Optimalisasi Generator Gas HHO Tipe Wet Cell Dimensi 160x160 mm & 120x120mm Dengan Penambahan Digital Pulse Width Modulation Dan Netral Plat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimalisasi Generator Gas HHO Tipe Wet Cell Dimensi 160x160 mm & 120x120mm Dengan Penambahan Digital Pulse Width Modulation Dan Netral Plat"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Optimalisasi Generator Gas HHO Tipe Wet Cell Dimensi 160x160 mm & 120x120mm Dengan Penambahan Digital Pulse Width Modulation Dan Netral Plat Chandra Silaen dan Djoko Sungkono Kawano Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya hdkawano@me.its.ac.id Abstrak Panas yang ditimbulkan dari proses elektrolisa dapat mencapai temperatur 80 0 C, bila dioperasikan dalam waktu lama membuat pengguna generator gas HHO merasa tidak aman terjadi kebocoran pada bejana generator gas HHO. Dari permasalahan yang ada ditambahkan Digital Pulse Width Modulation untuk mengatur arus yang digunakan pada proses elektrolisa dan menambahkan plat netral pada elektroda generator gas HHO tipe wet cell yang nantinya meningkatkan laju produksi gas HHO. Penelitian menggunakan generator gas HHO tipe wet cell, elektroda berbentuk plat berdimensi 160x160 mm & 120x120 mm yang masing masing elektroda berjumlah 31 plat ss 316L yang tersusun dari 6 cell dimana tiap cellnya terdapat 4 plat netral dengan tebal plat 1.5 mm dan jarak antara plat dibatasi o-ring karet dengan tebal 2 mm. Larutan elektrolit yang digunakan adalah campuran tiap 1 liter aquades dengan 2 gr KOH, pengujian generator gas HHO dilakukan selama 60 menit untuk menguji performa optimal dari generator gas HHO. Pengujian dilakukan dengan 2 metode yaitu tanpa PWM dan dengan PWM, pengujian menggunakan PWM dilakukan dengan variasi duty cycle 50%, 70%, 90% dan dengan frekuensi 1000 Hz dan 500. Hasil penelitian didapatkan bahwa generator gas HHO dengan penambahan plat netral dapat menurunkan daya yang dibutuhkan serta meningkatkan laju produksi gas HHO. Dengan penambahan PWM daya untuk generator gas HHO lebih dapat dikontrol, laju produksi gas HHO dengan PWM lebih kecil dengan produksi gas HHO pada generator gas HHO tanpa PWM namun temperatur elektrolit dari generator gas HHO dengan PWM lebih rendah. Pada 120x120mm dengan duty cycle 90% frekuensi 500 Hz didapat daya terbesar yaitu 264 watt, laju produksi terbesar 6,462x10-6 kg/s dan efisiensi terbaik 52,75%. Pada 160x160mm dengan duty cycle 90% frekuensi 500 Hz didapat daya terbesar yaitu 264 watt, laju produksi terbesar 6,462x10-6 kg/s dan efisiensi terbaik sebesar 49,89% pada pengujian dengan duty cycle 90% dan frekuensi 1000 Hz. Kata Kunci - HHO, Wet Cell, Duty Cycle Cell, Frekuensi M I. PENDAHULUAN UNCULNYA gagasan - gagasan mengenai energi alternatif salah satunya sangat memungkinkan menggunakan air sebagai sumber energi alternatif dimana air menutupi hampir sebagian besar luasan dari permukaan bumi dan air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Air dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dikarenakan kandungan air terdiri dari struktur kimia H 2 O dan jika dipisahkan melalui proses elektrolisis menjadi H 2 dan O 2. Proses elektrolisis air merupakan salah satu cara untuk memisah kandungan H 2 dan O 2 dari air atau hasil gas dari proses elektrolisis ini lebih dikenal dengan istilah gas HHO [4]. Ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah gas HHO yang dihasilkan pada proses elektrolisis, antara lain besarnya arus listrik yang dialirkan, material, luas penampang elektroda dan jenis dan jumlah katalis yang terkandung pada larutan elektrolit yang digunakan pada proses elektrolisis. Dan pada proses elektrolisis menghasilkan panas yang berlebih pada generator HHO sehingga panas yang berlebihan bisa menyebabkan generator HHO mengalami kebocoran dikarenakan generator yang dirancang menggunakan bahan dari akrilik, panas yang berlebihan bisa menyebabkan akrilik memuai. Jika terjadi kebocoran penggunaan generator gas HHO mengurangi rasa aman saat nantinya akan digunakan, bisa jadi pengguna generator gas HHO akan timbul rasa takut bila sewaktu waktu terjadinya kebocoran saat digunakan. II. URAIAN PENELITIAN A. Gas HHO Gas HHO merupakan produk dari elektrolisa air murni (H 2 O) dimana molekul air murni dipecah menjadi 2 molekul hidrogen (H 2 ) dan 1 molekul oksigen (O 2 ). Proses elektrolisis air dapat terjadi beberapa reaksi antara lain asam, basa maupun dengan setengah reaksi asam ataupun basa (alkaline electrolysis). Jika elektrolit yang digunakan adalah larutan basa seperti KOH, NaOH (basa dari golongan periode IA, alkali tanah) maka akan terjadi reaksi basa. Pada reaksi basa, reaksi reduksi terjadi di katoda dimana molekul air mengikat elektron (e ) sehingga terpecah menjadi gas H 2 (g) dan anion OH. Anion OH tersebut kemudian tertarik kesisi anoda dan terpecah menjadi gas oksigen dan molekul H 2 O (l), sebagaimana dapat dilihat pada persamaan reaksi kimia berikut: Reaksi reduksi di katoda (-): 2H 2 O(l) + 2e H 2 (g) + 2OH (aq) Reaksi oksidasi di anoda (+): 4OH (aq) O 2 (g) + 2H 2 O(l) + 4e Reaksi keseluruhan : 2H 2 O(l) 2H 2 (g) + O 2 (g) Gas hidrogen mempunyai beberapa karakteristik yaitu : tidak berwarna, mudah terbakar (flammeble), sangat ringan, dan sangat mudah bereaksi dengan zat kimia lainnya. Namun gas HHO pada kondisi normal tidak akan terbakar dengan sendirinya tanpa ada sulutan api. B. Netral Plat Generator HHO Netral plat adalah suatu plat elektroda pada generator gas HHO yang tidak dialiri oleh listrik, sehingga elektroda ini bukan merupakan suatu kutub negatif maupun positif, oleh

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) karena itu disebut sebagai elektroda netral. Netral plat menyebabkan tegangan drop antar plat, dimana netral plat memberikan luas permukaan tambahan untuk produksi gas HHO serta menurunkan panas yang diakibatkan dari proses elektrolisa air. 2. Generator HHO Tipe wet cell Generator HHO dimana semua elektrodanya terendam cairan elektrolit di dalam sebuah bejana air. Keuntungan generator gas HHO tipe wet cell adalah: Produksi yang dihasilkan lebih banyak dikarenakan luasan elektroda yang sepenuhnya terendam larutan elektrolit. Perawatan generator yang lebih ringkas Pembuatan generator tipe wet cell lebih mudah dan cepat Gambar 1. Netral Plat (Bipolar) Netral plat berada di antara elektroda positif dan negatif dan tidak dialiri oleh arus listrik. Ketika netral plat ditambahkan, maka water area (kolom air diantara plat) juga akan bertambah sesuai dengan jumlah netral plat yang ditambahkan. Ketika netral plat ditambahkan di antara elektroda positif maupun negatif maka besar arus listrik yang melalui netral plat juga sama dengan arus yang melewati elektroda positif dan negatif. Jika diukur besar tegangan antara satu cell kutub positif dan negatif ialah 12 volt namun bila diukur besar tegangan pada salah satu kutub elektroda dengan netral plate maka terjadi penurunan tegangan sesuai dengan penambahan netral platnya. Disebabkan penambahan plat netral menaikkan nilai resistansi atau hambatan pada arus listrik yang bekerja pada elektroda, sehingga penambahan neutral plate dapat menurunkan tegangan listrik pada plat elektroda. Semakin rendah tegangannya, maka semakin rendah pula panas yang dihasilkan, karena tegangan yang rendah dengan besar arus yang sama, serta luas permukaan yang bertambah dikarenakan penambahan netral plat, maka laju produksi gas HHO pada generator juga akan semakin meningkat. C. Generator HHO Generator gas HHO tersusun atas 2 komponen dasar, yaitu tabung generator yang terdiri atas tabung, sepasang elektroda dan elektrolit. Dan sumber tenaganya yang berupa baterai ataupun aki. Generator ini bekerja dengan prisnip elektrolisa air. Generator gas HHO diklasifikasikan menjadi dua tipe, yakni sebagai berikut: 1. Generator HHO Tipe dry cell Generator HHO dimana sebagian elektrodanya tidak terendam elektrolit. Keuntungan generator HHO tipe dry cell adalah : Penggunaan air untuk proses elektrolisa hanya sedikit, yaitu hanya air yang terjebak diantara lempengan cell. Ada sirkulasi air dengan tambahan reservoir, dimana cukup untuk menurunkan temperatur kerja dari generator itu sendiri. Konstruksinya yang simpel, tidak memerlukan space yang banyak. Gambar 2. Generator HHO Dry Cell D. Pulse Width Modulation Gambar 3. Generator HHO Wet Cell Pulse width modulation secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa on dan pulsa off dalam suatu perioda, untuk mendapatkan tegangan rata rata yang berbeda. Konsep dasar PWM pada umumnya memiliki amplitude dan frekuensi dasar yang tetap namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi, lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitude sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga 100%). Gambar 4. Duty Cycle Dengan Frekuensi Tetap Tegangan pulsa dari sumber listrik DC yang digunakan tersebut dapat diatur duty cycle-nya dimana duty cycle inilah yang kemudian dijadikan sebagai sinyal PWM. Duty cycle sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut: DDDDDDDD CCCCCCCCCC = TT oooo TT tttttttttt 100% dimana T total = T on + T off atau bisa disebut sebagai periode. Sebenarnya sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak cara antara lain dapat menggunakan metode analog dengan menggunakan rangkaian Op-amp atau dengan menggunakan metode digital. Dengan metode analog setiap perubahan PWM-nya sangat halus sedangkan menggunakan metode digital setiap perubahaan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari PWM itu sendiri. Resolusi adalah jumlah variasi perubahaan nilai dalam PWM tersebut. Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit berarti PWM ini memiliki variasi perubahan nilai sebanyak 2 8 = 256 variasi mulai dari perubahan

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) nilai yang memiliki duty cycle 0% - 100% dari keluaran PWM tersebut. Pada penelitian ini digunakan digital Pulse width modulation, digital PWM ini memiliki kelebihan dari analog PWM antara lain: Signal yang dihasilkan lebih presisi dan akurat dibandingkan analog PWM. Error yang terjadi seminimal mungkin terjadi pada digital PWM. Besaran duty cycle dan frekuensi dapat dilihat pada LCD tanpa menggunakan bantuan osiloskop untuk melihatnya seperti pada analog PWM. Dapat mengontrol multivariabel dalam suatu proses. Proses pengaturannya lebih simple karena proses kerja PWM diatur oleh 1 unit IC control untuk semua proses. Selain duty cycle ada variable lain yaitu, frekuensi yang bisa diatur pada Pulse Width Modulation ini, frekuensi merupakan banyak gelombang yang terjadi per satuan waktu. Pada Pulse Width Modulation ini range frekuensinya antara 500Hz 3 khz, dimana pengaturan besar frekuensi dilakukan dengan mengatur nilai hambatan pada potensiometer. Gambar 5. Skema Diagram PWM yang Digunakan E. Parameter Unjuk Kerja Generator HHO Adapun untuk karakteristik dari parameter unjuk kerja yang perlu diketahui adalah sebagai berikut: 1. Daya yang Dibutuhkan Generator HHO (P HHO ) Daya yang dibutuhkan generator HHO untuk menghasilkan gas HHO dengan melalui proses elektrolisis. Perumusan untuk mencari daya yang dibutuhkan adalah: P = V x I dimana: P = Daya yang dibutuhkan generator HHO (watt) V = Beda potensial/voltase (volt) I = Arus listrik (ampere) 2. Laju Produksi Gas HHO (mm HHHHHH) Produk utama proses elektrolisa air pada generator gas HHO adalah gas HHO sehingga untuk mengetahui seberapa baik kerja dari generator HHO, untuk itu perlu diketahui berapa banyak gas HHO yang dihasilkan oleh generator tersebut. Untuk menghitung mass flowrate gas HHO dapat dicari dengan persamaan berikut: mm = QQ ρρ dimana : mm = Laju Produksi Gas HHO (kg/s) QQ = Debit Produksi gas HHO (m 3 /s) ρρ = Massa Jenis HHO (kg/m 3 ) dengan perumusan Debit Produksi gas HHO: Q = V/t dimana : V = Volume gas Terukur (m 3 ) t = Waktu produksi gas HHO (s) 3. Efisiensi Generator Gas HHO (η HHO ), [%] Efisiensi merupakan perbandingan antara energi yang berguna dengan energi yang diberikan pada suatu sistem. Pada generator HHO, hasil yang berguna adalah produk elektrolisis air berupa gas HHO yang didapatkan pada reaksi penguraian air (H 2 O): 2 H 2 O (l) 2 H 2 (g) + O 2 (g) = + 285,84 kj/mol adalah reaksi endoterm yang menghasilkan energi entalpi yang dibutuhkan untuk memecah molekul H 2 0 menjadi H 2 dan O 2 bernilai positif (+). Energi entalpi yang dihasilkan adalah: h = + 285,84 x 10 3 J mol Sedangkan energi ikatan yang dibutuhkan adalah melalui penurunan persamaan gas ideal pada kondisi STP [1]: pv = nrr T dimana : p = Tekanan Gas ideal (atm) V = Volume gas terukur (L) n = Molaritas senyawa (mol) RR = Konstanta Gas Universal (L.atm/mol.K) T = Temperatur, 298 o K. Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per mol (kj mol -1 ). Untuk menghilangkan nilai per mol dari entalpi dan menyamakan nilai input dari daya dengan satuan watt (J/s), maka volume gas dan mol diberi satuan per waktu. Perumusannya sebagai berikut: P x VV = nn x RR x T didapatkan: nn = P VV. R T dimana : VV = Volume per detik (Liter/s) nn = Molaritas senyawa per waktu (mol/s) Maka, Energi Teoritis yang Digunakan untuk Elektrolisa η = Energi Aktual yang Dibutuhkan Generator HHO x100% hff nn = (VV II) x 100% III. METODOLOGI Studi yang dilakukan pada penelitian menggunakan metode eksprimental untuk mengetahui pengaruh frekuensi dan duty cycle arus listrik terhadap performa generator HHO tipe wet cell. Duty cycle yang digunakan ialah duty cycle 50%, duty cycle 70% dan duty cycle 90% dan frekuensi yang digunakan 500 Hz dan 1000 Hz juga sebelumnya dilakukan pengujian tanpa menggunakan PWM sebagai media pembandingnya. Adapun flowchart penelitian sebagai berikut:

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Gambar 8. Skema Pengujian Dengan PWM IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Adapun dari pengujian generator HHO ini, didapatkan analisa data Generator HHO tipe wet cell dengan dimensi 120x120mm dan 160x160 mm sebagai berikut: Generator Berdimensi 120x120 mm 1. Arus yang Digunakan Generator HHO (120x120 mm) Gambar 9. Arus Fungsi Waktu (Freq1000 Hz) Gambar 10. Arus Fungsi Waktu (Freq 500 Hz) Gambar 6. Diagram Alir Penelitian Penelitian ini juga membandingkan performa dari generator HHO tanpa PWM dengan generator menggunakan PWM. Berikut ini skema pengujian dalam penelitian: Gambar 7. Skema Pengujian Tanpa PWM Daya yang paling besar pada pengujian tanpa PWM sebesar 270 watt, dari pengujian unjuk kerja generator menggunakan PWM dengan variasi duty cycle dan frekuensi 1000 Hz terlihat pada duty cycle 50% dengan nilai daya sebesar 216 watt memiliki karakteristik kenaikan nilai temperatur paling kecil, sedangkan duty cycle 70% dengan nilai daya sebesar 228 watt dan daya yang paling besar terdapat pada duty cycle 90% dengan nilai daya sebesar 258 Watt dan frekuensi 500 Hz memiliki nilai yang berbedabeda, terlihat pada duty cycle 50% dengan nilai daya sebesar 240 Watt, sedangkan duty cycle 70% juga dengan nilai daya sebesar 240 watt dan daya yang paling besar terdapat pada duty cycle 90% dengan nilai daya sebesar 264 Watt. Semakin besar beda potensial, maka energi yang mengalir melalui suatu penghantar juga semakin besar. Daya ini dipengaruhi arus listrik yang juga mempunyai hambatan elektroda, semakin kecil hambatan elekroda, maka semakin besar daya yang mengalir pada elekroda tersebut.

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Temperatur Fluida Generator Gas HHO (120x120 mm) pengujian. Hal ini disebabkan karena seiring berjalannya waktu pengujian, temperatur elektrolit pada generator gas HHO cenderung naik. Temperatur elektrolit yang cenderung naik ini akan mempengaruhi kepekatan dari elektrolit di generator, semakin besar produk yang dihasilkan, maka elektrolit yang digunakan pada generator semakin berkurang sehingga kepekatan elektrolit meningkat. Hal ini lah yang nantinya memperbesar laju produksi gas HHO. 4. Produksi Gas HHO Spesifik (120x120 mm) Gambar 11. Temperatur Fungsi Waktu (Freq 1000 Hz) Gambar 15. SGP Fungsi Waktu (Freq 1000 Hz) Gambar 12. Temperatur Fungsi Waktu (Freq 500 Hz) Karakteristik dari pengujian unjuk kerja generator menggunakan PWM dengan duty cycle dan frekuensi 1000 Hz peningkatan temperatur tidak begitu signifikan dan bisa terkontrol untuk. Pada duty cycle 50% kenaikan temperatur cenderung lebih lama dan stabil pada sekitar temperatur 27 0 C C dengan waktu pengujian 60 menit. Namun seiring dengan variasi peningkatan duty cycle 70% dan 90% peningkatan temperatur menjadi lebih cepat. Tetapi jika dibandingkan dengan dengan direct connection, penggunaan PWM variasi duty cycle menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena pola duty cycle yang tidak mengalirkan arus dan tegangan penuh secara terus menerus, namun putus-putus (on-off) dan tetap kontinyu. 3. Laju Produksi Gas HHO yang Dihasilkan (120x120 mm) Gambar 13. Flowrate Fungsi Waktu (Freq 1000 Hz) Gambar 16. SGP Fungsi Waktu (Freq 500 Hz) Nilai spesifik gas produksi dipengaruhi oleh peningkatan nilai laju produksi dari generator gas HHO dan peningkatan daya yang digunakan pada saat pengujian generator gas HHO. Dengan nilai spesifik gas produksi terbesar pada pengujian tanpa PWM, sedangkan pengujian dengan PWM nilai spesifik gas produksi terdapat pada pengujian dengan duty cycle 90%. Pengujian tanpa PWM trendlinenya mengalami kenaikan, fenomena ini disebabkan karena meningkatnya laju produksi pada generator wet cell seiring bertambahnya waktu, dimana laju produksi ini dipengaruhi oleh debit gas HHO yang meningkat pula. Gas HHO ini meningkat laju produksinya karena temperature yang meningkat pula, temperature yang meningkat ini dipengaruhi oleh daya yang masuk secara kontinyu ke generator gas HHO. Sedangkan Pada pengujian dengan PWM kenaikkannya tidak begitu banyak dikarenakan arus yang dibutuhkan untuk proses elektrolisa di kontrol oleh PWM sehingga tidak semua arus listrik digunakan untuk proses elektrolisa. 5. Efisiensi Generator Gas HHO (120x120 mm) Gambar 14. Flowrate Fungsi Waktu (Freq 500 Hz) Penurunan laju produksi gas HHO menjadi kelemahan dari sistem generator gas HHO yang menggunakan rangkaian PWM. Dimana laju produksi gas HHO yang semakin besar karena debit pada generator gas HHO meningkat, debit meningkat dikarenakan waktu produksi dari gas HHO per volume semakin cepat selama 60 menit Gambar 17. Efisiensi Fungsi Waktu (Freq 1000 Hz)

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) menyebabkan mengapa nilai efisiensi generator gas HHO pada pengujian frekuensi 500 Hz lebih tinggi dibandingkan dengan pengujian frekuensi 1000 Hz. Generator Berdimensi 160x160 mm 7. Arus yang Digunakan Generator HHO (160x160 mm) Gambar 18. Efisiensi Fungsi Waktu Generator Wet Cell Efisiensi generator fungsi waktu memperlihatkan trend grafik dengan efisiensi yang meningkat pada pengujian yang tidak menggunakan PWM dan pada pengujian yang menggunakan PWM hanya pengujian dengan duty cycle 90% yang mengalami kenaikan effisiensi selama pengujian 60 menit sedangkan pada pengujian dengan duty cycle 50% dan 70% efisiensinya cenderung konstan. Dalam perumusan efisiensi generator HHO diketahui merupakan perbandingan antara nilai entalpi gas HHO atau energi yang dipake untuk memecah molekul H 2 O menjadi H 2 dan O 2 per molnya dikali nilai mol-nya dengan daya listrik yang digunakan untuk proses elektrolisis tersebut. Effisiensi Generator HHO dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Dimana efisiensi juga dapat diuraikan sebagai berikut: η = h nn (VV II) 100% Pada pengujian dengan duty cycle 50% dan 70% nilai dari efisiensinya stabil dikarenakan arus yang terkontrol oleh PWM lebih stabil dibandingkan dengan duty cycle 90% sehingga waktu produksi gas HHO relatif konstan, dimana bila waktu produksinya yang relatif konstan maka berpengaruh terhadap debit gas HHO yang di produksi oleh generator gas HHO. 6. Analisa Efisiensi Generator Gas HHO Pada Frekuensi 1000 Hz dan 500 Hz (120x120 mm) Gambar 19. Efisiensi Generator Pada Tiap frekuensi Pengujian Pada frekuensi 500 Hz pulsa on off arus DC lebih sedikit persatuan waktunya atau bila diartikan ada 500 pulsa on off dalam 1 detik berbeda bila dibandingkan dengan 1000 Hz. Dengan pulsa yang lebih sedikit ini lebar pulsa on arus DC yang diatur lebih lebar bila dibandingkan dengan frekuensi 1000 Hz sehingga lebih lebarnya pulsa on pada frekuensi 500 Hz menyebabkan arus yang dikontrol lebih besar dibandingkan dengan frekuensi 1000 Hz. Dengan perbedaan frekuensi pada saat pengujian maka akan didapat nilai efisiensi yang berbeda pula, dimana nilai effisiensi sangat dipengaruhi terhadap nilai ṅ, nilai dari ṅ ditentukan besarnya dari debit produksi gas HHO. Dengan frekuensi 500 Hz arus listrik yang digunakan untuk proses elektrolisa lebih besar sehingga menaikkan debit produksi gas HHO, bila debit gas HHO meningkat maka ṅ akan ikut naik, ṅ nilai dari efisiensi generator gas HHO juga ikut naik. Hal ini yang Gambar 20. Arus Fungsi Waktu (Freq1000 Hz) Gambar 21. Arus Fungsi Waktu (Freq 500 Hz) Daya yang paling besar terdapat pada pengujian tanpa PWM sebesar 468 watt dan dari pengujian unjuk kerja generator menggunakan PWM dengan variasi duty cycle dan frekuensi 1000 Hz, dimana duty cycle 50% dengan nilai daya sebesar 252 Watt memiliki karakteristik kenaikan nilai temperatur paling kecil, sedangkan duty cycle 70% dengan nilai daya sebesar 336 watt dan daya yang paling besar terdapat pada duty cycle 90% dengan nilai daya sebesar 408 Watt. Pengujian dengan frekuensi 500 Hz, dimana duty cycle 50% dengan nilai daya sebesar 276 watt memiliki karakteristik kenaikan nilai temperatur paling kecil, sedangkan duty cycle 70% juga dengan nilai daya sebesar 348 watt dan daya yang paling besar terdapat pada duty cycle 90% dengan nilai daya sebesar 444 watt. Semakin besar beda potensial, maka energi yang mengalir melalui suatu penghantar juga semakin besar. Daya ini dipengaruhi arus listrik yang juga mempunyai hambatan elektroda, semakin kecil hambatan elekroda, maka semakin besar daya yang mengalir pada elekroda tersebut. Elektroda tersebut juga dipengaruhi oleh dimensi elektroda dan hambatan jenis elektoda itu sendiri. 8. Temperatur Fluida Generator Gas HHO (160x160 mm) Gambar 22. Temperatur Fungsi Waktu (Freq 1000 Hz)

7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) mempercepat proses pemecahan molekul H 2 O menjadi H 2 dan O 2 yang nantinya waktu produksi gas HHO untuk 500 cc menjadi singkat. Waktu produksi gas HHO yang singkat ini nantinya berpengaruh sangat besar dalam meningkatkan laju produksi gas HHO. 10. Produksi Gas HHO Spesifik (160x160 mm) Gambar 23. Temperatur Fungsi Waktu (Freq 500 Hz) Temperatur terhadap fungsi waktu memperlihatkan nilai temperatur yang meningkat seiring bertambahnya waktu, peningkatan temperatur yang sangat signifikan pada pengujian generator tanpa rangkaian PWM yaitu 27 0 C sampai 51 0 C dalam waktu 60 menit. Hal ini disebabkan oleh tingginya arus yang mengalir pada elektroda generator gas HHO tidak terkontrol. Namun dengan temperature paling tinggi pada pengujian tanpa PWM sekitar 50 0 C dalam waktu 60 menit dianggap cukup aman bila nantinya gas HHO ditambahkan pada mesin sebagai adiktif bahan bakar. Karakteristik dari pengujian unjuk kerja generator menggunakan rangkaian PWM dengan duty cycle peningkatan temperatur tidak begitu signifikan dan bisa terkontrol untuk. Pada duty cycle 50% kenaikan temperatur cenderung lebih lama dan stabil pada sekitar temperatur 27 0 C C dengan waktu pengujian 60 menit. Namun seiring dengan variasi peningkatan duty cycle 70% dan 90% peningkatan temperatur menjadi lebih cepat. 9. Laju Produksi Gas HHO yang Dihasilkan (160x160 mm) Gambar 23. Flowrate Fungsi Waktu (Freq 1000 Hz) Gambar 24. Flowrate Fungsi Waktu (Freq 500 Hz) Penurunan laju produksi gas HHO menjadi kelemahan dari sistem generator gas HHO yang menggunakan rangkaian PWM. Dimana laju produksi gas HHO yang semakin besar karena debit pada generator gas HHO meningkat, debit meningkat dikarenakan waktu produksi dari gas HHO per volume semakin cepat selama 60 menit pengujian. Untuk tiap frekuensi pengujian yaitu 1000 Hz dan 500 Hz memiliki perbedaan walaupun tidak terlalu signifikan, dimana laju produksi gas HHO pada frekuensi 500 Hz sedikit lebih tinggi dibanding dengan frekuensi 1000 Hz. Hal ini disebabkan karena bila frekuensi diturunkan maka daya yang dibutuhkan untuk proses elektrolisa air meningkat, daya yang meningkat ini menyebabkan Gambar 25. SGP Fungsi Waktu (Freq 1000 Hz) Gambar 26. SGP Fungsi Waktu (Freq 500 Hz) Nilai spesifik gas produksi dipengaruhi oleh peningkatan nilai laju produksi dari generator gas HHO dan peningkatan daya yang digunakan pada saat pengujian generator gas HHO. Spesifik gas produksi terbesar pada pengujian tanpa PWM, sedangkan pengujian dengan PWM spesifik gas produksi terdapat pada pengujian dengan duty cycle 90%. Pengujian tanpa PWM trendlinenya mengalami kenaikan, fenomena ini disebabkan karena meningkatnya laju produksi pada generator wet cell seiring bertambahnya waktu, dimana laju produksi ini dipengaruhi oleh debit gas HHO yang meningkat pula. Gas HHO ini meningkat laju produksinya karena temperature yang meningkat pula, temperature yang meningkat ini dipengaruhi oleh daya yang masuk secara kontinyu ke generator gas HHO. Sedangkan Pada pengujian dengan PWM kenaikkannya tidak begitu banyak dikarenakan arus yang dibutuhkan untuk proses elektrolisa di kontrol oleh PWM sehingga tidak semua arus listrik digunakan untuk proses elektrolisa. Perbedaan pada masing masing pengujian dengan frekuensi 1000 Hz dan 500 Hz ialah pada konsumsi daya yang digunakan pada masing masing pengujian dengan frekuensi yang berbeda, dimana pada frekuensi 1000 Hz daya yang dibutuhkan untuk proses elektrolisa air lebih kecil dibandingkan dengan frekuensi 500 Hz. Namun dengan pengunaan daya yang lebih sedikit laju produksinya lebih kecil dibandingkan dengan pengujian pada frekuensi 500 Hz sehingga nilai spesifik gas produksi pada pengujian 1000 Hz lebih kecil dibandingkan dengan pengujian dengan frekuensi 500 Hz.

8 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Efisiensi Generator Gas HHO (160x160 mm) 12. Analisa Efisiensi Generator Gas HHO Pada Frekuensi 1000 Hz dan 500 Hz (160x160 mm) Gambar 27. Efisiensi Fungsi Waktu (Freq 1000 Hz) Gambar 28. Efisiensi Fungsi Waktu Generator Wet Cell Efisiensi generator fungsi waktu memperlihatkan trend grafik dengan efisiensi yang meningkat pada pengujian yang tidak menggunakan PWM dan pada pengujian yang menggunakan PWM hanya pengujian dengan duty cycle 90% yang mengalami kenaikan effisiensi selama pengujian 60 menit sedangkan pada pengujian dengan duty cycle 50% dan 70% efisiensinya cenderung konstan. Dalam perumusan efisiensi generator HHO diketahui merupakan perbandingan antara nilai entalpi gas HHO atau energi yang dipake untuk memecah molekul H 2 O menjadi H 2 dan O 2 per molnya dikali nilai mol-nya dengan daya listrik yang digunakan untuk proses elektrolisis tersebut. Effisiensi Generator HHO dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Dimana efisiensi juga dapat diuraikan sebagai berikut: η = h nn (VV II) 100% Pada pengujian dengan duty cycle 50% dan 70% nilai dari efisiensinya stabil dikarenakan arus yang terkontrol oleh PWM lebih stabil dibandingkan dengan duty cycle 90% sehingga waktu produksi gas HHO relatif konstan, dimana bila waktu produksinya yang relatif konstan maka berpengaruh terhadap debit gas HHO yang di produksi oleh generator gas HHO. Dengan perbedaan frekuensi pengujian maka akan didapat nilai efisiensi yang berbeda pula, dimana nilai effisiensi sangat berpengaruh terhadap nilai ṅ, nilai dari ṅ ini ditentukan besarnya dari debit produksi gas HHO. Dengan frekuensi 500 Hz arus listrik yang digunakan untuk proses elektrolisa lebih besar sehingga menaikkan debit produksi gas HHO, bila debit gas HHO meningkat maka ṅ akan ikut naik, ṅ nilai dari efisiensi generator gas HHO juga ikut naik, hal ini yang menyebabkan mengapa nilai efisiensi generator gas HHO pada pengujian frekuensi 500 Hz lebih tinggi dibandingkan dengan pengujian frekuensi 1000 Hz. Gambar 29. Efisiensi Generator Pada Tiap frekuensi Pengujian Pada frekuensi 500 Hz pulsa on off arus DC lebih sedikit persatuan waktunya atau bila diartikan ada 500 pulsa on off dalam 1 detik berbeda bila dibandingkan dengan 1000 Hz. Dengan pulsa yang lebih sedikit ini lebar pulsa on arus DC yang diatur lebih lebar bila dibandingkan dengan frekuensi 1000 Hz sehingga lebih lebarnya pulsa on pada frekuensi 500 Hz menyebabkan arus yang dikontrol lebih besar dibandingkan dengan frekuensi 1000 Hz. Dengan perbedaan frekuensi pada saat pengujian maka akan didapat nilai efisiensi yang berbeda pula, dimana nilai effisiensi sangat dipengaruhi terhadap nilai ṅ, nilai dari ṅ ditentukan besarnya dari debit produksi gas HHO. Dengan frekuensi 500 Hz arus listrik yang digunakan untuk proses elektrolisa lebih besar sehingga menaikkan debit produksi gas HHO, bila debit gas HHO meningkat maka ṅ akan ikut naik, ṅ nilai dari efisiensi generator gas HHO juga ikut naik. Hal ini yang menyebabkan mengapa nilai efisiensi generator gas HHO pada pengujian frekuensi 500 Hz lebih tinggi dibandingkan dengan pengujian frekuensi 1000 Hz. Untuk pengujian duty cycle 50% dengan plat elektroda ukuran 160 x 160 mm ini membutuhkan daya yang sangat besar dikarenakan luasannya yang cukup luas, bila dilihat pada data dapat dilihat pada pengujian dengan duty cycle 50% dan frekuensi 1000 Hz dibutuhkan daya sebesar 252 watt sedangkan dengan duty cycle 50% dan frekuensi 500 Hz daya yang dibutuhkan 276 watt sehingga pada pengujian dengan frekuensi 500 Hz effisiensinya lebih rendah dibandingkan dengan frekuensi 1000 Hz. Hal ini dikarenakan pengujian dengan frekuensi 500 Hz membutuhkan daya yang lebih besar dibanding dengan 1000 Hz atau inputan yang dibutuhkan frekuensi 500 Hz lebih tinggi dibanding 1000 Hz. Sedangkan untuk duty cycle 70% dan 90% perbedaan nilai dari efisiensi tidak signifikan bila dibandingkan antara frekuensi 500 Hz dan 1000 Hz, ini disebabkan untuk duty cycle yang besar waktu off arus DC menjadi lebih kecil sehingga perbedaan frekuensi tidak terlalu berpengaruh terhadap arus listrik yang dihasilkan antara frekuensi 1000 Hz dan 500 Hz. V. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan menambahkan plat netral pada generator gas HHO tipe wet cell daya generator gas HHO yang digunakan untuk proses elektrolisa menjadi turun, ini dikarenakan adanya perbedaan tegangan antara plat kutub (positif maupun negatif) dengan plat netral. Sehingga mengurangi losses yang menyebabkan generator cepat panas pada penelitian sebelumnnya. 2. Dengan penambahan plat netral laju produksi gas HHO mengalami peningkatan karena dengan

9 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) penambahan plat netral luasan plat elektroda untuk proses elektrolisa juga bertambah sehingga dengan luasan yang bertambah ini mempersingkat waktu produksi gas HHO. 3. Dengan penambahan plat netral efisiensi generator gas HHO meningkat secara signifikan dikarenakan debit dari produksi gas HHO meningkat, waktu produksi gas HHO menjadi cepat. 4. Dengan Penambahan PWM lebih diutamakan dapat mengendalikan daya yang dibutuhkan untuk proses elektrolisa sehingga performa dari generator gas HHO dengan PWM hasil tidak sebaik dengan generator gas HHO tanpa PWM. Dimana produksi gas HHO pada pengujian tanpa PWM lebih tinggi dibanding pengujian dengan PWM. 5. Daya generator gas HHO semakin meningkat seiring dengan bertambahnya arus listrik yang digunakan untuk proses elektrolisa air. Pada generator gas HHO berdimensi 120x120mm didapat pada pengujian tanpa PWM dayanya sebesar 270 watt sedangkan pada pengujian dengan PWM penggunaan daya terbesar didapat sebesar 264 watt pada duty cycle 90% dengan frekuensi 500 Hz. Pada generator gas HHO berdimensi 160x160mm didapat pada pengujian tanpa PWM dayanya sebesar 468 watt sedangkan pada pengujian dengan PWM penggunaan daya terbesar didapat sebesar 444 watt pada duty cycle 90% dengan frekuensi 500 Hz. 6. Temperatur elektrolit pada generator gas HHO tipe wet cell terus meningkat seiring dengan lamanya waktu pengujian. Temperatur elektrolit yang paling tinggi terjadi pada pengujian generator gas HHO tanpa PWM, pada generator gas HHO tipe wet cell berdimensi 120x120mm didapat temperatur elektrolit sebesar 50 0 C selama 60 menit pengujian, sedangkan pada generator gas HHO tipe wet cell berdimensi 160x160mm didapat temperatur elektrolit sebesar 51 0 C selama 60 menit pengujian. 7. Generator gas HHO berdimensi 120x120mm didapat laju produksi gas HHO pada pengujian tanpa PWM sebesar 8,186x10-6 kg/s sedangkan pada pengujian dengan PWM didapat laju produksi gas HHO terbesar didapat sebesar 6,462x10-6 kg/s pada duty cycle 90% dengan frekuensi 500 Hz. Pada generator gas HHO berdimensi 160x160mm didapat laju produksi gas HHO pada pengujian tanpa PWM sebesar 1,36x10-5 kg/s sedangkan pada pengujian dengan PWM didapat laju produksi gas HHO terbesar didapat sebesar 1,023x10-5 kg/s pada duty cycle 90% dengan frekuensi 500 Hz. 8. Pada generator gas HHO berdimensi 120x120mm didapat nilai efisiensi pada pengujian tanpa PWM sebesar 65,33% sedangkan pada pengujian dengan PWM didapat nilai efisiensi terbesar didapat sebesar 52,75% pada duty cycle 90% dengan frekuensi 500 Hz. Pada generator gas HHO berdimensi 160x160mm didapat nilai efisiensi pada pengujian tanpa PWM sebesar 62,82% sedangkan pada pengujian dengan PWM didapat nilai efisiensi terbesar didapat sebesar 49,89% pada duty cycle 90% dengan frekuensi 1000 Hz. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis berusaha menerapkan ilmu yang didapat selama menjalani perkuliahan di Teknik Mesin. Kiranya penulis tidak akan mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini tanpa bantuan, saran, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh elemen Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar Teknik Mesin ITS khususnya Bapak Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K., M.Eng.Sc. dan Bapak Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT. DAFTAR PUSTAKA [1] Chang, Raymond (2004), Kimia Dasar, Jilid 1, Edisi 3, Erlangga, Jakarta. [2] Lowrie, Peter Electrolytic Gas. [3] Cobb, H.M., Steel Product Manual: Stainless Steel. Warrendale P.A: Iron & Steel Society. [4] Hidayatullah,P. dan Mustari,F. (2008), Bahan Bakar Air,Ufuk Press, Jakarta. [5] diakses 2013 [6] diakses 2013 [7] Arini, Ratih Novie (2013), Pengaruh Variasi Duty Cycle Pada Pulse Width Modulation Terhadap Performa Generator Gas HHO Tipe Basah (Wet Cell) 9 Plat SS 316L 10x10 mm, Tugas Akhir, Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [8] Pertiwi, Fungky Dyan (2013), Pengaruh Penambahan PWM (Pulse Width Modulation) Pada Generator HHO Tipe Dry Cell, Tugas Akhir, Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [9] Fitriana, Barkah Komparasi Performa Generator HHO dengan Elektroda SS 304 Plat dan Spiral. Tugas Akhir, Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Studi Karakteristik Generator Gas HHO Tipe Dry Cell dan Wet Cell berdimensi 80 x 80 mm dengan Penambahan PWM E-3 FF (1 khz)

Studi Karakteristik Generator Gas HHO Tipe Dry Cell dan Wet Cell berdimensi 80 x 80 mm dengan Penambahan PWM E-3 FF (1 khz) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Studi Karakteristik Generator Gas HHO Tipe Dry Cell dan Wet Cell berdimensi 80 x 80 mm dengan Penambahan PWM E-3 FF (1 khz) Yanur Arzaqa Ghiffari dan Djoko

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO

Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO Fahmi Wirawan, Djoko

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimen Pengaruh Penambahan Gas HHO Pada Bahan Bakar Kerosene Terhadap Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Tekan (Blowtorch) Menggunakan

Lebih terperinci

yang (H 2 ), Elektrolisis sebagai katalis. KOH akan sehingga terpecah yang tidak Namun gas HHO dengan sendirinya B. Generator HHO yaitu

yang (H 2 ), Elektrolisis sebagai katalis. KOH akan sehingga terpecah yang tidak Namun gas HHO dengan sendirinya B. Generator HHO yaitu B-245 Gambar 1. Pemecahan Molekul Air menjadi Gas HHO II. URAIAN PENELITIANN A. Gas HHO (Hidrogen Hidrogen Oksida) Air (H 2 O) adalah senyawa terpenting dalam kehidupan dalam kandungannya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Oxyhydrogen (HHO) HHO atau yang juga dikenal dengan nama oxyhydrogen adalah teknologi yang sengaja dibuat open source tanpa paten. Strategi ini dibuat oleh sang penemu

Lebih terperinci

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi

Lebih terperinci

A rasy Fahruddin Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Generator HHO, wet cell, dan pelat berlubang.

A rasy Fahruddin Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Generator HHO, wet cell, dan pelat berlubang. Studi Eksperimen Karakteristik Generator HHO Model Wet Cell dengan Elektroda Pelat Berlubang (Characteristics Experimental Study of Wet Cells HHO Generator with Perforated Plate Electrodes) A rasy Fahruddin

Lebih terperinci

Karakterisasi Unjuk Kerja Generator Gas HHO Tipe Dry Cell dengan Elektroda Titanium dan Penambahan PWM

Karakterisasi Unjuk Kerja Generator Gas HHO Tipe Dry Cell dengan Elektroda Titanium dan Penambahan PWM JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Karakterisasi Unjuk Kerja Generator Gas HHO Tipe Dry Cell dengan Elektroda Titanium dan Penambahan PWM Abdul Hakim dan Bambang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

Width B-339. dimaksudkan maka arus. generator. itu berarti. pada generator HHO. masyarakat. bakar yang tidak. dapat diperbaharui.

Width B-339. dimaksudkan maka arus. generator. itu berarti. pada generator HHO. masyarakat. bakar yang tidak. dapat diperbaharui. B-339 Pengaruh Penambahan PWM (Pulse Width Modulation) Pada Generator HHO Tipe Dry Cell Fungky Dyan Pertiwi dan Djoko Sungkono Kawano Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI DUTY CYCLE PADA PULSE WIDTH MODULATION TERHADAP PERFORMA GENERATOR GAS HHO TIPE BASAH (WET CELL) 9 PLAT SS 316L 10x10 mm.

PENGARUH VARIASI DUTY CYCLE PADA PULSE WIDTH MODULATION TERHADAP PERFORMA GENERATOR GAS HHO TIPE BASAH (WET CELL) 9 PLAT SS 316L 10x10 mm. JURNAL EKNK POMS Vol., No., (0) -5 PENGARUH VARAS DUY CYCLE PADA PULSE WDH MODULAON ERHADAP PERFORMA GENERAOR GAS HHO PE BASAH (WE CELL) 9 PLA SS 36L 0x0 mm. Ratih Novie Arini dan Djoko Sungkono Kawano

Lebih terperinci

Kata Kunci: Brown s Gas, NaHCO 3, Katalis, Elektrolisis, Generator HHO tipr Dry Cell.

Kata Kunci: Brown s Gas, NaHCO 3, Katalis, Elektrolisis, Generator HHO tipr Dry Cell. PENGARUH VARIASI PROSENTASE KATALIS NaHCO 3 TERHADAP PRODUKSI BROWN S GAS PADA PROSES ELEKTROLISIS AIR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TIPE DRY CELL M. Taufiq (1), Margianto (2), EnaMarlina (2) Program Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN :

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN : JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN : 2085-2614 JOURNAL HOMEPAGE : http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/rtp Studi Ketebalan Elektroda Pada Produksi Gas HHO (Hidrogen Hidrogen Oksigen) Oleh Generator Hho Tipe

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI LUAS PERMUKAAN PLAT ELEKTRODA DAN KONSENTRASI LARUTAN ELEKTROLIT KOH TERHADAP DEBIT GAS HASIL ELEKTROLISIS AIR

PENGARUH VARIASI LUAS PERMUKAAN PLAT ELEKTRODA DAN KONSENTRASI LARUTAN ELEKTROLIT KOH TERHADAP DEBIT GAS HASIL ELEKTROLISIS AIR PENGARUH VARIASI LUAS PERMUKAAN PLAT ELEKTRODA DAN KONSENTRASI LARUTAN ELEKTROLIT KOH TERHADAP DEBIT GAS HASIL ELEKTROLISIS AIR 1) Agustinus Susanto, 1) Gatut Rubiono, 2) Bunawi 1) Universitas PGRI Banyuwangi,

Lebih terperinci

dengan Brillyano berkembang satunya adalah alternatif. penggabungan blowtorch yang lebar salah dimanfaatkan pembakaran, bahkan dapat Elektrolisis Air

dengan Brillyano berkembang satunya adalah alternatif. penggabungan blowtorch yang lebar salah dimanfaatkan pembakaran, bahkan dapat Elektrolisis Air B-305 Studi Eksperimen Pengaruh Pencampuran Gas Hidrogen dari Genera ator Tipe Kering Bahan Bakar Kerosene pada Distribusii Temperatur Nyala Api Kompor Tekan Blowtorch Brillyano Agni Pradipta dan Djoko

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER *Bambang Yunianto, Dwi Septiani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Menghitung jumlah KOH yang dibutuhkan Konsentrasi KOH Volume Elektrolit Berat Molekul KOH Maka, gram KOH gram KOH : 1.25 M : 12 Liter : 56. 11 gram = M x V x BM (Sumber : Kimia

Lebih terperinci

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN :

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN : JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN : 2085-2614 JOURNAL HOMEPAGE : http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/rtp Studi Penggunaan Plat Elektroda Netral Stainless Steel 316 dan Aluminium Terhadap Performa Generator

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC TUGAS AKHIR RM 1541 (KE) PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC RIZKY AKBAR PRATAMA 2106 100 119 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK GENERATOR GAS HHO DRY CELL DAN APLIKASINYA PADA KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300 CC

STUDI KARAKTERISTIK GENERATOR GAS HHO DRY CELL DAN APLIKASINYA PADA KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300 CC JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (1) 1-6 1 STUDI KARAKTERISTIK GENERATOR GAS HHO DRY CELL DAN APLIKASINYA PADA KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 13 CC Iqbal Wahyudzin dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Frekuensi Listrik terhadap Performa Generator HHO dan Unjuk Kerja Engine Honda Kharisma 125CC

Pengaruh Penggunaan Frekuensi Listrik terhadap Performa Generator HHO dan Unjuk Kerja Engine Honda Kharisma 125CC JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-294 Pengaruh Penggunaan Frekuensi Listrik terhadap Performa Generator HHO dan Unjuk Kerja Engine Honda Kharisma 125CC Rizky

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENGGUNAAN KOH TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL BERDIMENSI mm

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENGGUNAAN KOH TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL BERDIMENSI mm STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENGGUNAAN TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL BERDIMENSI 3.316 mm Nofriyandi. R., S.Pd., MT Jurusan Teknik Mesin, Universitas Dharma Andalas, Padang Kampus Simpang

Lebih terperinci

Efisiensi termal proses elektrolisis pada saat ini sudah dapat dioptimalkan dengan melakukan proses penyempurnaan pada generator HHO, sehingga dapat m

Efisiensi termal proses elektrolisis pada saat ini sudah dapat dioptimalkan dengan melakukan proses penyempurnaan pada generator HHO, sehingga dapat m BAB II TEORI DASAR 2.1. Pendahuluan Dengan semakin melonjaknya harga bahan bakar minyak dan gas hampir terjadi pada setiap tahunnya dan penggunaan bahan bakar minyak yang berasal dari energi fosil yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF Dosen pembimbing : Prof.Dr.Ir.H.D.SUNGKONO, M.Eng.Sc. KAPASITAS BESAR Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS Theo

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK) Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK) Jurnal Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jptk PENGARUH PENGGUNAAN HYDROGEN ECO BOOSTER TIPE DRY CELL DENGAN VARIASI LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TORSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN No. gr NaCl Tabel 10. Ketinggian H 2 pada Tabung Penampung H 2 h H 2 (cm) mmhg P atm mol NaCl volume Air (L) Konsentrasi NaCl (Mol/L) 0,0285 1 10 28 424 1,5578 0,1709 2 20 30

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Menghitung jumlah KOH yang dibutuhkan Konsentrasi KOH Volume Elektrolit Berat Molekul KOH Maka, gram KOH gram KOH : 1.25 M : 12 Liter : 56. 11 gram = M V BM (Sumber : Kimia Analisis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian (Tabel 6) yang digunakan untuk menghitung besarnya daya engkol ( bp) dan konsumsi bahan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR

RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR Maria Riswanti Tadubun, Rika Winarni, Fransiskus Tayi dan Richard Samuel Waremra S.T., M.Si, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oksigen (O2) dan hydrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang

BAB II LANDASAN TEORI. oksigen (O2) dan hydrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Elektrolisasi Air Elektroisasi air merupakan peristiwa penguraian air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hydrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN SEBAGAI BAHAN BAKAR DENGAN METODE ELEKTROLISIS

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN SEBAGAI BAHAN BAKAR DENGAN METODE ELEKTROLISIS PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN SEBAGAI BAHAN BAKAR DENGAN METODE ELEKTROLISIS P E S E R T A T A : M. F A R I D R. R. ( 2 4 0 8 1 0 0 0 3 6 ) D OSEN P E M BIM B IN G I : D R. I R T

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

a. Harga minyak dunia naik BBM dalam negeri naik

a. Harga minyak dunia naik BBM dalam negeri naik LATAR BELAKANG Soegiono dan Ketut Budi Ardana (2006): a. Harga minyak dunia naik BBM dalam negeri naik Perekonomian nasional turun Harga kebutuhan pokok naik b. Cadangan minyak bumi 1,03 triliun barel

Lebih terperinci

Prosiding SNRT (Seminar Nasional Riset Terapan) Politeknik Negeri Banjarmasin, 9-10 Nopember 2016

Prosiding SNRT (Seminar Nasional Riset Terapan) Politeknik Negeri Banjarmasin, 9-10 Nopember 2016 ANALISA PERFORMA GENERATOR HHO TYPE BASAH DENGAN VARIASI LARUTAN ELEKTROLIT DAN TEGANGAN LISTRIK DALAM MEMPRODUKSI GAS HHO SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Anggun Angkasa B.P. 1, Ika Kusuma Nugraheni 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tekanan gas Dari hasil eksperimen sebanyak 27 kali dalam rentan waktu satu menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : No Luas

Lebih terperinci

PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER

PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER Oleh: HASIS AGUNG NUGROHO 050306012 Dosen Pembimbing: Ir. Joko Sarsetyanto, MT D III TEKNIK MESIN FTI-ITS Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan uji yang digunakan antara lain : volume akhir setelah terkompresi ( t = 0,173 m 0,170 m

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan uji yang digunakan antara lain : volume akhir setelah terkompresi ( t = 0,173 m 0,170 m BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan membahas berbagai hal yang berhubungan dengan rancangan penelitian yang akan dilakukan, alat dan dan bahan yang dibutuhkan, dan prosedur kerja yang dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PRODUKTIVITAS GAS HHO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR DARI ELEKTROLISA TIDAK LANGSUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR PRODUKTIVITAS GAS HHO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR DARI ELEKTROLISA TIDAK LANGSUNG LAPORAN TUGAS AKHIR PRODUKTIVITAS GAS HHO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR DARI ELEKTROLISA TIDAK LANGSUNG Disusun Oleh : Nama : Achmad Zulfikar Afandi NIM : 41311010063 Program Studi : Teknik Mesin DIAJUKAN

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 G, H, S ) DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI Pembimbing : Ir. Joko Sarsetyanto, MT PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF Akhmad Syukri Maulana dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini transportasi tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Transportasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengangkutan barang oleh berbagai jenis

Lebih terperinci

PENGARUH PROSENTASE KOH TERHADAP PRODUKSI BROWN S GAS DALAM PROSES ELEKTROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROLISER DRY CELL. Rifqi Mahaputra Rachman

PENGARUH PROSENTASE KOH TERHADAP PRODUKSI BROWN S GAS DALAM PROSES ELEKTROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROLISER DRY CELL. Rifqi Mahaputra Rachman PENGARUH PROSENTASE KOH TERHADAP PRODUKSI BROWN S GAS DALAM PROSES ELEKTROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROLISER DRY CELL Rifqi Mahaputra Rachman Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang kendaraan bermotor pada akhir-akhir ini sudah berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan dan memberikan andil yang

Lebih terperinci

PRODUKSI BROWN S GAS PADA ELETROLIZER TIPE DRYCELL DENGAN MATERIAL ELEKTRODA BERBEDA

PRODUKSI BROWN S GAS PADA ELETROLIZER TIPE DRYCELL DENGAN MATERIAL ELEKTRODA BERBEDA PRODUKSI BROWN S GAS PADA ELETROLIZER TIPE DRYCELL DENGAN MATERIAL ELEKTRODA BERBEDA Muhammad Thowil Afif, Denny Widhiyanuriyawan, Khairul Anam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Oleh: Anindita Hardianti (3307100015) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi, MSc Ruang lingkup

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc

PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc TUGAS AKHIR - TM 091486 (KE) PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc ANDRIAN DWI PURNAMA 2105 100 003 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat transportasi sebagai moda penggerak berbagai bidang dimana terjadi perpindahan orang maupun barang dari suatu tempat ke tempat lain. Kebutuhan akan alat transportasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN GENERATOR GAS H 2 O 2 JENIS WET DAN DRY CELL 6 RUANG UNTUK KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300CC

PENGEMBANGAN GENERATOR GAS H 2 O 2 JENIS WET DAN DRY CELL 6 RUANG UNTUK KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300CC 0069: Harus L.G. dkk. TR-29 PENGEMBANGAN GENERATOR GAS H 2 O 2 JENIS WET DAN DRY CELL 6 RUANG UNTUK KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300CC Harus Laksana Guntur, I Nyoman Sutantra, Bambang Sampurno, dan Rasiawan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK ANTAR CELL ELEKTRODA TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL

PENGARUH JARAK ANTAR CELL ELEKTRODA TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGARUH JARAK ANTAR CELL ELEKTRODA TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL THE EFFECT OF ELECTRODE CELL DISTANCE ON PERFORMANCE OF DRY CELL TYPE HHO GENERATOR Adhes

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah yang sering terjadi dan umum di Indonesia. Masalah ini adalah salah satu masalah yang berdampak pada masyarakat, karena permintaan

Lebih terperinci

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo

Lebih terperinci

KOMPARASI PENGHASILAN HHO PADA GENERATOR SISTEM BASAH (WET) DENGAN ELEKTRODA BENTUK KERUCUT DAN PLAT DATAR TERPASANG HORISONTAL

KOMPARASI PENGHASILAN HHO PADA GENERATOR SISTEM BASAH (WET) DENGAN ELEKTRODA BENTUK KERUCUT DAN PLAT DATAR TERPASANG HORISONTAL TESIS TM 092501 KOMPARASI PENGHASILAN HHO PADA GENERATOR SISTEM BASAH (WET) DENGAN ELEKTRODA BENTUK KERUCUT DAN PLAT DATAR TERPASANG HORISONTAL SAHARUDDIN NRP. 2112202012 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PRODUKSI GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN TIPE WETT CELL DENGAN VARIASI LUAS PENAMPANG

PEMBUATAN ALAT PRODUKSI GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN TIPE WETT CELL DENGAN VARIASI LUAS PENAMPANG EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 1 Januari 2016; 18-23 PEMBUATAN ALAT PRODUKSI GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN TIPE WETT CELL DENGAN VARIASI LUAS PENAMPANG Wahyono, Anis Roihatin Jurusan Teknik Mesin Program

Lebih terperinci

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3].

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3]. STUDI PERFORMANCE BATERE AIR LAUT YANG MENGGUNAKAN ELEKTRODA KARBON AKTIF UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK Warih Budisantoso Program Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : wareh_pl@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI BROWN S GAS

PENGARUH VARIASI LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI BROWN S GAS INFO TEKNIK Volume 17 No. 2 Desember 2016 (187-196) PENGARUH VARIASI LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI BROWN S GAS Ena Marlina Teknik Mesin Universitas Islam Malang Email: ena170376@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010 SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU Oleh : Andri Lukismanto (3306 100 063) Dosen Pembimbing : Abdu Fadli Assomadi S.Si MT Jurusan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GENERATOR HHO TIPE DRY CELL UNTUK MEMPRODUKSI BROWN S GAS DENGAN KATALIS NaCl. Hadi Mutakkim

PENGGUNAAN GENERATOR HHO TIPE DRY CELL UNTUK MEMPRODUKSI BROWN S GAS DENGAN KATALIS NaCl. Hadi Mutakkim PENGGUNAAN GENERATOR HHO TIPE DRY CELL UNTUK MEMPRODUKSI BROWN S GAS DENGAN KATALIS NaCl Hadi Mutakkim Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen Haryono 193 Malang 65144

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses

Lebih terperinci

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE Oleh: Dyah Yonasari Halim 3305 100 037 PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. premium dan solar. Kelangkaan terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota di

I. PENDAHULUAN. premium dan solar. Kelangkaan terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Warga Lampung kini amat disulitkan akibat langkanya bahan bakar minyak jenis premium dan solar. Kelangkaan terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota di provinsi Lampung.

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi melaju sangat pesat, hampir semua sektor kehidupan telah menerapkan berbagai macam teknologi. Salah satu sektor yang selalu melakukan

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Aulia Nur Veiny 3308 100 047 Dosen pembimbing: A l i a D a m a y a n t i, S T., M T, P h D POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN DENGAN METODE ELEKTROLISIS BERSKALA LABORATORIUM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN DENGAN METODE ELEKTROLISIS BERSKALA LABORATORIUM JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN DENGAN METODE ELEKTROLISIS BERSKALA LABORATORIUM M. Farid R. R., Dr. Ir Totok Soehartanto, DEA, Suprapto,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 PERHITUNGAN

LAMPIRAN 2 PERHITUNGAN LAMPIRAN 2 PERHITUNGAN 1. Menghitung Jumlah NaOH yang Digunakan Konsentrasi NaOH Volume Air + Elektrolit Berat Molekul NaOH 0.05 N 1000 ml 40 gr/grmol (Sember: Kimia Analisis Dasar, 2010 POLSRI) Dari volume

Lebih terperinci

LAMPIRAN B PERHITUNGAN. = 27 cm x 13 cm x 17 cm = 5967 cm 3

LAMPIRAN B PERHITUNGAN. = 27 cm x 13 cm x 17 cm = 5967 cm 3 1. olume Penampung Air Umpan Panjang Lebar Tinggi olume 27 cm 13 cm 17 cm p x l x t 27 cm x 13 cm x 17 cm 5967 cm 3 5,967 dm 3 (liter) LAMPIRAN B PERHITUNGAN 2. olume Tabung Penampung Gas H2 dan O2 Tinggi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GAS HHO TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR NYALA API PADA BLOW-TORCH KEROSIN

PENGARUH PENAMBAHAN GAS HHO TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR NYALA API PADA BLOW-TORCH KEROSIN PENGARUH PENAMBAHAN GAS HHO TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR NYALA API PADA BLOW-TORCH KEROSIN Indah Puspitasari 1,*) dan Djoko Sungkono Kawano 2) 1, 2) Lab. TPBB, Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) Pemodelan dan Analisa Energi Listrik Yang Dihasilkan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air (PLTG-AIR) Tipe Pelampung Silinder Dengan Cantilever Piezoelectric Sherly Octavia Saraswati dan Wiwiek

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

METAL: Jurnal Sistem Mekanik dan Termal

METAL: Jurnal Sistem Mekanik dan Termal JURNAL SISTEM MEKANIK DAN TERMAL - VOL. 01 NO. 01 (2017) 47-54 Terbit online pada laman web jurnal : http://metal.ft.unand.ac.id METAL: Jurnal Sistem Mekanik dan Termal ISSN (Print) 2477-3085 ISSN (Online)

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom KIMIA XI SMA 3 S OAL TES SEMESTER I I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Elektron dengan bilangan kuantum yang tidak diizinkan n = 3, l = 0, m = 0, s = - / n = 3, l =, m =, s = / c. n = 3, l =, m =

Lebih terperinci

10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI

10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI Baterai didefinisikan sebagai peralatan (device) yang mengubah energi kimia yang terkandung di dalamnya menjadi energi listrik secara langsung dan spontan. Prinsip kerja yang digunakan dalam reaksi baterai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Satuan Proses 1 pada semester 2 Program Studi

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

PENGUJIAN KOMPOR GAS HEMAT ENERGI MEMANFAATKAN ELEKTROLISA AIR DENGAN ELEKTRODA LEMPENG BERLARUTAN NaOH

PENGUJIAN KOMPOR GAS HEMAT ENERGI MEMANFAATKAN ELEKTROLISA AIR DENGAN ELEKTRODA LEMPENG BERLARUTAN NaOH UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGUJIAN KOMPOR GAS HEMAT ENERGI MEMANFAATKAN ELEKTROLISA AIR DENGAN ELEKTRODA LEMPENG BERLARUTAN NaOH TUGAS SARJANA DWI SEPTIANI L2E 005 443 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Selama ini manusia bergantung pada energi yang berasal dari minyak bumi untuk menjalankan sistem transportasi

Lebih terperinci

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk dan Sampel Penelitian Bentuk penelitian ini adalah eksperimen untuk mengetahui produktifitas gas hidrogen dan gas oksigen selama proses elektrolisis. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 1. Polarisasi pada elemen volta terjadi akibat peristiwa... menempelnya gelembung H 2 pada lempeng Zn menempelnya

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS oleh: Novian Eka Purnama NRP. 2108 030 018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR 2.1. Pendahuluan Sel Bahan Bakar adalah alat konversi elektrokimia yang secara kontinyu mengubah energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi

Lebih terperinci

SISTEM ELEKTROLISA AIR SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PADA KENDARAAN

SISTEM ELEKTROLISA AIR SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PADA KENDARAAN Mira Esculenta, Sistem Elektrolisa Air, Hal 93-104 SISTEM ELEKTROLISA AIR SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PADA KENDARAAN Mira Esculenta Martawati 1 Abstrak Saat ini banyak sekali diciptakan sarana & prasarana

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) B-8 Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar,, Plus Dan Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah Rapotan Saragih dan Djoko Sungkono Kawano Jurusan

Lebih terperinci