GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016"

Transkripsi

1 GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 A. PENDAHULUAN Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya. Pada tahun 2016 ini diprediksi terjadi lima kali gerhana, yaitu 1. Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 yang dapat diamati dari Indonesia. 2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 23 Maret 2016 yang diamati dari Indonesia 3. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 18 Agustus 2016 yang diamati dari Indonesia 4. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 1 September 2016 yang tidak dapat diamati dari Indonesia 5. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) September 2016 yang dapat diamati dari Indonesia Salah satu tupoksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah adalah memberikan informasi dan pelayanan tanda waktu, termasuk di dalamnya adalah informasi Gerhana Bulan dan Matahari. Untuk itu BMKG menyampaikan informasi GMT 9 Maret 2016 sebagai berikut. B. GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 Gambar 1. Peta lintasan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di dunia

2 Pada Gambar 1 ditampilkan Peta Lintasan GMT 9 Maret Sebagaimana terlihat, GMT 9 Maret 2016 dapat diamati di Asia bagian Selatan, Asia bagian Timur, Asia bagian Tenggara, Australia bagian Utara, Samudra Pasifik, dan sedikit daerah Amerika bagian Utara. Daerah yang akan terlewati jalur totalitas, yang ditandai dengan dua buah garis merah yang berdekatan, adalah Indonesia dan Samudra Pasifik. Jalur totalitas GMT 9 Maret 2016 yang melewati Indonesia dapat lebih jelas dilihat pada Gambar 2 dalam bentuk peta magnitudo gerhana, yaitu perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai oleh Bulan dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. Jika magnitudo gerhananya 1 atau lebih dari 1, Matahari tergerhanai total. Namun, jika magnitudonya kurang dari 1, Matahari tergerhanai sebagian. Titik sentral gerhana yang menandakan segarisnya titik pusat Matahari, Bulan dan Bumi ditandai dengan garis berwarna biru. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2 dan Tabel terlampir, jalur totalitas gerhana ini akan melewati 45 kota dan kabupaten di 12 provinsi, yaitu Sumatera Barat bagian Selatan, Bengkulu, Jambi bagian Selatan, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Adapun daerah lainnya akan mengamati GMT 9 Maret 2016 berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana tertentu, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Peta lintasan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia Pada Gambar 3 ditampilkan ilustrasi proses GMT 9 Maret 2016 di daerah yang mengalami totalitas. Gerhana dimulai saat Kontak Pertama terjadi, yaitu ketika piringan Bulan, yang ditampilkan berupa lingkaran putih dengan garis putus-putus, mulai menutupi piringan Matahari, yang ditampilkan berupa lingkaran berwarna kuning. Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya Bulan mulai menutupi seluruh piringan Matahari. Waktu saat peristiwa ini terjadi disebut Kontak Kedua dan akan berakhir saat Bulan terakhir kali menutupi seluruh piringan Matahari, yaitu saat Kontak Ketiga.

3 Kontak Keempat Kontak Pertama Kontak Kedua Puncak Gerhana Kontak Ketiga Gambar 3. Ilustrasi proses Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di daerah yang mengalami totalitas Waktu dari Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga tersebut disebut sebagai Durasi Totalitas atau Fase Totalitas, yang lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Sebagai contoh lama durasi totalitas terlama pada GMT 9 Maret 2016 ini di Indonesia adalah di Maba, Maluku Utara, yaitu 3 menit 19,5 detik dengan magnitudo gerhana sebesar 1,019. Adapun lama fase totalitas dan magnitudo gerhana di kota-kota lainnya kurang dari waktu tersebut. Pada saat fase totalitas tersebut, kecerlangan langit di lokasi-lokasi yang terlewati jalur totalitas tersebut akan meredup, hingga seperti saat fajar atau senja. Puncak keredupannya adalah saat terjadinya Puncak Gerhana, yaitu waktu di tengah-tengah fase totalitas ini. Pada saat puncak gerhana terjadi, akan tampak cahaya redup di sekitar Matahari, yang disebut sebagai korona atau mahkota Matahari. Setelah Kontak Ketiga dilalui, piringan Matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat Kontak Keempat. Lama waktu dari Kontak Pertama hingga Kontak Keempat disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Jayapura, Papua, yaitu selama 2 jam 55 menit 3,0 detik. Puncak Gerhana Kontak Keempat Puncak Gerhana Kontak Keempat Kontak Pertama Kontak Pertama Gambar 4. Ilustrasi Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian. Bagian kiri untuk daerah di sebelah Utara jalur totalitas. Bagian kanan untuk daerah di sebelah Selatan jalur totalitas. Ilustrasi proses gerhana matahari yang teramati dari kota-kota yang tidak mengalami fase totalitas ditampilkan pada Gambar 4. Sebagaimana terlihat, Kontak kedua dan kontak ketiga tidak akan ada pada

4 gerhana yang teramati di kota-kota tersebut, mengingat gerhana yang teramati bukanlah Gerhana Matahari Total, namun berupa Gerhana Matahari Sebagian. Di daerah sebelah Utara jalur totalitas, Matahari yang tergerhanai adalah pada bagian sebelah kanan dari arah pandang pengamat. Sementara di daerah sebelah Selatan jalur totalitas, Matahari yang tergerhanai adalah bagian sebelah kiri dari arah pandang pengamat. Pada saat puncak gerhana, besaran piringan Matahari yang tergerhanai bergantung pada magnitudo gerhana. Ilustrasi ini ditampilkan pada Gambar 5 berikut. Ilustrasi pada Gambar 5 ini adalah untuk wilayah di sebelah Utara jalur totalitas. Adapun untuk wilayah di sebelah Selatan jalur Totalitas, ilustrasinya adalah pencerminan Gambar 5 tersebut, sebagaimana ilustrasi puncak gerhana yang ditampilkan pada Gambar 4 di atas. Mag 0,900 Mag 0,800 Mag 0,700 Mag 0,600 Mag 0,500 Gambar 5. Ilustrasi magnitudo gerhana dan piringan Matahari yang tergerhanai saat puncak gerhana Sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran, waktu-waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbedabeda. Peta waktu kontak awal atau Kontak Pertama GMT 9 Maret 2016 di Indonesia ditampilkan pada Gambar 6. Secara umum, GMT 9 Maret 2016 akan dimulai pada pukul 06:19:18 WIB di sebelah Selatan Bengkulu, yang ditandai dengan tulisan Kontak Awal pada Gambar 1. Sementara di Indonesia waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Kotaagung, Lampung, yaitu terjadi pada pukul 06:19:41,0 WIB. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Waris, Papua yang terjadi pada pukul 08:53:44,1 WIT. Gambar 6. Waktu kontak awal saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia

5 Demikian juga waktu saat Puncak Gerhana yang akan berbeda-beda di setiap daerah. Hal ini ditampilkan pada Gambar 7. Di Indonesia, daerah yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah kota Bengkulu, yang terjadi pada pukul 07:19:49,7 WIB. Adapun kota yang akan mengalami waktu puncak paling akhir adalah Jayapura pada pukul 10:17:40,8 WIT. Gambar 7. Waktu puncak gerhana saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia Sementara itu, waktu kontak terakhir atau Kontak Keempat paling awal akan terjadi di Sinabang, Aceh yang terjadi pada pukul 08:24:46,1 WIB. Adapun waktu kontak terakhir paling akhir akan terjadi di Jayapura, Papua pada pukul 11:48:46,6 WIT. Peta waktu kontak terakhir ini ditampilkan pada Gambar 8. Gambar 8. Waktu kontak akhir saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia

6 Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus Saros tertentu. Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari. Sebagai contoh, GMT 9 Maret 2016 adalah anggota ke 52 dari 73 anggota pada Siklus Saros ke 130. Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 ini adalah GMT yang terjadi pada 26 Ferbruari Adapun Gerhana sesudahnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 tersebut adalah GMT yang terjadi pada 20 Maret Meskipun peristiwa GMT di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu. GMT sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melewati Jawa, Sulawesi, dan Papua juga GMT pada 18 Maret 1988 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan. Adapun GMT yang akan kembali dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 20 April 2023 yang jalur totalitasnya melewati Papua dan GMT pada 20 April 2042 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan. Informasi Lanjut: Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG Gedung Pusat Pelayanan Data dan Informasi Lantai 3 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta Telepon : (021) ext Situs : gtw@bmkg.go.id

7 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KOTA-KOTA YANG AKAN MENGALAMI FASE TOTALITAS (INDONESIA BARAT) POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d A SUMATERA BARAT 1 Seai-Kep. Mentawai BT LS -- : -- : : 18 : : 19 : : 20 : : 25 : : 5 : : Silaut-Pesisir Selatan BT LS -- : -- : : 19 : : 19 : : 20 : : 27 : : 6 : : B BENGKULU 3 Mukomuko BT LS -- : -- : : 19 : : 19 : : 20 : : 27 : : 6 : : Muara Aman BT LS 6 : 20 : : 19 : : 20 : : 20 : : 28 : : 7 : : C JAMBI 5 Singkut-Sorolangun BT LS 6 : 20 : : 19 : : 20 : : 21 : : 29 : : 8 : : D SUMATERA SELATAN 6 Palembang BT LS 6 : 20 : : 20 : : 21 : : 22 : : 31 : : 10 : : Lubuklinggau BT LS 6 : 20 : : 20 : : 20 : : 20 : : 28 : : 8 : : Rupit BT LS 6 : 20 : : 19 : : 20 : : 21 : : 29 : : 8 : : Muara Beliti BT LS 6 : 20 : : 20 : : 20 : : 21 : : 29 : : 8 : : Talang Ubi BT LS 6 : 20 : : 20 : : 20 : : 21 : : 29 : : 9 : : Sekayu BT LS 6 : 20 : : 20 : : 21 : : 22 : : 30 : : 9 : : Pangkalan Balai BT LS 6 : 20 : : 20 : : 21 : : 22 : : 31 : : 10 : : Indralaya BT LS 6 : 20 : : 21 : : 21 : : 21 : : 31 : : 10 : : E KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 14 Koba BT LS 6 : 20 : : 22 : : 23 : : 24 : : 34 : : 13 : : Toboali BT LS 6 : 20 : : 22 : : 22 : : 23 : : 33 : : 13 : : Tanjung Pandan BT LS 6 : 21 : : 22 : : 23 : : 25 : : 35 : : 14 : : Manggar BT LS 6 : 21 : : 23 : : 24 : : 25 : : 36 : : 15 : : F KALIMANTAN BARAT 18 Kendawangan-Ketapang BT LS 6 : 21 : : 25 : : 26 : : 27 : : 40 : : 18 : : G KALIMANTAN TENGAH 19 Palangka Raya BT LS 6 : 23 : : 28 : : 30 : : 31 : : 46 : : 23 : : Sukamara BT LS 6 : 22 : : 26 : : 27 : : 28 : : 41 : : 19 : : Nanga Bulik BT LS 6 : 22 : : 26 : : 27 : : 28 : : 42 : : 19 : : Pangkalan Bun BT LS 6 : 22 : : 26 : : 27 : : 28 : : 42 : : 19 : : Sampit BT LS 6 : 22 : : 27 : : 28 : : 30 : : 44 : : 21 : : Buntok BT LS 6 : 24 : : 30 : : 31 : : 32 : : 49 : : 24 : : Tamiang Layang BT LS 6 : 24 : : 30 : : 31 : : 32 : : 49 : : 25 : : Kasongan BT LS 6 : 26 : : 36 : : 37 : : 38 : : 58 : : 31 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Kontak Pertama di Seai, Silaut, dan Muko-muko tidak dicantumkan karena saat itu Matahari masih belum terbit

8 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KOTA-KOTA YANG AKAN MENGALAMI FASE TOTALITAS (INDONESIA TENGAH) POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d H KALIMANTAN SELATAN 27 Amuntai BT LS 7 : 24 : : 30 : : 31 : : 32 : : 49 : : 25 : : Tanjung BT LS 7 : 24 : : 30 : : 31 : : 33 : : 49 : : 25 : : Paringin BT LS 7 : 24 : : 30 : : 31 : : 32 : : 49 : : 25 : : I KALIMANTAN TIMUR 30 Tana Paser BT LS 7 : 24 : : 31 : : 33 : : 34 : : 51 : : 26 : : Penajam BT LS 7 : 25 : : 32 : : 34 : : 35 : : 53 : : 27 : : Balikpapan BT LS 7 : 25 : : 33 : : 34 : : 34 : : 53 : : 28 : : J SULAWESI BARAT 33 Pasangkayu BT LS 7 : 27 : : 36 : : 37 : : 39 : : 59 : : 31 : : K SULAWESI TENGAH 34 Palu BT LS 7 : 27 : : 37 : : 38 : : 39 : : 0 : : 32 : : Sigi Biromaru BT LS 7 : 27 : : 37 : : 38 : : 40 : : 0 : : 32 : : Parigi BT LS 7 : 28 : : 38 : : 39 : : 40 : : 1 : : 33 : : Poso BT LS 7 : 28 : : 38 : : 39 : : 41 : : 2 : : 33 : : Ampana BT LS 7 : 29 : : 39 : : 41 : : 42 : : 4 : : 35 : : Luwuk BT LS 7 : 30 : : 41 : : 43 : : 44 : : 7 : : 37 : : DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KOTA-KOTA YANG AKAN MENGALAMI FASE TOTALITAS (INDONESIA TIMUR) POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIT o o WIT o o WIT o o WIT o o WIT o o j m d m d L MALUKU UTARA 40 Sofifi BT LU 8 : 36 : : 51 : : 53 : : 54 : : 21 : : 45 : : Ternate BT LU 8 : 36 : : 51 : : 52 : : 54 : : 20 : : 44 : : Soa-Siu BT LU 8 : 35 : : 51 : : 52 : : 54 : : 20 : : 44 : : Jailolo BT LU 8 : 36 : : 53 : : 53 : : 53 : : 21 : : 45 : : Weda BT LU 8 : 36 : : 51 : : 53 : : 55 : : 21 : : 45 : : Maba BT LU 8 : 36 : : 52 : : 54 : : 56 : : 23 : : 46 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi.

9 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI ACEH Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Aceh berupa Gerhana Matahari Sebagian. Hal ini mengingat magnitudo gerhana paling besar di Aceh adalah 0,858 yaitu di Singkil. Sementara magnitudo gerhana di kota lainnya kurang dari angka tersebut. Magnitudo gerhana paling kecil akan dialami oleh pengamat di Sabang, yaitu sebesar 0,750. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Aceh. Pada kolom Kontak Pertama, baik waktu saat kontak berlangsung, maupun azimuth dan altitude Matahari tidak ditampilkan mengingat saat Kontak Pertama terjadi, Matahari masih belum terbit. Pada saat Matahari terbit, gerhana sudah berlangsung, meskipun belum mencapai puncaknya. Karena gerhana yang teramati dari Aceh adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk seluruh kota di Aceh hanya Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, puncak gerhana di Aceh terjadi antara pukul 07:20:43,5 WIB di Sinabang hingga pukul 07:22:55,0 di Lhokseumawe. Sementara itu, gerhana di Aceh akan berakhir pada pukul 08:24:46,1 WIB di Sinabang hingga pukul 08:27:18,0 di Karang Baru. Adapun Durasi gerhana yang teramati di Aceh adalah antara 1 jam 57 menit 55,8 detik di Sabang, yang merupakan durasi gerhana paling singkat di Indonesia, dan 2 jam 2 menit 34,4 detik di Singkil. Namun, dalam realisasinya durasi gerhana yang akan teramati di setiap kota akan kurang dari waktu-waktu tersebut. Hal ini mengingat waktu kontak awal gerhana terjadi sebelum Matahari terbit di Aceh. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

10 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI ACEH POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Banda Aceh BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 24 : : 58 : : Sabang BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 25 : : 57 : : Jantho BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 25 : : 58 : : Calang BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 24 : : 59 : : Sigli BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 25 : : 58 : : Meulaboh BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 25 : : 59 : : Meureudu BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 25 : : 59 : : Suka Makmue BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 25 : : 0 : : Sinabang BT LU -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 24 : : 0 : : Bireuen BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 26 : : 59 : : Simpang Tiga Redelong BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 26 : : 0 : : Takengon BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 26 : : 0 : : Blangpidie BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 25 : : 0 : : Lhokseumawe BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 26 : : 0 : : Tapak Tuan BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 25 : : 1 : : Lhoksukon BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 26 : : 0 : : Blang Kejeren BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 26 : : 1 : : Idi Rayeuk BT LU -- : -- : : -- : : 23 : : -- : : 27 : : 1 : : Kutacane BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 26 : : 2 : : Singkil BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 26 : : 2 : : Subulussalam BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 26 : : 2 : : Langsa BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 27 : : 1 : : Karang Baru BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 27 : : 1 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian 12. Kontak Pertama di seluruh kota di Aceh tidak ditampilkan karena saat itu Matahari masih belum terbit.

11 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SUMATERA UTARA Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Sumatera Utara berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,947 di pulau Bojo, sebelah Selatan Nias, hingga 0,800 yaitu di sebelah Utara Stabat. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Sumatera Utara. Pada kolom Kontak Pertama, baik waktu saat kontak berlangsung, maupun azimuth dan altitude Matahari tidak ditampilkan mengingat saat Kontak Pertama terjadi, Matahari masih belum terbit. Pada saat Matahari terbit, gerhana sudah berlangsung, meskipun belum mencapai puncaknya. Karena gerhana yang teramati dari Sumatera Utara adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk seluruh kota di Sumatera Utara hanya Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, puncak gerhana di Sumatera Utara terjadi pada pukul 07:21 WIB dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:27 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Sumatera Utara rata-rata adalah 2 jam 4 menit. Namun, dalam realisasinya durasi gerhana yang akan teramati di setiap kota akan kurang dari waktu tersebut. Hal ini mengingat waktu kontak awal gerhana terjadi sebelum Matahari terbit Sumatera Utara. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

12 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SUMATERA UTARA POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Medan BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 27 : : 2 : : Lotu BT LU -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 25 : : 2 : : Lahomi BT LU -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 25 : : 2 : : Gunung Sitoli BT LU -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 25 : : 2 : : Gunung Sitoli BT LU -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 25 : : 2 : : Teluk Dalam BT LU -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 25 : : 3 : : Sidikalang BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 26 : : 2 : : Salak BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 26 : : 3 : : Stabat BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 27 : : 2 : : Binjai BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 27 : : 2 : : Kabanjahe BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 27 : : 2 : : Panguruan BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 3 : : Dolok Sanggul BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 3 : : Sibolga BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 26 : : 3 : : Pandan BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 26 : : 3 : : Lubuk Pakam BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 27 : : 3 : : Parapat BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 3 : : Tarutung BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 3 : : Pematangsiantar BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 27 : : 3 : : Balige BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 3 : : Padang Sidempuan BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 4 : : Sei Rampah BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 28 : : 3 : : Tebing Tinggi BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 28 : : 3 : : Sipirok BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 4 : : Limapuluh BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 28 : : 3 : : Panyabungan BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 4 : : Kisaran BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 28 : : 4 : : Gunung Tua BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 4 : : Aek Kanopan BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 28 : : 4 : : Sibuhuan BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 27 : : 5 : : Tanjung Balai BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 28 : : 4 : : Rantau Prapat BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 28 : : 4 : : Kota Pinang BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 28 : : 5 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian 12. Kontak Pertama di seluruh kota di Sumatera Utara tidak ditampilkan karena saat itu Matahari masih belum terbit.

13 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SUMATERA BARAT Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Sumatera Barat. Di Provinsi ini, terdapat dua kota kecil yang terlewati jalur totalitas, yaitu Seai di Kepulauan Mentawai, dengan magnitudo gerhana sebesar 1,012 dan Silaut di Pesisir Selatan, dengan magnitudo sebesar 1,002. Durasi totalitas di masing-masing kota tersebut adalah 1 menit 51, 6 detik dan 0 menit 50,9 detik. Kota Seai di Kepulauan Mentawai ini adalah lokasi totalitas GMT 9 Maret 2016 paling Barat di Indonesia. Sementara itu, di sebagian besar kota di Sumatera Barat, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 1,000 sebelah Utara Silaut di Pesisir Selatan hingga 0,900 di Sumatera Barat bagian Utara. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Sumatera Barat. Data pada kolom Kontak Pertama tidak ditampilkan di hampir semua kota di Sumatera Barat. Hal ini mengingat saat Kontak Pertama terjadi, Matahari masih belum terbit dan pada saat Matahari terbit, gerhana sudah berlangsung. Karena gerhana yang teramati dari sebagian besar kota di Sumatera Barat adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk sebagian besar kota di Sumatera Barat hanya Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, puncak gerhana di Sumatera Barat akan terjadi pada pukul 07:20 WIB dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:27 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Sumatera Barat rata-rata adalah 2 jam 6 menit. Namun, dalam realisasinya durasi gerhana yang akan teramati di setiap kota akan kurang dari waktu tersebut. Hal ini mengingat waktu kontak awal gerhana terjadi sebelum Matahari terbit.

14 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SUMATERA BARAT POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Padang BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 5 : : Tua Pejat BT LS -- : -- : : -- : : 19 : : -- : : 25 : : 5 : : Simpang Ampek BT LU -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 5 : : Lubuk Basung BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 5 : : Pariaman BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 5 : : Lubuk Sikaping BT LU -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 5 : : Parit Malintang BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 5 : : Bukittinggi BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 6 : : Padangpanjang BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 6 : : Painan BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 6 : : Batusangkar BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 6 : : Payakumbuh BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 6 : : Solok BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 6 : : Sarilamak BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 6 : : Sawahlunto BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 6 : : Arosuka BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 6 : : Muaro Sijunjung BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 6 : : Padang Aro BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 7 : : Sungai Dareh BT LS 6 : 21 : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 7 : : Seai-Kep. Mentawai BT LS -- : -- : : 18 : : 19 : : 20 : : 25 : : 5 : : Silaut-Pesisir Selatan BT LS -- : -- : : 19 : : 19 : : 20 : : 27 : : 6 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian 12. Kontak Pertama di hampir semua kota di Sumatera Barat tidak ditampilkan karena saat itu Matahari masih belum terbit.

15 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI RIAU Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Riau. Gerhana yang teramati dari Riau berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,960 di sebelah Selatan Tembilahan hingga 0,861 di Bagan Siapi-api. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Riau. Kontak pertama dapat teramati di hampir seluruh kota di Riau. Namun ada beberapa kota yang datanya tidak ditampilkan yaitu di Pasir Pengairan, Bagan Siapi-Api, dan Bangkinang. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi kontak pertama, Matahari masih belum terbit di tiga kota tersebut. Pada saat Matahari terbit, gerhana sudah berlangsung, meskipun belum mencapai puncaknya. Karena gerhana yang teramati dari Provinsi Riau adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk sebagian besar kota di Riau hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Riau akan dimulai pada pukul 06:22 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:22 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:30 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Riau ratarata adalah 2 jam 7 menit. Namun, dalam realisasinya durasi gerhana yang akan teramati di beberapa kota di Riau akan kurang dari waktu tersebut. Hal ini mengingat waktu kontak awal gerhana pada tiga kota di Riau terjadi sebelum Matahari terbit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

16 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI RIAU POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Pekan baru BT LU 6 : 22 : : -- : : 21 : : -- : : 29 : : 7 : : Pasir Pengaraian BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 28 : : 5 : : Bagan Siapi-api BT LU -- : -- : : -- : : 22 : : -- : : 29 : : 6 : : Bangkinang BT LU -- : -- : : -- : : 21 : : -- : : 28 : : 6 : : Dumai BT LU 6 : 23 : : -- : : 22 : : -- : : 29 : : 6 : : Teluk Kuantan BT LS 6 : 21 : : -- : : 21 : : -- : : 28 : : 7 : : Pangkalan Kerinci BT LU 6 : 21 : : -- : : 21 : : -- : : 29 : : 7 : : Bengkalis BT LU 6 : 22 : : -- : : 22 : : -- : : 30 : : 7 : : Siak Sri Indrapura BT LU 6 : 22 : : -- : : 22 : : -- : : 30 : : 7 : : Rengat BT LS 6 : 21 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 8 : : Selat Panjang BT LU 6 : 22 : : -- : : 22 : : -- : : 31 : : 8 : : Tembilahan BT LS 6 : 21 : : -- : : 22 : : -- : : 30 : : 9 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian 12. Kontak Pertama di Pasir Pengaraian, Bagan Siapi-api, dan Bangkinang tidak ditampilkan karena saat itu Matahari masih belum terbit.

17 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI BENGKULU Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Bengkulu. Di Provinsi ini, terdapat dua kota yang terlewati jalur totalitas, yaitu Muko-Muko, dengan magnitudo gerhana sebesar 1,008 dan Muara Aman, dengan magnitudo sebesar 1,006. Durasi totalitas di masing-masing kota tersebut adalah 1 menit 43,0 detik dan 1 menit 29,9 detik. Sementara itu, di kotakota lainnya di Bengkulu mengalami Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 1,000 sebelah Selatan Muara Aman hingga 0,930 di Bengkulu bagian Selatan. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Bengkulu. Kontak pertama teramati di hampir seluruh kota di Bengkulu, kecuali di Muko-Muko. Hal ini dikarenakan Matahari masih belum terbit di kota tersebut. Karena gerhana yang teramati dari sebagian besar kota di Bengkulu adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk sebagian besar kota di Bengkulu hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana, dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Bengkulu akan dimulai pada pukul 06:20 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:20 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:28 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Bengkulu rata-rata adalah 2 jam 8 menit. Namun, dalam realisasinya durasi gerhana yang akan teramati di Muko-muko akan kurang dari waktu tersebut. Hal ini mengingat waktu kontak awal gerhana di kota tersebut terjadi sebelum Matahari terbit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

18 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI BENGKULU POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Bengkulu BT LS 6 : 19 : : -- : : 19 : : -- : : 27 : : 7 : : Mukomuko BT LS -- : -- : : 19 : : 19 : : 20 : : 27 : : 6 : : Muara Aman BT LS 6 : 20 : : 19 : : 20 : : 20 : : 28 : : 7 : : Arga Makmur BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 7 : : Karang Tinggi BT LS 6 : 20 : : -- : : 19 : : -- : : 27 : : 7 : : Curup BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 8 : : Kepahiang BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 8 : : Tais BT LS 6 : 19 : : -- : : 19 : : -- : : 27 : : 7 : : Kota Manna BT LS 6 : 19 : : -- : : 19 : : -- : : 27 : : 8 : : Bintuhan BT LS 6 : 19 : : -- : : 19 : : -- : : 28 : : 8 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian 12. Kontak Pertama di Muko-muko tidak ditampilkan karena saat itu Matahari masih belum terbit.

19 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI JAMBI Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Jambi. Sebagian besar kota-kota di provinsi Jambi mengalami Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo terentang antara 0,954 di Kuala Tungkal hingga 0,993 di Bangko. Kota Singkut, Sorolangun merupakan satu-satunya kota di Jambi yang terlewati jalur totalitas dengan magnitudo gerhana sebesar 1,007. Durasi totalitas di kota tersebut adalah 1 menit 38.1 detik Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Jambi. Kontak pertama terjadi hampir di seluruh kota di Jambi, namun di Siulak dan Sungai Penuh data kontak pertamanya tidak ditampilkan dikarenakan Matahari masih belum terbit di kota tersebut. Pada saat Matahari terbit, gerhana sudah berlangsung, meskipun belum mencapai puncaknya. Kontak kedua dan kontak ketiga dapat teramati di Singkut, Sorolangun. Adapun di kota lainnya data tersebut tidak ditampilkan dikarenakan gerhana yang teramati adalah Gerhana Matahari Sebagian. Secara umum, gerhana di Jambi akan dimulai pada pukul 06:21 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:22 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:29 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jambi rata-rata adalah 2 jam 8 menit, dengan durasi paling lama terjadinya gerhana adalah di kota Muara Sabak yaitu 2 jam 10 menit. Namun, dalam realisasinya durasi gerhana yang akan teramati di Siulak dan Sungai Penuh akan kurang dari waktu tersebut. Hal ini mengingat waktu kontak awal gerhana terjadi sebelum Matahari terbit di kedua kota tersebut. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

20 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI JAMBI POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Jambi BT LS 6 : 21 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 9 : : Siulak BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 7 : : Sungai Penuh BT LS -- : -- : : -- : : 20 : : -- : : 27 : : 7 : : Muaro Bungo BT LS 6 : 21 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 8 : : Bangko BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 8 : : Muara Tebo BT LS 6 : 21 : : -- : : 21 : : -- : : 29 : : 8 : : Sorolangun BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 8 : : Muara Bulian BT LS 6 : 20 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 9 : : Kuala Tungkal BT LS 6 : 21 : : -- : : 22 : : -- : : 31 : : 9 : : Sengeti BT LS 6 : 21 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 9 : : Muara Sabak BT LS 6 : 21 : : -- : : 22 : : -- : : 31 : : 10 : : Singkut-Sorolangun BT LS 6 : 20 : : 19 : : 20 : : 21 : : 29 : : 8 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

21 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KEPULAUAN RIAU Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Kepulauan Riau. Gerhana yang teramati di Keulauan Riau berupa Gerhana Matahari Sebagian, dengan magnitudo terentang antara 0,815 di Ranai hingga 0,936 di Daik. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Kepulauan Riau. Kontak pertama terjadi di seluruh kota di Kepulauan Riau, hal ini berarti Matahari sudah terbit saat gerhana mulai terjadi. Karena gerhana yang teramati dari Kepulauan Riau adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk sebagian besar kota di Kepulauan Riau hanya Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, di Kepulauan Riau gerhana akan dimulai pada pukul 06:22 WIB, puncak gerhana akan terjadi pada pukul 07:24 WIB dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:33 WIB. Pengecualian berlaku di Tarema dan Ranai, yaitu semuanya akan berlangsung empat menit lebih lambat dari data di atas. Durasi gerhana yang teramati di Kepulauan Riau rata-rata adalah 2 jam 11 menit, dengan durasi paling lama terjadinya gerhana adalah di Ranai yaitu sekitar 2 jam 14 menit 55,9 detik. Adapun kota yang mengalami gerhana dengan durasi tersingkat adalah Tanjung Pinang dengan lama waktu terjadinya gerhana sekitar 2 jam 9 menit 28,3 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

22 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KEPULAUAN RIAU POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Tanjung Pinang BT LU 6 : 22 : : -- : : 23 : : -- : : 33 : : 10 : : Tanjung Balai Karimun BT LU 6 : 22 : : -- : : 23 : : -- : : 32 : : 9 : : Batam BT LU 6 : 22 : : -- : : 23 : : -- : : 33 : : 10 : : Bandar Seri Bentan BT LU 6 : 22 : : -- : : 24 : : -- : : 33 : : 10 : : Daik BT LS 6 : 22 : : -- : : 23 : : -- : : 33 : : 11 : : Tarempa BT LU 6 : 25 : : -- : : 26 : : -- : : 37 : : 12 : : Ranai BT LU 6 : 26 : : -- : : 29 : : -- : : 41 : : 14 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

23 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SUMATERA SELATAN Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Sumatera Selatan. Sebagian besar kota-kota di provinsi ini terlewati jalur totalitas gerhana dengan magnitudo antara 1,000 di Lubuklinggau dan Talang Ubi hingga 1,014 di Rupit dan Sekayu. Gerhana Matahari Total teramati di Palembang, Muara Beliti, Pangkalan Balai, dan Indralaya dengan magnitudo masing-masing sebesar 1,009; 1,002; 1,012 dan 1,001. Durasi totalitas di sebagian kota tersebut berkisar antara 18 detik hingga 2 menit, dengan lokasi totalitas gerhana terlama adalah di kota Sekayu yaitu 2 menit 10 detik. Sementara itu, kota-kota lainnya di Sumatera Selatan gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,974 di Baturaja hingga 0,996 di Kayu Agung. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Sumatera Selatan. Kontak pertama teramati di seluruh kota di Sumatera Selatan yang secara umum dimulai pada pukul 06:19 WIB. Hal dikarenakan pada saat terjadi gerhana Matahari sudah terbit. Sedangkan kontak kedua dan kontak ketiga teramati di beberapa kota yang terlewati jalur totalitas karena gerhana yang teramati di kota-kota tersebut merupakan Gerhana Matahari Total. Kontak kedua dan kontak ketiga pada sebagian kota lainnya tidak ditampilkan mengingat gerhana yang teramati di kota-kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian. Puncak Gerhana akan terjadi pada pukul 07:21 WIB dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:29 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Sumatera Selatan rata-rata adalah 2 jam 9 menit dengan durasi gerhana paling lama terjadi di Palembang yaitu sekitar 2 jam 10 menit 56,1 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

24 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SUMATERA SELATAN POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Palembang BT LS 6 : 20 : : 20 : : 21 : : 22 : : 31 : : 10 : : Lubuklinggau BT LS 6 : 20 : : 20 : : 20 : : 20 : : 28 : : 8 : : Rupit BT LS 6 : 20 : : 19 : : 20 : : 21 : : 29 : : 8 : : Muara Beliti BT LS 6 : 20 : : 20 : : 20 : : 21 : : 29 : : 8 : : Tebing Tinggi BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 8 : : Pagar Alam BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 8 : : Lahat BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 9 : : Muara Enim BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 9 : : Talang Ubi BT LS 6 : 20 : : 20 : : 20 : : 21 : : 29 : : 9 : : Sekayu BT LS 6 : 20 : : 20 : : 21 : : 22 : : 30 : : 9 : : Muaradua BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 9 : : Baturaja BT LS 6 : 20 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 9 : : Prabumulih BT LS 6 : 20 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 10 : : Martapura BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 9 : : Pangkalan Balai BT LS 6 : 20 : : 20 : : 21 : : 22 : : 31 : : 10 : : Indralaya BT LS 6 : 20 : : 21 : : 21 : : 21 : : 31 : : 10 : : Kayu Agung BT LS 6 : 20 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 10 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

25 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI LAMPUNG Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Lampung. GMT 9 Maret 2016 akan teramati dari Lampung berupa Gerhana Matahari Sebagian, dengan magnitudo terentang antara 0,915 di Lampung bagian Selatan hingga 0,985 di Lampung bagian Utara. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Lampung. Karena gerhana yang teramati dari sebagian besar kota di Lampung adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Lampung hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, kontak pertama di Lampung teramati pada pukul 06:20 WIB, puncak gerhana terjadi ada ukul 07:20 WIB, dan gerhana berakhir pada pukul 08:31 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Lampung rata-rata adalah 2 jam 10 menit dengan waktu gerhana paling lama akan dialami oleh pengamat yang berada di Wiraga Mulya yaitu selama 2 jam 11 menit 14,4 detik. Adapun durasi gerhana paling singkat akan dialami oleh pengamat di Krui yaitu selama 2 jam 8 menit 59,0 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

26 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI LAMPUNG POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Bandar Lampung BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 30 : : 10 : : Krui BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 8 : : Liwa BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 28 : : 9 : : Blambangan Umpu BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 10 : : Kotaagung BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 9 : : Kotabumi BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 30 : : 10 : : Gedong Tataan BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 29 : : 10 : : Panaragan BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 10 : : Pringsewu BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 30 : : 10 : : Gunungsugih BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 10 : : Menggala BT LS 6 : 20 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 10 : : Wiraga Mulya BT LS 6 : 20 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Metro BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 10 : : Sukadana BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 10 : : Kalianda BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 30 : : 10 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

27 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Bangka Belitung. Sebagian besar kota-kota di provinsi ini terlewati jalur totalitas gerhana dengan magnitudo teramati sebesar 1,007 di Toboali; 1,008 di Manggar; 1,010 di Koba; dan 1,014 di Tanjung Pandan yang merupakan magnitudo gerhana paling besar di Kepulauan Bangka Belitung. Durasi totalitas di sebagian kota tersebut berkisar antara 1 hingga 2 menit, dengan lokasi totalitas gerhana terlama adalah di kota Tanjung Pandan yaitu 2 menit 10,6 detik. Sementara itu, kota-kota lainnya di Bangka Belitung megalami Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,989 di Sungailiat hingga 0,998 di Pangkal Pinang. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Bangka Belitung. Kontak pertama teramati di seluruh kota di Provinsi tersebut yang dimulai pada pukul 06:21 WIB. Ini berarti pada saat terjadi gerhana Matahari sudah terbit. Sedangkan kontak kedua dan kontak ketiga teramati di beberapa kota yang terlewati jalur totalitas karena gerhana yang teramati di kota-kota tersebut merupakan Gerhana Matahari Total. Data pada Kontak kedua dan kontak ketiga pada sebagian kota lainnya tidak ditampilkan mengingat gerhana yang teramati di kota-kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian. Secara umum, gerhana akan memuncak pada pukul 07:23 WIB dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:35 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Bangka Belitung rata-rata adalah 2 jam 14 menit dengan durasi gerhana paling lama teramati di Manggar yaitu sekitar 2 jam 15 menit 28,9 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

28 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Pangkal Pinang BT LS 6 : 21 : : -- : : 23 : : -- : : 33 : : 12 : : Mentok BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 32 : : 11 : : Sungailiat BT LS 6 : 21 : : -- : : 23 : : -- : : 34 : : 12 : : Koba BT LS 6 : 20 : : 22 : : 23 : : 24 : : 34 : : 13 : : Toboali BT LS 6 : 20 : : 22 : : 22 : : 23 : : 33 : : 13 : : Tanjung Pandan BT LS 6 : 21 : : 22 : : 23 : : 25 : : 35 : : 14 : : Manggar BT LS 6 : 21 : : 23 : : 24 : : 25 : : 36 : : 15 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

29 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI BANTEN Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Banten. GMT 9 Maret 2016 akan teramati dari Banten berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,880 di Banten bagian selatan hingga 0,915 di sebelah utara kota Cilegon. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Banten. Dari tabel tersebut terlihat seluruh kota di Banten mengalami kontak pertama yang dimulai pada pukul 06:19 WIB. Hal ini dikarenakan pada saat gerhana terjadi Matahari sudah terbit di Banten. Karena gerhana yang teramati dari Banten adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk seluruh kota di Banten hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Puncak gerhana di Banten akan terjadi pada pukul 07:21 WIB, sedangkan Kontak Keempat atau waktu gerhana berakhir terjadi pada pukul 08:31 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Banten adalah antara 2 jam 10 menit 52,0 detik di Pandeglang, yang merupakan durasi gerhana paling singkat di Banten, hingga 2 jam 35 menit 35,9 detik di Ciputat. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

30 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI BANTEN POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Serang BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 11 : : Cilegon BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 11 : : Rangkasbitung BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 10 : : Pandeglang BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 30 : : 10 : : Ciruas BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 30 : : 11 : : Tigaraksa BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Tangerang BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Ciputat BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

31 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI DKI JAKARTA Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Jakarta. Di Ibukota Negara ini, GMT 9 Maret 2016 akan teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo terentang antara 0,898 di Jakarta bagian Selatan hingga 0,928 di bagian Utara Kepulauan Seribu. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Jakarta. Dari tabel tersebut terlihat, pengamat di Jakarta akan dapat mengamati mulainya gerhana atau Kontak Pertama pada pukul 06:20 WIB. Karena gerhana yang teramati dari Jakarta adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk seluruh kota di Jakarta hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Puncak gerhana di Jakarta akan terjadi pada pukul 07:21 WIB, sedangkan kontak keempat atau gerhana berakhir terjadi pada pukul 08:32 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jakarta rata-rata adalah 2 jam 12 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

32 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI DKI JAKARTA POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Jakarta Barat BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Jakarta Utara BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Jakarta Pusat BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Jakarta Selatan BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Jakarta Timur BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Kepulauan Seribu BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

33 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI JAWA BARAT Pada gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Jawa Barat. Gerhana yang teramati dari Jawa Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,851 di sebelah Selatan Parigi hingga 0,913 di sebelah Utara Bekasi. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Jawa Barat. Karena gerhana yang teramati dari provinsi Jawa Barat adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Jawa Barat hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana, dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Jawa Barat akan dimulai pada pukul 06:20 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:21 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:32 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jawa Barat rata-rata adalah 2 jam 12 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

34 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI JAWA BARAT POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Bandung BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 32 : : 12 : : Pelabuhan Ratu BT LS 6 : 19 : : -- : : 20 : : -- : : 30 : : 10 : : Bogor BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Depok BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Cibinong BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Sukabumi BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Bekasi BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Cianjur BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Cikarang BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 32 : : 12 : : Karawang BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 32 : : 12 : : Purwakarta BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 32 : : 12 : : Soreang BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 31 : : 11 : : Ngamprah BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 32 : : 12 : : Cimahi BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 32 : : 12 : : Subang BT LS 6 : 19 : : -- : : 22 : : -- : : 32 : : 12 : : Garut BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 32 : : 12 : : Sumedang BT LS 6 : 19 : : -- : : 22 : : -- : : 32 : : 12 : : Singaparna BT LS 6 : 19 : : -- : : 21 : : -- : : 32 : : 12 : : Tasikmalaya BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 32 : : 12 : : Majalengka BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 33 : : 13 : : Ciamis BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 32 : : 12 : : Indramayu BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 33 : : 13 : : Sumber BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 33 : : 13 : : Kuningan BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 33 : : 13 : : Banjar BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 32 : : 12 : : Parigi BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 32 : : 12 : : Cirebon BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 33 : : 13 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

35 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI JAWA TENGAH Pada gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Jawa Tengah. Gerhana yang teramati dari Jawa Tengah berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,835 di sebelah selatan Sukoharjo hingga 0,910 di Kepulauan Karimun Jawa. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Jawa Tengah. Karena gerhana yang teramati dari provinsi Jawa Tengah adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Jawa Tengah hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana, dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Jawa Tengah akan dimulai pada pukul 06:20 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:24 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:35 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jawa Tengah rata-rata adalah 2 jam 15 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

36 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI JAWA TENGAH POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Semarang BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 36 : : 15 : : Cilacap BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 33 : : 13 : : Brebes BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 34 : : 14 : : Tegal BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 34 : : 14 : : Slawi BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 34 : : 14 : : Purwokerto BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 33 : : 13 : : Pemalang BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 34 : : 14 : : Purbalingga BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 34 : : 13 : : Kajen BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 34 : : 14 : : Kebumen BT LS 6 : 20 : : -- : : 22 : : -- : : 34 : : 13 : : Pekalongan BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Banjarnegara BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 34 : : 14 : : Batang BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Wonosobo BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Purworejo BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 34 : : 14 : : Temanggung BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Kendal BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 15 : : Magelang BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Mungkid BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Ungaran BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 36 : : 15 : : Salatiga BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 15 : : Klaten BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 15 : : Boyolali BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 15 : : Demak BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 36 : : 15 : : Jepara BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 36 : : 16 : : Surakarta BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 36 : : 15 : : Kudus BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Sukoharjo BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 36 : : 15 : : Purwodadi BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 36 : : 16 : : Wonogiri BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 36 : : 15 : : Karanganyar BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 36 : : 15 : : Sragen BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 36 : : 15 : : Pati BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Rembang BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 17 : : Blora BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

37 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pada gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Gerhana yang teramati dari Yogyakarta berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,834 di sebelah Selatan Wonosari hingga 0,856 di sebelah Utara Sleman. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Yogyakarta. Karena gerhana yang teramati dari Yogyakarta adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Yogyakarta hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana, dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Yogyakarta akan dimulai pada pukul 06:20 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:23 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:35 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Yogyakarta rata-rata adalah 2 jam 15 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

38 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Yogyakarta BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Wates BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Sleman BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Bantul BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Wonosari BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 35 : : 14 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

39 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI JAWA TIMUR Pada gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Jawa Timur. Gerhana yang teramati dari Jawa Timur berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,806 di sebelah selatan Banyuwangi hingga 0,910 di Utara Bawean. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Jawa Timur. Karena gerhana yang teramati dari Jawa Timur adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Jawa Timur hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana, dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Jawa Timur akan dimulai pada pukul 06:21 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:25 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:39 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jawa Timur rata-rata adalah 2 jam 17 menit. Gerhana paling lama akan dialami oleh pengamat di Kangean dengan durasi waktu gerhana selama 2 jam 22 menit 00,9 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

40 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI JAWA TIMUR POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Surabaya BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 39 : : 18 : : Pacitan BT LS 6 : 20 : : -- : : 23 : : -- : : 36 : : 15 : : Magetan BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 36 : : 16 : : Ngawi BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Ponorogo BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 36 : : 16 : : Madiun BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Caruban BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Trenggalek BT LS 6 : 20 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Bojonegoro BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 38 : : 17 : : Nganjuk BT LS 6 : 21 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Tulungagung BT LS 6 : 21 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Kediri BT LS 6 : 21 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Tuban BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 38 : : 17 : : Ngasem BT LS 6 : 21 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Blitar BT LS 6 : 21 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Kanigoro BT LS 6 : 21 : : -- : : 24 : : -- : : 37 : : 16 : : Jombang BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 38 : : 17 : : Lamongan BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 39 : : 17 : : Mojokerto BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 38 : : 17 : : Batu BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 38 : : 17 : : Mojosari BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 39 : : 17 : : Kepanjen BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 38 : : 17 : : Malang BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 38 : : 17 : : Gresik BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 39 : : 18 : : Sidoarjo BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 39 : : 18 : : Bangkalan BT LS 6 : 21 : : -- : : 26 : : -- : : 39 : : 18 : : Bangil BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 39 : : 18 : : Pasuruan BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 39 : : 17 : : Probolinggo BT LS 6 : 21 : : -- : : 26 : : -- : : 39 : : 18 : : Lumajang BT LS 6 : 21 : : -- : : 25 : : -- : : 39 : : 17 : : Sampang BT LS 6 : 21 : : -- : : 26 : : -- : : 40 : : 18 : : Kraksaan BT LS 6 : 21 : : -- : : 26 : : -- : : 40 : : 18 : : Pamekasan BT LS 6 : 21 : : -- : : 26 : : -- : : 40 : : 19 : : Jember BT LS 6 : 21 : : -- : : 26 : : -- : : 40 : : 18 : : Bondowoso BT LS 6 : 21 : : -- : : 26 : : -- : : 40 : : 18 : : Sumenep BT LS 6 : 21 : : -- : : 27 : : -- : : 41 : : 19 : : Situbondo BT LS 6 : 21 : : -- : : 26 : : -- : : 41 : : 19 : : Banyuwangi BT LS 6 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 41 : : 19 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

41 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN BARAT Pada gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Kalimantan Barat. Di provinsi ini, terdapat satu kota kecil yang terlewati jalur totalitas, yaitu Kendawangan, dengan magnitudo gerhana sebesar 1,016 dan durasi totalitas 2 menit 19,1 detik. Sementara itu, di kota-kota lainnya di Kalimantan Barat, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo terantang antara 0,875 di sebelah Utara Sambas hingga 1,00 di sebelah Selatan Ketapang. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Kalimantan Barat. Karena Gerhana yang teramati dari sebagian besar kota di Kalimantan Barat adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga di sebagian besar kota tersebut dikosongkan. Dengan demikian, untuk sebagian besar kota di Kalimantan Barat hanya Kontak pertama, Puncak Gerhana, dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Kalimantan Barat akan dimulai pada pukul 06:23 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:28 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:42 WIB. Durasi gerhana teramati di Kalimantan Barat rata-rata adalah 2 jam 17 menit. Gerhana paling lama akan dialami oleh pengamat di Putussibau dengan durasi waktu gerhana selama 2 jam 22 menit 26,8 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

42 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN BARAT POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Pontianak BT LS 6 : 23 : : -- : : 27 : : -- : : 40 : : 17 : : Mempawah BT LU 6 : 23 : : -- : : 27 : : -- : : 40 : : 16 : : Singkawang BT LU 6 : 23 : : -- : : 27 : : -- : : 40 : : 16 : : Sambas BT LU 6 : 24 : : -- : : 28 : : -- : : 41 : : 17 : : Sungai Raya BT LS 6 : 22 : : -- : : 26 : : -- : : 40 : : 17 : : Bengkayang BT LU 6 : 23 : : -- : : 27 : : -- : : 41 : : 17 : : Ngabang BT LU 6 : 23 : : -- : : 28 : : -- : : 41 : : 18 : : Sukadana BT LS 6 : 22 : : -- : : 26 : : -- : : 40 : : 18 : : Ketapang BT LS 6 : 22 : : -- : : 26 : : -- : : 40 : : 17 : : Sanggau BT LU 6 : 23 : : -- : : 28 : : -- : : 42 : : 19 : : Sekadau BT LU 6 : 23 : : -- : : 28 : : -- : : 43 : : 19 : : Sintang BT LU 6 : 23 : : -- : : 29 : : -- : : 44 : : 20 : : Nanga Pinoh BT LS 6 : 23 : : -- : : 29 : : -- : : 44 : : 20 : : Putussibau BT LU 6 : 25 : : -- : : 31 : : -- : : 47 : : 22 : : Kendawangan-Ketapang BT LS 6 : 21 : : 25 : : 26 : : 27 : : 40 : : 18 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

43 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN TENGAH Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Kalimantan Tengah. Sebagian besar kota-kota di provinsi ini terlewati jalur totalitas gerhana dengan magnitudo teramati sebesar 1,003 di Kasongan; 1,008 di Sukamara, Pangkalan Bun, dan Buntok; 1,010 di Sampit; 1,011 di Nanga Bulik; 1,015 di Tamiang Layang dan 1,016 di Palangkaraya, yang merupakan magnitudo gerhana paling besar. Durasi totalitas di sebagian kota tersebut berkisar antara 1 hingga 2 menit, dengan lokasi totalitas gerhana terlama adalah di kota Tamiang Layang yaitu 2 menit 32 detik. Sementara itu, kota-kota lainnya di Kalimantan Tengah megalami Gerhana Matahari Sebagian. Magnitudo gerhananya terentang antara 0,930 Kalimantan Tengah bagian Utara hingga 1,00 di Utara Buntok untuk kota-kota di bagian Utara jalur totalitas. Adapun untuk kota-kota di bagian Selatan jalur totalitas, magnitudo gerhananya adalah antara 0,998 di Pulang Pisau hingga 0,980 di ujung Selatan Taman Nasional Tanjung Puting. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Kalimantan Tengah. Kontak pertama teramati di seluruh kota di Kalimantan Tengah yang dimulai pada pukul 06:22 WIB. Adapun Kontak kedua dan kontak ketiga teramati di beberapa kota yang terlewati jalur totalitas karena gerhana yang teramati di kota-kota tersebut merupakan Gerhana Matahari Total. Data pada Kontak kedua dan kontak ketiga pada sebagian kota lainnya tidak ditampilkan mengingat gerhana yang teramati di kotakota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian. Secara umum, puncak gerhana terjadi pada pukul 07:30 WIB, dan gerhana berakhir pada pukul 08:47 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Kalimantan Tengah rata-rata adalah 2 jam 24 menit dengan durasi gerhana paling lama terjadi di Kasongan yaitu 2 jam 31 menit 45,7 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

44 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN TENGAH POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o WIB o o j m d m d 1 Palangka Raya BT LS 6 : 23 : : 28 : : 30 : : 31 : : 46 : : 23 : : Sukamara BT LS 6 : 22 : : 26 : : 27 : : 28 : : 41 : : 19 : : Nanga Bulik BT LS 6 : 22 : : 26 : : 27 : : 28 : : 42 : : 19 : : Pangkalan Bun BT LS 6 : 22 : : 26 : : 27 : : 28 : : 42 : : 19 : : Kuala Pembuang BT LS 6 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 43 : : 20 : : Sampit BT LS 6 : 22 : : 27 : : 28 : : 30 : : 44 : : 21 : : Kuala Kurun BT LS 6 : 24 : : -- : : 30 : : -- : : 47 : : 23 : : Pulang Pisau BT LS 6 : 23 : : -- : : 30 : : -- : : 47 : : 23 : : Kuala Kapuas BT LS 6 : 23 : : -- : : 30 : : -- : : 46 : : 23 : : Purukcahu BT LS 6 : 24 : : -- : : 32 : : -- : : 49 : : 24 : : Buntok BT LS 6 : 24 : : 30 : : 31 : : 32 : : 49 : : 24 : : Muara Teweh BT LS 6 : 24 : : -- : : 32 : : -- : : 49 : : 25 : : Tamiang Layang BT LS 6 : 24 : : 30 : : 31 : : 32 : : 49 : : 25 : : Kasongan BT LS 6 : 26 : : 36 : : 37 : : 38 : : 58 : : 31 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

45 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN SELATAN Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Kalimantan Selatan. Di provinsi ini, terdapat 3 kota yang terlewati jalur totalitas gerhana yaitu Amuntai, Tanjung, dan Paringin dengan magnitudo teramati masing-masing sebesar 1,005; 1,013; dan 1,008. Durasi totalitas di ketiga kota tersebut berkisar antara 1 hingga 2 menit, dengan lokasi totalitas gerhana terlama adalah di kota Tanjung yaitu 2 menit 28 detik. Sementara itu, sebagian besar kota di Kalimantan Selatan megalami Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,952 di sebelah selatan Pelaihari hingga 1,000 di Barabai. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Kalimantan Selatan. Kontak pertama teramati di seluruh kota di Kalimantan Selatan yang dimulai pada pukul 07:23 WITA. Sedangkan kontak kedua dan kontak ketiga teramati di 3 kota yang terlewati jalur totalitas karena gerhana yang teramati di kota-kota tersebut merupakan Gerhana Matahari Total. Data pada kontak kedua dan kontak ketiga pada sebagian kota lainnya tidak ditampilkan mengingat gerhana yang teramati di kota-kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian. Secara umum, puncak gerhana di Kalimantan Selatan terjadi pada pukul 08:31 WITA dan gerhana berakhir pada pukul 09:48 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Kalimantan Selatan rata-rata adalah 2 jam 24 menit dengan durasi gerhana paling lama terjadi di Kotabaru, yaitu 2 jam 26 menit 14,8 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

46 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN SELATAN POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Banjarmasin BT LS 7 : 23 : : -- : : 30 : : -- : : 47 : : 23 : : Marabahan BT LS 7 : 23 : : -- : : 30 : : -- : : 47 : : 24 : : Pelaihari BT LS 7 : 23 : : -- : : 30 : : -- : : 47 : : 23 : : Martapura BT LS 7 : 23 : : -- : : 30 : : -- : : 47 : : 24 : : Banjarbaru BT LS 7 : 23 : : -- : : 30 : : -- : : 47 : : 24 : : Rantau BT LS 7 : 23 : : -- : : 31 : : -- : : 48 : : 24 : : Amuntai BT LS 7 : 24 : : 30 : : 31 : : 32 : : 49 : : 25 : : Kandangan BT LS 7 : 23 : : -- : : 31 : : -- : : 48 : : 25 : : Tanjung BT LS 7 : 24 : : 30 : : 31 : : 33 : : 49 : : 25 : : Barabai BT LS 7 : 23 : : -- : : 31 : : -- : : 49 : : 25 : : Paringin BT LS 7 : 24 : : 30 : : 31 : : 32 : : 49 : : 25 : : Batulicin BT LS 7 : 23 : : -- : : 31 : : -- : : 49 : : 25 : : Kotabaru BT LS 7 : 24 : : -- : : 32 : : -- : : 50 : : 26 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

47 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Di Kalimantan Timur, terdapat 3 kota yang terlewati jalur totalitas gerhana yaitu Tana Paser, Penajam, dan Balikpapan dengan magnitudo teramati masing-masing sebesar 1,018; 1,003; dan 1,002. Durasi totalitas di ketiga kota tersebut berkisar antara 1 hingga 2 menit, dengan lokasi totalitas gerhana terlama adalah di Tana Paser yaitu 2 menit 37,5 detik. Sementara itu, sebagian besar kota di Kalimanta Timur dan Kalimantan Utara gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,831 di sebelah Utara Malinau hingga 1,000 di sebelah Utara Balikpapan. Pada Tabel terlampir ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di masing-masing provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kontak pertama teramati di seluruh kota di Kalimantan Timur yang dimulai pada pukul 07:26 WITA. Adaun kontak pertama di Kalimantan Utara terjadi pada pukul 07:30 WITA. Kontak kedua dan kontak ketiga hanya teramati di 3 kota yang terlewati jalur totalitas karena gerhana yang teramati di kota-kota tersebut merupakan Gerhana Matahari Total. Kontak kedua dan kontak ketiga pada kota-kota lainnya tidak ditampilkan mengingat gerhana yang teramati di kotakota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian. Secara umum, puncak gerhana di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara masing-masing terjadi pada pukul 08:35 WITA dan 08:39 WITA. Gerhana akan berakhir di Kalimantan Timur pada pukul 09:54 WITA dan di Kalimantan Utara pada pukul 08:39 WITA. Durasi gerhana yang teramati di kedua provinsi tersebut rata-rata adalah 2 jam 28 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

48 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN TIMUR POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Samarinda BT LS 7 : 26 : : -- : : 35 : : -- : : 55 : : 28 : : Ujoh Bilang BT LU 7 : 26 : : -- : : 33 : : -- : : 52 : : 25 : : Sendawar BT LS 7 : 25 : : -- : : 33 : : -- : : 52 : : 26 : : Tana Paser BT LS 7 : 24 : : 31 : : 33 : : 34 : : 51 : : 26 : : Penajam BT LS 7 : 25 : : 33 : : 34 : : 34 : : 53 : : 27 : : Balikpapan BT LS 7 : 25 : : 33 : : 34 : : 34 : : 53 : : 28 : : Tenggarong BT LS 7 : 26 : : -- : : 35 : : -- : : 54 : : 28 : : Tanjungredep BT LU 7 : 28 : : -- : : 38 : : -- : : 58 : : 29 : : Bontang BT LU 7 : 27 : : -- : : 36 : : -- : : 56 : : 29 : : Sangatta BT LS 7 : 26 : : -- : : 35 : : -- : : 55 : : 29 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

49 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI KALIMANTAN UTARA POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Tanjungselor BT LU 7 : 29 : : -- : : 38 : : -- : : 58 : : 29 : : Malinau BT LU 7 : 29 : : -- : : 38 : : -- : : 57 : : 27 : : Tideng Pale BT LU 7 : 29 : : -- : : 38 : : -- : : 57 : : 27 : : Tarakan BT LU 7 : 30 : : -- : : 39 : : -- : : 59 : : 29 : : Nunukan BT LU 7 : 31 : : -- : : 40 : : -- : : 0 : : 29 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

50 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI BALI Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Bali. Gerhana yang teramati dari Bali berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,801 di sebelah Selatan Klungkung hingga 0,828 di Bali bagian Barat. Adapun kota dengan magnitudo terbesar adalah di Singaraja, yaitu 0,824. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Bali. Karena gerhana yang teramati dari Bali adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Bali hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Bali akan dimulai pada pukul 07:22 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:28 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 09:42 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Bali rata-rata adalah 2 jam 19 menit, dengan durasi gerhana terlama di Amlapura, yaitu selama 2 jam 20 menit 25,3 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

51 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI BALI POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Denpasar BT LS 7 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 42 : : 19 : : Negara BT LS 7 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 41 : : 19 : : Singaraja BT LS 7 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 42 : : 20 : : Tabanan BT LS 7 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 42 : : 19 : : Mengwi BT LS 7 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 42 : : 19 : : Bangli BT LS 7 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 42 : : 20 : : Gianyar BT LS 7 : 22 : : -- : : 27 : : -- : : 42 : : 20 : : Klungkung BT LS 7 : 22 : : -- : : 28 : : -- : : 42 : : 19 : : Amlapura BT LS 7 : 22 : : -- : : 28 : : -- : : 43 : : 20 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

52 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI NUSA TENGGARA BARAT Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Nusa Tenggara Barat. Gerhana yang teramati dari Nusa Tenggara Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,786 di sebelah Selatan pulau Sumbawa hingga 0,818 di bagian Utara pulau Lombok. Adapun kota dengan magnitudo terbesar adalah di Tanjung, yaitu 0,814. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Nusa Tenggara Barat. Karena gerhana yang teramati dari Nusa Tenggara Barat adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Nusa Tenggara Barat hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Nusa Tenggara Barat akan dimulai pada pukul 07:23 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:30 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 09:45 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Nusa Tenggara Barat rata-rata adalah 2 jam 23 menit, dengan durasi terlama di Bima, yaitu 2 jam 24 menit 18,8 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

53 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI NUSA TENGGARA BARAT POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Mataram BT LS 7 : 22 : : -- : : 28 : : -- : : 43 : : 20 : : Gerung BT LS 7 : 22 : : -- : : 28 : : -- : : 43 : : 20 : : Tanjung BT LS 7 : 22 : : -- : : 28 : : -- : : 44 : : 21 : : Praya BT LS 7 : 23 : : -- : : 28 : : -- : : 44 : : 20 : : Selong BT LS 7 : 23 : : -- : : 29 : : -- : : 44 : : 21 : : Taliwang BT LS 7 : 23 : : -- : : 29 : : -- : : 44 : : 21 : : Sumbawa Besar BT LS 7 : 23 : : -- : : 30 : : -- : : 46 : : 22 : : Dompu BT LS 7 : 24 : : -- : : 31 : : -- : : 48 : : 23 : : Woha BT LS 7 : 24 : : -- : : 31 : : -- : : 48 : : 24 : : Bima BT LS 7 : 24 : : -- : : 31 : : -- : : 48 : : 24 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

54 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI NUSA TENGGARA TIMUR Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Nusa Tenggara Timur. Gerhana yang teramati dari Nusa Tenggara Timur berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,699 di sebelah Selatan pulau Rote hingga 0,799 di bagian Utara pulau Flores. Adapun kota dengan magnitudo terbesar adalah di Labuan Bajo, yaitu 0,793. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Nusa Tenggara Timur. Karena gerhana yang teramati dari Nusa Tenggara Timur adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Nusa Tenggara Timur hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Nusa Tenggara Timur akan dimulai pada pukul 07:27 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:35 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 09:51 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Nusa Tenggara Timur rata-rata adalah 2 jam 27 menit, dengan durasi terlama di kota Kalabahi, yaitu 2 jam 31 menit 35,8 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

55 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI NUSA TENGGARA TIMUR POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Kupang BT LS 7 : 28 : : -- : : 37 : : -- : : 55 : : 26 : : Tambolaka BT LS 7 : 24 : : -- : : 31 : : -- : : 48 : : 23 : : Waikabubak BT LS 7 : 25 : : -- : : 32 : : -- : : 48 : : 23 : : Waibakul BT LS 7 : 25 : : -- : : 32 : : -- : : 48 : : 23 : : Labuan Bajo BT LS 7 : 25 : : -- : : 33 : : -- : : 50 : : 25 : : Waingapu BT LS 7 : 25 : : -- : : 33 : : -- : : 49 : : 24 : : Ruteng BT LS 7 : 25 : : -- : : 33 : : -- : : 51 : : 26 : : Borong BT LS 7 : 25 : : -- : : 33 : : -- : : 51 : : 26 : : Bajawa BT LS 7 : 26 : : -- : : 34 : : -- : : 52 : : 26 : : Mbay BT LS 7 : 26 : : -- : : 35 : : -- : : 53 : : 27 : : Ende BT LS 7 : 26 : : -- : : 35 : : -- : : 53 : : 27 : : Seba BT LS 7 : 27 : : -- : : 34 : : -- : : 51 : : 24 : : Maumere BT LS 7 : 27 : : -- : : 36 : : -- : : 55 : : 28 : : Baa BT LS 7 : 28 : : -- : : 36 : : -- : : 53 : : 25 : : Larantuka BT LS 7 : 27 : : -- : : 37 : : -- : : 57 : : 29 : : Lewoleba BT LS 7 : 28 : : -- : : 38 : : -- : : 58 : : 30 : : Oelamasi BT LS 7 : 28 : : -- : : 37 : : -- : : 56 : : 27 : : Soe BT LS 7 : 29 : : -- : : 38 : : -- : : 57 : : 28 : : Kefamenanu BT LS 7 : 29 : : -- : : 39 : : -- : : 58 : : 29 : : Kalabahi BT LS 7 : 29 : : -- : : 39 : : -- : : 0 : : 31 : : Atambua BT LS 7 : 29 : : -- : : 39 : : -- : : 59 : : 30 : : Betun BT LS 7 : 29 : : -- : : 39 : : -- : : 59 : : 29 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

56 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI BARAT Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Sulawesi Barat. Di Provinsi ini, terdapat satu kota yang terlewati jalur totalitas, yaitu Pasangkayu, dengan magnitudo gerhana sebesar 1,011 dan durasi totalitas 2 menit 33,8 detik. Sementara itu, di kotakota lainnya di Sulawesi Barat, gerhana yang teramati akan berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 1,000 sebelah Utara Tobadak hingga 0,955 di Majene. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Sulawesi Barat. Karena gerhana yang teramati dari sebagian besar kota di Sulawesi Barat adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga di sebagian besar kota tersebut dikosongkan. Dengan demikian, untuk sebagian besar kota di Sulawesi Barat hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Sulawesi Barat akan dimulai pada pukul 07:26 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:36 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 09:57 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Barat rata-rata adalah 2 jam 31 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

57 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI BARAT POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Mamuju BT LS 7 : 26 : : -- : : 35 : : -- : : 56 : : 30 : : Majene BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 55 : : 29 : : Polewali BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 56 : : 30 : : Pasangkayu BT LS 7 : 27 : : 36 : : 37 : : 39 : : 59 : : 31 : : Mamasa BT LS 7 : 26 : : -- : : 36 : : -- : : 57 : : 30 : : Tobadak BT LS 7 : 26 : : -- : : 37 : : -- : : 58 : : 31 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

58 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI SELATAN Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Sulawesi Selatan. Gerhana yang teramati dari Sulawesi Selatan berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,998 di sebelah Utara Masamba hingga 0,824 di sebelah Selatan pulau Selayar. Adapun kota dengan magnitudo terbesar adalah Masamba, yaitu 0,979. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Sulawesi Selatan. Karena gerhana yang teramati dari Sulawesi Selatan adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Sulawesi Selatan hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Sulawesi Selatan akan dimulai pada pukul 07:26 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:36 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 09:54 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Selatan rata-rata adalah 2 jam 30 menit, dengan durasi gerhana terlama di kota Malili, yaitu 2 jam 33 menit 39,3 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

59 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI SELATAN POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Makassar BT LS 7 : 25 : : -- : : 34 : : -- : : 54 : : 29 : : Sungguminasa BT LS 7 : 25 : : -- : : 34 : : -- : : 54 : : 29 : : Turikale BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 55 : : 29 : : Pattallassang BT LS 7 : 25 : : -- : : 34 : : -- : : 54 : : 29 : : Parepare BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 56 : : 30 : : Barru BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 55 : : 30 : : Pinrang BT LS 7 : 26 : : -- : : 36 : : -- : : 56 : : 30 : : Bontosunggu BT LS 7 : 25 : : -- : : 34 : : -- : : 54 : : 29 : : Pangkajene BT LS 7 : 26 : : -- : : 36 : : -- : : 56 : : 30 : : Enrekang BT LS 7 : 26 : : -- : : 36 : : -- : : 57 : : 31 : : Watan Sidenreng BT LS 7 : 26 : : -- : : 36 : : -- : : 57 : : 30 : : Makale BT LS 7 : 26 : : -- : : 36 : : -- : : 57 : : 31 : : Rantepao BT LS 7 : 26 : : -- : : 37 : : -- : : 58 : : 31 : : Watansoppeng BT LS 7 : 25 : : -- : : 36 : : -- : : 56 : : 30 : : Bantaeng BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 55 : : 29 : : Sengkang BT LS 7 : 26 : : -- : : 36 : : -- : : 57 : : 31 : : Bulukumba BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 55 : : 29 : : Palopo BT LS 7 : 26 : : -- : : 37 : : -- : : 58 : : 32 : : Balangnipa BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 56 : : 30 : : Watampone BT LS 7 : 26 : : -- : : 36 : : -- : : 57 : : 30 : : Masamba BT LS 7 : 27 : : -- : : 38 : : -- : : 59 : : 32 : : Belopa BT LS 7 : 26 : : -- : : 37 : : -- : : 58 : : 32 : : Benteng BT LS 7 : 25 : : -- : : 35 : : -- : : 55 : : 29 : : Malili BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 1 : : 33 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

60 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI TENGAH Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Sulawesi Tengah. Di Provinsi ini, terdapat enam kota yang terlewati jalur totalitas, yaitu Palu, Sigi Biromaru, Parigi, Poso, Ampana, dan Luwuk. Magnitudo gerhananya adalah 1,005 di Palu, 1,011 di Sigi Biromaru, 1,006 di Parigi, 1,012 di Poso, 1,015 di Ampana, dan 1,014 di Luwuk. Adapun durasi totalitasnya adalah 1 menit 58,0 detik di Palu, 2 menit 33,5 detik di Sigi Biromaru, 2 menit 01,0 detik di Parigi, 2 menit 38,6 detik di Poso, 2 menit 50,8 detik di Ampana, dan 2 menit 51,6 detik di Luwuk. Sementara itu, di kota-kota lainnya di Sulawesi Tengah, gerhana yang teramati akan berupa Gerhana Matahari Sebagian. Magnitudo gerhananya terentang antara 0,999 di Salakan hingga 0,935 Sulawesi Tengah bagian Tenggara untuk kota-kota di bagian Selatan jalur totalitas. Adapun untuk kota-kota di bagian Utara jalur totalitas, magnitudo gerhananya adalah antara 0,998 di Banawa hingga 0,943 di sebelah Utara Toli-toli. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Sulawesi Tengah. Untuk kotakota yang tidak terlewati jalur totalitas gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian. Karena itu, data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga di kota-kota tersebut dikosongkan. Sementara di kota-kota yang terlewati jalur totalitas, data pada kedua kolom tersebut ditampilkan. Secara umum, gerhana di Sulawesi Tengah akan dimulai pada pukul 07:29 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:41 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 10:04 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Tengah rata-rata adalah 2 jam 34 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

61 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI TENGAH POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Palu BT LS 7 : 27 : : 37 : : 38 : : 39 : : 0 : : 32 : : Banawa BT LS 7 : 27 : : -- : : 38 : : -- : : 0 : : 32 : : Sigi Biromaru BT LS 7 : 27 : : 37 : : 38 : : 40 : : 0 : : 32 : : Parigi BT LS 7 : 28 : : 38 : : 39 : : 40 : : 1 : : 33 : : Poso BT LS 7 : 28 : : 38 : : 39 : : 41 : : 2 : : 33 : : Toli-Toli BT LU 7 : 30 : : -- : : 42 : : -- : : 4 : : 34 : : Kolonodale BT LS 7 : 28 : : -- : : 40 : : -- : : 2 : : 34 : : Buol BT LU 7 : 30 : : -- : : 43 : : -- : : 6 : : 35 : : Ampana BT LS 7 : 29 : : 39 : : 41 : : 42 : : 4 : : 35 : : Bungku BT LS 7 : 28 : : -- : : 40 : : -- : : 3 : : 34 : : Luwuk BT LS 7 : 30 : : 41 : : 43 : : 44 : : 7 : : 37 : : Salakan BT LS 7 : 30 : : -- : : 43 : : -- : : 8 : : 37 : : Banggai BT LS 7 : 30 : : -- : : 43 : : -- : : 8 : : 37 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

62 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI TENGGARA Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Sulawesi Tenggara. Gerhana yang teramati dari Sulawesi Tenggara berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,967 di Sulawesi Tenggara bagian Utara hingga 0,848 di sebelah Selatan kepulauan Wakatobi. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Sulawesi Tenggara. Karena gerhana yang teramati dari Sulawesi Tenggara adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Sulawesi Tenggara hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Sulawesi Tenggara akan dimulai pada pukul 07:28 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:39 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 10:01 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Tenggara rata-rata adalah 2 jam 33 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

63 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI TENGGARA POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Kendari BT LS 7 : 28 : : -- : : 40 : : -- : : 2 : : 34 : : Lasusua BT LS 7 : 27 : : -- : : 38 : : -- : : 59 : : 32 : : Kolaka BT LS 7 : 27 : : -- : : 38 : : -- : : 0 : : 33 : : Tirawuta BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 1 : : 33 : : Rumbia BT LS 7 : 27 : : -- : : 38 : : -- : : 0 : : 33 : : Unaaha BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 1 : : 34 : : Wanggudu BT LS 7 : 28 : : -- : : 39 : : -- : : 2 : : 34 : : Andolo BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 1 : : 33 : : Laworo BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 1 : : 33 : : Labungkari BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 1 : : 33 : : Batauga BT LS 7 : 27 : : -- : : 38 : : -- : : 0 : : 32 : : Bau-Bau BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 0 : : 33 : : Raha BT LS 7 : 28 : : -- : : 39 : : -- : : 2 : : 34 : : Buranga BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 0 : : 33 : : Pasarwajo BT LS 7 : 27 : : -- : : 39 : : -- : : 1 : : 33 : : Langara BT LS 7 : 28 : : -- : : 40 : : -- : : 3 : : 35 : : Wangi-Wangi BT LS 7 : 28 : : -- : : 40 : : -- : : 3 : : 34 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

64 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI GORONTALO Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Gorontalo. Gerhana yang teramati dari Gorontalo berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,992 di Gorontalo bagian Tenggara hingga 0,962 di Gorontalo bagian Barat Laut. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Gorontalo. Karena gerhana yang teramati dari Gorontalo adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Gorontalo hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Gorontalo akan dimulai pada pukul 07:31 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:45 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 10:09 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Gorontalo rata-rata adalah 2 jam 38 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

65 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI GORONTALO POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Gorontalo BT LU 7 : 31 : : -- : : 45 : : -- : : 9 : : 38 : : Marisa BT LU 7 : 30 : : -- : : 43 : : -- : : 6 : : 36 : : Tilamuta BT LU 7 : 30 : : -- : : 43 : : -- : : 7 : : 36 : : Kwandang BT LU 7 : 31 : : -- : : 45 : : -- : : 9 : : 37 : : Limboto BT LU 7 : 31 : : -- : : 45 : : -- : : 9 : : 37 : : Suwawa BT LU 7 : 31 : : -- : : 45 : : -- : : 10 : : 38 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

66 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI UTARA Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Sulawesi Utara. Gerhana yang teramati dari Sulawesi Utara berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,995 di sebelah Selatan Kotamobagu hingga 0,870 di bagian Utara kepulauan Sangihe-Talaud. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Sulawesi Utara. Karena gerhana yang teramati dari Sulawesi Utara adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Sulawesi Utara hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Sulawesi Utara akan dimulai pada pukul 07:34 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 08:49 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 10:15 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Utara rata-rata adalah 2 jam 41 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

67 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI SULAWESI UTARA POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o WITA o o j m d m d 1 Manado BT LU 7 : 34 : : -- : : 49 : : -- : : 15 : : 41 : : Bolaang Uki BT LU 7 : 32 : : -- : : 46 : : -- : : 12 : : 39 : : Lolak BT LU 7 : 32 : : -- : : 47 : : -- : : 12 : : 39 : : Kotamobagu BT LU 7 : 32 : : -- : : 47 : : -- : : 13 : : 40 : : Amurang BT LU 7 : 33 : : -- : : 48 : : -- : : 14 : : 40 : : Tutuyan BT LU 7 : 33 : : -- : : 48 : : -- : : 14 : : 40 : : Ratahan BT LU 7 : 33 : : -- : : 48 : : -- : : 14 : : 40 : : Tomohon BT LU 7 : 33 : : -- : : 48 : : -- : : 14 : : 41 : : Tondano BT LU 7 : 33 : : -- : : 49 : : -- : : 15 : : 41 : : Airmadidi BT LU 7 : 34 : : -- : : 49 : : -- : : 15 : : 41 : : Bitung BT LU 7 : 34 : : -- : : 49 : : -- : : 15 : : 41 : : Ondong Siau BT LU 7 : 35 : : -- : : 51 : : -- : : 17 : : 42 : : Tahuna BT LU 7 : 36 : : -- : : 52 : : -- : : 19 : : 42 : : Melonguane BT LU 7 : 38 : : -- : : 55 : : -- : : 22 : : 44 : : Boroko BT LU 7 : 32 : : -- : : 45 : : -- : : 10 : : 38 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

68 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI MALUKU UTARA Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Maluku Utara. Di Provinsi ini, terdapat enam kota yang terlewati jalur totalitas, yaitu Sofifi, Ternate, Soasiu, Jailolo, Weda, dan Maba. Magnitudo gerhananya adalah 1,012 di Sofifi, 1,008 di Ternate, 1,012 di Soasiu, 1,001 di Jailolo, 1,014 di Weda, dan 1,019 di Maba. Adapun durasi totalitasnya adalah 2 menit 58,7 detik di Sofifi, 2 menit 36,3 detik di Ternate, 3 menit 01,3 detik di Soasiu, 0 menit 57,2 detik di Jailolo, 3 menit 09,4 detik di Weda, dan 3 menit 19,5 detik di Maba. Magnitudo dan durasi totalitas di Maba adalah yang paling besar dan paling lama sekaligus lokasi totalitas paling Timur di Indonesia. Sementara itu di kota-kota lainnya, gerhana yang teramati akan berupa Gerhana Matahari Sebagian. Untuk kota-kota di bagian Selatan jalur totalitas, magnitudo gerhananya terentang antara 1,000 di Utara Labuha hingga 0,944 di sebelah Selatan Sanana. Adapun untuk kota-kota di bagian Utara jalur totalitas, magnitudo gerhananya adalah antara 1,000 di Utara Jailolo hingga 0,963 di sebelah Utara Daruba. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Maluku Utara. Untuk kota-kota yang tidak terlewati jalur totalitas gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian. Karena itu, data pada kolom Kontak Kedua maupun pada Kolom Kontak Ketiga di kota-kota tersebut dikosongkan. Sementara di kota-kota yang terlewati jalur totalitas, data pada kedua kolom tersebut ditampilkan. Secara umum, gerhana di Maluku Utara akan dimulai pada pukul 08:35 WIT, puncak gerhana terjadi pada pukul 09:53 WIT, dan gerhana akan berakhir pada pukul 11:21 WIT. Durasi gerhana yang teramati di Maluku Utara rata-rata adalah 2 jam 44 menit. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

69 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI MALUKU UTARA POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIT o o WIT o o WIT o o WIT o o WIT o o j m d m d 1 Sofifi BT LU 8 : 36 : : 51 : : 53 : : 54 : : 21 : : 45 : : Bobong BT LS 8 : 30 : : -- : : 44 : : -- : : 9 : : 38 : : Sanana BT LS 8 : 32 : : -- : : 47 : : -- : : 13 : : 41 : : Ternate BT LU 8 : 36 : : 51 : : 52 : : 54 : : 20 : : 44 : : Soa-Siu BT LU 8 : 35 : : 51 : : 52 : : 54 : : 20 : : 44 : : Jailolo BT LU 8 : 36 : : 53 : : 53 : : 53 : : 21 : : 45 : : Labuha BT LS 8 : 35 : : -- : : 51 : : -- : : 19 : : 44 : : Weda BT LU 8 : 36 : : 51 : : 53 : : 55 : : 21 : : 45 : : Tobelo BT LU 8 : 37 : : -- : : 55 : : -- : : 23 : : 46 : : Maba BT LU 8 : 36 : : 52 : : 54 : : 56 : : 23 : : 46 : : Daruba BT LU 8 : 38 : : -- : : 56 : : -- : : 25 : : 46 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

70 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI MALUKU Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Maluku. Gerhana yang teramati dari Maluku berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,922 di sebelah Barat Namlea hingga 0,722 di sebelah Selatan Saumlaki. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Maluku. Karena gerhana yang teramati dari Maluku adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Maluku hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Maluku akan dimulai pada pukul 08:35 WIT, puncak gerhana terjadi pada pukul 09:51 WIT, dan gerhana akan berakhir pada pukul 11:17 WIT. Durasi gerhana yang teramati di Maluku rata-rata adalah 2 jam 42 menit, dengan durasi gerhana terlama di Dobo, yaitu 2 jam 45 menit 34,9 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

71 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI MALUKU POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIT o o WIT o o WIT o o WIT o o WIT o o j m d m d 1 Ambon BT LS 8 : 33 : : -- : : 49 : : -- : : 16 : : 42 : : Tiakur BT LS 8 : 30 : : -- : : 43 : : -- : : 5 : : 34 : : Namrole BT LS 8 : 32 : : -- : : 47 : : -- : : 12 : : 40 : : Namlea BT LS 8 : 32 : : -- : : 48 : : -- : : 14 : : 41 : : Piru BT LS 8 : 34 : : -- : : 50 : : -- : : 17 : : 43 : : Masohi BT LS 8 : 34 : : -- : : 51 : : -- : : 18 : : 43 : : Bula BT LS 8 : 36 : : -- : : 54 : : -- : : 22 : : 45 : : Saumlaki BT LS 8 : 36 : : -- : : 51 : : -- : : 15 : : 38 : : Langgur BT LS 8 : 39 : : -- : : 56 : : -- : : 23 : : 44 : : Tual BT LS 8 : 39 : : -- : : 56 : : -- : : 23 : : 44 : : Dobo BT LS 8 : 41 : : -- : : 59 : : -- : : 26 : : 45 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

72 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI PAPUA BARAT Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Papua Barat. Gerhana yang teramati dari Papua Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,996 di pulau (sebelah Utara Waisai) hingga 0,802 di Papua Barat bagian Tenggara. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Papua Barat. Karena gerhana yang teramati dari Papua Barat adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Papua Barat hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Papua Barat akan dimulai pada pukul 08:40 WIT, puncak gerhana terjadi pada pukul 10:00 WIT, dan gerhana akan berakhir pada pukul 11:30 WIT. Durasi gerhana yang teramati di Papua Barat rata-rata adalah 2 jam 49 menit, dengan durasi gerhana terlama adalah di Manokwari, yaitu 2 jam 52 menit 21,5 detik. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

73 DATA KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI PAPUA BARAT POSISI KOTA KONTAK PERTAMA KONTAK KEDUA PUNCAK GERHANA KONTAK KETIGA KONTAK KEEMPAT DURASI DURASI MAGNITUDO NO NAMA KOTA BUJUR LINTANG WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. WAKTU AZ. ALT. GERHANA TOTALITAS GERHANA o ' o ' WIT o o WIT o o WIT o o WIT o o WIT o o j m d m d 1 Manokwari BT LS 8 : 43 : : -- : : 4 : : -- : : 35 : : 52 : : Waisai BT LS 8 : 39 : : -- : : 58 : : -- : : 28 : : 48 : : Sorong BT LS 8 : 39 : : -- : : 58 : : -- : : 28 : : 49 : : Aimas BT LS 8 : 39 : : -- : : 58 : : -- : : 28 : : 49 : : Teminabuan BT LS 8 : 40 : : -- : : 59 : : -- : : 29 : : 49 : : Fakfak BT LS 8 : 39 : : -- : : 58 : : -- : : 27 : : 48 : : Kumurkek BT LS 8 : 40 : : -- : : 0 : : -- : : 30 : : 49 : : Fef BT LS 8 : 41 : : -- : : 1 : : -- : : 31 : : 50 : : Bintuni BT LS 8 : 41 : : -- : : 2 : : -- : : 32 : : 50 : : Kaimana BT LS 8 : 41 : : -- : : 0 : : -- : : 29 : : 48 : : Anggi BT LS 8 : 42 : : -- : : 3 : : -- : : 34 : : 51 : : Ransiki BT LS 8 : 42 : : -- : : 4 : : -- : : 34 : : 51 : : Rasiei BT LS 8 : 42 : : -- : : 3 : : -- : : 33 : : 50 : : Keterangan: 1. Az. adalah Azimuth Matahari, yang dinyatakan dari titik Utara menyusuri horizon ke arah Timur, hingga ke proyeksi Matahari di Horizon. Azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. 2. Alt. adalah Altitude atau Tinggi Matahari dinyatakan dari horizon hingga ke posisi Matahari berada. Altitude dinyatakan dalam satuan derajat. 3. Kontak Pertama adalah saat piringan Matahari mulai tampak tertutupi Bulan (Gerhana mulai). 4. Kontak Kedua adalah saat seluruh piringan Matahari mulai tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas mulai). 5. Puncak Gerhana adalah waktu saat piringan Matahari tergerhanai paling maksimum. 6. Kontak Ketiga adalah saat seluruh piringan Matahari terakhir kali tertutup oleh Bulan (Fase Totalitas berakhir). 7. Kontak Keempat adalah saat piringan Matahari terakhir kali tampak tertutupi Bulan (Gerhana berakhir). 8. Durasi Gerhana adalah lama waktu terjadinya gerhana, yaitu sejak Kontak Pertama hingga Kontak Keempat. 9. Durasi Totalitas adalah lama waktu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan, yaitu sejak Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga. 10. Magnitudo Gerhana adalah perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. 11. Jika waktu, azimuth dan altitude Matahari pada kolom Kontak Kedua dan Kontak Ketiga untuk kota tertentu tidak ditampilkan, berarti kedua peristiwa ini tidak teramati dari kota tersebut. Dengan kata lain, gerhana yang akan teramati dari kota tersebut adalah Gerhana Matahari Sebagian

74 KETERAMATAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI PAPUA Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati dari Papua. Gerhana yang teramati dari Papua berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,910 sebelah Utara Sorendiweri hingga 0,600 di sebelah Selatan Merauke. Pada Tabel berikut ditampilkan data keteramatan GMT 9 Maret 2016 di Papua. Karena gerhana yang teramati dari Papua adalah Gerhana Matahari Sebagian, maka data pada kolom Kontak Kedua maupun pada kolom Kontak Ketiga dikosongkan. Dengan demikian, untuk semua kota di Papua hanya Kontak Pertama, Puncak Gerhana dan Kontak Keempat saja yang ditampilkan datanya. Secara umum, gerhana di Papua akan dimulai pada pukul 08:49 WIT, puncak gerhana terjadi pada pukul 10:10 WIT, dan gerhana akan berakhir pada pukul 11:40 WIT. Durasi gerhana yang teramati di Papua rata-rata adalah 2 jam 51 menit, dengan durasi terlama di Jayapura, yaitu 2 jam 55 menit 03,0 detik. Durasi gerhana di Jayapura ini sekaligus sebagai durasi gerhana terlama di Indonesia. Detail informasi untuk setiap kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016

GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 Stasiun Geofisika Yogyakarta Jl Wates Km 8 Jitengan Balecatur Gamping Sleman Telp (0274) 6498383 website : www.bmkg.go.id email: stageof.yogya@bmkg.go.id Apa itu Gerhana

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 DAN 24 JULI 2017 M (PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1438 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 DAN 24 JULI 2017 M (PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1438 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 DAN 24 JULI 2017 M (PENENTU AWAL DZULQO DAH 1438 H) Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 16 APRIL 2018 M (PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1439 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 16 APRIL 2018 M (PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1439 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 16 APRIL 2018 M (PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1439 H) Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 22 AGUSTUS 2017 M (PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1438 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 22 AGUSTUS 2017 M (PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1438 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 22 AGUSTUS 2017 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 20 SEPTEMBER 2017 M (PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1439 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 20 SEPTEMBER 2017 M (PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1439 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 20 SEPTEMBER 2017 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia

Lebih terperinci

Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 17 Januari 2018 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Ula 1439 H)

Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 17 Januari 2018 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Ula 1439 H) Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 17 Januari 2018 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Ula 1439 H) Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 24 JUNI 2017 M (PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1438 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 24 JUNI 2017 M (PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1438 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 24 JUNI 2017 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama-sama Bulan mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 18 MARET 2018 M (PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1439 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 18 MARET 2018 M (PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1439 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 18 MARET 2018 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk

Lebih terperinci

Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 16 Februari 2018 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Akhirah 1439 H)

Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 16 Februari 2018 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Akhirah 1439 H) Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 16 Februari 2018 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Akhirah 1439 H) Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 20 OKTOBER 2017 M (PENENTU AWAL BULAN SAFAR 1439 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 20 OKTOBER 2017 M (PENENTU AWAL BULAN SAFAR 1439 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 20 OKTOBER 2017 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 19 NOVEMBER 2017 M (PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1439 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 19 NOVEMBER 2017 M (PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1439 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 19 NOVEMBER 2017 M (PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1439 H) Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 28 JANUARI 2017 M (PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1438 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 28 JANUARI 2017 M (PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1438 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 28 JANUARI 2017 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama-sama Bulan mengelilingi Matahari memungkinkan manusia

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 26 MEI 2017 M (PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1438 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 26 MEI 2017 M (PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1438 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 26 MEI 2017 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama-sama Bulan mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk

Lebih terperinci

Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 28 Maret 2017 M (Penentu Awal Bulan Rajab 1438 H)

Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 28 Maret 2017 M (Penentu Awal Bulan Rajab 1438 H) Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 28 Maret 2017 M (Penentu Awal Bulan Rajab 1438 H) Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama-sama Bulan mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 27 APRIL 2017 M (PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1438 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 27 APRIL 2017 M (PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1438 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 27 APRIL 2017 M (PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1438 H) Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama-sama Bulan mengelilingi

Lebih terperinci

Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 27 Februari 2017 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Akhirah 1438 H)

Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 27 Februari 2017 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Akhirah 1438 H) Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 27 Februari 2017 M (Penentu Awal Bulan Jumadal Akhirah 1438 H) Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama-sama Bulan

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 DAN 2 SEPTEMBER 2016 M (PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1437 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 DAN 2 SEPTEMBER 2016 M (PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1437 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 DAN 2 SEPTEMBER 2016 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia

Lebih terperinci

GERHANA BULAN TOTAL 15 JUNI 2011 (16 JUNI 2011 DINI HARI DI INDONESIA)

GERHANA BULAN TOTAL 15 JUNI 2011 (16 JUNI 2011 DINI HARI DI INDONESIA) GERHANA BULAN TOTAL 15 JUNI 2011 (16 JUNI 2011 DINI HARI DI INDONESIA) Gerhana Bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 31 OKTOBER 2016 M (PENENTU AWAL BULAN SAFAR 1438 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 31 OKTOBER 2016 M (PENENTU AWAL BULAN SAFAR 1438 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 31 OKTOBER 2016 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama-sama Bulan mengelilingi Matahari memungkinkan manusia

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 OKTOBER 2016 M (PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1438 H)

INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 OKTOBER 2016 M (PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1438 H) INFORMASI PRAKIRAAN HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 OKTOBER 2016 M () Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama-sama Bulan mengelilingi Matahari memungkinkan manusia

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD DAN SENIN, 5 DAN 6 JUNI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD DAN SENIN, 5 DAN 6 JUNI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD DAN SENIN, 5 DAN 6 JUNI 2016 M Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 9 DAN 10 MARET 2016 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 9 DAN 10 MARET 2016 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 9 DAN 10 MARET 2016 M Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 7 MEI 2016 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 7 MEI 2016 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1437 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui

Lebih terperinci

GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016 GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016 A. PENDAHULUAN Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 8 APRIL 2016 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 8 APRIL 2016 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 9 FEBRUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 9 FEBRUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 19 JULI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 19 JULI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 19 JULI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 14 NOVEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 14 NOVEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 14 NOVEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 16 SEPTEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 16 SEPTEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 16 SEPTEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 OKTOBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 OKTOBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 OKTOBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 7 AGUSTUS 2013 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 7 AGUSTUS 2013 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 7 AGUSTUS 2013 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 8 JULI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 8 JULI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 8 JULI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 29 APRIL 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 29 APRIL 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 29 APRIL 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 15 AGUSTUS 2015 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 15 AGUSTUS 2015 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 15 AGUSTUS 2015 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 1 DAN 2 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 1 DAN 2 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 1 DAN 2 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 4 NOVEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 4 NOVEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 4 NOVEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT DAN SABTU, 27 DAN 28 JUNI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT DAN SABTU, 27 DAN 28 JUNI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT DAN SABTU, 27 DAN 28 JUNI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 13 OKTOBER 2015 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 13 OKTOBER 2015 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 13 OKTOBER 2015 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1437 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 3 DESEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN SHAFAR 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 3 DESEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN SHAFAR 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 3 DESEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN SHAFAR 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 22 DESEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 22 DESEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 22 DESEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 12 MARET 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 12 MARET 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 12 MARET 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 29 MEI 2014 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 29 MEI 2014 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 29 MEI 2014 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 1 MARET 2014 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 1 MARET 2014 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 1 MARET 2014 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 20 DAN SABTU, 21 MARET 2015 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 20 DAN SABTU, 21 MARET 2015 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 20 DAN SABTU, 21 MARET 2015 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 31 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 31 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1435 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 31 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 10 DAN 11 APRIL 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADITS TSANIYAH 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 10 DAN 11 APRIL 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADITS TSANIYAH 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 10 DAN 11 APRIL 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADITS TSANIYAH 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 DAN RABU, 17 JUNI 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 DAN RABU, 17 JUNI 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 DAN RABU, 17 JUNI 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 16 DAN JUMAT, 17 JULI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 16 DAN JUMAT, 17 JULI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 16 DAN JUMAT, 17 JULI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 18 DAN SELASA, 19 MEI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 18 DAN SELASA, 19 MEI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 18 DAN SELASA, 19 MEI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 FEBRUARI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 FEBRUARI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1434 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 FEBRUARI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 19 APRIL 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 19 APRIL 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1436 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 19 APRIL 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1436 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 DAN SENIN, 11 JANUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 DAN SENIN, 11 JANUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1437 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 DAN SENIN, 11 JANUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1437 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 JANUARI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 JANUARI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 JANUARI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat LAMPIRAN UNDANGAN (PEMERINTAH DAERAH) A. Sekretaris Daerah Provinsi Wilayah Barat 1. Sekretaris Daerah Provinsi Aceh 2. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara 3. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan

Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Aceh Barat 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Aceh Barat Daya 3. Kepala

Lebih terperinci

Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Belanja Modal Berdasarkan data SPAN per tanggal 7 September 2017

Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Belanja Modal Berdasarkan data SPAN per tanggal 7 September 2017 Laporan Penyerapan Anggaran Belanja No Satker Pagu 1 PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARAJAKARTA 797.500.000 77.749.000 719.751.000 9,75 2 PENGADILAN TINGGI SURABAYA 376.300.000 0 376.300.000 0,00 3 PENGADILAN

Lebih terperinci

REKAPITULASI LAPORAN REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN DIPA (Format Excel) BULAN APRIL TAHUN 2012

REKAPITULASI LAPORAN REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN DIPA (Format Excel) BULAN APRIL TAHUN 2012 REKAPITULASI LAPORAN REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN DIPA (Format Excel) BULAN APRIL TAHUN 2012 TOTAL TOTAL 1. Pengadilan Tinggi Agama Medan 10,685,722,000 1,775,558,955 0.16616 850,586,250 8% 2,626,145,205

Lebih terperinci

Ktrtu!mf{TEffi 6&$U i-$ ruffi ffitjfqgaru h$ $ mu p. KffiptJffi&.$${ $ruffiffiruffisl& Pukul WlB s/d selesai

Ktrtu!mf{TEffi 6&$U i-$ ruffi ffitjfqgaru h$ $ mu p. KffiptJffi&.$${ $ruffiffiruffisl& Pukul WlB s/d selesai pris&t pffi ruffi # Lffi LAeru #ffi#ffi ffiffi &#ru su tu3&yffi ffi& Ktrtu!mf{TEffi 6&$U i-$ ruffi ffitjfqgaru h$ $ mu p KffiptJffi&.$${ $ruffiffiruffisl& Il. IIR $tamlar Kn- 10"5 PEKAI{BARU- Telcpm :

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 27 DAN 28 SEPTEMBER 2011 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1432 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 27 DAN 28 SEPTEMBER 2011 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1432 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 27 DAN 28 SEPTEMBER 2011 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi

Lebih terperinci

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017 DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017 WILAYAH JAWA TIMUR 1 PENGADILAN NEGERI SURABAYA 2 PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI 3 PENGADILAN NEGERI

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 3 DAN 4 APRIL 2011 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1432 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 3 DAN 4 APRIL 2011 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1432 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 3 DAN 4 APRIL 2011 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. SUMATERA BARAT Kota Solok Arosuka

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. SUMATERA BARAT Kota Solok Arosuka PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER SUMATERA BARAT Kota Solok Arosuka 39.000 Kab. Tanah Datar Batu Sangkar 39.000 Kab. Tanah Datar Kota. Bukit Tinggi Bukit Tinggi 39.000

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 DAN 2 JULI 2011 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1432 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 DAN 2 JULI 2011 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1432 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 1 DAN 2 JULI 2011 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

-2-2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Rep

-2-2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Rep LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.244, 2015 PERHUBUNGAN. Pembangunan. Jalan Tol. Sumatera. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK Tingkat provinsi (7 daerah) Tingkat kabupaten / kota. Aceh (Kota, 4 daerah dan Kabupaten, 16 daerah)

PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK Tingkat provinsi (7 daerah) Tingkat kabupaten / kota. Aceh (Kota, 4 daerah dan Kabupaten, 16 daerah) PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) Pemilihan umum Gubernur Aceh 2017 (Banda Aceh) Pemilihan umum Gubernur Bangka Belitung 2017 (Sungai Liat) Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (Jakarta) Pemilihan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 31 JULI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1432 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 31 JULI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1432 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 31 JULI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan

Lebih terperinci

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017 DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017 1 WILAYAH JAWA TIMUR 1 PENGADILAN NEGERI SURABAYA 2 PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI 3 PENGADILAN NEGERI

Lebih terperinci

https://panselnas.menpan.go.id/index.php/2-uncategorised/109-mahkama...

https://panselnas.menpan.go.id/index.php/2-uncategorised/109-mahkama... 1 of 9 16/08/2014 22:15 Cetak FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2014 NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN GOL RUANG JUMLAH ALOKASI RENCANA PENEMPATAN Pengadilan

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 5 MARET 2011 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1432 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 5 MARET 2011 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1432 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 5 MARET 2011 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1432 H SUBBIDANG GRAVITASI DAN TANDA WAKTU BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JAKARTA 2011 INFORMASI

Lebih terperinci

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1.

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 161/KMK.01/2007 TENTANG KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 25 NOVEMBER 2011 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 25 NOVEMBER 2011 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1433 H INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 25 NOVEMBER 2011 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1433 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.1590/PR.301/DRJD/2004 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.1590/PR.301/DRJD/2004 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.1590/PR.301/DRJD/2004 TENTANG TARIF BATAS ATAS DAN TARIF BATAS BAWAH ANGKUTAN PENUMPANG DENGAN MOBIL BUS UMUM KELAS EKONOMI PADA TRAYEK-TRAYEK ANTAR

Lebih terperinci

KABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012

KABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012 KABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012 NAMA DAERAH Kabupaten Kota Total Bali NT 19 2 21 Bali 7 1 8 Kabupaten Badung 1 1 Kabupaten Bangli 1 1 Kabupaten Buleleng 1 1 Kabupaten

Lebih terperinci

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012 KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012 No. Provinsi Kab/Kota 1 Provinsi Nangroe Aceh Kab. Aceh Barat Darussalam Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Aceh

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI 2013, No.1161 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Belanja Barang Berdasarkan data SPAN per tanggal 7 September 2017

Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Belanja Barang Berdasarkan data SPAN per tanggal 7 September 2017 Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Belanja No Satker Pagu Realisasi Sisa Persentas 1 BADAN LITBANG DIKLAT KUMDIL 81.516.421.000 31.732.690.003 49.783.730.997 38,93 2 PENGADILAN TINGGI YOGYAKARTA 108.732.000

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Daftar Sampel Penelitian

Lampiran 1 : Daftar Sampel Penelitian Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Vegasari, Endah Kusumawati. 2011. Faktor-Faktor yang Menentukan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal di Indonesia Survei pada Pemerintahan Daerah di Indonesia Bagian

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1228, 2017 KEMENKO-PEREKONOMIAN. Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok II

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok II DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok II Lampiran I Surat No. B.41/S.KT.03/2018 Tanggal: 19 Februari 2018 Kementerian/Lembaga 1. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2. Sekretaris Kementerian

Lebih terperinci

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA No BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-104/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-104/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-104/PJ/2012 TENTANG PENETAPAN DAN PENGGUNAAN KODE KANTOR, KODE SURAT, DAN/ATAU CAP

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM (dalam ribuan rupiah) RUPIAH MURNI NO. SATUAN KERJA NON PENDAMPING PNBP PINJAMAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT PENERIMAAN DAN PERATURAN KEPABEANAN DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT PENERIMAAN DAN PERATURAN KEPABEANAN DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT PENERIMAAN DAN PERATURAN KEPABEANAN DAN CUKAI JALAN JENDERAL A. YANI JAKARTA 13230 KOTAK POS 108 JAKARTA 10002 TELEPON

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M.HH-07.OT.01.03 TAHUN 2011 RENCANA INDUK PEMBANGUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 PERATURAN KEPALA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Mewujudkan Profesionalisme ASN dengan Perangkat & kewenangan yang terbatas?

Mewujudkan Profesionalisme ASN dengan Perangkat & kewenangan yang terbatas? Mewujudkan Profesionalisme ASN dengan Perangkat & kewenangan yang terbatas? Dialog Publik : MERESPON PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Reni Suzana Pusat Pengembangan Program &

Lebih terperinci