Transkripsi

1 CATATAN JIHAD Catatan Perjalanan Mujahid Indonesia di Gaza Ramadhan 1432H/Agustus 2011M Aqsa Working Group Information Center

2 AL AQSHA HAQQUNA Telah Sampai di Gaza...اهلل أكبر... اهلل أكبر... اهلل أكبر Sontak dada ini berdegup kecang Aliran darah ini bergolak hebat lebih dari sekedar mendidih. Rentina mata ini tiba-tiba berkaca-kaca. Berair. Suara ribuan mujahid itu menggetarkan dinding-dinding masjid.langit jalur Gaza goncang. Ribuan pasang mata itu terbelalak hebat membara-bara Bersama pekikan yang bahkan melampaui gemuruh petir dan halilintar sekalipun.. Teriakan itu kompak... Tidak sampai disitu. Tidak bukan hanya itu. Bukan Lebih dari itu Suara menggelegar ribuan para pejuang Al-Aqsha itu bukan dipimpin oleh panglima. Mereka Bukan pula dikomando oleh komandan mereka Darusman. Ya, Darusman. Gema pembebasan Al Aqsha itu di pimpin dan dikomando langsung oleh keluarga kita Mungkin kita lebih akrab dengan panggilan bersahajanya.... ABUN Malam ke-27 Ramdhan kali ini benar-benar terasa sangat berbeda. Sudah 6 hari kami beri tikaf di masjid tertua dan termegah dijalur Gaza ini. Masjid al Umary al Kabiir. Malam ini para Mu takif (baca: orang yang I tikaf) kedatangan Ikhwan dari dataran nan jauh. 36 saudara dari benua hitam datang berkunjung ke Gaza dan menyempatkan diri melaksanakan shalat Isya dan tarawih berjama ah bersama anak-anak keturunan para nabi ini. 16 orang dari Sudan dan 20 lainnya dari Afrika Selatan. 2

3 Para tamu mulia ini disambut secara khusus oleh Perdana Menteri Palestina Isma il Haniya yang sudah menunggu mereka di dalam ruangan masjid sambil diiringi takbir dan tahlil serta yel-yel jihad para jama ah masjid. lebih dari 1500 Mu takif yang sedang berburu Lailatul Qadr terlihat sangat bahagia bercampur haru menatap serius kepada setiap tamu mereka ini. Segera saja mereka masuk dalam barisan shalat di shaf ke-2 karena shaf terdepannya sudah diisi oleh para mufti besar Palestina. Sekalipun jama ah shalat tumpah ruah mengisi setiap sudut masjid megah itu, namun Shalat Isya dan tarawih kali ini berjalan sangat syahdu dan hening. Lantunan merdu ayat-ayat suci oleh sang Perdana Menteri benar-benar meninabobokan mereka yang mendengarkannnya ke dalam dimensi khusyu. Benar-benar merdu dan tartil. Kami yang mendapatkan kesempatan ikut berdiri di shaf awal, lebih melihat sosok seorang ulama quro di diri sang perdana menteri dibanding seorang politisi. Selang delapan raka at kemudian sang Perdana Menteri yang lebih akrab dipanggil dengan nama Abul Abid ini kemudian berdiri dan memberi sambutan selamat datang kepada para tamu yang kemudian mempersilahkan ketua rombongan tamu dari Afrika itu untuk maju kedepan. Dalam ceramahnya yangkurang lebih berdurasi 40 menit ini sang ulama dari benua hitam ini dengan nada keras dan tegas memberikan asupan kalimat penyemangat jihad kepada para mujahidin didepannya. Setiap kali sang amir safar yang bernama Syeikh Walid Assa adi ini sampai pada titik teritinggi suara nya, para pendengar mulai menggelegar meneriakkan yel-yel jihad. LAILAAHA ILLALLAAH.. MANSURIIN BI IZNILLAAH. BIRRUH BIDDAM NAFDIKA YA AQSHA. 3

4 Abun berada di tengah-tengah para Mustami' Selesai ceramah oleh Syeikh Walid Assa adi, Isma'il Haniya kembali mengarah ke mikrofon dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada konvoi dari Afrika tersebut. Berkali-kali penyampaian sang Perdana Menteri ini terpotong oleh teriakan yel-yel para Mu takif yang terbawa suasana penuh semangat. Sampai ketika suara-suara itu mulai reda dan sepi tiba-tiba terdengar teriakan penuh semangat satu orang dari mereka. Al Aqsa Haqquna, Al Aqsha Haquna, Al Aqsha Haquna Kali ini tidak ada yang mengikuti teriakan tersebut Para jama ah masjid terheran-heran karena yel-yel yang satu ini tidak mereka kenali sebelumnya. Apa lagi yang meneriakkannya adalah seorang bertubuh yang bisa dibilang- kecil dibanding postur tubuh mereka dan mengenakan penutup kepala hitam yang juga tampak asing bagi mereka. 4

5 Bukan hanya orang disekitarnya yang keheranan, Isma il Haniya pun mulai mengamati sosok berkacamata itu hingga akhirnya dia mulai ingat dan setengah berteriak Haadzaa ikhwanunaa min andunisii (ini saudara kita dari Indonesia) sambil mengayunkan tangannya memanggilnya maju kedepan. Pak Darusman atau yang lebih dikenal dengan panggilan Abun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Beliau menjabat tangan sang pimpinan Jalur Gaza itu seraya memeluknya dan menghadap ke arah jama ah masjid sambil mengomando yel-yel asingnya barusan. Seperti terbawa arus perjuangan yang terkandung dalam yel-yel ini para hadirin kali ini ikut meneriakkannya hingga menggema keseluruh ruangan bahkan bagian luar masjid. Sebagian mereka tampak tak bisa menahan haru dan akhirnya meneteskan air mata melihat saudara-saudara seiman mereka menunjukkan kepeduliannya yang begitu besar terhadap mereka. Suasana kali ini benar benar haru. Rasanya baru kemarin kami bersama kawan-kawan dan sanak saudara di Indonesia meneriakkan yel-yel serupa. Berjalan puluhan kilometer di malam hari demi menggalang kepedulian masyarakat terhadap pembebasan Al Aqsha dari cengkraman busuk dan jahat Zionis Israel. Rasanya baru kemarin pekikan-pekikan ini terdengar dari para Mujahid di Pusat, Wilayah, Niyabah dan Riyasah. 5

6 Namun malam ini, dengan dipimpin oleh Abun bapak kita, gema yel-yel yang merupakan genderang pembebasan masjid utama bumi suci para nabi ini meledak hebat keluar dari lisan-lisan para Mujahid di bumi ribat ini. Ya Meledak hebat. Dan berkat dorongan semangat para ikhwan, dengan izin Allah saat ini kami hanya berjarak Tujuh Puluh kilometer darinya. ALLAAHU AKBAR.!!! ALLAAHU AKBAR!!! ALLAAHU AKBAR!!! Gaza, 27 ramadhan 1432 H. 6

7 7