Oleh Muhammad Fahrudin Mh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh Muhammad Fahrudin Mh"

Transkripsi

1 PENGARUH EMOTIONAL INTELLIGENCE (EI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 MALANG MENGGUNAKAN PENERAPAN REGRESI BERGANDA ANALYSIS PRINCIPAL COMPONENT Oleh Muhammad Fahrudin Mh Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Bapak Drs. H. M. Shohibul Kahfi, M.Pd Penguji Utama : Bapak Drs. Askury, M.Pd Bapak Drs Dwiyana M.Pd f4hrud1n_k.link@yahoo.co.id ABSTRAK : Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika Siswa adalah Emotional Intelligence (EI). Analisis regresi komponen utama merupakan suatu analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh Emotional Intelligence (EI) terhadap prestasi belajar Matematika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian survey. Hasil dari penelitian ini adalah (1) besarnya pengaruh Emotional Intelligence (EI) terhadap hasil belajar Matematika sebesar 44,9%, (2) model matematika yang menggambarkan hubungan antara aspek Emotional Intelligence (EI ) yang berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar Matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Malang, yaitu: Y = 42, , X1 + 0, X2 + 0, X3 + 0, X4 + 0, X5 Kata kunci : Regresi Berganda, Principal Component Analysis, Emotional Intelligence (EI), Prestasi Belajar Matematika Penulis Pembimbing Muhammad Fahrudin Mh NIM : Drs. H. M. Shohibul Kahfi, M.Pd NIP Penguji Utama Penguji II Drs. Askury, M.Pd NIP Drs. Dwiyana, M.Pd NIP

2 THE AFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE (EI) TO THE ACHIEVEMENT OF MATHEMATICS LEARNING IN GRADE VIII SMPN 1 MALANG TO USE IMPLEMENTASI MULTIPLE REGRESSION ANALYSIS PRINCIPAL COMPONENT. By Muhammad Fahrudin Mh Mathematics Department, Mathematics and Science Faculty, State University of Malang. Advisors : Mr. Drs. H. M. Shohibul Kahfi, M.Pd Examiner : Mr Drs. Askury, M.Pd Mr Drs Dwiyana M.Pd f4hrud1n_k.link@yahoo.co.id ABSTRACT: One of the factors that affect student mathematics achievement is Emotional Intelligence (EI). Principal Component Analysis is an analysis that can be used to determine the influence of learn Emotional Intelligence (EI ) to the result of mathematics learning. The method used in this research is a quantitative study using survey research methods The result of observation that is (1) the amount of affect learn Emotional Intelligence (EI) to the result of mathematics learning is 44,9%, (2) The mathematical model that describes the relationship between aspects of the learn Emotional Intelligence (EI) a significant effect on to the result of mathematict learning in grade VIII SMPN 1 Malang, that is Y = 42, , X1 + 0, X2 + 0, X3 + 0, X4 + 0, X5 Key words : Multiple Regression, Principal Component Analysis, Emotional Intelligence (EI), Achievement of Mathematics Learning

3 Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajarnya. Belajar adalah aktivitas terstruktur yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi tingkat kecerdasan intelektual (IQ) seseorang maka semakin pandai pula orang tersebut (Goleman, 2005). Untuk dapat berprestasi dalam bidang akademik seseorang harus memiliki IQ yang tinggi. Kesuksesan seseorang, bukan hanya dipengaruhi oleh tingkat IQ saja, akan tetapi masih banyak faktor lain yang berpengaruh seperti tingkat emosi, potensi diri, lingkungan, dan faktor-faktor lainnya (Goleman, 2005). Patton (1997:2), menambahkan bahwa IQ hanya mendukung 20% dari faktor-faktor yang menentukan keberhasilan, 80% sisanya berasal dari faktor lain termasuk kecerdasan emosional (EI). Menyikapi uraian diatas, penguasaan intelektual sudah selayaknya di iringi dengan penguasaan emosi yang baik oleh setiap siswa, dikarenakan kemauan belajar setiap siswa dipengaruhi oleh emosi. Analisis regresi berganda merupakan metode untuk menyelidiki hubungan antara satu variabel tak bebas dengan beberapa variabel bebas yang memenuhi dengan asumsi tidak ada multikolerasi. Tidak dipenuhinya asumsi tersebut akan menimbulkan kesulitan dalam mengidentifikasi seberapa besar pengaruh dari setiap variabel terhadap variabel tak bebasnya. Sehingga diperlukan suatu metode yang dapat mengatasi masalah multikolerasi agar diperoleh suatu model regresi yang representatif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kasus multikolerasi adalah dengan methode Analysis Principal Component Sehingga untuk mengetahui pengaruh Emotional Intelligence (EI) terdahap prestasi belajar siswa yang di asumsiakn akan terjadi multikolerasi diperlukan suatu analisis model matematika, yaitu Analysis Principal Component. Analysis Principal Component adalah salah satu metode statistik yang digunakan untuk menyederhanakan variabel bebas dengan cara mereduksi. Dengan demikian tampak bahwa regresi Analysis Principal Component merupakan analisis dari variabel tak bebas terhadap komponen utama yang tidak saling berkolerasi. Dalam penelitian ini menggunakan data tentang pengaruh Emotional Intelligence (EI) terhadap prestasi belajar matematika siswa. Variabel tak bebas yang digunakan adalah prestasi belajar siswa, sedangkan variabel bebasnya yang digunakan adalah kesadaran diri atau pengenalan emosi diri, Pengaturan diri atau mengelola emosi, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini mengangkat judul Pengaruh Emotional Intelligence (EI) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negri 1 Malang Menggunakan Penerapan Regresi Berganda Analysis Principal Component. Rumuskan masalah adalah adakah pengaruh yang signifikan antara Emotional Intelligence (EI) terhadap prestasi belajar matematika siswa SMPN 1 Malang yang dianalisis menggunakan regresi berganda Analysis Principal Component? Tujuan penelitian untuk menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Emotional Intelligence (EI) terhadap hasil belajar matematika siswa SMPN 1 Malang yang dianalisis menggunakan regresi berganda Analysis Principal Component

4 A. Pengertian Emotional Quotient (EQ) Secara umum bahwa Emotional Intelligence (EI) atau kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri atau orang lain dengan menggunakan perasaannya untuk dapat memandu pikiran dan tindakan. Solovey dalam Goleman (2005:57) kecerdasan Emosional menjadi lima komponen yaitu kemampuan mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. 1. Mengenali emosi diri (Pengenalan diri atau kesadaran diri) Kemampuan mengenali emosi diri merupakan dasar kecerdasan emosional yaitu kesadaran sendiri untuk menggali perasaan dari waktu ke waktu dalam kehidupan individu pada dasarnya dimensi ini untuk mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya dan institusi, seperti: kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti dan percaya diri. 2. Mengelola emosi (Pengendalian diri atau Pengaturan diri) Memberi tekanan pada mengelola kondisi, impuls dan sumber daya diri sendiri, seperti: kendali diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, dan inovasi. 3. Memotivasi diri sendiri (Motivasi) Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan individu dalam mengarahkan dan mendorng segala daya upaya dirinya terhadap pencapaian tujuan yang diharapkan. Kecendrungan emosi yang mengantar atau memudahkan peralihan sasaran, seperti: dorongan prestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme. 4. Mengenali emosi orang lain (Empati) Kemampuan memahami perasaan orang lain serta mengkomunikasikan pemahaman pada orang lain. Kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain, seperti: memahami orang lain, orientasi pelayanan, mengembangkan orang lain, mengatasi keragaman dan kesadaran politis. 5. Membina hubungan dengan orang lain (Ketrampilan Sosial) yaitu ketrampilan sosial ini ditunjukkan dengan kemampuan meyakinkan orang lain, kemampuan berkomunikasi dengan baik, kemampuan mengelola konflik dan berorganisasi atau bekerja sama dengan orang lain seperti: pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan kooperasi serta kemampuan tim B. Peran Emotional Intelligence (EI) terhadap Prestasi Belajar Emotional Intelligence (EI) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan professional, dikarenakan dalam interkasi antar pribadi dibutuhkan Emotional Intelligence (EI) yang dapat mengatur serta mengenali emosi yang ada dalam diri pribadi maupun orang lain sehingga dapat menginterpretasikan tindakannya secara tepat. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kecerdasan emosional yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam memusatkan perhatian (konsentrasi) pada saat proses belajar mengajar dan dengan demikian akan menyebabkan prestasi siswa akan mengalami kemerosotan. C. Pengertian Prestasi Belajar Belajar adalah suau proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.

5 Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal, (W. S. Winkel, 1986: 43). Faktor internal adalah factor yang berasal dari individu anak itu sendiri yang meliputi: Faktor Jasmaniah (fisiologis), yang termasuk faktor ini antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. Faktor psikologis, yang termasuk faktor psikologis antara lain: intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar). Non intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur). Faktor kondisi fisik. Faktor eksternal Yang termasuk faktor eksternal antara lain: factor yang berasal dari lingkungan individu anak itu sendiri yang meliputi faktor pengaturan belajar di sekolah (kurikulum, disiplin sekolah, guru, fasilitas belajar, dan pengelompokan siswa), Faktor sosial di sekolah (sistem sosial, status sosial siswa, dan interaksi guru dan siswa), Faktor situasional (keadaan politi ekonomi, keadaan waktu dan tempat atau iklim). D. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi merupakan teknik statistik yang memberikan penjelasan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi dikenal dua jenis variabel yaitu variabel bebas (X) dapat juga disebut variabel prediktor, variabel penjelas dan variabel tak bebas (Y) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas. Variabel bebas dapat juga disebut variabel respon Dalam regresi berganda terdapat satu variabel tak bebas yang akan dilihat hubunganya dengan dua atau lebih variabel bebasnya, misal variabel Y dapat dinyatakan dengan fungsi dari beberapa variabel X 1,X 2,X 3,...,X k yang diketahui dan terdapat faktor sisa. Model regresi sebagai berikut :...(3.1) (Parmadi 1999) i = 1,2,3,...,n Y i = nilai pengamatan ke-i X 1...X k = variabel bebas yang menentukan nilai pengamatan ke- i = konstanta regresi = koefisien koefisien regresi sebagian (parsial) untuk variabel X 1...X k n = faktor sisaan ke i = banyakknya pengamatan Draper dan smith (1992), menyatakan beberapa kriteria yang digunakan untuk melihat tepat tidaknya model regresi yang diperoleh, salah satunya yaitu dengan melihat koefisien determinasi berganda (R 2 ) Koefisien determinasi merupakan pengukuran keberartian persamaan regresi atau untuk mengukur kecocokan model data. Nilai R 2 dapat dinyatakan dengan persen dan dicari dengan membandingkan jumlah kuadrat regresi (JK regresi ) dengan Jumlah Kuadrat Total (JK Total ) dan didefinisikan sebagai berikut: 100% Semakin besar nilai R 2 maka taksiran model regresinya yang diperoleh semakin baik dan sebaliknya jika nilai R 2 semakin kecil maka taksiran model regresi yang diperoleh tidak baik. Pada regresi berganda variabel Y akan bergantung pada dua atau lebih variabel bebas dengan kata lain variabel yang terjadi pada variabel tak bebas dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas. Masalah penting dalam penerapan analisis regresi berganda adalah pemilihan variabel bebas yang dapat digunakan dalam model agar diperoleh persamaan regresi terbaik yang mengandung sebagian atau seluruh variabel bebas.

6 E. Multikolinearitas Multikolinearitasi adalah kejadian yang muncul di dalam model regresi jika satu variabel atau variabel bebas berkolerasi sangat tinggi sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh masing masing kedalam variabel tak bebas (Permadi 1999:68). Menurut Yitnosumarto dalam (Parmadi, 1999: 68-69), jika andaian dari variabel atau variabel bebas adalah bebas sesamanya tidak terpengaruhi sehingga salah satu dari variabel atau variabel X merupakan kombinasi linier dari X lainnya, jika pada regresi Y tersebut variabel atau variabel bebas X saling berkorelasi sesamanya maka dapat dikatakan bahwa regresi tersebut disifati oleh adanya multikolinearitas Metode yang digunakan untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu persamaan regresi yaitu Koefisien Korelasi antar variabel Bebas Cara yang paling mudah dan sederhana untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel bebas dengan melihat korelasi antara dua variabel bebas kolinearitas terjadi jika r dekat dengan ± 1, dan tidak terjadi jika r = 0 (Sembiring 1995 : 284) Dengan melihat Elemen Matriks Korelasi Multikolinearitas dapat dilihat pada elemen matriks korelasi. Jika korelasi antara variabel bebas lebih besar daripada korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, maka terjadi kasus multikolinearitas (Parmadi, 1999). VIF (Variance Inflation Factor) Metode lain untuk menetahui multikolinearitas adalah menghitung besarnya multikolinearitas tiap variabel bebas dengan faktor keragaman inflasi (VIF). VIF didefinisikan sebagai berikut: 1 1 adalah koefisien determinasi berganda dari variabel X k dengan semua variabel bebas yang lain. Semakin besar nilai VIF maka multikolinearitas lebih sempurna, hal ini disebabkan jika VIF besar maka 1 makin kecil sehingga nilai besar. (Hocking 1996:274) mengatakan Jika VIF > 10 maka korelasi diantara variabel bebasnya sangat tinggi. Dengan kata lain terjadi multikolinearitas. Sedangkan Irawan dan Astuti (2006:235) menyatakan bila VIF >1 berarti ada korelasi antara variabel prediktor. Perbandingan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran multikolinearitas. Nilai hasil perbandingan ini disebut bilangan kondisi K, dalam persamaan dinyatakan Multikolinearitas dianggap lemah jika nilai K berada dalam 5 < k < 30, dianggap sedang hingga kuat jika nilai K terletak dalam selang 30 < k < 100, dan menjadi sangat kuat jika k 100 (Sembiring, 1995: 285). Permasalahan multikolinearitas ini harus diatasi, salah satunya dengan Analysis Principal Component F. Principal Component Analysis Principal Component Analysis bertujuan untuk mendapatkan variabel baru yang saling bebas dan merupakan kombinasi linier dari variabel asalnya. Pada Principal Component Analysis, vektor variabel penjelas asal yaitu X = (X 1,X 2,...,X k ) ditransformasikan menjadi vektor variabel baru yaitu K = (K 1,K 2,...,K q ) dengan q k

7 Dalam bentuk persamaan dinyatakan sebagai : K i = a 1i X 1 + a 2i X a ki X k = a i X...(5.1) Dimana,, = Vektor ciri = 1,,, Sedemikian sehingga variabel variabel K 1, K 2,... K q saling bebas satu sama lain dan variabel K q menjelaskan sebesar mungkin proporsi keragaman dari vektor variabel penjelas asal (Suryanto, 1988: 201) 1. Cara Menentukan Principal Component Menggunakan Matrik Ragram Peragam (Varian Covarian) Jika α didefinisikan sebagai matrik konstan berukuran, maka Principal Component didefinisikan sebagai kombinasi dari k variabel penjelas asal yang dinyatakan dalam bentuk matrik berikut: Dengan : X = Matrik kolom variabel asal a = matrik velktor ciri atau dalam bentuk kombinasi linear adalah...(6.1),,..., disebut Principal Component dari X. Jika matrik ragam peragaman dari variabel asal X i dilambangkan dengan n maka didapatkan ragam K i dan peragaman dari K i masing masing Principal Component yaitu, ;,1,2,, Misal S matrik ragamperagam atau varian konvarian. Menurut (suryanto 1988) S didefinisikan sebagai berikut :

8 Akar karakteristik (λ) dari S matrik adalah berikut : 0 Sedangkan vektor karakteristik (V) adalah sebagai berikut 0 Komponen utama ke i yang merupakan kombinasi linear terbobot variabel asal bertujuan untuk memaksimalkan var (K i ) dan tidak berkorelasi dengan komponen utama yang lain, melainkan bersifat ortogonal dengan komponen utama yang lain oleh karena itu K i hanya memenuhi batasan 1, 0 ; Untuk menafsirkan hasil Principal Component yang dipilih dengan melihat benan beban komponen, yaitu dengan memilih Principal Component yang sudah mencakup semua variabel. Beban untuk X i Principal Component Y i adalah koefisien kolerasi momen hasil kali antara X i dan Y i jika beban ini dinyatakan dalam tanda b ij maka b ik = (Suryanto, 1988: 208) Menggunakan Matriks Korelasi Bila Principal Component dihasilkan dari matrik ragam peragam maka komposisi dari Principal Component tergantung pada satuan pengukuran yang tidak sama yaitu dengan membentuk Principal Component dari matrik korelasi. Bila k variabel asal diukur dengan satuan pengukuran berbeda maka variabel tersebut ditransformasikan ke dalam skor baku. Pembakuan variabel asal X ke dalam skor baku ke dalam variabel Z dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:...(6.4) Dalam bentuk matrik Z = (X µ )(V 1/2 ) -1 dengan V 1/2 adalah matrik diagonal simpangan baku, sedangkan elemen yang lain adalah nol dan dalam bentuk ( V 1/2 ) -1 dapat ditulis sebagai berikut: / (6.5) Hubungan antara matrik ragam peragam dengan matrik korelasi R dapat dinyatakan dengan / /...(6.6) Dengan demikian komponen utama Z dapat ditentukn dari vektor ciri matrik korelasi variabel asal R sehingga komponen utama ke j adalah :...(6.7) Menurut Draper dan Smith (1992), untuk menunjukkan jumlah komponen utama yang digunakan dalam membentuk model terdapat 2 karakter yaitu: 1. Mengambil akar ciri yang lebih besar dari 1 (λ j > 1) 2. Memilih m buah Principal Component sebagai penyumbang terbesar terhadap keragaman data yang menghasilkan total keragaman lebih dari 0,75 ) ( 0,75

9 2. Skor Komponen Utama Setelah Principal Component diperoleh maka menghitung skor Principal Component dari setiap individu yang akan digunakan,,, atau dengan menarik data Maka skor komponen dari indifidu ke i pada komponen utama Y i yang dihasilkan dari matrik ragam peragam adalah: SK ij =...(7.1) Dimana : SK ij = Skor komponen ke j dari individu ke 1 = Vektor ciri komponen utama ke j X i = vektor individu ke i = vektor nilai rata rata variabel asal Jika Principal Component dihasilkan dari matriks korelasi R, maka matriks data individu di gantikan dengan matriks data skor baku yaitu: 3. Regresition Principal Component Analysis Regretion Principal Component merupakan teknik analisis regresi yang dikombinasikan dengan teknik Principal Component Analysis yakni menjadikan Principal Component Analysis sebagai tahap analisis untuk mendapatkan hasil akhir dalam analisis regresi Prinsip utama dari teknik Regresition Principal Component adalah menggunakan skor Principal Component yang terpilih dengan variabel respon, sehingga dihasilkan model Regresition Principal Component dinyatakan dalam persamaan berikut:...(8.1) Dimana,,, = variabel penjelas komponen utama yang merupakan kombinasi linier dari semua variabel penjelas asal X 1, X 2,..., X k w 0 = konstanta w 1, w 2,...,w q = koefisien regresi Principal Component sebagian v = faktor galat Setiap komponen utama dalam persamaan (8.1) merupakan kombinasi linear dari semua variabel penjelas X yang dinyatakan dalam hubungan...(8.2) Apabila persamaan (8.2) disubstitusikan ke dalam persamaan (8.1) diperoleh persamaan baku...(8.3) Dengan

10 ...(8.4) Regresi dari koefisien Regresition Principal Component untuk persamaan dapat ditentukan sebagai berikut: Dengan x 2 adalah ragam galat dari model regresi asli atau dapat diduga dari ragam galat untuk model Regresition Principal Component. Untuk melihat ragam dari koefisien regresi c dalam persamaan tersebut adalah dengan memanfaatkan hubungan antara koefisien regresi dari variabel asal X i dengan koefisien ciri dari setiap komponen utama yaitu: Untuk mengetahui signifikasi dari masing masing variabel bebas terhadap model regresi digunakan uji statistik yaitu hipotesis dalam pengujian ini adalah H 0 : c i = 0 H 1 : c i 0 Jika maka H 0 ditolak, ini berarti koefisien regresi c i bersifat sangat nyata secara statistik. Sebaliknya jika maka H 0 di terima METODE A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian survey. Penelitian ini disebut penelitian kuantitatif karena data penelitian ini berupa angka dan analisis menggunakan statistic. Penelitian ini dilakukan pada tanggal Mei 2013 untuk pengambilan data angket, sedangkan untuk pengambilan nilai rata rata UAS dan UTS dilakukan setelah UAS. Untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Emotional Intelligence (EI) X 1 = Pengendalian diri, X 2 = Pengenalan Diri X 3 = motivasi, Y = Prestasi Belajar Matematika X 4 = Empati X 5 = keterampilan sosial. Menurut Goleman (2005:47),

11 B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Malang kelas VIII. Tabel 3.1 Sebaran siswaa kelas VIII pada tiap kelas Kelas Jumlah Siswa Kelas Jumlah Siswa VIII A Kelas basket 30 VIII F 27 VIII B 38 VIII G Kelas Unggulan 26 VIII C 38 VIII H 38 VIII D 38 VIII I Kelas Aksel 28 VIII E Sampel dan Teknik pengambilan sempel Sampel dalam penelitian ini diambil dan dipilih secara acak dari seluruh siswa SMP Negeri 1 Malang kelas VIII. Angket disebar sebanyak 90 buah secara acak dan angket kembali 53 buah. Bailey menyatakan ukuran minimum sampel untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik adalah 30 (Hasan, 2002:60). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 53. C. Jenis Data dan Metode Analisis Data 1. Sumber dan Jenis Data Sumber data dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah responden yaitu siswa yang telah mengisi angket. Data skunder adalah nilai nilai Siswa yang di dapat dari daftar nilai guru berupa rata rata nilai UAS dan UTS siswa. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang nantinya akan diolah menjadi data kuantitatif. Data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari responden melalui penyebaran angket/ kuesioner. 2. Metode Analisis Data Untuk melakukan analisis data pada penelitian ini digunakan softwere minitab 14. Metode analisis data yang dilakukan pada penelitian ini ada 2 tahap a. Analisis Regresi Berganda Tahap pertama adalah melakukan analisis regresi linier berganda dari data asal dengan mtode regresi Identifikasi multikolinieritas Untuk melihat adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat elemen matriks korelasi. Jika korelasi antara X i dengan Y j, i j lebih besar dari korelasi X i dengan Y maka terjadi multikolineritas. b. Regresition Analysis Principal Component 1. Membuat matrik korelasi, jika satuan yang digunakan pada masing masing variabel bebasnya tidak sama 2. Mentransformasikan variabel bebas X ke dalam variabel baku Z 3. Membuat nilai akar dan vektor ciri 4. Menentukan skor Principal Component 5. Meregresikan variabel terikat Y dengan skor Principal Component 6. Mengambil akar ciri yang lebih besar dari 1 (λ i > 1) 7. Meregresikan variabel terikat Y dengan skor Principal Component yang terpilih 8. Menentukan persamaan, yaitu dengan mensubstitusikan skor Principal Component yang terpilih yang merupakan kombinasi linier terbobot dari variabel asal yang dibakukan kedalam persamaan regresi

12 9. Mengubah kembali persamaan di atas ke dalam variabel asal X 10. Menguji koefisien Principal Component dengan uji t dan Interpretasi hasil HASIL A. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara Emotional Intelligence (EI) dengan prestasi belajar maka harus diperhatikan persamaan regresinya. Analisis regresi berganda adalah tahapan yang harus dilakukan pertama kali sesuai hasil dari rekapitulasi dilakukan tahap analisisnya dalam minitab14 di peroleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut Y = 41,5 + 0,991 X 1 + 0,863 X 2 + 0,910 X 3-1,30 X 4 + 0,052 X 5...(4.a.1) Dengan S = 6,02981 R-Sq = 58,6% R-Sq(adj) = 54,2% Interpretasi dari lampiran 12 dapat dijelaskan (Nilai P < 0,05) serta nilai R-Sq cukup tinggi yaitu 58,6%. Nilai VIF dari masing masing variabel juga menunjukan (VIF > 1) Iriawan dan Astuti (2006: 235) yang berarti ada multikolinearitas di dalam variabel bebasnya besar. Setelah persamaan regresi liniear berganda diketahui, maka di lakukan pengujian asumsi. Selanjutnya dilakukan pengujian koefisien regresi yang dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.1 Pengujian Regresi Secara Serentak Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung Variansi (db) (JK) (KT) Regresi ,31 484,06 13,31 Galat ,86 36,36 Total ,17 Tabel 4.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual Variabel Bebas Koefisien Simpangan Baku T hitung X 1 0,9915 0,3407 2,91 X 2 0,8627 0,5238 1,65 X 3 0,9104 0,3701 2,46 X 4-1,2992 0,6887-1,89 X 5 0,0525 0,5482 0,10 B. Identifikasi Multikolinearitas Dari matriks korelasi, dapat diketahui bahwa variabel bebas yang mempunyai nilai P. Value kurang dari α = 0,05 adalah X 1,X 2,X 3,X 4 dan X 5 selanjutnya multikolenieritas dapat dilihat dengan membandingkan koefisien antara variabe X 1, X 2, X 3, X 4 dan X 5 dengan Y dari data dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut Tabel 4.3 Koefisien Korelasi Antara Variabel Bebas dengan variabel Tak Bebas X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 2 0,586 X 3 0,627 0,677 X 4 0,539 0,412 0,002 0,652 X 5 0,651 0,576 0,742 0,678 Y 0,650 0,632 0,650 0,324 0,018 0,528

13 Dari matrik korelasi terlihat bahwa antara peubah penjelas terdapat korelasi yang besar atau terdapat multikolinearitas pada peubah penjelas. Melalui analisis tehadap elemen matrik kolerasi diketahui bahwa koefisien korelasi lebih besar daripada ; lebih besar daripada ;,, lebih besar daripada ;,,, lebih besar daripada ;,, lebih besar daripada. Terlihat bahwa terjadi kasus multikolinieritas, yaitu X 3 berkolerasi dengan X 2, X 4, X 5 ; X 4 berkolerasi dengan X 1, X 2, X 3, X 5 ; X 5 berkolerasi dengan X 1, X 2, X 3, X 4. Karena terjadi kasus multikolinierlitas maka diperlukan model analisis yang lain salah satuya adalah Regresion Principal Component Analysis. C. Regresion Principal Component Analysis. Langkah pertama adalah mentransformasikan variabel bebas ke dalam variabel baku Z Selanjutnya dilakukan perhitungan akar ciri, keragaman total, dan keragaman komulatif seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Akar Ciri Dari Matriks Korelasi Akar Ciri 3,4672 0,6093 0,4123 0,2831 0,2280 Kragaman total 0,693 0,122 0,082 0,057 0,046 Keragaman komulatif 0,693 0,815 0,898 0,954 1,000 Selanjutnya adalah menghitung skor Principal Component dan meregresikan tiap skor komponen utama dengan variabel Y sehingga diperoleh persamaan regresi Y = 84,3 3,21 K 1 + 3,59 K 2 + 1,36 K 3 0,93 K 4 2,96 K 5...(4.c.1) S = 6,02981 R-Sq = 58,6% R-Sq(adj) = 54,2% Adapun hasil pengujian koefisien regresi komponen utama secara serentak dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Pengujian Koefisien Regresi Komponen Utama Secara Serentak Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung Variansi (db) (JK) (KT) Regresi ,31 484,06 13,31 Galat ,86 36,36 Total ,17 Langkah berikutnya yaitu menggunakan jumlah komponen utama yang digunakan dalam membentuk model. Diketahui pada tabel akar ciri yang lebih besar dari 1(λ j > 1, j = 1,2,3,4,5,6,) yaitu λ 1 maka komponen utama yang terpilih adalah pada data yaitu K 1. Komponen utama yang terbentuk merupakan kombinasi linier terbobot dari variabel bebas yang di bakukan dapat ditulis dengan: K 1 = 0, Z 1 0, Z 2 0, Z 3 0, Z 4 0, Z 5...* Selanjutnya meregresikan skor komponen utama dengan variabel Y dan menghasilkan regresi komponen utama Y = 84,3-3,21 K 1...(4.c.2) S = 6,67813 R-Sq = 44,9% R-Sq(adj) = 43,8% Predictor Coef SE Coef T P Constant 84,3019 0, ,90 K 1-3,2073 0,4974-6,45 Dari output analisis regresi komponen Utama dengan peubah bebas K 1 diatas terlihat bahwa model sangat tepat atau bagus dalam menjelaskan data (Nilai P < 0,05) serta nilai R-Sq yang cukup besar yaitu 44,9%. Koefisien variabel penjelas K 1 mempunyai pengaruh yang nyata terhadap respon. Karena hanya digunakan satu

14 variabel penjelas K 1 maka nilai VIF tidak keluar karena secara otomatis tidak ada multikolinearitas. Selanjutnya substitusi K 1 ke dalam persamaan regresi diatas maka diperoleh persamaan regresi: Y = 84,3 + 1, Z 1 + 1, Z 2 + 1, Z 3 + 1, Z 4 + 1, Z 5...(4.c.3) Karena persamaan regresi tersebut mash dalam bentuk data yang dibakukan, maka persamaan harus dikembalikan lagi menjadi persamaan dengan variabel asal langkah langkah dalam mengembalikan ke dalam variabel asal sebagai berikut: Konstanta untuk persamaan asal didapat dari koefisien regresi dalam bentuk baku dikali dengan negatif rataan dibagi dengan standar deviasinya. Ini dihitung untuk semua peubah penjelas. Kemudian untuk mendapat konstantanya hasil semua ditambahkan dengan konstanta persamaan regresi dalam bentuk baku. Untuk koefisien regresinya, koefisien regresi dalam bentuk baku dibagi standar deviasi masing-masing. (Septiani pontoh : 2006) sehingga didapat persamaan regresi: Y = 42, , X 1 + 0, X 2 + 0, X 3 + 0, X 4 + 0, X 5 Untuk menguji signifikansi koefisien regresi komponen utama secara individual digunakan Uji t Tabel 4.6 Pengujian Koefisien Regresi Komponen Utama Secara Individual Variabel bebas Koefisien (C i ) Ragam (Var (C i )) T hitung X 1 0, , , X 2 0, , , X 3 0, , , X 4 0, , , X 5 0, , , PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Emotional Intelligence terhadap prestasi belajar serta komponen apa saja yang paling berpngaruh pada Emotional Intelligence (EI) terhadap prestasi belajar. Dari persamaan regresi dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa selain dipngaruhi oleh kecerdasan intelegensi juga di pengaruhi oleh kecerdasan emosional. Berdasarkan tabel 4.1 disimpulkan bahwa nilai F hitung = 13,31 sedangkan nilai dari F tabel = 2,41 dengan taraf signifikan 0,95. Karena nilai F hitung > F tabel maka model mempunyai hubungan linier. Nilai T tabel = 2,00665 sehingga berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa nilai T hitung dari koefisien X 2, X 4 dan X 5 kurang dari nilai T tabel sehingga disimpulkan bahwa variabel bebas tidak signivikan terhadap model regresi B. Hasil Principal Component Analysis Principal Component Analysis dilakukan dengan menggunakan matriks korelasi. Berdasarkan persamaan analisis 4.c.1 dapat disimpulkan bahwa variabel Y dapat diterangkan oleh skor komponen utama sebesar 58,6 % dan sisanya 41,4 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Misal keuletan, tingkat Intelegensi,ketelitian dan lain lain Setelah meregresikan komponen utama yang terpilih maka sesuai persamaan 4.c.2 disimpulkan bahwa variabel yang dipilih adalah K 1 dengan keragaman sisa 44,9% Berdasarkan penilaian variabel pada penelitian ini, maka faktor paling domain yang mempengaruhi Emotional Intelligence (EI) terhadap prestasi belajar matematika

15 siswa adalah pengendalian diri atau kesadaran diri. Semakin siswa siswa bisa mengndalikan diri atau kesadaran dirinya maka semakin tinggi pula potensi akademiknya karena siswa tahu apa kekurangan dan kelebihan dari dalam dirinya. Faktor yang lain yang juga mempengaruhi Emotional Intelligence (EI) adalah Pengaturan diri atau pengendalian emosi diri, motivasi, empati, ketrampilan sosial. C. Pengaruh Emotional Intelligence (EI) Terhadap prestasi Belajar Matematika Dengan Principal Component Analysis Berdasarkan hasil analisis di atas, variabel asal dijelaskan oleh komponen utama yang terbentuk, yaitu K 1 maka apabila skor komponen variabel tersebut diregresikan dengan variabel Y sehingga diperoleh model regresi sebagai berikut: Y = 84,3-3,21 K 1 S = 6,67813 R-Sq = 44,9% R-Sq(adj) = 43,8%. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa komponen utama K 1 menerangkan 44,9% keragaman total dalam data sedangkan 55,1% sisanya diterangkan diluar model. Apabila disubstitusikan dengan komponen utama yang terbentuk merupakan kombinasi linier terbobot dari variabel bebas yang di bakukan K 1 = 0, Z 1 0, Z 2 0, Z 3 0, Z 4 0, Z 5 Diperoleh Y = 84,3 + 1, Z 1 + 1, Z 2 + 1, Z 3 + 1, Z 4 + 1, Z 5 Apabila persamaan tersebut diubah ke dalam persamaan regresi yang memuat variabel asal maka persamaan regresi tersebut menjadi Y = 42, , X 1 + 0, X 2 + 0, X 3 + 0, X 4 + 0, X 5 Persamaan regresi yang didapat sudah memenuhi semua pengujian yang dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan pengaruh Emotional Intelligence (EI) terhadap prestasi belajar siswa sebesar 44,9% SIMPULAN DAN SARAN Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh Emotional Intelligence (EI) terhadap prestasi belajar matematika siswa sebesar 44,9%. Dari Tabel 4.2 nilai T hitung dari koefisien X 2, X 4 dan X 5 kurang dari nilai T tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tidak signivikan terhadap model regresi. Sedangkan setelah dilakukan Analysis Principal Component terlihat nilai T hitung dari koefisien X 1, X 2, X 3, X 4 dan X 5 lebih besar dari nilai T tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas signivikan terhadap model regresi Adapun saran yang dapat peneliti adalah sebagai berikut : 1. Bagi sekolah hendaknya pendidikan yang diberikan tidak hanya pendidikan intelegensi saja melainkan pendidikan emosional dan spiritual 2. R-Sq yang di peroleh masih kurang tinggi walaupun sudah diperoleh model yang tepat untuk menginterpretasikanpengaruh Emotional Intelligence (EI) terhadap prestasi belajar matematka siswa tetapi model tersebut cukup dapat digunakan dengan baik untuk memprediksi hasil belajar siswa berdasarkan Emotional Intelligence (EI) 3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menambah variabel bebas selain yang terdapat dalam penelitian ini dan menggunakan metode analisis yang lain unuk mengatasi multikolinearitas dan memperbesar nilai R-Sq dan R-Sq(adj).

16 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Cooper. K Robert dkk Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan Dan Organisasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Draper N. And Smith. H Analisis Regresi Terapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Eka Maslahah, Ratna Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Goleman, Daniel Emotional Intelegence. Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ. Terjemahan oleh T. Harmaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama. Hasan, Iqbal Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hocking, Ronald R Methods and Aplications of Linear Models: Regression and the Analysis of Varianc. New York: John Wiley and Sons. Iriawan, Nur & Astuti, Septi Puji Mengolah Data Statistik dengan Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta: ANDI. Mutiah, Alifatul Implementasi AnalisisKomponen Utama dalam regresi Berganda pada Kasus Penyakit Tekanan Darah Tinggi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang Patton, P EI (Kecerdasan Emosional) di Tempat Kerja. Terjemahan oleh Zaini Dahlan. Jakarta: Pustaka Delapratosa. Permadi, Hendro Teknik Analisis Regresi. Malang: Universitas Negeri Malang. Sembiring, R. K Analisis Regresi. Bandung: ITB Bandung. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV Alfabeta. Suryanto Metode Statistika Multvariat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Septiani pontoh, reza Modul Panduan Penggunaan Minitab 14 Dalam Analisis Data. (online), ( Minitab-pdf, diakses tanggal 8 Juli 2013). Winkel, W.S Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama.

17 Jurnal oleh Muhammad Fahrudin Mh ini telah diperiksa dan disetujui. Malang,... Agustus 2013 Penulis Pembimbing Muhammad Fahrudin Mh NIM : Drs. H. M. Shohibul Kahfi, M.Pd NIP Penguji Utama Penguji II Drs. Askury, M.Pd NIP Drs. Dwiyana, M.Pd NIP

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SE- KECAMATAN PREMBUN

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SE- KECAMATAN PREMBUN PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SE- KECAMATAN PREMBUN Oleh: Riheni Pamungkas 1, Suhartono 2, Kartika Chrysti,S 3 1 Mahasiswa PGSD UNS, 2 & 3 Dosen

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Multikolinearitas yang tinggi diantara peubah-peubah bebas,

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang E-mail: livia.mat09@gmail.com

Universitas Negeri Malang E-mail: livia.mat09@gmail.com 1 APLIKASI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT DIABETES MELLITUS (Studi Kasus di Puskesmas Tempeh Kab. Lumajang) Universitas Negeri Malang E-mail: livia.mat09@gmail.com

Lebih terperinci

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS)

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS) BAB. IX ANALII REGREI FAKTOR (REGREION FACTOR ANALYI) 9. PENDAHULUAN Analisis regresi faktor pada dasarnya merupakan teknik analisis yang mengkombinasikan analisis faktor dengan analisis regresi linier

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN : PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Multikolinearitas yang tinggi diantara peubah-peubah bebas,

Lebih terperinci

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Vol. 14, No. 1, 93-99, Juli 2017 Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Nurhasanah Abstrak Regresi berganda dengan peubah bebas saling berkorelasi (multikolinearitas)

Lebih terperinci

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) Laporan Praktikum ke-2 Disusun untuk Memenuhi Laporan Praktikum Analisis Regresi Lanjutan Oleh Nama : Faisyal Nim : 125090507111001

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan TINJAUAN PUSTAKA Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan memodelkan hubungan diantara peubah-peubah, yaitu peubah tak bebas (respon) dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Eddi Artanti Puji Lestari L.A La.tanti@yahoo.co.id Abstract This study aims to determine whether parenting

Lebih terperinci

Estimasi Interval Kepercayaan Bootstrap pada Parameter Regresi Komponen Utama

Estimasi Interval Kepercayaan Bootstrap pada Parameter Regresi Komponen Utama Estimasi Interval Kepercayaan Bootstrap pada Parameter Regresi Komponen Utama Shinta Anisa Putri Y 1, Raupong 2, Sri Astuti Thamrin 3 1 Program Studi Statistika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

ORTHOGONALISASI PEUBAH BEBAS YANG BERKORELASI DALAM SUATU MODEL REGRESI ABSTRACT

ORTHOGONALISASI PEUBAH BEBAS YANG BERKORELASI DALAM SUATU MODEL REGRESI ABSTRACT ORTHOGONALISASI PEUBAH BEBAS YANG BERKORELASI DALAM SUATU MODEL REGRESI Aidawayati Rangkuti ) Guru Besar tetap pada Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin aidarangkuti05@yahoo.com ABSTRACT The research attempts

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 507 516. PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Juliarti Hardika,

Lebih terperinci

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ulil Nurul Imanah, M.Pd. Universitas Islam Majapahit ulil_math11@yahoo.co.id Abstrak Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016 ISSN :

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016 ISSN : MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Lisfuriyah Anindya Putri Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dan metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan bebasnya mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER

ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER [FACTOR ANALYSIS OF RUBBER PRODUCTION PERFORMANCE OF EMPLOYEES PART PT. PLANTATION NUSANTARA XII JEMBER] Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel independen. Variabel dependen adalah tipe variabel yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel independen. Variabel dependen adalah tipe variabel yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel dibagi menjadi dua, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 011/01 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT DAN EMOSIONAL QUOTIENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI I MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 9 No 2 (2015) 1118-1124 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jppi PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu analisis regresi, analisis regresi multilevel, model regresi dua level, model regresi tiga

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Gustri Wandi, Drs. Khairudin, M.Si, Ashabul khairi, S.T, M.Kom Pendidikan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang 1 Penerapan Metode Regresi New Stepwise untuk Mengetahui Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Metallic Box (Studi Kasus di PT. PINDAD (Persero) Turen) Universitas Negeri Malang E-mail: Nisahidayatul@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 TAHUN AKADEMIK 2009/2010 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar Fiqih.

BAB III METODE PENELITIAN. bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar Fiqih. BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencari dan menemukan data yang diperoleh dalam penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kedisiplinan dan Kepercayaan Diri terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kedisiplinan dan Kepercayaan Diri terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Kontribusi Kedisiplinan dan Kepercayaan Diri terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi penelitian adalah di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Waktu penelitian

Lebih terperinci

KNM XVI 3-6 Juli 2012 UNPAD, Jatinangor

KNM XVI 3-6 Juli 2012 UNPAD, Jatinangor KNM VI - Juli 0 UNPAD, Jatinangor PERBANDINGAN REGRESI BERTATAR (STEPWISE REGRESSION) DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA (RKU) DALAM MENGATASI MULTIKOLINIERITAS PADA MODEL REGRESI LINIER BERGANDA MADE SUSILAWATI,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/ 2016

KONTRIBUSI MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/ 2016 KONTRIBUSI MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/ 2016 Artikel Publikasi Ilmiah, diajukan sebagai salah satu persyaratan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Statistika Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisa, penafsiran, dan penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Tri Astuti Arigiyati

PENGARUH MINAT DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Tri Astuti Arigiyati PENGARUH MINAT DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Tri Astuti Arigiyati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ta.arigiyati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemenelemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom berbentuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Sri Siska Wirdaniyati 1), Edy Widodo ) 1) Mahasiswa Prodi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1 Oleh Dapriansyah 1, R. Gunawan Sudarmanto 2, Eddy Purnomo 3 The research used quantitative approach. To collecting the data used

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi DOI: https://doi.org/10.21009/jps.061.02 Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi Oleh: Diyah Nur Fauziyyah Amin,

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskriptif-verifikatif dengan tujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat serta menguji hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena karakteristik dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PDF Pro Trial. sebagai langkah berikutnya yang ditempuh adalah menyajikan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PDF Pro Trial. sebagai langkah berikutnya yang ditempuh adalah menyajikan data yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data dan Analisis Data 1. Penyajian Data Setelah diadakan penelitian baik melalui angket maupun dokumentasi, sebagai langkah berikutnya yang ditempuh

Lebih terperinci

Oleh : Fuji Rahayu W ( )

Oleh : Fuji Rahayu W ( ) Oleh : Fuji Rahayu W (1208 100 043) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 Indonesia sebagai negara maritim Penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR PEMASANGAN DASAR INSTALASI LISTRIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 SEDAYU Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran p-issn: 2354-6883 ; e-issn: 2581-172X Volume 5, No 2, December 2017 (251-258) DOI: https://doi.org/10.24252/mapan.2017v5n2a7 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014. BAB III METODE PEELITIA A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA egeri 4 ogyakarta. Waktu penelitian pada bulan ovember 013 Mei 014. B. Jenis Penelitian Berdasarkan pendekatannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berlokasi di SMPN 1 Kauman dengan populasinya semua kelas VIII yaitu kelas VIII A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J tahun pelajaran 2016/2017. Teknik

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 15 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, lokasi yang menjadi objek penelitian adalah wilayah PPN Brondong, Kabupaten Lamongan propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasari

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglas. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, yaitu berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan 17 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan 17 Karanganyar dengan pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sebanyak

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER REGRESI RIDGE MENGGUNAKAN ITERASI HOERL, KENNARD, DAN BALDWIN (HKB) UNTUK PENANGANAN MULTIKOLINIERITAS

ESTIMASI PARAMETER REGRESI RIDGE MENGGUNAKAN ITERASI HOERL, KENNARD, DAN BALDWIN (HKB) UNTUK PENANGANAN MULTIKOLINIERITAS ESTIMASI PARAMETER REGRESI RIDGE MENGGUNAKAN ITERASI HOERL, KENNARD, DAN BALDWIN (HKB) UNTUK PENANGANAN MULTIKOLINIERITAS (Studi Kasus Pengaruh BI Rate, Jumlah Uang Beredar, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) Anis Susanti (Aniessciutee_baikhati@yahoo.co.id) Siti

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 557 566. ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Siti Andri Yanti, Agus Salim Harahap, Suwarno

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kuantitatif untuk mengetahui adanya pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

Lebih terperinci

LEAST SQUARE AND RIDGE REGRESSION ESTIMATION ABSTRAK ( ) = ( + ) Kata kunci: regresi linear ganda, multikolinearitas, regresi gulud.

LEAST SQUARE AND RIDGE REGRESSION ESTIMATION ABSTRAK ( ) = ( + ) Kata kunci: regresi linear ganda, multikolinearitas, regresi gulud. 1 LEAST SQUARE AND RIDGE REGRESSION ESTIMATION ABSTRAK Metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS) merupakan suatu metode penaksiran koefisien regresi yang paling sederhana. Jika diantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menyesuaikan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya

Lebih terperinci

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi Novita Homer 1, Jantje D. Prang 2, Nelson Nainggolan 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada empat Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini diperoleh untuk memperoleh data yang berkaitan

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK. OLABOLO, KECAMATAN GOLEWA, KABUPATEN NGADA MARSIANUS MEKA PENDIDIKAN GURU PENDIDIK

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan Pengujian pada Regresi Ganda

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan Pengujian pada Regresi Ganda Analisis Regresi Pokok Bahasan Pengujian pada Regresi Ganda Model Regresi Linier Berganda Model Regresi Linier Berganda, dengan k peubah penjelas : Y β β X β X β X k k Parameter regresi sebanyak k+ diduga

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian 4.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1)

REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1) REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1) 1311105003 2) 1311106009 email: 1) riadhea0863@yahoo.co.id 2) febti08.10@gmail.com ABSTRAK Analisis regresi dalam statistika adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA 1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Isnaning Sari 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana pihak ketiga dan suku bunga SBI yang ditentukan oleh Bank Indonesia serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran Tahun Pelajaran 2013/2014)

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Pemanfaatan Waktu...(Dina Kurnianingtyas) 1 PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI THE USE OF TIME STUDENT LEARNING

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K KONTRIBUSI IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : SITI FATIMAH NIM

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PECAHAN KELAS III SD SE-KECAMATAN PADURESO Oleh: Susi Septiningsih 1, Triyono 2, Joharman 3 1 Mahasiswa PGSD UNS, 2 & 3 Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1) Bahriddin Abapihi//Paradigma, Vol.15 No.1 Pebruari 2011 hlm.11 18 11 ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA Bahriddin Abapihi 1) 1) Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Haluoleo,

Lebih terperinci

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : , PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKUNGAN HIDUP SISWA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 (THE EFFECT OF STUDENT LEARNING STYLE

Lebih terperinci

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DAN FAKTORNYA MENGGUNAKAN METODE FORWARD SELECTION

PENENTUAN MODEL HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DAN FAKTORNYA MENGGUNAKAN METODE FORWARD SELECTION PENENTUAN MODEL HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DAN FAKTORNYA MENGGUNAKAN METODE FORWARD SELECTION (DETERMINING POPULATION DENSITY AND THE FACTORS MODELS BY USING FORWARD SELECTION METHOD) Puji Subekti 1,

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL Oleh: TUTI SEPTIANA NPM.11090062 PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN EKONOMI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan statistik inferensial, yaitu tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci