STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT PERMUKAAN SEMENANJUNG MURIA MELALUI PENGUKURAN 238 U Dan 234 Th.
|
|
- Irwan Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARTIKEL STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT PERMUKAAN SEMENANJUNG MURIA MELALUI PENGUKURAN 238 U Dan 234 Th. Erwansyah Lubis Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT PERMUKAAN SEMENANJUNG MURIA MELALUI PENGUKURAN 238 U Dan 234 Th. Konsentrasi 238 U dan 234Th dalam air laut permukaan S. Muria pada kedalaman 0, 5, 10 dan 15 m telah dianalisis. Hasil yang diperoleh menunjukan konsentrasi 238 U sebagai fungsi kedalaman relatif homogen yaitu 29,6 ± 2,3 mbq/l. Konsentrasi 234 Th sebagai fungsi kedalaman mengalami peningkatan, hal ini memberikan informasi bahwa konsentrasi 234 Th yang mengalami scavenging berkurang dengan bertambahnya kedalaman air laut. Waktu tinggal partikulat rerata dalam air laut permukaan yang dihitung berdasarkan nisbah konsentrasi 234 Th / 238 U adalah 99 hari. ABSTRACT THE STUDY RESIDENCE TIME OF PARTICLES IN SURFACE SEA WATER OF MURIA PENINSULA. The concentrations of 238 U and 234 Th in surface sea water of M. Peninsula was analyzed. The results indicated that the concentrations of 238 U as function of the water depth relatively homogeneous, that is 29,6 ± 2,3 mbq/l. The concentrations of 234 Th increased as the function of the water depth, indicated that the scavenging proccess is exist. The averages of residence time of particles in sea surface sea water calculated based on the ratio of 234 Th / 238 U is 99 days. LATAR BELAKANG Teknik nuklir (isotope) mempunyai kontribusi yang besar dalam studi lingkungan laut, khususnya dalam pemahaman proses-proses dasar oceanografi, distribusi polutan, rekonstruksi dan prakiraan kondisi laut dimasa yang akan datang. Buletin LIMBAH Vol. 8 No
2 238 U adalah radionuklida alami yang mempunyai waktu-paro (T1/2) panjang, yaitu 4,47 x 10 9, mudah larut dan mempunyai konsentrasi yang homogen dalam air laut. Radionuklida 234 Th adalah anak luruh dari 238 U mempunyai waktu-paro (T 1/2 ) 24,1 hari. Radionuklida ini relatif sangat reaktif, mudah teradsorpsi pada partikulat yang ada di sekitarnya, termasuk pada partikulat organik yang terlibat dalam siklus biogeokimia di dalam laut. Berdasarkan proses ini konsentrasi 234 Th di permukaan laut akan lebih rendah dibandingkan dengan radionuklida induknya, 238 U. Devisit radionklida dalam air laut permukaan sebagai fungsi kedalaman dapat memberikan informasi total pembentukan partikulat biotik dan abiotik, mineralisasi dan proses eksport partikulat yang terjadi dalam laut [1,2]. Dalam penelitian ini dilakukan analisis konsentrasi 238 U dan 234 Th dalam air laut permukaan dan sedimen di Semenanjung Muria. Data yang diperoleh akan digunakan untuk menghitung nisbah 234 Th/ 238 U sebagai fungsi kedalaman dan mempelajari waktu tinggal partikulat dan laju sedimentasi yang terjadi. TEORI Konsentrasi 234 Th dari permukaan laut ke partikulat yang tenggelam dapat diperkirakan dengan persamaan, 234 Th t = [N U 238 xλλ (N Th234 xλ] P... (1) 234 Th t λ = Perubahan aktivitas 234 Th terhadap waktu = Tetapan peluruhan 234 Th, yaitu, 0,693 T 1/2 = 0,0288/ hari. P = Total fluks thorium yang dipindahkan oleh partikulat. 238 ) dan (N ) = adalah total aktivitas uranium dan thorium (NU Th234 Waktu tinggal partikulat adalah jumlah materi dalam reservoir dibagi oleh partikulat yang masuk (inflow) atau yang keluar (outflow) dalam kondisi kestimbangan. Waktu tinggal partikulat dalam air laut berdasarkan scavenging 234 Th dapat dihitung dengan persamaan, ( 1 ) 1 τ =τm x R R)... (2) τ = Waktu tinggal partikulat 234 Th τ m = mean life dari 234 Th yaitu 34,8 hari R = nisbah konsentrasi ( 234 Th/ 238 U) 30 Buletin LIMBAH Vol. 8 No
3 METODOLOGI [3,4,5,6]. Lokasi Sampling Sampling air laut permukaan pada kedalaman 0 m, 5 m serta 10 m serta sedimen dilakukan di daerah S. Muria, koordinat sampling sebagai berikut, lokasi sampling ditunjukan dalam Gambar 1. LAUT JAWA L06 L03 L04 L05 L02 L01 Gambar 1. Lokasi sampling air laut dan sedimen di S. Muria. L01 : 110 o BT, 06 o 25 48,30 LS L02 : 110 o BT, 06 o 23 37,26 LS L03 : 110 o BT, 06 o 23 06,48 LS L04 : 110 o BT, 06 o 23 01,62 LS L05 : 110 o BT, 06 o 23 19,44 LS L06: 110 o BT, 06 o 24 13,36 LS Bahan dan Peralatan Bahan penelitian meliputi wadah sampel berupa jerigen plastik volume 20 liter dan kantong plastik untuk sedimen volume 5 kg. Bahan kimia berupa NaOH, HCl, indikator thymol blue, NH 4 OH, HNO 3 dan Aceton semua dalam derajat pro-analysyis (p.a). Peralatan yang digunakan adalah alat sampling air laut (pompa peristaltik), sampling sedimen (jenis piston), Centrifuce, Elektroplating yang dilengkapi power supply pemberi arus, dan alat α- Spektrometer yang dilengkapi dengan detektor silicon surface barrier. Buletin LIMBAH Vol. 8 No
4 Tata Kerja a. Jumlah sampel dan deteksi limit Untuk memperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan pertama-tama harus dipertimbangkan kemampuan deteksi α-spektrometer. Hal ini karena program pemantauan radionuklida pada lingkungan harus didukung oleh: kemampuan pengukuran sampel, sistem pencacahan, ketidakpastian pengukuran, waktu pencacahan dan ukuran sampel. Kapasitas potensial ini yang dinamakan MDA (minimum detectable amount or activity), merupakan fungsi yang berkaitan dengan kapabilitas mengkaji radionuklida yang diuji dan ukuran sampel secara teoritis. MDA merupakan salah satu harga yang dapat melegitimasi suatu pengukuran dengan jaminan kualitas yang memadai, dihitung dengan persamaan, MDA= Std. Dev. of Background + 2,71 ( T )( Y )( E)( M )( K )... (3) T = waktu pencacahan (dalam detik) per sample Y = yield radiasi per peluruhan E = Efesiensi detektor M = berat sampel (gram) K = unit konversi (dari cacahan per detik ke Bq) Std. Dev. of Background = standard deviasi cacah latar; MDA untuk analisis U dan Th, ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai MDA untuk analisis U dan Th pada berbagai kompartemen lingkungan.radionuklida Metoda Jenis sampel MDA (Bq) 232 Th α-spektrometer Tanah/sedimen 0,2 232 Th α-spektrometer Air 0, Th α-spektrometer Biota 0, U α-spektrometer Air 0, U α-spektrometer Biota 0,01 Berdasarkan hal tersebut maka harus dipertimbangkan jumlah sampel air laut minimal sebanyak 50 liter. b. Sampling air laut dan sedimen Sebanyak 50 liter air laut diambil dan ditempatkan pada jerigen volume 20 liter dan ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat. Sedimen diambil menggunakan grap dan hasil sampling dipotong-potong per 3 cm untuk memperoleh profil konsentrasi per kedalaman sedimen. 32 Buletin LIMBAH Vol. 8 No
5 c. Preparasi di lapangan (in-situ) Sebanyak 50 liter air laut di tambahakan 30 ml FeCl 3 1 %, diaduk dan ditambahakan NH 4 OH pekat hingga ph sampel menjadi 9. Pengadukan selanjutnya dilakukan selama 1 jam dan setelah itu dibiarkan selama 12 jam. Endapan yang diperoleh mengandung U dan Th yang selanjutnya dibawa ke laboratorium PTLR d. Preparasi sampel di laboratorium Preparasi sampel sedimen dilakukan dengan mendetruksi sebanyak 5 gram sampel kering menggunakan HNO 3 pekat sehingga diperoleh U dan Th dalam fase air. Untuk hasil preparasi air laut in situ ditambahkan 10 ml asam klorida 5M dan dipanaskan sampai dengan seluruh endapan larut. Selanjutnya kedua hasil preparasi laboratorium siap diekstraksi. Proses ekstraski dilakukan menggunakan TBP sehingga U dan Th berada dalam fase organik. Uranium dan thorium yang berada dalam fase organik dijadikan senyawa anorganik dengan menambahkan 10 ml H 2 SO 4 10M dan dididihkan sampai kering selanjutnya ditambahkan H 2 SO 4 encer. Setelah menjadi fase anorganik uranium dan thorium dilakukan elektroplating pada disk berukuran 1 cm dengan rapat arus 0,2 A/cm 2 selama 5 jam. Hasil elektroplating siap dianalisis menggunakan α-spektrometer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis 238 U dalam air laut dan sedimen S. Muria ditampilkan dalam Tabel 2. Konsentrasi 238 U dalam air laut pesisir di S. Muria berkisar antara mbq/l dengan rerata 29,6 ± 2,3 mbq/l. Data ini menunjukan bahwa konsentrasi 238 U sebagai fungsi kedalaman tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Berdasarkan informasi dari beberapa pustaka [2,3], menyatakan bahwa konsentrasi 238 U di dalam air aut relatif homogen terhadap kedalaman. Konsentrasi 238 U di pesisir pantai dapat saja relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang di tengah lautan. Hal ini dapat terjadi bila pemasukan 238 U ke laut melalui sungai oleh adanya berbagai kegiatan di darat. Kegiatan di darat yang berpotensi meningkatkan konsentrasi 238 U di pesisir pantai anatara lain adalah bebagai kegiatan yang menggunakan bahan produksi mengandung naturally occurred radioactive material (NORM), misalnya penggunaan batu-bara untuk pembangkitan listrik dan pupuk phsofat dalam kegiatan pertanian. Hasil ini menunjukan bahwa kegiatan lokal di S. Muria belum menunjukan adanya peningkatan konsentrasi uranium dalam air laut. Konsentrasi 238 U dalam sedimen adalah 97,5 ± 17,3 Bq/kg, berdasarkan lokasi sampling menununjukan adanya keragaman. Buletin LIMBAH Vol. 8 No
6 Tabel 2. Konsentrasi 238 U dalam air laut dan sedimen S. Muria Lokasi Dalam air laut, mbq/l. Dalam sedimen, Sampling 0 m 5 m 10 m 15 m Bq/kg. L1 27,0 29,0 31,0 33,0 75,6 L2 29,0 30,0 25,0 31,0 101,8 L3 31,0 26,0 32,0 28,0 91,4 L4 25,0 32,0 29,0 30,0 111,7 L5 32,0 27,0 31,0 31,0 83,6 L6 31,0 29,0 33,0 29,0 121,3 Rerata 29,2 28,8 30,2 30,3 97,5 Deviasi 2,7 2,1 2,8 1,8 17,3 Konsentrasi 234 Th dalam air laut dan sedimen di S. Muria ditunjukan dalam Tabel 3. Berdasarkan data yang ditampilkan dalam Tabel 3 terlihat bahwa konsentrasi 234 Th dalam air laut sebagai fungsi kedalaman terlihat ada perbedaan nilai, walaupun relatif kecil Bertambahnya kedalaman konsentrasi 234 Th meningkat, hal ini memberikan informasi bahwa 234 Th yang tenggelam bersama dengan partikulat lainnya menurun terhadap kedalaman. Secara teoritis konsentrasi 234 Th pada kedalaman tertentu akan sama dengan radionuklida induknya ( 238 U), namun hal ini tidak terobservasi karena keterbatasan teknis, sampling hanya dilakukan hingga kedalaman 15 m. Konsentrasi rerata 234 Th dalam sedimen adalah 69,7 Bq/kg. Tabel 3. Konsentrasi 234 Th dalam air laut dan sedimen S. Muria Lokasi Sampling Dalam air laut, mbq/l. 0 m 5 m 10 m 15 m Dalam sedimen, Bq/kg. L1 19,1 20,6 21,4 22,5 65,6 L2 19,8 21,0 21,7 22,3 70,1 L3 18,7 20,9 21,5 22,0 68,4 L4 20,5 21,2 22,0 22,7 73,6 L5 19,4 20,7 21,9 22,5 71,3 L6 19,5 20,4 21,0 22,4 69,8 Rerata 19,5 20,8 21,6 22,4 69,7 Deviasi 6,2 2,8 3,6 2,4 2,7 Berdasarkan data yang terdapat dalam Tabel 2 dan Tabel 3 nisbah konsentrasi 234 Th / 238 U dalam sedimen ditunjukan dalam Tabel Buletin LIMBAH Vol. 8 No
7 Tabel 4. Nisbah konsentrasi 234 Th / 238 U dalam sedimen Lokasi 234 Th, 238 U, 234 Th / 238 U Sampling mbq/kg mbq/kg L-1 65,6 75,6 0,87 L-2 70,1 101,8 0,69 L-3 68,4 91,4 0,75 L-4 73,6 111,7 0,66 L-5 71,3 83,6 0,85 L-6 68,8 121,3 0,57 Rerata 69,7 97,5 0,73 Deviasi 2,7 17,3 0,11 Konsentrasi 234 Th dan 238 U dalam sedimen laut di S. Muria ditunjukan dalam Tabel 4, terlihat bahwa konsentrasi 238 U antar lokasi sampling menunjukan keragaman relatif besar dibandingkan dengan keragaman konsentrasi 234 Th. Nisbah 234 Th / 238 U antara lokasi mempunyai rerata sebesar 0,73 dengan deviasi 0,11. Secara teoritis, bila laju pengendapan adalah homogen di dalam laut, maka konsentrasi 238 U dan 234 Th dalam sedimen juga homogen demikian pula nilai nisbah 234 Th / 238 U. Namun data yang diperoleh dalam Tabel 4 menunjukan adanya kragaman yang relatif tinggi pada konsentrasi 238 U, hal ini terjadi mungkin karena kesalahan dalam analisis. Berdasarkan data yang terdapat dalam Tabel 2 dan Tabel 3 diperoleh nisbah konsentrasi 234 Th / 238 U dan jumlah partikulat ( 234 Th ) yang tenggelam, dengan asumsi pada saat sampling telah terjadi kesetimbangan dalam air laut antar anak luruh ( 234 Th) dengan radionuklida induknya ( 238 U ), ditunjukan dalam Tabel 5. Tabel 5. Nisbah konsentrasi ( 234 Th / 238 U) dan 234 Th yang tenggelam. Kedalaman, m 234 Th, 238 U, ( 238 U Th), mbq/l 234 Th / 238 U mbq/l mbq/l 0 19,5 29,2 9,7 0, ,8 28,8 8,0 0, ,6 30,2 8,6 0, ,4 30,3 7,9 0,74 Dalam Tabel 5 ditunjukan bahwa nisbah 234 Th / 238 U sebagai fungsi kedalaman terlihat ada kecenderungan peningkatan, nilai nisbah 234 Th / 238 U bertambah besar dengan bertambahnya kedalaman. Hal ini memberikan informasi bahwa konsentrasi 234 Th meningkat dengan meningkatnya kedalaman, atau dengan kata lain 234 Th yang terikat oleh partikulat yang tenggelam terakumulasi pada laut yang lebih dalam. Dengan menggunakan Buletin LIMBAH Vol. 8 No
8 persamaan (2) waktu tinggal partikulat dalam tiap kedalaman dapat dihitung, hasil yang diperoleh ditunjukan dalam Tabel 6. Dalam Tabel 6 terlihat bahwa waktu tinggal partikulat di dalam air laut pesisir di S. Muria adalah antara hari dengan rerata 86 hari. Tabel 6. Waktu tinggal partikulat dalam air laut. Kedalaman, m 234 Th / 238 U Waktu tinggal partikulat ( Г ), hari. 0 0,67 70,65 5 0,72 89, ,71 85,2 15 0,74 99,05 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan hal-hal berikut, 1. Konsentrasi 238 U dalam air laut permukaan di S. Muria relatif homogen sebagai fungsi kedalaman, yaitu dengan rerata 29,6 ± 2,3 mbq/l. Konsentrasi 234 Th sebagai fungsi kedalaman mengalami penurunan oleh adanya scavenging 234 Th ke dalam partikulat yang ada di sekitarnya. 2. Konsentrasi 238 U dalam sedimen adalah 97,5 ± 17,3 Bq/kg dan 234 Th dalam sedimen adalah 69,7 ± 2,7 Bq/kg. Rerata nisbah konsentrasi 234 Th / 238 U dalam sedimen adalah 0,73 ± 0, Waktu tinggal partikulat dalam air laut permukaan (0 15 m) di S. Muria berkisar antara hari dengan rerata selama 86 hari. DAFTAR PUSTAKA 1. STANEVA J., BUESSELER K., LIVINGSTON H., Application of Isotope Tracers to Study Ocean Circulation. Validation of Numeric Simulations Against Observed Chernobyl 137Cs and 90Sr data. Department of Meteorology and Geophysics, University of Sofia, Sofia Bulgaria National science Foundation, Ocean Sciences Division, Arlington USA. 2. WWW, elsevier.com/locate/epsl., The Influence of Particle Composition on Thorium Scavenging in the NE Atlantic Ocean HODGE V. L., GURNEY M. E., Analytical Chemistry, 47, , IAEA, Collection and Preparation of Bottom Sediment Samples for Analysis of Radionuclides and Trace Elements, IAEA-TECDOC JOHN GRIGGS, The Radionuclides Rule Analytical Issues and Considerations, U.S. EPA, Office of Radiation and Indoor Air National Air and Radiation Environmental Laboratory. 7. U.S. Environmental Protection Agency Eastern Environmental Radiation Facility (EPA-EERF), Department of Energy Environmental Measurements Laboratory (DOE-EML), and commercial laboratories. 36 Buletin LIMBAH Vol. 8 No
STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT : KONSENTRASI 238 U DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT SEMENANJUNG MURIA
STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT : KONSENTRASI 238 U DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT SEMENANJUNG MURIA E. Lubis., Heny Suseno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT
Lebih terperinciSTUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT: KONSENTRASI 234TH DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT SEMENANJUNG MURIA.
Hasil Penelitian clankegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT: KONSENTRASI 234TH DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT SEMENANJUNG MURIA. E. Lubis., Heny Suseno Pusat
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA
ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA Hendro, Zulfiyandi Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005
PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005 Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu P Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG
PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic
Lebih terperinciDISTRIBUSI 90 Sr DI DALAM TANAH PERMUKAAN DI DAERAH CALON LOKASI PLTN SEMENANJUNG MURIA
DISTRIBUSI 90 Sr DI DALAM TANAH PERMUKAAN DI DAERAH CALON LOKASI PLTN SEMENANJUNG MURIA Cerdas Tarigan, Terima Ginting, Budi Hari, Sugeng Purnomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK DISTRIBUSI 90
Lebih terperinciVALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA
ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciAKTIVITAS RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK 137 CS DI PERAIRAN SEMARANG BERDASARKAN SIRKULASI ARUS GLOBAL
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 73-78 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose AKTIVITAS RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK 137 CS DI PERAIRAN SEMARANG BERDASARKAN SIRKULASI
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciLampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004)
49 Lampiran. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 004) Performance characteristics for benzoic acid in almond paste, fish homogenate and apple juice (GC method) Samples
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI
ISSN 1979-2409 PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk mengetahui potensi akumulasi tumbuhan mangrove terhadap logam berat Cd di Pantai
Lebih terperinciOPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN
ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga
Lebih terperinciUniversitas Pakuan Bogor, November ANALISIS 137 Cs DALAM AIR LAUT JEPARA DENGAN PENGKOMPLEKS KALIUM HEKSASIANOFERAT [II]
Universitas Pakuan Bogor, November 2014 ANALISIS 17 Cs DALAM AIR LAUT JEPARA DENGAN PENGKOMPLEKS KALIUM HEKSASIANOFERAT [II] Ahmad Hidayat S (1), Sutanto (2), Asep Setiawan (2) Ahahidamura@gmail.com,,
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN METODE AKTIVASI NEUTRON DAN ELEKTRODEPOSISI PADA PENENTUAN URANIUM DAN THORIUM DALAM CONTOH URIN
STUDI PERBANDINGAN METODE AKTIVASI NEUTRON DAN ELEKTRODEPOSISI PADA PENENTUAN URANIUM DAN THORIUM DALAM CONTOH URIN Ruminta Ginting Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar
Lebih terperinciPEMANT AUAN RADIOEKOLOGI KELAUT AN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2006
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tall/In 2006 ISSN 0852-2979 PEMANT AUAN RADIOEKOLOGI KELAUT AN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2006 Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1
Lebih terperinciPENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG
8 ISSN 01 318 PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG Sukirno, Agus Taftazani dan Rosidi P3TM BATAN ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN, AIR
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan pesisir merupakan daerah peralihan antara daratan dan laut. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat bermacam ekosistem dan sumber daya pesisir. Ekosistem pesisir
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciKALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU
KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU Imam Sholihuddin, Drs. Johan A. E. Noor, M.Sc, PhD, Drs. H. Bunawas, APU. Jurusan Fisika, FMIPA Universitas
Lebih terperinciKajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs
Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Evi Setiawati Laboraturium Fisika Atom & Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Abstrak Telah dilakukan penelitian transfer 134 Cs dari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2005 - Agustus 2006 dengan lokasi penelitian di Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta. Pengambilan contoh air dan
Lebih terperinciANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Muara Kamal pada bulan Agustus Oktober 2011. Analisis preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Produktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI
ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciidentifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciPROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK
PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK Ngatijo, Rahmiati, Asminar, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK. Telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian diawali dengan survei pendahuluan pada bulan Agustus 2012. Penelitian utama ini telah dilaksanakan pada Januari 2013 - Februari
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS DESTILAT, DOUBTFUL EFFLUENT DAN ACTIVE EFFLUENT UNTUK TINDAK LANJUT PELEPASAN PADA TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun ISSN 0852-2979 ANALISIS KUALITAS DESTILAT, DOUBTFUL EFFLUENT DAN ACTIVE EFFLUENT UNTUK TINDAK LANJUT PELEPASAN PADA TAHUN Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Lebih terperinciFLUKS DEPOSISI Zn DAN Cr DI MUARA CISADANE BERDASARKAN
FLUKS DEPOSISI Zn DAN Cr DI MUARA CISADANE BERDASARKAN PROFIL 210 Pb UNSUPPORTED DAN SIKLUS BANJIR 5 TAHUNAN (Barokah Aliyanta dan Ali Arman Lubis) FLUKS DEPOSISI Zn DAN Cr DI MUARA CISADANE BERDASARKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakarta pada bulan Maret 2013. Identifikasi makrozoobentos dan pengukuran
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Maret 2011 di Laboratorium Bagian Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB dan di Laboratory of Applied
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap yaitu penyiapan serbuk DYT, optimasi ph ekstraksi DYT dengan pelarut aquades, dan uji efek garam pada ekstraksi
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. Ekstraksi, analisis sifat kimia ekstrak campuran bahan organik dan analisis
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi
Lebih terperinciBAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN
BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Pengambilan Data Operasi di Lapangan Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi operasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan pengamatan dan pengambilan
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Spektrometer serapan atom ( Perkin-Elmer tipe Aanalyst 100 ) - Tungku karbon ( Perkin-Elmer
Lebih terperinciCara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan
Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Mutu Kitosan Hasil analisis proksimat kitosan yang dihasilkan dari limbah kulit udang tercantum pada Tabel 2 yang merupakan rata-rata dari dua kali ulangan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian dimana variabel
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciKUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5 UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH U RIRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PELARUTAN TOTAL (P2BGGN/PGN- TPBGN/K/O 12/2005 Oleh : Sumarni, Hafni Lissa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan
Lebih terperinci2.1 Pengertian Radionuklida 6
IX DAFTARISI Halaman Judul! Halaman Pengesahan Motto Halaman Persembahan Kata Pengantar u 1V v vl Abstraksi Daftarlsi DaftarTabel DaftarGambar 1X xv xvl BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang * 1.2 Rumusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciAKTIVITAS CESIUM-137 ( 137 Cs) DI PERAIRAN BANGKA SELATAN SEBAGAI BASE LINE DATA RADIONUKLIDA DI PERAIRAN INDONESIA
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 36-42 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose AKTIVITAS CESIUM-137 ( 137 Cs) DI PERAIRAN BANGKA SELATAN SEBAGAI BASE LINE DATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan dunia akan energi listrik semakin meningkat diiringi dengan meningkatnya jumlah penduduk. Terutama Indonesia yang merupakan negara berkembang membutuhkan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Absorbansi Larutan Naphthol Blue Black pada Berbagai Konsentrasi No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1. 3 0.224 2. 4 0,304 3. 5 0,391 4. 6 0,463 5. 7 0,547 6. 8 0,616 7. 9 0,701
Lebih terperinciANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY
ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY Oleh Supiyati 1, Suwarsono 2, dan Mica Asteriqa 3 (1,2,3) Jurusan Fisika,
Lebih terperinciKAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG
ISSN 0216 3128 Rosidi, dkk. 94 KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG Rosidi dan Sukirno P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciSTUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION
STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION Iis Haryati, dan Boybul Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 20, Serpong, 15313 Email untuk korespondensi:
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama adalah pembuatan elektroda pasta karbon termodifikasi diikuti dengan karakterisasi elektroda yang
Lebih terperinciESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS RADIONUKLIDA Ra-226, Ra-228, Th-228 DAN K-40 DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN TEKNIK SPEKTROMETRI GAMMA
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS RADIONUKLIDA Ra-226, Ra-228, Th-228 DAN K-40 DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN TEKNIK SPEKTROMETRI GAMMA Sukirno, Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Maret 2012 di laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Maret 2012 di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium Kimia Anorganik Fakultas
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciPENGARUH BATIMETRI PERAIRAN TERHADAP DISTRIBUSI PLUTONIUM-239/240 ( 239/240 Pu) DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 448-453 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose PENGARUH BATIMETRI PERAIRAN TERHADAP DISTRIBUSI PLUTONIUM-239/240 ( 239/240
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciGambar 7. Lokasi penelitian
3. METODA PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di muara Sungai Angke dan perairan Muara Angke, Jakarta Utara (Gambar 7). Lokasi tersebut dipilih atas dasar pertimbangan,
Lebih terperinciPupuk amonium sulfat
Standar Nasional Indonesia Pupuk amonium sulfat ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Prakata... i Daftar isi... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciBiota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung.
III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13-21 Januari 2014 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciPENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006
PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN Dahlan, Soetoyo Kelompok Program Penelitian Panas Bumi ABSTRAK Dalam rangka pengembangan lanjut lapangan panas bumi Mataloko,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciLampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik
Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik kemudian menekan tombol main power yang terletak di bagian
Lebih terperinciKONSEP DESAIN LABORATORIUM RADIOEKOLOGI KELAUTAN SEMENANJUNG MURIA DAN BANGKA BELITUNG
KONSEP DESAIN LABORATORIUM RADIOEKOLOGI KELAUTAN SEMENANJUNG MURIA DAN BANGKA BELITUNG ABSTRAK Nurokhim, Erwansyah Lubis Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KONSEP DESAIN LABORATORIUM RADIOEKOLOGI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air.
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Nitrat (NO 3 ) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos
LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 08522979 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012 Untara, Ritayanti, Budihari HP., Sri Susilah, A. Yuniarto,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinci