ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR LIPID DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA JANTUNG KORONER NOVA SULVIANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR LIPID DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA JANTUNG KORONER NOVA SULVIANA"

Transkripsi

1 ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR LIPID DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA JANTUNG KORONER NOVA SULVIANA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 8

2 RINGKASAN NOVA SULVIANA. Analisis Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan dengan Kadar Lipid Darah dan Tekanan Darah pada Penderita Jantung Koroner. Dibimbing oleh VERA URIPI dan RETNANINGSIH Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari gaya hidup dan pola makan pasien penyakit jantung koroner yang melakukan control atau general check-up ke instalasi rawat jalan RS Persahabatan Jakarta Timur. Adapun tujuan khususnya antara lain : (). Mempelajari karakteristik sosial ekonomi (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan perkapita, tingkat pendidikan, besar keluarga, dan penerangan diet) pasien, (). Mempelajari status gizi dan riwayat kesehatan pasien, (). Mempelajari gaya hidup (aktivitas fisik, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan merokok awal) pasien, (). Mempelajari pola makan (frekuensi konsumsi bahan pangan dalam setahun, konsumsi energi dan zat gizi, frekuensi makan dalam sehari, kelengkapan bahan pangan dalam sehari dan preferensi jenis pangan) pasien, (5). Menganalisis faktor -faktor (karakteristik sosial ekonomi, status gizi, riwayat kesehatan, dan gaya hidup) yang berhubungan dengan kadar lipid darah dan tekanan darah pasien. Desain penelitian yang dilakukan yaitu Cross-Sectional Study. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Jalan RS Persahabatan Jakarta Timur pada bulan April-Juni 8. Contoh dalam penelitian ini adalah para penderita penyakit jantung koroner yang berkunjung ke Instalasi Rawat Jalan RS Persahabatan Jakarta Timur. Jumlah contoh yang diambil yaitu orang. Adapun penarikan contoh dilakukan dengan purposive sampling. Kriteria contoh yang diambil yaitu: berjenis kelamin pria atau wanita, umur lebih dari tahun, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak mengalami gangguan hati dan ginjal, dan bersedia dijadikan contoh penelitian. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data primer yang dikumpulkan yaitu data mengenai karakteristik contoh (nama, umur, jenis kelamin, agama, besar keluarga, pekerjaan, pendapatan per kapita per bulan, pendidikan terakhir, tinggi badan, berat badan, dan riwayat kesehatan), penerangan diet, data pola makan (frekuensi konsumsi bahan pangan dalam setahun, preferensi jenis pangan, dan konsumsi energi se rta zat gizi), data gaya hidup {aktivitas fisik selama satu hari (x jam), kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan merokok}. Data karakteristik dan gaya hidup contoh didapatkan dari wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data konsumsi energi, zat gizi dan serat serta kelengkapan bahan pangan dalam sehari diperoleh dengan menggunakan metode food recall x jam serta food frequency questionaire untuk mengetahui frekuensi konsumsi bahan pangan dalam setahun. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu hasil rekam medik berupa kadar lipid darah (kadar trigliserida, kadar kolesterol total, kadar HDL, kadar LDL), tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dan profil RS Persahabatan serta instalasi rawat jalan penyakit jantung RS Persahabatan Jakarta Timur. Data sekunder diperoleh dari buku rekam medik untuk kadar lipid darah dan tekanan darah, sedangkan profil RS Persahabatan dan instalasi rawat jalan penyakit jantung diperoleh dari sekretariat RS Persahabatan. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh contoh (58,%) berada pada usia -65 tahun dan sudah tidak bekerja lagi atau pensiunan, lebih dari separuh contoh (6,%) memiliki jenis kelamin laki-laki, persentase terbesar contoh berada pada tingkat pendidikan SMA yaitu 8. persen, sebagian besar contoh (87,%) termasuk dalam keluarga kecil, lebih dari separuh contoh

3 (5,8%) memiliki pendapatan perkapita dalam kategori sedang dan tidak pernah mendapatkan penerangan diet. Riwayat kesehatan c ontoh antara lain sebanyak.6 persen contoh mengalami hipertensi, 6. persen contoh mengalami diabetes mellitus sebelum terdiagnosa penyakit jantung koroner. Umumnya contoh memiliki status gizi normal. Lebih dari separuh contoh (6,%) memiliki kadar trigliserida baik, lebih dari separuh contoh (7,%) memiliki kadar kolesterol total dan HDL yang rendah, sebanyak 9. persen contoh memiliki kadar LDL pada kategori mendekati optimal dan sedang. Sebanyak 8.7 persen contoh mempunyai tekanan darah diastolik pada kisaran normal dan lebih dari separuh contoh (5,8%) berada pada kisaran normal. Umumnya contoh memiliki aktivitas fisik sangat ringan (8,%), sebagian besar contoh (8,9%) memiliki kebiasaan berolahraga, lebih dari separuh contoh (69,%) melakukan jalan pagi sebagai olahraga yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya, lebih dari separuh contoh (5,9%) berolahraga dalam rentang waktu 5- menit, dan persentase frekuensi olahraga paling besar terdapat pada frekuensi 8- kl/bl (,%). Lebih dari separuh contoh (5,6%) tidak memiliki kebiasaan merokok sebelum sakit, persentase terbesar (,%) contoh merokok 5 btng/hr. Lebih dari separuh contoh (66,7%) merokok dalam kurun waktu > 5 tahun dan persentase terbesar usia awal merokok contoh (6,7%) berada pada kisaran umur 6- tahun. Lebih dari separuh contoh (6,%) memiliki frekuensi makan sebanyak tiga kl/hr. Jenis bahan pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh pada saat sarapan yaitu makanan pokok (9,%). Contoh paling banyak mengkonsumsi bahan pangan dengan kombinasi makanan pokok, lauk hewani, dan sayuran (9,%) pada saat makan siang da n makan malam. Lebih dari separuh contoh (5,6%) contoh menyukai pengolahan pangan yang digoreng dan lebih dari separuh contoh (7,%) menyukai teh untuk dikonsumsi seharihari. Jenis bahan pangan sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi yaitu nasi (beras) yang dikonsumsi setiap hari oleh semua contoh. Sayuran yang paling banyak dikonsumsi yaitu wortel frekuensi 79 kl/th. Buah-buahan yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah jeruk dengan rata -rata frekuensi 68 kl/th. Jenis susu yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah susu bubuk skim dengan rata-rata 8 kl/th. Jenis pangan hewani yang paling banyak dikonsumsi yaitu telur ayam, ikan, daging ayam, dan daging sapi. Tahu dan tempe merupakan jenis pangan nabati yang paling banyak dikons umsi oleh contoh ( orang) dengan rata-rata frekuensi yang sama yaitu 76 kl/th. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan kadar HDL (p<,;r=,55). Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kadar LDL (p=,6;r=,79), tekanan darah sistolik (p=,;r=,5) dan tekanan darah diastolik (p=,;r=,6). Selain itu, terdapat hubungan yang positif signifikan antara kebiasaan merokok awal dengan kad ar kolesterol total (p<,5;r=,9) dan kadar LDL dalam darah (p<,5;r=,7). Hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan hubungan yang signifikan antara jumlah rokok yang dihisap dengan kadar kolesterol total (p=,;r=,579), kadar LDL darah (p=,;r=,59) dan tekanan darah diastolik (p=,5;r=,5). Masih banyaknya pasien yang belum pernah mendapatkan penerangan diet mengakibatkan masih adanya pasien yang mengkonsumsi makanan yang tidak dianjurkan. Oleh sebab itu, sebaiknya pihak rumah sakit menyediakan tempat khusus untuk konsultasi atau penyuluhan gizi serta konsultasi m engenai gaya hidup yang sehat.

4 ABSTRACT NOVA SULVIANA. Correlation Analysis Between Lifestyles and Food Pattern with Blood Lipids Level and Blood Pressure at Coronary Artery Disease Patient. Supervised by VERA URIPI and RETNANINGSIH. Nowadays, coronary artery disease is the primary cause of death in the several countries including Indonesia. One of the risk factor of this disease is lifestyles and food pattern changes which can affect the blood lipids and blood pressure. Blood lipids and blood pressure are the indicators that used in coronary artery disease treatment and also as a risk factors. Objection of this research is study carefully about the correlation between lifestyles and food pattern with blood lipids and blood pressure at coronary artery disease patient in RSUP Persahabatan Jakarta Timur. This research was used cross-sectional study design with purposive sampling. The amount of samples are samples. This research was used two kinds of data which are primary and secondary data. Primary data including social economy characteristics, lifestyles, dan food pattern were collected by using questionnaire. Food pattern data were obatained by using food recall x hour and food frequency questionnaire. Secondary data including blood lipids level and blood pressure were collected from medical book. Rank Spearman analysis was used to ascertain the correlation between lifestyles (physical activity, sports, and smoking) and food pattern with blood lipids and blood pressure. There is no variable either social economic characteristics, lifestyles or food pattern that correlate with triglyceride level. Variable that significantly correlate with total cholesterol level are smoking habit before sample diagnosed having coronary artery disease, amount of cigarrete, and age when sample start to smoke. The other variable which significantly correlate with HDL level is age. There is a significant correlation between body mass index, smoking habit before sample diagnosed having coronary artery disease, amount of ciga rrete, and age when sample start to smoke with LDL level. Variable which significantly correlate with blood pressure are body mass index for both sistole and diastole level, term or duration of smoking before quit for sistole level, and amount of cigarrete for diastole level. Keyword : coronary artery disease, lifestyles, food pattern, blood lipids, blood pressure

5 ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR LIPID DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA JANTUNG KORONER Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : Nova Sulviana A585 PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 8

6 Judul Skripsi : Analisis Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan dengan Kadar Lipid Darah dan Tekanan Darah pada Penderita Jantung Koroner Nama NIM : Nova Sulviana : A585 Disetujui Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II dr. Vera Uripi, S. Ked Ir. Retnaningsih, MSi NIP NIP Diketahui Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP 9 Tanggal Lulus :

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal November 986 dari Bapak Yusuf Pohan dan Ibu Siti Hotna Siregar. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Pagi Jakarta Timur pada tahun 998. Pendidikan menengah pertama dilalui di SMP 5 Jakarta Timur dari tahun 998 hingga dan selanjutnya diteruskan di SMA 7 Jakarta Timur pada tahun hingga. Penulis kemudian diterima sebagai mahasiswa Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB pada tahun melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Semasa kuliah penulis aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan dan kepanitiaan acara kampus. Penulis pernah menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian sebagai staff Departemen Kesekretariatan periode -5. Selain itu, penulis pernah aktif dalam organisasi kemahasiswaan GMSK English Club (GEC), Badan Konsultasi Gizi (BKG), dan Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan dan Gizi Indonesia (HMPPI). Penulis juga mendapatkan pembiayaan dari DIKTI atas diterimanya proposal Pekan Kreatifitas Mahasiswa dalam bidang Kewirausahaan. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis juga pernah menjadi asisten Matakuliah Biokimia Gizi, dan Dietetika Penyakit Degeneratif, dan Dietetika Penyakit Infeksi.

8 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gaya Hidup dan Pola Makan Penderita Jantung Koroner di RS Persahabatan Jakarta Timur. Penulis menyampaikam terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, yaitu kepada:. dr. Vera Uripi, S.Ked dan Ir. Retnaningsih, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dalam memberikan arahan, bimbingan, dorongan, dan masukan dari awal penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menjalani masa studi di GMSK.. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen pemandu seminar atas saran yang diberikan.. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, MSc selaku dosen penguji skripsi atas saran dan pertanyaan yang membangun. 5. Endang Taat Uji SKM MS selaku pemandu lapangan atas saran dan bantuannya selama penulis mengambil data di RS Persahabatan sert a pihak-pihak lainnya yang telah membantu kelancaran pengambilan data. 6. Orang tua serta adik tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dorongan, dan bantuan selama penulisan skripsi ini. 7. Dewi Kusumah, Ibnu Akbar, dan Devita Kusuma selaku pemb ahas atas saran dan kritik yang diberikan. 8. Teman-teman baikku, Pipin, Ari, Icha, Bagus, Aqsa, Nur Laela, Ima, Daru, Noorma, Yulia, Vika, Dhe dan teman-teman GMSK lainnya atas bantuan, semangat, dan kebersamaannya serta kenangan selama masa perkuliahan. 9. Teman-teman baikku di Onigiri Nippon Club: Ferly, Riffan, Iqbal, Chakko, dan segenap anggota lainnya atas semangat, kebersamaan, dan kenangan lainnya yang tak akan terlupakan Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak -pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Bogor, Agustus 8 Nova Sulviana

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR xi PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Jantung Koroner Kadar Lipid Darah Tekanan Darah Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner KERANGKA PEMIKIRAN METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data Pengolahan dan Analisis Data Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RSUP Persahabatan Karakteristik Sosial Ekonomi Status Gizi Riwayat Kesehatan Gaya Hidup Pola Makan Kadar Lipid Darah dan Faktor-Faktor yang Berhubungan... 6 Tekanan Darah dan Faktor-Faktor yang Berhubungan... 8 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

10 DAFTAR TABEL Halaman. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks massa tubuh Peubah, kategori peubah, dan analisis data yang digunakan Sebaran contoh berdasarkan umur Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan terakhir Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan Sebaran contoh berdasarkan jumlah anggota keluarga Sebaran contoh berdasarkan pendapatan perkapita Sebaran contoh berdasarkan penerangan diet Sebaran contoh berdasarkan status gizi Sebaran contoh berdasarkan riwayat kesehatan Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktivitas fisik Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan berolahraga Sebaran contoh berdasarkan jenis olahraga Sebaran contoh berdasarkan durasi olahraga Sebaran contoh berdasarkan frekuensi olahraga sebulan terakhir Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan merokok Sebaran contoh berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari Sebaran contoh berdasarkan lama merokok Sebaran contoh berdasarkan usia awal merokok Sebaran contoh berdasarkan frekuensi makan dalam sehari Sebaran contoh berdasarkan kelengkapan bahan makan saat sarapan Sebaran contoh berdasarkan kelengkapan bahan makan saat makan siang Sebaran contoh berdasarkan kelengkapan bahan makan saat makan malam Sebaran contoh berdasarkan jenis olahan pangan yang disukai Sebaran contoh berdasarkan jenis minuman yang disukai Sebaran contoh berdasarkan kadar trigliserida Sebaran contoh berdasarkan kadar kolesterol total Sebaran contoh berdasarkan kadar HDL Sebaran contoh berdasarkan kadar LDL Tabulasi silang antara umur dengan kadar lipid darah... 65

11 . Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan kadar lipid dar ah Tabulasi silang antara pendidikan dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara pekerjaan dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara besar keluarga dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara pendapatan per kapita dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara aktivitas fisik dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara kebiasaan berolahraga dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara kebiasaan berolahraga dengan kadar lipid darah.. 7. Tabulasi silang antara durasi olahraga dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara frekuensi olahraga dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara kebiasaan merokok dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara jumlah rokok dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara lama merokok dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara usia awal merokok dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara status gizi dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara penerangan diet dengan kadar lipid darah Tabulasi silang antara riwayat kesehatan dengan kadar lipid darah Sebaran contoh berdasarkan tekanan darah sistolik Sebaran contoh berdasarkan tekanan darah diastolik... 8

12 DAFTAR GAMBAR Halaman. Jantung dengan arteri koroner kanan (RCA) dan kiri (LCA) Aterosklerosis pada pembuluh darah Hubungan antar faktor risiko penyakit jantung koroner.... Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit jantung koroner Rata-rata Frekuensi Konsumsi Serealia, Umbi, Roti, Pasta dan Hasil Olahannya Rata-rata Frekuensi Konsumsi Sayur Rata-rata Frekuensi Konsumsi Buah Rata-rata Frekuensi Konsumsi Susu dan Hasil Olahannya Rata-rata Frekuensi Daging, Kacang-Kacangan dan Hasil Olahannya... 57

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan harus dijaga sebaik mungkin. Kesehatan merupakan salah satu faktor yang dianggap penting dalam pembangunan di Indonesia. Pemerintah menetapkan tujuan pembangunan kesehatan pada UU No. tahun 99 yakni tercapainya harapan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan mayarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan penduduk. Tahun merupakan tahun yang tela h ditetapkan oleh pemerintah sebagai tahun Indonesia Sehat. Tahun pencanangan Indonesia Sehat berjalan seiringan dengan era globalisasi. Era globalisasi ini otomatis akan meningkatkan persaingan di Indonesia. Oleh karena itu, adanya peningkatan derajat kes ehatan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehingga dapat bersaing dengan individu-individu lain. Perkembangan zaman dan era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan. Perubahan tersebut ter jadi karena derasnya arus informasi yang dapat masuk dengan mudah dan diakses oleh masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi dalam bentuk perubahan gaya hidup masyarakat dan adanya perubahan pola konsumsi pangan. Gaya hidup menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya (Sumarwan ). Suhardjo (989) menyatakan gaya hidup merupakan hasil penyaringan dari serentetan interaksi sosial, budaya, dan keadaan. Menurut Pelto (98) dalam Suhardjo (989), gaya hidup mempengaruhi perilaku konsumsi dalam keluarga. Perilaku konsumsi dapat diketahui melalui pola konsumsi makan keluarga. Pola konsumsi makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan seseorang dan merupakan ciri khas untuk kelompok masyarakat tertentu (Kardjati, Alisjahbana, & Kusin 985). Kedua perubahan tersebut disinyalir sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan derajat kes ehatan manusia.

14 Salah satu jenis penyakit yang saat ini banyak diteliti dan dihubungkan dengan gaya hidup dan pola konsumsi pangan adalah penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif mencakup penyakit diabetes mellitus, kanker, penyakit kardiovaskuler dan lain-lain. Penyakit kardiovaskuler yang banyak menyebabkan kematian adalah penyakit jantung koroner. Menurut data WHO (), jumlah individu yang meninggal akibat penyakit jantung koroner adalah sebanyak untuk umur 6 tahun ke atas dan.. untuk umur 5-59 tahun. Menurut WHO () Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian utama seluruh dunia, terus meningkat, dan menjadi pandemik yang tidak melihat batasan apapun. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia j uga memperlihatkan peningkatan. Hal tersebut bisa dilihat dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) (), penyakit sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) menempati urutan tertinggi sebagai penyakit penyebab kematian di Indonesia (6,%). Persentase ini meningkat dibandingkan SKRT sebelumnya yaitu SKRT (995) sebesar 9 persen dan SKRT (99) sebesar 9.9 persen. Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang diakibatkan oleh penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih pembuluh darah koroner (Ulfah ). Penyempitan atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung (Krisnatuti & Yenrina 999). Penyakit jantung koroner dikaitkan dengan adanya aterosklerosis yang bertalian erat dengan penyimpangan metabolisme trigliserida dan kolest erol dalam tubuh (Muchtadi 996). Permasalahan yang ingin dilihat dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat hubungan antara gaya hidup dan pola makan seseorang terhadap kadar lipid darah dan tekanan darah pasien p enyakit jantung koroner. Kadar lipid darah dan tekanan darah merupakan salah satu dari faktor risiko penyakit jantung koroner serta saat ini dijadikan salah satu objek dalam pengobatan dan pencegahan penyakit jantung koroner. Kadar lipid darah yang diduga mempengaruhi penyakit jantung koroner anta ra lain kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar HDL, dan kadar LDL. Sedangkan tekanan darah yang tinggi diduga akan memperberat kerja jantung sehingga dapat menyebabkan kemampuan kontraksinya berkurang. Baik kadar lipid darah maupun tekanan darah dapat berubah-ubah jika terdapat perubahan pada gaya hidup dan pola

15 makan seseorang. Gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat disinyalir sebagai salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK). Mann () membagi faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner sebagai berikut: faktor yang tidak dapat diubah (jenis kelamin, peningkatan umur, faktor genetis, dan bentuk tubuh), faktor yang dapat diubah (merokok, dislipidemia, oksidasi LDL, obesitas, hipertensi, aktivitas fisik, hiperglikemia dan diabetes, peningkatan trombosis, serta tingkat homosistein yang tinggi), psikososial (kelas sosioekonomi bawah dan situasi yang menekan (stress)), dan perilaku yang tidak sehat serta geografi (iklim dan musim (udara dingin)). Era globalisasi yang saat ini sedang berjalan membawa perubahan - perubahan dalam kehidupan manusia. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi di era ini mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup. Penemuan - penemuan di bidang teknologi seperti lift, escalator, dan lain-lain menjadikan orang-orang menjadi malas untuk aktif bergerak. Perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup yang santai dan kurang bergerak secara fisik atau biasa disebut sebagai gaya hidup sedentary dapat memberikan efek negatif pada kesehatan. Era ini juga membawa perubahan dalam pola makan dan kebiasaan makan seseorang. Jenis-jenis rumah makan atau restaurant yang menawarkan makanan-makanan yang tinggi kalori dan lemak seperti junkfood lebih banyak disukai oleh masyarakat pada umumnya sehingga cenderung untuk meninggalkan pola makan yang lama. Perubahan pola konsumsi makan dari makanan yang beragam dan bergizi ke jenis makanan yang memiliki kalori tinggi dan serat rendah serta memiliki kandungan lemak tinggi juga dapat meningkatkan efek negatif terhadap kesehatan. Apabila kedua hal tersebut tidak diubah tidak mustahil seseorang akan mengalami penyakit degeneratif atau kardiovaskuler sebelum waktunya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gaya hidup dan p ola makan pasien penderita jantung koroner di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur. Tujuan Tujuan Umum Secara umum, tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mempelajari gaya hidup dan pola makan penderita penyakit jantung koroner yang melakukan kontrol di Instalasi Rawat Jalan RSUP Persahabatan Jakarta Timur.

16 Tujuan Khusus. Mempelajari karakteristik sosial ekonomi (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan perkapita, tingkat pendidikan, dan besar keluarga) pasien.. Mempelajari gaya hidup (aktivitas fisik, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan merokok) pasien.. Mempelajari pola makan (frekuensi konsumsi bahan pangan dalam setahun, konsumsi energi dan zat gizi, frekuensi makan dalam sehari, kelengkapan bahan pangan dalam sehari dan preferensi jenis pangan) pasien.. Mempelajari penerangan diet, status gizi dan riwayat kesehatan pasien. 5. Mempelajari kadar lipid darah (kadar trigliserida, kadar kolesterol total, kadar HDL, dan kadar kolestertol) dan tekanan darah pasien. 6. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar lipid darah dan tekanan darah pasien. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada RSUP Persahabatan Jakarta Timur selaku instansi yang terkait mengenai faktor -faktor yang berhubungan dengan kadar lipid darah dan tek anan darah pasien penyakit jantung koroner sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam pengobatan penyakit jantung koroner misalnya dalam memberikan penerangan diet yang lebih menyeluruh. Selain itu, diharapkan juga dapat memberikan informasi kepada pasien maupun masyarakat luas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner sehingga dapat menanggulangi dan mencegah penyakit jantung koroner. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah ilmu bagi peneliti sendiri.

17 TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Jantung Koroner Jantung merupakan organ berupa otot yang berbentuk kerucut, berongga, dan dengan basisnya di atas dan puncaknya dibawah. Puncak atau apexnya miring ke sebelah kiri. Jantung memiliki berat kira-kira sebesar gram (Maulana 7). Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Jantung berperan dalam pemompaan darah dalam tubuh. Jantung bagian kiri berfungsi dalam memompa darah bersih yang kaya akan oksigen (O ) atau zat asam ke seluruh tubuh. Sedangkan jantung kanan berfungsi dalam menampung darah kotor yang rendah oksigen (O ), kaya karbondioksida (CO ) atau zat asam arang yang nantinya akan dialirkan ke paru -paru untuk dibersihkan (Ulfah ). Arteri koronaria merupakan arteri yang keluar dari aorta (pembuluh darah besar utama) yang kemudian bercabang dua menjadi arteri koronaria kiri dan kanan yang berdiameter lebih kecil dari milimeter. Arteri koronaria kiri dan kanan melewati permukaan jantung, saling bertemu di bagian belakang dan hampir membentuk lingkaran (Maulana 7). Dari keseluruhan pembuluh darah, pembuluh darah arteri koronaria merupakan pembuluh darah yang paling sering mengalami gangguan pada penyakit jantung koroner (Maulana 7). Ulfah menyatakan bahwa jantung berdenyut sebanyak 6-8 kali per menit. Denyutan jantung dapat bertambah cepat pada saat aktifitas atau emosi agar kebutuhan energi tubuh terpenuhi. Tiap kali jantung berdenyut darah yang dipompakan adalah sekitar 7 cc jadi dalam waktu satu hari atau jam, jantung memompakan darah sebanyak kira-kira 7 l. Gambar menunjukkan jantung dan arterinya (Ulfah ). Gambar. Jantung dengan arteri koroner kanan (RCA) dan kiri (LCA) Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi karena penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih pembuluh darah koroner. Akibat adanya penyumbatan ini, maka dengan sendiri nya suplai energi kimiawi

18 6 ke otot jantung (miokard) berkurang, sehingga terjadilah gangguan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan. Kondisi dimana otot jantung mengalami kekurangan energi kimiawi disebut iskemia miokard. Bila iskemia berlangsung terus maka terjadilah kerusakan sel otot jantung, kondisi ini disebut infark miokard (Ulfah ). Kematian akibat penyakit jantung koroner umumnya terjadi melalui sindroma koroner akut (SKA) yang umumnya disebut sebagai serangan jantung. Sindrom koroner akut merupakan sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh terganggunya aliran darah pada pembuluh darah koroner di jantung secara akut. Gangguan pada aliran darah tersebut diakibatkan trombosis (pembekuan darah) yang terbentuk di dalam pembuluh darah sehingga mengham bat aliran darah (Maulana 7). Manifestasi klinis penyakit jantung koroner (PJK) bervariasi tergantung pada derajat aliran dalam arteri koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan jaringan tak akan timbul keluhan atau manifestasi klinis (Kusm ana & Hanafi 996). Penyakit jantung koroner dikaitkan dengan adanya aterosklerosis yang bertalian erat dengan penyimpangan metabolisme trigliserida dan kolesterol dalam tubuh (Muchtadi 996). Aterosklerosis merupakan penyempitan pembuluh darah koroner karena lemak jenuh. Aterosklerosis terjadi karena adanya pengumpulan lemak di dinding arteri dan menebal sehingga menghasilkan permukaan yang kasar dan penyempitan pada dinding arteri. Hal ini membuat kemungkinan adanya penggumpalan darah pada bagian arteri y ang menyempit tersebut (Maulana 7). Aterosklerosis Aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani athere yang berarti seperti bubur dan skleros yang berarti mengeras. Aterosklerosis merupakan penimbunan yang terdapat pada arteri oleh endapan jaringan lemak. Lapisan jaringan lemak atau biasa disebut atheroma ini terdapat pada lapisan dalam arteri sejak masa kanak-kanak dan seterusnya. Jika lapisan ini rusak seperti karena tekanan darah tinggi atau merokok maka potongan -potongan besar dari jaringan lemak akan timbul selama beberapa tahun (Patel 99). Potongan-potongan besar tersebut disebut atheromatous plaques dan biasanya muncul pada bagian cabang-cabang arteri dan di bagian biasanya aliran darah terganggu (Patel 99). Plak tersebut berwarna kuning, substansinya seperti bubur, terutama terdiri dari darah, lipid, kolesterol, dan

19 7 trigliserida. Lipid ini biasanya terdapat pada aliran darah bergabung dengan protein khusus dan membentuk partikel yang dikenal sebagai lipoprotein. Semua lipoprotein mengandung kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan protein namun proporsinya berbeda (Patel 99). Gambar memperlihatkan proses aterosklerosis pada pembuluh darah. Gambar Aterosklerosis pada pembuluh darah Ateroskeloris adalah suatu penyakit sistemik dan karena itu jarang timbul pada hanya satu pembuluh darah (Kusmana & Hanafi 996). Plak sering timbul pada tempat-tempat dimana terjadi turbulensi maksimum seperti pada percabangan, daerah dengan tekanan tinggi, daerah yang pernah kena trauma dimana terjadi deskuamasi endotel yang menyebabkan adesi trombosit (Kusmana & Hanafi 996). Aterosklerosis merupakan respons terhadap cedera dari dinding arteri baik akibat tekanan darah, mekanis, kimiawi, makanan, CO, racun rokok, homosistin, kolesterol teroksidasi maupun LDL teroksidasi (Krisnatuti & Yenrina 999). Bila aterosklerosis berada pada pembuluh darah koroner jantung maka akan menimbulkan penyakit jantung koroner (Krisnatuti & Yenrina 999). Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan otot dinding jantung akibat terhentinya aliran darah (infark miokardia). Selain itu, gangguan akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah dapat me nyebabkan berkurangnya aliran darah ke suatu organ (iskemia). Pembuluh nadi sangat peka sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem pengontrol irama jantung (Krisnatuti & Yenrina 999). Kadar Lipid Darah Kolesterol Salah satu turunan lemak yang saat ini banyak diteliti karena keterkaitannya dengan beberapa penyakit degeneratif yaitu kolesterol. Kolesterol merupakan sterol yang paling dikenal oleh masyarakat. Sterol adalah kelompok senyawa yang mempunyai karakteristik struktur cincin kompleks steroid dengan bebagai variasi (Almatsier ). Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan

20 8 dan berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh terutama di liver (hati) (Heslet 7). Bahan makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi yaitu kuning telur, jeroan (paru, hati, ginjal, dan jantung), dan produk ikan atau kerang (kaviar, telur ikan kod, kepiting, udang besar dan udang kecil) (Heslet 7). Kolesterol di dalam tubuh mempunyai dua sisi berlawanan, yaitu di satu sisi diperlukan dan di sisi lain dapat membahayakan bergantung berapa banyak terdapat dalam tubuh dan di bagian mana (Almatsier ). Kolesterol dalam darah berasal dari dua sumber yaitu dari diet (kolesterol eksogen) dan dari ha sil sintesis dalam tubuh (kolesterol endogen). Apabila seseorang tidak mengkonsumsi kolesterol maka hati akan mensintesisnya dari asam lemak dengan kecepatan.5-. g/hari. Biosintesis kolesterol secara endogen di mulai dengan perpindahan asetil-koa dari mitokondria ke sitosol, khususnya di peroksisom. Terdapat lima tahapan utama dalam biosintesis kolesterol yaitu () konversi asetil -KoA menjadi -hidroksi--metilglutaril-koa (HMG KoA), () konversi HMG KoA menjadi mevalonat, () konversi mevalonat menjadi suatu molekul isopren yaitu isopentil pirofosfat (IPP) bersamaan dengan hilangnya CO, () konversi IPP menjadi squalene dan (5) konversi squalene menjadi kolesterol (Cheung et al 99). Dalam biosintesis kolesterol dilibatkan sebanyak sebelas macam enzi m yaitu asetoasetil-koa thiolase, HMG KoA sintase, HMG KoA reduktase, mevalonat kinase, fosfomevalonat kinase, mevalonat pirofosfat dekarboksilase, isopentenil-pirofosfat isomerase (IPP isomerase), farnesil-pirofosfat transferase (FPP transferase), squalene sintase, squalene monooksigenase dan squalene epoksidase. Biosintesis kolesterol terjadi 5 persen di organ hati dan persen di usus (Cheung et al 99). Kolesterol diperlukan oleh tubuh untuk kepentingan berikut sintesis asam empedu yang diperlukan untuk pencernaan lemak, sintesis hormon steroid, sintesis vitamin D, dan sebagai komponen membran sel (Krisnatuti & Yenrina 999). Bersama darah, lemak dibawa dalam bentuk lip oprotein. Lipoprotein adalah gabungan dari trigliserida dan lipid besar lainnya seperti kolesterol dan fossolipiddengan protein-protein khusus (Almatsier ). Berdasarkan National Cholesterol Education Program () kadar kolesterol total dalam darah diklasifikasikan menjadi: rendah (< mg/dl), sedang (-9 mg/dl), dan tinggi ( mg/dl).

21 9 Terdapat empat jenis lipoprotein dengan karakteristik berbeda -beda, antara lain sebagai berikut (Krisnatuti & Yenrina 999):. Chilomikrons Merupakan jenis lipoprotein yang kandungan lemaknya tinggi, densitas rendah, komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit protein. Kilomikron adalah lipoprotein yang berukuran paling besar serta berfungsi mengangkut lipid berasal makanan dari saluran cerna ke seluruh tubuh. (Almatsier ).. Pre-beta lipoprotein-very low density lipoprotein (VLDL) Jenis lipoprotein ini memiliki kandungan lipid tinggi. Kurang lebih sebanyak persen kolesterol terbuat dari lemak endogenous di hati. Bila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali bekerja dengan memecah trigliserida. Kemudian, VLDL akan mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. VLDL akan bertambah berat karena kekurangan trigliserida dan mejadi LDL (Almatsier ).. Beta lipoprotein-low density lipoprotein (LDL) Jenis lipoprotein ini membawa lemak dan mengandung kolesterol yang sangat tinggi, dibuat dari lemak endogenous di hati. Kolesterol ini sering disebut sebagai kolesterol jahat. Hal tersebut dikarenakan LDL yang teroksidasi di pembuluh darah oleh sel-sel perusak (scavenger pathway) sehingga tidak dapat kembali ke dalam aliran darah (Almatsier ). Hal tersebut akan mengakibatkan penumpukan dalam pembuluh darah dan apabila terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak tersebut akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis (Almatsier ). National Cholesterol Education Program () menyatakan bahwa kadar LDL yang baik dalam tubuh yaitu dibawah mg/dl.. Beta lipoprotein-high density lipoprotein (HDL) Jika sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipid akan dikembalikan pula ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus kemudian akan memproduksi HDL yang masuk ke aliran darah. HDL akan mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada di dalam aliran darah dan menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk diang kut kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Almatsier ). Jenis lipoprotein ini membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat

22 dari lemak endogenous di hati. Oleh karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut kolesterol baik. Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan risiko terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan cara berhenti merokok, mengurangi berat badan dan menambah aktifitas (exercise) (Djohan ). Berdasarkan National Cholesterol Education Program (), kadar HDL darah yang baik yaitu > mg/dl. Trigliserida Lemak dalam bahan makanan sebagian besar (kurang lebih 9%) merupakan lemak yang terdapat dalam bentuk trigliserida, sedang persen sisanya terdapat dalam bentuk kolesterol dan fosfolipid (Piliang & Al Haj 6). Menurut National Cholesterol Education Program (), kadar trigliserida normal di dalam tubuh manusia yaitu kurang dari 5 mg/dl, agak tinggi (5-5mg/dl), tinggi (5-5 mg/dl), dan sangat tinggi (>5 mg/dl). Peningkatan kadar trigliserida darah umumnya tidak ditemukan pada seseorang yang usianya dibawah tahun (Patel 99). Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet tinggi gula, atau lemak serta gaya hidup tidak sehat la innya (Maulana 7). Tekanan Darah Tekanan darah arterial ialah kekuatan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah -ubah pada setiap tahap siklus jantung (Pearce 997). Tekanan darah sistolik menunjukkan besarnya tekanan pada dinding pembuluh darah pada saat jantung berkontraksi (jantung berdenyut). Tekanan darah sistolik merupakan besarnya tekanan tertinggi pada pembuluh darah pada satu waktu tertentu. Tekanan darah diastolik menunjukkan besarnya tekanan pada dinding pembulu h darah pada saat otot jantung rileks diantara dua denyutan. Tekanan darah diastole merupakan tekanan terkecil di dalam pembuluh darah pada satu waktu tertentu (Purwati et al. ). Tekanan darah selalu berubah-ubah, tergantung waktu dan keadaan si penderita. Keadaan sakit atau emosi dapat meningkatkan tekanan darah dengan tiba-tiba. Selain itu, rasa kegelisahan, tekanan mental, dan temperatur yang dingin dapat pula meningkatkan tekanan darah (Moerdowo 98). Faktor -faktor yang mempertahankan tekanan da rah, yaitu:

23 . Kekuatan memompa jantung Gerakan jantung berasal dari nodus sinus -atrial dan kontraksi dua atrium. Gelombang kontraksi ini bergerak melalui berkas His dan kemudian ventrikel berkontraksi. Gerakan jantung terdiri atas dua jenis yaitu kontraksi atau sistol dan pengenduran atau diastol.. Banyaknya darah yang beredar Untuk membuat tekanan dalam suatu susunan tabung maka tabung perlu diisi penuh. Oleh karena dinding pembuluh darah adalah elastik dan dapat menggembung, maka harus diisi lebih supa ya dapat dibangkitkan suatu tekanan.. Viskositas (kekentalan darah) Viskositas darah disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah yang berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan merubah tekanan darah. Misalnya dalam anemia, jumlah sel dalam darah berkurang dan dengan sendirinya tekanan menjadi lebih rendah, seandainya jantung dan sistema vasomotrik tidak bekerja lebih giat untuk mengimbanginya.. Elastisitas dinding pembuluh darah Tekanan lebih besar terjadi di dalam arteri daripada di dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastik daripada yang ada pada vena. 5. Tahanan tepi (resistensi perifer) Tahanan tepi adalah tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam pembuluh. Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada dalam arteriol, dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriol juga menghasilkan denyutan yang keluar dari tekanan darah sehingga denyutan darah tidak kelihatan di dalam kapiler dan vena (Pearce 997) Tekanan darah sistolik diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar. Penelitian Framingham selama 8 tahun terhadap penderita berusia 5-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan faktor pencetus terj adinya angina pectoris dan miokard infark. Hasil penelitian Framingham juga mendapatkan hubungan antara penyakit jantung koroner dan tekanan darah diastolik. Kejadian miokard infark dua kali lebih besar pada kelompok tekanan darah diastolik 9 - mmhg dibandingkan Tekanan darah diastolik 85 mmhg, sedangkan pada teka nan darah diastolik 5 mmhg empat kali lebih besar (Djohan ).

24 Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung koroner disebabkan oleh beberapa faktor risiko yang saling mempengaruhi. Faktor risiko diartikan sebagai karakterisitik yang berkaitan dengan kejadian suatu penyakit di atas rata -rata. Linder (99) mengelompokkan faktor risiko penyakit jantung koroner dalam dua kelompok, yaitu faktor risiko primer dan sekunder. Faktor-faktor yang temasuk dalam faktor risiko primer yaitu merokok (satu pak atau lebih dalam sehari), adanya hipertensi, dan peningkatan kolesterol plasma. Faktor risiko sekunder yaitu peningkatan trigliserida plasma, obesitas, diabetes mellitus, stress kronis, pil KB, vasektomi, kurang aktivitas fisik, dan keturunan (Linder 99). Selain itu, Ia juga menyatakan tentang hubungan kejadian penyakit kardiovaskuler dengan konsumsi makanan tertentu. Bahan pangan yang berkorelasi positif, yaitu protein hewani, kol esterol, daging, lemak total, telur, gula, kalori total, dan lemak hewani. Sedangkan bahan pangan yang berkorelasi negatif yaitu serat dan protein nabati. Mann () membagi faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner sebagai berikut: Faktor yang tidak dapat diubah: Jenis kelamin, peningkatan umur, faktor genetis, bentuk tubuh Faktor yang dapat diubah: merokok, dislipidemia, oksidasi LDL, obesitas, hipertensi, aktivitas fisik, hiperglikemia dan diabetes, peningkatan trombosis, tingkat homosistein yang tinggi Psikososial: kelas sosioekonomi bawah, situasi yang menekan (stress), perilaku yang tidak sehat Geografi: iklim dan musim (udara dingin). Faktor-faktor risiko yang disebutkan di atas tersebut bersifat saling menguatkan. Orang yang memiliki tiga faktor risiko memiliki peluang terserang penyakit jantung enam kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang hanya memiliki satu faktor risiko (Krisnatuti & Yenrina 999). Secara skematis faktorfaktor risiko diatas dapat dilihat pada Gambar. Selain itu, faktor diet yang dapat memberikan kontribusi timbulnya penyakit jantung meliputi tiga hal, yaitu:. Diet yang berkaitan dengan tinggi kolesterol dan tinggi lemak yang berhubungan dengan konsumsi lemak jenuh hewani. Mann () menyatakan bahwa vegetarian memiliki risiko yang lebih rendah daripada

25 pemakan daging, namun hal tersebut belum dinyatakan secara pasti karena masih memerlukan penelitian lebih lanjut.. Hipertensi yang berkaitan dengan tingginya konsumsi garam pada makanan.. Obesitas. Diet makanan dan minuman berlebihan Kegemukan Gaya Hidup Santai Diabetes Mellitus Merokok Diet tinggi sodium Hipertensi Atheriosklerosis Penyakit Jantung Koroner Diet Lemak - lemak total - lemak jenuh - Rendah perbandingan lemak tak jenuh/lemak jenuh - masukan kolesterol Kolesterol darah tinggi Gambar Hubungan antar faktor risiko penyakit jantung koroner (Muchtadi 996) Faktor-Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah Umur. Seiring dengan meningkatnya usia, efisiensi dari sistem kardiovaskuler pun menurun dan meningkatkan risiko terjadinya gangguan (Patel 99). Usia 5 tahun merupakan usia yang kritis dan harus diwaspadai oleh kaum pria sedangkan pada kaum wanita yaitu pada usia 55 tahun atau ketika sudah memasuki masa menopause (Maulana 7). Jenis Kelamin. Penyakit jantung koroner umumnya dikenal sebagai penyakit kaum pria. Hal tersebut bisa dilihat pada perbandingan kasus dengan kaum wanita pada usia yang sama. Pria dibawah usia 5 tahun memiliki risiko atau 5 kali lebih besar terkena atau meninggal akibat jantung koroner dari kaum wanita (Patel 99). Menurut Maulana (7), sebelum memasuki masa

26 menopause, kaum wanita memiliki suatu pelindung alami yaitu hormon estrogen. Hormon estrogen ini berperan dalam menjaga tingkat kolesterol darah, yaitu menjaga High Density Lipoprotein (HDL) tetap tinggi dan Low Density Lipoprotein (LDL) tetap rendah. Selain itu, hormon estrogen juga berfungsi untuk mengurangi risiko terjadinya pembekuan darah. Genetik atau Riwayat Penyakit Jantung pada Keluarga. Jika terdapat anggota keluarga seperti kakek, nenek, orangtua, saudara lelaki atau perempuan yang pernah mengalami serangan jantung atau stroke maka terdapat peningkatan risiko terkena serangan dibandingkan dengan orang lain yang tidak berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung (Patel 99). Lingkungan Keluarga. Hal ini dipertimbangkan dalam faktor risiko yang tidak dapat diubah karena keluarga tidak hanya membagikan gen tetapi juga berada dalam lingkungan yang sama. Untuk menyokong teori lingkungan ini terdapat pengamatan bahwa tekanan darah tinggi biasanya muncu l pada pasangan suami istri dan hanya satu dari kembar identik yang dapat terkena penyakit jika dipisahkan segera setelah lahir dan dibawa ke lingkungan yang berbeda. Selain itu, keadaan rumah yang penuh tekanan, adanya perselisihan, persaingan tidak sehat yang terjadi di dalam keluarga dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan tekanan darah tinggi (Patel 99). Faktor-Faktor Risiko yang Berpotensi dapat Diubah Pendidikan. Pendidikan adalah usaha untuk mengadakan perubahan perilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perubahan perilaku yang diharapkan mengandung aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang nantinya berkaitan dengan perubahan kebiasaan makan (Guhardja 979). Menurut Hardinsyah (985) tingkat pendidikan akan mempengaruhi ting kat konsumsi pangan seseorang dalam memilih bahan pangan demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung memilih bahan pangan yang lebih baik dalam kualitas maupun kuantitas dibandingkan dengan orang yang berpen didikan rendah. Tingkat pendidikan yang tinggi terutama yang berkaitan dengan pengetahuan gizi tentang informasi gizi dan kesehatan yang tinggi akan mendorong terbentuknya perilaku makan yang baik. Namun, jika tingkat pendidikan tinggi tetapi tidak disertai dengan pengetahuan gizi maka tidak akan berpengaruh terhadap pemilihan pangan (Sediaoetama 99).

27 5 Pendapatan Keluarga. Pendapatan berpengaruh terhadap daya beli seseorang. Rendahnya pendapatan mengakibatkan seseorang tak mampu membeli bahan pangan dalam jumlah yang diperlukan (Sajogyo et al. 99). Menurut Harper et al. (986) pada umumnya jika pendapatan naik, maka jumlah dan jenis pangan akan membaik. Madanijah () menyatakan bahwa perubahan pendapatan secara langsung dapat mempengaruhi perubahan konsumsi keluarga. Jika pendapatan meningkat maka pembelian pangan dalam hal kualitas maupun kuantitas akan lebih baik. Besar Keluarga. Menurut BKKBN (998) diacu dalam Marut (8), besar keluarga adalah keseluruhan jumlah anggota keluarga yang terdiri dari suami, isteri, anak, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama. Berdasarkan jumlah anggota keluarga, besar keluarga dikelompokkan menjadi tiga yaitu: keluarga kecil (jumlah anggota keluarga kurang dari atau sama dengan empat orang), keluarga sedang (jumlah anggota keluarga antara lima hingga tujuh orang, dan keluarga besar (jumlah anggota keluarga lebih dari tujuh orang). Besar keluarga akan mempengaruhi kesehatan seseorang atau keluarga. Selain itu juga dapat mempengaruhi konsumsi zat gizi dalam keluarga (Sukarni 99). Pekerjaan. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu (BPS 998 dalam Setiawati 6). Pekerjaan yang dilakukan seseorang akan mempengaruhi gaya hidup dan merupakan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan, dan respek (Engel et al 99). Gaya Hidup. Menurut Suhardjo (989), gaya hidup adalah hasil penyaringan dari serentetan interaksi sosial, budaya, dan keadaan. Beberapa masukan yang merupakan variabel utama dalam penelitian adalah: pendapatan, pendidikan, tempat pemukiman pertanian, perkotaan, dan sebagainya. Masukan lainnya adalah struktur keluarga, jumlah anggota rumah tangga, umur, jarak antar anak, jenis kelamin, pembagian kerja anggota rumah tangga dan pengambilan keputusan dalam rumah tangga (Suhardjo 989). Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah (Sumarwan ). Gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, kurang gerak badan, dan tidak pernah berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner (Patel 99).

28 6 Merokok. Dua bahan terpenting dalam asap rokok yang berkaitan dengan penyakit jantung adalah nikotin dan gas CO (karbon monoksida). Asap rokok mengandung sekitar.5 persen sampai persen nikotin dan apabila dihisap maka kadar nikotin dalam darah akan berkisar antara -5 mg/ml darah. Akibatnya, nikotin dapat mengganggu kinerja jantung karena membuat irama jantung menjadi tidak teratur, mempercepat aliran darah, menimbulkan kerusakan lapisan dalam dari pembuluh darah dan menimbulkan penggumpalan darah (Aditama 99). Nikotin dalam rokok juga dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung (Sani 6). Menurut beberapa hasil penelitian, diungkapkan bahwa merokok dapat menaikkan tekanan darah. Senyawa dala m rokok yang diduga dapat meningkatkan tekanan darah yaitu nikotin. Nikotin dapat meningkatkan penggumpalan dalam darah dan menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah (Purwati et al. ) Gas CO (karbon monoksida) dapat mengganggu kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat zat hemoglobin di dalam darah kali lebih kuat dari oksigen. Setiap batang rokok mengandung tiga hingga enam persen gas CO. Kadar CO dalam darah perokok berat sekitar lima persen. Kebiasaan merokok berpengaruh pada jantung dan pembuluh darah melalui mekanisme aterosklerotik, gangguan metabolisme lemak, gangguan sistem homeostatik, gangguan irama jantung serta penurunan kemampuan untuk oksigenisasi (Aditama 99). Perokok akan mengalami serangan jantung tiga kali lebih sering dibandingkan dengan bukan perokok. Kebiasaan merokok juga akan meningkatkan kematian menjadi dua kali lebih tinggi pada perokok yang sebelumnya pernah mendapat serangan jantung. Jika kebiasaan merokok dimulai dari usia muda maka risiko mendapatkan penyakit jantung koroner adalah dua kali lebih besar daripada bukan perokok dan meningkatkan risiko terkena serangan jantung sebelum usia 5 tahun (Aditama 99). Merokok juga berpengaruh terhadap kadar lipid darah. Ditemukan kadar HDL yang rendah pada orang-orang yang merokok. Hal tersebut berarti pembentukan kolesterol baik yang bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu. Sementara kebalikannya justru terjadi pada kadar

ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR LIPID DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA JANTUNG KORONER NOVA SULVIANA

ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR LIPID DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA JANTUNG KORONER NOVA SULVIANA ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR LIPID DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA JANTUNG KORONER NOVA SULVIANA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

STATUS GIZI DAN RIWAYAT KESEHATAN SEBAGAI DETERMINAN HIPERURISEMIA (Studi Kasus di PT. Chevron Pacific Indonesia, Distrik Duri, Riau) ALFINDA BUDIANTI

STATUS GIZI DAN RIWAYAT KESEHATAN SEBAGAI DETERMINAN HIPERURISEMIA (Studi Kasus di PT. Chevron Pacific Indonesia, Distrik Duri, Riau) ALFINDA BUDIANTI STATUS GIZI DAN RIWAYAT KESEHATAN SEBAGAI DETERMINAN HIPERURISEMIA (Studi Kasus di PT. Chevron Pacific Indonesia, Distrik Duri, Riau) ALFINDA BUDIANTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh

Lebih terperinci

DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH

DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,

Lebih terperinci

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Jantung Koroner A.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Jantung Koroner Jantung koroner adalah suatu penyakit kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi berkembangnya penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orangorang yang telah lanjut usia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Masalah Tekanan Darah

TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Masalah Tekanan Darah 4 TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan dari darah pada sistem vaskular tubuh. Sistem vaskular membawa darah yang kaya oksigen menjauhi jantung menuju pembuluh darah, arteri dan kapiler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung koroner merupakan keadaan dimana terjadinya penimbunan plak di pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik. Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia karena dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Konsumsi Pangan Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari oleh satu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PJK (PJK) merupakan penyebab kematian utama bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara dramatis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang sehat, di tahun 2011 dicanangkan peningkatan derajat kesehatan sebagai salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI]

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] 2015 copyright@saricipta2015 [BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] Buku saku ini berisi informasi terkait Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang sangat bermanfaat dalam rangka pengendalian mandiri oleh jamaah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi beberapa tahun terakhir mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang mengalami perubahan yang menonjol

Lebih terperinci

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian mengambil tempat di dalam ruangan kerja karyawan kantor dan ruang guru di sekolah-sekolah negeri. Responden dalam penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk

Lebih terperinci

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

FREDYANA SETYA ATMAJA J. HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Fast food BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi fast food Fast food atau dalam bahasa Indonesia disebut makanan cepat saji merupakan makanan yang pertama sekali diciptakan di Amerika. 12 Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

AYU CANDRA RAHMAWATI J

AYU CANDRA RAHMAWATI J HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN RASIO ANTARA TOTAL KOLESTEROL DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia (Lansia) Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan

Lebih terperinci

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI UNDERSTANDING CHOLESTEROL Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI Email: d.tisnadjaja@gmail.com 1 Definition Kolesterol merupakan zat berlemak yang diproduksi oleh hati, dapat ditemukan diseluruh tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi, atau yang sering disebut dengan hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi dan kematian yang cukup

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi

Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi T. Bahri Anwar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara I. Pendahuluan Hiperkolesterolemi adalah peninggian kadar kolesterol di dalam darah. Kadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang artinya masalah gizi kurang belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan / penghambatan pembuluh darah arteri yang mengalirkan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup

Lebih terperinci