RPJMN dan Strategi Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS
|
|
- Ida Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RPJMN dan Strategi Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Rakersenas Regional Tengah tahun 2015 Bali, 16 Februari 2015
2 ARTI PEMBANGUNAN Pembangunan adalah upaya sistematis dan terencana untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel. 3
3 1. Strategi Pembangunan Nasional 3
4 RPJMN Terdiri dari: Buku I Buku II Buku III memuat kebijakan umum pembangunan, kerangka ekonomi makro, dan agenda pembangunan nasional yang memuat kegiatan prioritas nasional selama lima tahun ke depan. memuat arah sasaran, arah kebijakan dan strategi pembangunan yang dijabarkan menjadi kegiatan prioritas untuk masingmasing bidang pembangunan memuat arah pembangunan kewilayahan 4
5 VISI MISI PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun adalah: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 5
6 SEMBILAN AGENDA PEMBANGUNAN 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. 2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 6
7 Menuju Indonesia yang Jauh Lebih Baik 1. Mengejar peningkatan daya saing 2. Meningkatkan kualitas manusia, termasuk melalui pembangunan mental 3. Memanfaatkan dan mengembalikan potensi yang hilang di sektor maritim dan kelautan 4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas 5. Mengurangi ketimpangan antarwilayah 6. Memulihkan kerusakan lingkungan 7. Memajukan kehidupan bermasyarakat 7
8 STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat; 2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan; 3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem 3 DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Pendidikan Kesehatan Perumahan Mental / Karakter DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan Hukum Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA 8
9 1. SASARAN MAKRO(1) Indikator 2014* (Baseline) Pembangunan Manusia dan Masyarakat 2019 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,83 76,3 Indeks Pembangunan Masyarakat 1 0,55 Meningkat Indeks Gini 0,41 0,36 Meningkatnya presentase penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan Pekerja formal Pekerja informal 51,8% (Oktober 2014) 29,5 juta 1,3 juta Min. 95% 62,4 juta 3,5 juta 1 Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman masyarakat *Perkiraan **Maret
10 1. SASARAN MAKRO(2) Indikator 2014* (Baseline) 2019 Pertumbuhan ekonomi 5,1% 8,0 % PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar Tingkat Kemiskinan 10,96 % *) 7,0-8,0% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,94% 4,0-5,0% *) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November
11 2. PERKUATAN DIMENSI Pembangunan Manusia dan Masyarakat 11
12 Tubuh Otak Emosi/Mental MENUJU MANUSIA INDONESIA (SEHAT) SEUTUHNYA SEHAT FISIK CERDAS BERPIKIR MENTAL POSITIF, PROGRESIF DAN KONSTRUKTIF
13 PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Membangun manusia secara utuh, sebagai insan dan sebagai sumber daya baik dari kualitas individu maupun masyarakat. Individu: pendidikan, kesehatan, kependudukan dan KB, karakter Masyarakat: kebhinekaan, restorasi sosial, jaminan sosial, 13
14 REVOLUSI MENTAL Revolusi Mental melalui pendidikan, penegakan hukum, reformasi birokrasi, modal budaya Peningkatan jati diri bangsa dan kelembagaan 14
15 Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat Pendidikan Pendidikan Indikator Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B Persentase SD/MI berakreditasi minimal B Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 2014 (Baseline) ,1 (tahun) 8,8 (tahun) 94,1% 96,1 (%) 50,4% 68,4 (%) 68,7% 84,2% 62,5% 81,0% 73,5% 84,6% 48,2% 65,0% 0,85 (2012) 0,53 (2012) 0,90 0,60 Arah Kebijakan Pendidikan 1.Melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas 2.Meningkatkan akses Pendidikan Menengah yang berkualitas 3.Memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah yang berkualitas 4.Meningkatkan relevansi pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja 5.Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan 6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran 15
16 Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat Pembangunan Kesehatan No Indikator 2014 (Baseline) 1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat 1. Angka kematian ibu per kelahiran 346 (SDKI 2012) 2. Angka kematian bayi per kelahiran hidup Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) 4. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen) (2012/2013) 19,6 (2013) 17 32,9 (2013) 28 2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular 1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per (2013) 245 penduduk 2. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2013) <0,5 3. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4 4. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) 15,4(2013) 15,4 5. Persentase merokok penduduk usia tahun 7,2 (2013) 5,4 3 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas terakreditasi Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 3. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan Arah Kebijakan 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas 6. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas 7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 8. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 16
17 Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat Pembangunan Perumahan, Air Minum dan Sanitasi INDIKATOR 2014 (BASELINE) 2019 Akses Air Minum Layak 70% 100% Akses Sanitasi Layak 60,9% 100% Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Kekurangan Tempat Tinggal (Backlog) Berdasarkan Perspektif Menghuni Ha 0 Ha 7,6 Juta 5 Juta Arah Kebijakan: 1. Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai 2. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi 3. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen asset 4. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat 5. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi 17
18 Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat Pembangunan Masyarakat No Indikator 2014 (Baseline) 2019 Indeks gotong royong (mengukur keperca-yaan kepada lingkungan tempat tinggal, ke-mudahan mendapatkan pertolongan, aksi kolektif masyarakat dalam membantu masyarakat yang membutuhkan dan kegiatan bakti sosial, serta jejaring sosial) 0,55 (2012) Meningkat Indeks toleransi (mengukur nilai toleransi 0,49 (2012) Meningkat masyarakat dalam menerima kegiatan agama dan suku lain di lingkungan tempat tinggal) Indeks rasa aman (mengukur rasa aman 0,61 (2012) Meningkat yang dirasakan masyarakat di lingkungan tempat tinggal) Jumlah konflik sosial (per tahun) 164 (2013) Menurun Arah Kebijakan 1. Memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga 2. Membangun kembali modal sosial dalam rangka memperkukuh karakter dan jati diri bangsa 3. Meningkatkan Peran Kelembagaan Sosial 4. Meningkatkan kepatuhan terhadap hukum dan penghormatan terhadap lembaga penegakan hukum 5. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan, 6. Meningkatkan kerukunan umat beragama 7. Meningkatkan pembudayaan kesetiakawanan sosial dalam penyelenggaraan perlindungan sosial 18
19 2. PERKUATAN DIMENSI Pemerataan dan Kewilayahan 19
20 MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA Kebijakan afirmatif (pemihakan ekonomi) untuk kegiatan pada area yang kurang selama ini diprioritaskan (perdesaan, perbatasan, daerah otonom baru, daerah tertinggal, dan terpencil) 20
21 PETA PERSEBARAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL keluar 50 kab Keluar *70 kab 75 kab target keluar 2004 DOB DOB kab 183 kab 122 kab 47kab DOB *Berdasarkan Kepmen PDT No. 141 Tahun 2014 tentang Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun 2014 Slide - 21
22
23 PERAN WILAYAH/PULAU DALAM PEMBENTUKAN PDB NASIONAL (persen) Pulau Jawa dan Sumatera 80,3 82,7 82,1 81,6 82,2 81,8 81,4 81,8 Kalimantan dan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara 14,5 12,6 12,8 13,1 13,0 13,4 14,0 13,5 2,9 3,0 3,1 3,2 2,9 2,7 2,5 2,5 Maluku dan Papua 2,3 1,7 2,0 2,1 1,9 2,1 2,1 2,2 Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Sumber: BPS Peran Jawa dan Sumatera dalam pembentukan PDB Nasional selama 30 tahun masih dominan, berkisar antara % Slide - 23
24 3. Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat 24
25 KESEHATAN IBU DAN ANAK Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup AKI Tahun dan Target RPJMN 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi walaupun dalam beberapa dekade terakhir AKI dan AKB telah mengalami penurunan SDKI Target RPJMN 2019 Status kesehatan ibu dan anak belum membaik secara signifikan dan kesenjangan masih cukup lebar Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar ketenagaan. Persentase RSU Pemerintah Menurut Ketersediaan Dokter Spesialis pada RSU Tipe C dan Tipe D, Sp. Penyakit Dalam Sp. Bedah Sp. Anak Sp. Obstetrik Ginekologi Kelas C Kelas D Sumber: Risfaskes, 2011 DISPARITAS MASIH LEBAR Sumber: Riskesdas, 2013 Tertinggi Nasional Terendah Persalinan di Fasilitas Kesehatan (%) DIY MALUKU Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (%) DIY PAPUA
26 STATUS GIZI DI INDONESIA STUNTING (PENDEK) : Terjadi pada hampir seluruh wilayah <20 Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting), terjadi secara luas tetapi dengan disparitas yang tinggi WASTING (KURUS) Sebanyak 12,1% Balita tergolong Kurus BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) Disparitas Prevalensi Tertinggi Sulteng : 16,9% Terendah Sumut : 7,2% Nasional 10,2% ANEMIA PADA IBU HAMIL Sebanyak Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia 37,1% Riskesdas 2013
27 Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitu kondisi penyakit menular masih muncul sedangkan penyakit tidak menular semakin meningkat Jumlah Kasus HIV-AIDS (kumulatif) 2013 Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia hingga tahun 2013 adalah 0,43 persen dengan sebaran seperti grafis diatas Penduduk Kurang Aktivitas Fisik (26,1 % penduduk) Merokok pada penduduk - usia < 18 tahun (7,2 %) - usia > 15 tahun (36,3%) Faktor Resiko Perilaku PTM TB DBD Malaria Prevalensi 297 per penduduk Jumlah penderita kasus (2013) Angka kesakitan 45,85 per penduduk Jumlah penderita sebanyak penduduk (2013) Angka kesakitan 1,14 per penduduk Jumlah kasus sebanyak kasus (2013) Penduduk >10 th Kurang Konsumsi Buah dan Sayur (93,5%) Filariasis Jumlah kasus sebanyak kasus (2013)
28 TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT Mendukung Program Indonesia Sehat meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat meningkatkan pemeratan pelayanan kesehatan. meningkatkan perlindungan finansial Dimensi pembangunan manusia Dimensi pemerataan antar wilayah Dimensi pemerataan antarkelompok sosial ekonomi
29 DATA PROVINSI Proyeksi Umur Harapan Hidup No Provinsi Data Dasar (2012) Proyeksi (2017) 1 DIY 74,3 74,7 2 Jawa Timur 70,1 70,8 3 Bali 70,8 70,8 4 Nusa Tenggara Barat 64,3 64,3 5 Nusa Tenggara Timur 65,5 65,5 6 Kalimantan Barat 69,4 70,2 7 Kalimantan Tengah 69,2 69,7 8 Kalimantan Selatan 65,8 66,9 9 Kalimantan Timur 73,2 74,1 10 Kalimantan Utara - - Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia (BPS, 2013) 29
30 DATA PROVINSI NO Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan per Provinsi di Wilayah Tengah PROVINSI Data Dasar (2013) 1 DIY 98,9 2 Jawa Timur 90,4 3 Bali 98,6 4 NTB 83,3 5 NTT 57,9 6 Kalimantan Barat 63,3 7 Kalimantan Tengah 40,8 8 Kalimantan Selatan 58,7 9 Kalimantan Timur 32,8 10 Kalimantan Utara 41,3 INDONESIA 70,4 Sumber: Riskesdas, 2013 Proyeksi Angka Kematian Bayi per provinsi (per kelahiran hidup) No Provinsi Data Dasar (2012) (2017) 1 DIY Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara - - Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia (BPS, 2013) 30
31 DATA PROVINSI Indikator Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013 RPJMN Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi Imunisasi Baseline Target ,2 95 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap bayi umur bulan No Provinsi (2013) 1 DIY 83,1 2 Jawa Timur 74,5 3 Bali 80,8 4 Nusa Tenggara Barat 75,4 5 Nusa Tenggara Timur 50,3 6 Kalimantan Barat 47,4 7 Kalimantan Tengah 42 8 Kalimantan Selatan 52 9 Kalimantan Timur 65,9 10 Kalimantan Utara INDONESIA 59,2 31 Sumber: Riskesdas, 2013
32 Ketimpangan antar wilayah masih cukup besar misalnya cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi Target 2019: Meningkatkan Persentasi kab/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi dari 71,2 % menjadi 95% Target tsb untuk menjawab ketimpangan imunisasi dasar antar daerah yang sangat tinggi yaitu terendah adalah Papua (29,2) dan tertinggi di DI Yogya (83,2%) Variasi cakupan imunisasi dasar lengkap (%) pada bayi antar propinsi tahun 2013
33 DATA PROVINSI RPJMN Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) Pada Balita Menurut Provinsi Indikator Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (di bawah 2 tahun) (persen) Stunting Baseline Target ,9 28 No Provinsi Data Dasar (2013) 1 DIY 27,3 2 Jawa Timur 35,8 3 Bali 35,8 4 Nusa Tenggara Barat 45,2 5 Nusa Tenggara Timur 51,7 6 Kalimantan Barat 38,6 7 Kalimantan Tengah 41,3 8 Kalimantan Selatan 44,2 9 Kalimantan Timur 27,6 10 Kalimantan Utara INDONESIA 37,2 Sumber: Riskesdas,
34 DATA PROVINSI Indikator RPJMN Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita Baseline 19,6 (Riskesdas, 2013) Target Prevalensi Kekurangan Gizi Pada Balita Menurut Provinsi No Provinsi Data Dasar (2013) 1 DIY 16,2 2 Jawa Timur 19,1 3 Bali 13,2 4 Nusa Tenggara Barat 25,7 5 Nusa Tenggara Timur 33 6 Kalimantan Barat 26,5 Kekurangan Gizi (Underweight) 7 Kalimantan Tengah 23,3 8 Kalimantan Selatan 27,4 9 Kalimantan Timur 16,6 10 Kalimantan Utara INDONESIA 37,2 Sumber: Riskesdas,
35 PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR Target RPJMN Indikator Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang tersertifikasi akreditasi Jumlah puskesmas non rawat inap dan puskesmas rawat inap yang memberikan pelayanan sesuai standar Target Kebutuhan Puskesmas Baru per Provinsi Tahun NO. PROVINSI DATA KEBUTUHAN PUSKESMAS BARU DASAR (2013)* 1 D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah 8 Kalimantan Selatan 9 Kalimantan Timur Kalimantan Utara INDONESIA Sumber: Roadmap Supply Side JKN bersumber dari Profil Kesehatan 2013
36 Target yang terkait dengan ketimpangan sosial-ekonomi Selain bertujuan meningkatkan cakupan secara nasional (national leverage), target pembangunan kesehatan juga di arahkan untuk mengatasi kesenjangan (equity) Indikator Target cakupan pada 40% berpendapatan terbawah Rasio akses kelompok penduduk berpendapatan terbawah dan tertinggi (Rasio kuintil 1: kuintil 5) Kepemilikan akte kelahiran (%) 77,4 0,77 Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan (%) Cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak usia bulan (%) CPR all methos pada perempuan usia tahun (%) 70 0, , ,92
37 Arah Kebijakan RPJMN Pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat bertujuan untuk mendukung program Indonesia sehat dengan meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan baik pada tingkat individu, keluarga maupun masyarakat. Reformasi terutama difokuskan pada penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas terutama melalui penguatan upaya promotif dan preventif serta pengembangan sistem jaminan kesehatan nasional, penguatan sistem pengawasan obat dan makanan, serta penurunan kematian ibu dan kematian bayi 37
38 SASARAN RPJMN (Buku II) No Indikator Status Awal Target Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak 1. Angka kematian ibu per kelahiran 346 (SP 2010) 2. Angka kematian bayi per kelahiran hidup 32 (2012/2013) Meningkatnya Status Gizi Masyarakat 1. Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) 37,1 (2013) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (persen) 10,2 (2013) 8 3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif 38,0 (2013) Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) 19,6 (2013) Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) 12 (2012) 9,5 6. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen) 32,9 (2013) 28 38
39 Sasaran RPJMN No Indikator Status Awal Target Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya Penyehatan Lingkungan 1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per penduduk 297 (2013) Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) <0,5 3. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta 20 (2013) Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi Filariasis Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan 15, Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4 8. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) 15,4 (2013) 15,4 9. Prevalensi merokok pada usia 18 tahun 7,2 (2013) 5,4 10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun
40 Sasaran RPJMN No Indikator Status Awal Target Meningkatnya Pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan berkualitas 1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi 10 (2013) Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 71, Meningkatnya Perlindungan Finansial 1. Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (dalam juta) 86,4 107,2 2. Unmet need pelayanan kesehatan Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 1. Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan Persentase RSU Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter spesialis Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya (kumulatif)
41 Sasaran RPJMN No Indikator Status Awal Target Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat dan Makanan 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 75,5 (2014) Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) Presentase makanan yang memenuhi syarat 87,6 (2013) 90,1 8. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif; 9. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat 10. Meningkatnya perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran katastropik akibat pelayanan kesehatan; dan 11. Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness). 12. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan nasional 41
42 Arah Kebijakan 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas 6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi 11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan 12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan 42
43 Kerangka Pelaksanaan Kerangka Pendanaan Meningkatkan pendanaan untuk pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat Meningkatkan efektifitas pendanaan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat Kerangka Regulasi Penyusunan peraturan perundangan terkait kesehatan: 4 RUU, JKN, SDMK, rekam medis & pembiayaan PPP Kerangka Kelembagaan Nomenklatur kelembagaan dalam rangka sinergitas perencanaan, monev, penguatan POM, Health Technology Assesment 43
44 Terima Kasih 44
PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan
PRA-MUSRENBANGNAS RKP Kelompok Pembahasan: Kesehatan Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Jakarta, 16-24 April 2015 Buku I: STRATEGI PEMBANGUNAN NORMA PEMBANGUNAN 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;
Lebih terperincioleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas
oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas Jakarta, 23 April 2015 OUTLINE I. Pendahuluan II. III. IV. Kondisi Umum Kesehatan Kondisi Umum SDM Kesehatan Tantangan Pembangunan SDM Kesehatan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS
SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat
Lebih terperinciRPJMN dan RENSTRA BPOM
RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN 2015-2019 Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes Disampaikan pada: RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES PALU, 31 MARET 2015 VISI PRESIDEN Terwujudnya
Lebih terperinciStrategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Strategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat 2015-2019 Dr. Drg. Theresia Ronny Andayani, MPH Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat KEMENTERIAN PERENCANAAN
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN 2015-2019 Dr. Wirabrata, Apt Kabag. Perencanaan Strategis, Kebijakan, dan Program Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes Disampaikan pada: Rapat Konsultasi Nasional
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN GIZI (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN /Perpres No 2/2015)
KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN GIZI (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN 2015 2019/Perpres No 2/2015) DEPUTI MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BAPPENAS BIDANG
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Acara: Musrenbang RKPD Provinsi Kepulauan Riau 2015 Tanjung
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) (Perpres No 2/2015)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 (Perpres No 2/2015) KIA, GIZI, KESEHATAN REMAJA DAN IMUNISASI DIREKTORAT KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT Disampaikan Oleh: Kasubdit Promkes
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN /Perpres No 2/2015)
KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN 2015 2019/Perpres No 2/2015) DEPUTI MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BAPPENAS BIDANG SDM
Lebih terperinciPROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Tahun 2017 Makassar, 28 Februari 2017 PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN
1 REPUBLIK 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN Kesehatan Ibu dan Anak: Angka Kematian Ibu (AKI), Stunting Balita, & Anemia Ibu Hamil Masih Tinggi Imunisasi Belum Merata Angka Kematian Ibu (AKI) Masih Tinggi
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
Lebih terperinciRPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.
Lebih terperinciDirektorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, 18 November 2016 Sistematika Paparan 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 2. Sinkronisasi RPJMN dan RPJMD
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RKP 2019
RANCANGAN AWAL RKP 2019 PROGRAM PRIORITAS: PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT Dr. Ir. Subandi, M.Sc Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
RENCANA AKSI KEGIATAN 2015 sd. 2019 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan
Lebih terperinciPENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN
PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN 2010-2014 NINA SARDJUNANI Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Rakornas
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciPERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT
PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE-57 25 JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN RKP BIDANG KESEHATAN TAHUN Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas
KEBIJAKAN RKP BIDANG KESEHATAN TAHUN 2016 Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Disampaikan Pada Rapat Konsolidasi Teknis (Rakontek) Perencanaan Tahun 2016 Jakarta, 22
Lebih terperinciRPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT
RPJMN 2015-2019 KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT ISU YANG BELUM TERSELESAIKAN Tingginya Kematian Ibu dan Bayi Tingkat Fertilitas yang Stagnan Ketersediaan Farmasi dan Alkes Akses terhadap Air Minum dan Sanitasi
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada). Visi Kepala
Lebih terperinciDUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI Direktorat Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Seminar Ketidaksetaraan
Lebih terperinciBIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Disampaikan Pada: Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Jakarta, April 2017 BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN 1 PERANAN DAK BIDANG KESEHATAN DALAM MENDUKUNG RKP 2018 2 LINGKUP
Lebih terperinciMATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011
MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak
Lebih terperinciMengurangi ketimpangan dalam negara, dan diantara negara-negara
Mengurangi ketimpangan dalam negara, dan diantara negara-negara Pertumbuhan ekonomi di Indonesai tidak sejalan dengan pemerataan kekayaan indeks Gini Indonesia terus meningkat, dalam periode 1990 sampai
Lebih terperinciBAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi
BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab
Lebih terperinciPEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan
Lebih terperinciBAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN
BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinci- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
- 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciGRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN
GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019 1. PENDAHULUAN Penyusunan RKT 2019 mengacu kepada Dokumen Renstra Kemenko PMK 2015-2019, 100 Program Prioritas Presiden, serta Isu Strategis Bidang PMK dalam
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur
Lebih terperinciVISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE
VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE 2016-2021 VISI : TERWUJUDNYA PEMALANG HEBAT YANG BERDAULAT, BERJATIDIRI, MANDIRI DAN SEJAHTERA MISI : 1. Menjunjung tinggi kedaulatan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN
RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2015 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciTUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE
C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) DISKUSI KONDISI KUALITAS KESEHATAN DAN KEBUTUHAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA DALAM KERANGKA KEMANDIRIAN KESEHATAN INDONESIA BERBASIS PERDESAAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS
BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY
KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi;
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS
BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciREVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017
REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 Dalam APBN TA 2017, anggaran Kementerian Kesehatan sebesar Rp58,27 triliun atau menurun sebesar 8,07 persen dibandingkan dengan alokasi anggaran
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Ikhtiar membangun manusia Indonesia yang berkualitas terus dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kemajuan, yang
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN
RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2016-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciPROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes Kabupaten 9 Dokter spesialis 134 Kota 2 Dokter umum 318 Jumlah 11 Dokter gigi 97 Perawat 2.645 2 Jumlah
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran ke depan Kabupaten Wonosobo pada kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk periode RPJMD Tahun 2016-2021. Gambaran tentang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciWORKBOOK SINKRONISASI RPJMD RPJMN SUBBIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT. Workbook untuk Pusat. Disusun oleh :
WORKBOOK SINKRONISASI RPJMD RPJMN SUBBIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT Workbook untuk Pusat Disusun oleh : Australian Indonesia Partnership For Health System Strengthening (AIPHSS) Petunjuk Buku Kerja
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun
Lebih terperinciOleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata
Oleh : Iman Sugema Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Pertumbuhan melambat, ketimpangan melebar, & kalah dagang GDP Growth 7.00 6.81 6.50 6.00 5.99 6.29 5.81 6.44 6.58 6.49 6.44 6.33 6.34 6.21 6.18 6.03
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciINTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016
INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya
Lebih terperinciRANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN
PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016
Lebih terperinciNawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB)
Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB) Oleh : Drs. Dani Saputra, M.Kes Peneliti Madya Perwakilan BKKBN Prov. Sumsel Dalam upaya melaksanakan janji kampanye mensejahterakan rakyat, Presiden Jokowi
Lebih terperinciIPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014
IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKeynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017
www.iakmi.or.id Keynote Speech Nila Farid Moeloek Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN PENDEKATAN KELUARGA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciPERAN DAN DUKUNGAN KEJAKSAAN RI TERHADAP PRIORITAS RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) T.A 2018
PERAN DAN DUKUNGAN KEJAKSAAN RI TERHADAP PRIORITAS RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) T.A 2018 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan pada Rapat
Lebih terperinciPRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016
LAMPIRAN III PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 24 TAHUN 2015 TANGGAL : 21 Mei 2015 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 Rencana Kerja Pemerintah Daerah akan dijadikan dasar dalam penyusunan
Lebih terperinci