Motivasi Berprestasi Melalui Organisasi Mahasiswa
|
|
- Yenny Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Motivasi Berprestasi Melalui Organisasi Mahasiswa Oleh: ILHAM Mahasiswa Semester V Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Duta Mahasiswa GenRe BKKBN, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa ini. Sebagai manusia yang lebih tercerahkan (enlightenment people) dibandingkan kelompok masyarakat lainnya, mahasiswa seharusnya mempunyai kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi sekelilingnya ini harus berdasarkan suatu pemahaman atau pengetahuan yang nantinya dapat mendasari mahasiswa dalam bergerak. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara, haruslah mempunyai kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat kita. Mahasiswa harus mempunyai pemahaman keilmuaan yang holistik, artinya berpengatahuan luas. Namun tidak cukup sebatas berpengetahuan luas saja, melainkan harus mempunyai kemampuan (skill), visi, karakter, jauh lebih maju dibandingkan kebanyakan masyarakat pada saat ini. Karena itu, mahasiswa harus sadar akan tanggung jawab dan konsekuensi moralnya ini, sehingga kaum intelektual ini harus berlomba-lomba untuk berprestasi: mempunyai pencapaian diatas rata-rata kebanyakan manusia dengan kelebihan masing-masing. Tumbuhnya semangat maju dan berprestasi, berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermula dari organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam dunia akademik kampus yang membantu perguruan tinggi mencetak intelektual muda unggul. Mengapa Mahasiswa? "Pemuda dalam hal ini mahasiswa adalah sosok yang paling dinamis dan tidak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa. Pemuda selalu hadir untuk memberikan sumbangan yang bermakna bagi bangsa Indonesia. Ia selalu tampil untuk menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang segala bentuk ketidakadilan pada zamannya. Petikan kalimat ini adalah bisa dikatakan sebagai dasar mahasiswa untuk
2 menyadari betul bahwa, secara historis, mahasiswa selalu mempunyai peran besar dalam penentuan sekaligus perbaikan arah bangsa ini. Sadarlah mahasiswa! bahwa mahasiswa adalah garda depan perubahan bangsa menuju masa depan lebih baik. Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah suatu keinginan untuk berhasil, berusaha keras dan mengungguli orang lain berdasarkan suatu standar mutu tertentu. Selain itu, motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan atau keinginan dalam diri untuk mencapai kesuksesan yang setinggi mungkin sehingga tercapai kecakapan pribadi yang tinggi. Semakin baik persepsi seseorang terhadap apa yang sedang ia kerjakan, maka kemungkinan akan semakin baik hasil pekerjaan yang ia lakukan. Belajar atau melakukan sesuatu yang didasarkan pada keterpaksaan akan mempengaruhi psikis seseorang sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal karena adanya perasaan ketergantungan dan ketidaknyamanan. Dorongan untuk beprestasi harus ditumbuhkan baik dari dalam diri maupun dari luar. Dorongan dari dalam diri antara lain adalah berupa kesadaran untuk meraih hasil yang tinggi. Dorongan dari luar misalnya antara lain adalah kondisi suasana kampus, peran senior, dan organisasi mahasiswa, serta dosen. Kesadaran dari dalam diri (faktor internal) merupakan faktor yang menentukan seseorang dalam mencapai sesuatu. Faktor ekternal juga mempengaruhi seseorang dalam hal mencapai sesuatu yang di inginkan tapi hanya mempengaruhi bukan menentukan. Motivasi berprestasi sangat tergantung oleh usaha dan upaya seseorang itu sendiri. Pentingnya Motivasi Beprestasi Motivasi berprestasi merupakan faktor primer seseorang agar berhasil mencapai sesuatu. Hal ini didasarkan atas kesadaran pribadi yang akan menggerakan seseorang untuk melakukan tindakan. Mahasiswa dapat meraih prestasi tinggi jika ia mempunyai kesadaran tinggi yang dapat mendorong dirinya sendiri untuk meraih apa yang ia telah rencanakan. Kesadaran mencapai sesuatu dapat dicapai jika mahasiswa mampu memahami makna atau esensi keberadaannya di kampus dan kehidupan ini. Persepsi ini dapat dicapai mahasiswa dengan menyerap dan mengolah informasi dari lingkungannya (baca: kampus). Persepsi positif terhadap kampus dapat menumbuhkan semangat berkontribusi dan berprestasi. Mahasiswa yang mempunyai persepsi positif terhadap kampusnya mempunyai motivasi berprestasi dan berkontribusi yang jauh lebih besar. Persepsi positif terhadap almamater ditumbuhkan dengan
3 penanaman nilai-nilai kebanggan dan kecintaan terhadap almamater sejak dini kepada mahasiswa, sehingga motivasi beprestasi dan berkontribusi kepada almamater akan terus tumbuh di hati, pikiran, dan tindakan mahasiswa. Motivasi beprestasi sekaligus berkontribusi mahasiswa kepada kampusnya mempunyai hubungan atau korelasi dengan persepsi positif mahasiswa terhadap almamaternya. Apapun kondisi dan realita kampus yang sesungguhnya serta apapun perkataan orang lain, penumbuhan kebanggaan dan kecintaan terhadap alamamater harus diarahkan kepada penumbuhan persepsi positif kepada setiap mahasiswa didalamnya. Motivasi berprestasi dan persepsi positif mahasiswa akan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar dan kontribusi membangun almamaternya. Apalabila mahasiswa mempunyai persepsi positif terhadap apapun yang ada dikampusnya, maka ia akan cenderung untuk berpikir, merasakan, menyerap, dan berperilaku positif dalam rangka membangun kejayaan almamater atau kampusnya. Berprestasi Penumbuhan semangat berprestasi sekaligus berkontribusi untuk kebanggaan dan kejayaan almamater bermula dari adanya persepsi positif dari setiap mahasiswa terhadap apapun yang berhubungan dengan almamaternya (fasilitas, lingkungan, senior, aktifitas akademik, dll). Persepsi positif dibentuk dari informasi (dosen, senior, pegawai, teman) dan lingkungan (kegiatan belajar mengajar, praktikum, organisasi mahasiswa, dll) yang mendukung penumbuhan persepsi positif tersebut. Informasi dan lingkungan yang ada di kampus, agar mendukung terbentuknya perpsepti positif, harus dikondisikan sedemikian rupa agar beriklim atau ber-atmosfer positif (juga). Hal ini dapat dikondisikan oleh para senior dan pengurus organisasi yang ada di kampus melalui berbagai aktivitas kegiatan yang mereka lakukan, terutama pada setiap acara dengan fungsi kaderisasi. Persepsi positif tersebut misalnya meliputi ilmu dan wawasan apa yang akan didapat dari almamaternya, bagaimana prospek setelah lulus, keahlian dan ketrampilan apa yang bisa didapatkan. Dan hal positif lainnya yang dapat diperoleh setelah mahasiswa masuk dalam lingkungan kampus. Persepsi positif terhadap almamater sangat penting dalam menentukan seorang mahasiswa ingin berprestasi dan juga berkontribusi untuk almamaternya. Budaya dan amosfer ini lah yang dapat ditumbuhkan oleh organisasi mahasiswa kepada mahasiswanya agar persepsi positif dan kebanggaran almamater tumbuh dan bersemi dalam diri setiap mahasiswa, sehingga membantu mahasiswa untuk beprestasi sekaligus berkontribusi kepada almamater dan bangsa.
4 Kekuatan atau kompetensi dari suatu organisasi akan lebih ditentukan oleh intangible assetberupa sumber daya manusia yang berkemampuan serta organisasi pembelajar untuk dapat bersaing pada masa yang akan datang. Apa yang Mempengaruhi Mahasiswa Berprestasi? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa untuk mencapai prestasi yang optimal, yaitu inteligensi, kepribadian, lingkungan kampus, dan lingkungan rumah. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam mencapai prestasi optimal yaitu self-regulation (SR). Usaha individu untuk mencapai tujuan belajar dengan mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, emosi dan perilaku disebut self-regulated learning (SRL). SRL bukan merupakan kemampuan mental (inteligensi) atau keterampilan akademik seperti kecakapan membaca, tetapi suatu proses pengarahan diri yang melibatkan transformasi dari kemampuan mental menuju keterampilan akademik individu. Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mahasiswa dapat berprestasi atau kah tidak akan ditentukan oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari luar dirinya. Faktor internal, menurut banyak ahli merupakan penentu dari kesuksesan seorang mahasiswa mencapai prestasi optimal. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi pencapaian mahasiswa, namun hanya sebatas mempengaruhi tidak menentukan. Faktor internal yang dimaksud adalah contohnya motivasi, semangat, dorongan dari dalam diri untuk berprestasi. Kesadaran untuk berprestasi diatas rata-rata yang nantinya akan memunculkan motivasi, semangat, dan dorongan didalam dirinya. Motivasi tersebut hanya akan mencapai sasaran jika mahasiswa menemukan cara bagaimana mencapai targetnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang bagaimana mencapai target atau prestasi yang diinginkan harus dipunyai setiap mahasiswa. Pemahaman tentang diri sendiri, pemahaman tentang manajemen diri, manajemen waktu, dan penentuan prioritas dan juga life mapping sangat perlu dikuasai oleh setiap mahasiswa agar mereka tahu cara dan jalan mencapai prestasi yang mereka inginkan. Seperti juga yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya, bahwa kemampuan dalam mengatur dirinya (self-regulated), terutama bagi mahasiswa yang dianggap telah mandiri dan dewasa, merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung pencapaian target prestasi mereka.
5 Selain faktor internal, faktor eskternal berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa untuk berprestasi, diantaranya adalah lingkungan, baik lingkungan kampus, lingkungan pergaulan, maupun keluarga. Lingkungan kampus, berupa amosfer akademik yang tinggi, iklim belajar dan beprestasi yang tinggi, yang dibangun oleh setiap elemen yang ada di kampus akan sangat menentukan seberapa besarkah motivasi beprestasi pada setiap individu mahasiswanya. Jika amosfer, iklim, dan budaya prestatif telah ada di lingkungan kampus, setiap mahasiswa yang baru masuk kedalam kampus tersebut, sudah dapat dipastikan mereka akan langsung termotivasi untuk juga berprestasi seperti mahasiswa kebanyakan dikampus tersebut. Pergaulan atau pertemanan juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bertingakah laku, berpikir, dan berucap. Banyak orang mengatakan jika kamu ingin menjadi dokter maka bergaulan dengan dokter, jika kamu ingin menjadi guru bergaullah dengan guru, dan jika kamu ingin menjadi orang sukses maka bergaullah dengan orang-orang sukses. Dengan siapa kita bergaul, dengan siapa kita berteman, pasti akan mempengaruhi pola pikir dan tindak tanduk kita. Jika mahasiswa dapat berteman dengan mahasiswa lain yang mempunyai berorientasi prestasi, dapat dipastikan bahwa mahasiswa tersebut akan ikut terpengaruh, minimal ingin beprestasi seperti teman-temannya atau bahkan melebihi teman-temannya itu. Mahasiswa tersebut akan termotivasi melihat teman-temannya yang lain. Cara pandang, sikap, dan karakter prestatif dalam diri mahasiswa pun akan terbangun karena lingkungan pertemanan atau pergaulannya mendukung hal tersebut tercapai. Prestasi Berawal dari Organisasi Lingkungan pergaulan yang berorientasi prestasi tersebut, berdasarkan banyak pengalaman, lahir dari dunia organisasi mahasiswa. Mereka yang beprestasilah yang kebanyakan lahir dari rahim organisasi mahasiswa, apapun organisasinya. Berorganisasi artinya selain dapat menumbuhkan kemampuan soft-skill dan life-skill, tapi juga mengundang kesempatan untuk berpretasi. Fakta membutkitkan, mahasiswa yang banyak mendapatkan prestasi, seperti lomba karya tulis, penelitian, business plan, debat, prestasi dibidang kesenian dan budaya, olahraga, dan bahkan terpilih menjadi delegasi di acara internasional adalah mereka yang aktif di organisasi mahasiswa. Bahkan ajang pemilihan mahasiswa beprestasi yang setiap tahunnya diadakan adalah salah satunya ditentukan oleh keaktifannya di organisasi. Organisasi mahasiswa dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam membantu seorang mahasiswa menemukan kesadaran kemudian dorongan dan motivasi untuk berprestasi karena ia berada pada lingkungan pergaulan yang mendukung seorang mahasiswa mencapai prestasinya. Apapun bidang dan jenis prestasinya.
6 Mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa umumnya akan lebih cepat mehami dirinya sendiri, menemukan jati diri dan prinsip hidupnya, sehingga mereka dapat mengatur diri dan waktu dengan baik untuk mencapai target-target mereka. Fakta telah membuktikan hal tersebut. Berorganisasi cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip hidup, karakter, kepercayaan diri dan skill. Ada potongan kalimat dari seorang aktivis mahasiswa yang mengatakan bahwa: Berorganisasi memunculkan teman. Berteman melahirkan pergaulan. Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada kematangan hidup sebagai seorang pembelajar. Maka, motivasi berprestasi lahir dari keaktifan kita berorganisasi. Berorganisasi membuka peluang untuk beprestasi. Organisasi mahasiswa berperan besar dalam membangun budaya dan amosfer prestatif didalam kampus melalui kebijakan dan program kerja yang dilakukannya. Kebijakana dan program kerja yang dibuat oleh organisasi mahasiswa seyogyanya semuanya berorientasi prestatif. Selain itu, organisasi mahasiswa mempunyai peran dalam proses pendidikan dan kaderisasi mahasiswa, sehingga secara langsung sebenarnya organisasi mahasiswa mempunyai tanggung jawab dalam mendidik mahasiswa yang ada dikampusnya. Organisasi harus menjadi wadah pembelajaran sekaligus wada pendidikan, atau knowledge resource bagi setiap mahasiswa yang ada didalam organisasi tersebut maupun kepada mahasiswa lain secara luas. Organisasi maasiswa harus mengajarkan berbagai skill kepada mahasiswanya berdasarkan peran dan fungsi organisasi tersebut. Ada empat sendi pengembangan skill dan knowledge mahasiswa yaitu melalui organisasi mahasiswa, yaitu 1) akademik oleh HMJ (himpunan mahasiswa jurusan), 2) sosial politik oleh BEM dan SENAT/DPM, 3) minat bakat oleh UKM (unit kegiatan mahasiswa), dan 4) keagamaan/spiritual oleh lembaga mahasiswa berbasis agama. Keempat sendi aktivitas mahasiswa tersebut harus berjalan secara sinergis dan terintegrasi dalam satu kesatuan yang harmonis sehingga pengembangan softskill mahasiswa di perguruan tinggi dapat dicapai dengan sempurna atau COMPLETE. Organisasi mahasiswa harus menjadi penanam nilai/value positif kepada mahasiswa melalui kegiatan dan aktifitas yang dilakukan. Organisasi mahasiswa adalah wadah yang sangat tepat untuk mendidik mahasiswa menjadi mahasiswa ideal yang sesungguhnya, dan sebagai tempat
7 yang tepat untuk belajar tentang kehidupan dan memaknainya. Seperti yang sudah dijelaskan dimuka, organisasi mahasiswa harus bisa berperan dalam menumbuhkan persepsi positif mahasiswa kepada institusinya agar dorongan untuk berprestasi dan berkontribusi kepada almamater dan bangsa dapat tumbuh subur dikalangan mahasiswa. Organisasi mahaisiswa adalah bagian penting dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya dan amosfer prestatif di kampus. Mulailah dari Dalam Diri Sendiri Mulailah menumbuhkan semangat bepretasi dari dalam diri. Karena semangat kuat untuk menggapai prestasi bermula dari dalam diri sendiri, dan itulah yang akan menentukan apakah kita akan mempunyai prestasi atau tidak. Diri sendirilah juga yang akan menggerakan kita menjadi mahasiswa yang biasa saja, seperti kebanyakan kita, ataukah akan melejit diatas ratarata kita, menjadi mahasiswa yang punya prestasi. Prioritaskan memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem. Perbaikan diri adalah modal untuk memperbaiki sistem. Sistem yang baik dibuat dan dijalankan oleh individu yang baik. Semuanya berawal dari pembinaan diri. Perbaikan diri. Kapasitas berbanding lurus dengan kontribusi. Ibarat sebuah gelas, semakin besar ukuran gelas akan semakin besar jumlah air yang bisa ia tampung dan berikan. Semakin besar dan banyak ilmu seseorang, semakin besar kontribusi dan kemanfaatannya bagi sesama. Teruslah belajar dan berkontribusi untuk kejayaan almamater dan bangsa. HIDUP MAHASISWA!!!
8 Referensi Damar Adi Hartaji. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah dengan Jurusan Pilihan Orang Tua. Universitas Gunadarma Irma Yulinawati, Sri Hartati, dan Dian Ratna Sawitri. SELF-REGULATER LEARNING MAHASISWA FAST TRACK. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Yori Yuliandra Study Oriented?Mengapa Tidak, Lampiran Nama : ILHAM TTL : Pandeglang, 25 Juli 1991 Alamat : Jl. Raya Labuan KM.03, Pandeglang Pekerjaan : Mahasiswa Semester : V Fak / Jur : Ekonomi /Manajemen No. HP : Sebagai Duta Mahasiswa GenRe BKKBN Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Juara 3 Duta Mahasiswa GenRe BKKBN Povinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah : Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus bertumpu pada pemberdayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat (long life education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa ini. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar usia 18-22 tahun. Menurut Hall (dalam Sarlito, 2001) rentang usia tersebut merupakan fase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami
Lebih terperinciDraft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode
Draft : GBHP Bab 1 Pendahuluan 1.1 Pengertian 1.2 Landasan 1.3 Tujuan 1.4 Sistematika Bab 2 Bidang-Bidang BP Periode 2012-2013 2.1 Internal 2.2 Eksternal 2.3 Kemahasiswaan Bab 3 Penutup Bab 1 Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap idealisnya, dihormati dan dipercaya masyarakat sebagai agen perubahan yang mampu menentukan nasib
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN LAMANYA BERORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK DI KAMPUS
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN LAMANYA BERORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK DI KAMPUS Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA
68 BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA A. Kualitas Soft Skill Mahasiswa Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinciKETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 07/TAP/BPM FEB UI/IV/2015
KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 07/TAP/BPM FEB UI/IV/2015 TENTANG GARIS BESAR HALUAN KERJA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Lebih terperinciKADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)
KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014) Oleh: Drs. Muniri, M.Pd Dosen Tadris Matematika IAIN Tulungagung Kaderisasi merupakan
Lebih terperinciKETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 10/TAP/BPM FMIPA UI/IV/13.
KETETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA No.: 10/TAP/BPM FMIPA UI/IV/13 Tentang PEDOMAN PEMBINAAN MAHASISWA (PPM) UNIVERSITAS INDONESIA PERIODE 2013 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Perwakilan Fakultas
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM BADAN PERWAKILAN MAHASISWA Gedung Pusgiwa FMIPA UI Depok
KETETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA No.: 15/TAP/BPM FMIPA UI/VII/13 Tentang PEDOMAN PANITIA PROSEDUR PENERIMAAN ANGGOTA AKTIF (PPAA) UNIVERSITAS INDONESIA PERIODE 2013 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan
Lebih terperinciDINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan
DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN Oleh Herminarto Sofyan VISI DIKNAS : INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF VISI POLBANGMAWA: Terciptanya mahasiswa yang bertaqwa,
Lebih terperinci2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan insan intelektual yang akan menjadi generasi penerus bangsa di masa depan. Dalam mengembangkan dirinya, mahasiswa tidak hanya bisa memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola pembangunan SDM di Indonesia selama ini terlalu mengedepankan IQ (kecerdasan intelektual) tetapi mengabaikan EQ (kecerdasan emosi) terlebih SQ (kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konstruksi nasional dalam bidang pendidikan merupakan salah satu upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konstruksi nasional dalam bidang pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciGABUNG BEM FT UNNES CINTA DEDIKASI KAMU COCOK DIMANA? KABINET. Muhammad Zakki Multazam. Ketua BEM FT Unnes 2017 Alika Budi Septiandri
KABINET KAMU COCOK DIMANA? BEM FT UNNES 2017 CINTA DEDIKASI GABUNG Muhammad Zakki Multazam Ketua BEM FT Unnes 2017 Alika Budi Septiandri Wakil Ketua BEM FT Unnes 2017 TUPOKSI SEKRETARIS KABINET BENDAHARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sarana utama untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan dan pengetahuan dasar. Sekolah merupakan sarana yang diharapkan mampu menolong individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi, dengan jurusan atau program tertentu.
Lebih terperinciPROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE
PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE 2015-2019 Tema : REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DAN KARAKTER AKA DI LINGKUNGAN KAMPUS Dr. H. Suherna,.M.Si Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh tuhan dikarenakan telah dibekali akal dan pikiran. Melalui akal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh tuhan dikarenakan telah dibekali akal dan pikiran. Melalui akal dan pikiran manusia dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 05/TAP/BPM FEB UI/IV/2017 TENTANG GARIS BESAR HALUAN KERJA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Lebih terperinciPROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG
PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG Jl. Terusan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Bandung-Jawa Barat Telp. 022-7313774 e-mail : absbandung@gmail.com Website : www.absbandung.sch.id Profil Aisyiyah Boarding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna serta mandiri. Selain itu, pendidikan sangat
Lebih terperinciJOB DESCRIPTION OF BEM FSAINTEK UNAIR PERIODE KEPENGURUSAN 2012
JOB DESCRIPTION OF BEM FSAINTEK UNAIR PERIODE KEPENGURUSAN 2012 PENGURUS INTI KETUA WAKIL SEKRETARIS I SEKRETARIS II BENDAHARA I BENDAHARA II BIRO RT : Mengkoordinasi seluruh kepengurusan di Keluarga BEM
Lebih terperinciTips Memilih Perguruan Tinggi
Tips Memilih Perguruan Tinggi Oleh: Ali Mahmudi. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Makalah Disampaikan Pada Seminar Tips Memilih Jurusan, Kembangkan Bakatmu, Tentukan Pilihanmu di SMA N 3 Klaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciRANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB
RANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB KATA PENGANTAR RUK KM ITB ini disusun sebagai perangkat tambahan kelengkapan kemahasiswaan di ITB, sebagai pegangan bersama organisasi kemahasiswaan berdasarkan program
Lebih terperinciSATUAN KREDIT KEGIATAN KEMAHASISWAAN (SKKK)
Lampiran : Surat Keputusan nomor : 109/Kept/UKP/2011 tanggal : 22 Maret 2011 SATUAN KREDIT KEGIATAN KEMAHASISWAAN (SKKK) Universitas Kristen Petra di dalam upayanya memfasilitasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan memunculkan pertanyaan bagaimana sistem pendidikan yang sangat kompetitif ternyata
Lebih terperinciINTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi
INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : NANANG FEBRIANTO F. 100 020 160 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi masyarakat modern. Modernisasi memberikan banyak konsekuensi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisasi adalah upaya kolektif mengubah masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Modernisasi memberikan banyak konsekuensi positif bagi kehidupan. Kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, melalui pendidikan lahir sumberdaya manusia terdidik yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini zaman semakin berkembang, khususnya pada dunia pendidikan. Untuk mengikuti perkembangan zaman tersebut, individu mengembangkan ilmunya dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945, secara fundamental merupakan pernyataan dan tekad untuk membangun bangsa. Salah satu wujud nyata yang harus ditempuh dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun dalam kehidupannya harus berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kecerdasan intelektual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, hlm. 438) merupakan daya reaksi atau penyesuaian yang secara tepat, baik secara fisik maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan semakin terbukanya pasar dunia, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang semakin luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. Undang-Undang Nomor 20
Lebih terperinciGaris Garis Besar Haluan Program Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Periode
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG GARIS GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KELUARGA MAHASISWA Garis Garis Besar Haluan Program Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Periode 1 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG GARIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan belajar terhadap siswa-siswa berinteligensi tinggi semakin meningkat, hal ini ditandai dengan munculnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah institusi pendidikan yang menjadi wadah dan berlangsungya proses pendidikan, memiliki sistem yang komplek dan dinamis dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat dewasa ini menuntut masyarakat untuk menyikapinya
Lebih terperinciPola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011
Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011 Oleh : Octo Rianto (Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta) Kebijakan Dasar Pendidikan Tinggi Indonesia 2003-2010 Untuk
Lebih terperinciUPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd
UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah suatu hal yang fundamental di dalam suatu organisasi. Kepemimipinan dilaksanakan untuk membangkitkan, melibatkan dan memotivasi pengikutnya (Bass & Avolio,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu usaha meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pengembangan potensi yang mereka miliki. Pendidikan bukanlah kegiatan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja selalu menjadi perbincangan yang sangat menarik, orang tua sibuk memikirkan anaknya menginjak masa remaja. Berbicara tentang remaja sangat menarik karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupan manusia, manusia akan mengalami perubahan, baik perubahan dari luar maupun dari dalam. Dari dalam seperti fisik, pertumbuhan tinggi
Lebih terperinciPENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS Konstantinus Dua Dhiu, 2) Nikodemus Bate Program Studi Pendidikan Guru PAUD, STKIP Citra Bakti, NTT 2) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun ke tahun jumlah pengangguran semakin banyak seiring dengan bertambahnya penduduk. Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPEDOMAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN INDONESIA TELKOM MUQADDIMAH
PEDOMAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN INDONESIA TELKOM MUQADDIMAH Mahasiswa. Demikian orang mengenalnya sebagai komunitas ilmiah yang bercekimpung dalam dunia intelektualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbaikan bangsa ini. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa ini. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahun 2012, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat telah menetapkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa 1. Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia berimplikasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah Konsep pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Konsep pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan yang berlangsung terus menerus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi
131 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi temuan penelitian dan pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan jaman, mahasiswa sudah tidak lagi didefinisikan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan jaman, mahasiswa sudah tidak lagi didefinisikan sebagai seorang pembelajar yang hanya duduk mendengarkan dosen mengajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Santrock, 1995). Masa remaja, menurut Monks, dkk berlangsung antara usia 12-21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja yang sedang bertumbuh-kembang mempunyai kondisi yang dinamis. Banyak hal yang terkait dengan dinamika tersebut. Di satu sisi remaja sedang mencari jati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas. Ada kalanya mahasiswa dielu-elukan karena berhasil membuat sebuah perubahan besar bahkan revolusi.
Lebih terperinciPERGERAKAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA DI INTERNAL DAN EKSTERNAL KAMPUS
PERGERAKAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA DI INTERNAL DAN EKSTERNAL KAMPUS Diajukan sebagai salah satu Syarat Pendaftaran Peserta Pemira Politeknik Negeri Bandung 2016 Disusun oleh : 1. Desy Ratnaningsih (155211038)
Lebih terperinciORGANISASI KEMAHASISWAAN
ORGANISASI KEMAHASISWAAN A. Pengertian 1. Mahasiswa Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar pada salah satu jurusan di lingkungan STBA LIA Jakarta. 2. Kegiatan Kemahasiswaan Kegiatan kemahasiswaan
Lebih terperinciSTANDAR 3. KEMAHASISWAAN DAN LULUSAN
STANDAR 3. KEMAHASISWAAN DAN LULUSAN 3.1 PROFIL MAHASISWA DAN LULUSAN 3.1.1 Data seluruh mahasiswa reguler (1) dan lulusannya dalam lima tahun terakhir : Tahun Akademik Daya Tam-pung Ikut Seleksi Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna. Pendidikan juga merupakan
Lebih terperinciSilabus Bimbingan dan Konseling (01)
Silabus Bimbingan dan Konseling (01) Sekolah : SMA Kelas : XII (Duabelas ) Mata Pelajaran/ : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 (Ganjil ) Standar Kompetensi / - Mencapai kematangan dalam beriman dan
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1. Kajian Tipologi Saat ini UAJY memiliki 6 fakultas dengan 11 program studi S-1 dan 5 program S-2, termasuk 4 program studi S-1 kelas internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia baik secara formal maupun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar merupakan suatu proses yang ada dalam diri manusia dan dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia baik secara formal maupun informal. Belajar secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Struktural Fungsional Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme struktural dalam sosiologi (Sztompka, 2000;Tiryakin, 1991). Merton menjelaskan
Lebih terperinciORGANISASI KEMAHASISWAAN. Universitas Dian Nuswantoro
ORGANISASI KEMAHASISWAAN Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 29 Agustus 2013 Dasar Hukum Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu bentuk pembinaan kesiswaan. Berdasarkan Permendiknas No 39 Tahun 2008 tujuan dari pembinaan kesiswaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melaksanakannya. salah satu program yang. pelatihan Kepemudaan dan Olahraga bagi peserta didik, untuk membentuk potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu kegiatan yang tidak pernah lepas dari perhatian Kita semua, oleh karena itu perlu adanya strategi yang tepat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia, melalui pendidikan manusia dapat belajar demi kelangsungan hidupnya. Bagoe (2014, h.1) mengemukakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini sangatlah kompleks, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undangundang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
1 PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Penyelenggaraan pendidikan pada perguruan tinggi tidaklah semata-mata ditujukan pada upaya menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang berilmu
Lebih terperinciPendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual
1 Hubungan antara minat belajar dan keaktifan siswa dalam organisasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh: Wahyu Wijayanti NIM K1402534 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa ini perguruan tinggi berperan penting dalam persiapan individu untuk masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi menjadi suatu hal yang sangat didambakan oleh banyak orang di era globalisasi saat ini. Ketika seseorang mampu mencapai prestasi yang baik maka akan memunculkan
Lebih terperinciadalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai
Lebih terperinci