MATERI PRAKTIKUM Acara 1 Acara 2 Acara 3 Acara 4 Acara 5 Acara 6 Acara 7 Uji Ambang Batas (Threshold Test) Identifikasi Aroma Uji Pembeda Berpasangan
|
|
- Teguh Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PETUNJUK MATERI PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS Disusun oleh: Nur Aini Gunawan Wijonarko PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 2016
2 MATERI PRAKTIKUM Acara 1 Acara 2 Acara 3 Acara 4 Acara 5 Acara 6 Acara 7 Uji Ambang Batas (Threshold Test) Identifikasi Aroma Uji Pembeda Berpasangan Uji Triangle Uji Ranking Uji Skoring Uji Hedonik 2
3 ACARA 1 UJI AMBANG (THRESHOLD TEST) A. Teori Dasar Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Intensitas atau tingkat rangsangan trekecil yang mulai dapat menghasilkan respon disebut ambang rangsangan (stimulus threshold). Dalam analisis ambang dikenal empat macam ambang rangsangan yaitu ambang mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (recognition threshold), ambang pembedaan (different threshold) dan ambang batas (terminal threshold). Dalam praktik analisis pengukuran, ambang mutlak diperoleh nilai persentil 0,50 atau 50 % respon panelis, sedangkan ambang pengenalan dari nilai 0,75 atau 75 % respon panelis. Perbedaan terkecil dari 2 rangsangan yang masih dapat dikenali merupakan ambang pembedaan. Ambang batas merupakan rangsangan terbesar jika kenaikan tingkat rangsangan menaikkan intensitas kesan. Dapat ditentukan dengan menetapkan rangsangan terkecil yaitu jika kenaikan tingkat rangsangan tidak lagi mempengaruhi intensitas kesan. Untuk menetapkan nilai ambang batas dari suatu rangsangan, terdapat bermacam-macam cara analisis, diantarantrya analisis rata-rata, analisis frekuensi dan analisis distribusi normal. Cara-cara analisis pada umumnya berdasarkan pada uji rangsangan tunggal, dimana tiap uji menggunakan sejumlah panelis semi terlatih. Panelis dipilih dari mereka yang dapat mengenali atau mengetahui sifat inderawi dari contoh atau produk yang diuji. Dalam uji rangsangan tunggal pada setiap uji, tiap panelis diminta menyatakan ada atau tidak adanya sifat inderawi yang diujikan. Data responnya berupa data binomial yang kemudian dapat dianalisis secara statistika. Karena demikian sederhana, maka pada analisis ambang dapat disajikan sejumlah contoh pada tiap pengujian. Namun 3
4 untuk mencapai kondisi atau ligkungan uji yang sesuai diperlukan penyiapan contoh dan penyiapan penyajian yang cermat. B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan ambang batas dan ambang pengenalan pada sample atau produk pangan. C. Bahan Sukrosa 0; 0,05; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 1 NaCl 0; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; 0,1; 0,12; 0,14; 0,16; 0,18; 0,2 Asam sitrat 0; 0,01; 0,012; 0,014; 0,016; 0,018; 0,02; 0,022; 0,024; 0,026; 0,03 Kafein 0; 0,003; 0,004; 0,005; 0,006; 0,007; 0,008; 0,009; 0,01; 0,015; 0,02; 0,03 D. Prosedur Kerja 1. Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan seperti di atas. 2. Berikan kode pada masing-masing sample dengan 3 digit angka 3. Letakkan masing-masing sample pada wadah yang telah diberi kode. 4. Sajikan satu seri sampel pada nampan dan letakkan di atas meja atau bilik cicip secara berurutan 5. Uji sampel satu persatu dengan cara dicicpi, setiap pindah kesampel berikutnya harus didahului kumur dengan air putih 6. Tentukan ambang batas dan ambang pengenalan masing-masing sample. Ambang batas ditetapkan pada konsentrasi terkecil dimana 50% panelis dapat mendeteksi adanya rasa pada sampel tersebut, sedangkan ambang pengenalan ditetapkan pada konsentrasi terkecil dimana 75% panelis dapat mengenali adanya rasa pada sample 7. Sajikan grafik hubungan antara konsentrasi dengan persen reaksi positif panelis. 4
5 Contoh kuesioner untuk pengujian threshold Nama : Tanggal : Sampel : Larutan gula Petunjuk : berilah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai kesan anda setelah anda mencicipi sample tersebut. Kode sample Rasa manis Tidak ada rasa manis. 5
6 ACARA 2 IDENTIFIKASI AROMA A. Teori Dasar Pengujian sensoris merupakan bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengujian terhadap sifat karakteristik bahan dengan mempergunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, pemaromaan, perasa, peraba, dan pendengar (Kartika, et al., 1988). Rangsangan yang dapat ditangkap oleh indra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (aroma, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan. Sebelum dilakukan pengujian sensoris, perlu dikenalkan sifat bahan yang akan diuji kepada panelis. Terkadang, hal ini juga diperlukan untuk mengetahui kepekaan panelis terhadap sifat sensoris tertentu, slah satunya adalah flavor atau aroma. Menurut Kartika, et al. (1988) aroma-aromaan atau aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan indera pemaroma. Untuk dapat menghasilkan aroma, zat-zat sumber aroma harus menguap, sedikit larut dalam air dan sedikit dapat larut dalam lemak. Dalam suatu industri pangan pengujian terhadap aroma dianggap penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian terhadap produk tentang diterima atau tidaknya produk tersebut. Dalam pengujian indera aroma lebih kompleks dari pada rasa. Aroma atau aroma dari suatu produk dapat diamati baik dengan cara memaroma maupun dengan merasakan. Zat yang menghasilkan aroma sering lebih kuat diamati dengan merasakan dari pada dengan memaroma. Pemaromaan merupakan pencicipan jarak jauh. Indera pemaroma berfungsi untuk menilai aroma-aromaan dari suatu produk/komoditi baik berupa makanan atau non pangan. Dalam industri pangan, proses penginderaan melalui aroma dapat dengan cepat memberikan hasil penilaian produk yaitu menjadi disukai atau tidak disukai. Ada 2 cara dalam mengamati aroma, antara lain : 1. Lewat indera pemaroma dimana rangsangan akan diterima oleh regio olfactoria suatu bagian pada bagian rongga hidung. 2. Lewat mulut terutama bagi mereka yang sukar mengamati lewat hidung. Aroma-aromaan ini menjadi lebih kompleks dibanding rasa karena sampai saat ini belum terdapat keseragaman pendapat dalam menetapkan macam-macam aroma Dikenal beberapa macam klasifikasi aroma yang didasarkan pada campuran aroma 6
7 yang utama yaitu harum, asam, tengik, dan hangus. Klasifikasi aroma tersebut antara lain : 1. Aroma jamu-jamuan (cengkeh, kayu manis, pala) 2. Aroma bunga-bungaan (jasmine, mawar, dan melati) 3. Aroma buah-buahan (jeruk, strawberry) 4. Aroma resin (terpentin) 5. Aroma busuk (protein buasuk) 6. Aroma bakar (objek-objek hangus) (Kartika, et al., 1988) Semua orang normal dapat mencium aroma pada suatu jarak tertentu. Anosmia adalah hilangnya kapasitas pembauan, baik temporer maupun permanen. Anosmia terjadi pada orang yang saluran pernafasannya tersumbat, ganguan otak karena luka atau penyakit dengan syaraf olfaktorinya luka. B. Tujuan praktikum Menentukan aroma dari berbagai bahan yang bersifat volatile, kemudian mendeskripsikan nama produk yang menimbulkan kesan tersebut. C. Bahan dan alat Essens jeruk, essens strawberry, minyak cengkeh, minyak sereh wangi, minyak jahe, teh hitam D. Prosedur Kerja Siapkan alat dan bahan Masukkan sampel dalam wadah (botol) tertutup yang sudah ditutup sebanyak ml Berikan kode pada masing masing sampel dengan tiga angka yang berbeda Sajikan diatas nampan Pengujian sampel dengan seksama oleh panelis terhadap aroma setiap sampel dan berikan deskripsi tentang nama produk yang direspon Lakukan tabulasi dan analisis data terhadap hasil pengujian 7
8 Contoh kuesioner untuk pengujian identifikasi aroma Nama : Tanggal : Sampel : macam-macam aroma Petunjuk Kode sample : lakukan pengujian sample satu persatu dengan cara membuka botol sample dan mengibaskan bagian atas botol menggunakan tangan menuju hidung. Deskripsikan bau yang tercium dalam bentuk verbal (kata-kata) pada table di bawah ini. Istirahatkan hidung anda selama 30 detik sebelum melakukan pengujian sample berikutnya. Deskripsi aroma 8
9 ACARA 3 UJI PEMBEDAAN BERPASANGAN A. Teori Dasar Uji pembeda berpasangan termasuk kelompok uji perbedaan (different test). Metode pengujian ini termasuk metode yang paling sederhana dan sering digunakan. Pada prinsipnya, uji pembedaan adalah penginderaan dua rangsangan berpasangan atau melibatkan dua rangsangan sejenis yang diinderakan pada panelis. Panelis melakukan proses penginderaan, misalnya dengan pencicipan, melalui dua tahap yaitu mula-mula merespon sifat sensoris yang diujikan kemudian membandingkan kedua contoh untuk menyatakan sama atau beda. Pengujian pembeda dapat digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara produk dan komoditas yang sama. Dalam pengujian pembedaan berpasangan, dua contoh disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode yang berlainan. Untuk melakukan uji pembedaan, terlebih dahulu panelis dikenalkan sifat sensoris yang diujikan dari pasangan contoh yang disajikan. Apabila panelis belum mengenal betul sifat sensoris yang diujikan maka kemungkinan akan diperoleh respon yang tidak sesuai. Pengujian pembeda berpasangan ada dua macam cara, yaitu dengan atau tanpa bahan pembanding. Pada uji dengan bahan pembanding, dari dua contoh yang disajikan, salah satunya merupakan bahan pembanding atau sebagai kontrol dan yang lain sebagai contoh yang dibandingkan atau dinilai. Dalam uji ini bahan pembanding / kontrol dicicipi terlebih dahulu baru contoh kedua dicicipi, sedangkan pada uji pembeda tanpa bahan pembanding, pada dua contoh yang disajikan tidak terdapat bahan pembanding atau kontrol. Dalam hal ini, yang ingin diketahui atau dinilai adalah ada tidaknya perbedaan sifat organoleptik (penampakan, aroma, rasa, flavour, dll) dari dua sampel atau produk tersebut. Hasil uji pembeda berpasangan dinyatakan cukup jika panelis telah dapat memberikan penilaiaan tentang ada atau tidaknya perbedaan. Ada dua bentuk respon uji pembedaan pasangan, yaitu respon berarah dan respon tak berarah. Uji pasangan dengan respon berarah dipilih apabila interest pengujian pada tujuan perbaikan mutu atau peningkatan efisiensi. Pada respon berarah tiap panelis diminta merespon dua pilihan yaitu A>B atau A<B. Uji pasangan dengan respon tak berarah dipilih apabila pengujian dilakukan dengan tujuan penghematan biaya produksi atau untuk substitusi bahan. Pada respon tak berarah, tiap panelis diminta merespon dengan 2 pilihan yaitu beda atau sama. 9
10 B. Tujuan dua sampel. Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan ada tidaknya perbedaan antara C. Bahan : 2 jenis crackers D. Prosedur Kerja a. Persiapan alat dan bahan b. Dari 2 sampel crackers, buat 4 pasang yaitu AA, AB, BA dan BB c. Di beri kode pada masing masing sampel dengan tiga angka yang berbeda d. Diuji oleh panelis. Masing-masing panelis akan menerima 1 pasang sampel e. Di lakukan analisis data (chi square) Contoh form uji beda berpasangan Nama : Tanggal : Sampel : crackers Instruksi : 1. cicipi kedua sampel dari kiri ke kanan 2. tentukan apakah kedua sampel tersebut sama/identik atau beda 3. beri tanda (V) pada pilihan respon di bawah ini Sama... Beda... 10
11 ACARA 4 UJI TRIANGLE A. Teori Dasar Pengujian organoleptik mempunyai bermacam-macam cara yang dapat digolongkan dalam beberapa kelompok. Cara pengujian yang paling populer adalah kelompok pengujian pembeda (different test)). Uji pasangan dianggap banyak menimbulkan bias karena peneliti tidak dapat yakin apakah panelis benar-benar tahu ada tidaknya sifat sensoris produk yang diuji. Untuk menghindari bias karena hal tersebut, dilakukan modifikasi uji pembedaan berpasangan, salah satu cara diantaranya menggunakan uji triangle atau uji segitiga. Uji segitiga ini juga sering dilakukan untuk seleksi panelis apabila akan menggunakan panelis terlatih pada pengujian sensoris. Triangle test (uji segitiga) juga merupakan uji pasangan, namun pasangan yang berganda tiga. Tiga contoh (A, B, C) yang disajikan secara acak dapat membentuk 3 pasangan ganda yaitu (A,B), (A, C) dan (B, C). Dalam pelaksanaan uji, 3 contoh yang terdiri atas 2 contoh kembar dan 1 contoh beda, disajikan bersama secara acak.. Dalam triangle test, setelah melakukan pengujian panelis diminta menyatakan responnya: satu sample mana diantara 3 sampel (A, B, C) yang berbeda dengan yang lain. Karena ada 3 sampel, maka peluang menebak hasil pengujian adalah 1/3 atau 33,3 %. B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mendeteksi adanya perbedaan produk akibat perlakuan yang berbeda dan untuk seleksi panelis. C. Bahan: roti tawar D. Prosedur Kerja 1. persiapan alat dan bahan 2. Di beri kode pada masing masing sampel dengan tiga angka yang berbeda (salah satu pasang dijadikan duplo dengan kode berbeda) 3. Diuji oleh panelis, pasangan sampel disajikan bersamaan dan interval waktu penilaian detik 4. Di lakukan analisis data. 11
12 Contoh kuesioner untuk uji segitiga (triangle test) Nama : Tanggal pengujian: Jenis produk : Petunjuk Kode sample Rasa masam Warna merah : Di hadapan anda tersedia 3 sampel dimana terdapat dua sampel yang sama dan satu sample yang berbeda. Cicipi sample secara berurut dari kiri ke kanan dengan cara mengambil sample larutan menggunakan sendok sample dan meletakkannya pada sendok pencicip untuk selanjutnya dilakukan pencicipan. Pencicipan hanya diperbolehkan satu kali Kode Data respon uji segitiga dituangkan dalam bentuk satu pilihan yaitu produk yang berbeda. Data respon ini dapat dikonversi dalam bentuk data binomial. 12
13 ACARA 5 UJI RANKING A. Teori Dasar Di pasaran banyak beredar bermacam-macam produk pangan, baik yang berlawanan jenis maupun yang mempunyai sifat sensoris yang mirip dan diproduksi oleh pabrik atau produsen yang berbeda. Konsumen pada umumnya akan memilih produk yang terbaik dan disukai. Produsen dapat menguji produk-produk yang tersedia dengan uji ranking atau uji penjenjangan. Ranking adalah suatu proses pengurutan tiga sampel atau lebih berdasarkan intensitas atau derajat atribut yang dirancang atau menurut tingkat kesukaan produk dalam rangka memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek, dengan maksud untuk menambah atau mengurangi jumlah suatu atribut, kualitas secara keseluruhan atau respon pada saat yang sama. Uji ranking pada umumnya dilakukan untuk menentukan urutan sejumlah komoditas atau produk yang berbeda intensitas sifatnya. Selain itu juga, uji ranking dapat digunakan untuk memperbaiki mutu produk dan memilih contoh yang terbaik. Dalam uji ranking panelis diminta untuk mengurutkan sampel yang diuji menurut intensitas mutu sensorik. Sampel diberi nomor urut dari intensitas mutu sensorik. Dari segi jumlah contoh yang disajikan, uji peringkat mirip dengan uji skor dan uji skala, namun dari segi penginderaan mirip dengan uji pembandingan. Uji ranking mempunyai kemudahan bagi panelis yaitu dalam memahami instruksi dan merespon, setelah panelis mengenal sifat indrawi yang diujikan. Kelebihan lainnya yaitu bahwa data responnya sudah merupakan data kuantitatif yang kemudian dapat dilakukan berbagai cara analisis menurut keperluan akuasinya. Uji ranking mempunyai kelemahan yaitu terbatasnya jumlah contoh yang dapat diuji. Membuat peringkat sampai 6 sampel masih mudah bagi panelis, tetapi apabila jumlah sample lebih dari 6, panelis akan mengalami kesulitan. Respon rangsangan hasil pengujian ranking kemudian ditabulasi menjadi matriks peringkat. Berdasar matriks peringkat dapat dilakukan beberapa cara analisis data, yaitu (1) metode rata-rata, (2) metode Tabel Krammer, (3) metode Tebel Fisher-Yates, (4) metode analisis perbandingan frekuensi, (5) metode analisis perbandingan ganda, (6) metode analisis komposit. B. Tujuan Menilai kualitas sensorik dari sampel dengan cara mengurutkan sampel berdasarkan derajat intensitas dari atribut mutu produk. 13
14 C. Bahan : sirup D. Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Sampel dimasukkan dalam cawan kecil dan diberi kode dengan tiga angka yang berbeda 3. Pasangan sampel disajikan bersamaan 4. Panelis diminta untuk memberi ranking 5. Di lakukan analisis data Contoh form uji ranking Nama : Tanggal : Petunjuk : Setelah semua contoh dicicip, buat urutan peringkat (ranking) dari angka 1 sampai 3 sesuai tingkat kemanisan/warna /kesukaan Kode Rasa manis Warna Kesukaan
15 ACARA 6 UJI SKORING A. Teori Dasar Penilaian terhadap mutu suatu produk pangan meliputi berbagai sifat sensoris yang kompleks. Ada kalanya mutu produk pangan didasarkan pada intensitas sifat sensoris spesifiknya karena pada dasarnya mutu suatu produk pangan merupakan kumpulan (composite) respon semua sifat sensoris yang spesifik yang dapat berupa aroma, rasa, cita rasa (flavour), warna dan sebagainya. Salah satu cara pengujian intensitas sifat sensoris spesifik yang banyak digunakan yaitu uji skoring. Uji scoring berdasarkan atas pernyataan respon yang melambangkan besaran setelah panelis melakukan pengujian. Uji skoring artinya pemberian skor untuk atribut yang dinilai menurut kesan mutu atau intensitas karakteristik sensoriknya, menurut skala numeric yang telah disediakan untuk masing-masing deskripsinya (Rahardjo, 1998). Dalam hal ini diperlukan panelis yang betul-betul mengerti atribut mutu yang diminta, misalnya panelis terpilih dan panelis terlatih. Tipe pengujian ini dapat digunakan misalnya untuk menilai mutu bahan pangan atau intensitas atribut-atributnya, seperti warna, tekstur (kekerasan atau kelembutan), aroma, rasa maupun flavournya. Selain itu digunakan juga untuk mencari korelasi pengukuran subyektif ini dengan pengukuran obyektif hasil analisis atau pengukuranpengukuran baku. Hal ini penting untuk mengetahui presisi alat atau pengukuran tepat suatau intensitas atribut yang dikehendaki. Pada uji scoring, panelis menyatakan respon tentang suatu sifat sensoris dari suatu contoh yang disajikan dalam bentuk nilai numeric dengan bilangan asli. Tiap skor melambangkan tingkat nilai. Nilai dalam uji scoring mempunyai analogi dengan nilai ujian, tiap angka melambangkan atau menyatakan tingkat mutu. Pengujian scoring memerlukan panelis dalam jumlah banyak. Cara penyajian contoh tergantung pada jumlah contoh, apabila contoh sedikit maka contoh dapat disajikan satu persatu kepada panelis, sedangkan apabila jumlahnya banyak maka beberapa contoh dapat disajikan bersamaan. Respon uji scoring berupa angka yang langsung merupakan data kuantitatif. Data tersebut kemudian ditabulasi dalam bentuk matriks respon. Data respon ini dapat dianalisa sidik ragam dengan contoh sebagai perlakuan dan panelis sebagai blok. 15
16 B. Tujuan Memberikan skor terhadap atribut mutu produk pangan. C. Bahan : biskuit D. Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Masing-masing sample diberi kode dengan tiga angka yang berbeda 3. Pengujian oleh panelis, pasangan sample disajikan bersamaan, panelis diminta menilai sample sesuai skor. 4. Analisis data (ANOVA) Contoh form uji scoring Nama Tanggal Bahan Petunjuk : : : biskuit : beri angka dari 1 sampai 5 pada kolom sesuai penilaian anda Kode Kerenyahan Rasa enak Keterangan: angka 1 menunjukkan tidak renyah atau sangat tidak enak Angka 5 menunjukkan rasa sangat renyah atau sangat enak 16
17 ACARA 7 UJI HEDONIK A. Teori Dasar Uji kesukaan (hedonik) termasuk juga dalam kelompok uji penerimaan. Dalam uji hedonik panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan. Di samping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka, atau sebaliknya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaanya. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal suka, dapat mempunyai skala hedonik seprti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu tidak suka, dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka. Di antara agak tidak suka dan agak suka kadang-kadang ada tanggapan yang disebut sebagi netral, yaitu bukan suka, tetapi juga bukan tidak suka. (Soekarto, 1985). Skala hedonik dapat direntangkan atau dikecilkan menurut rintangan skala yang dikehendakinya. Dalam analisis skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka meningkat menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik ini sebenarnya uji hedonik secara tak langsung juga dapat digunakan untuk mengetahui pembedaan. Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengmbangan secara organoleptik. Jika uji pembedaan banyak digunakan dalam program pengembangan hasil-hasil baru atau hasil bahan mentah, maka uji hedonik banyak digunakan untuk menilai hasil akhir produksi. (Soekarto, 1985) B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara-cara melakukan uji hedonik, untuk mengetahui tanggapan pribadi panelis tentang kesukaannya terhadap produk pangan yang disajikan dan untuk membandingkan kesukaan antar produk. C. Bahan: kecap manis D. Prosedur Kerja Alat dan bahan disiapkan Sampel dimasukkan dalam kantung plastic 17
18 Di tempatkan diatas nampan Di beri kode pada masing masing sampel dengan tiga angka yang berbeda Diuji oleh panelis, pasangan sampel disajikan bersamaan Panelis diminta menilai sampel sesuai dengan kesukaan Di lakukan analisis data 18
LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS ACARA III UJI RANKING OLEH PENINA J1A KELOMPOK XIV
LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS ACARA III UJI RANKING OLEH PENINA J1A013100 KELOMPOK XIV PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTASTEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM 2015 HALAMAN
Lebih terperinciUji mutu organoleptik. Pramudya Kurnia
Uji mutu organoleptik Pramudya Kurnia Organoleptik Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PENGENDALIAN MUTU PANGAN
No. LST/TBB/BOG207 Revisi : 01 Tgl. 01 Februari 2010 Hal 1 dari 9 1. Kompetensi: Mampu mempraktikkan dan mengaplikasikan threshold test dalam bidang boga. 2. Sub Kompetensi: a. Mampu menjelaskan prinsip
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM UJI SEGITIGA DAN PEMBEDA SEDERHANA
LAPORAN PRAKTIKUM UJI SEGITIGA DAN PEMBEDA SEDERHANA Oleh : KELOMPOK 1 YOGA SETIAWAN 115100800111027 ISMIZANA JATI PRASIDDHA 115100807111007 CATUR SETYA BUDIRINI 115100800111009 ANASTASIA APRILANI 115100800111019
Lebih terperinciPENILAIAN ORGANOLEPTIK
PENILAIAN ORGANOLEPTIK HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Handout : PENILAIAN ORGANOLEPTIK (Oleh :
Lebih terperinciLABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI
LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI MAKALAH SENSORI PANGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sensori pangan yang diampu oleh: Dewi Nur Azizah, S.TP.,M.P. Oleh : Meti Maryati (1405875) PROGRAM
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XVI PENGUJIAN BAHAN SECARA ORGANOLEPTIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS
PENUNTUN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 1 PRAKTIKUM 1 AMBANG MUTLAK DAN PENGENALAN UNTUK RASA (Absolute and Recognition Threshold
Lebih terperinciUji Segitiga. Uji Hedonik
Nama : Elya Hidayati Nim : 135080301111003 Kelompok : 2 Kelas : T03 Uji Segitiga 1. Judul jurnal : Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.) Termodifikasi dan Aplikasinya
Lebih terperinciUJI RANGE METHOD. Oleh: : Hilda Rani Dwitama NRP : No. Meja : 6 (Enam) Kelompok : B Tgl Praktikum : 13 Maret 2013 Asisten : Sri Mulyati
UJI RANGE METHOD Oleh: Nama : Hilda Rani Dwitama NRP : 103020030 No. Meja : 6 (Enam) Kelompok : B Tgl Praktikum : 13 Maret 2013 Asisten : Sri Mulyati JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORI UJI SEGITIGA DISUSUN OLEH: WAHYU TRI JATMIKO J1A THPIV A TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORI UJI SEGITIGA DISUSUN OLEH: WAHYU TRI JATMIKO J1A114095 THPIV A TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinci[pengujian organoleptik]
[pengujian organoleptik] http://itsagusman.blogspot.com Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang 23 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN BAB II. PERSIAPAN UJI ORGANOLEPTIK 5 BAB III. UJI
Lebih terperinciLABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR
LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR Praktikum : UJI INDERAWI Percobaan : UJI PEMBEDAAN Tanggal : 08 OKTOBER 2015 Pembimbing : Dr. Dra. Jariyah, MP Nama : NUR
Lebih terperinciPENGENALAN UJI ORGANOLEPTIK
Laporan Praktikum Hari/tgl : Kamis/16 FebruarI 2012 Analisis Organoleptik PJ Praktikum : Elza Nur Fadhila, S.KM Tim Penyaji : Kelompok 1 Asisten Praktikum : Dewi Fitriyanti, A.Md PENGENALAN UJI ORGANOLEPTIK
Lebih terperinciUJI PEMBEDAAN [UJI PASANGAN, DUO TRIO, SEGITIGA]
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat/16 Maret 2012 Analisis Organoleptik PJ Dosen : Mira Miranti, STP, MSi. Tim Penyaji : Kelompok 5 Asisten : Ummi Rufaizah UJI PEMBEDAAN [UJI PASANGAN, DUO TRIO, SEGITIGA]
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya taraf
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan adalah 17 jenis kecap manis komersial Indonesia. Sampelsampel kecap manis komersial tersebut mewakili kecap manis komersial nasional
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:72) Penelitian Eksperimen atau Experimental Research dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Kuesioner Penelitian LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA Berikut ini akan disajikan beberapa pertanyaan mengenai susu UHT
Lebih terperinciUJI SEGITIGA I PENDAHULUAN
UJI SEGITIGA I PENDAHULUAN Evaluasi sensori atau analisis sensori merupakan suatu ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, kenampakan, aroma, dan rasa pada produk pangan.
Lebih terperinciBAB XII TUGAS KHUSUS 12.1 Penerapan Metode-Metode Uji Organoleptik di Industri Es Krim Oleh: Stefanus Kristianto ( ) 12.1.
BAB XII TUGAS KHUSUS 12.1 Penerapan Metode-Metode Uji Organoleptik di Industri Es Krim Oleh: Stefanus Kristianto (6103008043) 12.1.1 Pendahuluan Industri pangan pada umumnya melakukan uji organoleptik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciUJI SKALAR [UJI PERBANDINGAN PASANGAN DAN UJI PERBANDINGANJAMAK]
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat/27 April 2012 Analisis Organoleptik PJ Dosen : Mira Miranti, STP, MSi. Tim Penyaji : Kelompok 9 Asisten : Ummi Rufaizah UJI SKALAR [UJI PERBANDINGAN PASANGAN DAN
Lebih terperinciBerdasarkan variabel yang diteliti, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Objek dalam penelitian ini yang akan dilakukan yaitu meneliti kualitas produk beberapa surabi pada pedagang surabi di kota Bandung, dengan subjek penelitian produk surabi
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN ORGANOLEPTIK / INDERAWI
(PART 2) METODE PENGUJIAN ORGANOLEPTIK / INDERAWI UJI PEMBEDAAN UJI PENERIMAAN/PEMILIHAN Byk digunakan dalam penelitian, analisa proses, penilaian hasil akhir UJI SKALAR UJI DESKRIPSI Byk digunakan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Descriptives. Std. Error
LAMPIRA Lampiran 1 Analisis statistik kadar air KADARAIR Mean Deviation Descriptives Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 1 4 11.8350.10017.05008 11.6756 11.9944
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisik (uji lipat), organoleptik (uji hedonik), uji skoring dan analisis kimia (Pb). 1.1 Uji Lipat Uji lipat (folding test) merupakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Ayam Bakso merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging. Dihasilkan dengan mencampur daging, garam, bawang, dan tepung tapioka menjadi adonan
Lebih terperinciSifat Sensoris (Sensory Properties)
Analisis Sifat Sensoris Bahan Pangan By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FTP - UB 2016 Sifat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. L Kadar Protein Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan bahwa penambahan gula aren dengan formulasi yang berbeda dalam pembuatan kecap manis air kelapa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. Dosen Pengampu : Dewi Nurazizah, S.T.P., M.P.
LAPORAN PRAKTIKUM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sensori pangan Dosen Pengampu : Dewi Nurazizah, S.T.P., M.P. Oleh : Siti Nurmilah 1406929 PROGRAM PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini yang akan dilakukan yaitu meneliti mutu organoleptik terhadap inovasi produk cookies lidah kucing berbahan dasar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil 4... Penelitian Pendahuluan Sebelum dilakukan penelitian utama, terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan pembuatan permen cokelat dengan penambahan daging ikan
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 WAKTU DAN TEMPAT 3.2 ALAT DAN BAHAN 3.3 METODE PENELITIAN
3 METODOLOGI 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 Mei 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Departement of Industrial Technology (LDIT) dan Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik
Lebih terperinciBAB VIII UJI PENERIMAAN : UJI MUTU HEDONIK
BAB VIII UJI PENERIMAAN : UJI MUTU HEDONIK A. PENDAHULUAN Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.
22 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017. Penelitian kadar air, aktivitas air (a w ), dan pengujian mutu hedonik dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian Uji kesukaan hasil jadi kue kering nastar menggunakan tepung terigu dan tepung beras ketan hitam ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tepung Tulang Ikan Tuna 4.1.1 Rendemen Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai ekonomis dan efektivitas suatu produk atau bahan. Perhitungan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan 1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Tujuan: - Mengetahui
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian Uji Kesukaan Hasil Jadi Cendol dengan Pewarna Hijau Pandan dan Pewarna Hijau Bayam adalah metode penelitian
Lebih terperinciPENGUJIAN ORGANOLEPTIK (EVALUASI SENSORI) DALAM INDUSTRI PANGAN
PENGUJIAN ORGANOLEPTIK (EVALUASI SENSORI) DALAM INDUSTRI PANGAN EBOOKPANGAN.COM 2006 1 BAB1. PENGUJIAN ORGANOLEPTIK (EVALUASI SENSORI) Evaluasi sensori atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1) Total bakteri Rancangan penelitian total bakteri menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan waktu penyimpanan selama 0, 3, 6, 9, dan
Lebih terperinciUJI SKORING DAN UJI RANKING
Laporan Praktikum Hari, tanggal : Selasa, 14 Oktober 2014 Pengawasan Mutu Dosen : Dr. Ir. Sapta Rahardja, DEA. Asisten : 1) Ismanda Harry S. (F34100002) 2) Taufiq Pratama P. (F34100013) UJI SKORING DAN
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN
PENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN Susi Lesmayati dan Eni Siti Rohaeni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No 4 Banjarbaru,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan melakukan preparasi ikan. Selanjutnya diberi perlakuan penggaraman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan konsumsi pangan tidak lagi hanya memikirkan tentang cita rasa, harga dan tampilan makanan tetapi juga mulai memperhatikan nilai gizi. Konsumen mulai beralih
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
35 BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah formulasi pada roti tawar dengan penambahan tepung tulang ikan lele dumbo sebesar (10%, 30%,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging
TDTLA Pedaging HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Penelitian tahap pertama adalah pembuatan tepung daging-tulang leher ayam yang dilakukan sebanyak satu kali proses pembuatan pada waktu yang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Kadar Air Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan aseptibilitas, kesegaran dan daya tahan bahan itu. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu kambing menurut hasil penelitian dalam Sodiq dan Abidin (2008) mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing dapat dikonsumsi
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Uji Organoleptik (Uji skoring) Produk yang Diuji : Baso Kerang Darah Nama Panelis : Tanggal Uji :
LAMPIRAN 47 48 Lampiran 1. Kuisioner Uji Organoleptik (Uji skoring) Produk yang Diuji : Baso Kerang Darah Nama Panelis : Tanggal Uji : Spesifikasi Nilai Kode Contoh A B C D 1. Kenampakan Warna cokelat,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah formulasi pada muffin berbasis tepung mocaf sebesar (30%, 50%, dan 70%) sementara untuk
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter
BAB V PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter 1. Kualitas Fisik dan Organoleptik Berdasarkan Parameter Warna Tempe Parameter warna pemberian dosis ragi sebanyak 0,5-3 grafik berpengaruh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah pertanian Penggunaan bahan pakan ternak yang umum digunakan sering menimbulkan persaingan, sehingga harga pakan tinggi. Untuk itu, diperlukan upaya untuk mencari alternatif
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Pendahuluan Pengamatan suhu alat pengering dilakukan empat kali dalam satu hari selama tiga hari dan pada pengamatan ini alat pengering belum berisi ikan (Gambar
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :
Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. penyimpanan dalam lemari es serta pembekuan dan pengadukan. Puspitarini
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Es Krim Menurut Saleh (2004) es krim merupakan makanan beku yang dibuat dari susu yang melewati tahap pasteurisasi, homogenisasi, pematangan es krim dengan penyimpanan dalam lemari
Lebih terperinciOVERALL DIFFERENCE TEST (Aroma) Dwi Larasatie Nur Fibri, STP., M.Sc Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada
OVERALL DIFFERENCE TEST (Aroma) Dwi Larasatie Nur Fibri, STP., M.Sc Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Minggu ke-6 Tujuan Ajar/ Keluaran: Mahasiswa dapat menjelaskan metode pelaksanaan
Lebih terperinciLampiran 1 Lembaran kuisioner seleksi panelis. I. Identitas Diri Nama :... Umur :... Alamat :... No tlp/hp :... Pekerjaan :
115 Lampiran 1 Lembaran kuisioner seleksi panelis I. Identitas Diri Nama :... Umur :... Alamat :... No tlp/hp :... Pekerjaan :... E-mail :... II. Waktu a. Pada hari kerja mana saja (Senin Jumat) anda punya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerupuk Kerupuk merupakan jenis makanan kering dengan bahan baku tepung tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa misalnya, kerupuk udang, kerupuk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Kedua sampel sama Kedua sampel berbeda
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Uji Pembedaan Sederhana UJI PEMBEDAAN SEDERHANA Nama : tanggal : Produk : Cookies ubi jalar Instruksi : 1. Dihadapan anda terdapat dua buah sampel cookies. Cicipi sampel
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf 4.1.1 Daya Ikat Air Meatloaf Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang rawan ayam terhadap daya
Lebih terperinci1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.
Penentuan kadar serat kasar Kadar serat kasar dianalisa dengan menggunakan metode Sudarmadji dkk, 1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml kemudian ditambahkan 200 ml H 2 SO4
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbohidrat biji jagung manis juga fraksi-fraksi gula bebas sebesar 1%-3% yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Gizi Komponen terbesar di dalam biji jagung manis adalah karbohidrat, selain karbohidrat biji jagung manis juga fraksi-fraksi gula bebas sebesar 1%-3% yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengemasan makanan merupakan hal penting untuk melindungi bahan makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah berkembang dengan pesat menuju kemasan praktis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Lama Waktu Fermentasi Tempe Berbahan Baku Biji Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Perlakuan lama waktu fermentasi sangat berpengaruh nyata terhadap kualitas
Lebih terperinciWorksheet Uji Rating Hedonik
7. LAMPIRAN 7.1. Lampiran 1. Worksheet Uji Rating Hedonik Soda bread Worksheet Uji Rating Hedonik Tanggal Uji : Jenis Sampel : Soda bread Tepung Beras Merah Identifikasi Sampel Soda bread dengan konsentrasi
Lebih terperinciTabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Air Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciTekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.
Force (Gf) V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.2 Tekstur Tekstur merupakan parameter yang sangat penting pada produk cookies. Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies. Tekstur
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung jerami nangka, analisis sifat fisik dan kimia tepung jerami nangka, serta pembuatan dan formulasi cookies dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cake beras ketan hitam merupakan salah satu produk bakery dan tergolong sponge cake jika ditinjau dari proses pengolahannya. Cake beras ketan hitam memiliki karakteristik
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Form Uji Ranking dan Mutu Hedonik
LAMPIRAN Lampiran 1. Form Uji Ranking dan Mutu Hedonik Nama : No. Hp: Tgl. Uji : Intruksi Umum : 1. Di hadapan Anda tersedia sampel telur asin yang harus dinilai berdasarkan atribut yang tertera dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenang adalah salah satu hasil olahan dari tepung ketan. Selain tepung ketan, dalam pembuatan jenang diperlukan bahan tambahan berupa gula merah dan santan kelapa. Kedua bahan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PENGENDALIAN MUTU PANGAN
No. LST/TBB/BOG207 Revisi : 01 Tgl. 01 Februari 2010 Hal 1 dari 16 1. Kompetensi: Mampu mempraktikkan dan mengaplikasikan ranking test dalam bidang boga. 2. Sub Kompetensi: a. Mampu menjelaskan prinsip
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan
Lebih terperinciNatallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi
UJI SENSORIS PADA PEMBUATAN MIE BASAH DENGAN PENAMBAHAN SURIMI DAGING IKAN TOMAN (Channa micropeltes) NATALLO BUGAR DAN HERMANSYAH Dosen pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Pembuatan sirup rosella dilakukan di Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciINDERA PENGLIHATAN I. BINTIK BUTA
INDERA PENGLIHATAN I. BINTIK BUTA Menentukan jarak bintik buta dari mata B. Alat dan Bahan 1. Penentu bintik buta 2. Penutup mata 3. Penggaris/alat ukur 1. Peganglah alat penentu bintik buta (titik hitam
Lebih terperinciUJI KESUKAAN HASI JADI POUND CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS
UJI KESUKAAN HASI JADI POUND CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS Helenica Liauwandy Jln. Raya Cibarusah, (021) 89677009, helenicaliauwandy@yahoo.com, Dianka Wahyuningtias, SST.Par., MM ABSTRACT
Lebih terperinciMAKALAH PENGAWASAN MUTU BAHAN HASIL PERTANIAN (Aplikasi Pengawasan Mutu Pangan dan Pengujian Sensoris di Bidang Pangan)
MAKALAH PENGAWASAN MUTU BAHAN HASIL PERTANIAN (Aplikasi Pengawasan Mutu Pangan dan Pengujian Sensoris di Bidang Pangan) Oleh : Nama : Eki Dwiyan Saputra NPM : 240110140023 Kelas : TEP 2014 LABORATORIUM
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (4.1) Penelitian Pendahuluan, dan (4.2) Penelitian Utama. 4.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lama
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram alir pembuatan kecap manis
82 Lampiran 1. Diagram alir pembuatan kecap manis Kedelai hitam (bersih) Perendaman selama 12 jam Perebusan selama 4 5 jam / sampai lunak Pengeringan Inokulasi Aspergillus oryzae Fermentasi tahap I (3
Lebih terperinci7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil ANOVA Analisa Kimia Manisan Kering Buah Jamblang
60 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil ANOVA Analisa Kimia Manisan Kering Buah Jamblang 47 48 61 62 49 Lampiran 2. Hasil ANOVA Analisa Fisik Manisan Kering Buah Jamblang 50 63 51 64 Lampiran 3. Hasil Uji Kruskal-Wallis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam latihan panelis potensial yang telah lolos seleksi antara lain gula bubuk merk Apel Kesemek dan Milky (brand Alfamart), garam
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri (AOAC 925.10-1995) Prinsip dari metode ini adalah berdasarkan penguapan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan, kemudian
Lebih terperinciKadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Organoleptik Bakso Ikan Nila Merah Uji organoleptik mutu sensorik yang dilakukan terhadap bakso ikan nila merah yang dikemas dalam komposisi gas yang berbeda selama
Lebih terperinci