PADA JUZ 30 AL-QUR AN AL-KARIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PADA JUZ 30 AL-QUR AN AL-KARIM"

Transkripsi

1 MORFOSINTAKSIS VERBA TRILITERAL PADA JUZ 30 AL-QUR AN AL-KARIM FI IL TSULATSI MUJARRAD Annisa Andriani Sastra Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Depok, Indonesia Abstrak Jurnal ini ditulis untuk menganalisis verba triliteral dalam juz 30 Al-Qur an dari segi morfologi dan sintaksis. Analisis ini merupakan analisis kualitatif dan desain deskriptif. Tujuan pengalisisan verba triliteral dalam juz 30 Al- Qur an untuk memamparkan pola-pola verba triliteral yang paling banyak digunakan dan memaparkan analisis sintaksis dalam bahasa Arab. Data dalam skripsi ini didapatkan dari juz 30 Al-Qur an dan dipersempit hanya dengan menganalisa verba triliteral. Teori yang digunakan dalam menganalisa morfologi dan sintaksis dalam bahasa Arab ini adalah teori morfologi dari Holes (1995) dan teori morfologi yang dikemukakan oleh Ahmed (2008). Hasil dari analisis ini dalam segi morfologi adalah pola-pola konjugasi verba triliteral yang paling banyak digunakan dalam juz 30 dan dari segi sintaksis dengan mengalisa klasifikasi verba, modus, dan struktur yang terdapat dalam juz 30 Al-Qur an. Kata kunci: Morfologi, sintaksis, verba triliteral, Al-Qur an. Morphosyntax of Triliteral verb Fi il Tsulatsi Mujarrad in Chapter 30 of Qur an Karim Abstract This journal was written to analyze the triliteral verbs in chapter 30 of Quran in terms of morphology and syntax. This analysis is an analysis of qualitative and descriptive design. Purpose of analyzing triliteral verbs in 30 chapters of the Quran to describe patterns of triliteral verbs which are the most widely used and explained in Arabic syntactical analysis. The data in this paper come from chapter 30 of Quran and narrowed only by analyzing the triliteral verbs. The theory used to analyze the morphology and syntax of the Arabic language are the theory of morphology of Holes (1995) and morphology theory proposed by Ahmed (2008). The results of this analysis in terms of morphology is verb conjugation patterns triliteral of the most widely used in terms of chapters 30 and by analyzing the syntactic classification of verbs, mood, and structure contained in the 30 chapters of the Qur an. Key word: Morphology, syntax, triliteral verb, Qur an 3

2 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2005: 3). Dalam kalimat ini telah dijelaskan bahwa sesuatu yang keluar dari organ alat ucap dan memiliki arti dan disepakati orang banyak maka dapat disebut dengan bahasa. Banyak bahasa yang berkembang di dunia ini, baik bahasa yang diakui oleh PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) atau bahasa yang berkembang di negara atau masing-masing daerah sebagai bahasa ibu. Dalam penelitian skripsi ini, penulis akan memfokuskan penelitian di dalam bahasa Arab. Bahasa Arab termasuk ke dalam kelompok bahasa Semit. Kelompok bahasa semit itu sendiri ada banyak, di antaranya bahasa Akkadia (Babylonia dan Assyria), Ugaritik, Ibrani, Funisia, Syiria, Etiopia, Arabia Selatan, dan banyak dialek Arab lainnya (Mahjudin, 1996: 29). Bahasa Arab ini sendiri juga memiliki sistem atau peraturan-peraturan di dalamnya. Sama dengan kebanyakan bahasa lainnya, bahasa Arab juga bahasa yang di dalamnya terdapat aturan tentang morfologi dan sintaksis. Pembahasan mengenai morfologi dan sintaksis ini yang akan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Morfologi merupakan hal yang penting dalam mempelajari suatu bahasa karena dari sini kita dapat mengetahui bagaimana sebuah bahasa itu dapat dimengerti dari segi pemahaman tiap kelas kata. Dalam buku Pesona Bahasa dijelaskan bahwa pada dasarnya morfologi digunakan untuk menelaah struktur intern kata (Kushartanti, dkk: 2005). Karena itu, morfologi sering disebut pula tata kata atau tata bentuk. Kamus Linguistik menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya (Kridalaksana: 2008). Sintaksis yang dijelaskan di dalam buku sintaksis bahasa Indonesia adalah sintaksis yang membahas tentang penataan dan pengaturan kata-kata ke dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut dengan satuan-satuan sintaksis, yakni, frase, kalusa, kalimat dan wacana. Dalam kamus linguistik, sintaksis dijelaskan sebagai pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau satuan-satuan yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar di dalam bahasa. Fungsi dari sintaksis adalah untuk menelaah struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frasa hingga kalimat (Kushartanti, dkk: 2008). Penulis memilih judul ini karena ingin mengkaji pola verba triliteral yang paling banyak digunakan di dalam Al-Qur an, sehingga para pembaca yang ingin mengetahui mengenai masalah ini akan merujuk kepada analisis yang telah penulis kaji. Pemaparan di latar belakang yang menjadikan alasan bagi penulis untuk menulis tentang bentuk dan pola verba yang dominan digunakan dalam Juz 30 AL- Qur an. 1.2 Perumusan Masalah Jurnal ini akan lebih memfokuskan terhadap beberapa masalah. Permasalahan tersebut akan dirinci sebagai berikut, yaitu: 1. Bagaimana morfosintaksis verba triliteral fi il tsulatsi mujarrad pada juz 30 Al- Qur an Al-Karim? 2. Pola pola verba trliteral apa saja yang paling produktif dalam juz 30 Al-Qur an Al-Karim? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulisann jurnal ini adalah: 1. Menjelaskan morfosintaksis verba triliteral fi il tsulatsi mujarrad pada juz 30 Al- Qur an Al-Karim. 2. Menjelaskan pola pola verba triliteral yang paling produktif dalam juz 30 Al- Qur an Al-Karim. 1.4 Metodologi Penelitian Sub bab ini menjelaskan metode-metode yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji penelitian ini. Metodologi penelitian ini sendiri membahas hal-hal seperti korpus data yang digunakan dalam penelitian ini, berikutnya adalah metode dan teknik pemerolehan data yang digunakan oleh penulis dimulai dengan studi pustaka dari buku-buku yang digunakan sebagai acuan penelitian ini. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode dekriptif, arti dari deskriptif itu sendiri adalah menjelaskan atau mendeskripikan, maka metode ini digunakan untuk mengambarkan atau menjelaskan apa yang menjadi pusat penelitian dari jurnal ini. Tujuan dari metode ini adalah agar para pembaca dapat mengerti objek penelitian yang telah diteliti oleh penulis. 1.5 Sistematika Penulisan Jurnal ini terdiri dari lima bab, yang masingmasing babnya memiliki topik sendiri-sendiri. Bab pertama merupakan bab pendahuluan. Bab ini berisikan beberapa sub bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua terdiri dari tinjauan pustaka dari buku-buku yang sangat berkaitan dengan penelitian ini. Bab tinjauan pustaka ini ada untuk mengkaji penelitian-penelitian sebelumnya yang sangat berkaitan atau mendekati dengan penelitian yang sedang dikerjakan oleh penulis. Bab ketiga merupakan bab kerangka teoritis. Bab ini digunakan untuk 4

3 menjelaskan teori-teori dasar yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis data yang ada. Teori-teori dasar yang termasuk dalam bab ini adalah teori yang menjelaskan mengenai morfosintaksis dan verba triliteral. Bab keempat menjelaskan analisis verba dalam juz 30. Analisis ini berdasarkan verba verba yang paling dominan digunakan di dalam juz 30 AL- Qur an. Analisis morfologi dan sintaksis terkait verba yang terdapat di juz 30 Al-Qur an. Bab kelima merupakan bab terakhir dalam jurnal ini. Bab ini merupakan kesimpulan analisis data yang sudah dibahas dalam jurnal ini. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengantar Tinjauan pustaka itu sendiri merupakan pembahasan penelitian atau upaya untuk membaca penelitian yang sudah ada dan pada akhirnya terkait dan akan dikembangkan oleh penulis. Tinjauan pustaka biasanya merupakan buku-buku atau artikel yang pernah membahas hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ditulis oleh penulis. Berikut ini merupakan buku-buku yang ditulis oleh para pakar linguistik dan menjadi tinjauan pustaka penulis yang terkait dengan morfologi dan sintaksis di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. 2.2 Kridalaksana (1987) Hal-hal yang berkaitan dengan judul jurnal penulis ada pada bab 1, yaitu pendahuluan mengenai morfologi dan bagaimana kata itu terbentuk dari satuan morfem. Dalam buku ini dijelaskan bahwa morfologi dapat dipandang sebagai pola-pola yang memuat unsur-unsur bahasa dan kaidah-kaidah yang menjadi faktor-faktor wujud kata dan dari sudut lain subsistem ini dapat dipandang sebagai proses mengolah unsurunsur bahasa tersebut menjadi kata. Buku ini juga menjelaskan bahwa berdasarkan makna yang terkandung di dalamnya morfem terbagi menjadi 2 jenis, yaitu morfem leksikal yang makna dan bentuknya sedikit banyak sama dengan leksem dan morfem gramatikal yaitu satuan pembentuk kata yang sedikit banyak menyebabkan leksem itu mempunyai makna gramatikal (Kridalaksana, 1987: 2). Morfem leksikal dan morfem gramatikal ini berlaku untuk proses pembentukan kata sebagai satuan sintaksis. Hal-hal yang mendasari sehingga dapat terbentuknya sebuah kata adalah leksem dan karena proses ini menyangkut pembentukan kata maka subsistem ini disebut morfologi leksikal dan morfologi derivatif. Dijelaskan juga mengenai sektor gramatika yang menyangkut perubahan kata menjadi satuan yang dapat berperan dalam sintaksis disebut dengan morfologi inflektif. Kridalaksana menerangkan kedua morfem ini dengan menggunakan contoh dari bahasa Inggris, yaitu: (1) Writers penulis-penulis Dari contoh di atas dijelaskan bahwa kata tersebut berasal dari leksem write menulis yang berubah menjadi writer penulis setelah mengalami proses morfologi leksikal karena mendapat imbuhan er, yaitu sebuah morfem derivatif. Ketika kata tersebut mendapat sufiks s sebagai penanda plural maka perubahan ini merupakan perubahan dari morfologi inflektif. Dapat disimpulkan bahwa derivasi terjadi sebelum kata, sedangkan inflektif terjadi setelah kata terbentuk (Kridalaksana, 1987: 2). 2.3 Holes (1995) Buku ini terdiri atas beberapa bab dan yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini adalah bab tiga yaitu morfologi verba dalam bahasa Arab. Hal-hal yang dijelaskan di dalam bab morfologi verba ini adalah hal-hal mengenai prinsip dasar dari derivasi morfologi bahasa Arab yang berkaitan dengan root (akar) dan pattern (pola) dalam kosa kata bahasa Arab. Holes memberi simbol akar kata tersebut dengan tiga konsonan, yaitu K1K2K3, simbol dasar ini didapatkan dari kata dalam bahasa Arab yang disusun oleh beberapa konsonan. Menurutnya, sebuah kata bahasa Arab dibentuk dengan cara struktural dan semantis berkaitan dengan akar katanya. Contoh yang dikemukakan oleh Holes dalam bukunya adalah kataba, yang disimbolkan dengan KTB / كك تت بب / yang / كك تت بب / KTB memiliki arti menulis. Dari akar kata dapat ditemukan turunan kata-kata, seperti KiTa:B / / maktaba meja, / م ك ت ب / maktab buku, / ك ت ابب sebagainya. perpustakaan dan lain / م ك ت ب ة Holes juga menjelaskan bahwa di dalam bahasa Arab modern (Modern Standard Arabic), verba bahasa Arab mengenal 15 pola, akan tetapi hanya 10 pola yang aktif digunakan hingga sekarang. Kesepuluh pola /, ف ع ل / K1aK2K2aK3a /, فعل / K1K2K3 tersebut adalah:, / ا أ ف ع ل /?K1K2aK3a /, ف اع ل / K1âK2aK3a ف اع ل / tak1âk2k3a /, ت ف ع ل / tak1k2k2ak3a /, ت,/ اا ف ت ع ل / ik1tak2ak3a,/ اا ن ف ع ل / ink1ak2ak3a /. ااس ت ف ع ل / istak1k2ak3a /, ااف ع ل / ik1k2ak3k3a 2.4 Kushartanti, dkk (2005) Bahasan morfologi di dalam buku Pesona Bahasa dibahas oleh Djoko Kentjono. Kentjono menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan morfologi adalah studi gramatikal intern kata. Morfologi ini sendiri sering juga disebut dengan tata kata atau tata bentuk. Bab ini menjelaskan banyak hal mengenai morfologi. Yang dibahas dalam bab ini adalah satuan gramatikal terkecil (morfem), wujud lahirnya, jenisnya, hubungannya dengan kata, proses pembentukan kata, serta makna gramatikalnya, dan banyak hal lainya yang masuk ke dalam bab morfologi ini. Morfologi menurut Djoko Kentjono merupakan studi gramatikal struktur intern kata. Oleh karena itu, 5

4 morfologi juga disebut dengan tata kata atau tata bentuk. Penulis telah memaparkan di kajian pustaka mengenai morfologi di dalam bahasa Indonesia yaitu yang dimaksud dengan studi gramatikal intern kata (Kushartatnti, dkk, 2005: 144). Hal berikutnya yang akan dibahas oleh penulis adalah hal-hal yang terkait dengan sintaksis di dalam bahasa Indonesia pada khususnya. Seperti yang telah ditulis oleh Liberty P. Sihombing dan Djoko Kentjono bahwa yang dimaksud dengan sintaksis itu adalah menelaah struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, dimulai dari frasa hingga kalimat. Dapat disimpulkan bahwa sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antar kata, seperti yang dijelaskan keduanya di dalam buku Pesona Bahasa. 2.5 Ahmed (2008) Buku ini menjelaskan mengenai kata dan lebih khususnya membahas mengenai verba di dalam bahasa Arab. Berdasarkan pembagian kelas kata, kata di dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga, yang pertama adalah kata benda, kedua adalah kata kerja atau (verba) dan hurf. Penulis akan mengkhususkan pada kata kerja atau verba. Menurut Ahmed (2008) verba dibagi menjadi ), االفعل االماضي ( mahdi tiga, yaitu: Verba Perfektif, fi il Verba Imperfektif, ( االفعل االمضاررعع ) / fi il mudhâri /, Verba Imperatif, ( االا مر (فعل / fi il?amr /. 2.6 Chaer (2009) Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses) merupakan buku yang dikarang oleh Abdul Chaer. Dalam buku ini Abdul Chaer (2009) tidak menjelaskan analisis dan deskripsi dari satuan-satuan sintaksis melainkan lebih menekankan pada penjelasan satuansatuan sintaksis dan bagaimana proses pembentukan satuan-satuan tersebut. Sintaksis itu sendiri menurut (Chaer, 2009: 3) membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu kedalam satuan-satuan yag lebih besar. Satuan-satuan sintaksis itu sendiri adalah: kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Chaer juga menjelaskan bahwa analisis sintaksis yang selama ini dilakukan oleh orang-orang hanya terfokus pada struktur kalimat, sehingga dikenal adanya kalimat sempurna dan kalimat tidak sempurna. 2.7 Wahyoedin (2011) Wahyoedin (2011) menjelaskan yang dimaksud dengan ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas baris/ harakat akhir sebuah kalimah, apakah dia mabni, mu rob, rofa, jar atau jazm. Harakat ini lebih dikenal dengan dhomah, fathah, kasrah atau sukun. Ilmu sharaf adalah ilmu yang membahas bentuk kata, apakah kata tersebut termasuk di dalam fi il madhi, fi il mudharie, fi il amr, fi il nahyi, isim mashdar, isim fa il, isim maf ul, isim zaman, isim makan dan lain sebagainya. Fi il yang dimaksud oleh Wahyoedin dikenal di dalam bahasa Indonesia dengan kata kerja/ verba. Verba atau fi il dijelaskan dengan pengertian kata yang menunjukkan kepada perbuatan dan disertai keterangan waktu; telah, sedang atau akan. 2.8 Sintesa Penulis mengambil beberapa rujukan untuk menganalisis topik morfosintaksis verba triliteral dalam juz 30 Al-Qur an. Penulis lebih memilih Holes (1995) untuk kajian morfologi karena dalam penjelasan Holes (1995) dalam bukunya yang lengkap mengenai enam pola konjugasi verba triliteral dan lima belas pola derivasi. Penulis juga banyak sekali merujuk pada buku Ahmed (2008) yang banyak sekali menjelaskan perihal klasifikasi verba beserta modus dan banyak hal yang dipelajari dalam sintaksis bahasa Arab. LANDASAN TEORI 3.1 Pengantar Morfologi merupakan ilmu sharf di dalam bahasa Arab. Ilmu sharf merupakan ilmu yang membahas bentuk kata, apakah kata tersebut merupakan verba perfektif /fi il madhi/, verba imperfektif /fi il mudhari/, verba imperatif /fi il amr/ dan lain-lain (Wahyoedin, 2011: 7). Sintaksis pada bahasa Arab disebut dengan ilmu nahwu. Ilmu ini menjelaskan tentang makna kata dan penempatan kata tersebut pada suatu kalimat. Sintaksis secara rinci akan dijelaskan dalam skripsi ini dan penulis akan lebih memfokuskan mengenai verba. Berikut ini adalah penjelasan dan deskripsi dari morfologi dan sintaksis verba dalam bahasa Arab. 3.2 Morfologi Bahasa Arab Morfologi dalam bahasa Arab disebut dengan ilmu sharaf. Apabila kata sharaf ini dijadikana ma rifah (nomina definit) maka akan menjadi sebuah nama, yaitu ilmu sharaf. Dalam ilmu sharaf dikenal juga yang disebut tashrif. Tashrif adalah perubahan satu bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam bentukan untuk mendapatkan makna yang berbeda dan tanpa perubahan ini makna yang berbeda tak akan terlahirkan (Alwasilah, 1990: 101). Tasrif terbagi menjadi dua dalam bahasa Arab, pertama tashrif istilahi dan kedua tashrif lughawi Tasrif Istilahi Buku Metode Praktis Tashrif: suatu teori mentashrif bahasa Arab untuk menguasai kaidah sharaf bahwa tashrif istilahi adalah perubahan dan tashrif istilahi dibagi menjadi tiga, yaitu: tashrif istilahi tsulatsi mujarrad, tasrif tsulasti mazid dan terakhir tashrif istilahi rubba i mujarrad. Definisi tashrif istilahi itu sendiri adalah perubahan kata yang 6

5 didasarkan pada perbedaan bentuk katanya (Razin, 2010: 19) Tashrif Lughawi Tashrif lughawi merupakan bentuk tashrif yang kedua dalam bahasa Arab. Tashrif lughawi adalah perubahan kata yang didasarkan pada perubahan jumlah dan jenis pelakunya (Razin, 2010: 19) 3.3 Pola-Pola Verba Bahasa Arab Bahasa Arab memiliki banyak pola-pola yang beragam di dalamnya. Pola yang beragam ini dibagi menjadi dua, yaitu pola yang kata kerja /l/ عع / / لل /f/ فف dan pola kata kerja yang diberi imbuhan atau tambahan huruf di dalamnya. Tambahan huruf itu akan sangat berpengaruh terhadap perubahan morfologi, makna, dan lain sebagainya Pola Konjugasi Verba Triliteral Pola kata kerja yang pertama adalah pola kata لل /l/ لل /l/ maupun فف /f/ عع / / لل /l/ kerja dengan huruf yang di dalamnya tidak ditemukan فف /f/ عع / / tambahan konsonan selain pola dasar tersebut. Pola ini terbagi menjadi bentuk pola yang akarnya terdiri atas 3 dan 4 konsonan. Berikut ini adalah bentuk pola yang terdiri dari tiga konsonan yang di dalam bahasa Arab dibagi menjadi enam pola: Pola [ a a ], Pola [ a i ], Pola [ i a ], Pola [ a u ], Pola [ u u ], Pola [ i i ]. Bentuk pola dengan 4 konsonan dalam bahasa Arab adalah ف ع ل ل /fa lala/ - يی ف ع ل ل /yufa lilu/ (Ahmed, 2008: 69). Dari semua poin di atas, penulis lebih memfokuskan dalam pembahasan fi il shahih verba triliteral dalam bahasa Arab. Fi il Shahih itu sendiri terbagi menjadi tiga, pertama fi il shahih salim, fi il mahmuz, fi il mudha af. Fi il shahih salim adalah فف /f/ عع / / لل /l/ verba yang dalam salah satu akar dasar nya tidak terdapat konsonan يي /?/ ا أ /y/ dan وو /w/. Contoh: دد خ ل /dakhala/ masuk. Berikutnya, Fi il mahmuz adalah verba yang di dalam salah satu radikal /?/ ا أ nya terdapat konsonan فف /f/ عع / / لل /l/ pola dasar dan fi il mahmuz ini terbagi menjadi tiga, yaitu ا أ ك ل Contoh: mahmuz fa?, mahmuz ain, mahmuz lam. /?akala/ makan, س ا لل /sa?ala/ bertanya, ق ر ا أ /qara?a/ membaca. Terakhir, fi il mudha af adalah verba yang memiliki huruf yang sama dalam radikal kedua dan ketiganya. Contoh: ظظ ن /zhanna/ berfikir (Ahmed, 2008: ) Pola Derivatif Holes (1995) menjelaskan pola verba derivatif di dalam buku Modern Arabic: Structures, Function and Varieties. Pengarang menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat 15 pola di dalam bahasa Arab, akan tetapi yang aktif digunakan hingga sekarang hanya 10 pola saja. 3.4 Sintaksis Bahasa Arab Sintaksis dalam bahasa Arab dikenal dengan ilmu nahwu. Dalam buku Pelajaran Tata Bahasa Arab yang dimaksud dengan ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas baris atau harokat akhir sebuah kalimat. Apakah dia mabni, mu rob, rofa, nasab, jar, jazm (Wahyoedin, 2008: 6). Ilmu nahwu mempelajari tentang tata bahasa dalam bahasa Arab. Penulis hanya mendeskripsikan hal-hal yang menurut penulis sangat berkaitan dengan judul penulis dan yang akan penulis bahas adalah kalimat, verba dan bagaimana verba itu tersusun di dalam sebuah kalimat. Kalimat di dalam bahasa Arab menurut Ghufron (2007) dibagi menjadi dua, yang pertama jumlah fi liyah dan kedua jumlah ismiyah. Jumlah adalah kalimat yang diawali dengan fi il. Ahmed (2008) menjelaskan mengenai jumlah ismiyah dalam buku yang ditulisnya. Jumlah ismiyah merupakan kalimat yang diawali dengan nomina, contoh: اال ك ت ابب ج د يی د /al-kitâbu jadîdun/ buku itu baru. االمبتدا أ /al-mubtada?/ Jumlah ismiyah terdiri dari subjek dan االخبر /al-khabar/ predikat. Ahmed (2008) juga menjelaskan mengenai jumlah ismiyah yang mempunyai kesepakatan perihal jumlah dan jenis antara subjek dan predikat. Apabila subjek dalam bentuk maskulin atau feminin tunggal, dual atau jamak maka predikat yang mengikutinya juga harus sama dengan subjeknya. 3.5 Klasifikasi Verba Bahasa Arab Berdasarkan Waktu Pola verba yang sangat umum itu pada dasarnya dalah verba bentuk lampau dan verba bentuk sekarang. Adapun verba di dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga, yaitu: verba perfektif االفعل االماضي /al-fi il almâdhi/, verba imperfektif االفعل االمضاررعع /al-fi il almudhari/, dan verba imperatif فعل االا مر /fi il al-?amr/ Verba Perfektif Fi il Madhi Verba perfektif ini menjelaskan suatu keadaan atau hal-hal yang sudah terjadi. Penjelasan dari fi il madhi dalam buku pelajaran tata bahasa Arab adalah kata kerja yang menunjukan kepada peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu (Wahyoedin, 2011: 66) Verba Imperfektif Fi il Mudhari فعل Verba imperfektif atau lebih dikenal dengan /fi il mudhâri/. Fi il mudhâri adalah verba االمضاررعع yang tidak sempurna dan menunjukkan bahwa sebuah 7

6 pekerjaan itu sedang dikerjakan atau belum selesai dikerjakan (Ahmed, 2008: 95) Verba Imperatif Fi il Amr Ahmed (2008) menerangkan bahwa verba imperatif adalah bentuk ketiga dari verba yang mana menandakan sebuah perintah, permintaan atau permohonan seperti duduk, menulis, bangun, keluar dan lain sebagainya. 3.6 Pola Morfologi Infinitif Mashdar Verba dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga yaitu fi il madhi, fi il mudhari, fi il amr. Mengkaji verba dalam bahasa Arab, maka harus juga mengkaji mashdar. Mashdar atau infinitif menurut Kridalaksana (2008) adalah bentuk verba yang sama sekali tidak ada bentuk fleksinya. Holes (1995) menjelaskan bahwa mashdar adalah nomina verbal. 3.7 Modus Verba Modus verba dalam bahasa Arab dikenal juga dengan ح ا ل ة االف عل /ḥâlatu al-fi l/. Pada penjelasanya sebelumnya telah dijelaskan bahwa verba terbagi menjadi tiga yaitu verba perfektif, verba imperfektif dan verba imperatif. Verba perfektif dan verba imperatif memiliki harkat akhir yang tidak dapat diubah-ubah atau م ب ن ي /mabnî/ sedangkan verba imperfektif harakat akhirnya dapat berubah sesuai م ع ر بب dengan fungsinya atau disebut juga dengan /mu rab/. Modus dalam verba imperfektif terbagi menjadi tiga yaitu modus jusif, modus indikatif, modus subjungtif. Harakat akhir pada verba imperfektif bentuk jamak orang ketiga dan kedua feminim /dhamîr ضميیر مخاططب االمو نث وو ضميیر غاي ب االمو نث لجمع mukhâtab al-mu?anats wa dhamîr ghâ?ib al-mu?anats lijam i/ biasanya berakhiran م ب ن ي /mabnî/ atau tidak dapat diubah. (Ahmed, 2008: 104) Modus Subjungtif Modus ini adalah modus yang mengubah harakat akhir dhammah verba imperfektif menjadi fathah Modus Jusif Modus berikutnya adalah modus jusif dalam verba imperfektif dengan berubahnya harakat akhir dhammah menjadi sukun. ANALISIS VERBA TRILITERAL FI IL TSULATSI MUJARRAD DALAM JUZ 30 AL- QUR AN AL-KARIM 4.1 Pengantar Penulis akan menganalisis morfologi verba triliteral shahih salim di dalam juz 30 Al-Qur an dan dalam analisis sintaksis verba akan penulis lakukan dengan menganalisis hal-hal yang terkait dengan struktur, kalimat verbal dan kalimat nominal, kemudian modus yang terkait dengan modus indikatif, jusif, dan subjungtif. Analisis terakhir mengenai klasifikasi verba yaitu verba perfektif االماضي fi il /االفعل madhi/, verba imperfektif االمضاررعع fi il /االفعل mudhari/dan verba االا مرimperatif fi il /فعل amr/. 4.2 Morfologi Verba Triliteral Shahih Salim Verba triliteral shahih salim yang akan penulis / / لل /l/ ambil adalah verba triliteral yang berakar dasar yangفف memiliki pola dengan konfik [a], [i] dan / f /عع [u], dan juga verba imperfektif yang memiliki akar dasar [yak1k2k3] dengan konfik [Ø], [a], [i] dan [u]. ف ع [K1aK2aK3a]: Alomorf Imperfektif Pola ل Pola ini memiliki tiga buah alomorf pertama [yak1k2[u]k3[u]] يی ف ع ل /yaf ulu/, kedua [yak1k2[i]k3[u]] يی ف ع ل /yaf ilu/ dan terakhir [yak1k2[a]k3[u]] يی فع ل /yaf alu/. يی ف ع ل [yk1k2uk3]: Pola [K1K2aK3] ف ع ل االم رء م اق د م ت يی د اا هه..(سوررةة االن باء: 40) يی ن ظ ر.. يی و مم ( 1) / yawma yandzhuru al-mar?u mâ qaddamat yadâhu... / (Q.S, 78: 40), pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; يی و م ي ذ يی ص د رر اال ن اسس اا ش ت ات ا ل يی ر وو اااا ع م ال هھ م (سوررةة االز لزلة: ( 6 (2) /yawma?idzin yashduru an-nâsu asytâtaâ liyuraw a mâluhum/ (Q.S, 99: 6) Pada hari itu manusiakeluardari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya. (Q.S, 99: 6) Data pertama يی ن ظ ر /yanzhuru/ dan kedua /yashduru/ ini merupakan pola pertama dari verba يی ص د رر triliteral, pola [K1K2[a]K3] [yak1k2[u]k3]. Pola [K1K2[a]K3] [yak1k2[u]k3] apabila diberi tambahan konfik [a], [i] dan [u] maka akan menjadi [K1[a]K2[a]K3[a]] [yak1k2[u]k3[u]]. Hal yang akan penulis bahas pertama kali adalah data pertama yaitu kata يی ن ظ ر /yanzhuru/, kata ini memiliki akar yang setara dengan akar pola verba 8

7 triliteral yang pertama ﻞ ﻓ ﻌ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /fa ala ﻞ yaf ulu/,dengan akar yang setara maka kata ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ /yanzhuru/ berasal dari ﻧ ﻈﺮ ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ /nadzara yandzuru/ melihat. Kalimat ini merupakan kalimat transitif karena kalimat ini memiliki objek di dalamnya. kata ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ /yanzhuru/ melihat memiliki fungsi sebagai predikat atau ﻞ ﺍاﻟﻔ ﻌ /al-fi'lu/, ﺍا ﻟﻤ ﺮء /al-mar?u/ berfungsi sebagai subjeknya dan yang berfungsi menjadi objek dalam kalimat ini adalah ﻳﯾ ﺪ ﺍاﻩه /yadâhu/. Berbicara tentang verba maka berbicara juga mengenai mashdar dan pola morfologi infinitif dari kata ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ /yanzhuru/ melihat adalah ﻈ ﻧ ﺮ /nazhar/ melihat, ﻣﻈ ﻨ ﺮ /manzhar/ melihat, ﻈ ﺓة ﻧﺮ /nazhrah/ melihat dan dengan pola ﻞ ﻓ ﻌ /fi lun/ maka akan terbentuk kata ﻧ ﻈ ﺮ /nidzrun/ mirip sebagai bentuk mashdar dari kata tersebut(cowan, 1979: 1145). Berikutnya adalah data yang kedua, yaitu kata ﺼ ﺪﺭر ﻳﯾ /yashduru/. Contoh ini juga merupakan data dari pola verba triliteral yang pertama [K1K2[a]K3] [yak1k2[u]k3] dimana apabila telah diberi tambahankonfik di dalamnya, [a], [i] dan [u] maka akan menjadi [K1[a]K2[a]K3[a]] [yak1k2[u]k3[u]] atau ﻞ ﻞ ﻓ ﻌ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /fa ala yaf ulu/. Kata ﺼ ﺪﺭر ﻳﯾ /yashduru/ ini memiliki kesetaraan pola dengan pola ﻞ ﻓ ﻌ /fa ala/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf ulu/ maka akan menjadi ﺻ ﺪﺭر /shadara/ ﺼ ﺪﺭر ﻳﯾ /yashduru/ yang bermakna keluar dalam surat ke 99 ayat 6. Data pada nomor dua ini termasuk ke dalam kalimat intransitif tetapi objeknya lesapdalam data ini, kata ﺼ ﺪﺭر ﻳﯾ /yashduru/ keluar berfungsi sebagai fi il atau predikat dan yang memiliki fungsi sebagai subjek atau fâil adalah kata ﺱس ﺍاﻟﻨ ﱠﺎ /an-nâsu/ manusia dan objeknya adalah kubur yang dapat kita ketahui dengan melihat makna dari data tersebut. Pola infinitif dari kata ﺼ ﺪﺭر ﻳﯾ /yashduru/ keluar ini adalah ﻞ ﻓ ﻌ /fa lun/ dengan merujuk pada bentuk pola ini, maka didapati bahwa mashdar dari kata ini adalah ﺻ ﺪ ﺭر /shadr/ dada (Cowan, 1979: 592) Pola [K1K2aK3] [yk1k2ik3]: ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﻞ ﻓ ﻌ ( 19 : ﻄﺎﺭر ﱢ )ﺳﻮﺭرﺓة ﺍاﻻﻧ ﻔ. ﻻ ﻣ ﺮ ﻳﯾ ﻮ ﻣ ﺌ ﺬ ﻴﯿ ﺌﺎ ﻭوﺍا ﺲ ﺷ ﺲ ﻟ ﱢﻨ ﻔ ﻧ ﻔ ﻳﯾ ﻮ ﻡمﻻ ﺗ ﻤ ﻠ ﻚ (3) /yawma lâ tamliku nafsun linafsin syay?an wa al?amru yawma?idzin lillahi/ (Q.S, 82: 19) (Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya ( menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (Q.S, 82: 19) (4) ( 14 : ﻥن ) ﺳﻮﺭرﺓة ﺍاﻟﻤﻄﻔﻔﻴﯿﻦ ﻰﻗ ﻠ ﻮ ﺑ ﻬﮭ ﻢ ﻣﱠﻛ ﺎ ﻧ ﻮﺍا ﻳﯾ ﻜ ﺴ ﺒ ﻮ ﻥن ﻋ ﻠ ﻼ ﺑ ﻞ ﺭر ﺍا ﻛ /kallâ bal râna alâ qulûwbihim mâ kânû yaksibûna/(q.s, 83: 14) Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupihati mereka. (Q.S, 83: 14) Penulis mengambil dua data untuk menganalisis pola [K1K2[a]K3] [yak1k2[i]k3], di nomor tiga ada data dengan kata ﻚ ﺗ ﻤ ﻠ /tamliku/ dan ﻥن ﻳﯾ ﻜ ﺴ ﺒ ﻮ /yaksibûna/. Kata dalam nomor tiga adalah ﻚ ﺗ ﻤ ﻠ /tamliku/ kata ini memiliki pola setara dengan pola [K1K2[a]K3] [yak1k2[i]k3] yang apabila diberi tambahan konfik [a], [i] dan [u] akan menjadi [K1[a]K2[a]K3[a]] [yak1k2[i]k3[u]]. Dalam bahasa Arab pola itu dituliskan sebagai berikut ﻞ ﻓ ﻌ /fa ala/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf ilu/ pola ini setara dengan pola kata ﻚ ﺗ ﻤ ﻠ /tamliku/ yaitu ﻚ ﻳﯾ ﻤ ﻠ ﻣ ﻠ /malaka ﻚ yamliku/ berdaya, dimana kata ﻚ ﺗ ﻤ ﻠ /tamliku/ adalah fi il mudhari untuk orang kedua perempuan tunggal. Kalimat dalam data nomor tiga ini termasuk ke dalam kalimat transitif, kata kata ﻚ ﺗ ﻤ ﻠ /tamliku/ adalah predikat atau fi il dalam kalimat ini dan yang berfungsi sebagai subjek atau fâilnya adalah orang dan yang menjadi objek adalah kata ﺷ ﻴﯿ ﺌﺎ /syay?an/ Kembali mengingat analisis ini menganalisis verba dalam Al-Qur an juz 30 maka dengan itu tidak lupa akan membahas tentang pola morfologi infinitif dari kata ﻚ ﺗ ﻤ ﻠ /tamliku/ yaitu ﻠ ﻣ ﻚ /malk/ memerintah dan pola ﻞ ﻓ ﻌ /fu l/ ﻠ ﻣ ﻚ /mulk/ memerintah, ﻠ ﻣ ﻚ /milk/ kepemililikan, ﻠ ﻣ ﻚ /malik/ malaikat (Cowan, 1979: 1082). Data berikutnya di nomor empat yaitu kata ﻳﯾ ﻜ ﺴ ﺒ ﻮ /yaksibûna/. Kata ini sama dengan kata ﻥن ﺗ ﻤ ﻠ /tamliku/ yang polanya setara dengan pola ﻚ [K1[a]K2[a]K3[a]] [yak1k2[i]k3[u]] atau ﻞ ﻓ ﻌ /fa la/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf ilu/. Maka pola dari kata ﻥن ﻳﯾ ﻜ ﺴ ﺒ ﻮ /yaksibûna/ adalah ﺐ ﻛ ﺴ /kasaba/ ﺴ ﺐ ﻳﯾ ﻜ /yaksibu/ menutupi. Kalimat dalam data nomor empat merupakan kalimat intransitif, karenahanya terdiri dari subjek dan predikat. Subjek dari kalimat ini adalah ﻫﮬﮪھ ﻢ /hum/ mereka laki-laki dan predikatnya adalah kata ﻳﯾ ﻜ ﺴ ﺒ ﻮ /yaksibûna/ menutupi. ﻥن Berbicara tentang verba, maka membicarakan juga bentuk mashdar dari sebuah kata atau verba dan pola morfologi bentuk infinitif dari kata ﻥن ﻳﯾ ﻜ ﺴ ﺒ ﻮ /yaksibûna/ menutupi adalah ﻓ ﻌ ﻞ /fa l/ dan ﻓ ﻌ ﻞ /fu l/ ﺴ ﺐ ﻛ /kasb/ perolehan dan ﺴ ﺐ ﻛ /kusb/ minyak kue Pola [K1K2aK3] [yk1k2ak3]: ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﻞ ﻓ ﻌ (5)( 2 : ﻻ ﻭو ﱠﻋ ﺪﱠﺩد ﻩه )ﺳﻮﺭر ﺓة ﺍاﻟﻬﮭﻤﺰﺓة ﻣ ﺎ ﻱي ﺟ ﻤﻊ ﺍاﻟﱠﺬ /alladzî jama amâ lâwwa addadahu/(q.s, 104: 2) Yang mengumpulkan harta dan menghitunghitungnya, (Q.S, 104: 2) (6)( 28 : ﺕت ﺳﻮﺭر ﺓة ﺍاﻟﻨ ﺎﺯز ﻋ ﺎ ) ﺳ ﻤ ﻜ ﻬﮭ ﺎ ﻓ ﺴ ﻮﱠﺍاﻫﮬﮪھ ﺎ ﺭر ﻓﻊ 9

8 /rafa a samkahâ fasawwâhâ/(q.s, 79: 28) Dia telah Meninggikan bangunannya lalu Menyempurnakannya, (Q.S, 79: 28) Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman Penulis mengambil dua data verba dalam AlQur an untuk menganalisis pola ini, dua data tersebut adalah kata pada nomor lima dengan kata ﺟ ﻤﻊ /jama a/ dan nomor enam dengan kata ﺭر ﻓﻊ /rafa a/. Kedua kata ini setara dengan pola [K1[a]K2[a]K3[a]] [yak1k2[a]k3[u]] atau pola ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﻓﻞ ﻌ /fa ala yaf alu/, maka kata ﺟ ﻤﻊ /jama a/ berasal dari ﺟ ﻤﻊ /jama a/ ﺠ ﻤ ﻊ ﻳﯾ /yajma u/ mengumpulkan. Data ini merupakan kalimat transitif karena objeknya ada dalam kalimat tersebut, adapun yang menjadi subjeknya adalah ﻮ ﻫﮬﮪھ /huwa/ yang lesap di dalam kalimat ini dan predikatnya adalah kata ﺟ ﻊﻤ /jama a/ mengumpulkan dan objeknya adalah kata ﻣ ﺎ /mâlan/ harta.kata ﺟ ﻤﻊ /jama a/ ini memiliki pola ﻻ mashdar yaitu pola ﻓ ﻌ ﻞ /fa l/ ﺟﻤ ﻊ /jam / pertemuan (Cowan, 1979: 160). Kata berikutnya adalah kata nomor ke enam yaitu ﺭر ﻓﻊ /rafa a/. Kata ini setara dengan pola [K1K2[a]K3] [yk1k2[a]k3] yang apabila diberi tambahan vokal pendek /a/, /i/ dan /u/ akan menjadi [K1[a]K2[a]K3[a]] [yak1k2[a]k3[u]] atau ﻞ ﻓ ﻌ /fa ala/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf alu/.jadi apabila kata ﺭر ﻓﻊ /rafa a/ setara dengan pola [K1[a]K2[a]K3[a]] [yak1k2[a]k3[u]] maka kata ini berasal dari akar kata ﺭر ﻓﻊ /rafa a/ ﻳﯾ ﺮ ﻓ ﻊ /yarfa u/ meninggikan. Kalimat dalam data ini merupakan kalimat transitif. Kalimat transitif adalah kalimat yang lengkap di dalamnya terdapat objek, adapun objek dari ayat ini adalah ﻚ ﺳ ﻤ /samaka/ bangunan, subjek dari kalimat ini adalah ﻫﮬﮪھ ﻮ /huwa/ dia yang lesap dalam kalimat ini, dan predikatnya adalah ﺭر ﻓﻊ /rafa a/ meninggikan. Kata ﺭر ﻓﻊ /rafa a/ meninggikan memiliki pola mashdar yaitu ﻓ ﺭر ﻊ /raf / mengangkat, pola ﻞ ﻓ ﻌ /fu lun/ ﺭر ﻓ ﻊ /ruf un/ pengangkatan, pola ﻓ ﻌ ﺎﻝل /fi âl/ ﺭر ﻓ ﺎﻉع /rifâ / Shrovetide dan pola ﻣﻌ ﻔ ﻞ /maf al/ ﻣ ﺮ ﻓ ﻊ /marfa / Shrovetide (Cowan, 1979: ). Pola [K1K2[i]K3] [yk1k2[a]k3] apabila diberi tambahan konfik [a], [i] dan [u] akan menjadi [K1[a]K2[i]K3[a]] [yak1k2[a]k3[u]] atau ﻞ ﻓ ﻌ /fa ila/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf alu/. Kata ﺸ ﻬﮭ ﺪ ﻳﯾ /yasyhadu/ memiliki pola yang setara dengan pola [K1[a]K2[i]K3[a]] [yak1k2[a]k3[u]] atau ﻞ ﻓ ﻌ /fa ila/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf alu/. Kata ﺸ ﻬﮭ ﺪ ﻳﯾ /yasyhadu/ berasal dari ﺷ ﻬﮭ ﺪ /syahida/ ﺸ ﻬﮭ ﺪ ﻳﯾ /yasyhadu/ disaksikan. Kalimat dalam ayat ini adalah kalimat transitif, memiliki objek di dalamnya. Subjek dalam kalimat ini adalah ﺍاﻟﻤﻼﺋﻜﺔ /al-malâikatu/ malaikat-malaikat dan predikatnya adalah ﺸ ﻬﮭ ﺪ ﻳﯾ /yasyhadu/ disaksikan. Pola morfologi infinitif dari kata ﺸ ﻬﮭ ﺪ ﻳﯾ /yasyhadu/ adalah ﺷ ﻬﮭ ﻮﺩد /syuhûd/ menyaksikan, ﻓ ﻌ ﻞ /fa l/ dan ﻓ ﻌ ﻞ /fu l/ ﺷ ﻬﮭ ﺪ /syahd/ dan ﺷ ﻬﮭ ﺪ /syuhd/ yang memiliki makna madu (Cowan, 1979: 571). Kata berikutnya ada di nomor delapan yaitu kata ﺿ ﺤ /dhaḥika/. Kata ini juga memiliki akar yang setara ﻚ dengan pola [K1[a]K2[i]K3[a]] [yak1k2[a]k3[u]] atau ﻞ ﻓ ﻌ /fa ila/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf alu/. Apabila kata ﺿ ﺤ /dhaḥika/ memiliki akar yang sama dengan pola ﻚ [K1[a]K2[i]K3[a]] [[yak1k2[a]k3[u]] atau ﻞ ﻓ ﻌ /fa ila/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf alu/ maka kata ﻚ ﺿ ﺤ /dhaḥika/ berasal dari kata ﻚ ﺿ ﺤ /dhaḥika/ ﻚ ﻀ ﺤ ﻳﯾ /yadhḥaku/ tertawa. Kalimat dalam ayat ini merupakan transitif, karena lengkap di dalamnya terdapat subjek, predikat dan objek. Subjek dari ayat ini adalah ﺟ ﺮ ﻣ ﻮﺍا ﺍا /ajramû/ orang-orang yang berdosa, predikatnya ada dalam kata ﻀ ﺤ ﻚ ﻳﯾ /yadhḥaku/ tertawa dan objek dari kalimat ini adalah ﺍاﻣ ﻨ ﻮﺍا /amanû/ orang-orang yang beriman. Pola morfologi infinitif dari kata ﻚ ﻀ ﺤ ﻳﯾ /yadhḥaku/ tertawa adalah ﻓ ﻌ ﻞ /fa l/ dan ﻓ ﻌ ﻞ /fi l/ ﺤ ﻚ ﺿ /dhaḥk/ dan ﺤ ﻚ ﺿ /dhiḥk/ yang memiliki makna tertawa (Cowan, 1979: 626) Alomorf Imperfektif Pola [K1aK2iK3a]: ﻞ ﻓ ﻌ Pola ini adalah akar kata yang kedua dalam pola konjugasi verba triliteral, yaitu ﻞ ﻓ ﻌ /fa ila/. Akar kata ini hanya memiliki satu alomorf imperfektif yaitu, ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf alu/. ﻞ 4.3 AnalisisSintaksis Verba Triliteral dalam Struktur Kalimat Analisis berikutnya adalah analisis sintaksis verba triliteral dalam struktur. Struktur dalam bahasa Arab dibagi menjadi dua, yaitu kalimat verba ﺠ ﻤ ﻠ ﺔ ﺍاﻟﻔ ﻌ ﻠ ﻴﯿﱠﺔ ﺍاﻟ /aljumlatu al-fi liyyatu/ dan kalimat nomina ﺍاﻟﺠ ﻤ ﻠ ﺔ ﻹ ﺳ ﻤ ﻴﯿﱠﺔ ﺍا /al-jumlatu al-?ismiyyatu/ (Ahmed, 2008: 59) Pola [K1K2iK3] [yk1k2ak3]: ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﻞ ﻓ ﻌ (7) ( 21 : ﻦ ﻄ ﻔﻴﯿ ﻩه ﺍاﻟ ﻤ ﻘ ﺮﱠ ﺑ ﻮ ﻥن )ﺳ ﻮﺭرﺓة ﺍاﻟﻤ ﺸ ﻬﮭ ﺪ ﻳﯾ /yasyhaduhu al-muqarrabûna/ (Q.S, 83: 21) yang disaksikan oleh (malaikat-malaikat) yang didekatkan (kepada Allah). (Q.S, 83: 21) (29 : ﻥن ) ﺳﻮﺭرﺓة ﺍاﻟﻤﻄﻔﻔﻴﯿﻦ ﻀ ﺤ ﻜ ﻮ ﻳﯾ ﻦ ﺍاﻣ ﻨ ﻮﺍا ﻦ ﺍاﻟﱠﺬ ﻳﯾ ﺟ ﺮ ﻣ ﻮﺍاﻛ ﺎﻧ ﻮﺍاﻣ ﻦ ﺍا ﻥنﱠ ﺍاﻟﱠﺬ ﻳﯾ ﺍا (8) /inna alladzîna ajramû kânû mina alladzîna amanû yadhḥakûna(sûratu al-muthafifîn: 29)/ Kalimat Verbal Al-jumlah Al-fi liyyah Kalimat verba adalah kalimat yang diawali dengan verba (Ahmed, 2008: 59). Merujuk dari landasan teori di bab sebelumnya, maka sekarang penulis akan menganalisis contoh kalimat verba di dalam juz 30 AlQur an. Data-data kalimat verba itu adalah: (9) ( 40 : )ﺳﻮﺭرﺓةﺍاﻟﻨﺒﺎء.. ﺖ ﻳﯾ ﺪ ﺍاﻩه ﻣﻗ ﺎ ﺪﱠﻣ ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ ﺍاﻟﻤ ﺮ ء ﻳﯾ ﻮ ﻡم.. / yauma yanzhuru al-mar?u mâ qaddamat yadâhu / 10

9 , pada hari manusiamelihatapa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya (Q.S, 78: 40) Dari data nomor sembilan (9) kita mengambil data kata yang digarisbawahi, yaitu kata ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ /yanzhuru/ melihat dan kata ﺍاﻟﻤ ﺮ ء /al-mar?u/ manusia. Kita dapat melihat bahwa kalimat ini dimulai dengan verba ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ /yanzhuru/ melihat dan diikuti oleh kata kedua sebagai subjeknya atau ﻓﻋﺎ ﻞ /fâ il/ yaitu ﺍاﻟﻤ ﺮ ء /al-mar?u/ manusia, dengan bentuk seperti ini maka dapat disimpulkan bahwa kalimat di atas ini merupakan contoh dari kalimat verbal. Karena rumus dari kalimat verbal adalah ( Predikat + Subjek ). ﻦ ﻭو ﻗ ﺎ ﻝل ﺣ ﻤ ﻥن ﻟ ﻪﮫ ﺍاﻟﺮﱠ ﻦ ﺍا ﺫذ ﺍا ﻻﱠﻣ ﻻ ﱠﻳﯾ ﺘﻜ ﻠﱠﻤ ﻮ ﻥن ﺻﻔ ﺎ ﺡح ﻭو ﺍاﻟﻤ ﻠ ﺌ ﻜ ﺔ ﻳﯾ ﻮ ﻡم ﻳﯾ ﻘ ﻮ ﻣ ﺎﻟﺮ ﱡﻭو (38 : ()ﺳﻮﺭرﺓة ﺍاﻟﻨ ﺒﺄ 10 ) ﺻ ﻮ ﺍاﺑ ﺎ /yauma yaqûmu ar-rûhu wa al-malâ?ikatu shaffan lâ yatakallamûna illa man adzina lahu ar-rahmânu wa qâla shawaban/ Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar (Q.S, 78: 38) Data berikutnya di nomor sepuluh (10). Kata pertama adalah ﻳﯾ ﻘ ﻮ ﻡم /yaqûmu/ berdiri yang berfungsi sebagai predikat atau ﻞ ﺍاﻟﻔ ﻌ /al-fi'lu/ dan kata kedua ﺍاﻟﺮ ﱡﻭو /ar-rûḥu/ ruh dan kata ﺍاﻟﻤ ﻠ ﺌ ﻜ ﺔ /al-malâ?ikatu/ ﺡح malaikat-malaikat berfungsi sebagai ﻓﻋﺎ ﻞ /fâ il/ atau subjeknya. Dengan melihat kalimat di atas yang tersusun dengan kata ﻳﯾ ﻘ ﻮ ﻡم /yaqûmu/ berdiri di awal kalimat dan diikuti dengan kata ﺡح ﺍاﻟﺮ ﱡﻭو /ar-rûḥu/ ruh dan kata ﺍاﻟﻤ ﻠ ﺌ ﻜ ﺔ /al-malâ?ikatu/ malaikat-malaikat dibelakangnya maka dapat disimpulkan bahwa kalimat ini adalah kalimat verbal Kalimat Nominal Al-jumlah Al-?ismiyyah Jumlah ismiyah atau kalimat nomina adalah kalimat yang diawali dengan nomina (Ahmed, 2008: 59). Kalimat nomina ini terdiri atas dua bagian yang pertama subjek dan yang kedua adalah predikat (Ahmed, 2008: 87). Subjek di dalam kalimat nomina disebut dengan ﺍاﻟﻤ ﺒ ﺘ ﺪ ﺃأ /al-mubtada?/ dan predikatnya disebut dengan ﺨ ﺒ ﺮ ﺍاﻟ /al-khabaru/. Adapun contoh kalimat nomina di dalam juz 30 Al-Qur an adalah sebagai berikut: (11)( 9 : ﺸ ﻲ) ﺳﻮﺭرﺓة ﻋﺒﺲ ﻭو ﻫﮬﮪھ ﻮﻳﯾ ﺨ /wa huwa yakhsya/ Sedang dia takut kepada Allah (Q.S, 80: 9) Di nomor sebelas (11) ada dua kata yang digarisbawahi yaitu kata ﻫﮬﮪھ ﻮ /huwa/ dia laki-laki dan kata kedua adalah kata ﺸ ﻲ ﻳﯾ ﺨ /yakhsya/ takut. Katakata ini memiliki fungsinya sendiri-sendiri, yang berfungsi sebagai ﺍاﻟﻤ ﺒ ﺘ ﺪ ﺃأ /al-mubtada?/ atau subjek dalam kalimat ini adalah kata ﻫﮬﮪھ ﻮ /huwa/ dia laki-laki, sedangkan ﺸ ﻲ ﻳﯾ ﺨ /yakhsya/ takut memiliki fungsi sebagai ﺨ ﺒ ﺮ ﺍاﻟ /al-khabaru/ atau predikat. Maka dengan bukti seperti ini, (subjek di awal kalimat dan diikuti dengan predikat dibelakangnya) kalimat ini merupakan kalimat nominal atau ﻹ ﺳ ﻤ ﻴﯿﱠﺔ ﺍاﻟﺠ ﻤ ﻠ ﺔ ﺍا /al-jumlatu al?ismiyyatu/. (12) ( 7 : ﺝج ﻦ ﺷ ﻬﮭ ﻮ ﺩد )ﺳﻮﺭر ﺓة ﺍاﻟ ﺒﺮﻭو ﺑ ﺎﻟﻤ ﺆ ﻣ ﻨ ﻴﯿ ﻲ ﺎ ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﻠ ﻮ ﻥن ﻭو ﻫﮬﮪھ ﻢ ﻋ ﻠﻣ /wa hum ala mâ yaf alûna bil mu?minîna syuhûdun/ Sedang mereka menyaksikan apa yang merekaperbuat terhadap orang-orang mukmin (Q.S, 85: 7) Berikutnya yang akan penulis analisis adalah kalimat di nomor dua belas (12), dalam kalimat ini ada dua kata yang digarisbawahi. Kalimat ini merupakan kalimat nomina atau yang dimaksud dengan ﺠ ﺔ ﻠ ﻟﺍا ﻤ ﻹ ﺳ ﻤ ﻴﯿﱠﺔ ﺍا /al-jumlatu al-?ismiyyatu/. kalimat ini masuk ke dalam kalimat nomina karena di dalamnya didahulukan dengan subjek kemudian predikat, dan kata kata yang berfungsi sebagai subjek ﺍاﻟﻤ ﺒ ﺘ ﺪ ﺃأ /al-mubtada?/ adalah kata ﻫﮬﮪھ ﻢ /hum/ mereka laki laki dan sedangkan yang berfungsi sebagai predikat atau ﺨ ﺒ ﺮ ﺍاﻟ /al-khabaru/ adalah kata ﻥن ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﻠ ﻮ /yaf alûna/ perbuat, dengan adanya dua kata ini maka kalimat di nomor dua belas ini adalah kalimat nomina atau ﺳ ﻤ ﻴﯿﱠﺔ ﺍاﻟﺠ ﻤ ﻠ ﺔ ﺍاﻹ /al-jumlatu al?ismiyyatu/. 4.4 Analisis Sintaksis Verba Triliteral dalam Modus Poin berikut ini akan menjelaskan tentang analisis modus di dalam juz 30 Al-Qur an. Modus ini hanya terjadi di dalam verba imperfektif ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /al-fi l al-mudhâri /karena verba ini mu rab ﻣ ﻌ ﺮ ﺏب yang artinya dapat berubah fungsinya di dalam kalimat. Ada 3 modus yang dikenal di verba imperfektif ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /al-fi l al-mudhâri / diantaranya adalah subjungtif, jusif, indikatif dan semua ini akan dianalisis apakah terdapat modus-modus ini di dalam AL-Qur an juz 30 (Ahmed, 2008: 104) Modus Subjungtif (13)( 30 : ﻻ ﱠﻋ ﺬ ﺍاﺑ ﺎ)ﺳﻮﺭرﺓة ﺍاﻟﻨ ﺒﺄ ﻛ ﻢ ﺍا ﻓ ﺬ ﻭو ﻗ ﻮﺍاﻓ ﻠ ﻨ ﻨ ﺰ ﻳﯾ ﺪ /fadzûqû falannazîdakum illa adzâban/ Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab (Q.S, 78: 30) Dari nomor ini penulis menganalisis bahwa di surat An-Naba ayat: 30 mengandung modus subjungtif di dalamnya. Modus subjungtif itu sendiri terlihat dengan adanya harakat fathah ( )di verba imperfektif atau ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /al-fi l al-mudhâri/. Seperti di kata ﻧ ﺰ ﻳﯾ ﺪ /nazîda/ tambah harakat fathah ( )dapat ditemukan di verba imperfektif atau ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /al-fi l al-mudhâri / hal ini dikarenakan terdapat kata ﻦ ﻟ /lan/ tidak. Apabila tidak ada huruf ﻦ ﻟ /lan/ tidak maka seharusnya kata ﻧ ﺰ ﻳﯾ ﺪ /nazîda/ menjadi ﻧ ﺰ ﻳﯾ ﺪ /nazîdu/ Modus Jusif (14)( 4 : ﺹص ﺧﻼ ﺣ ﺪ )ﺳﻮﺭرﺓة ﺍا ﻹ ﻟ ﻪﮫ ﻛ ﻔ ﻮ ﺍا ﺍا ﻭو ﻟ ﻤ ﻴﯿ ﻜ ﻦ /wa lam yakun lahu kufuwan aḥadun/ 11

10 Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia (Q.S, 112: 4) Berikutnya yang akan penulis analisis adalah nomor empat belas (14), dari ayat ini penulis االفعل mendapati bahwasanya verba imperfektif atau ) atau al-fi l /االمضاررعع al-mudhâri / nya berharakat sukun (. Hal ini jelas tergambarkan dari kata يی ك ن /yakun/ yang di akhir katanya berhuruf sukun. Asal kata /yakun/ sebenarnya berharakat akhir dengan يی ك ن dhammah ( ) yaitu kata يی ك و نن /yakûnu/ dan hilang huruf /yakun/ terdapat يی ك ن /waw/ nya karena sebelum kata وو kata ل م /lam/ tidak. Apabila muncul salah satu huruf jazm atau huruf ل م /lam/ tidak maka verba imperfektif yang mengikutnya akan berharakat sukun, seperti ayat di atas ini. اا ل م يی ع ل م ب ا نن الله يی ر ىى (سوررةةاا لعلق: )(15) 14 /alam ya lam bianna llaha yara/ (Q.S, 96: 14) Tidakkan dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Melihat (segala perbuatannya)? (Q.S, 96: 14) Ayat di atas ini merupakan data ayat kedua dari modus jusif. Surat Al-Alaq ayat 14 (empat belas) ini yang akan penulis analisis. Dalam ayat tersebut ada dua buah kata yang telah digaris bawahi yaitu kata mengetahui. /ya lam/ يی ع ل م /lam/ tidak dan kata ل م Harakat di verba imperfektif atau االمضاررعع al-fi l /االفعل almudhâri / adalah sukun( )hal ini terjadi dikarenakan jazm, /lam/ tidak merupakan salah satu huruf ل م apabila sebuah verba diikuti dengan huruf jazm yang dalam contoh ini merupakan huruf ل م /lam/ tidak maka kata yang mengikutinya akan berharakat sukun. Kata /ya lam/ mengetahui tadinya berharakat dhammah يی ع ل م di akhirnya, tetapi karena bertemu dengan salah satu huruf jazm maka harakat akhirnya berubah menjadi sukun. اا ل م يی ج ع ل ك يی د هھھھ مف ي ت ض ل يیل (سوررةةاا لفيیل: )(16) 2 /alam yaj al kaydahum fî tadhlîl/ (Q.S, 105: 2) Bukankah Dia yang telah Menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? (Q.S, 105: 2) Tidak jauh dengan pembahasan sebelumnya nomor berikut ini juga akan menjelaskan tentang modus jusifdi dalam juz 30 Al-Qur an. Ada dua kata yang di garis bawahi dalam ayat di atas ini. Kata tersebut adalah kata ل م /lam/ tidak dan kata يی ج ع ل /yaj al/ menjadikan. Kata ل م /lam/ tidak adalah salah satu huruf jazm dengan adanya huruf jazm yang terletak di depan verba, akan menjadikan verba yang tadinya berharakat dhammah menjadi berharakat sukun. Seperti kata يی ج ع ل /yaj al/ menjadikan, kata ini sebelum bertemu huruf jazm berharakat akhir dhammah yaitu /yaj alu/ menjadikan akan tetapi setelah bertemu يی ج ع ل dengan ل م /lam/ tidak kata ini akan berharakat sukun, karena kata yang mengikuti huruf jazm akan berakhiran sukun di akhir kata Modus Indikatif يی خ ر جج م ن اا ب يی ن لص ل ب وو اال ت ر ااي ب ) سوررةةاا لط اررقق: )(17) 7 /yakhruju min bayni as-shulbi wa at-turâ?ibi/ (Q.S, 86:7) Yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada. (Q.S, 86:7) Nomor tujuh belas adalah ayat berikutnya yang akan menjelaskan bagaimana modus indikatifitu. Ayat yang akan penulis analisis berikutnya adalah surat ath- Tharîq ayat 7 (tujuh). Ayat ini menjelaskan bahwa verba imperfektif االمضاررعع al-fi l /االفعل al-mudhâri / itu pada umumnya berharakat dhammah seperti kata /yakhruju/ keluar. Kata ini berharakat akhir يی خ ر جج dhammah karena tidak bertemu dengan salah satu huruf jazm ل م /lam/ tidak dan kata ل ن /lan/ tidak. ع يی ن ا يی ش ر بب ب هھ ا اال م ق ر ب و نن (س وررةة االمط فيین: 28)(18) / ayna yasyrabu bihâ al-muqarrabûn/ (Q.S, 83: 28) (yaitu) mata air yang diminum oleh mereka yang dekat (kepada Allah). (Q.S, 83: 28) Modus dalam ayat 28 dalam surat Al-Muthafifîn ialah modus indikatif. Ayat ini termasuk kedalam االفعل modus indikatif karena verba imperfektif al-fi l /االمضاررعع al-mudhâri /dalam ayat tersebut berharakat akhir dhammah( )seperti kata /yasyrabu/ minum harakat akhirnya adalah يی ش ر بب dhammah( ).Hal ini terjadi karena di dalam ayat ini tidak ditemukannya salah satu huruf jazm ل م /lam/ tidak atau kata ل ن /lan/ tidak seperti di modus subjunctive dan modus jusif. 4.5Analisis Sintaksis Verba Klasifikasi Verba Triliteral dalam Verba dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga, yaitu verba perfektif, verba imperfektifn dan verba imperatif. Ayat-ayat di bawah ini merupakan analisis dari penulis tengtang verba yang terdapt di juz 30 Al- Qur an Verba PerfektifFi il Madhi Berikut ini merupakan contoh-contoh ayat yang menggunakan verba perfektif االماضي fi il /االفعل madhi/ di dalamnya. اال ذ يي ج م ع م الا وو ع د دد هه (سوررةة االهھمزةة: ( 2 (19) /alladzî jama a mâ lâwwa addadahu/ Yang mengumpulkan harta dan menghitunghitungnya, Nomor 19 (sembilan belas) ini merupakan analisis mengenai ayat yang di dalamnya terkandung verba االماضيperfektif al-fi il /االفعل al-madhi/. Contoh yang digaris bawahi yaitu kata ج م ع /jama a/ mengumpulkan. Kata ini merupakan salah satu contoh dari Al-Quran juz 30 yang memiliki bentuk verba perfektif dari verba triliteral karena tidak terdapat 12

11 salah satu huruf ﻱي /y/, ﺕت /t/, ﺍا /a/, ﻥن /n/( ) ﻳﯾﺘﺎﻥن dan verba ini menunjukan orang ke 3 laki-laki atau lebih dikenal dengan istilah ﺐﺍاﻟﻤ ﺬ ﻛ ﺮ ﻏ ﺎ ﺋ ﺿ ﻤ ﻴﯿﺮ /dhamîr ghâ?ib almudzakar/. Verba ini termasuk kedalam pola K1[a]K2[a]K3[a] [ya]k1k2[a]k3[u] atau ﻞ ﻓ ﻌ /fa ala/ ﻞ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /yaf alu/. (20)( 1 : ﻞ ﻞ )ﺳﻮﺭرﺓة ﺍا ﻟﻔﻴﯿ ﺤ ﺎﺏب ﺍا ﻟﻔ ﻴﯿ ﺻ ﺭر ﺑﱡﻚ ﺑ ﺎ ﻞ ﻒ ﻓ ﻌ ﺍاﻟ ﻢ ﺗ ﺮﻛ ﻴﯿ /alam kayfa fa ala rabbuka biashḥâbi al-fîli/ Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhan-mu telah Bertindak terhadap pasukan bergajah? Ayat di nomor 20 (dua puluh) merupakan data kedua dari juz 30 Al-Qur an yang di dalamnya terkandung verba perfektif atau ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﺎﺿﻲ /al-fi il almadhi/. Verbanya adalah kata yang di garis bawahi dalam ayat tersebut yaitu kata ﻞ ﻓ ﻌ /fa ala/ bertindak. Verba ini merupakan verba perfektif karena di dalamnya tidak terdapat huruf ﻱي /y/, ﺕت /t/, ﺍا /a/, ﻥن /n/( ) ﻳﯾﺘﺎﻥن dan verba ini menunjukkan orang ke 3 laki-laki atau lebih dikenal dengan istilah ﺐﺍاﻟﻤ ﺬ ﻛ ﺮ ﺿ ﻤ ﻴﯿﺮﻏ ﺎ ﺋ /dhamîr ghâ?ib al-mudzakar/ verba ini masuk kedalam pola K1[a]K2[a]K3[a] [ya]k1k2[u]k3[u] atau ﻞ ﻓ ﻌ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /fa ala yaf ulu/. ﻞ Verba ImperfektifFi il Mudhari Ayat-ayat di bawah ini merupakan ayat yang penulis analisis bahwa di dalamnya terdapat verba imperfektif atau menggunakan ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /fi il almudhari/. ﺳﺭرﺓة ﺖ ﺗ ﺮ ﺍاﺑ ﺎ ) ﻮ ﻲﻛ ﻨ ﺖ ﻳﯾ ﺪ ﺍاﻩه ﻭو ﻳﯾ ﻘ ﻮ ﻝل ﺍاﻟﻜ ﻔ ﺮ ﻳﯾ ﻠ ﻴﯿ ﺘ ﻨ ﺍاﻟﻤ ﺮء ﻣ ﺎﻗ ﺪﱠﻣ ﻳﯾ ﻮ ﻡم ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ.. (21)( 40 : ﺍاﻟﻨ ﺒﺎء /yawma yanzhuru al-mar?u mâ qaddamat yadâhu wa yaqûlu al-kafiru yalaytanî kuntu turâban/, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah (Q.S, 78:40) Pada ayat nomor 21 (dua puluh satu) ditemukan bahwa ayat ini mengandung verba imperfektif atau ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /fi il al-mudhari/. Verbanya adalah kata yaang di garis bawahi di dalam ayat tersebut yaitu kata ﻳﯾ ﻨ ﻈﺮ /yanzhuru/ melihat. Verba ini merupakan verba imperfektif karena di dalamnya terdapat huruf ﻱي /y/ yang merupakan salah satu tanda bahwa verba ini adalah verba imperfektif atau ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /fi il almudhari/ dan verba ini menunjukan orang ke 3 lakilaki atau lebih dikenal dengan istilah ﺐ ﺿ ﻤ ﻴﯿﺮﻏ ﺎﺋ ﺍاﻟﻤ ﺬ ﻛ ﺮ /dhamîr ghâ?ib al-mudzakar/. Verba ini termasuk kedalam pola K1[a]K2[a]K3[a] [ya]k1k2[u]k3[u] atau ﻞ ﻞ ﻓ ﻌ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /fa ala yaf ulu/. (22) ( 36 : ﻥن ) ﺳﻮﺭرﺓة ﺍاﻟﻤﻄﻔﻔﻴﯿﻦ ﺏب ﺍاﻟﻜ ﻔ ﺎﺭر ﻣ ﻛ ﺎ ﻧ ﻮﺍا ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﻠ ﻮ ﻞ ﺛ ﻮﱢ ﻫﮬﮪھ /hal tsuwiba al-kuffâru mâ kânû yaf alûna/ Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang telah merekaperbuat (Q.S, 83:36) Nomor berikut ini merupakan analisis berikutnya perihal adanya verba imperfektif dalam juz 30 AlQur an.dari ayat di atas dapat ditemukan verba imperfektif ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /fi il al-mudhari/ yang di garis bawahi yaitu kata ﻥن ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﻠ ﻮ /yaf alûna/ perbuat. Kata ini merupakan ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /fi il al-mudhari/ karena ditemukan huruf ﻱي /y/ yang merupakan salah satu pemarkah verba imperfektif atau ﺍاﻟﻔﻌﻞ ﺍاﻟﻤﻀﺎﺭرﻉع /fi il almudhari/. Verba ini menunjukan orang ke 3 laki-laki atau lebih dikenal dengan istilah ﺿ ﻤ ﻴﯿﺮﻏ ﺎﺋ ﺐ ﺍاﻟﻤ ﺬ ﻛ ﺮ /dhamîr ghâ?ib al-mudzakar/ untuk orang yang jumlahnya lebih dari 3. Verba ini termasuk kedalam pola K1[a]K2[a]K3[a] [ya]k1k2[u]k3[u] atau ﻞ ﻞ ﻓ ﻌ ﻳﯾ ﻔ ﻌ /fa ala yaf ulu/ Verba ImperatifFi il Amr Ayat-ayat di bawah ini merupakan ayat-ayat yang di dalamnya mengandung verba imperatif atau yang lebih dikenal dengan istilah ﻓﻌﻞ ﺍاﻷﻣﺮ /fi il al-?amr/. (23) ( 19 : ﻖ ﻭو ﺍا ﻗ ﺘ ﺮ ﺏب )ﺳﻮﺭرﺓةﺍا ﻟﻌ ﻠ ﺳ ﺠ ﺪ ﻄ ﻌ ﻪﮫ ﻭو ﺍا ﻼﱠﻻ ﺗ ﻛ /kallâ lâ tuthi hu wasjud waqtarib/ Sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah) (Q.S, 96: 19) Pada ayat nomor 23 (dua puluh tiga) ditemukan bahwa ayat ini mengandung verba imperatif atau ﻓﻌﻞ ﺍاﻷﻣﺮ /fi il al-?amr/. Verbanya adalah kata yaang digarisbawahi di dalam ayat tersebut yaitu kata ﺳ ﺠ ﺪ ﺍا /sjud/ sujudlah. Verba ini merupakan verba imperatif karena di dalamnya terdapat prefiks ﺻ ﻞ ﻫﮬﮪھ ﻤ ﺰ ﺓة ﺍاﻟ ﻮ di depan verba dan harakat sukun ( )yang merupakan salah satu ciri bahwa verba ini adalah verba imperatif atau ﻓﻌﻞ ﺍاﻷﻣﺮ /fi il al-?amr/ dan verba ini menunjukan bentuk tunggal orang ke 2 laki-laki atau lebih dikenal dengan istilah ﺿﻤﻴﯿﺮ ﻣﺨﺎﻁطﺐ ﺍاﻟﻤﺬﻛﺮ /dhamîr mukhâtab al-mudzakar/.verba ini termasuk kedalam pola K1[a]K2[a]K3[a] [ya]k1k2[u]k3[u] [u]k1k2[u]k3 atau ﻞ ﻞ ﻓ ﻌ ﻳﯾ ﻔ ﻌ ﺍا ﻓ ﻌ /fa ala yaf ulu uf ul/. ﻞ (24) ( 17 : ﺕت ﻋﺎ ﺳﻮﺭرﺓةﺍا ﻟﻨﱠﺰ ) ﻋ ﻮﻥن ﺍا ﻧ ﱠﻪﮫ ﻁط ﻐ ﻰ ﻰﻓ ﺮ ﺍا ﻟ ﺍا ﺫذ ﻫﮬﮪھ ﺐ /idzhab ila fir awna innahu thaga/ Pergilah engkau kepada Fir aun! Sesungguhnya dia telah melapaui batas, (Q.S, 79: 17) Nomor berikutnya juga masih menganalisis ayat yang di dalamnya terdapat verba imperatif. atau ﻓﻌﻞ ﺍاﻷﻣﺮ /fi il al-?amr/. Verbanya adalah kata yaang di garis bawahi di dalam ayat tersebut yaitu kata ﺐ ﺍا ﺫذ ﻫﮬﮪھ /idzhab/ pergilah. Verba ini merupakan verba imperatif karena di dalamnya terdapat prefiks ﻫﮬﮪھ ﻤ ﺰ ﺓة ﻟﺍا ﺻ ﻮ ﻞ /hamzatu alwashl/ di depan verba dan harakat sukun ( )yang merupakan salah satu ciri bahwa verba ini adalah verba imperatif atau ﻓﻌﻞ ﺍاﻷﻣﺮ /fi il al-?amr/ dan verba ini 13

KEWA KEW JIBAN JIB BERS BER AB S AR

KEWA KEW JIBAN JIB BERS BER AB S AR KEWAJIBAN BERSABAR Kategori Sabar Sabar Dalam Ketaatan. (Sabar Dalam Ibadah Untuk Kedekatan Dengan Allah) Sabar Dalam Menghadapi Kemaksiatan. (Memelihara Hati agar Tidak Mendekati Kemaksiatan) Sabar Dalam

Lebih terperinci

KAIFIAT DOA (2 / 4) WAKTU-WAKTU MUSTAJABAH

KAIFIAT DOA (2 / 4) WAKTU-WAKTU MUSTAJABAH KAIFIAT DOA (2 / 4) WAKTU-WAKTU MUSTAJABAH Pagi dan sore hari ﻓ ﺎﺻ ﺒ ﺮ ﻋ ﻠ ﻰ ﻣ ﺎ ﯾ ﻘ ﻮﻟ ﻮن و ﺳ ﺒ ﺢ ﺑ ﺤ ﻤ ﺪ ر ﺑ ﻚ ﻗ ﺒ ﻞ ﻃ ﻠ ﻮ ع اﻟﺸ ﻤ ﺲ و ﻗ ﺒ ﻞ ﻏ ﺮ وﺑ ﮭ ﺎ و ﻣ ﻦ آﻧ ﺎء اﻟﻠ ﯿ ﻞ ﻓ ﺴ ﺒ ﺢ و أ ﻃ ﺮ اف اﻟﻨ ﮭ ﺎر

Lebih terperinci

Islam Memuliakan Wanita

Islam Memuliakan Wanita Islam Memuliakan Wanita Sungguh siapa saja yang memperhatikan nash-nash al-qur an dan Sunnah, maka akan mendapati perhatian Islam terhadap persoalan wanita, penjagaan hak-haknya, dan peringatan keras bagi

Lebih terperinci

Azan adalah di antara syiar Islam untuk memanggil orang shalat. Keutamaan azan:

Azan adalah di antara syiar Islam untuk memanggil orang shalat. Keutamaan azan: Keutamaan Azan Azan adalah di antara syiar Islam untuk memanggil orang shalat. Keutamaan azan: 1- Setan Menjauh Saat Mendengar Azan Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu

Lebih terperinci

Keutamaan Laa Ilaaha Illallah

Keutamaan Laa Ilaaha Illallah Keutamaan Laa Ilaaha Illallah Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST Alhamdulillahi robbil alamin. Allahumma sholli ala nabiyyina Muhammad, wa ala alihi wa shohbihi wa sallam. Kalimat syahadat yaitu

Lebih terperinci

Jangan Salah Menunjukkan Bukti Cinta Kepada Nabi

Jangan Salah Menunjukkan Bukti Cinta Kepada Nabi http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/01/14/jangan-salah-menunjukkan-bukti-cinta-kepada-nab i/ Jangan Salah Menunjukkan Bukti Cinta Kepada Nabi Alhamdulilah Allah telah mengaruniakan kepada kita seorang

Lebih terperinci

CILACAP. lampiran foto-foto pelaksanaan kegiatan sosialisasi:

CILACAP. lampiran foto-foto pelaksanaan kegiatan sosialisasi: SOSIALISASI BADAN HUKUM BERSAMA MWC LP MA ARIF CILACAP lampiran foto-foto pelaksanaan kegiatan sosialisasi: Foto- Foto Cilacap Kirab PC Ansor KIRAB PC ANSOR NU Kirab PC Ansor Cilacap di alun-alun

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

Mau Mudik? Baca ini dulu!

Mau Mudik? Baca ini dulu! Mau Mudik? Baca ini dulu! Di bawah ini beberapa adab bepergian dan adab-adab ini sangat penting bagi Anda yang sedang mudik : 1. Berpamitan kepada keluarga, kerabat. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan

Lebih terperinci

Islam, Agama Paling Toleran

Islam, Agama Paling Toleran Islam, Agama Paling Toleran Agama Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Kedalian bagi siapa saja, yaitu menempatkan sesuatu sesuai tempatnya dan memberikan hak sesuai dengan haknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab yang disampaikan dan ditulis dalam bahasa Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian bagi para peneliti

Lebih terperinci

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim 8 Bab II Mengenal Macam-macam Isim Alokasi Waktu Materi : 120 menit :- Pembagian Isim Ditinjau dari Bilangannya - Pembagian Isim Ditinjau dari Perubahannya - Beberapa Contoh Isim lainnya ISIM bilangannya

Lebih terperinci

PERAN KOMPETENSI GURU AKIDAH AKHLAK DAN MUTU LULUSAN (STUDI PADA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN KUDUS) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERAN KOMPETENSI GURU AKIDAH AKHLAK DAN MUTU LULUSAN (STUDI PADA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN KUDUS) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PERAN KOMPETENSI GURU AKIDAH AKHLAK DAN MUTU LULUSAN (STUDI PADA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN KUDUS) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Orang Cerdas Tidak Percaya "Orang Pintar"

Orang Cerdas Tidak Percaya Orang Pintar Orang Cerdas Tidak Percaya "Orang Pintar" Telah berlangsung dan terus berlangsung setiap hari perbincangan seputar astrologi (ramalan bintang), horoskop dan prediksi tentang masa depan, yang tidak ada

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) Mata Kuliah : Mengenal dasar-dasar bahasa Arab Kode Mata Kuliah : AR100 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 1 Prasyarat : - Penanggung jawab : Dr. Mamat Zaenuddin, MA. Anggota :

Lebih terperinci

NU Online Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih

NU Online Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih Senin, 23/07/2012 19:12 Shalat tarawih adalah bagian dari pada Qiyamu Ramadlan. Karena itu, mari kita lakukan ibadah shalat tarawih dengan sungguh-sungguh dan memperhatikannya

Lebih terperinci

Tiga Puisi Ibnu Qayyim al-jauziyah Kajian Struktur dan Isi

Tiga Puisi Ibnu Qayyim al-jauziyah Kajian Struktur dan Isi Tiga Puisi Ibnu Qayyim al-jauziyah Kajian Struktur dan Isi Hikmatul Aini Maftukhah dan Muhammad Luthfi Program Studi Sastra Arab, FIB, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email: hikmatul.aini@ui.ac.id

Lebih terperinci

Masuk Neraka karena Teman

Masuk Neraka karena Teman Masuk Neraka karena Teman Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak

Lebih terperinci

Fa al- a>qilu al-kari>mu ka>milun (Baidaba, 2002: 150). Maka orang berakal yang mulia adalah orang yang sempurna.

Fa al- a>qilu al-kari>mu ka>milun (Baidaba, 2002: 150). Maka orang berakal yang mulia adalah orang yang sempurna. BAB III FUNGSI KATEGORI ADJEKTIVA Kategori adjektiva dapat menempati posisi yang berbeda-beda dalam tataran fungsi sintaksis. Macam-macam fungsi sintaksis adalah predikat, subjek, objek, keterangan, dan

Lebih terperinci

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il BAB IV ANALISIS FI IL MABNI MAJHUL DALAM SURAH AL FUSHSHILAT A. Analisis Fi il Mabni Majhul dalam Surah Al Fushshilat Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ل ت,ف ص disebut fi il

Lebih terperinci

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1 Kajian Bahasa Arab KMMI 06-01-2012/12 Shafar 1433 H 1 ا ل م ب ت د ا و ال خ ب ر (Mubtada dan Khobar) Penjelasan: Mubtada adalah isim marfu yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) Khobar adalah sesuatu

Lebih terperinci

KAIFIAT DOA (4/4) ADAB DALAM BERDOA

KAIFIAT DOA (4/4) ADAB DALAM BERDOA KAIFIAT DOA (4/4) ADAB DALAM BERDOA Niat yang Tulus, Suci & Penuh keyakinan. Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendakinya dan tidak ada paksaan terhadap-nya.

Lebih terperinci

: Nomina Quadriliteral. : Verba triliteral. : Verba Quadriliteral. : Verba Intransitif. : Verba Transitif BAB I PENDAHULUAN 1.

: Nomina Quadriliteral. : Verba triliteral. : Verba Quadriliteral. : Verba Intransitif. : Verba Transitif BAB I PENDAHULUAN 1. NQ VTr VQ VI VT : Nomina Quadriliteral : Verba triliteral : Verba Quadriliteral : Verba Intransitif : Verba Transitif BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGANTAR Pada bab Pendahuluan ini peneliti akan memaparkan latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang berbudaya dan salah satu unsur kebudayaan adalah bahasa. Bahasa merupakan satu unsur kebudayaan dan menjadi alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB II PROSES INFLEKSI VERBA BERPOLA FA ALA-YAF ULU

BAB II PROSES INFLEKSI VERBA BERPOLA FA ALA-YAF ULU BAB II PROSES INFLEKSI VERBA BERPOLA FA ALA-YAF ULU Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses infleksi yang terjadi pada verba berpola fa ala-yaf ulu serta modifikasi internal yang terjadi di dalamnya.

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA. Apa yang menjadi. Rabu, Putra. 16 Agustus konsep produk. murabahah? Kenapa akad. murabahah yang.

DAFTAR WAWANCARA. Apa yang menjadi. Rabu, Putra. 16 Agustus konsep produk. murabahah? Kenapa akad. murabahah yang. DAFTAR WAWANCARA Hari, Tanggal Jam Narasumber Rabu, 08.30 WIB Bapak Dimas Adi 16 Agustus 2017 Putra Pertanyaan Apa yang menjadi konsep produk murabahah? Kenapa akad murabahah yang digunakan untuk pembiayaan

Lebih terperinci

Rapat Kerja Dinas Kepala RA/TK/ PAUD PW LP Ma arif NU Jawa Tengah

Rapat Kerja Dinas Kepala RA/TK/ PAUD PW LP Ma arif NU Jawa Tengah Rapat Kerja Dinas Kepala RA/TK/ PAUD PW LP Ma arif NU Jawa Tengah Rapat Kerja Dinas (RAKERDIN) Kepala RA/TK/ PAUD PW LP Ma arif NU Jawa Tengah Sentul Water Park Cilacap, 4 Maret 2017 Rakerdin Kepala

Lebih terperinci

JADWAL PELAKANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELA PADA SANTRI TKA/ B TPQ PONDOK PEANTREN UMMUL QURA KENDARI TAHUN AJARAN 2017

JADWAL PELAKANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELA PADA SANTRI TKA/ B TPQ PONDOK PEANTREN UMMUL QURA KENDARI TAHUN AJARAN 2017 Lampiranlampiran 96 Lampiran JADWAL PELAKANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELA PADA SANTRI TKA/ B TPQ PONDOK PEANTREN UMMUL QURA KENDARI TAHUN AJARAN 207 NO 2 JENI KEGIATAN WAKTU PELAKANAAN Kegiatan Pendahuluan

Lebih terperinci

Berqurban Untuk Meningkatkan Kualitas Ummat

Berqurban Untuk Meningkatkan Kualitas Ummat Berqurban Untuk Meningkatkan Kualitas Ummat ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﷲ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ Jamaah sholat Iedul Adha yang dirahmati Allah SWT ﺍﷲ ﺃﻛﺒﺮ ﺍﷲ ﺃﻛﺒﺮ ﺍﷲ ﺃﻛﺒﺮ ﻭﷲ ﺍﻟﺤﻤﺪ Pagi ini, kita ummat Islam kembali merasakan

Lebih terperinci

Memahami Dua Jenis Rezeki. Memahami Dua Jenis Rezeki. Kategori: Aqidah

Memahami Dua Jenis Rezeki. Memahami Dua Jenis Rezeki. Kategori: Aqidah Memahami Dua Jenis Rezeki Memahami Dua Jenis Rezeki Kategori: Aqidah Alhamdulillah, baru saja dapat rezeki. Ketika mendengar kalimat ini, kebanyakan orang berpikir bahwa obyek yang sedang dibicarakan dalam

Lebih terperinci

Dam Tasik Kenyir Terengganu

Dam Tasik Kenyir Terengganu Dam Tasik Kenyir Terengganu Banjir di Pengkalawan Gawi Tasik kenyir Pesanan Tuan Guru Pesanan Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang; Peristiwa besar yang berlaku di Kelantan pada masa ini adalah sebagai tanda

Lebih terperinci

Puisi Al-Ta syīrah karya Hisyam Al-Jakh: Analisis Struktur dan Makna

Puisi Al-Ta syīrah karya Hisyam Al-Jakh: Analisis Struktur dan Makna Puisi Al-Ta syīrah karya Hisyam Al-Jakh: Analisis Struktur dan Makna Renita, Fauzan Muslim Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran dirumuskan sebagai kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi berjudul Relevansi Keteladanan Beragama Orang Tua Terhadap peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMP Pasarminggu Siswa Kelas IX disusun oleh Syarif Hidayatulloh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis

Lebih terperinci

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM Banyak orang menganggap bahwa memahami kandungan isi al-qur'an itu sangat sulit.. BENARKAH??? Pertama : kata "sulit" itu bisa

Lebih terperinci

You are the best...if you are a muslem!

You are the best...if you are a muslem! ETOS KERJA ISLAMI Membangun Syariah Corporate Culture By. Rikza Maulan Maulan,, Lc Lc.,., M.Ag You are the best......if you are a muslem! Allah SWT berfirman : و وا و ز وا وأ م ا و ن إن م ؤ ن...dan janganlah

Lebih terperinci

تماسك : درجة التجاذب بين عنصرين لغويين في جملة واحدة

تماسك : درجة التجاذب بين عنصرين لغويين في جملة واحدة BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia memerlukan bahasa dalam berinteraksi. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Bahasa selalu digunakan kapanpun, dimanapun, dengan siapapun, dan

Lebih terperinci

PENANAMAN DISIPLIN SISWA MELALUI SALAT BERJAMAAH DI MADRASAH TSANAWIYAH RAUDHATUSYSYUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR.

PENANAMAN DISIPLIN SISWA MELALUI SALAT BERJAMAAH DI MADRASAH TSANAWIYAH RAUDHATUSYSYUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR. PENANAMAN DISIPLIN SISWA MELALUI SALAT BERJAMAAH DI MADRASAH TSANAWIYAH RAUDHATUSYSYUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR Oleh: MARIANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015/1436 H i PENANAMAN

Lebih terperinci

ANALISIS FORMAT FI'IL

ANALISIS FORMAT FI'IL ANALISIS FORMAT FI'IL DILIHAT DARI JUMLAH HURUF YANG TERTULIS SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KONSEP MEMBACA FI'IL YANG TIDAK BERHARAKAT (BERBARIS) ABDUL HARIS 1 Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

MAKALAH. MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT. Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh :

MAKALAH. MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT. Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh : MAKALAH MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh : 1.Ali Faqih Syarifuddin 111-13-078 2.Denny Arizal.R 111-13-091 3.Muhammad

Lebih terperinci

MENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB

MENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB MENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB oleh Dr. Mamat Zaenuddin, MA i PRAKATA بسم الله الرحمن الرحيم االحمد الذي علم بالقلم علم اإلنسان مالم يعلم والصالة والسالم على بالضاد سيدنا محمد وعلى آله وصحبه الذين نھجوا

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU TEKS BINA FIKIH UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS III KARYA LING TAJUDIN DKK OLEH DIAN RATNA SARI DEWI APRIL YANTI

ANALISIS BUKU TEKS BINA FIKIH UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS III KARYA LING TAJUDIN DKK OLEH DIAN RATNA SARI DEWI APRIL YANTI ANALISIS BUKU TEKS BINA FIKIH UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS III KARYA LING TAJUDIN DKK OLEH DIAN RATNA SARI DEWI APRIL YANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H i ANALISIS

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM EKONOMI ISLAM. Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam 2. Disusun Oleh: Kelompok 10

MAKALAH SISTEM EKONOMI ISLAM. Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam 2. Disusun Oleh: Kelompok 10 MAKALAH SISTEM EKONOMI ISLAM Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam 2 Disusun Oleh: Kelompok 10 Ahmad Budi P (12090688) Tiyas Widiyatmo (12090689) Heri Kiswanto (12090691) Deni Hermansyah (12090693) TEKNIK

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS HURUF HIJAIYAH PADA KELAS RENDAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PEMURUS DALAM BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KETERAMPILAN MENULIS HURUF HIJAIYAH PADA KELAS RENDAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PEMURUS DALAM BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KETERAMPILAN MENULIS HURUF HIJAIYAH PADA KELAS RENDAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PEMURUS DALAM BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 OLEH DINI AMELIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag

By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag AKHLAK & ETIKA BEKERJA DALAM ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAMI) By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag Taujih Nabawi ﻋﺮج ﻋ ﻦ أﰊ ﻫﺮﻳ ـﺮة ﻷ ا ﻦ ﻋ ﺎد ﻧ ﺰ اﻟ ﰊ أ ﻦ ﻋ ﻚ ﺎﻟ ﻣ ﺎ ﻧ ﺮ ـ ﺒ ﺧ أ ﻒ ﻮﺳ ﻳ ﻦ ﺑ ﻪ ﺪﺛـﻨﺎ ﻋ ﺒ ﺪ اﻟﻠ ﺣ ﻮل اﻟﻠ

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MEJA KURSI BELAJAR UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) YANG ERGONOMIS

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MEJA KURSI BELAJAR UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) YANG ERGONOMIS TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MEJA KURSI BELAJAR UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) YANG ERGONOMIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri Oleh Nama

Lebih terperinci

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015 HUKUM BACAAN MATERI KELAS VII Analisis Tabel Rumus Tajwid Pendidikan Agama Islam Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2014

Lebih terperinci

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI YANG HARAM UNTUK DINIKAHI حفظه هللا Ustadz Kholid Syamhudi, Lc Publication : 1437 H_2016 M RINGHASAN FIKIH ISLAM: Yang Haram Untuk Dinikahi حفظه هللا Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi Disalin dari web Beliau

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Daftar Terjemah

Lampiran 1 : Daftar Terjemah Lampiran 1 : Daftar Terjemah NO. 1. BAB I KUTIPAN Al-Qur an Surat Yusuf Ayat HAL. TERJEMAH Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Lampiran. Rencana

Lebih terperinci

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I QS. AL-A RAF: 56-58 1. Membaca و ل ت ف س د و ف ألر ض ب ع د إ ص لح ه و د ع وه خ و ف و ط م ع إ ن ر ح ة لل و ق ر يب م ن ل م ح

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL MTs NEGERI MODEL SELONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL MTs NEGERI MODEL SELONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL MTs NEGERI MODEL SELONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Mata Pelajaran : BAHASA ARAB Kelas : IX Nama Penyusun : HAYATUL MARDLIAH, S.Ag NO Kompetensi Dasar Indikator Soal Materi

Lebih terperinci

PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: : Arsuadi. : Tarbiyah dan Keguruan. : Pendidikan Agama Islam

PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: : Arsuadi. : Tarbiyah dan Keguruan. : Pendidikan Agama Islam PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Arsuadi NIM : 20100112140 Tempat/Tanggal lahir : Labuang Mangatti, 21 Januari 1994 Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Lebih terperinci

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan. Qunut Nazilah ا لل ه م اه د ن ا ف ي من ه د ي ت و ع اف ن ا ت و ل ي ت ف ي م ن ع اف ي ت و ت و ل ن ا ف ي م ن Ya Allah, berilah aku hidayat sebagaimana orang yang telah Engkau tunjukkan, Berilah aku kesihatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan yang pada hakikatnya adalah membudayakan manusia. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA SISWA YANG TIDAK NAIKKELAS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERIAWANG BARU KECAMATAN BATANG ALAI UTARA OLEH MIFTAHUL JANNAH

PROBLEMATIKA SISWA YANG TIDAK NAIKKELAS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERIAWANG BARU KECAMATAN BATANG ALAI UTARA OLEH MIFTAHUL JANNAH PROBLEMATIKA SISWA YANG TIDAK NAIKKELAS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERIAWANG BARU KECAMATAN BATANG ALAI UTARA OLEH MIFTAHUL JANNAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015/2017M PROBLEMATIKA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM... ii ABSTRAK... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PERNYATAAN KEASLIAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii PEDOMAN TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

1. Seberapa banyak penggunaan gaya bahasa iltifat, majaz dan kinayah dalam Alquran? 2. Seberapa banyak variasi iltifat, majaz dan kinayah dalam

1. Seberapa banyak penggunaan gaya bahasa iltifat, majaz dan kinayah dalam Alquran? 2. Seberapa banyak variasi iltifat, majaz dan kinayah dalam 1. Seberapa banyak penggunaan gaya bahasa iltifat, majaz dan kinayah dalam Alquran? 2. Seberapa banyak variasi iltifat, majaz dan kinayah dalam Alquran? 3. Bagaimana orisinalitas dan kreativitas gaya bahasa

Lebih terperinci

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2 Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2 Penulis : Tim Penulis (SD UNGGULAN USWATUH HASANAH) 1. Agus Salim, S.Pd.I 2. Fayumi, M.Pd 3. Neng Tati, S.Pd.I 4. Syarifudin, S.Hum Editor Design & Layout : Syarifudin,

Lebih terperinci

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa akal adalah

Lebih terperinci

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian... DAFTAR ISI hal Halaman Judul i Halaman Persertujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan Keaslian iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan vi Halaman Kata Pengantar vii Abstrak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii PANDUAN TRANSLITERASI... iv ABSTRAK... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR

Lebih terperinci

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Yang Dibina Oleh Bpk. Muhammad Mas ud, S.Pd.I

Lebih terperinci

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani -Akal Yang Menerima Al Qur an, dan Akal adalah page 1 / 27 Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alami bagi tumbuhan-tumbuhan, sehingga lebah dapat menghasilkan madu. Madu

BAB I PENDAHULUAN. alami bagi tumbuhan-tumbuhan, sehingga lebah dapat menghasilkan madu. Madu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Lebah dalam bahasa Latin disebut Apis, sejenis serangga penghasil madu. Terkait dengan rantai kehidupan di alam, lebah membantu proses penyerbukan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

BAB LAPAN PENUTUP. cadangan. Tajuk kesimpulan mengandungi kesimpulan-kesimpulan bagi. mempertingkatkan pengajaran bahasa Arab.

BAB LAPAN PENUTUP. cadangan. Tajuk kesimpulan mengandungi kesimpulan-kesimpulan bagi. mempertingkatkan pengajaran bahasa Arab. BAB LAPAN PENUTUP 8.0. Pengenalan Bab terakhir ini mengandungi dua tajuk utama iaitu kesimpulan dan cadangan. Tajuk kesimpulan mengandungi kesimpulan-kesimpulan bagi fakta-fakta penting yang dibahaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

BAB I PENDAHULUAN. dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEHNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id ق ل ي أ ي ھ ا ٱل

Lebih terperinci

Di dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti

Di dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti Inti Ilmu Nahwu Tulisan ini terilhami oleh uraian Yusuf Mulan di internet, yang membahas tentang cara baru mempelajari bahasa Arab. Di situ beliau, antara lain, menyinggung tentang 6 cara menulis Zaid

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 53 Tahun 2016 Tentang PELAKSANAAN SHALAT JUM`AT, DZIKIR, DAN KEGIATAN KEAGAMAAN DI TEMPAT SELAIN MASJID

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 53 Tahun 2016 Tentang PELAKSANAAN SHALAT JUM`AT, DZIKIR, DAN KEGIATAN KEAGAMAAN DI TEMPAT SELAIN MASJID FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 53 Tahun 2016 Tentang PELAKSANAAN SHALAT JUM`AT, DZIKIR, DAN KEGIATAN KEAGAMAAN DI TEMPAT SELAIN MASJID Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. i PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... x DAFTAR

Lebih terperinci

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Publication : 1436 H, 2015 M Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Oleh : Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd. Lathif

Lebih terperinci

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini Mengeluh Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini adalah FathAs y Syakwah yang berarti membuka bejana kecil. Yaitu, jika bejana kecil itu dibuka mulutnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1 Simpulan Berikut ini disajikan simpulan dari seluruh rangkaian kegiatan studi tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya terhadap

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah

Lebih terperinci

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xi DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar Bab 1 Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar (Hukum Bacaan Mad Silah, Mad Badal, Mad Tamkin, Dan Mad Farqi) Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif ) HURUF HIJAIYAH ا ب ت ث ر ذ د ج ح خ ز س ش ص ض ط ظ و ه ي ن م ل غ ف ق ك ع. HURUF SYAMSIAH HURUF QAMARIYAH ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif ) ALIF LAM SYAMSIAH

Lebih terperinci

التیسیر في تعلیم اللغة العربیة

التیسیر في تعلیم اللغة العربیة Saidna Zulfiqar Bin Tahir CARA PRAKTIS BELAJAR BAHASA ARAB التیسیر في تعلیم اللغة العربیة Pengantar : Ahmad Taufik Abdurrahman, MA Pentashih : 1. Fikri Sulaiman, Lc, MA., Ph.D 2. Farid Senong, MA 3. Sofiah

Lebih terperinci

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

dan Allah Memberi Rizki dari Jalan yang Tak Disangka-Sangka

dan Allah Memberi Rizki dari Jalan yang Tak Disangka-Sangka http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2012/02/24/dan-allah-memberi-rizki-dari-jalan-yang-tak-disang k dan Allah Memberi Rizki dari Jalan yang Tak Disangka-Sangka Sebagian besar manusia, baik yang beriman

Lebih terperinci

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi...

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGEESAHAN TIM PENGUJI... PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR

PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR TESIS OLEH : KHAIRUNNISA NIM : 12.0252.0935 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA BANJARMASIN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa khususnya mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH

KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH Kaidah-kaidah dalam membaca Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama ah, yaitu : 1. Apabila ada huruf, dimana setelahnya adalah Alif mati ( ا ), maka huruf tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam. Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta

Lebih terperinci

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK 31 PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK Majelis Ulama Indonesia, setelah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al-

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al- DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Verba Derivatif Triliteral Pola اا س ت ف ع ل /istaf ala/ dalam Al-Qur an (Sebuah Analisis Morfosemantis)

Verba Derivatif Triliteral Pola اا س ت ف ع ل /istaf ala/ dalam Al-Qur an (Sebuah Analisis Morfosemantis) Verba Derivatif Triliteral Pola اا س ت ف ع ل /istaf ala/ dalam AlQur an (Sebuah Analisis Morfosemantis) Ziad Maulana Zein, Abdul Muta ali Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas

Lebih terperinci