BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata uang domestik terhadap mata uang asing. (Iskandar Simorangkir dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata uang domestik terhadap mata uang asing. (Iskandar Simorangkir dan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar Pengertian Fluktuasi Nilai Tukar Nilai tukar mata uang atau sering di sebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. (Iskandar Simorangkir dan Suseno,2004 : 4) Keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara meningkat atas mata uang asing disebut dengan depresiasi, dan sebaliknya keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara menurun atas mata uang asing disebut apresiasi. Nilai tukar terbagi atas dua jenis, yakni nilai tukar nominal dan nilai tukar rill. Nilai tukar nominal menunjukkan harga relatif barang dari dua negara, yaitu perbandingan harga di dalam negeri dengan harga di luar negeri. Sedangkan nilai tukar rill menunjukkan tingkat ukuran suatu barang dapat diperdagangkan antar negara. Fluktuasi menurut KBBI merupakan gejala yang menunjukkan turun-naik harga dan sebagainya; ketidaktetapan; guncangan; musiman. Keadaan nilai tukar yang berubah-ubah, baik mengalami depresiasi maupun apresiasi ini lah yang disebut dengan fluktuasi nilai tukar.

2 2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Fluktuasi nilai tukar mata uang sangatlah dipengaruhi oleh interaksi permintaan dan penawaran akan valuta asing (valas). Permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Valas: 1. Faktor Pembayaran Impor Apabila impor akan barang dan jasa semakin tinggi, maka permintaan akan valas menjadi semakin besar, dan hal ini akan menyebabkan nilai tukar cenderung melemah. Begitupun sebaliknya apabila impor menurun, maka permintaan akan valas akan menurun, dan mendorong penguatan nilai tukar, dengan asumsi dimana hal yang lain dalam keadaan konstan (cateris paribus). 2. Faktor Aliran Modal Keluar (Capital Outflow) Yang termasuk aliran modal keluar, yakni pembayaran hutang oleh pihak swasta maupun negeri pada pihak asing, dan penempatan dana ke luar negeri. Apabila aliran modal keluar ini semakin besar, maka akan menyebabkan permintaan akan valas menjadi semakin meningkat, sehingga mendorong nilai tukar semakin melemah. 3. Kegiatan Spekulasi Apabila para spekulan melakukan spekulasi terhadap mata uang asing, dimana para spekulan akan melakukan permintaan terhadap mata uang asing dalam jumlah yang besar, maka akan mempengaruhi nilai tukar menjadi semakin melemah terhadap mata uang asing.

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran valas : 1. Faktor Penerimaan Hasil Ekspor Apabila penerimaan hasil ekspor semakin tinggi, maka jumlah valas yang dimiliki juga semakin tinggi, sehingga nilai tukar terhadap mata uang asing akan menguat (apresiasi). Dan sebaliknya jika peneriman hassil ekspor semakin menurun, maka jumlah valas yang dimiliki juga semakin sedikit, sehingga nilai tukar terhadap mata uang asing akan melemah (depresiasi) 2. Faktor Aliran Modal Masuk (Capital Inflow) Yang termasuk aliran modal masuk, yakni penerimaan pembayaran hutang oleh pihak asing pada pihak swasta maupun negri, dan penempatan dana ke luar negeri, dan penanaman modal asing. Baik penanaman modal jangka pendek (portofolio investmen) ataupun investasi langsung (foreign direct investmen). Dengan adanya aliran dana masuk ini akan membuat nilai tukar cenderung menguat Sejarah Singkat Sistem Moneter Internasional Sistem moneter ini dibentuk dengan tujuan untuk mempermudah transaksi antar negara. Pembagian sistem moneter internasional terdiri atas beberapa periode, yaitu : 1. Periode Standar Emas Pada sistem ini, nilai tukar domestik terhadap emas ditentukan sesuai dengan harga resmi yang tetap.

4 2. Peride Perang Dunia Pertama hingga Perang Dunia Kedua. Sistem nilai tukar mengambang tanpa adanya intervensi oleh bank sentral. Dipergunakan pada masa perang dunia pertama hingga pada tahun Kemudian pada tahun 1925 hingga pada tahun 1931 banyak negara yang menggunakan sistem nilai tukar gold exchange standard. 3. Sistem Bretton Woods Pada sistem ini, Amerika Serikat merupakan satu-satunya negara yang tetap mengaitkan mata uangnya dengan standar emas. Pada saat itu, satu ons emas setara dengan 35 dollar Amerika. Negara-negara lainnya mengkaitkan nilai tukar mereka terhadap dollar Amerika. Setiap negara dapat melakukan revaluasi dan devaluasi mata uangnya sesuai dengan faktor fundamental. Untuk membantu apabila ada kesulitan moneter dan mendorong kerjasama moneter, maka dibentuk dua lembaga, yakni International Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). 4. Pasca Sistem Bretton Woods Pada awal tahun 1970-an, kepercayaan akan sistem bretton woods semakin bekurang. Mulai tahun 1973 IMF memperbolehkan negara-negara memilih dan mengembangkan nilai tukarnya sendiri. 2.2 Ekspor Impor Transaksi perdagangan luar negri lebih dikenal dengan ekspor-impor. Transaksi ini pada dasarnya sama dengan transakasi jual beli, hanya saja dalam

5 transaksi ini jangkauannya lebih luas dan tidak terbatas pada suatu negara tertentu. Kegiatan ekspor impor merupakan perdagangan yang menembus batas negara. Pada ekspor dan impor tentunya cakupannya jauh lebih luas dibandingkan dengan perdagangan dalam negeri. Banyak permasalahan yang lebih kompleks yang dihadapi dalam kegiatan ekspor-impor dikarenakan banyaknya perbedaan antar negara. Perbedaan yang dimaksud mulai dari hal yang sederhana, perbedaan bahasa, kebudayaan, nilai tukar, sistem yang berbeda di setiap negara. Walaupun demikian, kegiatan ekspor-impor ini sangat menguntungkan bagi negara pengekspor dan pengimpor, dimana kegiatan ekspor-impor dapat berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat. Dengan ekspor-impor pemenuhan kebutuhan menjadi lebih sempurna. Didalam melakukan transaksi ekspor-impor ada beberapa ketentuan yang berlaku. Setiap negara memiliki ketentuan yang berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain. Demikian pula dalam pelaksanaanya, banyak peraturan yang harus diikuti ataupun kesepakatan baru yang dibuat diantara negara yang bertransaksi Masalah-Masalah yang Dihadapi oleh Eksportir-Importir Seperti yang telah dijelaskan sebelumya, dalam pelaksanaan ekspor-impor banyak ketentuan yang berbeda-beda pada setiap negara, disamping perbedaan kebudayaan, nilai tukar dan lain sebagainya. Perbedaan ini dapat menimbulkan berbagai macam masalah yang akan dihadapi oleh eksportir-importir dalam

6 pelaksanaanya. Permasalahan ini meliputi permasalahan eksternal maupun internal Masalah Internal 1. Persiapan-Persiapan Teknis Perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor-impor haruslah mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku. Terkadang persiapan teknis diabaikan oleh eksportir-importir dikarenakan mereka lebih fokus pada keuntungan yang ingin dicapai, sehingga banyak syarat yang tidak dipenuhi. Beberapa syarat-syarat yang umum, antara lain : a) Harus merupakan badan hukum, seperti ; PT, CV, dan sebagainya. b) Eksportir wajib memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), atau memiliki izin dari usaha dari Lembaga Pemerintah Non-Departemen atau merupakan eksportir terdaftar (ET). c) Importir wajib memiliki Angka Pengenal Importir Sementara (APIS) atau Angka Pengenal Importir (API) atau Angka Pengenal Import Terbatas (APIT). 2. Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negri Kegiatan ekspor-impor tentunya tidak terlepas dari pengetahuan ekportirimportir dalam perdagangan internasional. Kelancaran transaksi dapat dipengaruhi oleh pengetahuan eksportir-importir akan tata cara melakukan ekspor-impor, berkas, surat izin yang digunakan, peraturan pemerintah, maupun peraturan di luar negeri.

7 Selain peraturan dan tata cara yang dibutuhkan dalam transaksi eksporimpor, juga dibutuhkan pengetahuan akan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kemudahaan transaksi. Fasilitas dimaksud seperti layanan instansi pemerintahan, layanan perbankan, dan sebagainya. Dengan pengetahuan yang baik oleh eksportir-importir akan mempengaruhi dalam kemudahan bertransaksi. 3. Kemampuan dalam Mempersiapkan Barang Hal ini terutama bagi para eksportir. Eksportir harus dapat menghadapi dalam menghadapi masalah-masalah mempersiapkan barang. Masalah yang dihadapi seperti mempersiapkan barang sesuai spesifikasi yang ditetapkan, pengemasan, serta administrasi dalam pengiriman barang Masalah eksternal 1. Kepercayaan antara Eksportir-Importir Kepercayaan sangat penting dalam melakukan transaksi ekspor-impor. Kedua belah pihak yang saling melakukan transaksi tidak saling mengenal dan berlandaskan pada kepercayaan. Untuk hal ini, dimana kedua belah pihak yang tidak mengenal, kepercayaan dapat dengan lembaga perbankan yang menjamin pembayaran. Tetapi jaminan ini tidak menjadi suatu kepastian, karena bank hanya mampu menjamin dalam dokumen yang tidak berhubungan dengan perjanjian kontrak dagang. Maka perlu dilakukan tinjauan kredibilitas dari pihak yang akan melakukan kerjasama.

8 2. Hubungan Perdagangan dengan Negara Lain Eksporti-importir harus mengetahui hubungan perdagangan negaranya dengan negara lain. Apakah ada pemberlakuan kuota atau hambatan lainnya. Dengan megetahui hubungan kedua negara akan membuat transaksi menjadi lebih efektif dan maksimal. 3. Keterikatan dalam Organisasi Internasional Keterikatan dalam organisasi nasional akan menyebabkan suatu negara yang bertransaksi akan mendapatkan kemudahan dan keuntungan-keuntungan diantara sesama negara anggota Alat Pembayaran Ekspor-Impor 1. Pembayaran dimuka (Advance Payment) Dalam sistem ini importir membayar dimuka kepada eksportir sebelum barang-barang dikirim oleh si eksportir. Pada sistem ini pihak importir memiliki kepercayaan yang tinggi pada pihak eksportir. Pembayaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : a) Cek b) Banker s Draft c) Mail Payment Order d) Cable Payment Order e) International Money Order 2. Pembayaran Kemudian (Open Account) Pembayaran ini dilakukan setelah barang diterima oleh pihak importir atau sebelum waktu yang disepakati oleh kedua negara yang bertransaksi. Hal ini

9 dilakukan dengan kepercayaan pada pihak eksportir. Sistem ini biasanya dilakukan apabila pihak importir memiliki reputasi baik, dan keadaan ekonomi negara pengimpor dalam keadaan stabil, serta dijamin dengan fasilitas asuransi. 3. Wesel Inkasso (Collection Draft) Sistem pembayaran ini lebih baik daripada pembayaran kemudian, dimana eksportir memiliki hak dalam pengawasan barang-barang hingga wessel di aksep. Eksportir memegang surat kepemilikan yang dibutuhkan oleh pihak importir untuk pengambilan barang. Dokumen kepemilikan tersebut secara langsung maupun melalui perbankan akan dikirimkan oleh pihak eksportir kepada bank importir. Dan pihak importir dapat mengambil dokumen tersebut apabila penagihan wesel telah terpenuhi. 4. Konsinyasi (Consignment) Konsiyasi merupakan pengiriman barang oleh eksportir kepada importir untuk dijual kembali oleh pihak importir di negaranya. Importir menjual barang seharga yang telah ditetapkan oleh eksportir. Setelah barang terjual, dilakukan pembayaran kepada eksportir, dan apabila barang tidak terjual maka akan dikembalikan pada pihak eksportir. Pada sistem ini resiko ditanggung oleh pihak eksportir. 5. Letter of Credit (L/C) L/C merupakan cara yang paling aman dalam bertransaksi. Didalam sistem ini pihak importir menerbitkan L/C di bank di negaranya. Bank ini akan menjadi pengganti importir untuk mengurus dokumen-dokumen pada pihak eksportir. Bank akan mengurus dokumen seperti bukti pengiriman barang,

10 pembayaran, dan sebagainya dengan bank yang diunjuk pihak eksportir di luar negeri. Apabila pihak importir tidak melakukan pembayaran, maka bank akan bertanggungjawab akan kewajiban importir. Sistem ini mengurangi resiko bagi pihak eksportir mupun importir. 2.3 Pendapatan Nasional Pendapatan nasional merupakan nilai output nasional yang dihasilkan dari kegiatan perekonomian suatu negara pada suatu periode tertentu. Besarnya output nasional tersebut merupakan gambaran dari seberapa besar efisiensi penggunaan sumber daya yang dipergunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, produktivitas suatu negara, gambaran struktural awal mengenai apa yang dihadapi perekonomian suatu negara, serta gambaran mengenai produktivitas dan kemakmuran suatu negara Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antar Pasar Siklus Aliran Pendapatan Siklus aliran pendapatan (circular flow) merupakan model yang menggambarkan interaksi diantara pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi. Model ini terdiri atas 4 sektor, yaitu : 1. Sektor Rumah Tangga (Household sector) Sektor ini terdiri dari individu-individu yang dianggap homogen dan identik. Sektor ini memiliki faktor produksi yang dibutuhkan oleh sektor perusahan dalam memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang dimaksud berupa kesediaan menjadi tenaga kerja, kepemilikan barang modal (tanah,

11 bangunan), barang modal, uang dalam kegiatan investasi untuk membantu sektor perusahaan. Dalam hal ini, sektor rumah tangga akan menerima pendapatan berupa gaji dan bunga serta deviden. Sebaliknya sektor ini akan mengalami pengeluaran dalam mengkonsumsi barang dan jasa hasil produksi sektor perusahaan. Sektor rumah tangga juga berhubungan dengan sektor pemerintah. Sektor rumah tangga dapat menerima pendapatan dari pemerintah berupa gaji, apabila bekerja sebagai pegawai di kantor pemerintahan. Selain itu pendapatan dari sektor pemerintah dapat berupa tunjangan untuk orang yang tidak mampu, dan juga subsidi yang diberikan. Sektor rumah tangga akan mengalami pengeluaran kepada pemerintah melalui pembayaran pajak. 2. Sektor Perusahaan (Firm Sector) Sektor ini terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Sektor ini menerima pendapatan dari konsumsi sektor rumah tangga dan pemerintah, serta konsumsi sektor luar negri melalui ekspor. Pengeluaran pada sektor ini yakni untuk membayar upah tenaga kerja sektor rumah tangga, sewa tanah atau bangunan, bunga pinjaman atau deviden, dan pembayaran pajak pada sektor pemerintah. 3. Sektor Pemerintah (Government Sector) Sektor ini merupakan pihak pemerintah yang memiliki hak untuk mengatur sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Selain yang telah dijelaskan pada sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, sektor ini memiliki kewajiban dalam penyediaan barang-barang publik. Pendanaan penyediaan

12 barang publik dilakukan melalui penarikan pajak dari kedua sektor tersebut. Selain itu sektor ini menerima pajak dari sektor luar negeri. 4. Sektor Luar Negeri Sektor luar negeri ini terdapat pada perekonomian terbuka (Open Economy). Sektor ini menerima pendapatan dari kegiatan impor di dalam negeri. Dan melakukan pengeluaran dari kegiatan ekspor dari dalam negri, serta pembayaran pajak saat barang masuk ke dalam negeri Tiga Pasar Utama (Three Basic Markets) Pasar dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : 1. Pasar Barang dan Jasa (Goods and Services Markets) Merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Konsumen terbesar pada pasar ini yakni sektor rumah tangga dan pemerintah. Barang yang dikonsumsi ini pada umumnya merupakan barang dan jasa akhir. 2. Pasar Tenaga Kerja (Labour Market) Merupakan interaksi pertemuaan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga. Dan permintaan akan tenaga kerja dalam perekonomian terbuka berasal dari sektor perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. 3. Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market) Merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran uang. Dalam hal ini bukan uang secara fisik yang diperjualkan melainkan hak kegunaan seperti

13 misalnya deposito, obligasi, dan sebagainya. Dibutuhkan pihak perantara untuk efisiensi, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Ada tiga cara perhitungan Pendapatan Nasional, yaitu : 1. Metode Output / Metode Produksi (Output Approach) Menurut metode ini, PDB merupakan total produksi yang dihasilkan oleh suatu perekonomian di suatu negara dalam satu periode tertentu. Cara perhitungan yang dilakukan adalah dengan mengelompokkan perekonomian menjadi beberapa sektor, dan penjumlahan semua sektor merupakan jumlah PDB. Dengan pengelompokan ini memungkinkan juga terjadi perhitungan ganda, dimana output suatu sektor dapat menjadi input bagi sektor lain. Untuk menghindarinya, maka perlu dilakukan perhitungan PDB dengan menjumlahkan nilai tambah dari masing-masing sektor. 2. Metode Pendapatan (Income Approach) Menurut metode ini, nilai output merupakan nilai total balas jasa dari faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Balas jasa dari tenaga kerja adalah upah, barang modal adalah pendapatan, pemilik uang dalam aset finansial adalah pendapatan bunga, dan pengusaha adalah keuntungan. Total keseluruhan balas jasa tersebut adalah pendapatan Nasional. 3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach) Menurut metode ini nilai PDB merupakan total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu.

14 Ada beberapa jenis pengeluaran agregat, yaitu : a) Konsumsi Rumah Tangga (Household consumption) Konsumsi oleh sektor ini adalah konsumsi akhir untuk barang dan jasa yang dipakai dalam waktu singkat atau kurang dari satu tahun (durable goods) atau barang yang dapat dipakai bertahun-tahun (non-durable goods) b) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption) Konsumsi pemerintah yang maasuk dalam perhitungan merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan pemerintah dalam membeli barang dan jasa akhir. c) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure) Merupakan pengeluaran oleh sektor dunia usaha yang dilakukan untuk memelihara kemampuan menciptakan nilai tambah, seperti merubah stok berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi. Pengukuran investasi akan lebih akurat bila digunakan investasi neto yang merupakan pengurangan investasi bruto dengan penyusutan. d) Ekspor Neto (Net Export) Merupakan selisih antara nilai ekspor dengan impor. 2.4 Inflasi Komponen Inflasi Inflasi terjadi apabila terpenuhi tiga komponen, yaitu : 1. Kenaikan Harga

15 Harga suatu barang dikatakan naik jika harga barang tersebut lebih tinggi daripada sebelumnya. Waktu sebelumnya dapat dalam jangka yang panjang ; satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan bisa juga didasarkan pada musim (musim kemarau dengan musim panen misalnya). 2. Bersifat Umum Harga-harga yang naik pada saat terjadi inflasi haruslah bersifat umum. Artinya harga beberapa barang naik. Misalnya bila harga satu barang misalnya harga piring naik, harga barang-barang lain tidak akan ikut naik dan tidak akan terjadi inflasi. Tetapi apabila harga bbm naik, maka harga barang-barang lain seperti bahan pangan, dan bahan lainnya akan naik juga dengan penambahan biaya yang terjadi, sehingga menyebabkan inflasi. 3. Berlangsung Terus-menerus Kenaikan harga barang secara umum tidak akan menyebabkan inflasi bila hanya seketika. Inflasi akan terjadi dalam rentang waktu yang lama, minimal satu bulan Jenis-Jenis inflasi 1. Inflasi berdasar asalnya Terdiri atas dua, yaitu : a. Inflasi dalam negri (Domestic Inflation) Inflasi ini dikarenakan adanya pencetakan uang untuk menutupi defisit anggaran belanja negara. b. Inflasi dari luar negri (Imported inflation)

16 Inflasi ini dikarenakan naiknya harga barang-barang luar negri, berasal dari negara mitra dagang. 2. Berdasarkan Tingkat Inflasi a. Inflasi rendah (lower inflation), kurang dari 10% pertahun. b. Inflasi sedang (middle inflation), antara 10-30% pertahun. c. Inflasi tinggi (high inflation), antara % pertahun. d. Inflasi hiper (hyper inflation), lebih dari 100% pertahun Faktor-Faktor Penyebab Inflasi Ada beberapa faktor penyebab inflasi, yaitu : 1. Inflasi Tekanan Permintaan (Demand-Pull Inflation) Merupakan inflasi yang terjadi dikarenakan permintaan agregat dominan. Tekanan permintaan ini menyebabkan output bertambah, dan kenaikan hargaharga, sehingga mendorong terjadi inflasi. 2. Inflasi Biaya Produksi (Cost-Push Inflation) Merupakan inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang bertambah ini akan menyebabkan produsen akan menaikkan harga. Kenaikan harga ini akan mendorong harga-harga akan naik secara umum, sehingga akan menyebabkan terjadi inflasi. 2.5 Hubungan Fluktuasi Nilai Tukar, Pendapatan Nasional, Inflasi terhadap Ekspor. Fluktuasi nilai tukar sangat berpengaruh pada ekspor. Dalam keadaan tidak seimbang maka akan terjadi apresiasi atau depresiasi, sehingga akan

17 mempengaruhi dalam kegiatan ekspor. Fluktuasi nilai tukar menjadi sangat berpengaruh bagi perdagangan internasional, terutama bagi negara yang menerapkan perekonomian yang bersifat terbuka. Fluktuasi nilai tukar tidak hanya akan mempengaruhi perdagangan interternasional, tetapi juga akan mempengaruhi banyak hal seperti perubahan permintaan dan penawaran mata uang, perubahan harga barang yang mendorong iflasi, perubahan kebijakan dalam pemerintahan guna kepentingan ekonomi, dan banyak aspek lainnya. Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi tindakan suatu negara dalam melakukan perdagangan internasional. Dimana dengan fluktuasi nilai tukar akan menyebabkan mata uang suatu negara dapat mengalami apresiasi ataupun depresiasi terhadap mata uang negara lain. Didalam kondisi apresiasi, maka akan lebih menguntungkan dalam melakukan kegiatan impor, dimana suatu negara dapat membeli dengan harga yang lebih murah daripada harga yang seharusnya pada saat mata uang negaranya tidak mengalami apresiasi. Pendapatan nasional suatu negara menunjukkan kemampuan negara dalam melakukan kegiatan ekonomi secara efisien. Pendapatan nasional juga akan mempengaruhi permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Dengan pendapatan yang besar, suatu negara dapat mengimpor barang kebutuhannya dari negara lain. Selain GDP, inflasi juga akan mempengaruhi permintaan impor barang dari negara lain. Suatu negara yang mengalami inflasi, dimana harga barangbarang di dalam negeri cenderung meningkat, maka barang impor dengan harga

18 yang lebih murah akan mendukung suatu negara melakukan transaksi perdagangan internasional. 2.6 Kerangka Konseptual Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah- Yen Pendapatan Nasional Ekspor Indonesia ke Jepang Inflasi Gambar 2.1. Kerangka Konseptual. 2.7 Hipotesa Hipotesa merupakan dugaan sementara terhadap masalah yang hendak diteliti dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan masalah diatas, hipotesa pada penelitian ini : 1. Fluktuasi nilai tukar rupiah-yen berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang 2. Pendapatan nasional Jepang berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang 3. Inflasi Jepang berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

SISTEM MONETER INTERNASIONAL SISTEM MONETER INTERNASIONAL Sejarah sistem Moneter Internasional 1. Zaman Emas (1876-1913): penggunaan emas sebagai standar alat tukar Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1 PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL Makalah Bisnis Internasional Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si Disusun Oleh : 14.0102.0094 Febri Nurdian Cahya 14.0102.0113 Dwi Saputri 14.0102.0136 Sulistiyanti

Lebih terperinci

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP) Bahan 5 - Ekonomi Terbuka PEREKONOMIAN TERBUKA (AN OPEN ECONOMY) DAN DERIVASI KURVA BP (NERACA PEMBAYARAN) SERTA SISTEM KURS DAN SISTEM DEVISA YANG DIBERLAKUKAN 1. Transaksi Internasional Perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Fakultas Ekonomi & Bisnis Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id NERACA PEMBAYARAN REKENING

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP BAB I PENDAHULUAN Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Putri Irene Kanny Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-4 Arus lingkar pendapatan dalam perekonomian tertutup dua sektor Arus lingkar pendapatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Ekonomi Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA III. NERACA PEMBAYARAN PENDAHULUAN REKENING NERACA PEMBAYARAN REKENING TRANSAKSI BERJALAN REKENING MODAL KETIDAKSESUAIAN STATISTIK REKENING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga, 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi dan Pertumnbuhan Ekonomi Sebuah Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENGGUNAAN GNP G. MANFAAT PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI

Lebih terperinci

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN.  1 Materi 3 NERACA PEMBAYARAN http://www.deden08m.com 1 PENDAHULUAN (1) Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011 Mekanisme transmisi Angelina Ika Rahutami 2011 the transmission mechanism Seluruh model makroekonometrik mengandung penjelasan kuantitatif yang menunjukkan bagaimana perubahan variabel nominal membawa

Lebih terperinci

Bab 2. By Rini Setyo W, SE.MM 1

Bab 2. By Rini Setyo W, SE.MM 1 Bab 2 By Rini Setyo W, SE.MM 1 Figure 1 The Circular-Flow Diagram Revenue Goods and services sold MARKETS FOR GOODS AND SERVICES Firms sell Households buy Spending Goods and services bought FIRMS Produce

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Dewasa ini perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh setiap negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: 11Fakultas Ekonomi & Bisnis Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen NERACA PEMBAYARAN REKENING NERACA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Makroekonomi Perekonomian Terbuka : Konsep Dasar Perekonomian Tertutup dan Terbuka Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara.perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis

Lebih terperinci

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017 Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017 1. Ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang membahas? : C. Perekonomian secara agregatif Alasan : Teori Ekonomi Makro adalah suatu cabang ilmu ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor BAB I PENDAHULUAN Pengenalan transaksi ekspor impor Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada dasarnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Inflasi Inflasi merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL

EKONOMI INTERNASIONAL URAIAN MATERI ampir H EKONOMI INTERNASIONAL tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan perdagangan internasional. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, investasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang sangat besar sehingga sangat membutuhkan dana yang besar untuk melakukan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya 1. Mikroekonomi vs Makroekonomi Untuk dapat memahami ilmu makro ekonomi, sebaiknya kita mengenali terlebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral dari suatu Negara. Pada dasarnya kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan utama yaitu mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini tertulis dalam UU No. 3 tahun

Lebih terperinci

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Jenis Arus dana Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Neraca Arus Dana (NAD) adalah sistem data finansial yang secara lengkap menggambarkan penggunaan tabungan dan sumber dana lainnya untuk membiayai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

Pengukuran Pendapatan Nasional

Pengukuran Pendapatan Nasional 2. Pengukuran Pendapatan Nasional Mengapa Anda Perlu Tahu Pendapatan nasional merupakan indikator besarnya kecilnya perekonomian suatu negara. Sebuah negara dikatakan menguasai perekonomian dunia jika

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA PERDAGANGAN DAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL Disusun Oleh: KELOMPOK VIII 1. Paulo M.P. Harianja (11.032.111.006) 2. Yenny (11.032.111.017) 3. Dian A. Panjaitan (11.032.111.034) 4. Linceria

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka. Sistem perekonomian terbuka sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11 NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11 HAKEKAT TRANSAKSI VALUTA ASING Pasar valuta asing Pasar valuta asing (foreign exchange market / forex) atau disingkat valas merupakan suatu jenis perdagangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori perdagangan internasional Perdagangan internasional adalah transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Ilmu ekonomi internasional mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR SISTEM MONETER INTERNASIONAL JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,

Lebih terperinci

Materi Minggu 9. Neraca Pembayaran Internasional

Materi Minggu 9. Neraca Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 62 Materi Minggu 9 Neraca Pembayaran Internasional 9.1. Neraca Pembayaran Internasional Neraca pembayaran internasional suatu negara yang biasanya juga disebut neraca

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182 A. PENGERTIAN Pasar uang (money market) merupakan pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya kurang dari satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1) Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikkan harga barang itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN. Oleh : Bambang Haryadi - FE UKP

NERACA PEMBAYARAN. Oleh : Bambang Haryadi - FE UKP NERACA PEMBAYARAN A statistical statement that systematically summarizes, for a specific period, the economic transactions of an economy with the rest of the world Definisi Berdasarkan Balance of Payments

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Perekonomian empat sektor adalah perekonomian yg terdiri dari sektor RT, Perusahaan, pemerintah dan sektor LN. Perekonomian empat sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendasari penelitian ini dan juga studi yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain yang terkait dengan penelitian ini. Teori ini

Lebih terperinci

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang 1. a-c a. apa saja berbedaan dari kedua teori tersebut? INDIKATOR Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang Subtitusi Rumus (persamaan saldo uang riil) / Kesimpulan penting MILTON FRIEDMAN

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor: PENDAPATAN NASIONAL SIKLUS ALIRAN PENDAPATAN Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antarpasar 1. Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) Siklus aliran pendapatan (circular flow) seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius

Lebih terperinci