EFFICIENT CAPITAL MARKETS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFFICIENT CAPITAL MARKETS"

Transkripsi

1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Pengertian EFFICIENT CAPITAL MARKETS Pada pasar modal yang bersifat efisien, harga saham berfluktuasi untuk menyesuaikan informasi baru, sehingga harga pasar saham dikatakan merefleksikan seluruh informasi tentang kinerja saham tersebut. Asumsi dasar efficient capital market adalah: 1. Terdapat sejumlah besar pelaku pasar yang bersifat independen dan berorientasi untuk memaksimalkan profit (profit-maximization) yaitu dengan cara melakukan analisis dan menilai sekuritas secara sungguh-sungguh. 2. Adanya informasi tentang sekuritas bersifat random dan waktu keluarnya informasi tersebut bersifat independen satu sama lain. 3. Dengan berdasarkan informasi tersebut, investor yang memiliki profit-maximization orientation secara kompetitif mengambil keputusan untuk membeli dan menjual sekuritas. Dengan ketiga asumsi ini, maka suatu pasar dikatakan efficient (informationally efficient market) jika terdapat sejumlah besar perdagangan sekuritas yang dilakukan oleh sejumlah besar investor yang saling berkompetisi sehingga menyebabkan terjadinya penyesuaian terhadap harga saham secara cepat. Adanya penyesuaian harga sekuritas terhadap seluruh informasi baru, maka harga sekuritas mengandung semua informasi, termasuk risiko sekuritas yang bersangkutan. Dengan kata lain, investor yang membeli saham pada harga yang telah disesuaikan ini akan menerima sejumlah return yang sesuai dengan risiko saham (perceived risk). Studi tentang efisiensi pasar berhubungan dengan random walk hypothesis, yang menyatakan bahwa perubahan harga saham terjadi secara acak (random). Fama (1970) bermaksud merumuskan teori efisiensi pasar dalam kerangka fair game model, yaitu bahwa investor percaya (confident) bahwa harga sekuritas saat ini secara utuh merefleksikan seluruh informasi tentang sekuritas tersebut, sehingga expected return dari investasi ini akan konsisten dengan risiko yang dikandungnya. Terminology yang berkaitan dengan Efficient Capital Markets adalah Efficient Market Hypothesis (EMH). Menurut Fama, terdapat tiga bentuk efisiensi pasar, yaitu: 1. Weak-form EMH. Asumsi yang berlaku dalam hipotesis ini adalah harga pasar sekuritas merefleksikan seluruh informasi, termasuk harga sekuritas, rate of return, trading volume data, dan informasi lain tentang sekuritas yang dihasilkan di pasar di masa lalu. Informasi lain seperti odd-lot transaction, block trades, dan transaksi khusus yang dilakukan oleh pelaku pasar juga terkandung dalam harga sekuritas. Hal yang perlu diperhatikan bahwa rate of return di masa lalu dan data historis lain tentang sekuritas ini tidak berkaitan dengan rate of return di masa yang akan datang. Dengan demikian, rate of return bersifat independen. Pada pasar ini investor cenderung mendapatkan return yang rendah karena keputusan untuk membeli atau menjual tidak dapat didasarkan pada data rate of return dari sekuritas di masa lalu.

2 Secara singkat, suatu pasar dikatakan memiliki efisiensi bentuk lemah (weak-form efficient) jika S t atau information set mengandung semua informasi tentang harga pasar di masa lalu. Formula matematika kandungan informasi S t pada efisiensi bentuk lemah adalah sebagai berikut. * + 2. Semi strong-form EMH. Pada kondisi ini, terjadi penyesuaian harga sekuritas secara cepat terhadap seluruh informasi baru yang bersifat publik. Yang termasuk dalam seluruh informasi pada efisiensi jenis ini adalah tidak hanya harga saham, rate of return, dan trading volume, tetapi juga meliputi seluruh informasi yang bersifat nonmarket, seperti pengumuman tentang laba dan dividen, rasio price/earnings (PER), dividend-yield (D/P) ratio, price-book value (P/BV) ratio, stock split, informasi tentang ekonomi dan politik. Investor yang melakukan transaksi pada jenis pasar efisien ini setelah seluruh informasi diumumkan secara terbuka (public information), tidak dapat mengharapkan above-average risk-adjusted profits karena adanya cost of trading mengingat harga sekuritas telah merefleksikan semua informasi (cost of trading bisa semakin tinggi karena harga pasar lebih tinggi, mengingat tingkat risiko semakin tinggi). Pasar dikatakan memiliki efisiensi bentuk semi-strong jika information set S t mengandung semua informasi yang bersifat public, termasuk informasi tentang harga asset di masa lalu. Terkadang, semi-strong EMH dikatakan sebagai weak-form EMH karena saat ini semua informasi tentang harga asset di masa lalu dapat diketahui dengan mudah. Untuk dapat dikatakan sebagai semistrong EMH, information set S t harus mengandung seluruh informasi yang bersifat public dari masa lalu (all past public information) termasuk government statistics, interest rates dan penjelasan mengapa terjadi kenaikan dan penurunan interest rates, dan seluruh accounting information tentang perusahaan seperti laba, income statements, dan balance sheets. 3. Strong-form EMH. Pada kondisi ini, harga saham merefleksikan seluruh informasi baik yang bersumber dari public maupun private (public and private sources). Dengan demikian, tidak terdapat investor yang memiliki akses terbatas (monopolistic access) terhadap informasi yang relevan bagi penentuan harga saham. Tidak ada investor yang dapat memperoleh profit yang telah disesuaikan dengan tingkat risiko yang lebih tinggi, sebab informasi bersifat cost-free dan tersedia bagi seluruh investor pada waktu yang sama. Suatu pasar dikatakan memiliki efisiensi bentuk kuat (strong-form EMH) jika S t mengandung semua informasi yang bersifat public dan private. Pengukuran Efisiensi Pasar Weak-form EMH Asumsi dasar weak-form EMH adalah bahwa tingkat return suatu sekuritas bersifat independen sepanjang waktu, karena informasi baru muncul di pasar modal secara random. Dengan demikian, harga sekuritas selalu menyesuaikan dengan informasi baru. Pengukuran Efisiensi Pasar Weak umumnya dilakukan dengan metode autocorrelation test. Metode ini mengevaluasi signifikansi ketergantungan return baik yang bersifat positif atau negative. Pertanyaan mendasar pada autocorrelation test adalah apakah rate of return pada hari t memiliki hubungan dengan rate of return pada hari t-1, t-2, atau t-3? Pasar modal dinyatakan efisien bentuk lemah jika terdapat insignificant correlation di antara return yang terjadi pada hari yang berbeda.

3 Alat statistic lain untuk mengukur weak-form EMH adalah runs test. Pada suatu urutan serial perubahan harga sekuritas, setiap perubahan harga diberi label plus (+) jika perubahan tersebut bersifat positif atau meningkat, atau tanda minus (-) jika terjadi penurunan harga pasar sekuritas. Hasil dari pemberian tanda tersebut adalah satu set plus dan minus misalnya: Dikatakan terjadi kecenderungan run jika terjadi minimum dua perubahan dengan tanda yang sama secara berurutan (two or more consecutive positive or negative price changes constitute one run). Saat harga berubah pada arah yang berlawanan, misal perubahan harga negative diikuti oleh perubahan harga positif, maka satu run berakhir, dan bisa menunjukkan permulaan run baru. Untuk mengevaluasi level of independence, peneliti umumnya membandingkan jumlah run untuk satu serial harga sekuritas, dengan angka pada tabel berisi expected returns untuk sejumlah run yang terjadi secara acak (Lihat tests of time-series independence, DeFusco, McLeavy, Pinto, and Runkle, 2004, Chapter 10). Metode lain untuk mengukur weak-form EMH adalah trading rule test. Dengan asumsi bahwa trend masa lalu suatu harga saham tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham di masa datang, sementara tes statistic seperti korelasi dan runs test dianggap terlalu rigid untuk menguji asumsi tersebut, maka trading rule test banyak menjadi pilihan. Trading rule test melakukan simulasi situasi dan menentukan apakah return positif dapat diperoleh setelah mempertimbangkan besarnya biaya transaksi dan risiko. Contoh trading rule test adalah berikut. Jika harga suatu sekuritas naik hingga 5% atau lebih, maka rule yang berlaku adalah membeli sekuritas tersebut. Asumsinya adalah trend yang terjadi adalah bullish. Sebaliknya, jika terjadi penurunan harga sekuritas sebesar 5% atau lebih, maka rule yang dapat diikuti adalah menjual sekuritas tersebut (sell strategy) karena diperkirakan pasar akan mengalami bearish. Rule ini berbeda dengan buy-low/sell-high strategy, dan cenderung mengikuti tren pasar (follow-the-market-trend strategy). Penelitian menunjukkan bahwa trading rule strategy dapat menghasilkan return positif meski cenderung kecil. Tetapi, setelah memperhitungkan biaya komisi pembelian dan penjualan, return yang dihasilkan cenderung negatif. Secara umum, riset terhadap keberadaan weak-form EMH cenderung menyimpulkan bahwa harga sekuritas bergerak secara independen sepanjang waktu, sehingga kecenderungan harga di masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekuritas di masa mendatang. Oleh karenanya, metode chart yang digunakan technical analyst cenderung memiliki kontribusi rendah untuk memprediksi harga sekuritas di masa depan. Pengukuran Efisiensi Pasar Semi strong-form EMH Semi strong-form EMH menyatakan bahwa harga sekuritas menyesuaikan seluruh informasi yang dipublikasikan secara luas. Dengan demikian, investor tidak dapat melakukan analisis dengan pendekatan fundamental untuk menentukan apakah sekuritas tersebut berada pada posisi undervalue atau overvalue. Sekali lagi, semi strong-form EMH beranggapan bahwa tidak terdapat learning lag pada saat distribusi informasi, sehingga seluruh investor memiliki kesempatan dan kecepatan yang sama untuk mengakses pasar. Studi tentang keberadaan semi strong-form EMH dibagi dalam dua kategori: 1. Event study, yaitu uji terhadap seberapa cepat harga saham menyesuaikan terhadap specific significant economic event. Peneliti akan menguji jika misalnya terdapat public announcement

4 yang dilakukan oleh suatu perusahaan (seperti pengumuman laba bersih tahunan, stock splits, pembayaran dividen, pergantian direktur, atau pengumuman emisi saham), akan mampu mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi, dan terjadi abnormal rates of return. Pendukung keberadaan semi strong-form EMH meyakini bahwa akan terjadi penyesuaian harga saham secara cepat atas pengumuman tersebut, karena investor tidak akan mendapatkan superior riskadjusted return jika investasi dilakukan jauh hari setelah event atau pengumuman tersebut terjadi dan setelah membayar normal transaction costs. 2. Time series analysis terhadap return atau cross-section distribution of return untuk saham-saham individual. Studi ini bermaksud untuk memprediksi future rates of return dengan menggunakan public information yang tersedia saat ini. Penggunaan event study sudah banyak dilakukan peneliti sejak tahun 1970an. Peneliti beranggapan bahwa individual stock akan mendapatkan return sama dengan aggregate stock market. Oleh karenanya, akan terjadi abnormal rate of return akan terjadi jika terdapat selisih antara rate of return sekuritas i pada periode t dengan rate of return market index pada periode t. Rumus abnormal return adalah sebagai berikut. Dimana: AR it R it R mt : abnormal rate of return sekuritas i pada periode t : rate of return sekuritas i pada periode t : rate of return market index pada periode t Setelah tahun 1970an, rate of return untuk sekuritas pada rumus di atas disesuaikan dengan konsep CAPM bahwa tidak semua sekuritas memiliki pergerakan yang sama dengan market index. Terdapat beberapa sekuritas yang secara individual memiliki pergerakan lebih tajam (volatile) dibandingkan dengan market index. Dengan demikian, peneliti perlu menghitung expected rate of return untuk suatu sekuritas berdasarkan hubungan antara rate of return market index dan sekuritas tersebut dengan beta. Maka perhitungan abnormal rate of return ditentukan dengan menggunakan rumus: Dimana: ( ) E(R it ) : expected rate of return untuk sekuritas i pada periode t berdasarkan hubungan antara rate of return market index dan sekuritas tersebut dengan beta. Akan tetapi, bukti dari hasil uji keberadaan semi-strong EMH bervariasi. Banyak peneliti yang mendukung keberadaan semi-strong EMH setelah melakukan uji event study. Tetapi, peneliti yang menggunakan rate of return prediction atau menggunakan cross section of stock cenderung tidak mendukung keberadaan semi-strong EMH. Pengukuran Efisiensi Pasar Strong-form EMH Strong-form EMH berpendapat bahwa harga saham merefleksikan seluruh informasi baik yang bersifat public maupun private. Implikasinya, tidak ada investor yang mampu secara konsisten

5 mendapatkan above-average profit. Pengujian terhadap efisiensi pasar jenis strong ini pernah dilakukan dengan menganalisis return yang diperoleh satu kelompok investor dan menguji apakah satu kelompok investor tersebut mendapatkan above-average risk-adjusted return secara konsisten sepanjang waktu. Satu grup mendapatkan akses pada seluruh informasi, dan bertransaksi secara cepat untuk merespon informasi tersebut. Kelompok lain tidak memiliki akses dan kemampuan untuk berespon informasi secara cepat. Secara realitas, investor khusus yang diduga memiliki private information ini dikategorikan dalam empat grup yaitu 1) corporate insiders, 2) stock exchange specialists, 3) security analyst pada investment corporate ranking atas (contoh: Value Line), dan 4) professional money managers. Ada pendapat bahwa pada pasar saham bentuk kuat, investor memiliki kesempatan untuk mendapatkan superior return lebih besar dibandingkan pada weak- atau semi-strong form EMH. Hal ini disebabkan oleh adanya monopoli akses pada informasi, sehingga investor atau insider trading yang memonopoli akses akan mampu menciptakan return lebih besar. Insider trading ini mendapatkan kesempatan besar untuk menghasilkan return, tetapi mereka membayar lebih besar lagi atas monopoli informasi tersebut. Di akhir tahun 1980s, terdapat kasus dimana Ivan Boesky dan Michael Milken mendapat informasi tentang merger dan melakukan perdagangan saham sebelum ada pengumuman tentang kebijakan merger tersebut. Mereka didakwa atas illegal insider trading dan dipaksa untuk mengembalikan keuntungan (gain) yang telah diperoleh, membayar denda yang besar, dan menjalani hukuman penjara. Kedua orang ini bukan manajer perusahaan atau anggota dewan direksi, tetapi mereka adalah money managers yang mengelola jasa keuangan/investasi. Implikasi Pasar Modal Efisien Penurunan harga saham dapat menunjukkan bahwa pasar modal merespon secara negatif terhadap informasi negatif tentang saham dan emiten. Sebaliknya, kenaikan harga saham dapat merujuk pada adanya respon positif terhadap informasi positif tentang saham dan emiten. Investment process meliputi dua aktifitas penting, yaitu alokasi asset (asset allocation) dan pemilihan sekuritas (security selection). Alokasi asset merupakan tahap penting bagi investor karena cara pembagian dana yang dimiliki pada beragam jenis investasi akan berpengaruh kuat pada dua hal sekaligus yaitu resiko dan return. Jika pasar berlangsung secara efisien, maka pemilihan sekuritas menjadi kurang penting, dan investor tidak perlu khawatir jika dalam investasi mereka membeli sekuritas secara overpaying ataupun underpaying. Dalam posisi ini, yang perlu dilakukan investor tinggal membeli sejumlah besar saham dan menjalankan strategi investasi secara pasif. Strategi ini ditujukan untuk mengendalikan biaya investasi seminimal mungkin untuk menjaga portofolio yang terdiversifikasi. Jika efisiensi pasar tinggi, maka peran professional money manager menjadi berkurang. Investor tidak perlu membayar biaya tinggi untuk membeli saham. Broker bisa jadi tidak bekerja secara maksimal. Investor tidak lagi dapat mengandalkan bekerjanya market timing. Dalam market timing, investor dapat menghasilkan capital gain dalam waktu pendek, yaitu saat harga sekuritas naik dan turun dalam hitungan waktu yang cepat. Jika investor mampu memperhitungkan kenaikan atau penurunan harga sekuritas secara akurat untuk mampu menghasilkan capital gain, investor dikatakan mampu menjalankan market timing. Perhitungan ini membutuhkan data historis yang umumnya berlaku pada bentuk weak-form EMH.

6 Berdasarkan hipotesis efisiensi pasar bentuk kuat, harga saham dapat diprediksi berdasarkan harga sebelumnya dan informasi public dan private yang berkembang di masyarakat. Untuk itu, harga saham bersifat nonstationary time series. Random walk model (RWM) menyatakan bahwa harga asset seperti harga saham atau exchange rate mengikuti pola acak dan nonstationary. Implikasi random walk pada efisiensi pasar adalah bahwa harga saham saat ini sama dengan harga saham hari sebelumnya ditambah dengan random shock. Artinya, nilai Y di masa t adalah sama dengan nilai Y di masa (t-1) ditambah dengan random shock. Dengan kata lain, nilai Y di masa t dipengaruhi oleh one period lagged Y. Hal ini sesuai dengan pendukung EMH bahwa harga saham bersifat random, sehingga tidak ada potensi spekulasi yang menguntungkan di pasar saham. Dampak informasi di masa lalu pada harga saham tidak hilang, oleh karenanya sering dikatakan bahwa random walk memiliki infinite memory, bahwa random walk remembers the shock forever (Kerry Patterson, dalam Gujarati, 2009). Riset tentang sejauh mana pasar dikatakan efisien memiliki implikasi penting bagi investor dan manajer portfolio. Pada pasar yang efisien, para pelaku pasar ini akan menggunakan harga saham sebagai patokan kinerja saham. 1. Pasar Efisien dan Technical Analysis Asumsi yang dikembangkan oleh technical analyst berlawanan dengan prinsip efficient market. Berdasarkan technical analysis, harga saham bergerak pada trend yang relative tetap. Jika ada informasi baru di pasar, investor tidak serta merta mengetahui keberadaan informasi tersebut, karena biasanya informasi akan disebarkan oleh informed professional kepada aggressive investing public, baru kemudian kepada bulk of investors. Demikian pula, investor tidak serta merta bereaksi terhadap informasi tersebut. Proses investasi membutuhkan waktu, sehingga, harga pasar bergerak pada ekuilibrium baru secara gradual setelah suatu informasi tersedia (released). Hal ini menyebabkan harga pasar bergerak secara pasti. 2. Pasar Efisien dan Fundamental Analysis Fundamental analyst berpendapat bahwa pada setiap waktu, terdapat basic intrinsic value untuk setiap pasar saham, industri, dan individual securities. Basic intrinsic value ini tergantung dan ditentukan oleh underlying economic factors. Dengan demikian, investor harus menentukan intrinsic value suatu sekuritas dengan mengevaluasi variabel-variabel yang menentukan nilai intrinsic sekuritas, yaitu cash flow, interest rates, dan risiko. Jika harga saham berbeda dari estimated intrinsic value dalam jumlah yang cukup untuk menutup transaction cost, rekomendasi yang dapat diberikan adalah: a. investor dapat membeli saham jika harga saham di bawah intrinsic value, b. investor tidak membeli saham atau bahkan menjual saham jika harga pasar di atas intrinsic value. Dengan mekanisme ini, fundamental analyst menyadari adanya perbedaan antara intrinsic value dan harga pasar, dan segera melakukan koreksi dengan menjual atau membeli sekuritas. Investor yang dapat memperkirakan estimated intrinsic value akan dapat menciptakan superior market timing (asset allocation), melakukan pembelian undervalued securities, dan menghasilkan above-average returns. Fundamental analysis seperti ini membutuhkan analisis terhadap aggregate market, industri, perusahaan, serta manajemen portofolio.

7 3. Pasar Efisien dan Manajemen Portofolio Keputusan untuk mengelola suatu portofolio secara aktif maupun pasif tergantung pada keberadaan superior analyst, yaitu mereka yang memiliki waktu dan keahlian untuk mengidentifikasi overvalued atau undervalued securities secara cepat. Superior analyst akan memberikan rekomendasi pada suatu portofolio (yang terdiri dari proporsi beberapa sekuritas). Sementara, portfolio manager yang tidak memiliki superior analyst cenderung akan mengukur risk preference dari klien nya, baru kemudian menyusun portofolio yang sesuai dengan risk level klien. Portofolio tersebut akan terdiri dari beberapa jenis risky asset dan risk-free asset. Portofolio yang mengandung risky asset harus completely diversified on a global basis sehingga pergerakan harganya akan sesuai dengan pergerakan pasar dunia (world market). Diversifikasi semacam ini akan mengurangi unsystematic (unique) variability. Dalam posisi ini, umumnya diperlukan sekitar 20 sekuritas untuk bisa menghasilkan keuntungan. Bahkan ada pendapat bahwa dibutuhkan 100 sekuritas untuk dapat menghasilkan complete diversification. Tahap berikutnya adalah mengurangi transaction cost. Jika suatu portofolio telah terdiversifikasi dan terstruktur sesuai dengan risk level yang diinginkan, maka excessive transaction cost biasanya akan terjadi dan akan mengurangi expected rate of return. Cara untuk mengurangi transaction cost adalah: a. Minimize taxes. b. Reduce trading turnover. Aktifitas perdagangan terjadi jika dimaksudkan untuk menjual sebagian portofolio (liquidate part of the portfolio), atau untuk menjaga tingkat risiko sebagaimana yang diinginkan. c. When you trade, minimize liquidity cost by trading relatively liquid stock. Saham yang dijual pertama biasanya adalah saham yang liquid. Perilaku stock price dan market efficiency 1. Day of the week effect Pada pasar saham, bisa jadi muncul pertanyaan, pada hari apa di setiap minggu dimana umumnya terjadi return yang paling besar? Pertanyaan ini cenderung konyol, tetapi ada setiap minggu dimana perilaku pasar berbeda, yaitu hari Senin. Perhitungan return pada hari Senin ditentukan oleh rata-rata perubahan yang terjadi sejak penutupan transaksi pada hari Jumat, yaitu terhitung 72 jam atau tiga hari sejak di hari Jumat minggu sebelumnya. Jika pada hari lain, perhitungan return ditentukan oleh rata-rata perubahan selama 24 jam. Dengan logika sederhana ini, seharusnya rata-rata return pada hari Senin adalah tiga kali lebih besar dibanding rata-rata return hari lainnya. Dalam realita umumnya investor mengalami return paling rendah pada hari Senin. Di Amerika, hari Senin adalah satu-satunya hari dimana investor rata-rata mengalami negative return. Hal inilah yang disebut sebagai day-of-the-week effect. Adanya fenomena ini membuktikan adanya perilaku aneh pasar saham dan terjadinya inefisiensi pasar (market inefficiency).

8 2. January effect January effect merupakan istilah yang merujuk pada adanya return yang tinggi pada hari-hari di awal bulan Januari, saat terjadi pergantian tahun. Pengamat saham umumnya mengetahui hal ini. Bagi peneliti, January effect menjadi salah satu bukti bahwa pasar efisien tidak dapat terjadi, karena perilaku ini tidak lazim. Buat mereka, mengapa investor tidak mengambil keuntungan dari fenomena ini dan menjual saham yang mereka miliki saat harga naik? Tugas Gunakan data yang telah Anda kumpulkan. 1. Perkirakan terjadinya weak-form EMH dengan menggunakan autocorrelation test dan run test (per sektor). 2. Identifikasi terjadi day of the week effect dan January effect (individual dan per sektor)

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang

Lebih terperinci

Kondisi Pasar yang Efisien

Kondisi Pasar yang Efisien Efisiensi Pasar Pasar yang Efisien Bagaimana respon pasar terhadap informasi baru? Mungkinkah dengan menggunakan informasi sekarang kita bisa memutuskan investasi yang profitable dan yang unprofitable?

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke arah

Lebih terperinci

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR Materi 11 EFISIENSI PASAR Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event Studies - Pengujian Private Information IMPLIKASI

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke

Lebih terperinci

Efisiensi Pasar Modal.

Efisiensi Pasar Modal. Efisiensi Pasar Modal ririkyunita@yahoo.co.id KONSEP PASAR MODAL EFISIEN Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB 2 STUDI LITERATUR 12 BAB 2 STUDI LITERATUR 2.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep efisiensi pasar modal merupakan salah satu teori terpenting dalam bidang riset keuangan, yang diajukan oleh Fama (1970). Efisiensi dalam teori

Lebih terperinci

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) : Efisiensi pasar Pasar efisien bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk

Lebih terperinci

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Systematic Risk & Beta Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Risk Averse Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

Handout Manajemen Keuangan Lanjutan

Handout Manajemen Keuangan Lanjutan Handout Manajemen Keuangan Lanjutan KEPUTUSAN PENDANAAN DAN EFISIENSI PASAR MODAL 1 KEPUTUSAN MANAJER KEUANGAN Keputusan Pendanaan Keputusan Investasi Keputusan Dividen 2 Keputusan pendanaan berhubungan

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia bisnis dan kegiatan investasi dari tahun ke tahun merupakan salah satu indikator kemajuan pertumbuhan ekonomi yang memacu investor untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

RISIKO. Untuk menghitung risiko berdasarkan probabilitas, investor menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut.

RISIKO. Untuk menghitung risiko berdasarkan probabilitas, investor menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD RISIKO Perhitungan risiko digunakan untuk melengkapi perhitungan tingkat return

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana efektif sebagai penggalang dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Aktivitas pasar modal

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan)

ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan) Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Teknik-teknik analisa keuangan ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan) Terdapat beragam cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara yang sehat dapat dilihat salah satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi pasar modal tersebut

Lebih terperinci

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan 1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dikompilasi oleh : Nila Firdausi Nuzula, PhD Program Studi : Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya RETURNS Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buy Back 2.1.1 Pengertian Buy Back Weston, Mitchel, dan Mulherin (2004: 484) mendefinisikan buy back saham atau share repurchase sebagai suatu tindakan perusahaan public yang

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

Return Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD

Return Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD RISK PREMIUM DAN PORTFOLIO THEORY Pembahasan lebih lanjut tentang resiko banyak

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang signifikan ditunjukkan dengan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 5.071 triliun (Oktober

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode penelitian 2007-2009 dengan objek penelitian Indeks LQ45. Kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Stock Split Stock split (pemecahan saham) adalah memecah saham menjadi n lembar saham. Peristiwa stock split akan membuat jumlah lembar saham meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, STUDI LITERATUR TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI, STUDI LITERATUR TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI, STUDI LITERATUR TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Landasan Teori II.1.1. Konsep Random Walk dan Efficient Market Hypothesis (EMH) Konsep Random Walk pertama kali diangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Saham Saham Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Analisis Fundamental Pendekatan present value Mengkapitalisasi pendapatan yang diharapkan Nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

ANALISA UNTUK INVESTOR

ANALISA UNTUK INVESTOR 1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. LANDASAN TEORI 1.1.1 Efisiensi Pasar Brealy et.al (2007) menyatakan bahwa harga dari sekuritas-sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang tersedia dan merespon

Lebih terperinci

RISK AND RETURN 1. RISK AND RETURN FUNDAMENTALS. Untuk memaksimumkan harga saham, financial manager harus menetapkan risk dan return.

RISK AND RETURN 1. RISK AND RETURN FUNDAMENTALS. Untuk memaksimumkan harga saham, financial manager harus menetapkan risk dan return. RISK AND RETURN 1. RISK AND RETURN FUNDAMENTALS Untuk memaksimumkan harga saham, financial manager harus menetapkan risk dan return. Resiko (risk) Adalah suatu kesempatan terjadinya kerugian keuangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, maka manajer keuangan harus mengusahakan agar kelebihan dana atau

BAB I PENDAHULUAN. modal, maka manajer keuangan harus mengusahakan agar kelebihan dana atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya apabila sebuah perusahaan memiliki kelebihan dana atau modal, maka manajer keuangan harus mengusahakan agar kelebihan dana atau modal tersebut

Lebih terperinci

Capital markets research in Accounting S.P. Kothari

Capital markets research in Accounting S.P. Kothari Capital markets research in Accounting S.P. Kothari Jurnal yang dibuat oleh Kothari berisi tentang penelitian yang menyangkut hubungan antara pasar modal dengan laporan keuangan. Kothari menggunakan kerangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

TECHNICAL ANALYSIS. Technical analysis dilakukan berdasarkan beberapa asumsi dasar:

TECHNICAL ANALYSIS. Technical analysis dilakukan berdasarkan beberapa asumsi dasar: Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Pengertian TECHNICAL ANALYSIS Technical analysis mengambil keputusan dalam perdagangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan teori yang berkaitan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan teori yang berkaitan dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dilakukan pembahasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini seperti random walk theory, efficeint market hypothesis (EMH), risiko, volatilitas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Panagiotis (2010) meneliti tentang dampak terorisme terhadap harga saham perbankan di negara Yunani. Ada tiga peristiwa bom yang diteliti oleh Panagiotis,

Lebih terperinci

MOJAKOE MANAJEMEN INVESTASI

MOJAKOE MANAJEMEN INVESTASI Presented by : Accounting Study Division MoJaKoe Manajemen Investasi MOJAKOE MANAJEMEN INVESTASI UAS MI 2012/2013 ACCOUNTING STUDY DIVISION DILARANG memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan memperoleh dana untuk kegiatan operasi dan ekspansi perusahaan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menanamkan modal baik dalam uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN 1

ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sumber utama analisa kinerja

Lebih terperinci

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL 1 Pertemuan 9 RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL A. Pengertian Return & Resiko Suatu Investasi Seorang investor maupun perusahaan yang melakukan kegiatan investasi selalu dihadapkan pada resiko dan return

Lebih terperinci

harga saham sebelumnya. Unsur return yang satu ini dimungkinkan menjadi lebih

harga saham sebelumnya. Unsur return yang satu ini dimungkinkan menjadi lebih BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pada bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka yang merupakan landasan teori yang merupakan dasarbagi pengembangan hipotesis. Pada bagian awal akan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan portfolio (portfolio management), dapat dibagi menjadi 2 cara,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan portfolio (portfolio management), dapat dibagi menjadi 2 cara, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pengelolaan portfolio (portfolio management), dapat dibagi menjadi 2 cara, manajemen pasif (passive management) dan manajemen aktif (active management) (Elton dan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME

Manajemen Keuangan. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME Manajemen Keuangan Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME Silabus Dasar-dasar Manajemen Keuangan, J Fred Weston & EF Brigham, Penerbit Erlangga Manajemen Keuangan Pengertian Manajemen dana baik yang berkaitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori dasar portofolio dan teori kinerja portofolio. Secara spesifik teori kinerja portofolio ini akan digunakan pada bab bab selanjutnya untuk mengevaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang menarik dan cukup kontroversial di bidang keuangan. Istilah tentang pasar yang efisien bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN. Universitas Gunadarma Jakarta

Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN. Universitas Gunadarma Jakarta Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN Universitas Gunadarma Jakarta EVOLUSI TEORI KEUANGAN Konsep Pasar Modal Sempurna (Perfect Capital Markets) Analisis Arus Kas yang Didiskonto (Discounted Flow

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi dewasa ini menjadi pilihan masyarakat dalam menggunakan kelebihan dananya. Menurut Tandelilin (2010:2) investasi merupakan komitmen atas sejumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, terjadi pertumbuhan yang pesat pada pasar modal di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hipotesis Pasar Efisien Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pengertian pasar efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pasar Modal a) Pengertian Pasar Modal Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli. Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep mengenai Efficient Market Hypothesis (EMH) telah menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan dalam dunia keuangan. Apabila pasar modal telah efisien maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saat ini telah menjadi kegiatan penting di dalam kehidupan masyarakat. Instrumen investasi juga telah beragam jenisnya misalnya properti, deposito,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang beroperasi di Indonesia adalah Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan tiga fungsi, yaitu pertama sebagai tempat berinteraksi pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar yang digunakan jual beli berbagai instrumen keuangan, seperti obligasi, saham, reksa dana, instrumen derivatif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan memperjual-belikan instrumen keuangan jangka panjang, seperti surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali jumlah pendapatan yang diterima tidak sama dengan jumlah pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa. Terkadang

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta)

ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta) ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE 2003 2005 (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO 1.1 PENDAHULUAN RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO Mengukur return dan resiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dasarnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Saham Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak (Tandelilin, 2001: 25). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Capital Assets Pricing Model (CAPM) Model penetapan harga aset modal (Capital Assets Pricing Model) yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Dividen Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan tingkat cash flows pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian di suatu negara. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian di suatu negara. Di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal adalah tempat untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Pasar

Lebih terperinci