PERAMALAN OPT PERKEBUNAN DENGAN MENGGUNAKAN SPSS Oleh : Arif Ashari, S.Si (Statistisi Ahli Pertama - BBPPTP Surabaya)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAMALAN OPT PERKEBUNAN DENGAN MENGGUNAKAN SPSS Oleh : Arif Ashari, S.Si (Statistisi Ahli Pertama - BBPPTP Surabaya)"

Transkripsi

1 PERAMALAN OPT PERKEBUNAN DENGAN MENGGUNAKAN SPSS Oleh : Arif Ashari, S.Si (Statistisi Ahli Pertama - BBPPTP Surabaya) I. PENDAHULUAN Pengolahan dan analisis data serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) perkebunan sangat diperlukan dalam upaya untuk mengambil sebuah keputusan terkait pengendalian OPT, baik itu pengendalian yang sifatnya preventif maupun yang sifatnya kuratif. Salah satu bentuk pengolahan dan analisis data yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan peramalan OPT. Peramalan OPT merupakan komponen penting dalam strategi pengelolaan OPT karena hasil peramalan dapat memberikan suatu peringatan dini akan bahaya ledakan (eksplosi) serangan OPT di suatu wilayah. Dengan mengetahui hasil peramalan OPT, para petani dan pihak-pihak terkait dapat melakukan upaya-upaya preventif untuk mencegah tumbuh dan kembangnya serangan OPT pada tanaman perkebunan yang dibudidayakannya. Dengan demikian, ledakan serangan OPT dapat dicegah atau setidaknya dapat diminimalisir perkembangan dan penyebarannya. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam analisis peramalan, tak terkecuali peramalan OPT adalah masalah kompleksitas dalam hal perhitungan matematis dan statistik untuk membentuk model peramalan yang terbaik. Dengan semakin berkembangnya teknologi, beberapa software statistik telah mampu menjawab kompleksitas perhitungan matematis dan statistik dalam analisis peramalan ini. Salah satu software statistik yang cukup populer, yakni SPSS (SPSS versi 16.0 hingga versi yang terbaru) telah menyediakan fitur Expert Modeler pada menu Analyze Time Series untuk mempermudah proses analisis peramalan. Dengan adanya fitur ini, pengguna dapat dengan cepat dan mudah dalam mendapatkan model peramalan terbaik tanpa harus melakukan proses identifikasi pola data dan serangkaian uji perbandingan antar beberapa model peramalan yang mungkin untuk mendapatkan model peramalan terbaik. II. KONSEP DASAR PERAMALAN 2.1 Definisi Peramalan Peramalan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil (Mulyono, 2000). Page 1

2 2.2 Rentang Waktu Peramalan Rentang waktu peramalan dalam praktek sangat bervariasi. Ada yang melakukan peramalan secara rutin dengan jangka waktu yang pendek, baik itu bulanan, mingguan, bahkan harian. Namun, ada juga peramalan yang mempunyai rentang waktu lama, sampai bertahun-tahun. Menurut Santoso (2009), peramalan dari sudut rentang waktu dapat dibagi menjadi 3 macam, yakni : peramalan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 1. Peramalan Jangka Pendek Jangka pendek meliputi kurun waktu mulai dari satu hari sampai satu musim, atau dapat sampai satu tahun. Peramalan ini umumnya menggunakan peramalan kuantitatif karena menganggap data masa lalu masih relevan untuk dijadikan bahan prediksi. 2. Peramalan Jangka Menengah Jangka menengah meliputi kurun waktu mulai dari satu musim (kuartal, triwulan atau yang lain) sampai dua tahun. Peramalan ini sebagian masih menggunakan peramalan kuantitatif dan kualitatif karena menganggap data masa lalu masih cukup relevan untuk memprediksi masa datang. 3. Peramalan Jangka Panjang Jangka panjang meliputi kurun waktu minimal lima tahun. Peramalan ini umumnya berdasarkan intuisi dan pengalaman seseorang karena menganggap data masa lalu sudah tidak lagi relevan, hanya sedikit yang masih menggunakan peramalan kuantitatif. 2.3 Tahapan Peramalan Menurut Santoso (2009), kegiatan peramalan secara umum meliputi beberapa tahapan baku sebagai berikut : 1. Perumusan Masalah dan Pengumpulan Data Tahap pertama yang sebenarnya paling penting dan menentukan keberhasilan peramalan adalah menentukan masalah tentang apa yang akan diprediksi. Formulasi msalah yang jelas akan menuntun pada ketepatan jenis dan banyaknya data yang akan dikumpulkan. Bisa saja masalah telah ditetapkan, namun data yang relevan tidak tersedia; hal ini akan memaksa diadakannya perumusan ulang, atau mengubah metode peramalan. 2. Menyiapkan Data Setelah masalah dirumuskan dan data telah terkumpul, tahap selanjutnya adalah menyiapkan data hingga dapat diproses dengan benar. Hal ini diperlukan karena dalam praktek ada beberapa masalah berkaitan dengan data yang telah terkumpul, seperti : jumlah data terlalu banyak atau terlalu sedikit, data tersedia namun rentang waktu data tidak sesuai dengan masalah yang ada, data tersedia namun cukup banyak data yang hilang (data tidak lengkap). Page 2

3 3. Membangun Model Setelah data dianggap memadai dan siap dilakukan kegiatan peramalan, proses selanjutnya adalah memilih metode (model) yang tepat untuk melakukan peramalan pada data tersebut. 4. Implementasi Model Setelah model peramalan ditetapkan, maka model dapat diimplementasikan pada data dan dapat dilakukan prediksi pada data untuk satu atau beberapa periode ke depan. 5. Evaluasi Hasil Peramalan Hasil peramalan yang telah ada kemudian dibandingkan dengan data actual. Tentu saja tidak ada metode (model) peramalan yang dapat memprediksi data di masa depan secara tepat; yang ada adalah ketepatan prediksi. Untuk itu, pengukuran kesalahan peramalan dilakukan untuk melihat apakah metode yang telah digunakan sudah memadai untuk memprediksi sebuah data. 2.4 Jenis Data pada Kegiatan Peramalan Menurut Santoso (2009), data yang akan diprediksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Tidak semua data yang akan digunakan untuk kegiatan peramalan harus berupa angka. Ada data yang berupa pendapat dari manajer, saran dari para ahli bidang tertentu, masukan dari konsumen atau para pegawai. Data seperti itu biasanya berupa kalimat atau ringkasan pernyataan yang tidak semuanya harus direpresantisakan dalam bentuk angka. Data seperti inilah yang disebut sebagai data kualitatif. Sedangkan data yang berupa angka biasa disebut dengan data kuantitatif. Data kuantitatif ini masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yakni : 1. Data Time Series Data time series adalah data yang ditampilkan berdasarkan waktu, seperti data bulanan, data harian, data mingguan atau jenis waktu yang lain. Contoh data time series misalnya : Data serangan Oryctes rhinoceros pada kelapa di wilayah Provinsi Jawa Timur selama 5 (lima) tahun terakhir. Berdasarkan sifat nilai rata-ratanya, data time series dibagi menjadi 2 macam, yakni : a. Data Stasioner, yaitu : data yang nilai rata-ratanya tidak berubah dari waktu ke waktu b. Data Non Stasioner, yaitu : data yang nilai rata-ratanya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Perubahan ini bisa terjadi karena adanya pola musiman atau trend pada data. 2. Data Cross-Sectional Data cross-sectional adalah data yang ditampilkan tidak berdasarkan waktu, namun data pada satu (titik) waktu tertentu. Contoh data cross-sectional misalnya : Data serangan Oryctes rhinoceros pada kelapa di setiap kabupaten yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur pada bulan Oktober Page 3

4 2.5 Klasifikasi Peramalan Menurut Assauri (1984), berdasarkan sifat ramalannya, jenis peramalan dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Peramalan Kualitatif Peramalan kuallitatif dapat digunakan jika data historis maupun empiris dari variabel yang diramal tidak ada, tidak cukup atau kurang dapat dipercaya. Hasil ramalan bersifat intuisi, pendapat, pengetahuan dan pengalaman dari penyusunnya. 2. Peramalan Kuantitatif Peramalan kuantitatif memerlukan data historis atau data empiris. Kualitas data dan metode yang digunakan akan menentukan kualitas hasil peramalan. Menurut Makridakris, et. al. (1999), peramalan kuantitatif dapat digunakan jika memenuhi tiga kondisi, yaitu adanya data historis, informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik, dapat diasumsikan bahwa pola data masa lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang. Dalam peramalan kuantitatif, dikenal setidaknya dua macam metode peramalan, yakni : 1. Metode Peramalan Sebab Akibat (Causal Forecasting) Metode peramalan sebab akibat adalah suatu metode peramalan yang didasarkan atas analisis pola hubungan sebab akibat antara satu atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat. Contoh model analisis pada metode peramalan ini adalah analisis regresi linier sederhana, analisis regresi linier berganda, dan lain-lain. Bentuk umum model causal forecasting adalah sebagai berikut : Y t = f(x 1, X 2, X 3,, X n ) 2. Metode Peramalan Runtun Waktu (Time Series Forecasting) Metode peramalan runtun waktu adalah suatu metode peramalan yang didasarkan atas analisis perilaku atau nilai masa lalu suatu variabel yang disusun menurut urutan waktu (Mulyono, 2000). Metode peramalan ini berdasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu. Contoh model peramalan pada metode peramalan runtun waktu ini adalah model Naïve, ARIMA, Eksponential Smoothing, Holt-Winters, Dekomposisi, dan lain-lain. Bentuk umum model Time Series Forecasting adalah sebagai berikut : Y t = f(y t-1, Y t-2,, Y t-n ) a. Model Naive Menurut Mulyono (2000), model naive merupakan model peramalan sederhana yang menyatakan bahwa nilai suatu variabel saat ini merupakan perkiraan terbaik untuk nilai berikutnya atau nilai variabel di masa depan akan tetap sama. Selain itu, model naive adalah salah satu model dengan himpunan data yang sedikit dalam upaya peramalannya. Page 4

5 b. Model Trend Model trend menggambarkan pergerakan data yang meningkat atau menurun dalam jangka waktu yang panjang. Model peramalan ini menggambarkan hubungan antara periode dan variabel yang diramal dengan menggunakan analisis trend. Apabila pola data yang digunakan memiliki unsur musiman, maka komponen musiman dapat juga dicoba dalam model peramalan ini. c. Model Rata-rata Model rata-rata ini memberikan pembobotan yang sama untuk semua nilai-nilai pengamatan dan cocok untuk pola data stasioner, tidak menunjukkan adanya trend atau musiman. Model peramalan ini dapat dikelompokkan menjadi : 1) Model Rata-Rata Sederhana (Simple Average) Model peramalan ini menggunakan pendekatan di mana ramalan merupakan perhitungan rata-rata dari semua nilai masa lalu dan membutuhkan banyak data agar nilai tengahnya lebih stabil. 2) Model Rata-Rata Bergerak Sederhana (Simple Moving Average) Suatu cara memodifikasi pengaruh data masa lalu terhadap nilai rata-rata sebagai alat meramal adalah menetapkan seberapa banyak pengamatan terakhir yang diikutsertakan. Prosedur tersebut dinamakan moving average yang berarti jika pengamatan baru telah tersedia, rata-rata baru dapat dihitung dengan menghilangkan data tertua dan menggantinya dengan data terbaru (Mulyono, 2000). d. Model Penghalusan Eksponensial Menurut Mulyono (2000), penghalusan (smoothing) dapat dilakukan untuk dua keperluan, yaitu untuk peramalan dan untuk menghilangkan gejolak jangka pendek data time series. Model peramalan ini memberikan bobot yang berbeda pada setiap observasi. Observasi yang paling tua memiliki bobot terendah dan observasi terbaru, bobotnya tertinggi. Model penghalusan eksponensial dapat dikelompokan menjadi : 1) Penghalusan Eksponensial Tunggal (Single Exponential Smoothing) Model ini cocok untuk peramalan jangka pendek dengan pola data stasioner. Selain itu, model ini dapat mengurangi masalah mengenai penyimpanan data. Hal tersebut dikarenakan model ini hanya menyimpan data terakhir, ramalan terakhir dan konstan pemulusan (α). Model ini menggunakan persentase α tertentu dari kesalahan pada ramalan terakhir untuk menghasilkan ramalan sekarang. 2) Penghalusan Eksponensial Ganda (Double Exponential Smoothing) Model Brown Model ini cocok untuk data yang berpola trend linier. Hasil dari metode eksponensial tunggal dapat dihaluskan kembali melalui metode ini dengan memberi bobot yang menurun secara eksponensial. Page 5

6 3) Penghalusan Eksponensial Ganda (Double Exponential Smoothing) Model Holt Model pemulusan eksponensial ganda model Holt prinsipnya sama dengan Brown, tetapi pada model Holt tidak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung, melainkan nilai trend dengan konstanta berbeda dari konstanta yang digunakan pada serial data. 4) Penghalusan Eksponensial Tripel (Triple Exponential Smoothing) Model Winters Model Winters digunakan untuk memodelkan data dengan pola musiman, baik mengandung trend maupun tidak. Winter s Method memberikan tiga pembobotan dalam prediksinya, yaitu α, β dan γ yang bernilai antara 0 dan 1. Pembobotan α memberikan pembobotan pada nilai ramalan, β memberikan pembobotan pada slope, dan γ memberikan pembobotan pada efek musiman. Winter s Method mempunyai dua bentuk model. Bila besarnya efek musiman konstan dari waktu ke waktu, maka bentuk model yang dipakai adalah Additive Seasonality (Winters Additive). Sedangkan bila besarnya efek musiman berubah dari waktu ke waktu,maka bentuk model yang dipakai adalah Multiplicative Seasonality (Winters Multiplicative). (Gaynor dan Kirkpatrick, 1994). e. Model Box-Jenkins (ARIMA) Model ini tidak menggunakan variabel independent, melainkan menggunakan nilai-nilai sekarang dan nilai masa lampau dari variabel dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek. Semua pola data dapat digunakan dan akan bekerja dengan baik apabila data runtun waktu yang digunakan bersifat dependen atau berhubungan satu sama lain secara statistik (Sugiarto dan Harijono, 2000). Model ini terdiri dari : 1) Model ARMA (Autoregressive Moving Average), dipakai untuk deret yang statis. 2) Model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average), dipakai untuk deret yang tidak statis. f. Model Dekomposisi Menurut Gaynor dan Kirkpatrick (1994), model ini memisahkan tiga komponen dari pola dasar yang cenderung mencirikan deret data ekonomi dan bisnis. Komponen tersebut adalah faktor trend, siklus dan musiman. Model ini dikelompokkan menjadi : 1) Dekomposisi adiktif (Decompositions Additive), untuk pola data yang fluktuasinya relatif konstan. 2) Dekomposisi multiplikatif (Decompositions Multiplicative), untuk pola data yang fluktuasinya proporsional terhadap trend. Page 6

7 2.6 Uji Kelayakan Model Peramalan a. Uji Kelayakan Model Peramalan Sebab Akibat Model peramalan sebab akibat (misal : model persamaan regresi linier berganda) dikatakan layak jika variabel-variabel bebas secara serentak terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan uji simultan (Uji F) dengan kriteria pengujian sebagai berikut : - Jika F hitung F tabel, maka variabel-variabel bebas secara serentak (simultan) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (model tidak layak). - Jika F hitung > F tabel, maka variabel-variabel bebas secara serentak (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (model layak). Selain dengan melihat hasil uji F, model dinyatakan layak jika telah memenuhi asumsiasumsi klasik dalam analisis regresi liner berganda, seperti : asumsi normalitas sisaan, asumsi homoskedastisitas ragam sisaan, asumsi non-multikolinieritas antar variabel bebas, dan asumsi non-autokorelasi antar sisaan. b. Uji Kelayakan Model Peramalan Runtun Waktu Model peramalan runtun waktu dikatakan baik (layak) jika nilai error bersifat random, artinya sudah tidak mempunyai pola tertentu lagi. Dengan kata lain model yang diperoleh dapat menangkap dengan baik pola data yang ada. Untuk melihat kerandoman nilai error dilakukan pengujian terhadap nilai koefisien autokorelasi dari error, dengan menggunakan salah satu dari dua statistik berikut : 1) Uji Q Box Pierce : = 2) Uji Ljung-Box : = ( + 2) ( ) Menyebar secara Khi Kuadrat (χ 2 ) dengan derajat bebas (db) =k-p-q-p-q n = n - (d + SD) d = ordo pembedaan bukan faktor musiman D = ordo pembedaan faktor musiman S = jumlah periode per musim m = lag waktu maksimum r k = autokorelasi untuk time lag 1, 2, 3, 4,, k Kriteria pengujian : - Jika Q χ 2 (α,db), berarti: nilai error bersifat random (model dapat diterima). - Jika Q > χ 2 (α,db), berarti: nilai error tidak bersifat random (model tidak dapat diterima). Page 7

8 2.7 Mengukur Ketepatan Peramalan Seperti dijelaskan di atas, dalam praktek ada banyak metode (model) peramalan secara kuantitatif. Dalam melakukan peramalan, terkadang digunakan beberapa metode secara bersamaan, kemudian mencari metode mana yang paling baik dan cocok untuk meramalkan data tertentu. Proses pemilihan ini memerlukan beberapa kriteria yang dipakai acuan untuk memilih metode yang terbaik. Beberapa poin berikut (a dan b) sangat penting untuk diperhatikan bila dalam membuat peramalan terdapat beberapa alternatif pilihan model. a. Ukuran Kesalahan Peramalan in-sample Dalam melakukan prediksi, baik tidaknya hasil ramalan suatu model sangat menentukan keputusan apakah model tersebut akan dipakai atau tidak. Sebuah model dengan kesalahan peramalan yang terkecil tentunya akan dipilih untuk melakukan prediksi di masa mendatang. Besarnya kesalahan tersebut dapat dihitung melalui ukuran kesalahan peramalan, diantaranya sebagai berikut: MAPE (Mean Absolute Percentage Error) Prosentase kesalahan absolut rata-rata atau MAPE memberikan petunjuk seberapa besar kesalahan peramalan dibandingkan dengan nilai sebenarnya. MAPE lebih banyak digunakan untuk perbandingan pada data-data yang mempunyai skala interval waktu berbeda. Misalnya membandingkan ketepatan ramalan suatu metode pada dua data penjualan, dimana salah satu data diamati harian, dan data yang lain diamati bulanan. = MAE (Mean Absolute Error) Simpangan absolut rata-rata atau MAE mengukur akurasi peramalan dengan merataratakan nilai absolut kesalahan peramalan. Kesalahan diukur dalam unit ukuran yang sama saperti data aslinya. MAE digunakan bila ingin membandingkan ketepatan ramalan antara metode peramalan yang berbeda. = 1 MSD/ MSE (Mean Squared Deviation/ Mean Square Error) MSD sama dengan bentuk ukuran kesalahan MSE yang banyak dipakai sebagai ukuran kesalahan dalam pemodelan statistik. MSD menggunakan penyebut n tanpa memperhatikan derajat bebas model. MSD juga digunakan bila ingin membandingkan ketepatan ramalan antara metode peramalan yang berbeda, namun MSD memberikan ketelitian yang lebih baik daripada MAE sehingga banyak dipakai sebagai dasar dalam optimalisasi pembobotan. Page 8

9 = 1 ( ) Secara umum, semakin kecil nilai suatu ukuran kesalahan, maka akan semakin baik suatu model digunakan untuk prediksi. Namun untuk membandingkan antar metode peramalan yang berbeda, ukuran yang lebih tepat adalah MSD dan MAE (Makridakis, dkk.,1998). b. Ukuran Kesalahan Peramalan out-of-sample Dalam membangun suatu model peramalan yang baik, ukuran kesalahan tidak hanya dilihat dari hasil ramalan in sample (hasil ketepatan prediksi pada data masa lalu yang dipakai untuk membangun model) tetapi juga hasil ramalan out of sample (hasil ramalan di luar data yang dipakai untuk membangun model). Karena itu salah satu prosedur yang dilakukan dalam membangun model peramalan adalah dengan membagi data time series yang digunakan menjadi dua bagian yaitu initialization set dan test set. Tidak ada panduan khusus tentang banyaknya bagian dari data keseluruhan yang dipakai untuk initializaton set maupun test set. Beberapa literatur hanya memberikan acuan bahwa banyaknya test set bisa mengacu pada seberapa jauh prediksi ke depan akan dilakukan. Initialization set digunakan untuk melakukan estimasi parameter di dalam model yang dibangun, sedangkan test set digunakan untuk validasi apakah hasil ramalan dari model (yang dibangun dari initialization set) memang memberikan hasil yang baik. Ukuran-ukuran kesalahan MAPE, MAE dan MSD dapat juga dipakai untuk validasi ini. Makridakis, dkk (1998) menyebutkan bahwa bila test set tidak digunakan, maka hasil-hasil ramalan sematamata dibuat tanpa melibatkan validasi ramalan pada data-data terbaru (saat ini). Hal ini juga berguna untuk mewaspadai terjadinya overfitting pada saat model peramalan dibangun, karena tidak jarang terjadi suatu model memberikan ramalan yang baik pada insample, namun ternyata memberikan ramalan yang lebih jelek pada saat out-of sample. III. PERANAN KOMPUTER DALAM PERAMALAN Kemajuan teknologi informasi memungkinkan kegiatan peramalan saat ini dapat dilakukan dengan mudah lewat bantuan komputer. Seiring dengan kemajuan bidang software, saat ini banyak perangkat lunak aplikasi yang menyertakan fasilitas untuk analisis peramalan, bahkan ada yang khusus diterapkan untuk kegiatan peramalan. Salah satu software statistik yang cukup populer yang menyertakan fasilitas analisis peramalan adalah SPSS. Pada software SPSS versi 16.0 hingga yang terbaru telah menyediakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk melakukan kegiatan peramalan runtun waktu dengan mudah dan cepat. Fitur yang dimaksud adalah Expert Modeler. Fitur ini terletak pada menu Analyze - Time Series Create Model. Salah satu kelebihan utama fitur Expert Modeler adalah kemampuannya untuk Page 9

10 memilih model terbaik secara otomatis. Hal ini tentunya akan sangat membantu pengguna karena tidak perlu lagi melakukan trial and error dengan mencoba beberapa model yang mungkin untuk dibandingkan dan dipilih satu model yang terbaik. IV. TEKNIK PERAMALAN OPT DENGAN MENGGUNAKAN SPSS 4.1 Data dan Metode Peramalan OPT Data serangan OPT yang akan dibentuk model peramalannya merupakan data time series yang dikumpulkan sejak tahun 2007 hingga Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya sejauh ini sudah memiliki arsip data serangan OPT perkebunan 8 tahun terakhir, terhitung mulai dari tahun 2007 hingga tahun Untuk tingkat provinsi di wilayah kerja BBPPTP Surabaya, data yang tersedia adalah data triwulanan, sedangkan untuk tingkat kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Timur, data yang tersedia adalah data bulanan. Oleh karena data yang tersedia adalah data time series, maka metode peramalan yang digunakan adalah metode peramalan runtun waktu. Data time series yang digunakan sebagai contoh di sini adalah data luas serangan Oryctes rhinoceros pada kelapa di wilayah Provinsi Jawa Timur selama 8 tahun terakhir. Data tersebut berupa data triwulanan, mulai dari tahun 2007 hingga Dari data tersebut, akan coba dibuat model peramalan sekaligus angka ramalan serangannya untuk triwulan I hingga triwulan IV tahun Berikut adalah data time series yang digunakan sebagai contoh untuk dibuat model peramalannya. Tahun Triwulan Serangan (ha) Tahun Triwulan Serangan (ha) Page 10

11 4.2 Tahapan Peramalan OPT dengan menggunakan SPSS a. Memasukkan data historis serangan OPT pada SPSS Langkah-langkah memasukkan data historis serangan OPT pada SPSS adalah sebagai berikut : 1. Buka program SPSS melalui tombol Start Menu, sehingga di layar komputer Anda akan muncul kotak dialog sebagai berikut. 2. Klik Cancel, sehingga pada layar akan muncul dua buah file SPSS, yaitu : file data set SPSS, dan file output SPSS. 3. Masukkan data historis serangan OPT dengan meng-copy data tersebut dari file Excel dan mem-paste-nya ke dalam sheet Data View pada file data set SPSS. Page 11

12 4. Untuk memudahkan dalam membaca output, beri nama variabel yang menjelaskan data tersebut, misal nama variabelnya adalah SERANGAN. Caranya, klik sheet Variable View, select VAR0001 pada baris pertama kolom Name, lalu ketikkan SERANGAN seperti pada gambar berikut. b. Menetapkan periodisitas data serangan OPT pada SPSS Periodisitas data adalah satuan waktu pada data time series. Data time series bisa berupa data harian, mingguan, bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Agar data historis serangan OPT yang telah dimasukkan ke dalam data set SPSS dapat diolah untuk dibuat model peramalannya, maka perlu ditetapkan periodisitasnya terlebih dulu. Untuk menetapkan periodisitas data, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Klik menu Data > Define Date, sehingga pada layar komputer akan muncul tampilan kotak dialog sebagai berikut. Page 12

13 2. Pilih periodisitas data sesuai dengan data historis yang ada. Untuk data bulanan, pilih Years, quarters pada kotak Cases are dan ketikkan bulan dan tahun berapa data historis serangan OPT itu dimulai. Lalu, klik OK. Lebih jelas bisa dilihat gambar berikut. 3. Periksa file data set SPSS untuk memastikan periodisitas data sudah benar/sesuai. c. Membentuk model peramalan dan memprediksi serangan OPT ke depan Langkah-langkah membentuk model peramalan sekaligus memprediksi serangan OPT pada satu atau beberpa periode ke depan pada SPSS adalah sebagai berikut : 1. Klik menu Analyze > Time Series > Create Models, sehingga pada layar komputer akan muncul tampilan kotak dialog sebagai berikut. Page 13

14 2. Pada tab menu Variable, pilih (select) data yang akan dianalisis dan masukkan ke dalam kotak Dependent Variables dengan menekan tombol anah panah yang ada di sisi kirinya. Pastikan bahwa metode yang dipilih adalah Expert Modeler. 3. Pada tab menu Statistics, centang Display forecasts. Untuk pilihan-pilihan nilai statistik yang lain, boleh dicentang dan boleh dibiarkan seperti default. Page 14

15 4. Pada tab menu Plots, centang semua pilihan pada kotak Each Plot Displays, Untuk pilihan-pilihan yang lain, biarkan seperti default. 5. Pada tab menu Save, centang Predicted values, bisa juga dicentang pilihan yang lain. Tab menu ini berfungsi untuk menampilkan nilai prediksi, batas bawah, batas atas, dan sisaan dari proses peramalan pada file data set SPSS. 6. Pada tab menu Options, pilih opsi First case after end of estimation period through a specific date untuk periode peramalannya. Page 15

16 7. Klik OK, dan pada layar komputer akan muncul tampilan hasil output peramalan pada file output SPSS. d. Menginterpretasikan hasil output peramalan dengan SPSS Ada sejumlah informasi yang didapatkan dari hasil output peramalan dengan menggunakan SPSS, seperti : jenis model peramalan, kelayakan model peramalan, ketepatan model peramalan, dan nilai ramalan. 1. Jenis Model Peramalan Untuk mengetahui jenis model peramalan terbaik yang didapatkan, dapat dilihat pada tabel Model Description seperti berikut : Model Description Page 16

17 Interpretasi : Berdasarkan tabel Model Description di atas, dapat diketahui bahwa Model Peramalan yang terbaik dan sesuai dengan data historis yang dianalisis adalah Model Winters Multiplicative. Model peramalan ini menunjukkan bahwa fluktuasi serangan Oryctes rhinoceros pada kelapa di wilayah Provinsi Jawa Timur mengikuti pola musiman dengan besaran efek musiman yang berubah dari waktu ke waktu. Model peramalan yang dihasilkan dari proses peramalan bisa saja berubah dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan pola data yang ada. Model pada contoh ini pun bisa jadi berbeda bila rentang waktu data yang digunakan diganti, misalkan jika data yang digunakan diganti menjadi 5 tahun terakhir, maka bisa jadi model peramalan yang didapat akan berbeda dengan model yang menggunakan data 8 tahun terakhir. 2. Kelayakan Model Peramalan Untuk mengetahui layak tidaknya model peramalan untuk digunakan, dapat dilihat dari nilai signifikansi statistik Ljung-Box Q pada tabel Model Statistics. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka model peramalan dinyatakan layak untuk digunakan, sebaliknya jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka model peramalan dinyatakan tidak layak untuk digunakan. Model Statistics Interpretasi : Berdasarkan statistik uji Ljung Box Q, dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,589. Oleh karena nilai signifikansinya > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model peramalan layak untuk digunakan dalam memprediksi serangan Oryctes rhinoceros selama satu tahun ke depan. Sementara itu, nilai Stationary R-square sebesar 0,435 menunjukkan bahwa 43,5% serangan Oryctes rhinoceros pada masa yang akan datang dipengaruhi oleh pola data serangan yang terjadi pada masa lampau hingga saat ini, sedangkan sisanya (56,5%), dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. 3. Ketepatan Model Peramalan Untuk mengetahui ketepatan model peramalan dalam memprediksi data, dapat dilihat ukuran-ukuran ketepatan model peramalan pada tabel Model Fit, seperti : MAPE, MAE, dan lain-lain. Page 17

18 Model Fit Interpretasi : Dari tabel model fit di atas, dapat diketahui bahwa nilai MAPE sebesar 11,581% dan MAPE sebesar 11,581%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat akurasi rata-rata model dalam memprediksi serangan Oryctes rhinoceros pada kelapa adalah 11,581%. 4. Nilai Ramalan Untuk mengetahui nilai ramalan (prediksi) pada beberapa periode yang akan datang, dapat dilihat pada tabel Forecast. Sedangkan untuk mengetahui fluktuasi data, baik yang sudah terjadi atau yang akan diramalkan, dapat dilihat pada grafik di bawahnya. Forecast Page 18

19 Interpretasi : Dari tabel forecast dapat diketahui nilai ramalan luas serangan Oryctes rhinoceros pada kelapa di wilayah Provinsi jawa Timur untuk periode triwulan I hingga triwulan IV tahun Sebagai contoh, luas serangan Oryctes rhinoceros pada triwulan I tahun 2015 diperkirakan sekitar ha dengan kisaran antara ha. Dari tabel tersebut juga bisa dihitung nilai perkiraan kesalahan maksimal dalam peramalan, sebagai contoh misalkan untuk triwulan I tahun 2015, dengan tingkat kepercayaan 95%, diperkirakan bahwa luas serangan Oryctes rhinoceros tidak akan menyimpang lebih dari 30%. Dari grafik forecast dapat dilihat bahwa serangan Oryctes rhinoceros pada triwulan I tahun 2015 diprediksi mengalami penurunan jika dibandingkan serangan pada triwulan IV tahun 2014, dan diprediksi akan meningkat cukup tajam pada triwulan II tahun 2015 dan selanjutnya meningkat secara landai pada triwulan III dan IV tahun Dari grafik juga terlihat bahwa garis UCL dan LCL ramalan semakin ke kanan semakin menjauhi garis ramalannya. Hal ini menunjukkan bahwa presisi hasil peramalan untuk triwulan I adalah yang terbaik dibandingkan dengan presisi hasil ramalan untuk triwulan II, III, dan IV. Dari sini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa semakin jauh periode ramalan dengan periode data terakhir, maka semakin rendah pula tingkat presisi hasil ramalannya. Sebaliknya, semakin dekat periode ramalan dengan periode data terakhir, maka semakin tinggi pula tingkat presisi hasil ramalannya. Page 19

20 DAFTAR PUSTAKA Assauri, S Teknik dan Metode Peramalan Penerapannya dalam Ekonomi dan Dunia Usaha. Edisi 1. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta. Gaynor, PE and Kirkpatrick RC Introduction to Time Series Modelling and Forecasting in Business and Economics. Mc Grow Hill. Singapore. Makridakis S, Steven C. Wheelwirgh, Victor E. Mc Gee Metode dan Aplikasi Peramalan. Jilid 1. Edisi Kedua. Penerjemah : Hari Suminto. Bina Aksara. Jakarta. Mulyono, S Peramalan Bisnis dan Ekonometrika. Edisi Pertama. BPPE. Yogyakarta. Santoso, Singgih Business Forecasting Metode Peramalan Bisnis Masa Kini dengan Minitab dan SPSS. Elex Media Komputindo. Jakarta. Sugiarto dan Harijono Peramalan Bisnis. Gramedia. Jakarta. Page 20

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Peramalan harga saham merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh para investor. Munculnya model prediksi yang baru yang bisa meramalkan harga saham secara tepat merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS FORECASTING DALAM SPSS : APLIKASI KOMPUTER STATISTIK

ANALISIS FORECASTING DALAM SPSS : APLIKASI KOMPUTER STATISTIK ANALISIS FORECASTING DALAM SPSS Nama : GEOVANI NPM : 14210059 Kelas : 3.2.1.2 Semester/Jurusan Mata Kuliah DOSEN MATA KULIAH : Tiga ( 3) / Akuntansi : APLIKASI KOMPUTER STATISTIK : SUPRIYADI, SE ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK 3.1 Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winter Metode rata-rata bergerak dan pemulusan Eksponensial dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengertian Pengolahan Data Pengolahan data dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah dimengerti dan menguraikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah transportasi terus

Lebih terperinci

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL Minitab adalah program statistik yang setiap versinya terus dikembangkan. Gambar 1 memperlihatkan kepada anda aspek-aspek utama

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai jenis model/metode peramalan hubungan deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model Quadratic;

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN Ryan Putranda Kristianto 1), Ema Utami 2), Emha Taufiq Lutfi 3) 1, 2,3) Magister Teknik informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB IV METODE PERAMALAN Metode Peramalan 15 BAB METODE PERAMALAN 4.1 Model Sederhana Data deret waktu Nilai-nilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu (time series). Di dunia bisnis, data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan pada dasarnya merupakan proses menyusun informasi tentang kejadian masa lampau yang berurutan untuk menduga kejadian di masa depan (Frechtling, 2001:

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA Weny Indah Kusumawati Program Studi Sistem Komputer, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya email: weny@stikom.edu Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

ANALISIS DERET WAKTU

ANALISIS DERET WAKTU ANALISIS DERET WAKTU JENIS DATA Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Kedelai Dalam ketersediaan kedelai sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat dimana produksi kedelai merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan

Lebih terperinci

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh.

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh. PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REGION III DEPOT MALANG MENGGUNAKAN METODE WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 161 174. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API MEDAN-RANTAU PRAPAT DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTERS Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para pimpinan suatu perusahaan atau para pelaku bisnis harus menemukan cara untuk terus

Lebih terperinci

PERAMALAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL HOLT - WINTER

PERAMALAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL HOLT - WINTER PERAMALAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL HOLT - WINTER PERAMALAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL HOLT WINTER Adi Suwandi 1, Annisa 2, Andi Kresna Jaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Amsyah (2005), definisi sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan kerja dari prosedur

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Deret Waktu dengan Microsoft Office Excel Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai pola pergerakan data deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model

Lebih terperinci

METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU Encik Rosalina 1, Sigit Sugiarto 2, M.D.H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

(FORECASTING ANALYSIS):

(FORECASTING ANALYSIS): ANALISIS KUANTITATIF ANALISIS PERAMALAN Hand-out ke-3 ANALISIS PERAMALAN (FORECASTING ANALYSIS): Contoh-contoh sederhana PRODI AGRIBISNIS UNEJ, 2017 PROF DR IR RUDI WIBOWO, MS Contoh aplikasi tehnik peramalan

Lebih terperinci

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER 6.1. Analisis Pola Data Penjualan Ayam Broiler Data penjualan ayam broiler adalah data bulanan yang diperoleh dari bulan Januari 2006

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat penjualan untuk beberapa periode ke depan. Biasanya untuk

Lebih terperinci

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah sesuatu kegiatan situasi atau kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan zaman semankin maju dan berkembang pesat, di antaranya banyak pernikahan dini yang menyebabkan salah satu faktor bertambahnya

Lebih terperinci

Analisis Deret Waktu

Analisis Deret Waktu Analisis Deret Waktu Jenis Data Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi jahe

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 253 266. PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Lebih terperinci

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 Theresia Oshin Rosmaria Pasaribu 1 Rossi Septy Wahyuni 2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Permintaan III KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA 18 BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1. Pengumpulan Data Data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara di Jln. Asrama No. 179 Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena memiliki tanah yang subur, sebagian besar penduduk Indonesia banyak yang bekerja di bidang

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Afni Sahara (0911011) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

Nama : ANDRIAN RAMADHAN F NIM :

Nama : ANDRIAN RAMADHAN F NIM : UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TA. 2014/2015 Matakuliah : Lab Statistika Hari/Tanggal : Sabtu / 4 Juli 2015 Waktu / Ruang : 90 Menit / 2507 Kelas / Semester Dosen Pembina : IS-8 / VI : Sita Dewi Prahastini

Lebih terperinci

Universitas Gunadarma PERAMALAN

Universitas Gunadarma PERAMALAN PERAMALAN PERAMALAN Kebutuhan Peramalan dalam Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Operasi/produksi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis,1991). Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan

Lebih terperinci

Enter the Problem (Masukkan Permasalahan)

Enter the Problem (Masukkan Permasalahan) FORECASTING PENGANTAR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN FORECASTING Program ini mempraktekkan time series forecasting dan linear regresi. Metode time series meliputi simple average, moving average, dengan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era globalisasi saat ini, kartu kredit digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang tunai. Seiring dengan perkembangan zaman, pola prilaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang akan datang disebut ramalan dan tindakan dalam membuat dugaan atau perkiraan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika memegang peranan penting dalam kehidupan. Selain sebagai salah satu kajian ilmu utama dalam pendidikan, matematika juga berperan untuk menunjang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Curah Hujan Hujan sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat. Curah hujan tidak selalu sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada bulan-bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 1.1.1 Prediksi Prediksi adalah sama dengan ramalan atau perkiraan. Menurut kamus besar bahasa indonesia, prediksi adalah hasil dari kegiatan memprediksi atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desy Yuliana Dalimunthe Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Dari uraian latar belakang masalah, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Rianse dan Abdi dalam Surip (2012:33)

Lebih terperinci

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kain adalah bahan mentah yang dapat dikelola menjadi suatu pakaian yang mempunyai nilai financial dan konsumtif dalam kehidupan, seperti pembuatan baju. Contohnya

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-254 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 205, Halaman 957-966 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI NILAI KURS DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN EXPONENTIAL SMOOTHING

Lebih terperinci

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE Data yang digunakan adalah data M2Trend.wf1 (buku rujukan pertama, bab-8). Model analisisnya adalah Xt = M2 diregresikan dengan t = waktu. Model yang akan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di BAB 3 ANALISA DATA 3.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk penganalisaan tugas akhir ini adalah data jumlah hasil produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 Tabel 3.1 Data Produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DATA MINING Data Mining adalah analisis otomatis dari data yang berjumlah banyak atau kompleks dengan tujuan untuk menemukan pola atau kecenderungan yang penting yang biasanya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suatu proses dalam menggunakan data historis yang telah dimiliki untuk diproyeksikan ke dalam suatu model peramalan. Dengan model peramalan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU Romy Biri ), Yohanes A.R. Langi ), Marline S. Paendong ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Harga Harga yang terjadi di pasar merupakan nilai yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkannya.

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Perbandingan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan Klip (Studi Kasus PT. Indoprima Gemilang Engineering) Aditia Rizki Sudrajat 1, Renanda

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sifatnya peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Metode kuantitatif terbagi atas dua yaitu analisis deret berkala

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian dan Peranan Peramalan Aktivitas manajerial khususnya dalam proses perencanaan, seringkali membutuhkan pengetahuan tentang kondisi yang akan datang. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS

SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS Matakuliah : Peramalan Bisnis Kode Matakuliah/sks : AGB 201/ 3(2-3) Semester : 4 Prasyarat Deskripsi Singkat : Metode Statistika : Matakuliah ini memberikan pengetahuan,

Lebih terperinci