BAB IV STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VMBB. VMBB merupakan salah satu representasi dari butir-butir makna asali semantic
|
|
- Suharto Hermanto
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 52 BAB IV STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VMBB 4.1 Struktur VMBB VMBB merupakan salah satu representasi dari butir-butir makna asali semantic primitives yaitu kategori action, events, dan movement dengan makna asali DO, HAPPEN, MOVE, PUT, dan GO. Leksikon VMBB termasuk ke dalam kategori makna asali DO karena mengindikasikan adanya sebuah tindakan yang dilakukan. Bertumpu pada sejumlah makna asali tersebut, maka VMBB merupakan prototipe dari DO yang menitikberatkan dirinya sebagai sebuah verba tindakan. Makna verba tindakan sesungguhnya dapat direpresentasikan dengan 3 elemen yaitu gerakan, mengatakan, dan melakukan (move, say, do) Wierzbicka (1996: 122).VMBB merupakan suatu verba tindakan yang bertipe melakukan. Dalam hal ini, VMBB berpolisemi dengan melakukan dan terjadi ( DO dan HAPPEN ). Kombinasi antara keduanya mengungkapkan suatu keterpengaruhan UNDERGOERyang relatif tinggi. Selain itu, Wierzbicka juga mengatakan bahwa, the prototypical transitive verb has an agent subject and patient direct-object. Verba dengan prototipe transitif memiliki subjek sebagai agen, dan objek langsung sebagai pasien. Dalam BB, VMBB mewakili prototipe verba transitif ini. VMBB secara umum dapat direalisasikan sebagai leksikonngetepbahasa Bali yang sudah menerima pengaruh dari bahasa Indonesia, secara khusus juga telah
2 53 memiliki leksikon dengan makna memotong yang pada awalnya merupakan leksikon bahasa Indonesia, yaitu leksikon motong. Dengan demikian, realisasi leksikal VMBB secara umum adalahngetep atau motong. Ngetep atau motong merupakan leksikon BB yang bermakna memotong. Kedua leksikon ini didasari atas makna asali VMBB secara umum yaitu WANT, SOMETHING, PART, ONE (separated dan unseparated), TWO, MANY/MUCH. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai leksikon ngetepakan disajikan data sebagai berikut. 4-1a Tukang cukur-ēngetepbok panak tiang-ē Tukang cukur-defpref-potongrambut anak Tukang cukur itu memotongrambut anak saya (Dawan, Klungkung) saya-poss 4-1b Dokter-ēngetepusus buntu-n ēmēk-ē dugas oprasi-nē Dokter-DEFPREF-potongusus buntu-possibu-deff saat oprasi-def Dokter itu memotongusus buntu ibu pada saat operasi (Abiansemal, Badung) 4-1c Batis-nēI Dogil magetepulian sakit kencing manis Kaki-POSS ART namapref -potong karena sakit kencing manis Kakinya si Dogil dipotongkarena (menderita) sakit kencing manis (Abiansemal, Badung) Jika diperhatikan ketiga data di atas, diketahui bahwa realisasi leksikal VMBB adalah leksikon ngetep. Leksikon ini dapat berdistribusi terhadap entitas yang merupakan makhluk hidup, yakni manusia dan bagian-bagiannya. Selain itu, leksikon ngetep juga bisa disubstitusikan dengan leksikon motong. Untuk dapat membuktikan hal tersebut, disajikan beberapa data berikut. 4-2a Tukang cukur-ēmotongbok panak tiang-ē Tukang cukur-defpref-potong rambut anak saya-poss Tukang cukur itu memotong rambut anak saya (Dawan, Klungkung Intf.)
3 54 4-2b Dokter-ēmotongusus buntu-n ēmēk-ēdugas oprasi-nē Dokter-DEF PREF-potong usus buntu-poss ibu-def saat oprasi-def Dokter itu memotong usus buntu ibu pada saat operasi (Abiansemal, Badung Intf.) 4-3c Batis-nēI Dogil mapotongulian sakit kencing manis Kaki-POSSART nama PREF-potongkarena sakit kencing manis Kakinya si Dogil dipotong karena (menderita) sakit kencing manis (Abiansemal, Badung Intf.) Ketiga data di atas merupakan kalimat dengan leksikon verba yang disubstitusikan dengan leksikon lain yang bermedan makna sama. Ketiganya berterima karena memang pada kenyataannya dapat dipahami oleh pengguna bahasa Bali dan sering dituturkan oleh informan. Dengan demikian, data yang telah disajikan dapat membuktikan bahwa leksikon ngetep dapat disejajarkan dengan leksikon motong. Selain manusia, entitas ngetep adalah benda-benda yang lain, baik itu makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan, maupun benda-benda tidak bernyawa lainnya. Untuk dapat membuktikannya, disajikan data sebagai berikut. 4-3 a I Pekak suba ngetepjanggar kurungan-nē ARTkakek sudahpref-potong jengger ayam aduan-poss Kakek sudah memotong jengger ayam aduannya (Singaraja) 4-3 b Jantos dumun, tiang kantun ngetep punya-n cempaka-nē Tunggu dulu, saya masih PREF-potong pohon-posscempaka-def Tunggu dulu, saya masih memotong pohon cempaka itu (Abiansemal, Badung) 4-3 c Getepkayu-nēdadiang lelima Potong kayu-def jadi-suflima Potong kayu itu jadikan lima (Singaraja)
4 55 Jika diperhatikan, verba ngetep memberlakukan entitas yang berbeda. Adapun entitas tersebut masing-masing adalah janggar kurungannē jengger ayam aduannya yang merupakan entitas berupa bagian tubuh binatang. Pada kalimat berikutnya, verba ngetep memberlakukan entitas, yakni frasa nomina punyan cempakanē pohon cempaka itu, yang merupakan bagian dari tumbuhan. Pada kalimat terakhir, entitas yang diberlakukan adalah kayu yang merupakan benda tidak bernyawa. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa VMBB dapat direpresentasikan sebagai leksikon ngetepdan dapat memberlakukan semua entitas yang ada. Sudipa (2004: 287) mengatakan bahwa, orang ngetep memotong dalam bahasa Bali secara umum memiliki pemetaan komponen X melakukan sesuatu pada Y, dan karena ini sesuatu terjadi pada Y. Hal tersebut benar adanya mengingat bahwa verba ngetep memiliki pemetaan eksponen seorang X ngetep sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu alat Z dengan hasil berupa entitas yang terpisah menjadi satu, dua, atau beberapa bagian. Adapun pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi, atau X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang buruk terjadi, yang secara umum dieksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, seseorang melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada saat bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehatihatian) Y menjadi satu, dua, atau beberapa potongan yang terpisah X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini
5 56 Selain itu, leksikon ngetep / motong juga bisa dipadankan dengan leksikon ngodot. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas ngetep / motong dapat dilakukan dengan cara ngodot. Data berikut ini dapat membuktikan hal tersebut. ngetep tali ngodot tali memotong tali ngetep bē ngodot bē memotong daging ngetep tas ngodot tas memotong tas ngetep lima ngodot lima memotong tangan ngetep batis ngodot batis memotong kaki ngetep baong ngodot baong memotong leher ngetep kabel ngodot kabel memotong kabel ngetep gedebong ngodot gedebong memotong batang pohon pisang ngetep papah biu ngodot papah biu memotong dahan pohon pisang ngetep karēt ngodot karēt memotong karet Ditekankan bahwa segala aktivitas ngetep / motong dapat dilakukan dengan cara ngodot, apabila entitas yang diberlakukan merupakan entitas yang bersifat relatif lunak, seperti yang tersaji di atas. Aktivitas ngetep tidak dapat dikatakan sebagai ngodot apabila entitas yang diberlakukan bersifat relatif keras. Berikut ini disajikan data dengan kolokasi ngetep yang berupa entitas yang bersifat relatif keras. ngetep tiing *ngodot tiing memotong bambu ngetep kayu *ngodot kayu memotong kayu ngetep akah jepun *ngodot akah jepun memotong akar pohon kamboja ngetep tulang *ngodot tulang memotong tulang ngetep papah nyuh *ngodot papah nyuh memotong pelepah kelapa ngetep besi *ngodot besi memotong besi Data yang telah tersaji di atas, dapat memberikan persamaan dan perbedaan antara verba ngetep / motong danngodot. Selain itu, perbedaan antara keduanya juga dapat dilihat dari cara memotong yang dilakukan terhadap entitas. Aktivitas ngetep / motong dilakukan bisa dengan cara gerakan terarah yang memiliki komponen makna sekali gerakan maju atau mundur, bisa juga
6 57 dilakukan dengan gerakan terarah yang berulang-ulang. Akan tetapi, aktivitas ngodot dilakukan dengan sekali gerakan terarah yang memiliki komponen makna memajumundurkan alat pemotong secara berulang-ulang. Leksikon ngetep merupakan realisasi leksikal VMBB secara umum. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya berdistribusi terhadap semua entitas yang menjadi sasaran memotong. Namun, secara khusus leksikon ngetep dapat memiliki banyak variasi dengan ciri-ciri yang berbeda. Ciri khas tiap-tiap leksikon dari variasi ngetep didasarkan atas alat, model gerakan, entitas dan bagian entitas yang dikenai perlakuan, serta hasil akhir yang ingin dicapai atau diharapkan agen (Sudipa, 2005: 287). VMBB dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe seperti dari segi jenis alat yang digunakan, cara dan model gerakan, bagian entitas yang dikenai perlakuan, dan hasil akhir yang ingin dicapai atau diharapkan. Seperti halnya Gande (2012) melakukan klasifikasi terhadap verba memotong dalam bahasa Manggarai dari segi jenis entitas yang diberlakukan. Klasifikasi yang dilakukan olehnya, yakni verba memotong pada manusia, verba memotong hewan, verba memotong pohon, verba memotong rumput, verba memotong daun, verba memotong buah verba memotong tali, dan verba memotong kain. Klasifikasi VMBB tidak sama dengan klasifikasi verba memotong dalam bahasa Manggarai yang dilakukan oleh Gande. Ketika dilakukan klasifikasi yang sama dalam arti klasifikasi dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, sangatlah tidak memungkinkan karena banyak leksikon verba yang bermakna memotong dalam bahasa Bali dapat didistribusikan ke dalam beberapa jenis
7 58 entitas yang berbeda. Seperti halnya verba ngetep memotong dapat memberlakukan semua jenis entitas, baik manusia, hewan, tumbuhan, daun, tali, maupun kain. VMBB dapat diklasifikasikan berdasarkan kedekatan makna inherennya atau berdasarkan kesamaan ciri-ciri khusus yang paling menonjol meliputi ciri-ciri alat yang digunakan, cara atau model gerakan, bagian entitas yang dikenai perlakukan dan hasil akhir yang diharapkan oleh agen. Adapun pengelompokan VMBB berdasarkan ciri-cirinya, seperti di bawah ini Ciri Kemiripan Entitas Entitas Tumbuhan 1. Realisasi leksikal VMBB dengan entitas berupa tumbuhan Leksikon VMBB dengan entitas berupa tumbuhan dapat direalisasikan sebagai tortor (nortor), punggel (munggel), ponggol (monggol), ampad (ngampad) dan anyi (nganyi). Leksikon-leksikon ini dikelompokkan menjadi satu karena memiliki kemiripan ciri menonjol, yakni kemiripan entitas berupa tumbuhan. Meskipun demikian, leksikon-leksikon tersebut tetap saja memiliki perbedaan makna antara yang satu dan yang lainnya. Perbedaan tersebut terletak,baik pada instrumen yang digunakan, cara memotong, maupun hasil yang diinginkan. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai leksikon-leksikon tersebut, berikut ini disajikan struktur semantiknya.
8 59 2. Struktur VMBB dengan entitas tumbuhan 1)tortor, nortor 4-4 Wa nortorbungkil jepun-ēdi-wangan sawirēh di-tu lakar maplēstēr Paman PREF-potong pangkal kamboja-def di luar karena di-sana akan disemen Paman memotong pangkal pohon kamboja di luar itu karena di sana akan disemen (Mengwi, Badung) Kalimat di atas mengikat dua argumen yakni wa sebagai agen dan bungkil jepunē sebagai pasien. Secara semantis, verba nortor berkolokasi dengan entitas berupa pepohonan yang ukurannya relatif besar, khususnya bagian pangkal pohon, yaitu bagian kayu yang dekat dengan akar. Tujuan nortor adalah untuk menebang pohon yang bersangkutan karena sudah tidak diharapkan lagi dan bisa juga dimanfaatkan kayunya untuk kepentingan-kepentingan tertentu, seperti untuk dijual, bahan bangunan, kayu bakar, dan bahan dasar kerajinan berupa ukiran. Leksikon nortor memiliki makna memotong pangkal pohon, yang memerlukan sarana berupa alat pemotong yang ukurannya relatif besar, seperti blakas, kapak, dan kandik.apabila aktivitas nortor dilakukan dengan menggunakan kandik kapak bertangkai panjang, maka nortor juga bisa disebut sebagai ngandik memotong dengan kandik. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai leksikon ngandik, dapat dilihat pada halaman 169.Adapun cara yang dilakukan adalah dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi berdiri ataujongkok, penuh kehati-hatian, langsung mengarah pada entitas yang diperlakukan. Hasil yang diharapkan adalah tebangan pohon berupa potongan terpisah menjadi dua bagian.
9 60 Leksikon nortor merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY/MUCH. Pemetaan eksponen verba nortor adalah seseorang X nortor sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z seperti (blakas, kapak, kandik), dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi dua, Y menjadi duabagian terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang baik terjadi. Adapun eksplikasinya sebagai berikut. Pada saat itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (blakas, kapak, kandik) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi berdiri atau jongkok) Y menjadi duabagian terpisah Y menghasilkan banyak potongan-potongan kecil yang tidak diharapkan X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba nortor memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Arah Jumlah Tangan Gerakan Gerakan pohon besar -blakas -kandik -kapak Tangan kanan atau kedua Tangan memegang alat naik - turun berulang dua potongan / bagian terpisah banyak serpihan upil Mengarahkan alat ke entitas
10 61 2) monggol 4-5 Pandēmonggolbungkil punya-n nyuh-ē Nama PREF-potongpangkal pohon-poss kelapa-def Pande memotong pangkal pohon kelapa itu (Tamanbali, Bangli) Leksikon nortor juga dapat dipadankan dengan monggol karena pada dasarnya monggol merupakan leksikon yang bermakna memotong bagian bawah pohon yang ukurannya relatif besar. Adapun cara, alat yang digunakan, serta hasil yang diinginkan tersebut sama dengan cara, alat, serta hasil yang diinginkan dari tindakan nortor.eksplikasi yang dihasilkan pun sama. Dengan demikian, nortor dan monggol memiliki makna yang sama, yang mengekspresikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY/MUCH Entititas Berupa Leher Manusia dan Hewan 1.Realisasi Leksikal VMBB dengan Entitas Berupa Leher Manusia / Hewan VMBB dengan entitas berupa leher manusia dan hewan dapat direpresentasikan sebagai leksikon ngorok,nyamblēh, mancung, munggal, dan nyempal/ nyepegatau memotong pada bagian leher entitas. Gambaran yang lebih jelas mengenai verba ngorok, nyamblēh, mancung, nyepeg, munggal, dan nyempal disajikan dalam analisis struktur semantiknya.
11 62 2. Struktur 1) gorok, ngorok 4-9 Ajik nu ngoroksiapdauh-nē Ayah masih PREF-potongayam barat-def Ayah masih memotongleher ayam di barat (Abiansemal, Badung) Verba ngorok pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen. Adapun argumen agen diisi oleh kata ajik ayah dan pasien diisi oleh siap ayam. Secara semantis, berkolokasi dengan bagian leher entitas yang dikenai tindakan. Adapun entitas yang dimaksud bisa merupakan manusia, bisa juga hewan. Verba ngorok dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan dengan menggorok yang bermakna memotong leher. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa semua entitas, baik manusia maupun hewan yang memiliki bagian leher dapat dikenai tindakan ngorok. Untuk dapat membuktikannya, disajikan data sebagai berikut. 4-10a Raga sing bisangorokbēbēk, sing nyak mati ya Aku tidak bisa PREF-potongbebek, tidak bisa mati dia Aku tidak bisa memotong leherbebek, dia tidak bisa kubuat mati (Abang, Karangasem) 4-10b Cēlēng-ēsuba mekirēgoroka, ēnggal-angketis-in malu Babi-DEF sudah akan potong-suf, cepat-sufpercik-suf dulu Babi itu lehernya sudah akan dipotong, cepatlah diperciki air suci dulu (Abiansemal, Badung) 4-10c Apang sing ēnggal kekeh,gorokgēn baong kambing-ē Supaya tidak cepatkaku, potongsaja leher kambing-def Supaya tidak menjadi kaku, potongsaja leher kambing itu (Kesiman, Denpasar)
12 63 Tampak jelas bahwa entitas ngorok pada ketiga kalimat di atas masingmasing adalah leherbēbēk bebek, cēlēng babi, dan kambing kambing. Baong leher bisa muncul kembali setelah verba untuk menekankan bagian entitas yang akan dikenai tindakan seperti terlihat pada kalimat (4-10c). Baong leher bisa saja tidak muncul kembali setelah verba karena secara inheren verba ngorok memiliki makna ngetep baong memotong leher atau menggorok seperti yang terlihat pada kalimat (4-9), ( 4-10a), dan (4.10b). Verba ngorok dikatakan dapat berkolokasi dengan hewan, tetapi tidak dapat berdistribusi terhadap hewan yang tidak memiliki bagian leher yang jelas atau tidak memiliki leher sama sekali. Ditekankan kembali bahwangorok berarti ngetep baong memotong leher. Hanya bagian entitas yang berupa leher yang dapat dikenai tindakan memotong. Sangatlah tidak berterima apabila ngorok dikenai pada bagian yang bukan leher seperti pada kalimat ilustrasi berikut, yang didapat dari hasil elisitasi terhadap informan *Sira sanēngoroklēlē-nēnika? Siapa yang PREF-potongleher lele-defitu? Siapa yang memotong leher ikan lele itu? (Abiansemal, Badung) Ketika ditanyai dengan kalimat interogatif demikian, informan tertawa karena pertanyaan dianggap lucu dan tidak berterima secara semantik Hal tersebut membuktikan bahwa entitas yang dikenai verba ngorok adalah berupa leher manusia dan hewan yang memiliki bagian leher. Dengan demikian, hewan yang tidak memiliki bagian leher, tidak dapat menjadi entitas ngorok.
13 64 Meskipun dikatakan bahwa entitas ngorok bisa adalah manusia, tetapi tindakan pemotongan bagian tubuh yang dapat menyebabkan kematian, tidak lazim dilakukan di masyarakat. Ngorok sering digunakan ketika seseorang menakut-nakuti seseorang. Sebagai contoh, seorang kakek menakuti seorang anak yang nakal karena suka mencuri. Berikut disajikan data Nyēn demen mamaling, kel gorokbaong-nē Siapa suka PREF-curi, akan potongleher-poss Siapa yang suka mencuri, akan dipotong lehernya (Abiansemal, Badung) Kakek yang menuturkan kalimat demikian tidak bersungguh-sungguh ingin memotong leher si anak, tetapi hanya menakut-nakuti dengan mengancam memotong bagian leher si anak apabila anak itu untuk seterusnya masih memiliki kebiasaan suka mencuri. Si anak mungkin akan merasa takut dan tidak mengulangi kebiasaan mencuri karena di dalam pikirannya, dia akan digorok / lehernya akan dipotong apabila dia melanggar. Hal itu merupakan suatu ketakutan bagi si anak. Verba ngorok dimaknai memotong leher yang memerlukan alat khusus, yaitu pisau tajam dan bisa juga berupa alat tajam yang terbuat dari bambu yang ditajamkan disebut ngaad. Ngaad merupakan instrumen yang digunakan untuk ngorok apabila ukuran entitas tergolong kecil, tetapi tidak dapat digunakan apabila ukuran entitasnya besar. Leksikon ngorok merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (unseparated), atau WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Aktivitas ngorok dilakukan dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung pada bagian entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen dari leksikon tersebut adalah seseorang X ngorok sesuatu Y
14 65 dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil satu bagian leher entitas yang luka, robek, bahkan putus menjadi dua bagian. Adapun pemetaan subeksponennya adalah, X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang baik terjadi, dan X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang buruk terjadi. Hal itu dapat dieksplikasikan sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan, terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam / ngaad) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehatihatian) Y menjadi satu potongan yang mengalami robekan / torehan berlubang. Y bisa juga menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba ngorok memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Arah Jumlah Tangan Gerakan Gerakan leher manusia leher binatang - pisau tajam -ngaad Tangan kanan memegang alat Tangan kiri memegang entitas maju mundur tunggal berulang satu potongan terbuka / tak terpisah dua bagian terpisah Mengarahkan alat ke entitas Catatan: alat yang digunakan bisa dengan pisau tajam atau bisa juga dengan ngaad sembilu 2) nyamblēh 4-13 Pemangku-nēnyamblēhsiap caru-nētatakin-a talenan Orang suci-defpref-sembelih ayam caru-def alasi-suf talenan
15 66 Pemangku itu menyembelihayam sebagai bahan upacara dialasi talenan (Abang, Karangasem) Secara semantis, valensi verba nyamblēh pada kalimat di atas adalah dua argumen, yakni pemangkunē pemangku itu sebagai agen dan siap ayam sebagai pasien. Nyamblēh merupakan leksikon bermakna memotong leher / menyembelih, tetapi tujuan tindakan memotong adalah sebagai sarana upacara keagamaan. Verba ini berkolokasi dengan entitas berupa hewan kurban atau hewan yang dijadikan sebagai sarana upacara yang di Bali sering dikenal dengan istilah penyamblēh hewan kurban untuk upacara Butha Yadnya / persembahan kepada makhluk-makhluk gaib supaya tidak mengganggu. Adapun bagian entitas yang dikenai tindakan adalah bagian leher. Verba nyamblēh merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Leksikon ini bermakna memotong leher hewan kurban dengan menggunakan alat berupa pisau tajam dan alas berupa talenan, gerakan tunggal searah, posisi jongkok dan bisa duduk, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen nyamblēh adalah seseorang X nyamblēh sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, posisi duduk atau jongkok, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa potongan entitasmenjadi dua bagian terpisah. Adapun pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang baik terjadi, dieksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehatihatian, posisi duduk atau jongkok)
16 67 Y menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba nyamblēh memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Tangan Arah Jumlah Gerakan Gerakan leher binatang -pisau tajam Tangan kanan memegang alat ke bawah tunggal dua bagian terpisah -blakas Tangan memegang entitas kiri Mengarahkan alat ke entitas 3)pancung, mancung 4-14a Di Malaysia ada TKW kena pancung Di malaysia ada TKW kena pancung Di Malaysia ada TKW lehernya dipotong (Abiansemal, Badung) 4-14b Nyēn anēmancung? Siapa yang PREF-potong? Siapa yang memotong? (Abiansemal, Badung) 4-14c Tukang pancung-ēanēmancungtkw-nē Tukang pancung-def REL PREF-pancungTKW-DEF Tukang pancung itu yang memotongleher TKW itu (Abiansemal, Badung) Verba mancung memancung / memenggal leher pada kalimat di atas memiliki kemampuan untuk mengikat dua argumen yakni tukang pancungē tukang pancung itu sebagai agen dan TKW-nē TKW itu sebagai pasien. Verba mancung berkolokasi dengan entitas manusia khususnya pada bagian leher. Tindakan
17 68 mancung tidak dapat dikenai pada entitas hewan. Leksikon ini dapat disejajarkan dengan leksikon munggal dan nyempal atau bisa juga dengan prototipenya yaitu nyepeg yang memiliki makna menebas atau memotong leher manusia. Mancungmerupakan leksikon VMBB yang merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO,dapat dimaknai menebas leher manusia yang memerlukan alat berupa pedang, madik,dan parang.selain itu, mancung juga dapat disejajarkan dengan leksikon munggal dan nyempal. Aktivitas ini dilakukan dengan gerakan terarah, posisi berdiri langsung mengarah pada bagian leher entitas. Adapun hasil dari tindakan mancung adalah potongan menjadi dua bagian terpisah. Pemetaan eksponen verba ini adalah seseorang X mancung, munggal, nyempal seseorang Y menggunakan sesuatu Z, dengan gerakan terarah kepada bagian entitas Z. Pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang buruk terjadi, dapat dieksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada saat yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pedang, madik, parang) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah ke samping, penuh kehati-hatian, posisi berdiri langsung) Y menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini X bisa tidak menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini
18 69 Verba mancung, munggal, dan nyempalmemiliki komponen makna sebagai berikut. Entita s Alat Cara Hasil Gerakan Tangan Arah Gerakan Jumlah Gerakan leher manus ia -pedang -parang-- madik Tangan memegang alat Tangan mengarahkan alat ke entitas ke samping Tunggal potongan menjadi dua bagian terpisah Catatan : Alat yang digunakan bisa pedang, parang, atau madik. 3. Fitur SemantikVMBB dengan Entitas berupa Leher Manusia / Hewan Leksikon Entitas (leher) Manusia Hewan ngetep / motong + + nyepeg ngorok + + nyamblēh - + mancung munggal nyempal Entitas Berupa Bagian Tubuh Manusia dan Hewan 1. Realisasi Leksikal VMBB dengan entitas berupa tubuh manusia dan hewan dapat direalisasikan sebagai nyulēn, meles, mukang, ngrecah, murak / ngruak, ningkag, nomēs, dan nudēg/ nudag. Leksikon-leksikon ini pada dasarnya digunakan terhadap entitas
19 70 yang berupa hewan. Namun, ada beberapa diantaranya diperuntukkan bagi manusia ketika manusia dikenai tindakan memotong bagian tubuh terutama pada saat proses perawatan atau pengobatan seperti tudēg / nudēgatau tudag / nudag. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, berikut ini disajikan struktur VMBB dengan entitas berupa bagian tubuh hewan dan manusia. 2. Struktur VMBB dengan Entitas Berupa Bagian Tubuh Manusia dan Hewan 1)nyulēn dan meles 4-14 Dokter hewan-ēnyulēn kuluk-ēmakejang anēabana ka balē banjar-ē tekēn krama-nē Dokter hewan-defpref-potonganjing-def semua REL dibawa ke balai banjar-def oleh masyarakat-def Dokter hewanmengebiri semua anjing yang dibawa ke balai banjar oleh masyarakat (Pekutatan, Jembrana) Secara semantis, verba nyulēn pada kalimat di atas adalah verba yang menghendaki dua argumen. Adapun argumen pada kalimat tersebut adalah dokter hēwanē dokter hewan itu sebagai agendan kulukē anak anjing itu sebagai pasien. Adverbia makejang yang mengikuti entitas kulukēmemiliki makna semua, sehingga apabila diterjemahkan kulukē makejang menjadi semua anjing itu. Verba nyulēn memiliki makna yang sama dengan verba meles karena merupakan sebuah sinonim yang bermakna mengebiri atau memotong dan mengambil bagian batu pelir pada alat kelamin jantan. Aktivitas ini memberlakukan entitas, yakni hewan khususnya bagian alat kelaminnya. Tujuan tindakan nyulēn dan meles adalah untuk memotong dan mengambil batu pelir pada penis hewan peliharaan dengan maksud agar hewan tersebut tidak dapat
20 71 membuahi hewan betina sejenisnya. Hewan yang biasanya dikenai tindakan ini adalah sapi, babi, dan anjing. Verba nyulēn dan meles merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (separated), memiliki makna memotong dan mengambil batu pelir pada bagian alat kelamin hewan jantan, memerlukan alat berupa pisau tajam, dengan gerakan terarah dan penuh kehati-hatian terhadap entitas. Pemetaan eksponen leksikon tersebut adalah seseorang X nyulēn / meles sesuatu Y dengan memakai sesuatu Z dengan gerakan terarah dan penuh kehatihatian, posisi jongkok, langsung dengan hasil berupa potongan menjadi dua bagian terpisah yakni alat kelamin hewan terpisah dengan batu pelir yang ada di dalamnya. Adapun pemetaan subeksponen leksikon tersebut adalah X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi, dapat diberikan eksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehatihatian, posisi jongkok, langsung mengarah kepada entitas) Y menjadi dua bagian terpisah Y menghasilkan satu bagian terpisah (batu pelir) X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba nyulēn dan meles memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Arah Jumlah Tangan Gerakan Gerakan kelamin / batu pelir hewan pisau tajam -Tangan kanan memegang alat turun tunggal satu potongan terbuka dua bagian
21 72 jantan 2) mukang -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas terpisah 4-15 Ida Bagus Aji mukangbēcēlēng-ēanēmara tampaha tunian Nama PREF-potongdaging babi-def REL baru disembelih tadi Ida Bagus Aji memotong daging babi yang baru disembelih tadi (Ubud, Gianyar) Verba mukang pada kalimat di atas secara semantis bervalensi dua argumen, yakni Ida Bagus Aji sebagai agen dan bē cēlēngēsebagai pasien. Sudipa (2004: 288) mengatakan bahwa kegiatan mukang adalah aktivitas memotong pada bagian paha atau kaki, yang entitasnya biasanya menjadi dua atau beberapa bagian yang ukurannya relatif besar. Aktivitas mukang biasanya memberlakukan entitas yang berupa hewan peliharaan seperti ayam, bebek, babi, sapi, dan kambing. Adapun tindakan ini dilakukan, baik mengarah kepada bagian entitas seperti paha, pangkal kaki depan, maupun dada pada unggas. Tujuan aktivitas ini dilakukan untuk memotong-motong bagian tubuh entitas mulai dari memisahkan bagian kepala, lengan, dan paha dengan bagian tubuh hewan. Setelah itu, bagian yang sudah terpisah dengan tubuhnya, di-recahlagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Verba mukang merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY, memiliki makna memotong pada bagian pangkal paha, lengan, dan leher. Kemudian bagian-bagian yang telah terpisah dipotong lagi menjadi beberapa bagian. Adapun alat yang digunakan untuk mukang adalah
22 73 pisau tajam, dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, bisa dilakukan, baik dengan posisi duduk, jongkok, maupun berdiri, langsung pada Y. Adapun pemetaan eksponen verba ini adalah seseorang X mukang sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi bebas penuh kehati-hatian, langsung dengan potongan-potongan yang relatif besar, sehingga Y menjadi beberapa bagian yang terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang baik terjadi. Eksplikasi verba mukang adalah sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung dengan posisi,baik duduk, jongkok, maupun berdiri) Y menjadi beberapa potongan terpisah X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba mukang memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Arah Jumlah Tangan Gerakan Gerakan daging hewan (tangan / kaki) pisau tajam -Tangan kanan memegang alat naik-turun berulangulang beberapa potongan terpisah (agak besar) -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas
Cara Perkembangbiakan Tumbuhan
Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Kompetensi Dasar :2.1 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan Tumbuhan Dapat Berkembang Biak Secara Generatif Maupun Vegetatif 1. Tumbuhan Berkembang Biak
Lebih terperinciCara Membuat Lawar Bali
Cara Membuat Lawar Bali Lawar Siap Putih (Lawar Ayam) Bali Lawar (lawar bali) merupakan masakan tradisional berupa campuran sayur-sayuran dengan daging cincang yang diberi bumbu khas bali dan berasal dari
Lebih terperinciANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR
ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan
Lebih terperinciA. Struktur Akar dan Fungsinya
A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba AMBIL, komponen semantis, kategorisasi, makna, polisemi, dan sintaksis
Lebih terperinciBAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
BAB 2 Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Pada hari Minggu, Nina dan Siti pergi ke rumah Dimas. Di sana, mereka melihat Dimas sedang bekerja membantu ayah Dimas memindahkan bibit mangga yang dibeli ayahnya
Lebih terperinciBagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV
Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Bali merupakan bahasa daerah yang masih hidup karena masih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Bali merupakan bahasa daerah yang masih hidup karena masih dipelihara, dibina, dan digunakan oleh pendukungnya dalam berbagai aspek kehidupan. Bahasa Bali
Lebih terperinciBerbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango
Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango Jelang Perayaan Idul Adha Daging Kambing Daging g kambing cukup menjadi favorit dan disukai oleh para penggemar kuliner Beberapa kendala yang ada berkaitan dengan
Lebih terperinciHewan dan Tumbuhan di Sekitarku
Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas Venus Standar Kompetensi 1. Mengenal bagianbagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup
Lebih terperinciSOTO BANJAR. Elly Lasmanawati
SOTO BANJAR Elly Lasmanawati Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2010 SOTO Soto, sroto,
Lebih terperinciTeori bertani alami: Yang harus di bangun terlebih dahulu adalah memperbaiki tanah
Teori bertani alami: Yang harus di bangun terlebih dahulu adalah memperbaiki tanah Air laut di siramkan ke tanah atau lahan yang akan di garaf Hanya membabat rumput tidak menggunakan pestisida(racun rumput).
Lebih terperinciKIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)
KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KASUS SEPUTAR DAGING Menghadapi Bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya
Lebih terperincibumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami
bumbu & rempah bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami rempah Adalah bagian tanaman yang ditambahkan pada makanan untuk menambah atau membangkitkan selera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah mangga banyak dikenal dan disukai orang dimana-mana. Mangga termasuk buah tempurung, pada bagian yang paling luar terdapat kulit, kemudian di lanjutkan daging buah
Lebih terperinciJMSC Tingkat SD/MI2017
I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara menyilang (X)abjad jawaban pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Pada sore hari jika kita menghadap pada matahari, bayangan tubuh kita tampak lebih...
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Resep Bandeng Presto menggunakan Mesin Presto Industry Oleh: Cahyadi Triyansyah (10.11.3735) S1.TI.2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Membuat Bandeng Presto Proses Pengolahan Bandeng Presto. Tristar Machinery,
Lebih terperinciGambar 1.1 Kuda dengan anak-anaknya
Bab I Makhluk Hidup Di dunia ini, banyak sekali makhluk hidup. Coba kalian sebutkan! Ya, betul. Makhluk hidup meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Apakah kalian bernapas, makan, dan selalu bergerak?
Lebih terperinciHeHeader
SOTO PEKALONGAN 750 gram daging sandung lamur 3 cm jahe, memarkan 3 batang serai, memarkan 3 lembar daun jeruk 3 sdm taoco manis 2 sdm kecap manis 1,5 liter air 6 cabai merah besar 8 bawang merah 6 siung
Lebih terperinciKONSEP PERMATA PERLINDUNGAN MATA AIR. Wawan Sujarwo Ida Bagus Ketut Arinasa
KONSEP PERMATA PERLINDUNGAN MATA AIR Wawan Sujarwo Ida Bagus Ketut Arinasa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012 Latar Belakang 1. BAMBU TANAMAN SERBAGUNA a. peradaban manusia di Bali dari jaman dahulu
Lebih terperinciUkuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram
Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes
Lebih terperinciBENDA DAN KEGUNAANNYA
BAB VI BENDA DAN KEGUNAANNYA Sumber: Dokumen penerbit Apa yang akan kamu pelajari pada bab enam ini? Pada bab ini akan mempelajari: A. Bahan penyusun benda B. Kegunaan benda Bab VI Benda dan Kegunaannya
Lebih terperinciSOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang
Lebih terperinciPOTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*
POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman
Lebih terperinci3. Arbei dan rumput teki berkembang biak secara vegetative alami menggunakan
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.1 1. Amuba dan bakteri berkembangbiak dengan cara Vivipar Ovipar Fregmentasi Membelah diri Kunci
Lebih terperinciBab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah
Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket
Lebih terperinciMADURA. Dra. Elly lasmanawati.msi
MADURA Dra. Elly lasmanawati.msi Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2010 Keadaan daerah
Lebih terperinciKONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung
MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah
Lebih terperinciBAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciVERBA MEMOTONG DALAM BAHASA BALI KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI ABSTRAK
VERBA MEMOTONG DALAM BAHASA BALI KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI ABSTRAK Penelitian yang berjudul Verba Memotong dalam Bahasa Bali: Kajian Metabahasa Semantik Alami ini mengangkat tiga masalah pokok yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI
No. 08/07/5310/Th.IX, 01 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI JULI DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN Pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,41.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 04/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2013, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,13 PERSEN Berdasarkan penghitungan dengan tahun dasar baru (2012
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/01/3327/2015. 5 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Desember 2014 Inflasi 1,92 persen Pada, Kabupaten
Lebih terperinci3. Pertemuan Ke-3 a. Kegiatan Awal
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/semester : V/1 Standar kompetensi : 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan
Lebih terperinci29. Beberapa seniman berambut panjang. Orang itu berambut panjang jadi tentu ia seniman.
29. Beberapa seniman berambut panjang. Orang itu berambut panjang jadi tentu ia seniman. 30. Anjing bukan sapi dan anjing bukan kerbau. Jadi kerbau juga bukan sapi. 31. Celana bisa dilipat dan dimasukkan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna. Verba kejadian
Lebih terperinciPEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :
PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan
Lebih terperinciMENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam
MENU MAKAN PAGI KETUPAT JALA TALAS KETUPAT JALA TALAS Bahan 225 gr Talas 100 gr Talas 100 gr Ubi 50 gr Ubi 200 gr Santan 60 gr Santan 5 gr Garam 5 gr Garam 3 gr Gula KETUPAT Talas dan ubi yang sudah digiling
Lebih terperinciPengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si
Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu
Lebih terperinciA : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV
N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar
Lebih terperinciSerba Pepes dan Botok
Serba Pepes dan Botok Resep Botok Ares Botok Ares adalah jenis masakan kukus dibungkus daun berbentuk tum dengan bahan utamanya ares, yakni bagian dalam dari batang pohon pisang. Untuk rasanya, silakan
Lebih terperinciMorfologi dan Anatomi Dasar Kelinci
Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati
Lebih terperincilagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah kelinci Menurut Kartadisatra (2011) kelinci merupakan hewan mamalia dari family Leporidae yang dapat ditemukan di banyak bagian permukaan bumi. Dulunya, hewan ini adalah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR TAHUN 199 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR TAHUN 1991 TENTANG RETRIBUSI PANGKALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)
Lebih terperinciBUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai
BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19 1. Perkembangbiakan tanaman dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke batang tanaman lainnya yang sejenis
Lebih terperinci4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba
4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba recepmakanan.blogspot.co.id/2017/01/resep-masakan-sehari-hari.html resep masakan rumahan sehari hari - Ada banyak sekali resep masakan nusantara
Lebih terperinciDi unduh dari : Bukupaket.com
Bu, berapa loyang kue yang akan dipanggang? Delapan loyang. Dalam bab ini kamu akan mempelajari: 1. mengalikan dua bilangan satu angka; 2. mengalikan tiga bilangan satu angka; 3. membagi bilangan dengan
Lebih terperinciWritten by Dr. Brotosari Wednesday, 12 August :25 - Last Updated Friday, 09 December :45
Agus sudah terbang dari Sabang sampai Merauke mencari pengobatan alternatif untuk menyembuhkan perutnya yang membesar. Sudah habis lebih kurang 51 juta rupiah. Cowok ganteng ini punya perut besar seperti
Lebih terperinciABSTRAK STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA MENYENTUH BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA)
x ABSTRAK STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA MENYENTUH BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur semantik verba menyentuh bahasa Bali, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Menurut definisi dari Wikipedia, gulai adalah sejenis makanan berbahan
I. PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7)
Lebih terperinciCARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata
(Resep 1).. Serba Ayam Ayam Tulang Lunak 1 ekor ayam 50 g gula Jawa, sisir halus 1 sdm air asam Jawa kental 2,5 liter air kelapa 5 lembar daun salam 4 cm lengkuas, memarkan minyak goreng Bumbu, haluskan:
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1
PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : IPA KELAS / SEMESTER : IV (Empat) / 1 (satu) Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba ujaran, tipe semantis, makna, dan struktur semantis. Konsep-konsep
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 I. BENIH PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL BENIH DAN BIBIT TERNAK YANG AKAN DIKELUARKAN A. Semen Beku Sapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sila ketiga dan Pancasila berbunyi Persatuan Indonesia, dengan maksud serta tujuan bahwa negara Indonesia dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENANGANAN DAGING DAN HEWAN POTONG SERTA HASIL IKUTANNYA DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi
PETUNJUK PRAKTIS i PENGUKURAN TERNAK SAPI POTONG Penyusun : Awaluddin Tanda Panjaitan Penyunting : Tanda Panjaitan Ahmad Muzani KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR
Lebih terperinciBahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.
SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan
Lebih terperinciKumpulan Resep Sup ( Baru )
SUP PASTA BENING BAHAN : Kaldu ikan 250 gram ikan kakap 1 buah bawang Bombay potong-potong 1 batang daun bawang iris 1 batang seledri iris 5 biji merica butiran 1 liter air Isi : 12 udang ukuran sedang
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS LEMPER ISI AYAM
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS LEMPER ISI AYAM PanduRamadhan 11.12.6278 SI 13 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Karya tulis ini saya buat untuk menumbuhkan semangat bisnis kita dari hal-hal yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menetapkan dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pasar sasaran (Kotler,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pelanggan sudah mengalami banyak perubahan, mulai dari cara pandang, kebutuhan maupun perilakunya. Pelanggan selalu melihat ke masa depan dan mengetahui
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD/MI Kelas : II Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Tema : Aku Semester : I (satu) Standar Kompetensi 1. Mengenal bagian-bagian utama hewan dan
Lebih terperinciKELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI
STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI Daftar Isi.. 1 Kata Pengantar.. 2 Standar Kompetensi. 3 Indikator Pembelajaran... 4 Tujuan Pembelajaran. 4 Bagian-bagian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 05/01/51/Th. IX, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2014, NTP BALI TURUN SEBESAR 2,04 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Desember
Lebih terperinciCara Menjahit Baju Kurung - Part 1
Cara Menjahit Baju Kurung - Part 1 Cara menjahit baju kurung - Part 1: Cara mengambil ukuran menggunakan baju contoh Cara Mengambil Ukuran Baju kurung Menggunakan Baju Contoh Ambil sehelai baju kurung
Lebih terperinciPERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.
PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri kehidupan untuk mempertahankan jenisnya. Oleh karena itu berkembangbiak merupakan ciri yang melekat pada
Lebih terperinciLampiran Surat Penawaran Harga
Lampiran Surat Penawaran Harga i i. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Kop Perusahaan DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PENAWARAN : Pengadaan Bahan Makanan Keperluan Narapidana/Tahanan Satuan Kerja : Lembaga Pemasyarakatan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Pengupasan Pengupasan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting,
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN
LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2016, NTP BALI TURUN 0,54 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Maret 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,54
Lebih terperinciSambung Pucuk Pada Tanaman Durian
Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari
Lebih terperinciGULAI REBUNG TUNJANG. HeHeader
GULAI REBUNG TUNJANG 750 gram tunjang/kikil sapi 2 lembar daun kunyit 2 biji pala 4 batang serai, memarkan 8 lembar daun jeruk 4 cm jahe, memarkan 2 cm lengkuas, memarkan 300 gram rebung, iris tipis rebus
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)
PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) I. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan, maka pengembangan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/09/3327/2014. 5 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Agustus 2014 Inflasi 0,43 persen Pada, Kabupaten
Lebih terperinciPenggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana
Bab 2 Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. menggolongkan hewan berdasarkan persamaan ciri-cirinya, misalnya berdasarkan jumlah kaki, cara bergerak, jenis makanan,
Lebih terperinciLatihan Ulangan Semester 1 Kelas IV IPA
Latihan Ulangan Semester 1 Kelas IV IPA A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang benar! 1. Pada diagram rangka badan di samping, x menunjukkan tulang a. rusuk b. panggul
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pekarangan Menurut Hartono, dkk. (1985) dalam Rahayu dan Prawiroatmaja (2005), Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, yang diatasnya terdapat
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Semantik Semantik adalah studi tentang makna, pusat penyelidikan bahasa untuk memahami hakikat bahasa dan kemampuan bahasa manusia (Goddard
Lebih terperinci(a) Kelinci perlu makanan untuk hidup. (b) Boneka tidak memerlukan makanan.
Di kebun rumah atau sekolahmu banyak sekali makhluk hidup dan benda mati. Dapatkah kamu menyebutkan contoh makhluk hidup yang terdapat di lingkungan sekitarmu? Tahukah kamu ciri-ciri makhluk hidup? Ari
Lebih terperinciII. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN
ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2016, NTP BALI TURUN 0,01 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Agustus 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo Masyarakat di Desa Kalimulyo sebagian besar menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Hasil penelitian menunjukkan
Lebih terperinciPECEL. Dra.Elly Lasmanawati.MSi
PECEL Dra.Elly Lasmanawati.MSi Prodi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2009 Pengertian pecel dalam
Lebih terperinciRepublik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)
RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani
Lebih terperinciLampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun
Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN
Lebih terperinciLezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot
Tahu Tumis Tausi 2 buah tahu putih yang bagus mutunya 1 sdm minyak sayur, cincang 25 g bawang Bombay, cincang 100 g udang kupas ukuran sedang 1 sdm saus tiram 1 sdm kecap asin 1 sdm tausi ½ sdt garam 75
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2011. Pemeliharaan domba dilakukan di kandang percobaan Laboratorium Ternak Ruminansia Kecil sedangkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA MAGELANG
PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI RUMAH
Lebih terperincisayuran, cereal atau makanan-makanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart, dan
Kata garnish berasal dari Bahasa Perancis yang artinya hiasan hidangan. Garnish pada suatu hidangan adalah untuk memberi daya tarik serta keindahan pada suatu hidangan tersebut. Pengertian Garnish Garnish
Lebih terperinciKuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1
Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian
Lebih terperinciCara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda)
Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda) Saya rasa bentuk kerajinan tangan anak (prakarya) dari daun kelapa muda (janur) ini merupakan salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur puyuh adalah produk utama yang dihasilkan oleh ternak puyuh dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa serta harga relatif murah.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Tanda tangan,
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN CAIRAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA VEGETARIAN DI PUSDIKLAT BUDDHIS MAITREYAWIRA Saya
Lebih terperinciKETERKAITAN ERGONOMI DENGAN GUNTING
KETERKAITAN ERGONOMI DENGAN GUNTING DI SUSUN OLEH : NAMA : WANDA TYAS PARAHITA (wandaparahita12@gmail.com) NIM : 1602140080 DESAIN PRODUK FAKULTAS INDUSTRI KREATIF TELKOM UNIVERSITY 2015 ABSTRAK Gunting
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS OLEH KHAS MAGELANG
LINGKUNGAN BISNIS OLEH OLEH KHAS MAGELANG Nama : Mumpuni Widyawati Kelas : S1TI- 2L NIM : 10.11.4442 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 ABSTRAKSI Pada jaman penjajahan Jepang, beras merupakan barang langka
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden
Lebih terperinciDESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1. Makhluk Hidup NAMA :
DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1 Makhluk Hidup NAMA : 1 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pencipta sehingga buku ilmu pengetahuan alam kelas 3 semester
Lebih terperinci