Dewi Fitrianti,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dewi Fitrianti,"

Transkripsi

1 ANALISIS IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN AKUNTANSI DALAM SISTEM PEMBIAYAAN AR-RAHN (GADAI SYARIAH) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG DEWI SARTIKA DAN PEGADAIAN KONVENSIONAL CABANG CIBITUNG PERIODE 2008 Dewi Fitrianti, ABSTRAKSI Pegadaian merupakan Badan Usaha atau Lembaga Keuangan Bukan Bank yang berfungsi memberikan pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kredit kepada masyarakat, selain pegadaian konvensional ada juga pegadaian syariah yang memberikan pembiayaan atas dasar hukum gadai. Pegadaian syariah (Ar-Rahn) adalah suatu akad utang piutang dengan menjadikan barang yang mempunyai nilai sebagai jaminan sehingga orang yang bersangkutan dapat mengambil utang. Sistem pembayaran Ar-Rahn hanya menggunakan prosedur yang telah ditentukan oleh pihak pegadaian syariah. Sistem pembayaran Ar-Rahn ini ternyata mampu menarik masyarakat dalam memperoleh pembiayaan dengan proses yang cepat, praktis dan menentramkan, baik menggadaikan di pegadain syariah maupun konvensional banyak manfaat yang dapat diterima oleh nasabah yang bersangkutan. Namun kenyataannya, masih sedikit sekali pemahaman masyarakat dan pengusaha mengenai produk pegadaian yang dikeluarkan oleh pihak lembaga keuangan bukan bank ini. Sehingga minimnya jumlah nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan tersebut. Dalam hal ini pada pegadaian syariah hanya memberikan kepercayaan pinjaman dana kepada nasabahnya sebesar 90% dari taksiran, sedangkan pada pegadaian konvensional taksirannya bermacam-macam sesuai golongan nasabah. Perbedaan yang paling menonjol antara pegadaian syariah dan konvensional adalah dari perhitungannya. Dalam perlakuan akuntansinya pun tidak terlalu sulit untuk kita pelajari dan memahaminya, dalam akad Ar-Rahn ini belum mempunyai PSAK syariah khusus tentang akad rahn ini, tetapi menggunakan kerangka penyajian dalam penyusunan laporan keuangan. Pada cabang pegadaian baik syariah maupun konvensional hanya membuat laporan bulanan berupa arus kas saja yang setelah itu akan dikirim ke kanwil, dan di kanwil inilah akan dibuat laporan konsolidasi, lalu akan dikirim ke pegadaian pusat dan di pusat inilah akan dibuat laporan keuangan pegadaian pusat. 1. PENDAHULUAN Dalam bidang mu amalah, kaidah-kaidahnya berlaku bagi siapapun (muslim dan non muslim). Misalnya dalam kaidah perdagangan, diperlukannya sama dan adil pada semua orang atau pihak yang melakukan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, ajaran Islam disebut juga ajaran yang bersifat komprehensif dan universal dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Pembiayaan Ar-Rahn ini memberikan pinjaman kepada nasabahnya dengan jaminan yang dipegang oleh pegadaian syariah. Atas pemeliharaan

2 jaminan tersebut, pegadaian syariah akan mengenakan biaya pemeliharaan tertentu. Selain itu, pembiayaan Ar-Rahn juga merupakan kombinasi antara prinsip Ar-Rahn dengan Ijarah (sewa menyewa), dimana calon mitra usaha (nasabah) tersebut menyerahkan perpindahan hak guna (manfaat) atas barang jaminannya. Berdasarkan pernyataan diatas, jelaslah manfaat yang akan diperoleh bagi nasabah yang melakukan pinjaman dana dengan menggunakan prinsip Ar-Rahn. Namun pada kenyataannya, masih sedikit sekali pemahaman masyarakat dan pengusaha mengenai produk pegadaian yang dikeluarkan oleh pihak lembaga keuangan bukan bank ini. Sehingga masih minimnya jumlah nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan tersebut. Berawal dari kenyataan diatas, maka dalam menyusun penulisan ilmiah ini menggunakan judul Analisis Implementasi dan Penerapan Akuntansi Dalam Sistem Pembiayaan Ar-Rahn (Gadai Syariah) Pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dan Gadai Konvensional Pada Pegadaian Cabang Cibitung Periode Dimana akan dijelaskan pelaksanaan dan perlakuan akuntansi mengenai proses pembiayaan (gadai syariah) dan gadai konvensional dalam memberikan pembiayaan kepada calon mitra usahanya (nasabah). 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Kata akuntansi berasal dari kata to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggung jawaban dan kata accountancy yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan sesuatu yang dikerjakan oleh akuntan (accountant). Sebagai pengetahuan, istilah yang umum digunakan dalam bahasa inggris adalah accounting yang punya pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan istilah accountancy. 2.2 Pengertian Akuntansi Menurut Islam Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk yang ditentukan, hendaklah seorang penulis diantara kamu menulisnya dengan benar. Dan jangan penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu menginfakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah wakilnya mengimlakkan dengan jujur dan persaksikanlah dengan dua saksi dari orang laki-laki diantara kamu.. (Al Qur an Surah Al Baqarah ; 282). (Furhiwardhana, 2009 : 7). Akuntansi menurut islam dapat dilihat melalui pedoman suci umat islam Al-quran dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang artinya sebagai berikut, dari ayat ini dapat kita catat bahwa dalam islam sejak munculnya peradaban islam sejak nabi Muhammad SAW telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanannya adalah untuk tujuan

3 kebenaran, kepastian, keterbukaan, keadilan antara dua pihak yang mempunyai hubungan muamalah tadi. 2.3 Definisi Pembiayaan Pembiayaan secara umum yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok lembaga keuangan, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit (Antonio, 2001 : 128) Definisi Pembiayaan Ar-Rahn Pembiayaan Ar-Rahn dalam akad transaksinya, menggunakan akad tabaru yaitu suatu akad transaksi yang digunakan untuk tujuan saling tolong-menolong tanpa mengharapkan balasan kecuali dari Allah SWT (non-profit orientied). Rahn secara harfiah adalah tetap, kekal, dan jaminan. Secara istilah rahn adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, cagar, atau tanggungan. Rahn yaitu menahan barang sebagai jaminan atas utang, Akad rahn juga diartikan sebagai sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan atau dengan melakukan penahanan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang gadai baru dapat diserahkan kembali pada pihak yang berutang apabila utangnya sudah lunas. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan skripsi ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu, Studi lapangan (field research) dan data diambil dari Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika tanggal 15 Juni Agustus 2009 selama dua bulan pada jam siang, serta Divisi Usaha Syariah dan Divisi Usaha Inti (Gadai) pada Pegadaian Pusat Jakarta tanggal 10 Juli Juli 2099 selama lima belas hari pada jam siang, juga dengan metode Wawancara yaitu melalui wawancara dengan Bpk Zainudin selaku Manajer Operasional Pegadaian Syariah Dewi Sartika, Bpk Eko selaku Jeneral Manajer Divisi Usaha Inti, dan Ibu Emi selaku Jeneral Manajer Divisi Usaha Syariah untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penyusunan penulisan Skripsi ini. 3.2 Metode Analisis Data Untuk membahas penulisan skripsi ini meggunakan beberapa alat analisis, yaitu, Analisis Deskriptif melalui studi kasus pembiayaan gadai syariah pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dari delapan golongan plafon Marhun Bih untuk periode 2008, juga Analisis Kuantitaif menggunakan dua rumus perhitungan, yang pertama perhitungan Marhun Bih (MB), dan prhitungan tarif ijaroh. 4. PEMBAHASAN 4.1 Prosedur operasional pembiayaan Ar-Rahn pada pegadaian syariah dan pegadaian konvensional

4 Dalam pembahasan ini akan menganalisis bagaimana sistem Pegadaian Syariah dan pegadaian Konvensional dalam memberikan pembiayaan Ar- Rahn kepada calon mitra nasabahnya, lalu bagaimana pegadaian syariah menganalisis analisis kelayakan nasabah dalam memperoleh kembali barang jaminannya. 4.2 Sistem pegadaian syariah dalam memberikan pembiayaan Ar- Rahn kepada calon mitra usahanya Sistem pegadaian pada pegadaian syariah dikenal beberapa istilahistilah seperti : 1. Tarif Ijaroh yaitu tarif untuk barang jaminan yang dikenakan biaya hanya sebesar Rp. 80 (delapan puluh lima rupiah) per sepuluh hari masa penyimpanan untuk setiap kelipatan taksiran barang jaminan sebesar Rp (sepuluh ribu rupiah) 2. Tarif harta gadai pada emas yaitu sebesar 90% dari taksiran, yang akan diterima oleh rahin (nasabah) 3. Golongan Marhun Bih yaitu penggolongan rahin (pemberi gadai yang nama dan alamatnya tercantum dalam Surat Bukti Rahn) sesuai dengan besarnya pinjaman yang digolongkan menjadi 8 golongan. 4. Plafon Marhun Bih yaitu penggolongan besarnya pinjaman rahin 5. Biaya Administrasi per SBR yaitu besarnya biaya administrasi yang dikenakan kepada rahin pada awal pada saat rahin menggadaikan barangnya sesuai dengan golongan Marhun Bih. Akad dalam pegadaian syariah memakai akad syariah dan sumber pendanaannya 100% berasal dari Bank Muamalat Indonesia, Tbk (BMI), Bank Syariah pertama di Indonesia sehingga terjamin kemurnian syariahnya. Berikut akan dijelaskan bagaimana syarat nasabah sebelum menggadaikan barangnya, selain itu juga akan dijelaskan prosedurnya. Antara lain : 1. Syarat peminjaman / menggadai : a. Membawa Barang Pinjaman (Marhun) b. Menunjukan KTP asli dan membawa fotocopy KTP. 2. Cara menggadai : a. Membawa Barang Jaminan (Marhun) b. Menyerahkan Marhun c. Mengisi formulir permintaan gadai syariah dan menyerahkan fotocopy KTP. d. Barang tersebut akan ditaksir oleh penaksir. e. Setelah didapat taksiran, dan dari taksiran itu hanya bisa 90% dari taksiran tersebut. f. Setelah nasabah setuju dengan pinjaman yang diberikan, nasabah menerima Surat Akad yaitu Akad Rahn dan Akad Ijaroh lalu ditandatangani antara Pegadaian Syariah (Murtahin) dan Nasabah (Rahin). g. Menerima Uang Pinjaman (Marhun Bih) yang telah disepakati oleh petugas kasir.(hal ini dilakukan setelah marhun tersebut telah ditaksir oleh petugas penaksir)

5 h. Membayar biaya Administrasi. Biaya ini merupakan biaya awal yang harus dibayar dimuka oleh nasabah saat menggadiakan barangnya. Besarnya sesuai golongan Marhun Bih ini dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Plafon Marhun Bih (MB) Golongan Plafon Biaya Administrasi Marhun Bih A B C D E F G H Marhun Bih per SBR Sumber : Pegadaian Syariah Dewi Sartika, tahun 2009 Dari tabel diatas, maka jika rahin ingin meminjam dana sebesar rp , maka Rahin tersebut termasuk kedalam golongan Marhun Bih (MB) yang E dan harus membayar biaya administrasi per SBR Rp Perhitungan pelunasan pada pegadaian syariah Surat bukti pada pegadaian syariah disebut surat bukti rahn, dimana pada surat bukti rahn tersebut tertera nama rahin, alamat, profesi rahin, tujuan pinjaman, golongan, tanggal akad, jatuh tempo, tanggal lelang. Dari tanggal akad ke tanggal jatuh tempo, jangka waktunya adalah 4 bulan atau selama 4 bulan nasabah tersebut bisa menebus atau melakukan pelunasan. Dimana pelunasan tersebut sebesar uang pinjaman (UP) + Ijaroh (jasa simpan). Ijaroh tersebut terhitung per 10 hari dari akad kredit, jika lama pinjaman selam 25 hari berarti pelunasannya sebesar uang pinjaman (UP) + (Ijaroh x 3) 1. Cara melakukan pelunasan / mengambil Marhun : a. Membawa Surat Bukti Rahn (SBR) kepada petugas kasir. b. Menunjukan KTP asli, jika surat atas nama sendiri. c. Jika mewakili, menunjukan KTP asli keduanya dan menandatangan pengalihan hak uang tertera dibelakang surat dan melampirkan fotocopy KTP kedua belah pihak. d. Membayar uang pelunasan/penembusan yang telah disebutkan oleh petugas kasir. e. Menerima bukti pembayaran dari kasir untuk mengambil Marhun/Barang Jaminan. 4.4 Tindakan yang dilakukan jika nasabah tidak bisa melunasi sesuai pada waktunya Biasanya nasabah tersebut akan dihubungi oleh pihak pegadaian sebagai pemberitahuan karena waktu sudah hampir mendekati jatuh tempo, jika nasabah tersebut tidak datang juga, maka sesuai dengan

6 perjanjian pada Surat Bukti Rahn barang tersebut akan dilelang sesuai dengan tanggal lelang yang tertera pada Surat Buktu Rahn. 4.5 Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan baik pegadaian syariah maupun pegadaian konvensional pada dasarnya hampir sama. Berikut akan dijelaskan system perpanjangan dan pelelangan barang jaminan. 1. Sistem perpanjangan pada pegadaian syariah yaitu jika nasabah tersebut belum bisa melunasi, maka ia bisa membayar Ijarohnya saja sebesar 10 hari x 12, karena lamanya jatuh tempo adalah 4 bulan + dengan biaya administrasi setelah nasabah membayar perpanjangan maka oleh pegadaian dibuatkan surat baru dengan tanggal akad terhitung dari saat ia membayar biaya ijaroh tersebut dan jatuh temponyapun adalah 4 bulan ke depan. Biasanya oleh pegadaian barang akan ditaksir kembali, jika taksirann naik, nasabah bisa menambah uang pinjamannya. Biasanya pegadaian akan menyarankan untuk menambah uang pinjamannya dan tambahan itu akan dipotong untuk biaya Ijaroh dan administrasi, jika ada selisih nasabah tersebut akan menerima sisanya. 2. Sistem pelelangan yaitu barang akan dijual kepada umum dengan harga sesuai dengan harga pasar saat itu. Setelah barang tersebut terjual, maka hasilnya akan dipotong biaya lelang. Uang kelebihan = Harga lelang Uang pinjaman Jasa simpanan Biaya lelang penjualan. Uang kelebihan = Harga lelang Uang pinjaman Jasa simpanan Uang kelebihan Biaya lelang itu adalah penjualan hak nasabah yang bisa di ambil selama 1 tahun ke depan, nasabah akan di beritahu bahwa ia mempunyai uang kelebihan di pegadaian tersebut. Setelah lebih dari 1 tahun uang kelebihan tersebut tidak bisa di ambil lagi oleh nasabah dan uang itu akan hangus dan akan disetorkan kepada Negara. 4.6 Sistem pegadaian konvensional dalam memberikan pembiayaan kepada calon mitra usahanya. Sistem pembiayaan pada pegadaian konvensional tidak terdapat biaya ijaroh, tetapi hanya biaya administrasi yang dibayar pada saat pelunasan. Pada pegadaian konvensional terdapat beberapa objek yang dapat digadaikan oleh nasabah, seperti : a. Emas dan berlian yang tarifnya tergantung pada penggolongan pinjaman b. Alat elektronik yang dapat berupa televisi, tape dan lain-lain yang tarif pinjamannya sebesar 60% dari taksiran barang tersebut. Barang tersebut harus disertai kardus dan lengkap dengan remotnya, jika tidak disertai dengan kardus dan remot tidak akan diterima oleh pihak pegadaian. c. Kendaraan bermotor yang tarif pinjamannya sebesar 75% dari taksiran barang tersebut. Ada beberapa syarat yang harus dibawa dalam menggadaikan kendaraan bermotor, yaitu BPKB, STNK yang masih

7 aktif/belum mati, faktur, dan motor yang diterima 5 tahun terakhir dari pembuatan, lebih dari 5 tahun tidak akan diterima oleh pihak pegadaian. Sumber pendanaan pada pegadaian konvensional berasal dari Bank BRI, BCA, dan lain-lain. Berikut penggolongan pinjaman dan sewa modal pada pegadaian konvensional yang akan dijelaskan pada tabel 4.2 Golongan Tabel 4.2 Tarif Sewa Modal Pegadaian Konvensional Surat Edaran No.07/UI.I.00211/2008 Uang Pinjaman Sewa modal / 15 hari Sewa Modal maksimal Peraentase uang pinjaman terhadap taksiran A Rp Rp % 8% 95% B Rp Rp ,45% 11,60% 92% C1 Rp Rp ,45% 11,60% 91% C2 Rp Rp ,45% 11,60% 91% D1 Rp Rp % 8% 93% D2 Rp Rp % 8% 93% Sumber : Pegadaian Pusat Dari tabel diatas, jika nasabah diberikan pinjaman sebesar Rp maka nasabah tersebut termasuk ke dalam golongan A dan tarif sewa modal per 15 hari adalah 1 % dan jangka waktu pinjaman selama 120 hari atau 4 bulan. 4.7 Perhitungan pelunasan pada pegadaian konvensional Sistem pelunasan pada pegadaian konvensional pada dasarnya hamper sama dengan pegadaian syariah yaitu 4 bulan (120 hari), dan selama jangka waktu tersebut nasabah dapat melakukan pelunasan atau pembayaran pinjaman. Dalam pegadaian konvensional terdapat biaya sewa modal per 15 hari, tarif yang digunakan sesuai dengan masingmasing golongan nasabah tersebut. Adapun cara melakukan pelunasan atau mengambil marhun : 1. Cara melakukan pelunasan / mengambil marhun : a. Membawa Surat Bukti kepada petugas kasir. b. Menunjukkan KTP asli, jika surat atas nama sendiri. c. Jika mewakili, menunjukkan KTP asli keduanya dan menandatangan pengalihan hak uang tertera dibelakang surat dan melampirkan fotocopy KTP kedua belah pihak. d. Membayar uang pelunasan/penembusan yang telah disebutkan oleh petugas kasir. e. Menerima bukti pembayaran dari kasir untuk mengambil barang jaminan.

8 4.8 Tindakan yang dilakukan jika nasabah tidak bisa melunasi sesuai pada waktunya Biasanya nasabah tersebut akan dihubungi oleh pihak pegadaian sebagai pemberitahuan karena waktu sudah hampir mendekati jatuh tempo, jika nasabah tersebut tidak datang juga, maka sesuai dengan perjanjian pada surat bukti barang tersebut akan dilelang sesuai dengan tanggal lelang yang tertera pada surat bukti. 4.9 Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan baik pegadaian syariah maupun pegadaian konvensional pada dasarnya hampir sama. Berikut akan dijelaskan system perpanjangan dan pelelangan barang jaminan. 1. Sistem perpanjangan pada pegadaian konvensional yaitu jika nasabah tersebut belum bisa melunasi, maka ia bisa membayar biaya sewa modalnya saja sebesar tariff sesuai dengan golongan masingmasing, setelah nasabah membayar perpanjangan maka oleh pegadaian dibuatkan surat baru dengan tanggal akad terhitung dari saat ia membayar biaya sewa modal tersebut dan jatuh temponyapun adalah 4 bulan ke depan atau sesuai dengan golongan masingmasing. Biasanya oleh pegadaian barang akan ditaksir kembali, jika taksirann naik, nasabah bisa menambah uang pinjamannya. Biasanya pegadaian akan menyarankan untuk menambah uang pinjamannya dan tambahan itu akan dipotong untuk biaya Ijaroh dan administrasi, jika ada selisih nasabah tersebut akan menerima sisanya. 2. Sistem pelelangan yaitu barang akan dijual kepada umum dengan harga sesuai dengan harga pasar saat itu. Setelah barang tersebut terjual, maka hasilnya akan dipotong biaya lelang. Uang kelebihan = Harga lelang Uang pinjaman Jasa simpanan Biaya lelang penjualan. Uang kelebihan = Harga lelang Uang pinjaman Jasa simpanan Uang kelebihan Biaya itu lelang adalah penjualan hak nasabah yang bisa di ambil selama 1 tahun ke depan, nasabah akan di beritahu bahwa ia mempunyai uang kelebihan di pegadaian tersebut. Setelah lebih dari 1 tahun uang kelebihan tersebut tidak bisa di ambil lagi oleh nasabah dan uang itu akan hangus dan akan disetorkan kepada Negara Alat Taksir jaminan Jasa taksiran adalah nilai atau harga harta benda milik murtahin untuk mengetahui secara pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya. Orang atau karyawan yang melakukan jasa taksiran tersebut disebut dengan penaksir. Penaksir ini sebelumnnya harus sudah mempunyai pengalaman karena penaksir ini merupakan ujung tombak maju mundurnya pegadaian. Jika penaksir salah menaksir barang jaminan murtahin tersebut seperti terlalu besar menaksir dari nilai yang sebenarnya, maka penaksir tersebut akan dikenakan TGR (Tuntutan Ganti Rugi) sebesar uang pinjaman yang diberikan rahin sementara pegadaian akan mengalami kerugian.

9 Alat-alat taksir yang digunakan antara lain : 1. Barang jaminan berupa emas a. Jarum uji emas; digunakan untuk menguji keaslian dari emas dan karakter emasnya. b. Air uji emas; sama seperti jarum uji emas perbedaanya hanya terletak pada ukuran dari alat uji ini. c. Batu uji; digunakan seperti jarum dan uji emas yaitu menguji keaslian dari emas dan karakter emasnya. 2. Barang jaminan berupa berlian a. Diamen selector; digunakan untuk keaslian dari berlian. b. Alat ukur; digunakan untuk menguji besarnya berlian. 3. Barang jaminan berupa alat elektronik Adapun alat elektronik ini yang ditaksir adalah dari masing-masing komponen yang terdapat dalam alat elektronik tersebut yang disertai dengan Harga Pasar Setempat (HPS) Perbedaan antara Pegadaian Syariah dan Konvensional Perbedaan yang paling menonjol antara pegadaian syariah dan pegadaian konvensional adalah dari perhitungannya, pada pegadaian konvensional menggunakan perhitungan keuntungannya dari sewa modal yang artinya disini adalah terdapatnya riba yang dilarang oleh hukum syara, sedangkan pada pegadaian syariah tidak menggunakan sistem bunga seperti pada pegadaian konvensional, tetapi menggunakan biaya ijaroh yaitu biaya simpan yang dihitung dari besarnya taksiran barang jaminan. Nasabah yang di ambil dalam contoh kasus ini adalah nasabah golongan D, dimana golongan D ini adalah golongan yang banyak melakukan transaksi dalam pembiayaan Ar-Rahn. Contoh kasus : Pada tanggal 6/10/2007 nasabah D2 memiliki kebutuhan mendesak dan membutuhkan dana untuk biaya pendidikan. Ia pun membawa barang jaminannya berupa kalung dan gelang yang dimilikinya untuk digadaikan. Menurut juru taksir, emas yang dibawanya itu memiliki nilai sebesar Rp ,-. Menurut perkiraannya ia sudah bisa menebus kembali emasnya tersebut dalam jangka waktu 84 hari yaitu tanggal 27/02/2008. Perhitungannya: 1. Pegadaian Syariah - Pinjaman yang diberikan : Taksiran x 90% = Rp x 90% = Rp ,4,- = Rp ,- (pembulatan) - Biaya Ijaroh 10 hari : Taksiran x Rp 80 Rp = Rp x Rp 80 Rp = x 9 = = ,- (pembulatan) - Nasabah tersebut termasuk kedalam golongan D - Biaya Administrasi : Rp ,-

10 - Jadi, jumlah uang yang diterima oleh nasabah D2 adalah sebesar : Uang pinjaman Biaya admibistrasi =Rp Rp =Rp ,- - Dan uang yang harus dibayar oleh nasabah D2 dalam melakukan pelunasan adalah sebasar : Uang pinjaman + Biaya ijaroh =Rp Rp =Rp ,- Perlakuan akuntansi dalam transaksi pembiayaan pegadaian syariah a. Bagi pihak yang menerima gadai (Murtahin) Pada saat menerima barang gadai tidak dijurnal tetapi membuat tanda terima atas barang i. Pada saat menyerahkan uang pinjaman Dr. Piutang Rp Cr. Kas Rp ii. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan Dr. Kas Rp Cr. Pendapatan Rp Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan Dr. Biaya ijaroh Rp Cr. Kas Rp Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan membuat tanda serah terima barang. Dr. Kas Rp Cr. Piutang Rp Pada saat jatuh tempo, uang tidak dapat dilunasi dan kemudian barang gadai dijual oleh pihak yang menggadaikan. Penjualan barang gadai, jika nilainya sama dengan piutang Dr. Kas Rp Cr. Piutang Rp Jika kurang, maka piutangnya masih tersisa sejumlah selisih antara nilai penjualan dengan saldo piutang. b. Bagi pihak yang menggadaikan (Rahin) Pada saat menyerahkan aset tidak dijurnal, tetapi menerima tanda terima atas penyerahan aset serta membuat penjelasan atas catatan akuntansi atas barang yang digadaikan. i. Pada saat menerima uang pinjaman

11 Dr. Kas Rp Cr. Utang Rp ii. Bayar uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan Dr. Biaya ijaroh Rp Cr. Kas Rp iii. Ketika dilakukan pelunasan atas utang Dr. Utang Rp Cr. Kas Rp iv. Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi sehingga barang gadai dijual Pada saat penjualan barang gadai Dr. Kas Rp Dr. Akumulasi Penyusutan Rp Dr. Kerugian (apabila rugi) xxx Cr. Keuntungan (apabila untung) Rp Cr. Aset Rp Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang menggadai Dr. Utang Rp Cr. Kas Rp Jika masih ada kekurangan pembayaran utang setelah penjualan barang gadai tersebut, maka berarti pihak yang menggadaikan masih memiliki saldo utang kepada pihak yang menerima gadai. 1. Pegadaian Konvensional Biaya Administrasi Pegadaian Konvensional = 1% x Uang Pinjaman Perhitungan : - Pinjaman yang diberikan : Taksiran x 91% = Rp x 91% = Rp ,- = Rp ,- (pembulatan) - Sewa Modal (Bunga) per 15 hari : Uang pinjaman x bunga =Rp x 1,3% =Rp / 15 hari,- =Rp x 6 =Rp =Rp ,- (pembulatan) - Nasabah termasuk golongan C2 - Biaya Administrasi : 1% x Uang Pinjaman 1% x Rp = Rp ,-

12 - Jadi, jumlah uang yang diterima oleh nasabah C2 sebesar : Uang pinjaman Biaya administrasi = Rp =Rp =Rp (pembulatan): - Dan uang yang dibayar oleh nasabah D2 pada saat pelunasan adalah sebesar : Uang pinjaman + Biaya sewa modal = Rp = Rp ,- Perlakuan akuntansi dalam transaksi pembiayaan pegadaian konvensional a. Bagi pihak yang menerima gadai Pada saat menerima barang gadai tidak dijurnal tetapi membuat tanda terima atas barang i. Pada saat menyerahkan uang pinjaman Dr. Piutang Rp Cr. Kas Rp ii. Pada saat menerima uang untuk biaya sewa modal (bunga) Dr. Kas Rp Cr. Pendapatan Rp iii. Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan membuat tanda serah terima barang. Dr. Kas Rp Cr. Piutang Rp iv. Pada saat jatuh tempo, uang tidak dapat dilunasi dan kemudian barang gadai dijual oleh pihak yang menggadaikan. Penjualan barang gadai, jika nilainya sama dengan piutang Dr. Kas Rp Cr. Piutang Rp Jika kurang, maka piutangnya masih tersisa sejumlah selisih antara nilai penjualan dengan saldo piutang. b. Bagi pihak yang menggadaikan Pada saat menyerahkan aset tidak dijurnal, tetapi menerima tanda terima atas penyerahan aset serta membuat penjelasan atas catatan akuntansi atas barang yang digadaikan. i. Pada saat menerima uang pinjaman Dr. Kas Rp Cr. Utang Rp ii. Bayar uang untuk sewa modal (bunga) Dr. Biaya ijaroh Rp

13 iii. iv. Cr. Kas Rp Ketika dilakukan pelunasan atas utang Dr. Utang Rp Cr. Kas Rp Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi sehingga barang gadai dijual Pada saat penjualan barang gadai Dr. Kas Rp Dr. Akumulasi Penyusutan Rp Dr. Kerugian (apabila rugi) xxx Cr. Keuntungan (apabila untung) Rp Cr. Aset Rp Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang menggadai Dr. Utang Rp Cr. Kas Rp Jika masih ada kekurangan pembayaran utang setelah penjualan barang gadai tersebut, maka berarti pihak yang menggadaikan masih memiliki saldo utang kepada pihak yang menerima gadai. 5. KESIMPULAN Dari data perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) cabang Dewi Sartika ternyata mampu menarik masyarakat dalam memperleh pembayaran dengan proses yang cepat, praktis dan menentramkan. Hal ini terbukti dengan banyaknya nasabah yang meminjam dana pada pegadaian syariah : 1. Prosedur operasional pembiayaan Ar-Rahn pada pegadaian syariah dan pegadaian konvensional a. Sistem pembiayaan pegadaian syariah dan konvensinal Dalam sistem pembayaran pegadaian syariah dikenal beberapa istilah seperti biaya ijaroh yang dikenakan per 10 hari, golongan marhun bih, plafon marhun bih, biaya administrasi per SBR. Jenis marhun (objek yang digadaikan) oleh nasabah adalah rata-rata adalah emas atau berlian dengan berat yang berbeda, dan pinjaman yang ditetapkan sebesar 90% dari taksiran. Sedangkan pada pegadaian konvensional terdapat bunga atau sewa modal yang telah ditentukan oleh pihak pegadaian konvensional tersebut, dengan sewa modal atau bunga berbeda-beda tiap golongan. Jenis marhun pada pegadain konvensional lebih banyak dan berfariasi seperti emas, alat elektronik, dan kendaraan bermotor, serta besarnya taksiran pada pegadaian konvensional berbeda-beda.

14 b. Tindakan yang dilakukan jika nasabah tidak bisa melunasi sesuai dengan waktu jatuh tempo pada pegadaian Syariah dan Konvensional adalah hampir sama, yaitu : Akan dihubungi oleh pihak pegadaian dan memberitahukan bahwa waktu pelunasan hampir jatuh tempo, Disarankan untuk memperpanjang waktu pelunasan dengan melakukan taksiran ulang terhadap marhun atau barang jaminan. c. Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan pada pegadaian Syariah dan Konvensional. Sistem perpanjangan pada pegadaian syariah dan pegadaian konvensional, sistem perpanjangan pada pegadaian konvensional yaitu jika pada pegadain konvensional nasabah tersebut belum bisa melunasi, maka ia dapat membayar biaya sewa modalnya saja sebesar tarif sesuai dengan golongan masing-masing, dan pada pegadain syariah dapat membayar biaya ijarohnya saja. Setelah itu oleh pegadaian dibuatkan surat baru dengan tanggal akad terhitung dari saat ia membayar biaya sewa modal tersebut dan jatuh temponyapun adalah 4 bulan ke depan atau sesuai dengan golongan masing-masing. Biasanya oleh pegadaian barang akan ditaksir kembali, jika taksiran naik, nasabah bisa menambah uang pinjamannya. Sistem pelelangan yaitu barang akan dijual kepada umum dengan harga sesuai dengan harga pasar saat itu. 2. Perhitungan pelunasan barang jaminan a. Untuk di pegadaian syariah ada biaya ijaroh per 10 hari. Jika melebihi 10 hari dihitung kelipatannya. Keuntungan yang diperoleh dari pegadaian syariah adalah karena pegadaian syariah tidak ada biaya bunga hanya biaya ijaroh per 10 hari dengan tarif yang tidak terlalu tinggi b. Untuk di pegadaian konvensional menggunakan sistem sewa modal (bunga) yang berbeda-beda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dengan biaya sewa per 15 hari. Besar keuntungan yang diperoleh dari pihak pegadaian konvensional adalah berasal dari biaya administrasi dan sewa modal atas biaya bunga 1% Keuntungan pegadaian syariah pada sistem pembiayaan Ar-Rahn didapat dari biaya ijaroh atau biaya simpan, walaupun jumlahnya tidak terlalu materil tetapi pegadaian. 3. Perlakuan akuntansi a. Perlakuan akuntansi pada pegadaian syariah dan pegadaian konvensional sebenarnya hampir sama, hanya berbeda pada istilahnya saja. Dalam pencatatan laporan keuangannya, pegadaian cabang hanya membuat arus kas dan jurnal (laporan bulanan arus kas), setelah itu laporan tersebut dikirim ke kanwil untuk di olah lebih lanjut yang disebut laporan konsolidasi dari semua cabang pegadaian yang disebut dengan pencatatan desentralisasi, setelah diolah oleh

15 kanwil maka laporan tersebut akan dikirim ke pegadaian pusat dan akan dibuat laporan keuangan pegadaian pusat. 6. DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi I Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema Insani. Basyri, Ahmad Karakteristik Sistem Ekonomi Syariah. Jakarta : Kuliah Informal fakultas Ekonomi. Furhiwardhana, Firdaus Akuntansi Syariah Mudah dan Sederhana Dalam Penerapan di Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta : Pendidikan Pelatihan Perbankan Syariah. Kasmir Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Muhammad Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta : Ekonisia Muhammad dan Dwi Suwiknyo Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta : Trust Media. Muhammad, Rifqi Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan Implementasi PSAK Syariah, edisi pertama. Yogyakarta: P3EI Press. Mulawarman, Aji Dedi Akuntansi Syariah, Teori, Konsep dan Laporan Keuangan. Jakarta : E. Publishing Company. Nurhayati, Sri dan Wasilah Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Pegadaian Laporan Tahunan Pegadaian. Jakarta : Penerbit Pegadaian. Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Zikrul Hakim. Siamat, Dahlan Manajemen Lembaga Keuangan, edisi keempat. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Sethyon, Ketut Menapak ke Masa Depan dengan Kegigihan Masa Lalu, edisi pertama. Jakarta : Kantor Pusat Perum Pegadaian. Keuntungan/29 september 2009.htm

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah 63 BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah Cabang Ponolawen Pegadaian Syariah Cabang Ponolawen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Penerapan Akad Rahn dan Ijarah dalam Transaksi Gadai pada Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung Mendiskusikan sub tema ini secara gamblang, maka tidak ubahnya

Lebih terperinci

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang. Ringkasan Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian adalah masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri Palembang Gadai Emas Syariah Menurut Anshori (2007:129) adalah menggadaikan atau menyerahkan hak penguasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam berkembang sangat pesat di masyarakat. Antonio (2001 : 223), melihat bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kegiatannya tidak lepas dari proses pencatatan akuntansi yang pada akhir

BAB II KAJIAN TEORITIS. kegiatannya tidak lepas dari proses pencatatan akuntansi yang pada akhir 9 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Akuntansi Setiap badan usaha, lembaga, maupun perusahaan, dalam setiap kegiatannya tidak lepas dari proses pencatatan akuntansi yang pada akhir aktivitasnya akan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah ABSTRAKSI LISNAWATI. 2012. Akuntansi Pendapatan Pegadaian pada Perum Pegadaian Makassar. Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. ( Pembimbing I: Dr. Darwis Said,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti kita ketahui bersama bahwa Islam adalah merupakan agama yang paling sempurna, agama Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah saja, namun di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Agama Islam adalah risalah (pesan-pesan) yang diturunkan Tuhan kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara dimana lembaga tersebut mempunyai fungsi dan peranan sebagai suatu lembaga yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA 83 BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA A. Analisis terhadap Aplikasi Rahn pada Produk Gadai Emas dalam di BNI Syariah

Lebih terperinci

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Secara bahasa Rahn berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari. Secara teknis menahan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis akan selalu diikuti oleh perkembangan akan kredit, dan pemberian fasilitas kredit yang selalu memerlukan jaminan, hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem dan prosedur gadai emas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Emas Dengan Akad Rahn Di BNI Syariah Bukit Darmo

Lebih terperinci

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG KARANGAYU SEMARANG 1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu Semarang Penerapan Ar-Rahn dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengikatan Akad Rahn dan Akad Ijarah Masyarakat awam yang tidak mengetahui lebih dalam tentang Pegadaian Syariah, akan beropini bahwa akad yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA A. Analisis Implementasi Ijārah Jasa Simpan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya

Lebih terperinci

BAB III. Pola Tajdi>d al- aqd (akad baru) Rahn Di Pegadaian Syariah Kebomas Gresik

BAB III. Pola Tajdi>d al- aqd (akad baru) Rahn Di Pegadaian Syariah Kebomas Gresik BAB III Pola Tajdi>d al- aqd (akad baru) Rahn Di Pegadaian Syariah Kebomas Gresik A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah Kebomas Gresik 1. Latar Belakang Berdirinya Pegadaian Syariah Kebomas Gresik Pendirian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS. 1 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS. Akad Ar-Rahn yang diterapkan dalam perbankan syari ah atau lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA PEKALONGAN) A. Penerapan Multi Akad Dalam Pembiayaan Arrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melakukan kegiatan ekonomi adalah merupakan tabiat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan demikian itu ia memperoleh rezeki, dan dengan rezeki itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari merupakan masalah yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi adalah an everchangging discipline, berubah terus menerus sepanjang masa (Morgan 1988, Hines 1989 dan Francis 1990). Akuntansi adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pegadaian 3 02 Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? 5 5 03 Kapan Masyarakat Menggunakan Jasa Pegadaian? 6 6 04 Siapa yang Menggunakan Jasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG IB Rahn Emas adalah fasilitas pembiayaan dengan akad qardh untuk kebutuhan dana tunai dengan jaminan emas 1. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 A. Analisis Besaran Ujrah pada Pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Karangpilang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai emas Kospin Jasa Syariah adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas harta/barang berharga berupa emas lantakan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG SKRIPSI Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas Gadai emas Bank Nagari Syariah produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternative memperoleh

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 13: Akuntansi Pegadaian Syariah dan Obligasi Syariah (Sukuk) Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PEGADAIAN SYARIAH (rahn) PENGERTIAN AKAD RAHN Bahasa: tetap, kekal, jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu negara merupakan hasil dari kinerja yang baik dari instrumen-instrumen yang ada di negara tersebut. Salah satu instrumen negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam datang dengan membawa pemahaman tentang kehidupan yang membentuk pandangan hidup tertentu dan dalam bentuk garis hukum yang global. Karenanya guna menjawab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 1 BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Gadai Pohon Cengkeh di Desa Sumberjaya Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data lapangan yaitu hasil dari wawancara dan dokumentasi, beserta data kepustakaan

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung Perkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu Negaranegara Italia, Inggris, dan Belanda. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam segala aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian masyarakat yang senantiasa berkembang secara dinamis, membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam segala aspek kehidupan. Terkadang

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 127

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 127 A. PENGERTIAN Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya. Nasabah yang ingin mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan berupa pembiayaan dalam

Lebih terperinci

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan lembaga perantara yang mempunyai fungsi dan peranan sebagai suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkannya

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung 1. Gambaran Umum Pegadaian KC Syariah Radin Intan merupakan salah satu kantor pegadaian yang beroperasi dengan sistem syariah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi dengan berbagai sunnah-nya agar syariah yang Ia turunkan lewat Rasul-Nya semakin subur di muka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Perbedaan antara Pembiayaan Gadai Syariah pada PT Pegadaian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Perbedaan antara Pembiayaan Gadai Syariah pada PT Pegadaian 87 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan Dari berbagai pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Perbedaan antara Pembiayaan Gadai Syariah pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Gorontalo dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber utamanya, kegiatan perekonomian dalam Islam tidak hanya sekedar anjuran semata namun lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang ABSTRAK Asmitha. 2011. Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Gadai Syariah PT. Bank BRI Syariah, Tbk., Cabang Makassar. Pembimbing I: Prof. DR. H. Gagaring Pagalung, SE, MS, Ak. Pembimbing II: Drs. Asri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usahanya dengan berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur Jenderal VOC Van Imhoff mendirikan Bank Van Leening. Meskipun demikian, diyakini bahwa praktik gadai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Prosedur Menurut Susanto (2008:264), Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah pendirian Sejarah PEGADAIAN dimulai pada abad XVIII ketika Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) suatu maskapai perdagangan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara yang mayoritas Muslim, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegadaian merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput juga negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 12 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Tentang PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Soebrantas Terbitnya PP/10 tanggal 1 april 1990 dapat dikatakan menjadi tonnggak awal kebangkitan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan al-habs yaitu penetapan dan penahanan. Secara istilah, Rahn

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG.

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG. ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG Oleh : Nur Kholis Kusuma Atmaja ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI MENURUT FATWA DSN MUI NO 26 TAHUN 2002 ( STUDI KASUS PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA LANGSA) SKRIPSI

PENENTUAN BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI MENURUT FATWA DSN MUI NO 26 TAHUN 2002 ( STUDI KASUS PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA LANGSA) SKRIPSI PENENTUAN BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI MENURUT FATWA DSN MUI NO 26 TAHUN 2002 ( STUDI KASUS PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA LANGSA) SKRIPSI DiajukanOleh : AMIRUDDIN MahasiswaSekolahTinggi Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang peranan penting. Dimana untuk kemajuan perekonomian, kita tidak bisa mengandalkan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nasabah Nasabah adalah aset atau kekayaan utama perusahaan karena tanpa pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang mengatakan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semaraknya prinsip penerapan syariah dalam lembaga keuangan bank di Indonesia, maka pelaku bisnis di bidang LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank)

Lebih terperinci

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/ PEGADAIAN keuangan yang seperti lintah darat dan pengijon yang dengan melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya. 1. PENGERTIAN PEGADAIAN Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang

Lebih terperinci

RAHN DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA

RAHN DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BESARAN UJRAH PADA PEMBIAYAAN RAHN DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA A. Gambaran Singkat Tentang Pegadaian Syariah Karangpilang Surabaya 1. Sejarah Singkat Berdirinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada PT. BPRS Saka Dana Mulia Kudus 1. Sistem Produk Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada PT. BPRS Saka Dana Mulia Kudus Berkenaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu, Islam memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek kehidupan termasuk sektor bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan komprehensif yang berarti Islam menerangkan seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH PEKALONGAN. A. Akad Rahn dan Ijarah di Pegadaian Syariah Pekalongan

BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH PEKALONGAN. A. Akad Rahn dan Ijarah di Pegadaian Syariah Pekalongan BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH PEKALONGAN A. Akad Rahn dan Ijarah di Pegadaian Syariah Pekalongan Perum pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada umat manusia melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku sepanjang zaman. Rasulullah saw diberi

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB 1 Renka Suka Alamsyah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam istilah bahasa Arab, gadai di istilahkan dengan rahn dan juga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam istilah bahasa Arab, gadai di istilahkan dengan rahn dan juga dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pegadaian Dalam istilah bahasa Arab, gadai di istilahkan dengan rahn dan juga dapat dinamai dengan al-habsu (pasaribu,1996:139).secara etimologis, arti rahn adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN PSAK 105 (STUDI KASUS DI BMT KHALIFA BANDUNG)

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN PSAK 105 (STUDI KASUS DI BMT KHALIFA BANDUNG) Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN PSAK 105 (STUDI KASUS DI BMT KHALIFA BANDUNG) 1 Shela Nursoleha, 2 Eva Fauziah,

Lebih terperinci

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits Rahn Secara bahasa berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari Secara teknis menahan salah satu harta peminjam yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang yang digadaikan tersebut masih sayang untuk dijual. Pengertian gadai

BAB I PENDAHULUAN. barang yang digadaikan tersebut masih sayang untuk dijual. Pengertian gadai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa gadai masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat menggadaikan suatu barang karena terdesak kebutuhan dana, sementara barang yang digadaikan tersebut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Berdirinya Pegadaian Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Syariah, sebagai sebuah positioning baru yang mengasosiasikan kita kepada suatu sistem pengelolaan ekonomi dan bisnis secara islami. Perkembangan ekonomi syariah baik

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di Pekalongan ) Pegadaian syari ah Pekalongan adalah suatu badan usaha milik pemerintah yang usaha intinya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pada pembahasan ini peneliti akan mengintegrasikan hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Kredit 2.1.1.1. Pengertian Kredit Lembaga keuangan bank maupun bukan bank tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan,

Lebih terperinci

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember 1 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG JEMBER (Analyze The Application Of Accounting Pawn Sharia (Rahn) In Sharia Pawnshop Branches ) Kartika Chandra Priliana

Lebih terperinci

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya serta sebagai bahan presentasi Disusun Oleh : 1. Yoganita Rahmadani 15803241009

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari pembahasan-pembahasan yang terdapat di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Prosedur Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Analisis Terhadap Pola Tajdi>d al- Aqd (akad baru) Rahn di Pegadaian Syariah Kebomas Gresik Praktek gadai yang dilakukan oleh masyarakat disebabkan adanya kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika kita melihat kehidupan duniawi, banyak sekali kegiatan bisnis yang membantu kehidupan manusia untuk melangsungkan hidupnya, sehingga pinjam meminjam menjadi salah

Lebih terperinci

Juliatyn I. Hulawa, Zulkifli Bokiu, Laode Rasuli Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Juliatyn I. Hulawa, Zulkifli Bokiu, Laode Rasuli Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo 1 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK PEMBIAYAAN GADAI SYARIAH PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) SYARIAH CABANG GORONTALO DENGAN GADAI KONVENSIONAL PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG GORONTALO SELATAN Juliatyn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian, seperti perkembangan dalam sistim perbankan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian, seperti perkembangan dalam sistim perbankan. Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang sangat gencarnya dalam melakukan peningkatan perekonomian nasional. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah 1. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO A. Analisis Aplikasi Penetapan Ujrah Dalam Akad Rahn di BMT UGT Sidogiri

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN PINJAMAN KREDIT CEPAT AMAN (KCA) PADA KANTOR CABANG PERUM PEGADAIAN KELAS III BANGIL PASURUAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMBERIAN PINJAMAN KREDIT CEPAT AMAN (KCA) PADA KANTOR CABANG PERUM PEGADAIAN KELAS III BANGIL PASURUAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMBERIAN PINJAMAN KREDIT CEPAT AMAN (KCA) PADA KANTOR CABANG PERUM PEGADAIAN KELAS III BANGIL PASURUAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : FEBRI NAWANG WULAN NIM : 2009410556 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO

BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO A. Akad Rahn dan Ijarah di Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo Perum pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berinteraksi antara satu dengan yang lain. Masing- masing

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berinteraksi antara satu dengan yang lain. Masing- masing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahkluk sosial yang dalam kehidupan senantiasa berinteraksi antara satu dengan yang lain. Masing- masing individu saling bergantung satu sama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN INFORMASI KEPADA NASABAH DARI PERUM PEGADAIAN DI CPP BENGKULU. 4.1 Sistem Informasi aplikasi yang sedang bejalan

BAB IV ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN INFORMASI KEPADA NASABAH DARI PERUM PEGADAIAN DI CPP BENGKULU. 4.1 Sistem Informasi aplikasi yang sedang bejalan BAB IV ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN INFORMASI KEPADA NASABAH DARI PERUM PEGADAIAN DI CPP BENGKULU 4.1 Sistem Informasi aplikasi yang sedang bejalan Sistem aplikasi di gunakan menggunakan sistem aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman Gadai Emas adalah Nasabah. membawa benda berharga yang akan digadaikan berupa emas dengan

BAB IV PENUTUP. 1. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman Gadai Emas adalah Nasabah. membawa benda berharga yang akan digadaikan berupa emas dengan BAB IV PENUTUP 4. 1 Kesimpulan 1. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman Gadai Emas adalah Nasabah membawa benda berharga yang akan digadaikan berupa emas dengan karat minimal 16 (enam belas) karat dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah. sejak tahun 2009 dengan jumlah lebih dari 900 nasabah rahin.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah. sejak tahun 2009 dengan jumlah lebih dari 900 nasabah rahin. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Gadai Emas Syariah pada Bank BPD DIY Syariah sudah berjalan sejak tahun 2009 dengan jumlah lebih dari 900 nasabah rahin. Produk gadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat modern saat ini sudah tidak asing lagi dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah Kendal 1. Sejarah Singkat Pegadaian merupakan lembaga pengkreditan dengan sistem gadai untuk pertama kalinya. Sejarah Pegadaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Bandar Lampung

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Bandar Lampung BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Bandar Lampung Berdasarkan uraian data sebagaimana yang telah ditamnpilkan di Bab III tentang praktik lelang barang jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA BAB IV TINJAUAN FATWA NO. 25-26/DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA A. Analisis Implementasi Akad Ija>rah Pada Sewa Tempat

Lebih terperinci