PENJELASAN V PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PELAKU PNPM MANDIRI PERDESAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENJELASAN V PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PELAKU PNPM MANDIRI PERDESAAN"

Transkripsi

1 PENJELASAN V PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PELAKU PNPM MANDIRI PERDESAAN 5.1. Latar Belakang Masyarakat desa, terutama rumah tangga miskin dan kaum perempuan, adalah sasaran PNPM Mandiri Perdesaan sekaligus pelaku utama seluruh tahapan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, sampai pelestarian. Pelaku lain, baik yang berasal dari aparat, fasilitator, maupun konsultan, mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan seterusnya, lebih berperan sebagai pembimbing, pembina, dan memastikan agar tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur, dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan dapat tercapai serta dilaksanakan secara benar dan konsisten. Fasilitator yang dimaksud adalah tenaga profesional yang bertugas sebagai fasilitator pendamping pemberdayaan masyarakat. Fasilitator ini memiliki kompetensi perencanaan dan penganggaran pembangunan desa serta daerah, dan bertugas memfasilitasi proses kemandirian serta kedaulatan masyarakat dalam pembangunan. Proses fasilitasi tersebut dilakukan dengan melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan) melalui kegiatan penyadaran, pembelajaran, penguatan kapasitas, dan kelembagaan masyarakat. Kedaulatan masyarakat berarti pengelolaan program pembangunan dilakukan oleh, dari, dan untuk masyarakat melalui proses partisipasi dan demokrasi. Peran fasilitator pendamping pemberdayaan masyarakat adalah membantu proses dan memastikan masyarakat mencapai tujuan mereka. Terkait dengan one village, one plan, one budgeting (satu desa, satu rencana, satu anggaran), fasilitator pendamping pemberdayaan masyarakat bertugas memfasilitasi terjadinya koordinasi dan konsolidasi antarprogram di wilayah kerjanya. Fasilitator pendamping secara teknis bekerja untuk kelancaran pelaksanaan program dan untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat serta aparat dan pemerintah lokal. Pemangku kepentingan adalah semua pihak yang terkait dengan proses pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan atau pihak yang akan terkena dampak dari proses dan hasil pelaksanaan program. Para pemangku kepentingan yang terlibat adalah anggota DPRD yang mewakili daerah Pemilihan Lokasi Program, akademisi, praktisi, tokoh adat, LSM, dan pihak swasta serta pihak lain yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat dan pembangunan perdesaan sehingga pelaksanaan program bisa berjalan harmonis dan berkelanjutan. Fasilitator, pendamping, dan konsultan dalam melaksanakan tugas, wajib melakukan koordinasi, mediasi, negosiasi, diskusi, dan menampung aspirasi bersama para pemangku kepentingan di setiap jenjang penugasan. Tugas dan tanggung jawab para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan sesuai dengan jenjangnya adalah sebagai berikut Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Kepala desa Untuk mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif, Kepala Desa berperan sebagai pembina dan pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Bersama BPD, Kepala Desa menyusun rancangan peraturan desa yang relevan dan mendukung terjadinya proses pelembagaan prinsip dan prosedur PNPM Mandiri Perdesaan sebagai pola pembangunan partisipatif, serta mengembangkan dan melestarikan aset PNPM Mandiri Perdesaan yang telah ada di desa. Kepala desa juga berperan Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 1

2 mewakili desa untuk menyepakati Keputusan Bersama dalam pembentukan Badan Kerja sama Antar Desa (BKAD) dan perjanjian bersama dengan pihak ketiga. Tugas dan tanggung jawab Kepala Desa: a. Membantu memasyarakatkan tujuan, prinsip, dan kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat di wilayahnya. b. Bertanggung jawab terhadap seluruh proses Perencanaan Pembangunan Desa (PPD) yang memanfaatkan sumber daya PNPM Mandiri Perdesaan untuk mendukung pelaksanaan program. c. Mendorong peran aktif masyarakat melalui mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan dalam melaksanakan pembangunan yang partisipatif, baik pada saat perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pengawasan pembangunan desa, maupun pelestarian kegiatan. d. Mewakili desa untuk menyepakati Keputusan Bersama dalam pembentukan Badan Kerja sama Antar Desa (BKAD) dan perjanjian bersama dengan pihak ketiga. e. Bersama Tim Delegasi Desa menjadi perwakilan dalam pelaksanaan Musrenbang Kecamatan/Musyawarah Antar Desa. f. Mengoordinasikan, mengintegrasikan, dan memastikan seluruh kegiatan pembangunan yang ada di desa. g. Membantu dan mendorong terlaksananya pendataan RTM, PKD, dan pemanfaatan hasil PKD dalam penyusunan rancangan RPJMDes serta tahapan pelaksanaan lain di desa. h. Menetapkan hasil keputusan rancangan RKPDes hasil kesepakatan masyarakat dalam hasil Musrenbangdes/Musyawarah Desa. i. Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya Badan Kerja sama Antar Desa (BKAD). j. Turut menyelesaikan perselisihan dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. k. Memeriksa setiap laporan, termasuk laporan penyelesaian akhir kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, baik fisik, administrasi, maupun keuangan. l. Menandatangani dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB), Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP), dan Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD atau sebutan lainnya berperan sebagai lembaga yang mengawasi proses setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan, mulai dari tahapan kegiatan sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tindak lanjut pelestarian aset-aset dan hasil kegiatan di desa. Selain itu, BPD berperan dalam melegalisasi atau mengesahkan peraturan desa yang berkaitan dengan perencanaan, penganggaran, pelembagaan, dan pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Tugas dan tanggung jawab BPD: a. Melaksanakan tugas-tugas terkait pembangunan di desa, dengan memanfaatkan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan. b. Mendorong peran aktif masyarakat luas dalam mendukung program pemerintahan desa melalui partisipasi. c. Membantu memasyarakatkan tujuan, prinsip, dan kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat desa. Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 2

3 d. Memberikan pengawasan secara langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di wilayahnya. e. Mengusulkan, membahas, dan menyetujui rancangan Peraturan Desa (PerDes) yang mendukung manajemen pembangunan partisipatif, pelembagaan, dan pelestarian untuk mengembangkan hasil-hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. f. Mengusulkan, menyetujui, dan memutuskan rancangan PerDes untuk pembentukan BKAD dan kerja sama dengan Pihak Ketiga. g. Memberikan saran-saran perbaikan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam forum-forum resmi di desa atau di kecamatan. h. Membangun kerja sama yang sinergis dengan kepala desa untuk menyukseskan keberhasilan PNPM Mandiri Perdesaan sesuai ketentuan yang berlaku: - mencari sumber alternatif pendanaan, seperti APBD, swasta, dan pihak ketiga. - membangun dan mengembangkan kerja sama antardesa dan kerja sama dengan pihak ketiga. - menggalang swadaya masyarakat. - memperkuat Tim Monitoring dan masyarakat dalam pengendalian perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, untuk selanjutnya disingkat LPMD, adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa dan Lurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. Tugas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat meliputi: a. Mengoordinasikan Tim 11 dalam menyusun rencana pembangunan secara partisipatif dalam bentuk Perencanaan Pembangunan Desa, b. Mengoordinasikan pelaksanaan, pengendalian, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengembangan pembangunan secara partisipatif, c. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat, dan d. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Lembaga Kemasyakatan Kelurahan mempunyai tugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat serta secara khusus mengoordinasikan pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan. Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan dalam melaksanakan tugas tersebut di atas adalah: a. Mengoordinasikan pelaku program dalam menjalankan tugas dan fungsinya di tingkat desa, b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pembangunan, c. Menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia, d. Meningkatkan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, e. Menyusun rencana, pelaksana, pengendali, pelestarian, dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif, Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 3

4 f. Menumbuhkembangkan dan menjadi penggerak prakarsa, partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat, g. Memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan h. Memberdayakan pemenuhan hak akses dalam pembangunan dan politik masyarakat Tim Pengelola Kegiatan (TPK) TPK berasal dari anggota masyarakat, laki-laki dan perempuan, yang dipilih melalui musyawarah desa yang secara umum mempunyai fungsi dan peran untuk mengelola dan melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan. TPK terdiri dari Ketua sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di desa, yang mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan di lapangan dan pengelolaan administrasi serta keuangan program; Sekretaris dan Bendahara yang membantu Ketua TPK, terutama dalam masalah administrasi dan keuangan. Jika memang diperlukan, TPK dapat menambah tenaga atau anggota sesuai bidang kegiatan yang diperlukan. Tambahan anggota atau tenaga dapat dipilih pada saat Musyawarah Desa Informasi hasil Musyawarah Antar Desa Penetapan Usulan. Tugas dan tanggung jawab TPK: a. Mengelola dan melaksanakan kegiatan yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan secara terbuka dan melibatkan masyarakat, dalam: - membuat rencana kerja detail dan Rencana Penggunaan Dana (RPD) untuk memanfaatkan biaya pelaksanaan kegiatan, - menyiapkan dokumen administrasi sesuai ketentuan pada buku PTO dan penjelasannya, - membuat rencana dan pelaksanaan proses pengadaan bahan dan alat, mengoordinasikan tenaga kerja, melakukan pembayaran insentif dan bahan sesuai ketentuan, - memastikan bahwa tenaga kerja diutamakan yang berasal dari RTM, - memeriksa hasil kerja dan menerima bahan, kemudian mengajukan sertifikasi untuk mendapat persetujuan dari Fasilitator Kecamatan, - mengawasi dan mengendalikan kualitas pekerjaan, - membuat laporan bulanan. b. Mengusulkan untuk menyelenggarakan musyawarah desa yang diperlukan, termasuk musyawarah dalam rangka perubahan kegiatan jika terjadi perubahan pekerjaan. c. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dana PNPM Mandiri Perdesaan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan setiap tahap pencairan dana melalui pertemuan musyawarah desa dan menempelkan data di Papan Informasi. d. Membuat dan melaporkan pertanggungjawaban seluruh penggunaan dana PNPM Mandiri Perdesaan dan hasil akhir pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan melalui pertemuan musyawarah desa. e. Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) bersama PjOK. f. Membuat rencana operasional dan pemeliharaan aset hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Ketua TPK Ketua TPK sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di desa, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 4

5 a. Melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. b. Menjelaskan maksud dan tujuan PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat. c. Memeriksa dan menandatangani rencana kerja detail dan RPD. d. Memeriksa dan menandatangani hasil sertifikasi setiap tahapan kegiatan bersama Fasilitator Kecamatan. e. Memimpin TPK dalam rapat perencanaan, prapelaksanaan, dan evaluasi. f. Memeriksa buku kas umum dan mendorong penyelenggaraan administrasi yang tertib dan transparan. g. Membuat dan menandatangani Berita Acara Revisi hasil musyawarah desa, jika terjadi perubahan pekerjaan dari rencana. h. Menandatangani berkas-berkas penarikan dan pencairan dana. i. Memeriksa dan menandatangani laporan bulanan. j. Menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB), Buku Kas Umum, Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Surat Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SF-Kab), dan Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K). k. Mendorong setiap kelompok penerima manfaat untuk bertanggung jawab dalam operasional dan pemeliharaan kegiatan yang sudah dibangun atau dikerjakan. l. Mempelajari, menanggapi/mengklarifikasi, dan menindaklanjuti catatan Fasilitator Kecamatan di Buku Bimbingan, lalu meneruskan bimbingan kepada anggota TPK yang bersangkutan. m. Wajib menyampaikan informasi yang dibutuhkan untuk keperluan audit PNPM Mandiri Perdesaan. Sekretaris Tugas dan tanggung jawab sekretaris TPK meliputi: a. Membantu Ketua TPK dalam melaksanakan tugas-tugas administratif. b. Mengisi formulir, membuat surat, serta administrasi lain yang diperlukan oleh TPK. c. Menyajikan informasi tentang kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dan laporan penggunaan dana kepada masyarakat melalui Papan Informasi. d. Memperbarui informasi dan laporan penggunaan dana yang ditempel di Papan Informasi. e. Menata administrasi dan mengarsipkan seluruh dokumen serta berkas administrasi PNPM Mandiri Perdesaan. f. Menghitung HOK dan besarnya insentif berdasarkan daftar hadir pekerja dari mandor atau kepala kelompok. g. Membantu Ketua TPK dalam pengisian format Laporan Bulanan. h. Memelihara/menjaga semua arsip. i. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Fasilitator Kecamatan. j. Membuat catatan seluruh aktivitas dan administrasi yang berkaitan dengan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Bendahara Tugas dan tanggung jawab bendahara TPK meliputi: a. Menyimpan dan menjaga uang kas kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. b. Menyiapkan kuitansi-kuitansi setiap pembayaran dalam kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. c. Melaksanakan pembayaran insentif langsung kepada pekerja/masyarakat dan pembayaran bahan kepada pemasok setelah diketahui dan disetujui oleh Ketua TPK. Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 5

6 d. Melaksanakan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran sesuai dengan penggunaannya dan aturan yang telah ditetapkan di Buku Kas Umum. e. Membantu Ketua TPK membuat Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD). f. Melengkapi LPD dengan semua bukti pembayaran dan nota penerimaan barang. g. Menyiapkan administrasi untuk pengajuan dan pengambilan dana PNPM Mandiri Perdesaan. h. Menyiapkan data-data keuangan PNPM Mandiri Perdesaan sebagai bahan pembuatan laporan bulanan oleh Ketua TPK. i. Menjaga dan memelihara arsip semua tanda bukti pembelian dan pembayaran. j. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Fasilitator Kecamatan. Kriteria Anggota TPK Kriteria yang diperlukan untuk menjadi anggota TPK meliputi: a. Warga desa setempat, terutama yang dikenal dan mengenal sebagian besar warga desa. b. Mempunyai cukup waktu dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tugasnya. c. Mempunyai pengetahuan tentang peta desa dan arah pembangunan desa, serta peduli terhadap pembangunan di desanya. d. Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri serta memiliki moralitas yang tinggi. e. Mampu bekerja sama dalam tim kerja dan tidak memihak kepada kelompok tertentu. f. Diterima dan dihargai semua kalangan masyarakat. g. Mampu melaksanakan tugas-tugas administratif. Kriteria khusus untuk tenaga/anggota tambahan: mempunyai pengalaman sesuai bidang kegiatan yang didanai PNPM Mandiri Perdesaan di desa tersebut. Proses Pemilihan TPK Untuk mendapatkan anggota TPK yang memenuhi kriteria, berikut acuan pemilihannya: a. Hal-hal yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan MD 5: - FK memastikan informasi kebutuhan TPK telah tersebar di masyarakat, baik melalui Papan Informasi maupun media informasi lainnya. Informasi yang diumumkan menerangkan bahwa pemilihan pengurus TPK dilakukan pada MD 5. - FK bersama Kepala Desa melakukan identifikasi orang-orang yang memenuhi kriteria dan sanggup melaksanakan tugas-tugas TPK dari setiap dusun. b. Pelaksanaan pemilihan TPK atau pengangkatan kembali yang dianggap baik kinerjanya, dilakukan pada saat MD 5, bersamaan dengan pertanggungjawaban tahap ke-3 atas pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan. Mekanisme pemilihan dilakukan sebagai berikut. - FK menjelaskan peran, tugas, tanggung jawab, dan kriteria TPK. - FK mengumumkan daftar nama calon TPK hasil identifikasi. - FK memfasilitasi peserta musyawarah desa untuk membahas caloncalon TPK yang sudah ada, apakah akan ditambah atau dikurangi Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 6

7 berdasarkan kriteria yang ada. Calon-calon hasil pembahasan ini selanjutnya diminta maju untuk memperkenalkan diri dan memaparkan visi misinya serta kesanggupan untuk menjalankan tugas-tugasnya. - Proses pemilihan TPK dapat dilakukan secara aklamasi atau voting/pemungutan suara (terbuka atau tertutup) sesuai kesepakatan musyawarah. Kegiatan diusulkan oleh beberapa desa maka untuk mengakomodasi pengelolaan, dibentuklah TPK antardesa. Susunan pengurus TPK antardesa sama dengan TPK desa, yaitu sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, yang bisa berasal dari satu desa yang sama atau beberapa desa. Tugas dan tanggung jawab TPK antardesa serupa dengan TPK di tingkat desa. Proses pemilihan TPK antardesa sama halnya dengan TPK desa, tetapi dilakukan dalam suatu musyawarah antardesa yang melibatkan perwakilan dari desa-desa yang mengusulkan kegiatan tersebut. TPK antardesa berkedudukan di salah satu desa sesuai kesepakatan dalam musyawarah Tim 11 Tim 11 adalah Tim yang dibentuk untuk membantu masyarakat dan pemerintah desa menyusun rancangan dokumen RPJMDes dan RKPDes. Jumlah anggota Tim Penyusun sekurang-kurangnya 11 (sebelas) orang, laki-laki dan perempuan, yang terdiri dari: a) Kepala Desa; b) Sekretaris Desa; c) Sekurangkurangnya 2 (dua) orang Pengurus LPMD dan apabila belum terbentuk LPMD maka digantikan oleh wakil dari pengurus Ormas dan/atau LSM yang ada di desa yang bersangkutan; d) Sekurang-kurangnya 2 (dua) orang KPMD, yang salah satunya adalah perempuan; e) Sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Kepala Dusun; dan f) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang wakil masyarakat yang minimal satu di antaranya adalah perempuan dan Kader Teknis Desa. Tugas dan tanggung jawab Tim 11 Menyusun Rancangan Perencanaan Pembangunan Desa (PPD) yang meliputi: a. Menyusun rancangan Perumusan Village Visioning/Visi Desa, b. Menyusun Rancangan/Draf RPJMDesa, c. Membahas Rancangan/Draf RPJMDes, d. Bersama KPMD dalam Fasilitasi penetapan RPJMDes oleh BPD, e. Menyusun RKPDes yang disesuaikan dengan RPJMDes, f. Bersama KPMD dalam Fasilitasi rumusan Teknis RKPDes, g. Fasilitasi Pembahasan rancangan/draf RKPDes, h. Membantu Kades dalam penyampaikan pelaksanaan RPJMDes, RKPDes, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) serta beberapa kebijakan pembangunan di tingkat desa, i. Menyampaikan rancangan pengkajian ulang/validasi RPJMDes, RKPDes, dan APBDes serta beberapa kebijakan pembangunan, khususnya usulan dari unsur perempuan di tingkat desa dalam Musrenbangdes/Musyawarah Desa. Proses Pemilihan Anggota Tim 11 Proses pemilihan dapat diputuskan dalam pelaksanaan Musyawarah Desa 2/pada kegiatan Musyawarah yang secara khusus membahas proses persiapan Perencanaan Pembangunan Desa di tingkat desa. Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 7

8 Kelompok Kerja (Pokja) Khusus di desa-desa yang mendapatkan alokasi dana tahun jamak (multiyears), dibentuk kelompok kerja kegiatan tahun jamak (multiyears). Kepengurusan pokja terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara atau sesuai kebutuhan dan dipilih dari anggota masyarakat, laki-laki dan perempuan, yang memiliki kompetensi serta pengalaman sesuai jenis kegiatan tahun jamak yang didanai. Misalnya, pengurus pokja kegiatan pendidikan dapat diambil dari Komite Sekolah dan sebagainya. Pokja mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menyalurkan dana kegiatan tahun jamak dari TPK langsung ke pemanfaat yang dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan dan rencana kegiatan. Masa kepengurusan Pokja disesuaikan dengan jangka waktu kegiatan tahun jamak yang terdanai. Pokja bertanggung jawab kepada masyarakat dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawabannya secara berkala kepada masyarakat. Selain menyampaikan pertanggungjawaban kepada masyarakat, Pokja juga wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada TPK (pada saat masih ada TPK) dan langsung ke UPK pada saat Musyawarah Serah Terima. Dana operasional Pokja bersumber dari alokasi dana operasional desa sebesar 3% dari alokasi dana kegiatan tahun jamak (multiyears) yang terdanai. Proses pemilihan Pokja dilakukan pada saat MD 5, bersamaan dengan pemilihan TPK. Mekanisme pemilihannya mengikuti mekanisme pemilihan TPK Tim Penulis Usulan (TPU) TPU berasal dari anggota masyarakat, laki-laki dan perempuan,yang dipilih melalui musyawarah desa. Peran TPU adalah menyiapkan dan menyusun gagasan-gagasan kegiatan yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa dan Musyawarah Desa Khusus Perempuan untuk menjadi usulan desa. Anggota TPU dipilih oleh masyarakat berdasarkan keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan jenis kegiatan, yang diajukan masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, TPU bekerja sama dengan KPMD dan/atau pengurus kelompok pengusul. Anggota TPU terdiri dari tiga (3) orang warga desa yang dipilih, ditambah KPMD yang sebelumnya telah membantu proses penggalian gagasan. Tugas dan tanggung jawab TPU a. Mencari dan menyiapkan data-data pendukung, seperti peta desa, jumlah penduduk, termasuk penduduk miskin, hasil pendataan RTM, dan lain-lain, b. Menyiapkan formulir-formulir yang dibutuhkan dan lampiran-lampiran lain yang menjadi persyaratan usulan, c. Melakukan kunjungan ke lokasi usulan kegiatan dan penerima manfaat untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang rencana kegiatan yang diusulkan, termasuk melakukan survei dan pengukuran jika memang diperlukan, d. Memastikan nilai dan bentuk swadaya yang akan diberikan masyarakat untuk usulan kegiatan yang diajukan ke MAD, e. Menuliskan data-data yang telah didapat dan mengisi formulir-formulir penulisan usulan yang disediakan berdasarkan data-data tersebut, f. Menyusun formulir-formulir penulisan usulan beserta lampiran yang disyararatkan menjadi satu proposal usulan kegiatan berdasarkan ketentuan yang ada dalam PNPM Mandiri Perdesaan, g. Bersama Fasilitator Kecamatan melakukan survei harga sebagai dasar pembuatan dan/atau penyempurnaan RAB, Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 8

9 h. Bersama Fasilitator Kecamatan melakukan survei dan pengukuran di lokasi kegiatan, i. Dibantu Fasilitator Kecamatan menyempurnakan usulan yang mendapatkan rangking atas pada waktu MAD 3, yaitu penyempurnaan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan desain teknis, j. Dibantu Fasilitator Kecamatan BKAD dan pelaku lainnya menyempurnakan usulan desa yang berkaitan dengan sinkronisasi dokumen perencanaan reguler desa (RPJMDes dan RKPDes). Kriteria Anggota TPU a. Anggota TPU adalah warga desa setempat. b. Memiliki sikap mental yang positif: jujur, tekun, bertanggung jawab. c. Mempunyai pengalaman atau keahlian yang berkaitan dengan jenis kegiatan dalam PNPM Mandiri Perdesaan (sesuai usulan jenis kegiatan yang disepakati dalam MAD). d. Lancar membaca dan menulis. e. Bersedia meluangkan waktu untuk melaksanakan tugas. f. Menyertakan perempuan dan wakil dari kelompok pengusul. Proses Pemilihan Anggota TPU Anggota TPU diutamakan berasal dari anggota kelompok pengusul. Dalam melaksanakan tugasnya, TPU dibantu oleh KPMD. Acuan pemilihan TPU adalah sebagai berikut. a. Memberikan penjelasan kepada peserta tentang peran, tugas, dan tanggung jawab serta kriteria TPU. b. Meminta peserta untuk mengajukan nama yang dipandang memenuhi kriteria yang ada. c. Menuliskan nama-nama calon yang diajukan peserta. d. Memfasilitasi peserta untuk memilih 2 (dua) orang dalam Musyawarah Desa Khusus Perempuan (MDKP) sesuai jumlah usulan dan minimal 1 (satu) orang pada MD 5 (yang hanya menghasilkan satu usulan) dari sekian banyak orang yang dicalonkan untuk menjadi anggota TPU Tim Pemantau Tim Pemantau adalah warga desa, laki-laki dan perempuan, yang secara sukarela menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di desa. Keanggotaannya berasal dari masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa. Jumlah anggota Tim Pemantau sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah. Hasil pemantauan kegiatan disampaikan saat musyawarah desa dan antardesa (jika diperlukan). Pembiayaan kegiatan pemantauan berasal dari swadaya masyarakat yang dibahas melalui musyawarah desa. Dalam melaksanakan tugas pemantauan, Tim Pemantau bekerja sama dengan BPD. Untuk keperluan program maka dalam memantau pelaksanaan dan pelestarian program, Tim Pemantau dikelompokkan menjadi dua, yaitu Tim Pemantau untuk pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan program yang sedang berjalan dan Tim Pemantau pelestarian/pemeliharaan kegiatan dan dana bergulir Tim Pemantau Program yang sedang berjalan Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 9

10 Tim Pemantau yang sudah terbentuk di beberapa lokasi adalah Tim Khusus. Tim ini terdiri dari empat kelompok dengan tugas khusus sebagai berikut. (a) Tim 6 atau Tim Pengawas Desa (beranggotakan 6 orang). Tugas tim antara lain: (i) Memantau dan membantu penyebarluasan informasi termasuk pembaruan Papan Informasi. (ii) Mengawasi penyelenggaraan administrasi TPK. (iii) Memantau dan mengawasi penyelenggaraan musyawarah pertanggungjawaban dan serah terima. (b) Tim 5 (beranggotakan 5 orang). Tugas utama tim adalah memantau dan memeriksa setiap penarikan dana dari bank serta setiap transaksi pembayaran/pengeluaran dana dari TPK. (c) Tim 4 (beranggotakan 4 orang) bertugas sebagai checkers, yaitu memantau dan memeriksa bahan serta alat yang dibeli atau disewa. Pemantauan bukan hanya menyangkut volume, melainkan juga menyangkut kualitasnya. (d) Tim 3 (beranggotakan 3 orang) bertugas untuk memantau dan membantu proses pengadaan bahan dan alat, termasuk suratsurat penawaran dan perjanjian, maupun mengunjungi toko-toko atau lokasi sumber bahan yang dibeli Tim Pemantau kegiatan dana bergulir Tim Pemantau kegiatan dana bergulir adalah warga desa, laki-laki dan perempuan, yang tergabung dalam kelompok SPP yang secara sukarela menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan dana bergulir yang ada di desa. Tim Pemantau dipilih melalui Musyawarah Desa Khusus Perempuan. Jumlah anggota Tim Pemantau sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah. Hasil pemantauan kegiatan disampaikan saat musyawarah desa dan antardesa (jika diperlukan). Pembiayaan kegiatan pemantauan berasal dari swadaya masyarakat yang dibahas melalui musyawarah desa. Dalam pelaksanaan tugas pemantauan, Tim Pemantau bekerja sama dengan LPMD dan BPD. Tugas Tim Pemantau kegiatan dana bergulir: a. Bersama Kader Ekonomi Desa, membantu Tim Verifikasi untuk memastikan bahwa calon penerima dana bergulir adalah anggota kelompok SPP. b. Melakukan pemantauan penerima pinjaman dana bergulir. Apakah penerima telah sesuai dengan daftar penerima manfaat yang telah ditetapkan layak oleh Tim Verifikasi perguliran. c. Melakukan pemantauan pengembalian pinjaman anggota kelompok kepada ketua kelompok dan dari ketua kelompok kepada UPK. d. Pelaksanaan Pemantauan dilakukan bersama LPMD. Laporan atas hasil pemantauan bisa dilakukan dalam pelaksanaan Musyawarah Desa atau jika mendapat temuan yang mengindikasikan adanya ketidaksesuaian antara pemantauan dan pelaporan, dapat disampaikan kepada Kepala Desa. Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 10

11 Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (KPMD/K) Peraturan perundangan, khususnya Peraturan Menteri Dalam Negeri No.7 tahun 2007, disebutkan bahwa Kader Pemberdayaan Masyarakat, selanjutnya disingkat KPM, adalah anggota masyarakat desa dan kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif. KPMD adalah warga desa terpilih yang memfasilitasi atau memandu masyarakat dalam melaksanakan tahapan PNPM Mandiri Perdesaan di tingkat desa maupun tingkat kelompok masyarakat, dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai pemeliharaan, bahkan sampai pelestarian. Sebagai kader masyarakat, tentunya peran dan tugas membantu pengelolaan pembangunan di desa diharapkan tidak terikat oleh waktu. Jumlah KPMD disesuaikan dengan kebutuhan desa, sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang, minimal dua di antaranya adalah perempuan. Selain itu, pemilihan KPMD juga harus tetap mempertimbangkan keterlibatan dan partisipasi RTM serta kompetensinya, minimal dalam bidang teknik dan pengelolaan kegiatan ekonomi. Tambahan pula, aspek kerelawanan, mau meluangkan waktu, dan kejujuran diharapkan ada pada diri para kader atau KPMD. Kader dengan kualifikasi kemampuan teknik atau Kader Teknik Desa (KTD) bertugas untuk memfasilitasi dan membantu TPU dalam membuat penulisan usulan serta membantu pelaksanaan kegiatan prasarana infrastruktur yang diusulkan masyarakat. Kualifikasi keterlibatan kader perempuan adalah perwujudan kebijakan untuk lebih berpihak, memberi peran dan akses dalam kegiatan pembangunan bagi perempuan, terutama meningkatkan mutu fasilitasi musyawarah khusus perempuan. Kualifikasi kemampuan kader pemberdayaan masyarakat terutama untuk fasilitasi dan membantu Fasilitator Kecamatan dalam perencanaan partisipatif, tahapan kegiatan, dan pendampingan kelompok masyarakat. Kader dengan kualifikasi pengembangan ekonomi berguna untuk fasilitasi dan membantu masyarakat atau kelompok dalam mengembangkan ekonomi masyarakat serta BUMDes. Tugas dan tanggung jawab KPMD KPMD/K mempunyai tugas untuk membantu Pemerintah Desa atau Lurah dan Lembaga Kemasyarakatan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan partisipatif. Secara bersama-sama, lima orang KPMD tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. a. Memfasilitasi pelaksanaan pendataan RTM dan penyusunan peta sosial pada saat musyawarah dusun. b. Mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk proses penggalian gagasan. Misalnya, data kelompok masyarakat yang ada di desa, data penduduk miskin, hasil pendataan RTM, dan data pendukung lainnya. Data yang dikumpulkan disesuaikan dengan bidang penugasan kader. Kader Kesehatan mengumpulkan data terkait masalah kesehatan, Kader Pendidikan mengumpulkan data bidang pendidikan, Kader Teknis mengumpulkan data sarana dan prasarana, termasuk sumber daya bahanbahan yang ada. c. Menyusun rancangan Perencanaan Pembangunan Desa (RPJMDes dan RKPDes) di tingkat desa bersama Tim 11. d. Menyebarluaskan dan mensosialisasikan PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat desa. Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 11

12 e. Memastikan terlaksananya tahap-tahap kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelestarian. f. Mendorong dan memastikan penerapan prinsip-prinsip serta kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan pada setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan di desa, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelestarian. g. Mengikuti pertemuan bulanan dengan Pendamping Lokal yang didampingi oleh Fasilitator Kecamatan untuk membahas kendala dan permasalahan yang muncul serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan. h. Membantu dan memfasilitasi proses penyelesaian masalah perselisihan di desa. i. Mengefektifkan penggunaan Papan Informasi di desa dan dusun. j. Mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk proses pengawasan. k. Mensosialisasikan sanksi dan keputusan lainnya yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Antar Desa dan Musyawarah Desa kepada masyarakat. l. Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan di wilayahnya. m. Membantu masyarakat dalam mengartikulasikan kebutuhan dan membantu mengidentifikasi masalah mereka. n. Membantu masyarakat mengembangkan kapasitas agar dapat menangani masalah yang dihadapi secara efektif. o. Mendorong dan meyakinkan para pembuat keputusan untuk benar-benar mendengar, mempertimbangkan, dan peka terhadap kebutuhan masyarakat. p. Melakukan pekerjaan purnawaktu untuk menghadiri pertemuan/musyawarah dan membantu kelompok masyarakat dalam memperoleh akses menuju berbagai pelayanan yang dibutuhkan. KPMD/K dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut. a. Mengidentifikasikan masalah, kebutuhan, tokoh-tokoh dalam masyarakat, kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, serta sumber daya pembangunan yang dilakukan secara partisipatif sesuai bidang penugasan KPMD yang meliputi Kader Pemberdayaan Masyarakat, Kader Teknis, Kader Ekonomi, Kader Pendidikan, dan Kader Kesehatan. b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat bersama Lembaga Kemasyarakatan kepada Pemerintah Desa atau Kelurahan. c. Menyusun rencana pembangunan dan memfasiltasi musyawarah perencanaan pembangunan secara partisipatif. d. Memberi motivasi, menggerakan, dan membimbing masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif. e. Menumbuhkembangkan prakarsa, swadaya, dan gotong royong masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif. f. Mendampingi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif. g. Mendampingi masyarakat dalam memantau dan menjalani proses kesepakatan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan. h. Mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan, memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan; i. Menumbuhkembangkan dinamika Lembaga Kemasyarakatan dan kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak di bidang ekonomi, sosial Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 12

13 budaya, politik, dan pelestarian lingkungan hidup untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. j. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan Kader Teknis dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif; dan k. Menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik lndonesia. Tugas dan tanggung Jawab KPMD dalam setiap tahapan Berdasarkan tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, tugas dan tanggung jawab KPMD dapat digolongkan sebagai berikut. Tahap Perencanaan a. Menggali gagasan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan setiap penugasan KPMD. Kader Pemberdayaan melakukan pendataan umum, berdiskusi dengan tokoh-tokoh masyarakat atau perwakilan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, Kader Teknis melakukan pendataan sarana serta permasalahan yang terkait ketersediaan dan kualitas sarana, Kader Kesehatan melakukan pendataan permasalahan kesehatan dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan, Kader Pendidikan melakukan pendataan bidang pendidikan, termasuk berdiskusi dengan tokoh pendidikan atau pemerhati pendidikan, dan Kader Ekonomi melakukan pendataan potensi ekonomi dan kegiatan kelompok, sebagai bahan untuk menggali kegiatan peningkatan kapasitas usaha ekonomi. b. Membantu Tim 11 dalam melakukan pengkajian ulang/penyusunan rancangan RPJMDes untuk menyusun atau menyempurnakan dokumen RPJMDes, khususnya urusan wajib bidang sarana dan prasarana perdesaan, bidang pendidikan, kesehatan, dan usaha ekonomi masyarakat. c. Membantu Tim Penyusun Usulan dalam membuat desain dan RAB usulan kegiatan. d. Mencatat dan menginventarisasi gagasan masyarakat pada waktu penggalian gagasan sebagai bahan untuk pembahasan di MD 1, MD 4, dan MD 5. e. Membantu Tim Pengelola Kegiatan dan Kepala Desa, mulai dari persiapan sampai selesainya penyelenggaraan pertemuan musyawarah di desa. f. Memfasilitasi pertemuan-pertemuan musyawarah desa. g. Menyusun usulan desa bersama Tim Penulis Usulan. h. Melakukan survei dan mengumpulkan data pendukung usulan, termasuk kesediaan swadaya, perkiraan jumlah penerima manfaat, dan perkiraan besarnya biaya kegiatan sebagai bahan penulisan usulan. i. Menginformasikan kepada masyarakat mengenai hasil keputusan MAD 1 dan penetapan usulan yang didanai PNPM Mandiri Perdesaan. j. Membantu Fasilitator Kecamatan dalam memfasilitasi proses penyusunan desain dan rencana anggaran biaya kegiatan yang masuk prioritas untuk didanai sesuai bidang penugasan KPMD. Tahap Pelaksanaan a. Membantu Tim Pengelola Kegiatan dalam menyelenggarakan musyawarah pertangggungjawaban (MD 3, MD 4, dan MD 5). b. Memfasilitasi masyarakat dalam musyawarah pertanggungjawaban (MD 3, MD 4, dan MD 5). Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 13

14 c. Memberikan masukan dan bimbingan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai bidang penugasan KPMD. d. Membantu TPK dalam membuat administrasi yang tertib dan benar. e. Memfasilitasi dan mendorong masyarakat dalam memenuhi apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka, termasuk kesediaan swadaya dan pengembalian pinjaman dalam kaitan kelompok SPP maupun pinjaman perguliran. f. Membantu TPK dalam melakukan pengawasan dan pengendalian mutu pelaksanaan kegiatan simpan pinjam perempuan, pendidikan, kesehatan, dan pelatihan peningkatan keterampilan usaha kelompok. g. Membantu TPK dalam mengawasi pekerjaan di lapangan serta mengendalikan kualitas dan produktivitas pekerjaan kegiatan prasarana. h. Membantu TPK untuk memfasilitasi proses pengadaan barang dan alat. i. Membantu mengawasi pekerjaan di lapangan, terutama pengendalian kualitas dan produktivitas pekerjaan, seperti mencatat pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai serta melaporkan kepada TPK dan Fasilitator Kecamatan. Tahap Pemeliharaan dan Pelestarian a. Memfasilitasi masyarakat desa dalam mengajukan usulan dari dana pengembalian pinjaman bergulir. b. Memfasilitasi masyarakat desa agar tetap berpedoman pada prinsip dan tujuan PNPM Mandiri Perdesaan dalam memanfaatkan dana bergulir. c. Membangkitkan motivasi masyarakat dalam melakukan pelestarian dan pengembangan hasil kegiatan. d. Membantu TPK dalam pembentukan tim dan kelompok pemelihara serta pelembagaan pelestarian di tingkat desa. e. Memantau hasil dan operasional kegiatan serta kondisi kegiatan prasarana yang telah dibangun, terutama bagian yang membutuhkan pemeliharaan. f. Memfasilitasi proses pemeliharaan terhadap prasarana yang dibangun. Kriteria KPMD Kriteria KPMD adalah sebagai berikut. a. warga desa setempat dan bertempat tinggal di desa yang bersangkutan, b. bukan kepala desa atau perangkat desa maupun suami/istrinya, c. bukan anggota BPD maupun suami/istrinya, d. mempunyai waktu yang cukup dan sanggup melaksanakan tugastugasnya, e. jujur, bertanggung jawab, dan bersedia bekerja secara sukarela, f. mampu membaca dan menulis. Proses Pemilihan KPMD Pemilihan KPMD dilakukan pada saat MD 2. Pada saat Fasilitator Kecamatan melakukan orientasi di desa-desa dan sebelum MD 2 diadakan, perlu diinformasikan kebutuhan tenaga-tenaga potensial dari desa yang siap bekerja untuk membantu masyarakat berpartisipasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan secara sukarela. Acuan proses pemilihan KPMD adalah sebagai berikut. a. Persiapan Pemilihan Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 14

15 - Proses pemilihan KPMD didahului dengan proses identifikasi calon kader. Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Teknis melakukan identifikasi calon kader dengan cara melakukan diskusi dan pendekatan kepada kepala desa, BPD atau lembaga Desa yang lain, tokoh masyarakat, termasuk pemerhati bidang pendidikan, kesehatan, dan ketua kelompok pengelolaan dana bergulir. Proses identifikasi adalah upaya untuk memperoleh calon kader yang sesuai dengan kriteria kader. - menginformasikan kebutuhan KPMD kepada semua orang secara lisan dan tertulis melalui pengumuman yang ditempel di Papan Informasi. Nama-nama hasil identifikasi, siapa saja yang berminat, dan mendaftarkan diri dicatat. b. Proses Pemilihan - Pemilihan KPMD dilaksanakan pada saat MD 2. - Sebelum proses pemilihan dilakukan, Fasilitator dalam pertemuan musyawarah desa menyampaikan informasi tentang kriteria, aspek kerelawanan, kejujuran, serta tugas dan tanggung jawab yang akan diemban oleh KPMD. - Mengajak peserta musyawarah desa untuk menentukan berapa jumlah KPMD (minimal lima KPMD dan diharapkan tiap-tiap dusun memiliki kader dusun). - Mengajak peserta untuk menentukan kriteria tambahan yang lebih diutamakan, berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan. - Memfasilitasi peserta musyawarah untuk memilih KPMD sesuai kriteria yang telah ditentukan dan disepakati bersama. - Jumlah KPMD terpilih harus memperhatikan keseimbangan antara kader laki-laki dan kader perempuan. Untuk keperluan pelestarian kegiatan, dibentuklah Tim yang secara langsung terlibat dalam proses pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan di desa. Mereka adalah: Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana Desa (TP3D) Sarana dan prasana desa yang sudah dibangun oleh masyarakat melalui dana program harus dipelihara agar fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat bisa berkesinambungan. Untuk keperluan tersebut, perlu dibentuk Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana Desa. Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana Desa dipilih oleh masyarakat pada saat Musyawarah Desa serah terima. Anggota Susunan Pengurus Tim Pemelihara terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana Desa akan mendapat pelatihan dari Fasilitator Teknik dan Kader Teknik. Tugas dan tanggung jawab Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana Desa: a. Secara berkala melakukan pengecekan atas kondisi fisik sarana dan prasarana dengan dibantu Kader Teknik. Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 15

16 b. Membuat jadwal pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan secara gotong royong. c. Jika dalam pelaksanaan pemeliharaan diperlukan biaya pemeliharaan maka biaya yang diperlukan dimusyawarahkan. d. Mengorganisasikan pelaksanaan pemeliharaan Panitia Pengadaan Panitia Pengadaan adalah tim yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, bertanggung jawab, dan akuntabel terhadap kegiatan pengadaan. Tim ini terdiri atas minimal tiga orang, yaitu maksimal satu orang wakil TPK dan dua orang wakil masyarakat. Dari tim itu minimal ada satu orang perempuan yang ditetapkan pada Musyawarah Desa 2. Tugas dan tanggung jawab Panitia Pengadaan a. menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan. b. menyiapkan dokumen pengadaan (formulir penawaran, laporan pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, dan berita acara pengadaan). c. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, d. mengusulkan calon pemenang, e. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang mengangkatnya, f. mengumumkan hasil proses pengadaan kepada masyarakat dan ditempelkan di Papan Informasi dan/atau media lainnya yang terdapat di lingkungan masyarakat yang mudah dilihat dan dijangkau oleh seluruh masyarakat. g. mendokumentasikan setiap proses pengadaan dan pelaksanaan kontrak, termasuk spesifikasi teknis, harga perkiraan, formulir penawaran, semua dokumen asli penawaran yang diterima, dokumen pembukaan penawaran, formulir evaluasi penawaran, salinan hasil evaluasi yang tersedia untuk umum, surat pemesanan, surat tagihan pemasok barang/penyedia jasa dan bukti pembayaran yang sudah dilakukan, pengecekan kualitas dan kemajuan pengiriman barang dan jasa. Semua itu dimasukkan dalam arsip panitia pengadaan dan TPK Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan C a m a t Camat, atas nama Bupati, berperan sebagai pembina pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa-desa di kecamatan. Selain itu, Camat juga bertugas untuk mengesahkan usulan-usulan kegiatan yang telah disepakati dalam MAD untuk didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan dalam bentuk Surat Penetapan Camat (SPC). Tugas dan tanggung jawab Camat Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 16

17 a. Camat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di wilayah kecamatan. b. Mengoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan yang ada di kecamatan. c. Menyelenggarakan MAD. d. Bersama Fasilitator Kecamatan dan PjOK, mensosialisasikan PNPM Mandiri Perdesaan di wilayah kecamatan. e. Memonitor dan mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dari semua desa. f. Membantu penyelesaian masalah PNPM Mandiri Perdesaan yang timbul di wilayahnya. g. Melayani urusan administratif, antara lain menandatangani surat penetapan tim verifikasi, pengurus UPK, usulan kegiatan, Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB), Surat Penetapan Camat (SPC), dan Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) yang dibuat oleh Ketua TPK beserta Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK), dan lain-lain. h. Memantau proses pemeliharaan dan rencana pengembangan hasil kegiatan serta pengembalian pinjaman dana bergulir. i. Menilai kinerja program di desa dan kecamatan. j. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh dokumen kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan baik yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan. k. Mendorong dan memfasilitasi pembentukan dan perkembangan Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD) Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK) PjOK adalah seorang Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di kecamatan yang ditetapkan berdasar Surat Keputusan Bupati dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan operasional kegiatan serta keberhasilan seluruh kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan. Tugas dan tanggung jawab PjOK adalah: a. Melaksanakan koordinasi dengan Fasilitator Kecamatan dan Tim Koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten mengenai pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di daerahnya. b. Melaksanakan kegiatan manajemen PNPM Mandiri Perdesaan yang meliputi aspek-aspek kegiatan sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. c. Memproses pengajuan dana dari UPK ke KPPN serta memantau proses pencairannya. d. Menyelenggarakan rapat rutin bulanan bersama Fasilitator Kecamatan dan pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya untuk membahas kemajuan kegiatan, berbagai masalah yang muncul, dan penyelesaiannya. e. Membuat laporan bulanan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan ke TK- PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten dengan tembusan kepada Camat. f. Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi. g. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja UPK dan TPK. h. Bersama Fasilitator Kecamatan, memfasilitasi pelaksanaan MAD. i. Memantau dan/atau memfasilitasi kegiatan musyawarah desa di wilayahnya Unit Pengelola Kegiatan (UPK) UPK adalah unit yang mengelola operasional kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan dan membantu BKAD mengoordinasikan pertemuanpertemuan di kecamatan. Pengurus UPK terdiri dari ketua, sekretaris, dan Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 17

18 bendahara. Pengurus UPK berasal dari anggota masyarakat, laki-laki dan perempuan, yang diajukan dan dipilih berdasarkan hasil musyawarah desa. Secara umum, kelembagaan UPK mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. a. Bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan dana PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan. b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi dan pelaporan seluruh transaksi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. c. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dokumen PNPM Mandiri Perdesaan, baik yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan. d. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana bergulir. e. Melakukan pembinaan terhadap kelompok peminjam. f. Melakukan sosialisasi dan penegakan prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan bersama dengan pelaku lainnya. g. Melakukan administrasi dan pelaporan setiap transaksi, baik keuangan maupun nonkeuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan program. h. Membuat perencanaan keuangan (anggaran) dan rencana kerja sesuai dengan kepentingan program yang disampaikan dalam BKAD/MAD. i. Membuat pertanggungjawaban keuangan dan realisasi rencana kerja dalam BKAD/MAD sesuai dengan kebutuhan. Bahan laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada seluruh pelaku desa yang terkait langsung satu minggu sebelum pelaksanaan. j. Melakukan evaluasi dan pemeriksaan langsung Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD) yang dibuat oleh desa di setiap tahapan proses PNPM Mandiri Perdesaan dan sesuai dengan ketentuan. k. Melakukan bimbingan teknis dan pemeriksaan secara langsung mengenai administrasi dan pelaporan yang dilaksanakan pelaku desa. l. Membuat draf aturan perguliran yang sesuai dengan prinsip dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan untuk disahkan oleh BKAD/MAD dan menegakkan aturan tersebut dalam pelaksanaannya untuk melestarikan dana bergulir. m. Menyiapkan dukungan teknis bagi terbentuknya kerja sama dengan pihak luar/pihak lain dalam kaitannya dengan pengembangan potensi wilayah. n. Melakukan penguatan terhadap kelompok peminjam dalam kelembagaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman, dan memfasilitasi pengembangan usaha kelompok atau pemanfaat. o. Membantu pengembangan kapasitas pelaku program melalui pelatihan, bimbingan lapangan, dan pendampingan dalam setiap kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. p. Mendorong transparansi dalam pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman, perkembangan program, dan informasi lainnya melalui Papan Informasi dan menyampaikan secara langsung kepada pihak yang membutuhkan. q. Melakukan fasilitasi (bersama pelaku lain) penyelesaian berbagai permasalahan yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam pelaksanaan tugas harian, khususnya terkait dengan pengelolaan keuangan, setiap pengurus UPK mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. Ketua UPK Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 18

19 a. Memastikan terjadinya pengendalian biaya operasional sesuai anggaran. b. Memastikan dilaksanakannya mekanisme serta prosedur pengelolaan keuangan dan kegiatan. c. Memastikan pelaksanaan fungsi pembukuan/pencatatan transaksi keuangan. d. Melakukan otorisasi terhadap penerimaan dan pengeluaran keuangan di UPK. e. Melakukan verifikasi terhadap anggaran yang dibuat oleh bendahara. f. Melakukan verifikasi dan validasi atas laporan keuangan. g. Menyetujui rencana pengadaan/pembelian inventaris dan administrasi kantor. Bendahara UPK a. Melaksanakan fungsi penerimaan dan penyaluran dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan dan dana bergulir. b. Melakukan pencatatan transaksi keuangan, khususnya transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas maupun bank. c. Melakukan perhitungan saldo kas dan bank pada setiap penutupan transaksi. d. Membuat rekonsiliasi bank pada setiap penutupan transaksi/tutup buku bulanan. e. Pada akhir bulan, membuat Laporan Keuangan UPK terkait BLM Dana Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dan dana bergulir. f. Mengelola dokumen dan arsip yang terkait pengelolaan keuangan. g. Melakukan pembinaan yang terkait pembukuan dan pelaporan keuangan terhadap TPK. h. Membuat perencanaan keuangan dan anggaran. Sekretaris UPK a. Merencanakan dan melakukan pembelian/pengadaan administrasi kantor. b. Mengelola dokumen dan arsip keuangan (selain buku kas, buku bank, dan buku rekening) serta dokumen nonkeuangan, seperti surat-surat, berita acara, notula musyawarah, dan lain-lain. c. Mengelola inventaris dan aset kantor lainnya (selain kas, bank, dan piutang). d. Membantu bendahara dalam membuat laporan keuangan dengan melakukan masukan (input) transaksi keuangan ke dalam aplikasi/program dari catatan transaksi di buku kas dan buku bank yang sudah dibuat oleh bendahara. Untuk UPK yang aset dana bergulirnya sudah mencapai dua miliar, dibentuklah subunit perguliran. Subunit perguliran adalah bagian tidak terpisahkan dari UPK yang bertugas mengelola kegiatan dana bergulir. Subunit ini terdiri dari minimal satu orang yang dipilih seperti halnya pengurus UPK lainnya. Tugas dan tanggun jawab subunit perguliran ini secara terperinci diatur dalam PTO Penjelasan XI mengenai Penataan Kelembagaan. Kriteria Pengurus UPK Pengurus UPK diharapkan memiliki kriteria sebagai berikut. a. Memiliki sikap mental yang baik: jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya, b. Mempunyai cukup waktu dan komitmen yang tinggi, c. Dapat diterima oleh masyarakat, d. Berdomisili di kecamatan setempat, Penjelasan V: Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 19

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lebih terperinci

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN TEGALDLIMO DESA KEDUNGASRI Jln.Plengkung Indah No.159. kode pos (68484) email : kantordesakedungasri@gmail.com website : kedungasri.desa.id SURAT KEPUTUSAN KEPALA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN

Lebih terperinci

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - 1 - SALINAN BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LABUHANBATU

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG KEPUTUSAN NO : 141 / 05 / SK / 2011 PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPUTUSAN NO. PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN (PNPM-MD) PADA TAHUN 2009 Membaca

Lebih terperinci

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN Kegiatan pengendalian dalam PNPM Mandiri Perdesaan terdiri dari pemantauan, pengawasan, audit, evaluasi, dan pelaporan. Dalam buku

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTRAIAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PEDESAAN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. danusahanya sudah berjalan sejak tahun Pada tanggal 20 Juli 2007

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. danusahanya sudah berjalan sejak tahun Pada tanggal 20 Juli 2007 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam (UEK- SP) Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam sudah lama berkembang danusahanya sudah berjalan sejak

Lebih terperinci

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA I. KEBIJAKAN POKOK 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pembentukan Badan Kerjasama Antar Desa Program Pengembangan Kecamatan;

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR LARANGAN BAGI KONSULTAN DAN FASILITATOR

DAFTAR LARANGAN BAGI KONSULTAN DAN FASILITATOR DAFTAR LARANGAN BAGI KONSULTAN DAN FASILITATOR Untuk mendukung terlaksananya tugas dan tanggung jawab dalam melakukan Fasilitasi maka konsultan dan fasilitator dilarang: 1.1. Mengambil keputusan, melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL PERATURAN DESA BANGUNJIWO NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BANGUNJIWO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA KECAMATAN... DESA...

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA KECAMATAN... DESA... PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA KECAMATAN... DESA... Alamat : Jalan... SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA NOMOR :... TAHUN 20... TENTANG PENETAPAN TIM PENGELOLA KEGIATAN (TPK) SEBAGAI PELAKSANA PENGADAAN BARANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 PANDUAN PENGAKHIRAN SERTA PENATAAN DAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG . BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL PERATURAN DESA BANGUNJIWO NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BANGUNJIWO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH

Lebih terperinci

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG W/ W Menimbang Mengingat BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, a. bahwa Kebijakan Pokok

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT A. Profil Pelaksanaan Perjanjian dalam Program Nasional

Lebih terperinci

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010 Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penumbuhkembangan, penggerakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN NATUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN A. Pengertian 1. Musrenbang Desa/ Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN BERBASIS PEMBERDAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN DENGAN POLA KEMITRAAN TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN DENGAN POLA KEMITRAAN TAHUN ANGGARAN 2010 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN DENGAN POLA KEMITRAAN TAHUN ANGGARAN 2010 BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka tertib

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.42,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA. Susunan Organisasi. Tata Kerja. Pemerintah Desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI

MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI No BENTUK KEGIATAN ASPEK YANG DIPERHATIKAN POTENSI MASALAH PENGELOLAAN DANA PPK 1. Rekening tujuan kurang jelas dan tidak spesifik.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.55,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA. ORGANISASI. TATA KERJA. Perubahan Peraturan Bupati Bantul Nomor 42 Tahun 2016 ( Berita

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

Lebih terperinci

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA BOJONGGENTENG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG MUSYAWARAH DESA BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : Mengingat : a. b. 1. 2. 3. 4. 5. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT - 270 - PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ( RPJM-DESA ) DAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA ( RKP-DESA ) DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR

Lebih terperinci

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BANJAR Menimbang : a. Pasal

Lebih terperinci

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU BELITONG KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KAMPUNG DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci