PAKET KEBIJAKAN DEREGULASI XII. Kamis, 28 April 2016 (FINAL)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PAKET KEBIJAKAN DEREGULASI XII. Kamis, 28 April 2016 (FINAL)"

Transkripsi

1 PAKET KEBIJAKAN DEREGULASI XII Kamis, 28 April 2016 (FINAL)

2 Kemudahan Memulai Usaha Bagi Usaha Kecil dan Menengah 2

3 PROSES PERIZINAN IMB, TDG, SLF, DAN SLO Penjelasan Bagan 3

4 LATAR BELAKANG : 1. Nawa Cita mengamanatkan agar Indonesia dapat menjadi bangsa yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing. 2. Untuk mencapai amanat Nawa Cita tersebut, Pemerintah melakukan upaya untuk mempermudah memulai usaha bagi UKM 3. Upaya yang dilakukan Pemerintah ini mencakup penyederhanaan prosedur, penurunan biaya, dan percepatan waktu penyelesaian atas beberapa aspek diantaranya memulai bisnis, izin mendirikan bangunan, pendaftaran properti, mendapatkan sambungan listrik, mendapatkan akses kredit, dan sebagainya 4. Untuk memberikan dampak yang lebih signifikan, perbaikan kemudahan berusaha ini selanjutnya akan diterapkan oleh seluruh Pemerintah Daerah di Indonesia 4

5 REKAPITULASI PERBANDINGAN EODB 2016 DAN PERBAIKAN EODB 2017 No Indikator EODB 2016 Perbaikan EODB Memulai Usaha (Starting a Business) 2. Perizinan terkait Pendirian Bangunan (Dealing With Construction Permits) 3. Pendaftaran Property (Registering Property) 4. Pembayaran Pajak (Paying Taxes) 5. Akses Perkreditan (Getting Credit) Prosedur : 13 prosedur Waktu : 47 hari Biaya : Rp 6,8 7,8 juta Izin : 5 (SIUP, TDP, Akta Pendirian, Ijin Tempat Usaha, Ijin Gangguan) Prosedur : 17 prosedur Waktu : 210 hari Biaya : Rp 86 juta Izin : 4 (IMB, UKL/UPL, SLF, TDG) Prosedur : 5 prosedur Waktu : 25 hari Biaya : 10,8% dari nilai properti Prosedur : 54 kali pembayaran Belum terdapat biro kredit swasta/ Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan Sistem jaminan Fidusia online hanya bisa diakses oleh notaris dan migrasi data dilakukan secara manual Prosedur : 7 prosedur Waktu : 10 hari Biaya : Rp 2,7 juta Izin : 3 (SIUP dan TDP terbit bersamaan, Akta Pendirian) Prosedur : 14 prosedur Waktu : 52 hari Biaya : Rp 70 juta Izin : 3 (IMB, SLF, TDG) Prosedur : 3 prosedur Waktu : 7 hari Biaya : 8,3% dari nilai properti/nilai transaksi Prosedur : 10 kali pembayaran dengan system online Telah diterbitkan izin usaha kepada 2 biro kredit swasta/ Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan Sistem jaminan Fidusia online bisa diakses oleh notaris dan pihak lain di luar notaris Migrasi data dilakukan secara online untuk P. Jawa 5

6 REKAPITULASI PERBANDINGAN EODB 2016 DAN PERBAIKAN EODB 2017 No. Indikator EODB 2016 Perbaikan EODB Penegakan Kontrak (Enforcing Contract) 7. Penyambungan Listrik (Getting Electricity) 8. Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Borders) Penyelesaian Gugatan Sederhana belum diatur Waktu penyelesaian perkara tidak diatur. Berdasarkan hasil survei EODB, waktu penyelesaian perkara adalah 471 hari. Prosedur : 5 prosedur Waktu : 80 hari Biaya SLO : Rp 17,5 / VA Biaya Penyambungan : Rp 969 / VA Uang Jaminan Langganan (UJL) dalam bentuk tunai Telah ada Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana Jumlah prosedur: 8 prosedur dan menjadi 11 prosedur jika ada banding Waktu penyelesaian adalah 28 hari dan menjadi 38 hari jika ada banding Prosedur : 4 prosedur Waktu : 25 hari Biaya SLO : Rp 15 / VA Biaya Penyambungan : Rp 775 / VA Uang Jaminan Langganan (UJL) dapat menggunakan Bank Garansi Dilakukan offline Dilakukan menggunakan online modul untuk PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dan PIB (Pemberitahuan Impor Barang) Ada batas waktu penumpukan (long stay) dalam pelabuhan paling lama 3 hari 6

7 REKAPITULASI PERBANDINGAN EODB 2016 DAN PERBAIKAN EODB 2017 No. Indikator EODB 2016 Perbaikan EODB Penyelesaian Perkara Kepailitan (Resolving Insolvency) Biaya kurator dihitung berdasarkan nilai harta debitur Beradasarkan survey EODB, waktu s.d pemberesan : 730 hari Recovery cost : 30% Biaya sudah diatur dan dihitung berdasarkan nilai utang (jika berakhir dengan perdamaian) dan berdasarkan nilai pemberesan (jika berakhir dengan pemberesan) 10 Perlindungan Terhadap Investor Minoritas (Protecting Minority Investors) Peraturan sudah ada, namun kurang sosialisasi. Peraturan yang sudah ada perlu disosialisaikan lebih luas dan efektif EODB 2016 Perbaikan EODB 2017 Jumlah Prosedur : 94 Prosedur Jumlah Izin : 9 Izin Jumlah Hari : Hari Jumlah Biaya : Rp 92,8 juta + 10,8% dari Nilai Properti + Rp 17,5/VA + Rp 969/VA + 30% dari Nilai Perkara TOTAL Jumlah Prosedur : 49 Prosedur Jumlah Izin : 6 Izin Jumlah Hari : 132 Hari* Jumlah Biaya : Rp 72,7 juta + 8,3% dari Nilai Properti + Rp 15/VA + Rp 775/VA* * Jumlah hari dan biaya perkara pada Indikator Resolving Insolvency belum dapat dihitung karena belum ada praktek dari peraturan yang baru diterbitkan. 7

8 1. Indikator Memulai Usaha (Starting a Business) 1. Berdasarkan UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, modal minimal untuk pendirian PT dipersyaratkan sebesar Rp. 50 Juta Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas, maka : Modal Dasar Perseroan Terbatas tetap minimal Rp. 50 Juta, namun untuk UMKM, Modal Dasar ditentukan berdasarkan kesepakatan para pendiri PT yang dituangkan dalam Akta Pendirian PT. 8

9 1. Indikator Memulai Usaha (Starting a Business) 2. Pembentukan PT dilakukan melalui 13 prosedur: 1. Pesan nama perusahaan (4 hari kerja, Rp ) 2. Pembayaran PNBP Pesan Nama (1 hari kerja, Rp 1 juta) 3. Pembuatan akte perseroan oleh Notaris (2 hari kerja, Rp 4-5 juta) 4. Pembayaran PNBP pendirian Perusahaan (1 hari kerja, Rp 1,6 juta) 5. Pengesahan Badan Hukum (1 hari kerja, Rp 0) 6. NPWP (1 hari kerja, Rp 0) 7. SIUP (15 hari kerja, Rp 0) 8. TDP (14 hari kerja, Rp 0) 9. Surat Keterangan Pengelola Gedung 10. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU), (1 hari kerja, Rp 0) 11. Wajib Lapor Ketenagakerjaan (1 hari kerja, Rp 0) 12. BPJS Kesehatan (3 hari kerja, Rp 0) 13. BPJS Ketenagakerjaan (3 hari kerja, Rp 0) Pembentukan PT dilakukan melalui 7 prosedur : 1. Pengajuan nama perusahaan, pembayaran untuk pesan nama, penerbitan izin penggunaan nama perusahaan dilakukan dalam satu sistem pelayanan di (2 hari kerja, Rp ) 2. Memperoleh standar Akta Perusahaan dari Notaris (1 hari kerja, maksimal Rp 1 juta untuk PT) 3. Pengajuan Izin Pendirian Badan Hukum, Penerbitan Izin Pendirian Badan Hukum, Pembayaran PNBP, Pengesahan Badan Hukum (1 hari kerja, Rp 1 juta) 4. Pengajuan SIUP dan TDP serta serta BPJS Kesehatan secara online di PTSP (1 hari kerja, Rp 0) 5. Pendaftaran Perusahaan di Kemenakertrans/ Dinas tenaga kerja. (1 hari kerja, Rp 0) 6. Pengajuan daftar BPJS Ketenagakerjaan secara online di (2 hari kerja, Rp 0) 7. Mendapatkan Nomor NPWP dan VAT Collector Number NPPKP (Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak) secara online di 9

10 1. Indikator Memulai Usaha (Starting a Business) 2. (lanjutan) Perubahan tersebut dilandaskan pada beberapa peraturan yang baru diterbitkan : 1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14/MDAG/PER/3/2016 tentang perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77/MDAG/PER/12/2013 tentang penerbitan SIUP TDP secara simultan 2. Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2016 tentang Penyederhanaan Persyaratan Perizinan dan Nonperizinan 3. Instruksi Gubernur No. 42 Tahun 2016 tentang Percepatan Pencapaian Kemudahan Berusaha 4. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 5. Keputusan Kepala BPTSP DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pencapaian Target Kemudahan Berusaha 6. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Penagihan, Pembayaran dan Pelaporan Iuran Secara Online Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dari Badan Usaha Baru dalam rangka Kemudahan Berusaha Prosedur : 13 prosedur Waktu : 47 hari Biaya : Rp 6,8 7,8 juta Izin : 5 (SIUP, TDP, Akta Pendirian, Ijin Tempat Usaha, Ijin Gangguan) *Berlaku hanya di wilayah Jakarta, Surabaya Prosedur : 7 prosedur Waktu : 10 hari Biaya : Rp 2,7 juta Izin : 3 (SIUP dan TDP terbit bersamaan, Akta Pendirian) 10

11 2. Indikator Perizinan terkait Pendirian Bangunan (Dealing With Construction Permits) 1. Untuk Pendirian Bangunan diperlukan 17 Prosedur dan memakan waktu 210 hari: 1. Meminta dan memperoleh sertifikasi kepemilikan tanah sebelum mengajukan IMB (1 hari kerja, Rp 25,000) 2. Mengajukan Keterangan Rencana Kota (KRK) dan Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB) (1 hari kerja, Rp 1,482,000) 3. Mendapatkan inspeksi dari Dinas Penataan Kota (1 hari kerja, Rp 0) 4. Memperoleh KRK dan RTLB dari Dinas Tata Kota (20 hari kerja, Rp 0) 5. Mengajukan dan memperoleh persiapan UKL/UPL (Agensi: konsultan luar) (30 hari kerja, Rp15,000,000) 6. Mengajukan dan memperoleh persetujuan UKL/UPL ke BPLHD (10 hari kerja, Rp 0) 7. Mengajukan dan memperoleh IMB ke BPTSP DKI Jakarta (42 hari kerja, Rp 68,281,500) Dengan adanya deregulasi, maka jumlah prosedur mendirikan bangunan menjadi 14 prosedur dan memakan waktu 52 hari : 1. Permohonan Keterangan Rencana Kota (KRK), (1 hari, Rp 0) 2. Pemberian Keterangan Rencana Kota (KRK), Info syarat administrasi, desain prototipe (20 hari) 3. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) (1 hari, Rp 0) 4. Proses Permohonan IMB ( 1 hari, Rp 0) 5. Penilaian Permohonan IMB (1 hari, Rp 0) 6. Pembayaran Retribusi (1 hari, Rp 68,281,200 untuk luas gudang 1300m2) 7. Penerbitan IMB (1 hari) 8. Inspeksi pondasi dan struktur (1 hari, Rp 0) 9. Inspeksi Mekanik dan Elektrik dan Kebakaran (1 hari, Rp 0) 10. Inspeksi Akhir (1 hari, Rp 0) 11. Permohonan SLF, SLO, dan TDG (1 hari), Rp 0) 12. Penerbitan SLF, SLO, dan TDG secara bersamaan (1 hari), (SLF = Rp 0, SLO = Rp 15/VA, TDG = Rp 0) 13. Pendaftaran Pajak Bangunan (1 hari, Rp 0) 14. Mendapatkan sambungan air dan limbah (20 hari, Rp 2,000,0000) *Berlaku hanya di wilayah Jakarta 11

12 2. Indikator Perizinan terkait Pendirian Bangunan (Dealing With Construction Permits) Inspeksi penyelesaian fondasi dari Dinas Tata Kota (1 hari kerja, Rp 0) 9. Inspeksi penyelesaian struktur bangunan Dinas Tata Kota (1 hari kerja, Rp 0) 10. Inspeksi penyelesaian atap Dinas Penataan Kota (1 hari kerja, RP0) 11. Mengajukan laporan penyelesaian inspeksi ke Dinas Penataan Kota (1 hari kerja, Rp 0) 12. Inspeksi final dari Dinas Pemadam Kebakaran (1 hari kerja, Rp 0) 13. Menerima inspeksi final dari Dinas Tata Kota (1 hari kerja, Rp 0) 14. Memperoleh SLF dari Dinas Tata Kota di BPTSP (49 hari kerja, Rp 0) 15. Pendaftaran gudang pada Unit Pelayanan Pajak Daerah/UPPD) (11 hari kerja, Rp 0) 16. Memperoleh sambungan air bersih m(30 hari kerja, Rp 2,000,000) 17. Memperoleh Tanda Daftar Gudang (9 hari kerja, Rp 100,000) Prosedur : 17 prosedur Waktu : 210 hari Biaya : Rp 86 juta Izin : 4 (IMB, UKL/UPL, SLF, TDG) *Berlaku hanya di wilayah Jakarta, Surabaya Deregulasi : 1. Peraturan Menteri PU-Pera Nomor 05.PRT/M/2016 tentang IMB dan Indeks Biaya Retribusi IMB. Peraturan ini masih mempersyaratkan AMDAL dan UKL/UPL. 2. Surat Edaran Menteri PU-Pera Nomor 10/SE/M/2016 tentang Penerbitan IMB dan SLF Bangunan Gedung untuk Usaha Kecil, Menengah dan Mikro dengan menggunakan Desain Prototipe. 3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16/MDAG/PER/3/2016 tentang Penataan dan Pembinaan Gudang 4. Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2016 tentang Penyederhanaan Persyaratan Perizinan dan Nonperizinan 5. Keputusan Kepala BPTSP DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pencapaian Target Kemudahan Berusaha 6. Surat Keputusan Direktur PAM Jaya No. 152 Tahun 2013 tentang SOP Pemasangan Sambungan Baru 7. Peraturan Daerah Surabaya Nomor 7 Tahun 2009 tentang Bangunan 8. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan PDAM Surya Sembada Prosedur : 14 prosedur Waktu : 52 hari Biaya : Rp 70 juta Izin : 3 (IMB, SLF, TDG) 12

13 3. Indikator Pendaftaran Properti (Registering Property) 1. Untuk peralihan hak atas tanah/ property dilakukan melalui 5 Prosedur : 1. Pengecekan sertifikat di Kantor Pertanahan (3 hari kerja, Rp ) 2. Pembayaran Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan PPh Jual Beli Hak Guna Bangunan (HGB), (1 hari kerja, ±10% dari nilai properti) 3. Akta Jual beli oleh PPAT (5 hari kerja, 0,5% dari harga properti) 4. Alih nama sertifkat HGB di Kantor Pertanahan (15 hari kerja, 0,1% dari nilai properti + biaya administrasi dan materai) 5. Pendaftaran PBB di Kantor Pajak (1 hari kerja, Rp 0) Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pelayanan Peralihan HGB tertentu di Wilayah Tertentu, maka peralihan hak atas tanah/properti dilakukan melalui 5 Prosedur : 1. Pengecekan sertifikat (1 hari, Rp ) 2. Pembayaran BPHTB dan PPh Pengalihan Hak Atas Tanah (2 hari, ± 7,5% dari Nilai Transaksi) 3. Pembuatan Akta Jual Beli oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (2 hari, 0,5% Nilai Transaksi) 4. Pendaftaran Peralihan Hak (2 hari, ± 0,1% Dari Nilai Transaksi + biaya administrasi + biaya materai) 5. Pendaftaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kantor Pajak (1 hari) *Berlaku hanya di wilayah Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Semarang 13

14 3. Indikator Pendaftaran Properti (Registering Property) 2. Waktu penyelesaian 25 hari kerja Waktu penyelesaian menjadi 7 hari kerja* *Asumsi : Prosedur no 4 dan 5 dilakukan paralel. 3. Total Biaya : ± 10,8% dari nilai properti BPHTB 5% dari (nilai properti NPOPTKP) *NPOPTKP Jakarta : Rp 80 juta, NPOPTKP Surabaya : Rp 70 juta Besaran PPh Pengalihan HGB 5% dari nilai properti Prosedur : 5 prosedur Waktu : 25 hari Biaya : 10,8% dari nilai properti Total Biaya : ± 8,3% dari nilai transaksi BPHTB 5% dari (nilai properti NPOPTKP) *NPOPTKP Jakarta : Rp 80 juta, NPOPTKP Surabaya : Rp 70 juta Besaran PPh Pengalihan HGB 2,5% dari nilai property Prosedur : 3 prosedur Waktu : 7 hari Biaya : 8,3% dari nilai property/nilai transaksi Catatan : - Rancangan Peraturan Pemerintah untuk Penurunan Nilai PPh dalam tahap finalisasi. - Perda tentang Penurunan BPHTB masih dalam pembahasan. 14

15 4. Indikator Pembayaran Pajak (Paying Taxes) 1. Pembayaran Pajak dilakukan secara offline/manual sehingga total pembayaran adalah sebanyak 54 kali pembayaran : 1) PPh Badan 13 kali pembayaran 2) Iuran Pemberi Kerja BPJS Kesehatan 12 kali pembayaran 3) Iuran Pemberi Kerja Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan (online) 1 kali pembayar 4) Capital gain tax 1 kali pembayaran 5) Pajak Properti (PBB) 1 kali pembayaran 6) Pajak Kendaraan Bermotor 1 kali pembayaran 7) Materai 1 kali pembayaran 8) PPn 12 kali pembayaran 9) Pajak Pendapatan Pekerja 12 kali pembayaran Total 54 Kali Pembayaran Pembayaran dilakukan online, sehingga total pembayaran menjadi sebanyak 10 kali pembayaran : 1) PPh Badan 2 kali pembayaran secara online 2) Iuran Pemberi Kerja BPJS Kesehatan 1 kali pembayaran secara online 3) Iuran Pemberi Kerja Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan 1 kali pembayaran secara online 4) Capital gain tax 1 kali pembayaran 5) Pajak Properti (PBB) 1 kali pembayaran 6) Pajak Kendaraan Bermotor 1 kali pembayaran 7) Materai 1 kali pembayaran 8) PPn 1 kali pembayaran secara online 9) Pajak Pendapatan Pekerja 1 kali pembayaran secara online Perubahan diatas dilandaskan kepada peraturan : 1.Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Penagihan, Pembayaran dan Pelaporan Iuran Secara Online Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dari Badan Usaha Baru dalam rangka Kemudahan Berusaha 2.Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-03/PJ/2015 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik Secara Online, perbaikan implementasi oleh Ditjen Pajak pada akhir Maret Total 10 Kali Pembayaran (Online) 15

16 5. Indikator Akses Perkreditan (Getting Credit) 1 Belum terdapat biro kredit swasta/ Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan yang beroperasi 2 Sistem jaminan Fidusia online hanya bisa diakses oleh notaris dan migrasi data dilakukan secara manual Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Izin Operasional untuk 2 Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) Swasta pada Oktober 2015 : PT Pefindo Biro Kredit dan PT Kredit Biro Indonesia Jaya Regulasi : Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/1PB/2013 tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan. Perbaikan kemampuan sistem layanan online meliputi: 1. Pembukaan Hak Akses Fidusia Online kepada Korporasi (bank dan non-bank) dan Retail (perorangan dan badan usaha) sejak Februari Migrasi Data di Pulau Jawa dapat dilakukan secara online 3. Informasi tentang jaminan fidusia yang ada di dalam databse dapat dicari berdasarkan nama debitur, tipe objek (baik dengan dan tanpa nomor seri) dan nomor sertifikat. 4. Pencarian data dapat diakses oleh masyarakat umum dan dikenakan biaya sebesar Rp Sertifikat Fidusia dapat dicetak secara mandiri oleh pengguna 6. Waktu proses pendaftaran selesai dalam 7 (tujuh) menit Perubahan diatas dilandaskan pada peraturan : Permenkumham Nomor 10 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Hukum dan HAM 16

17 5. Indikator Akses Perkreditan (Getting Credit) Belum terdapat biro kredit swasta/ Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan Sistem jaminan Fidusia online hanya bisa diakses oleh notaris dan migrasi data dilakukan secara manual Telah diterbitkan izin usaha kepada 2 biro kredit swasta/ Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan Sistem jaminan Fidusia online bisa diakses oleh notaris dan pihak lain di luar notaris Migrasi data dilakukan secara online untuk P. Jawa 17

18 6. Indikator Penegakan Kontrak (Enforcing Contract) 1 - Penyelesaian Gugatan Sederhana belum diatur - Waktu penyelesaian perkara tidak diatur. Berdasarkan hasil survei EODB, waktu penyelesaian perkara adalah 471 hari. Dengan diterbitkannya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana, maka untuk kasus gugatan sederhana diselesaikan melalui 8 prosedur (28 hari), bila ada keberatan terhadap hasil putusan maka dapat dilakukan banding sehingga jumlah prosedur menjadi 11 prosedur dan waktu penyelesaian menjadi 38 hari: 1. Pengisian formulir pendaftaran 2. Penilaian formulir gugatan oleh panitera 3. Perkara diterima sebagai gugatan sederhana (1 hari kerja) 4. Penggugat membayar uang muka (panjer) 5. Menunggu panggilan sidang (2 hari kerja) 6. Sidang 7. Putusan perkara gugatan sederhana (25 hari kerja) 8. Menerima dan melaksanakan putusan Jika terjadi banding, maka bertambah 3 Prosedur yang diselesaikan dalam waktu maksimal 10 hari, yaitu: 1. Pemberitahuan sidang lanjutan 2. Sidang lanjutan 3. Putusan final 18

19 6. Indikator Penegakan Kontrak (Enforcing Contract) 2 Biaya pendaftaran perkara - Jakarta : Rp Surabaya : Rp Penyelesaian Gugatan Sederhana belum diatur Waktu penyelesaian perkara tidak diatur. Berdasarkan hasil survei EODB, waktu penyelesaian perkara adalah 471 hari. Biaya pendaftaran perkara menjadi (estimasi): - Jakarta : Rp Regulasi : Penetapan Ketua Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/Tipikor dan HI Jakarta Pusat Nomor : W10.UI/10253/PDT.02.IX tanggal 1 September Biaya pendaftaran perkara menjadi (estimasi) : - Surabaya : Rp Regulasi : Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/Hubungan Industrial/Tipikor Surabaya Nomor : W14.U1/30/KP.07.1/1/2015 tanggal 28 Januari Telah ada Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana Jumlah prosedur: 8 prosedur dan menjadi 11 prosedur jika ada banding Waktu penyelesaian adalah 28 hari dan menjadi 38 hari jika ada banding 19

20 7. Indikator Penyambungan (Getting Electricity) 1. Penyambungan listrik memerlukan waktu 80 hari kerja dan melalui 5 Prosedur : 1. Sertifikat Layak Operasi (SLO) (7 Hari kerja) 2. Persetujuan Permohonan (9 Hari kerja) 3. Survey Lokasi (1 Hari kerja) 4. Konstruksi (60 Hari kerja) 5. Penyalaan (3 Hari kerja) Biaya SLO = Rp 17,5 / VA 2. Biaya Penyambungan = Rp 969 / VA 3. Uang Jaminan Langganan (UJL) dalam bentuk tunai Dengan diterbitkannya Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 0001.E/DIR/2016 tentang Prosedur Percepatan Penyambungan Baru dan Penambahan Daya Bagi Pelanggan Tegangan Rendah dengan daya 100 s.d. 200 KVA, untuk memperoleh sambungan listrik dilakukan melalui 4 Prosedur (25 hari kerja): 1. Sertifikat Layak Operasi (SLO), (3 hari kerja) 2. Persetujuan Permohonan (1 Hari kerja) 3. Konstruksi (20 Hari kerja) 4. Penyalaan (1 Hari kerja) *PT PLN (Persero) memanfaatkan SIG (Sistem Informasi Geografis) sehingga meniadakan prosedur survey lapangan Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 08 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, maka : 1. Biaya SLO = Rp 15 / VA 2. Biaya Penyambungan = Rp 775 / VA 3. Uang Jaminan Langganan (UJL) dapat menggunakan Bank Garansi Prosedur : 5 prosedur Waktu : 80 hari Biaya SLO : Rp 17,5 / VA Biaya Penyambungan : Rp 969 / VA Uang Jaminan Langganan (UJL) dalam bentuk tunai Prosedur : 4 prosedur Waktu : 25 hari Biaya SLO : Rp 15 / VA Biaya Penyambungan : Rp 775 / VA Uang Jaminan Langganan (UJL) dapat menggunakan Bank Garansi 20

21 8. Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Borders) 1. 4 dokumen ekspor, disampaikan secara manual : 1. Bill of Lading 2. Commercial Invoice 3. Custom Export Declaration 4. Packing List 2. 8 dokumen impor, disampaikan secara manual : 1. Bill of Lading 2. Cargo release order 3. Commercial Invoice 4. Custom Import Declaration 5. Packing List 6. Insurance Documentation 7. Proof of payment of custom excise and taxation 8. Terminal Handling Receipt PMK Nomor 145/2014 tentang Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Secara Online 1. Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan ke Kantor Pabean dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean Ekspor, yang telah dapat dilakukan secara online. 2. Pelayanan Ekspor hanya didasarkan pada satu dokumen ekspor (PEB) dan disampaikan secara elektronik. 3. Waktu pelayanan dokumen eksportasi membutuhkan waktu 0,06 jam. 4. Biaya untuk pelayanan dokumen ekspor tidak ada (Rp 0). PMK Nomor 228/2015 tentang Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Secara Online 1. Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean diberitahukan dengan PIB. 2. Pelayanan Impor hanya didasarkan pada satu dokumen impor (PIB) dan disampaikan secara elektronik. 3. Waktu pelayanan dokumen impor membutuhkan waktu hanya 0, 12 jam. 4. Biaya untuk pelayanan dokumen impor tidak ada (0). 21

22 8. Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Borders) 3. Waktu ekspor : 4,5 hari Waktu impor : 9,3 hari 4. Biaya ekspor : USD 424 Biaya impor : USD 523 Jakarta (estimasi) Waktu ekspor : 3 hari Waktu impor : 3,6 hari Jakarta (estimasi) Biaya ekspor : USD 83 Biaya impor : USD 83 Surabaya (estimasi) Waktu ekspor : 2-3 hari Waktu impor : 5-7 hari Surabaya (estimasi) Biaya ekspor : 82 USD Biaya impor : 82 USD 22

23 8. Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Borders) Angka Pengenal Importir (API) didasrkan pada jenis barang yang diimpor Tidak ada batas waktu penumpukan barang (long stay) dalam pelabuhan Dilakukan offline Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/PER/9/2015 tentang Satu Kartu Indentas Angka Pengenal Importir (API). 1. Dengan adanya peraturan ini Importir dapat melakukan beberapa jenis barang hanya dengan satu Angka Pengenal Impor. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 117 tahun 2015 tentang Dwellingtime Pelabuhan Tanjung Priok 3 Hari. 1. Untuk menjamin kelancaran lalu lintas barang di Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan upaya menjaga tingkat penggunaan lapangan penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR) agar tidak melebihi batas standar Utilitas Fasilitas yang telah ditetapkan 65%. 2. Setiap pemilik Barang/Kuasanya wajib memindahkan barang-barang yang ditumpuk yang melewati batas waktu penumpukan (long stay) dari lapangan penumpukan dalam pelabuhan ke lapangan penumpukan di luar pelabuhan. 3. Batas waktu Penumpukan barang di lapangan paling lama tiga hari sejak barang ditumpuk dilapangan penumpukan didalam Pelabuhan. Dengan adanya peraturan ini dapat lebih mempercepat lalulintas barang di pelabuhan Tanjung Priok. 1. Dilakukan menggunakan online modul untuk PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dan PIB (Pemberitahuan Impor Barang) 2. Ada batas waktu penumpukan (long stay) dalam pelabuhan paling lama 3 hari 23

24 9. Indikator Penanganan Perkara Kepailitan (Resolving Insolvency) 1. Peraturan Menkumham Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Permenkumham Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Imbalan bagi Kurator dan Pengurus, mengatur imbalan kurator dan pengurus sebagai berikut : 1. Imbalan Kurator yang berakhir dengan perdamaian dihitung berdasarkan presentase nilai harta debitur : - Nilai sampai dengan Rp. 50 Miliar, Imbalan Jasa 5% - Nilai di atas Rp. 50 Miliar sampai dengan Rp. 250 Miliar, Imbalan Jasa 3% - Nilai di atas Rp. 250 Miliar sampai dengan Rp. 500 Miliar, Imbalan Jasa 2% - Nilai di atas Rp. 500 Miliar, Imbalan Jasa 1% 2. Imbalan Kurator yang berakhir dengan pemberesan dihitung berdasarkan presentase nilai harta debitur: - Nilai sampai dengan Rp. 50 Miliar, Imbalan Jasa 8% - Nilai di atas Rp. 50 Miliar sampai dengan Rp. 250 Miliar, Imbalan Jasa 6% - Nilai di atas Rp. 250 Miliar sampai dengan Rp. 500 Miliar, Imbalan Jasa 4% - Nilai di atas Rp. 500 Miliar, Imbalan Jasa 2% Biaya kurator dihitung berdasarkan nilai harta debitur Dengan diterbitkannya Peraturan Menkumham Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pedoman Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus, maka imbalan kurator dan pengurus diatur sebagai berikut. 1. Imbalan Kurator yang berakhir dengan perdamaian dihitung berdasarkan presentase nilai utang : - Nilai sampai dengan Rp. 50 Miliar, Imbalan Jasa 5% - Nilai di atas Rp. 50 Miliar sampai dengan Rp. 250 Miliar, Imbalan Jasa 3% - Nilai di atas Rp. 250 Miliar sampai dengan Rp. 500 Miliar, Imbalan Jasa 2% - Nilai di atas Rp. 500 Miliar, Imbalan Jasa 1% 2. Imbalan Kurator yang berakhir dengan pemberesan dihitung berdasarkan presentase nilai hasil pemberesan : - Nilai sampai dengan Rp. 50 Miliar, Imbalan Jasa 8% - Nilai di atas Rp. 50 Miliar sampai dengan Rp. 250 Miliar, Imbalan Jasa 6% - Nilai di atas Rp. 250 Miliar sampai dengan Rp. 500 Miliar, Imbalan Jasa 4% - Nilai di atas Rp. 500 Miliar, Imbalan Jasa 2% Biaya sudah diatur dan dihitung berdasarkan nilai utang (jika berakhir dengan perdamaian) dan berdasarkan nilai pemberesan (jika berakhir dengan pemberesan) 24

25 10. Indikator Perlindungan Terhadap Investor Minoritas (Protecting Minority Investors) 1 Conflict of interest regulation index: 5.7 (skala 0-10) Tidak ada peraturan yang diubah namun peraturan yang baru diterbitkan pada 2015 diharapkan dapat meningkatkan skor subindikator sebagai berikut : Conflict of interest regulation index: menjadi 8 (skala 0-10) A. Indeks Keterbukaan Dan Transparansi 1. Nomor 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik 2. Nomor 60/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu 3. Nomor 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten dan Perusahaan Publik B. Indeks Tanggungjawab Direksi Dan Komisaris 1. Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik 2. Nomor 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Renumerasi Emiten Perusahaan Publik C. Indeks Gugatan Pemegang Saham pada Perusahaan Tbk 1. Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan RUPS Perusahaan Tbk. 2. Nomor 38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perseroan Terbuka Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) 3. Nomor 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum 4. Nomor 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 5. Nomor 33/POJK.04/2015 tentang Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penambahan modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 6. Nomor 54/POJK.04/2015 tentang Penawaran Tender Sukarela 25

26 10. Indikator Perlindungan Terhadap Investor Minoritas (Protecting Minority Investors) 2 Shareholder governance index: 5 (skala 0-10) Shareholder governance index: menjadi 7 (skala 0-10) Indeks Kepemilikan dan Kontrol Deregulasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK): 1. Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten atau Perusahaan Tbk. 2. Nomor 29/POJK.04/2015 tentang Emiten atau Perusahaan Publik yang Dikecualikan dari Kewajiban Pelaporan dan Pengumuman 3. Nomor 55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit 4. Nomor 56/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal 3 Minority investor protection index: 5.3 (skala 0-10) Peraturan sudah ada, namun kurang sosialisasi. Indeks protecting minority investors menjadi 7.5 (skala 0-10) Catatan : Minority investor protection index merupakan nilai rata-rata penjumlahan Shareholder Governence Index dan Conflict of Interest Regulation Index. Peraturan yang sudah ada perlu disosialisaikan lebih luas dan efektif 26

27 PERATURAN TELAH DITERBITKAN 16 PERATURAN 1. PP No. 7/2016 tentang Perubahan Modal Minimum bagi Pendirian PT 2. Permenkumham No. 11/2016 tentang Pedoman Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus 3. Permen PUPR No 5/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan 4. Permen ATR/BPN no. 8/2016 tentang Peralihan HGB Tertentu di Wilayah Tertentu 5. Permendag No. 14/M-Dag/Per/3/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 77/M-Dag/Per/12/ Permen ESDM No 8 /2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM No 33/2014 tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh PT PLN 7. Permendag No. 16/M-Dag/Per/3/2016 tentang Perubahan atas Permendag No. 90 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pembinaan Gudang 8. Peraturan Dirjen Pajak No. PER-03/PJ/2015 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik secara Online 9. SE Menteri PUPR No. 10/SE/M/2016 tentang Penerbitan IMB dan SLF untuk Bangunan Gedung UMKM Seluas 1300m2vdengan menggunakan desai prototipe 10.SE Direksi PT PLN No E/Dir/2016 tentang Prosedur Percepatan Penyambungan Baru dan Perubahan Daya bagi Pelanggan Tegangan Rendah dengan Daya 100 s.d 200 KVA 11.Perka BPJS No. 1/2016 untuk Pembayaran Online 12.Instruksi Gubernur DKI Jakarta No.42/2016 tentang Percepatan Pencapaian Kemudahan Berusaha 13.SE Mahkamah Agung No. 2/2016 tentang Peningkatan Efisiensi dan Transparansi Penanganan Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Utang di Pengadilan 14.Keputusan Direksi PDAM DKI Jakarta Tentang Proses Pelayanan Sambungan Air 15.Keputusan Direksi PDAM Kota Surabaya tentang Proses Pelayanan Sambungan Air 16.Permendagri No.22 /2016 tentang Perubahan Atas Permendagri No. 27 /2009 tentang Penetapan Izin Gangguan di Daerah RANCANGAN PERATURAN MENUNGGU TANDATANGAN MENTERI/KEPALA DAERAH 1. Revisi PP No. 48/1994 tentang Pajak Penghasilan 1 PERATURAN 1 PERATURAN RANCANGAN PERATURAN MASIH DALAM PEMBAHASAN / MENUNGGU REVISI PERATURAN RUJUKAN 1. Perda tentang Penurunan BPHTB

28 Terimakasih 28

PAKET KEBIJAKAN XII: Pemerintah Pangkas Izin, Prosedur, Waktu, dan Biaya untuk Kemudahan Berusaha di Indonesia

PAKET KEBIJAKAN XII: Pemerintah Pangkas Izin, Prosedur, Waktu, dan Biaya untuk Kemudahan Berusaha di Indonesia PAKET KEBIJAKAN XII: Pemerintah Pangkas Izin, Prosedur, Waktu, dan Biaya untuk Kemudahan Berusaha di Indonesia Presiden Joko Widodo dalam beberapa rapat kabinet terbatas menekankan pentingnya menaikkan

Lebih terperinci

PENERBITAN SECARA SIMULTAN UNTUK SIUP DAN TDP SERTA TGD DAN SLF

PENERBITAN SECARA SIMULTAN UNTUK SIUP DAN TDP SERTA TGD DAN SLF PENERBITAN SECARA SIMULTAN UNTUK SIUP DAN TDP SERTA TGD DAN SLF SOSIALISASI KEBIJAKAN EoDB DI HOTEL BUMI SURABAYA TANGGAL 08 APRIL 2016 EASE OF DOING BUSINESS Peringkat Total Indonesia ke 109 No Indikator

Lebih terperinci

Perbaikan Pelaksanaan Kemudahan Berusaha. Ease of Doing Business di Indonesia

Perbaikan Pelaksanaan Kemudahan Berusaha. Ease of Doing Business di Indonesia Perbaikan Pelaksanaan Kemudahan Berusaha Ease of Doing Business di Indonesia Perbaikan Kemudahan Berusaha Target Doing Business 207; Arahan Presiden peringkat 40 Doing Business 207 Perbandingan Regulasi

Lebih terperinci

Perbaikan Kemudahan Berusaha di Indonesia

Perbaikan Kemudahan Berusaha di Indonesia invest in Jakarta 9 Juni 2015 Perbaikan Kemudahan Berusaha di Indonesia Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2013 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved Doing Business 2015

Lebih terperinci

PELAYANAN ONLINE PERTANAHAN DAN PERALIHAN HGB TERTENTU DI WILAYAH TERTENTU

PELAYANAN ONLINE PERTANAHAN DAN PERALIHAN HGB TERTENTU DI WILAYAH TERTENTU PELAYANAN ONLINE PERTANAHAN DAN PERALIHAN HGB TERTENTU DI WILAYAH TERTENTU DIREKTORAT JENDERAL HUBUNGAN HUKUM KEAGRARIAAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL Landasan Hukum

Lebih terperinci

KEMUDAHAN BERUSAHA (EASE OF DOING BUSINESS) REGISTERING PROPERTY KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEMUDAHAN BERUSAHA (EASE OF DOING BUSINESS) REGISTERING PROPERTY KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEMUDAHAN BERUSAHA (EASE OF DOING BUSINESS) REGISTERING PROPERTY KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL Landasan Hukum Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Undang-Undang Nomor 25

Lebih terperinci

Getting Electricity P E R B A I K A N K E B I J A K A N. Jakarta, 21 Januari 2016 DIREKTUR DEREGULASI. invest in

Getting Electricity P E R B A I K A N K E B I J A K A N. Jakarta, 21 Januari 2016 DIREKTUR DEREGULASI. invest in invest in Jakarta, 1 Januari 016 P E R B A I K A N K E B I J A K A N Getting Electricity INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD (BKPM) DIREKTUR DEREGULASI 01 by Indonesia Investment Coordinating Board.

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN PERIZINAN IMB

PENYEDERHANAAN PERIZINAN IMB invest in Jakarta, 7 Juli 2015 PENYEDERHANAAN PERIZINAN IMB BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Franky Sibarani Kepala BKPM 2013 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved PETA PERIZINAN

Lebih terperinci

DEALING WITH CONSTRUCTION PERMIT

DEALING WITH CONSTRUCTION PERMIT DEALING WITH CONSTRUCTION PERMIT Indikator Construction Permit Metodologi, dan Asumsi. Indikator construction permit menilai jumlah prosedur untuk membangun gudang secara legal, waktu dan biaya dalam proses

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAGIAN I PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2 PERINGKAT GLOBAL MEMBAIK Realisasi Investasi (Rp Triliun) 313 399 463 +12,4%2 016 (y/y) 545 613 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Lebih terperinci

Survey Kemudahan Berusaha 2018

Survey Kemudahan Berusaha 2018 Pembaruan Peradilan dalam Survey Kemudahan Berusaha 2018 Enforcing Contract dan Resolving Insolvency Pokja Koordinasi Kemudahan Berusaha Mahkamah Agung RI [SK KMA 43/KMA/SK/II/2017] Survei Kemudahan Berusaha

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Daya Saing Bidang Ketenagalistrikan di Indonesia Menghadapi Era Globalisasi

Upaya Peningkatan Daya Saing Bidang Ketenagalistrikan di Indonesia Menghadapi Era Globalisasi 2013 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved Upaya Peningkatan Daya Saing Bidang Ketenagalistrikan di Indonesia Menghadapi Era Globalisasi Disampaikan pada acara Coffee Morning,

Lebih terperinci

Indikator Jenis Prosedural : Starting Business

Indikator Jenis Prosedural : Starting Business STARTING A BUSINESS Indikator Jenis Prosedural : Starting Business Tipe Asumsi Jenis Perusahaan : Berbentuk PT yang dimiliki oleh 5 orang (pendiri) dan merupakan WNI. Lokasi : Jakarta Skala Perusahaan

Lebih terperinci

Perizinan Berbelit, Investasi Sulit

Perizinan Berbelit, Investasi Sulit Edisi 9 Vol. II. Mei 2017 Perizinan Berbelit, Investasi Sulit p. 03 Indonesia Defisit Gas, Benarkah? p. 09 Buletin APBN Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR RI www.puskajianggaran.dpr.go.id ISSN 2502-8685

Lebih terperinci

PEMETAAN PERCEPATAN KEMUDAHAN BERUSAHA

PEMETAAN PERCEPATAN KEMUDAHAN BERUSAHA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM PEMETAAN PERCEPATAN KEMUDAHAN BERUSAHA ~~~~~~~~~~~***~~~~~~~~~~~ (Easy of Doing Bussiness) (Easy of Doing Bussiness) (Easy of Doing

Lebih terperinci

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016 Multilateral

Lebih terperinci

RINGKASAN PAKET KEBIJAKAN PEREKONOMIAN TAHAP II TGL. 29 SEPTEMBER 2015

RINGKASAN PAKET KEBIJAKAN PEREKONOMIAN TAHAP II TGL. 29 SEPTEMBER 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia RINGKASAN PAKET KEBIJAKAN PEREKONOMIAN TAHAP II TGL. 29 SEPTEMBER 2015 29 September 2015 KEBIJAKAN DEREGULASI TAHAP II Kemudahan Perizinan

Lebih terperinci

UPAYA PEMERINTAH DALAM MEREALISASIKAN KEMUDAHAN BERUSAHA DI INDONESIA

UPAYA PEMERINTAH DALAM MEREALISASIKAN KEMUDAHAN BERUSAHA DI INDONESIA UPAYA PEMERINTAH DALAM MEREALISASIKAN KEMUDAHAN BERUSAHA DI INDONESIA (The Government Efforts In Realizing Ease of Doing Business in Indonesia) Edward James Sinaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI PENGAWASAN INSTANSI PEMERINTAH BIDANG PEREKONOMIAN DIREKTORAT FISKAL DAN INVESTASI Jl. Pramuka No.33, Jakarta Timur 13120 Telp.021-85910031 (hunting), fax

Lebih terperinci

PERSEROAN TERBATAS (P.T.)

PERSEROAN TERBATAS (P.T.) Pengaturan badan hukum di Indonesia tersebar dalam beberapa peraturan yang terpisah, baik dalam KUH Perdata, KUH Dagang, maupun dalam beberapa penetapan pemerintah dan atau keputusan menteri. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI PENGAWASAN INSTANSI PEMERINTAH BIDANG PEREKONOMIAN DIREKTORAT FISKAL DAN INVESTASI Jl. Pramuka No.33, Jakarta Timur 13120 Telp.021-85910031 (hunting), fax

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) KEMENTERIAN DALAM NEGERI POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) W. Sigit Pudjianto Direktur Pengembangan Ekonomi Daerah Jakarta,

Lebih terperinci

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas Disampaikan pada Diskusi Bulanan ICCA Juli 2016 Jakarta, 22 Juli 2016 Sebagai negara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /POJK.04/2018 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN MELALUI SISTEM PELAPORAN ELEKTRONIK EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik. Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik. Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Belajar dari Good Practices Dunia (Georgia dan Azerbaijan) Tipe Pelayanan Model Pelayanan 1. Direct Services

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KARET ALAM DI PROVINSI RIAU

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KARET ALAM DI PROVINSI RIAU STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KARET ALAM DI PROVINSI RIAU Djaimi Bakce, Almasdi Syahza, dan Nur Hamlim (LPPM Universitas Riau) Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres ISEI XIX dengan

Lebih terperinci

TIGA FOKUS UTAMA III. KEBIJAKAN DEREGULASI EKONOMI

TIGA FOKUS UTAMA III. KEBIJAKAN DEREGULASI EKONOMI TIGA FOKUS UTAMA III. KEBIJAKAN DEREGULASI EKONOMI DEREGULASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Selain penegakan dan jaminan kepastian hukum, sasaran deregulasi adalah penyederhanaan

Lebih terperinci

Wahyudi Kumorotomo, PhD. Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada

Wahyudi Kumorotomo, PhD. Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Wahyudi Kumorotomo, PhD Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada www.kumoro.staff.ugm.ac.id Singapura 1 Malaysia 18 Thailand 49 Brunei Darussalam 84 Vietnam 90 Indonesia 109 Kamboja 127 Filipina

Lebih terperinci

-2- yang melaksanakan fungsi pengelolaan obligasi Pemerintah Daerah yang berbeda dengan Emiten korporasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan

-2- yang melaksanakan fungsi pengelolaan obligasi Pemerintah Daerah yang berbeda dengan Emiten korporasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Emiten. Penerbit. Obligasi Daerah. Sukuk Daerah. Prospektus. Laporan dan Pengumuman. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 284)

Lebih terperinci

2016, No Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Perusahaan secara Simultan bagi Perusahaan Perdagangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2016, No Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Perusahaan secara Simultan bagi Perusahaan Perdagangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun No. 367, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. SIUP. TDP. Penerbitan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/M-DAG/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURANMENTERIPERDAGANGAN

Lebih terperinci

Perubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan oleh Auraylius Christian

Perubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan oleh Auraylius Christian Perubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 4 Mei 2016 telah menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun

Lebih terperinci

Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate

Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate Disadur dari Buku Panduan Pajak 2010-2011 yang diterbitkan oleh Koperasi Pegawai Kantor Pusat Direktorat Jendral Pajak Properti/real estate adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

- 2 - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, p

- 2 - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, p - 2 - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman

Lebih terperinci

Rencana Aksi Pokja Koordinasi Kemudahan Berusaha. Mahkamah Agung Republik Indonesia [SK KMA NO.43/KMA/SK/II/2017]

Rencana Aksi Pokja Koordinasi Kemudahan Berusaha. Mahkamah Agung Republik Indonesia [SK KMA NO.43/KMA/SK/II/2017] Rencana Aksi Pokja Koordinasi Kemudahan Berusaha Mahkamah Agung Republik Indonesia [SK KMA NO.43/KMA/SK/II/2017] Parameter Enforcing Contract Waktu (hari) Indikator Jakarta East Asia & Pacific OECD high

Lebih terperinci

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 417, 2016 KEMEN-ESDM. PT. PLN. Penyaluran Tenaga Listrik. Pelayanan. Biaya. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

Kemudahan Mendapatkan Listrik

Kemudahan Mendapatkan Listrik Mendorong Bergeraknya Perekonomian melalui Kemudahan Mendapatkan Listrik Jakarta, 22 Maret 2016 1 Posisi Indonesia di EoDB 2016, dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemudahan Mendapatkan Listrik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT A. Pengertian dan Ruang Lingkup Jasa Konstruksi A. 1 Pengertian Jasa Konstruksi Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang

Lebih terperinci

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS A. Defenisi Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang paling disukai saat ini, di samping karena pertanggungjawabannya

Lebih terperinci

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut No.210, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Berusaha. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis jaminan kebendaan yang dikenal dalam hukum Positif adalah Jaminan Fidusia. Lembaga jaminan kebendaan fidusia tersebut sudah digunakan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan jumlah,

Lebih terperinci

LAYANAN SATU PINTU Reformasi Pelayanan Penyambungan Baru

LAYANAN SATU PINTU Reformasi Pelayanan Penyambungan Baru LAYANAN SATU PINTU Reformasi Pelayanan Penyambungan Baru Coffee Morning, Ditjen Gatrik, 29 April 2016 1 Daftar Isi 01 Alur Penyambungan Baru 02 Penugasan ke LIT/TR 03 Pembayaran LIT/TR 04 Tampilan Web

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK KEPADA PEMODAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK

TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK Lampiran 1 TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK Tingkat Risiko Pengusaha Kena Pajak ditentukan sebagai berikut : 1. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu a. Pengusaha Kena Pajak yang berisiko

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2017 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

DEREGULASI PELAYANAN DAN PENGATURAN AGRARIA, TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL

DEREGULASI PELAYANAN DAN PENGATURAN AGRARIA, TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL DEREGULASI PELAYANAN DAN PENGATURAN AGRARIA, TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL Prof. Dr. Ir. Budi Mulyanto, M.Sc. DIREKTUR JENDERAL PENGADAAN TANAH KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUBAHAN

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUBAHAN No. Kelengkapan Berkas Ada / Tidak 01. Formulir Perubahan dan resume data untuk proses penerbitan Izin Usaha 02. Permohonan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan bermaterai cukup dan di cap perusahaan

Lebih terperinci

sesuai dengan jenis permohonan. 8. BAPETEN melakukan penilaian dokumen elektronik permohonan persetujuan

sesuai dengan jenis permohonan. 8. BAPETEN melakukan penilaian dokumen elektronik permohonan persetujuan BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 562/K/IX/2012 TENTANG PENETAPAN TINGKAT LAYANAN (SERVICE LEVEL ARRANGEMENT) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan PT Adiliman Makmur merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt &

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

DEREGULASI Pelayanan DAN PENGATURAN Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal

DEREGULASI Pelayanan DAN PENGATURAN Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal DEREGULASI Pelayanan DAN PENGATURAN Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal Prof. Dr. Ir. Budi Mulyanto, M.Sc DIREKTUR JENDERAL PENGADAAN TANAH. KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUSAHAAN PERANTARA PEDAGANGAN PROPERTI (IUP4)

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUSAHAAN PERANTARA PEDAGANGAN PROPERTI (IUP4) No. Kelengkapan Berkas Ada / Tidak 01. Formulir Izin Usaha dan resume data untuk proses penerbitan Izin Usaha 02. Permohonan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan bermaterai cukup dan cap perusahaan

Lebih terperinci

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN PERATURAN KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

-2- dengan tetap mengedepankan kualitas keterbukaan informasi, beberapa penyederhanaan terutama informasi yang sifatnya historis diperlukan dengan tuj

-2- dengan tetap mengedepankan kualitas keterbukaan informasi, beberapa penyederhanaan terutama informasi yang sifatnya historis diperlukan dengan tuj TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Utang. Bentuk dan Isi. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 46) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 143 TAHUN 2000 (143/2000) TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /POJK.04/2017 TENTANG DOKUMEN PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS,

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK 1 SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN, DAN KELEMBAGAAN PENYELENGGARA LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (1) Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Otonomi Daerah. (3) Peraturan

Lebih terperinci

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM A Deskripsi Umum Departemen Hukum dam Hak Asasi Manusia dimulai pada hari-hari pertama kemerdekaan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( Perseroan )

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( Perseroan ) 1 KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Informasi ini dibuat dan ditujukan kepada para

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan jumlah,

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

2015, No terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/12/2012 dan mengatur kembali ketentuan Angka Pengenal Importir; d. b

2015, No terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/12/2012 dan mengatur kembali ketentuan Angka Pengenal Importir; d. b No.1516, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Importir. Angka Pengenal. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/M-DAG/PER/9/2015 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

JENIS IZIN DASAR HUKUM PERSYARATAN BIAYA WAKTU MASA BERLAKU

JENIS IZIN DASAR HUKUM PERSYARATAN BIAYA WAKTU MASA BERLAKU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN BIDANG PENANAMAN MODAL, PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN PESISIR SELATAN NO JENIS IZIN DASAR HUKUM

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Perlakuan Pajak Penghasilan dalam Transaksi Jasa Lelang oleh Balai Lelang Swasta Sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa transaksi

Lebih terperinci

(corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau untuk memberikan persetujuan, dalam kapasitas Perseroan sebagai Pemegang Saham, kepada anak-anak

(corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau untuk memberikan persetujuan, dalam kapasitas Perseroan sebagai Pemegang Saham, kepada anak-anak PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. ( Perseroan ) SERTA JADWAL DAN TATA CARA PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nomor BPPJBG/03/SOP/22 Revisi 00 Tanggal 01 Agustus 2012 Halaman 2 dari 3 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JOMBANG BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nama SOP :

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 1)

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 1) PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 1) Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 Angka 10 Angka 11 Angka 12 Angka 13 Angka 14 Angka 15 Angka 16 Angka 17 : Diisi

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan otoritas tunggal (unified supervisory model)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1545, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Izin Usaha. Tanda daftar Perusahaan. Penerbitan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Mekanisme Pemungutan PPh Ps. 22, PPN, dan Bea Masuk Atas Impor BKP PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PTSP

PENGUATAN KELEMBAGAAN PTSP Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia Invest in remarkable indonesia

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20... OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK..../20... TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG LAPORAN DAN PENGUMUMAN EMITEN PENERBIT OBLIGASI DAERAH DAN/ATAU SUKUK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UPDATE PERBAIKAN IKLIM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

UPDATE PERBAIKAN IKLIM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA JAKARTA, 10 MEI 2016 UPDATE PERBAIKAN IKLIM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN IKLIM PENANAMAN MODAL 2016 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved Outline 1

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK Mata Acara 1 Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Mengenai Keadaan dan Jalannya Perseroan selama Tahun Buku 2016 termasuk

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-01/BC/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.04/2016

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PELAYANAN FASILITAS PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.04/2017 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.04/2017 TENTANG Yth. 1. Manajer Investasi; 2. Penasihat Investasi; 3. Agen Penjual Efek Reksa Dana; 4. Wakil Manajer Investasi; 5. Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana; 6. Penerbit Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi;

Lebih terperinci

Keterangan. Menunjukan dokumen asli. Fotokopi harus jelas dan mudah dibaca. Disusun sesuai urutan. Diberi Label

Keterangan. Menunjukan dokumen asli. Fotokopi harus jelas dan mudah dibaca. Disusun sesuai urutan. Diberi Label No. Kelengkapan Berkas Ada / Tidak 01. Formulir Izin Usaha dan resume data untuk proses penerbitan Izin Usaha 02. Permohonan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan bermaterai cukup dan di cap perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA JASA SURVEY (IUJS)

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA JASA SURVEY (IUJS) No. Kelengkapan Berkas Ada / Tidak 01. Formulir Izin Usaha dan resume data untuk proses penerbitan Izin Usaha 02. Permohonan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan bermaterai cukup dan di cap perusahaan

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2017 TENTANG PENYAMPAIAN PERNYATAAN PENDAFTARAN ATAU PENGAJUAN AKSI KORPORASI SECARA ELEKTRONIK

Lebih terperinci

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN Contributed by Administrator Wednesday, 08 June 2005 Pusat Peraturan Pajak Online PERMASALAHAN PEMERIKSAAN Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : XXX tanggal

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR : 45 TAHUN 2017 TANGGAL : 4 September 2017 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEDOMAN DAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Sebagai pelaksanaan dari amanat Pasal 37 ayat (6) UU OJK,

Lebih terperinci

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN VERSI REFERENSI I Prosedur dan Syarat Pendirian PT Terbaru Yang Wajib Anda Ketahui Sejak awal tahun 2016, Pemerintah terus berupaya untuk mempermudah prosedur memulai usaha.

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor Kep-00113/BEI/11-2015 Perihal Peraturan Nomor I-R tentang Pencatatan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder

Lebih terperinci