BAB 2 DATA DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Wawancara dengan pihak Ditlantas Polda Metro Jaya Data dari Badan Intelejen dan Keamanan Polda Metro Jaya Survey dan wawancara dengan remaja dari berbagai SD dan SMP Wawancara dengan orang tua para remaja yang mengendarai sepeda motor Website dan kepustakaan 2. 2 Kondisi Umum Lalu lintas bercampur dengan sepeda motor adalah tipe lalu lintas utama di beberapa negara Asia. Sebagai contoh: Taiwan, Malaysia dan Vietnam. Kebanyakan dari negaranegara Asia saat ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Saat ini, hanya Jepang dan Singapura yang dapat disebut sebagai negara industri dengan tingkat pendapatan tinggi. Sedangkan negara lainnya berada pada kategori negara dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah. Di negara-negara ini, sepeda motor merupakan pilihan utama untuk mobilitas. Jumlah pekerja per sektor juga dapat mempengaruhi kepemilikan dan penggunaan sepeda motor. Di negara dengan tingkat pendapatan rendah, mayoritas pekerja di sektor industri menggunakan sepeda motor. Salah satu negara tersebut adalah Indonesia dengan Jakarta sebagai kota dengan tingkat populasi sepeda motor yang tinggi. Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota Indonesia. Kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi.berikut data mengenai kota Jakarta : Luas : 661,62 km 2 Jumlah penduduk : jiwa Kepadatan penduduk : /km 2 Terdiri dari : 1 Kabupaten 5 Kodya/Kota 44 Kecamatan 267 Kelurahan/Desa Keberadaan sepeda motor di Indonesia, telah menjadi bagian dari sistem transportasi kota dan memiliki peranan penting sebagai alat transportasi. Harga yang terjangkau, kemudahan pembelian, dan kemudahan mengendarai menjadi penyebab peningkatan jumlah kepemilikan sepeda motor. Selain itu dampak dari kenaikan BBM dan tidak efisiennya pemakaian angkutan umum juga menjadi penyebab penjualan sepeda motor di Indonesia semakin meningkat. 3

2 Hal ini dibuktikan dengan data yang didapatkan dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang mendata jumlah kenaikan kepemilikan kendaraan bermotor periode tahun : 4 Gbr 2.2 Grafik Pertambahan Kendaraan di Jadetabek Hal ini juga menunjukkan kemungkinan remaja untuk memilih mengendarai sepeda motor lebih tinggin daripada kemungkinan mereka mengendarai kendaraan jenis lain. Dari sini terlihat kenaikan motor sangat signifikan dari tahun ke tahun. Kondisi umum sepeda motor adalah: 1. Sepeda motor umumnya memiliki ukuran yang kecil, memiliki kemudahan dalam bermanuver dan dapat diparkir di mana saja. 2. Sepeda motor memiliki kemampuan dan kelincahan untuk menerobos daerah kemacetan. 3. Umumnya sepeda motor ringan dan dapat dipindahkan oleh pengendara 4. Harga sepeda motor murah dan terjangkau, khususnya untuk dimiliki oleh penduduk dengan tingkat pendapatan ekonomi rendah. 5. Tingkat keamanan sepeda motor termasuk rendah karena pengendara menerima efek langsung ke tubuhnya jika terjadi kecelakaan. Tingginya resiko keselamatan pengendara kendaraan beroda dua ini tentunya menjadi salah satu hal yang diperhatikan untuk mengendarainya. Karena itu pemerintah melalui Undang-Undang Lalu Lintas nomor 22 tahun 2009 menetapkan ketentuan dan peraturan demi menjaga ketertiban dan keamanan pengendara kendaraan bermotor. Berikut ini beberapa hal yang dirangkum dari undang-undang tersebut dan harus diperhatikan oleh para pengguna kendaraan bermotor khususnya kendaraan beroda dua :

3 1. Syarat usia pemegang SIM C adalah 17 tahun (UU No. 22 tahun 2009 Pasal 81 ayat 2) 2. Mengenakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI) Selain karena alasan keselamatan, menggunakan helm jenis ini sudah menjadi kewajiban seperti diatur dalam Pasal 57 Ayat (2) dan Pasal 106 Ayat (8). Sanksi bagi pelanggar aturan ini, pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp (Pasal 291). Sanksi yang sama juga akan dikenakan bagi penumpang yang dibonceng dan tidak mengenakan helm SNI. 3. Jika tidak memiliki SIM denda Rp ,00 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan dan tidak memiliki SIM, akan dipidana dengan pidana kurungan empat bulan atau denda paling banyak Rp 1 juta (Pasal 281). 4. Konsentrasi dalam berkendara Pasal 283 UU Lalu Lintas mengatur, setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi, dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan kurungan atau denda paling banyak Rp Perhatikan pejalan kaki dan pesepeda Para pengendara, baik roda dua maupun roda empat/lebih, harus mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda. Bagi mereka yang tidak mengindahkan aturan Pasal 106 Ayat (2) ini, dipidana dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp , Pengemudi sepeda motor diwajibkan memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban (diatur Pasal 106 Ayat (3)). Sanksi bagi pelanggarnya diatur Pasal 285 Ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp Setiap bepergian, jangan lupa pastikan membawa surat tanda nomor kendaraan bermotor. Kalau kendaraan baru, jangan lupa membawa surat tanda coba kendaraan bermotor yang ditetapkan Polri. Jika tidak membawanya sanksi kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp akan dikenakan bagi pelanggarnya (Pasal 288 Ayat (1)). 8. Nyalakan lampu utama pada malam hari Saat berkendara pada malam hari, pastikan lampu utama kendaraan menyala dengan sempurna. Bagi pengendara yang mengemudikan kendaraannya tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari, dipindana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp (Pasal 293). 5

4 6 9. Wajib nyalakan lampu pada siang hari Para pengendara motor yang berkendara pada siang hari diwajibkan menyalakan lampu utama. Sekarang, sudah bukan sosialisasi lagi. Bagi pelanggarnya akan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 hari atau denda paling banyak Rp , Setiap pengendara yang akan membelok atau berbalik arah, diwajibkan memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan. Jika melanggar ketentuan ini, Pasal 284 mengatur sanksi kurungan paling banyak satu bulan atau denda Rp , Jangan sembarangan pindah jalur Para pengemudi yang akan berpindah jalur atau bergerak ke samping, wajib mengamati situasi lalu lintas di depan, samping dan dibelakang kendaraan serta memberikan isyarat. Jika tertangkap melakukan pelanggaran, akan dikenai sanksi paling lama satu bulan kurungan atau denda Rp (Pasal 295) 12. Salah satu peraturan baru dalam UU Lalu Lintas yang baru. Pasal 112 ayat (3) mengatur, pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri. Bunyi pasal tersebut Pada persimpangan jalan yang dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas, pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh rambu lalu lintas atau pemberi isyarat lalu lintas. 13. Pengendara bermotor yang balapan di jalan akan dikenai pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp (Pasal 297). 14. Sesuaikan Jalur dengan Kecepatan Ketentuan mengenai jalur atau lajur merupakan salah satu ketentuan baru yang dimasukkan dalam UU Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009, yang diatur dalam Pasal 108, bahwa sepeda motor, kendaraan bermotor yang kecepatannya lebih rendah, mobil barang, dan kendaraan tidak bermotor harus berada pada lajur kiri jalan. 2.3 Kecelakaan Pada Motor Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian yang tak terduga dan yang tidak dikehendaki yang mengacaukan suatu proseaktivitas yang telah diatur. Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam sekejap mata, dan setiap kejadian tersebut terdapat empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai yakni lingkungan, bahaya, peralatan, dan manusia. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kecelakaan dapat diartikan sebagai mendapat celaka, yang berarti berpengaruh terhadap pelaku penyebab kecelakaan dan kejadian atau peristiwa yang menyebabkan orang celaka.

5 7 Jadi, jika pengendara sepeda motor terjatuh karena jalanan licin atau karena kelalaian sendiri, hal ini dapat dikategorikan sebagai kecelakaan meskipun tidak ada pihak lain yang terluka. Menurut buku Kampanye Program Keselamatan Dinas Perhubungan Darat tahun 2008 ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecelakaan : 1. Faktor manusia, manusia sebagai pemakai jalan yaitu sebagai pejalan kaki dan pengendara kendaraan. Pejalan kaki tersebut menjadi korban kecelakaan dan dapat juga menjadi penyebab kecelakaan. Pengemudi kendaraan merupakan penyebab kecelakaan yang utama, sehingga paling sering diperhatikan. 2. Faktor kendaraan, kendaraan bermotor telah dirancang dengan suatu nilai faktor keamanan bagi pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus dipelihara dengan baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik. Dengan demikian pemeliharaan kendaraan tersebut diharapkan dapat : 1) Mengurangi jumlah kecelakaan 2) Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya 3) Mengurangi besar kerusakan pada kendaraan bermotor. 3. Faktor kondisi jalan, sangat berpengaruh sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas. Kondisi jalan yang rusak dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Begitu juga tidak berfungsinya marka, rambu dan sinyal lalu lintas dengan optimal juga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Ahli jalan raya dan ahli lalu lintas merencanakan jalan dan rambu-rambunya dengan spesifikasi standard, dilaksanakan dengan cara yang benar dan perawatan secukupnya. 4. Faktor ingkungan lalan, Hal ini mempengaruhi pengemudi dalam mengatur kecepatan (mempercepat, memperlambat, berhenti) jika menghadapi situasi seperti : 1) Lokasi Jalan: 1. Di dalam kota (di daerah pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah,perumahan) 2. Di luar kota (pedesaan) 2) Iklim, Indonesia mengalami dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kewaspadaan pengendara tentunya harus lebih tinggi pada musim hujan di mana jalanan akan lebih beresiko. 3) Volume Lalu Lintas makin padat lalu lintas jalan, makin banyak pula kecelakaan yang terjadi, akan tetapi kerusakan tidak fatal, makin sepi lalu lintas makin sedikit kemungkinan kecelakaan akan tetapi fatalitas akan sangat tinggi. Adanya komposisi lalu lintas seperti tersebut diharapkan pada pengemudi yang sedang mengendarai kendaraannya agar selalu berhati-hati.

6 Peningkatan kepemilikan kendaraan dari tahun ke tahun membuat kemungkinan tiap jenis kendaraan untuk terlibat dalam kecelakaan semakin meningkat juga.sebagai jenis kendaraan dengan tingkat kenaikan paling signifikan untuk periode , tentunya motor memiliki kemungkinan lebih besar untuk terlibat dalam kecelakaan daripada jenis kendaraan lainnya. Hal ini dibuktikan dari grafik yang di buat berdasarkan data dari Ditlantas Polda Metro Jaya berikut : 8 Gbr Grafik Kecelakaan Kendaraan di Jadetabek Dalam hubungannya dengan penggunaan sepeda motor di kalangan remaja, grafik ini menunjukkan kemungkinan keterlibatan remaja dalam kecelakaan lebih besar kemungkinannya pada jenis kendaraan motor dibandingkan jenis kendaraan lainnya. Pada tahun 2010, tercatat bahwa pengendara sepeda motor sebagai pemegang SIM C menjadi penyebab kecelakaan tertinggi.

7 9 Gbr Grafik Kecelakaan Kendaraan di Jadetabek tahun 2010 Berdasarkan Jenis SIM Tersangka Penyebab Kecelakaan Dari kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada tahun 2010, pengendara penyebab kecelakaan tercatat tidak memiliki ijin mengemudi. Remaja di bawah umur 17 tahun merupakan salah satu kriteria ini karena mereka mengendarai sepeda motor tanpa ijin mengemudi. Menurut data tahun 2010, 27% dari kecelakaan yang melibatkan sepeda motor disebabkan olek pengendara sepeda motor yang memiliki SIM C, yang berarti pengendara-pengendara ini dinilai cukup umur dan dewasa untuk mengendarai motor sesuai hukum. Dan menurut survey yang dilakukan kepada 61 anak usia kelas 5 SD-SMP, 49% diantaranya pernah menjadi penyebab kecelakaan. Data di atas menunjukkan presentrase anak di bawah umur 17 tahun mengalami kecelakaan lebih besar daripada pengendara yang sudah dianggap pantas oleh hukum untuk megendarai sepeda motor. 2.4 Data Survei Pemakaian Sepedar Motor Dikalangan Remaja SMP Berdasarkan data yang diperoleh dari survei, jumlah remaja awal yang dapat mengendarai sepeda motor cukup banyak. Rata-rata dari mulai mengendarai sepeda motor sejak usia tahun, dan mulai aktif mengendarainya saat SMP. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan yang dapat mengendarai sepeda motor hampir seimbang. Menurut YOURS pada situsnya, kemungkinan laki-laki muda untuk meninggal dalam kecelakaan di jalan tiga kali lebih besar daripada perempuan muda. Laki-laki muda lebih berani mengambil resiko, sebagai contoh mereka biasanya

8 mengemudi dengan kecepatan yang tinggi dan seringkali tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman. Lebih jauh lagi, perbedaan tingkat testoteron menjelaskan perbedaan kelakuan laki-laki dan perempuan muda. Kebanyakan dari mereka diajari oleh orang tua dan saudara. Hal ini menunjukkan tingginya tingkat persetujuan orang tua untuk mengijinkan anak-anak mereka mengendarai motor pada usia yang belum matang secara emosi dan pikiran. Hal ini tentunya membahayakan diri mereka sendiri dan pengguna jalan lainnya, karena anakanak ini belum dapat mengambil keputusan yang matang dalam berkendara dan belum dapat mempertanggung jawabkan perbuatan mereka secara dewasa apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam tahap perkembangan sebagai remaja, pengakuan dari lingkungan pergaulan sangat penting. Pada tahap ini seorang anak cenderung memberontak, lebih memilih teman daripada orang tua mereka, ingin menjadi pusat perhatian dalam pergaulan, dan berusaha mendapat pengakuan dari lingkungan pergaulannya dengan melakukan hal-hal yang dianggap sebagai suatu tolok-ukur popularitas. Dalam hal ini, motor dijadikan sebagai alat meningkatkan strata mereka dalam lingkup pergaulan. Sehingga terdapat suatu tolok-ukur baru, jika tidak mengendarai motor maka tidak keren. Anak-anak yang sebelumnya beranggapan tidak mengendarai motor juga tidak apa-apa mulai terpengaruh oleh penilaian ini. Demi pergaulan mereka ikut-ikutan mengendarai motor karena takut dianggap tidak keren. Ketika mengendarai motor mereka seakan-akan masuk dalam strata sosial yang lebih tinggi dari anak-anak yang tidak mengendarai motor. Hal ini membuat mereka lebih percaya diri dalam bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Untuk masalah pendidikan tertib berlalu lintas, mereka mendapatkannya pertama kali dari lingkungan keluarga yang diberikan orang tua dan dari lingkungan pendidikan mereka yaitu sekolah. 2.5 Peranan Orang Tua, Sekolah, dan Polisi Peranan Orang Tua Orang tua yang seharusnya melindungi dan mendidik anak-anak mereka justru menjadi pihak yang menghancurkan anak-anak ini.kebanyakan dari mereka merasa jenis motor automatic dan motor bebek biasa yang menjadi pilihan berkendara mudah dikuasai anak-anak mereka sehingga tidak perlu pengawasan dan pendampingan lebih lanjut dan tidak perlu dilarang. Dalam kenyataannya, anak-anak ini mengalami kesulitan mengendarai motor di jalanan. Sebagian besar diantara mereka seringkali terjatuh dan beberapa kali menabrak sesuatu bahkan seseorang. Alasan mereka antara lain karena mereka tidak dapat menghindar di waktu yang tepat, gugup saat berkendara, sampai ketidak mampuan menguasai motor saat menemui kondisi jalanan yang rusak atau licin. 10

9 Orang tua dengan tingkat kepekaan akan keselamatan anak-anak mereka saat berkendara dijalan yang rendah secara tidak langsung menyatakan sudah siap kehilangan anak mereka dalam kecelakaan lalu lintas, siap jika anak mereka terluka bahkan cacat, dan siap menanggung biaya ganti rugi apabila sang anak mengalami kecelakaan dengan pihak lainnya. Tentunya orang tua boleh berdalih bahwa membiarkan sang anak mengendarai motor akan memudahkan mereka berpergian, salah satunya ke sekolah, apalagi jika jarak yang ditempuh cukup jauh. Dan para orang tua dapat memanfaatkannya untuk kepentingan lain seperti menyuruh anak mereka berbelanja, mengantarkan suatu barang, atau bahkan sekedar mengantar jemput sang ibu ke tempat kerja. Namun keputusan tersebut mempercayakan anak mengendarai motor harus disertai dengan pertimbangan matang. Misalnya : 1) Umur sang anak, apakah sudah cukup matang dan bertanggung jawab dalam mengambil tindakan jika dilihat dari sikap dan perilakunya sehari- hari. Karena dalam berkendara sang anak akan dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tidak hanya menyangkut keselamatan dirinya tetapi juga orang lain. 2) Kestabilan emosi sang anak, jalanan yang ramai dan macet dengan mudah menyulut kekesalan pengendara kendaraan bermotor. Karena ingin cepat sampai, terkadang diperlukan keahlian menyalib kendaraan lain. Tidak jarang terjadi gesekan kecil antar kendaraan dapat menyebabkan masalah yang berlarut-larut. Seringkali yang terjadi adalah, kebut-kebutan pengendara motor hanya karena ingin mengejar pengendara lainnya yang tidak sengaja menyenggol kendaraannya tanpa meminta maaf atau membunyikan klakson terus menerus kepadanya. Hal ini terjadi karena sang pengendara emosi dan ingin memuaskan egonya, salah satunya dengan memaki pengendara lain tersebut. 11 3) Resiko yang harus diambil, pertanyaan ini harus dipertimbangkan karena orang tua harus memikirkan kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada anak di jalan. Apakah orang tua siap dengan kemungkinan yang terburuk sekalipun, mengingat hal yang paling berat dipertaruhkan disini adalah kehilangan seorang anak atau sang anak mengalami kecacatan Peranan Sekolah Pihak sekolah sebagai pihak utama kedua yang terlibat dalam mendidik anak-anak ini juga ikut andil memicu tingginya tingkat penggunaan sepeda motor dikalangan anakanak usia dini. Pelajar SMA yang sebagian telah mencapai umur 17 tahun telah diperbolehkan mengendarai sepeda motor sesuai hukum yang berlaku dan bisa mendapatkan pengesahan dengan memiliki surat ijin mengemudi. Karena itu wajar di

10 sekolah-sekolah tingkat menegah atas ini tersedia sara parkir untuk sepeda motor. Karena sebagian dari mereka tentu pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor. Yang menjadi masalah adalah ketika pihak sekolah tingkat menegah pertama (SMP) juga menyediakan parkir untuk sepeda motor. Penyediaan fasilitas ini tentunya mendukung secara langsung anak-anak usia sebelum 17 tahun mengendarai motor karena hal ini mempermudah mereka dalam memarkir sepeda motor mereka. Dan karena difasilitasi tentu harus digunakan dengan baik, sehingga mereka berlomba-lomba mengendarai sepeda motor ke sekolah Peranan Polisi Pihak kepolisian sebagai panutan masyarakat dalam penegakan hukum menjadi salah sati pendidik bagi masyarakat khususnya dalam hal ini adalah anak-anak usia sekolah.polisi sebagai pendidik anak-anak usia sekolah dalam tata tertib berlalu lintas dan keselamatan dalm menggunakan jalan memiliki banyak program yang secara berkala dilaksanakan di sekolah-sekolah. Program-program ini berupa pengenalan tentang rambu-rambu lalu lintas, pendidikan tertib berlalu lintas, sampai himbauan untuk tidak mengendarai kendaraan bermotor sebelum mencapai umur yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Namun sebagai pihak yang seharusnya menegakkan hukum dan menjalankannya dengan baik, polisi sebagai panutan masyarakat justru mendapatkan cap buruk karena perilaku beberapa oknum yang jusrtu melanggar hukum, mengabaikan hukum, samapi menggunakan hukum demi kepentingan pribadi. Dalam kaitannya dengan permasalahan penggunaan sepeda motor secara umum, beberapa oknum polisi terlihat melanggar hukum. Seperti mengabaikan rambu-rambu lalu lintas, tidak memperhatikan marka jalan, membahayakan orang lain dengan membaca pesan singkat atau menelepon saat mengendarai motor, mengendarai motor yang tidak memiliki spion, sampai berkendara dengan anak-anak mereka lebih dari batas orang yang diijinkan berada di atas sepeda motor. Hal ini tentu berimbas pada masyarakat khususnya anak-anak sebagai pihak yang memanut mereka. Jika orangorang yang dipanut sudah tidak lagi mengindahkan peraturan, bagaimana mungkin kita mengharapkan orang-orang yang memanut mentaati peraturan. Dalam wawancara dengan Akp. Marince dari Dinas Pendidikan dan Rekayasa Polda Metro Jaya ditemukan fakta bahwa polisi tidak begitu saja tutup mata jika melihat anakanak di bawah umur 17 tahun ini mengendarai motor di jalan raya. Mereka akan menindak anak tersebut dengan menghentikan motor mereka dan mengambil STNK motor yang dikendarai, untuk selanjutnya polisi akan menghubungi orang tua anak dan memanggil mereka untuk diberi himbauan agar sang anak dilarang mengendarai sepeda motor sebelum umur mereka mencukupi untuk mendapatkan surat ijin mengemudi untuk motor. Masalahnya, seringkali anak-anak ini lepas dari penglihatan polisi karena mereka mengendarai motor dengan kecepatan tinggi atau berputar menuju jalan lain yang tidak diawasi polisi sehingga polisi tidak bisa menindak mereka. 12

11 Kesimpulannya, dari permasalahan ini tidak hanya sudut pandang sang anak saja yang salah karena lebih dipengaruhi oleh pergaulan, namun juga pihak orant tua yang mengijinkan anak mengendarai motor sebelum umur mereka cukup secara hukum, pihak sekolah yang mendukung dengan menyediakan tempat parkir, dan pihak polisi sebagai teladan masyarakat yang memiliki citra yang kurang baik di mata masyarakat khususnya dalam hal berlalu lintas dan dalam menindak pengendara-pengendara di bawah umur ini. 2.6 Program Road Safety Dit lantas Polda Metro Jaya untuk Anak-Anak dan Remaja Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya mencanangkan Kami Peduli Kemanusiaan yang merupakan penerapan peran polisi pada fungsi lalu lintas. Tugas polisi di bidang lalu lintas berkaitan dengan kemanusiaan, baik pelayanan, perlindungan, pengayoman, kontrol bahkan penegakan hukum sekalipun.menangani lalu lintas tidak bisa hanya dari satu sisi saja, harus ditangani secara terpadu (holistik/komprehensif) dan berkesinambungan. Sejalan dengan hal di atas fokus dari penanganan lalu lintas Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya adalah pada keselamatan jalan (road safety). Keselamatan jalan menjadi perhatian dunia melalui WHO dan UNESCAP yang berdasarkan Resolusi PBB tahun 2005 telah menetapkan Global Road Safety. Atas dasar inilah Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk peduli terhadap kemanusiaan, memfokuskan pada keselamatan pengguna jalan. Dalam kaitannya dengan keselamatan berkendara bagi remaja, berikut beberapa program keselamatan di jalan yang dapat diikuti dan dibuat untuk anak-anak dan remaja Polisi Sahabat Anak (Polsana) Polsana merupakan kegiatan penanaman tentang kesadaran dan tertib berlalu lintas sejak usia dini. Program ini ditujukan untuk anak-anak tamak kanak-kanak sampai dengan kelas 6SD. Yang juga untuk membangun citra positif polisi terhadap anak-anak. Penanaman disiplin lalu lintas terhadap anak-anak merupakan penyelamatan anak bangsa. Kegiatan Polsana dapat dilakukan melalui kunjungan maupun open house (anakanak yang berkunjung ke kantor polisi), mengadakan kunjungan ke sekolah dan mengadakan permainan terkait keselamatan di jalan, memberi pengenalan dan pengertian awal tentang peraturan dan rambu-rambu lalu lintas, sampai pemberian kenang-kenangan yang bisa berupa topi, kaos, sampai boneka Patroli Keamanan Sekolah (PKS) PKS merupakan wadah bagi siswa/siswi SMP maupun SMU untuk berlatih dan belajar untuk mencari akar masalah sosial di lingkungan sekolah dan upaya-upaya penanganananya. Dalam hal ini anak-anak juga diajarkan untuk peduli dan peka terhadap masalah sosial dan berperan aktif mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Masalah sosial yang mungkin muncul di lingkungan sekolah antara lain : masalah lalu lintas, perkelahian antar pelajar, narkotika dan obat-obatan terlarang, seks bebas / pornografi, dsb. Melalu kegiatan PKS ini diharapkan anak-anak juga menjadi mitra polisi untuk mencari akar masalah dan solusinya yang tepat. 13

12 Kampanye Keselamatan Lalu Lintas Kampanye keselamatan lalu lintas merupakan kegiatan bersama sebagai bentuk kegiatan pencegahan dan untuk menumbuhkembangkan kesadaran berlalulintas.penerapannya dapat melalui penerangan secara langsung, penyuluhan, pembuatan poster, leaflet, stiker, buku, komik, lomba-lomba maupun kesenian, dsb Taman Lalu Lintas Taman lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari tentang lalu lintas.taman lalu lintas Sem ini sedang dibangun di kawasan Cibubur seluas 5 hektar. Dalam pelaksanaannya polisi mendatangi pihak sekolah terkait lalu mencocokkan jadwal penyuluhan dengan jadwal belajar anak-anak. Kunjungan polisi ini sebagian besar berlangsung dengan hanya mendatangi beberapa kelas dari sebuah sekolah bukan keseluruhan sekolahan. Jika guru pelajaran pada jam terkait setuju agar materi pelajaran sekolah diganti dengan materi penyuluhan dari polisi, maka program kampanye tersebut akan dilaksanakan di kelas tersebut. Kelemahan dari program-program ini adalah belum terjadinya kesepakatan pihak kepolisian dan sekolah dalam menganggap betapa pentingnya kelancaran berlangsungnya program ini. Pihak kepolisian yang bertujuan menyelamatkan dan menjaga keamanan seringkali kurang dimengerti pihak sekolah yang memiliki kepentingan agar materi pelajaran yang harus disampaikan kepada para murid berlangsung tanpa pemotongan waktu kegiatan dikarenakan hal-hal lain yang diadakan selain kegiatan belajar mengajar. Pihak kepolisian mengalami kesulitan menjangkau seluruh anak-anak di wilayah Polda Metro Jaya salah satunya karena pihak sekolah yang tidak memberikan peluang bagi berlangsungnya program-program ini karena dianggap kurang penting dibandingkan kegiatan belajar pokok. Untuk memperbaiki permasalahan ini dari akarnya dimulai dari pihak orang tua, sekolah, maupun polisi tentu sangat sulit, masing-masing dari pihak ini telah dewasa juga memiliki pemikiran dan kepentingan sendiri-sendiri. Permasalahan ini termasuk ke dalam penyakit masyarakat yang sulit disembuhkan. Karena itu, kesempatan untuk memperbaiki permasalahan ini terletak pada anak-anak itu sendiri, di mana mereka masih dapat dibentuk, diberi pengertian, dan terhitung polos sehingga cepat menyerap hal-hal baru yang diberikan dan ditanamkan kepada mereka. 2.7 Kompetitor Kampanye Klik Byar Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi terhadap pengendara motor membuat polisi harus bekerjakeras untuk menurunkan jumlah korban yang berjatuhan. Beberapa kali program safety riding disosialisasikan, namun tetap saja kecelakaan terjadi. Hal ini karena pengendara motor kerap mengabaikan keselamatan sendiri seperti tidak menggunakan helm SNI, kaca spion tidak dipasang, ugal-ugalan dan tidak mematuhi rambu lalulintas.

13 15 Karena itu, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) dan Polda Metro Jaya (PMJ) bekerjasama mengkampanyekan program Klik Byar.Untuk menyukseskan program itu, kepolisian meminta Duta Lalulintas, Sheila Purnama Bulan untuk mensosialisasikan agar pengendara menyalakan lampu pada siang hari. Dengan mengikuti anjuran itu, para pengendara motor dijamin aman selama berkendara. Pasalnya, lampu yang menyala akan langsung menyorot ke kaca spion mobil dan kecelakaan dapat dihindari. Program kampanye ini dilaksanakan seringkali dengan pengenalan produk baru Yamaha, dan menghadirkan artis-artis penghibur, penyuluhan dan himbauan dari kepolisian, pasar murah, parade dengan kostum dan marching band yang membawa spanduk kampanye, sampai penawaran pengaturan kembali motor agar hemat bahan bakar saat menyalakan lampu motor Kampanye Pemakaian Helm SNI Kampanye ini dicanangkan oleh pemerintah agar para pengendara sepeda motor mengganti helm mereka dengan helm berstandar nasional. Helm-helm SNI ini telah diuji kekuatannya untuk menahan kekuatan benturan yang terjadi pada kepala sampai skala tertentu. Program-program kampanye ini antara lain dengan penyuluhan dan himbauan oleh polisi, aparat kepolisian dan pejabat-pejabat daerah terkait turun ke jalan untuk menempelkan stiker safety riding, pemberian leaflet di jalan-jalan, pemasangan spanduk, acara musik, sampai penukaran helm belum berstandar SNI dengan helm SNI. 2.8 Analisa Preposisi Program keselamatan jalan sejenis yang ada adalah YOURS (Youth For Road Safety). Program ini adalah program keselamatan pengguna jalan yang ditujukan untuk orangorang muda dan merambah negara-negara Amerika, Eropa, sampai Asia. YOURS adalah organisasi kepemimpinan umum yang bertujuan menjaga keselamatan orang-orang muda di jalan-jalan di seluruh dunia.mpemikiran dan nilai-nilai yang YOURS miliki mengarahkan kegiatan-kegiatan dan pencapaian misi yang dimilikinya. Pemikiran mereka yaitu : 1. Kecelakaan dijalan dapat dicegah 2. Keselamatan saat menggunakan jalan lingkupnya tidak terbatas hanya pada keselamatan diri sendiri namun menyangkut orang lain 3. Orang-orang muda memiliki potensi yang tinggi untuk mengalaminya 4. Orang-orang muda sendiri yang dapat merubah hal tersebut 5. Bersama-sama kita dapat memobilisasi, menginspirasi dan menyatukan orangorang muda 6. Bersama-sama mendukung satu sama lain sebagai panutan dalam keselamatan di jalan 7. Dilakukan dengan komunikasi yang sesuai 8. Dilakukan dengan pendekatan yang positif

14 YOURS mempunyai 3 tema aktivitas yaitu advokasi, jaringan & berbagi dan pengembangan kapasitas. 1. Tema pertama adalah advokasi yang memberikan satu suara bagi kaum muda tentang isu-isu keselamatan jalan pada tingkat global dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keselamatan pemuda di jalan. Mengangkat keselamatan di jalan raya sebagai isu global dan untuk meningkatkan partisipasi pemuda. 2. Tema kedua adalah jaringan dan berbagi, adalah untuk menghubungkan orangorang muda dengan pimpinan di organisasi yang aktif dalam area keselamatan di jalan di seluruh dunia, sehingga mereka dapat bekerja sama lebih dan lebih mudah dalam berbagi informasi dan pengalaman. 3. Tema ketiga adalah pengembangan kapasitas. Tidak hanya untuk membuat orang muda menjadi pendukung keselamatan di jalan, tetapi juga melengkapi mereka dengan manajemen proyek, komunikasi dan keterampilan advokasi, untuk mengatur kampanye jalan keselamatan yang efektif di negara mereka dan meningkatkan kesadaran untuk posisi rentan orang muda di lalu lintas. 2.9 Analisa SWOT Strenght Dirlantas Polda Metro Jaya sebagai salah satu pengatur dan pengawas keselamatan jalan banyak mencanangkan program yang murni menanamkan dan menumbuhkan rasa peduli dan kesadaran remaja akan pentingnya keselamatan di jalan. Dengan memberikan edukasi dan berusaha melibatkan remaja sebagai rekan mereka dalam memecahkan berbagai masalah sosial yang timbul di kalangan remaja (termasuk masalah keselamatan di jalan), Polisi berusaha menjalankan fokusnya dalam lingkup kemanusiaan.kegiatankegiatan diatas merupakan bentuk kepedulian polisi terhadap pendidikan. Mereka menyadari bahwa pada mengedukasi para remaja sebagai penerus masa depan bangsa adalah langkah yang penting untuk meningkatkan standar kompetensi mereka dalam berlalu lintas nantinya Weakness 1) Program-program yang diadakan tidak menjangkau keseluruhan anak-anak dan remaja di wilayah tugas Polda Metro Jaya 2) Proses masih berjalan dengan lambat karena pihak yang membantu hanya sedikit 3) Indonesia masih kalah bersaing dengan luar negeri dalam soal teknologi, sehingga menyebabkan kurangnya penyampaian informasi yang jelas tentang keselamatan di jalan. 4) Sarana dan media komunikasi untuk mempromosikan gerakan ini masih kurang disosialisasikan dan kurang menarik Opportunity Dengan suksesnya gerakan ini, diharapkan anak-anak dan remaja Indonesia memiliki kesadaran dan kepedulian yang lebih akan keselamatan di jalan dan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam berlalu lintas. Dengan meningkatnya kewaspadaan remaja di jalan harapan hidup anak-anak dan remaja akan meningkat sehingga mereka 16

15 17 mempunyai banyak waktu untuk mengembangkan diri sebaik-baiknya mencapai masa dewasa mereka yang tentunya berguna bagi kemajuan bangsa dan negara Threat 1) Terjadinya korupsi dalam pemerintah yang menyebabkan anggaran untuk menyelengarakan program-program ini terhambat. 2) Adanya pandangan negatif bahwa program-program seperti ini membosankan dan tidak menarik sehingga ketika dilaksanakan remaja hanya menganggapnya sebagai angin lalu Target Audiens 1. Geografi : Semua anak yang tinggal di Jakarta. 2. Demografi: Semua anak baik laki-laki maupun perempuan mencakup segala lapisan kelas sosial (A1,A2,B,C1,C2,D,dan E) 3. Psikografi : Semuaanak-anak dan remaja dengan semua kebiasaan dan gaya hidup yang ada. 2.11Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Faktor Pendukung 1) Pentingnya nyawa dan keselamatan tiap individu sehingga harus dijaga dengan baik 2) Adanya fungsi polisi sebagai pengawas keselamatan berlalu lintas 3) Banyaknya program keselamatan jalan yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja. 4) Kesadaran masyarakat terhadap keselamatan dalam berkendara dapat ditingkatkan dengan adanya pengadaan kampanye Faktor Penghambat 1) Kurangnya kesadaran akan keselamatan pengguna jalan. 2) Kurangnya kesadaran sekolah akan pemberian pendidikan keselamatan berlalu lintas karena dianggap kurang penting dibandingkan kegiatan belajar pokok di sekolah. 3) Program-program yang ada kurang menjangkau keseluruhan target operasi Polda Metro Jaya. 4) Program-program yang ada kurang mengena kepada target khususnya usia SMP karena kegiatan yang diadakan kurang menarik perhatian mereka. 5) Kurangnya peran orang tua sebagai pengontrol utama anak dalam kebijakannya memberi kepercayaan kepada anak dalam mengendarai kendaraan sendiri. 6) Polisi sebagai pengawas keselamatan dan panutan kurang memainkan perannya dengan baik dan mendapatkan cap buruk dari masyarakat karena beberapa oknum yang melanggar peraturan yang ada.

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama kendaraan sepeda motor juga mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan sepada motor pada tahun

Lebih terperinci

BAB II KAMPANYE CARA BERKENDARA DENGAN SELAMAT (SAFETY RIDING)

BAB II KAMPANYE CARA BERKENDARA DENGAN SELAMAT (SAFETY RIDING) 46 BAB II KAMPANYE CARA BERKENDARA DENGAN SELAMAT (SAFETY RIDING) 2.1. Program Kampanye Keselamatan Jalan Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Bab XI tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Sektor transportasi merupakan hal mutlak untuk mempermudah mobilisasi penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk menjaga kelancaran transportasi, selain itu berkendara yang aman bertujuan untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan, puluhan, bahkan ratusan orang yang duduk di atas mesin dilengkapi kemampuan melaju dengan kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Menurut Nasution (1996) transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini terlihat tiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepatuhan hukum masyarakat merupakan salah satu bagian dari budaya hukum, dalam budaya hukum dapat dilihat dari tradisi perilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety

Lebih terperinci

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat mungkin dialami oleh setiap pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pengemudi kendaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di dalamnya diatur oleh hukum. Tujuan dibuatnya hukum ini adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Ketahanan wilayah merupakan bagian dari Ketahanan Nasional yang secara terus menerus harus ditingkatkan, sehingga akan menciptakan situasi yang kondusif dalam kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN SKALA DISIPLIN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bila melanggar rambu-rambu lalu lintas, saya siap ditindak. Saya akan memaki-maki pengendara lain jika tiba-tiba memotong jalan saya. Menurut saya penggunaan lampu

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Umum Data yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : Data teori dan literatur yang didapat dari buku-buku referensi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecelakaan Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang jarang dan tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh situasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk masyarakat

Lebih terperinci

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Traffic safety (keselamatan lalulintas) l li Penyebab kecelakaan di Indonesia: a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu yang cepat. Banyaknya kebutuhan dan aktivitas menjadi dasar perilaku berpindah tempat

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi darat berperan sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap individu mengalami perubahan melalui serangkaian tahap perkembangan. Pelajar dalam hal ini masuk dalam tahap perkembangan remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang sedang banyak digemari oleh masyarakat di indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pengendara sepeda motor mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan alat transportasi di Indonesia khususnya kendaraan pribadi menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d Automobiles)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri bermacam ragamnya

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya terhadap lalu lintas. Semakin banyakn

Lebih terperinci

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat CRITICAL CARE UNIT Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat Rabu, 16 Februari 2011 PROSEDUR TETAP MENGOPERASIKAN AMBULANS GAWAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan lagi,mengingat jumlah kendaraan semakin meningkat. Hal ini membuat jalur lalu lintas semakin padat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan berkendara merupakan salah satu masalah yang selalu mendapatkan perhatian serius di setiap negara. Pencanangan Hari Keselamatan Dunia oleh WHO (World Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DALAM WILAYAH KOTA SAMARINDA W A L I K O T A S A M A R I N D A Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan dalam kehidupan masyarakat diatur oleh hukum. Hukum di Indonesia dimuat dalam bentuk konstitusi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta suatu keamanan dan suatu kerukunan, yang mana tiap-tiap individu di dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan, BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan, maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa sanksi pidana denda yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian manusia semakin banyak. Selain itu tingkat kesadaran yang rendah serta mudahnya untuk

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN http://images.hukumonline.com/ I. PENDAHULUAN Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas merupakan subsistem dari ekosistem kota, berkembang sebagai bagian kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau menggunakan transportasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 54 Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. T-SHIRT DAN FUNGSINYA 1. Tinjauan Tentang T-shirt Pada mulanya T-Shirt hanya diakui sebagai pakaian dalam pria, alias pakaian yang sangat pribadi. Namun berkat peran

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang respon orang tua terhadap anak di bawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor di Desa Hajimena Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat, sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya

Lebih terperinci

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016 MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016 Sepeda motor sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk yang sangat cepat berpengaruh pada perkembangan ilmu dan teknologi (IPTEK). Kemajuan zaman dalam bidang IPTEK tersebut memberikan fasilitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, karena semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bogor merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia dari segi wisata dan fasilitas umum yang terus dikembangkan oleh pemerintahan Kota Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. (On-line),  (29 Oktober 2016). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini tidak dapat terelakkan dan sudah dirasakan akibatnya, hampir di semua negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi rahasia umum apabila perkembangan lalu lintas pada saat ini begitu pesat hal ini beriringan pula dengan perkembangan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TAWURAN DAN PENGGUNAAN KENDARAAN BERMOTOR BAGI PESERTA DIDIK DI KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai moda transportasi, sepeda motor merupakan yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS A. Gambaran Umum POLSEK Kecamatan Waru 1. Letak Lokasi Kepolisian Resort kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP TINGKAT KESADARAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT SUMENEP

TINJAUAN YURIDIS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP TINGKAT KESADARAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT SUMENEP TINJAUAN YURIDIS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP TINGKAT KESADARAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT SUMENEP Abshoril Fithry Dosen Fakultas Hukum Universitas Wiraraja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang permasalah Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah dari tempat yang satu ketempat yang lainnya, terutama manusia, sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman sekarang ini membawa perubahan besar terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat dan terus bertambah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku berlalu lintas masyarakat kita buruk. Cara menggunakan jalan dalam berlalu lintas adalah cermin dari budaya bangsa. Kesantunan dalam berlalu lintas yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penggunaan dan Perlengkapan Jalan Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 21 ayat 1 disebutkan setiap jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang ditetapkan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis merupakan sebuah pelangaran lalu

Lebih terperinci

KUESIONER. Identitas Responden

KUESIONER. Identitas Responden KUESIONER Saya, Benny Ferdiansyah. Saya sedang mengadakan penelitian yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Ilmu Komunikasi, dengan judul penelitian : Sejauhmana Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan permasalahan yang semakin lama menjadi semakin majemuk dan semakin

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 6/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kota Malang telah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ), Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ), UULLAJ No 22 Thn 2009 16-05-2010 01:30:47 1. Setiap Orang Mengakibatkan gangguan pada : fungsi rambu lalu lintas, Marka Jalan, Alat pemberi isyarat lalu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 T E N T A N G PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya jaman, maka seseorang dituntut untuk melakukan mobilitas yang tinggi. Hal ini harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana transportasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi kehidupan pembentukan kepribadian anak. Hal ini diungkapkan Syarief Muhidin (1981:52) yang mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kepadatan lalu lintas yang disebabkan mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang lebih lambat

Lebih terperinci

PERILAKU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI JALAN LAKSDA ADISUCIPTO, YOGYAKARTA

PERILAKU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI JALAN LAKSDA ADISUCIPTO, YOGYAKARTA PERILAKU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI JALAN LAKSDA ADISUCIPTO, YOGYAKARTA Benidiktus Susanto 1 dan Irfan H. Purba 2 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Babarsari 44 Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang terjadi dalam masyarakat, hakikat keadilan dan hukum dapat dialami baik oleh ahli hukum maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia merupakan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RAMBU RAMBU, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DALAM WILAYAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya, maka diperoleh

Lebih terperinci

Pasal 48 yang berbunyi :

Pasal 48 yang berbunyi : 41 BAB III PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM TERHADAP MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN A. Persyaratan Teknis Modifikasi Kendaraan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENEMPATAN RAMBU LALU LINTAS, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS (Studi Kasus Pemgendara Roda Dua di Surabaya Selatan) PROPOSAL DISUSUN OLEH : BELLA TYAS PRATI DINA 0741010039 YAYASAN

Lebih terperinci

Abstrak. Hubungan Pemahaman Siswa Tentang Undang Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dengan Pelanggarannya

Abstrak. Hubungan Pemahaman Siswa Tentang Undang Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dengan Pelanggarannya Abstrak Hubungan Pemahaman Siswa Tentang Undang Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dengan Pelanggarannya (Eka Apriyani, Adelina Hasyim, Hermi Yanzi) Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah 735.400 m² dengan jumlah penduduk 249,9 juta jiwa, dan kendaraan bermotor menjadi alat transportasi favorite

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari transportasi merupakan sarana utama yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mencapai tempat tujuannya. Banyak kepentingan yang

Lebih terperinci