Kata kunci : leasing, sumber pembelanjaan, penambahan sarana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : leasing, sumber pembelanjaan, penambahan sarana"

Transkripsi

1 LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT (studi kasus Perusahaan Tenun El Resas Lamongan) Abid Muhtarom Dosen Unisla ABTRAKSI Persaingan yang semakin ketat ini perusahaan dituntut untuk lebih mengutamakan kepuasan pelayanan bagi konsumen, dengan tidak mengabaikan tujuan perusahaan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi yang baik ditimbulkan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil sangatlah membutuhkan adanya sumber pembelanjaan yang tepat agar menunjang kelancaran produksi. Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan leasing merupakan alternatif sumber pembelanjaan terbaik dari pada membeli melalui kredit bank dalam penambhan sarana angkut sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah leasing merupakan alternatif sumber pembelanjaan terbaik dari pada membeli melalui kredit bank dalam penambahan sarana angkut pada perusahaan tenun. Sehubungan dengan masalah tersebut dan hipotesis penelitian ini adalah diduga dengan menggunakan cara leasing ( sewa guna usaha) merupakan alternatif yang terbaik dan lebih efesien mendapat sarana angkut dibandingkan dengan melalui kredit bank pada Perusahaan Tenun Elresa Lamongan. Sejalan dengan masalah tersebut dan hipotesis, maka untuk menganalisa Leasing (X) terhadap sumber pembelanjaan maka metode yang digunakan yaitu NPV,CF,IRR, hasil yang diperoleh adalah Dengan melakukan perhitungan angsuran pembayaran antara kredit bank dan leasing menggunakan metode NVP perbandingan antara kredit bank sebesar Rp ,2 sedangkan Leasing sebesar , maka usulan investasi diterima dan layak. Perhitungan IRR kredit bank 74,48% sedangkan Leasing 72,01%, maka IRR diterima karena IRR lebih besar dari Cost of Capital. Dari perhitungan analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan melalui leasing lebih efesien dibandingkan dengan pembiayaan melalui kredit bank untuk pembelanjaan sarana angkut pada perusahaan Elresas. Kata kunci : leasing, sumber pembelanjaan, penambahan sarana A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada dewasa ini tumbuh dengan pesatnya. Pertumbuhan dan perkembangan ini meliputi segala bentuk badan usaha, baik yang bergerak di bidang industri, jasa, perdagangan dan lainnya. Hal ini merupakan salah satu wujud nyata dari alam kebebasan atau kemerdekaan yang diraih oleh para pendiri bangsa dengan pengorbanan baik harta, nyawa, dan lainnya. Beberapa alternatif sumber pembelanjaan dalam penambahan sarana angkut yaitu menggunakan dana yang dimiliki perusahaan itu sendiri, dana yang diperoleh melalui kredit bank, atau dengan sewa guna usaha (leasing). Perusahaan harus mengambil suatu tindakan bijaksana dalam menetapkan alternatif yang ada. B. Perumusan Masalah Apakah dengan menggunakan leasing merupakan alternatif sumber pembelanjaan terbaik dari pada membeli melalui kredit Bank dalam penambahan sarana angkut Perusahaan Tenun Elresas? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah leasing merupakan alternatif sumber pembelanjaan terbaik dari pada membeli melalui kredit Bank dalam penambahan sarana angkut pada Perusahaan Tenun. 1

2 2 D. Landasan teori Pengertian Manajemen Pembelanjaan Menurut Bambang Riyanto pengertian Pembelanjaan adalah sebagai berikut : Pembelanjaan dalam arti sempit adalah aktivitas perusahaan yang hanya bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana saja yang sering dinamakan pembelanjaan pasif. Sedangkan arti pembelanjaan secara luas yaitu meliputi semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana tersebut seefisien mungkin. Jenis-jenis Pembelanjaan Dalam Perusahaan Ditinjau dari sudut pemberi dana manapun dari pihak penerima dana, masalah pembelanjaan dapat dikatagorikan atas 2 jenis pembelanjaan, yakni : a. Pembelanjaan Aktif Pembelanjaan aktif adalah usaha menanamkan dana yang ada dalam perusahaan lain atau menanamkan dalam usaha sendiri dengan memilih alternatif cara yang paling efisien dan menguntungkan. b. Pembelanjaan Pasif Pembelanjaan pasif adalah usaha memperoleh dana dari berbagai sumber dana yang paling menguntungkan. Sumber Pembelanjaan perusahaan Jika ditinjau dari sumber modal atau dana yang diperoleh perusahaan, maka sumber pembelanjaan dapat dikategorikan atas : 1. Pembelanjaan yang bersumber dari dalam perusahaan Pembelanjaan dari dalam perusahaan adalah bentuk pembelanjaan dimana pemenuhan kebutuhan dana tidak diambil dari luar perusahaan, melainkan diambil dari dana yang dibentuk atau dikategorikan atas : a. Pembelanjaan intern (Interne finazierung) Adalah bentuk pembelanjaan dengan menggunakan dana dari laba cadangan. b. Pembelanjaan intensive (Intensive finazierung) Pembelanjaan intensive adalah bentuk pembelanjaan dengan menggunakan dana dari penyusutan aktiva tetap. 2. Pembelanjaan dari luar perusahaan (Aussenfina zierung) Pembelanjaan dari luar perusahaan adalah bentuk pembelanjaan dimana pemenuhan kebutuhan modal adalah diambil dari sumber-sumber modal di luar perusahaan. Sumber-sumber modal diluar perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 tipe pembelanjaan yaitu : 1) Hutang jangka pendek (short term debt) yang meliputi periode kurang dari satu tahun, dapat berupa : - Kredit dari penjual (trade credit) Perusahaan dapat meminta kepada supplier untuk menjual barangnya dengan pembayaran di belakang biasanya tidak perlu ada jaminan atas hutang dagang tersebut. - Commercial paper Biasanya tingkat bunga kurang dari prima rate yang diperhitungkan dalam bank. - Bank Untuk mendapatkan pinjaman dari Bank, perlu memiliki posisi keuangan yang lebih baik dan modal yang cukup. Kredit dari bank dapat berupa fasilitas over draff dan lain-lain. 2) Hutang jangka menengah (intermediate term) yang meliputi jangka waktu antara l tahun sampai dengan 5 tahun dapat berupa : - Inventory financing Inventory ini harus berupa barang yang mempunyai nilai pasar atau harus dapat dipasarkan (marketable) - Leasing

3 3 Leasing dapat berupa Leasing Property dengan membuat persetujuan menyangkut purchase option dapat dilaksanakan dengan cara Sates and lease back, ataupun financial lease dan Operating lease. - Lembaga keuangan Salah satu alternatif selain Bank, yang kadang kala menawarkan tingkat bunga yang relatif lebih tinggi dan menghendaki jaminan yang cukup besar. 3) Hutang jangka panjang (long term) yang meliputi jangka waktu lebih dari 5 tahun dapat berupa : - Bonds Merupakan kewajiban jangka panjang dan salah satu alternatif yang cukup menarik karena stock deviden, bisa berupa pinjaman obligasi. - Mortgages Mempunyai tingkat bunga yang menguntungkan, skedul pembayarannya dalam waktu yang cukup lama, dan selalu bersedia. - Kredit investasi kecil Pinjaman Bank Berjangka Menurut Karta Dinata, pinjaman melalui bank memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Si peminjam wajib membayar bunga. b. Wajib membayar administrasi yang harus dikeluarkan untuk membuat perjanjian tersebut. c. Selain itu bank juga memperhitungkan untuk jumlah kredit yang belum dipergunakan. d. Suatu bentuk persyaratan lain yang mungkin diminta bank adalah yang disebut Compensating Balance yaitu jumlah uang yang harus ada dalam rekening biro peminjam. Pengertian Leasing Leasing berasal dan bahasa Inggris to lease yang berarti menyewakan, namun berbeda dengan istilah rent/rental yang masing-masing mempunyai arti dan hakekat yang berlainan. Definisi leasing menurut IAI dalam Pedoman SAK dituangkan dalam pasal Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri dengan No. Kep-122/MK/1974, No. 32/MSK/2/1974 dan No. 30/Kpb/I/1974 menyatakan bahwa Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (Pile) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Adapun pihak yang bersangkut dalam perjanjian kontrak (lease) atau juga subyek perjanjian lease, terdiri dan beberapa pihak yaitu : 1) Lessor Adalah pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari beberapa perusahaan. 2) Lessee Adalah pihak yang menikmati barang tersebut dengan membayar sewa dan yang mempunyai hak opsi. 3) Kreditur Dalam transaksi leasing umumnya terdiri dari beberapa bank, insurance company, trust, yayasan. 4) Supplier Adalah penjual dan pemilik barang yang disewakan, dapat terdiri dari perusahaan yang berada di dalam negeri atau yang mempunyai kantor pusat di luar negeri.

4 4 Jenis-jenis Leasing Berdasarkan Pernyataan SAK Nomor 30 jenis-jenis leasing adalah : 1) Finance Lease (sewa guna usaha pembiayaan) Dalam sewa guna usaha ini lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee memilih barang modal yang dibutuhkan, dan atas nama perusahaan leasing melakukan pemesanan. Pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi obyek transaksi lease. Selama masa lease, lessee melakukan pembayaran secara berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah pembayaran nilai sisa (kalau ada) akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai beserta bunganya yang merupakan pendapatan lessor. 2) Operating Lease (sewa menyewa biasa) Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan selanjutnva disewakan kepada penyewa guna usaha. Jumlah pembayaran sewa guna usaha tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut bunganya. 3) Sales Type Lease (Sewa guna usaha penjualan) Merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara langsung (direct finance lease) dimana jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha ini seringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produk perusahaan tertentu. 4) Levarage Lease Transaksi sewa guna usaha ini melibatkan minimal tiga pihak yaitu penyewa guna usaha, perusahaan sewa guna usaha dan kreditur jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksi ini. Biasanya metode ini dipergunakan untuk pembiayaan barang modal yang nilainya sangat besar sehingga tidak mungkin dipikul sendiri oleh pihak lessor. Mekanisme Leasing Menurut Achmad Anwari prosedur dan mekanisme yang berkaitan dalam kontrak leasing, secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pemilihan barang modal oleh lessee Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang di maksud. 2) Permohonan lease Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, menyerahkan kepada lessor disertai dokumen pelengkap. 3) Evaluasi oleh lessor Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lease (lama kontrak pembayaran sewa lease), maka kontrak lease dapat ditandatangani. 4) Penandatangan kontrak leasing Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang dilease dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak utama. 5) Kontrak pembelian Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan. 6) Penyerahan barang modal Supplier dapat mengirim peralatan yang dilease ke lokasi untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian pelayanan purna jual. 7) Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier. 8) Supplier menyerahkan surat tanda terima (yang diterima dari lessee). Bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor. 9) Pembayaran harga barang modal.

5 5 Lessor membayar harga peralatan yang di lease kepada supplier 10) Pembayaran sewa Lessee membayar sewa secara periodik sesuai jadwal pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease. 11) Lease dapat menggunakan hak opsi diakhir kontrak lease. Diakhir masa kontrak lessee mempunyai hak untuk membeli barang modal tersebut atau tidak membelinya. 12) Pengembalian barang modal kepada lessor jika lessee tidak menggunakan haknya maka ia harus mengembalikan barang modal tersebut. Kepada lessor dan berakhirlah kontrak leasing tersebut Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, berikut ini disertakan. Gambar 2.1 Sumber : Ahmad Anwari (Leasing di Indonesia, 1987 : 50) Cost of Capital / Biaya Modal - Pengertian Cost of Capital Menurut Drs. Agus Sartono pengertian Cost Of Capital (biaya modal) adalah : Biaya yang harus dikeluarkan atau yang harus dibayar untuk mendapatkan modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Menurut Bambang Riyanto, pengertian biaya modal adalah : Biaya yang bersifat Explicit dari suatu sumber dana adalah sama dengan Discount Rate yang dapat menjadikan nilai sekarang dari dana netto yang diterima perusahaan dari suatu sumber dana sama dengan nilai sekarang dari semua dana yang harus dibayarkan, karena penggunaan dana tersebut beserta pelunasannya. Cash Flows (arus kas) Arus kas suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : a. Initial cash flow atau arus kas permulaan Adalah arus kas yang terjadi pada waktu investasi yang dilakukan (T=0). Arus kas ini biasanya terdiri : harga beli suatu aktiva ditambah biaya transportasi dan pemasangan, perubahan pada net working capital, dan lain-lain. Jumlah bersih semua item pada (T=0) merupakan pengeluaran investasi dan bertanda negatif. b. Operational cash flow atau arus kas operasi Adalah arus kas yang dihasilkan dari operasi proyek. Mula-mula kita melihat efek baru terhadap biaya dan penghasilan. Penghasilan incremental merupakan arus kas masuk, biaya

6 6 incremental merupakan kas keluar. Kemudian biaya-biaya depresiasi setiap tahun dihitung dan disesuaikan dengan pajak yang bertanda positif. c. Terminal cash flow atau arus kas terminal Adalah arus kas yang terjadi pada akhir proyek misalnya : 1) Nilai sisa pada tahun terakhir, dampak pajak harus diperhitungkan. 2) Net working capital yang terjadi pada awal proyek harus dikembalikan (off set) Penilaian Investasi Dalam penilaian investasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, tetapi penulis hanya membatasi pada metode penilaian investasi Net Present Value Internal Rate of Return yang akan dibahas sebagai berikut : a. Net Present Value Menurut metode ini, penerimaan kas (cash inflows) pada masa yang akan datang selama investasi berlangsung, dihitung berdasarkan nilai sekarang. Penilaian atas usulan investasi nilai sekarang. Penilaian atas usulan investasi berdasarkan metode ini adalah dengan cara membandingkan nilai sekarang atau nilai tunai dari penerimaan kas (cash inflows) dengan nilai sekarang dari pengeluaran kas (cash outflows) selama investasi modal berlangsung. Kriteria penilaiannya adalah suatu usulan investasi dinilai layak untuk dilaksanakan jika nilai sekarang aliran kas bersihnya positif. b. Internal Rate of Return Metode ini didefinisikan sebagai suku bunga yang akan menyamakan present value cash inflows dengan present value cash outflows atau suatu tingkat diskonto yang menyamakan NPV = 0 r atau IRR dapat dicari dengan bantuan tabel PVIF, untuk itu kita harus menggunakan teknik coba-coba atau Trial and Error, dapat dilakukan dengan : - Menghitung nilai sekarang arus kas dari suatu investasi, dengan menggunakan suku bunga yang wajar kemudian membandingkan nilai sekarang yang didapat dengan biaya investasi, jika nilai bersih yang didapat lebih besar dari biaya investasi, maka coba lagi dengan suku bunga yang lebih tinggi dan seterusnya. Sebaliknya jika nilai sekarang dari arus kas lebih kecil dari biaya investasi, maka menggunakan suku bunga yang lebih rendah. E. Kerangka Berpikir Leasing Alternatif Sumber Pembelanjaan 1. Discounted Cash Flow Methods 2. Metode leas square F. Hipotesis diduga dengan menggunakan cara leasing (sewa guna usaha) merupakan alternatif yang terbaik dan lebih efisien mendapatkan sarana angkut dibandingkan dengan melalui kredit bank pada Perusahaan Tenun Elresas Lamongan. G. Operasional Variabel Arikunto (1993) bahwa Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yang terdiri dari : 1. Leasing / Sewa guna usaha Cara pembiayaan yang digunakan untuk memperoleh sumber pembelanjaan dalam penambahan sarana angkut tanpa harus membeli aktiva tersebut, dengan sistem sewa guna

7 7 usaha. Pembiayaan dilakukan dengan secara berkala sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Indikator yang digunakan adalah Net Present Value aliran kas keluar yang dinyatakan dalam bentuk satuan rupiah. 2. Alternatif Sumber Pembelanjaan Cara yang harus ditempuh oleh perusahaan dalam merencanakan dan penentuan sumber dana yang akan digunakan dalam melaksanakan kegiatannya. H. Metode Analisis Data. Model analisis yang dipergunakan antara membeli yang dananya melalui kredit Bank atau dengan cara leasing (menyewa) adalah Discounted Cash Flow Methods (dengan menggunakan perbandingan Net Present Value) 1. Untuk menentukan nilai sekarang, bersih atas pembelian digunakan : n At NPV = - A o + t t 0 (1 r) Dimana : A 0 = Initial investment At = Cash flow atau arus kas pada waktu t r = Biaya modal proyek (project cost of capital) t = Periode waktu n = Usia proyek 2. Untuk menentukan besarnya arus kas setiap tahunnya dapat digunakan rumus sebagai berikut : CF = Angsuran T (Bunga + DEP) Dimana : CF = Perubahan cash flow T = Pajak DEP = Depresiasi 3. Untuk menentukan besarnya Discount rate (IRR) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : n At NPV NPV = = 0 atau IRR = IR t 2 - x IR 2 - IR 1 t 0 (1 r) NPV2 NPV1 Dimana : r = IRR atau Tingkat Diskonto Sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan dimuka, maka : - Kriteria penerimaan : NPV nol atau positif, yang berarti present value dari arus kas masuk sama dengan atau lebih besar dari presen value dari arus kas keluar. - Dengan demikian, jika NPV proyek negatif, proyek tersebut harus ditolak. - Jika 2 proyek bersifat Mutually Exclusive (artinya hanya 1 yang dipilih), maka proyek yang memiliki NPV positif yang tersebar yang dipilih. 1. Hasil penelitian Analisa Aspek Keuangan Dalam hal ini akan dilakukan proyeksi pendapatan perusahaan selama 5 tahun mendatang setelah adanya penambahan sarana angkut : a. Estimasi penjualan Dalam hal ini penulis menggunakan rumus Leas Square dengan perhitungan sebagai berikut Y a = b = = a + bx Y n XY 2 X 1

8 8 Keterangan : Y = Estimasi yang akan diperoleh a = Rata-rata estimasi yang akan diperoleh pada tahun sebelumnya b = Rata-rata selisih dari tahun sebelumnya X = Jumlah sampel Tabel 4.1 Trend Penjualan Tahun Tahun Penjualan (Y) X XY X Y = a + bx a = Y n = = b = XY 2 X Y 2009 = = = a + bx = (3) = Tabel 4.2 Tahun Estimasi Penjualan Tahun Penjualan b. Estimasi Harga Pokok Produksi

9 9 Tabel 4.3 Trend Harga Pokok Produksi Tahun Tahun HPP (Y) X XY X Y = a + bx a = = Y n = XY b = 2 X Y 2009 = = = a + bx = (3) = Tabel 4.4 Estimasi HPP Tahun Tahun Harga Pokok Produksi c. Estimasi Biaya Penjualan Tabel 4.5 Trend Biaya Penjualan Tahun Tahun Biaya Penjualan (Y) X XY X

10 Y a = = a + bx = Y n = XY b = 2 X Y 2009 = = = a + bx = (3) = Tabel 4.6 Estimasi Biaya Penjualan Tahun Tahun Biaya Penjualan d. Estimasi Biaya Administrasi dan Umum Tabel 4.7 Trend Biaya Administrasi dan Umum Tahun Tahun Biaya Adm & Umum (Y) X XY X Y = a + bx

11 11 a = = Y n = XY b = 2 X Y 2009 = = = a + bx = (3) = Tabel 4.8 Estimasi Biaya Administrasi dan Umum Tahun Tahun Biaya Adm & Umum e. Perhitungan Depresiasi Harga 2 unit kendaraan jenis Colt Rp Rp Harga 3 unit kendaraan jenis Truck Rp Rp Harga Perolehan Rp Umur ekonomis masing-masing kendaraan 5 tahun Depreasi per tahun adalah : Rp = Rp ,- 2. Analisa Penilaian Alternatif Sumber Pembelanjaan a. Alternatif Kredit Bank Data yang diperlukan jika perusahaan mengambil alternatif kredit bank dalam penambahan sarana angkut adalah : - Dana yang diperlukan perusahaan dalam penambahan sarana angkut sebesar Rp ,- - Bank memperhitungkan bunga atas pinjaman sebesar 20%. - Umur ekonomis masing-masing kendaraan diperkirakan 5 tahun. - Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus. - Jangka waktu kredit 5 tahun. - Besarnya tarif pajak 30%. - Biaya bunga bebas resiko sebesar 14% dengan dasar perhitungannya dengan rumus : Ki = Kb (1-T) Dimana : Kb = Besarnya bunga pinjaman

12 12 Ki T = Biaya Modal = Tarif pajak yang dikenakan Jadi Ki = Kb (1-T) = 20% (1-30%) = 0,14 atau 14% Setelah mengetahui data-data diatas maka dapat diketahui besarnya angsuran yang harus dibayar setiap tahunnya dengan perhitungan sebagai berikut : P an = A (P VIFA i, n) = A (P VIFA 20%, 5) = A (2,9906) A = Tabel 4.9 Skedul Pembayaran Angsuran dan Bunga Pinjaman Alternatif Kredit Bank Tahun Tahun Angsuran per th (1) Bunga per th (2) Pokok Pinjaman (3) Hutang Pokok (4) , , , , , , , , , , ,4 Keterangan tabel : Bunga = 20% x = Pokok Pinjaman = (1) (2) Hutang Pokok = Hutang pokok tahun sebelumnya (3) Tabel 4.10 Skedul Aliran Kas Keluar Alternatif Kredit Bank Th (1) Pembayaran Hutang (2) Bunga (3) Penyusutan (4) Perlindungan Pajak (2+3) 0,3 (5) Aliran kas keluar (1-4) , , , , , , , , , , ,8 Tabel 4.11 Present Value Aliran Kas Keluar Alternatif Kredit Bank Th Aliran Kas Keluar DF 14% PV Aliran Kas Keluar , ,8 0, , , , ,4 0, ,8

13 ,7 0, , , ,8 b. Alternatif Leasing Ketentuan yang disepakati dalam penambahan sarana angkut alternatif leasing adalah sebagai berikut : - Dana yang dibutuhkan untuk pengadaan 5 unit sarana angkut sebesar Rp ,- - Perusahaan leasing mengharapkan tingkat keuntungan sebesar 17% - Umur ekonomis kendaraan diperkirakan 5 tahun. - Metode penyusutan yang digunakan perusahaan yaitu metode garis lurus. - Jangka waktu periode leasing 5 tahun. - Besarnya tarif pajak yang dikenakan diasumsikan sebesar 30%. - Karena leasing dibandingkan dengan pinjaman maka tingkat bunga yang digunakan adalah biaya hutang maka biaya bunga bebas resiko sebesar 14% dihitung dengan rumus : Ki = Kb (1-T) = 20% (1-30%) = 14% Sedangkan untuk mengetahui berapa pembayaran sewa yang harus dibayar setiap tahunnya adalah : PV = R (PVIFA n-1, i+1) + A (PVIF n.1) = R (PVIFA 5-1, 17%+1) + A (PVIF 17%,5) = R (3.743) + 0(0,456) R (3.743) = Tabel 4.12 Skedul Aliran Kas Keluar Alternatif Leasing Th (1) Pembayaran sewa (2) Perlindungan pajak (3) Kas keluar setelah pajak (1-2) , , , , , , , , , ,7 Tabel 4.13 Present Value Aliran Kas Keluar Alternatif Leasing Th (3) Kas keluar setelah pajak DF 14 % PV Aliran Kas Keluar , ,3 0, , ,3 0, , ,3 0, , ,3 0, , , ,8

14 ,6 Dari perhitungan tabel 4.11 dan tabel 4.12 diatas maka dapat diketahui bahwa leasing memberikan total biaya yang lebih rendah bila dibandingkan dengan alternatif sumber pembelanjaan melalui kredit Bank, mengingat demikian alternatif yang tepat digunakan dalam pengadaan sarana angkut adalah dengan cara leasing. Sedangkan penilaian terhadap usulan investasi perusahaan tersebut layak atau tidaknya dapat digunakan beberapa metode penilaian investasi untuk masing-masing alternatif sumber pembelanjaan yaitu dengan menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Net Present Value Metode ini menghitung beberapa nilai uang pada saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang yaitu dengan membandingkan biaya hutang dan biaya leasing pada tabel berikut ini : Tabel 4.14 Perbandingan Total Biaya dari Kredit dan Leasing Pembayaran per tahun NPV dari Biaya Kredit Bank Leasing Kredit Bank Leasing , ,6 Dari tabel 4.14 diatas dapat dinyatakan bahwa leasing memberikan aliran kas keluar (total biaya) yang lebih rendah daripada kredit bank. Penilaian terhadap usulan investasi metode Net Present Value dapat dilihat dibawah ini : 1) Alternatif Kredit Bank Penilaian terhadap investasi metode Net Present Value dengan cara kredit bank adalah sebagai berikut : NPV = PV of Proceeds PV initial Investment 1 n 1 PV Proceeds = PMT r 1 1 r = PMT (PVIFA r.n) = ,8 (PVIFA, 20%.5) = ,8 (2.991) = ,2 NPV = PV of Proceeds PV Initial Investment = , = ,2 2) Alternatif Leasing Penilaian terhadap usulan investasi metode Net Present Value dengan cara Leasing dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut : PV Proceeds = PMT (PVIFA, r.n) = ,6 (2.991) = Maka dapat diketahui Net Present Value alternatif Leasing adalah sebesar : NPV = PV Proceeds PV Initial Investment = = Dari perhitungan kedua alternatif diatas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode penilaian Net Present Value usulan investasi kendaraan dapat diterima dan layak untuk dijalankan karena usulan investasi tersebut dapat menghasilkan Total Present Value yang lebih besar dari pada Net Investment, sehingga valuenya positif (NPV > 0) b. Metode Internal Rate of Return

15 15 Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan membandingkan biaya hutang dan biaya leasing dapat dilihat pada tabel 4.14, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut : 1) Alternatif Kredit Bank Penilaian terhadap usulan investasi Internal Rate of Return cara kredit bank, dengan menggunakan tingkat bunga 74% dan 75%. r atau IRR yang sesungguhnya dapat dicari dengan menggunakan tabel PVIFA untuk itu digunakan teknik coba-coba atau Trial Error : PV Proceeds = PMT (PVIFA, 74%.5) = ,8 (1.267) = ,8 NPV 1 = PV Proceeds PV Initial Investment = , = ,8 PV Proceeds = PMT (PVIFA, 75%.5) = ,8 (1.252) = ,1 NPV 1 = PV Proceeds PV Initial Investment = , = ,9 Maka dapat diketahui : r = 74%, NPV = ,8 r = 75%, NPV = ,9 artinya r atau IRR yang membuat NPV = 0 ada diantara 74% dan 75% maka untuk menemukan IRR yang sesungguhnya penulis menggunakan teknik interpolasi sebagai berikut : IRR = IR 1 - = 75% - NPV1 NPV NPV 2 1 x IR 2 IR , , ,8 x 75% - 74% = 75% + 0,482% = 75,48% 2) Alternatif Leasing Penilaian terhadap usulan investasi Internal Rate of Return dengan cara leasing dengan menggunakan tingkat bunga 72% dan 73%. r atau IRR yang sesungguhnya dapat dicari dengan bantuan tabel PVIFA untuk itu digunakan tehnik coba-coba atau Trial Error : PV Proceeds = PMT (PVIFA r.n) = ,6 (PVIFA 72%.5) = ,9 NPV 1 = PV Proceeds PV Initial Investment = , = ,9 PV Proceeds = PMT (PVIFA r.n) = ,6 (PVIFA 73%.5) = ,6 (1.296) NPV 2 Jadi dapat diketahui : r = 72%, NPV = ,9 = ,5 = PV Proceeds PV Initial Investment = , = ,5

16 16 r = 73%, NPV = ,5 artinya r atau IRR yang membuat NPV = 0 ada diantara 72% sampai 73%, untuk menemukan IRR yang sesungguhnya maka penulis menggunakan tehnik interpolasi sebagai berikut : IRR = IR 1 - = 72% - NPV1 x IR 2 IR 1 NPV2 NPV , , ,9 x 73% - 72% = 72% + 0,001% = 72,01% Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa investasi penambahan sarana angkut yang baru layak untuk dijalankan karena IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang diisyaratkan oleh perusahaan (20%) yaitu IRR alternatif kredit bank sebesar 74,48% dan 72,01% untuk alternatif leasing. 3. Analisa Penilaian Investasi Terhadap Laporan Rugi Laba Adapun perhitungan penilaian investasi laporan rugi laba untuk 5 tahun yang akan datang masing-masing alternatif sumber pembelanjaan adalah : a. Laporan rugi laba alternatif kredit bank Perhitungan penilaian investasi alternatif kredit bank adalah sebagai berikut : Tabel 4.15 Perusahaan Tenun Elresas Proyeksi Laporan Rugi Laba Tahun Uraian Penjualan Harga pokok produksi Laba kotor Biaya operasional : Biaya penjualan Biaya adm & umum Biaya depresiasi Laba sblm bunga & pajak Biaya bunga , , ,8 Laba sebelum pajak , , ,2 Pajak 30% , , ,4 Laba setelah pajak , , ,8 Sumber data : Perusahaan Tenun Elresas Sedangkan untuk perhitungan laporan rugi laba alternatif kredit bank untuk tahun : Tabel 4.16 Perusahaan Tenun Elresas Proyeksi Laporan Rugi Laba Tahun Uraian Penjualan Harga pokok produksi Laba kotor

17 17 Biaya operasional : Biaya penjualan Biaya adm & umum Biaya depresiasi Laba sblm bunga & pajak Biaya bunga , ,8 Laba sebelum pajak , Pajak 30% , ,3 Laba setelah pajak , ,9 Sumber data : Perusahaan Tenun Elresas b. Alternatif Leasing Adapun perhitungan penilaian laporan rugi laba dengan cara leasing untuk tahun adalah sebagai berikut : Tabel 4.17 Perusahaan Tenun Elresas Laporan Rugi Laba Tahun Uraian Penjualan Harga pokok produksi Laba kotor Biaya operasional : Biaya penjualan Biaya adm & umum Biaya depresiasi Laba sblm bunga & pajak Biaya bunga , , ,5 Laba sebelum pajak , , ,5 Pajak 30% , , ,3 Laba setelah pajak , , ,3 Sumber data : Perusahaan Tenun Elresas Sedangkan untuk perhitungan laporan rugi laba alternatif leasing untuk tahun : Tabel 4.18 Perusahaan Tenun Elresas Laporan Rugi Laba Tahun Uraian Penjualan Harga pokok produksi Laba kotor Biaya operasional : Biaya penjualan Biaya adm & umum Biaya depresiasi Laba sblm bunga & pajak Biaya bunga , ,5 Laba sebelum pajak , ,5 Pajak 30% , ,2 Laba setelah pajak , ,4 Sumber data : Perusahaan Tenun Elresas Dari laporan rugi laba diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif leasing lebih menguntungkan dibandingkan dengan kredit bank, karena leasing menghasilkan total laba yang lebih baik.

18 18 J. Kesimpulan 1. Perusahaan menambah sarana angkut dengan memilih atas 2 alternatif sumber pembelanjaan yaitu alternatif kredit dan leasing dengan melakukan penilaian perbandingan Present Value aliran kas keluar (total biaya) masing-masing alternatif dengan asumsi memilih alternatif yang memberikan pengeluaran bersih yang lebih rendah. 2. Melakukan perbandingan perhitungan angsuran pembayaran antara kredit dan leasing dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV) untuk menentukan apakah usulan investasi tersebut dapat diterima dan layak untuk dijalankan. Angsuran pembayaran per tahun Net Present Value Kredit Bank Leasing Kredit Bank Leasing , Keputusan Investasi Diterima Diterima 3. Melakukan perhitungan Internal Rate of Return dengan menggunakan alternatif kredit dan leasing yang menentukan apakah usulan investasi dapat diterima dan layak untuk dijalankan. Internal Rate of Return Keputusan Investasi (IRR) Kredit Bank 74,48% Diterima Leasing 72,01% Diterima 4. Melakukan perhitungan penilaian investasi terhadap laporan rugi laba masing-masing alternatif sumber pembelanjaan dengan perbandingan alternatif manakah yang memberikan total laba yang lebih besar pada periode 5 tahun yang akan datang. Tahun Laba Setelah Pajak (EAT) Kredit Bank Leasing , , , , , , , , , , , ,5 Dari perbandingan laporan rugi laba tersebut maka alternatif leasing lebih menguntungkan dibandingkan dengan alternatif kredit bank, karena leasing lebih menghasilkan total laba yang lebih besar daripada kredit bank DAFTAR PUSTAKA Ahmad Anwari, Leasing Indonesia, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta Agus Sartono, Manajemen Keuangan, Edisi 3, Cetakan ke empat, UGM, Yogyakarta Amin Wijaya Tunggal dan Arief Johan Tunggal, Akuntansi Leasing, Cetakan ke satu, PT. Reneke Cipta, Jakarta 1994.

19 19 Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Penelitian, edisi refisi, Rineka Cipta : Yogyakarta. Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Empat, UGM Yogyakarta, Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan, PSAK No. 30, PT. Salemba Empat, Jakarta James C. Van Horne, John, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia, Jilid 2 Jakarta Jay Smith dan Freds Skolnsen, Akuntansi Intermedite, Jilid satu Airlangga, Jakarta Kartadinata, Analisa Belanja Dasar dan Perhitungan Dalam Keputusan Keuangan, Cetakan ke empat, Jakarta Marcel Go, Manajemen Group Bisnis, Cetakan Kesatu, Jakarta, Mas ud Mahfoeds, Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi,UGM Yogyakarta Mulyadi, Akuntansi Biaya Untuk Manajemen, Cetakan Kedua, Edisi 4, Penerbit BPFE, Yogyakarta Mulyadi Riyanto Pudjosunarto, Evaluasi Proyek, Edisi 2, Cetakan Kedua, Liberty Yogyakarta Suad Husnan, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Cetakan kesatu, Liberty Yogyakarta Syamsudin Alwi, Alat-alat Analisa Dalam Pembelanjaan, Edisi Revisi, Jakarta 1992.

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu

Lebih terperinci

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ATAU HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP PERUSAHAAN (STUDI PADA PT. CITRA PERDANA KENDEDES MALANG) Ika Fauzia Topowijono Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001:284). Investasi juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Leasing Pendahuluan Salah satu cara untuk mengelola kepemilikan aktiva tetap dalam suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM MANAJEMEN KEUANGAN II PEMBELANJAAN DENGAN LEASING Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II Semester IV Program Studi S1 Manajemen Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM Disusun

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) Dian Aulia Ulhusna Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama. Soal 1 : Suatu pabrik mempertimbangkan ususlan investasi sebesar Rp. 13.. tanpa nilai sisa dapat

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

Gerson Philipi Rianto F

Gerson Philipi Rianto F Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sewa Guna Usaha 1. Pengertian Sewa Guna Usaha Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai sewa-menyewa. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK

Lebih terperinci

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) Terminologi Pengertian Leasing Keuntungan Leasing Klasifikasi Leasing Perbedaan perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya Akuntansi Leasing Aspek Perpajakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek LOGO LOGO Aspek Finansial & Pendanaan Proyek Pendahuluan Aspek finansial pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset XV. Sewa Guna (Leasing) Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Putra (2012), melakukan penelitian pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Kedewatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV)

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV) TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV) Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Dosen Pengampu : Prof. Dr. Amries Rusli Tanjung, MM. Ak. Disusun Oleh Kelompok I : RADILLA WIDYASTUTI WARDALIANI RIZQA ANITA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya sudah tentu memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP MAKALAH Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1 + Asistensi Dosen Pengampu : M. Aris Safi i, M.E.I Disusun oleh: 1. Risva Aggraeni (2013115088)

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI Keputusan investasi Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Modul ke: PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN LEASING : FASB-13: (Financial Accounting Standard Board)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan, selain digunakan sebagai modal kerja, aktiva tetap biasanya juga digunakan sebagai alat investasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU 2013-31-167 UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN TA 2013/2014 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan didalam persaingan usaha yang tinggi dengan perusahaan yang sejenis, mengharuskan suatu perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau Leasing. Lease dalam bahasa Inggris berarti sewa, namun dalam perkembangannya pengertian

Lebih terperinci

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN MODAL Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi Untuk mendirikan

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA Nur Halima, Masyhad, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) Arief Budiman Nengah Sudjana Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen 1 BAB 14 Keputusan Investasi & Penganggaran Modal Ekonomi Manajerial Manajemen 2 PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Capital Budgeting. Capital budgeting meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus Pada Perusahaan Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS SUMBER PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus Pada Perusahaan Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS SUMBER PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus Pada Rajawali) Safira Lestari Prabandari B Topowijono Nengah Sudjana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) Erika Kuncahyani Achmad Husaini Maria Goretti Wi Endang Fakuktas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan ABSTRAK Dunia usaha selalu dipenuhi dengan persaingan. Setiap perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan bisnis atau usahanya agar mampu bersaing dan dapat bertahan. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring

Lebih terperinci

EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA

EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA Nurhamida Simatupang mida_smtp@yahoo.com Sapari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci