BAB I SISTEM BILANGAN REAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I SISTEM BILANGAN REAL"

Transkripsi

1 BAB I SISTEM BILANGAN REAL A. Sistem Bilangan Real Sistem bilangan real sangat erat kaitannya dengan kalkulus. Sebagian dari kalkulus berdasar pada sifat-sifat sistem bilangan real, sehingga sistem bilangan real penting untuk kita pahami terlebih dahulu. Sistem adalah himpunan dari bilangan-bilangan beserta sifat-sifatnya, sedangkan himpunan bilangan real adalah sekumpulan bilangan-bilangan rasional atau irrasional, sehingga sistem bilangan real adalah himpunan yang terdiri dari bilangan real beserta sifat-sifat yang dimilikinya. Bilangan real merupakan bilangan yag dapat dituliskan dalam bentuk desimal, baik itu bilangan rasional maupun irrasional. Contoh bilangan real: Bilangan real dapat direpresentasikan secara geometri sebagai titik pada suatu garis bilangan real Simbol sistem bilangan real ataupun garis bilangan real dapat dinyatakan dengan. Sifat dari sistem bilangan real terbagi dalam tiga kategori, yaitu algebraic properties, order properties,dan completeness property. Sifat-sifat dalam aljabar dari suatu bilangan menyatakan bahwa bilangan real dapat ditambahkan, dikurangkan, dikalikan, maupun dibagi (kecuali dengan 0). Kita tidak bisa membagi bilangan dengan 0.

2 Sifat-sifat urutan dari bilangan real, dapat disajikan sebagai berikut.. Trikotomi Jika dan y adalah bilangan-bilangan, maka pasti satu diantara yang berikut berlaku: y atau = y atau > y. Ketransitifan : y dan y < z < z 3. Penambahan : y + z < y + z 4. Perkalian Bilangan z positif, < y z < yz Jika z negatif, < y z > yz Sifat-sifat kelengkapan dari sistem bilangan real menyatakan suatu bilangan dengan lebih tepat. Berikut disajikan tiga contoh himpunan, himpunan yang spesial dalam bilangan real.. Bilangan asli, yaitu. Bilangan bulat, yaitu 3. Bilangan rasional, yaitu bilangan yang dapat dinyatakan dalam, dengan, bilangan bulat, dan. Contoh : dan Bilangan real, atau lebih tepatnya pada bilangan rasional, apabila disajikan dalam bentuk desimal, dapat berupa:. terminating (di belakang koma diakhiri oleh nol yang tidak terbatas) Contoh :. eventually repeating (di belakang koma diakhiri dengan digit yang berulang Contoh : (dengan penulisan bar mengindikasikan perulangan digit) tidak mengindikasikan perulangan digit maupun nol yang tidak terbatas, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam, dengan, bilangan bulat, dan, atau dengan kata lain adalah bilangan irrasional.

3 B. Interval Subset dari garis bilangan real dinamakan interval jika memuat minimal dua bilangan dan memuat semua bilangan real diantara dua anggota tersebut. Secara geometris, interval berhubungan dengan sinar garis dan ruas garis dari bilangan real. Penulisan himpunan dengan notasi himpunan, interval dan garis bilangan real disajikan dalam Tabel berikut. Tabel Penyajian Himpunan dalam Notasi Himpunan, Interval, dan Garis Bilangan Finite Infinite Notasi Himpunan Interval Garis Bilangan Real { a < < b } (a,b) a b { a < b } [a,b) a b { a < b } (a,b] a b { a b } [a,b] a b { b } (-,b] b { < b } (-,b) b { a } [a,) a { > a } (a,) a C. Pertidaksamaan Penyelesaian suatu pertidaksamaan erat kaitannya dengan banyak permasalahan dalam kalkulus. Solusi dari suatu pertidaksamaan dapat disajikan dalam bentuk notasi himpunan, interval, ataupun garis bilangan, seperti pada bahasan sebelumnya. Contoh:. Selesaikan pertidaksamaan. Selesaikan pertidaksamaan Penyelesaian: 3

4 . jika kedua ruas ditambah 4 dan dikurangi, maka. Penyajian penyelesaian, dapat berupa notasi, tetapi juga dapat berupa interval, dapat pula berupa garis bilangan 7 Untuk ruas dengan dapat dilakukan langkah mengalikan kedua sehingga ruas kanan dijabarkan menjadi jika kedua ruas ditambah 6 jika kedua ruas dibagi 3 Atau Penyajian penyelesaian, dapat berupa notasi, tetapi juga dapat berupa interval, dapat pula berupa garis bilangan 4 D. Nilai mutlak Berbagai terapan matematika, khususnya bilangan, pada kasus-kasus tertentu memerlukan suatu bilangan yang selalu positif. Misal dicontohkan dalam kasus jarak suatu titik ke titik lain, jarak suatu kota ke kota lain, luas daerah suatu bidang, luas daerah suatu kebun, dsb tidak mungkin bernilai negatif. Dalam sistem bilangan real, bilangan yang tidak pernah negative didefinisikan sebagai harga mutlak. Harga mutlak, dituliskan dimana real adalah: () =, jika > 0 () = -, jika < 0 (3) = 0, jika = 0 Beberapa sifat dari harga mutlak diberikan sebagai berikut: () Untuk a dan b real, berlaku () Jika a > 0 maka 4

5 Akibat dari sifat-sifat di atas adalah: (3) Jika a > 0, maka (4) Jika a > 0, maka jika a > 0, maka (5) Jika a dan b real maka (6) Jika a dan b real maka (disebut ketidaksamaan segitiga) (7) Jika a dan b real, maka Latihan. Berikut disajikan bilangan-bilangan real. Manakah dari bilangan berikut yang merupakan bilangan rasional? Berilah alasan atas jawabanmu. a. b. c. 0, Tentukan solusi dari pertidaksamaan berikut a. b. c. 5

6 BAB II FUNGSI A. Fungsi Pemahaman mengenai suatu fungsi dapat lebih mudah dengan mengilustrasikannya dalam sebuah tembakan dengan senapan. Ilustrasikan fungsi sebagai suatu senapan. Fungsi akan mengambil amunisi dari suatu himpunan yang disebut daerah asal (domain) dan menembakkannya pada suatu himpunan sasaran yang disebut daerah hasil (range). Setiap peluru mengenai sebuah titik sasaran tunggal, tetapi boleh jadi beberapa peluru menuju pada titik yang sama. Penyajian suatu fungsi dapat dilakukan melalui berbagai sajian, diantaranya melalui pasangan berurutan, diagram venn, maupun dalam grafik kartesius. Contoh : {(,),(,4),(3,9)} apabila dinyatakan dalam diagram venn dapat digambarkan dalam Gambar berikut A B Gambar. Contoh Penyajian Fungsi dalam Diagram Venn Dari dua macam sajian fungsi di atas, dapat dilihat bahwa Himpunan A di relasikan terhadap Himpunan B, dengan daerah asal anggota dari himpunan A, yaitu {,,3}, dan daerah hasil {,4,9}. Mengenai penyajian fungsi dalam diagram kartesius, dapat dilihat untuk tiap fungsinya dalam bahasan selanjutnya. 6

7 B. Macam-Macam Fungsi Fungsi-fungsi yang ada, diantaranya disajikan berikut. Fungsi Linier Bentuk umum dari fungsi linier adalah: Fungsi linear apabila digambarkan dalam suatu diagram kartesius, maka akan diperoleh suatu grafik dengan kurva lurus. Berikut disajikan berbagai bentuk dari grafik fungsi linier dengan gradien yang berbeda-beda, yang disajikadalam Gambar. Gambar. Perbandingan Berbagai Macam Bentuk Grafik Fungsi Liner. Fungsi Kuadrat Bentuk umum dari fungsi kuadrat adalah: Berikut digambarkan contoh berbagai bentuk grafik persamaan kuadrat. 7

8 Gambar 3. Perbandingan Berbagai Macam Bentuk Grafik Fungsi Kuadrat 3. Fungsi Pangkat Tiga Bentuk umum dari fungsi pangkat tiga adalah: Berikut digambarkan contoh berbagai bentuk grafik fungsi pangkat tiga Gambar 4. Perbandingan Berbagai Macam Bentuk Grafik Fungsi Pangkat Tiga 8

9 4. Fungsi Trigonometri Misalkan titik P(,y) berjarak dari titik O(0,0), yaitu y, dan misalnya adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu positif dan OP. Didefinisikan cos = dan sin = y Y P(,y) sin = y cos = OP= O X Didefinisikan juga mengenai identitas trigonometri, diantaranya: a. b. c. d. e. f. g. Perbandingan Trigonometri Sudut Berelasi a) Perbandingan Trigonometri di Kuadran I Sin ( ) = cos Cos ( ) = Sin Tan ( ) = cot csc ( ) = sec sec ( ) = csc cot ( ) = tan b) Perbandingan Trigonometri di Kuadran II Sin ( ) = sin Cos ( ) = - cos Tan ( ) = - tan csc ( ) = csc sec ( ) = -sec cot ( ) = - cot 9

10 c) Perbandingan Trigonometri di Kuadran III Sin ( ) = -sin csc ( ) = -csc Cos ( ) = - cos sec ( ) = -sec Tan ( ) = tan cot (80 0+ ) = cot d) Perbandingan Trigonometri di Kuadran IV Sin ( ) = -sin Cos ( ) = cos Tan ( ) = - tan csc ( ) = -csc sec ( ) = sec cot ( ) = - cot Grafik dari fungsi trigonometri, diantaranya disajikan dalam gambar berikut. Gambar 5. Grafik fungsi Gambar 6. Grafik fungsi 0

11 Gambar 7. Grafik fungsi Gambar 8. Perbandingan Grafik fungsi 5. Fungsi Eksponen dan Logaritma Persamaan umum fungsi eksponen: y f ) ( a ; a>0, a Sifat-sifat: ) untuk semua a 4) a p q a pq p p q pq a a ) a a a 5) p b b p q pq 3) ( a ) a p

12 Untuk fungsi eksponen asli, didefinisikan sebagai: Fungsi invers dari y = ln adalah = e y, y Dari definisi di atas didapatkan : a. e ln =, > 0, b. ln (e y ) = y, Bilangan e adalah suatu bilangan riil yang memenuhi persamaan ln e =. Bilangan e adalah bilangan irrasional yaitu : e, Jika dan ditulis a b p, maka b disebut logaritma dari p dengan bilangan dasar a, log a p. Fungsi logaritma didefinisikan dengan persamaan: y f ( ) log, a > 0, a a Yang mana fungsi ini terdefinisikan untuk >0, dan tidak lain merupakan invers dari fungsi eponen. Sifat-sifat: ) log pq log p log q a p ) log a log a p log a q q q 3) log p qlog p a a a a 6. Fungsi Invers Trigonometri

13 .Gambar 9. Fungsi y =sin pada [/, /] mempunyai invers Gambar 0.y = PV sin dengan / /. Gambar. = arc sin y y = sin dengan / /. Gambar. y = arc sin = sin y dengan / /. Seringkali simbol y = arc sin dituliskan dalam bentuk y sin. 7. Fungsi Hiperbolik Fungsi eksponensial dan sering muncul secara kombinasi dalam matematika dan terapannya sehingga kombinasi tersebut diberi nama khusus, yang mirip dengan fungsi trigonometri. Definisi (Fungsi Hiperbol) Fungsi sinus hiperbol, cosinus hiperbol dan empat fungsi sejenis lainnya didefinisikan sbb : 3

14 C. Operasi pada Fungsi Fungsi bukanlah bilangan. Tetapi seperti halnya dua bilangan a dan b dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah bilangan baru a + b, demikian juga dua fungsi f dan g dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah fungsi baru f + g. Ada beberapa operasi yang bisa diberlakukan pada fungsi Kita akan mudah memahami operasi pada fungsi ini dengan contoh, misalkan f dan g sebagai berikut: 5 f ( ) dan g( ) Kita dapat membuat fungsi baru f + g dan f g dengan cara memberikan pada nilai ini: ( f g)( ) ( f g)( ) 5 f ( ) g( ) 5 f ( ) g( ) Daerah asal f + g f - y D. Fungsi Komposisi Komposisi fungsi bisa diibaratkan sebagai dua fungsi yang berurutan artinya fungsi yang kedua dioperasikan setelah fungsi yang pertama bekerja. Misalkan f dan g seperti pada contoh di atas, maka jika f bekerja pada untuk menghasilkan f() dan kemudian g bekerja pada f() untuk menghasilkan 4

15 g(f()), dikatakan bahwa kita telah menyusun g dengan f. Fungsi yang dihasilkan, disebut komposit g dengan f, dinyatakan oleh g o f. Jadi (g o f) () = g(f()) Pada contoh f dan g diatas, bisa kita uraikan sebagai berikut: 5 f ( ) dan g( ) 5 ( g f )( ) g( f ( )) g ( f g)( ) f ( g( )) f 5 5 bisa juga kita dapatkan komposisi ( f f )( ) dan ( g g)( ), berapa hasil akhirnya silahkan dicoba sebagai latihan. Latihan Jika dan Tentukan domain dari

16 BAB III LIMIT FUNGSI A. Limit Fungsi di Satu Titik Pemahaman secara intuisi f() = 3 f() tidak mempunyai nilai (tidak terdefinisi) Tabel. Simulasi Nilai Limit untuk f() = 3 dekat dengan dari arah kiri dekat dengan dari arah kanan 0,9 0,99 0,999 0,9999,000,00,0, f() 4,8. 4,9998 5,000 5,00 5,0 5, nilai fungsi dekat dengan 5 nilai fungsi dekat dengan 5 Definisi 3. : (pengertian limit secara intuisi) lim f ( ) L berarti bahwa jika dekat c ( c) maka f() dekat dengan L c Dari tabel. : 0 < < 0, f() 5 < 0, 0 < < 0,0 f() 5 < 0,0 0 < < 0,00 f() 5 < 0,00 dan seterusnya. nilai f() dapat didekatkan ke 5 sekehendak kita asalkan nilai diambil cukup dekat ke. Artinya, f() 5 dapat dibuat kecil sekehendak kita asal cukup kecil pula. DKL : f() 5 < apabila 0 < < Definisi 3.. : Limit fungsi Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang terbuka I yang memuat c kecuali mungkin di c itu sendiri. lim f ( ) c L > 0, > 0 0< c < f () L <. 6

17 Definisi 3.3.: Limit sepihak. lim f ( ) c L >0, >0 jika 0< c< maka f() L <.. lim f ( ) L >0, >0 jika - < c< 0 maka f() L<. c Contoh Soal: Buktikan bahwa :.. Jawab:. Ambil sebarang >0 sehingga 5+-(-3) < akan dicari > 0 sehingga berlaku (-) < f() (-3) <. + < f() +3 <. Analisis pendahuluan: f() (-3) = 5+-(-3) = 5+5 = 5(+) = Kalau diambil = 5 maka = /5 Bukti: Diambil sebarang >0 akan dicari > 0 sehingga 0 < + < f() (-3) <. 0 < + < 5+-(-3) <. 0 < + < 5+5 <. 0 < + < 5 + <. Dipilih 0 < /5, maka 0 < + < /5 5 + < 5. /5 < terbukti.. Ambil sebarang > 0 sehingga f() 7 = <, akan dicari > 0 sehingga berlaku 3 < f() 7 <. Analisis pendahuluan: = + = ( 3)( +4) = < (dapat dibuat kecil). Jika dipilih maka +4 = < + 7 = 8 7

18 diperoleh: = 3 +4 < 8 8 =, dengan kata lain 3 < 8 =. Jadi dapat ditemukan = min(, 8 ) sehingga jika 3 < berakibat f() 7 <. Terbukti bahwa : lim B. Teorema-Teorema Limit Fungsi Teorema 3.. : teorema ketunggalan lim f ( ) L dan lim f ( ) L maka L = L. c c Dengan kata lain, jika limit suatu fungsi ada maka nilainya tunggal. Bukti : Diketahui lim f ( ) L dan lim f ( ) L. Akan dibuktikan bahwa L = L. c Andaikan L L lim f ( ) c Demikian juga, lim f ( ) c (##). c L maka lim f ( ) L c L maka lim f ( ) L c..(*) dan lim f ( ) L (**). c...(#) dan lim f ( ) L c Dari (*) dan (##) atau (**) dan (#) diperoleh lim f( ) lim f( ) kata lain bahwa : lim f( ) c tidak ada (kontradiksi lim f ( ) L dan lim f ( ) L ). c c Jadi pengandaian salah, yang benar L = L. c c dengan Teorema 3.. : rumus-rumus limit. lim k k untuk sebarang konstan k. c. jika lim f ( ) L dan lim g( ) M maka c c 8

19 a. lim[ f ( ) g( )] L M c b. lim kf ( ) c c. lim[ f ( ) g( )] LM d. c kl, untuk sebarang konstan k. f ( ) L lim, asalkan M 0 c g ( ) M e. lim{ f ( )} n L n c f. lim f ( ) L c Bukti : a. Diketahui lim f ( ) L dan lim g( ) c c M. Akan dibuktikan : lim[ f ( ) g( )] L M c ( >0)( > 0) f ( ) g( ) (L + M) < apabila c <. Ambil sebarang >0 sehingga f ( ) g( ) Diketahui: lim f ( ) c lim g( ) M c Misalkan = Min(,) maka c <. (L + M) <. L (>0)( >0) ( ) f L </jika c <. dan (>0)( >0) g ( ) M < / jika c <. f ( ) g( ) (L + M) = ( f( ) L ) + ( g ( ) M) b. Diketahui lim f ( ) L dan lim g( ) c f( ) L </ dan g ( ) M < / apabila < f( ) L + g ( ) M < / + / = c Akan dibuktikan : lim[ f ( ) g( )] LM c lim f ( ) L dan lim g( ) M c c M. lim( f ( ) L) 0 dan lim( g( ) M ) 0. c c maka menurut. dan a. diperoleh 9

20 Perhatikan bahwa : f ( ) g( ) ( f ( ) L) g( ) L( g( ) M) LM, sehingga : lim f ( ) g( ) lim( f ( ) L) g( ) lim L( g( ) M) lim LM =LM. c c c c C. Limit di Tak Hingga dan Limit Tak Hingga Perhatikan fungsi g() = yang didefinisi kan di setiap R. Tampak nilai g() akan mendekati (dua) apabila membesar atau mengecil tanpa batas. Hal ini berarti bahwa nilai g() dapat dibuat sedekat mungkin ke (jarak g() ke dapat dibuat lebih kecil dari sebarang bilangan positif kecil) dengan cara mengambil cukup besar (lebih besar dari bilangan positif tertentu) atau mengambil cukup kecil (lebih kecil dari bilangan negative tertentu). Gambar 3. Fungsi g() = Kasus mengambil nilai cukup besar dilambangkan: kasus mengambil nilai cukup kecil ditulis : lim lim =. =, dan Definisi 3.4. : Limit fungsi di tak hingga. Limit fungsi f () untuk menuju positif tak hingga (+) adalah L ditulis dan didefinisikan sebagai berikut : lim f ( ) L > 0, P > 0 f() L < bila > P. Limit fungsi f () untuk menuju negatif tak hingga (-) adalah L ditulis dan didefinisikan sebagai berikut : lim f ( ) L > 0, N > 0 f() L < bila < N. 0

21 ( 3) bukan? Sebelum didefinisikan limit tak hingga, perhatikan grafik fungsi h() = di bawah ini. Kalian sudah mahir menentukan domain suatu fungsi, Gambar 4 Fungsi h()= ( 3) Tampak bahwa jika dekat dengan 3 baik dari arah kiri maupun kanan, h() menuju bilangan yang sangat besar. Kalian tahu bahwa fungsi h terdefinisi pada selang terbuka yang memuat 3, kecuali di 3 itu sendiri. Apa yang terjadi dengan nilai fungsi h apabila cukup dekat dengan 3. perhatikan table fungsi h() : h() Tak 3 terdefinisi dalam kasus ini dinamakan limit tak hingga. Definisi 3.5. : Limit tak hingga. Limit fungsi f () untuk menuju c adalah + ditulis dan didefinisikan oleh : lim f( ) P > 0, > 0 f() > P bila 0 < c < c. Limit fungsi f () untuk menuju c adalah - ditulis dan didefinisikan oleh : lim f( ) N < 0, > 0 f() < P bila 0 < c < c Contoh Soal: Tentukan nilai-nilai limit fungsi berikut ini :

22 ). 3). lim lim ( 3) Jawab : ). lim ( 3) 4). lim ( 3) ). lim lim ; ( 0 ) ( ) lim = ). lim ( 3) 3). lim = ( 3) 4). lim ( 3) = 0 0 = 0 D. Limit fungsi trigonometri X f() sin Coba kalian perhatikan fungsi f( ). Fungsi tersebut tidak terdefinisi untuk = 0. Lantas, bagaimanakah nilai fungsi untuk dekat dengan 0?. Kalkulator akan menolong kita memperoleh bayangan fungsi untuk beberapa mendekati 0 yang dituliskan pada tabel di samping. Gunakanlah kalkulator kalian untuk mengecek nilai-nilai dalam tabel tersebut. Secara intuitif meskipun tidak cukup kuat untuk diakui, dapatlah disimpulkan bahwa : untuk dekat dengan 0 baik dari kiri maupun kanan maka sin fungsi f( ) akan dekat dengan. sin Dengan kata lain, lim. Kalian nantinya akan mendapatkan 0 demonstrasi yang cermat, dengan teorema prinsip apit dan rumus geometri,

23 bahwa kesimpulan tersebut benar secara pasti yang selanjutnya rumus tersebut dikenal dengan definisi limit fungsi trigonometri. Definisi 3.6. (definisi limit fungsi trigonometri) sin lim 0 Dari definisi di atas, dapat diperoleh teorema-teorema tentang limit fungsi trigonometri dan limit fungsi invers trigonometri, yaitu : Teorema.3. : rumus limit trigonometri arcsin. lim 3. lim 5. lim 7. lim 0 sin 0 tan 0 0 arc tan tan arc tan. lim 4. lim 6. lim 0 0 arcsin 0 Rumus-rumus di atas dapat dibuktikan kebenarannya dengan sifat-sifat limit fungsi.(teorema 3..) Bukti :. lim sin sin sin lim 0 0 lim lim 0 0 arcsin. untuk membuktikan lim, 0 dimisalkankan y = arcsin maka = siny, sehingga jika 0 maka y0, arcsin y sehingga diperoleh : lim lim (menurut Teorema.3.) 0 y0sin y Bukti-bukti sifat yang lain diserahkan para mahasiswa sebagai latihan. Contoh Soal: Tentukan nilai limit fungsi trigonometri berikut ini : a. tan lim 0 cos b. lim sin 3

24 Jawab : a. lim 0 tan tan = lim = 0 b. jika maka - 0, dan jika - = y maka = + y dan y 0 sehingga : cos lim = sin cos( y) cos y sin ( y / ) y sin ( y / ) lim lim lim lim y 0 sin ( y) y 0 sin y y 0 sin y y 0 sin y y / y = lim sin 0 y0 LATIHAN Tentukan nilai limit berikut ) ) 3) 4) 5) 6) 7) 4

25 BAB IV KEKONTINUAN FUNGSI A. Kekontinuan Fungsi Kontinu berarti terus menerus (berkelanjutan) tanpa perubahan mendadak (tidak terputus). Konsep kekontinuan fungsi sangat penting dalam kalkulus, baik kalkulus differensial maupun integral. Konsep ini didasarkan atas konsep limit. Jika konsep limit dipahami dengan baik, tidaklah sulit untuk memahami konsep kekontinuan. Konsep-konsep limit kiri, limit kanan, dan limit fungsi di suatu titik akan digunakan dalam pengertian kekontinuan fungsi di suatu titik. Konsep kekontinuan fungsi ini akan lebih mudah dipahami secara intuitif dulu, kemudian dilanjutkan secara formal. B. Kekontinuan Fungsi Di Satu Titik Pemahaman secara intuisi tentang pengertian kekontinuan fungsi sangat diperlukan. Pandang tiga buah grafik fungsi berikut: Gambar 5 a Gambar 5b Gambar 5c Tampak dari grafik 5a. dan 5b., bahwa fungsi terputus di suatu titik (sebut di titik c) berarti bahwa kedua fungsi tidak kontinu di titik c tersebut. Dari ketiga grafik fungsi di atas, hanya grafik 5c. yang menunjukkan fungsi kontinu, sehingga fungsi tersebut kontinu di titik c. Jika dicermati nilai limit fungsi di titik c, maka grafik. memperlihatkan bahwa limit kiri tidak sama dengan limit kanannya, jadi nilai limitnya tidak ada. Berbeda dengan grafik., meskipun terputus di titik c tetapi 5

26 nilai limitnya ada karena limit kiri sama dengan limit kanan, namun nilai fungsi di titik tersebut tidak sama dengan nilai limitnya. Definisi 4. (pengertian kekontinuan di satu titik) Suatu fungsi f dikatakan kontinu di titik c jika memenuhi 3 syarat berikut:. f(c) ada dan berhingga. lim f( ) c 3. f(c) = lim f( ) c ada dan berhingga Suatu fungsi f() dikatakan diskontinu di titik 0 jika satu atau lebih syarat kekontinuan fungsi di atas tidak dipenuhi di titik tersebut. Contoh Soal: (a) Fungsi f ( ) diskontinu di karena f () tidak terdefinisi (syarat tidak dipenuhi). (b) Fungsi 4 f ( ) diskontinu di karena f () tidak terdefinisi (syarat tidak dipenuhi). Gambar 6a Gambar 6b 6

27 Diskontinuitas pada contoh (b) ini disebut dapat dihapuskan, karena dapat dihapuskan dengan mendefinisikan kembali fungsinya sebagai 4 f ( ), ; f () 4. Lihat gambar 6b Perhatikan bahwa diskontinuitas pada contoh (a) tidak dapat dihapuskan seperti itu, karena nilai limitnya juga tidak ada. lim. Fungsi ini dikatakan mempunyai diskontinuitas yang tak berhingga. Lihat gambar 6a C. Kekontinuan Kiri dan Kanan Definisi 4.. a. Jika f(c) = lim f( ), maka fungsi f dikatakan kontinu kiri di titik c. c b. Jika f(c) = lim f( ), maka fungsi f disebut kontinu kanan di titik c c D. Kekontinuan Fungsi Pada Suatu Selang Suatu fungsi f dikatakan kontinu pada [ a, b], jika tidak ada lompatan mendadak pada grafiknya sepanjang interval [ a, b], atau kita dapat menggambarkan tanpa mengangkat pensil. Secara matematis didefinisikan: Definisi 4.3.: a. Fungsi f dikatakan kontinu pada interval terbuka ( a, b) jika fungsi f kontinu di setiap titik dalam ( a, b) b. Fungsi f dikatakan kontinu pada interval tertutup [ a, b] jika fungsi f kontinu di setiap titik dalam ( a, b), kontinu kanan pada a dan kontinu kiri pada b. c. Suatu fungsi dikatakan sebagai fungsi kontinu bila fungsi itu kontinu di setiap titik dalam domainnya. 7

28 E. Sifat-Sifat Kekontinuan Fungsi a. Jika fungsi f dan g kontinu di suatu titik c kontinu di titik c : k f, f + g, f - g, f g, f /g (asalkan g(c) 0), maka fungsi-fungsi berikut f n dan n f (asalkan f(c) > 0 jika n genap). b. Jika fungsi f kontinu pada [ a, b] dan jika f ( a) f ( b), maka untuk setiap bilangan c antara f (a) dan f (b) terdapat paling sedikit satu nilai, misalkan 0, dimana f ( 0 ) c. Perhatikan gambar berikut f(b) c f(a) f(b) c f(a) 0 b a 0 b Gambar 7 Gambar 8 c. Jika fungsi f kontinu pada [ a, b], maka f() mempunyai nilai terkecil m dan nilai terbesar M pada selang tersebut. M m a b Gambar 9 8

29 M a m Gambar 0 b m a Gambar M tidak ada b F. Kekontinuan Fungsi Komposit Teorema 4. Jika lim g( ) L dan fungsi f kontinu di L c maka lim f ( g( )) f (lim g( )) f ( L) c c Khususnya, jika g kontinu di c dan f kontinu di g(c) maka fungsi komposisi f g juga kontinu di c. Bukti: Misal g( ) t. Fungsi f kontinu di L, berarti lim f ( t) f ( L) Dari definisi limit, hal ini berarti jika diberikan 0 maka terdapat 0, tl sedemikian sehingga t L f ( t) f ( ) L, sehingga g ( ) L f ( g( )) f ( L) (i) 9

30 Tetapi, karena lim g( ) L, hal ini berarti untuk suatu 0, terdapat 0 c sedemikian sehingga 0 c g( ) L (ii) Jika (i) dan (ii) digabungkan, didapat 0 c g( ) L dan g( ) L f ( g( )) f ( L) Hal ini berarti 0 c f ( g( )) f ( L) atau lim f ( g( )) f ( L) c G. Teorema Nilai Antara Teorema 4..: Jika fungsi f kontinu pada interval [a,b] dan w bilangan antara f(a) dan f(b) terdapat bilangan c [a,b] sehingga w = f(c). LATIHAN Nyatakan apakah fungsi fungsi berikut kontinu di =? Jika tidak kontinu, jelaskan sebabnya. Bisakah diskontinu tersebut dihapuskan? a) b) c) d) Dari fungsi-fungsi berikut, di titik mana fungsi tidak kontinu? e) f) g) h) 30

31 BAB V TURUNAN FUNGSI A. Konsep Turunan Sebelum memahami konsep turunan, akan lebih mudah apabila kita pahami dahulu tentang kemiringan garis singgung kurva dari suatu fungsi. Berikut disajikan contoh kurva dan tali busur maupun garis singgungnya di titik Gambar. Tali Busur dan Garis Singgung Kurva Keadaaan geometris mengenai garis singgung pada suatu kurva memberikan gambaran paling dekat pada konsep turunan. Jika y = f() menyatakan persamaan suatu kurva pada gambar di atas maka gradien (kemiringan) tali busurnya adalah atau jika ditulis secara lebih umum :. Jika h mendekati 0 maka akan mendekati f( ), sehingga tali busur akan bergerak mendekati garis singgung. Proses ini menghasilkan gradien garis singgung suatu titik (,f( )) pada kurva y = f(), yang besarnya adalah m =. Contoh Soal 3

32 Misalkan y = 4, maka : a. sketsakan grafiknya seteliti mungkin b. gambar garis singgung kurva di titik (3,-5) c. Taksir kemiringan garis singgung d. Hitung kemiringan tali busur yang melalui (3,-5) dan (3,0;4 3,0 ) e. Cari kemiringan sebenarnya dari garis singgung di titik (3,-5) Jawab : Gambar 3. Grafik fungsi y = 4 a. y = 4 adalah fungsi kuadrat dengan a = - sehingga kurva menghadap ke bawah. Untuk mencari titik potong terhadap sumbu-, dicari nilai yang memenuhi persamaan 4 = 0 (karena y = 0), yaitu = - atau =, sehingga titik 3

33 potongnya (-,0) dan (,0). Titik puncak kurva adalah (- b a,f(- b a )) = (0,4), sehingga dapat disketsa secara teliti yang grafiknya berbentuk parabola pada gambar di samping kanan. b. garis yang melalui satu titik (3,-5) pada kurva y = 4, adalah merupakan garis singgung c. dari gambar grafik di samping atas, dapat ditaksir kemiringan garis singgungnya adalah : m = 6/- = -6 d. kemiringan tali busur yang melalui (3,-5) dan (3,0;4 3,0 ) adalah (4-3,0 -(-5)) -5,060-(-5) 0,060 6,0 3,0-3 0, 0 0, 0 e. m = lim 0 f (3 ) f (3) = lim 0 4 (3 ) ( 5) 9 (9 6 ( ) ) = lim 0 = 6 ( ) lim 6 0 Berdasarkan hasil pekerjaan di atas, kita dapat,melihat bahwa gradien garis singgung di suatu titik (,f( )) pada kurva y = f(), yang besarnya adalah m = f ( ) f ( ) lim maka pada bahasan selanjutnya, kita akan lebih mudah 0 dalam memahami turunan (derivatif) suatu fungsi di satu titik. B. Turunan Fungsi Definisi 5..: (pengertian turunan pertama di satu titik) Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat titik. maka turunan pertama fungsi f di titik dinotasikan dan didefinisikan sebagai : f ( ) f ( ) f ( ) = lim atau f ( ) = lim 0 apabila nilai limit ini ada f ( ) f ( ) Secara lengkap didefinisikan turunan suatu fungsi sebagai berikut: 33

34 Definisi 5..: (pengertian turunan pertama) Jika f suatu fungsi maka turunan pertama dari f untuk setiap pada domain f ditulis dan didefinisikan sebagai : f () = f ( ) f ( ) y lim = lim 0 atau f () = f ( t) f ( ) lim t t 0 jika nilai limit tersebut ada. Catatan : - Lambang lain dari f () adalah y atau D f() atau df()/d atau dy/d. - sesuai nama penemunya maka dy d disebut notasi Leibniz Contoh Soal: Tunjukkan bahwa.) jika f() = 3 +5 maka f () = dan Jawab :.) f () = 0.) jika g() = maka g () = f ( ) f ( ) lim asalkan limitnya ada, maka : f ( ) f ( ) lim = lim 0 0 3( ) 5( ) (3 5 ) = = = lim ( ) 5( ) (3 5 ) 6 5 lim lim = Jadi terbukti f () = ) g () = g( ) g( ) lim asalkan limitnya ada, maka : 0 34

35 g( ) g( ) lim = lim 0 0 ( ) = lim 0 ( ) ( ) ( ) = lim 0 ( ( ) ) = lim 0 ( ( ) ) Jadi g () = Berikut ini rumus-rumus atau aturan turunan (derivative) suatu fungsi : Teorema 5.. : Aturan turunan Jika fungsi f dan g mempunyai turunan pertama maka : 3. jika f () = k maka f () = 0, untuk k konstan Aturan fungsi konstanta 4. jika f () = n maka f () =n n untuk n Z Aturan pangkat 5. (f ± g) () = f () ± g () Aturan Jumlah 6. (kf) () = k f () untuk sembarang konstan k 7. (f g) () = f ()g() + f()g () 8. (f/g) () = [f ()g() + f()g ()]/[g()] Aturan kelipatan konstan Aturan hasil kali Aturan hasil bagi Bukti : Aturan turunan ini dapat dibuktikan langsung dengan definisi turunan, namun dengan trik-trik yang harus digunakan. Selanjutnya akan dicoba pembuktian aturan turunan no.5: (f g) () = f ()g() + f()g (), bukti yang lain sebagai latihan. Misalkan F() = (f g)() maka F () = (f g) () F( h) F( ) f ( h) g( h) f ( ) g( ) F () = lim lim h0 h h0 h f ( h) g( h) f ( h) g( ) f ( h) g( ) f ( ) g( ) = lim h0 h g( h) g( ) f ( h) f ( ) = lim f ( h) g( ) h0 h h g( h) g( ) f ( h) f ( ) = lim f ( h)lim lim g( )lim h0 h0 h h0 h0 h = f ( ) g '( ) f '( ) g( ) Contoh Soal. 35

36 . Buktikan bahwa aturan pangkat berlaku untuk bilangan bulat negatif. Cari persamaan garis singgung di titik (,/) pada kurva y = /( +) Jawab :. Akan dibuktikan bahwa jika f () = -n untuk n bilangan bulat positif maka f () =-n -n f () = -n = / n maka menurut aturan hasil bagi, diperoleh f () =.0-.n n n n- n n n n n nn n. Diketahui : y = f ()= /( +) akan dicari persamaan garis singgung di titik (,/). Pertama, dicari gradien garis singgungnya, yaitu m = f (), sedangkan f () = ( +).0-. ( ) ( ). maka m = f () =, sehingga persamaan garis singgung di ( ) 4 titik (,/) adalah : y - = ( ) y = y - = 0 C. Differensial suatu fungsi Differensial akan memainkan beberapa peran penting, seperti aproksimasi, penaksiran kesalahan (masalah khas dalam sains), mencari turunan fungsi implicit dan lebih penting lagi untuk membantu dalam pembahasan konsep integral. Konsep differensial akan mudah dipahami, dengan cara y mengkaji ulang definisi turunan suatu fungsi. Dari f () = lim (definisi 0 turunan suatu fungsi), maka y f ().. Dari sinilah didefinisikan differensial suatu fungsi. Definisi 5.3.: differensial suatu fungsi Misalkan fungsi y = f() mempunyai turunan 36

37 3. differensial dari peubah bebas ditulis d didefinisikan sebagai d =, D f. (domain dari fungsi f) 4. differensial dari peubah tak bebas y ditulis dy didefinisikan sebagai : dy = d f() = f ()d, D f. Catatan : Notasi dy d selain menyatakan turunan fungsi f terhadap peubah bebas, juga menyatakan hasil bagi differensial dy oleh d. Untuk memahami konsep aproksimasi, perhatikan grafik di bawah ini : Tali busur Garis singgung f(+ ) f() dy y = f(+) f() = d dan y dy + Gambar 4 Aproksimasi Fungsi Misalkan y = f() menyatakan persamaan suatu kurva, dan apabila diberikan tambahan maka y menerima tambahan yang berpadanan y yang dapat dihampiri oleh dy. Jadi, f(+) diaproksimasikan oleh : f(+) f() + dy = f() + f () = f() + f () d. Contoh Soal: Tanpa menggunakan kalkulator tetapi gunakan konsep aproksimasi, hitunglah 5 dan5 Jawab : 37

38 Ingat: dy = d f() = f ()d f(+) f() + dy = f() + f () = f() + f () d. Oleh karena itu, untuk menghitung 5 dan5 tanpa menggunakan kalkulator, kita dapat menggunakan fungsi akar, f() = sehingga f () =. Kalian semua tahu bahwa f(4) =4 = dan f(6)=6 = 4, sedangkan 5 = 4+ = f(4 + ) dan 5 = 6- = f(6 ). f(4 + ) = f(4) + f (4), dengan =, sehingga : 5 = +. = ¼, sedangkan 4 f(6 ) = f(6) + f (6), dengan = -, sehingga : 5 = 4 6 = 3,875 Berikut ini akan dibandingkan aturan turunan (derivative) dengan aturan differensial dari jumlah, perkalian dan pembagian dua fungsi. Aturan turunan dari teorema 5.. yang dituliskan dengan cara lain, yaitu dengan notasi Leibniz). Tabel 3. Aturan differensial dan aturan turunan dengan notasi Leibniz Aturan Turunan Aturan differensial (Teorema 5. dengan notasi Leibniz) dk. 0 untuk sebarang konstan k. dk = 0, untuk sebarang konstan k d dkf df. k untuk sebarang konstan k. dkf = kdf untuk sebarang konstan k d d d( f g) df dg d(f g) = df dg d d d dfg df dg 4. g f 4. d(fg) = gdf + fdg d d d 38

39 f df dg d 5. g g d f gdf fdg d 5. d(f/g) = d g g Contoh Soal: Carilah persamaan garis singgung kurva 3 y + y 3 = 0 di titik (,) Jawab : Misalkan gradien garis singgung di titik (,) adalah m maka m = Selanjutnya 3 y + y 3 = 0 didifferensialkan sebagai berikut : d( 3 y + y 3 ) = d0 d 3 y + dy 3 ) = 0 y d dy + dy 3 + y 3 d = 0 y.3 d + 3 dy +.3y dy + y 3 d = 0 3 yd + y 3 d + 3y dy + 3 dy = 0 (3 y + y 3 )d + (3y + 3 ) dy = 0 dy d 3 (3 y + y ) 3 (3y + ) dy d (,) Sehingga m = dy d (,) 3 (3.. + ) 4 3 (3.. + ) 3 dan persamaan garis singgungnya adalah : (y ) = 4 ( ) 3(y ) = -4( ) 4 + 3y -40 = 0 3 Jadi 4 + 3y -40 = 0 adalah persamaan garis singgung kurva 3 y + y 3 = 0 di titik (,). D. Turunan Tingkat Tinggi Operasi penurunan mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan fungsi baru f. Jika f diturunkan lagi akan diperoleh fungsi lain yang dinyatakan f dan disebut turunan ke dua dari f. pada gilirannya f dapat diturunkan lagi sehingga diperoleh f yaitu turunan ke tiga dari f, dan seterusnya dapat diturunkan n kali sehingga diperoleh turunan ke-n dari f yang ditulis f (n) yang selanjutnya f (n) disebut turunan tingkat tinggi. 39

40 Turunan fungsi y = f(), selain dinotasikan dengan y atau f () juga dituliskan dengan notasi Leibniz dy. Cara lain untuk menyatakan turunan fungsi d adalah dengan menggunakan operator differensial D yang didefinisikan D = d d, dan dy d = D y. Selanjutnya, akan diberikan cara penulisan turunan pertama, kedua dan seterusnya sampai dengan turunan ke-n dari suatu fungsi y = f() sebagai berikut : Tabel 3 Perbandingan Berbagai Notasi Turunan Fungsi Turunan ke Notasi f (n) Notasi y (n) Notasi D Notasi Leibniz dy pertama f () y Dy d Ke dua f () y Ke tiga f () y Dy 3 Dy Ke empat f (4) () y (4) Dy 4 d y d = d dy d d 3 d y 3 d = d d y d d 4 d y d 4 Ke-n f (n) () y (n) Dy n n d y d n Contoh Soal: Formulasikan turunan ke-n dari fungsi-fungsi berikut :. f() = sin. g() = ( ) - 3. h() = Jawab : ) f() = sin f () = cos f () = - sin f () = - 3 cos f (4)() = 4 sin f (5)() = 5 cos ) g() = ( ) - g () = ( ) - g () = ( ) -3 g () = 3.( ) -4 g(4)() = 4.3.( ) -5 g(5)()= ( ) -6 40

41 f n m n ( ) cos, jika n m, m N () = m n ( ) sin, jika n m, m N g (n) () =( ) n n.(n-)...3.( ) -(n+) =( ) n n!( ) -(n+) 3) h() = = / h () = h () = - 3 h ()= 3 h (4) 5.3 ()=- 4 3 h (n) ()= ( ) n n m n (m ) n Latihan. Tentukan turunan pertama dari a) b) c) d). Tentukan turunan ke 00 dari a. b. 4

42 BAB VI GRAFIK FUNGSI A. Nilai Ekstrim Fungsi Andaikan suatu fungsi y = f() mempunyai domain D, bagaimanakah untuk mengetahui apakah f mempunyai nilai maksimum atau minimum pada D? Jika ada, bagaimana titik dalam D sehingga nilai fungsinya ekstrim? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, akan didefinisikan nilai maksimum, minimum dan ekstrim suatu fungsi. Definisi 6. Misalkan fungsi f mempunyai domain D dan c D, didefinisikan: a. f(c) adalah nilai maksimum f pada D, jika f(c)f(), untuk D b. f(c) adalah nilai minimum f pada D, jika f(c)f(), untuk D c. f(c) adalah nilai ekstrim f(c) pada D, jika f nilai maksimum atau nilai minimum pada D Suatu fungsi dapat mencapai nilai ekstrim di suatu titik c dalam domain D dibanding nilai pada setiap titik lain dalam D disebut nilai ekstrim mutlak (global). Suatu fungsi dapat mencapai nilai ekstrim di suatu titik c dalam domain D dibanding nilai pada setiap titik lain dalam suatu persekitaran dari c disebut nilai ekstrim relative (local). Nilai ekstrim relative akan dibahas kemudian, setelah dipelajari kemonotonan dan kecekungan fungsi Contoh: Pada grafik f() = - pada interval D = (-3,, maka nilai ekstrimnya adalah f(0) = 0 yang juga merupakan nilai maksimum f pada D, lebih jelasnya silahkan perhatikan grafik di berikut: 4

43 Gambar 5 Grafik f() = - Carilah nilai-nilai maksimum dan minimum dari f() = pada, Penyelesaian: Perhatikan grafik di berikut: Gambar 6 Nilai Maksimum dan Minimum Nilai maksimum adalah (dicapai pada dan ) dan nilai minimum adalah -4 (dicapai pada ). Selanjutnya akan dikaji tentang syarat apa yang menjamin suatu fungsi mempunyai nilai ekstrim pada D. berikut disajikan teorema tentang eksistensi nilai ekstrim fungsi. 43

44 Teorema 6. (eksistensi nilai ekstrim) Jika f kontinu pada [a,b] maka f mencapai nilai maksimum dan nilai minimum Setelah mengetahui syarat perlu suatu fungsi mempunyai nilai ekstrim, lantas di Kontinu merupakan syarat perlu (tidak cukup) suatu fungsi mempunyai nilai ekstrim mana terjadinya nilai ekstrim tersebut. Berikut teoremanya: Teorema 6. (teorema titik kritis) Jika f didefinisikan pada selang I yang memuat titik c sedemikian hingga f(c) nilai ekstrim maka c haruslah merupakan titik kritis yaitu c berupa paling sedikit satu di antara: i. titik ujung I ii. titik stasioner f, yakni f (c) = 0 iii. titik singular dari f yakni f (c) tidak ada Bukti: Pandang kasus pertama dimana f(c) adalah nilai maksimum f pada I dan andaikan bahwa c bukan titik ujung ataupun titik singular. Akan cukup untuk memperlihatkan bahwa c adalah titik stasioner. Karena f(c) adalah nilai maksimum, f() f(c) untuk semua dalam I,yaitu: f() f(c) 0 jadi jika < c, sehingga c < 0, maka f ( ) f ( c) c 0...() sedangkan jika > c, maka f ( ) f ( c) c 0...() Tetapi f '(c) ada, karena c bukan titik singular. Akibatnya bilamana kita biarkan c dalam () dan dan f '(c) 0. Kita simpulkan bahwa f '(c) = 0 c dalam (), kita peroleh masing-masing, f '(c) 0 Kasus dimana f(c) adalah minimum dikerjakan semisal. 44

45 Contoh Soal: Fungsi f() = /3 kontinu dimana-mana. Cari nilai-nilai maksimum dan minimumnya jika pada interval -, Penyelesaian: 3 f '( ) tidak pernah 0. Tetapi f '(0) tidak ada, sehingga 0 adalah titik 3 kritis, sama seperti titik-titik ujung - dan. Sekarang f(-) =, f(0) = 0, dan f() = 3 4,59. Jadi nilai maksimum adalah 0. (perhatikan grafik berikut) - 0 B. Kemonotonan Pada kesempatan ini akan dibahas perilaku fungsi yang terkait dengan fungsi turunannya tingkat pertama dan kedua, yaitu kemonotonan. Demikian juga kegunaannya dalam menentukan ekstrim fungsi. Definisi 6. Jika f didefinisikan pada selang I (terbuka, tertutup atau tak satupun) maka dikatakan bahwa: i. f naik pada I jika hanya jika untuk setiap dan dalam I, < f ( ) < f ( ) ii. f turun pada I jika hanya jika untuk setiap pasang dan dalam I, < f ( ) > f ( ) iii. f monoton pada I jika hanya jika ia naik pada I atau turun pada I 45

46 Dari definisi di atas, bagaimana kita dapat menentukan di mana fungsi naik?. Sketsa sebuah grafik fungsi biasanya digambar dengan cara merajah beberapa titik dan menghubungkan titik-titik tersebut dengan suatu kurva mulus. Namun, siapa yang dapat yakin bahwa grafik tidak bergoyang di antara titik-titik yang dirajah?. Oleh karenanya, diperlukan prosedur yang lebih baik. Perlu diketahui bahwa Y turunan pertama f'() memberi kita 0 kemiringan dari garis singgung pada - + grafik f di titik. Kemudian jika f'() > 0, garis singgung naik ke kanan (lihat gambar disamping). Serupa, jika f'() < 0, garis singgung jatuh ke f'()>0 f'()<0 X kanan. Fakta-fakta ini membuat teorema berikut secara intuisi jelas Teorema 6.3 (teorema kemonotonan) Andaikan f kontinu pada selang I dan dapat diderivatifkan pada setiap titik dalam I i. jika f '() > 0 untuk I maka f naik pada I ii. jika f '() < 0 untuk I maka f turun pada I Bukti: Diandaikan f kontinu pada I dan bahwa f'() > 0 di setiap titik di bagian dalam I. Pandang dua titik sebarang dan dari I dengan <. Menurut teorema nilai rata-rata yang diterapkan pada selang,, terdapat sebuah bilangan c dalam (, ) yang memenuhi F( ) f( ) = f '(c)( ) Karena f '(c)> 0, kita lihat bahwa f( ) f( ) > 0 sehingga f( ) > f( ). Inilah yang dimaksudkan f adalah naik pada I Pada f '() < 0 pada I dikerjakan semisal. 46

47 Teorema ini biasanya membolehkan kita secara persis menentukan dimana suatu fungsi yang terdiferensial naik dan dimana ia turun. Ini masalah penyelesaian dua pertaksamaan. Contoh Soal Jika f() = , cari dimana f naik dan dimana turun? Penyelesaian: Dimulai dengan mencari turunan f f '() = 6 6 = 6( + ) ( ) Kita perlu menentukan daerah di mana ( + )( ) > 0 dan juga dimana ( + )( ) < 0 Titik-titik pemisah adalah - dan adalah pembuat 0 pertidaksamaan tersebut, titik-titik tersebut membagi garis bilangan menjadi tiga selang yaitu (-,-), (-,) dan (,). Dengan menggunakan titik uji -, 0 dan 3, disimpulkan bahwa f'() > 0 pada selang pertama dan terakhir, dan f '() < 0 pada selang tengah (perhatikan gambar). Menurut teorema kemonotonan, f naik pada (-,- dan,), turun pada -,. (Pehatikan grafik berikut) (+) (0) (-) (0) (+) - 47

48 Gambar 7 Kemonotonan Grafik C. KECEKUNGAN Sebuah fungsi mungkin naik dan tetap mempunyai grafik yang bergoyang. Untuk menganalisis goyangan diperlukan perilaku garis singgung sepanjang grafik dari kiri ke kanan. Jika garis singgung berliku tetap berlawanan arah putar jarum jam, maka dikatakan fungsi cekung ke atas. Dan jika sebaliknya dikatakan cekung ke bawah. Karena gradient garis singgung adalah turunan fungsi, maka kedua definisi tersebut lebih baik dinyatakan dalam istilah fungsi dan turunannya, sebagai berikut : Definisi 6.3 (kecekungan) Andaikan f terdifferensialkan pada interval terbuka I = (a,b). i. Jika f naik pada I maka f cekung ke atas pada I ii. Jika f turun pada I maka f cekung ke bawah pada I Kecekungan didefinisikan dengan menggunakan fungsi turunan naik/turun, maka teori komonotonan (teori 9.3.) dapat diaplikasikan pada definisi tersebut sehingga diperoleh terema kecekungan berikut: 48

49 Contoh Soal: Teorema 6.4 (teori kecekungan) Andaikan f terdifferensialkan kedua pada interval terbuka I = (a,b) i. jika f '') > 0 untuk (a,b) maka f cekung ke atas pada I ii. jika f ''() < 0 untuk (a,b) maka f cekung ke bawah pada I Tampak dari teorema 6.3 dan 6.4, untuk menentukan daerah kemonotonan dan kecekungan suatu fungsi diperlukan pertidaksamaan Jika f() =, maka dimanakah f naik, turun, cekung ke atas, cekung ke bawah? Penyelesaian: f '() = 3 = ( + ) ( 3) f ''() = = ( ) dengan mencari himpunan penyelesaikan pertaksamaan ( + ) ( 3) > 0 dan lawannya kita simpulkan bahwa f naik pada (-,- dan 3,) dan turun pada -,3. Serupa penyelesaian ( ) > 0 dan ( ) < 0 memperlihatkan bahwa f cekung ke atas pada (,), cekung ke bawah pada (-,). (perhatikan grafik f() = di bawah) f ' f '' (+) (0) (-) (0) (+) - 3 (-) (0) (+) 49

50 Gambar 8 Kecekungan Grafik Andaikan f kontinu di c. Kita sebut (c,f(c)) suatu titik balik dari grafik f jika f cekung ke atas pada satu sisi dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari c. Ilustrasi berikut akan memperjelas beberapa kemungkinan yang dibentuk oleh suatu fungsi: titik balik titik balik cekungan ke atas cekungan ke bawah cekungan ke atas cekungan ke atas cekungan ke bawah cekungan ke atas D. Analisis Titik Ekstrim Setelah dapat menentukan kemonotonan dan kecekungan suatu fungsi, kita akan dapat menentukan nilai ekstrim local (relative). Berikut definisi ekstrim local suatu fungsi. 50

51 Definisi 6.4 (ekstrim local) Andaikan D daerah asal fungsi f yang memuat c. a. f(c) nilai maksimum local f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sehingga f(c) nilai maksimum f pada (a,b) D. b. f(c) nilai minimum local f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sehingga f(c) nilai minimum f pada (a,b) D. c. f(c) nilai ekstrim local f jika ia berupa nilai maksimum local atau minimum local Lantas di mana titik-titik ekstrim local terjadi? Teorema titik kritis (teorema 6.) berlaku sebagaimana dinyatakan tetapi ungkapan nilai ekstrim diganti dengan nilai ekstrim local. Jadi titik-titik kritis (titik ujung, titik stasioner dan titik singular) adalah calon untuk titik tempat kemungkinan terjadinya ekstrim local. Untuk menguji titik-titik kritis manakah yang menjadikan nilai ekstrim local diperlukan teorema berikut. Teorema 6.4 (Uji turunan pertama untuk ekstrim lokal) Andaikan f kontinu pada interval terbuka (a,b) yang memuat titik kritis c. i. jika f () > 0 untuk (a,c) dan f () < 0 untuk (c,b) maka f (c) adalah nilai maksimum local dari f. ii. jika f () < 0 untuk (a,c) dan f () > 0 untuk (c,b) maka f (c) adalah nilai minimum local dari f. iii. jika f () bertanda sama pada kedua pihak c maka f (c) bukan nilai ekstrim local dari f. Bukti: (i) Karena f'() > 0 untuk semua dalam (a,c), maka menurut teorema kemonotonan f naik pada (a,c. Menurut teorema yang sama, karena f'() < 0 untuk semua dalam c,b), maka f turun pada c,b). Sehingga f() < f(c) untuk semua dalam (a,b), kecuali tentu saja di = c. Kita simpulkan bahwa f(c) adalah maksimum lokal. 5

52 Bukti (ii) dan (iii) serupa (Silahkan dicoba sebagai latihan). Cattattan Titik-titik kritis local adalah titik ujung, titik stasioner dan titik singular yang menjadi calon untuk titik tempat kemungkinan terjadinya ekstrim local Contoh Soal: Carilah nilai ekstrim local dari f() = pada (-,) Penyelesaian: Karena f '() = 3 = ( + )( 3), maka titik kritis f hanyalah - dan 3. Bilamana kita gunakan titik-titik uji -, 0, dan 4, kita pahami bahwa ( + )( 3) > 0 pada (-,-) dan (3,) dan ( + )( 3) < 0 pada (-,3). Menurut uji turunan pertama, kita simpulkan bahwa f(-) = 7 adalah nilai 3 maksimum local dan bahwa f(3) = -5 adalah nilai minimum lokal (perhatikan gambar di bawah) Maksimum lokal Terdapat uji lain untuk ekstrim lokal yang terkadang lebih mudah diterapkan daripada teorema 9.4. teorema ini disebut dengan uji turunan kedua. Contoh Soal. Teorema 6.5 (Uji turunan kedua untuk ekstrim lokal) Andaikan f dan f ada di setiap titik dalam selang terbuka (a,b) yang memuat titik c dengan f (c) = 0, i. jika f (c) < 0 maka f (c) adalah nilai maksimum local dari f. ii. jika f (c) > 0 untuk maka f (c) adalah nilai minimum local dari f. 5 Minimum lokal

53 Carilah nilai ekstrim local dari f() = 6 + 5, gunakan turunan kedua Penyelesaian: f '() = 6 = ( 3) f ''() = jadi f '(3) = 0 dan f''(3) > 0. Karena itu menurut uji turunan kedua, f(3) adalah nilai minimum local. E. Asimtotik Tegak dan Asimtotik Datar Menggambarkan grafik fungsi rasional (hasil bagi dua fungsi polinom) membutuhkan bantuan asimtotik tegak maupun datar. Asimtot tegak terkait dengan limit fungsi tak hingga dan asimtot datar berkaitan dengan limit fungsi di takhingga, yang didefinisikan sebagai berikut : Garis =c adalah asimtot tegak (vertical) dari grafik y = f(), jika salah satu dari pernyataan-pernyataan berikut benar :. f ( ) ;. f ( ) ; 3. f ( ) atau lim c 4. f ( ) lim c lim c lim c Garis y=b adalah asimtot datar (horizontal) dari y = f(), jika : lim f ( ) b atau f ( ) b lim Contoh: Gambarlah grafik fungsi, dengan menentukan titik kritis, di mana fungsi naik/turun, di mana fungsi cekung ke atas/bawah, asimtot tegak dan asimtot datar (jika ada) dari fungsi-fungsi berikut :. f() =. g() = ( 3) Jawab : 4. f() = maka f () = ( 3) 3 3 dan f () = tidak ada yang memenuhi f () = 3 3 = 0 dan domain f adalah himpunan semua bilangan real selain 3(R {3}) maka fungsi f tidak memiliki titik kritis (tidak ada titik maksimum/minimum fungsi) 4 (+) (-) f () = 3 3 maka fungsi akan 3 naik pada (-,3) dan turun pada (3,) f () = 3 4 maka fungsi akan (+) (+) cekung ke atas pada (-,3) (3,) dan 3 fungsi tidak cekung ke bawah 53

54 lim maka fungsi f 3 3 mempunyai asimtot tegak = 3 lim = ( 3) 0 fungsi f mempunyai asimtot datar y = 0 yaitu sumbu-x. f() = ( 3) f(-) = 3 adalah fungsi tidak genap dan tidak ganjil karena : = 3 f() dan f(-) = - f(), sehingga grafik fungsi tidak simetri dengan sumbu-y dan juga tidak simetri dengan titik pusat (0,0). 3. g() = maka g () = 4( ) 4 4 = dan g () = = 4 3 g () = 4 6 = 4( 3 3 =0 maka = 0, sehingga (0,g(0)) = (0,0) mungkin merupakan titik ekstrim. Tetapi karena g (0) = 4 > 0 maka (0,0) adalah ekstrim minimum 4 (-) (+) maka fungsi akan 0 g () = turun pada (-,0) dan naik pada (0,) 4( 3 ) g () = maka fungsi cekung 3 ke atas pada (-3/3, 3/3) dan cekung ke bawah pada(-,-3/3)(3/3,) Tidak ada nilai c sehingga lim maka fungsi g tidak c memiliki asimtot tegak lim maka fungsi g memiliki asimtot datar y = (-) ) (+) (-) -3/3 3/3 54

55 g() = merupakan fungsi genap karena g(-) = grafik fungsi g() = simetri dengan sumbu-y. = g(), sehingga Latihan. Sketsakan grafik fungsi dengan terlebih dahulu menentukan: a. Dimanakah titik belok f? b. Dimanakah f mencapai maksimum lokal?minimum lokal? Dimanakah f naik? f turun?. Sketsakan grafik fungsi dengan terlebih dahulu menentukan: c. Dimanakah titik belok f? d. Dimanakah f mencapai maksimum lokal?minimum lokal? Dimanakah f naik? f turun? BAB VII ATURAN L HOPITAL DALAM LIMIT FUNGSI Limit fungsi yang telah dipelajari sampai dengan definisi turunan merupakan analisis pada besaran-besaran yang berhingga. Di bawah ini ada tiga masalah limit yang telah dipelajari: sin 3 f ( ) f ( c) lim ; lim dan lim 0 c c Ketiga limit tersebut mempunyai penampilan yang sama, yaitu merupakan fungsi hasil bagi dengan pembilang dan penyebutnya berlimit nol. Jika ketiga limit tersebut dihitung dengan aturan penarikan limit untuk hasil bagi maka akan diperoleh jawaban yang tiada berarti, yakni 0/0. Nilai ketiga limit tersebut tidak dapat dikatakan tidak ada karena memang aturan hasil bagi limit tersebut tidak dapat digunakan disebabkan nilai limit penyebutnya 0. 55

56 Nilai 3 sin lim 0 =, diperoleh dengan menggunakan geometri, dan nilai dari (3)( ) lim = lim 5 digunakan pemfaktoran dalam aljabar. Tentunya, akan lebih baik jika terdapat aturan baku yang dapat digunakan untuk menghitung nilai limit-limit demikian. Aturan baku tersebut adalah aturan L Hopital. A. ATURAN L HOPITAL UNTUK BENTUK Suatu pembagian f ( ) disebut bentuk tak tentu pada c, g( ) 0 berbentuk jika lim f ( ) 0 dan lim g ( ) 0 0 berbentuk jika c c lim f ( ) dan lim g ( ) c Untuk menghitung limit dengan bentuk tak tentu seperti di atas, dapat digunakan suatu teorema yang dikenal dengan nama Teorema L Hopital. c Teorema 7. (Aturan L Hopital untuk bentuk 0 0 ) Jika lim f ( ) lim g( ) = 0 dan lim[ f '( ) / g '( )] c c c f ( ) f '( ) tak berhingga) maka lim lim c g( ) c g '( ) ada (berhingga atau c dapat diganti dengan a, a -,a +, -, Seringkali nilai lim[ f '( ) / g '( )] c juga berbentuk 0/0, sehingga aturan L Hopital dapat digunakan lagi dan berhenti menggunakan aturan Meskipun tersebut aturan jika L Hopital pembilang mudah atau penyebut digunakan, berlimit namun tak nol haruslah berhatihati dalam pemakaiannya. Aturan tersebut tidak boleh digunakan jika syaratsyaratnya tidak dipenuhi. Jika tidak teliti, kita dapat melakukan kesalahankesalahan. Di samping itu, adakalanya aturan itu tidak dapat digunakan karena bentuk yang diperoleh semakin rumit. Contoh: e Tentukan lim c Tampak syarat L Hopital dipenuhi, karena ini merupakan bentuk tak tentu 0 0. Jika aturan L Hopital diterapkan secara langsung, akan diperoleh: e e e lim c = lim = lim = (bentuk semakin rumit). c 3 c 56

57 Jalan terbaik adalah mengubahnya menjadi: e e lim = lim = c lim c e Limit ini berbentuk dan dapat diselesaikan dengan teorema berikut: Teorema 7. (Aturan L Hopital untuk bentuk ) Misalkan lim f ( ) lim g( ) = dan lim[ f '( ) / g '( )] c c c f ( ) f '( ) (berhingga atau tak berhingga) maka lim lim c g( ) c g '( ) ada e Dari contoh di atas, bahwa : lim c = lim c e = lim c e = 0 Contoh Soal: 3 5 Tentukan lim sin Kita lihat bahwa persoalan tersebut merupakan bentuk tak tentu, tapi apakah aturan L Hopital dapat digunakan? Mari kita lihat. Jika dapat digunakan, maka akan diperoleh lim lim yang nilai limitnya tidak ada. sin cos 3 5 Tapi apakah ini berarti lim tidak ada? sin Sebenarnya tidak begitu, karena kita dapat mengerjakannya lim 3 0 = lim lim 3 sin sin 0 B. ATURAN L HOPITAL UNTUK BENTUK 0. DAN Andaikan lim A( ) 0 dan lim B( ), maka bagaimana dengan c c lim A( ) B( )? apakah akan menuju 0 ataukah menuju atau memiliki limit c yang lain?. Aturan L Hopital dapat digunakan untuk mencari limit dari bentuk 0 tak tentu seperti ini, setelah diubah menjadi bentuk atau, karena 0 B( ) A( ) A( ) B( ) A( ) B( ) 57

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada. Turunan Fungsi q Definisi Turunan Fungsi Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama fungsi f di =a ditulis f (a) didefinisikan dengan f ( a h) f ( a) f '( a) lim

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

1 Sistem Bilangan Real

1 Sistem Bilangan Real Learning Outcome Rencana Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat ) Menentukan solusi pertidaksamaan aljabar ) Menyelesaikan pertidaksamaan dengan nilai mutlak

Lebih terperinci

Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana. Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ( + ) ( ) ( )=

Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana. Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ( + ) ( ) ( )= Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ()= (+) () Penyusun Zulfaneti Yulia Haryono Rina Febriana Nama NIm : : Untuk ilmu yang bermanfaat Untuk Harapan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Learning Outcome Rencana Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat ) Menentukan nilai turunan suatu fungsi di suatu titik ) Menentukan nilai koefisien fungsi sehingga

Lebih terperinci

LIMIT DAN KEKONTINUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN LIMIT DAN KEKONTINUAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 37 Topik Bahasan 1 Limit Fungsi 2 Hukum Limit 3 Kekontinuan Fungsi (Departemen

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALKULUS UNTUK MAHASISWA 9 CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Dalam Uraian

Lebih terperinci

Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGANTAR KALKULUS Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. SETIAWAN, M. Pd. Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta

Lebih terperinci

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN Menurut Bartle dan Sherbet (994), Analisis matematika secara umum dipahami sebagai tubuh matematika yang dibangun oleh berbagai konsep limit. Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari limit barisan, kekonvergenan

Lebih terperinci

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN Menurut Bartle dan Sherbet (1994), Analisis matematika secara umum dipahami sebagai tubuh matematika yang dibangun dari berbagai konsep limit. Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari limit barisan,

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... UTS Genap 009/00... UTS Ganjil 009/00... UTS Genap 008/009... 5 UTS Pendek 008/009... 6 UTS 007/008... 8 UTS 006/007... 9 UTS 005/006...

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKRIPSI MATA KULIAH TK-... Matematika Dasar: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika

Lebih terperinci

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi TURUNAN Ide awal turunan: Garis singgung Tali busur c +, f c + Garis singgung c, f c c P h c+h f c + f c Kemiringan garis singgung di titik P: f c + f c lim Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi lain

Lebih terperinci

SRI REDJEKI KALKULUS I

SRI REDJEKI KALKULUS I SRI REDJEKI KALKULUS I KLASIFIKASI BILANGAN RIIL n Bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli : n 1, 2, 3, 4, 5,. n n Bilangan asli membentuk himpunan bagian dari klas himpunan bilangan yang lebih

Lebih terperinci

5. Aplikasi Turunan 1

5. Aplikasi Turunan 1 5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.

Lebih terperinci

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f. Pertemuan ke 8 GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(,y): y = f(), D f } disebut grafik fungsi f. Grafik metode yang paling umum untuk menyatakan hubungan antara dua himpunan yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKRIPSI MATA KULIAH TK-301 Matematika: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika dan

Lebih terperinci

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c 0, maka

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c 0, maka Contoh 5 Buktikan jika c 0 maka c c Analisis Pendahuluan Akan dicari bilangan 0 sedemikian sehingga apabila c untuk setiap 0. 0 c berlaku Perhatikan: c ( c)( c) c c c c Dapat dipilih c Bukti: c c c Ambil

Lebih terperinci

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN Menurut Bartle dan Sherbet (1994), Analisis matematika secara umum dipahami sebagai tubuh matematika yang dibangun oleh berbagai konsep limit. Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari limit barisan,

Lebih terperinci

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1 5. Aplikasi Turunan MA4 KALKULUS I 5. Menggambar grafik fungsi Informasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot fungsi C. Kemonotonan Fungsi D. Ekstrim Fungsi E. Kecekungan

Lebih terperinci

BAB I DERIVATIF (TURUNAN)

BAB I DERIVATIF (TURUNAN) BAB I DERIVATIF (TURUNAN) Pada bab ini akan dipaparkan pengertian derivatif suatu fungsi, beberapa sifat aljabar derivatif, aturan rantai, dan derifativ fungsi invers. A. Pengertian Derivatif Pengertian

Lebih terperinci

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM Fungsi f dikatakan mencapai maksimum mutlak di c jika f c f x untuk setiap x I. Di sini f c dinamakan nilai maksimum mutlak. Dan c, f c dinamakan titik maksimum

Lebih terperinci

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN KALKULUS I MUGA4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi : Asimtot ungsi

Lebih terperinci

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN FUNGSI TRANSENDEN 7.1 Fungsi Logaritma Asli 7.2 Fungsi-fungsi Balikan dan Turunannya 7.3 Fungsi-fungsi Eksponen Asli 7.4 Fungsi Eksponen dan Logaritma Umum 7.5 Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen 7.6 Persamaan

Lebih terperinci

TIM MATEMATIKA DASAR I

TIM MATEMATIKA DASAR I MATEMATIKA DASAR I DIKTAT KULIAH DISUSUN OLEH TIM MATEMATIKA DASAR I FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2013 KATA PENGANTAR Mata kuliah Matematika Dasar merupakan mata kuliah dasar yang diwajibkan

Lebih terperinci

Matematika Dasar FUNGSI DAN GRAFIK

Matematika Dasar FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI DAN GRAFIK Suatu pengaitan dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi bila mengaitkan setiap anggota dari himpunan A dengan tepat satu anggota dari himpunan B. Notasi : f : A B f() y Himpunan

Lebih terperinci

Materi UTS. Kalkulus 1. Semester Gasal Pengajar: Hazrul Iswadi

Materi UTS. Kalkulus 1. Semester Gasal Pengajar: Hazrul Iswadi Materi UTS Kalkulus 1 Semester Gasal 2016-2017 Pengajar: Hazrul Iswadi Daftar Isi Pengantar...hal 1 Pertemuan 1...hal 2-5 Pertemuan 2...hal 6-10 Pertemuan 3...hal 11-13 Pertemuan 4...hal 14-21 Pertemuan

Lebih terperinci

Aplikasi Turunan. Diadaptasi dengan tambahan dari slide Bu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Aplikasi Turunan. Diadaptasi dengan tambahan dari slide Bu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc Aplikasi Turunan Diadaptasi dengan tambahan dari slide Bu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc 1 Menggambar Grafik Fungsi Informasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot fungsi

Lebih terperinci

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II MAT 60 DASAR MATEMATIKA II Disusun Oleh: Dr. St. Budi Waluya, M. Sc Jurusan Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Unnes 1 HIMPUNAN 1. Notasi Himpunan. Relasi Himpunan 3. Operasi Himpunan A B : A B

Lebih terperinci

A B A B. ( a ) ( b )

A B A B. ( a ) ( b ) BAB. FUNGSI A. Relasi dan Fungsi Misalkan A dan B dua himpunan tak kosong. Relasi T dari himpunan A ke B adalah himpunan bagian dari A B. Jadi relasi A ke B merupakan himpunan (,y), dengan pada himpunan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN BAB III. TURUNAN Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung Turunan dan Hubungannya dengan Kekontinuan Aturan Dasar Turunan Notasi Leibniz dan Turunan Tingkat Tinggi Penurunan Implisit Laju yang Berkaitan

Lebih terperinci

FUNGSI LOGARITMA ASLI

FUNGSI LOGARITMA ASLI FUNGSI LOGARITMA ASLI............ Definisi Fungsi logaritma asli, dinyatakan oleh ln, didefinisikan sebagai ln (Daerah asalnya adalah., 0 Turunan Logaritma Asli ln, 0 Lebih umumnya, Jika 0 dan f terdifferensialkan,

Lebih terperinci

BAB I DERIVATIF (TURUNAN)

BAB I DERIVATIF (TURUNAN) BAB I DERIVATIF (TURUNAN) Pada bab ini akan dipaparkan pengertian derivatif suatu fungsi, beberapa sifat aljabar derivatif, aturan rantai, dan derifativ fungsi invers. A. Pengertian Derivatif Pengertian

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI. FUNGSI REAL, FUNGSI ALJABAR, DAN FUNGSI TRIGONOMETRI. TOPIK-TOPIK YANG BERKAITAN DENGAN FUNGSI.3 FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS. FUNGSI REAL, FUNGSI ALJABAR,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1. PROGRAM STUDI : Pendidikan Matematika 2. MATA KULIAH/KODE/SEMESTER : Kalkulus I 3. PRASYARAT : -- 4. JENJANG / SKS : S1/3 SKS 5. LOMPOK MATA KULIAH : MPK / MPB / MKK/ MKB/ MBB

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5 BAB PERSAMAAN Sifat Sifat Persamaan Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan. Sedangkan kesamaan adalah kalimat matematika tertutup yang menyatakan hubungan sama

Lebih terperinci

Analisis Riil II: Diferensiasi

Analisis Riil II: Diferensiasi Definisi Turunan Definisi dan Teorema Aturan Rantai Fungsi Invers Definisi (Turunan) Misalkan I R sebuah interval, f : I R, dan c I. Bilangan riil L dikatakan turunan dari f di c jika diberikan sebarang

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal adanya

Lebih terperinci

Matematika Dasar NILAI EKSTRIM

Matematika Dasar NILAI EKSTRIM NILAI EKSTRIM Misal diberikan kurva f( ) dan titik ( a,b ) merupakan titik puncak ( titik maksimum atau minimum ). Maka garis singgung kurva di titik ( a,b ) akan sejajar sumbu X atau [ ] mempunyai gradien

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

5.1 Menggambar grafik fungsi

5.1 Menggambar grafik fungsi 5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan Sistem Bilangan Real Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan real dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan real adalah himpunan bilangan real yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga

Lebih terperinci

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c > 0, maka

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c > 0, maka Contoh 5 Buktikan jika c > 0 maka c c Analisis Pendahuluan Akan dicari bilangan δ > 0 sedemikian sehingga apabila c < ε untuk setiap ε > 0. 0 < c < δ berlaku Perhatikan: c ( c)( c) c c c c c c c Dapat

Lebih terperinci

FUNGSI LOGARITMA ASLI

FUNGSI LOGARITMA ASLI D.. = D.. = D.. = = 0 D.. = D.. = D.. = 3 FUNGSI LOGARITMA ASLI Definisi Fungsi logaritma asli, dinyatakan oleh ln, didefinisikan sebagai ln = (Daerah asalnya adalah R). t dt, > 0 Turunan Logaritma Asli

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Riil

Sistem Bilangan Riil Sistem Bilangan Riil Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV - 101 SKS : 3 SKS Turunan Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Kemampuan Akhir ang Diharapkan Mahasiswa mampu : - menjelaskan arti turunan ungsi - mencari turunan ungsi - menggunakan

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MODEL. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 63

FUNGSI DAN MODEL. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 63 FUNGSI DAN MODEL Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 63 Topik Bahasan 1 Fungsi 2 Jenis-jenis Fungsi 3 Fungsi Baru dari Fungsi Lama 4

Lebih terperinci

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n 1. FUNGSI DUA PEUBAH ATAU LEBIH fungsi bernilai riil dari peubah riil, fungsi bernilai vektor dari peubah riil Fungsi bernilai riil dari dua peubah riil yakni, fungsi

Lebih terperinci

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, Lecture 4. Limit B A. Continuity Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, (2) lim f(x) ada, (3) lim f(x) =

Lebih terperinci

BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN

BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN Diktat Kuliah TK Matematika BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN 5. Nilai Ekstrim Fungsi Nilai ekstrim fungsi adalah nilai yang berkaitan dengan maksimum atau minimum fungsi tersebut. Ada dua jenis nilai ekstrim,

Lebih terperinci

TERAPAN TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 61

TERAPAN TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 61 TERAPAN TURUNAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 61 Topik Bahasan 1 Nilai Maksimum dan Minimum 2 Teorema Nilai Rataan (TNR) 3 Turunan

Lebih terperinci

KALKULUS INTEGRAL 2013

KALKULUS INTEGRAL 2013 KALKULUS INTEGRAL 0 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI MATA KULIAH Isi pokok mata kuliah ini memuat pemahaman tentang: () Anti turunan: pengertian anti turunan, teorema-teorema, dan teknik anti turunan, () Integral

Lebih terperinci

FUNGSI KONTINU. sedemikian sehingga jika x adalah titik dari A (c), maka f (x) berada pada Vg (f (c)). (Lihat Gambar 5.1.1).

FUNGSI KONTINU. sedemikian sehingga jika x adalah titik dari A (c), maka f (x) berada pada Vg (f (c)). (Lihat Gambar 5.1.1). FUNGSI KONTINU 51 FUNGSI KONTINU 511 Definisi A R, f: A R, dan c A Kita mengatakan bahwa f kontinu di c jika, diberi persekitaran Vg (f (c)) dari f (c) terdapat persekitaran (c) dari c sedemikian sehingga

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use

Open Source. Not For Commercial Use Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Limit dan Kekontinuan Misalkan z = f(, y) fungsi dua peubah dan (a, b) R 2. Seperti pada limit fungsi satu peubah, limit fungsi dua peubah bertujuan untuk mengamati

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. Markaban, M.Si. Widyaiswara PPPG

Lebih terperinci

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I.. 3. Aplikasi Turunan a. Nilai ekstrim Bagian ini dimulai dengan pengertian nilai ekstrim suatu fungsi yang mencakup nilai ekstrim maksimum dan nilai ekstrim minimum. Definisi 3. Diberikan fungsi f: I R,

Lebih terperinci

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS Jika A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong, fungsi f dari A ke B; f : A B atau A f B adalah cara pengawanan anggota A dengan anggota B yang memenuhi aturan setiap

Lebih terperinci

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35 Bab 16 Grafik LIMIT dan TURUNAN Matematika SMK, Bab 16: Limit dan 1/35 Grafik Pada dasarnya, konsep limit dikembangkan untuk mengerjakan perhitungan matematis yang melibatkan: nilai sangat kecil; Matematika

Lebih terperinci

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA 10. TEOREMA NILAI RATA-RATA 10.1 Maksimum dan Minimum Lokal Misalkan f terdefinisi pada suatu interval terbuka (a, b) dan c (a, b). Kita katakan bahwa f mencapai nilai maksimum lokal di c apabila f(x)

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Ole : Tony Hartono Bagio 00 KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR) BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR) Teorema nilai rata-rata menghubungkan nilai suatu fungsi dengan nilai derivatifnya (turunannya), dimana TNR merupakan salah satu bagian penting dalam kuliah analisis

Lebih terperinci

BAB 3 LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI

BAB 3 LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI Diktat Kuliah TK Matematika BAB LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI Limit Fungsi Pengantar Limit Tinjau fungsi yang didefinisikan oleh f ( ) Perhatikan bahwa fungsi ini tidak terdefinisi pada = karena memiliki

Lebih terperinci

Pertemuan 6 APLIKASI TURUNAN

Pertemuan 6 APLIKASI TURUNAN Kalkulus Pertemuan 6 APLIKASI TURUNAN Menggambar Grafik Fungsi : Gambarlah grafik dari fungsi berikut! 4 f ( ) Beberapa informasi yang diperlukan untuk mengambar grafik dari fungsi tersebut adalah sebagai

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan Sistem Bilangan Riil Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3 Bab Teknik Pengintegralan BAB TEKNIK PENGINTEGRALAN Rumus-rumus dasar integral tak tertentu yang diberikan pada bab hanya dapat digunakan untuk mengevaluasi integral dari fungsi sederhana dan tidak dapat

Lebih terperinci

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan BAGIAN KEDUA Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan 51 52 Hendra Gunawan Pengantar Analisis Real 53 6. FUNGSI 6.1 Fungsi dan Grafiknya Konsep fungsi telah dipelajari oleh Gottfried Wilhelm von Leibniz

Lebih terperinci

Matematika I : Limit. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 79

Matematika I : Limit. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 79 Matematika I : Limit Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 79 Outline 1 limit Introduction to Limit Rigorous Study of Limits Limit Theorem Limit Involving Trigonometric

Lebih terperinci

A B A B A B a 1 a 1 a 1 b 2 b 2 b 2 c 3 c 3 c 3 d d d. Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Relasi Fungsi Relasi Bukan Fungsi Relasi Bukan Fungsi

A B A B A B a 1 a 1 a 1 b 2 b 2 b 2 c 3 c 3 c 3 d d d. Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Relasi Fungsi Relasi Bukan Fungsi Relasi Bukan Fungsi sumbu y F U N G S I Definisi Fungsi Fungsi adalah pemetaan atau kejadian khusus dari suatu relasi. Jika himpunan A dan B memiliki relasi R sedemikian rupa sehingga setiap elemen himpunan A terhubung dengan

Lebih terperinci

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Bagian 2 Matriks dan Determinan Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika

Lebih terperinci

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd i DAFTAR ISI BAB I. BILANGAN KOMPLEKS... 1 I. Bilangan Kompleks dan Operasinya... 1 II. Operasi Hitung Pada Bilangan Kompleks... 1 III.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MUG1A4 KALKULUS 1 Disusun oleh: Jondri, M.Si. PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester (RPS) ini

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT PENGEMBANG MATEMATIKA SMA JENJANG DASAR

BAHAN AJAR DIKLAT PENGEMBANG MATEMATIKA SMA JENJANG DASAR PPPPTK Matematika Kode Dok Revisi : F-PRO-00 : 0 BAHAN AJAR DIKLAT PENGEMBANG MATEMATIKA SMA JENJANG DASAR Oleh : Drs. Setiawan, M.Pd. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU PENDIDIK

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Riil

Sistem Bilangan Riil Sistem Bilangan Riil Sistem bilangan N : 1,,,. Z :,-,-1,0,1,,.. N : bilangan asli Z : bilangan bulat Q : bilangan rasional R : bilangan real Q : q R a b, a, b Z, b Q Irasional Contoh Bil Irasional,, 0

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x) II. TINJUAN PUSTAKA 2.1. Limit Definisi lim f(x) = L, dan mengatakan limit f (x) ketika x mendekati a sama dengan L, jika dapat dibuat nilai f (x) sebarang yang dekat dengan L dengan cara mengambil nilai

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

PENGERTIAN FUNGSI JENIS-JENIS FUNGSI PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI

PENGERTIAN FUNGSI JENIS-JENIS FUNGSI PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI FUNGSI PENGERTIAN FUNGSI JENIS-JENIS FUNGSI PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI PENGERTIAN FUNGSI Sebuah fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang memasangkan setiap X anggota A dengan tepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aljabar Definisi II.A.: Aljabar (Wahyudin, 989:) Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis aljabar dibagi menjadi dua periode waktu,

Lebih terperinci

BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN Maksimum dan Minimum Kemonotonan dan Kecekungan Maksimum dan Minimum Lokal Masalah Maksimum dan Minimum

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah

Tinjauan Mata Kuliah i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Kalkulus 1 diperuntukkan bagi mahasiswa yang mempelajari matematika baik untuk mengajar bidang matematika di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah

Lebih terperinci

3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA

3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA 3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA 3.1 Pengertian Relasi Misalkan A dan B suatu himpunan. anggota A dikaitkan dengan anggota B berdasarkan suatu hubungan tertentu maka diperoleh suatu relasi dari A ke B. : A = {1,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TURUNAN. Maksimum dan Minimum. Definisi. Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa:

PENGGUNAAN TURUNAN. Maksimum dan Minimum. Definisi. Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa: PENGGUNAAN TURUNAN Maksimum dan Minimum Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa: 1. f c adalah nilai maksimum f pada S jika f c f x untuk semua x di S;. f c adalah nilai minimum f

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11.1 Definisi dan Limit Fungsi Monoton Misalkan f terdefinisi pada suatu himpunan H. Kita katakan bahwa f naik pada H apabila untuk setiap x, y H dengan x < y berlaku

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Gabungan himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional disebut bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI Matematika Juni 2016 Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 1 / 67 Outline 1 Sistem Bilangan Riil Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 2 / 67 Outline

Lebih terperinci

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f D. URAIAN MATERI 1. Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi a. Definisi Turunan Sala satu masala yang mendasari munculnya kajian tentang turunan adala gradien garis singgung. Peratikan Gambar 1. f(c +

Lebih terperinci