DAFTAR ISI. BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari..

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari.."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi 1 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah. 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari.. 6 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan.. 12 BAB IV PEMBUATAN LAPORAN Umum Perencanaan format laporan yang akan dibuat untuk dijadikan standar Pelaksanaan pembuatan laporan sesuai dengan format standar yang telah direncanakan Evaluasi dan koreksi laporan 38 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Perpustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan. 49 Halaman: 1 dari 49

2 BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan Desain materi pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Halaman: 2 dari 49

3 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan materi pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: Halaman: 3 dari 49

4 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang Halaman: 4 dari 49

5 didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 5 dari 49

6 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Mempersiapkan Pelaksanaan Pengukuran - Kode Unit F II , sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Penerapan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik Profesi Inventarisasi Gambar Pelaksanaan dan menyusun Program Pelaksanaan Pengukuran Pengawasan Pelaksanaan Pengukuran Pembuatan Laporan 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tempat kerja Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : Halaman: 6 dari 49

7 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Mempersiapkan Pelaksanaan Pengukuran Kode Unit Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk pengukuran, menentukan jenis dan spesifikasi alat, klasifikasi juru ukur, dan menetapkan metode kerja Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP perusahaan, komunikasi dan struktur organisasi perusahaan Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan jenis alat ukur dan perlengkapannya sesuai dengan jenis pekerjaan 2. Menentukan personil pengukuran KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Alat ukur dan perlengkapannya yang dibutuhkan diinventarisasi dan disusun dalam suatu daftar simak 1.2 Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi sesuai dengan ketentuan. 1.3 Bahan perlengkapan dan penunjang pekerjaan pengukuran yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis ditentukan 2.1 Kualifikasi juru ukur ditentukan sesuai kebutuhan dan disusun dalam daftar simak 2.2 Kebutuhan juru ukur dan pembantu juru ukur dihitung dengan teliti 2.3 Kriteria penilaian evaluasi kinerja juru ukur ditetapkan. Halaman: 7 dari 49

8 ELEMEN KOMPETENSI 3. Menentukan metodologi pekerjaan pengukuran KRITERIA UNJUK KERJA 3.1 Metodologi penetapan titik referensi (BM) dan pengukuran leveling, vertikal, stake out, bowplank ditentukan berdasarkan pada gambar kerja 3.2 Metodologi pemindahan elevasi lantai ke lantai di atasnya, ditentukan berdasarkan pada gambar kerja 3.3 Metodologi pemindahan as bangunan dari lantai kelantai di atasnya, ditentukan berdasarkan pada gambar kerja 3.4 Metodologi pengukuran akhir (finishing) ditentukan berdasarkan pada rencana mutu kontrak 3.5 Catatan hasil persiapan pelaksanaan pengukuran dibuat dengan menggunakan format yang ditetapkan dan diadministrasikan sesuai dengan SOP Batasan Variabel 1. Konteks Variabel 1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja perorangan 1.2 Unit ini diterapkan dalam satuan kerja perorangan untuk melakukan rencana kerja pengukuran 2. Perlengkapan yang diperlukan 2.1 Peralatan pengukuran 2.2 ATK 2.3 Komputer 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan 3.1 Menentukan jenis alat ukur dan perlengkapannya sesuai dengan jenis pekerjaan. 3.2 Menentukan personil pengukuran 3.3 Menentukan metodologi pekerjaan pengukuran 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan Halaman: 8 dari 49

9 4.1 Spesifikasi teknis dari proyek yang terkait dengan pekerjaan pengukuran 4.2 Manual peralatan dan bahan 4.3 Prosedur pengendalian mutu perusahaan dan prosedur pengendalian mutu lapangan. 4.4 Kebijakan perusahaan dan SOP yang terkait Panduan Penilaian 1. Kondisi Pengujian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen. Pengujian dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara imulasi pada kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metoda uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai standar. 1.1 Ujian lisan 1.2 Ujian tertulis 1.3 Ujian praktek 1.4 Observasi 1.5 Portofolio atau metoda lain yang relevan 2. Keterkaitan dengan unit lain 2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: F IV Menerapkan ketentuan UUJK, K3, lingkungan, dan kode etik profesi F IV Mengiventarisasi gambar Pelaksanaan dan menyusun Program Pelaksanaan Pengukuran 2.2 Kaitan dengan unit lain F IV Menerapkan ketentuan UUJK, K3, lingkungan, dan kode etik profesi F IV Mengiventarisasi Gambar Pelaksanaan dan menyusun Program Pelaksanaan Pengukuran F IV Mengawasi Pelaksanaan Halaman: 9 dari 49

10 Pengukuran F IV Membuat Laporan 3. Pengetahuan yang dibutuhkan a. Lingkup kegiatan pengukuran b. Jenis dan spesifikasi peralatan pengukuran c. Jenis dan kualifikasi personil yang diperlukan di dalam kegiatan pengukuran d. Metode kerja pengukuran 4. Keterampilan yang dibutuhkan a. Keterampilan dalam mengidentifikasi kegiatan pengukuran b. Keterampilan untuk menentukan jenis dan spesifikasi peralatan pengukuran c. Membuat catatan dari persiapan pelaksanaan pengukuran 5. Aspek Kritis yang harus diperhatikan a. Kemampuan mengidentifikasi jenis kegiatan pengukuran b. Kemampuan untuk mengidentifikasi tempat-tempat kritis yang mungkin menjadi hambatan kerja c. Kemampuan untuk mengidentifikasi spesifikasi teknis yang berkaitan dengan survei lapangan Kompetensi kunci KOMPETENSI KUNCI NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 2 Halaman: 10 dari 49

11 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktek 1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan Halaman: 11 dari 49

12 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. 3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut: Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 1 Kriteria Unjuk No Kerja/Indikator Unjuk Kerja 1.1 Alat ukur dan perlengkapannya yang dibutuhkan diinventarisasi dan disusun dalam suatu daftar simak 1) Mampu mengidentifikasi kebutuhan peralatan dan : Mempersiapkan Pelaksanaan Pengukuran : Menentukan jenis alat ukur dan perlengkapannya sesuai dengan jenis pekerjaan Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menginventaris asi dan menyusun Alat ukur dan perlengkapannya yang dibutuhkan dalam suatu daftar Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1) Mengidentifika si kebutuhan peralatan dan perlengkapan 2) Menunjukkan, bagaimana caranya pengukuran sipat datar dilakukan Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaann ya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- Jam Pelajaran Indikatif 30 menit Halaman: 12 dari 49

13 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja perlengkapan 2) Mampu menunjukkan, bagaimana caranya pengukuran sipat datar dilakukan untuk mengukur titik ketinggian satu dengan yang lain 3) Mampu menyusun kebutuhan peralatan dan perlengkapan dalam daftar simak Tujuan Pembelajaran simak Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran untuk mengukur titik ketinggian satu dengan yang lain 3) Menyusun kebutuhan peralatan dan perlengkapan dalam simak daftar Sumber/ Referensi yang Disarankan 3. Pekerjaan Dasar Survei- Triono Budi Astanto- Jam Pelajaran Indikatif 1.2 Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi sesuai dengan ketentuan 1) Mampu menyiapkan alat ukur 2) Dapat mengatur peralatan total station 3) Mampu menjaga fungsi setiap bagian peralatan ukur terkalibrasi mengatur peralatan total station 4) Pengecekan terhadap kondisi alat ukur yang sudah dikalibrasi dilakukan secara teliti Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengecek Alat ukur yang akan digunakan sesuai dengan ketentuan. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1) Menyiapkan alat ukur 2) Mengatur peralatan total station 3) Menjaga fungsi setiap bagian peralatan ukur terkalibrasi mengatur peralatan total station 4) Mengecek kondisi alat ukur yang sudah dikalibrasi secara teliti 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaann ya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei- Triono Budi Astanto- 25 menit 1.3 Bahan perlengkapan dan penunjang pekerjaan pengukuran yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menentukan Bahan perlengkapan dan penunjang 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1) Menjelaskan bahan perlengkapa n penunjang pekerjaan pengukuran sesuai spesifikasi 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaann ya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur 10 menit Halaman: 13 dari 49

14 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja ditentukan 1) Mampu menjelaskan bahan perlengkapan penunjang pekerjaan pengukuran sesuai spesifikasi teknis 2) Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan setting alat ukur 3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan bahan perlengkapan yang tercantum dalam spesifikasi teknis Tujuan Pembelajaran pekerjaan pengukuran yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis ditentukan Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran teknis 2) Menjelaskan apa yang dimaksud dengan setting alat ukur 3) Mengidentifi kasi Kebutuhan bahan perlengkapan yang tercantum dalam spesifikasi teknis Sumber/ Referensi yang Disarankan Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei- Triono Budi Astanto- Jam Pelajaran Indikatif Diskusi kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi Menentukan jenis alat ukur dan perlengkapannya sesuai dengan jenis pekerjaan Halaman: 14 dari 49

15 Unit Kompetensi : Mempersiapkan Pelaksanaan Pengukuran Elemen Kompetensi 2 : Menentukan personil pengukuran No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.1 Kualifikasi juru ukur ditentukan sesuai kebutuhan dan disusun dalam daftar simak 1) Mampu menjelaskan lingkup kerja pengukuran yang tertera dalam spesifikasi teknis 2) Mampu mengidentifi kasi kebutuhan juru ukur sesuai pekerjaan pengukuran 3) Mampu mengidentifi kasi kebutuhan juru ukur ke dalam daftar simak Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menentukan Kualifikasi juru ukur sesuai kebutuhan dan disusun dalam daftar simak Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1)Menjelaskan lingkup kerja pengukuran yang tertera dalam spesifikasi teknis 2)Mengidentifi-kasi kebutuhan juru ukur sesuai pekerjaan pengukuran 3)Mengidentifi-kasi kebutuhan juru ukur ke dalam daftar simak Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaann ya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei- Triono Budi Astanto- Jam Pelajaran Indikatif 25 menit 2.2 Kebutuhan juru ukur dan pembantu juru ukur dihitung dengan teliti 1) Mampu mengidentifi kasi kebutuhan juru ukur pembantu sesuai pekerjaan pengukuran 2) Dapat merekrut personil survai topografi secara selektif sesuai kualifikasi Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menghitung Kebutuhan juru ukur dan pembantu juru ukur dengan teliti 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1).Mengidentifikasi kebutuhan juru ukur pembantu sesuai pekerjaan pengukuran 2).Merekrut personil survai topografi secara selektif sesuai kualifikasi 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaann ya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei- Triono Budi Astanto- 25 menit Halaman: 15 dari 49

16 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 2.3 Kriteria penilaian evaluasi kinerja juru ukur ditetapkan 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan Penetapan Kriteria penilaian evaluasi kinerja juru ukur 2) Mampu menetapkan kriteria kinerja juru ukur. 3) Dapat menjelaskan tindakantindakan yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya manipulasi data pada saat pengolahan atau perhitungan data Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menetapkan Kriteria penilaian evaluasi kinerja juru ukur 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1) Menjelaskan maksud dan tujuan Penetapan Kriteria penilaian evaluasi kinerja juru ukur Menetapkan kriteria kinerja juru ukur 2) Menjelaskan tindakantindakan yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya manipulasi data pada saat pengolahan atau perhitungan data 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaann ya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei- Triono Budi Astanto- 15 menit Diskusi kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi Menentukan personil pengukuran Halaman: 16 dari 49

17 Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 3 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3.1 Metodologi penetapan titik referensi (BM) dan pengukuran leveling, koordinat, vertkal,stake out, bowplank,marking ditentukan berdasarkan pada gambar kerja 1) Mampu menetapkan metoda penetapan titik referensi (BM) dan pengukuran leveling, koordinat,verti kal, stake out, bowplank,marking,berd asarkan pada gambar kerja. : Mempersiapkan Pelaksanaan Pengukuran : Menentukan metodologi pekerjaan pengukuran Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu menentukan Metodologi penetapan titik referensi (BM) dan pengukuran leveling, koordinat,vertikal, stake out, bowplank,marking berdasarkan pada gambar kerja Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 4. Praktek Tahapan Pembelajaran 1). Menetapkan metoda penetapan titik referensi (BM) dan pengukuran leveling, vertikal, stake out, bowplank berdasarkan pada gambar kerja Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaan nya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei-Triono Budi Astanto- Jam Pelaj aran Indika tif 25 menit 3.2 Metodologi pemindahan elevasi lantai ke lantai di atasnya, ditentukan berdasarkan pada gambar kerja 1) Mampu menetapkan metoda pemindahan elevasi lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja. 2) Dapat menjelaskan penggunaan referensi BM 3) Dapat menjelaskan maksud titik referensi Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menentukan Metodologi pemindahan elevasi lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja 1.Ceramah 2.DiskusiKelom pok 3. Peragaan 1) Menetapka n metoda pemindaha n elevasi lantai ke lantai di atasnya, berdasarka n pada gambar kerja 2) Menjelaska n penggunaa n referensi BM 3) Menjelaska n maksud titik referensi 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaan nya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei-Triono Budi Astanto- 30 menit 3.3 Metodologi pemindahan as Pada akhir pembelajaran sesi 1. Ceramah 2. Diskusi 1) Menetapkan 1) Metoda 1. Alat Ukur Tanah dan 25 menit Halaman: 17 dari 49

18 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja bangunan dari lantai ke lantai di atasnya, ditentukan berdasarkan pada gambar kerja 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan PenentuanMe todologi pemindahan elevasi lantai ke lantai diatasnya, berdasarkan pada gambar kerja 2) Mampu menetapkan metoda pemindahan as bangunan dari lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja. 3) Dapat menjelaskan tahapan pemindahan elevasi /ketinggian Tujuan Pembelajaran ini, peserta mampu menentukan Metodologi pemindahan as bangunan dari lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja Metode Pelatihan yang Disarankan Kelompok 3. Peragaan 4. Praktek Tahapan Pembelajaran pemindahan as bangunan dari lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja 2) Menetapkan metoda pemindahan as bangunan dari lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja. 3) Menj elaskan tahapan pemindahan elevasi /ketinggian Sumber/ Referensi yang Disarankan Penggunaan nya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei-Triono Budi Astanto- Jam Pelaj aran Indika tif 3.4 Metodologi pengukuran akhir (finishing) ditentukan berdasarkan pada rencana mutu kontrak 1) Mampu menetapkan pengukuran akhir (finishing) berdasarkan pada rencana mutu kontrak. 2) Dapat menjelaskan marking Grid, line utama dan titik simpanan 3) Dapat Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menentukan Metodologi pengukuran akhir (finishing) berdasarkan pada rencana mutu kontrak 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 4. Praktek 1) Menetapkan pengukuran akhir (finishing) berdasarkan pada rencana mutu kontrak. 2) Menjelaskan marking Grid, line utama dan titik simpanan 3) Menjelaskan pelaksanaan marking as ruangan 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaan nya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei-Triono Budi Astanto- 25 menit Halaman: 18 dari 49

19 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja menjelaskan pelaksanaan marking as ruangan Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelaj aran Indika tif 3.5 Catatan hasil persiapan pelaksanaan pengukuran dibuat dengan menggunakan format yang ditetapkan dan diadministrasikan sesuai dengan SOP. 1) Mampu membuat catatan hasil persiapan pelaksanaan pengukuran 2) Mampu membuat format catatan hasil persiapan pelaksanaan Marking Kolom Praktis 3) Mampu mendiskusikan catatan hasil persiapan pelaksanaan dengan pengguna jasa untuk disetujui Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu membuat Catatan hasil persiapan pelaksanaan pengukuran dengan menggunakan format yang ditetapkan dan diadministrasikan sesuai dengan SOP 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 4. Praktek 1) Membuat catatan hasil persiapan pelaksanaan pengukuran 2) Membuat format catatan hasil persiapan pelaksanaan Marking Kolom Praktis 3)Mendiskusika n catatan hasil persiapan pelaksanaan dengan pengguna jasa untuk disetujui 1. Alat Ukur Tanah dan Penggunaan nya-heinz Frick- 2. Ilmu Ukur Tanah- Sutomo Wongso Tjitro- 3. Pekerjaan Dasar Survei-Triono Budi Astanto- 25 menit Diskusi kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi Menentukan metodologi pekerjaan pengukuran Praktek: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen Kompetensi Menyusun Menentukan metodologi pekerjaan pengukuran Halaman: 19 dari 49

20 BAB IV PERSIAPAN PELAKSANAAN PENGUKURAN 4.1 Umum. Modul ini meliputi penentuan jenis alat ukur dan perlengkapannya sesuai dengan jenis pekerjaan, penentuan personil pengukuran dan penentuan metodologi pekerjaan pengukuran. Pekerjaan persiapan ini sangat penting untuk dilakukan mengingat kesalahan atau ketidaksempurnaan pekerjaan persiapan akan sangat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pengukuran. Ketidaklancaran ini bisa berupa keterlambatan atau tertundanya pekerjaan karena kesalahan pemilihan alat, sehingga terpaksa waktu bertambah karena harus menukar peralatan yang sesuai kebutuhan. Gambar 4.1 Pembangunan The Sentinel di Takapuna, North Shore City, New Zealand 4.2 Penentuan jenis alat ukur dan perlengkapannya sesuai dengan jenis pekerjaan. Halaman: 20 dari 49

21 Sehubungan dengan pekerjaan bangunan gedung maka kegiatan pengukuran yang akan dilakukan adalah mayoritas penentuan posisi vertikal yang mendominasi oleh karena itu kita memerlukan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan penetapan posisi elemen bangunan dominan pada arah vertikal. Gambar 4.2 Berbagai macam Alat Ukur Inventarisasi dan penyusunan Alat ukur dan perlengkapannya yang dibutuhkan dalam suatu daftar simak. Ilmu Ukur Tanah adalah ilmu yang mempelajari pengukuran-pengukuran yang diperlukan untuk menentukan letak relatif titik-titik di atas, atau di bawah permukaan tanah, atau sebaliknya dengan memasang titik-titik pengukuran di lapangan. Titik-titik yang ditentukan di lapangan berguna untuk detail peta, untuk menentukan garis-garis, jalur-jalur dan kemiringan-kemiringan konstruksi pada pekerjaan teknik sipil. Pengukuran-pengukuran ini dilakukan pada daerah yang relatif sempit, dimana tidak perlu diperhitungkan adanya faktor kelengkungan bumi seperti dalam Ilmu Geodesi Tinggi. Sebagaimana telah diketahui bahwa permukaan bumi tidak datar, artinya titik satu dengan yang lainnya tidak sama tinggi, maka tinggi titik kedua Halaman: 21 dari 49

22 tersebut dapat dihitung, apabila titik pertama telah diketahui tingginya dan beda tinggi antara kedua titik tersebut diketahui. Tinggi titik pertama (El.1) dapat didefinisikan sebagai tinggi lokal ataupun terikat dengan titik yang lain yang telah diketahui tingginya. Sedangkan selisih tinggi atau lebih dikenal dengan beda tinggi (h) dapat diketahui/diukur dengan menggunakan prinsip sipat datar. a. Tata cara mengidentifikasi kebutuhan peralatan dan perlengkapan. Penggunaan peralatan pengukuran perlu disusun berdasarkan jenis kegiatan untuk mempermudah pemahaman tim pengukuran dalam mempersiapkan peralatan sebaliknya kesulitan dalam penggunaan peralatan menyebabkan waktu yang dibutuhkan dalam pengukuran tidak efisien. b. Tata cara pengukuran sipat datar yang dilakukan untuk mengukur titik ketinggian. Waterpass diletakkan diantara 2 (dua) titik yang akan diukur beda tingginya bacaan dilakukan terhadap rambu yang dipasang pada dua titik tersebut serta pengurangan bacaan muka dengan bacaan belakang adalah beda tinggi yang dicari. Pengukuran menggunakan sipat datar optis adalah pengukuran tinggi garis bidik alat sipat datar di lapangan melalui rambu ukur. Rambu ukur ini berjumlah 2 buah masing-masing didirikan di atas dua patok/titik yang merupakan jalur pengukuran. Alat sipat datar optis kemudian diletakan di tengah-tengah antara rambu belakang dan muka. Alat sipat datar diatur sedemikian rupa sehingga teropong sejajar dengan nivo yaitu dengan mengetengahkan gelembung nivo. Halaman: 22 dari 49

23 Setelah gelembung nivo diketengahkan (garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu kesatu) barulah dibaca rambu belakang dan rambu muka yang terdiri dari bacaan benang tengah, atas dan bawah. Beda tinggi slag tersebut pada dasarnya adalah pengurangan Benang Tengah belakang (BTb) dengan Benang Tengah muka (BTm). Pengukuran beda tinggi dengan cara sipat datar dapat memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan cara-cara trigonometris dan barometris, maka titik-titik kerangka dasar vertikal diukur dengan sipat datar. Pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal maksudnya adalah pembuatan serangkaian titik-titik di lapangan yang diukur ketinggiannya melalui pengukuran beda tinggi untuk pengikatan ketinggian titik titik lain yang lebih detail dan banyak. Tujuan pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal adalah untuk memperoleh informasi tinggi yang relatif akurat di lapangan sedemikian rupa sehingga informasi tinggi pada daerah yang tercakup layak untuk diolah sebagai informasi yang layak kompleks. Referensi informasi ketinggian diperoleh melalui suatu pengamatan di tepi pantai yang dikenal dengan nama pengamatan pasut. Pengamatan pasut dilakukan menggunakan alat-alat sederhana yang bekerja secara mekanis, manual dan elektronis. Tinggi permukaan air laut direkam pada interval waktu tertentu dengan bantuan pelampung baik dalam kondisi air laut pasang maupun surut. Pengamatan permukaan air laut pada interval tertentu kemudian diolah dengan bantuan ilmu statistik sehingga diperoleh informasi mengenai tinggi muka air laut rata-rata atau sering dikenal dengan istilah Mean Sea Level (MSL). MSL ini berdimensi meter dan merupakan referensi ketinggian bagi titik-titik lain di darat. Dasar penyusunan peralatan ukur adalah jadwal pekerjaan pengukuran dan penyusunan peralatan yang diperlukan. Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam menyusun peralatan yang diperlukan. 1) Nama alat 2) Merk 3) Tipe 4) Seri 5) Tingkat ketelitian 6) Kalibrasi terakhir 7) Jumlah 8) Lama pemakaian Alat pertama yang akan dibahas disini adalah alat sipat datar optis. Pada dasarnya alat sipat datar terdiri dari bagian utama sebagai berikut: Halaman: 23 dari 49

24 Gambar Waterpass 1) Teropong berfungsi untuk membidik rambu (menggunakan garis bidik) dan memperbesar bayangan rambu. 2) Nivo tabung diletakan pada teropong berfungsi mengatur agar garis bidik mendatar. Terdiri dari kotak gelas yang diisi alkohol. Bagian kecil kotak tidak berisi zat cair sehingga kelihatan ada gelembung. Nivo akan terletak tegak lurus pada garis tengah vertikal bidang singgung di titik tengah bidanglengkung atas dalam nivo mendatar. 3) Kiap (leveling head/base plate), terdapat sekrup-sekrup kiap (umumnya tiga buah) dan nivo kotak (nivo tabung) yang semuanya digunakan untuk menegakkan sumbu kesatu (sumbu tegak) teropong. 4) Sekrup pengunci (untuk mengunci gerakan teropong kekanan/ kiri). 5) Lensa okuler (untuk memperjelas benang). 6) Lensa objektif/ diafragma (untuk memperjelas benda/ objek). 7) Sekrup penggerak halus (untuk membidik sasaran). 8) Vizir (untuk mencari/ membidik kasar objek). 9) Statif (tripod) berfungsi untuk menyangga ketiga bagian tersebut di atas. Halaman: 24 dari 49

25 Gambar Waterpass dan rambu ukur Rambu ukur 2 buah. Rambu ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3m-5m pembacaan dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. Gambar Rambu Ukur Statif. Statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti Sipat datar. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Statif saat didirikan harus rata karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran. Halaman: 25 dari 49

26 Gambar Statip Unting-Unting. Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada seutas tali. Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan tanah atau sebaliknya. Gambar Unting-unting Patok. Patok dalam ukur tanah berfungsi untuk memberi tanda titik yang dipasang pada bagian atas untuk menempatkan target seperti untingunting atau jalon. Titik tersebut akan diukur dan akan diperlukan lagi pada waktu lain. Patok biasanya ditanam didalam tanah dan yang menonjol antara 5 cm - 10 cm, dengan maksud agar tidak lepas dan tidak mudah dicabut. Patok terbuat dari beberapa macam bahan seperti: kayu, besi atau beton sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya yang bersifat sementara atau permanen/tetap. i. Patok Kayu, Patok kayu yang terbuat dari kayu, berpenampang bujur sangkar dengan ukuran + 50mm x 50mm, dan bagian atasnya diberi cat dan dipasang paku. ii. Patok Beton atau Besi di atasnya dipasang bout. Halaman: 26 dari 49

27 Patok yang terbuat dari beton atau besi biasanya merupakan patok tetap yang akan masih dipakai diwaktu lain. Gambar Patok kayu dan besi Pita ukur (meteran) Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tidak, dan kadang-kadang diperkuat dengan benang serat. Pita ini tersedia dalam ukuran panjang 10m, 15m, 20m, 25m, 30m, atau 50m. Kelebihan dari alat ini bisa digulung dan ditarik kembali. Kelemahannya adalah kalau ditarik akan memanjang, cepat rusak, mudah putus, dan tidak tahan air. Gambar Pita Ukur Payung Payung ini digunakan atau memiliki fungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan untuk alat ukur itu sendiri. Hal ini disebabkan karena bila alat ukur sering kepanasan atau kehujanan, lambat laun alat tersebut pasti mudah rusak (seperti; jamuran, dll). Halaman: 27 dari 49

28 Gambar Payung c. Tata cara menyusun kebutuhan peralatan dan perlengkapan dalam daftar simak Jika menyangkut sudut dan jarak, peralatan ukur yang perlu disiapkan adalah 1) Total Station Gambar Total Station Halaman: 28 dari 49

29 2) Teodolith Gambar Theodolite Jika menyangkut elevasi atau beda tinggi, peralatan ukur yang perlu disiapkan adalah waterpass dan yang menentukan peralatan ukur Halaman: 29 dari 49

30 yang akan dipakai adalah juru ukur dengan mengacu kepada gambar kerja yang diterima. Gambar Pengadaan peralatan ukur perlu dikoordinasikan kepada chief juru ukur dan bagian gudang. Kegunaan daftar simak peralatan dan perlengkapan adalah untuk mengkorfirmasi atas pemenuhan ajuan kebutuhan peralatan Kalibrasi Alat ukur yang akan digunakan sesuai dengan ketentuan. Setiap kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur, maka pemeriksaan yang kita lakukan selalu mengandung ketidak-pastian atau kesalahan. Memang pada prinsipnya tidak mungkin menentukan suatu jarak atau sudut dengan tepat. Kita hanya dapat menentukan harga perkiraan. Dengan perhitungan kesalahan, maka dapat diperkirakan besarnya kesalahan pada ukuran. Tambahan pula terdapat informasi penting tentang kualitas ukuran. Kesalahan-kesalahan yang timbul dapat dibagi atas tiga kelompok berikut: Kesalahan kasar oleh kekeliruan yang berat, dan selalu dapat dihindari dengan penyipatan pada umumnya dilakukan dua kali, kesalahan kasar mudah ditiadakan. Kesalahan acak (kebetulan) ialah ketidak-telitian yang selalu timbul pada penyipatan, oleh perubahan suasana dan lapangan dan oleh perbedaan kecil pada pembuatan alat ukur sudut yang tidak dapat diatasi. Kesalahan acak (kebetulan) mempengaruhi hasil penyipatan secara tidak tentu dan timbul baik dengan tanda positif maupun dengan tanda negatif. Pada cara-cara mengatasi kesalahankesalahan kita hanya mencantumkan kesalahan acak. Kesalahan sistimatik timbul sepihak, bertanda positif atau negatif. Kesalahan sistimatik diakibatkan oleh penyipatan yang ceroboh (misalnya: rambu ukur yang tidak diluruskan atau pengukuran jarak dengan pita ukur yang tidak teliti) atau oleh pengaruh suasana pada garis bidik dan oleh alat ukur sudut yang tidak diatur dengan teliti. Halaman: 30 dari 49

31 Kesalahan sistimatik dapat diatasi dengan penentuan pengaruhnya secara analistis, bekerja teliti dan dengan alat ukur sudut yang di stel dengan teliti juga. Sebagai keterangan pengaruhnya kesalahan-kesalahan di atas, perhatikan contoh berikut. Seorang penembak membidik dengansenjatanya ke sasaran A, sesudah ia menembak beberapa kali diperiksa hasil tembakannya. Ternyata berkisar di bawah B kecuali yang mengenai titik a, b dan c yang jelas merupakan kesalahan kasar karena tidak dibidik dengan teliti. Hasil tembakan yang lain terletak sekitar suatu titik pemusatan, sebagian sebelah atas. Ini merupakan kesalahan acak karena titik pemusatan ini terletak pada B dan bukan pada sasaran. A seharusnya, maka terjadi kesalahan sistimatik sebesar a. Kesalahan ini mungkin ada pada penembak atau karena ada angin dari samping atau alat pembidik pada besi bengkok dan sebagainya. Kesalahan sistimatik ini hanya dapat diperbaiki jikalau kita mengetahui kesalahannya. Hal ini berlaku pula pada kesalahan dalam menyipat. Sifat-sifat kesalahan kebetulan dapat dilihat pada garis kesalahan pada gambar di atas. Jikalau dibandingkan dengan sasaran pengenaan pada sasaran B, dapat kita mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Banyaknya kesalahan yang positif dan yang negatif kira-kira sama, maka jumlahnya menjadi nol. 2. Banyaknya kesalahan kecil lebih besar daripada kesalahan besar. 3. Kesalahan besar (d, e, f dan g) agak jarang. Kesalahan Rata-Rata Sebagai penilaian terhadap si penembak kita menentukan jarak-jarak dari titik berat (sasaran) dan menentukan kesalahan rata-rata t, yang menjadi jumlah jarak [ v bagi banyaknya lubang tembakan (n) sebagai berikut: Kesalahan Rata-Rata Kuadratis (salah menengah) Pada penentuan kesalahan rata-rata pengaruh kesalahan yang besar masih kurang diperhatikan. Maka kita menentukan kesalahan rata-rata kuadratis m sebagai jumlah kuadrat kesalahan masing-masing. Cara ini kadang-kadang juga dinamakan least squares method atau salah menengah. Jikalau kita misalnya telah mengukur n-kali suatu sudut a ratarata dapat kita tentukan sebagai harga rata-rata : dapat dianggap sebagai harga sudut yang paling mungkin. Harga rata-rata X diperlukan sebagai harga 'benar' dan harga a1. a2, an sebagai harga Halaman: 31 dari 49

32 'pengamatan'. Harga 'benar' dikurangi harga 'pengamatan' menghasilkan 'koreksi', yaitu harga residu v, dengan harga 'pengamatan' harus dikoreksi agar diperoleh harga rata-rata f benar'). Kesalahan Perkiraan Kesalahan perkiraan P kita hitung dengan bantuan kesalahan rata-rata menurut rumus berikut: P = 0,6745 m = 2/3 m Kesalahan perkiraan biasanya digunakan pada ilmu astronomi Penyiapan alat ukur. a. Penyiapan alat ukur Yang dilakukan juru ukur terhadap alat ukur sebelum mulai pekerjaan pengukuran, adalah menguasai materi pekerjaan, menyiapkan peralatan dan menyiapkan pengaturan peralatan. Penggunaan peralatan perlu disusun agar tercipta kegiatan yang tepat alat dan tepat waktu. Jika penggunaan peralatan tidak disusun kemungkinan terjadinya benturan waktu penggunaan peralatan. Contoh penyusunan penggunaan peralatan, untuk pekerjaan yang memerlukan data sudut saja dikelompokkan menjadi satu dengan peralatan yang disediakan yaitu theodolith atau total station. Yang menyusun penggunaan peralatan adalah juru ukur dan atasannya. Susunan penggunaan peralatan dikoordinasikan kepada atasan langsung dan bagian peralatan. b. Pengaturan peralatan total station Langkah-langkah cara mengatur peralatan total station : Pasang kaki tiga penyangga / tripod / statip pada tempat yang dikehendaki, biasanya pada titik yang sudah diketahui koordinat dan evelasinya. Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil serta posisi pelat tempat dudukan alat ukur (tribrach) pada posisi semendatar mungkin. Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing kaki secukupnya. Pasang total station pada dudukan atau tribrach dan kencangkan sekrupnya. Secara simultan tepatkan penanda ketepatan posisi as vertical total station pada titik yang dikehendaki (centering). Atur sumbu I Vertikal dan Sumbu II Horisontal dengan menggunakan sekrup penyeimbang nivo kotak dan nivo tabung, yang biasanya disebut sekrup A, B, C. Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar dengan posisi kita berdiri, tepatkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran yang ada. Halaman: 32 dari 49

33 Putar total station terhadap sumbu I sebesar 900 terhadap posisi kita, cek apakah posisi nivo masih tetap berada di tengah lingkaran, jika tidak gunakan sekrup C untuk menepatkan nivo kembali ke tengah lingkaran. Cek kembali posisi penanda ketepatan as sumbu vertikal apakah masih berada pada posisi titik yang dimaksud. Jika bergeser maka kendorkan sekrup pengunci total station pada tribrach dan geser perlahan-lahan sehingga posisi penanda arah vertikal tepat berada di titik yang yang dikehendaki lalu kuatkan sekrup pengikat. Cek kembali posisi gelembung apakah masih berada di pusat lingkaran, jika tidak gunakan sekrup A, B, C kembali secara lebih perlahan untuk menepatkan posisi gelembung nivo pada lingkaran yang ada. Jika centering dan posisi gelembung pada masing-masing nivo sudah berada pada tengah-tengah bidang nivo, maka alat sudah siap untuk dioperasikan. c. Tata cara menjaga fungsi setiap bagian peralatan ukur terkalibrasi. Sekrup A, B, C adalah sekrup yang digunakan untuk menempatkan nivo yang ada pada alat ukur. Jika sumbu I theodolite tidak vertikal maka bacaan sudut menjadi tidak benar, karena piringan horizontal belum pada posisi benar-benar horizontal. Waterpass tidak mempunyai sumbu vertikal, hanya dapat diputar secara horizontal. Centering adalah menempatkan berdirinya alat tepat di atas titik yang dimaksud di atas permukaan tanah/obyek. d. Pengecekan terhadap kondisi alat ukur yang sudah dikalibrasi. Pengecekan terhadap kondisi alat ukur berguna untuk mendapatkan hasil yang sempurna, menghilangkan kesalahan pengukuran dari awal. Bila di dalam kerangka acuan dipersyaratkan kesalahan linier pengukuran jarak poligon adalah 1 : 7.500, maka alat ukur jarak yang dipersiapkan adalah Alat ukur jarak elektromagnetis. Untuk mengetahui apakah alat waterpass yang akan digunakan dalam kondisi baik, pengecekan yang dilakukan antara lain adalah garis bidik sejajar garis arah nivo, garis bidik tegak lurus sumbu Ketelitian alat ukur sipat datar ditentukan oleh a. Perbesaran teropong dan kepekaan nivo b. Ketelitian rambu c. Ketelitian penggerak halus horizontal Pengecekan/kalibrasi yang harus dilakukan pada alat theodolit adalah pengecekan sumbu I (vertikal) tegak lurus bidang nivo. Halaman: 33 dari 49

34 4.2.3 Penentuan Bahan perlengkapan dan penunjang pekerjaan pengukuran yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam spesifikasi teknis kita bisa mendapatkan standar bahan perlengkapan dan penunjang pekerjaan yang telah diatur sedemikian rupa agar semua bahan perlengkapan dan penunjang pekerjaan tidak ditentukan menurut pilihan masing-masing juru ukur, tetapi harus mengikuti standar yang telah ditentukan agar supaya bisa diperoleh hasil pekerjaan yang standar. a. Penjelasan bahan perlengkapan penunjang pekerjaan pengukuran sesuai spesifikasi teknis. Untuk persiapan stake out posisi horizontal alat yang perlu disiapkan adalah Theodolith atau Total Station. Agar supaya proses pekerjaan pengukuran ini bisa berjalan dengan baik maka diperlukan alat-alat penunjang pekerjaan pengukuran yang lain. b. Maksud dari setting alat ukur. Yang dimaksud setting alat/peralatan ukur adalah pengaturan peralatan ukur sesuai standar dari pabrik agar peralatan tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Yang melakukan setting alat ukur di lapangan adalah Juru ukur. Peralatan alat ukur yang dimaksud segera di settting di lapangan pada posisi titik acuan yang sudah diketahui c. Identifikasi kebutuhan bahan perlengkapan yang tercantum dalam spesifikasi teknis. Didalam spesifikasi teknis biasanya memang tidak hanya menyebutkan ketentuan tentang alat ukur yang dipakai tetapi juga behan perlengkapan yang lain yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pengukuran. Untuk itu perlu harus dilakukan identifikasi secara cermat terhadap kebutuhan ini, agar memenuhi persyaratan spesifikasi teknis. Ada tiga peralatan pendukung selain alat ukur yang diperlukan oleh seorang juru ukur yaitu peralatan tulis, bak ukur atau target dan meteran Halaman: 34 dari 49

35 4.3 Penentuan personil pengukuran Gambar 4.3 Personil Pengukuran Keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan tergantung pada kompetensi petugas yang dirumuskan dalam tiga elemen yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tentu saja bahwa seorang geodesi haruslah memiliki pengetahuan tentang masalah pengukuran dan masalah konstruksi bangunan gedung. Keterampilan dan sikap yang sesuai ditentukan oleh pengalaman dan jam terbang pada kegiatan yang sesuai. Ini bisa dibuktikan dengan sertifikat dan dan bukti pengalaman kerja yang bersangkutan Penentuan Kualifikasi juru ukur sesuai kebutuhan dan disusun dalam daftar simak Semua personil yang terkait dengan kegiatan konstruksi, harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan persyaratan pekerjaan yang dilakukan, tidak terkecuali juru ukur yang memegang peranan tidak kalah penting dibanding petugas pelaksana lapangan lainnya.oleh karena itu perlu ditetapkan kualifikasi juru ukur dengan menggunakan daftar simak. a. Penjelasan lingkup kerja pengukuran yang tertera dalam spesifikasi. Lingkup kerja pengukuran untuk pekerjaan konstruksi 1) Pekerjaan lantai kerja. 2) Pekerjaan Pembesian. 3) Lantai/Slab. 4) Kolom. 5) Dinding (wall). 6) Bekisting Balok / lantai. 7) Pemindahan As bangunan. 8) Pemindahan Elevasi Keatas. 9) Settlement bangunan. 10) Finishing. b. Identifikasi kebutuhan juru ukur sesuai pekerjaan pengukuran. Untuk mengetahui kemampuan/ kompetensi personil yang terlibat dalam kegiatan pengukuran adalah melihat dari rekam jejak/curicullum Halaman: 35 dari 49

36 vitae personil yang bersangkutan, melakukan test/wawancara maupun praktek dan mencari informasi dari fihak ketiga. Cara mengantisipasi jadwal penugasan juru ukur ialah dengan lebih mencermati dan memeriksa jadwal setiap pekerjaan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun kebutuhan juru ukur pengukuran: a. volume pekerjaan. b. waktu pelaksanaan. c. jenis pekerjaan. d. kompetensi juru ukur. c. Identifikasi kebutuhan juru ukur kedalam daftar simak. Keterkaitan jadwal pengukuran terhadap kebutuhan juru ukur adalah bahwa Juru ukur bekerja berdasarkan jadwal pengukuran. Jika waktu yang dialokasikan sangat pendek maka kita harus menambah personil juru ukur, jam kerja dalam sehari dan peralatan Perhitungan Kebutuhan juru ukur dan pembantu juru ukur Berdasarkan jadwal yang telah disetujui oleh pengguna jasa, semua kegiatan kerja di lapangan dilaksanakan mengikuti batas waktu sebagaimana bisa dilihat dalam rincian jadwal yang biasanya berbentuk bar chart atau network planning untuk proyek-proyek yang memiliki batas waktu yang ketat. Demikian juga untuk juru ukur dimana kegiatannya akan mengawali pekerjaan konstruksi memiliki batas waktu yang sejalan dengan kegiatan konstruksi. Untuk bisa menetapkan jumlah dan kualifikasi juru ukur, diperlukan informasi tentang batas waktu yang tersedia untuk kegiatan pengukuran. Untuk batasan waktu yang berbeda tentunya diperlukan jumlah dan kualifikasi personil yang berbeda pula. a. Identifikasi kebutuhan juru ukur pembantu sesuai pekerjaan pengukuran. Semua kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan suatu kontrak kerja didasarkan atas ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak yang meliputi seluruh dokumen terkait mulai dari proses tender hingga penetapan pemenang tender. Dasar proses rekruitmen juru ukur yang akan terlibat dalam kegiatan survai topografi adalah Lingkup kegiatan dan persyaratan kualifikasi yang tercantum dalam dokumen tender/kak. b. Tata cara menjelaskan Personil yang terlibat dalam kegiatan pengukuran bangunan gedung Halaman: 36 dari 49

37 Dalam menjalankan kegiatan pengukuran tentunya diperlukan satu tim yang bekerjasama secara kelompok. Tim ini diketuai oleh seorang ketua Tim, dan Personil yang terlibat dalam kegiatan pengukuran bangunan gedung, adalah Geodetic Engineer, Asisten Geodesi/Chief Surveyor, Surveyor, CAD Operator dan Tenaga Lokal. c. Tata cara merekrut personil survai topografi secara selektif sesuai kualifikasi. Tidak berbeda dengan proses rekrutmen tenaga kerja yang lain, untuk mengetahui kemampuan/kompetensi juru ukur yang terlibat dalam pekerjaan ini, kegiatan yang dilakukan adalah merekam jejak/curriculum vitae juru ukur yang bersangkutan, melakukan test/ wawancara dan mencari informasi dari pihak ketiga Penetapan Kriteria penilaian evaluasi kinerja juru ukur Kinerja seorang karyawan tergantung pada kompetensi yang menyangkut tiga unsur yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dan keterampilan biasanya tidak terlalu sulit untuk dipelajari oleh siapapun. Termasuk juru ukur yang telah memiliki pengalaman tentunya pengetahuan dan keterampilannya pasti sudah memadai, namun apabila menyangkut perilaku yang sesuai dengan bidang pekerjaan, tentu harus mengacu pada nilai-nilai profesionalisme/etika kerja. a. Tata cara menjelaskan maksud dan tujuan penetapan kriteria kinerja juru ukur. Penetapan kriteria kinerja juru ukur memiliki maksud dan tujuan untuk bisa memonitor pekerjaannya selama melaksanakan kegiatan b. Tata cara menetapkan kriteria kinerja juru ukur. Selama kegiatan pengukuran berjalan, kegiatan juru ukur akan termonitor kinerjanya, antara lain dari kegiatan pengukuran saat melakukan orientasi, pengikatan titik ikat, detail, hasil data, hitungan hasil data dan penggambaran, serta membuat laporan, kedisiplinan dan kerjasama tim. c. Penjelasan tindakan-tindakan yang perlu di lakukan, Untuk menghindari terjadinya manipulasi data pada saat pengolahan/penghitungan data, tindakan-tindakan perlu dilakukan adalah menggunakan peralatan timbang yang telah dikalibrasi. Halaman: 37 dari 49

38 4.4 Penentuan metodologi pekerjaan pengukuran Metodologi dalam banyak aspek sangat menentukan kinerja, oleh karena itu pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu juru ukur melaksanakan pekerjaannya Penentuan Metodologi penetapan titik referensi (BM) dan pengukuran leveling, vertikal, stake out, bowplank berdasarkan pada gambar kerja. Dengan menggunakan BM sebagai titik awal semua pekerjaan pengukuran dilakukan untuk menetapkan posisi yang tepat dari suatu titik lokasi bangunan pada sumbu cartesian sumbu x, y dan z. BM sebagai titik awal merupakan titik ikat yang akan mengendalikan proses penempatan posisi dari pekerjaan yang akan dilakukan. a. Tata cara menetapkan metoda penetapan titik referensi (BM). Pengukuran titik kontrol vertikal untuk survai topografi disyaratkan menggunakan metode 1) Pengukuran pergi pulang pada setiap seksi 2) Pengukuran pergi pulang pada setiap slag b. Penjelasan penggunaan referensi BM. Penentuan posisi jika ditentukan dari titik B.M. atau titik gride line yang sudah ditentukan yang bereference B.M. yang ada adalah: 1) Penentuan Elevasi tanah diambil dari Elevasi B.M. yang sudah ditentukan, sehingga didapatkan hasil elevasi tanah seperti yang dikehendaki dalam gambar pelaksanaan. 2) Untuk acuan level cor lean concrete dipasang pada Iokasi yang akan dicor dengan patok bambu atau dengan reiat kayu kasau, dengan jarak antaranya sekitar 2 meter. c. Penjelasan maksud titik referensi. Titik referensi atau titik ikat adalah titik yang mempunyai besaran koordinat dan elevasi, dimana titik ini digunakan sebagai patokan awal untuk semua proses penggambaran yang menyangkut koordinat. Informasi yang dimiliki titik referensi adalah : a. Absis (X) b. Ordinat (Y) c. Elevasi (El) Halaman: 38 dari 49

39 Sebelum dipergunakan titik referensi perlu dicek kebenarannya, sebab sebagai fungsi acuan, maka kebenaran titik referensi mutlak perlu dicek dan diyakini bersama. Vertikal kolom adalah: 1) Posisi kolom di-marking di atas lantai after concrete dengan mengacu ke titik reference yang ada. 2) Dalam pembuatan sepatu kolom akan dilakukan pengawasan mengenai posisinya, sehingga posisi kolom secara horizontal akan terkontrol. 3) Setelah bekisting terpasang maka dilakukan pengechekan untuk vertikal kolom serta ukuran dimensi kolom. Dimensi kolom dicek di bagian atas dari pada bekisting dengan mistar siku dan meteran untuk ukurannya. 4) Setelah kolom betul-betul berdiri vertikal maka ditentukan level stopcor dari kolom Pengukuran Bekisting Kolom dilakukan: 1) Setelah bekisting kolom terpasang, maka sebelum dilakukan pengecoran harus di lakukan pengecekan tentang kevertikalannya serta ukuran dimensi kolom. Dimensi kolom dicek pada bagian top atau atas bekisting dengan mistar siku dan meteran kecil. Pengecekan vertikal kolom dapat dilakukan dengan memasang unting-unting atau lot ataupun dengan alat ukur theodolite dengan bantuan bak ukur. 2) Sebelum kolom dilakukan pengecoran, maka harus diyakini tentang kevertikalannya dan posisi stop cor dari kolom yang besarnya 1 sampai dengan 2 cm di atas dasar balok di atas kolom untuk balok yang terbesar atau terbawah bagian dasarnya yang akan dipasang, disamping pekerjaan lain yang ada sangkut pautnya berada dalam kolom tersebut. Stake out adalah penempatan kembali suatu titik yang diketahui koordinatnya pada gambar ke posisi sebenarnya di lapangan. Ada 2 (dua) macam stake out posisi: 1) Stake out posisi horisontal 2) Stake out posisi vertical Data yang diperlukan untuk melakukan stake out horizontal 1) Koordinat titik acuan 2) Arah acuan 3) Besar sudut yang ada di titik acuan, sudut antara sisi arah acuan ke titik yang di-stake out 4) Jarak datar dari titik acuan ke detil yang akan di-stake out Data yang diperlukan untuk melakukan stake out vertikal 1) Elevasi titik acuan 2) Elevasi titik yang akan di-stake out Halaman: 39 dari 49

40 Cara mencari jarak antara dua titik yang diketahui koordinatnya adalah dengan menggunakan rumus : d 2 (( X -X A) ( Y1-Y 1 A dimana : X 1, Y 1 : koordinat titik 1 X A, Y A : koordinat titik A ) 2 ) Hasil stake out perlu ditandai sebab berdasarkan tanda-tanda atau marking inilah pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk disetujui oleh: 1) Pemilik pekerjaan 2) Kontraktor pelaksana 3) Konsultan supervisi Bowplank adalah salah satu cara untuk memberikan tanda untuk pelaksanaan konstruksi, bowplank ini biasanya digunakan sebagai penanda kemiringan atau batas suatu luasan. Bowplank dipergunakan untuk menempatkan tanda bantuan elevasi dan as-as bangunan. Penandaan stake out itu dilakukan pada tempat yang menjadi center line suatu konstruksi atau pada peil yang berada di dekat pelaksanaan konstruksi. Cara penandaan apabila stake out dilakukan dengan bentuk luasan, penandaan diberikan secara detil mengikuti rencana bentuk luasan Penentuan metodologi pemindahan elevasi lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja Persoalan utama pada setting out bangunan gedung adalah : keterbatasan pandangan karena terhalang oleh elemen gedung yang sudah terbangun. Perlu pemilihan metode yang tepat dalam memindahkan posisi dari lantai ke lantai. a. Penjelasan maksud dan tujuan pemindahan elevasi lantai. Maksud dan tujuan pemindahan elevasi lantai adalah untuk mendapatkan posisi elevasi yang tepat dengan mengacu pada elevasi yang dibawahnya. b. Penjelasan cara menetapkan metoda pemindahan elevasi lantai. 1. Untuk acuan elevasi dari pada level lantai adalah dengan memasang pelat dari besi galvanize diameter 1.25 sampai dengan 1.50 inch, yang dipasang dengan bahan penguat kaki ayam yang terbuat dari besi yang bisa (dinaik dan turunkan). Halaman: 40 dari 49

41 2. Untuk memonitor elevasi pengecoran Slab / lantai dilakukan dengan alat ukur Waterpass yang dibuat sedemikian rupa untuk mengamati selama pengecoran, sehingga hasil dari pengecoran lantai akan sesuai dengan level rencana dan akan dibatasi dengan toleransi yang diperbolehkan. 3. Pengamatan ini dilaksanakan sampai dengan tahap akhir finish level lantai atau sampai dengan penggosokkan kedua. 4. Reference level yang dipergunakan diambil dari B.M. yang sudah disetujui Jenis/bagian pekerjaan lantai, penentuan posisi / lokasi yaitu bagian : b. Slab c. Balok / grade beam d. Sum pit e. Core mat f. Pile cap c. Penjelasan tahapan pemindahan elevasi/ketinggian Elevasi dibawa dengan meteran lewat kolom atau wall yang ada di lubang lift dengan memanfaatkan stek besi dari kolom atau wall. Bila memungkinkan melalui stek besi kolom maka elevasi bias dipindahkan, dengan catatan stek yang dipiiih betul vertikal dan kuat. PEMINDAHAN ELEVASI / KETINGGIAN. a. Lewat Dinding beton. Dinding / Wall Slab / lantai SFL. Openning ME Meteran Meteran Openning M E. lantai SFFL. Slab / lantai Openning ME lantai 2. Openning M E. Slab / lantai SFFL. Lantai.1 / Dasar SFL ; Struktur Finish level Penentuan Metodologi pemindahan as bangunan dari lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja Penetapan posisi as bangunan sebagaimana penetuan posisi titik yang lain akan merupakan proses berkesinambungan dari satu lantai ke lantai diatasnya. Oleh karena itu kesalahan pemindahan disetiap lantai akan terakumulasi hingga level yang tertinggi. Penggunaan alat yang terkalibrasi dengan baik dan benar akan membantu menurunkan tingkat kesalahan. a. Penjelasan maksud dan tujuan pemindahan as bangunan. Halaman: 41 dari 49

42 Yang dimaksud dengan pemindahan as bangunan adalah upaya untuk menetapkan as bangunan yang akan di bangun agar berkesinambungan dengan dengan as bangunan yang dibawahnya. b. Penetapan metoda pemindahan as bangunan. Cara melakukan pemindahan As bangunan, dan tahapan pelaksanaan selanjutnya Referensi Line yang ada dilantai dasar tersebut digunakan sebagai acuan untuk Referensi Line dilantai selanjutnya. 1) Cara pemindahan as bangunan dengan menggunakan Unting- Unting Cara ini dengan menaikan Referensi Line dengan cara me-lot per lantai (dilubang sparing). Cara ini digunakan biasanya untuk bangunan yang meluas, karena hal ini relatif mudah dan tidak memerlukan alat khusus. (2) Cara pemindahan as bangunan dengan menggunakan Theodolite Cara ini dengan "membuang" Referensi Line keluar dari area gedung. Cara ini efeklif digunakan untuk gedung tinggi dengan areal disekitarnya terbuka dan tidak terhalang bangunan lainnya. (3) Cara Plummet Cara ini dengan menaikan Referensi Line dari lantai acuan paling bawah dimana setiap lantainya dibuat sparing yang tegak lurus (vertikal) setiap lantainya dengan menggunakan alat plummet / centering. Cara ini efektif digunakan untuk bangunan gedung yang tinggi karena dengan alat tersebut akan menghasilkan ketelitian yang tinggi. Cara memindahkan as bangunan kelantai atasnya digunakan alat ukur khusus yaitu alat ukur Plummet. Pada lantai basement (Lower level floor) diadakan penentuan titik sebagai acuan titik yang akan dibawa keatasnya. Titik titik ini dipilih sedemikian rupa sehingga bila dibawa keatas tidak akan mengalami gangguan, dan diusahakan diantara titik ini bias saling melihat. Halaman: 42 dari 49

43 Bila dikerjakan ada lebih dari satu tower, maka diantara tower satu ke yang lainnya diusahakan saling bisa terkoneksi dalam satu jaringan (kring). Untuk membawa titik acuan keatas, maka dilantai atasnya dan basement maka akan dibuat Openning ukuran minimum 15 cm kali 15 cm yang posisinya sama dengan yang ada dibawahnya sehingga bila ditarik keatas maka akan ada suatu garis khayal yang betul-betul vertikal. Kemampuan alat Plummet bisa mencapai ketinggian maksimum dari bangunan, sedang untuk kontrolnya akan dibuat titik diluar bangunan proyek yang tetap (misal gedung yang ada diluar proyek) sehingga kevertikalan dari gedung akan terjamin dan terkontrol dengan selalu mengcounter chek ketitik tetap tersebut bila berdiri disetiap lantainya. Alat ukur yang digunakan adalah Wild type ZNL dengan ketelitian 1/ dan atau Sokkia PD.3 dengan ketelitian I/ Gambar Wild type ZNL Gambar Sokkia PD3 Halaman: 43 dari 49

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN

PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN KELOMPOK 7: D51115307 D51115311 D51115314 D51115312 A. M. SYAHDANI MUDRIKAH MAWADDAH HAERI AMRI RACHMAT RIFKY JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR NO. KODE : INA.5230.223.23.03.07 BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi BAB I KONSEP PENILAIAN Latar Belakang Tujuan Metoda Penilaian...

DAFTAR ISI. Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi BAB I KONSEP PENILAIAN Latar Belakang Tujuan Metoda Penilaian... DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Tujuan... 2 1.3 Metoda Penilaian... 2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas

Lebih terperinci

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH 4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS ILMU UKUR TANAH 1 Materi ini menerangkan peralatan yang digunakan didalam praktikum ukur tanah Tujuan Instruksional Khusus:

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE Prinsip kerja optis theodolite Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki

Lebih terperinci

PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium)

PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium) PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium) 1. Tujuan Praktek dan Alat-alat : Praktek ini akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014 LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MEI 2014 TIM PENYUSUN Pujiana (41113120068) Rohmat Indi Wibowo (41113120067) Gilang Aditya Permana (41113120125) Santi Octaviani Erna Erviyana Lutvia wahyu (41113120077)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

alat ukur waterpass dan theodolit

alat ukur waterpass dan theodolit alat ukur waterpass dan theodolit Waterpass dan Theodolite Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi/ peil untuk lantai, balok, dan lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan ketinggian titik yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN WATERPASS

PENGUKURAN WATERPASS PENGUKURAN WATERPASS A. DASAR TEORI Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR NO. KODE : INA.5230.223.23.03.07 BUKU INFORMASI INA.5230.223.23.03.07

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PEMBUATAN LAPORAN PENGUKURAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PEMBUATAN LAPORAN PENGUKURAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PEMBUATAN LAPORAN PENGUKURAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN Pengertian Alat Ukur Tanah Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik di permukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan,

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Beda tinggi adalah perbedaan

Lebih terperinci

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN (Macam-macam Peralatan Ukur Tanah) Disusun oleh: 1. Dinda Safara (5113416039) 2. Mohamad Irsyad Widyadi (5113416038) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University KERANGKA DASAR PEMETAAN Nursyamsu Hidayat, Ph.D. THEODOLIT Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR NO. KODE : INA.5230.223.23.03.07 BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL Kelompok 4 Kelas A Anggota : 1. Aeny Sugianto 12/330070/TK/39261 2. Ahmad

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMK Muhammadiyah Pakem Mata Pelajaran : Ilmu Ukur Tanah Kelas/Semester : X/1 : 4 x pertemuan (4 x 45 menit) A. Kompetensi Inti KI 3 Memahami, menerapkan,

Lebih terperinci

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

METODA-METODA PENGUKURAN

METODA-METODA PENGUKURAN METODA-METODA PENGUKURAN METDA PENGUKURAN HORIZONTAL 1. Metda poligon 2. Metoda Pengikatan 3. Global Positioning System (GPS) METODA PENGUKURAN VERTIKAL 1. M.Sifat Datar 2. M. Trigonometris 3. M. Barometris

Lebih terperinci

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus F. Uraian Materi 1. Konsep Pengukuran Topografi Pengukuran Topografi atau Pemetaan bertujuan untuk membuat peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok 2 1

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok 2 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang IUT adalah bagian yang lebih rendah daripada geodesi. Geodesi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur permukaan bumi. ilmu ukur tanah mencakup kajian dan pengukuran

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI NO. KODE : INA.5230.223.23.02.07 BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

Ir. Atut Widhi Karono APA PERANAN GEODESI DIAREA OILFIELD- ONSHORE PROJECT. Penerbit Ganesha Ilmu Persada

Ir. Atut Widhi Karono APA PERANAN GEODESI DIAREA OILFIELD- ONSHORE PROJECT. Penerbit Ganesha Ilmu Persada Ir. Atut Widhi Karono APA PERANAN GEODESI DIAREA OILFIELD- ONSHORE PROJECT Penerbit Ganesha Ilmu Persada Daftar Isi BAGIAN I PENGENALAN LAND SURVEY 7 Pemakaian Alat Survey Dan Pengukuran 8 A. Perbedaan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Dalam pekerjaan pekerjaan ukur tanah,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP OLEH: FEBRIAN 1215011037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengukuran dan pemetaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI NO. KODE : INA.5230.223.23.02.07 BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik Disusun oleh : 1. Nur Hidayati P07133111028 2. Ratna Dwi Yulintina P07133111030

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pita ukur... 2 Gambar 2. Bak ukur... 3 Gambar 3. Pembacaan rambu ukur... 4 Gambar 4. Tripod... 5 Gambar 5. Unting-unting...

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pita ukur... 2 Gambar 2. Bak ukur... 3 Gambar 3. Pembacaan rambu ukur... 4 Gambar 4. Tripod... 5 Gambar 5. Unting-unting... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv Modul III.1. Teknik Penggunaan Alat Survey... 1 A. Capaian Pembelajaran... 1 B. Sub Capaian Pembelajaran... 1 C. Pendahuluan... 1 D.

Lebih terperinci

BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian 16.2 Bagian Theodolit

BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian 16.2 Bagian Theodolit BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut harisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja. 1.2 Kode Unit. 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi

Lebih terperinci

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE BAG- TSP.004.A- 39 60 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station Bahan ajar On The Job Training Penggunaan Alat Total Station Direktorat Pengukuran Dasar Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 2011 Pengukuran Poligon

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI NO. KODE : INA.5230.223.23.02.07 BUKU KERJA DAFTAR ISI

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Juru Ukur (Technician Surveying) Kode Jabatan Kerja : INA.5230.223.23 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying) Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying) Merupakan ilmu, seni, dan teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar. Yang merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi dengan mempergunakan skala tertentu dan digambarkan pada bidang horizontal dengan mempergunakan proyeksi tertentu, gambaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

TEORI SIPAT DATAR (LEVELLING)

TEORI SIPAT DATAR (LEVELLING) POKOK BAHASAN : TEORI SIPAT DATAR (LEVELLING) Prinsip penentuan beda tinggi; Jenis Peralatan Sipat Datar: Dumpy Level, Tilting level, Automatic Level; Bagian Alat; Mengatur Alat : garis arah niveau, garis

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-issn: 2085-3858 Article History Received February, 2016 Accepted March, 2016 Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang)

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang) LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang) Oleh: Kelompok : 4 Kelas/Hari/Tanggal : TEP Shift B/Rabu, 30 Maret 2016 Nama (NPM) : 1. Reimon

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV -104)

SURVEYING (CIV -104) SURVEYING (CIV -104) PERTEMUAN 6 : METODE PENGUKURAN SUDUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Pengukuran sudut berarti mengukur

Lebih terperinci

MODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT

MODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI BAB I. BAB II. RENCANA PEMBELAJARAN PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT 1. Tujuan dan Alat-alat 2. Petunjuk Umum & Keselamatan Kerja 3. Langkah

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema sederhana pesawat Theodolit.

Gambar 1. Skema sederhana pesawat Theodolit. 2.2 Alat Ukur Sipat Ruang (Theodolit) 2.2.1 Konstruksi Theodolit Secara umum konstruksi theodolit terdiri dari 3 bahagian utama, yaitu : 1. Bahagian Bawah. a. 3 sekrup penyama rata b. Tabung sumbu I c.

Lebih terperinci

Pertemuan Pengukuran dengan Menyipat Datar. Can be accessed on:

Pertemuan Pengukuran dengan Menyipat Datar. Can be accessed on: Pertemuan 3 1. Alat Ukur Tanah 2. Pengukuran dengan Menyipat Datar Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ 1 Pendahuluan Konstruksi alat ukur disesuaikan dengan maksud dan penggunaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA

Lebih terperinci

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring BAB XII Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Alat Ukur GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat, untuk menentukan posisi, kecepatan

Lebih terperinci

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG Abdul Ghani Sani Putra 1006680631 Dila Anandatri 1006680764 Nur Aisyah al-anbiya 1006660913 Pricilia Duma Laura 1006680915

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

PENGUKURAN SUDUT, BEDA TINGGI DAN JARAK

PENGUKURAN SUDUT, BEDA TINGGI DAN JARAK PENGUKURAN SUDUT, BEDA TINGGI DAN JARAK D I S U S U N OLEH :. Astrin Monika Tampubolon. Brando Sinuraya. Devita Sari Manihuruk. Meltina Monalisa Ginting 5. Michael Hizkia Nababan 6. Nurhadi Syahputra 7.

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK KODE PROGRAM PELATIHAN C 11 20 0 1 1 1 II 01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

BAB I PEMETAAN 1. PENDAHULUAN 2. MAKSUD DAN TUJUAN 3. TEORI a. Skala

BAB I PEMETAAN 1. PENDAHULUAN 2. MAKSUD DAN TUJUAN 3. TEORI a. Skala BAB I PEMETAAN 1. PENDAHULUAN Definisi : Peta adalah sarana guna memperoleh infomasi ilmiah mengenai keadaan permukaan bumi dengan cara menggambar berbagai tanda dan keterangan sehingga mudah dibaca dan

Lebih terperinci

Contoh soal : Hitung Beda Tinggi dan Jarak Psw-Titik Horisontal apabila diketahui : TITIK A BA= 1,691 BT = 1,480 BB = 1,296 ta = 1,530 Z = 90'51'02"

Contoh soal : Hitung Beda Tinggi dan Jarak Psw-Titik Horisontal apabila diketahui : TITIK A BA= 1,691 BT = 1,480 BB = 1,296 ta = 1,530 Z = 90'51'02 CARA MENGHITUNG BEDA TINGGI Bagi para Surveyor perhitungan ini tidaklah rumit, namun bagi para pelajar, terkadang mengalami kesulitan dalam menghitung dengan cara manual.oleh karena itu, saya akan membahas

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Melaksanakan Pekerjaan Struktur 1.2 Kode Unit F.45xxx.005.02 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUKURAN DIMENSI DAN PERHITUNGAN VOLUME NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR JARAK DI LAPANGAN WAKTU (JAM):

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : GEODETIC ENGINEER OF BUILDING Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan, Semua Bagian Sub

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR Survei dan Pengukuran APA YG DIHASILKAN DARI SIPAT DATAR 2 1 3 4 2 5 3 KONTUR DALAM ILMU UKUR TANAH Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian

Lebih terperinci