Sumber Glukomanan Dari Edible Araceae Di Jawa Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sumber Glukomanan Dari Edible Araceae Di Jawa Timur"

Transkripsi

1 J-PAL, Vol. 6, No. 1, 2015 ISSN: E-ISSN: Sumber Glukomanan Dari Edible Araceae Di Jawa Timur Gustini Ekowati 1, Bagyo Yanuwiadi 2, Rodiyati Azrianingsih 3 1 Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam, Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya 2,3 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang Abstrak Sumber glukomanan dari edible Araceae terdapat pada genus Amorphophallus, Colocasia, Xanthosoma, Alocasia. Eksplorasi mengenai famili Araceae mencakup berbagai macam tumbuhan Monokotil dengan ciri khas bunga majemuk bertipe "tongkol" yang berseludang (spatha). Araceae merupakan salah satu famili tanaman yang bermanfaat sebagai sumber makanan karena memiliki umbi yang mengandung karbohidrat, protein, glukomanan. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan jenis dari famili Araceae di Jawa Timur yang berpotensi sebagai sumber glukomanan dan mengukur kadar glukomanannya. Pengambilan sampel Araceae di wilayah Jawa Timur dikategorikan menjadi 4 (empat) area geografis, yaitu: a. wilayah selatan dan tengah Jawa Timur (Blitar, Malang, Lumajang); b. wilayah timur Jawa Timur (Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso); c. wilayah barat Jawa Timur (Madiun, Nganjuk, Tuban); d. wilayah pulau Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan). Pada tiap studi area diambil minimal tiga tanaman untuk masing-masing sampel spesies dari famili Araceae secara acak, untuk diamati dan dideskripsikan keseluruhan bagian tanaman tersebut. Pengamatan morfologi dilakukan visual maupun dengan alat bantu kaca pembesar dan mikroskop. Kadar glukomanan dianalisis setelah sentrifugasi ektrak umbi. Hasil pengamatan/pengukuran itu disusun dalam suatu tabel determinasi. Dari kunci tabel ini akan terlihat adanya perbedaan morfologi dan kadar glukomanan dari anggota famili Araceae yang ditemukan. Diperoleh 12 jenis dari empat genus Araceae di 4 area geografis di Jawa Timur yang mengandung glukomanan. Kadar glukomanan sebagai berikut : tertinggi Amorphophallus muelleri Bl. (porang) 9,92 % (berat basah), A.paeoniifolius (suweg) 3,2 % (bb), ), A. variabilis Blume. (walur) 2,52 % (bb), Colocasia esculenta (L.) Schott. (bentul) 2,4 % (bb), Alocasia macrorrhiza (L.) Schott. (sente) 1,3 % (bb) dan terendah Xanthosoma sp.(endro/mbote kuning) 0,64 % (bb). Kata kunci: Araceae, Jawa Timur, Sumber glukomanan Abstract Sources glucomannan from Araceae edible species found in the genus Amorphophallus, Colocasia, Xanthosoma, Alocasia. Exploration of the family Araceae Monocots include a variety of plants with compound interest characteristic of type "cob" which sheath (spatha). Araceae is a family of plants that are useful as a source of food because the content glucomannan. The aim of this study was to describe the type of family Araceae in East Java, which has potential as a source of glucomannan and measured levels of glucomannan. In each study area were taken at least three plants for each species in the family Araceae sampled at random, to be observed and described the whole part of the plant. Morphological observations made visually and with a magnifying glass tool and microscope. Glucomannan content was analyzed after centrifugation of tuber extract. Sampling Araceae in East Java categorized into four (4) geographical areas, namely: a. southern and central regions of East Java (Blitar, Malang, Lumajang); b. eastern region of East Java (Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso); c. western region of East Java (Madiun, Nganjuk, Tuban); d. region of the island of Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan). The twelve species under four genera Araceae were found in 4 geographic areas in East Java has glucomanan content. The content of glucomannan as follows: the highest Amorphophallus muelleri Bl.(porang) 9.92 % (wet weight), A. paeoniifolius (suweg) 3.2 % (ww), Colocasia esculenta (L.) Schott. (bentul) 2.4 % (ww), Alocasia macrorrhiza (L.) Schott. (sente) 1.3 % (ww) and lowest Xanthosomo sp.(endro/mbote) 0.64 % (ww). Keywords: Araceae, East Java, Source glucomannan, PENDAHULUAN 1 Famili Araceae atau suku talas-talasan adalah salah satu suku terbesar pada kelas Monocotyledoneae [1]. Tumbuhan anggota famili Alamat Korespondensi Penulis: Gustini Ekowati gekowati@yahoo.com Alamat : Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Araceae merupakan herba monokotil tahunan. Biasanya tumbuh liar di hutan-hutan, lerenglereng bukit, pinggir hutan jati dan belukar, di sepanjang sungai di daerah tropis dan tumbuh baik pada tempat yang ternaungi [2],[3]. Umbi beberapa anggota famili Araceae yang dapat dimakan, misalnya suweg (Amorphophallus paeoniifolius), talas (Colocasia esculenta), sente (Alocasia macrorhiza). Banyak 32

2 anggota famili Araceae dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Indonesia diantaranya sebagai bahan makanan, obat-obatan dan tanaman hias. Pemanfaatan Araceae sebagai bahan makanan dan obatobatan dapat berasal dari daun, batang atau umbinya [2]. Umbi edible Araceae ada yang dapat dikonsumsi langsung dan ada yang sangat jarang digunakan untuk konsumsi langsung karena mengandung kristal kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal, sehingga sering dibuat gaplek atau tepung. Beberapa anggota famili berpotensi sebagai bahan pangan karena mengandung karbohidrat yang tinggi dan juga zat-zat lain seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Salah satu komponen karbohidrat dalam famili Araceae adalah glukomanan [4]. Glukomanan merupakan serat yag larut dalam air. Kandungan glukomanan dalam umbi Araceae bermanfaat sangat besar bagi kesehatan manusia apabila dikonsumsi. Glukomanan berperan penting pada keberlanjutan mekanisme tertentu, misalnya peran glukomanan konjac dalam metabolisme lipid dan trigliserida, respon glikemik dan fungsi glukosa, kesehatan jaringan dan kesehatan gastrointestinal. Salah satu jenis tanaman dari famili Araceae yaitu porang (Amarphophallus muelleri Blume.) saat ini sedang dikembangkan. Tumbuhan ini tumbuh dengan baik di Jawa Timur. Kandungan glukomanan yang tinggi pada tepung umbinya dengan kadar mencapai lebih dari 60% [5] membuatnya sebagai komoditi ekspor penting di Jawa Timur serta pemasok bahan baku beberapa industri di dalam negeri [6]. Zat glukomannan ini antara lain bermanfaat sebagai bahan perekat, mie, konyaku-jelly, perekat tablet, pembungkus kapsul, penguat kertas, bahan peledak, kosmetik dan pembersih [7]. Saat ini, umbi porang yang mampu dicukupi petani masih jauh dari permintaan pasar. Dari 1000 ton pertahun permintaan industri, hanya mampu dicukupi sekitar 60%-nya. Karena itu budidaya Porang sedang digalakkan saat ini oleh Perum Perhutani dengan memanfaatkan kawasan hutan Jawa Timur seluas 1605,3 ha [6]. Saat ini sumber makanan alami dan lokal merupakan sorotan utama bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Dari uraian latar latar belakang di atas, rumusan tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mendiskripsikan jenis dari famili Araceae sebagai sumber glukomanan dan 2) mengukur kadar glukomanan dari anggota famili Araceae yang ditemukan di Jawa Timur. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2009 sampai Juni di Propinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 147,130 km 2. Dari luasan itu, kawasan hutannya seluas 12,262 km 2 (26,02%). Secara geografis wilayah ini terletak pada ,42 BT dan 7,12-8,48 LS. Dua pertiga daratan Jawa Timur terdiri dari daerah pegunungan (Gambar 1). Penentuan area studi untuk pengamatan dan pengambilan sampel Araceae di wilayah Jawa Timur dikategorikan menjadi 4 (empat) area geografis, yaitu: a. Wilayah selatan dan tengah Jawa Timur, dengan daerah representatif Blitar, Malang, Lumajang. b. Wilayah timur Jawa Timur, dengan daerah representatif Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso. c. Wilayah barat Jawa Timur, dengan daerah representatif Madiun, Nganjuk, Tuban. d. Wilayah pulau Madura dengan daerah representatif Bangkalan, Sampang dan Pamekasan. Pada tiap studi area diambil minimal tiga tanaman untuk masing-masing sampel spesies dari famili Araceae secara acak, untuk diamati dan dideskripsikan keseluruhan bagian tanaman tersebut. Pengamatan morfologi dilakukan visual maupun dengan alat bantu kaca pembesar dan mikroskop. Karakter morfologi yang diamati meliputi tinggi tanaman, tangkai daun, umbi (warna, kadar glukomanan). Kadar glukomanan dianalisis berdasar modifikasi metode. Hasil pengamatan/pengukuran itu disusun dalam suatu tabel determinasi. Dari kunci tabel ini akan terlihat adanya perbedaan atau variasi struktur dan kadar nutrisi dari anggota famili Araceae yang ditemukan. Taksa-taksa yang ditemukan diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan mengacu pada Flora of Java [1], Flora Malaysiana dan sumber-sumber lainnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengumpulan data di 4 area geografis yang dijelajah di Jawa Timur, terdapat 12 jenis dari 4 genus famili Araceae yang mengandung glukomanan yaitu Amorphophallus muelleri Blume (porang), A. paeoniifolius var hortensis (suweg), A. paeoniifolius var sylvestris (suweg), A. variabilis Blume. (walur), Colocasia 33

3 esculenta (bentul putih), Colocasia sp. (bentul biru), C. gigantea Hook F. (rombang), Xanthosoma violaceum (mbote hijau), Xanthosoma sp. (mbote), Xanthosoma Gambar 1. Peta Wilayah Jawa Timur sagittifolium (L.) Schott. (mbote kuning), Alocasia macrorhiza (sente), Alocasia sp. (sente merah). A. Diskripsi karakter morfologi tumbuhan sebagai berikut : a. Wilayah selatan dan tengah Jawa Timur, Blitar, Malang, Lumajang. 1. Alocasia macrorrhiza (L.) Schott. Nama daerah: bira (Ind.), sente (Sunda, Jawa) Tumbuhan herba besar, tinggi 2-3 m, mempunyai umbi batang di atas tanah yang tingginya dapat mencapai satu meter dengan diameter 20 cm. Permukaan umbi berwarna cokelat, memiliki tekstur kasar. Batang tumbuhan berwarna cokelat dan sulit dibedakan dengan umbi yang di atas tanah, terletak diantara umbi dan tangkai daun, daging umbi warna putih. Tangkai daun panjangnya 1,0 1,2 m, tangkai daun berhubungan dengan helai daun di bagian tepi, berwarna hijau. Gambar 2. Alocasia macrorrhiza (L.) Schott. (Sente) Helaian daun sepanjang 0,8 1,0 m, lebar 0,6 0,8 m, permukaan bergelombang, pertulangan daun menyirip, susunan daun roset, tepi daun. Menurut Sudarnadi [8] terdapat tiga varian dengan tangkai daun berwarna hijau, coklat dan ungu. Tumbuhan ini ditanam dengan berbagai kepentingan. Di Indonesia bagian Timur, terutama Tanimbar dan Serua, tanaman ini merupakan tanaman pangan yang penting, terutama tanaman yang batangnya berwarna coklat di bagian luarnya dan putih di dalamnya. Gambar 3. Alocasia sp. (sente ungu/merah). 2. Alocasia sp. Nama daerah : Sente ungu (Jawa) 34

4 Tumbuhan herba besar, tinggi 2 m, mempunyai umbi batang di atas tanah yang tingginya dapat mencapai satu meter dengan diameter 15 cm, daging umbi warna putih. Tangkai daun panjangnya 0,8 1,10 m, tangkai daun berhubungan dengan helai daun di bagian tepi, berwarna ungu tua. Daun berwarna hijau tua dengan bagian abaksial berwarna keunguan. Helaian daun sepanjang 0,6 1,00 m, lebar 0,3 0,8 m, permukaan bergelombang, pertulangan daun menyirip, susunan daun roset, tepi daun bergelombang, helaian daun bangun anak panah berbelah, kedudukan tegak atau condong ke atas dan daun lebar. 3. Colocasia esculenta (L.) Schott (Brongkos, Blitar) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah. Umbi tunggal, daging umbi berwarna kekuningkuningan. Daun 2-5 helai, tangkai daun berhubungan dengan helaian daun di bagian tengah, tangkai daun hijau, bergaris-garis tua atau keungu-unguan dengan pangkal berbentuk pelepah. Bentuk daun bangun perisai (peltatus), tidak terbelah pada pangkal daunnya, lebih lemas bila dibandingkan dengan Alocasia dan Xanthosoma. Merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. 4. Colocasia esculenta (L.) Schott (Junggo, Batu) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah. Warna permukaan umbinya coklat, umbi silinder atau bulat, berwarna putih dengan bintikbintik ungu. Daun 2-5 helai; tangkai daun berhubungan dengan helaian daun di bagian tengah, tangkai daun merah dengan pangkal berbentuk pelepah. Gambar 5. Colocasia esculenta (L.) Schott (Bentul ungu). Lokasi Junggo (Batu). Bentuk daun bangun perisai (peltatus), tidak terbelah pada pangkal daunnya, lebih lemas. C. esculenta (L.) Schott. Biasa disebut bentul dan sudah dibudidayakan, ditanam bersama tanaman jagung di selasela tanaman apel ada yang ditanam disamping rumah tidak ternaungi. Bogor dan Malang terkenal sebagai penghasil beberapa kultivar yang enak rasa umbinya. Umbi talas dapat digunakan untuk berbagai macam makanan. Pelepah dan daunnya digunakan untuk sayur. Gambar 5. Colocasia esculenta (L.) Schott (Bentul ungu). Lokasi Junggo (Batu). 5. Colocasia esculenta (L.) Schott (bentul Manalagi, Tumpang, Malang) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah. Umbi silinder atau bulat, berwarna putih dengan serat keabu-abuan. Daun 2-5 helai; tangkai daun berhubungan dengan helaian daun di bagian tengah, tangkai daun hijau, bergaris-garis tua hijau muda keunguunguan dengan pangkal berbentuk pelepah; Bentuk daun bangun perisai (peltatus), tidak terbelah pada pangkal daunnya, lebih lemas bila dibandingkan dengan Alocasia dan Xanthosoma. Dibudidaya bersama dengan tanaman ketela pohon (Manihot esculenta ). Gambar 6. Colocasia esculenta (L.) Schott. (bentul), lokasi Tumpang 6. Colocasia esculenta (L.) Schott. ( bentul, Bacem) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah. Umbi silinder atau bulat, berwarna putih dengan serat keabu-abuan. Daun 2-5 helai, tangkai daun berhubungan dengan helaian daun di bagian tengah, tangkai daun hijau, 35

5 bergaris-garis tua atau keungu-unguan dengan pangkal berbentuk pelepah, bentuk daun bangun perisai (peltatus), tidak terbelah pada pangkal daunnya, lebih lemas. 7. Colocasia esculenta (L.) Schott. (bentul, Sumbernanas) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah. Umbi silinder atau bulat, berwarna putih dengan serat keabu-abuan. Daun 2-5 helai; tangkai daun berhubungan dengan helaian daun di bagian tengah, tangkai daun hijau, bergaris-garis tua atau keungu-unguan dengan pangkal berbentuk pelepah, bentuk daun bangun perisai (peltatus), tidak terbelah pada pangkal daunnya, helaian daun lebih lemas bila dibandingkan dengan Alocasia sp. dan Xanthosoma sp. 8. Colocasia esculenta (L.) Schott. (bentul) lokasi Kesamben (Blitar) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah. Umbi silinder atau bulat, berwarna putih dengan serat keabu-abuan. Daun 2-5 helai. Tangkai daun berhubungan dengan helaian daun di bagian tengah, tangkai daun hijau, bergaris-garis hijau tua dengan pangkal berbentuk pelepah. Bentuk daun bangun perisai (peltatus), tidak terbelah pada pangkal daunnya, helaian daun lebih lemas dibanding Xanthosoma sp. 9. Colocasia gigantea Hook F. (rombang) Hampir sama dengan jenis lainnya yang semarga, ialah Colocasia esculenta. Perbedaannya ialah pada ukuran pohonnya yang lebih besar, bisa mencapai tinggi 2 meter dan tangkai daunnya yang ditutupi lapisan lilin putih, serta urat-urat daunnya yang lebih kasar. Umbi induknya cukup besar, akan tetapi tidak enak dimakan. Salah satunya yang telah dibudidayakan mempunyai ukuran pohon yang lebih kecil untuk digunakan daunnya, kultivar ini dikenal dengan nama talas Padang. Jenis ini berasal dari Malaysia. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan ( m dpl), pada hutan campuran, hutan jati, di rawa-rawa dan pada padang alang-alang. Untuk pertumbuhannya diperlukan tempat yang agak terlindung dan lembab. 10. Xanthosoma violaceum (mbote hitam) lokasi Pronojiwo Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah, memiliki umbi banyak, bentuk umbi silinder, berwarna putih. Daun 2-4 helai, tangkai daun berhubungan dengan helaian di bagian tepi, daun tunggal, mempunyai pelepah daun, bangun daun sagittatus, ujung daun acutus, pangkal daun emarginatus, tulang daun pinately palmatus, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau peruratan daun biru tua sampai hitam, permukaan daun laevis, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau, permukaan daun laevis, warna tangkai daun ungu tua kehitaman. 11. Amorphophallus paeoniifolius var hortensis Bl. Nama daerah : Suweg (Jawa), Ileus (Sunda) Herba dengan tinggi cm, memiliki umbi batang yang tertanam dalam tanah, dengan bentuk umbi yang membulat, warna kulit coklat, warna daging umbi kuning, memiliki tekstur kasar dengan akar-akar yang tumbuh di permukaannya. Tangkai daun/batang semu memiliki kisaran warna hijau hingga hijau muda, terdapat corak/ totol tangkai daun berbentuk bulat berwarna putih kehijauan. Permukaan tangkai daun halus. Helaian daun tunggal oval/jorong/ellipticus, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul (obtusus), daun bertepi rata, daging daun tipis lunak, permukaan daun licin (laevis) berwarna hijau tua. Daun hanya satu, tangkai daun satu tegak, berdaging, tebal, berwarna hijau cerah dengan bercakbercak hijau pucat. Daun pada tumbuhan dewasa berdiameter 1-1,25 cm yang terbagi dalam tiga bagian; setiap bagian terdiri dari banyak anak helai daun yang berbentuk oblong dan ujungnya runcing. b. Wilayah timur Jawa Timur, dengan daerah representatif Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso. 1. Xanthosoma sagittifolium (mbote) lokasi Cending (Bondowoso) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah, umbi silinder, berwarna putih. Daun 2-5 helai; tangkai daun berhubungan dengan hua elaian di bagian tepi, daun tunggal, mempunyai pelepah daun, 36

6 bangun daun sagittatus, ujung daun acutus, pangkal daun emarginatus, tulang daun pinately palmatus, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau peruratan daun hijau, permukaan daun laevis, tepi daun integer, daging daun herbaceus, permukaan daun laevis, warna tangkai daun hijau, tangkai daun dengan helai daun daun membentuk sudut. 2. Xanthosoma sagittifolium (mbote) lokasi Jember Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah, umbi silinder, berwarna putih. Daun 2-5 helai; tangkai daun berhubungan dengan helaian di bagian tepi, daun tunggal, mempunyai pelepah daun dengan bagian tepi pelepah dan permukaan bagian belakang tangkai ungu, bangun daun sagittatus, ujung daun acutus, pangkal daun emarginatus, tulang daun pinately palmatus, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau, permukaan daun laevis, warna tangkai daun hijau, tangkai daun dengan helai daun daun membentuk sudut dan tidak lemas seperti helaian daun C. esculenta. 3. Xanthosoma sagittafolium (mbote) lokasi Erek-erek (Ijen) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah, umbi silinder, berwarna putih. Daun 2-5 helai, tangkai daun berhubungan dengan helaian di bagian tepi, daun tunggal, mempunyai pelepah daun. Bangun daun sagittatus, ujung daun acutus, pangkal daun emarginatus. Tulang daun pinately palmatus, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau peruratan daun hijau. Permukaan daun laevis, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau, permukaan daun laevis. Warna tangkai daun hijau, tangkai daun dengan helai daun daun membentuk sudut. c. Wilayah barat Jawa Timur, dengan daerah representatif Madiun, Nganjuk, Tuban. Ditemukan porang (Amorphophallus mulleri Blume.) di lahan budidaya hutan Jati, Klangon, Madiun dengan karakter sebagai berikut : 1. Amorphophallus mulleri Blume (porang) Herba dengan getah yang cair, rasa pahit. Memiliki umbi yang tertanam dalam tanah. Umbi bulat, warna kulit coklat. Daging umbi warna oranye. Tangkai daun tampak menonjol, tumbuh memanjang seperti batang (batang semu), dengan tinggi cm dan menopang helaian daun yang tersusun menyerupai payung. Tangkai daun berwarna hijau, permukaan halus, lingkar pangkal cm. Pada tangkai ini terdapat corak totol prismatik (bersudut) berwarna putih yang tersebar di seluruh permukaan tangkai daun. Daun bentuk berbagi tiga bersilang menyerupai bulat payung, masing-masing bagian berbagi lagi dalam dua bersilang. Pada beberapa pangkal anak anak tangkai daun, tumbuh bulbil (umbi daun/umbi tetas atau katak ). Bulbil ini berbentuk membulat, diselimuti kulit berwarna coklat dengan tonjolan-tonjolan kecil dipermukaannya. Helaian daun tunggalnya berbentuk oval dengan panjang cm dan lebar 7-11 cm. Permukaan kasap, mengandung trikoma halus, venasi menyirip. d. Wilayah pulau Madura dengan daerah representatif Bangkalan, Sampang dan Pamekasan. 1. Alocasia macrorrhiza (L.) Schott. Nama daerah : sente (Sunda, Jawa) Tumbuhan herba besar, tinggi 2 m, mempunyai umbi batang di atas tanah yang tingginya dapat mencapai satu meter dengan diameter 20 cm, daging umbi warna putih. Tangkai daun panjangnya 1,0 1,2 m, tangkai daun berhubungan dengan helai daun di bagian tepi, berwarna hijau. Helaian daun sepanjang 0,8 1,0 m, lebar 0,6 0,8 m, permukaan bergelombang. Pertulangan daun menyirip, susunan daun roset, tepi daun bergelombang, helaian daun bangun anak panah berbelah, kedudukan tegak atau condong ke atas dan daun lebar. 2. Colocasia esculenta (L.) Schott. (bentul) lokasi Dayak (Pamekasan). Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah. Umbi silinder atau bulat, berwarna putih dengan serat keabu-abuan. Daun 2-5 helai, tangkai daun berhubungan dengan helaian daun di bagian tengah. Tangkai daun hijau, bergaris-garis tua atau keungu-unguan, cm, dengan pangkal berbentuk pelepah. Bentuk daun bangun perisai (peltatus), tidak terbelah pada pangkal daunnya, lebih lemas. Sudah dibudidaya dengan drainase yang baik. Kultivar yang enak rasanya di tanam pada tanah kering. Talas berkembang biak dengan anakan, umbi anak atau pangkal umbi serta sebagian pelepah daunnya. Anakananakannya perlu dibuang agar umbi induk 37

7 dapat tumbuh menjadi besar. Tanaman dipanen setelah berumur 6-9 bulan. 3. Xanthosoma sagittifolium (mbote) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah, umbi silinder, berwarna putih. Daun 2-5 helai, tangkai daun berhubungan dengan helaian di bagian tepi. Daun tunggal, mempunyai pelepah daun dengan bagian tepi pelepah dan permukaan bagian belakang tangkai ungu. Bangun daun sagittatus, ujung daun acutus, pangkal daun emarginatus. Tulang daun pinately palmatus, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau, permukaan daun laevis, warna tangkai daun hijau. Tangkai daun dengan helai daun daun membentuk sudut. 4. Xanthosoma sagittifolium (mbote) lokasi Tanah Merah (Madura) Tumbuhan herba tinggi cm, mempunyai umbi dalam tanah, umbi silinder, berwarna putih. Daun 2-5 helai, tangkai daun berhubungan dengan helaian di bagian tepi, daun tunggal, mempunyai pelepah daun dengan bagian tepi pelepah dan permukaan bagian belakang tangkai ungu, bangun daun sagittatus, ujung daun acutus, pangkal daun emarginatus, tulang daun pinately palmatus, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau, permukaan daun laevis, warna tangkai daun hijau, tangkai daun dengan helai daun daun membentuk sudut dan helaian daun tidak lemas seperti helaian daun C. esculenta. Pengelompokan edible Araceae yang ditemukan di Jawa Timur dari 12 spesies sampel yang ditemukan (Tabel 1). Tabel 1. Karakter spesies berdasarkan morfologi daun dan warna umbi: No Karakter A B C D E F G H I J K L 1. Daun tunggal (folium simplex) 2. Daun mempunyai 3 bagian 3. Vagina 4. Petiolus 5. Lamina 6. Roset akar 7. Bangun daun sagittatus/anak panah 8. Bangun daun peltatus 9. Ujung daun acutus Ujung daun obtusus 11. Pangkal daun emarginatus 12. Daging daun 13. Tepi daun repandus (berombak) 14. Tepi daun integer 15. Warna daun hijau 16. Warna daun hijau metalik 17. Permukaan daun laevis (mengkilat) 18. Permukaan daun rugosus (mengkerut) 19. Permukaa daun bullatus 20. Warna tangkai daun hijau 21. Warna tangkai daun kecoklatan 22. Warna tangkai daun merah kehitaman 23. Warna tangkai daun ungu tua 24. Tangkai kasar berbintil 25. Tangkai daun halus 26. Tangkai daun dengan helai daun lurus 27. Bulbil/katak 27. Umbi berbentuk bulat 28. Umbi terletak di atas permukaan tanah 29. Umbi di dalam tanah 30. Umbi berwarna putih 31. Umbi berwarna kuning 32. Umbi berwarna oranye KETERANGAN : = ada - = tidak ada A = sente (Alocasia macrorhiza) B = sente merah (Alocasia sp.) 38

8 C =bentul putih (Colocasia esculenta) D = bentul biru (Colocasia sp.) E =rombang (C. gigantea Hook F.) F =mbote (Xanthosoma sp.) G = mbote kuning ( Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) H = mbote hijau ( Xanthosoma violaceum) I = Amorphophallus paeoniifolius var hortensis (suweg) J = A. paeoniifolius var sylvestris (suweg) K = A. muelleri Blume (porang) L = A. variabilis Blume (walur) B. Jenis-jenis tumbuhan famili Araceae yang ditemukan di 4 area geografis di Jawa Timur Tanaman famili Araceae hasil eksplorasi terdapat 4 genus yaitu Amorphophallus, Colocasia, Alokasia, Xanthosoma dan 12 spesies. Berdasarkan hasil identifikasi, diketahui bahwa spesies yang ditemukan memiliki kesamaan karakter dengan diskripsi dari Yuzammi [9], Brown [11], Jansen [12] dan Backer [1]. Genus Amorphophallus terdiri dari Amorphophallus muelleri Blume (porang) tumbuhan ini dijumpai tumbuh liar dibawah naungan pohon Jati, sudah dibudidayakan khususnya di wilayah Perum Perhutani; Amorphophallus paeoniifolius mempunyai 2 varietas: 1. A. paeoniifolius var. hortensis (suweg) yang sudah dibudidaya untuk dimakan umbinya, seperti halnya talas, umbi suweg mengandung kristal kalsium oksalat yang membuat rasa gatal, walaupun senyawa ini dapat dihilangkan dengan perebusan, 2. A. paeoniifolius var sylvestris (suweg) yang tumbuh liar di hutan Jati atau di kebun-kebun yang tidak dipelihara, Amorphophallus variabilis Bl, tumbuhan ini belum dimanfaatkan, jenis ini sebenarnya mempunyai potensi karena umbinya yang putih. Menurut Sastrapraja [13] pada masa pendudukan Jepang penduduk Jawa dikerahkan untuk mencari umbi ini, kemudian dikirim ke Jepang dan pada musim-musim paceklik umbinya dapat dimakan dengan cara mengiris-iris dan merendamnya kemudian dimasak. Di Jawa dan Madura jenis ini tumbuh liar pada ketinggian dibawah 700 m dpl, menyukai tempat yg teduh dan tahan kekeringan; genus Colocasia: bentul putih (Colocasia esculenta (L.) Schott.), bentul biru (Colocasia sp.), rombang (Colocasia gigantea Hook F.) yang dapat dimakan umbi induknya, ukurannya lebih besar, umbi induknya bisa dimakan tapi tidak enak. C. gigantea yang dibudidayakan, dimanfaatkan tangkai dan daunnya saja. Umbinya, menurut analisa mengandung 0,8 % protein kasar. Buahnya yang baunya mirip laja (Alpinia malaccensis) menurut Heyne dapat dimakan. Talas Padang diperbanyak dengan bijinya, anaknya atau bagian pangkal umbinya beserta bagian pelepahnya. Karena yang dimanfaatkan hanya daunnya, maka anakanaknya dibiarkan tumbuh di sekeliling batangnya. Berbeda dengan C. esculenta, talas ini mudah sekali berbunga dan dapat berbuah serta berbiji banyak. Mengingat ukuran pohon dan umbinya yang besar dan pembungaannya yang mudah, maka C. gigantea mungkin dapat disilangkan dengan C. esculenta yang dapat berbunga. Akan tetapi sebelum meningkat ke persilangan, masih banyak hal yang berhubungan dengan pengetahuan dasar tumbuhan ini yang lebih dahulu harus diteliti; genus Alokasia : sente (Alocasia macrorhiza), sente merah (Alokasia sp.); genus Xanthosoma : mbote hijau ( Xanthosoma violaceum), mbote kuning (Xanthosoma sagittifolium), mbote (Xanthosoma sp.). Karakter masing-masing spesies tercantum pada Tabel 1. C. Kadar glukomanan umbi tanaman famili Araceae Hasil analisis kadar glukomanan menunjukkan bahwa masing-masing umbi sampel tanaman Araceae memiliki kandungan glukomanan yang bervariasi setiap spesies (Gambar 1). Umbi Araceae tidak semua enak dimakan tapi dapat dimakan dengan melalui proses pengukusan, ada yang dengan pengirisan, pengeringan dan selanjutnya dibuat tepung sehingga dapat digunakan sebagai bahan makanan dan keperluan yang lainnya. Tanaman famili Araceae sebagai sumber glukomanan dengan kadar glukomanan paling tinggi adalah Amorphophallus muelleri Blume (porang) sebesar 9,92 % (berat basah) dan Amorphophallus paeoniifolius var hortensis (suweg) memiliki kadar glukomanan 3,20 % (bb), yaitu Amorphophallus muelleri Blume (porang), A. paeoniifolius var hortensis (suweg), A. paeoniifolius var sylvestris (suweg), A. variabilis Blume. (walur) memiliki kadar glukomanan 2,52 % (bb) umbi A. variabilis berwarna putih sehingga bila dibuat tepung hasil tepungnya akan putih. Amorphophallus muelleri Blume (porang) merupakan jenis yang memiliki kadar glukomanan paling tinggi diantara tanaman Araceae lainnya [3]; genus Colocasia: Colocasia esculenta (L.) Schott. (bentul putih) memiliki kadar glukomanan sebesar 2,41 % (bb), Colocasia sp.(bentul biru) memiliki kadar glukomanan sebesar 1,81 % (bb), Colocasia gigantea Hook F. (rombang) memiliki kadar glukomanan sebesar 1,49 % (bb), menginggat ukuran pohon dan umbinya besar tapi tidak enak dimakan dan pembungaannya yang mudah memungkinkan 39

9 Kadar Glukomanan (%) Umbi Segar Sumber Glukomanan dari Edible Araceae di Jawa Timur (Ekowati, et al) disilangkan dengan C. esculenta yang dapat berbunga; genus Alokasia : Alokasia macrorhiza (sente) memiliki kadar glukomanan sebesar 1,32 % (bb); genus Xanthosoma: Xanthosoma nigrum (mbote ungu) memiliki kadar glukomanan KADAR GLUKOMANAN sebesar 1,66 % (bb), ), Xanthosoma sp. (mbote) memiliki kadar glukomanan sebesar 1,31 % (bb), Xanthosoma sagittafolium (endro/mbote kuning) memiliki kadar glukomanan sebesar 0,64 % (bb) Jenis Araceae Gambar 1. Kadar glukomanan umbi segar dari jenis-jenis Araceae yang ditemukan di Jawa Timur Kadar glukomanan pada umbi tersebut diperoleh dari 50 gram berat basah umbi. Variasi besarnya kadar glukomanan pada masing-masing umbi Araceae kemungkinan disebabkan karena diameter umbi, umur umbi dan berat umbi serta lokasi pengambilan sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Ambarwati [14] dan Sumarwoto [13] bahwa tinggi rendahnya kadar glukomanan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, jenis tanaman, umur tanaman, diameter umbi, berat umbi dan lama waktu setelah panen. Berdasarkan hasil análisis menunjukkan bahwa ke 12 tanaman sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki potensi sebagai sumber glukomanan di Jawa Timur. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan eksplorasi familia Araceae dan analisis kandungan glukomanan yang telah dilakukan, diketahui bahwa: 1. Dari 4 area geografis di Jawa Timur yang dijelajah diperoleh 12 jenis tumbuhan Araceae sebagai sumber glukomanan yaitu Amorphophallus muelleri Blume (porang), A. paeoniifolius var hortensis (suweg), A. paeoniifolius var sylvestris (suweg), A. variabilis Blume. (walur), Colocasia esculenta (bentul putih), Colocasia sp. (bentul biru), C. gigantea Hook F. (rombang), Xanthosoma violaceum (mbote hijau), Xanthosoma sp. (mbote), Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott. (mbote kuning), Alocasia macrorhiza (sente), Alocasia sp. (sente merah). 2. Kandungan glukomanan tertinggi Amorphophallus muelleri Blume (porang) sebesar 9,92 % (berat basah); Amorphophallus campanulatus Bl. (suweg) 3,2 % (bb), Colocasia esculenta (L.) Schott. (bentul) sebesar 2,4 % (bb), Colocasia esculenta (L.) Schott. (talas) 1.8 % (bb), Alocasia sp. (sente) 1.3 % (bb) dan terendah Xanthosoma sagittafolium) 0.64 % (bb) (endro/mbote kuning). DAFTAR PUSTAKA [1]. Backer, C.A. and Van Den Brink, R.C.B Flora of Java (Spermatophytes Only) vol. II Angiospermae family. The Ruksherbarium. Leyden. [2]. Heyne, K Tumbuhan berguna Indonesia. Edisi bahasa Indonesia. (Terjemahan): Badan Litbang Kehutanan Jakarta. Departemen Kehutanan, Jakarta. [3]. Sumarwoto Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume); deskripsi dan sifat-sifat lainnya. Biodiversitas. 6(3): [4]. Chairul dan Chairul, S.M Isolasi Glukomanan dari Dua Jenis Araceae : Talas (Colocasia esculenta (L) Schott dan Iles-iles (Amorphophallus campanulatus Blumei), Berita Biologi 8 (3): [5]. Arifin, M.A Pengeringan kripik umbi iles-iles secara mekanik untuk 40

10 meningkatkan mutu keripik iles-iles. Thesis. Teknologi Paska Panen, PPS-IPB. Bogor. [6]. Romli, H.U Hutan lestari berkat tanaman porang. Pikiranrakyat.com / cetak /0702 /22 /0607. htm. Tanggal akses 25 September [7]. Sufiani, S Iles-iles (Amorphophallus); jenis, syarat tumbuh, budidaya dan setándar mutu ekspornya. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. [8]. Sudarnadi, H Tumbuhan monokotil. Edi Guharja (ed.). Penebar Swadaya. Jakarta. [9]. Yuzammi A tacxonomic revision of terrestrial and aquatic aroids (Araceae) in Jawa. School of Biological Science, Faculty of Life Science. University of New South Wales.enlo Park [10]. Brown, D Aroids: plants of the arum family. Second Edition. Timber Press. Portland. Oregon [11]. Brown, D Aroids: plants of the arum family. Second Edition. Timber Press. Portland. Oregon [12]. Jansen, P.C.M., van der Wilk C, Hetterscheid W.L.A Amorphophallus Blume ex Decaisne. In: Flach M dan F. Rumawas (eds). Plant Resources of South-East Asia 9: Plant yielding non-seed carbohydrates. PROSEA Foundation. Bogor. [13]. Sastrapraja, S., N.W. Soetjipto, S. Danimihardja, R.Soejono Ubi-ubian. Proyek Sumberdaya Ekonomi, LBN-LIPI. Bogor. [14]. Ambarwati, E & Murti, R.H Analisis korelasi dan koefisien lintasan sifat-sifat agronomi terhadap komposisi kimia umbi iles-iles (Amorphophallus variabilis).ilmu pertanian, 8 (2).. 41

Sumber Glukomanan Dari Edible Araceae Di Jawa Timur

Sumber Glukomanan Dari Edible Araceae Di Jawa Timur J-PAL, Vol 6, No 1, 2015 ISSN: 2087-3522 E-ISSN: 2338-1671 Sumber Glukomanan Dari Edible Araceae Di Jawa Timur Gustini Ekowati 1, Bagyo Yanuwiadi 2, Rodiyati Azrianingsih 3 1 Program Magister Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Taksonomi tanaman iles-iles menurut Jansen et al. (1996) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotiledone Ordo :

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Talas (Colocasia sp) merupakan tanaman pangan dari umbi-umbian yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berwatakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Suweg

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Suweg 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Suweg Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) ialah salah satu anggota famili Araceae. Suweg memiliki batang semu, mempunyai satu daun tunggal yang terpecah-pecah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

MODUL DISEMINASI. BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) SEBAGAI SALAH SATU POTENSI BAHAN BAKU LOKAL

MODUL DISEMINASI. BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) SEBAGAI SALAH SATU POTENSI BAHAN BAKU LOKAL MODUL DISEMINASI BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) SEBAGAI SALAH SATU POTENSI BAHAN BAKU LOKAL PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PORANG INDONESIA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG,

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMANFAATAN PORANG

TEKNOLOGI PEMANFAATAN PORANG TEKNOLOGI PEMANFAATAN PORANG ENDRIKA WIDYASTUTI FOOD SCIENCE AND TECHNOLOGY AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY 2012 04/04/2012 1 PENDAHULUAN PORANG (Amorphophallus oncophyllus) TANAMAN ASLI INDONESIA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

KAJIAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAN DOSIS PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PORANG (Amorphophallus onchophyllus) ASAL UMBI TAHUN KE DUA

KAJIAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAN DOSIS PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PORANG (Amorphophallus onchophyllus) ASAL UMBI TAHUN KE DUA KAJIAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAN DOSIS PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PORANG (Amorphophallus onchophyllus) ASAL UMBI TAHUN KE DUA SKRIPSI Oleh : Hanif Septia Kurniawan 1025010005 FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang (Musa spp.) Indonesia pisang merupakan tanaman yang sangat penting karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Pisang adalah tanaman herba yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hutan. Kegiatan budidaya tersebut diperkirakan akan dapat membawa keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. hutan. Kegiatan budidaya tersebut diperkirakan akan dapat membawa keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam yang berupa kayu saja, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dijadikan sebagai wilayah sampling, yaitu: Adapun deskripsi lokasi penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dijadikan sebagai wilayah sampling, yaitu: Adapun deskripsi lokasi penelitian yaitu sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan spesimen keladi dilakukan pada lima kelurahan yang berbeda yang dijadikan sebagai wilayah sampling, yaitu: Kelurahan Menteng

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU LAMPIRAN 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU 1. Agrostophyllum longifolium Habitat : herba, panjang keseluruhan ± 60 cm, pola pertumbuhan monopdodial Batang : bentuk pipih,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Kecicang PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn., M.Sn PAMERAN International Exhibition International Studio for Arts & Culture FSRD ALVA Indonesia of

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 Asal : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Silsilah : Gondok x

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Talas (Colocasia esculenta (L) Schot), termasuk genus Colocasia monokotiledon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Talas (Colocasia esculenta (L) Schot), termasuk genus Colocasia monokotiledon BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Talas Talas (Colocasia esculenta (L) Schot), termasuk genus Colocasia monokotiledon dengan famili Araceae. Talas dibudidayakan secara luas di kawasan Asia, Pasifik, Amerika Tengah,

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 10 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pekarangan warga di Kecamatan Jumantono, Kecamatan Karanganyar dengan dua jenis tanah yang berbeda yaitu tanah Latosol (Desa

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Produksi Benih Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) Asal Teknik Budi Daya yang Berbeda

Pertumbuhan dan Produksi Benih Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) Asal Teknik Budi Daya yang Berbeda Pertumbuhan dan Produksi Benih Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) Asal Teknik Budi Daya yang Berbeda Growth and Production Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) from Different of Cultivation

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Limbah Perkebunan Pisang di Riau 2.1.1 Pisang (Musa paradisiaca) Pisang merupakan salah satu komoditas buah unggulan Indonesia dengan luas panen dan produksi pisang selalu

Lebih terperinci

Peta Persebaran Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Berdasarkan Topografi Wilayah di Malang Raya

Peta Persebaran Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Berdasarkan Topografi Wilayah di Malang Raya Peta Persebaran Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Berdasarkan Topografi Wilayah di Malang Raya Faldy Alifianto, Rodiyati Azrianingsih, Brian Rahardi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume); Deskripsi dan Sifat-sifat Lainnya

Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume); Deskripsi dan Sifat-sifat Lainnya B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412033X Volume 6, Nomor 3 Juli 2005 Halaman: 185190 Ilesiles (Amorphophallus muelleri Blume); Deskripsi dan Sifatsifat Lainnya Ilesiles (Amorphophallus muelleri Blume);

Lebih terperinci

UJI ZAT PENGATUR TUMBUH DARI BERBAGAI JENIS DAN KONSENTRASI PADA STEK DAUN ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume)

UJI ZAT PENGATUR TUMBUH DARI BERBAGAI JENIS DAN KONSENTRASI PADA STEK DAUN ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume) J. Agroland (1) : 7 11, Maret 28 ISSN : 84 641X UJI ZAT PENGATUR TUMBUH DARI BERBAGAI JENIS DAN KONSENTRASI PADA STEK DAUN ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume) Oleh : Sumarwoto 1) ABSTRACT This research

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Divisi : Spermatophyta ; Sub divisi : Angiospermae ; Kelas : Monocotyledoneae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Divisi : Spermatophyta ; Sub divisi : Angiospermae ; Kelas : Monocotyledoneae ; TINJAUAN PUSTAKA Sistematika tanaman pisang adalah sebagai berikut, Kingdom : Plantae ; Divisi : Spermatophyta ; Sub divisi : Angiospermae ; Kelas : Monocotyledoneae ; Famili : Musaceae ; Genus : Musa

Lebih terperinci

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 DESKRIPSI VARIETAS LADA LADA VAR. NATAR 1 SK Menteri Pertanian nomor : 274/Kpts/KB.230/4/1988 Bentuk Tangkai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah,(3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka Berpikir, (6) Hipotesa penelitian dan (7)

Lebih terperinci

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM Penanganan dan Pengelolaan Saat Panen Mengingat produk tanaman obat dapat berasal dari hasil budidaya dan dari hasil eksplorasi alam maka penanganan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) LAPORAN PENGAMATAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Tumbuhan Berpembuluh yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. Oleh Nur Azizah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

TANAMAN PORANG Karakter, Manfaat dan Budidaya

TANAMAN PORANG Karakter, Manfaat dan Budidaya TANAMAN PORANG Karakter, Manfaat dan Budidaya Oleh : Dr. Ir. Ramdan Hidayat, M.S. F. Deru Dewanti, S.P., M.P. Hartojo Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

KERAGAMAN JENIS DAN POLA SEBARAN Araceae DI KAWASAN WANA WISATA UBALAN KABUPATEN KEDIRI

KERAGAMAN JENIS DAN POLA SEBARAN Araceae DI KAWASAN WANA WISATA UBALAN KABUPATEN KEDIRI KERAGAMAN JENIS DAN POLA SEBARAN Araceae DI KAWASAN WANA WISATA UBALAN KABUPATEN KEDIRI Agustin Laela Purnama, Mumun Nurmilawati, Nur Solikin Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Nusantara PGRI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

Amomum cardamomum Willd

Amomum cardamomum Willd Amomum cardamomum Willd Kapulaga Sinonim Amomum kapulaga Sprague Amomum compactum Solad ex Maton Alpinia striata Horst. Cardamomum minum Rumph Elettaria cardamomum Maton Elettaria major Smith Familia Zingiberaceae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU Heria Nova 1, Nery Sofiyanti 2 dan Fitmawati 2 1 Mahasiswi Jurusan Biologi FMIPA-UR 2 Dosen Botani Jurusan Biologi FMIPA-UR Fakultas Matematika

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997). II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Taksonomi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di Kecamatan Kepenuhan, Kepenuhan Hulu Dan Kecamatan Rambah Hilir di Kabupaten Rokan Hulu.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. AGATHIS DAMMARA WARB. Botani Agathis alba Foxw. Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. Damar Pohon, tahunan, tinggi 30-40 m. Tegak, berkayu,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L. B. Pembahasan Pencandraan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan manfaat dari golongan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan adalah pilar dasar pembangunan perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan adalah pilar dasar pembangunan perekonomian dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah pilar dasar pembangunan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat (Azahari, 2008). Perwujudan ketahanan pangan ditempuh melalui diversifikasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini

Lebih terperinci

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING Agung Mahardhika, SP ( PBT Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan I. Pendahuluan Kumis kucing (Orthosiphon aristatus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di muka bumi ini merupakan bagian keindahan dari ciptaan Allah swt.

BAB I PENDAHULUAN. di muka bumi ini merupakan bagian keindahan dari ciptaan Allah swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi tempat makhluk hidup berdomisili ini seluruhnya adalah karunia Allah swt termasuk di dalamnya adalah tumbuhan. Sesungguhnya bagi orang yang sudi merenung, pada

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAMAN UMBI-UMBIAN

KLASIFIKASI TANAMAN UMBI-UMBIAN KLASIFIKASI TANAMAN UMBI-UMBIAN Satuan Acara Perkuliahan MINGGU POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN II-III 2. KLASIFIKASI TANAMAN UMBI-UMBIAN 2.1. Klasifikasi pertanian : tanaman sayuran, buah dan umbiumbian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012 HERBARIUM Purwanti widhy H 2012 Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan tumbuhan menjadi alternative cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan Salah satu pengawetan tumbuhan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Bahan baku mie di Indonesia berupa tepung terigu

Lebih terperinci

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama,

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, II. TINJAUN PUSTAKA 2.1. Pisang Pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang menyebar ke seluruh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa I. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 3.2.Bahan dan Alat Bahan yang

Lebih terperinci

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION 833. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS SALAK SUMATERA UTARA (Salacca sumatrana Becc.) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Lebih terperinci

Kentang Varietas Ping 06

Kentang Varietas Ping 06 Kentang Varietas Ping 06 Inventor : Erry Sofiari, Kusmana, I.M. Hidayat, F. Kasim, Tri Handayani, H. Kurniawan, dan M. Ameriana Kentang Varietas Ping 6 merupakan hasil persilangan antara Granola dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Negara Indonesia ini mempunyai kekayaan alam yang melimpah terutama pada jenis tanaman pangan lokal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini berlangsung sejak bulan September 2013 sampai dengan Juli 2014 di Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. 3.2. Bahan dan Alat Bahan

Lebih terperinci

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) Gambar 1. Bengkuang Sumber: http://www.google.com/search?gs_rn=21&gs_ri=tanaman+bengkuang A. Sekilas Tanaman Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SL - SH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS SL 8 SHS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mie kering Mie adalah produk olahan makanan yang berbahan dasar tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan (Faridah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Pisang Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai berikut: Regnum Divisio Classis Ordo Familya Genus : Plantae : Magnoliophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kultivar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci