
PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN FRAKSI BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS BERGRADASI HALUS Windy J. Korua Oscar H. Kaseke, Lintong Elisabeth
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1
VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen Pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana E-mail : agusariawan17@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapis Aspal Beton Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari campuran aspal dan agregat yang mempunyai gradasi menerus yang dicampur,
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:
STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP: 9921035 Pembimbing: Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal,aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SABUT KELAPA TERHADAP STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN
PENGARUH PENAMBAHAN SABUT KELAPA TERHADAP STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN Andhi Lim 1, Rudy Hermanto 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Di Indonesia penggunaan aspal emulsi
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC
ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC DONNY SUGIHARTO NRP : 9321069 NIRM: 41077011930297 Pembimbing: TAN LIE ING, ST.,MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN Harry Zentino 1, Oktavianus Danny Sivananda 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Serat ijuk merupakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN LAPISAN TIPIS ASPAL BETON (HOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE)
PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN LAPISAN TIPIS ASPAL BETON (HOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE) Rika Julitasari NRP : 0521036 Pembimbing Utama : Ir. Silvia Sukirman Pembimbing Pendamping : Samun Haris,
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapis Aspal Beton Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari campuran aspal dan agregat yang mempunyai gradasi menerus yang dicampur
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2
PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/ dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan INTISARI Jalan merupakan sarana penghubung mobilisasi dari satu
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)
PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW) Vonne Carla Pangemanan Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1
PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1 Windi Nugraening Pradana INTISARI Salah satu bidang industri yang
Lebih terperinciPENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK
PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE Dhita Novayanti NRP: 0421032 Pembimbing Utama: Ir. Silvia Sukirman. Pembimbing Pendamping: Samun Haris, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK AGREGAT TERHADAP CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN
PENGARUH KARAKTERISTIK AGREGAT TERHADAP CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN Lie Dick Saputra 1, Robby Saputra Pangloli 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmajadja 4 ABSTRAK : Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinci3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari campuran
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hot Rolled Sheet (HRS) Menurut Kementerian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari dari campuran agregat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal sebagai salah satu bahan bitumen atau perekat untuk konstruksi jalan sudah lama digunakan secara luas dalam konstruksi jalan raya. Hal ini disebabkan aspal memiliki
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS
ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS TUGAS AKHIR Oleh : Putu Anggi Wedayanti (0719151037) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan adalah lapis perkerasan yang berada diantara lapis tanah dasar dan roda kendaraan. Fungsi dari perkerasan jalan ini yaitu sebagai pelayanan untuk transportasi
Lebih terperinciBATU BARA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK PADA CAMPURAN ASPAL PANAS
BATU BARA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK PADA CAMPURAN ASPAL PANAS Lintong Elisabeth Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado Oscar H. Kaseke Dosen Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)
PENGARUH PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC) Kiftheo Sanjaya Panungkelan Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi,
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas
III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung untuk pembuatan Arang Tempurung Kelapa, dan Laboratorium
Lebih terperinciBATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji
BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji Abstract : Daerah Baturaja merupakan kawasan penghasil batu kapur yang ada
Lebih terperinci(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)
(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal) LABORATORIUM INTI JALAN RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMPUNG Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Jurusan PEMERIKSAAN
Lebih terperinciAlik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU (BAGASSE ASH OF SUGAR CANE) SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS ATB (ASPHALT TREATD BASE) Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciINVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL
INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelessaikan Pendidikan Strata
Lebih terperinciNILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL
NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL M. Aminsyah Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas Abstrak Dalam rangka peningkatan dan pengembangan
Lebih terperinciSumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)
BAB III LANDASAN TEORI A. Parameter Marshall Alat Marshall merupakan alat tekan yang di lengkapi dengan proving ring yang berkapasitas 22,5 KN atau 5000 lbs. Proving ring dilengkapi dengan arloji pengukur
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK DAN APLIKASI CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN SPESIFIKASI CAMPURAN ASPAL PANAS
ANALISA KARAKTERISTIK DAN APLIKASI CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN SPESIFIKASI CAMPURAN ASPAL PANAS Kevin Alexander 1, Timotius Prasetyo 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Jenis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1 Hasil dan Analisa Pengujian Aspal Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras yang mempunyai nilai penetrasi 60/70. Pengujian aspal di laboratorium Jalan
Lebih terperinciKamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
STUDI PERBANDINGAN NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN AGREGAT SUNGAI GRINDULU, SUNGAI LESTI, DAN BENGAWAN SOLO UNTUK LALULINTAS SEDANG Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil
Lebih terperinciI Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)
PENGGUNAAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON I Made Agus Ariawan 1 Program Studi
Lebih terperinciAkhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT
Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT STUDI PENGGUNAAN PASIR PANTAI BAKAU SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON JENIS HOT ROLLED SHEET (HRS) AKHMAD BESTARI Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat ditemukan pertama kali di Babylon pada tahun 625 SM, tetapi perkerasan jenis ini tidak berkembang,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Agregat Kasar A. Hasil Pengujian Agregat Agregat kasar yang digunakan dalam percobaan ini berasal dari desa Clereng, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil pemeriksaan bahan
Lebih terperinciPERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU ABSTRACT
PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU Ahmad Basuki 1) Syahrul, ST., M.Eng 2) Hence Michael Wuaten, ST., M.Eng 3) Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi memberikan tantangan tersendiri bagi pelayanan fasilitas umum yang dapat mendukung mobilitas penduduk. Salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa adalah pembangunan jalan Daendles pada zaman Belanda, yang dibangun dari Anyer di Banten sampai
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KAPUR TOHOR SEBAGAI FILLER TERHADAP MARSHALL PROPERTIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE (AC-WC)
PENGARUH PENGGUNAAN KAPUR TOHOR SEBAGAI FILLER TERHADAP MARSHALL PROPERTIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE (AC-WC) LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI
Lebih terperinciTINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 90 TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT Raden Hendra Ariyapijati Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG
PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG ( LIMBAH BAJA ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERTAHAN SARINGAN / DAN 3/8 TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN AC-WC Afif Ghina Hayati INTISARI Semakin banyaknya industri
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA Charly Laos 1, Gedy Goestiawan 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Pertumbuhan jumlah kendaraan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian...
Lebih terperinciPengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC
ISSN 2302-0253 13 Pages pp. 61-73 Pengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC Heriyanto 1, Sofyan M. Saleh 2, M. Isya 3 1 Mahasiswa Magister
Lebih terperinciVol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X
KAJIAN CAMPURAN PANAS AGREGAT ( AC-BC ) DENGAN SEMEN SEBAGAI FILLER BERDASARKAN UJI MARSHALL Oleh: Hendri Nofrianto*), Zulfi Hendra**) *) Dosen, **) Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS
KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Steward Paulus Korompis Oscar H. Kaseke, Sompie Diantje Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON DAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER I Made Agus Ariawan 1 Program
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Adapun bahan yang digunakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran lapis aspal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang berada di atas tanah dasar yang sudah dipadatkan, dimana fungsi dari lapisan ini adalah memikul beban lalu lintas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC)
PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC) Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. ABSTRAK Hot rolled sheet Wearing Course (HRS WC) adalah campuran lapis tipis
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:
PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON LAPIS AUS GRADASI SENJANG Risky Aynin Hamzah Oscar H. Kaseke, Mecky M. Manoppo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Menurut Sukirman, (2007), aspal didefinisikan sebagai material perekat berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:
PENGARUH PERUBAHAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LATASTON JENIS LAPIS PONDASI DAN LAPIS AUS Tri Utami Wardahni Oscar H.
Lebih terperinciGRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT
Persentase Lolos (%) GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT Nomor Saringan 00 30 8 3/8 / 3/4 90 80 70 60 50 40 30 0 0 0 No 00 No. 30 No.8 "3/8" /" 3/4" Grafik Pasir Grafik abu Batu Grafik kasar Garis Diagonal ANALISA
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK
VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK Lapis permukaan konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang paling besar menerima beban. Oleh sebab itu
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA 4.1 Hasil dan Analisis Sifat Agregat 4.1.1 Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar Berikut adalah hasil pengujian untuk berat jenis dan penyerapan agregat kasar. Tabel
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PARAMETER MARSHALL BETON ASPAL STANDAR DENGAN BETON ASPAL HASIL PEMANASAN ULANG AMRI NOVRIANTO
STUDI PERBANDINGAN PARAMETER MARSHALL BETON ASPAL STANDAR DENGAN BETON ASPAL HASIL PEMANASAN ULANG AMRI NOVRIANTO 9721056 Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M. Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS Dwinanta Utama Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unversitas Borobudur Jl. Raya Kali Malang No. 1,
Lebih terperinciB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini volume dan beban kendaraan cenderung terus meningkat sehingga diperlukan suatu inovasi dalam bidang pemeliharaan jalan guna mempertahankan kinerja jalan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG
PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG Fergianti Suawah O. H. Kaseke, T. K. Sendow Fakultas Teknik, Jurusan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAFTAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat. Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan ekonomi hal ini mengakibatkan peningkatan mobilitas
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS
KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS Prylita Rombot Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciVariasi Jumlah Tumbukan Terhadap Uji Karakteristik Marshall Untuk Campuran Laston (AC-BC) Antonius Situmorang 1) Priyo Pratomo 2) Dwi Herianto 3)
JRSDD, Edisi Maret 216, Vol. 4, No. 1, Hal:89 98 (ISSN:233-11) Variasi Jumlah Tumbukan Terhadap Uji Karakteristik Marshall Untuk Campuran Laston (AC-BC) Antonius Situmorang 1) Priyo Pratomo 2) Dwi Herianto
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC
STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC Oleh : Denny Setiawan 3113 040 501 PROGRAM STUDI DIV TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciMuhammad Rizal Permadi, Retno Handayani Prastyaningrum, Bagus Hario Setiadji *), Supriyono *)
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 394 405 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 394 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aspal Beton Menurut Sukirman (1999) aspal beton merupakan salah satu jenis lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkersana ini merupakan campuran merata antara
Lebih terperinciSpesifikasi aspal emulsi kationik
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi aspal emulsi kationik ICS 75.140; 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian
Lebih terperinciSpesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir) ICS 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... I Prakata... II Pendahuluan... III 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciPEMANFAATAN HASIL PENGUPASAN ASPAL UNTUK DAUR ULANG CAMPURAN BETON ASPAL
POLITEKNOLOGI VOL. 14 No. 1 JANUARI 2015 PEMANFAATAN HASIL PENGUPASAN ASPAL UNTUK DAUR ULANG CAMPURAN BETON ASPAL Eko Wiyono dan Anni Susilowati Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, Jln. Prof.
Lebih terperinciKarakteristik Campuran AC-WC dengan Penambahan Limbah Plastik Low Density Polyethylene (LDPE)
Journal INTEK, April 2016, Volume 3 (1): 8-14 8 Karakteristik Campuran AC-WC dengan Penambahan Limbah Plastik Low Density Polyethylene (LDPE) Bustamin Abd. Razak 1,a dan Andi Erdiansa 1,b 1 Dosen Jurusan
Lebih terperinciStudi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah
Jurnal APLIKASI Volume 13, Nomor 1, Pebruari 2015 Studi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah Endang Kasiati, Rachmad Basuki, Denny Setiawan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Adapun bahan yang digunakan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR
KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR Senja Rum Harnaeni 1), Isyak Bayu M 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciSTABILITAS LAPIS ASPAL BETON AC-WC MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI
STABILITAS LAPIS ASPAL BETON AC-WC MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI Said Jalalul Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh email: jaakidani@gmail.com 1), ir_wesli@yahoo.co.id 2) Abstrak AC-WC (Asphal Concrete-Wearing
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan
Lebih terperinci