BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek ini mencakup pelayanan fasilitas pendidikan yaitu sebagai kegiatan pendidikan belajar dan mengajar anak dibidang seni. Serta mengapresiasikan segala bentuk imajinatif anak menjadi sebuah karya seni dibidang seni lukis dan seni musik. II.2 Tinjauan Proyek Judul Tema : Galeri & Sanggar Kreatifitas Seni Anak : Ruang Eksploratif Lokasi : JALAN BULUNGAN RAYA, JAKARTA Luas Lahan SELATAN : ± 1,2 Ha KDB : 40 % KLB : 1,6 Sifat Proyek Pemilik : Fiktif : Swasta Fasilitas Yang Direncanakan: fasiltas yang direncanakan di klasifikasikan Fasilitas Utama : Galeri Sanggar Seni Amphytheater Theather Fasilitas Penunjang : Restaurant Perpustakaan Area Kreatifitas Terbuka berikut : Fasilitas Pendukung Utama : berdasarkan sifat, dan kebutuhan dari pelaku kegiatan pada bangunan galeri dan sanggar, dengan perencanaan sebagai Ruang Restorasi Kurator Stock Room Gudang Area Utilitas Studio Seniman Fasilitas Umum : Toko souvenir Ruang P3K Book Store Toilet Fasilitas Pendukung Umum : Area Parkir Hall Lobby Ruang Security PAHALA BUDIMAN

2 Fasilitas Pendukung Utama : Ruang Administrasi Ruang Personalia Ruang Keuangan Ruang Rapat Ruang Dir, Wakil, Sekertaris Ruang Staff Ruang Inventaris Fasilitas Operasional : Ruang K.Operasional Ruang Workshop Ruang Staff Ruang Registrasi II.2.1 Fungsi Galeri dan Sanggar Kreatiiftas Seni Anak Galeri & Sanggar Kreatifitas Seni Anak sebagai wadah pembelajaran dari perkembangan imajinatif kreatifitas anak, dan berfungsi juga sebagai berikut: Mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan anak secara khusus akan sarana pendidikan di luar sekolah dimana pendidikan yang di berikan berbeda dengan pendidikan formal. Mewadahi kebutuhan anak akan tempat area bermain yang bebas tetapi masih terarah. Merupakan pusat pelayanan perkembangan kreatifitas anak di Jakarta Sebagai objek rekreasi keluarga yang edukatif dan bersifat menghibur bagi orang tua dan anak-anak. II Tujuan dan Manfaat Galeri & Sanggar Kreatifitas Seni Anak Tujuan Galeri & Sanggar Kreatifitas Seni Anak Menciptakan tempat pembelajaran non-formal yang dapat memenuhi kebutuhan anak akan tempat kegiatan dan belajar anak Menciptakan tempat bermain dan belajar yang dapat merangsang kreatifitas dan menyalurkan bakat anak-anak dalam berbagai bentuk seni. Menciptakan tempat rekreasi sekaligus belajar untuk seluruh anggota keluarga di Jakarta, dimana keluarga dapat juga membantu mengembangkan kreatifitas anak. Mengarahkan anak-anak untuk menerapkan segala kemampuan imajinasinya dalam bidang seni terhadap lingkungan bermainnya. PAHALA BUDIMAN

3 Manfaat Galeri dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak Manfaat bagi Pemerintah : Membantu dan mendukung sistem pendidikan indonesia berupa kegiatan pengembangan kreatifitas anak secara maksimal sehingga kreatifitas anak dapat kita lihat dan kita perhatikan dengan baik. Manfaat bagi Masyarakat : Masyarakat dapat menikmati fasilitas yang di berikan oleh Galeri dan Sanggar ini. Manfaat bagi Anak-anak : Melatih anak-anak untuk memiliki kepekaan terhadap seni, memberikan alternatif anak untuk menumbuh kembangkan bakat kreatifitasnya, memberikan tempat bermain yang mendidik. Manfaat bagi Orang Tua : Memperluas pengetahuan dunia anak dan pendidikan anak yang lebih bernuansa kreatifitas dan pola kreatifita seni mereka, agar daya imajinasi mereka berkembang dengan sistem motorik otak anak lebih stabil tanpa ada batasan yang kekang oleh orang tua. Manfaat bagi Lingkungan : Lebih tertatanya lingkungan yang bersih dengan daya aktif anak dalam seni kreatifitas mereka pada sistem daur ulang di sekitar lingkungan mereka, tanpa harus membuangnya, tapi bisa di ubah menjadi pembelajaran yang mendidik dan sekaligus bermain anak di lingkungan mereka. II Lingkup Kegiatan Utama Gallery dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak Kegiatan Utama Galeri dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak memiliki kegitan utama sebagai berikut : Kegiatan Pameran Pameran hasil karya-karya anak-anak baik berupa lukisan, sketsa anak, karya bentuk seni anak lain untuk diperkenalkan kepada khalayak umum di Jakarta. PAHALA BUDIMAN

4 Kegiatan Membuat Karya Seni Para seniman ahli dapat membimbing atau memberikan pembelajaran untuk anak-anak sebagai penambahan cara tumbuh kembang bakat anak pada dunia seni. Kegiatan Penunjang Galeri dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak memiliki kegiatan penunjang sebagai berikut : Kegiatan Administrasi (pengelola) melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan dan mengelola semua kegiatan yang terjadi yang bersifat administratif. Kegiatan Promosi dan Informasi Kegiatan untuk memberikan promosi dan informasi kepada para pengguna gedung. Seperti pusat informasi, ruang kreatifitas anak (sanggar seni), ruang belajar terbuka, dll Kegiatan Perawatan dan Maintenance Melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan dan mengelola semua kegiatan Perawatan dan Maintenance Bangunan. Kegiatan Penunjang Kegiatan Anak-anak Melaksanakan kegiatan-kegiatan penunjang kemajuan anak-anak terutama bidang seni seperti perpustakaan, ruang diskusi, amphytheater sebagai tempat untuk acara pentas seni musik, ruang terbuka sebagai acara kegiatan lomba seni yang di khususkan pada anak-anak. Kegiatan Pelengkap Galeri dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak memiliki kegiatan kegitan pelengkap sebagai berikut : Kegiatan Berinteraksi Non Formal Kegiatan berkumpul dan bersosialisasi bagi pengguna bangunan seperti Lobby, Area bermain, Amphytheater, dan Ruang Kreatifitas (sanggar seni), dll. PAHALA BUDIMAN

5 Kegiatan Usaha Melaksanakan Kegiatan Usaha dalam lingkup bangunan ini seperti, restaurant, souvernir, dan bookstore. Kegiatan Refreshing Kegiatan yang bersifat relax untuk melepas kepenatan pengguna bangunan seperti taman-taman bermain anak dan melaksanakan kegiatan lomba yang di adakan pihak pengelola untuk anak di ruang terbuka dengan konteks kegiatan kreatif dan bermain mereka. Kegiatan Servis Kegiatan bersifat servis untuk kebutuhan pengguna bangunan ini seperti, Parkir, Lobby, tangga, jalur sirkulasi bermain anak dan Lift. II Syarat dan Klasifikasi Bangunan Galeri dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak II a Syarat Bangunan Galeri dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak Galeri dan Sanggar Seni yaitu suatu bentuk kegiatan mengunjungi suatu ruangan atau pameran yang memamerkan dan mengkomunikasikan yang bersifat mendidik benda-benda pembuktian material manusia dan lingkungannya untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Beberapa persyaratan terkait yang digunakan untuk mendirikan sebuah galeri dan sanggar seni ini sebagai berikut : Persyaratan Lokasi Galeri dan Sanggar Seni Lokasi Galeri dan Sanggar harus strategis, dengan kata lain lokasi harus mudah di capai oleh masyarakat umum. Lokasi galeri dan sanggar seni harus sehat, yang dimaksud sehat adalah tidak terletak di daerah industri yang banyak polusi udaranya serta bukan berada di daerah tanah berlumpur, rawa atau tanah berpasir. Element-element iklimnya yaitu memiliki kelembaban udara setidaktidaknya harus terkotrol mencapai suhu yang netral yaitu antara %. PAHALA BUDIMAN

6 Persyaratan Bangunan Pembagian ruangan yang diperlukan untuk kepentingan galeri dan sanggar ini, dan juga memperhatikan kelembapan dan sirkulasi udara, agar tidak merusak benda-benda koleksi, dan juga sistem pencahayaan juga sangat berperan penting dalam mendisplay suatu benda. Syarat-Syarat Umum Bangunan dikelompokan menurut fungsi dan aktivitasnya: ketenangan, keramaian dan keamanan. pintu masuk utama (main entrance) adalah untuk pengunjung galeri dan sanggar seni. Pintu masuk khusus (service entrance) adalah untuk lalu lintas bagian pelayanan, perkantoran, serta ruang-ruang pada bangunan khusus. Area publik/umum terdiri dari bagnunan utama (pameran tetap dan pameran temporer), auditorium, keamanan/pos jaga, giftshop dan kafetaria, tiket box dan tempat penitipan barang, lobby/ruang istirahat, toilet, taman dan tempat parkir. Area semi publik terdiri dari bangunan Administrasi (termasuk perpustakaan dan ruang rapat). Area private terdiri dari Laboraturium konservasi, studio pembuatan miniatur, storage, serta ruangan studi koleksi. Syarat-Syarat Khusus Bangunan Utama (Pameran Tetap dan Pameran Temporer) haruslah memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan, mudah dicapai dari luar maupun dari dalam, dan juga bangunan penerima yang memiliki daya tarik sebagai bangunan pertama yang di kunjungi oleh pengunjung, dan memiliki sistem keamanan yang baik, baik dari segi kontruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya bendabenda secara alami (cuaca dan lain-lain) maupun dari segi kriminalitas dan pencurian. Bangunan Auditorium haruslah mudah dicapai oleh umum, dan dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi dan ceramah. PAHALA BUDIMAN

7 Bangunan Administrasi harus memiliki letak yang strategis baik terhadap pencapaian umum maupun bangunan-bangunan lain dan memiliki pintu masuk khusus. II b Klasifikasi Bangunan Galeri dan Sanggar kreatifitas Seni Anak Klasifikasi bangunan dapat pandang dari berbagai macam sudut pandang diantaranya sebagai berikut : Berdasarkan Penyelenggaraanya Galeri dan Sanggar Swasta, yaitu bangunan yang diselenggarakan dan dikelola oleh swasta. Galeri dan Sanggar Resmi, yaitu bangunan yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah. Bangunan dalam klasifikasi ini terbagi lagi menjadi Galeri dan Sanggar yang di kelola oleh pemerintah daerah dan dikelola oleh pemerintah pusat. Berdasarkan Jenis Koleksi Galeri dan Sanggar seni Khusus, gallery jenis ini memiliki koleksi penunjang satu cabang ilmu pengetahuan saja. Galeri dan Sanggar seni Umum, gallery jenis ini memiliki koleksi penunjang cabang- cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan ilmu pengetahuan sosial. II.3 Pemilihan Lokasi Proyek Untuk Proyek bangunan Galeri & Sanggar Seni ini berlokasi di JL. BULUNGAN RAYA, JAKARTA SELATAN. Dengan pertimbangan bahwa lokasi ini merupakan tempat berkumpulya komunitas-komunitas seni dan tempat berkumpulnya muda-mudi Jakarta. Gambar 2.1 (Peta Blok M) Gambar 2.2 (Lokasi Tapak) PAHALA BUDIMAN

8 II.3.1 Kriteria Lokasi Proyek Di dalam menentukan lokasi tapak/proyek terdapat beberapa kriteria kriteria sebagai berikut : Tersedia lahan yang memadai untuk proyek ini. Kawasan di peruntukan untuk bangunan gallery. Kemudahan aksesbilitas. Tersedianya infrastruktur yang memadai. Lokasi yang familiar untuk anak muda Jakarta. Tinggkat polusi yang masih rendah. II.4 Tinjauan Judul Proyek II.4.1 Pengertian Galeri Galeri adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, mengumpulkan, merawat dan memamerkan benda-benda yang bersangakutan, yang bertujuan untuk penelitian, pendidikan dan hiburan. 5 II.4.2 Pengertian Sanggar Seni Sanggar seni adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk berkegiatan seni. contoh apabila menghasilkan karya berupa benda (patung, lukisan, kerajinan tangan dll) maka proses akhir adalah pemasaran atau pameran. 6 II.4.3 Pengertian Kreatifitas Kreatifitas dapat diartikan sebagai proses akhir dari proses imajinasi yang berubah dari tahap konsep kepada tahap realisasi. Imajinasi berada dalam alam pikiran sementara kreatifitas berada pada alam membuat. Kreatifitas dipicu oleh hal yang bersifat tangible (yang dapat dinyatakan dan kuantitatif) dan intangible (yang tak dapat dinyatakan bahwa itu ada, irrasional). 7 5 Skripsi dan Tugas Akhir, Yohan Adi Nugraha, Universitas Kristen Petra 6 Skripsi dan Tugas Akhir, Hardiansyah, Universitas Mercu Buana 7 PAHALA BUDIMAN

9 II.4.4 Pengertian Seni Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. II.4.5 Pengertian Anak Anak adalah seseorang yang belum mencapai tingkat kedewasaan bergantung pada sifat referensinya ialah manusia yang masih kecil. (Sumber: WJS. Poerdawamiinta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, tahun 1978). II.4.6 Pengertian Galeri dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak Galeri dan Sanggar Kreatifitas Seni Anak Adalah Suatu lembaga yang bertujuan untuk memamerkan, menampung, dan menjadi fasilitas pendidikan untuk memacu perkembangan daya cipta anak dalam menciptakan karya yang berkualitas dimana lembaga ini bergerak di bidang pendidikan, studi, dan rekreasi, dimana lembaga ini bersifat sosial, tidak mengambil keuntungan, terbuka untuk umum, melayani masyarakat yang akan mendidik dan memperkenalkan jenis seni dan juga sebagai tempat penyaluran mereka pada kreatifitas pada media seni. II.5 Tinjauan Umum Judul Proyek II.5.1 Galeri Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolektor-kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni. Menurut ektimologinya kata gallery atau galeri, berasal dari bahasa latin: Galleria dapat diartikan sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. Di Indonesia, galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang digunakan untuk memamerkan karya seni. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengkomunikasikan karya-kaya seni secara visual yaitu sebagai berikut: PAHALA BUDIMAN

10 Standar jarak pengamat terhadap objek benda Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman. JENIS KELAMIN TINGGI RATA-RATA PANDANGAN MATA PRIA 165 cm 160 cm WANITA 155 cm 150 cm ANAK-ANAK 115 cm 110 cm TABEL.2.1. Tinggi Rata-rata Manusia Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environmental control (pengontrolan lingkungan) yaitu dengan : Climate Control Temperature and Relative Humidity Air Filtration (penyaringan udara) Light II.5.2 Sanggar Seni Sanggar seni termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Sanggar seni biasanya didirikan secara mandiri atau perorangan. Menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Namun terkadang ada kerancuan pemahaman tentang sanggar dan kursus, karena pada dasarnya ada beberapa hal yang sama antara kursus dan sanggar seperti: 1. Sama-sama merupakan bagian dari pendidikan luar sekolah 2. Berdiri secara mandiri atau biasanya milik perorangan 3. Sama-sama terjadi kegiatan pembelajaran 4. Waktu pembelajaran atau pelatihan relative singkat dll PAHALA BUDIMAN

11 II.5.3 Kreatifitas Anak Individu kreatif dengan sendirinya memiliki motivasi dalam dirinya atau motivasi intrinsik yang kuat untuk menghasilkan ide atau karya dalam memuaskan diri bukan karena tekanan dari luar. Motivasi dalam diri atau intrinsik tercipta dengan sendirinya yang mendorong timbulnya kreativitas dan itu akan berlangsung dalam kondisi-kondisi mental tertentu (Amabile dalam Suratno, 1990: 10). II Karakteristik Anak Kreatif Paul Torrance dari Universitas Georgia dalam Suratno (2005: 11) menyebutkan karakteristik tindakan kreatif anak adalah sebagai berikut : 8 Anak kreatif belajar dengan cara-cara yang kreatif Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang panjang terhadap hal yang membutuhkan usaha kreatif. Anak kreatif memiliki kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan. Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat dari cara yang berbeda. Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalamannya. Anak kreatif menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai pencerita yang alami. II Perkembangan Anak Kreatif terhadap Lingkungan Hurlock (1993 : 38) membagi perkembangan anak dalam beberapa periode, anak TK masuk dalam periode masa kanak-kanak dini (2 tahun sampai 6 tahun), usia prasekolah. Pada periode ini anak berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar menyesuaikan diri secara sosial. Sedangkan Jean Piaget yang membagi perkembangan manusia dari aspek kognisi menempatkan usia prasekolah pada periode praoperasional. 8 Nazir, M Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Usia Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. PAHALA BUDIMAN

12 Gambar 2.3. Bagan Lingkungan yang mempengaruhi Perkembangan Anak Pada anak usia prasekolah ini, persepsi visual menjadi lebih efektif dan anak dapat mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang lebih lama. Dalam masa perkembangannya menjadi dewasa banyak fakktor yang mempengaruhinya. II.5.4 Karakteristik Seni kepada Anak II Bidang Seni untuk Anak Beberapa kategori seni yang akan di aplikasikan kedalam proyek serta tinjauan berdasarkan survei lapangan, yang tergolongkan seni untuk anak di antaranya : 1. Seni lukis (gambar) 2. Seni musik II Pengertian Bidang Seni untuk Anak Seni Lukis Seni lukis salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya. Seni Musik Ilmu atau seni menyusun nada atau suara yang diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan. PAHALA BUDIMAN

13 II Karakteristik Anak II Perkembangan Anak terhadap Bentuk Tulisan mengenai perkembangan kemampuan persepsi anak ini diambil dari hasil percobaan dengan menggunakan Terman-Merril Test dan percobaan yang dilakukan oleh Piaget dan Vernon (1977:207), sebagai berikut : NO Umur Karakteristik Usia Anak terhadap Bentuk 1 4 Pada mulanya anak-anak sukar membedakan bentuk-bentuk yang hampir serupa. Kemauan untuk membedakan baru mulai tampak berkembang untuk bisa membedakan 8-10 bentuk, akan tetapi mereka tidak dapat mengingat bentuk itu sendiri. 2 5 Anak-anak mulai dapat membedakan bentuk-bentuk yang lebih sulit Pengamatan mereka mulai sistematis dan mempunyai perasaan yang lebih baik mengenai hubungan bentuk. Daya khayal yang berlebihan mulai berkurang. Mereka mengamati bentuk keseluruhan dan bagian detail secara terpisah, dan hanya dapat mengamatibagian yang lebih menonjol Sudah dapat melihat hubungan-hubungan bagian bentuk menjadi satu kesatuan yang utuh. Masih ada perbedaan kemampuan secara individu pada anak seusia ini. Mereka belum bisa melihat hal-hal yang menyangkut ruang, objek hanya dilihat tanpa melihat dimana objek itu diletakkan Mereka sudah mengenal benda nyata dengan bentuk-bentuk yang benar. Perhatian pada objek sudah mendetail, demikian pula kemampuan dalam mengamati ruang Anak-anak sudah mulai dapat merasakan gambar-gambar seperti suasana sebenarnya. Tabel 2.2. Karakteristik pengamatan Anak mengenai Bentuk II Perkembangan Anak terhadap Warna Pada mulanya anak dapat membedakan warna-warna primer secara psikologis. Pada umur 2 tahun sudah dapat sudah dapat membedakan warna merah, biru, kuningh, dan hijau. Demikian pula pada usia 4-7 tahun, asosiasi warna mereka masih belum lepas dari benda-benda nyata yang sering dilihat sehari-hari. Bila menggambar pohon digunakan warna coklat, biru untuk langit, hijau untuk daun, dan sebagainya. Anak sulit menerima warna yang mempunyai arti perlambangan, tetapi masih dihubungkan dengan warna-warna dalam kehidupan sehari-hari. PAHALA BUDIMAN

14 II.6 Faktor Timbulnya Proyek II.6.1 Faktor Umum Kebutuhan akan wadah yang menampung bakat kreatifitas anak. Peningkatan kualitas hasil karya anak-anak Jakarta. Semakin banyak anak-anak yang bergelut di dunia seni. Mempromosikan hasil karya-karya seni yang kreatif ke khalayak umum. II.6.2 Faktor Khusus Membantu program pemerintah dalam penyedian sarana budaya dan seni. Dibutuhkannya fasilitas yang menyangkut dengan bakat-bakat seni anak di Jakarta. Menciptakan bangunan galeri dan sanggar seni yang berkualitas dan bermanfaat. Menciptakaan bangunan galeri dan sanggar seni sebagai pusat seni edukatif untuk anak-anak di Jakarta. II.7 Karakteristik Proyek Beberapa karakteristik yang terkait dengan judul proyek, seperti : Lokasi Lokasi harus sesuai dengan peruntukan yaitu sarana budaya dan seni, lokasi harus terbebas dari pencemaran udara dalam artian tidak berada di sekitar kawasan industri. Aksesbelitas harus strategis agar mudah di kunjungi oleh masyarakat umum. Pengguna Bangunan Pengguna bangunan ini umumnya para pelaku seni, pengelola, staff dan masyarakat umum yang berkunjung. Keadaan Galeri dan Sanggar seni di Indonesia Galeri dan Sanggar di indonesia kurang mendapat perhatian dari masyarakat maka lokasi yang di pilih harus pada tempat-tempat mudah di kenali orang. Desain Dengan pendekatan desain Ruang Eksploratif namun tetap mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan pengguna, bangunan juga harus dapat menunjang kebutuhan penggunanya sehingga sesuai dengan kegunaanya sebagai Galeri dan Sanggar seni yang berkualitas. PAHALA BUDIMAN

15 Trend Arsitektur Mengacu kepada perkembangan Zaman dan kemajuan teknologi, bangunan memiliki trend arsitektur modern namun tetap mempertimbangkan unsur Ruang Eksploratif dalam penerapanya untuk anak-anak dan keluarga. II.8 Studi Banding Judul Setara Dalam merancang gedung Galeri dan Sanggar seni yang nyaman dengan aliran Ruang Eksploratif di butuhkan beberapa project yang sama yang dapat menjadi acuan atau sebagai bahan pertimbangan dalam konsep perancangan, sehingga garis besar dalam merancang gallery dapat terlakasana dengan baik, dilihat dari yang sebelumnya, sebuah gedung yang mengarahkan pada fungsi yang bersifat kreatif dan mengacu perbandingan meski bangunan ini tidak sesuai karakter bangunannya, bangunan itu ialah Kandank Jurank Doank (KJD). Kandank Jurank Doank Dik Doank adalah pendiri Kandank Jurank Doank (KJD). Awalnya KDJ adalah sebuah komunitas kreativitas berdiri tahun 1993,yang beralamat di KOMPLEK SAWAH INDAH blok Q no 14 CIPUTAT TANGERANG, namun banyak yang menyebutnya sekolah alam. Cukup lama untuk sebuah sekolah gratis yang menerima murid dari segala kalangan. Jadwal belajarnya dari hari Senin sampai Jumat. Tes untuk masuk ke KJD dibuka setahun sekali, sama seperti sekolah umum. Menurut Dik Doank, siapa saja bisa ikut di sini, asalkan niat untuk belajar. PAHALA BUDIMAN

16 Gambar.2.4.Foto-foto studi lapangan di Kandank Jurank Doank Ciputat-Tangerang Terdapat panggung, studio, ruang multimedia, kolam ikan, arena bermain, dan lapangan untuk olah raga Tak ada kurikulum dan silabus, yang ada hanya bidang keterampilan yang bebas dipilih dan tekuni, Materi yang tak ada di sekolah umum ada di sana. Pengajarnya berbeda-beda, bisa siapa saja yang merelakan ilmunya dibagi pada peserta belajar. Para pengajar di sini adalah para relawan yang peduli dengan masalah pendidikan dan mempunyai niat untuk membangun anak Indonesia. Gambar.2.5.Foto-foto studi lapangan di Kandank Jurank Doank Ciputat-Tangerang PAHALA BUDIMAN

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjaun Proyek Judul : Gallery Seniman Muda Jakarta Tema : Ruang Ekspresi Lokasi : JALAN BULUNGAN RAYA, JAKARTA SELATAN Luas Lahan : ± 1 Hektar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun oleh : PAHALA BUDIMAN 41207010028

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa anak-anak merupakan periode penting dalam tumbuh kembang seseorang. Pada periode itu anak belajar banyak mengenai segala hal. Proses pembelajaran bisa dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

pokok arti atau hakekat arti Art Gallery, yaitu : merupakan

pokok arti atau hakekat arti Art Gallery, yaitu : merupakan BAB III GALERI SENI LUKIS DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Ada beberapa pengertian Galeri Seni (Art Gallery) yang antara lain : a. Menurut Amri Yahya.10 Galeri Seni adalah suatu tempat pemajangan benda-benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota yang sedang mengalami perkembangan pada sektor perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun dimana-mana. Akan

Lebih terperinci

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Plus Tempat Penitipan Anak - Baby Class / Bayi (0-1 tahun) - Toddler Class/ Balita (2-3 tahun) -

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci

BAB VI TEMA DAN ANALISA

BAB VI TEMA DAN ANALISA BAB VI TEMA DAN ANALISA 6.1. Tema Dalam perancangan ini, tema yang akan diterapkan adalah Arsitektur Berbasis Kebutuhan Psikologis Anak, dimana tema ini berkaitan erat dengan berbagai fasilitas, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupanya, kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang paling utama. Kebutuhan primer itu sendiri meliputi sandang, pangan, papan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Fasilitas Pariwisata Kota Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan antara wilayah Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasak adalah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup sehari hari. Mendengar kata masak pasti selalu identik dengan dunia wanita, tetapi pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang MAIN ENTRANCE INFORMASI HALL / LOBBY FREE FUNCTION ROOM COFEE SHOP PERPUSTAKAAN TOILET PAMERAN AMPLETHEATRE PENERIMAAN ENTRANCE PENYIMPANAN

Lebih terperinci

PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA)

PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA) PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA) Oleh : Drs. Hery Santosa, M.Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds. SK/KD EKSPRESI DIRI STANDAR KOMPETENSI Mengekspresikan diri melalui karya seni kriya KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TOKO BUKU

BAB II TINJAUAN UMUM TOKO BUKU BAB II TINJAUAN UMUM TOKO BUKU 2.1 Pengertian Toko Buku Toko buku terdiri dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda. Kata Toko memiliki arti yaitu kedai atau tempat berjualan dan kata Buku memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan ini merupakan sebuah pengantar untuk menjabarkan hal-hal yang menjadi landasan penelitian seperti latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN UMUM

BAB 2. TINJAUAN UMUM BAB 2. TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek 2.1.1 Tinjauan Proyek (1) Gambar 2.1 Peta Jakarta Gambar 2.2 Peta Nama Proyek : Akademi Seni Rupa DI Jakarta Tema Proyek : Arsitektur Ekologis Alamat : Jn.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-bog

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-bog BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bog-bog Bali Cartoon adalah sebuah media dalam bentuk majalah yang mengangkat tema keragaman dan keunikan budaya Bali pada jaman modernisasi dalam media kartun. Bog-bog

Lebih terperinci

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT

Lebih terperinci

Bab IV Analisa Perancangan

Bab IV Analisa Perancangan Bab IV Analisa Perancangan 4.1 Analisa Pemilihan Tapak Kriteria Pemilihan Tapak Pasar Baru Pasar baru adalah salah satu ruang publik diantara banyak ruang publik yang ada di jakarta yang persis bersebelahan

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA PROBLEMATIKA Aktualita: Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng Pembangunan wisata budaya betawi yang mengharuskan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga

Lebih terperinci

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Melihat perkembangan seni akhir-akhir ini dapat kita ambil benang merah bahwa Yogyakarta merupakan barometer seni budaya di Indonesia. Berbagai ragam

Lebih terperinci

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ix Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii BAGIAN 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang Proyek... 1 1.2 Latar Belakang Permasalahan... 2 1.3 Pernyataan Persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI YOGYAKARTA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI YOGYAKARTA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI YOGYAKARTA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PROYEK Seni musik sudah ada di Indonesia sebelum masa kemerdekaannya, namun masih bersifat sederhana. Seiring perkembangan teknologi, musik

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Berdasarkan tinjauan dan proses analisis, permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL DI KOTA HARAPAN INDAH, BEKASI dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL DI KOTA HARAPAN INDAH, BEKASI dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL DI KOTA HARAPAN INDAH, BEKASI dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis Oleh: Melinda Fauziyah, Sukawi, Agung Budi Sardjono Universitas Esa Unggul adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 60 BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisis Perencanaan 1. Tata Guna Lahan Berikut analisis tata guna lahan: TANAH KOSONG DAN PESWAHAN KOMPLEKS PERUMAHAN (RENCANA KOMPLEKS PERUMAHAN) TINGGI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum

Lebih terperinci

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, baik sebagai pelaku maupun hanya sebagai penikmat musik. Musik merupakan kebutuhan penunjang bagi manusia saat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam proses rancangan terdapat beberapa langkah antara lain; data, metode analisis). Langkah-langkah tersebut

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam proses rancangan terdapat beberapa langkah antara lain; data, metode analisis). Langkah-langkah tersebut BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Dalam merancang Taman Pintar di Taman Senaputra ini menggunakan metode perancangan yang berisi penjelasan-penjelasan secara deskriptif mengenai langkah-langkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik merupakan suatu seni yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Melalui Musik bisa menjadi salah satu sarana untuk mengekspresikan perasaan yang kita rasakan,dan

Lebih terperinci

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Rr.Ratri Cipto Hening

Lebih terperinci

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEGIATAN UTAMA / PAMERAN 1 Ruang studi koleksi 1 unit 60 2 Ruang Kurator Ruang Kurator 1 unit 60 Ruang Asisten 1 unit 4 Ruang Staf 4 unit 16 3 Ruang Konservasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul 1.1.1. Pengertian Galeri Pengertian dari kata Galeri berdasarkan KBBI ga le ri /n ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dsb. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vespa adalah sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik tersendiri dari bentuknya yang khas. Vespa juga memiliki salah satu inspirasi bagi perkembangan teknologi transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak tahu dengan kota Bandung? Bandung dikenal dengan kota bunga. Kota Bandung sangat terkenal dengan keindahannya, keberanekaragaman makanannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Judul Proyek : Pusat Data & Informasi Bencana Alam Tema : Form Follow Function Lokasi : Kelurahan Gunung Sahari, Jakarta Pusat Sifat Proyek : Fiktif Kepemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

Lebih terperinci

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Perkembangan Kegiatan Seni Rupa di Yogyakarta Sejak awal perkembangan seni, Yogyakarta adalah merupakan pusat seni budaya Indonesia, dengan berbagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan ini berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses perancangan. metodeanalisa data yang digunakan dalam proses perancangan adalah dengan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan membuat arus informasi berjalan sangat cepat sehingga kebutuhan masyarakat akan informasi semakin bertambah, ada

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni pada mulanya adalah proses dari manusia yang merupakan bentuk eksperimen seniman yang memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi, dan universal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan

BAB I PENDAHULUAN Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan Desa Wukirsari merupakan salah satu desa sentra kerajinan di Kecamatan Imogiri yang mampu menghasilkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan berekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan

Lebih terperinci

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

shelter of emosion BAB III ANALISA

shelter of emosion BAB III ANALISA BAB III ANALISA III.1. Analisa Tapak III.1.1 Analisa kondisi dan lingkungan site existing Site berada dilokasi dengan kepadatan lalu lintas dan aktifitas yang tinggi dengan luas kesuruhan site 2.3 hektar.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang berkembang sangat pesat dengan ciri utama pembangunan fisik namun di lain sisi, pemerintah Jakarta

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci