PERSETUJUAN PEMBIMBING
|
|
- Veronika Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang Berjudul UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL DAUN API-API (Avicennia marina ) TERHADAP BAKTERI (Staphylococcus aureus dan Escherchia coli) Oleh : NUR RISCAH MANGGA Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh Pembimbing 1 Pembimbing 2 Dr. Lintje Boekoesoe, M.Kes Moh. Adam Mustapa, S.Si.,M.Sc NIP NIP : Mengetahui Ketua Program S1 Farmasi Dr. Widysusanti Abdulkadir, M.Si.,Apt NIP :
2 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL DAUN API-API (Avicennia marina) TERHADAP BAKTERI (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli) Nur Riscah Mangga, Lintje Boekoesoe, Mohammad Adam Mustapa 1 *) Jurusan Farmasi, Program Studi S1 Farmasi, Fakultas ilmu-ilmu kesehatan dan keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Nurriscah@gmail.com ABSTRAK Tanaman bakau Avicennia marina yang dikenal memiliki senyawa sebagai antibakteri umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir yaitu sebagai bahan makanan, bioformalin, sebagai obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun apiapi (Avicennia marina) terhadap pertumbuhan bakteri. Ekstraksi yang dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol selama 3x24 jam, dan dilanjutkan dengan uji skrining fitokimia. Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi agar menggunakan bakteri uji (Staphylococcus aureus dan Escherchia coli). Hasil uji dibandingkan dengan tabel klasifikasi respon hambatan menunjukkan pada konsentrasi 5% sampai konsentrasi 45% menunjukkan adanya respon hambatan pada bakteri uji Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi 45% rata-rata diameter zona hambat sebesar 18 mm. Sedangkan pada bakteri uji Escherchia coli dari konsentrasi 5% tidak menunjukkan respon hambatan. Tetapi pada konsentrasi 15% sampai 45% menunjukkan adanya respon hambatan. Kesimpulan: Ekstrak metanol daun Avicennia marina menunjukkan adanya aktivitas sebagai antibakteri tetapi lebih sensitif terhadap bakteri gram positif. Kata kunci : Antibakteri, Avicennia marina, Staphylococcus aureus, Escherichia coli PENDAHULUAN Banyaknya penyakit infeksi yang diderita oleh sebagian masyarakat semakin banyak pula kebutuhan akan antibiotik. Pada realita saat ini pasien kadang tidak memperhatikan pemakaian antibiotik yang mengakibatkan antibiotik resisten terhadap mikroba. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat membuat mikroba patogen menjadi resisten (Rahmi, 2013). Adanya resistensi oleh patogen dengan antibiotik modern maka dari itu diperlukan keahlian mencari, mendesain dan mengembangkan obat baru dari produk tumbuhan alami untuk mengendalikan infeks mikroba. Obat tradisional digunakan secara turun-temurun untuk mengobati berbagai penyakit, salah satu penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen yaitu penyakit infeksi. Penyakit infeksi pada jaringan kulit yang umumnya menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013). Mikroorganisme patogen yang paling umum berperan dalam infeksi kulit sala satunya adalah Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang menyebabkan diare (Pratiwi, 2008). 1 Nur Riscah Mangga, Dr Lintje Boekoesoe M.kes. Moh Adam Mustapa S.Si.,M.sc 1
3 Tanaman bakau merupakan pilihan terbaik untuk mengisolasi produk alami bioaktif terhadap mikroba khususnya bakteri. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai spesies tanaman termasuk tanaman bakau yang berada di pesisir pantai. Tumbuhan bakau (mangrove) memiliki banyak manfaat bagi kehidupan antara lain manfaat ekologi, pangan, dan obat. Tumbuhan bakau secara turun temurun dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan berkhasiat obat. Sebagian besar dari tumbuhan mangrove digunakan sebagai bahan obat (Purnobasuki, 2005). Mangrove (tumbuhan bakau) menempati area yang luas di sepanjang pesisir pantai Indonesia yaitu 2500 km 2 atau mencapai 25% dari total luas hutan mangrove diseluruh dunia (Mufida 2013). Hal ini termasuk dikawasan propinsi Gorontalo yang sebagian besar memiliki hutan mangrove yang sangat luas khususnya di daerah Pohuwato. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh syafi ul dan Rita (2012) tentang ekstrak daun api-api (Avicennia marina) untuk pembuatan bioformalin sebagai antibakteri ikan segar menunjukan bahwa ikan bandeng yang diberi bioformalin lebih awet dari ikan bandeng yang hanya diolesi dengan air. Bioformalin dibuat dengan menggunakan sampel daun api-api dengan metode infudasi. Hal ini dilihat bahwa mangrove jenis Avicennia marina memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Berdasarkan pernyataan diatas maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun api-api (Avicennia marina) terhadap pertumbuhan bakteri. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan adalah gelas kimia, gelas ukur, gelas ukur, inkubator, autoklaf, neraca anlitik, oven, mikropipet, tabung reaksi, labu erlenmeyer, rotary evaporator, cawan poselin, cawan petri, pipet, pinset, jarum ose, hot plate, vortex, lampu bunsen, jangka sorong, botol kaca, botol vial, batang pengaduk. Bahan yang digunakan adalah aluminium foil, aquadest, bakteri, jamur, ekstrak daun apiapi, etanol 75%, metanol, media Natrium agar, Natrium broth, kertas cakram, kertas saring wathman, kapas, tissu, label, kontrol positif eritromisin Prosedur Kerja Penelitian ini adalah penelitian Eksperimental laboratorium. Sampel penelitian ini menggunakan bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherchia coli yang diambil dari biakan di Lab Mikrobiologi Farmasi. Alat-alat yang digunakan disterilkan dalam oven pada 2
4 suhu C selama ± 1 jam. Media disterilkan dalam autoklaf pada suhu C selama 15 menit. Pengambilan sampel daun api-api Avicennia marina di habitat hutan mangrove Desa Bumbulan Kecamatan Paguat, Provinsi Gorontalo. Sampel daun api-api dibersihkan dan dicuci dengan air yang mengalir kemudian di rajang dan dikeringkan. Daun Avicennia marina yang sudah kering ditimbang 250 gram dimaserasi selama 24 jam dengan metanol sebanyak 3 kali pada suhu kamar. Setelah di ekstrasi selama 3 x 24 jam ekstrak yang diperoleh ekstrak kental kemudian dihitung presentasi rendamen yaitu: Sampel dari ekstrak daun mangrove apiapi yang dibuat dengan beberapa konsentrasi yaitu 5% b/v, 15% b/v, 25% b/v, 35% b/v, 45% b/v konsentrasi masingmasing dengan volume 10 ml. Pengujian Aktivitas Antimikroba Pengujian aktivitas antimikroba ekstrak daun api-api dilakukan dengan metode difusi agar. Jarum ose dipanaskan di ambil satu ose bakteri uji dari hasil biakan dan digores pada media yang berisi Natrium agar. Kertas cakram dengan ukuran 5 mm di tetesi ekstrak yang telah di encerkan dengan berbagai konsentrasi satu persatu menggunakan mikropipet sebanyak 15µl, kemudian di tanam dengan menggunakan pinset steril satu persatu pada media agar agak ditekan-tekan dalam cawan petri yang telah di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong SkriningFitokimia Kandungan fitokimia bagian-bagian mangrove di analisis menggunakan metode Harbone (1998) dan Trease dan evan (2002) dalam Awaludin et all (2011) untuk metode pengujian triterpen yaitu ekstrak 0,5 g ditambahkan 2 ml kloroform dan asam sulfat 3 ml ditambahkan, reaksi positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah pertama kali kemudian berubah menjadi biru dan hijau. Teknik Pengumpulan Data. Pengukuran yang ada dibandingkan dengan klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri yang ditunjukan pada tabel klasifikasi respon hambatan bakteri menurut Greenwood, 1995 dalam Rinawaty, 2010). 3
5 Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri Diamter zona terang Respon hambatan pertumbuhan 10 mm Tidak ada hambatan mm Lemah mm Sedang 20 mm Kuat Pada pengujian aktivitas antibakteri triterpenoid dan ditunjukkan warna data hasil pengukuran zona merah dengan penambahan kloroform pengukuran dirata-ratakan dan dan asam sulfat. Berdasarkan hasil dibandingkan dengan klasifikasi penelitian yang dilakukan Ravikumar respon serta dianalissi dengan et al (2011) dalam Mufida (2013) metode deskriptif dalam bentuk menunjukkan bahwa senyawa tabel dan gambar. terpenoid terkandung dalam jumlah HASIL DAN PEMBAHASAN banyak pada ekstrak Avicennia Pada penelitian ini hasil rendamen marina. Dan pada penelitian Sintia et dari perbandingan berat awal dan berat al (2013) menunjukkan adanya ekstrak kental yaitu didapatkan senyawa triterpenoid yang beraktifitas 14,68% seperti yang terlihat pada tabel sebagai antibakteri. Menurut Bagus et all (2014) senyawa terpenoid dapat Tabel 2. Rendamen Ektrak Daun Api-Api menghambat pertumbuhan dengan Berat Metanol Berat Rendamen mengganggu proses terbentuknya sampel (ml) ekstrak (%) membran dan atau dinding sel, (gr) membran atau dinding sel tidak ml 36,70 gr 14,68 % terbentuk atau tidak terbentuk gram sempurna. Hasil uji skrining fitokimia Dari hasil penelitian tentang menunjukkan sampel daun api-api Aktivitas antibakteri ekstrak daun mengandung senyawa terpenoid. Pada Avicennia marina terhadap bakteri penelitian ini hasil uji skrining Staphylococcus aureus adan fitokimia positif mengandung Escherchia coli sebagai berikut. 4
6 Tabel 3 Diameter Zona Hambat Bakteri Staphilococcus aureus dan Escherchia coli Diameter Zona Hambat (mm) Rata- Bakteri Perlakuan Replikasi rata Ket (mm) Staphilococcus Escherchia coli aureus Konsentrasi 5% Ada Konsentrasi 15% ,6 Ada Konsentrasi 25% Lemah Konsentrasi 35% Sedang Konsentrasi 45% Sedang Konsentrasi 5% Tidak ada Konsentrasi 15% Ada Konsentrasi 25% Ada Konsentrasi 35% ,6 Ada Konsentrasi 45% Lemah Kontrol Negatif Tidak ada Kontol positif Kuat Berdasarkan tabel diatas hasil yang diperoleh dari pengujian aktivitas antimikroba ekstrak metanol daun Avicennia marina menunjukkan adanya hambatan terhadap bakteri, pada pengujian bakteri Staphylococcus aureus menunjukkan adanya rata-rata diameter zona hambat setiap konsentrasi berbeda-beda, yaitu pada konsentrasi 5% dan 15% memiliki ratarata diameter zona hambatan 8 mm dan 9,6 mm. Berbeda pada konsentrasi 25% memilki rata-rata diameter zona hambat 12 mm,dan pada konsentrasi 35% dan 45% diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk yaitu 16 mm dan 18 mm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi semakin besar pula adanya zona hambat disebabkan. Sedangkan pada kontrol negatif tidak terlihat adanya zona hambat hal ini menunjukkan kontrol negatif metanol tidak beraktivitas sebagai antibakteri karena dalam prosedur kontrol negatif metanol di biarkan menguap. Tetapi sebaliknya pada kontrol positif menggunakan eritromisin menunjukkan adanya diameter rata-rata zona hambat yang masuk dalam range klasifikasi respon 5
7 yang kuat yaitu 20 mm. Pada bakteri uji Staphylococcus aureus semakin tinggi konsentrasi diamter zona hambat semakin besar pula. Perhatikan gambar dibawah ini. Gambar 1 Rata-rata diameter zona hambat (mm) Bakteri S.aureus Kontrol Negatif Konsentrasi 5% konsentrasi 15 % Konsentrasi 25% Konsentrasi 35% Konsentrasi Kontol Positif 45 % Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa aktifitas antimikroba semakin tinggi konsentrasi semakin besar ratarata diameter zona hambat semakin mendekati kontrol positif. Pada pengujian bakteri Escherchia coli zona hambat yang terlihat mulai pada konsentrasi 15% sedangkan pada konsentrasi 5% tidak menunjukkan adanya zona hambat hal ini di sebabkan senyawa yang terkandung dalam ekstrak Avicennia marina dalam jumlah kecil tidak dapat menghambat bakteri gram negatif karena diduga senyawa antibakteri yang terkandung dalam ekstrak dalam konsentrasi minimum belum berefek pada bakteri gram negatif. Berbeda pada konsentrasi 15%, 25%, dan 35% menunjukkan adanya aktivitas sebagai antibakteri dengan zona bening yang terbentuk masingmasing 4 mm, 7 mm, dan 8,6 mm hingga pada konsentrasi 45% memiliki zona hambatan sebesar 11 mm yang masuk pada range klasifikasi. Tetapi dalam hal ini tidak di kategorikan memiliki aktivitas antibakteri yang kuat. Karena diduga senyawa dalam ekstrak lebih sensitif terhadap bakteri positif. Perhatikan gambar 2 Untuk zona hambatan kontrol positif Eritromisin memiliki respon hambatan dengan diamter rata-rata sebesar 20 mm dalam klasifikasi respon hambatan termasuk klasifikasi antimimikroba yang kuat. Sedangkan kontrol negatif menggunakan metanol tidak terbentuk zona hambat sama sekali. 6
8 Gambar 4.2 Rata-rata diameter zona hambat (mm) Bakteri E.coli Kontrol Konsentrasi konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Kontol Negatif 5% 15 % 25% 35% 45 % Positif Dari gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa aktifitas antimikroba semakin tinggi konsentrasi semakin besar ratarata diameter zona hambat tetapi pada konsentrasi 5% tidak terlihat zona hambat. Berdasarkan gambar 1 dan 2 kontrol positif lebih besar dari pada konsentrasi ekstrak hal ini di duga ekstrak Avicennia marina mengandung senyawa yang bersifat bakteriostatik. Berdasarkan penelitian Bagus et all (2014) Avicennia marina lebih bersifat bakteriostatik. Di dalam ekstrak ini juga masih ada beberapa campuran senyawa seperti yang diungkapkan oleh (Wibowo, 2009) ekstrak daun mangrove Avicennia marina banyak ditemukan senyawa-senyawa aktif meliputi flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, dan saponin daripada kulit, batang, getah, akar dan buah. Tidak seperti halnya kontrol positif eritromisin yang sudah tentu mengandung senyawa murni yaitu zat antibiotik yang dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Sehingga antibiotik eritromisin lebih memiliki zona hambat lebih besar dibandingkan ekstrak karenamerupakan antibiotik spektrum luas aktif terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif dan bersifat bakteriostatik maupun bakterisid. Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolida yang mampu menghambat sintesis protein. Antibiotik yang memiliki mekanisme kerja menghambat sintesis protein mempunyai daya antibakteri sangat kuat (Bagus, 2014). Dari kedua uji bakteri dengan beberapa replikasi dapat dilihat bahwa pengujian menggunakan bakteri Staphylococcis aureus lebih besar ratarata zona hambat yang terbentuk dibandingkan pada pengujian 7
9 menggunakan bakteri Escherchia coli. Hal ini disebabkan karena struktur penyusun kedua bakteri ini berbeda terutama pada dinding sel dan juga Menurut V.Umamaheswara et all (2012)ekstrak metanol Avicennia marina lebih aktif pada bakteri gram positif. Kandungan pada membran terluar dinding sel bakteri gram negatif berbeda dengan bakteri gram negatif Staphylococcus aureus memiliki struktur dinding sel yang mengandung lipid yang rendah (1-4%) sedangkan bakteri gram negatif berlapis tiga dengan kandungan lipid (11-22%) (Pratiwi, 2008). KESIMPULAN Ekstrak daun api-api menunjukkan adanya aktivitas antibakteri menggunakan dua bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus dan Escherchia coli. Aktivitas antibakteri sudah terlihat pada konsentrasi 5% menggunakan bakteri uji Staphylococcus aureus menunjukkan adanya zona hambat. Rata-rata zona hambat yang terbentuk masuk dalam klasifikasi respon hambatan, berturut-turut mendekati control positif 20 mm. Tetapi berbeda pada pengujian menggunakan bakteri uji Escherchia coli daerah zona hambatan terlihat pada konsentrasi 15% sedangkan konsentrasi 5% tidak menghasilkan daerah zona hambatan. Hal ini didasarkan pada perbedaan struktur penyususun kedua strain bakteri tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adila, Rahmi dkk Uji Antimikroba Curcuma spp. Terhadap Pertumbuhan Candida albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal. Kampus UNAND Limau Manis Padang: Padang Awaludin, asep dkk Penapisan Fitokimia dan antibakteri ekstrak metanol mangrove (Excocaria agallocha) dari muara sungai porong. Jurnal. Universitas Brawijaya: Malang Bagus, Adrianus Krisnata dkk Daya Hambat Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia marina) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mixed periodontopatogen. Jurnal Vol 8 No 1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah: Surabaya Pratiwi Sylvia T Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Yogyakarta Purnobasuki H Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat. Biota Vol IX Rinawaty, Nanin Dwi Daya antibakteri tumbuhan majapahit terhadap bakteri vibrio alginolyticus. Skripsi (online). 8
10 Institut teknologi sepuluh November: Surabaya Sintia dkk senyawa triterpenoid dari batang tumbuhan mangrove Avicennia marina yang beraktivitas anti bakteri. Jurnal. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran: Bandung Syafi ul Rofik dkk Ekstrak daun api-api (avecennia marina) untuk pembuatan Bioformalin sebagai antibakteri ikan segar. Jurnal. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNWAHAS Wibowo, dkk Pemanfaatan pohon mangrove api-api (Avicennia spp.) sebagai bahan pangan dan obat. /handle/ /45052/pemanfa atan%20pohon%20mangrove.pdf? sequence=1. Diakses tanggal 5 Juni Windayu, Mufidah Elfa Aktivitas Antimikroba Kulit Batang Kayu Api-api Betina (Avicennia marina) terhadap Bakteri dan Fungi Patogen secara In Vitro. Skripsi online. IPG: Bogor V.Umamaheswara dkk Antibacterial activity of leaf and stem extracts of Avicennia marina L. Journal Vol.5. Acharya Nagarjuna University 9
11 10
BAB I PENDAHULUAN. menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman merupakan sumber senyawa metabolit sekunder, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman tradisional mulai dari cobacoba sampai penggunaan secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat
19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang berasal dari daerah Sumalata, Kabupaten Gorontalo utara. 4.1.1 Hasil Ektraksi Daun Sirsak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimental dengan menguji isolat bakteri endofit dari akar tanaman kentang (Solanum tuberosum
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air
Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada penghambatan pertumbuhan jamur (Candida albicans) dan tingkat kerusakan dinding
Lebih terperinciLAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan
LAMPIRAN Lampiran A. Alur Kerja Ekstraksi Daun Tumbuhan Sampel Daun Tumbuhan dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan Serbuk ditimbang dimasukkan ke dalam botol steril dimaserasi selama + 3 hari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu perlakuan konsentrasi dan perlakuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorik dengan metode difusi (sumuran). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali sehingga digunakan 12 unit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode difusi Kirby bauer. Penelitian di lakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Agustus 2006 sampai Juli 2007, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2013. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni
III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni sampai bulan Agustus 2013 di pulau Jefman Kabupaten Raja
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1
Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 2015 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya AKTIVITAS ANTIBAKTERI
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Lebih terperinciUji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya
Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: Jenny Virganita NIM. M 0405033 BAB III METODE
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji Bakteri uji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS) Nurhidayati Febriana, Fajar Prasetya, Arsyik Ibrahim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga Juli 2012. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel yang dilakukan di persawahan daerah Cilegon,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.
3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016. Tempat penelitian di Labolatorium Terpadu dan Labolatorium Biologi Fakultas
Lebih terperinciDaya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila
Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Noorkomala Sari 1506 100 018 Dosen pembimbing : N.D Kuswytasari, S.Si, M.Si Awik Puji Dyah N., S.Si,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian
14 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi dan laboratorium Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian
49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September hingga Desember 2013. Pengambilan ascidian Didemnum molle dilakukan di Kepulauan Seribu. Identifikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap pertama adalah perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu perkolasi.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau. B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dekskriptif. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun awar-awar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ini telah dilaksanakan pada percobaan uji mikrobiologi dengan menggunakan ekstrak etanol daun sirih merah. Sebanyak 2,75 Kg daun sirih merah dipetik di
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape Merr.) Abstract
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape Merr.) Pindo Hardika P.A.N, Aditya Fridayanti, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian, kesehatan, dan industri. Umumnya pengetahuan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH SAWO MENTAH (Acrhras zapota ) DENGAN BERBAGAI PELARUT PADA Salmonella typhii
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH SAWO MENTAH (Acrhras zapota ) DENGAN BERBAGAI PELARUT PADA Salmonella typhii FATIMAH, ERFANUR ADLHANI, DWI SANDRI Staff
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol Lampiran 2. Karakteristik Tanaman Jengkol A B Lampiran 2. (lanjutan) C Keterangan : A. Tanaman Jengkol B. Kulit Buah Jengkol C. Simplisia Kulit Buah Jengkol
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.
2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti*
PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL HERBA PULUTAN (Urena lobata Linn.) Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI
LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI Jenis antibiotik Konsentrasi cakram antibiotik Diameter zona hambat (mm) Sensitif intermediate Resisten Kloramfenikol 30 µg 18 13 s/d 17 12 Sumber:
Lebih terperinciLampiran 1. Skema Alur Pikir
65 Lampiran 1. Skema Alur Pikir Adanya bakteri dalam saluran akar merupakan penyebab penyakit pulpa dan jaringan periradikular. Pemberian medikamen intrakanal penting untuk menghilangkan bakteri dalam
Lebih terperinciSKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis
Lampiran 1 SKEMA ALUR PIKIR Kalsium Hidroksida ( Ca(OH) 2 ) Kalsium hidroksida telah digunakan sejak tahun 1920 dan saat ini merupakan bahan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan. Sifat antimikroba
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi
24 Rancangan ini digunakan pada penentuan nilai KHTM. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0.05, dan menggunakan uji Tukey sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian Proses ekstraksi biji C. moschata dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Sawit
Lebih terperinciSKRINING Nypa fruticans SEBAGAI ANTIBAKTERI Bacillus subtilis, Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus
MASPARI JOURNAL Juli 2016, 8(2):83-90 SKRINING Nypa fruticans SEBAGAI ANTIBAKTERI Bacillus subtilis, Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus SCREENING of Nypa fruticans AS ANTIBACTERIAL OF Bacillus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Staphylococcus aureus merupakan salah satu kelompok bakteri gram positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari flora normal kulit
Lebih terperinci3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta
3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini diawali dengan melakukan koleksi contoh lamun segar di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, DKI Jakarta (Gambar 5). Gambar 5 Lokasi koleksi contoh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Subyek Penelitin Subyek pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik dari Lactobacillus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODA
BAB III BAHAN DAN METODA 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang enam bulan di laboratorium Organik dan laboratorium Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciAnalisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal
6 dari 1 maka volume bakteri yang diinokulasikan sebanyak 50 µl. Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Sebanyak 0.1 gram serbuk hasil ekstraksi flaonoid dilarutkan dengan 3 ml kloroform dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak buah Asam Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian 1. Variabel bebas : variasi konsentrasi sabun yang digunakan. 2. Variabel tergantung : daya hambat sabun cair dan sifat fisik sabun 3. Variabel terkendali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten
3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone Bolango. sedangkan untuk melihat ada tidaknya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan metode eksperimen karena terdapat perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2012 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak daun sirih merah
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Skema Alur Pikir
66 LAMPIRAN 1. Skema Alur Pikir Keberadaan bakteri mempunyai nilai yang penting dalam patogenesis pulpa dan periapeks. Eliminasi mikroorganisme dari saluran akar yang terinfeksi merupakan fokus utama pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media Agar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif eksploratif dengan metode survey dan teknik wawancara semi terstruktur (semi-structural interview) melalui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah semakin meluasnya resistensi
Lebih terperinciUJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS
UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L. Less) TERHADAP ZONA HAMBAT BAKTERI Escherichia coli patogen SECARA IN VITRO Oleh: Ilma Bayu Septiana 1), Euis Erlin 2), Taupik Sopyan 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dilaksanakan berbagai upaya pembangunan dibidang kesehatan. Upaya tersebut bertujuan untuk mendukung visi Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat
Lebih terperinci(COMPARISON OF ANTIBACTERIAL ACTIVITIES OF THE LEAF EXTRACT AND STEM EXTRACT OF BIXA ORELLANA L. AGAINST ESCHERICIA COLI AND STAPHYLOCOCUS AUREUS)
(COMPARISON OF ANTIBACTERIAL ACTIVITIES OF THE LEAF EXTRACT AND STEM EXTRACT OF BIXA ORELLANA L. AGAINST ESCHERICIA COLI AND STAPHYLOCOCUS AUREUS) Suhardjono, Nova Hasani Furdiyanti, Laely Trihapsari ABSTRACT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Oktober 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Makanan Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat
18 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Ekowisata Mangrove, Pantai Kapuk, Muara Karang, Jakarta Utara.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat peenlitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Pasundan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017. B. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian tubuh meliputi mulut, saluran pencernaan, kulit dan organ genetalia wanita. Candida albicans
Lebih terperinciPROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)
PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn) Zulhipri, Yusnetty Boer, Resa Rahmawatie, Siti Julekha Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi
LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi Bagian akar dan batang (3-5 cm) Dicuci dengan air mengalir selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu laboratoris (in vitro). In vitro adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan dalam tabung reaksi, piring
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai dari bulan September sampai Desember 2013, bertempat di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas
Lebih terperinci