PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMP
|
|
- Susanti Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMP Oleh : Harli Trisdiono, SE. MM Widyaiswara Madya LPMP D.I. Yogyakarta harli_tris@yahoo.co.id Abstrak Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai sarana dalam meningkatkan pemahaman terhadap fenomena sosial dan menyikapinya perlu dilakukan dengan baik agar siswa mempunyai bekal yang cukup dalam menghadapi tantangan sosial masa kini dan masa yang akan datang. Pembelajaran IPS juga berfungsi dalam meningkatkan kesadaran warga negara bertumbuh dalam peran serta kehidupan berbangsa dan bernegara. Peningkatan kompetensi siswa dalam bidang sosial perlu dilakukan dengan menggunakan berbagai macam strategi dan model pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa. Pembelajaran kooperatif tipe SQ3R mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai ranah tujuan pembelajaran. Kata kunci: ilmu pengetahuan sosial, SQ3R, berbangsa dan bernegara
2 1. Pendahuluan Tuntutan terhadap perkembangan pendidikan semakin mengarah pada pembelajaran berpusat pada siswa dengan mengarahkan siswa aktif dalam belajar. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penguasaan model pembelajaran yang digunakan dengan efektif dan efisien. Penggunaan metode pembelajaran sangat erat kaitannya dengan karakteristik mata pelajaran dan atau materi yang dipelajari. Pemilihan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil yang diperoleh. Pembelajaran kooperatif tipe SQ3R (survey, question, read, recite, dan review) merupakan metode pembelajaran yang biasanya digunakan dalam pembelajaran bahasa sebagai bentuk pembelajaran kemampuan memahami teks. Perkembangan teknik ini pada akhirnya digunakan dalam berbagai mata pelajaran sebagai bentuk meningkatkan pemahaman materi ajar. Perkembangan pendidikan di Indonesia menuntut adanya inovasi dan kreatifitas guru dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang mampu memberikan bekal kepada siswa menghadapi tantangan masa kini dan masa yang akan datang. Pembelajaran yang bermakna bagi siswa adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Disisi lain, pembelajaran yang berpusat pada siswa mampu meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu teknik pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif adalah SQ3R. Berdasarkan berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik SQ3R mampu meningkatkan prestasi belajar siswa secara luas. Muhaji, Suandi, & Putrayasa (2013) dalam penelitiannya membuktikan bahwa ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa antara yang diajar dengan metode SQ3R, teknik klose dan cara konvensional, Juliani (2012) menemukan bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Firmansyah, Zaenuri, dan Mulyono (2012) membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Efendi (2015) membuktikan bahwa teknik SQ3R mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe SQ3R secara
3 umum dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam berbagai ranah tujuan pendidikan. Pembelajaran kooperatif tipe SQ3R merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Francis Pleasant Robinson (Kasson, 2012) dengan menekankan pada aspek pemahaman terhadap teks/bacaan, melalui penugasan kepada siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama (Suyatno, 2009, Dalman, 2013). Penekanan model ini adalah pada keterampilan siswa dalam memahami sebuah bacan, sehingga dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan secara aktif. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe SQ3R pada pembelajaran mata pelajaran non bahasa telah banyak dilakukan penelitian. Artikel ini memaparkan metode pembelajaran SQ3R dalam pembelajaran IPS SMP. 2. Pembahasan a. Pembelajaran IPS SMP Manusia merupakan mahkluk individu dan sosial. Sebagai mahkluk sosial, manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan seharihari. Keharmonisan kehidupan membutuhkan kesadaran anggota masyarakat dalam menjalankan peran masing-masing. Upaya penyadaran dilakukan sejak awal dengan memberikan bekal kepada siswa melalui pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa Mata Pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Penekanan pembelajaran IPS adalah memahami isu-isu sosial sehingga siswa dapat mensikapi dinamika sosial yang ada agar mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat secara demokratis, bertanggungjawab dan mencintai perdamaian dalam kehidupan bersama. Kedewasaan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari kemampuan dalam menerima diri sendiri, lingkungannya, dan berperan dalam kehidupan bermasyarakat. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
4 pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Melalui pemahaman yang memadai, kesadaran tentang diri sendiri dan perannya dalam pembangunan masyarakat, warga negara dapat berperan dalam proses pembangunan bangsa dan negaranya. Kehidupan masyarakat sangat dinamis dan berkembang pesat. Pemahaman terhadap dinamika kehidupan masyarakat akan memberikan pemahaman komprehensif dalam memberikan peran dalam kehidupan. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menekankan bahwa Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. b. Metode SQ3R Model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R adalah model pembelajaran yang menggunakan strategi membaca dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama (Suyatno, 2009). Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa dalam memperdalam konsep yang ada terkait dengan materi ajar kurang. Siswa sering lebih pasif dalam menguasai kompetensi tertentu. Model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R bertujuan agar pembaca aktif dalam menghadapi bacaan dan dapat menemukan ide pokok serta detail penting yang mendukung ide pokok tersebut (Soedarso, 2010). Melalui metode ini dimungkinkan pembaca dapat menangkap ide-ide lain yang tersirat pada bacaan. Model pembelajaran kooperati tipe SQ3R terdiri atas tahapan Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) adalah lima tahap membaca, yang terdiri atas tahap-tahap mensurvei, mengajukan pertanyaan, membaca, menceritakan kembali dan meninjau ulang
5 (Robinson dalam Tarigan, 2008; Soedarso, 2010). ASC-OSU (Academic Success Center, Oregon State University, 2013) menjelaskan bagaimana cara dan mengapa SQ3R dilakukan: Tahapan Bagaimana Mengapa Survey Question Read Recite Review Lihat bagian depan teks: judul, pratinjau, sub judul, visual (grafik, gambar), kata-kata tebal, ringkasan Baca ringkasan jika mungkin Pikirkan tentang latar belakang pengetahuan atau informasi terkait Hidupkan judul menjadi pertanyaan Tanyakan apa? siapa? kenapa? dan bagaimana? Carilah jawaban atas pertanyaan Anda Membuat catatan di pinggir Underline atau sorot konsep-konsep penting Memecah bacaan menjadi bagian Ambil istirahat bila diperlukan Katakan outloud dalam kata-kata Anda sendiri Menulis ringkasan paragraf atau bagian Menulis catatan atau kartu catatan untuk informasi Membuat peta pikiran atau graphic organizer dari ide-ide dan saling keterkaitan Lihat di bacaan atau catatan dan kuis sendiri pada informasi Membuat hubungan antara bacaan dan memberi gambaran besar membantu memutuskan apa yang penting menghubungkan informasi dengan apa yang sudah di ketahui mempersiapkan untuk membaca membantu tetap fokus pada bacaan memberi Anda tujuan (mencari jawaban) dan menciptakan minat praktik yang baik untuk membuat pertanyaan terkait topik cara untuk mendapatkan informasi dari buku teks (!) persiapan yang baik untuk pembelajaran & diskusi bagian penting dari persiapan evaluasi membantu menyimpan informasi setelah Anda membacanya memeriksa tingkat pemahaman cara untuk berinteraksi dengan membaca dan tetap terjaga Ini membantu Anda menyimpan informasi minggu ke minggu Ini membantu Anda mempersiapkan diri untuk ujian, kertas dan tugas
6 catatan dari kelas Tinjau ulang mingguan dan menguji diri sendiri pada materi baru dan lama setiap minggu c. Langkah Pembelajaran SQ3R Pemahaman terhadap langkah-langkah pembelajaran sangat berperan terhadap keefektifan dan efisiensi model dalam mencapai tujuan. Langkah-langkah pembelajaran SQ3R tidak secara kaku dan berurutan melaksanakan tahap-tahapnya. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan teknik SQ3R sebagaimana terlihat pada gambar berikut : survey question read recite review Salah satu faktor penting dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran menggunakan sebuah model adalah tersedianya perangkat pembelajaran yang cukup, sehingga siswa memiliki kepastian terhadap langkah yang harus dilakukan. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe SQ3R dilakukan dengan menggunakan lembar kerja sebagai alat bantu. Lembar kerja dikembangkan dengan memperhatikan kaidah-kaidah kajian terhadap bacaan. Langkah-langkah pembelajaran teknik SQ3R menurut Mawadah (2011); Gardner and Jewler (2000); Tarigan (2008); Soedarso (2010) adalah sebagai berikut: Survey (tinjau) ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa yang terkandung di dalam bahan yang dibaca. Ini dilakukan dengan meneliti tajuk besar, tajuk-tajuk kecil, gambar-gambar ilustrasi, grafik, membaca pengantar, dan penutup atau simpulan di bagian-bagian akhir buku atau teks. Langkah survey, siswa mencatat hal-hal penting dalam bacaan. Secara umum apabila bacaan berupa buku, maka yang perlu dicatat adalah judul,
7 pengarang, tahun terbit, penerbit, kota penerbit, jumlah bab, judul bab dan sub bab pada masing-masing bab. Apabila bacaan berupa artikel dan/atau bentuk teks lainnya, maka yang perlu dilakukan adalah mencatat judul bila ada, mencatat sub judul, dan hal-hal penting yang berkaitan dengan artikel/teks dimaksud. Pada waktu membaca judul, adakah pesan yang tertangkap dari judul yang ada. Keuntungan tahap survey adalah mendorong pembaca merasakan materi secara umum, menemukan ide yang terkandung dalam teks. Question (soal atau tanya) ialah langkah yang memerlukan pembaca dalam menyenaraikan satu inti permasalahan dalam teks, setelah mendapat teks tersebut berkaitan dengan informasi yang diperlukannya. Masalah-masalah tersebut menunjukkan keinginan pembaca tentang informasi yang ingin diperoleh dari bahan tersebut, yang kemudian menjadi panduan atau pedoman pada kegiatan membaca selanjutnya. Pembaca akan mencoba mencari jawaban atas persoalanpersoalan tersebut. Langkah question, yaitu langkah yang dilakukan siswa dengan mempertanyakan detil teks, dengan menggunakan kata tanya 5W1H, yaitu who, what, where, when, why, dan how. Kata tanya who atau siapa dapat diperjelas misalnya dengan membuat pertanyaan siapa tokoh-tokoh yang ada dalam teks tersebut? Apa peran tokoh pada teks? Apa isi bacaan dimaksud? Dimana saja peristiwa atau lokasi terkait dengan isi teks? Kapan kejadian peristiwa? Mengapa peristiwa dan/atau kejadian terjadi? Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Dan bagaimana hal tersebut terjadi. Read (baca) ialah membaca bahan atau teks tersebut secara aktif serta mencoba mendapatkan segala jawaban atas persoalan-persoalan yang disampaikan sebelumnya. Ketika membaca, seorang pembaca mungkin juga akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan tambahan, berdasarkan perkembangan pemahaman dan keinginannya selama membaca. Pembaca mungkin juga mempersoalkan pendapat atau informasi yang terdapat dalam buku atau teks tersebut. Langkah membaca merupakan langkah yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang sudah dibuat. Langkah ini juga sebagai bentuk memastikan apakah pertanyaan yang dibuat sudah mewakili dan
8 mencakup seluruh materi yang ada pada teks. Membaca juga untuk memperdalam materi, sehingga dapat ditemukan hal-hal yang belum lengkap yang ada pada teks. Kesadaran akan informasi yang kurang lengkap mendorong pembaca mencari informasi lebih lanjut yang relevan dengan materi pada teks. Langkah ini sekaligus merupakan penajaman pada langkah recite. Pada langkah recite dipastikan bahwa setiap kunci dari materi pelajaran dalam teks sudah ditemukan dan dipahami dengan baik. Recite (mengungkapkan kembali) merupakan langkah keempat. Setelah selesai membaca, seorang pembaca mencoba mengingat kembali apa yang telah dibaca dan meneliti segala hal yang telah diperolehnya. Pemilihan informasi disesuaikan dengan yang dibutuhkannya. Pembaca juga boleh mencoba menjawab persoalanpersoalan yang dipaparkan sebelumnya tanpa merujuk kepada bahan yang telah dibaca. Langkah terakhir dari model SQ3R adalah review, yaitu langkah yang dilakukan untuk melihat kembali materi yang terkandung dalam teks. Pada bagian ini pembaca akan membaca bagian-bagian buku atau teks tertentu yang dipilih untuk mendukung jawaban-jawaban atas persoalanpersoalan yang dibuatnya pada langkah ketiga. Pada bagian ini, pembaca juga memastikan tidak ada informasi yang terlewat. Membuat rangkuman atas bacaan, catatan pengembangan yang diperlukan sehingga dapat mengidentifikasi informasi relevan yang harus dicari kemudian. Pada tahap ini juga dilakukan pemetaan konsep dan materi. Pengorganisasian materi/topik dilakukan untuk memastikan bahwa terdapat relevansi dan keterkaitan antar materi. d. Contoh Skenario Pembelajaran SQ3R IPS SMP Materi : Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam dalam Pembangunan Nasional Alokasi Waktu : 8 x 45 menit Kegiatan Pendahuluan Guru melakukan apersepsi Kegiatan Inti :
9 1. Siswa melakukan survey atas bacaan fungsi dan peran sumber daya alam dalam pembangunan nasional; 2. Siswa mencatat struktur teks dengan mengisi Lembar Kerja Siswa berikut : Bagian Judul Sub judul Grafik Tabel Gambar Bagan Kalimat dicetak berbeda Bagian yang diberi tanda khusus Uraian Makna dan informasi terkait 3. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan prinsip 5W1H untuk memperdalam pemahaman tentang fungsi dan peran sumber daya alam dalam pembangunan nasional, dengan memperhatikan contoh berikut : a. Apa saja fungsi sumber daya alam dalam kehidupan manusia? b. Apa hubungan gambar padi dengan kehidupan manusia? c. Dimana saja padi dapat tumbuh di bumi Indonesia? d. Apa makanan pokok penduduk di daerah yang tidak dapat menghasilkan padi? e. Kapan padi biasanya ditanam? f. Mengapa padi butuh banyak air dalam pertumbuhannya? g. Bagaimana padi diolah menjadi makanan pokok? 4. Siswa membaca secara utuh teks, menjawab pertanyaan yang dibuat, membuat catatan konsep penting, mendiskusikan dengan teman apabila diperlukan. 5. Siswa berbagi pertanyaan dengan temannya, mendiskusikan dan menggali informasi yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat. 6. Siswa membuat rangkuman dari teks yang dibaca. 7. Siswa membuat peta konsep atau grafik dan memberikan penjelasan antar konsep.
10 8. Siswa melakukan review bersama-sama dengan teman sekelas dan memastikan pemahaman terhadap materi pembelajaran. 9. Siswa menyiapkan kuiz sebagai bahan review berkala 10. Guru memberikan penguatan e. Pemantauan dan Penilaian Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R sangat tergantung dari ketersediaan bahan bacaan yang akan dieksplore siswa. Pemantauan ketersediaan bahan bacaan sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran sangat menentukan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Pemantauan juga dilakukan untuk memastikan bahwa siswa melakukan aktivitas dalam setiap langkah pembelajaran secara aktif. Pemantauan juga untuk memastikan bahwa siswa melakukan proses pembelajaran dan tidak terjebak pada pencapaian hasil semata. Ketaatan terhadap langkah pembelajaran sangat menentukan pencapaian kompetensi. Pengamatan terhadap proses sekaligus digunakan untuk melakukan penilaian proses. Siswa dipastikan mendapatkan umpan balik terhadap apa yang sudah dilakukannya, dan segera melakukan penyesuaian langkah berikutnya agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan standar kegiatan yang dilakukan siswa menjadi bagian penting dalam memantau proses pembelajaran agar siswa tidak terlalu banyak melakukan improvisasi terhadap proses pembelajaran. Penilaian dan evaluasi pembelajaran dilakukan dalam penilaian proses dan hasil. Penilaian juga untuk memastikan mendapat informasi pencapaian kompetensi secara individu dan kelompok. Penilaian proses dilakukan pada setiap langkah pembelajaran SQ3R.
11 3. Simpulan dan Saran a. Simpulan 1. Pembelajaran kooperatif tipe SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan meningkatkan keaktifan siswa; 2. Keefektifan dan keefisienan penggunaan teknik SQ3R memerlukan dukungan sumber belajar yang memadai, sehingga siswa dapat melakukan eksplorasi terhadap materi pembelajaran; 3. Pemantauan dalam proses pembelajaran perlu dilakukan secara ketat, sehingga setiap langkah dilakukan siswa dengan maksimal. b. Saran 1. Perlu pengembangan penggunaan teknik SQ3R untuk mata pelajaran lain; 2. Guru menggunakan teknik SQ3R untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam membaca pemahaman; 3. Sebelum menggunakan teknik SQ3R perlu dilakukan analisis materi secara mendalam agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.
12 Daftar Pustaka ASC-OSU. (2013). SQ3R Reading Strategy. Retrieved April 01, 2015, from Academic Success Center: Dalman (2013). Keterampilan membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Efendi, I. (2015). Peningkatan keterampilan membaca intensif siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo dengan teknik SQ3R tahun pelajaran 2013/2014. NOSI Volume 2, Nomor 9, Firmansyah, D. T., Zaenuri, & Mulyono. (2012). Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII. Unnes Journal of Mathematics Education UJME 1 (2) (2012), file:///c:/users/windows/downloads/ pb.pdf. Gardner, J., & Jewler, J. (2000). Your college experience: Strategies for success. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company. Juliani, F. (2012). Pembelajaran membaca pemahaman wacana dengan menggunakan teknik SQ3R. publikasi stkipsiliwangi, Kasson, S. C. (2012). Which Study Method Works Best? A Comparison of SOAR and SQ3R for Text Learning. Open Access Theses and Dissertations from the College of Education and Human Sciences. Paper 165.: Mawadah, A. H. (2011). Panduan Pendidik: Strategi Belajar Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Multazam Mulia Utama. Muhaji, Suandi, N., & Putrayasa, I. B. (2013). Pengaruh penerapan metode SQ3R dan teknik klose terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Volume 2, 1-8. Soedarso. (2010). Speed reading: sistem membaca cepat dan efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suyatno. (2009). Menjelajah pembelajaran inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Tarigan, H. G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
PQRST: METODE MEMBACA EFEKTIF. Oleh : Harli Trisdiono, SE. MM Widyaiswara Madya LPMP D.I. Yogyakarta
PQRST: METODE MEMBACA EFEKTIF Oleh : Harli Trisdiono, SE. MM Widyaiswara Madya LPMP D.I. Yogyakarta email : harli_tris@yahoo.co.id Abstrak Keterampilan membaca pemahaman diperlukan dalam pencapaian kompetensi
Lebih terperinciMODUL MEMBACA EFEKTIF MENGGUNAKAN SQ3R
MODUL MEMBACA EFEKTIF MENGGUNAKAN SQ3R A. MENGAPA KEAHLIAN INI PENTING Membaca merupakan salah satu kegiatan yang harus dilalui dalam rangkaian keahlian literasi informasi bagi seseorang. Keahlian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa dan keberhasilan pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MALANG
PENGARUH STRATEGI SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MALANG 1) Faricha Alfin Afdila adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah Dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan penting dan sebagai fundamental bagi
Lebih terperinciMETODE SQ3R. Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M. Pd. Universitas Pendidikan Indonessia
METODE SQ3R Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M. Pd. Universitas Pendidikan Indonessia A. Pengertian Metode SQ3R Sering kita mengalami kesulitan dalam memahami sebuah buku atau bahan bacaan lainnya. Tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut
Lebih terperinciII. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
8 II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Konsep Model Pembelajaran Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kaena dengan pendidikan manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Jurusan Fisika FMIPA UNNES Jl. Raya Sekaran, Gunungpati Semarang. Masykur, dkk., Penerapan Metode SQ3R Dalam Pemb 73
PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP Masykur, Siti Khanafiyah, Langlang Handayani Jurusan Fisika
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO Isminatun 7 SMP Negeri 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo A. PENDAHULUAN Salah satu tujuan membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) Metode belajar SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R ini semakin
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA SISWA KELAS IV SDN 03 REJOSARI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013 SHEFI HUDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu negara. Dengan pendidikan dibentuk SDM yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan pendidik
Lebih terperinci47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari
Lebih terperinciPengumpulan data. Produk: Bahan Ajar IPA Terpadu bertema Cuaca
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mix Method antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, dengan pendekatan penelitian menggunakan Research
Lebih terperinciILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1
Lebih terperinci10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Program Paket A sampai Program Paket B. IPS mengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Cara yang dapat ditempuh untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia, melalui bahasa orang dapat menyampaikan dan menerima informasi. Berbahasa merupakan suatu proses interaktif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Empat pilar pendidikan secara universal adalah learning to do, learning to know, learning to be and learning to live together. Artinya peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi pembangunan pendidikan nasional kini telah tertuang dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciTranskrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online
Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online http://www.membacacepat.com Modul 2 Bagian 2 Membaca Aktif dan Kritis Terima kasih Anda telah bergabung kembali bersama saya, Muhammad Noer dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Hakim (2000: 14), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Teknik Pembelajaran SQ3R Metode SQ3R adalah metode membaca untuk memahami dan menguasai isi bacaan dengan langkah-langkah: mensurvai isi (Survey: S), mengajukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas
7 BAB II LANDASAN TEORI H. Penelitian Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca dengan menggunakan metode PQ4R sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Lina Indriyani tahun 2012 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan sistem pendidikan nasional, telah menetapkan visi, misi dan strategi membangun pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan (Kurniasari, 2007:1). Seorang guru harus
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru adalah profesi yang harus dijalani dengan tanggung jawab yang besar. Seorang guru dituntut untuk bisa menyampaikan materi yang sulit menjadi mudah dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Seseorang dikatakan memahami sesuatu jika telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali yang telah dipelajarinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan langkah-langkah metode SQ3R dan implikasi metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa
PENERAPAN METODE SURVEY-QUESTION-READ-RECITE-REVIEW (SQ3R) DENGAN MEDIA CETAK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SDN TANJUNGMERU TAHUN AJARAN 2015/2016 Ulsana Puji Lestari
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI
Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan pemerintah negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R Baiq Corlina Mahdawati 1 baiqcorlina9@gmail.com Received: 03/01/2017 Revised: 08/03/2017 Aproved: 10/03/2017 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang sedang coba diterapkan oleh pemerintah ke beberapa sekolah sasaran saat ini yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai tenaga profesional diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan. Karena guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh: Bambang Riadi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciKeywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BRECONG TAHUN AJARAN 2015/2016 Nurul Hidayati¹, Suripto²,
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran
Lebih terperinciTentunya Anda dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan? Akan tetapi, bagaimana dengan bacaan berikut ini
A. Hakikat Membaca Kritis Hakikat membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan Anda sebagai calon guru yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu. Oleh sebab iyu, kegiatan belajar ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fakta yang peneliti temukan di lapangan mengenai pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran berbicara masih kurang optimal. Penggunaan model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Oleh: Ratih Permata Asri 1, Atmazaki 2, Abdurahman 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON KABUPATEN BLORA TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU
PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU M. Haribunasri Jasmi 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa resmi negara kita. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kegiatan pembelajaran tidak pernah terlepas dari kegiatan membaca dan menulis. Setiap siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan tersebut dengan baik
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ijik Efendi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Strategi belajar mengajar yang tepat sangat penting dilakukan untuk menunjang keberhasilan
Lebih terperinciIntel Teach Program Assessing Projects
Menilai Proyek Pelajaran berbasis proyek menuntut penilaian yang lebih progresif dimana siswa dapat melihat pelajaran sebagai proses dan strategi penyelesaian masalah untuk memenuhi harapan-harapan proyek.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum IPS SD (1994 : 150) menyatakan bahwa : Pengajaran sosial di SD bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju dan bersaing dengan negara negara lainnya. Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu
Lebih terperinciBerita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer
Menulis di Media Massa Jenis-jenis Tulisan di Media Massa Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Peluang Dimuat Berita Opini Berita Ditulis oleh wartawan Bisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada saat belajar di sekolah, guru jarang memberi penjelasan kepada siswa
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pada saat belajar di sekolah, guru jarang memberi penjelasan kepada siswa bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah keilmuan yang sangat dekat dengan mereka karena
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tujuan-tujuan dalam pembelajaran tercapai. digunakan, makin efektif pula pencapaian tujuan.
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Metode SQ3R a. Pengertian Metode SQ3R Melakukan proses pembelajaran adalah aktivitas guru seharihari. Seorang guru dalam melakukan pembelajaran harus menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dikembang di SDN 02 Tiuh Toho Kecamatan Menggala belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Metode pembelajaran yang diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa dan mencapai tujuan pendidikan nasional, perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Quisumbing (Kunandar, 2011:10), pendidikan memiliki
Lebih terperinci47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SQ3R DI KELAS V SDN 07 PONTIANAK UTARA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SQ3R DI KELAS V SDN 07 PONTIANAK UTARA Nurmiati, Kaswari, Asmayani Pogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN Email: myanurmiati@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang dapat diperoleh siswa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan salah satu peranan yang sangat penting dikuasai seseorang dalam membentuk kemahiran berbahasa, khususnya siswa. Melalui kegiatan membaca,
Lebih terperinciOLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK
HUBUNGAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK NIA ELCERIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Hasbullah, 2009: 1). Dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandidikan merupakan hal yang sangat penting bagi peradaban manusia dan peradaban bangsa. Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang, oleh karena itu pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial yang kemudian disebut IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam
Lebih terperinciAbstrak Kata Kunci 1. Pendahuluan
Abstrak Ada nilai tambah yang didapat seseorang dalam melakukan kegiatan membaca. Satu diantaranya, orang menjadi luas cakrawala kehidupannya, terbebas dari penjara dunia yang sempit dan terbatas, baik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025
KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 KEMAMPUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran membaca mempunyai peranan penting dalam membekali anak didik sekolah dasar. Dalam pembelajaran membaca guru dapat memilih wacana- wacana yang memudahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung di sekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses dalam rangka
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN GEOGRAFI BUKU GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN GEOGRAFI BUKU GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X I. KELAYAKAN ISI A. PETUNJUK UMUM DAN PETUNJUK KHUSUS Butir 1 Maksud, tujuan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan dari pendidikan adalah membimbing siswa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan digunakannya untuk menjalani
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang
Lebih terperinciBAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN
189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalau kita cermati saat ini pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan yang diinginkan, apalagi harapan yang dituangkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metode tanya-jawab seringkali dikaitkan dengan kegiatan diskusi, seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab, meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai sarana untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat empat keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keterampilan berbahasa
Lebih terperinci