KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMA NEGERI 2 SAMARINDA.
|
|
- Irwan Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMA NEGERI 2 SAMARINDA Ruslan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda. Abstract: Kontribusi Keseimbangan dan Kekuatan Tungkai Terhadap Kemampuan Sepaksila dalam Permainan Sepaktakraw pada Siswa SMA Negeri 2 Samarinda. penelitian ini bertujuan untuk pemperoleh jawaban atas permasalahan: 1). Apakah ada kontribusi antara keseimbangan permainan sepaktakraw. 2)Apakah ada kontribusi antara kekuatan tungkai terhadap kemampuan. 3) Apakah ada kontribusi antara, permainan sepaktakraw. Penelitian ini bersifat asosiatif terhadap dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Populasi dan sampel adalah siswa SMA Negeri 2 Samarinda dipilih secara random sampling diperoleh sampel sebanyak 30 orang. Teknik analisis data yang digunakan regresi (uji-r). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Ada kontribusi antara keseimbangan permainan sepaktakraw, dengan nilai β = (p < 0.05), dimana besar kontribusi 84.30%. (2). Ada kontribusi antara kekuatan dalam permainan sepaktakraw, dengan nilai β = (p < 0.05), dimana besar kontribusi 55,10% (3). Ada kontribusi antara, terhadap kemampuan, dengan nilai Ro = (p < 0.05), dimana besar kontribusi 87.40% Kata kunci: keseimbangan, kekuatan tungkai, sepaksila, sepaktakraw. Olahraga permainan sepaktakraw merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umunya dan Sulawesi Selatan pada khususnya. Pembinaan olahraga sepaktakraw yang dilakukan oleh Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PERSETASI) adalah kegiatan besar dan kompleks. Tuntutan masyarakat akan prestasi pada cabang olahraga sepaktakraw menambah beban pembinaan itu. Upaya peningkatan prestasi sepaktakraw merupakan suatu hal yang dikehendaki setiap pelatih dan para atlet. Untuk mencapai prestasi maksimal, maka persiapan pelatih harus disusun secara sistematis melalui kegiatan yang berencana. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan secara matang, yaitu usaha pembinaan, pembibitan secara dini serta pendekatan secara ilmiah dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dibidang olahraga khususnya cabang olahraga sepaktakraw. Menurut pengamatan dilapangan, khususnya di SMA Negeri 2 Samarinda, bahwa minat olahraga sepaktakraw dikalangan pelajar sangatlah tinggi, hal ini disebabkan karena jenis olahraga ini tidak membutuhkan biaya yang tinggi, sarana dan prasarana yang tidak terlalu mahal, dan gerakannya yang kompleks sehingga dapat meningkatkan kesegaran fisik pada setiap orang yang melakukannya. Namun dari segi prestasi ternyata masih jauh dari harapan bila dibandingkan dari sekolah-sekolah yang lainnya khususnya yang ada di Samarinda. Dalam permainan sepaktakraw khususnya sepaksila, membutuhkan beberapa kemampuan kondisi fisik, diantaranya:. Kemampuan kondisi fisik tersebut adalah untuk mendukung segala aktivitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sepaksila dalam permainan sepaktakraw. Kekuatan tungkai dipergunakan untuk menahan beban tubuh pada saat melakukan sepaksila, panjang tungkai dipergunakan untuk bisa mengambila bolabola yang jauh dari badan, sedangkan 95
2 96 Jurnal ILARA, Volume Ruslan, III, Kontribusi Nomor Keseimbangan 1, Januari-Juni Dan 2012, Kekuatan hlm. Tungkai 95 Terhadap 101 Kemampuan Sepaksila 96 keseimbangan dipergunakan agar supaya pada saat melakukan sepaksila badan tetap seimbang sehingga bola dapat dikuasai dengan sempurna. Bertolak dari masalah tersebut diatas, maka penulis terdorong untuk menelaah salah satu dari sekian banyak permasalahan untuk menemukan seberapa besar kontribusi antara permainan sepaktakraw. Untuk maksud tersebut, maka calon memilih satu penelitian yang erat kaitannya dengan masalah pembinaan dan peningkatan prestasi belajar cabang olahraga permainan sepaktakraw khususnya sepaksila, dengan judul penelitian: kontribusi keseimbangan dan kekuatan tungkai terhadap kemampuan sepaksila dalam pemainan sepaktakraw pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda. METODE Variabel penelitian ini ada dua variabel yang terlibat, yakni variabel terikat dan variabel bebas. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut: Variabel bebas yaitu: Keseimbangan (X 1 ), Kekuatan tungkai (X 2 ), Variabel terikat yaitu: Kemampuan sepaksila dalam sepaktakraw (Y). Desain penelitian. Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi keseimbangan dan kekuatan SMA Negeri 2 Samarinda. Definisi Operasional Variabel. Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang meluas tentang variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabelvariabel tersebut perlu didefinisikan sebagai berikut: Keseimbangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mempertahankan posisi tubuhnya tetap seimbang baik pada saat diam ataupun pada saat bergerak. Kekuatan tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa mempergunakan otot tungkainya dalam menerima beban sewaktu bekerja atau beraktivitas. Kemamapuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa atau seseorang untuk menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Populasi adalah keseluruhan individu atau kelompok yang dapat diamati dari beberapa anggota kelompok (Arikunto, 1996:115). Adapun yang dijadikan populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMA Negeri 2 Samarinda. Sampel ialah sebagian dari anggota populasi yang diambil dengan menggunakan terknik tertentu yang disebut teknik sampling. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif banyak, maka peneliti membatasi dengan melakukan pemelihan secara acak dengan mempergunakan teknik Simple Radom Sampling dengan cara undian, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang siswa SMA Negeri 2 Samarinda. Data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini sesuai dengan variabel yang terlibat, yakni data keseimbangan dan data kekuatan tungkai dan data kemampuan. Penguran keseimbangan dengan Tes Keseimbangan Dinamis (Modified Bass Test of Dynamic Balance) (Nur Ichsan Halim, 2004: ). Tujuan: Untuk mengukur kemampuan keseimbangan dinamis. Alat: Ruang yang datar, Stopwatch, 11 potong pita plastic, Tanda berukran 1 x ¾ inci (2,54 x 1,9 cm), Pita ukur atau penggaris, Blanko/Formulir Tes, Alat tulis menulis.petugas: Pemandu tes sekaligus sebagai pengukur,pencatat skor. Pelaksanaan: Peserta tes berdiri pada kaki kanan sebagai awal, kemudian lompat ke tanda pertama bertumpu pada kaki kiri, kemudian pertahankan sikap berdiri dalam posisi statis selama 5 detik. Selanjutnya lompat kembali ke tanda kedua bertumpu pada kaki kanan kemudian pertahankan sikap selama 5 detik. Dilanjutkan dengan kaki lain, melompat dan mempertahankan sikap statis selama 5 detik, sampai tes ini diselesaikan. Ujung telapak kaki peserta tes harus benar-benar dapat menutupi setiap tanda pita plastik, sehingga tidak dapat dilihat. Percobaan dikatakan berhasil apabila setiap pita plastik tertutup oleh
3 Ruslan, Kontribusi Keseimbangan Dan Kekuatan Tungkai Terhadap Kemampuan Sepaksila 97 ujung telapak kaki, tumit tidak menyentuh lantai atau bagian badan lainnya, serta dapat mempertahankan sikap statis setiap pita plastik selama 5 detik dengan ujung telapak kaki tetap menutupi pita plastik dan berdiri tegak dengan satu kaki tumpu. Ujung kaki yang lain diletakkan dibelakang lutut kaki lainnya dan letakkan kedua tangan dipinggul. Dengan aba-aba yang diberikan peserta tes mengangkat tumitnya dari lantai atau menjinjit dan pertahankan sikap ini selama mungkin, tumit tanpa menyentuh lantai atau menggeserkan ujung telapak kaki dari tempat semula atau memindahkan kedua tangan dari pinggul. Penilaian: Setiap keberhasilan pendaratan maupun upaya menutupi pita plastik secara berturut-turut mendapat skor 5 dan 5, skor berikutnya untuk setiap detik dapat mempertahankan keseimbangan statisnya. Setiap peserta tes akan memperoleh 10 skor untuk setiap pita plastik atau mendapat 100 skor secara keseluruhan apabila dapat menyelesaikan seluruh rangkaian tes tersebut. Setiap keseimbangan 5 detik harus disebutkan dengan keras dengan satu skor untuk setiap detik dan catat nilainya pada setiap tanda plastik. (Peserta tes dipersilahkan mereposisi sendiri untuk 5 detik keseimbangan setelah gagal mendarat). Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan dicatat sebagai hasil akhir peserta test. Pengukuran Kekuatan tungkai dengan Tes Kekuatan tungkai (Leg Dynamometer) (Nur Ichsan Halim, 2004:29-30). Tujuan: Untuk mengukur kekuatan otot tungkai. Alat: Leg Dynamometer, Blanko/Formulir Tes, Alat tulis menulis, Petugas: Pemandu tes, Pencatat skor, Pelaksanaan: Peserta tes berdiri pada tumpuan back dan leg dynamometer dengan lutut ditekuk membentuk sudut derajat dan tubuh tegak. Panjang rantai dynamometer diatur sedemikian rupa sehingga posisi tongkat pegangan melintang di depan kedua paha. Belt atau ikat pinggang dililitkan pada pinggang dan tongkat pegangan. Tongkat pegangan digenggam dengan posisi tangan pronasi (menghadap ke belakang). Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dengan meluruskan sendi lutut perlahan-lahan, tanpa bantuan otot tangan dan otot punggung. Baca penunjukan jarum pada skala saat maksimum tercapai. Tes ini dilakukan 3 kali dengan selang waktu istirahat 1 menit. Penilaian: Skor terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kilogram (kg). Pengukuran sepaksila dalam sepaktakraw dengan Tes kemampuan sepaksila. Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan sepak sila dengan tes sepak sila. Alat dan perlengkapan: Lapangan yang datar, Bola takraw, Stopwatch, Formulir tes, Alat tulis menulis, Petugas: Pemandu tes sekaligus sebagai pengukur, Pencatat skor, Pelaksanaan tes: Testee berdiri dengan bebas dan memegang bola. Mendengar aba-aba Ya dengan segera testee melakukan sepak sila dan bersamaan stopwach dijalankan dan dihentikan setelah 1 (satu) menit. Peraturan: Bola disepak dengan kaki bagian dalam. Tinggi bola timangan adalah setinggi kepala atau tidak boleh kurang dari tinggi kepala tetapi boleh lebih tinggi. Bola yang jatuh ke tanah atau lantai dapat disepak kembali dan dilanjutkan score sepakan kedua.penilaian Sepakan yang terhitung sebagai nilai/score adalah yang memenuhi peraturan. Setiap bola yang disepak diberi nilai/score satu. Waktu testee melakukan tes sepakan sila adalah satu menit. Setelah seluruh data penelitian terkumpul yakni data keseimbangan, data kekuatan tungkai, dan data kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis statistik dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi 12 pada taraf signifikansi α=0,05 (95%). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis deskriptif (gambaran umum) data penelitian yang terdiri dari nilai tes Negeri 2 Samarinda. Gambaran data
4 98 Jurnal ILARA, Volume Ruslan, III, Kontribusi Nomor Keseimbangan 1, Januari-Juni Dan 2012, Kekuatan hlm. Tungkai 95 Terhadap 101 Kemampuan Sepaksila 98 serta kemampuan Sepaksila dapat dikemukakan sebagai berikut : Keseimbangan, diperoleh total nilai , rata-rata , data minimal 10.00, data maksimal 15.00, rentang nilai Kekuatan tungkai, diperoleh total nilai , rata-rata , data minimal 4.00, data maksimal 9.00, rentang nilai Kemampuan sepaksila, diperoleh total nilai , ratarata , data minimal 3.00, data maksimal 7.00, rentang nilai Nilai Statistik N Rata-rata Sum Minimal Maksimal Rentang KS KT KSL Pengujian Normalitas Data. Suatu data penelitian yang akan dianalisis secara statistik harus memenuhi syarat-syarat analisis. Untuk itu setelah data serta kemampuan sepaksila pada penelitian ini terkumpul, maka sebelum dilakukan analisis statistik untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu normalitas (Kolmogorov-Smirnov Z). Dari hasil uji normalitas (Kolmogorov- Smirnov Z) yang dilakukan. hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov smirnov menunjukkan hasil sebagai berikut: Keseimbangan diperoleh nilai Asymp. Sig (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data Keseimbangan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kekuatan tungkai diperoleh nilai Asymp. Sig (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data Kekuatan tungkai mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kemampuan sepaksila diperoleh nilai Asymp. Sig (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data Kemampuan sepaksila mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Variabel Absolut Positif Negatif KS-Z Asymp Ket KS Normal KT Normal KSL Normal Hasil Pengujian Analisis Regresi. Untuk pengujian hipotesis tersebut maka dilakukan uji regresi antara data Samarinda. hasil perhitungan regresi, diperoleh nilai β = dengan nilai t terhadap kemampuan sepaksila dengan hitung (t o ) = (P < 0.05), berarti ada menggunakan tehnik Regresi Pearson. kontribusi yang signifikan keseimbangan Hasil analisis regresi akan dijelaskan sebagai berikut: Hasil Pengujian kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan Negeri 2 Samarinda. Dengan demikian jika siswa memiliki keseimbangan yang baik Ada akan memberikan kontribusi terhadap kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan sepaksila. Variabel β t 0 P Keterangan KOL (X1) KSL (Y) Signifikan Hasil Pengujian kontribusi hitung (t 0 ) = (P < 0.05), berarti ada kekuatan tungkai terhadap kemampuan kontribusi yang signifikan kekuatan Ada kontribusi kekuatan tungkai terhadap SMA Negeri 2 Samarinda. Dengan demikian jika pemain memiliki kekuatan tungkai yang baik akan memberikan Samarinda. Hasil perhitungan regresi, kontribusi terhadap kemampuan sepaksila. diperoleh nilai β = dengan nilai t
5 Ruslan, Kontribusi Keseimbangan Dan Kekuatan Tungkai Terhadap Kemampuan Sepaksila 99 Variabel β t 0 P Keterangan KOP (X2) KSL (Y) Signifikan Hasil Pengujian kontribusi uji signifikasi dengan menggunakan uji F diperoleh F hitung = (P < 0.05), berarti ada kontribusi yang signifikan Negeri 2 Samarinda. Ada kontribusi kontribusi keseimbangan dan kekuatan Negeri 2 Samarinda. Dengan demikian jika siswa memiliki keseimbangan, dan SMA Negeri 2 Samarinda. hasil kekuatan tungkai yang baik akan perhitungan regresi ganda, diperoleh nilai memberikan kontribusi terhadap R hitung (Ro) = setelah dilakukan kemampuan sepaksila. Variabel Ro F 0 P Keterangan KOL (X1) KOP (X2) KSL (Y) Signifikan Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Ketiga hipotesis tersebut harus diuji kebenarannya melalui data empiris. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji regresi (statistic parametrik) maka hasil seperti berikut: Ada ini berarti ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan tungkai dengan dengan Samarinda. Untuk nilai R Square = berarti bahwa 55.10% kekuatan tungkai kontribusi yang signifikan antara memberikan kontribusi kemampuan keseimbangan terhadap kemampuan pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda r. Hipotesis statistik yang akan diuji adalah H 0 : βx 1.y = 0, H 1 : βx 1.y 0, Hasil pengujian: Analisis data yang diperoleh nilai β = dengan nilai t hitung (to) = ( P Sedangkan sisanya (100% % = 44.9%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Ada kontribusi yang signifikan antara < 0.05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada kontribusi yang signifikan antara keseimbangan dengan Negeri 2 Samarinda. Hipotesis statistik Samarinda. Untuk nilai R Square = yang akan diuji adalah H 0 : Rx 1.2.y = 0, H 1 : Rx 1.2.y 0, Hasil pengujian: Analisis data yang diperoleh nilai R hitung = berarti bahwa 84.30% keseimbangan dengan nilai F hitung = ( P < 0.05), memberikan kontribusi kemampuan maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada kontribusi yang signifikan antara Sedangkan sisanya (100% % = 15.7%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Negeri 2 Samarinda. Untuk nilai R Square Ada kontribusi yang signifikan = 0.874, berarti bahwa 87.40% antara kekuatan tungkai terhadap keseimbangan, dan kekuatan tungkai memberikan kontribusi kemampuan sepaktakraw SMA Negeri 2 Samarinda. Hipotesis statistik yang akan diuji adalah H 0 : βx 2.y = 0, H 2 : βx 2.y 0, Hasil pengujian: Analisis data yang diperoleh nilai β = dengan nilai t hitung (to) = ( P < Sedangkan sisanya (100% % = 12.60%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. 0.05), maka H 0 ditolak dan H 2 diterima. Hal
6 100 Jurnal ILARA, Volume Ruslan, Kontribusi III, Nomor Keseimbangan 1, Januari-Juni Dan Kekuatan 2012, Tungkai hlm. 95 Terhadap 101 Kemampuan Sepaksila 100 Pembahasan Hasil-hasil analisis kontribusi antara kedua variable bebas terhadap varuabel terikat dalam pengujian hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teoriteori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang diperoleh. Adapun penjelasan untuk memberikan kejelasan keterkaitan variablevariabel bebas terhadap variable terikat adalah sebagai berikut: Pembahasan kontribusi keseimbangan terhadap Samarinda. Ada kontribusi keseimbangan Negeri 2 Samarinda. Hasil ini menunjukkan bahwa keseimbangan merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kemampuan sepaksila. Keseimbangan merupakan bagian dari ekstremitas superior. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah kemampuan seseorang mempertahankan sistem tubuh baik dalam posisi statis maupun lebih-lebih dalam posisi gerak dinamis. Keseimbangan ini diharapkan dapat berperan dalam melakukan gerakan sepaksila dalam permainan sepaktakraw. Pada gerakan sepaksila bagaimana peranan keseimbangan sangat dibutuhkan karena dengan keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkoordinasikan gerakan-gerakan dan dalam ketangkasan unsur kelincahan. Dengan demikian keseimbangan memiliki kontribusi sebesar 84,30% terhadap kemampuan sepaksila SMA Negeri 2 Samarinda. Pembahasan kontribusi kekuatan SMA Negeri 2 Samarinda. Ada kontribusi kekuatan tungkai terhadap kemampuan Hasil ini menunjukkan bahwa kekuatan tungkai merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kemampuan sepaksila. Kekuatan tungkai juga dikenal dengan istilah exsplosif, yang sangat diperlukan dalam bebagai cabang olahraga. Hakekatnya bahwa kekuatan tungkai merupakan salah satu komponen kondisi fisik, dimana kekuatan dan kecepatan otot dikombinasikan dalam satu pola gerak. Kekuatan tungkai berfungsi untuk membantu pola gerak dalam melakukan sepaksila. Kekuatan tungkai adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan otot tungkainya dalam menerima beban sewaktu melakukan sepaksila. Dengan demikian kekuatan tungkai memiliki kontribusi sebesar 55.10% terhadap kemampuan sepaksila SMA Negeri 2 Samarinda. Pembahasan kontribusi Negeri 2 Samarinda. Ada kontribusi Negeri 2 Samarinda. Hasil ini menunjukkan bahwa keseimbangan dan kekuatan tungkai merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kemampuan melakukan sepaksila. Dimana Keseimbangan merupakan bagian dari ekstremitas superior. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah kemampuan seseorang mempertahankan sistem tubuh baik dalam posisi statis maupun lebih-lebih dalam posisi gerak dinamis. Sedangkan Kekuatan tungkai adalah salah satu komponen fisik yang tak kalah pentingnya dalam upaya mendukung pencapaian tersebut, prestasi pada umumnya. khususnya dalam cabang olahraga sepaktakraw. Kekuatan tungkai merupakan daya penggerak sekaligus pencengah cedera dalam suatu kegiatan atau aktivitas fisik. Kekuatan tungkai dapat pula membangkitkan ketengangan pada waktu mendapat beban dalam waktu tertentu. Dengan demikian keseimbangan dan kekuatan tungkai memiliki kontribusi sebesar 87.40% terhadap kemampuan
7 Ruslan, Kontribusi Keseimbangan Dan Kekuatan Tungkai Terhadap Kemampuan Sepaksila 101 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan uraian pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada kontribusi antara keseimbangan terhadap kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw, dengan kontribusi 84.30% pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda. Ada kontribusi antara kekuatan tungkai permainan sepaktakraw, dengan kontribusi 55,10% pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda. Ada kontribusi antara, terhadap sepaktakraw, dengan kontribusi 87.40% pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda. Saran Berdasarkan hasil ananlisis data dan kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Dari penelitian ini, bagi mahasiswa atau pelatih pembinaan prestasi sepaktakraw khususnya teknik dasar sepaksila diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai unsur keseimbangan, kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepaksila. Untuk mencapai hasil kemampuan sepaksila yang baik, hendaknya perlu dipertimbangkan pula sumbangan-sumbangan yang lain yang mungkin masih ada, yang perlu dikaji dan dicari lebih mendalam lagi. Bagi siapa saja yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar melibatkan variabel lain yang relevan dengan penelitian ini agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk memperkaya khasanah disiplin ilmu keolahragaan, khususnya dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Nuril Latihan kesegaran jasmani. Yayasan Widya Laksana. Darwis Ratinus, Olahraga pilihan sepaktakraw. Depdiknas. Djalal, Djen Fisiologi olahraga. Makalah pelantikan mutu SDM. Pelatihan cabang olahraga atletik dasar. Makassar Halim, Ichsan, Nur Tes dan pengukuran jasmani universitas negeri Makassar. Makassar Harsuki Perkembangan olahraga terkini kajian para pakar. PT. Raja Grafindo Persada. Mardalis Metode penelitian untuk skripsi. PT Grafindo Persada. Utomo, Surtiyo dan Surwandi Penjasorkes pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan 2.PT Bumi Aksara. Pengajar, SD. Tim Pendidikan jasmani dan kesehatan 5. Yudhistira. Bogor Pengajar, Sepaktakraw. Tim Diklat sepaktakraw. Fakultas ilmu keolahragaan UNM Prawira Saputra, Sudrajat Sepaktakraw. DEPDIKBUD Dirjen Dikta. Ramli dan Usaman, Arifuddi, Diklat TP. Sepaktakraw. Fakultas ilmu keolahragaan UNM Sajoto, Mohamad Pembinaan kondisi fisik dalam bidang olahraga. DEPDIKBUD Dirjen Dikti. Sarwono Pengantar penelitian pendidikan. PT Gramedia Pustaka. Savilla, Conseula. G. & dkk Pengantar metode penelitian. Penerbit Universitas Indonesia. Sugiono Dasar-dasar penelitian. CV Karya Ilmiah. Yususf. Ucup dkk Pembelajaran permainan sepaktakraw pendekatan keterampilan di SMU. Dirjen olahrag. pusat.
KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.
Adil, Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan terhadap Kemampuan Sepakmula pada Permainan Sepaktakraw 11 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN
Lebih terperinciHUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU.
Ruslan, Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lari 60 Meter 39 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER
Lebih terperinciYasriuddin. Kata kunci: komponen fisik, kemampuan sepaksila, sepaktakraw.
1 PERBANDINGAN KOMPONEN FISIK DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW ANTARA SISWA SMA NEGERI 1 POLONGBANGKENG UTARA DENGAN SISWA SMA NEGERI 1 POLONGBANGKENG SELATAN KABUPATEN TAKALAR Yasriuddin
Lebih terperinciKONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA.
1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO
Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 20 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD
Lebih terperinciMuhammad Adam Mappaompo
29 HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA TIM GELORA KABUPATEN SINJAI Muhammad Adam Mappaompo Jurusan Pendidikan Olahraga
Lebih terperinciKONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA
1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA Muchamad Samsul Huda Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.
Lebih terperinciMotion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehubungan banyaknya teknik dasar dalam permainan sepaktakraw, maka yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah teknik dasar sepak sila. Ucup (2004:32), mengemukakan
Lebih terperinciNurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.
1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA SMA NEGERI 2 SEBULU KHUTAI KARTANEGARA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan
Lebih terperinciHUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO.
HUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO Andref Novrianto Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas
Lebih terperinciKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI
Mappaompo, Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola 88 KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA
Lebih terperinciIndrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.
Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW
Lebih terperinciFahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.
Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 87 KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KELENTUKAN TOGOK KE DEPAN, DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KE DEPAN PADA
Lebih terperinciAndi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK
KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW SISWA SMP NEGERI 1 TANASITOLO KABUPATEN WAJO Andi Rizal Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau
Lebih terperinciLAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan
LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot tungkai, power otot lengan, kelentukan dan keseimbangan dengan hasil belajar kayang
Lebih terperinciHUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA.
1 HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA Janje J Sapulete Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA
Huda, Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 73 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA
Lebih terperinciANALISIS KOMPONEN FISIK DAN STRUKTUR TUBUH DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW MAHASISWA BKMF SEPAKTAKRAW FIK UNM
1 ANALISIS KOMPONEN FISIK DAN STRUKTUR TUBUH DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW MAHASISWA BKMF SEPAKTAKRAW FIK UNM Muhammad Adnan Hudain Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2010:160) Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan
Lebih terperinciKONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM.
Adil, Kontribusi Kecepatan, Kelincahan, dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola 1 KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA
Lebih terperinciHUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR
Indrawansyah, Hubungan Power Lengan dan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Memukul Bola Kasti 11 HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA
Lebih terperinciKOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru
Latuheru, Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, dan Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring Bola 1 KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN
Lebih terperinciR3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Adapun desain yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : X1 R1 R 4 R 6 X2 R2 Y R 5 R3 X3 R 7 Gambar. 3.1 Desain Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah sumber data yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Adapun mengenai objek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di Kampus
Lebih terperinciKONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM BUGAR NUSANTARA PADA SISWA KELAS V SDN NO. 022 SAMARINDA ULU. Ruslan
1 KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM BUGAR NUSANTARA PADA SISWA KELAS V SDN NO. 022 SAMARINDA ULU Ruslan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional.
38 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia. Pada awalnya permainan ini dikenal dengan istilah sepak raga atau mula. Permainan ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara power tungkai,keseimbangan badan dan koordinasi dengan hasil tendangan full-volley dalam olahraga sepak bola. Desain penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMPN 2 Maja tepatnya di kabupaten majalengka kecamatan maja. Populasi penelitian adalah semua siswa dan siswi yang mengikuti
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara
38 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:160) Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian
Lebih terperinciUntuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai
Mata Kuliah : Sepaktakraw Kode Mata Kuliah : PJM 111 Materi: Teknik Dasar Sepaktakraw Teknik Dasar Sepaktaraw Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas lapangan yang rata, persegi panjang, terbuka atau tertutup yang tidak dihalangi benda apapun.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. dengan tujuan penelitian. Menurut (Kartini Kartono,1980:16) menyatakan :
31 III. METODOLOGI PEELITIA A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan
Lebih terperinciterdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani
Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo
Lebih terperinciBAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Kuningan, Kecamatan Cilimus.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.
Saharullah, Pengaruh Latihan Cross Jump Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola 39 PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017
PENGUKURAN KOMPONEN BIOMOTORIK MAHASISWA PUTRA SEMESTER V KELAS A FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN IKIP PGRI BALI TAHUN 2017 I Gusti Putu Ngurah Adi Santika, S.Pd., M.Fis. Fakultas Pendidikan
Lebih terperinciEsra Fitriyanti Kedo ABSTRAK
KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan
Lebih terperinciKORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI
KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.
Lebih terperinciuntuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga permainan tenismeja di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan.ini dapat dilihat pada setiap event atau pertandingan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO
Jurnal Prestasi Vol. 1 No. 1, Juni 2017 : 6-10 p-issn : 259-939 PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO Ibrahim
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan,
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.
Lebih terperinciBAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117
BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Menurut Arikunto Suharsimi (2010:203) metode penelitian adalah
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.
Lebih terperinciMELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY
MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY ABSTRAK Ajaran dalam pencak silat meliputi empat aspek, yaitu aspek
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (013 : 160) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Lebih lanjut dikatakan
Lebih terperinciBAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan
46 BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode penelitian mempunyai
Lebih terperinciCompetitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BOLAVOLI SISWA SMA NEGERI 14 MAKASSAR DITINJAU DARI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN OLEH : NASRIADI )* Guru SMA Negeri 14 Makassar ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian PS PADMA berdiri pada tanggal 20 Juni 1982 yang beralamat di Jl. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur
37 III. METODE PENELITIAN A. Hakikat Metode Penelitian Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut dapat menggunakan metode atau alat yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan, penelitian ini memberikan simpulan bahwa anthropometri yang meliputi tinggi badan, berat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang
33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SSB Satria Muda yang berada di daerah kabupaten Subang. Waktu penelitian dilaksanakan
Lebih terperinci: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah korelasional (corelational design), yang menyatakan panjang tungkai (X 1 ) power otot tungkai (X 2 ) dan
Lebih terperinciLatihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas
Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh
Lebih terperinciLampiran 1 67
LAMPIRAN 66 Lampiran 1 67 Lampiran 2 68 Lampiran 3 69 Lampiran 4 70 Lampiran 5 71 72 Lampiran 6 PROSEDUR PENELITIAN Petunjuk pelaksanaan tes : a. Kelincahan Instrumen yang digunakkan untuk mengukur kelincahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneliti Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai
Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.
Lebih terperinci2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga
Lebih terperinciHubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar
Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Oleh : M. Sahib Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu rumusan masalah. Keberhasilan suatu penelitian tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebagai penunjang untuk mempermudah penulis dalam mengambil langkahlangkah dalam penelitian, penulis menggunakan suatu metode. Metode adalah langkah-langkah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel dan Desain Penelitian 3.1.1. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang hendak diselidiki atau objek yang menjadi sasaran penyelidikan.
Lebih terperinciJURNAL SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KLUB SEPAKTAKRAW YUNIOR PANGGUL TRENGGALEK 2016
JURNAL SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KLUB SEPAKTAKRAW YUNIOR PANGGUL TRENGGALEK 2016 Oleh: WAHYU HADI SANTOSO 12.1.01.09.0185 Dibimbing oleh : 1. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd 2. Abdian Asgi Sukmana,
Lebih terperinciHUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR
1 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR Muhammad Sahib Saleh Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK
Lebih terperinci` III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
` III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut.
Lebih terperinciA. Daya Tahan dan Kekuatan Otot
Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan di Indonesia terdapat tiga macam yaitu: (1) intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Lebih terperinciSURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016
SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016 Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada jurusan PENJASKESREK OLEH : WIDYA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi di Jl. Setiabudhi No. 229 Bandung pada anggota ukm futsal putra B. Populasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. Menurut sugiyono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Suatu penelitian membutuhkan sebuah desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DENGAN PRESTASI LARI 50 METER PADA SISWA KELAS V PUTRA SDN BANGUNSARI I KECAMATAN BANDAR KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW. Islamuddin*)
HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW *) Abstrak: Keterampilan smash sepaktakraw dapat dikaitkan dengan kecepatan reaksi kaki, daya ledak
Lebih terperinciKONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER
KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER (Studi Korelasi Multivariat Indek Massa Tubuh, Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut, dan Kecepatan
Lebih terperinciHUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN
HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciKONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.
1 KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN Jurnal Oleh Rahmat Ramadhan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Sampel Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan
Lebih terperinciLampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN
Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur 10-12 tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR 10 12 TAHUN A. Rangkaian Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk
Lebih terperinci