Pengembangan Kepemimpinan Transformasional dan Peran Diklat Kepemimpinan Pola Baru

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengembangan Kepemimpinan Transformasional dan Peran Diklat Kepemimpinan Pola Baru"

Transkripsi

1 Pengembangan Kepemimpinan Transformasional dan Peran Diklat Kepemimpinan Pola Baru Oleh : Hindri Asmoko 1 Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis peran pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (diklatpim) pola baru dalam rangka pengembangan kepemimpinan transformasional. Metodologi yang digunakan adalah studi literatur dengan mengkaji literatur kepemimpinan transformasional dan menghubungkan dengan regulasi dalam penyelenggaraan diklatpim pola baru tersebut. Hasil kajian menunjukkan diklatpim pola baru dapat menunjang pengembangan kepemimpinan transformasional. Kata kunci: kepemimpinan transformasional, diklatpim pola baru. Pendahuluan Tahun 2014, Kementerian Keuangan memasuki fase baru dalam mengarungi perubahan organisasi. Fase baru tersebut adalah Transformasi Kelembagaan. Fase ini merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya yaitu reformasi birokrasi (RB). RB yang sudah dilakukan terbukti telah menghasilkan capaian menggembirakan. Tidak cukup puas dengan capaian ini, Kementerian Keuangan melanjutkan perubahan tersebut dengan Transformasi Kelembagaan. Banyak lompatan yang ingin dicapai pada fase ini yang intinya adalah untuk meningkatkan keberhasilan pencapaian kinerja organisasi. Transformasi kelembagaan intinya sama dengan transformasi organisasi. Transformasi organisasi mencoba untuk menciptakan perubahan besar di dalam struktur organisasi, proses, budaya, dan orientasi pada lingkungan organisasi. Transformasi dikatakan berhasil ketika pelanggan dan karyawan telah mengubah kesan mereka terhadap organisasi secara fundamental (Ulrich, 1997). Banyak perusahaan yang telah berhasil menciptakan lompatan kinerja melalui transformasi organisasi ini. Contohnya adalah PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Pos Indonesia, Bank Mandiri, harley Davidson, dan lain-lain. Salah satu pilar penting dalam transformasi organisasi adalah faktor kepemimpinan. Perubahan yang dilakukan dalam transformasi organisasi banyak ditentukan oleh peran yang dijalankan oleh pemimpinnya. Banyak konsep dan teori yang mendukung pernyataan ini. Salah satu 1 Widyaiswara Madya pada Balai Diklat Kepemimpinan, Magelang 1

2 konsep kepemimpinan yang cukup banyak diterima dan terbukti mampu melahirkan proses transformasi adalah tipe atau gaya kepemimpinan transformasional. Banyak cara untuk melahirkan pemimpin yang andal. Secara teoritis, terdapat dua aliran mengenai cara melahirkan pemimpin. Aliran pertama menyatakan pemimpin itu dilahirkan. Pemimpin ada karena ketika lahir sudah membawa sifat dan karakter sebagai pemimpin. Aliran kedua menyatakan pemimpin itu dibentuk. Aliran ini menyatakan banyak cara yang dilakukan untuk membentuk sifat, karakter, dan perilaku kepemimpinan. Salah satu cara untuk membentuk kepemimpinan adalah melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Berdasarkan uraian diatas, tulisan ini akan menjelaskan pengembangan kepemimpinan transformasional dan peran diklat kepemimpinan (diklatpim). Tulisan ini terdiri dari tiga bagian yaitu Pendahuluan, Tinjauan Pustaka dan Pembahasan. Pendahuluan memuat latar belakang penulisan artikel ini. Tinjauan Pustaka membahas konsep kepemimpinan transformasional. Pembahasan memuat uraian tentang peran Diklat Kepemimpinan untuk melahirkan pemimpin transformasional. Tinjauan Pustaka Kepemimpinan Transformasional Definisi kepemimpinan menurut Hodgetts (2002) adalah proses mempengaruhi orang untuk mengarahkan upaya mereka ke arah pencapaian tujuan tertentu. Blanchard (2007) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melepaskan kekuatan dan potensi yang mereka miliki yang memberikan dampak bagi kebaikan ekstra. Lebih lanjut, Hodgetts mengemukakan beberapa karakteristik personal yang menyumbang efektivitas kepemimpinan yaitu adanya kecerdasan yang unggul, kematangan emosional, tingginya dorongan motivasi, ketrampilan dalam pemecahan masalah, ketrampilan manajerial, dan ketrampilan kepemimpinan. Menurut Gibson (2008), transformational leadership adalah the ability to inspire and motivate followers to achieve results that are greater than originally planned and are for internal reward. Definisi tersebut menjelaskan pemimpin transformasional berusaha menginspirasi dan memotivasi pengikut agar berprestasi lebih besar dari yang direncanakan. Oleh karena itu, pemimpin transformasional membuat perubahan utama pada misi organisasi, cara melakukan bisnis, dan manajemen sumber daya manusia untuk mencapai visinya. Pemimpin transformasional akan mengubah filosofi, sistem, dan budaya organisasi secara keseluruhan. 2

3 Pengembangan faktor kepemimpinan transformasional telah berkembang dari riset Bass. Bass mengidentifikasi beberapa faktor yang menggambarkan ciri pemimpin transformasional. Faktor tersebut adalah kharisma (pemimpin dapat menanamkan nilai, penghormatan, dan kebanggaan untuk mengartikulasikan visi), atensi individual (pemimpin memperhatikan kebutuhan pengikut dan menugasi dengan proyek menantang sehingga pengikut tumbuh secara personal), stimulasi intelektual (pemimpin mendorong pengikut untuk kreatif). Bass (1997) menjelaskan terdapat sembilan faktor yang menggambarkan pemimpin transformasional dan transaksional. Lima faktor pertama diterapkan untuk kepemimpinan transformasional dan empat faktor terakhir untuk kepemimpinan transaksional. Lima faktor pertama tersebut adalah Faktor 1 dan 2: Idealized Influence (Kharisma sifat dan perilaku) Idealized influence didefinisikan sebagai respek reaksi pengikut kepada pemimpin begitu juga perilaku pemimpin. Pemimpin mampu menanamkan nilai, respek atau penghormatan, dan kebanggaan untuk mengartikulasikan visi. Dengan demikian, pengikut akan berusaha bekerja keras melebihi yang sudah berjalan selama ini. Para pengikut akan menghormati, mengagumi, dan percaya kepada pemimpinnya. Selain itu, pemimpin akan bertindak sebagai roles model dan mendemonstrasikan standar etika dan moral yang tinggi. Faktor 3: Motivasi Inspirasional Motivasi inspirasional menggambarkan kemampuan pemimpin memotivasi dan menginspirasi pengikut dan kolega dengan menumbuhkan kepercayaan, mengisi dan mendorong antusiasme dan semangat dalam kelompok. Melalui proses inspirasional, pengikut dimotivasi untuk lebih komitmen kepada tujuan dan visi bersama dalam mendukung pertumbuhan organisasi mendatang. Pemimpin tipe ini membuat simbol, metafora, dan pernyataan emosi yang sederhana untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap tujuan yang diinginkan. Faktor 4: Stimulasi intelektual. Pemimpin membantu pengikut berpikir kembali secara rasional untuk mempelajari situasi. Ia mendorong pengikut untuk kreatif dan inovatif, memunculkan dan mendorong ide-ide baru, memikirkan permasalahan lama dengan pendekatan baru dan memperhatikan usaha ekstra untuk pekerjaan mereka. Akibatnya, para pengikut dapat mengembangkan sendiri untuk mengeksplorasi, menganalisis, dan memecahkan masalah dengan pemikiran lebih independen agar sesuai dengan perubahan lingkungan organisasi. 3

4 Fakor 5: Individualized Consideration Pemimpin memperhatikan kebutuhan para pengikut dan menugasi dengan proyek-proyek yang menantang sehingga para pengikut tersebut tumbuh secara personal. Pemimpin juga akan memberikan perhatian khusus agar para pengikut berkembang dan berprestasi. Ia akan bertindak sebagai pelatih, penasehat, mentor, guru, dan fasilitator. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pola Baru Diklatpim merupakan diklat yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan para peserta diklat. Peraturan Kepala LAN Nomor 10, 11, 12, dan 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I, II, III, dan IV menyatakan tujuan penyelenggaraan Diklatpim adalah membentuk kompetensi kepemimpinan para pejabat struktural eselon I, II, III, dan IV. Perbedaan kompetensi kepemimpinan diantara jenjang diklatpim tersebut adalah Diklatpim Tingkat I membentuk kompetensi kepemimpinan visioner, Diklatpim Tingkat II membentuk kompetensi kepemimpinan strategis, Diklatpim Tingkat III membentuk kompetensi kepemimpinan taktikal, dan Diklatpim Tingkat IV membentuk kompetensi kepemimpinan operasional. Kompetensi kepemimpinan yang dibentuk dalam diklatpim tersebut setidaknya meliputi dua hal utama yaitu 1. Kompetensi terkait penguatan mental kebangsaan dan integritas yaitu terbentuknya karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi etika publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggung jawab dalam memimpin instansi; 2. Kompetensi manajerial dan kepemimpinan diantaranya a. Mampu merumuskan visi dan misi organisasi dan menjabarkannya dalam program organisasi. b. Mampu merumuskan strategi kebijakan yang efektif untuk mewujudkan visi dan misi organisasi. c. Mampu melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola organisasi. d. Mampu melakukan inovasi. e. Mampu mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki. Inti dari kompetensi kepemimpinan dalam diklatpim tersebut adalah membentuk pemimpin perubahan (Bahan Ajar Training of Facilitator Diklatpim LAN Tahun 2014). Filosofi pemimpin perubahan ini diilhami oleh konsep kepemimpinan adaptif (adaptive leadership) yang dikembangkan oleh Ronald Heifetz (2009). Kebutuhan perlunya pemimpin adaptif karena adanya tantangan yang kompleks dan tidak cukupnya improvisasi operasional untuk menghadapi tantangan perubahan yang 4

5 kompleks tersebut. Oleh karena itu, pemimpin perubahan yang akan dibentuk dalam diklatpim adalah pemimpin yang mampu melakukan adaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Perubahan tersebut dilakukan dalam rangka mempertahankan organisasi dengan tingkat kinerja yang tinggi. Pembahasan Peran Diklatpim Pola Baru dalam Pengembangan Kepemimpinan Transformasional Salah satu cara mengembangkan kompetensi kepemimpinan di sektor pemerintahan adalah melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Diklat bagi pegawai negeri sipil yang berhubungan dengan pengembangan kompetensi kepemimpinan ini adalah diklat kepemimpinan (diklatpim). Diklatpim dilakukan secara berjenjang mulai dari pejabat eselon IV (diklatpim IV) sampai dengan pejabat eselon I (diklatpim I). Mulai tahun 2014, diklatpim mengalami perubahan kurikulum. Tujuan penyelenggaraan Diklatpim dalam perubahan kurikulum tersebut adalah membentuk kompetensi kepemimpinan bagi pejabat struktural eselon I sampai dengan eselon IV. Kompetensi kepemimpinan yang dibentuk dalam diklatpim tersebut meliputi dua hal utama yaitu kompetensi terkait penguatan mental kebangsaan dan integritas dan kompetensi manajerial dan kepemimpinan. Kompetensi terkait penguatan mental kebangsaan dan integritas yaitu terbentuknya karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi etika publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggung jawab dalam memimpin instansi. Kompetensi manajerial dan kepemimpinan diantaranya mampu merumuskan visi dan misi organisasi dan menjabarkannya dalam program organisasi, merumuskan strategi kebijakan yang efektif untuk mewujudkan visi dan misi organisasi, melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola organisasi, melakukan inovasi, mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki. Inti dari kompetensi kepemimpinan dalam diklatpim tersebut adalah terbentuknya pemimpin yang mampu melakukan perubahan. Terdapat dua syarat yang harus melekat pada pemimpin perubahan. Pertama, seorang pemimpin perubahan harus mempunyai tujuan yang jelas. Pemimpin harus mampu merumuskan dengan jelas tujuan organisasi yang dipimpinnya. Kejelasan tujuan akan dapat membimbing organisasi dan personal yang ada di dalamnya menuju arah yang pasti. Kejelasan tujuan juga akan diikuti dengan kejelasan area perubahan apa yang akan menjadi obyek dari perubahan tersebut. 5

6 Area perubahan meliputi berbagai bidang diantaranya bidang organisasi, sumber daya manusia, tata kerja dan tata laksana, dan program. Perubahan di bidang organisasi diantaranya perombakan struktur organisasi, rightsizing, downsizing, budaya kerja, dan lain-lain. Perubahan di bidang sumber daya manusia diantaranya carrier path, reward and punishment, renumerasi, placement, dan lainlain. Perubahan di bidang tata kerja dan tata laksana antara lain sistem perngarsipan, sistem pengadaan barang, sistem pelaporan, sistem penganggaran, dan lain-lain. Syarat kedua sebagai pemimpin perubahan adalah kemampuan mempengaruhi. Seorang pemimpin perubahan untuk mencapai tujuan organisasi tidak mungkin melakukannya sendirian. Ia pasti membutuhkan orang lain untuk bersama-sama menuju tujuan yang telah ditetapkan. Orang lain tersebut mungkin berasal dari dalam organisasi misalnya anak buah, atasan, atau rekan setingkat, mungkin juga berasal dari luar organisasi misalnya pelanggan, masyarakat, dan lain-lain. Terdapat dua kemungkinan dalam menyikapi perubahan. Pertama, orang lain setuju dengan perubahan tersebut dan mendukungnya. Kedua, orang lain tidak setuju dan menentangnya. Menghadapi dua sikap tersebut, seorang pemimpin perubahan harus mampu menghadapinya. Kepada pihak yang setuju dan mendukung, mudah bagi pemimpin perubahan untuk mengarahkan dan memobilisasi. Menjadi tantangan bagi pemimpin perubahan menghadapi kelompok atau pihak yang tidak setuju dan menentangnya. Diperlukan kemampuan mempengaruhi yang kuat sehingga kelompok penentang ini kemudian berubah dari menentang menjadi mendukungnya. Mengapa perlu pemimpin perubahan pada sektor pemerintah? Pertama, adanya tantangan internal di dalam negeri yaitu belum optimalnya pelayanan publik yang diberikan pemerintah dan banyaknya masalah di dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, banyaknya pengangguran, rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat, dan lain-lain. Kedua, tantangan eksternal atau dari luar negeri yaitu globalisasi dan pasar bebas. Menghadapi globalisasi dan pasar bebas tentunya pemerintah kita harus mempunyai daya saing yang tinggi. Dalam konteks Kementerian Keuangan, pemimpin perubahan sudah menjadi kebutuhan. Alasan pertama perlunya pemimpin perubahan adalah Kementerian Keuangan mempunyai visi menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke-21. Untuk mencapai visi tersebut tentunya dibutuhkan pemimpin yang selalu melakukan perubahan dan perbaikan secara berkesinambungan. Alasan kedua, Kementerian Keuangan sebagai kementerian yang menjadi pelopor dalam reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi ditopang oleh tiga pilar utama. Ketiga pilar utama tersebut adalah penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan manajemen sumber 6

7 daya manusia (SDM). Tahun 2014, reformasi birokrasi tersebut dilanjutkan dengan Program Transformasi Kelembagaan. Terdapat lima tema utama yang akan diusung dalam transformasi kelembagaan. Tema utama tersebut meliputi pertama, memperkuat budaya akuntabilitas berorientasi outcome. Kedua, merevisi model operasional, merampingkan proses bisnis, mempercepat digitalisasi pada skala besar. Ketiga, membuat struktur organisasi lebih fit-forpurpose dan efektif. Keempat, menghargai kontribusi pegawai berprestasi dengan mengembangkan dan memberdayakan mereka untuk memperoleh dan membangun keahlian fungsional yang vital. Kelima, menjadi lebih proaktif dalam mempengaruhi stakeholder untuk menghasilkan terobosan nasional. (Media Keuangan Volume IX No. 81, Mei 2014). Untuk membentuk pemimpin perubahan dalam diklatpim pola baru ini, model pembelajaran dirancang dengan sistem on/off campuss. On campuss maksudnya model pembelajaran klasikal dengan penekanan pada penguatan wawasan kebangsaan dan integritas serta pembekalan kemampuan teori manajerial dan kepemimpinan. Off campuss maksudnya model pembelajaran dengan pendekatan penerapan praktik kepemimpinan secara langsung di lapangan atau di tempat kerja para peserta diklat. Praktik lapangan dilakukan untuk mengasah kemampuan peserta dalam mengeksekusi rencana perubahan yang sudah disusun. Sistem on/off campuss dalam pembelajaran diklatpim ini meliputi lima tahap. Kelima tahapan ini dilakukan dalam rangka mengembangkan kompetensi kepemimpinan peserta sebagai pemimpin yang mampu melakukan perubahan atau transformasi di tempat kerjanya. Kelima tahapan tersebut beserta pengembangan kompetensi kepemimpinan yang diharapkan pada masingmasing tahapan disajikan pada Tabel 1 berikut: 7

8 Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Diklatpim Pola Baru dan Kompetensi yang Diharapkan Tahapan Model Pembelajaran Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Tahap I Diagnosa On campuss dengan penekanan Kebutuhan Perubahan pembelajaran pada pengembangan wawasan kebangsaan dan integritas Organisasi dan diagnosa kebutuhan untuk perubahan. Tahap II off campuss yaitu kembali ke tempat Breakthrough I kerjanya untuk memperdalam (Taking kebutuhan perubahan dan Ownership) melakukan komunikasi dengan stakeholder. Tahap III on campuss dengan penekanan Merancang pembelajaran pada penyusunan Perubahan dan proposal proyek perubahan yang Membangun Tim akan dilakukan. Tahap IV off campuss, peserta Breaktrough II mengimplementasikan proyek (Leadership perubahan di tempat kerjanya. Labolatory) Tahap V Evaluasi on campuss, peserta mempresentasikan hasil yang telah dicapai selama implementasi proyek perubahan. Peserta mempunyai kemampuan Wawasan kebangsaan dan integritas yang tinggi. Mendiagnosa permasalahan organisasi dan mengidentifikasi kebutuhan perubahan organisasi. Peserta mempunyai kemampuan mendiagnosa permasalahan dan kebutuhan perubahan secara langsung di kantornya dan mengkomunikasikan kebutuhan perubahan kepada stakeholder. Peserta mempunyai kemampuan merancang perubahan yang akan dilakukan, membangun tim, dan menjalin kemitraan dengan stakeholder dalam rangka perubahan. Peserta mempunyai kemampuan eksekusi rencana, memobilisasi stakeholder, dan mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan perubahan Terbentuk kompetensi sebagai pemimpin perubahan atau transformasional. Dengan sistem di atas, peserta diklat tidak hanya dilihat kemampuannya dari segi akademis selama on campuss, tetapi juga dilihat kemampuannya dalam membuat rencana perubahan sampai dengan 8

9 mengimplementasikannya. Dengan demikian, peserta diklat akan teruji secara nyata dalam melakukan perubahan atau transformasi di kantornya. Daftar Pustaka Majalah Media Keuangan Volume IX No. 81, Mei Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Bahan Ajar pada Training of Facilitator Diklatpim, Lembaga Administrasi Negara Bass, B.M Does the Transactional transformational leadership paradigm transcend organizational and national boundaries?, American Psychologist, 52 (2), pp Blanchard, Ken Leading at Higher Level Konsep Blanchard dalam Kepemimpinan dan Bagaimana Menciptakan Perusahaan yang Berkinerja Tinggi. Edisi terjemahan. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donnelly, Jr., dan Robert Konopaske Organizations: Behavior Structure Processes. McGraw-Hill Companies, Inc., New York. Heifetz, Ronald, Alexander Grashow, dan Marty Linski The Practice of Adaptive Leadership Tools and Tactics for Changing Your Organization and The World. Harvard Business School Publishing, Massachusetts. Hodgetts, Richard M Modern Human Relations at Work. South-Western, Thomson Learning, Ohio. Ulrich, D Human Resources Champions: The Next Agenda for Adding and Delivering Results. Harvard Business School Press Boston, Massachusetts. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi negara Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi negara Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi negara Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi negara Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV. 9

DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN

DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN Oleh: Hindri Asmoko 1 Kepemimpinan di sektor publik utamanya pada pemerintahan merupakan suatu hal yang krusial. Keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

Tata Saji. 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll

Tata Saji. 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll 1 Tata Saji 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll 3 Tujuan Mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada pejabat struktural

Lebih terperinci

OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV. BADAN DIKLAT DIY

OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV. BADAN DIKLAT DIY OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV BADAN DIKLAT DIY http://diklat.jogjaprov.go.id SISTEMATIKA PENYAJIAN 1. Apa tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan Diklatpim? 2.Mengapa

Lebih terperinci

Menyongsong Kurikulum Diklat Aparatur Pola Baru

Menyongsong Kurikulum Diklat Aparatur Pola Baru Menyongsong Kurikulum Diklat Aparatur Pola Baru Oleh: Tarman Budianto, M.Pd *) Secara bertahap gegap gempita menyambut ASEAN Comunity 2015 perlu diiringi akselerasi persiapan dan perbaikan yang sistemik

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT IV (PER KA LAN NOMOR 13 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT IV (PER KA LAN NOMOR 13 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT IV (PER KA LAN NOMOR 13 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA SISTEMATIKA 1. What : Kompetensi apa yang akan dibangun? 2. How : 1) Bagaimana caranya membangun

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN Dan TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi Nomor 201 A S E M A R A N G BAB I

Lebih terperinci

DIKLAT KEPEMIMPINAN POLA BARU, APA, BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DAN TANTANGANNYA

DIKLAT KEPEMIMPINAN POLA BARU, APA, BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DAN TANTANGANNYA DIKLAT KEPEMIMPINAN POLA BARU, APA, BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DAN TANTANGANNYA M. Hasan Syukur *) ABSTRAK Tahun 2014 merupakan tahun pertama dilaksanakkannya diklat kepemimpinan (Diklatpim) pola baru.

Lebih terperinci

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA SISTEMATIKA 1. What : Kompetensi apa yang akan dibangun? 2. How : 1) Bagaimana caranya membangun

Lebih terperinci

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT II (PER KA LAN NOMOR 11 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT II (PER KA LAN NOMOR 11 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT II (PER KA LAN NOMOR 11 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA SISTEMATIKA 1. What : Kompetensi apa yang akan dibangun? 2. How : 1) Bagaimana caranya membangun

Lebih terperinci

MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh

MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU Oleh Drs. Burhanuddin, M.Si Widyaiswara Muda Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Papua ABSTRAK Penyelanggaraan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Kesehatan mulai melaksanakan reformasi birokrasi pada tahun 2011. Tujuan dari reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan adalah menciptakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai suatu lembaga negara. Tugas BPK adalah memelihara transparansi dan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 5 2013, No.1189 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV Lampiran II PEMERINTAH PROVINSI ACEH INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ACEH Kepada Yang Terhormat, Bapak/Ibu Alumni Diklat Kepemimpinan

Lebih terperinci

KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd.

KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd. KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd Abstrak Sebagai aparatur yang memberikan pelayanan publik, Pegawai Negeri

Lebih terperinci

PEMBEKALAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

PEMBEKALAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN PEMBEKALAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VI Kelas B Tahun 2017 A. Pendahuluan Provinsi Jawa Tengah oleh Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si Widyaiswara Ahli Utama

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan umum yang dihadapi institusi pendidikan dan guru berkaitan dengan salah satu dari tiga perilaku penting dari seorang pegawai dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci

MELAHIRKAN PEMIMPIN PERUBAHAN MELALUI DIKLAT KEPEMIMPINAN

MELAHIRKAN PEMIMPIN PERUBAHAN MELALUI DIKLAT KEPEMIMPINAN MELAHIRKAN PEMIMPIN PERUBAHAN MELALUI DIKLAT KEPEMIMPINAN Oleh : DRS. NISPIANSYAH, M.Pd Kewenangan menyelenggarakan birokrasi kepemerintahan yang dipegang oleh aparatur negara saat ini mendapat tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas-tugas dan prioritas Manajemen Sumber Daya Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena diperlukannya penyesuaian kondisi yang ada dengan

Lebih terperinci

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si BAB I PENDAHULUAN

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si BAB I PENDAHULUAN Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, organisasi birokrasi dituntut untuk dapat menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan

Lebih terperinci

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan serta Perubahan Dalam Organisasi oleh : sunarto *

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan serta Perubahan Dalam Organisasi oleh : sunarto * Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan serta Perubahan Dalam Organisasi oleh : sunarto * A. Reformasi Sistem Diklatpim Perkembangan teknologi informasi memberi pengaruh yang luar biasa pada perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transformasional,..

Lebih terperinci

PERAN MENTOR & COACH PADA PROYEK PERUBAHAN DIKLATPIM IV

PERAN MENTOR & COACH PADA PROYEK PERUBAHAN DIKLATPIM IV PERAN MENTOR & COACH PADA PROYEK PERUBAHAN DIKLATPIM IV PENJELASAN PEMBELAJARAN PEMBAHARUAN PROYEK PERUBAHAN PEMBELAJARAN PEMBAHARUAN SISTEM DIKLAT INPUT PROSES PRODUK OUTPUT OUT COME SISTEM DIKLAT POLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik organisasi nirlaba atau yang berorientasi laba, berkepentingan untuk memajukan organisasi terutama dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Pendahuluan Dalam manajemen kepegawaian,pejabat struktural eselon I memainkan peranan yang menentukan dalam menangani isu-isu strategis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategi dari organisasi. Manajemen sumber daya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Pendahuluan Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat structural eselon II memainkan peranan sangat menetukan dalam menetapkan kebijakan

Lebih terperinci

Pusdiklat Spimnas Bidang Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara

Pusdiklat Spimnas Bidang Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara 1 PENJELASAN PROGRAM DIKLATPIM TK I ANGKATAN. LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA,. 20.. 3 Meningkatkan kompetensi kepemimpinan pejabat struktural eselon I yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah khalifah yang menjadi penguasa dan pengelola di muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, namun sebagai seorang manusia tentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Komitmen organisasional Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah semacam ikatan antara karyawan dan

Lebih terperinci

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD bayuhtab@gmail.com 29 Januari 2016 Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat Lembaga Administrasi Negara INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI 3 (tiga) jenis kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup di era globalisasi, suatu era yang membuat persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing secara terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata sebagai

Lebih terperinci

2016, No Kewidyaiswaraan Substansi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu untuk diubah; d. ba

2016, No Kewidyaiswaraan Substansi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu untuk diubah; d. ba No.582, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Diklat Kewidyaiswaraan. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah perusahaan. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki peran vital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kita dapat mencermati berbagai macam organisasi, baik swasta maupun pemerintahan yang gagal atau tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Lebih terperinci

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan perusahaan terus bertambah, sehingga persaingan antar perusahaan tidak dapat dihindari. Melihat iklim persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah

Lebih terperinci

PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2014

PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2014 PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2014 Proyek Perubahan merupakan kegiatan pembelajaran dengan bimbingan para coach dan mentor serta teamwork

Lebih terperinci

kamar toilet, hingga penerapan teknologi informasi (TI), pembenahan mental karyawan dan penegakan disiplin dan GCG, dan memberikan contoh keteladanan

kamar toilet, hingga penerapan teknologi informasi (TI), pembenahan mental karyawan dan penegakan disiplin dan GCG, dan memberikan contoh keteladanan Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil analisis tekstual terhadap buku Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia menunjukkan bahwa pembingkaian yang dilakukan oleh Majalah BUMN Track melalui penulisnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

Lebih terperinci

2013, No.1188 BAB I PENDAHULUAN

2013, No.1188 BAB I PENDAHULUAN 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi akhir-akhir ini telah memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki, BAB I PENDAHAULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai baik buruknya sebuah organisasi atau perusahaan. Sebuah organisasi atau perusahaan dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan modal dasar pembangunan nasional. Oleh karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada berbagai aspek dalam organisasi, manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN LXIX TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN LXIX TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN LXIX TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JL. SETIABUDI NOMOR 201 A S E M A R A N G Juklak

Lebih terperinci

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI MATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT ORGANISASI BERKINERJA TINGGI TRANSFORMASI BUDAYA KERJA APARATUR DALAM MEMBANGUN ORGANISASI PUBLIK BERKINERJA TINGGI Oleh: Dr. Ir. Sutarwi, MSc. Widyaiswara Ahli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Untuk lebih memahami arti Kepemimpinan, maka berikut ini dikutip pendapat dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan kerangka acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari penelitian ini. Kajian pustaka memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Inovatif Kerja 1. Definisi Perilaku Inovatif Kerja West dan Farr (dalam West, 2006) mengatakan inovasi bisa diartikan sebagai pengenalan dan pengaplikasian ide, proses,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT. Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan

BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT. Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan 233 BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT A. Premis yang Digunakan Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan perubahan, karena pengaruh lingkungan strategis yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pengembangan organisasi (organizational development) adalah respon

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pengembangan organisasi (organizational development) adalah respon 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) membuat semua profesi mengantisipasi dengan mengembangkan diri. Pengembangan organisasi merupakan jawaban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara menerapkan prinsip good governance dengan mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara menerapkan prinsip good governance dengan mengadopsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi dan teknologi yang dinamis membawa konsekuensi kepada perubahan lingkungan yang strategik. Perubahan juga terjadi pada organisasi

Lebih terperinci

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE BAHAN AJAR BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT III I.Pengantar Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III adalah mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada pejabat struktural

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Universitas Airlangga

Lebih terperinci

PROYEK PERUBAHAN PADA DIKLAT PIM IV POLA BARU

PROYEK PERUBAHAN PADA DIKLAT PIM IV POLA BARU PROYEK PERUBAHAN PADA DIKLAT PIM IV POLA BARU oleh: Sutrisno *) ABSTRAK Penyelenggaraan Diklat PIM IV pada mulai tahun ini sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan menjelaskan organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 56 KUESIONER PENELITIAN Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian dan pilihan. Pada tipe isian, isilah pada tempat yang telah disediakan dengan singkat dan jelas. Sedangkan pada tipe pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap bangsa memiliki kebutuhan untuk berkembang, termasuk bangsa Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap bentuk usaha baik profit maupun nonprofit memerlukan seorang pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik. Kebijaksanaan dan keputusan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI ORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4R

TRANSFORMASI ORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4R TRANSFORMASI ORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4R Achieve mobilization Create vision Build a measurement system Construct an economic model Align the physical infrastructure Redesign the work architecture

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan

Lebih terperinci

Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian. Lembang. LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M.

Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian. Lembang. LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M. Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M.Si ABSTRAK Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah suatu hal yang fundamental di dalam suatu organisasi. Kepemimipinan dilaksanakan untuk membangkitkan, melibatkan dan memotivasi pengikutnya (Bass & Avolio,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan suatu organisasi bisa dilihat dengan jelas bahwa salah satu sumber daya yang paling penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia di tingkat

Lebih terperinci

ORGANIZATIONS 8 th. th edition

ORGANIZATIONS 8 th. th edition ORGANIZATIONS 8 th th edition James L. Gibson Kincaid Professor College of Business and Economics University of Kentucky John M. Ivancevich Professor of Organizational Behaviour and Management University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan

Lebih terperinci

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) KEPEMIMPINAN Pokok-pokok bahasan: Definisi kepemimpinan Kepemimpinan dan kekuasaan (power) Pendekatan studi kepemimpinan Pendekatan Sifat (Trait Approach) Pendekatan Perilaku

Lebih terperinci

Edward James Sinaga. TulisanDiterima: 12 Januari 2018; Direvisi: 23 Maret 2018; Disetujui Diterbitkan: 23 Maret 2018

Edward James Sinaga. TulisanDiterima: 12 Januari 2018; Direvisi: 23 Maret 2018; Disetujui Diterbitkan: 23 Maret 2018 Implementasi Pendidikan dan Pelatihan.(Edward) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN TINGKAT II, III, DAN IV DALAM PROYEK PERUBAHAN DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI (The Implementation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi Ulas Balik (Review) 1 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi (Leadership in Organization: Theory and Methodology Perspectives) Oleh/By Suci Wulandari Peneliti pada Puslitbang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

1

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup

Lebih terperinci

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA 112.6211.060 ERPEN JUANDA 112.6211.068 Manajer Vs Pemimpin Manajer Ditunjuk untuk posisinya. Dapat mempengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang

BAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mencapai suatu tujuan usaha diperlukan suatu wadah, wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang terdapat didalamnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Agar perusahaan

Lebih terperinci

B H A A H N A N A J A A J R

B H A A H N A N A J A A J R BAHAN AJAR BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT II I.Pengantar Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II adalah meningkatkan kompetensi kepemimpinan pejabat struktural eselon II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas pokok Bank Indonesia (BI) sebagaimana ditetapkan dalam Undang undang tentang Bank Sentral, memiliki fungsi yang sangat strategis yaitu mencapai dan memelihara

Lebih terperinci

MERANCANG PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV

MERANCANG PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV MERANCANG PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV DRS SISWANTA JAKA PURNAMA, Apt, MKes BADAN DIKLAT PROPINSI JAWA TENGAH MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Deskripsi Singkat Mata Diklat ini memfasilitasi peserta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kekuatan utama yang harus dimiliki dan dipersiapkan oleh organisasi untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin canggih terletak pada sumber daya manusia

Lebih terperinci