4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN"

Transkripsi

1 4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN 4.1 Program Pembangunan Perikanan Provinsi Banten Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten (2007) menyebutkan bahwa visi institusi tersebut untuk periode adalah Banten Berwawasan Kelautan dan Perikanan Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten mempunyai misi : (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan pelaku usaha bidang kelautan dan perikanan lainnya, (2) mewujudkan peran sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah, (3) meningkatkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan yang berkelanjutan, (4) mengembangkan wawasan dan orientasi pembangunan kelautan dan perikanan, (5) meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik sektor kelautan dan perikanan. Adapun tujuan pembangunan yang ingin adalah : (1) meningkatkan produksi hasil-hasil perikanan, pendapatan nelayan dan pembudidaya ikan, (2) meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur, nelayan dan pembudidaya ikan serta menerapkan manajemen usaha profesional di bidang perikanan dan kelautan, (3) menyediakan infrastruktur dan meningkatkan investasi di bidang perikanan dan kelautan, (4) menyiapkan perangkat aturan pengelolaan dan meningkatkan pengawasan, pengendalian serta meningkatkan kepedulian masyarakat guna menjaga kelestarian sumber daya perikanan dan kelautan, (5) mengembangkan teknologi penangkapan ikan, budidaya ikan, pengolahan dan pembinaan mutu hasil perikanan, (6) meningkatkan konsumsi ikan per kapita bagi penduduk Provinsi Banten, dan (7) meningkatkan akses dan perluasan pasar hasil-hasil perikanan. Guna mencapai tujuan tersebut diatas, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten (2007) menetapkan kebijakan dan program-program pembangunan kelautan dan perikanan sebagai berikut :

2 82 1) Memberdayakan sosial ekonomi dan budaya masyarakat kelautan dan perikanan dan mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dan program pengembangan sistem penyuluhan perikanan. 2) Mengembangkan perikanan budidaya yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan, melalui program pengembangan budidaya perikanan dan program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar. 3) Memperkuat dan mengembangkan usaha perikanan tangkap secara efisien, lestari dan berbasis kerakyatan, melalui program pengembangan perikanan tangkap. 4) Mengembangkan dan memperkokoh industri penanganan dan pengolahan serta pemasaran hasil, melalui program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan. 5) Membangun pulau-pulau kecil secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat, melalui program pembinaan masyarakat pesisir dan pengembangan pulau-pulau kecil. 6) Meningkatkan pelayanan usaha dan pengendalian perizinan perikanan, melalui program peningkatan pelayanan usaha dan pengendalian perizinan perikanan. 7) Mengembangkan budaya tertib hukum bidang kelautan dan perikanan dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi, melalui program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut. 8) Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana alam laut, melalui program peningkatan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut. 9) Meningkatkan upaya konservasi dan mendorong peran aktif masyarakat dalam rangka konservasi kelautan dan perikanan, melalui program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam, program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam, program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di

3 83 kawasan-kawasan konservasi laut dan hutan, dan program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut. 10) Memberikan apresiasi kepada kelompok masyarakat, pemerintah dan media massa dalam hal pengembangan kelautan dan perikanan, melalui program peningkatan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada masyarakat. 11) Mendorong peningkatan kinerja aparatur, termasuk aparatur di daerah (kab/kota) untuk mempercepat akselerasi pembangunan kelautan dan perikanan, melalui program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, dan program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan. 12) Mengembangkan budaya kerja dan pelayanan prima dalam bidang kelautan dan perikanan, melalui program pelayanan administrasi perkantoran dan program peningkatan disiplin aparatur Provinsi DKI Jakarta Otoritas manajemen pembangunan perikanan di Provinsi DKI Jakarta adalah Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Sejalan dengan visi pembangunan Provinsi DKI Jakarta, yaitu terwujudnya Jakarta sebagai ibukota negara Republik Indonesia yang manusiawi, efisien dan berdaya saing global, dihuni oleh masyarakat yang partisipatif, berakhlak, sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan kehidupan yang aman dan berkelanjutan, maka visi Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provisi DKI Jakarta adalah terwujudnya masyarakat sejahtera melalui pengelolaan sumberdaya peternakan, perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan (Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta, 2006). Adapun misi yang diemban oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut : (1) mendorong peningkatan ketahanan dan keamanan pangan yang bersumber dari hewan dan ikan, (2) melakukan penataan dalam pengelolaan sumberdaya peternakan, perikanan dan kelautan, dan (3) meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan pembangunan bidang peternakan, perikanan dan kelautan.

4 84 Berdasarkan visi dan misi tersebut di atas, maka tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta adalah : (1) mendorong penyediaan bahan pangan hewani yang aman, sehat, halal dan cukup bagi masyarakat, (2) meningkatkan pendapatan peternak, pembudidaya ikan dan nelayan, (3) memberdayakan usaha ekonomi kerakyatan, (4) meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan hewan ternak dan ikan serta pencegahan penularan penyakit hewan ke manusia, (5) meningkatkan kualitas lingkungan dan sumberdaya alam, (6) meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan (7) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia aparatur (Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta, 2006). Lebih lanjut, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta (2006) menyebutkan bahwa dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan dilaksanakan melalui tiga program, yaitu : (1) program pengembangan produksi peternakan dan perikanan, (2) program penataan distribusi hasil peternakan dan perikanan, dan (3) program pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya laut Provinsi Jawa Barat Visi pembangunan perikanan di Provinsi Jawa Barat adalah Prima dalam Pelayanan Menuju Perikanan Jawa Barat yang Tangguh Visi tersebut akan ditempuh melalui misi sebagai berikut : (1) mendorong peningkatan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan sumberdaya perikanan yang bernilai ekonomis dengan penerapan teknologi berwawasan lingkungan, (2) meningkatkan ketersediaan produk perikanan yang berkualitas untuk pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dan bahan baku industri secara berkelanjutan, dan (3) meningkatkan kemampuan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya kelautan (Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat, 2005). Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat (2005) juga menyebutkan bahwa berdasarkan visi dan misi tersebut di atas, tujuan pembangunan perikanan dan kelautan adalah : (1) meningkatkan produktivitas pembudidaya ikan dan nelayan yang berorientasi peningkatan mutu dan nilai ekonomis produk, serta meningkatkan

5 85 kemandirian lembaga ekonomi rakyat bidang perikanan dengan penyediaan akses permodalan usaha dan manajemen pengelolaannya, (2) mendorong penyediaan dan pengkonsumsian gizi ikan yang mudah dan murah dengan pemanfaatan teknologi dan sumberdaya sekitar, dan (3) meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan untuk mendorong berkembangnya bisnis perikanan dan kelautan dengan pelaku utama adalah pembudidaya ikan dan nelayan kecil serta menggali sumber-sumber ekonomi baru di bidang perikanan dengan orientasi peningkatan penerimaan devisa dan pendapatan asli daerah. Adapun sasaran yang hendak dicapai pada tahun 2010 adalah : produksi ikan sebesar ton, berasal dari perikanan tangkap sebesar ton dan perikanan budidaya sebesar ton; ekspor hasil perikanan sebesar ton; tingkat konsumsi ikan sebesar 26,5 kg per kapita per tahun; terserapnya tenaga kerja di bidang perikanan sebanyak RTP; menurunnya tingkat pelanggaran pemanfaatan dan kerusakan sumberdaya perikanan dan kelautan seminimal mungkin; tersedianya data dan informasi perikanan dan kelautan secara akurat sepanjang tahun; dan dijalinnya sinergitas antar SKPD dan stakeholders terkait. Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat (2005) menyebutkan bahwa program yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas adalah : (1) program pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan, (2) program pengembangan agribisnis perikanan, (3) program ketahanan pangan, (4) program pengembangan usaha dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, (5) program peningkatan sarana dan prasarana aparatur; dan (6) program pemantapan pemerintahan dan pembangunan desa Provinsi Jawa Tengah Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah (2004) menyebutkan bahwa visi pembangunan perikanan dan kelautan Provinsi Jawa Tengah adalah terwujudnya sumberdaya perikanan dan kelautan sebagai sumber utama penghidupan, pendapatan dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Sedangkan misinya adalah : (1) meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan dan kelautan, (2) meningkatkan dan menjaga

6 86 daya dukung lahan dan kelestarian sumberdaya perikanan dan kelautan, (3) mengembangkan alternatif pengusahaan sumberdaya perikanan dan kelautan, (4) meningkatkan iklim usaha yang kondusif, (5) meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan dan kelautan, (6) meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan, (7) meningkatkan dan menguatkan jaringan serta daya tembus pemasaran produk serta jasa kelautan, (8) meningkatkan dan menguatkan sistem informasi perikanan dan kelautan, meliputi distribusi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan serta potensi pasar, (9) memberdayakan sosial ekonomi masyarakat pesisir. Berdasarkan visi dan misi tersebut di atas, tujuan pembangunan perikanan dan kelautan Provinsi Jawa Tengah untuk periode adalah : (1) peningkatan produksi perikanan sebagai sektor unggulan, (2) rehabilitasi ekosistem habitat pesisir dan laut, dan restoking jenis sumberdaya ekonomis penting, (3) peningkatan dan penguatan jaringan serta daya tembus pemasaran produk hasil-hasil perikanan, (4) meningkatkan pendapatan petani nelayan melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berwawasan lingkungan, (5) meningkatkan ketahanan pangan melalui penyediaan dan distribusi bahan pangan komoditas perikanan, (6) menghasilkan produk-produk perikanan berdaya saing tinggi untuk mengisi pasar domestik dan ekspor, (7) meningkatkan lapangan kerja dengan produktivitas tinggi dan kesempatan berusaha yang efisien di bidang agribisnis, dan (8) keberdayaan sosial ekonomi masyarakat pesisir. Lebih lanjut Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah (2004) menyebutkan bahwa sasaran pembangunan perikanan dan kelautan selama periode adalah : volume produksi perikanan meningkat rata-rata sebesar 1,9% per tahun, yakni dari ,45 ton pada tahun 2004 menjadi ,03 ton pada tahun 2008 sedangkan nilainya diproyeksikan meningkat rata-rata sebesar 7,2% per tahun, yaitu dari Rp ,6 milyar pada tahun 2004 menjadi Rp ,4 milyar pada tahun 2008; ekspor hasil perikanan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 7,4% per tahun dalam volume, yakni dari ton pada tahun 2004 menjadi ton pada tahun 2008, dan 7,5% per tahun dalam nilai, yaitu dari US $ 69,421 juta pada tahun

7 menjadi US $ 92,710 juta pada tahun 2008; pendapatan kotor per KK nelayan tangkap meningkat rata-rata 4,8% per tahun, yaitu dari Rp ,- (2004) menjadi Rp ,- (2008); pendapatan kotor per KK nelayan perairan pedalaman meningkat rata-rata 6,90% per tahun, yakni dari Rp ,- (2004) menjadi Rp ,- (2008); pendapatan kotor per KK pembudidaya tambak meningkat rata-rata 3,10% per tahun, yaitu dari Rp ,- (2004) menjadi Rp ,- (2008); pendapatan kotor per KK pembudidaya kolam meningkat ratarata 4,3 % per tahun, mina padi meningikat 10,6% per tahun dan karamba sebesar 10,3% per tahun; dan konsumsi ikan masyarakat meningkat rata-rata 2,4% per tahun, yaitu dari 12,70 kg per kapita per tahun pada tahun 2004 menjadi 13,93 kg per kapita per tahun pada tahun Guna mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran tersebut di atas, maka ditetapkan enam program pembangunan perikanan dan kelautan, yaitu : (1) penguatan dan pengembangan perikanan tangkap, (2) pembangunan dan pengembangan perikanan budidaya, (3) pengembangan agribisnis, (4) peningkatan SDM aparatur pemerintah daerah, (5) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan dan ekosistemnya, serta (6) peningkatan pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan Provinsi DI Yogyakarta Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi DI Yogyakarta (2004) menyatakan bahwa visi institusi tersebut adalah menjadi fasilitator dalam rangka mengembangkan masyarakat perikanan dan kelautan yang berdaya saing, dengan misi (1) mewujudkan pelayanan intern dinas dan fasilitasi kepada masyarakat, (2) meningkatkan kualitas SDM yang berjiwa kewirausahaan, (3) mewujudkan peran Dinas Perikanan dan Kelautan dalam mewujudkan masyarakat perikanan dan kelautan yang sejahtera dalam persaingan global, dan (4) mewujudkan pengaturan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang optimal dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melestarikan fungsi lingkungan.

8 88 Sesuai visi dan misi tersebut, tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi DI Yogyakarta dalam kurun tahun adalah : (1) meningkatkan kemampuan, kompetensi dan profesionalisme aparat dinas dan UPTD dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, (2) mewujudkan masyarakat perikanan dan kelautan yang berkemampuan dalam melakukan usaha yang berdaya saing melalui peran aktif dinas dengan melibatkan seluruh stakeholders, dan (3) meningkatkan pemanfaatan potensi ekonomi lokal guna mendukung pengembangan ekonomi daerah dan meningkatkan daya tarik investasi. Berdasarkan tujuan di atas, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi DI Yogyakarta (2004) menyebutkan bahwa sasaran yang ingin dicapai adalah : (1) terlaksananya peningkatan pelayanan intern instansi induk dan UPTD serta peningkatan kualitas SDM, (2) terwujudnya SDM perikanan dan kelautan yang berjiwa kewirausahaan dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan paradigma, (3) terwujudnya sarana dan prasarana yang memadai dan menjamin kelancaran tugas, (4) terwujudnya SDM aparat perikanan dan kelautan yang dinamis di era globalisasi, (5) terwujudnya peningkatan kemampuan masyarakat dalam persaingan global, (6) terwujudnya jejaring/networking yang mantap di bidang perikanan dan kelautan dalam persaingan regional dan global, (7) terwujudnya jejaring/networking antara pemerintah dengan stakeholders yang dapat memperkuat posisi masyarakat, dan (8) terwujudnya penguatan kelembagaan masyarakat pelaku ekonomi. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, maka ditetapkan program pembangunan perikanan dan kelautan yang meliputi : pelayanan intern instansi induk dan UPTD; transformasi birokrasi bagi aparat pemerintah; peningkatan kualitas sarana dan kelengkapan sarana dan prasarana; rekayasa teknologi; fasilitasi pembudidayaan ikan; optimalisasi penangkapan di laut; pemberdayaan SDM pantai selatan; fasilitasi pengembangan sawah tambak; fasilitasi pembangunan PPI; peningkatan kemampuan nelayan; promosi perikanan dan kelautan; pengembangan kerjasama dengan propinsi, lembaga pendidikan dan dunia usaha; pembinaan dan pemberdayaan petani dan nelayan; penguatan modal usaha kelompok; penerapan dan pengembangan teknologi informasi; peningkatan kualitas kelembagaan dan

9 89 tatalaksana; pengembangan dan pemantapan kerjasama antar lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam dan luar negeri; optimalisasi potensi daerah dan aset milik pemerintah daerah; peningkatan kualitas penerapan anggaran berbasis kinerja; peningkatan kualitas sumberdaya aparatur; peningkatan kapasitas dan kualitas perencanaan program; optimalisasi fungsi pengendalian program; pengembangan teknologi inderaja (remote sensing); pengembangan produk perikanan budidaya dan tangkap; serta peningkatan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan Provinsi Jawa Timur Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur (2005) menyebutkan bahwa visi pembangunan perikanan dan kelautan Provinsi Jawa Timur adalah pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan secara lestari, berdaya saing dan berkeadilan untuk kesejahteraan masyarakat serta memperkokoh persatuan kesatuan. Sedangkan misinya adalah : (1) memanfaatkan sumberdaya perikanan dan kelautan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, (2) memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan, (3) mengembangkan prasarana, sarana, teknologi dan informasi perikanan dan kelautan, (4) mendorong dan memfasilitasi pengembangan iklim usaha yang kondusif, tertib dan aman bagi masyarakat serta dunia usaha, (5) mendorong dan memfasilitasi peningkatan kualitas kelembagaan serta sumberdaya manusia perikanan dan kelautan, dan (6) mewujudkan sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah. Berdasarkan visi dan misi tersebut, tujuan pembangunan perikanan dan kelautan Provinsi Jawa Timur adalah : (1) memanfaatkan sumberdaya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan, (2) meningkatkan penerimaan pendapatan daerah dan devisa negara dari hasil perikanan dan kelautan, (3) meningkatkan produktivitas, kualitas dan kuantitas sumberdaya perikanan dan kelautan, (4) meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan, (5) meningkatkan penyediaan bahan baku dan pemenuhan gizi masyarakat dari hasil perikanan, (6) meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha, (7) menurunkan tingkat pelanggaran pemanfaatan dan perusakan sumberdaya perikanan dan kelautan,

10 90 (8) menurunkan tingkat konflik pemanfaatan ruang dan sumberdaya perikanan dan kelautan, (9) menyediakan prasarana, teknologi, data dan informasi perikanan dan kelautan, dan (10) meningkatkan kapasitas kelembagaan perikanan dan kelautan. Adapun sasaran kuantitatif pembangunan perikanan dan kelautan tahun adalah : produksi perikanan tangkap meningkat rata-rata 4,8% per tahun, yakni dari ,07 ton menjadi ,37 ton; produksi perikanan budidaya meningkat rata-rata 5,5% per tahun, dari ,81 ton menjadi ,01 ton; ekspor hasil perikanan meningkat rata-rata 10% per tahun dalam volume, yaitu dari ,47 ton menjadi ,62 ton dan 10% per tahun dalam nilai, yakni dari US $ ,65 ribu menjadi US $ ,51; konsumsi ikan meningkat rata-rata 5% per tahun, dari 18,42 kg per kapita per tahun menjadi 20,31 kg per kapita per tahun; penyerapan tenaga kerja meningkat rata-rata 2% per tahun, dari orang menjadi orang; dan armada perikanan meningkat rata-rata 5,4% per tahun, dari unit menjadi unit. Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, ditetapkan empat program pembangunan perikanan dan kelautan, yaitu : (1) peningkatan ketahanan pangan, (2) pengembangan agribisnis, (3) peningkatan kesejahteraan pembudidaya ikan/nelayan, dan (4) pengembangan sumberdaya kelautan (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, 2004). 4.2 Potensi Bahan Baku Industri Pengolahan Ikan Produksi perikanan di Pulau Jawa (meliputi Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Jawa Timur) selama periode mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,80% per tahun, yakni dari ton pada tahun 2000 menjadi ton pada tahun 2005 (Tabel 10). Peningkatan tersebut terjadi karena meningkatnya produksi perikanan budidaya yang mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 8,37% per tahun, yaitu dari ton pada tahun 2001 menjadi ton pada tahun Sebaliknya, produksi perikanan tangkap mengalami penurunan dengan laju rata-rata sebesar -1,78% per tahun, yakni dari pada tahun 2001 menjadi pada tahun 2005.

11 91 Tabel 10 Produksi perikanan di Pulau Jawa, Satuan : ton No Provinsi Kenaikan Ratarata/tahun (%) 1 Banten (8,12) Perikanan tangkap (11,89) Perikanan budidaya ,94 2 DKI Jakarta ,94 Perikanan tangkap ,48 Perikanan budidaya ,18 3 Jawa Barat ,95 Perikanan tangkap ,60 Perikanan budidaya ,92 4 Jawa Tengah (3,74) Perikanan tangkap (7,58) Perikanan budidaya ,48 5 D.I. Yogyakarta ,01 Perikanan tangkap ,09 Perikanan budidaya ,98 6 Jawa Timur ,14 Perikanan tangkap ,45 Perikanan budidaya ,03 Jumlah ,80 Perikanan tangkap (1,78) Perikanan budidaya ,37 Sumber : - Departemen Kelautan dan Perikanan (2006), diolah - Ditjen Perikanan Tangkap (2007), diolah - Ditjen Perikanan Budidaya (2007), diolah

12 92 Data di atas menggambarkan bahwa peranan perikanan budidaya dalam struktur produksi perikanan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2001 porsi perikanan budidaya hanya mencapai 33,76% dari total produksi perikanan, maka pada tahun 2005 telah meningkat menjadi 42,77%. Hal ini memberi indikasi bahwa ke depan, industri pengolahan ikan tidak bisa lagi mengandalkan perikanan tangkap dalam memenuhi pasokan bahan bakunya. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin keberlangsungan berusaha, industri pengolahan ikan harus melakukan reorientasi untuk menghasilkan produk-produk berbasis perikanan budidaya. Produksi perikanan, baik dari hasil penangkapan maupun pembudidayaan, merupakan potensi bahan baku industri pengolahan ikan. Dengan menggunakan data produksi tahun 2005, yakni sebesar ton, sesungguhnya potensi bahan baku bagi industri pengolahan ikan yang beroperasi di Pulau Jawa cukup besar. Hal ini karena kapasitas produksi unit pengolahan ikan yang menjadi sampel penelitian, yakni 69 unit, hanya sekitar ton per tahun. Potensi tersebut akan menjadi lebih besar manakala dihitung juga pasokan bahan baku yang berasal dari luar Pulau Jawa. Potensi bahan baku industri pengolahan ikan juga akan makin besar apabila produksi perikanan budidaya lebih ditingkatkan lagi. Hal ini karena potensi lahan perikanan budidaya di Pulau Jawa cukup besar, yaitu seluas ha dan sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Ditjen Perikanan Budidaya (2004) mengemukakan bahwa sampai dengan tahun 2004, tingkat pemanfaatan lahan budidaya laut secara umum masih sangat kecil yakni di bawah 1%, kecuali Provinsi DKI Jakarta yang telah mencapai 23,79%. Sementara itu, pemanfaatan lahan budidaya air payau di Pulau Jawa telah mencapai di atas 50%, kecuali DI. Yogyakarta yang baru mencapai dibawah 10%. Sedangkan pemanfaatan lahan budidaya air tawar secara umum masih di bawah 30%. Dari sisi perikanan tangkap, peningkatan produksi di wilayah Pantai Utara Jawa nampaknya sulit dilakukan mengingat tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di Laut Jawa telah mencapai di atas 100%. Peningkatan produksi dapat dilakukan di wilayah Pantai Selatan Jawa karena masih terdapat surplus dalam pemanfaatan sumberdaya ikan di Samudera Indonesia.

13 93 Tabel 11 Potensi lahan perikanan budidaya di Pulau Jawa Satuan : ha No Povinsi Tambak Kolam Perairan Mina Bdy Umum Padi Laut Jumlah 1 Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Jumlah Sumber : Masterplan Pengembangan Budidaya Air Payau (2005) dalam Departemen Kelautan dan Perikanan (2006) Kendala yang muncul dalam pemanfaatan produksi perikanan sebagai bahan baku industri pengolahan ikan, terutama yang berorientasi ekspor, adalah mutu ikan hasil tangkapan yang secara umum masih rendah. Hal ini menyebabkan potensi bahan baku yang besar sebagaimana disebutkan di atas tidak dapat menjamin pasokan bahan baku bagi industri pengolahan ikan. Oleh karena itu, program dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan mutu ikan hasil tangkapan perlu lebih diintensifkan lagi. 4.3 Struktur Industri Pengolahan Ikan Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER. 18/MEN/2006 tentang Skala Usaha Pengolahan Hasil Perikanan, usaha pengolahan hasil perikanan dibedakan menjadi : (1) usaha pengolahan hasil perikanan skala mikro, (2) usaha pengolahan hasil perikanan skala kecil, (3) usaha pengolahan hasil perikanan skala menengah, dan (4) usaha pengolahan hasil perikanan skala besar. Pembedaan skala usaha tersebut ditetapkan berdasarkan beberapa parameter, meliputi : 1) Omset, yaitu total volume produksi hasil olahan dikali harga satuan dalam satu tahun 2) Aset, yaitu kekayaan produktif di luar bangunan dan tanah; 3) Jumlah tenaga kerja, yaitu jumlah karyawan yang terlibat dalam satu UPI selain pemilik, baik tenaga kerja tetap maupun harian/borongan; 4) Status hukum dan perizinan, yaitu legalitas yang diperoleh suatu unit usaha pengolahan ikan, baik badan hukum maupun perizinan usaha lain;

14 94 5) Penerapan teknologi, yaitu jenis dan tingkatan peralatan produksi yang digunakan oleh unit usaha pengolahan perikanan, dibedakan menjadi : manual yaitu penerapan teknologi proses produksi unit usaha pengolahan ikan yang sebagian besar menggunakan tenaga manusia; semi mekanik yaitu penerapan teknologi proses produksi unit usaha pengolahan ikan yang sebagian menggunakan mesin; dan mekanik yaitu penerapan teknologi proses produksi unit usaha pengolahan ikan yang sebagian besar menggunakan mesin. 6) Teknis dan manajerial, yaitu kemampuan pengelolaan suatu unit usaha dari aspek produksi pengolahan hasil perikanan untuk memenuhi kriteria sertifikasi : UPI yang belum memiliki SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan) adalah UPI yang dalam operasional usaha pengolahan ikan belum atau sudah menerapkan dan memenuhi persyaratan kelayakan dasar tetapi belum dilakukan penilikan oleh petugas pengawas mutu yang ditunjuk oleh competent authority; SKP adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan cq. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan yang menerangkan bahwa UPI telah memenuhi persyaratan kelayakan dasar; Sertifikat PMMT adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan cq Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan selaku competent authority yang menerangkan bahwa UPI telah memenuhi persyaratan dalam bentuk tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumberdaya organisasi untuk menerapkan Program Manajemen Mutu Terpadu (PMMT). Masing-masing parameter di atas diberi bobot, indikator dan skala serta nilai kumulatif sebagaimana tercantum dalam Tabel 12. Nilai kumulatif untuk masing-masing parameter skala usaha pengolahan hasil perikanan ditetapkan sebagai berikut : 1) Usaha pengolahan hasil perikanan skala mikro memiliki nilai kumulatif parameter skala usaha antara 20-44; 2) Usaha pengolahan hasil perikanan skala kecil memiliki nilai kumulatif parameter skala usaha antara 45-69; 3) Usaha pengolahan hasil perikanan skala menengah memiliki nilai kumulatif parameter skala usaha antara 70-89;

15 95 4) Usaha pengolahan hasil perikanan skala besar memiliki nilai kumulatif parameter skala usaha antara Parameter Tabel 12 Perhitungan nilai kumulatif parameter skala usaha pengolahan hasil perikanan Bobot Skala Indikator Parameter (B) Omset 25 < Rp. 100 juta pertahun Rp. 100 juta pertahun > Rp. 1 milyar - 3 milyar pertahun > Rp. 3 milyar - 5 milyar pertahun > Rp. 5 milyar pertahun Asset 20 tidak dipisahkan dengan kekayaan rumah tangga, < Rp. 100 juta Rp. 100 juta Rp. 1 milyar > Rp. 1 milyar - 5 milyar > Rp. 5 milyar - 10 milyar > Rp. 10 milyar Jumlah tenaga kerja Status hukum dan perizinan Penerapan teknologi Teknis dan manajerial 20 < 10 orang orang orang orang > 100 orang 10 tidak berbadan hukum berbadan hukum berbadan hukum & mempunyai izin 10 manual semi mekanik mekanik 15 belum memiliki SKP memiliki SKP memiliki SKP dan Sertifikat PMMT/HACCP (S) Nilai (BxS)/ Sampai saat ini, data jumlah unit pengolahan ikan yang dibedakan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut di atas belum ada, sehingga struktur industri pengolahan ikan sesuai kriteria yang tercantum dalam peraturan dimaksud belum diketahui dengan jelas. Sebelum Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan itu diterbitkan, unit pengolahan ikan dibedakan menjadi unit pengolahan ikan skala kecil serta unit pengolahan ikan skala sedang dan besar. Kriteria yang digunakan untuk

16 96 membedakan kedua skala unit pengolahan tersebut adalah : (1) unit pengolahan ikan skala kecil merupakan unit pengolahan ikan skala rumah tangga, (2) unit pengolahan ikan skala sedang dan besar adalah unit pengolahan ikan skala industri (Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, 2006). Pada tahun 2004, jumlah unit pengolahan ikan skala kecil di Pulau Jawa yang mencakup Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur adalah unit atau 40,3% dari jumlah unit pengolahan ikan skala kecil di seluruh Indonesia, yakni sebanyak unit. Data ini menggambarkan bahwa usaha pengolahan ikan skala kecil masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pada Tabel 13 terlihat bahwa unit pengolahan ikan skala kecil di Pulau Jawa didominasi oleh unit pengolahan ikan kering/asin yang mencapai 39,54%, diikuti unit pengolahan ikan asap (21,60%), unit pengolahan pindang (14,71%), unit pengolahan produk segar (9,84%), unit pengolahan peda (6,63%), unit pengolahan kerupuk (3,59%), unit pengolahan terasi (2,87%) dan unit pengolahan lainnya (1,22%). Jika dilihat per provinsi, terlihat bahwa unit pengolahan ikan skala kecil di Pulau Jawa terkonsentrasi di Jawa Timur yang mencapai 49,50% dari jumlah keseluruhan sebanyak unit, diikuti Jawa Tengah (23,81%), Jawa Barat (13,19%), DKI Jakarta (6,10 %), Banten (4,04 %), dan DI Yogyakarta (3,36 %). Tabel 13 Jumlah unit pengolahan ikan skala kecil di Pulau Jawa, 2004 Satuan : Unit Jenis Olahan No Provinsi Kering/ Pindansi puk lainnya Tera- Keru- Olahan Segar Asap Peda Asin Jumlah 1 Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Jumlah Nasional % P. Jawa thd Nasional 34,4 42,7 48,9 35,0 48,0 31,2 36,2 19,9 40,3 Sumber : Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, 2005

17 97 Sementara itu, menurut Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (2006), jumlah unit pengolahan ikan skala sedang dan besar di Pulau Jawa pada tahun 2005 adalah 319 unit atau 41,16% dari jumlah unit pengolahan ikan skala sedang dan besar di seluruh Indonesia, yakni sebanyak 775 unit. Data ini menggambarkan bahwa usaha pengolahan ikan skala sedang dan besar juga masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pada Tabel 14 terlihat bahwa unit pengolahan ikan skala sedang dan besar di Pulau Jawa didominasi oleh unit pengolahan ikan beku yang mencapai 59,25%, diikuti unit pengolahan produk kering (16,92%), unit pengolahan produk segar (16,30%) dan unit pengolahan ikan kaleng (7,53%). Pada tabel itu juga terlihat bahwa unit pengolahan ikan skala sedang dan besar terkonsentrasi di Jawa Timur dan DKI Jakarta (masingmasing sebesar 40,44% dan 33,54%), diikuti Jawa Tengah (14,73%), Jawa Barat (10,66%), serta Banten dan DI. Yogyakarta (masing-masing 0,31%). Dengan berasumsi bahwa data jumlah unit pengolahan skala kecil tahun 2005 sama dengan tahun 2004, maka terlihat bahwa unit pengolahan ikan di Indonesia masih didominasi oleh usaha skala kecil dengan porsi sebesar 96,46 % dari jumlah total unit pengolahan ikan di Indonesia sebanyak unit. Sedangkan unit pengolahan ikan skala sedang dan besar hanya sebesar 3,54 %. Kondisi yang sama terjadi pula di Pulau Jawa, dimana jumlah unit pengolahan skala kecil adalah sebesar 96,40 % dari jumlah keseluruhan di Pulau Jawa, yakni sebanyak unit. Sedangkan sisanya (3,60 %) merupakan unit pengolahan skala sedang dan besar (Tabel 15). Tabel 14 Unit pengolahan ikan skala sedang dan besar di Pulau Jawa, 2005 Satuan : unit No. Provinsi Pengolahan Segar kuan ngan ngan Pembe- Pengale- Pengeri- Jumlah 1 Banten Jawa Barat DKI Jakarta Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Jumlah Nasional % P.Jawa thd nasional 38,23 39,88 41,38 50,47 41,16 Sumber : Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, 2006

18 98 Tabel 15 Jumlah unit pengolahan ikan di Pulau Jawa Satuan : Unit No Provinsi Skala kecil *) Skala sedang dan Jumlah besar **) 1 Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Jumlah Nasional % P. Jawa thd nasional 40,3 41,16 40,61 Keterangan : *) data tahun 2004 **) data tahun 2005

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER.18/MEN/2006 TENTANG SKALA USAHA PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER.18/MEN/2006 TENTANG SKALA USAHA PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN PERATURAN NOMOR: PER.18/MEN/006 TENTANG SKALA USAHA PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Menimbang Mengingat, : a. bahwa dalam rangka mendorong peningkatan nilai tambah produk hasil perikanan melalui usaha perikanan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 1. Visi Menurut Salusu ( 1996 ), visi adalah menggambarkan masa depan yang lebih baik, memberi harapan dan mimpi, tetapi juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Berkaitan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan adalah Menjadi Fasilitator dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Perikanan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN I. PROFIL ORGANISASI 1. Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang terletak Jalan Ir. Suratin, No. 1 Karawang, dengan luas gedung 645 m 2 berdiri di atas

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bengkulu Tengah yang Lebih Maju, Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis 1. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi;

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang

Lebih terperinci

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN A. KONDISI UMUM Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional melalui sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan

Lebih terperinci

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH Visi merupakan pandangan ideal yang menjadi tujuan dan cita-cita sebuah organisasi.

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) APBD tahun 2015 disusun untuk memenuhi kewajiban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Perpres RI No.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Forum SKPD

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Forum SKPD RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 Forum SKPD oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Yogyakarta, 28 Maret 2016 Outline 1. Potensi dan Permasalahan Pembangunan Sektoral 2. Isu Strategis

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi BPPKP sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 52 Tahun

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 NAMA SKPD : Dinas Perikanan Dan Kelautan NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN A. KONDISI UMUM Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional melalui sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2015 28 Desember 2015 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. STRATEGI Untuk mencapai tujuan daerah yang merupakan hasil akhir dari tolok ukur pembangunan lima tahun yang akan datang dalam menjalankan misi guna mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN : 2.05. - KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Industrialisasi. Kelautan. Perikanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. Pendahuluan Sektor pertanian merupakan tumpuan ekonomi dan penggerak utama ekonomi nasional dan sebagian besar daerah, melalui perannya dalam pembentukan

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) A.1. Visi dan Misi Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2018 adalah Terwujudnya masyarakat Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5.1 KONDISI UMUM Sebagai salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir, Kota Semarang memiliki panjang pantai 36,63 km dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 NAMA SKPD : Dinas Peran Dan Kelautan NO KODE TOLOK UKUR TARGET CAPAIAN KINERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 2.05.01 1 2.05.01.19 2.05.02 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sektor perikanan Indonesia cukup besar. Indonesia memiliki perairan laut seluas 5,8 juta km 2 (perairan nusantara dan teritorial 3,1 juta km 2, perairan ZEE

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung terletak di Jalan Drs. Warsito

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung terletak di Jalan Drs. Warsito 56 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung terletak di Jalan Drs. Warsito No.76, Provinsi Lampung, Lampung 35221(0721) 418519Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 ISU STRATEGIS, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 A. Isu Strategis

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB VI KEBIJAKAN UMUM BAB VI KEBIJAKAN UMUM Visi sekaligus tujuan pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2005-2010 adalah SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA sebagai landasan bagi

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2013 BAB IV 1 Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan No Visi / Misi Tujuan Sasaran 1 2 3 4 Misi : 1 Mengembangkan Masyarakat Lombok Barat yang

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN Yang dimaksud dengan urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI V isi dan misi organisasi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut ditujukan untuk menunjang visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten.

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten. Sesuai amanat Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010

RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010 RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010 VISI - KKP Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. B. URUSAN PILIHAN 1. KELAUTAN DAN PERIKANAN a. KELAUTAN 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. - 602 - CC. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Kelautan 1. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah. II. URUSAN PILIHAN A. BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Kelautan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 2. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana. MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci