Inisiasi Kota Hijau Banda Aceh 2034

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Inisiasi Kota Hijau Banda Aceh 2034"

Transkripsi

1 Inisiasi Kota Hijau Banda Aceh 2034 Oleh: Kepala Bappeda Kota Banda Aceh Februari 2014

2 PROFIL KOTA BANDA ACEH Selat Malaka Geography Kabupaten Aceh Besar Kabupaten Aceh Besar Area: km2 9 kecamatan dan 90 desa Ketinggian rata-rata : 0.80 m di atas permukaan laut

3 Banda Aceh City

4 POPULASI: KEPADATAN: 39 PENDUDUK/Ha Sebagian besar penduduk Banda Aceh (68%) hidup di area pinggiran kota, 14% di area desa, 16% di area urban kepadatan sedang dan 2% di area urban kepadatan tinggi. Kota ini tumbuh menyebar (Sprawl development). Piramida Penduduk Laki-laki: 51,46% Perempuan: 48,54%

5 Density

6 PDRB per Kapita : Rp.43,4 juta/ Kapita PDRB= Rp. 10,3 triliun Pertanian 2% Bank dan keuangan 4% Persentase PDRB per Sektor Jasa-Jasa 25% Transportasi dan Komunikasi 33% Industri Pertambangan 2% 0% Perdagangan, ho tel dan restauran 23% Bangunan 10% Listrik, gas dan air 1% Sektor ekonomi utama di Kota Banda Aceh adalah sektor transportasi dan komunikasi, sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restauran.

7 Sebagian besar penduduk Banda Aceh bekerja di sektor Jasa-Jasa Pekerjaan 4% 0% 5% 6% 1% Agriculture Mining Industry 46% 26% Electricity, gas and drinking water Construction Trade, restaurant and hotel 8% 4% transportation and communication Financial and rent Civil service

8 Industri hanya berkontribusi 2% ke total PDRB Industri di Banda Aceh didominasi oleh industri kecil dan menengah 7% Traditional industry 26% Food and beverage industry 51% 16% service industry construction/ construction material

9 Pengangguran: 7,17% Kemiskinan: 8,65% Penduduk miskin di Kota Banda Aceh sebagian besar bekerja di: Construction 29% 17% Low waged-service 13% 28% 23% Trade, hotel and restaurant Transportation dan warehouse Other Hanya 6,4% dari penduduk miskin di Kota Banda Aceh adalah pengangguran. 96% pengangguran memiliki jenjang pendidikan yang rendah (di bawah universitas)

10 RTRW 2029

11 VISI Green City Banda Aceh

12 Green Community Green Planning and Design Green Openspace Green Building Kota Terhijau Indonesia 2034 Green Waste Green Energy Green Water Green Transportation

13 GREEN PLANNING AND DESIGN RTRW mengadopsi prinsip perencanaan kota hijau dan menjaga karakter kota. Dokumen perencanaan untuk: Kawasan wisata Ulee Lheue RTBL Pusat Kota Baru dan Ulee Kareng Banda Aceh Water Front City Rencana Aksi Kota Hijau Rusunawa di dekat pusat kota di Keudah dan asrama mahasiswa di dekat sekolah dan universitas.

14 Green Planning and Design KEBIJAKAN Mengarahkan pembangunan green city melalui sebuah dokumen perencanaan green city yang terintegrasi STRATEGI Mengembangkan dokumen perancangan kota yang mengarah pada penerapan kawasan berkepadatan tinggi, mixed used, dan berorientasi pada manusia (penyediaan jalur pedestrian, penyandang cacat, pengguna sepeda) Menetapkan dokumen perencanaan dan perancangan kota sebagai produk hukum yang kuat dan mengikat (binding) baik perda/perwal, termasuk peraturan mengenai RTH

15 RENCANA AKSI Green Planning and Design Pembuatan draft dokumen perencanaan kota hijau pada tahun Adopsi prinsip perencanaan hijau, seperti vertical development, urban village, pemanfaatan lahan kosong untuk lahan hijau, dan menghindari urban sprawl Perencanaan asrama bertingkat mahasiswa di area sekitar kampus dan rumah susun di area pusat kota tahun 2015 Menciptakan jejaring green coridor dan green park di area kota sehingga micro climate bisa terjaga Peningkatan kualitas ruang terbuka di area milik pemerintah dengan pohon, taman bunga, dan air mancur Promosi perumahan Vauban melalui insentif (rumah bertipe apartment yang dibangun bersama oleh beberapa keluarga). Menentukan daerah yang tidak boleh dibangun/ direservasi Menerapkan prinsip green city melalui IMB Vauban-Freiburg, Germany

16 Green Planning and Design OUTPUT DAN INDIKATOR Masterplan dan dokumen perencanaan (dokumen pengembangan kawasan, RTRW, RDTRK, dan RTBL) yang mengadopsi prinsip-prinsip perencanaan green city dalam guna lahan dan ruang terbuka hijau, energi, bangunan, transportasi, komunitas hijau, air dan sampah. Regulasi kota yang mendukung pengembangan kota hijau

17 GREEN OPENSPACE EXISTING: 10,45 % ruang terbuka hijau tahun 2012 Pemeliharaan 74 taman dan 10 areal perkuburan, taman pembibitan (7.12 Ha), hutan kota (6 Ha) Pemko memprioritaskan dana pembebasan lahan setiap tahunnya untuk mencapai target Penanaman pohon pada ruang terbuka non hijau yang telah ada Pembebasan lahan untuk Penambahan RTH Implementasi Riverfront Planning di Krueng Aceh. Pendirian taman pembibitan tanaman di pinggiran sungai Krueng Aceh.

18 Green Openspace Ruang Terbuka Hijau di Kota Banda Aceh No. Tipe RTH Area (Ha) 2010 Area (Ha) 2011 Area (Ha) Pemakaman 11,00 13,35 13,35 2 Lapangan dan stadion 39,08 39,08 41,86 3 Kolam air 14,57 14,57 14,57 4 Hutan kota 19,93 19,93 22,43 5 Taman dan koridor hijau 548,00 548,00 548,60 Total Area RTH 632,58 634,93 640,81 Luas Banda Aceh 6,132 6,132 6,132 Persentase(%) 10,31% 10,35% 10,45%

19 Green Openspace KEBIJAKAN: Mencapai 20,52% RTH di 2029 STRATEGI: Meningkatkan jumlah dan kualitas ruang terbuka hijau privat dan publik Mengembangkan RTH yang mudah diakses oleh masyarakat dengan mengembangkan jaringan hijau berdasarkan karakter kota. Konservasi dan preservasi habitat kritis yang terancam oleh pembangunan yang tidak berkelanjutan, seperti manggrove, area konservasi dll

20 Green Openspace RENCANA AKSI Pengembangan lebih lanjut perencanaan riverfront Konservasi area pantai dan bantaran sungai Prioritas dana untuk akuisisi lahan Implementasi ketat KDB Implementasi urban agriculture di lahan kosong, yang dimiliki oleh komunitas tertentu Pengembangan lebih lanjut taman publik di setiap desa dengan akuisisi lahan OUTPUT DAN INDIKATOR Peningkatan luas green space menjadi 20,52% pada tahun Dengan demikian, area green space di Banda Aceh harus bertambah rata-rata 0,6% atau 34 ha setiap tahun Meningkatkan atraktifitas dan aksesibilitas green space sehingga meningkatkan kualitas ruang kota sekaligus jumlah pengunjung.

21 GREEN COMMUNITY EXISTING: Komunitas hijau terlibat dalam manajemen hutan kota, seperti komunitas hutan kota Tibang dan Peulanggahan. Kerjasama dengan NGO and swasta melalui CSR dari beberapa perusahaan negara, seperti PLN, BNI, Bank Mandiri, Taspen, BPD Aceh, BI and BPMD. Kerjasama dengan Yayasan Bustanussalatin, Sahabat Ulee Masen, dan penggiat lingkungan universitas. Dukungan komunitas untuk menghasilkan kompos dari sampah domestik. Green education dan clean education di sekolah.

22 Green Community KEBIJAKAN Peningkatan kesadaran komunitas, kepedulian dan partisipasi dalam program green city. STRATEGI: Meningkatkan kesadaran masyarakat dan kepedulian terhadap program kota hijau. Menciptakan sebuah komunitas hijau kreatif dan pro-aktif untuk melaksanakan agenda kota hijau dalam sebuah tindakan yang lebih konkrit. Penguatan pemerintah, kemitraan swasta dan publik dalam rangka meningkatkan ruang terbuka hijau, termasuk inisiatif CSR.

23 Green Community RENCANA AKSI: Mengoptimalkan peran komunitas hijau. Dukungan finansial, penghargaan dan insentif bagi masyarakat hijau. Membangun komunitas hijau di tingkat kelembagaan dan organisasi, dan kawasan strategis (daerah pesisir, sungai) seperti komunitas pertanian perkotaan di sekolah, universitas dan kantor pemerintah dan masyarakat pelestarian pesisir. OUTPUT DAN INDIKATOR Bertambahnya jumlah green community. Bertambahnya jumlah kegiatan dan partisipasi masyarakat dalam green city. Munculnya inisiatif hijau dari grassroot. Bertambahnya jumlah kemitraan pemerintah dan perusahaan dalam inisiasi green city yang dapat diukur dari jumlah MoU dan persetujuan.

24 GREEN TRANSPORTATION EXISTING: Adanya bangunan untuk pemeriksaan emisi kendaraan umum. Pemasangan peralatan kendaraan pemeriksaan emisi. Pembersihan puing-puing tsunami di sungai Krueng Aceh. Pengembangan dermaga sungai, 5 dermaga di Pango, Panteriek, Kuta Alam. Memulai transportasi sungai. Penetapan rute sepeda. Pengembangan parkir di pusat kota. Pengembangan Pelabuhan Ulee Lheue, terminal bis Batoh dan terminal truk barang Santan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan emisi gas.

25 Moda transportasi di Banda Aceh didominasi oleh sepeda motor Vehicle Ownership Tingginya kepemilikan kendaraan pribadi mengurangi jumlah labi-labi (moda angkutan umum tradisional) secara signifikan dan menyebabkan kemacetan di jam sibuk.

26 Green Transportation KEBIJAKAN: Meningkatkan penggunaan transportasi umum dari 3% hingga 30% pada Penurunan rasio kepemilikan kendaraan pribadi sebesar 30% dari 80% pada 2012 menjadi 50% pada STRATEGI: Mengembangkan sistem transportasi umum yang ramah lingkungan dan terintegrasi yang didukung oleh transportasi non motorized. Mengembangkan sistem transportasi sungai. Menerapkan kebijakan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di jam puncak di pusat kota dan pinggiran kota.

27 RENCANA AKSI Green Transportation Pengembangan Transkutaraja dikombinasikan dengan minibus untuk daerah kepadatan rendah. Stasiun bus bertipe jembatan di titik transit untuk mengurangi pembebasan lahan Menerapkan fasilitas untuk orang cacat di angkutan umum Meningkatkan kualitas dan fasilitas transportasi tidak bermotor, termasuk rute pejalan kaki, rute sepeda, fasilitas parkir sepeda. Mengembangkan kualitas akses bagi orangorang cacat, trotoar dibuat lebih rendah, jalan bagi orang-orang cacat, lift untuk pergerakan vertikal di tempat umum. Pengembangan sistem transportasi sungai, seperti perahu, kapal pariwisata dan lansekap sekitar sungai yang menarik. Satu mobil tiga orang untuk PNS ke kantor. Bus sekolah untuk sekolah yang kurang dapat diakses. Pengembangan park and ride. Bike share dan fasilitas parkir yang dikelola oleh swasta. Cool pavement untuk rute pejalan kaki dan sepeda.

28 Untuk menyediakan transportasi yang lebih baik, Banda Aceh berencana untuk membangun sebuah sistem bus KE KRUENG RAYA KUALA rapid transit, Transkutaraja MAKAM SYIAH PELABUHAN FERRY BANDARA SIM TERMINA L TYPE A Trayek Damri Bandara KE MEULABOH KE MEDAN

29 Green Transportation OUTPUT DAN INDIKATOR Bertambahnya jumlah pengguna transportasipublik hingga 30% pada Menurunnya jumlah kepemilikan kendaraan pribadi di Banda Aceh hingga 30% pada Pada tahun 2012, kepemilikan kendaraan adalah 188,817 (BPS), sedangkan populasi adalah Rasio kepemilikan kendaraan adalah 80%, yang berarti dalam setiap 5 orang, ada 4 kendaraan. Tahun 2029, rasio ini diharapkandapat dikurangi sampai50%. Penurunan kemacetan lalu lintas di jam puncak. Meningkatnya jumlah pengguna non motorized transportation, termasuk untuk orang-orang cacat.

30 GREEN WATER EXISTING Banda Aceh baru memiliki sistem sanitasi on site. Air limbah domestik masih langsung dibuang ke sistem drainase tanpa diolah. Persentase rumah tangga dengan akses ke air bersih adalah 83%. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak adalah 92,77%.

31 Green Water KEBIJAKAN: Pembangunan sistem sanitasi off site pada tahun 2015 dan pengurangan kebocoran jaringan pipa air bersih hingga 20% dan air minum pada STRATEGI: Meningkatkan kualitas air bersih hingga dapat diminum serta pengurangan kebocoran. Meningkatkan sistem sanitasi. Meningkatkan sistem drainase (drainase tertutup). Pembentukan sistem sanitasi off site.

32 Green Water RENCANA AKSI: Konservasi DAS tercakup dalam kerjasama regional Basajan. Peningkatan teknologi sistem air minum termasuk dalam proses filtrasi, kualitas pipa dan pemeliharaan. Reparasi jaringan pipa. Pembuatan sumur infiltrasi dan biofori. Memproduksi rencana induk sistem pembuangan limbah. OUTPUT DAN INDIKATOR Pembangunan sistem sanitasi off site pada tahun Pengurangan kebocoran air bersih sampai 20% pada Air bersih dari PDAM dapat diminum di tahun Kualitas freshwater yang lebih baik.

33 GREEN ENERGY Existing: Pemanfaatan lampu publik hemat energi Car free day pada hari Minggu di jalan utama. Lampu panel surya di beberapa taman KEBIJAKAN: Pengurangan penggunaan listrik tidak terbarukan sampai 5% di kantor pemerintah STRATEGI: Pemanfaatan energi yang efisien (pengalihan load time, kampanye hemat energi) Pelaksanaan kebijakan pemanfaatan energi terbarukan. Mempersiapkan rencana pengurangan emisi karbon dari kegiatan perkotaan (industri, transportasi, pengelolaan limbah domestik).

34 RENCANA AKSI: Memasang panel surya di atas atap kantor pemerintah. Menginisiasi desa mandiri energi di desa nelayan di Meuraxa, yang energinya dipasok dari panel surya di siang hari dan kincir angin skala kecil di malam hari. Pembangunan infrastruktur untuk memanfaatkan potensi biogas dari pengolahan sampah di TPA Gampong Jawa, limbah dari industri kedelai / industri tahu, dan limbah dari bisnis toko daging, dan limbah dari pabrik pengolahan limbah terpadu untuk memproduksi pupuk anorganik. Dana pinjaman bergulir untuk lingkungan. Menyediakan pinjaman tanpa bunga kepada perusahaan dan pemilik bangunan yang menerapkan prinsip efisiensi energi dan atau teknologi baru yang meningkatkan kualitas udara (termasuk atap hijau dan langkah-langkah penghijauan lainnya). Desa Mandiri Energi Poncosari, Yogyakarta Green Energy

35 Green Energy OUTPUT DAN INDIKATOR Penggunaan energi terbarukan untuk listrik meningkat hingga 5% di kantor pemerintah di Adanya penggunaan panel surya pada gedung pemerintahan. Terbangunnya desa energi mandiri pada desa-desa nelayan. Pengembangan pabrik pengolahan biogas di TPA Gampong Jawa pada tahun Tersedianya dana pemerintah untuk dana pinjaman bergulir untuk lingkungan.

36 GREEN BUILDING Existing: Prinsip green building belum diterapkan dengan baik di Banda Aceh KEBIJAKAN: Penerapan prinsip green building di kantor pemerintahan utama (hemat air, hemat energi, bahan bangunan hijau dll) STRATEGI: Menerapkan standar untuk bangunan hemat energi dan air. Menggunakan bahan ramah lingkungan lokal. Menerapkan KDB dan KLB berdasarkan prinsip lingkungan hidup (menjamin resapan air, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan). Menyiapkan standar dan peraturan tentang sertifikasi bangunan hijau (untuk bangunan yang ada dan bangunan baru).

37 Green Building RENCANA AKSI: Menerapkan sistem penampungan air hujan Penerapan material dan prinsip green building (energy saving, water saving and green local material) di gedung-gedung pemerintahan Pemanfaatan lampu hemat energi LED dengan sensor gerak dan panas Mendesain bangunan dengan sistem sirkulasi udara yang mengalir Retrofitting dalam bangunan pemerintah, contoh perbaikan sistem insulasi Menerapkan pembangunan taman atap/roof garden dan vertical garden (diterapkan di sekolah, perkantoran)/untuk bangunan dengan KDB diatas 50% Melakukan sertifikasi bangunan hijau (program green building council of Indonesia) Memberikan insentif atau stimulus kepada para pemangku kepentingan yang berperan aktif terhadap perencanaan bangunan hijau. Mengadopsi prinsip green building pada IMB pada bangunan-bangunan tertentu, contoh sekolah baru, gedung pemerintah baru, supermarket dll

38 Green Building OUTPUT DAN INDIKATOR Prinsip bangunan yang efisien energi dan air dilaksanakan oleh 50% dari kantor pemerintah pada 2029, atau 1 kantor setahun. Dengan asumsi bahwa biaya investasi untuk retrofitting adalah 1 miliar rupiah per gedung, itu berarti pemerintah perlu mengalokasikan Rp 1 miliar per tahun. Penggunaan air di gedung pemerintah berkurang sebesar 10% pada Jumlah penggunaan energi di gedung pemerintah berkurang sebesar 20% pada Sertifikasi green building. Meningkatnya luas atap hijau. Anggaran untuk insentif green building. Bangunan dibangun berdasarkan izin mendirikan bangunan.

39 GREEN WASTE Existing Pengolahan limbah: - Daur ulang: 20 ton / hari (11,3%) - Composting: 5 ton / hari (2,7%) - TPA: 150 ton / hari (83,3%) - Lain-lain (pembakaran, illegal: 5 ton / hari (2,7%) dumping, mengubur, dll) Daur ulang plastik Composting sampah hijau Reduce - Reuse - Recycle (3R) Rumah komposting (800 rumah tangga yang aktif) "Pengomposan sampah hijau" untuk TPA aplikasi penutup harian Kompos sampah pasar Daur ulang plastik (tanaman mini) Program "Bank Sampah" di sekolah-sekolah dan desa-desa tingkat Limbah produk (memberikan pelatihan bagi para guru & siswa untuk mengubah sampah menjadi produk yang berharga) Expo selama kampanye 3R. Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) di Kampong Jawa menggunakan tangki oksidasi dan sludeg drying bed serta kombinasi pengolahan aerob dan anaerob.

40

41 Peta Sanitary Landfill Gp. Jawa

42

43 Green Waste KEBIJAKAN: Pelaksanaan pemisahan sampah, sehingga bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA hingga 50% dalam sepuluh tahun. STRATEGI: Menerapkan strategi 4R dalam pengelolaan sampah. (reduce, reuse, recycle, rethink). Menerapkan strategi pemisahan sampah yang ketat dan didukung oleh fasilitas persampahan seperti tong sampah terpisah dan truk sampah yang canggih. Menetapkan kebijakan ekonomi yang mendukung perkembangan industri daur ulang sampah.

44 Green Waste RENCANA AKSI: Penyediaan tempat sampah terpisah di setiap gampong yang memiliki kapasitas sampah 1,8 ton. Mengeluarkan regulasi yang mengikat ritel dan supermarket untuk menyediakan kantong plastik bio dan berbayar bagi pelanggan. Kerjasama dalam pemanfaatan limbah antara industri daur ulang limbah dan pemerintah sehingga industri daur ulang sampah dapat menggunakan limbah daur ulang sebagai produk. Pengembalian sampah di supermarket dan di tingkat masyarakat. Revolving loan untuk industri daur ulang sampah. Penghargaan inisiatif hijau untuk desa terbersih. Insentif untuk pemulung yang memisahkan sampah berguna di TPA dan titik pengumpulan sampah. Hukuman bagi orang yang membuang sampah sembarangan. Bank sampah yang dibayar oleh industri. Pemanfaatan biogas di TPA.

45 Green Waste OUTPUT DAN INDIKATOR Volume sampah yang dibuang ke TPA berkurang hingga 50% pada Bank sampah dan tong sampah terpisah disediakan di daerah yang ditetapkan pada tahun Compacter truck mulai Penggunaan kantong plastik bio dan berbayar. Kontrak antara pemerintah dan industri daur ulang sampah. Tempat pengembalian sampah/ bank sampah di supermarket dan desa. Anggaran untuk pinjaman revolving untuk industri daur ulang sampah dan insentif bagi pemulung pada tahun Orang-orang menjadi lebih partisipatif dan sadar dalam pengelolaan sampah.

46

47 CONCLUSION Banda Aceh berkeinginan untuk berkembang dengan cara yang berkelanjutan. Visi kota hijau Banda Aceh hanya dapat dicapai dengan menggunakan pendekatan yang komprehensif dan terpadu. Kota ini telah menerapkan prinsip green city di beberapa bidang. Namun, hal ini masih perlu perbaikan dan pengembangan.

48

GREEN TRANSPORTATION

GREEN TRANSPORTATION GREEN TRANSPORTATION DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DIRJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Jakarta 2016 - 23 % emisi GRK dari fossil

Lebih terperinci

MATERI DIALOG INTERAKTIF BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PAMERAN PEKAN LINGKUNGAN HIDUP 2013 TOPIK : MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

MATERI DIALOG INTERAKTIF BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PAMERAN PEKAN LINGKUNGAN HIDUP 2013 TOPIK : MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MATERI DIALOG INTERAKTIF BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PAMERAN PEKAN LINGKUNGAN HIDUP 2013 TOPIK : MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM 1. Gas Rumah Kaca (GRK) adalah komponen-komponen berfasa

Lebih terperinci

PENGERTIAN GREEN CITY

PENGERTIAN GREEN CITY PENGERTIAN GREEN CITY Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang

Lebih terperinci

STRUKTUR. Profil Kota. Upaya Kota Menuju SDG. Indeks SDG Banda Aceh. Peran Perempuan dalam SDG

STRUKTUR. Profil Kota. Upaya Kota Menuju SDG. Indeks SDG Banda Aceh. Peran Perempuan dalam SDG Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDG s Indonesia yang Maju, Adil dan Setara: Peran Perempuan dalam Pelaksanaan dan Pencapaian SDG s 14-15 November 2017 Hotek Ambhara, Jakarta Oleh: Walikota Banda

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data PEKERJAAN UMUM A. Panjang Jalan

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sebuah Strategi Menuju Efisiensi Sumber Daya dan Keberlanjutan 2020 A Big Step towards

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi Kota Kendari disusun dengan mengacu pada visi misi Kota Kendari yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari, dengan adanya

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

RENCANA AKSI DAERAH (RAD) UNTUK PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

RENCANA AKSI DAERAH (RAD) UNTUK PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA RENCANA AKSI DAERAH (RAD) UNTUK PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA 1 OUTLINE 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Pendekatan dan

Lebih terperinci

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No. 21 - Bogor GAMBARAN UMUM P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan Kota Hijau secara inklusif dan komprehensif yang difokuskan pada 3

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA Perumahan menengah : meliputi kompleks perumahan atau dan sederhana permukiman Perumahan pasang surut : meliputi perumahan yang berada di daerah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT AIR LIMBAH Analisa SWOT sub sektor air limbah domestik Lingkungan Mendukung (+), O Internal Lemah (-) W Internal Kuat (+) S Diversifikasi Terpusat (+2, -5) Lingkungan tidak

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. ASPEK NON TEKNIS Perumusan Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi

Lebih terperinci

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA Lampiran IV : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 01 Tahun 2009 Tanggal : 02 Februari 2009 KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA NILAI Sangat I PERMUKIMAN 1. Menengah

Lebih terperinci

Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang

Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang (Berdasarkan UU 26/2007 tentang Penataan Ruang) PENGATURAN Penataan ruang sebagai acuan pembangunan sektoral dan wilayah; Pendekatan sistem dilakukan dalam penataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang

Lebih terperinci

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda TRANSPORTASI I. KEBIJAKAN PEJALAN KAKI DAN SEPEDA Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda Meskipun saat ini di beberapa unit di UNS sudah banyak yang menyediakan tempat parkir sepeda, tahun 2016 ini UNS

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN SKALA NILAI NON FISIK PROGRAM ADIPURA

INDIKATOR DAN SKALA NILAI NON FISIK PROGRAM ADIPURA LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA I. INSTITUSI INDIKATOR DAN SKALA NON FISIK PROGRAM ADIPURA A. KELEMBAGAAN

Lebih terperinci

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANDA ACEH NANGGROE ACEH DARUSSALAM KOTA BANDA ACEH ADMINISTRASI Profil Wilayah Aceh Utara berada pada jalur yang sangat strategis yang merupakan titik tengah antara Banda

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH `BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan

Lebih terperinci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK I. UMUM Berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN KOTA HIJAU DI BANDA ACEH

KAJIAN PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN KOTA HIJAU DI BANDA ACEH ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 81-90 KAJIAN PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN KOTA HIJAU DI BANDA ACEH Syawwalina 1, Mirza Irwansyah 2, Eldina Fatimah 3 1) Magister Teknik Sipil Program Banda Aceh 2,3) Fakultas

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

1.9. Kerangka Pemikiran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Sampah Pengertian Sampah

1.9. Kerangka Pemikiran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Sampah Pengertian Sampah Daftar Isi Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Halaman Persembahan... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... ix Daftar Diagram... xiii Abstrak... xiv Abstract...

Lebih terperinci

PARAMETER ISIAN GREEN SCHOOL AWARD No Komponen Pengukuran/Indikator Keterangan. 1 Jumlah murid masukkan angka. 2 Jumlah guru masukkan angka

PARAMETER ISIAN GREEN SCHOOL AWARD No Komponen Pengukuran/Indikator Keterangan. 1 Jumlah murid masukkan angka. 2 Jumlah guru masukkan angka PARAMETER ISIAN GREEN SCHOOL AWARD 201 SUMBER DAYA MANUSIA 1 Jumlah murid 2 Jumlah guru 3 Jumlah tenaga administrasi Jumlah tenaga kebersihan Pelatihan yang pernah diikuti guru / karyawan terkait pelestarian

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA NANGGROE ACEH DARUSSALAM KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Lhokseumawe telah menjadi sebuah kota otonom, yang berarti Kota Lhokseumawe telah siap untuk berdiri sendiri

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016

ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016 ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016 POINT 200 Energy efficient appliances usage are replacing conventional appliances [3] 20% -40% Penggunaan lampu LED, kran otomatis dan ac hemat energi mencapai 20%-40%, karena

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Temu Ilmiah Lingkungan, HCD 35 TH PSIL Universitas Indonesia INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT. Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT. Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat Tahun 217 1. Kawasan Permukiman Sarana & Prasarana Sehat (59) 59 UDARA BERSIH Adanya program udara

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

Indikator Konten Kuesioner

Indikator Konten Kuesioner Indikator Konten Kuesioner No Variabel Pertanyaan 1 Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai lokasi (positioning) kawasan jasa dan perdagangan di Jalan Pamulang Raya, Kecamatan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air, persampahan dan drainase. Program pengembangan

Lebih terperinci

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Kendari merupakan bagian dari wilayah administrasi dari propinsi Sulawesi Tenggara. Batas-batas administratif

Lebih terperinci

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur P E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur Oleh: Ir. Suprihanto, CES (Kepala BAPPEDA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I. UMUM Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007) PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007) pengertian Penataan bangunan dan lingkungan : adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki,mengembangkan atau melestarikan

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

KOTA HIJAU PROGRAM PENGEMBANGAN (P2KH)

KOTA HIJAU PROGRAM PENGEMBANGAN (P2KH) Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) Rerspons terhadap perubahan iklim Sumber : Bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH 4.1 Arah Pembangunan Daerah Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Bandung 2005-2025 adalah mewujudkan masyarakat kota Bandung yang Bermartabat

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI TRATEGI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah 1. Belum adanya Master Plan air limbah domestic Program penyusunan Masterplan 2. Belum ada regulasi yang mengatur limbah domestic 3. Belum adanya sarana dan Prasarana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto WALIKOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : RAMADHANI GURUH PRASETYO

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat SPM Standar Pelayanan Masyarakat Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat SPM Standar Pelayanan Masyarakat Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Berangkat dari permasalahan utama pada bab sebelumnya disimpulkan tiga kata kunci yang mendasari konsep desain yang akan diambil. Ketiga sifat tersebut yakni recycle, community

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan

Lebih terperinci

5.1. DASAR PERTIMBANGAN PENENTUAN KAWASAN

5.1. DASAR PERTIMBANGAN PENENTUAN KAWASAN 5.1. DASAR PERTIMBANGAN PENENTUAN KAWASAN STRATEGIS KOTA BANDA ACEH Kawasan strategis kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota

Lebih terperinci

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH PROFIL WILAYAH SULAWESI SELATAN Luas Area : 46.083,94 Km2 Panjang Pesisir

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN ANITAI trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan terjadi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL LAMPIRAN XII PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015 2035 KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL 1. MS Mangrove atau

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif

Lebih terperinci

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV Kelurahan/Desa : Caile Kota/kabupaten : Bulukumba NO Substansi 1 Apa Visi Spatial yang ada di dalam RPLP? Bagaimana terapan visi tersebut ke dalam Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kita? Status

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang untuk memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan. Sadar atau tidak dalam proses pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci