PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT"

Transkripsi

1 VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT 7.1. Tahap Input (Input Stage) Matriks EFE (External Factor Evaluation) Penyusunan matriks EFE dilakukan setelah mengidentifikasi faktor eksternal berupa peluang yang dimiliki serta ancaman yang dihadapi oleh agrowisata Ecotainment. Penyusunan matriks EFE dilakukan dengan memberikan bobot dan rating pada setiap faktor kunci eksternal. Bobot pada setiap faktor kunci eksternal ditentukan oleh dua responden internal dan satu responden eksternal yang berturut-turut yaitu direktur PT Godongijo Asri, Manajer Pemasaran Agrowisata Ecotainment, serta staff bidang pariwisata Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata Seni dan Budaya Kota Depok. Kemudian rating dari setiap faktor kunci eksternal ditentukan oleh direktur PT Godongijo Asri, Manajer Pemasaran Agrowisata Ecotainment. Adapun matriks EFE dapat dilihat pada tabel 6. Skor bobot total faktor-faktor kunci eksternal agrowisata Ecotainment yaitu 2,594 sehingga berada pada skor diatas rata-rata. Nilai tersebut menunjukkan bahwa PT Godongijo Asri secara rata-rata mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari ancaman pada pemasaran agrowisata Ecotainment. Selanjutnya pada perhitungan matriks EFE pun diperlihatkan bahwa skor bobot untuk peluang dan ancaman berturut-turut sebesar 1,333 dan 1,261. Nilai skor bobot peluang yang lebih besar daripada skor bobot ancaman menunjukkan bahwa perusahaan memberikan respon yang lebih tinggi terhadap faktor peluang dibandingkan responnya terhadap faktor ancaman. Hal ini disebabkan rating pada peluang lebih besar dari pada rating pada ancaman, rating menunjukkan tingkat respon strategi perusahaan. Tabel 10 memperlihatkan faktor peluang terpenting untuk berhasil dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa dengan bobot sebesar 0,113. Sedangkan faktor ancaman terpenting yang harus dihindari dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah keluhan dari pelanggan sebagaimana ditunjukkan oleh bobot 0,121.

2 Selanjutnya peluang terbesar yang dimiliki oleh fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment adalah pemanfaatan internet untuk pemasaran dengan skor bobot sebesar 0,333. Pemanfaatan internet untuk pemasaran sangat penting bagi pencapaian visi dan misi perusahaan dalam memasarkan agrowisata Ecotainment. Internet dapat digunakan sebagai media promosi, media komunikasi, serta pencarian informasi terkait pasar dan pesaing. Kemudian, ancaman terbesar yang dihadapi oleh fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment adalah keluhan dari pelanggan dengan skor bobot sebesar 0,362. Keluhan pelanggan yang tidak mampu diatasi dengan baik akan menurunkan minat pelanggan untuk kembali melakukan reservasi. Selain itu pelanggan yang kecewa akan menceritakan kepada pelanggan lainnya perihal kekecewaannya sehingga tidak berniat untuk melakukan reservasi. Tabel 10. Matriks EFE Lingkungan Pemasaran Agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri No. Faktor Kunci Sukses Ekstenal Bobot Rating Skor Bobot Peluang 1. Maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa 0, , Adanya kerja sama dengan penyedia jasa agrowisata Ecotainment 0, , Pemanfaatan internet untuk pemasaran 0, , Pengadopsian trend back to nature dan trend wisata pendidikan 0,094 3,5 0, Pemanfaatan Event expo yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment 0,081 1,5 0,122 Total Peluang 1,333 Ancaman 1. Keluhan dari pelanggan 0, , Banyaknya objek rekreasi anak dengan konsep agrowisata 0,104 2,5 0, Adanya objek rekreasi anak nonagrowisata yang juga menawarkan unsur pendidikan 0,104 2,5 0, Masuknya pendatang baru karena rendahnya hambatan masuk dalam industri agrowisata 0,098 2,5 0, Penurunan jumlah reservasi agrowisata Ecotainment saat musim ujian sekolah 0, ,133 Total Ancaman 1,261 Total 2,594 89

3 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Penyusunan matriks IFE dilakukan setelah identifikasi faktor kunci internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri yang meliputi kekuatan dan kelemahannya. Penyusunan matriks IFE terdiri atas pemberian rating dan pembobotan. Bobot dari masing-masing faktor kunci internal ditentukan oleh dua orang responden internal dan satu responden eksternal yang berturut-turut yaitu direktur PT Godongijo Asri, Manajer Pemasaran Agrowisata Ecotainment, serta staff bidang pariwisata Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata Seni dan Budaya Kota Depok. Kemudian rating dari setiap faktor kunci internal ditentukan oleh direktur PT Godongijo Asri, Manajer Pemasaran Agrowisata Ecotainment. Penentuan rating dan pembobotan terhadap faktor-faktor kunci internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment pada matriks IFE diperlihatkan pada Tabel 11. Skor bobot total faktor kunci internal yaitu 2,732. Skor bobot total faktor kunci internal berada diatas rata-rata, sehingga menunjukkan bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri memiliki posisi internal yang kuat. Kuatnya posisi internal tersebut menunjukan bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada. Pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa faktor terpenting untuk berhasil dalam pemasaran agrowisata Ecotainment yang menjadi kekuatan adalah Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program dengan bobot sebesar 0,108. Sedangkan faktor terpenting terpenting untuk berhasil dalam pemasaran agrowisata Ecotainment yang menjadi kelemahan adalah kegiatan promosi kurang optimal sebagaimana ditunjukkan oleh bobot sebesar 0,074. Selanjutnya, kekuatan terbesar pada fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment adalah Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program dengan skor bobot sebesar 0,377. Kekuatan berupa keunikan konsep agrowisata tersebut akan menambah ketertarikan konsumen untuk melakukan reservasi terhadap agrowisata Ecotainment. Selain itu, dengan adanya keunikan pada konsep memiliki nilai jual tersendiri ditengah tingginya tingkat persaingain 90

4 pada industri pariwisata. Sedangkan kelemahan utama pada fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment adalah pengelolaan peserta kurang optimal dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat dengan skor bobot sebesar 0,149. Peserta yang kurang dikelola dengan baik memungkinkan pelanggan untuk mengajukan keluhan serta mengurangi penilaian pelanggan tentang aktivitas agrowisata Ecotainment. Tabel 11. Matriks IFE Lingkungan Pemasaran Agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri No. Faktor Kunci Sukses Internal Bobot Rating Skor Bobot Kekuatan 1. Keefektifan penentuan segmentasi dan target pasar 0, , Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program 0,108 3,5 0, Kompetensi personel 0,085 3,5 0, Kesopanan dan keramahan personel secara konsisten 0,083 3,5 0, Penciptaan suasana akrab oleh personel 0,086 3,5 0, Pengelolaan bukti-bukti fisik seperti taman, kandang reptil, ruangan, aula, dan kolam pemancingan 0, ,249 Total Kekuatan 1,835 Kelemahan 1. Kegiatan promosi kurang optimal 0, , Pengelolaan peserta kurang optimal dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat 0, , Kurangnya ketersediaan fasilitas permainan 0, , Lokasi kurang strategis 0, , Lahan yang sempit 0, ,155 Total Kelemahan 0,897 Total 2, Tahap Pencocokan (Matching Stage) Matriks IE (Internal-External) Matriks IE merupakan tahap penggabungan informasi-informasi yang diperoleh pada tahap input, yaitu matriks EFE dan IFE. Skor bobot total untuk EFE dan IFE berturut-turut sebesar 2,594 dan 2,732 yang menggambarkan bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri berada pada posisi rata-rata (Gambar 8). Berdasarkan skor bobot total tersebut pun 91

5 diperlihatkan bahwa posisi fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri berada pada sel V. Pada sel V, strategi yang dapat digunakan adalah hold and maintain (jaga dan pertahankan), yang terdiri atas strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar merupakan strategi dengan mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Penentrasi pasar dapat dilakukan misalnya dengan penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan upaya promosi, publisitas, serta peningkatan pengeluaran untuk biaya iklan. Selanjutnya pengembangan produk merupakan upaya peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk dan jasa yang ada saat ini. Matriks IE hanya menghasilkan gambaran umum mengenai strategi bagi pemasaran perusahaan dan belum menggambarkan mengenai detail strategi untuk diterapkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh strategi yang lebih spesifik bagi pemasaran agrowisata Ecotainment, maka digunakan matriks SWOT. Strategi yang diperoleh melalui matriks SWOT berdasarkan pada pengembangan dari matriks IE. Skor Bobot Total EFE Tinggi Rata-rata 2,0 3,0 2,594 I Grow and Build IV Grow and Build Skor Bobot Total IFE Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 2,732 II Grow and Build V Hold and maintain III Hold and maintain VI Harvest or Divest Rendah 1,0 VII Hold and maintain VIII Harvest or Divest IX Harvest or Divest Gambar 8. Matriks IE Agrowisata Ecotainment 92

6 7.2.2 Matriks SWOT Berdasarkan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal dan internal pemasaran agrowisata Ecotainment, maka diformulasikan alternatif strategi dengan menggunakan SWOT (Tabel 12). Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah: 1) Strategi S-O (Strengths-Oppotunities) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal pemasaran agrowisata Ecotainment untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi S-O yang dapat diterapkan oleh PT Godongijo Asri terhadap pemasaran agrowisata Ecotainment yaitu melakukan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih unik dan menyenangkan namun tetap bernilai pendidikan. Strategi tersebut dirasa relevan karena dengan adanya kekuatan perusahaan berupa konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2) serta personel yang kompeten (S3) didukung dengan peluang berupa perkembangan internet untuk pemasaran (O3). Konsep agrowisata Ecotainment yang telah ada saat ini dapat ditambah ataupun dimodifikasi dengan kegiatan-kegiatan baru yang lebih menyenangkan dan tetap bernilai pendidikan. Inovasi akan menambah kemenarikan konsep agrowisata sehingga pelanggan akan semakin tertarik untuk melakukan reservasi agrowisata Ecotainment. Ide untuk inovasi tersebut dapat diperoleh dengan memanfaatkan internet untuk mencari konsep kegiatan agrowisata baru yang menarik untuk dilakukan. Adapun bentuk inovasi yang dapat dilakukan misalnya dengan adanya praktik merangkai bunga dengan menggunakan bunga-bunga asli Indonesia seperti anggrek, mawar, bunga matahari, krisan, dan bunga anthurium. Inovasi tersebut semakin dipermudah dengan tersedianya bahan baku berupa bunga-bunga yang diperoleh dari unit bisnis tanaman hias PT Godongijo Asri. 2) Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O yang dapat diterapkan oleh PT Godongijo Asri terhadap pemasaran agrowisata Ecotainment adalah: 93

7 a) Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal berupa kegiatan promosi yang kurang optimal (W1), kurangnya ketersediaan fasilitas permainan (W3), lokasi yang kurang strategi (W4), serta lahan yang sempit (W5) dengan memanfaatkan peluang berupa maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa (O1) dan pengadopsian trend back to nature dan trend wisata pendidikan (O4). Kemenarikan peliputan tentang agrowisata Ecotainment melalui stasiun televisi maupun media massa di tengah trend back to nature dan trend wisata pendidikan, diharapkan dapat membuat pemirsa tertarik untuk melakukan reservasi meskipun agrowisata Ecotainment masih memiliki kelemahan-kelemahan. Upaya kerjasama maupun undangan peliputan dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi yang intensif, baik melalui telepon, fax, maupun untuk memasukkan penawaran kepada stasiun televisi dan media massa agar dapat meliput agrowisata Ecotainment. Kerjasama tersebut dirasa menguntungkan kedua belah pihak. Pihak stasiun televisi dan media massa akan memperoleh bahan liputan dan pihak perusahaan dapat memperkenalkan agrowisata Ecotainment kepada masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas serta dengan biaya yang rendah. b) Mengikuti event Expo yang diadakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal berupa kegiatan promosi yang kurang optimal (W1) dengan memanfaatkan peluang berupa event expo yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya (Dinpora) Kota Depok (O5). Keikutsertaan perusahaan pada expo dapat dilakukan dengan menjaga komunikasi dengan staff bidang pariwisata (peyuluh) Dinpora Kota Depok. Adanya komunikasi yang baik memungkinkan perusahaan dapat secara jelas mengetahu jadwal-jadwal expo yang akan dilaksanakan. Pada event expo, perusahaan dapat menyebarkan media promosi agrowisata Ecotainment kepada pengunjung. Kegiatan expo yang dibuat maupun 94

8 diikuti oleh Dinpora rutin dilaksanakan pada beberapa tempat, seperti Depok Town Square, Balai Kota Depok, dan JCC (Jakarta Covention Centre). Adanya event expo dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya promosi agrowisata Ecotainment pada wilayah pemasaran yang telah ditetapkan. c) Meningkatkan keterampilan personel dalam pengaturan dan penciptaan suasana semangat pada peserta dengan memanfaatkan jasa training dari penyedia jasa. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal berupa kurang optimalnya pengelolaan peserta dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat (W2) dengan memanfaatkan peluang berupa adanya kerjasama dengan penyedia jasa (O2). Perusahaan telah menjalin kerjasama dengan beberapa penyedia jasa. Oleh karena itu perusahaan dapat memanfaatkan salah satu penyedia jasa untuk memberikan training kepada personel sehingga tidak perlu mencari trainer kembali. Salah satu penyedia jasa berupa aneka permainan, yaitu Kids Chat Production dapat dimanfaatkan sebagai trainer untuk mengajarkan cara-cara pengaturan peserta dan cara-cara menumbuhkan semangat peserta. Cara menumbuhkan semangat peserta tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan mengajarkan tepuk-tepuk tertentu, jargon-jargon tertentu, ataupun mengajarkan lagu-lagu yang dapat dinyanyikan sewaktu peserta berjalan menuju fasilitas permainan maupun ruangan kegiatan. 3) Strategi S-T (Strength-Treaths) Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari dampak ancaman eksternal. Strategi S-T yang dapat diterapkan dalam pemasaran agrowisata Ecotainment yaitu mengoptimalkan aktivitas promosi dengan meningkatkan intensitas pengiriman brosur-brosur ke sekolah-sekolah target pasar terutama menjelang liburan sekolah. Pemasaran agrowisata Ecotainment memiliki kekuatan berupa keefektifan dalam penentuan segmentasi dan target pasar (S1), konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2), kompetensi personel (S3), kesopanan dan keramahan personel secara konsisten (S4), penciptaan suasana akrab oleh personel (S5), serta pengelolaan bukti-bukti fisik seperti taman, kandang reptil, ruangan, aula, dan kolam pemancingan (S6). Kemudian terdapat ancaman berupa pesaing baik 95

9 lokasi-lokasi agrowisata (T2), lokasi rekreasi pendidikan nonagrowisata (T3), dan masuknya pendatang baru karena rendahnya hambatan masuk bisnis agrowisata (T4). Banyaknya keunggulan agrowisata Ecotainment dan pesaing yang memperebutkan pasar yang sama, membuat perusahaan harus berusaha menumbuhkan stimulasi atau rangsangan dengan mengintensifkan promosi melalui pengiriman brosur agar pelanggan lebih tertarik untuk melakukan reservasi agrowisata Ecotainment daripada mengunjungi objek rekreasi lain. Adanya ancaman berupa penurunan jumlah reservasi agrowisata Ecotainment saat musim ujian sekolah (T5) dapat diantisipasi dengan pengiriman brosur secara intensif terutama saat menjelang liburan sekolah. Oleh karena itu, dengan banyaknya sekolah-sekolah yang memanfaatkan agrowisata Ecotainment sebagai alternatif berwisata saat liburan sekolah dan refreshing setelah murid-murid melaksanakan ujian, maka penurunan yang terjadi saat musim ujian sekolah dapat didorong untuk meningkat kembali. 4) Strategi W-T (Weaknesse-Treaths) Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang dihadapi. Strategi W-T yang diterapkan dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah mengantisipasi keluhan pelanggan saat peserta sangat banyak dengan merekrut tenaga kerja harian sementara yang dapat dipanggil sewaktu-waktu dengan terlebih dahulu diberikan training. Strategi tersebut dirasa relevan dalam mengurangi kurang optimalnya pengelolaan peserta hal pengaturan ketika peserta agrowisata Ecotainment sangat banyak (W2) dan untuk menghindari keluhan pelanggan (T1). Peserta agrowisata Ecotainment yang sangat banyak membuat peserta dalam satu kelompok pun akan banyak pula. Jumlah personel agrowisata Ecotainment yang berjumlah 13 orang hanya mampu mengalokasikan dua orang untuk memandu dan mengatur peserta. Dua orang pemandu untuk jumlah peserta yang sangat banyak dalam satu kelompok membuat peserta sulit untuk dikoordinir. Akibat kurangnya kemampuan mengatur peserta itu pun dapat menyebabkan timbulnya keluhan pelanggan. 96

10 Perekrutan terhadap tenaga kerja harian sementara yang terlebih dahulu diberikan training direkomendasikan karena PT Godongijo Asri tengah menerapkan kebijakan biaya ketat, oleh sebab itu dirasa sulit apabila harus menerima karyawan baru. Strategi tersebut dirasa memberikan manfaat diantaranya akan menjamin kompetensi pemandu karena telah mengetahui aktivitas agrowisata Ecotainment dan telah diberikan training. Selain itu perusahaan tidak akan kesulitan saat kekurangan personel karena hanya perlu menghubungi ketika diperlukan. Kemudian keterampilan personel dalam memandu peserta pun akan terjamin karena menjadi semakin terbiasa dalam mengatur peserta. 97

11 Tabel 12. Matriks SWOT pada Fungsional Pemasaran Agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri Peluang (O) 1) Maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa (O1) 2) Adanya kerja sama dengan penyedia jasa agrowisata Ecotainment (O2) 3) Pemanfaatan internet untuk pemasaran (O3) 4) Pengadopsian trend back to nature dan trend wisata pendidikan (O4) 5) Pemanfaatan Event expo yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment (O5) Kekuatan (S) 1) Keefektifan dalam penentuan segmentasi dan target pasar (S1) 2) Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2) 3) Kompetensi personel (S3) 4) Kesopanan dan keramahan personel secara konsisten (S4) 5) Penciptaan suasana akrab oleh personel (S5) 6) Pengelolaan bukti-bukti fisik seperti taman, kandang reptil, ruangan, aula, dan kolam pemancingan (S6) Strategi S-O 1) Melakukan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih unik dan menyenangkan namun tetap bernilai pendidikan (S2, S3,O3) Kelemahan (W) 1) Kegiatan promosi kurang optimal (W1) 2) Pengelolaan peserta kurang optimal dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat (W2) 3) Kurangnya ketersediaan fasilitas permainan (W3) 4) Lokasi yang kurang strategi (W4) 5) Lahan yang sempit (W5) Strategi W-O 1) Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment (W1, W3, W4, W5, O1, O4) 2) Mengikuti event Expo yang diadakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment (W1, O5) 3) Meningkatkan keterampilan personel dalam pengaturan dan penciptaan suasana semangat pada peserta dengan memanfaatkan jasa training dari penyedia jasa (W2, O2) 98 98

12 Ancaman (T) 1) Keluhan dari pelanggan (T1) 2) Banyaknya objek rekreasi anak dengan konsep agrowisata (T2) 3) Adanya objek rekreasi anak nonagrowisata yang juga menawarkan unsur pendidikan (T3) 4) Masuknya pendatang baru karena rendahnya hambatan masuk dalam industri agrowisata (T4) 5) Penurunan jumlah reservasi agrowisata Ecotainment saat musim ujian sekolah (T5) Strategi S-T 1) Mengoptimalkan aktivitas promosi dengan meningkatkan intensitas pengiriman brosur-brosur ke sekolah-sekolah target pasar terutama menjelang liburan sekolah (S1,S2, S3,S4,S5,S6,T2,T3,T4,T5) Strategi W-T 1) Mengantisipasi keluhan pelanggan saat peserta sangat banyak dengan merekrut tenaga kerja harian sementara yang dapat dipanggil sewaktu-waktu dengan terlebih dahulu diberikan training (W2, T1) 99 99

13 7.3. Tahap Keputusan (Decision Stage) Matriks QSPM Berdasarkan hasil analisis matriks IE dan matriks SWOT pada fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri terdapat enam alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh manajemen pemasaran. Selanjutnya masingmasing alternatif strategi tersebut kemudian dianalisis menggunakan QSPM untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan (Lampiran 8). QSPM memperlihatkan tingkat kemenarikan dari setiap alternatif strategi. Strategi yang memiliki tingkat kemenarikan tertinggi menunjukkan strategi yang diprioritaskan. Tingkat kemenarikan dari strategi diperlihatkan dari STAS (Sum Total Attractiveness Score). Strategi yang paling menarik merupakan strategi dengan STAS tertinggi kemudian diurutkan sampai strategi dengan tingkat daya tarik terendah yang ditunjukkan dari STAS yang terendah. Berdasarkan analisis dengan menggunakan QSPM maka diperoleh urutan prioritas strategi yang disarankan, yaitu: 1) Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment (S2; 10,765) 2) Melakukan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih unik dan menyenangkan namun tetap bernilai pendidikan (S1; 9,716) 3) Meningkatkan keterampilan personel dalam pengaturan dan penciptaan suasana semangat pada peserta dengan memanfaatkan jasa training dari penyedia jasa (S4; 8,418) 4) Meningkatkan intensitas pengiriman brosur-brosur ke sekolah-sekolah target pasar terutama menjelang liburan sekolah (S5; 6,709) 5) Mengikuti event Expo yang diadakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment (S3; 3,719) 6) Merekrut tenaga kerja harian sementara yang dapat dipanggil sewaktuwaktu ketika peserta sangat banyak dengan terlebih dahulu diberikan training (S6; 3,241) 100

14 Berdasarkan QSPM maka strategi prioritas yang dapat dilakukan adalah mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment. Strategi yang menjadi prioritas tersebut merupakan strategi W-O. Hal ini sesuai dengan analisis matriks EFE dan IFE dimana pada matriks EFE yang menjadi faktor peluang terpenting (memiliki bobot tertinggi) adalah maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa. Sedangkan pada matriks IFE, faktor terpenting yang menjadi kelemahan adalah kegiatan promosi kurang optimal. Terdapat dua cara dalam menjalin hubungan dengan stasiun televisi dan media massa, yaitu penawaran kerjasama dan undangan peliputan. Upaya kerjasama dilakukan dengan menjadikan agrowisata Ecotainment sebagai objek peliputan untuk program-program rekreasi yang dimiliki stasiun televisi, misalnya asal-usul fauna (Trans7), Dunia Binatang (Trans7), serta Si Bolang Jalan-Jalan (Trans7). Kemudian, undangan peliputan dilakukan dengan menjadikan agrowisata Ecotainment sebagai bagian dari keseluruhan tayangan, misalnya pada program-program berita stasiun televisi, yaitu Redaksi Siang (Trans7), Jelang Siang (trans TV), Seputar Indonesia (RCTI), dan Liputan 6 Siang (SCTV), mapun media massa seperti kompas, monitor depok, maupun media online. Upaya kerjasama maupun undangan peliputan dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi yang intensif, baik melalui telepon, fax, maupun untuk memasukkan penawaran. Pada upaya kerjasama, perusahaan akan berhubungan dengan bagian produksi (produser) ataupun dengan koordinator lapangan. Upaya penawaran kerjasama maupun undangan peliputan perlu dilakukan secara intensif. Pada upaya kerjasama maupun undangan peliputan, perusahaan tidak perlu meminta charge kepada stasiun televisi maupun media massa atas imbalan karena telah menggunakan agrowisata Ecotainment sebagai objek liputan. Selain itu, agar jalinan kerjasama tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka perusahaan pun harus memperlakukan para kru dengan sebaik mungkin. Selanjutnya, setelah komunikasi tercipta dengan baik, maka perusahaan dapat bernegosiasi dengan stasiun televisi maupun media massa dalam hal pelampiran logo Godongijo Asri 101

15 pada saat tayangan maupun penyampaian secara langsung oleh presenter (adlibs), mengenai lokasi, kelebihan, manfaat serta informasi terkait kegiatan agrowisata Ecotainment, maupun dalam penayangan credit tittle (thanks to) pada akhir tayangan. 102

STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT PT GODONGIJO ASRI, DESA SERUA KOTA DEPOK, JAWA BARAT

STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT PT GODONGIJO ASRI, DESA SERUA KOTA DEPOK, JAWA BARAT STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT PT GODONGIJO ASRI, DESA SERUA KOTA DEPOK, JAWA BARAT Joko Purwono 1), Sri Sugyaningsih 2), Eka Pratiwi 3) 1) Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Diamond Journey Network, yang merupakan badan usaha yang bergerak di bidang pariwisata. Diamond Journey ini

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ranking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya Tahun

Lampiran 1. Ranking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya Tahun Lampiran 1. Ranking Deisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya Tahun 2004 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jenis Nilai (juta Jenis Nilai (juta Jenis Nilai (juta Jenis Nilai (juta Jenis Nilai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol 10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian analisis strategi pengembangan usaha di lakukan di Mangestoni Putri Poultry Shop, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN......... i ii RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK...... ABSTRACT...... KATA PENGANTAR. iv v vi DAFTAR ISI...... vii DAFTAR TABEL.... viii DAFTAR GAMBAR.......

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3 Yulita Veranda Usman 1, Wiwi Yaren 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) yulita@univpancasila.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian survei merupakan penelitian kuantitatif dengan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BEBEK GORENG (Studi kasus: Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet Kartasura)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BEBEK GORENG (Studi kasus: Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet Kartasura) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BEBEK GORENG (Studi kasus: Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet Kartasura) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN 7.1 Tahap Pengumpulan Data (Input Stage) Tahap input merupakan tahapan pertama dalam proses perumusan strategi. Tahap ini menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk mencari kebenaran deduktif dengan menarik kesimpulan khusus dari pernyataan-pernyaatan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 119 STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER Akhmad Rayaldy Prodi S1 Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI ROTI BALI KENCANA BAKERY, DENPASAR.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI ROTI BALI KENCANA BAKERY, DENPASAR. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI ROTI BALI KENCANA BAKERY, DENPASAR Ni Putu Kiki Vrashinta Dewi 1, Ni Luh Putu Wrasiati 2, I Ketut Satriawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data

Lebih terperinci

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Gambar 2 Tahapan Studi

Gambar 2 Tahapan Studi 13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT Audit Eksternal Lingkungan Pemasaran

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT Audit Eksternal Lingkungan Pemasaran VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT 6.1. Audit Eksternal Lingkungan Pemasaran 6.1.1. Lingkungan Eksternal Mikro 6.1.1.1. Perantara Pemasaran Analisis terhadap

Lebih terperinci

Kim Noferian Hermanie Prodi S1 MBTI, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom.

Kim Noferian Hermanie Prodi S1 MBTI, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS: STUDI KASUS PADA SARI ATER HOTEL & RESORT IDENTIFICATION OF INTERNAL AND EXTERNAL ENVIRONMENT IN THE BUSINESS DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External... ABSTRAK Atmosphere Café yang terletak di Jalan Lengkong Besar no. 97 menyediakan berbagai jenis masakan, mulai dari masakan Indonesia, masakan Eropa, dan juga masakan Jepang. Dalam satu tahun terakhir

Lebih terperinci