Dr. Lukita D. Tuwo Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala BAPPENAS disampaikan dalam Rakornas Kominfo Tahun 2013 Jakarta, 16 September 2013
|
|
- Shinta Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RENCANA PEMBANGUNAN BROADBAND NASIONAL Dr. Lukita D. Tuwo Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala BAPPENAS disampaikan dalam Rakornas Kominfo Tahun 2013 Jakarta, 16 September 2013
2 OUTLINE 1 RPJPN DAN KONSEP PEMIKIRAN RPJMN KONSEP INDONESIA BROADBAND PLAN 3 PENUTUP 2
3 RPJPN DAN KONSEP PEMIKIRAN RPJMN
4 TAHAPAN RPJPN RPJMN - 1 ( ) Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. RPJMN - 2 ( ) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian RPJMN - 3 ( ) Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek RPJMN - 4 ( ) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. 4
5 IPTEK Background Study SDM SDA KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RPJMN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN EVALUASI RPJMN - 2 MASUKAN STAKEHOLDERS 9 Bidang 1. Sosial Budaya & Kehidupan Beragama 2. Ekonomi 3. Iptek 4. Sarana dan Prasarana 5. Politik 6. Hankam 7. Hukum dan Aparatur 8. Wilayah dan Tata Ruang 9. SDA dan LH Pengarusutamaan Tantangan & Kendala *Sumber UU 17/2007 tentang RPJPN Tahun DAYA SAING EKONOMI Inclusive Development 5
6 DAYA SAING INDONESIA Kamboja Mobile BB Fixed BB Philipina Indonesia Brunei Thailand Malaysia Vietnam Singapura #88 Sumber: The Global Competitiveness Report , World Economic Forum Mobile Subs Fixed Line #38 #26 #37 #24 #70 #2/ #59 6 Data Global Competitiveness indeks, Indonesia berada pada posisi ke-38 dari 148 negara pada tahun 2013 dan telah meningkat cukup signifikan dari tahun 2012 dengan peringkat ke 50. Termasuk dalam kelompok efficiency-driven (Tahap 2) dengan kompetensi kompetisi yang lebih maju. Akan tetapi subindeks terkait ICT tergolong masih rendah, dapat dilihat dari peringkat daya saing fixed phone dari peringkat 78 menurun menjadi peringkat 82 pada tahun 2013, namun untuk Cellular Phone meningkat dari peringkat 90 meningkat menjadi peringkat 62. Hal ini menyatakan pula bahwa infrastruktur ICT belum berkontribusi secara optimal terhadap peningkatan daya saing nasional. Untuk meningkatkan daya saing, Indonesia harus mempercepat pembangunan broadband.
7 RELEVANSI BROADBAND DALAM RPJMN DAYA SAING EKONOMI SUMBER DAYA ALAM SUMBER DAYA MANUSIA IPTEK Green with ICT: Penggunaan broadband dapat mengurangi emisi lingkungan (Green House Gas/GHG emission), misalnya melalui teleworking dan teleconference tanpa harus ke tempat kerja/rapat, implementasi smart grid dan smart/green building yang secara pintar dapat mengelola efisiensi energi. Penggunaan solusi berbasis ICT dapat mengurangi 7,8 Gt emisi pada tahun 2020 atau 15% dari total emisi global Green ICT: Memerlukan penanganan limbah perangkat ICT 7 Penggunaan broadband dapat memperluas dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan. Saat ini, jardiknas baru mencapai 9,8% dari total sekolah. Kualitas internet Sistem Kesehatan Nasional baru 128 kbps padahal untuk diagnosa diperlukan 2 Mbps. Broadband dapat mengoptimalkan bonus demografi karena 20% populasi Indonesia adalah penduduk muda (10-24 tahun) yang merupakan adaptor teknologi Masyarakat yang berkemampuan ICT (ICT-literate) mempercepat adopsi dan meningkatkan kualitas pemanfaatan broadband Broadband memungkinkan pengaksesan, pertukaran dan kolaborasi riset secara lebih cepat Memerlukan dukungan untuk pengembangan industri dan aplikasi ICT dalam negeri
8 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN BROADBAND SAAT INI Keterbatasan infrastruktur broadband dan mahalnya layanan Permasalahan: Terlalu bergantungnya pembangunan infrastruktur broadband kepada pasar padahal dukungan pendanaan Pemerintah sangat diperlukan untuk mempercepat roll out terutama di wilayah non komersial Tingginya regulatory cost yang disebabkan oleh tidak sinkronnya regulasi pusat/daerah, tingginya retribusi daerah, lamanya proses perijinan terutama di daerah, dan tidak adanya kepastian hukum yang melindungi investasi jangka panjang akibat kriminalisasi kebijakan Belum efektifnya pengelolaan spektrum frekuensi sebagai moda akses utama broadband sehingga terjadi krisis spektrum Belum optimalnya dukungan infrastruktur lain seperti ketersediaan listrik sehingga investasi penyelenggara telekomunikasi menjadi lebih besar Pemanfaatan broadband yang belum berkualitas Permasalahan: Belum mengakarnya e-leadership di tingkat nasional. Pengalaman internasional menunjukkan bahwa pengembangan ICT di tahap awal memerlukan pendekatan top down. Masih kurang efektifnya koordinasi dan sinergi multi sektor untuk menjamin harmonisasi kebijakan/program dan penggunaan sumber daya secara efisien Belum optimalnya pengembangan industri, aplikasi, dan konten ICT dalam negeri Kurangnya dukungan untuk pengembangan inovasi dan insentif untuk menjaga tidak larinya SDM ICT berkualitas ke luar negeri (brain drain) 8
9 KONSEP ARAH PEMBANGUNAN BROADBAND RPJMN Sebagian besar infrastruktur broadband diperkirakan sudah akan beroperasi di seluruh Indonesia sebelum pertengahan RPJMN - 3. Oleh karena itu, pengembangan broadband pada RPJMN - 3 lebih difokuskan kepada tingkat dan kualitas pemanfaatannya TARGET 2014 Indeks e-government Infrastruktur Broadband 2,3 (kurang) 1,1% (fixed), 22,2% (mobile) thdp populasi Semua, kecuali Maluku & Papua 79,2% kab/kota 3,0 (baik) 30% populasi 100% pulau besar 88% kab/kota Agenda pemanfaatan broadband Menutup Blank Spot (Program USO) 93,7% (telepon) 100,6% (internet) 100% Agenda pembangunan infrastruktur broadband RPJMN - 2 RPJMN - 3 perlu kerja keras 9 on-track
10 10 KONSEP INDONESIA BROADBAND PLAN
11 LATAR BELAKANG IBP Pembangunan broadband nasional sudah dimulai namun perlu dipercepat untuk merealisasikan potensi broadband dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Pemerintah perlu segera menata ulang strategi pembangunan broadband nasional melalui sinkronisasi, sinergi, dan koordinasi lintas sektor/wilayah untuk mendorong pembangunan dan pemanfaatan broadband. Untuk itu, diperlukan upaya bersama, komitmen nasional yang kuat dan konsisten, serta langkah terobosan/inovasi. Sebagai langkah awal, Pemerintah berkolaborasi dengan dunia usaha menyusun Rencana Pembangunan Pita Lebar Indonesia (Indonesia Broadband Plan atau IBP). IBP bertujuan untuk memberikan arah dan panduan bagi percepatan perluasan pembangunan broadband nasional yang komprehensif dan terintegrasi dengan menggunakan sumber daya secara efisien. 11
12 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) KETERKAITAN IBP DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN MP3EI Medium Term Term Nat. Nat. Plan Plan (Pres.Regulations) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Medium Rencana Kerja Term Pemerintah Nat. Plan (Pres.Regulations) (RKP) Indonesia Broadband Plan Arah serta Kebijakan dan Strategi pengembangan broadband Rencana pembangunan yang memerlukan dukungan anggaran pemerintah (APBN) 12 Indonesia Broadband Plan mengelaborasi rencana pembangunan broadband nasional untuk mencapai visi pembangunan nasional sebagaimana dituangkan dalam RPJPN dan MP3EI. Arah pembangunan, kebijakan dan strategi IBP disusun dengan memperhatikan RPJMN dan sebaliknya juga digunakan untuk memperkaya penyusunan RPJMN periode selanjutnya. Pengalokasian APBN untuk mendukung pembangunan broadband (bila diperlukan) dilakukan melalui mekanisme RKP dan RAPBN.
13 KERANGKA DISAIN IBP VISI INDONESIA 2025 VISI BROADBAND INDONESIA TUJUAN BROADBAND INDONESIA PILAR UTAMA PRINSIP DASAR 13 INFRA- STRUKTUR DAN KEAMANAN Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur Mendukung transformasi Indonesia menjadi negara maju melalui pengembangan dan pemanfaatan broadband sebagai meta-infrastructure 1. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing bangsa 2. Mendukung peningkatan kualitas pembangunan manusia Indonesia 3. Menjaga kedaulatan bangsa ADOPSI DAN UTILISASI KREATIF LEGISLASI DAN REGULASI PENDANAAN Prinsip dasar dan persyaratan pengembangan broadband nasional
14 PRASYARAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI IBP Pengembangan broadband Indonesia akan dilakukan secara bertahap dan menjadi bagian yang tidak terpisah dari strategi pembangunan nasional. Untuk merealisasikan potensi broadband, beberapa prasyarat harus dipenuhi, yaitu adanya: 1. Kepemimpinan Pemerintah (government leadership) dalam memberikan arah dan panduan; 2. Komitmen nasional untuk menjamin konsistensi dan keberlanjutan program pengembangan broadband nasional; 3. Koordinasi dan sinergi multi sektor untuk menjamin harmonisasi program dan penggunaan sumber daya secara efisien. 4. Kerjasama Pemerintah (pusat dan daerah) dan dunia usaha sesuai dengan tugas pokok, kewenangan, dan kapasitas masing-masing. 14
15 Infrastruktur: KEBIJAKAN UTAMA PEMBANGUNAN BROADBAND NASIONAL Percepatan pembangunan dan pemerataan infrastruktur broadband untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan layanan dengan berorientasi locally integrated, globally connected Pemanfaatan: Perluasan adopsi dan peningkatan kualitas utilisasi broadband baik di sektor pemerintahan, ekonomi, pertahanan dan keamanan, maupun sosial budaya Kerangka Regulasi: Regulasi (sektor dan lintas sektor) yang memfasilitasi pengembangan pasar dan menekan regulatory cost sehingga memungkinkan dunia usaha untuk menjadi aktor utama dalam pengembangan broadband nasional Pendanaan: Pendanaan pemerintah digunakan untuk akselerasi, fungsi fill in the gap, dan debottlenecking pembangunan broadband tanpa mengambil alih peran atau berkompetisi dengan penyelenggara 15
16 1. Aspek Supply/Infrastruktur: availability, accessibility, affordability Kompetisi dalam penyelenggaraan wireline broadband Optimalisasi pemanfaatan spektrum Optimalisasi pemanfaatan right of ways Infrastructure sharing Teknologi netral Open access Keamanan jaringan dan sistem 16 PEMBANGUNAN BROADBAND NASIONAL didukung oleh: 3. Aspek Pendanaan 2. Aspek Demand/Utilisasi dan Adopsi: awareness dan ability Literasi digital (e-literacy) Aggregating demand, antara lain: E-government E-education E-health E-procurement E-logistic Green ICT dan Green with ICT Optimalisasi penggunaan Dana USO dan PNBP sektor ICT Kerjasama pemerintah dan swasta (public private partnership) Perencanaan dan pendanaan ICT dalam APBN yang lebih efisien dan efektif 4. Aspek Kerangka Regulasi dan Kelembagaan STRATEGI UTAMA Kebijakan dan kerangka regulasi untuk menciptakan iklim investasi dan berusaha yang kondusif Kelembagaan pengawas dan pelaksana implementasi Indonesia Broadband Plan
17 TAHAPAN TARGET % wilayah USO dijangkau layanan telepon dan internet 88% kab/kota dijangkau layanan broadband Tingkat penetrasi broadband: 30% populasi Tingkat penetrasi TV digital: 35% populasi Indeks e-government nasional: 3,0 dari 4,0 17 RPJMN : KONEKTIVITAS Menyediakan konektivitas dasar melalui penutupan blank spot dan memulai modernisasi infrastruktur ICT RPJMN : TRANSFORMASI RPJMN : INOVASI Visi RPJPN 2025: Masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur Menyelesaikan modernisasi konektivitas nasional melalui penggelaran broadband ke kab/kota, sekolah, dan fasilitas publik; Meningkatkan konektivitas pemerintah (government connectivity) melalui konsolidasi fasilitas data dan informasi pemerintah; Meningkatkan adopsi dan kualitas utilisasi broadband
18 TARGET * 2013 Infrastruktur Fixed broadband : 15% rumah tangga (1Mbps), 30% gedung (100 Mbps), dan 5% populasi; Mobile broadband : 12% populasi (512 kbps) 2017 Infrastruktur (minimal) Fixed broadband : 40%-75% rumah tangga (2Mbps), 50%- 80% gedung (1 Gbps), dan 25% populasi; Mobile broadband : 75% populasi (1 Mbps) Prioritas Utilisasi/Adopsi: e-government; e-pendidikan; e-kesehatan; e-logistik, e-procurement * Target 2019 sedang dalam perhitungan 18
19 AKSELERASI BROADBAND INDONESIA Intervensi Pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan broadband Indonesia Pengembangan broadband di Indonesia bertumpu kepada mekanisme pasar yang berbasis investasi dunia usaha (swasta/ BUMN). Intervensi Pemerintah akan dilakukan untuk (1) mempercepat/akselerasi pertumbuhan broadband; (2) mengisi ruang yang tidak dilakukan dunia usaha (fill in the gap); dan (3) membuka sumbatan (debottlenecking). Intervensi dilakukan dalam ruang lingkup: (1) percepatan dan pemerataan penggelaran infrastruktur; serta (2) agregasi demand, percepatan adopsi, dan peningkatan kualitas utilisasi. Intervensi dilakukan melalui instrumen: (1) kebijakan/regulasi; dan/atau (2) pendanaan. 19
20 INSTRUMEN AKSELERASI: REGULASI Kebijakan dan regulasi pengembangan broadband nasional dimaksudkan untuk memastikan layanan broadband dapat diakses dan dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dengan harga terjangkau. Kebijakan dan regulasi tersebut dapat bersifat sektoral (pengaturan dalam sektor ICT), lintas sektor (pengaturan oleh sektor lain), maupun regional (pengaturan oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota). Untuk itu diperlukan harmonisasi antarkebijakan dan regulasi. Secara spesifik, kebijakan dan regulasi pengembangan broadband nasional ditetapkan untuk: 1. Menciptakan iklim berusaha yang kondusif dengan menekan regulatory cost dan menciptakan insentif; 2. Menciptakan kompetisi, open access, mencegah terjadinya perilaku monopoli, dan menghilangkan barrier to entry; 3. Memastikan pengalokasian dan penggunaan sumber daya (infrastruktur, spektrum frekuensi) secara efektif dan efisien, serta memastikan tidak terjadinya pemusatan sumber daya terbatas; 4. Memungkinkan penggunaan berbagai teknologi dengan mendorong teknologi netral; 5. Mendukung pengembangan aplikasi, konten, dan industri ICT dalam negeri serta penggunaannya; 6. Memberikan perlindungan konsumen atas keamanan data/informasi dan kualitas layanan. 20
21 INSTRUMEN AKSELERASI: PENDANAAN Dukungan pendanaan Pemerintah diberikan dengan memperhatikan: 1. Kondisi dan kapasitas keuangan negara. Pemberian dukungan pendanaan diutamakan berasal dari PNBP sektor ICT seperti Dana USO dan BHP Frekuensi. 2. Kemampuan pasar. Pembangunan broadband dilakukan melalui kolaborasi antara Pemerintah dan dunia usaha. Dengan demikian, Pemerintah tidak mengambil alih peran dan tidak bersaing dengan penyelenggara. Pemberian dukungan pendanaan Pemerintah harus dipastikan tidak menimbulkan kegagalan pasar. 3. Skema pendanaan yang sesuai yaitu tepat sasaran (efektif), tanpa duplikasi investasi (efisien), dan menjamin keberlanjutan. 4. Inovasi model bisnis dengan pengelolaan risiko yang proporsional dan tidak hanya berbasis aset. Sesuai dengan trend global yang beralih dari belanja modal (capex) ke belanja operasional (opex) menuntut Pemerintah untuk teliti dalam melakukan investasi. 21
22 TINDAK LANJUT 2013 Penyusunan Indonesia Broadband Plan dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2013 dan menjadi rujukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Timeline pekerjaan sebagai berikut. Penyusunan Konsep Dokumen: Kebijakan dan Rencana Pembangunan Perbaikan dokumen termasuk melalui diskusi dengan sektor lain dan industri dalam proses Jan-Mei Jun-Jul Agst-Okt Nov-Des Konsultasi publik (forum dan online) Proses Perpres/ Inpres dan Launching Dokumen 22
23 23 PENUTUP
24 Pembangunan broadband suatu negara tidak dapat dipisahkan dari strategi negara tersebut untuk meningkatkan daya saing. Oleh karena itu, pembangunan broadband akan menjadi salah satu agenda pembangunan nasional Hal ini sejalan dengan fokus RPJMN yaitu pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis kepada tiga pilar yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kemampuan iptek. Pembangunan pita lebar (broadband) sangat relevan dengan ketiga pilar tersebut. Pembangunan broadband lima tahun ke depan akan diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia dengan memperhatikan aspek pembangunan yang berkeberlanjutan dan menumbuhkan kekuatan industri ICT dalam negeri. Untuk itu diperlukan ekosistem broadband yang kokoh baik dalam aspek supply (infrastruktur), demand (industri, aplikasi, layanan, konten), maupun pendukung (kebijakan, regulasi, dan pendanaan). 24
25 Untuk mempercepat pertumbuhan broadband, Pemerintah harus berperan lebih dari sekedar fasilitator. Pengalaman internasional menunjukkan bahwa pengembangan broadband tidak dapat sepenuhnya diserahkan kepada dunia usaha terutama dalam perekonomian global saat ini. Pemerintah harus berperan lebih aktif sebagai katalisator tanpa mengambil alih atau bersaing dengan penyelenggara. Pola pembangunan yang inovatif, komprehensif, dan terintegrasi sangat diperlukan untuk mempercepat pembangunan ekosistem broadband nasional dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Tanpa adanya terobosan, Indonesia akan mengalami potential loss yang besar, tertinggal dari negara lain. Dalam implementasinya, pembangunan ekosistem broadband memerlukan komitmen nasional yang kuat dan konsisten baik dari perencana dan pelaksana pembangunan, pemeriksa, maupun penegak hukum, serta dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah serta dunia usaha. Sebagai bentuk affirmative action, Pemerintah perlu memberikan insentif dan/atau dukungan pendanaan secara selektif. Kementerian Kominfo memiliki sumber pendanaan yang berkelanjutan yaitu Dana USO. Kami mendorong agar Dana USO dapat segera ditransformasikan untuk mendukung pengembangan broadband nasional secara utuh (tidak saja infrastruktur). 25
26 TERIMA KASIH Kementerian PPN/BAPPENAS Jl. Taman Suropati No.2, Menteng, Jakarta
27 27 LAMPIRAN
28 1 KEBIJAKAN Mentransformasi Kewajiban Pelayanan Universal (Universal Service Obligation) menjadi broadband-ready INFRASTRUKTUR: KEBIJAKAN DAN STRATEGI STRATEGI Menyusun ulang definisi dan ruang lingkup Universal Service Obligation (USO) untuk mengakomodasi broadband Melakukan reformulasi kebijakan penggunaan USO yang lebih berorientasi kepada ekosistem broadband (tidak hanya untuk penyediaan infrastruktur dan tidak hanya pada daerah perdesaan) Memperkuat kelembagaan pengelola Dana USO 2 28 Mengoptimalkan pemanfaatan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas Melakukan spectrum refarming (penataan ulang) alokasi frekuensi seefisien dan seoptimal mungkin dengan prinsip netralitas teknologi Optimalisasi frekuensi dan jaringan infrastruktur wireless instansi Pemerintah eksisting dengan implementasi konsep government radio network (GRN) Konsolidasi infrastruktur dan spektrum bagi penyelenggara jaringan bergerak seluler, FWA, dan BWA maupun lembaga penyiaran dengan memperhatikan kebijakan dan regulasi kompetisi yang fair Memastikan migrasi TV analog ke digital sesuai jadwal yang telah ditetapkan
29 INFRASTRUKTUR: KEBIJAKAN DAN STRATEGI (2) 2 KEBIJAKAN Mengoptimalkan pemanfaatan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas (lanjutan) STRATEGI Mempercepat ketersediaan spektrum di sub- 1 GHz termasuk alokasi frekuensi digital dividend yang memadai untuk mempercepat distribusi broadband Mendorong penggunaan spektrum frekuensi secara dinamis dan fleksibel: spectrum sharing, spectrum consolidation, mobile virtual network operator (MVNO) Memfasilitasi netralitas teknologi agar industri dapat menggunakan teknologi wireless yang paling efisien dengan ekosistem yang mendukung dengan memperhatikan efisiensi spektrum Melakukan optimalisasi dan konsolidasi sumber daya satelit nasional termasuk frekuensi maupun slot orbit, mendorong kerjasama dengan industri satelit global, dengan memperhatikan kepentingan nasional dan efisiensi spektrum 29
30 3 KEBIJAKAN Mendorong pembangunan fixed/wireline broadband INFRASTRUKTUR: KEBIJAKAN DAN STRATEGI (3) Mendorong pembangunan dan penggunaan bersama infrastruktur pasif seperti dark fiber, duct, tiang, menara, right of way, fasilitas pusat data (data center) dan pemulihan data (data recovery center) Mendorong peran aktif Pemerintah Daerah dan BUMD dalam pembangunan infrastruktur pasif yang dikoordinasikan dengan penyelenggara telekomunikasi Memastikan tidak terjadinya perilaku monopoli dalam penyelenggaraan infrastruktur yang berstruktur monopoli alamiah Memastikan open access STRATEGI Mendorong pemanfaatan teknologi netral Mendorong terjadinya kompetisi Mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan (renewable energy) sebagai sumber energi terutama di daerah yang belum dialiri listrik PLN 30
31 INFRASTRUKTUR: KEBIJAKAN DAN STRATEGI (4) 4 KEBIJAKAN Mendorong dunia usaha sebagai aktor utama dalam pembangunan broadband Menciptakan iklim berusaha yang kondusif melalui pengaturan yang jelas, konsisten, berkelanjutan (tidak disruptive), dan transparan termasuk berkemampuan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi baru Mengoptimalkan bauran teknologi (technology mix) serta multi moda backbone dan akses yang memungkinkan penggunaan berbagai teknologi baik berbasis fixed maupun spektrum termasuk satelit Menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dengan memperhatikan ketepatan pengelolaan risiko Menyederhanakan perizinan STRATEGI Memberikan insentif untuk mendorong pembangunan infrastruktur broadband ke daerah marginal Pemerintah tidak melaksanakan fungsi operasi untuk keperluan komersial 31
32 INFRASTRUKTUR: KEBIJAKAN DAN STRATEGI (5) 5 KEBIJAKAN Membangun infrastruktur broadband di daerah perbatasan negara STRATEGI Membangun jaringan broadband sebagai sabuk pengaman informasi di daerah perbatasan negara melalui kerjasama dengan penyedia right of way sektor lain seperti jalan, tiang listrik Membangun hub/simpul sebagai opsi gateway internasional 6 Memberikan perlindungan kualitas dan keamanan informasi kepada pengguna layanan Memastikan pemenuhan komitmen pembangunan penyelenggara Memastikan pemenuhan tingkat layanan yang diperjanjikan penyelenggara Memastikan terlindunginya aset strategis seperti infrastruktur serat optik dari segala bentuk gangguan (bencana, vandalisme) serta data pengguna dari penyalahgunaan 32
33 1 33 KEBIJAKAN Mempercepat implementasi e- government dengan mengutamakan prinsip keamanan, interope rabilitas, dan cost effective UTILISASI/ADOPSI: KEBIJAKAN DAN STRATEGI STRATEGI Menetapkan Masterplan e-government Nasional sebagai rujukan bagi pengembangan e-government di seluruh instansi pemerintah Melakukan moratorium pembangunan fasilitas pusat data dan pusat pemulihan data oleh instansi pemerintah untuk kemudian bermigrasi ke pusat data bersama Mendorong pengembangan e-government yang berbasis kemitraan baik antar instansi pemerintah maupun dengan badan usaha Menerapkan prinsip penggunaan bersama (sharing): Membangun infrastruktur bersama yaitu jaringan komunikasi pemerintah yang aman (secured government network) serta fasilitas pusat data dan pusat pemulihan data yang terkonsolidasi Menggunakan aplikasi umum yang telah ada dan terbukti berjalan baik untuk interoperabilitas dan mempercepat roll out aplikasi Menyimpan aplikasi dalam repositori bersama sehingga dapat digunakan, didistribusikan, dikustomisasi untuk kepentingan e- government Memastikan keamanan, kerahasiaan, keterkinian, akurasi, serta keutuhan data dan informasi dalam penyelenggaraan e-government Memastikan adanya unit kerja di setiap instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan e-government
34 UTILISASI/ADOPSI: KEBIJAKAN DAN STRATEGI (2) 2 KEBIJAKAN Pemerintah sebagai fasilitator untuk mendorong penggunaan broadband STRATEGI Mengkoordinasikan potensi demand penggunaan ICT di sektor pemerintah Memastikan terselenggaranya layanan publik berbasis elektronik (egovernment) di seluruh instansi pemerintah Memastikan penggunaan pengadaan berbasis elektronik (eprocurement) di seluruh instansi pemerintah Memastikan sinkronisasi kebijakan, peraturan, dan program ICT pemerintah lintas sektor Memfasilitasi tersedianya dukungan ICT untuk mendukung pengembangan sektor prioritas seperti pendidikan dan kesehatan Memfasilitasi penyediaan akses ICT sebagai fasilitas publik 34
35 UTILISASI/ADOPSI: KEBIJAKAN DAN STRATEGI (3) 3 KEBIJAKAN Mendorong tingkat literasi ICT STRATEGI Memastikan aparatur pemerintah dan siswa Indonesia paham ICT Memastikan terciptanya digital inclusion antara lain melalui pelatihan, sosialisasi, dan edukasi untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat luas di bidang ICT 4 Mendorong inovasi Mendorong tumbuhnya inovasi ICT di masyarakat melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dengan mengoptimalkan penggunaan PNBP di sektor ICT Mengoptimalkan penggunaan Dana USO untuk mendukung pengembangan aplikasi 35
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG BERDAYA SAING TINGGI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG BERDAYA SAING TINGGI Gumilang Hardjakoesoema
Lebih terperinciKebijakan Akselerasi Pengembangan Broadband di Indonesia
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Broadband di Indonesia Dr. Syukri Batubara Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika RAKORNAS KEMENTERIAN KOMUNIKSI DAN INFORMATIKA Agenda Presentasi Definisi Broadband
Lebih terperinciUPAYA AKSELERASI PEMBANGUNAN BROADBAND DI INDONESIA
LOCALLY INTEGRATED, GLOBALLY CONNECTED UPAYA AKSELERASI PEMBANGUNAN BROADBAND DI INDONESIA Menteri PPN/Kepala disampaikan pada Seminar Nasional Broadband Economy Jakarta, 11 Desember 2012 Locally Integrated,
Lebih terperinciPEMANFAATAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT DALAM MENDORONG PEMBANGUNAN BROADBAND
Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo Rakornas KOMINFO 2013 Menuju Era Broadband Ekonomi PEMANFAATAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT DALAM MENDORONG PEMBANGUNAN BROADBAND Dr. M. Budi Setiawan Direktur
Lebih terperinciSAMBUTAN KUNCI (KEYNOTE SPEECH)
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN KUNCI (KEYNOTE SPEECH) UPAYA AKSELERASI PEMBANGUNAN BROADBAND DI INDONESIA disampaikan oleh Menteri Perencanaan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PITALEBAR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PITALEBAR INDONESIA 2014 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinci2014, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
No.220, 2014 TEKNOLOGI INFORMASI. Pitalebar. Indonesia. Rencana. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PITALEBAR INDONESIA 2014 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciINDONESIA BROADBAND PLAN
Republik Indonesia INDONESIA BROADBAND PLAN Connect. Innovate. Transform., Tim Kerja Konek3vitas Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia - Juni 2013 - Pemerintah Republik Indonesia,
Lebih terperinci- 2 - Pitalebar Indonesia dibangun dengan memperhatikan komitmen internasional dan sejalan dengan agenda pembangunan nasional.
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PITALEBAR INDONESIA 2014 2019 BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Pitalebar (broadband) di Indonesia sangat
Lebih terperinci2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunika
No.652, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. ICT-Fund. Pemanfaatan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 21/PER/M.KOMINFO/10/2011
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 Ringkasan Eksekutif LAKIP Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas
Lebih terperinciMATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011
I. Program Pengelolaan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika *) Kegiatan Prioritas Nasional: 1.1 Perencanaan dan Rekayasa Alokasi Spektrum Frekuensi MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PER/M.KOMINFO/10/2011 TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (ICT FUND) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN
KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN 2004-2009 Disampaikan oleh : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Pada
Lebih terperinciTANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT
Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT DR.Ir. ISMAIL, MT. Direktur Jenderal SDPPI Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian
Lebih terperinciPeluang dan Hambatan Bisnis Industri Telekomunikasi di Era Konvergensi
Peluang dan Hambatan Bisnis Industri Telekomunikasi di Era Konvergensi Rakornas Telematika dan Media 2008 Kamar Dagang Dan Industri Indonesia Jakarta, 23 Juni 2008 Latar Belakang Resiko-resiko yang Mungkin
Lebih terperinciLOGO. NATIONAL BROADBAND ECONOMY Strategi: Teknologi, Regulasi dan Pendanaan
LOGO NATIONAL BROADBAND ECONOMY Strategi: Teknologi, Regulasi dan Pendanaan DR. MUHAMMAD BUDI SETIAWAN, M.ENG Direktur Jenderal SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Jakarta, 11 December
Lebih terperinciKebijakan dan Rencana ke Depan Indonesia ICT Whitepaper
Kebijakan dan Rencana ke Depan 2010 Indonesia ICT Whitepaper 5 Sukses ICT Pilar penting penggerak pembangunan Pembangkit dan penyerap tenaga kerja Sumber devisa baru Pilar penting pencerdasan bangsa Alat
Lebih terperinciSukses MP3EI melalui Pembangunan Infrastruktur Broadband
Sukses MP3EI melalui Pembangunan Infrastruktur Broadband KEYNOTE SPEECH MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN dalam SEMINAR NASIONAL BROADBAND ECONOMY Kementerian Komunikasi dan Informatika Hotel Borobudur,
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lampiran : 1 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 04 /Per/M/Kominfo/3/2010 Tanggal : 30 Maret 2010 INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1 Satuan Kerja : KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar yang dideklarasikan dalam WSIS untuk mewujudkan masyarakat informasi antara lain diperlukannya peran pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat internasional mengusung isu mengenai adanya kesenjangan informasi (informasi gap) dan kesenjangan dijital (digital divide) di dalam sebuah forum yang disebut
Lebih terperinciKerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia
Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 6 tahun 2001 Tanggal : 24 april 2001 Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi
Lebih terperinciKeynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN Oleh: Menteri PPN/Kepala
Lebih terperinciPengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika Disampaikan oleh: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciLAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi,
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA VISI, MISI, DAN SASARAN STRATEGIS
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA VISI, MISI, DAN SASARAN STRATEGIS 2.1. Rumusan Visi Rumusan Visi Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan Visi Institusi yang digunakan sebagai arahan kepada
Lebih terperinciURGENSI PENGATURAN E-GOVERNMENT DALAM UNDANG-UNDANG
URGENSI PENGATURAN E-GOVERNMENT DALAM UNDANG-UNDANG BRIAN AMY PRASTYO L E G AL D R A FTER & D O S EN H U KUM T E L EMATIKA F H U I KENDARI, 16 JUNI 2015 6 STRATEGI E-GOV ALA INPRES 3/2003 1. Mengembangkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS RPJMN DALAM PEMBANGUNAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KEBIJAKAN DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS RPJMN 2015-2019 DALAM PEMBANGUNAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Eko Kurniawan 55415120005 Jurnal Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciPerjuangan Menyebarkan Internet
Perjuangan Menyebarkan Internet Onno W. Purbo onno@indo.net.id @onnowpurbo OnnoCenter 2016 ISBN: 978-602-74434-9-5 Ucapan Terima Kasih Indonesia Project, Australian National University, Indonesia Data
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN AKSES INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK DI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI
Lebih terperinciBAPPEDA Planning for a better Babel
DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciHANDOUT PRESENTASI MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PADA SEMINAR BROADBAND ECONOMY DI JAKARTA PADA TANGGAL 11 DESEMBER 2012
HANDOUT PRESENTASI MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PADA SEMINAR BROADBAND ECONOMY DI JAKARTA PADA TANGGAL 11 DESEMBER 2012 Assalamualaikum Waramatullahiwabaraku, Yang terhormat Bapak
Lebih terperinciVISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR
VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Datar mengacu pada Visi dan Misi instansi di
Lebih terperinciMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Seminar Nasional Sosialisasi Produk Perencanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bandung, 11 November 2010 1 Infrastruktur
Lebih terperinciPENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago
PENJELASAN SUBTEMA IDF Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago 2018 DISPARITAS REGIONAL Dalam Nawacita, salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia
Lebih terperinciRPJMN dan RENSTRA BPOM
RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL 2015-2040 Tim RIRN 2015-2040 Jakarta, 28 Januari 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi
Lebih terperinciStrategi dan Kebijakan Pembangunan di Bidang Komunikasi dan Informatika Selasa, 19 Juni 2007
Strategi dan Kebijakan Pembangunan di Bidang Komunikasi dan Informatika Selasa, 19 Juni 2007 Sofyan A. Djalil Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Pendahuluan Secara umum, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Spektrum frekuensi merupakan salah satu sumber daya yang terbatas, sangat vital dan merupakan aset nasional yang memerlukan kehati-hatian dalam mengaturnya. Kemajuan
Lebih terperinciRENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN Tim RIRN Jakarta, 11 Maret 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi Menko PMK menunjukkan bahwa
Lebih terperinciDalam memberikan masukan penataan frekuensi pada band 3,3-3,5 GHz dalam dokumen ini, dijiwai dengan pandangan-pandangan berikut :
Masukan untuk Penataan Frekuensi BWA II (3,3 GHz - 3,5 GHz) Rev. 1.0, 25 Mei 2008 Oleh : Yohan Suryanto (yohan@rambinet.com) Pendahuluan Alokasi Frekuensi BWA di band 3,3-3,5 GHz, sesuai dengan penjelasan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA
UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala RAKORBANGPUS Jakarta, 7 April 2010
Lebih terperinciRENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011
LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional
Lebih terperinciPERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi
PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi Outline 1 Gambaran Umum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 2 MEA dalam RKP 2014 3 Strategi Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Masyarakat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 450 MHz, 900 MHz, 2.1 GHz, DAN 2.3 GHz UNTUK PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciRoadmap Keuangan Syariah Indonesia
Roadmap Keuangan Syariah Indonesia 2015-2019 Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah Nilai-nilai ekonomi syariah memiliki kesamaan dengan nilai-nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia 7 Keselarasan
Lebih terperinciBAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2012
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI LAYANAN PITA LEBAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciDEWAN RISET NASIONAL
DEWAN RISET NASIONAL Sekretariat Gedung I BPPT Lantai 1 Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Telepon : (021) 3905126 / 3168046 Fax : (021) 3905126 / 3926632 URL : www.drn.go.id Email : sekretariat@drn.go.id
Lebih terperinciRANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas
Lebih terperinciKOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP
Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP DISAMPAIKAN OLEH: DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH BAPPENAS PADA:
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012
[Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan
Lebih terperinciKERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia Telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI
Lebih terperinciPERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017
PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017 1 PERUBAHAN YANG DITUJU Trend Saat Ini Permukiman Kondisi Yang Diinginkan Padat, tidak
Lebih terperinciLD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus
Lebih terperinciJakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS
Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan informasi. Teknologi telekomunikasi. berkomunikasi, berikut perkembangan teknologi telekomunikasi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi
Lebih terperinciLaporan Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika
Laporan Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika 5 Ringkasan Eksekutif Laporan Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan wujud pertanggungjawaban
Lebih terperinciPeran RelawanT dalam Mendukung Program Kementerian Kominfo
Peran RelawanT dalam Mendukung Program Kementerian Kominfo Mariam F. Barata Sekretaris Ditjen Aplikasi Informatika KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIK Visi dan Misi Kementerian Kominfo VISI Terwujudnya
Lebih terperinci5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Komunikasi
5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciAKSELERASI PERTUMBUHAN BISNIS ICT. PASCA PAKET EKONOMI JILID XIV tentang E-COMMERCE MIRA TAYYIBA ASDEP PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI KAWASAN
AKSELERASI PERTUMBUHAN BISNIS ICT PASCA PAKET EKONOMI JILID XIV tentang E-COMMERCE MIRA TAYYIBA ASDEP PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI KAWASAN disampaikan pada : Indonesia Internet Expo and Summit 2016 (IIXS
Lebih terperinciADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014
ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi
Lebih terperinciRencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan
Lebih terperinciRENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA RENCANA AKSI PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED) By: TIM P2RUED-P Pedoman Penyusunan dan Petunjuk Teknis RUED Penjelasan Pokok-Pokok
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH
PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH I. Pendahuluan Dengan mengacu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Visi-Misi Presiden serta Agenda Prioritas Pembangunan (NAWA CITA),
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian
Lebih terperinciKEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
KEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP MENJAGA PEMBANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN PEKAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS) 2014 Bappenas, 23 Januari 2014 1 STRUKTUR
Lebih terperinciKondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper
Kondisi ICT di Indonesia saat ini 2010 Indonesia ICT Whitepaper Kapasitas Jaringan Terpasang Telekomunikasi Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Jumlah Desa yang Memiliki Fasilitas Telepon Tetap Jumlah Desa
Lebih terperinciRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciRoadmap Perbankan Syariah Indonesia
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 UIKA Bogor, 15 Maret 2016 Departemen Perbankan Syariah AGENDA I. Pendahuluan II. Dasar Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah III. Kondisi dan Isu Strategis
Lebih terperinciBAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
-100- BAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 6.1. Arah Kebijakan Pendanaan Pembangunan Daerah Arah kebijakan pembangunan daerah diarahkan dengan memanfaatkan kemampuan keuangan daerah secara efektif, efesien,
Lebih terperinciMotivasi Kebijakan E-Government
LAMPIRAN I INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TANGGAL 9 JUNI 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT Motivasi Kebijakan E-Government Tuntutan Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN - 1 -
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga harus dikelola secara efisien dan efektif. Kemajuan teknologi telekomunikasi yang
Lebih terperinciINDONESIA NEW URBAN ACTION
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan
Lebih terperinciPita Lebar untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi melalui Pendidikan
Pita Lebar untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi melalui Pendidikan Mohammad Nuh Menteri Pendidikan Nasional Disampaikan pada: Indonesia Broadband Economy Forum Jakarta, 21 September 2011 APA ITU PITA LEBAR?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciTEKNOLOGI & FREKUENSI PENYIARAN MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM
TEKNOLOGI & FREKUENSI PENYIARAN MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM APA YANG TERJADI KETIKA FREKUENSI TIDAK DIATUR? Harmful interference audience Tayangan Lembaga Media ACUAN PENGATURAN FREKUENSI
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INDONESIAN DEVELOPMENT FORUM (IDF)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INDONESIAN DEVELOPMENT FORUM (IDF) Jakarta, 10 Agustus 2017 PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DAERAH Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMASUKAN PUSAT KEBIJAKAN INDUSTRI DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI ITB ATAS RPM LELANG 2100 MHZ DAN 2300 MHZ
No. : Perihal : T.1/Pikerti/2017 Tanggapan - Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Mengenai Tata Cara Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 2.1 GHz dan 2.3 GHz Untuk
Lebih terperinciCUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG
CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD
Lebih terperinciPemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth
Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel (wireless) sangat pesat sekali, khususnya teknologi informasi dan Internet. Teknologi seluler berkembang dari
Lebih terperinciOleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan
Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan Disampaikan pada Focus Group Disscussion (FGD) Perspektif Stakeholder terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Jakarta, 5 Juni 2013 1 1 Analisis
Lebih terperinci