III. KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Risiko Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha pasti memiliki risiko. Para pakar memiliki pemahaman tersendiri dalam mengartikan sebuah risiko. Menurut Kountur (2006), risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan. Menurut Vaughan yang diterjemahkan oleh Herman Darmawi (1997 : 18) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut : 1. Risk is the chance of loss (risiko adalah kans kerugian) Chance of Loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan terhadap kerugian atau suatu kemungkinan. Kerugian, sebaliknya jika disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam statistik, maka chance sering dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. 2. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian). Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Definisi ini barangkali sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari, akan tetapi definisi ini agak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif 3. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian) Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Karena itulah ada penulis yang mengatakan bahwa risiko itu sama artinya dengan ketidakpastian. Menurut Kountur (2006), Robison dan Barry (1987), sikap seseorang dalam menghadapi risiko berbeda-beda. Teori ini menjelaskan bahwa ada tiga kelompok sikap orang dalam menghadapi risiko yaitu: 1. Risk Aversion merupakan sikap dalam pengambilan keputusan yang takut akan risiko. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pengambil keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan. 2. Risk Taker merupakan sikap yang berani mengambil keputusan suatu usaha walaupun usaha tersebut berisiko tinggi, sikap ini ditunjukkan jika terjadi 21

2 kenaikan ragam suatu usaha dari keuntungan maka pengambil keputusan akan menurunkan keuntungan sehingga merasa puas jika dapat menangani risiko yang tinggi. 3. Risk Netral merupakan sikap yang netral terhadap risiko yang dihadapi. Sikap ini ditunjukkan jika terjadi kenaikan atau penurunan ragam dari keuntungan maka pengambil keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan keuntungan yang diharapkan Jenis Risiko Menurut Kountur (2006), perusahaan akan menghadapi berbagai macam risiko. Risiko-risiko tersebut berada di hampir setiap tempat dan kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Karena begitu banyak macam risiko maka risiko-risiko tersebut perlu dikelompokkan kedalam kelompok risiko yang mempunyai kemiripan satu sama lain. Dengan mengelompokkan, risiko-risiko tersebut akan lebih mudah ditangani. Risiko-risiko yang memiliki persamaan atau kemiripan satu sama lain pada umumnya ditangani dengan cara yang mirip pula. Begitu sebaliknya, jika risiko-risiko yang berbeda maka akan ditangani dengan cara yang berbeda juga. Gambar 3 menunjukkan jenis-jenis risiko yang dihadapi. Risiko Spekulatif Risiko Berdasarkan Akibatnya Berdasarkan Penyebabnya Risiko Murni Risiko Keuangan Risiko Operasional Gambar 3. Jenis-Jenis Risiko Sumber : Kountur,

3 Gambar 3 menunjukkan bahwa risiko dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu melihat risiko dari akibat yang ditimbulkan atau melihat risiko dari penyebabnya. Melihat risiko dari akibat yang ditimbulkan, risiko dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu risiko spekulatif dan risiko murni. Risiko spekulatif adalah jenis risiko yang akibatnya selain merugikan dapat juga memberikan keuntungan atau kemungkinan kejadian yang bisa berakibat merugikan atau jika tidak merugikan sebaliknya bisa memberikan keuntungan, sedangkan risiko murni adalah jenis risiko dimana akibatnya tidak memungkinkan untuk memperoleh keuntungan dan yang ada hanyalah kemungkinan rugi. Sedangkan jenis risiko lainnya dilihat dari berdasarkan penyebabnya. Jenis risiko ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktorfaktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang, perubahan tingkat bunga. Sedangkan risiko operasional adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor operasional. Seperti faktor manusia, teknologi dan alam Teori Produksi Produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi satu atau lebih output (produk). Menurut Joesron dan Fathorozi (2003)( 1 ) Produksi merupakan hasil akhir dari proses aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Menurut Soekartawi (2002) adalah perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam menciptakan komoditas berupa kegiatan usahatani maupun usaha lainnya yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Input merupakan masukan atau bahan baku yang diperlukan untuk menciptakan suatu produk. Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya dapat diberi cirri khusus berupa suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu hubungan matematis yang menggambarkan jumlah hasil produksi tertentu ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang 1 produksi// (April 2011) 23

4 digunakan. Jumlah hasil produksi merupakan dependent variabel dan jumlah faktor produksinya sebagai independent variabel Faktor produksi merupakan semua korbanan yang diberikan pada komoditas agar komoditas tersebut mampu menghasilkan produk. Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut : Y = f (X1, X2, X3, X4, X5...,Xn) Dimana : Y = Jumlah produksi yang dihasilkan dalam setiap siklus produksi f = Mentransformasikan faktor-faktor produksi kedalam hasil produksi X = Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi Pada rumus di atas dapat dilihat bahwa produksi (Y) yang dihasilkan sangat tergantung dari peranan X 1, X 2, X 3,...X n. Fungsi produksi pada kondisi tersebut termasuk kedalam kondisi model Neo-klasik dimana sifat-sifat dari fungsi produksi Neo-klasik dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Fungsi yang berkesinambungan dan dapat dibedakan 2) Berlaku Law of Deminishing Return dimana hukum tersebut menjelaskan bahwa jika suatu faktor produksi terus ditambah dalam suatu proses produksi, sedangkan faktor produksi lainnya tetap maka tambahan jumlah produksi per satuan faktor produksi akan menurun. Hal tersebut menggambarkan adanya kenaikan hasil yang negatif dalam kurva produksi. 3) Tanpa input tidak dapat berproduksi, dan semakin banyak input yang digunakan akan semakin banyak juga output yang dihasilkan. Gambar 4 tersebut merupakan Kurva Produksi yang berlaku umum dan banyak ditulis dalam buku-buku teori ekonomi yang membahas perilaku produksi. Kurva produksi itu memperlihatkan bahwa ada tiga proses perilaku dalam produksi jika input X2 ditambahkan secara terus menerus (kontinue) pada suatu input yang tetap (misalnya X3, X4 dan X5). Pada proses pertama, setiap tambahan input akan memberikan tambahan produk yang semakin bertambah atau Increasing Return. Proses ke dua ditandai dengan tambahan produk yang semakin berkurang pada setiap tambahan input atau Diminishing Return. Pada proses ke tiga, setiap tambahan input justru akan menurunkan hasil produksi atau Decreasing Return. 24

5 Suatu contoh perilaku produksi tersebut adalah pemberian obat-obatan dalam pakan ayam untuk menaikkan produksi bobot daging ayam. Pemberian dosis tahap pertama yang relatif dari dosis nol sampai dosis agak tinggi menyebabkan adanya tambahan bobot daging yang semakin bertambah. Jika dosis ditingkatkan lagi maka sifat obat akan menjadi racun mulai tampak dengan ditandai tambahan bobot daging menjadi semakin berkurang. Pada proses akhir, jika dosis obat menjadi sangat berlebihan maka sifat racun obat berpengaruh kuat dan menyebabkan tidak ada tambahan bobot daging tetapi justru ada penurunan bobot daging tersebut. Dalam fungsi proses produksi dapat dijelaskan pada Gambar 4 tentang tahapan dari suatu proses produksi. Output (Y) Total Produksi Stage II Stage 1 Stage III Produk Rata-Rata Input (X) Gambar 4. Tahapan Proses Produksi Sumber : Soekartawi, 1986 Produk Marjinal Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa hubungan fungsi produksi dengan produk marjinal (PM) dan produk rata-rata (PR) terhadap tingkat produksi suatu komoditas. Selain itu juga menjelaskan didaerah yang mana produksi tersebut berada apakah daerah irrasional atau rasional. Produk Marjinal adalah tambahan satu-satuan input (X) yang dapat menyebabkan pertambahan atau pengurangan satu-satuan output (Y). Dengan demikian PM dapat dituliskan dengan Y/ X. Kalau terjadi PM konstan maka dapat diartikan bahwa setiap tambahan unit input dapat menyebabkan tambahan satu-satuan unit output secara proporsional. Bila terjadi suatu tambahan satu-satuan unit input yang menurun, maka PM akan 25

6 menurun. Jika penambahan satu-satuan unit input yang menyebabkan satu-satuan unit output yang semakin menaik secara tidak proporsional, maka peristiwa ini disebut dengan produktivitas yang menaik. Produk rata-rata (PR) adalah perbandingan tingkat produksi total (PT) dengan jumlah input yang digunakan. Sehingga dapat di tulis dengan rumus Y/X. Dengan demikian hubungan PM dengan PR adalah sebagai berikut : a) Bila PM lebih besar dari PR, maka proporsi PR masih dalam keadaan menaik. b) Bila PM lebih kecil dari PR, maka proporsi PR dalam keadaan menurun. c) Bila terjadi PM sama dengan PR, maka dalam keadaan maksimum. Perubahan dari jumlah produksi yang disebabkan oleh faktor produksi yang digunakan dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Elastisitas produksi (Ep) merupakan persentasi perbandingan output yang dihasilkan sebagai akibat dari persentase dari input yang digunakan atau PM/PR. Sehingga dapat ditarik kesimpulan hubungan antara PM dan PT serta PM dan PR dengan besar kecilnya (Ep) adalah sebagai berikut : 1) Ep=1, bila PR mencapai maksimum atau bila PR sama dengan PM-nya. 2) Bila PM=0, dalam situasi PR sedang menurun, maka Ep=0 3) Ep >1 bila PT menaik pada tahapan increasing rate dan PR juga menaik di stage 1. Disini peternak masih mampu memperoleh sejumlah produksi yang cukup menguntungkan manakala sejumlah input masih ditambah. 4) Nilai Ep lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu atau 1<Ep<0, dalam keadaan demikian, maka tambahan sejumlah input tidak di imbangi secara proposrsional oleh tambahan output yang diperoleh. Peristiwa ini terjadi pada stage 2, dimana pada sejumlah input yang diberikan maka PT tetap menaik pada tahapan decreasing rate. 5) Nilai Ep < 0 yang berada pada stage 3, pada situasi demikian PT dalam keadaan menurun, nilai PM menjadi negatif dan PR dalam keadaan menurun. Dalam kondisi ini maka setiap upaya untuk meningkatkan sejumlah input tetap akan merugikan bagi peternak. Sebagai produsen yang rasional akan berproduksi pada tahap II, hal ini disebabkan pada daerah ini tambahan satu unit faktor produksi akan member tambahan produksi total (TP), walaupun produksi rata-rata (AP) dan Produk 26

7 Marginal (MP) menurun tapi masih positif dan pada tahap ini akan dicapai pendapatan yang maksimum. Menurut Soekartawi (2002) fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atu lebih variabel. Variabel yang dijelaskan disebut variabel dependen (Y) dan variabel yang menjelaskan disebut variabel independen (X). Dimana variabel dependen berupa output dan variabel independen berupa input. Adapun persamaan mematis dari fungsi Cobb- Douglas secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : b1 b2 Y = b 0 X 1 X 2 X b3 3,.., X bi i e u Dimana Y = Variabel Dependen X = Variabel Independen b 0, b 1 = Besaran yang akan diduga u = Unsur sisa e = Logaritma natural (e = 2,718) Model Just and Pope Untuk menghasilkan sebuah produk melalui proses produksi yang membutuhkan masukan (input) untuk menjadikan sebuah produk tidak lepas dengan ketidakpastian, sehingga mengalami risiko produksi. Just dan Pope merupakan ahli ekonometrika dalam Phoebe Koundouri dan Celine Naugas (2005) mengembangkan model umum untuk penanganan risiko produksi ekonometri. Pendekatan mereka telah cukup populer di kalangan ekonom pertanian. Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Just dan Pope adalah untuk membangun fungsi produksi sebagai jumlah dari dua komponen, satu berkaitan dengan tingkat output, dan satu lagi berkaitan dengan variabilitas output. Spesifikasi ekonometrika ini memungkinkan untuk menjelaskan dampak dari proses produksi yang berasal dari input dan output berpengaruh terhadap risiko. Dengan demikian, dalam Just dan Pope dalam fungsi produksi tidak mengabaikan unsur risiko karena dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah pada koefisien variabel. Hal ini dapat dilihat dari output galat standar (error term) yang salah dengan menunjukkan hasil yang jauh lebih besar dalam estimasi dari pada kenyataan yang diperoleh. 27

8 Pendekatan dengan menggunakan model Just and Pope ini untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan produksi. Selain melihat pengaruhnya terhadap produksi, model ini juga dapat melihat pengaruh faktor produksi terhadap risiko. Untuk melihat faktor produksi yang mengurangi dan meningkatkan risiko dapat dilihat pada nilai koefisiennya, jika koefisien bertanda positif maka menimbulkan risiko sedangkan yang bertanda negatif mengurangi risiko produksi (Fariyanti, 2008) Sumber-Sumber Risiko Risiko timbul bukan karena pengaruh dari faktor-faktor produksi yang digunakan. Sumber-sumber risiko menurut Harwood (1999) adalah sebagai berikut. 1. Risiko Produksi Risiko produksi terjadi pada saat proses penggunaan input untuk dikonversikan menjadi output, saat proses ini risiko produksi biasanya muncul. Risiko produksi terjadi seperti gagal panen, produksi rendah, kualitas kurang baik. Hal ini bisa disebabkan oleh hama dan penyakit, curah hujan, maupun teknologi serta penggunaan sumber daya yang kurang kompeten. 2. Risiko Pasar (harga) Risiko pasar terjadi pada saat produk telah dihasilkan dan siap untuk didistribusikan ke tangan konsumen, saat proses perpindahan dari produsen ke konsumen ini terjadi risiko pasar. Risiko pasar bisa terjadi karena produk tidak dapat terjual, disebabkan oleh perubahan harga output, permintaan rendah, ataupun banyak produk substitusi. Risiko pasar ini berhubungan dengan mekanisme antara konsumen dengan produsen yang dapat menimbulkan permintaan dan penawaran. 3. Risiko Kelembagaan Risiko kelembagaan ini adalah lebih melihat peran dari kelembagaan terkait apakah memiliki hubungan positif atau negatif. Hubungan tersebut akan mempengaruhi risiko kelembagaan. Risiko kelembagaan terjadi karena perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah, baik dari segi penggunaan pestisida dan obat-obatan, pajak dan kredit. 28

9 4. Risiko Finansial Risiko finansial ini berhubungan dengan alur keuangan yang digunakan untuk kelangsungan usaha tersebut. Risiko finansial terjadi karena tidak mampu membayar hutang jangka pendek, kenaikan tingkat suku bunga pinjaman, piutang tak tertagih sehingga menyebabkan penerimaan produksi menjadi rendah Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk menangani berbagai permasalah yang disebabkan oleh adanya risiko, juga berarti suatu cara untuk menangani masalah-masalah yang mungkin timbul disebabkan karena adanya ketidakpastian (Kountur, 2004). Untuk menangani risiko diperlukan strategi pencegahan risiko agar risiko dapat ditangani dengan baik. Menurut Kountur (2006), dalam menangani risiko perlu strategi dalam penanganan agar risiko tersebut dapat diminimalkan. Strategi penanganan risiko menurut Kountur (2006) ada lima strategi yang digunakan yaitu menghindari, mencegah, mengurangi kerugian, mangalihkan, dan mendanai. Strategi menghindar dilakukan jika risiko yang dihadapi terlalu besar, yaitu kemungkinan terjadinya besar serta akibat yang ditimbulkan juga besar dan risiko yang dihadapi tidak dapat dikendalikan oleh manajemen dan tidak dapat ditangani dengan strategi-strategi penanganan risiko lainnya. namun tidak semua risiko dapat dihindari dan menghindar kadang-kadang bukan cara yang terbaik. Strategi menghindar sulit dilakukan jika menghindar dari suatu risiko namun menghadapi risiko lain yang mungkin lebih besar dan risiko tersebut memberikan upah yang sulit untuk ditolak. Strategi kedua adalah pencegahan, strategi pencegahan adalah strategi yang digunakan untuk membuat kemungkinan terjadinya risiko sekecil-kecilnya. Pencegahan risiko dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sistem dan prosedur, memperbaiki fasilitas, memperbaiki sumber daya manusia, membuat aturan dan kebijakan. Strategi ini membuat risiko yang berada di kwadran kanan-atas bergeser ke kanan-bawah; atau risiko yang berada pada kwadran kiri-atas berpindah ke kiri-bawah, seperti yang digambarkan pada Gambar 5. 29

10 Kemungkinan (%) 10% X X Y Y 0 Rp 100jt Gambar 5. Strategi Pencegahan Risiko Sumber : Kountur,2006 Akibat (Rp) Strategi penanganan berikutnya adalah dengan pengurangan kerugian yang dialami. Dalam strategi ini dilakukan untuk melakukan sesuatu agar sebelum terjadi suatu kejadian kemungkinan terjadinya dibuat sekecil-kecilnya, strategi pengurangan kerugian dimaksudkan untuk mengurangi kerugian setelah kejadian. Pengurangan kerugian dilakukan pada risiko-risiko yang berada pada kwadran kanan-atas dan kawan-bawah. Risiko-risiko yang berada pada kwadran kanan-atas diusahakan ke kwadran kiri-atas, dan risiko-risiko yang berada pada kwadran kanan-bawah berpindah ke kwadran kiri-bawah. Berikut dijelaskan pada Gambar 6. kemungkinan (%) 10% Y Y 0 X Rp 100jt Gambar 6. Strategi Pengurangan Risiko Sumber : Kountur, 2006 X Akibat (Rp) Strategi berikutnya adalah strategi mengalihkan risiko. Risiko-risiko yang dapat dikendalikan dilakukan penanganan pencegahan dan pengurangan risiko, sedangkan risiko yang tidak dapat dikendalikan penanganannya dilakukan dengan pengalihan ke pihak lain. Risiko-risiko dapat dialihkan ke pihak lain yang menanggung akibatnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk 30

11 mengalihkan risiko ke pihak lain diantaranya dengan mengalihkan risiko melalui asuransi, hedging, leasing, factoring, dan outsourching. Strategi terakhir adalah dengan melakukan pendanaan kepada risiko yang dihadapi. Perusahaan mempersiapkan dana sekiranya terjadinya kejadian yang merugikan sehingga perusahaan memiliki dana untuk membiayai kerugiankerugian tersebut dengan demikian operasional perusahaan dapat terus berjalan. Perusahaan dapat melakukan beberapa cara untuk mendanai risiko-risiko operasionalnya. Cara-cara tersebut adalah menggunakan kas kecil, menyediakan dana cadangan, melakukan self-insurance, dan membuat captive insurer Kerangka Operasional Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras pedaging yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat. Broiler juga mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia yang relative mudah dijangkau oleh semua kalangan. Ayam broiler sangat potensial untuk dikembangkan hal tersebut dilihat dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi terhadap daging ayam broiler seperti yang telah dijelaskan dipendahuluan. Peningkatan konsumsi daging ayam broiler seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya. Selain itu juga daging ayam broiler menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan hewani karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lainnya. Namun, dibalik potensi dari ayam broiler tersebut pada umumnya peternak dihadapkan dengan ketidakpastian atau risiko dalam menjalankan usaha ayam broilernya. Risiko yang dihadapkan adalah risiko produksi. Penelitian ini dilakukan terhadap peternak plasma dari perusahaan Dramaga Unggas Farm (DUF) sebanyak 30 responden yang dipilih dengan representative. Sistem budidaya yang diterapkan oleh peternak masih bersifat tradisional yaitu masih menggunakan sistem kandang panggung serta penggunaan peralatan yang masih tradisional. Penelitian yang dilakukan diidentifikasi bahwa dalam menjalankan proses produksi peternak didampingi dengan risiko produksi. Indikasi yang menyatakan bahwa peternak ayam broiler tersebut mengalami risiko produksi adalah dengan adanya fluktuasi tingkat kematian dan produktivitas ayam broiler yang tidak 31

12 sesuai antara aktual dan standar yang telah ditetapkan berdasarkan titik aman dalam menjalankan suatu usaha. Tingkat kematian dan produktivitas yang dihasilkan oleh peternak plasma DUF sangat beragam, ada yang tidak mencapai standard normal dan ada juga peternak yang aktualnya melebihi standar yang ditentukan. Keberagaman tersebut dapat dijadikan bahwa peternak plasma DUF mengalami risiko produksi. Risiko produksi tersebut diduga berasal dari beberapa sumber risiko produksi, seperti penggunaan faktor-faktor produksi maupun faktor cuaca/iklim. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menjalankan usaha ayam broiler adalah DOC, pakan, sekam, vitamin, vaksin, obat-obatan, pemanas dan tenaga kerja. Namun, faktor-faktor produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin, pemanas dan tenaga kerja. Pemilihan faktor-faktor tersebut berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Merina serta berdasarkan hasil pengamatan selama dilapang. Penelitian ini menggunakan pendekatan Just and Pope yang menyatakan bahwa didalam fungsi produksi terdapat juga fungsi variance produksi. Sehingga pendekatan ini memiliki dua fungsi. Fungsi produksi yang digunakan adalah dalam bentuk logaritma natural. Pendekatan Just and Pope dilakukan adalah untuk mengetahui faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi produksi serta apa pengaruhnya terhadap variance produksi. Untuk menilai apakah faktor-faktor tersebut mengurangi atau menimbulkan variance produksi digunakan alat analisis yaitu eviews 6. Alat analisis tersebut dapat menjelaskan sekaligus faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas dan variance produksi serta melihat pengaruhnya apakah faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan risiko produksi atau menurunkan risiko produksi. Selain faktor-faktor produksi tersebut diduga ada faktor lain yang mempengaruhi risiko produksi yaitu adanya perubahan cuaca/iklim yang tidak menentu. Cuaca/iklim tidak masuk dalam model kareana faktor tersebut tidak dapat dihitung nilainya sehingga dalam penilaiannya dilakukan secara pendugaan deskriptif. Setelah diketahui faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi risiko produksi dan variance produksi serta pengaruhnya terhadap produksi maka dilakukan rekomendasi oleh peneliti agar faktor-faktor produksi tersebut dapat 32

13 meminimalkan risiko dan meningkatkan produksi. Untuk lebih jelas dapat dilihat alur pemikiran operasional pada Gambar 7. Peternak Plasma Ayam Broiler Pada Dramaga Unggas Farm Adanya Fluktuasi Produktivitas Faktor-Faktor Produksi X1 DOC X2 Pakan X3 Protect Enro X4 Neocamp X5 Doxerin Plus X6 Vaksin X7 Pemanas X8 Tenaga Kerja Sumber Risiko Produksi Cuaca/Iklim Hama dan Penyakit Kesalahan Manusia Analisis Model Just and Pope Fungsi Produksi Rata-rata Fungsi Produksi Variance Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi. Pengaruh faktor-faktor produksi terhadap risiko produksi Rekomendasi/Saran Alternatif Strategi Penanganan Risiko Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Ayam Broiler 33

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Produksi Penelitian ini akan mengukur bagaimana dampak penggunaan faktorfaktor produksi terhadap risiko produksi yang ditunjukkan dengan adanya variasi hasil produksi.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Dasar Risiko Memahami konsep risiko secara luas merupakan dasar yang sangat penting untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada peternak plasma ayam broiler di Dramaga Unggas Farm, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan Kota Bogor khususnya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan teori lainnya yang berkaitan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu alur pemikiran yang bersifat teoritis dengan mengacu kepada teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi atau memproduksi menurut Putong (2002) adalah menambah kegunaan (nilai-nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI 6.1. Analisis Faktor-Faktor Risiko Produksi Pada penelitian ini dilakukan pada peternak ayam broiler yang bekerja sama dengan pihak perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi dan Konsep Risiko Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan output dengan berbagai kombinasi input dan teknologi terbaik yang tersedia (Nicholson,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Dalam menjalankan kehidupan, risiko merupakan bagian yang tidak dapat dihindari. Menurut Kountur (2004), risiko didefinisikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Produksi Produksi merupakan sebuah proses menghasilkan suatu barang atau jasa. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas

Lebih terperinci

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Risiko Suatu bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha pasti dihadapkan pada risiko dalam usahanya. Selain risiko, pebisnis dalam melakukan aktivitas bisnisnya dihadapkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996), III. KERANGKA PEMIKIRAN 3. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.. Konsep Usahatani Menurut Bachtiar Rivai (980) yang dikutip oleh Hernanto (996), mengatakan bahwa usahatani merupakan sebuah organisasi dari alam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Fungsi Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa, adapun sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi barang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup teori produksi, konsep efisiensi,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori dan Fungsi Produksi Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Ada banyak definisi mengenai ilmu usahatani yang telah banyak di kemukakan oleh mereka yang melakukan analisis usahatani,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Maulid yang terletak di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan, III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup fungsi produksi dan elastisitas,

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang berdasarkan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang berdasarkan II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pertanian Organik Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang berdasarkan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hayati dapat terjadi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Peranan Kredit dalam Kegiatan Usahatani Ada dua sumber permodalan usaha yaitu modal dari dalam (modal sendiri) dan modal dari luar (pinjaman/kredit).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Ayam Pedaging BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur dibawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi barupa

Lebih terperinci

PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI

PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI Tujuan Intruksional Khusus : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan prinsip ekonomi yang dapat diterapkan pada usahatani, mengenal hubungan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang efisiensi dan pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi sehingga akan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Produksi Produksi merupakan serangkaian proses dalam penggunaan berbagai input yang ada guna menghasilkan output tertentu. Produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to produce yang artinya menghasilkan. Produksi adalah proses dimana input diubah menjadi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 161) objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini karena objek penelitian

Lebih terperinci

Soal kasus 5.1 Jawaban soal kasus 5.1 Soal kasus 5.2 Jawaban soal kasus 5.2 Soal kasus 5.3 Jawaban soal kasus 5.3

Soal kasus 5.1 Jawaban soal kasus 5.1 Soal kasus 5.2 Jawaban soal kasus 5.2 Soal kasus 5.3 Jawaban soal kasus 5.3 Soal kasus 5.1 Suatu proses produksi menggunakan input L dan input K untuk menghasilkan produk tertentu. Dalam proses produksi tersebut, input L sebagai input variabel dan input K sebagao input tetap pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi terhadap jumlah output yang dihasilkan. Kegiatan produksi bertujuan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin (Brassica rapa cv. caisin) Caisin (Brassica rapa cv. caisin) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam suku kubis-kubisan atau sawi-sawian (Brassicaceae/Cruciferae).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas Abstract This research aimed to determine the risk of production and income in a group of farmers who use local seeds and farmers

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Risiko Produktivitas Setiap aktivitas manusia selalu mengandung risiko karena ada keterbatasan dalam memprediksi hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga April 2011, berlokasi di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Teknologi dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Budidaya Padi Konvensional Menurut Muhajir dan Nazaruddin (2003) Sistem budidaya padi secara konvensional di dahului dengan pengolahan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR MUHAMMAD HELMI AKBAR WANGSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR MUHAMMAD HELMI AKBAR WANGSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR MUHAMMAD HELMI AKBAR WANGSI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Trias Farm yang berlokasi di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1. ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori produksi Menurut Pindyck and Rubinfeld (1999), produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam kaitannya dengan pertanian,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tingkat Produksi Kedelai Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

1). PRODUKSI, 2). BIAYA DAN 3).KEUNTUNGAN

1). PRODUKSI, 2). BIAYA DAN 3).KEUNTUNGAN 1). PRODUKSI, 2). BIAYA DAN 3).KEUNTUNGAN 1.1. Produksi dan Fungsi Produksi Produksi adalah hasil yang diperoleh petani pada saat panen Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukan hubungan (teknis)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori dan Fungsi Produksi Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.produksi dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Mengapa Teori Ekonomi Produksi Tujuan Mempelajari Ekonomi Produksi Konsep dan Hukum Ekonomi Produksi...

PENDAHULUAN Mengapa Teori Ekonomi Produksi Tujuan Mempelajari Ekonomi Produksi Konsep dan Hukum Ekonomi Produksi... DAFTAR ISI PENDAHULUAN... 2 1.1 Mengapa Teori Ekonomi Produksi... 2 1.2 Tujuan Mempelajari Ekonomi Produksi... 2 1.3 Konsep dan Hukum Ekonomi Produksi... 2 FAKTOR DAN FUNGSI PRODUKSI... 4 2.1 Faktor dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Upsus Pajale Peraturan Kementerian Pertanian Republik Indonesia nomor 03/Permentan/0T.140/2/2015 tentang pedoman upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Perusahaan ditinjau dari sisi Teori Ekonomi Tidak dibedakan atas kepemilikanya, jenis usahanya maupun skalanya. Terfokus pada bagaimana

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Definisi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produk total (TP) adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Jika jumlah semua input kecuali satu faktor

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari

I PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor pertanian yang memiliki peranan penting terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari tahun ke tahun semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.

Lebih terperinci

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier Kurva kemungkinan produksi Dalam ekonomi, kurva kemungkinan produksi (Inggris: production possibility frontier (PPF), production possibility curve, production-possibility boundary atau product transformation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, 1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Ayam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Harga Harga yang terjadi di pasar merupakan nilai yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkannya.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani telah banyak diuraikan oleh beberapa pakar. Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat

Lebih terperinci

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglas. Faktor-faktor

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci