WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK P E R I O D E J A N U A R I S E P T E M B E R

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK P E R I O D E J A N U A R I S E P T E M B E R"

Transkripsi

1 ANALISIS KUNJUNGAN WIS MAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN Gedung Sapta Pesona Lt. 21 Jalan Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta Pusat 10110

2 KATA PENGANTAR Analisis Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia ini merupakan suatu analisis terhadap perkembangan kedatangan wisatawan asing yang masuk ke Indonesia dengan melihat berbagai faktor yang turut mempengaruhinya. Analisis Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia disusun dengan format laporan secara periodik setiap tiga bulan (Triwulan) yang akan diterapkan oleh ASDEP Puslitbang Kebijakan Kepariwisataan pada tahun Analisis Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia antara lain menggambarkan tingkat perkembangan wisman, pola kunjungan, target, pencapaian dan realisasi. Selain itu, kajian ini mengulas tentang analisis lingkungan strategik yang turut mempengaruhi tingkat kunjungan wisman baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan juga skenario pencapaian target optimis kunjungan wisman pada tahun Analisis kunjungan wisatawan mancanegara di 3 Great ini diharapkan dapat menjawab setiap pertanyaan yang timbul terkait fluktuasi kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Analisis ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kepariwisataan Indonesia, khususnya menjadi acuan dalam pengambilan keputusan di lingkungan internal Kementerian Pariwisata maupun pemangku kepentingan kepariwisataan lainnya. Oleh karena itu, sumbang saran dan masukan yang konstruktif untuk kesempurnan kajian ini sangat kami harapkan. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang telah turut membantu menyelesaikan analisis ini hingga menjadi suatu laporan yang komprehensif. Jakarta, November 2015 ASDEP Puslitbang Kebijakan Kepariwisataan Abdul Kadir, SH., MMT. NIP i

3 ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN RUANG LINGKUP KEGIATAN METODOLOGI KAJIAN 5 BAB II OUTBOUND DARI BEBERAPA PASAR PARIWISATA INDONESIA PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR SINGAPURA PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR AUSTRALIA PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR JEPANG PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR KOREA SELATAN 14 BAB III PERPRES NO. 69/2015 BEBAS VISA KUNJUNGAN PENETRASI KEBIJAKAN BVK PADA 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) PENGARUH KEBIJAKAN BVK PADA TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN DI 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) KESIMPULAN 33 BAB IV DAMPAK KABUT ASAP KEBAKARAN HUTAN DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI KUNJUNGAN WISMAN DAN PERJALANAN WISNUS DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI TINGKAT HUNIAN KAMAR DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP CITRA INDONESIA SEBAGAI DESTINASI 48 BAB V DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG BERITA TERKAIT DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK BANDARA NGURAH RAI DAN JUANDA DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK NGURAH RAI (BALI) KESIMPULAN 60 BAB VI DAMPAK ERUPSI GUNUNG BARUJANI 62 BAB VII BENCHMARKING KUNJUNGAN WISMAN TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA INDONESIA PERIODE JANUARI SEPTEMBER ii

4 7.2 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA SINGAPURA PERIODE JANUARI SEPTEMBER TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA THAILAND PERIODE JANUARI SEPTEMBER PERBANDINGAN TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN (INDONESIA THAILAND SINGAPURA) PERIODE JANUARI SEPTEMBER BAB VIII CATATAN HASIL FGD DI 3 GREAT TERKAIT KUNJUNGAN WISMAN HASIL FGD PADA GREAT BALI HASIL FGD PADA GREAT JAKARTA HASIL FGD PADA GREAT BATAM 82 BAB IX OBSERVASI PASAR SINGAPURA & MALAYSIA UNTUK GREAT BATAM OBSERVASI PASAR SINGAPURA OBSERVASI PASAR MALAYSIA 96 iii

5 BAB I PENDAHULUAN 1

6 1.1 LATAR BELAKANG Kunjungan Wisatawan Mancanegara merupakan salah satu indikator keberhasilan kinerja Kementerian Pariwisata. Target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2015 adalah 10 juta kunjungan. Kementerian Pariwisata memfokuskan strategi pengembangan destinasi pada 3 kawasan Great yaitu: Great Bali, Great Jakarta, dan Great Batam. Kementerian Pariwisata memfokuskan strategi pengembangan pasar pariwisata pada 5 pasar utama, yaitu: Singapura, Malaysia, Australia, Tiongkok, dan Jepang. Kajian ini dibuat karena adanya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan seputar fluktuasi kunjungan wisatawan mancanegara melalui 3 great, terutama yang berhubungan dengan 5 fokus pasar utama, sehingga pemerintah dapat dengan mudah melakukan pengawasan dan evaluasi (bila perlu) terhadap setiap program terkait pengembangan destinasi maupun pemasaran pariwisata, guna mencapai target 10 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun Kajian Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia antara lain menggambarkan tingkat perkembangan wisman, prediksi kunjungan wisman, serta target dan realisasi. Selain itu, kajian ini mengulas tentang analisis lingkungan strategik yang turut mempengaruhi tingkat kunjungan wisman baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan juga skenario pencapaian target optimis kunjungan wisman pada tahun

7 Target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2015 adalah sebesar 10 juta kunjungan, dengan distribusi bahwa pada Triwulan 1 pencapaiannya sebesar 22% atau 2,2 juta kunjungan, Triwulan 2 dengan pencapaian 23% atau sebesar 2,3 juta, Triwulan 3 dengan pencapaian 25% atau sebesar 2,5 juta, dan Triwulan 4 dengan pencapaian 30% atau sebesar 3 juta. Apabila dilihat pada periode semester, maka pada Semester 1 ditargetkan kunjungan sebesar 4,5 juta atau dengan besaran 45% dari target, dan Semester 2 dengan target 5,5 juta atau sebesar 55% dari target. Target pada Semester 2 lebih besar dari Semester 1, hal ini dilihat dari historis kunjungan wisman tahuntahun sebelumnya serta pemberlakuan Bebas Visa Kunjungan yang berlaku efektif pada Semester tersebut TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Target % 23% 25% 30% % 55% Efektif Pemberlakuan BVK 2. Efektif APBN 3

8 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan kajian terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada tahun 2015.Adapun tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah: 1. Teridentifikasinya perkembangan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia menurut pintu masuk dan fokus pasar dalam setiap tiga bulan (triwulan) selama tahun 2015; 2. Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dalam tahun 2015; 3. Terlaksananya suatu kajian perkembangan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia setiap tiga bulan (triwulan) selama tahun RUANG LINGKUP KEGIATAN Ruang lingkup kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data primer, khusus pada Buku ke-4 analisis wisman maka ada beberapa data yang langsung diambil di lapangan, baik data berupa hasil pengamatan lapangan/observasi serta data hasil wawancara dengan stakeholder/pemangku kepentingan bidan pariwisata di tempat penelitian dilakukan. 2. Pengumpulan data sekunder berupa statistik kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari berbagai sumber yaitu: Badan Pusat Statistik (BPS), dan Pusat Data dan Informasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Data sekunder lainnya adalah data terkait isu-isu stratejik internal dan eksternal kepariwisataan Indonesia yang diambil dari Internet, ASDEP WTTC, PENELITIAN Media massa, DAN serta PENGEMBANGAN sumber-sumber KEBIJAKAN lainnya. KEPARIWISATAAN

9 WTTC, Media massa, serta sumber-sumber lainnya. 3. Melakukan sosialisasi hasil kajian kepada para pemangku kepentingan terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan hasil kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. 1.3 METODOLOGI KAJIAN Dalam kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2015, maka akan dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut: Dalam melakukan pengumpulan data, maka data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan teknik: 1. Studi Kepustakaan, sumber dari litelatur berasal dari buku, internet, ataupun laporan-laporan terdahulu. 2. Desk Research, merupakan metode penelitian / pegkajian dengan tidak melakukan observasi lapangan langsung dikarenakan keseluruhan data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari literature yang ada. 3. Focus Group Discussion, melakukan diskusi yang terfokus pada setiap isu yang muncul terkait kunjungan wisman periode tahun 2015 dengan mengundang stakeholders/pihak-pihak yang terkait. Dalam kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, konsep yang digunakan adalah kedatangan pengunjung ke Indonesia (visitor arrivals to Indonesia). Hal ini berarti di dalamnya termasuk pelancong (excursionist), namun dalam penyajiannya saat ini belum dapat dipisahkan antara wisman (tourist) dengan pelancong (excursionist). 5

10 Kategori wisatawan mancanegara telah disepakati antara BPS dan Imigrasi, sehingga tidak semua orang asing yang masuk ke Indonesia bisa dikategorikan sebagai wisatawan mancanegara. Beberapa kategori yang telah ditetapkan oleh pihak-pihak terkait tersebut menjadi dasar penentuan pencatatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Berdasarkan kesepakatan dengan BPS dan Imigrasi, maka yang dikategorikan sebagai pengunjung (visitor) yang datang ke Indonesia menurut jenis dokumen perjalanan yang digunakan adalah : a. Warga Negara Asing yang memasuki wilayah Indonesia yang menggunakan salah satu jenis dari dokumen perjalanan di bawah ini : 1. Visa Kunjungan Usaha (VKU); 2. Visa Kunjungan Sosial Budaya (VKSB); 3. Visa Kunjungan Wisata (VKW); 4. Visa Kunjungan Pemerintahan; 5. Visa Singgah (crew dan non crew); 6. Visa Tinggal Terbatas ((courtesy dan Visa Berdiam Sementara); 7. Diplomatik; 8. Dinas; 9. Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS); 10. Visa Saat Kedatangan/Visa on Arrival (VSK(VOA); 11. Visa Singgah Saat Kedatangan /Khusus (VSSK); 12. Smard Card; 13. Saphire (pelayan khusus di Bandara Sukarno-Hatta); 14. Transit; 15. Crew (awak kapal udara/laut). 6

11 b. Warga Negara Indonesia yang memilki dokumen perjalanan dan disepakati persentase besarannya sebagai berikut : 1. Paspor Diplomatik (50%) 2. Paspor Dinas (10%) 3. Tenaga Kerja Indonesia (10%) 4. Penduduk Luar Negeri/Pendul (100%) Metode pengolahan data yang akan dilakukan untuk meramalkan / memprediksi tingkat kunjungan wisman adalah dengan tekhnik Moving Average Unweight, dimana data-data dari periode tahun 1990 hingga 2014 akan diuji dengan tingkat n=3, sehingga akan diperoleh perkiraan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia di tahun Moving Average (MA) memiliki formula sebagai berikut: t N 1 i i 1 X t X t 1 X t N 1 F... t 1 N N X dimana : Xt = data observasi periode t N = panjang serial waktu yg digunakan Ft+1 = nilai prakiraan periode t+1 7

12 BAB II OUTBOUND DARI BEBERAPA PASAR PARIWISATA INDONESIA AUSTRALIA JEPANG KOREA SELATAN SINGAPURA 8

13 Selain isu-isu stratejik baik internal maupun eksternal, perkembangan Outbound dari beberapa Negara focus pasar pariwisata Indonesia juga merupakan salah satu indicator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan wisatawan asal Negara focus pasar tersebut untuk berkunjungan ke Negara lain untuk kegiatan wisata. Kecenderungan untuk melakukan perjalanan wisata menjadikan salah satu tolak ukur untuk menjustifikasi naik/turunnya kunjungan wisman dari Negara-Negara asal tersebut. Tidak semua Negara focus pasar pariwisata Indonesia mempublikasikan jumlah outbound/penduduk yang melakukan perjalanan keluar negeri. Diantara 21 focus pasar yang ada, maka didapatkan data outbound dari beberapa Negara yang berkontribusi besar terhadap kunjungan wisman ke Indonesia antara lain: 1. Singapura 2. Australia 3. Jepang, dan 4. Korea Selatan 2.1 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR SINGAPURA Singapura merupakan pasar penyumbang wisman terbesar pertama ke Indonesia di tahun 2014 lalu. selain jarak yang dekat dengan Indonesia, Singapura juga merupakan pasar yang sangat potensial dikarenakan kemiripan budaya yang dimiliki Negara tersebut. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Singapura dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Pertumbuhan ,80% 7,08% 0,21% 3,84% 8,09% -3,11% 4,06% 9,31% 2,14% ,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% -2,00% -4,00% -6,00% Sumber: Pertumbuhan

14 Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2014 sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Agustus Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Singapura tertinggi pada bulan Agustus 2015 sebesar 9,31% sedangkan angka pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Januari 2015 sebesar -3,80%. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian masyarakat Singapura yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Maret, Juni, Oktober, November dan Desember. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Singapura mengalami pergeseran dimana pada bulan Januari 2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 17,23% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya mencapai besaran -3,80%. Pada bulan Februari justru terjadi hal sebailknya dimana pada tahun 2014 pertumbuhannya menurun ke besaran -2,47% namun pada tahun 2015 terjadi penambahan angka outbound sehingga terjadi pertumbuhan yang signifikan sebesar 7,08%. Di bulan Juni terjadi hal sebailknya dimana pada tahun 2014 pertumbuhannya meningkat sebesar 2,97% namun pada tahun 2015 terjadi penurunan pertumbuhan angka outbound sebesar -3,11%. Tabel: Perkembangan Outbound Pasar SIngapura SINGAPURA / /- Jan 534, , % 602, % Feb 586, , % 612, % Mar 737, , % 758, % Apr 605, , % 695, % Mei 697, , % 789, % Jun 870, , % 868, % Jul 587, , % 630, % Agu 639, , % 674, % Sep 697, , % 728, % Okt 717, , % Nov 895, , % Des 1,077,593 1,082, % Triwulan I 1,858,586 1,956, % 1,974, % Triwulan II 2,173,478 2,297, % 2,354, % Semester I 4,032,064 4,253, % 4,329, % Triwulan III 1,924,044 1,936, % 2,033, % Triwulan IV 2,690,958 2,712, % - - Semester II 4,615,002 4,648, % - - TOTAL 8,647,066 8,902, % - - Sumber: 10

15 Dari table perkembangan outbound Singapura diketahui bahwa pada triwulan pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Singapura mencapai angka 5,26% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka 0,96%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka 5,71% lebih baik dari tahun 2015 yang hanya mencapai 2,48%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka 0,65%, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 5,02%. Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Singapura untuk melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan setiap tahunnya meskipun pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu. 2.2 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR AUSTRALIA Australia merupakan pasar penyumbang wisman terbesar ketiga ke Indonesia di tahun 2014 lalu. Australia diuntungkan secara letak geografisnya yang sangat dekat dengan Bali (Indonesia), ini yang menjadikan Bali sebagai destinasi favorit wisman asal Australia ke Indonesia. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Australia dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Pertumbuhan ,72% 5,11% 11,22% -0,39% 2,87% 2,74% 6,58% 1,04% 3,48% ,00% 10,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% -2,00% Pertumbuhan Sumber: Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan April sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Desember. Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Australia tertinggi pada bulan Maret sebesar 11,22% sedangkan angka pertumbuhan terendah terjadi pada bulan April sebesar -0,39%. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian masyarakat Australia yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Januari, April, Juni, Agustus, November, dan Desember. 11

16 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Australia mengalami pergeseran dimana pada bulan April 2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 12,78% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya mencapai besaran -0,39%. Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Australia AUSTRALIA / /- Jan 1,321,300 1,463, % 1,489, % Feb 1,078,600 1,183, % 1,243, % Mar 1,286,700 1,300, % 1,446, % Apr 1,252,100 1,412, % 1,406, % Mei 1,195,100 1,268, % 1,304, % Jun 1,334,500 1,421, % 1,460, % Jul 1,297,900 1,343, % 1,431, % Agu 1,340,900 1,423, % 1,438, % Sep 1,375,000 1,404, % 1,453, % Okt 1,230,700 1,297, % Nov 1,304,500 1,358, % Des 1,685,000 1,701, % Triwulan I 3,686,600 3,947, % 4,179, % Triwulan II 3,781,700 4,101, % 4,171, % Semester I 7,468,300 8,049, % 8,350, % Triwulan III 4,013,800 4,171, % 4,323, % Triwulan IV 4,220,200 4,357, % - - Semester II 8,234,000 8,529, % - - TOTAL 15,702,300 16,578, % - - Sumber: Dari table perkembangan outbound Australia diketahui bahwa pada triwulan pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Australia mencapai angka 7,09% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka 0,96%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka 8,45% lebih baik dari tahun 2015 yang hanya mencapai 1,70%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka 3,93%, dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sebesar 3,65%. Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Australia untuk melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan setiap tahunnya meskipun pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu. 12

17 2.3 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR JEPANG Jepang merupakan pasar penyumbang wisman terbesar kelima ke Indonesia di tahun 2014 lalu. Jepang memiliki keterikatan Budaya dengan Indonesia terkait sejarah. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Jepang dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Pertumbuhan ,42% -10,51% -3,93% -3,73% -1,46% -7,62% -7,42% -7,26% 0,34% ,00% 7,00% 2,00% -3,00% -8,00% -13,00% Pertumbuhan September Data Sementara Sumber: Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Mei sedangkan pertumbuhan pada periode lainnya berada pada pertumbuihan yang negatif. Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Jepang tertinggi pada bulan September sebesar 0,34% sedangkan periode lainnya bertumbuh negatif. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian masyarakat Australia yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Februari, Maret, Juli, Agustus, September, dan Oktober. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Australia mengalami pergeseran dimana pada bulan Mei 2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,23% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya mencapai besaran -1,46%, dan pada bulan September dimana pada tahun 2014 pertumbuhan berada pada angka -2,15% dan di tahun 2015 pertumbuhan yang terjadi tercatat sebesar 0,34%. 13

18 Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Jepang JEPANG / /- Jan 1,360,639 1,253, % 1,235, % Feb 1,430,633 1,404, % 1,257, % Mar 1,652,417 1,596, % 1,534, % Apr 1,244,438 1,189, % 1,144, % Mei 1,265,170 1,280, % 1,262, % Jun 1,299,286 1,289, % 1,190, % Jul 1,454,281 1,414, % 1,309, % Agu 1,838,683 1,783, % 1,653, % Sep 1,554,254 1,520, % 1,526,000 * 0.34% Okt 1,495,836 1,417, % Nov 1,400,278 1,355, % Des 1,476,700 1,397, % Triwulan I 4,443,689 4,255, % 4,026, % Triwulan II 3,808,894 3,758, % 3,597, % Semester I 8,252,583 8,013, % 7,624, % Triwulan III 4,847,218 4,718, % 4,489, % Triwulan IV 4,372,814 4,170, % - - Semester II 9,220,032 8,889, % - - TOTAL 17,472,615 16,903, % - - Sumber: *) Data Sementara Dari table perkembangan outbound Jepang diketahui bahwa pada triwulan pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Jepang mencapai angka -4,25% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka -5,36%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka -1,31% lebih baik dari tahun 2015 yang hanya mencapai -4,29%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka - 2,65%, dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sebesar -4,86%. Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Jepang untuk melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan penurunan setiap tahunnya baik dari segi jumlah maupun pertumbuhannya. 2.4 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR KOREA SELATAN Korea Selatan merupakan pasar penyumbang wisman terbesar keenam ke Indonesia di tahun 2014 lalu. Pertumbuhan perekonomian Korea Selatan yang sangat pesat, menciptakan permintaan untuk melakukan perjalanan wisata yang besar pula. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Korea Selatan dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III) 14

19 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Pertumbuhan ,89% 10,13% 23,09% 26,75% 29,13% 8,12% 15,16% 18,62% 14,41% ,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% Pertumbuhan September Data Sementara Sumber: Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Desember sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Juli. Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Korea Selatan tertinggi pada bulan Mei sebesar 29,13% sedangkan angka pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Juni sebesar 8,12%. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian masyarakat Korea Selatan yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Januari, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember. Performansi outbound wisatawan asal Korea Selatan meningkat signifikan setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 tercatat pertumbuhan sebesar 8,31% atay hampir bertambah sejumlah 1,5 juta wisatawan asal Korea Selatan. Berikut merupakan table perkembangan outbound wisatawan asal Korea Selatan dari tahun 2013, 2014 hingga September

20 Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Korea Selatan KOREA SELATAN / /- Jan 1,425,900 1,468, % 1,834, % Feb 1,184,807 1,312, % 1,445, % Mar 1,113,946 1,150, % 1,416, % Apr 1,097,420 1,179, % 1,495, % Mei 1,185,405 1,223, % 1,579, % Jun 1,221,491 1,270, % 1,373, % Jul 1,417,422 1,454, % 1,675, % Agu 1,407,186 1,547, % 1,835, % Sep 1,195,238 1,321, % 1,511, % Okt 1,239,143 1,432, % Nov 1,154,064 1,288, % Des 1,204,463 1,430, % Triwulan I 3,724,653 3,932, % 4,696, % Triwulan II 3,504,316 3,673, % 4,448, % Semester I 7,228,969 7,605, % 9,145, % Triwulan III 4,019,846 4,323, % 5,022, % Triwulan IV 3,597,670 4,151, % % Semester II 7,617,516 8,474, % 5,022, % TOTAL 14,846,485 16,080, % 14,167, % Sumber: Dari table perkembangan outbound Korea Selatan diketahui bahwa pada triwulan pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Korea Selatan mencapai angka 5,58% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 mengalami peningkatan signifikan sebesar 19,43%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka 4,82% dan pada tahun 2015 meningkat signifikan pada besaran 21,10%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka 7,55%, dan pada tahun 2015 pertumbuhannya meningkat signifikan sebesar 16,17%. Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Korea Selatan untuk melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya baik dari segi jumlah maupun pertumbuhannya. 16

21 BAB III PERPRES NO. 69/2015 BEBAS VISA KUNJUNGAN 17

22 Pada bulan Juni 2015, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan terkait Izin kunjungan bagi wisatawan yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan. Pada Kebijakan tersebut tercantum 45 (Empat puluh lima) negara diberikan fasilitas Bebas Visa Kunjungan dengan penjelasan sebagai berikut: Negara, antara lain: Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Philipina, Chili, Maroko, Peru, Vietnam, Ekuador, Kamboja, Laos, Myanmar, Hongkong SAR dan Macao SAR. Dengan ketentuan melaksanakan kunjungan dalam rangka tugas pemerintah, pendidikan, sosial budaya, wisata, bisnis, keluarga, jurnalistik atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain serta dapat masuk dan keluar ke wilayah Indonesia melalui seluruh Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dan diberikan cap tanda masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) Negara, antara lain: Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Mexico, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, Swedia, Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hungaria, Ceko, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Afrika Selatan. Dengan ketentuan hanya dapat dilakukan dalam rangka wisata, dapat keluar masuk melalui 9 TPI meliputi: Bandara Soekarno Hatta (Jakarta), Bandara Ngurah Rai (Bali), Bandara Kuala Namu (Medan), Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Hang Nadim (Batam), Pelabuhan Laut Sri Bintan Pura (Tanjung Pinang), Pelabuhan Laut Batam Center (Batam), Pelabuhan Laut Sekupang (Batam), dan Pelabuhan Tanjung Uban (Tanjung Uban). 30 NEGARA BEBAS VISA KUNJUNGAN WISATA 18

23 Setelah diberlakukannya kebijakan tersebut, maka diharapkan proses kunjungan wisatawan ke Indonesia akan lebih mudah secara administrasi. Kebijakan tersebut juga mendorong keinginan calon wisatawan untuk dapat berkunjung ke Indonesia, bahkan kebijakan tersebut dapat dijadikan sebagai selling point atau nilai jual bagi wisatawan asal negara-negara tersebut. Untuk mengetahui efektivitas pemberlakuan kebijakan fasilitasi bebas visa kunjungan untuk kunjungan wisata, maka Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan melakukan suatu monitoring untuk mengevaluasi setiap pengaruh yang ditimbulkan, salah satunya dengan membuat simulasi penetrasi dan dampak kebijakan tersebut terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia. Dari 30 negara yang terimbas oleh kebijakan baru ini, terdiri dari 4 Negara Kawasan Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, dan Selandia Baru), 17 Negara Kawasan Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia dan Swiss), 3 Negara Kawasan Amerika (Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko), 5 Negara kawasan Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab), dan 1 Negara Kawasan Afrika (Afrika Selatan). Tercatat dari mulai kebijakan ini dikeluarkan, maka sudah 4 (empat) bulan periode yang dilalui yaitu Juni, Juli, Agustus dan September. Metode perhitungan penetrasi dilakukan dengan membandingkan Jumlah wisman yang masuk dengan jumlah pengguna fasilitas bebas visa pada pasar yang sama. Data tersebut kemudian dibuatkan suatu ranking atau peringkat optimalisasii penetrasi sebagai berikut. Skala Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas BVK 0% - 20% Sangat Rendah 21% - 40% Rendah 41% - 60% Sedang 60% - 80% Tinggi 81% - 100% Sangat Tinggi Selama 4 bulan tersebut maka performansi dari penetrasi kebijakan bebas visa kunjungan yang melalui pintu masuk 3 Great, adalah sebagai berikut. 19

24 3.1 PENETRASI KEBIJAKAN BVK PADA 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) A. PASAR ASIA PASIFIK Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Bali Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total ASIA PASIFIK JEPANG ,30% KOREA SELATAN ,51% REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK ,73% SELANDIA BARU ,25% TOTAL ASIA PASIFIK ,65% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 89,65%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total ASIA PASIFIK JEPANG ,12% KOREA SELATAN ,65% REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK ,46% SELANDIA BARU ,92% TOTAL ASIA PASIFIK ,80% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke Pintu Masuk Great Jakarta berada pada tingkat 40,80%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total kunjungan wisman asal Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 20

25 Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Batam Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total ASIA PASIFIK JEPANG ,99% KOREA SELATAN ,52% REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK ,99% SELANDIA BARU ,04% TOTAL ASIA PASIFIK ,89% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 47,89%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SEDANG, dimana dari total kunjungan wisman asal Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui 3 Pintu Masuk pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang 3 Melalui Pintu Masuk Great Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total ASIA PASIFIK JEPANG ,25% KOREA SELATAN ,57% REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK ,83% SELANDIA BARU ,57% TOTAL ASIA PASIFIK ,90% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 71,90%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 21

26 B. PASAR EROPA Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Bali Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total BVK EROPA AUSTRIA ,96% BELANDA ,84% BELGIA ,09% CEKO ,13% DENMARK ,71% FINLANDIA ,50% HUNGARIA ,32% INGGRIS ,41% ITALIA ,97% JERMAN ,49% NORWEGIA ,81% PERANCIS ,02% POLANDIA ,53% RUSSIA ,35% SPANYOL ,85% SWEDIA ,58% SWISS ,68% TOTAL EROPA Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, ,59% Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 85,59%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal 17 Negara tersebut, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 22

27 Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total BVK EROPA AUSTRIA ,41% BELANDA ,81% BELGIA ,20% CEKO ,07% DENMARK ,04% FINLANDIA ,77% HUNGARIA ,90% INGGRIS ,79% ITALIA ,02% JERMAN ,43% NORWEGIA ,99% PERANCIS ,03% POLANDIA ,31% RUSSIA ,61% SPANYOL ,37% SWEDIA ,60% SWISS ,15% TOTAL EROPA ,79% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 62,79%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal 17 Negara tersebut, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 23

28 Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Batam Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total BVK EROPA AUSTRIA ,01% BELANDA ,26% BELGIA ,98% CEKO ,14% DENMARK ,63% FINLANDIA ,63% HUNGARIA ,52% INGGRIS ,63% ITALIA ,91% JERMAN ,65% NORWEGIA ,57% PERANCIS ,24% POLANDIA ,76% RUSSIA ,23% SPANYOL ,57% SWEDIA ,63% SWISS ,72% TOTAL EROPA ,87% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 20,87%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total kunjungan wisman asal 17 Negara tersebut, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 24

29 Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui 3 Pintu Masuk Great pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui 3 Pintu Masuk Great Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total BVK EROPA AUSTRIA ,72% BELANDA ,25% BELGIA ,67% CEKO ,23% DENMARK ,33% FINLANDIA ,89% HUNGARIA ,12% INGGRIS ,76% ITALIA ,07% JERMAN ,73% NORWEGIA ,38% PERANCIS ,54% POLANDIA ,35% RUSSIA ,70% SPANYOL ,57% SWEDIA ,86% SWISS ,79% TOTAL EROPA ,57% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 76,57%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal 17 Negara tersebut, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 25

30 C. PASAR AMERIKA Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Bali Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total AMERIKA AMERIKA SERIKAT ,72% KANADA ,85% MEXICO ,25% TOTAL AMERIKA ,43% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 82,43%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total AMERIKA AMERIKA SERIKAT ,96% KANADA ,62% MEXICO ,13% TOTAL AMERIKA ,44% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 41,44%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SEDANG, dimana dari total kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 26

31 Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Batam Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total AMERIKA AMERIKA SERIKAT ,78% KANADA ,68% MEXICO ,78% TOTAL AMERIKA ,15% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 29,15%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui 3 Pintu Masuk Great pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui 3 Pintu Masuk Great Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total AMERIKA AMERIKA SERIKAT ,30% KANADA ,87% MEXICO ,87% TOTAL AMERIKA ,44% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 64,44%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 27

32 D. PASAR AFRIKA DAN TIMUR TENGAH Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu Masuk Great Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great Bali Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total BVK AFRIKA AFRIKA SELATAN ,70% TOTAL AFRIKA ,70% TIMUR TENGAH BAHRAIN ,03% KUWAIT ,79% OMAN ,23% QATAR ,60% UNI EMIRAT ARAB ,89% TOTAL TIMUR TENGAH ,15% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 83,70%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 84,15%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 28

33 Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total BVK AFRIKA AFRIKA SELATAN ,83% TOTAL AFRIKA ,83% TIMUR TENGAH BAHRAIN ,14% KUWAIT ,40% OMAN ,71% QATAR ,30% UNI EMIRAT ARAB ,29% TOTAL TIMUR TENGAH ,40% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 37,83%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 502 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 79,04%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 29

34 Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu Masuk Great Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great Batam Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total BVK AFRIKA AFRIKA SELATAN ,83% TOTAL AFRIKA ,83% TIMUR TENGAH BAHRAIN ,29% KUWAIT ,71% OMAN ,50% QATAR ,00% UNI EMIRAT ARAB ,32% TOTAL TIMUR TENGAH ,53% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 24,83%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total 262 kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 65 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 52,53%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SEDANG, dimana dari total 162 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 85 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 30

35 Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui 3 Pintu Masuk Great pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui 3 Pintu Masuk Great Negara BVK KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total BVK AFRIKA AFRIKA SELATAN ,63% TOTAL AFRIKA ,63% TIMUR TENGAH BAHRAIN ,00% KUWAIT ,86% OMAN ,55% QATAR ,39% UNI EMIRAT ARAB ,03% TOTAL TIMUR TENGAH ,92% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 71,63%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 79,92%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak wisman memanfaatkan kebijakan BVK. 31

36 3.2 PENGARUH KEBIJAKAN BVK PADA TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN DI 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) Setelah didapat hasil penetrasi kebijakan visa terhadap jumlah kunjungan wisman, maka untuk menghitung asumsi pengaruh kebijakan tersebut kepada tingkat kunjungan wisman, maka dibuatlah suatu simulasi dampak kebijakan visa. Penghitungan dampak kebijakan fasilitasi bebas visa ini didapatkan dari hasil akumulasi perkalian pertumbuhan kunjungan wisman dengan tingkat penetrasi, sehingga didapatkan hasil perkiraan dampak yang dihasilkan dari kebijakan tersebut. Tabel: Simulasi Pengaruh Fasilitasi Bvk Terhadap Tingkat Kunjungan Wisman Ke Indonesia (Great Bali - Great Jakarta - Great Batam) Kunjungan Wisman 30 Negara BVK Melalui 3 Great Tahun 2014 Kunjungan Wisman 30 Negara BVK Melalui 3 Great Tahun 2015 INDIKATOR Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 BULAN Juni Juli Agustus September TOTAL Pertumbuhan Month on Month (MoM) 7,93% 13,10% 3,45% 19,54% Pertumbuhan Year on Year (YoY) 10,79% Jumlah Wisman Pengguna Fasilitas BVK Penetrasi Fasilitasi BVK Per Bulan 48,88% 82,67% 76,31% 80,15% Penetrasi Fasilitasi BVK Kumulatif (Jun s/d September 2015) Asumsi Pengaruh BVK Terhadap Tingkat Kunjungan Wisman Per Bulan Asumsi Pengaruh BVK Terhadap Tingkat Kunjungan Wisman Kumulatif (Jun s/d September) 3,87% 10,83% 2,63% 15,66% Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh 30 Negara yang masuk melalui 3 pintu masuk Great Utama (Bali-Jakarta-Batam) selama periode bulan Juni hingga September berada pada tingkat 73,12%. Tercatat dari wisman yang datang melalui 3 pintu ini, sebanyak menggunakan fasilitasi BVK, ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI. Asumsi pengaruh kebijakan fasilitasi BVK selama periode Juni hingga September 2015 terhadap kunjungan wisatawan mancanegara berada pada rata-rata besaran 7,89%. Ini berarti diasumsikan, apabila tanpa kebijakan Visa maka rata-rata pertumbuhan yang akan terjadi hanya 2,90% saja, dengan adanya kebijakan visa maka dengan dampak yang diberikan tersebut menjadikan pertumbuhan rata-rata kunjungan wisman sebesar 10,79%. 73,12% 7,89% 32

37 3.3 KESIMPULAN Dari hasil simulasi yang dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut. Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Great Bali merupakan kawasan Great yang memiliki tingkat penetrasi paling tinggi sebesar 87,48% dengan tingkat optimalisasi SANGAT TINGGI. Pada pintu masuk Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan berhasil memberikan pengaruh sebesar 9,97% terhadap tingkat kunjungan wisman yang masuk melalui pintu masuk Great Bali. Pada Great Jakarta memiliki tingkat penetrasi sebesar 49,71% dengan tingkat optimalisasi SEDANG. Pada pintu masuk Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan berhasil memberikan pengaruh sebesar 5,26% terhadap tingkat kunjungan wisman yang masuk melalui pintu masuk Great Jakarta. Pada Great Batam memiliki tingkat penetrasi sebesar 39,19% dengan tingkat optimalisasi RENDAH. Pada pintu masuk Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan berhasil memberikan pengaruh sebesar 1,65% terhadap tingkat kunjungan wisman yang masuk melalui pintu masuk Great Batam. 33

38 BAB IV DAMPAK KABUT ASAP KEBAKARAN HUTAN 34

39 Pada periode Agustus hingga September telah terjadi bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan akibat kebakaran hutan, bencana kabut asap ini mengakibatkan lumpuhnya penerbangan ke Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Pada peta diatas dapat terlihat bahwa dampak dari kabut asap ini mencakup banyak provinsi di Sumatera dan Kalimantan bahkan menyebar hingga ke negara negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Berita mengenai kabut asap bahkan telah menjadi perbincangan secara global dikarenakan lamanya penanganan atas bencana kabut asap ini. Apabila tidak segera ditanggulangi akan banyak dampak buruk yang diterima Indonesia baik dalam lingkup kesehatan, keragaman hayati, pendidikan, perekonomian bahkan sektor kepariwisataan dimana dikhawatirkan akan banyak wisatawan mancanegara yang membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Hal ini berdampak buruk terhadap kepariwisataan Indonesia disaat pemerintah sedang menggalakkan 10 juta wisatawan mancanegara di tahun 2015 dan target 20 juta wistawan mancanegara di tahun Dari hasil pantauan beberapa pintu masuk wisatawan yang terkena dampak kabut asap, dimana 5 diantaranya dijadikan sebagai sampel dalam analisa dampak kabut asap terhadap sektor pariwisata, yang terdiri dari: 1. Pintu Masuk Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (Palembang) 2. Pintu Masuk Bandara Supadio (Pontianak) 3. Pintu Masuk Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) 4. Pintu Masuk Bandara Kuala Namu (Medan), dan 5. Pintu Masuk Batam (Laut dan Udara) 35

40 Kabut asap dapat menghambat seluruh rencana di bidang pariwisata sebab pariwisata tidak lepas dari kelancaran transportasi menuju lokasi wisata, serta situasi dan kondisi yang mendukung daerah tersebut. Tidak hanya mengurangi kunjungan dari wisatawan mancanegara, maupun wisatawan domestik akan membatalkan kunjungannya karena akan menyulitkan kunjungan mereka didaerah tersebut. Perhitungan simulasi dampak kerugian ekonomi pariwisata dibuat untuk mengetahui sejauh mana sector pariwisata dirugikan baik dari kunjungan wisatawan mancanegara, perjalanan wisnus, hingga kerugian sector industry perhotelan dari dampak kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan. Waktu pengambilan data dilakukan selama periode Agustus sampai dengan 16 September 2015, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI KUNJUNGAN WISMAN DAN PERJALANAN WISNUS A. PINTU MASUK BANDAR UDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN (PALEMBANG, PROV. SUMATERA SELATAN) Bandara : Sultan Mahmud Badaruddin Lokasi : Palembang INDIKATOR Domestik/ Wisnus Internasional/ Wisman Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan Agustus September Total Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 72,442 - Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 667, Rp 8,388, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 48,355,079, Rp - Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 48,355,079, Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Dampak kabut asap yang berlangsung di Palembang selama periode Agustus hingga 16 September 2015 Otoritas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin telah membatalkan sebanyak 552 penerbangan domestik. Apabila rata rata dari setiap penerbangan adalah sebesar 131 orang, maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Palembang. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan ke Palembang. 36

41 Hanya penerbangan Domestik saja yang mengalami batal datang, sehingga asumsi kerugian terbesar dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Palembang disebabkan oleh banyaknya wisatawan nusantara dari penerbangan domestik yang batal datang. Kerugian selama periode Agustus hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 48 Miliyar. Data diperoleh dari AP II Bandara Sultan Mahmud Badaruddin terkait jumlah pesawat yang batal tiba selama periode tersebut. Bencana kabut asap yang terjadi di Kota Palembang tahun ini jauh lebih parah dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Kondisi udara, diperkirakan akan berangsur pulih seiring dengan musim penghujan yang diperkirakan akan normal kembali pada bulan November nanti. Dalam upaya penanggulangan bencana ini, maka dilakukan pembagian masker gratis di Hotel-hotel serta Bandara. Termasuk pemasangan Air Purifyer yang dilakukan oleh Hotel Grand Zuri dan The Arista. KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU SULTAN MAHMUD BADARUDDIN Pertumbuhan Agustus ,82% September ,99% Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara ) Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara ( angka sementara ) yang masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebanyak 882 wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin adalah sebanyak 818 wisatawan, hal ini menunjukkan kenaikkan wisatawan pada bulan Agustus bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak 860 wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin, sedangkan di tahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin mencapai 882 wisatawan mancanegara hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 16.99%. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara ke Palembang. 37

42 Bandara Lokasi B. PINTU MASUK BANDAR UDARA SUPADIO (PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT) : Supadio : Pontianak INDIKATOR Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Domestik/ Wisnus Internasional/ Wisman Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan Agustus 2015* September Total Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 5, Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 887, Rp 5,267, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 4,463,459, Rp 3,304,115, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 7,767,574, *) Asumsi Mempergunakan perbandingan data kedatangan pesawat 2014 vs 2015 Dampak kabut asap yang berlangsung di Pontianak selama periode Agustus hingga 16 September 2015 Otoritas Bandara Supadio, Pontianak telah membatalkan sebanyak 48 penerbangan domestik. Apabila rata rata penumpang dari setiap penerbangan adalah sebanyak 105 orang, maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Pontianak dan tercatat 12 penerbangan internasional telah dibatalkan. Apabila rata rata penumpang sari setiap penerbangan adalah sebanyak 52 orang maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 627 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Pontianak. Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Pontianak selama periode Agustus hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 7 Miliyar. Data bulan September diperoleh dari AP II Bandara Supadio terkait jumlah penerbangan yang batal tiba, sementara Data bulan Agustus merupakan data asumsi perbandingan data 2015 vs Bencana kabut asap tahun ini jauh lebih para dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Apabila pada tahun 2014 lalu bencana ini hanya berdampak pada aktivitas selama 7 hingga 10 hari, maka pada tahun ini sejak timbulnya bencana asap maka sudah terhitung 21 hari. 38

43 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU BANDARA SUPADIO Pertumbuhan Agustus ,08% September ,16% Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara ) Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara ( angka sementara ) yang masuk melalui pintu Supadio pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Supadio adalah sebanyak 713 wisatawan. Pada bulan Agustus menunjukkan adnya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Agustus sebesar 65.08%. Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak 574 wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui pintu masuk Supadio, sedangkan pada periode yang sama ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 661 wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 13.16%. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara. Pihak AP II bekerjasama dengan BMKG melakukan public announcement dengan memasang status cuaca agar penumpang dapat melihat sendiri kondisi yang sebenarnya. C. PINTU MASUK BANDAR KUALA NAMU (MEDAN, PROV. SUMATERA UTARA) Bandara Lokasi : Kuala Namu : Medan INDIKATOR Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Domestik/ Wisnus Internasional/ Wisman 1-16 September , Total 1, Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 642, Rp 6,605, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 1,218,635, Rp 2,497,047, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Sep - 16 Sep 2015) Rp 3,715,682, Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar,

44 Bandara Lokasi B. PINTU MASUK BANDAR UDARA SUPADIO (PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT) : Supadio : Pontianak INDIKATOR Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Domestik/ Wisnus Internasional/ Wisman Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan Agustus 2015* September Total Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 5, Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 887, Rp 5,267, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 4,463,459, Rp 3,304,115, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 7,767,574, *) Asumsi Mempergunakan perbandingan data kedatangan pesawat 2014 vs 2015 Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Pontianak selama periode Agustus hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 7 Miliyar. Data bulan September diperoleh dari AP II Bandara Supadio terkait jumlah penerbangan yang batal tiba, sementara Data bulan Agustus merupakan data asumsi perbandingan data 2015 vs C. PINTU MASUK BANDAR KUALA NAMU (MEDAN, PROV. SUMATERA UTARA) Bandara Lokasi : Kuala Namu : Medan INDIKATOR Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Domestik/ Wisnus Internasional/ Wisman 1-16 September , Total 1, Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 642, Rp 6,605, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 1,218,635, Rp 2,497,047, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Sep - 16 Sep 2015) Rp 3,715,682, Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar,

45 Dikarenakan arah angin, maka pada bandara ini sempat dilakukan penutupan meskipun bersifat sementara. Pintu masuk ini memiliki dampak paling kecil dibandingkan 4 pintu lainnya dikarenakan lokasinya yang jauh dari titik api dan zona bencana. Dampak kabut asap yang berlangsung di Medan selama periode 1 16 September 2015 Otoritas Bandara Kualanamu, Medan telah membatalkan penerbangan domestik dan penerbangan Internasional. Berdasarkan data yang diperoleh dari Angkasa Pura didapat diasumsikan bahwa sebanyak orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Medan. Tercatat pula bahwa diasumsikan sebanyak 378 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Medan terutama Medan merupakan salah satu pintu masuk utama wisatawan mancanegara. Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Medan selama periode 1 September hingga 15 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 3 Miliyar. Data diperoleh dari pantauan melalui media cetak dan online terkait jumlah penumpang yang gagal tiba di Bandara Kuala Namu sepanjang periode September KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU BANDARA KUALANAMU Pertumbuhan Agustus ,43% September ,50% Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara ) Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Kualanamu pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Kualanamu adalah sebanyak wisatawan. Pada bulan Agustus menunjukkan adanya penurunan kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Agustus sebesar 2.43%. Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui pintu masuk Kualanamu, sedangkan pada periode yang sama ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara mencapai wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang lebih tajam sebesar 16.50%. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara. 41

46 D. PINTU MASUK BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II (PEKANBARU, PROV. RIAU) Bandara : Sultan Syarif Kasim II Lokasi : Pekanbaru INDIKATOR Domestik/ Wisnus Internasional/ Wisman Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan Agustus Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Agustus , September 2015* 33,477 2,462 Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 47,109 2,941 Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 736, Rp 8,882, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 34,681,263, Rp 26,120,615, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 15 Sep 2015) Rp 60,801,878, *) Asumsi Mempergunakan perbandingan data penumpang 2014 vs 2015 Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Dampak kabut asap yang berlangsung di Pekanbaru selama periode Agustus Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru telah membatalkan sebanyak 93 penerbangan domestik dan 6 penerbangan Internasional. Apabila rata rata penumpang dari setiap penerbangan domestik adalah sebanyak 147 orang, maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Pekanbaru. Apabila diasumsikan dengan perbandingan data penumpang pada tahun 2014 dengan tahun 2015 maka selama periode tanggal 1 hingga 16 September 2015 terdapat sebanyak orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Pekanbaru. Tercatat pula bahwa 6 penerbangan internasional telah dibatalkan. Apabila rata rata penumpang dari setiap penerbangan adalah sebanyak 80 orang maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 480 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Apabila diasumsikan dengan perbandingan data penumpang pada tahun 2014 dengan tahun 2015 maka selama periode tanggal 1 hingga 16 September 2015 terdapat sebanyak orang wisatawan mancanegara batal mengunjungi Pekanbaru. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Pekanbaru. 42

47 Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Pekanbaru selama periode Agustus hingga 15 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 60 Miliyar. Data bulan Agustus diperoleh dari AP II Bandara Sultan Syarif Kasim II terkait jumlah penerbangan yang batal tiba, sementara Data bulan September merupakan data asumsi perbandingan data 2015 vs KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II Pertumbuhan Agustus ,48% September ,37% Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara ) Tercatat data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Bandara Sultan Syarif Kasim II pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Bandara Sultan Syarif Kasim II adalah sebanyak wisatawan. Terlihat pada bulan Agustus terdapat kenaikan kunjungan wisatwan mancanegara. Pada bulan September tahun 2015 wisatawan mancanegara hanya mencapai wisatawan, sedangkan pada periode sebelumnya mencapai 1.912, hal ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 8.37%. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara. Dalam menghadapi bencana kabut asap pihak AP II melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah memberikan pertolongan pertama pada setiap penumpang yang terkena dampak dari bencana asap yang berada di lingkungan AP II Bandara Sultan Syarif Kasim II seperti pemberian masker, memberikan pertolongan pertama kepada penumpang yang sesak nafas, iritasi, dsb. Bencana kabut asap tahun ini dirasa jauh lebih parah dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Apabila tahun lalu bencana asap akan normal kembali dalam waktu 2 hari, maka tahun ini periode tersebut melebihi 1 minggu dan memiliki potensi untuk diperpanjang. Salah satu kerugian akibat bencana kabut asap adalah dibatalkannya event Tour de Siak 2015 yang sedianya akan diselenggarakan di Riau. Event seperti ini biasanya diikuti oleh para peserta dari dalam dan luar negeri. Penyelenggaraan event Tour de Siak merupakan cara efektif untuk mendongkrak pariwisata Indonesia agar lebih dikenal dunia, khususnya mengenalkan Provinsi Riau dimata dunia. 43

48 E. PINTU MASUK BATAM (PROV. KEPULAUAN RIAU) Bandara Lokasi : Hang Na Dim : Batam INDIKATOR Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Domestik/ Wisnus Internasional/ Wisman Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan 1-16 September Total 28 1 Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 4, Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 1,257, Rp 3,710, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 5,159,631, Rp 296,081, Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 5,455,713, Pintu masuk laut, tidak terpengaruh sama sekali dengan bencana asap. Sehingga, jadwal keberangkatan dan kedatangan sesuai dengan rutinitas. Dampak kabut asap yang berlangsung di Batam selama periode 1 16 September 2015 Otoritas Bandara Hang Na Dim, Batam telah membatalkan sebanyak 28 penerbangan domestik dan 1 penerbangan Internasional. Apabila rata rata penumpang dari setiap penerbangan domestik adalah sebanyak 147 orang, maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Batam. Tercatat pula bahwa terdapat 1 penerbangan internasional telah dibatalkan. Apabila rata rata penumpang dari setiap penerbangan adalah sebanyak 80 orang maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 80 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Batam dimana Batam merupakan salah satu pintu utama penyumbang terbesar terhadap banyaknya kunjungan wisatawan asing. Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Medan selama periode 1 September hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 5 Miliyar. Data diperoleh dari pantauan melalui media cetak dan online terkait jumlah penumpang yang gagal tiba di Bandara Hang Nadim sepanjang periode September

49 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU MASUK BATAM (LAUT & UDARA) Pertumbuhan Agustus ,71% September ,54% Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara ) Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Batam baik melalui pintu air maupun udara pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Batam adalah sebanyak wisatawan. Pada bulan Agustus menunjukkan adanya kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Agustus sebesar 20.71%. Pada bulan September tahun 2015 sebanyak wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui pintu masuk Batam, sedangkan pada periode yang sama ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara mencapai wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 3.54%. Menurut Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Batam, ada 1 event internasional yang batal diselenggarakan karena adanya bencana Kabut Asap. Event yang dimaksud adalah event bersepedah Wheel of Change yang seharusnya dilaksanakan pada 11 September lalu, dan event tahunan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 290 orang asing. Event internasional tahunan yang terancam batal adalah event bersepedah Nongsa Challenge yang sejatinya kan diselenggarakan pada tanggal 26 September dan biasanya diikuti oleh lebih dari 300 orang asing. Event tersebut masih dalam tahap pengkajian ulang terkait penyelenggaraannya akibat bencana Kabut Asap. 45

50 4.2 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI TINGKAT HUNIAN KAMAR A. PALEMBANG, PROV. SUMATERA SELATAN Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar HOTEL KLASIFIKASI Agustus September (tgl 1-20) % % MAXONE ** GRAND ZURI *** -15% Novotel **** -17% THE ARISTA ***** -5% Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota Palembang mengalami penurunan TPK antara -5% hingga -17% selama periode bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi Sumatera Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 46,24%, sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 47,62%. Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 46,62%, 30% < Rata-rata TPK Septermber 2015 < 47,62% B. PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar HOTEL Agustus September (tgl 1-20) % % ORCHARDZ AYANI -20% Hingga 30% SANTIKA Hingga -30% TRANSERA Hingga -30% ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan BEST WESTERN Normal Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%, sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%. Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK Septermber 2015 < 52,06% 46

51 C. PEKANBARU, PROV. RIAU Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar HOTEL Agustus September (tgl 1-20) % % ORCHARDZ AYANI -20% Hingga 30% SANTIKA Hingga -30% TRANSERA Hingga -30% ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan BEST WESTERN Normal Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%, sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%. Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK Septermber 2015 < 52,06% D. PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar HOTEL Agustus September (tgl 1-20) % % ORCHARDZ AYANI -20% Hingga 30% SANTIKA Hingga -30% TRANSERA Hingga -30% ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan BEST WESTERN Normal Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%, sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%. Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK Septermber 2015 < 52,06% 47

52 4.3 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP CITRA INDONESIA SEBAGAI DESTINASI Selain dampak ekonomi, bencana kabut asap ini juga menyebabkan kerugian terhadap citra Indonesia. Seperti yang terangkum dari beberapa media, dampak yang sudah meluas hingga ke negara-negara tetangga juga menjadi sorotan di bulan Agustus dan September. Malaysia dan Singapura sebagai fokus pasar utama penyumbang wisman ke Indonesia, terkena dampak bencana asap. Bahkan di media sosial, para netizen menyindir Indonesia dengan hashtag #TerimakasihIndonesia. Akibat bencana kabut asap yang sampai hingga Singapura, maka event internasional olahraga F1 yang akan diselenggarakan Singapura pada September ini terancam Batal. Kiriman kabut asap dari Indonesia juga sempat mengganggu proses pemilu di Singapura. Beberapa sekolah di Malaysia terpaksa harus diliburkan dikarenakan kualitas udara yang melewati ambang batas normal terjadi akibat bencana asap ini. Kekhawatiran akan ada warning dari pemerintah di negara negara lain untuk tidak berkunjung ke Indonesia meskipun tujuan utama untuk berkunjung bukanlah ke proviinsi provinsi yang berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan. 48

53 BAB V DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG 49

54 Gunung Raung (puncak tertinggi: m dpl) adalah gunung berapi kerucut yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Secara geografis, lokasi gunung ini berada dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan menjadi puncak tertinggi dari gugusan pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Kaldera Gunung Raung juga merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi, dan, yang tertinggi, Puncak Sejati. TAHUN AKTIVITAS GUNUNG RAUNG KETERANGAN 1586 Catatan paling awal letusan Gunung Raung Terdapat 20 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun Terdapat 6 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun Terdapat 32 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun Oktober 2012 Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya satu lubang magma 13 November 2014 Status Gunung Raung Waspada 29 Juni 2015 Status Gunung Raung Siaga Sejarah mencatat aktivitas Gunung Raung yang terekam oleh sejarah pertama kali meletus tahun Sejak saat itu hingga tahun 2012, Gunung Raung telah meletus sebanyak 58 kali. Tahun 2015 Gunung Raung Kembali menunjukan aktivitasnya, tanggal 29 Juni status Raung ditingkatkan menjadi Siaga. Beberapa bandara turut terganggu dengan terjadinya bencana alam tersebut, letusan dan abu vulkanik cenderung mengarah ke arah timur, di antara semua bandara, yang paling merasakan dampak dari letusan Gunung Raung pada Tahun 2015 ini adalah Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya dua lubang magma sehingga diperkirakan tidak akan terjadi letusan besar. Material pijar mulai menyembur pada tanggal 26 Juni 2015 dan rangkaian letusan terjadi sejak tanggal 4 Juli Karena lubang magma terletak pada kawah yang dalam, semburan material pijar tidak keluar dari kawah. Meskipun demikian, daerah di sekitar Gunung Raung dituruni hujan abu serta merasakan gempa tremor. Rangkaian letusan ternyata terus berlanjut pada hari-hari selanjutnya sehingga mulai mengganggu perhubungan udara. Terhitung mulai tanggal 10 Juli 2015, akibat dikeluarkannya notice to airmen (Notam) dari regulator penerbangan udara (Kementerian Perhubungan Republik Indonesia), lima bandar udara ditutup dan tidak melayani penerbangan rutin 50

55 Gambar di bawah menunjukan seberapa jauh efek letusan Gunung Raung, debu vulkanik yang keluar dari kawah Gunung Raung menyembur dan efeknya menyebar ke sekeliling gunung. Jarak sebaran debu vulkanik terjauh dari Gunung Raung hingga mencapai Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat di sebelah timur Indonesia dan Surabaya, Jawa Timur di sebelah barat Indonesia. Untuk mengetahui dan menghitung kerugian dampak dari bencana Gunugn Raung ini, maka dibuatkan simulasi kerugian sector ekonomi pariwisata. dalam penghitungan simulasi kerugian sector pariwisata dari dampak erupsi Gunung Raung, maka dilakukan simulasi berdasarkan pengumpulan data dari mulai tanggal 2 Juli 2015 hingga 24 Juli Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan simulasi dampak ekonomi antara lain dengan melalui catatan yang dilakukan oleh Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang ada di pintu masuk Ngurah Rai (Bali), dan Juanda (Surabaya). Pendekatan berikutnya adalah dengan menghitung jumlah penerbangan yang batal dating ke dua pintu masuk tersebut. 5.1 BERITA TERKAIT DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK BANDARA NGURAH RAI DAN JUANDA Letusan yang terjadi pada akhir quartal dua dan awal quartal tiga ini memberikan dampak yang besar pada beberapa bandara (yang terkena imbas debu vulkanik). Terhitung lima bandara yang terkena efek langsung letusan Gunung Raung, yang palng merasakan efek paling parah adalah Bandara Internasional Ngurah Rai; Denpasar dan Bandara Internasional Juanda; Surabaya. 51

56 Minggu, 5 Juli Hari pertama dari serentetan peristiwa di beberapa bandara yang terkena dampak efek letusan Gunung Raung. Negara tetangga Australia yang berbatasan langsung dengan wilayah selatan Indonesia yang memutuskan untuk membatalkan beberapa penerbangan dari Australia menuju Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Senin, 6 Juli Dua maskapai penerbangan asal Asutralia tidak mau mengambil resiko untuk terbang ke Denpasar. Dua maskapai yang diketahui adalah Maskapai Jetstar Airlines dan Virgin Australia Airlines asal Australia yang pada akhirnya membatalkan penerbangannya, keduanya berasal dari rute Kota Perth - Denpasar. Namun demikian, penerbangan domestik asal Indonesia tetap melakukan penerbangan keluar dan masuk Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Maskapai tersebut adalah Lion Air, Garuda Indonesia, Cathay Pacific, Malaysia Airlines, dan penerbangan lainnya. Jumat, 10 Juli Garuda Airlines maskapai penerbangan asal Indonesia membatalkan 112 penerbangan asal Bandara Ngurah Rai, Denpasar. Seiring hal tersebut, Notam Nomor A 1413/15 dikeluarkan, yang berbunyi Bandara Ngurah Rai, Denpasar ditutup penuh untuk hari tersebut dan Bandara Juanda, Surabaya untuk sementara ditutup dari segala jenis kegiatan penerbangan. Sabtu, 11 Juli Bandara Ngurah Rai, Denpasar sempat dibuka kembali. Namun beberapa penerbangan Garuda Indonesia yang berjumlah 34 penerbangan outbound dan 35 penerbangan inbound dibatalkan untuk terbang. Hari yang sama dengan pembatalan penerbangan Garuda Indonesia, penerbangan maskapai Sriwijaya Airlines asal Denpasar ke China turut dibatalkan. Senin, 13 Juli Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar ditutup sementara dari pukul 10:00 hingga oukul 16:00 WITA, yang berdampak pada dibatalkannya 46 rute penerbangan, dengan rincian 19 kedatangan dan 16 keberangkatan. Kamis, 16 Juli Bandara Internasional Juanda, Surabaya ditutup penuh, dampaknya sejumlah penerbangan terbengkalai. Sebanyak 48 penerbangan dibatalkan untuk dapat terbang pada hari itu. Rabu, 22 Juli Rentetan peristiwa tersebut detutup dengan ditutupnya Bandara Ngurah Rai, dampaknya ratusan penerbangan domestik maupun internasional dibatalkan. Sebut saja Garuda Indonesia yang membatalkan sebanyak 32 penerbangannya, Lion Air yang terpaksa harus turut membatalkan penerbangan sebanyak 35 orang, Virgin Air yang membatalkan penerbangannya ke Bali, dan 12 rute penerbangan Denpasar- Australia yang turut dibatalkan akibat fenomena letusan Gunung Raung. 52

57 5.2 DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK NGURAH RAI (BALI) Ditutupnya bandara yang berdampak pada pembatalan penerbangan domestik maupun internasional memiliki sisi negatif pada sejumlah sektor, terutama pada kegiatan perekonomian yang ditumpukan pada kegiatan kepariwisataan. Berikut adalah tabel yang menggambarkan bagaimana dampak letusan Gunung Raung pada berkurangnya jumlah persentase kunjungan Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan Nusantara yang datang ke Bali melalui Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Orang Asing Pada TPI Ngurah Rai Year Low Impact High Impact Day Date Assumed Assumed Margin Growth Assumed Growth Arrivals Margin Wed 01/Jul ,13% Thu 02/Jul ,02% Fri 03/Jul ,65% Sat 04/Jul ,28% Sun 05/Jul ,83% Mon 06/Jul ,75% Tue 07/Jul ,78% Wed 08/Jul ,17% Thu 09/Jul ,18% Fri 10/Jul ,00% Sat 11/Jul ,46% Sun 12/Jul ,47% Sun 12/Jul ,47% Avg Growth Mon 13/Jul ,05% =19,09% Tue 14/Jul ,74% Wed 15/Jul ,88% Thu 16/Jul ,22% Fri 17/Jul ,54% Sat 18/Jul ,79% Sun 19/Jul ,50% Mon 20/Jul ,47% Tue 21/Jul ,23% Wed 22/Jul ,76% Thu 23/Jul ,81% Fri 24/Jul ,22% Total Lost Sumber: Data sementara TPI Ngurah Rai, Bali 53

58 Tabel tersebut menunjukan jumlah kedatangan penumpang pesawat ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Perbandingan jumlah kedatangan Tahun 2014 dan 2015 pada tangal 1 Juli hingga tanggal 24 Juli Selisih perbandingan jumlah kedatangan (per-orang) antara tahun 2015 dan 2014 akan menghasilkan margin, dengan melihat hasil selisih (baik itu positif ataupun negatif), akan menghasilkan persentase pertumbuhan per-harinya. Jumlah margin tertinggi (positif) adalah pada tanggal 23 Juli, dengan jumlah margin sebesar dan indeks pertumbuhan sebesar 63,81 %, sedangkan jumlah margin terendah ada pada tanggal 10 Juli, dengan jumlah dan indeks pertumbuhan sebesar -100 %. Dapat dihitung bahwa jumlah rataan pertumbuhan adalah 19,09 %. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai low impact atau pengaruh kecil, namun jika dikalikan dengan rataan pertumbuhan dengan jumlah kedatangan pada tahun 2014 khusus bagi yang bernilai minus, nilai tersebut akan menghasilkan dugaan high impact atau pengaruh besar. LOW IMPACT No. of Lost Int'l Tourist between 1-24 July 2015 (In Person) Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey (In US$) 161,74 Tourist Receipt Lost between 1-24 July 2015 (In US$) $ Tourist Receipt Lost between 1-24 July 2015 (In Rp.) Rp HIGH IMPACT No. of Lost Int'l Tourist between 1-24 July 2015 (In person) Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey (In US$) 161,74 Tourist Receipt Lost between 1-24 July 2015 (In US$) $ Tourist Receipt Lost between 1-24 July 2015 (In Rp.) Rp Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Kerugian pada low impact dapat dilihat dari jumlah kehilangan kedatangan pada Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar sebesar orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun sebesar US$ 161,74. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp ) sebesar Rp Kerugian pada high impact dapat dilihat dari jumlah estimasi kehilangan kedatangan pada Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar sebesar orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun sebesar US$ 161,74. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp ) sebesar Rp

59 Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui penerbangan di Bandara Ngurah Rai. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Penerbagan Domestik Pada Bandara Ngurah Rai Domestic Arrivals Domestic Arrivals AVERAGE PAX/AC DAY-DATE (AC) (PAX) MARGIN H-15 (2 JUL) (4) H-14 (3 JUL) H-13 (4 JUL) (10) H-12 (5 JUL) H-11 (6 JUL) H-10 (7 JUL) H-9 (8 JUL) H-8 (9 JUL) (16) H-7 (10 JUL) (98) H-6 (11 JUL) (34) H-5 (12 JUL) (44) H-4 (13 JUL) H-3 (14 JUL) H-2 (15 JUL) H-1 (16 JUL) H1 (17 JUL) H2 (18 JUL) (5) H+1 (19 JUL) H+2 (20 JUL) H+3 (21 JUL) H+4 (22 JUL) (7) H+5 (23 JUL) H+6 (24 JUL) H+7 (25 JUL) Sumber: Angkasa Pura I Total Lost Domestics Arrivals (AC) diartikan sebagai banyaknya penerbangan yang datang ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Domestics Arrivals (PAX) diartikan sebagai banyaknya jumlah orang yang datang ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Untuk jumlah margin penerbangan antara tahun 2014 dan 2015 pada bulan Juli (2-25) sebesar

60 Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui penerbangan di Bandara Ngurah Rai. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. No. of Lost Flight between Lebaran H- 15 to H+6* No. of Lost Passenger between Lebaran H-15 to H+6* Tourist Expenditure / Day (in Rp.) Based on Passenger Exit Survey 2014 Tourist Receipt Lost between Lebaran H-15 to H+6* (In Rp.)* Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Average Pax / AC 2015: Rp ,35 Rp Untuk melihat kerugian wisatawan nusantara akibat letusan Gunung Raung pada tahun 2015 di Bandara Internasional Ngurah Rai dapat dilihat dari jumlah perkalian selisih penerbangan sebesar -218 dan rataan jumlah penumpang dibagi jumlah penerbangan per-harinya sebesar 130, hasilnya sebesar orang. Total kerugian dapat dilihat dari total pengeluaran wisatawan nusantara setiap harinya, yakni sebesar Rp ,35 dikalikan dengan jumlah minus wisatawan sebesar , hasil estimasi kerugian sebesar Rp DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK JUANDA (SURABAYA) Ditutupnya bandara yang berdampak pada pembatalan penerbangan domestik maupun internasional memiliki sisi negatif pada sejumlah sektor, terutama pada kegiatan perekonomian yang ditumpukan pada kegiatan kepariwisataan. Berikut adalah tabel yang menggambarkan bagaimana dampak letusan Gunung Raung pada berkurangnya jumlah persentase kunjungan Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan Nusantara yang datang ke Surabaya melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya. 56

61 Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Orang Asing Pada TPI Ngurah Rai Year Low Impact High Impact Day Date Assumed Assumed Margin Growth Assumed Growth Arrivals Margin Wed 01/Jul ,64% Thu 02/Jul ,57% Fri 03/Jul ,64% Sat 04/Jul ,10% Sun 05/Jul ,75% Mon 06/Jul ,05% Tue 07/Jul ,19% Wed 08/Jul ,19% Thu 09/Jul ,75% Fri 10/Jul ,21% Sat 11/Jul ,21% Sun 12/Jul ,31% Avg Growth Mon 13/Jul ,19% =24,42% Tue 14/Jul ,88% Wed 15/Jul ,93% Thu 16/Jul ,05% Fri 17/Jul ,60% Sat 18/Jul ,12% Sun 19/Jul ,09% Mon 20/Jul ,64% Tue 21/Jul ,23% Wed 22/Jul ,10% Thu 23/Jul ,06% Fri 24/Jul ,62% Total Lost Sumber: Data sementara TPI Ngurah Rai, Bali Tabel di Atas menunjukan jumlah kedatangan penumpang pesawat ke Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Perbandingan jumlah kedatangan Tahun 2014 dan 2015 pada tangal 1 Juli hingga tanggal 24 Juli Selisih perbandingan jumlah kedatangan (per-orang) antara tahun 2015 dan 2014 akan menghasilkan margin, dengan melihat hasil selisih (baik itu positif ataupun negatif), akan menghasilkan persentase pertumbuhan per-harinya. Jumlah margin tertinggi (positif) adalah pada tanggal 14 Juli, dengan jumlah margin sebesar dan indeks pertumbuhan sebesar 64,88 %, 57

62 sedangkan jumlah margin terendah ada pada tanggal 16 Juli, dengan jumlah dan indeks pertumbuhan sebesar -52,05 %. Dapat dihitung bahwa jumlah rataan pertumbuhan adalah 24,42 %. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai low impact atau pengaruh kecil, namun jika dikali-kan dengan rataan pertumbuhan dengan jumlah kedatangan pada tahun 2014 khusus bagi yang bernilai minus, nilai tersebut akan menghasilkan dugaan high impact atau pengaruh besar. Asumsi kedatangan terbesar ada pada tanggal 23 Juli, yakni sebesar dan asumsi margin terbesar ada pada tanggal 16 Juli, yakni sebesar Jumlah kehilangan kedatangan (low impact) pada Bandara Internasional Juanda, Surabaya sebesar , kemudian untuk jumlah asumsi terbesar kehilangan kedatangan (high impact) pada Bandara Internasional Juanda, Surabaya sebesar Low Impact No. of Lost Int'l Tourist between 1-24 July 2015 (In Person) Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey (In US$) 110,34 Tourist Receipt Lost between 1-24 July 2015 (In US$)* $ Tourist Receipt Lost between 1-24 July 2015 (In Rp.)* Rp High Impact No. of Lost Int'l Tourist between 1-24 July 2015 (In Person) Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey (In US$) 110,34 Tourist Receipt Lost between 1-24 July 2015 (In US$) $ Tourist Receipt Lost between 1-24 July 2015 (In Rp.) Rp Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Kerugian pada low impact dapat dilihat dari jumlah kehilangan kedatangan pada Bandara Internasional Juanda, Juanda sebesar orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun sebesar US$ 110,34. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp ) sebesar Rp Kerugian pada high impact dapat dilihat dari jumlah estimasi kehilangan kedatangan pada Bandara Internasional Juanda, Juanda sebesar orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun sebesar US$ 110,34. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp ) sebesar Rp

63 Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui penerbangan di Bandara Juanda. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Penerbagan Domestik Pada Bandara Juanda DAY-DATE Sumber: Angkasa Pura I Domestic Arrivals (AC) Domestic Arrivals (PAX) AVERAGE PAX/AC MARGIN H-15 (2 JUL) H-14 (3 JUL) H-13 (4 JUL) H-12 (5 JUL) H-11 (6 JUL) H-10 (7 JUL) H-9 (8 JUL) H-8 (9 JUL) (2) H-7 (10 JUL) (9) H-6 (11 JUL) H-5 (12 JUL) H-4 (13 JUL) (10) H-3 (14 JUL) H-2 (15 JUL) H-1 (16 JUL) (97) H1 (17 JUL) (31) H2 (18 JUL) H+1 (19 JUL) H+2 (20 JUL) H+3 (21 JUL) H+4 (22 JUL) H+5 (23 JUL) H+6 (24 JUL) H+7 (25 JUL) Total Lost Untuk jumlah margin penerbangan antara tahun 2014 dan 2015 pada bulan Juli (2-25) sebesar

64 Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui penerbangan di Bandara Juanda. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Average Pax / AC 2015: 151 No. of Lost Flight between Lebaran H-15 to H+6* No. of Lost Passenger between Lebaran H-15 to H+6* Tourist Expenditure / Day (in Rp.) Based on Passenger Exit Survey 2014 Rp ,53 Tourist Receipt Lost between Lebaran H-15 to H+6* (In Rp.)* Rp Untuk melihat kerugian wisatawan nusantara akibat letusan Gunung Raung pada tahun 2015 di Bandara Internasional Juanda dapat dilihat dari jumlah perkalian selisih penerbangan sebesar -149 dan rataan jumlah penumpang dibagi jumlah penerbangan per-harinya sebesar 151, hasilnya sebesar orang. Total kerugian dapat dilihat dari total pengeluaran wisatawan nusantara setiap harinya, yakni sebesar Rp ,53 dikalikan dengan jumlah minus wisatawan sebesar , hasil estimasi kerugian sebesar Rp KESIMPULAN Pendekatan Jumlah Wisatawan mancanegara yang masuk melalui TPI Ngurah Rai Dampak minimum yang ditimbulkan, sejumlah wisman batal datang dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 3,5 Juta atau Rp. 45,7 Miliar. Dampak maksimum yang ditimbulkan, sejumlah wisman batal datang dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 5,9 Juta atau Rp. 77,5 Miliar. Pendekatan Jumlah Wisatawan nusantara yang melalui Ngurah Rai Dampak terhadap Wisatawan Domestik, diperkirakan sejumlah 218 Pesawat batal mendarat dengan asumsi total penumpang dan kerugian devisa pariwisata sebesar Rp. 6,3 Miliar. 60

65 Pendekatan Jumlah Wisatawan yang masuk melalui TPI Juanda Dampak minimum yang ditimbulkan, sejumlah wisman batal datang dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 413 Ribu atau Rp. 5,4 Miliar. Dampak maksimum yang ditimbulkan, sejumlah wisman batal datang dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 1 Juta atau Rp. 13,3 Miliar. Pendekatan Jumlah Wisatawan nusantara yang melalui Juanda Dampak terhadap Wisatawan Domestik, diperkirakan sejumlah 149 Pesawat batal mendarat dengan asumsi total penumpang dan kerugian devisa pariwisata sebesar Rp. 4,3 Miliar. Total Jumlah Kerugian Sektor Pariwisata Periode 2-22 Juli 2015 Dampak minimum yang ditimbulkan Sejumlah Rp. 61,65 Miliar. Dampak maksimum yang ditimbulkan sejumlah Rp. 101,39 Miliar. 61

66 BAB VI DAMPAK ERUPSI GUNUNG BARUJARI 62

67 Gunung Barujari merupakan gunung baru dari bentukan letusan Gunung Rinjani yang terdapat di sisi timur kaldera Gunung Rinjani. Gunung Barujari mempunyai kawah yang berukuran kurang lebih 170 x 200 meter dengan ketinggian mencapai dpl. Pembentukan Gunung Barujari terjadi pada tahun Gunung Barujari tercatat pernah meletus pada tahun 1966, 1994, 2004, 2009, dan Pada tahun 2009 berdasarkan Pos Pemantauan Gunung Berapi, debu dari Gunung Barujari pernah menjulang mencapai delapan kilometer dan sempat membahayakan tanaman pangan milik penduduk. Letusan terlama Gunung Barujari terjadi pada tahun 2009 dimana periode letusan terjadi selama hampir selama satu setengah tahun. Pada tanggal 24 Oktober 2015, Gunung Barujari mulai menunjukkan tanda-tanda akan meletus kembali.gunung Barujari akhirnya meletus pada tanggal 25 Oktober Karakteristik letusan dari Gunung Barujari yaitu Tipe Stromboli dimana sering terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, namun terus- menerus, dan banyak mengeluarkan efflata. Material yang dimuntahkan dari Gunung Barujari berupa material padat, gas, dan batu. Sumber: Anthony Davis (abc.net.au), November

68 Secara tidak langsung, letusan Gunung Barujari tahun 2015 menggunggu industri pariwisata di Bali dan sekitarnya. Letusan Gunung Barujari tahun 2015 yang menghasilkan asap vulkanik cenderung mengarah ke arah barat dan arah barat daya. Akibatnya asap vulkanik tersebut mengakibatkan terganggunya penerbangan dari dan menuju Bali dan sekitarnya. Berdasarkan hasil survey sekunder, terganggunya penerbangan di Bali dan sekitarnya berlangsung selama tidak kurang dari sepuluh hari. Meskipun Gunung Barujari mulai meletus sejak 25 Oktober 2015, namun terhitung mulai tanggal 3 November 2015 asap vulkanik dari letusan tersebut mengganggu penerbangan di Bali dan sekitarnya hingga menyebabkan beberapa kali penutupan Bandara Ngurah Rai, Bali dan Bandara Salaparang, Lombok. Terhitung mulai tanggal 3 November sampai 9 November, Bandara Ngurah Rai mengalami penutupan sebanyak empat kali. Selama periode tersebut tercatat sejumlah penerbangan juga dibatalkan meskipun tidak adanya Notice to Airman (Notam) terkait penutupan bandara. Berikut rekapitulasi pembatalan kedatangan penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurung waktu tujuh hari terhitung sejak tanggal 3 November Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar,

69 Berdasarkan tabel di atas, selama kurun waktu satu minggu, total penerbangan yang batal datang ke Bandara I Gusti Ngurah Rai sebanyak 201 penerbangan. Negara yang paling banyak melakukan pembatalan penerbangannya adalah Australia yaitu sebanyak 123 penerbangan. Setelah itu disusul dari Malaysia sebanyak 23 penerbangan. Sementara penerbangan yang batal dari Tiongkok sejumlah 18 penerbangan. Apabila melihat dari waktunya, jumlah pembatalan penerbangan terbanyak pada tanggal 4 dan 5 November 2015 dimana terjadi 111 pembatalan penerbangan. Sumber: BMKG Simulasi dampak erupsi Gunung Barujani terhadap sektor ekonomi pariwisata dilakukan dengan 2 pendekatan, yaotu dampak minimum (low impact), dan dampak maksimum (high impact). Dikarenakan erupsi gunung barujani terjadi dalam kurun waktu kurang lebih 1 minggu, maka penentuan penghitungan dampak diasumsikan bahwa penumpang yang batal mendarat melakukan pembatalan secara keseluruhan rencana kedatangan dan asumsi bahwa kedatangan tidak dibatalkan namun hanya berubah dari jadwal semula. 65

70 SIMULASI DAMPAK EKONOMI PARIWISATA No. of Cancelled Flight Arrivals between 3-9 November Assumption No. of Cancelled Arrivals Passengers between 3-9 November 2015* No. of Cancelled Int'l Tourist Arrivals between 3-9 November 2015 ( 93% (Ratio Int t Tourist : Domestic Tourist at Ngurah Rai)) (1) Low Impact Scenario Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey 2014 (In US$) 159,53 Tourist Receipt Lost between 3-9 November (In US$) $ Tourist Receipt Lost between 3-9 November (In Rp.) Rp (2) High Impact Scenario Tourist Expenditure / Visit (in US$) Based on Passenger Exit Survey 2014 (In US$) 1.453,35 Tourist Receipt Lost between 3-9 November (In US$) $ Tourist Receipt Lost between 3-9 November (In Rp.) Rp *) Average Pax/Ac is 194 (Based on Data of July-August 2015) Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Apabila diasumsikan sekali penerbangan membawa 194 wisatawan, maka jumlah wisatawan yang batal masuk ke Bali sejumlah wisatawan selama periode tanggal 3 November sampai 9 November Jika diasumsikan 93% dari wisatawan tersebut adalah wisatawan mancanegara, maka dalam periode tersebut sebanyak wisatawan mancanegara dari berbagai negara batal mengunjungi Bali. (1) LOW IMPACT SCENARIO Berdasarkan data Passenger Exit Survey (PES) tahun 2014 dimana rata-rata pengeluaran perhari sebesar U$ 159,53 maka sektor pariwisata di Bali diperkirakan mengalami kerugian minimum devisa/pendapatan sebesar U$ 5,785 Juta atau kurang lebih Rp 78,101 Miliar selama periode tersebut dengan asumsi, wisatawan yang batal berkunjung pada saat penutupan, mencari alternative untuk tetap berangkat ke Indonesia di hari yang berbeda (Postponed). (2) HIGH IMPACT SCENARIO Apabila diasumsikan wisatawan yang batal berkunjung pada saat penutupan tidak mencari alternative untuk tetap berangkat/membatalkan seluruh perjalanannya ke Indonesia, maka apabila dilihat dari rata-rata pengeluaran perkunjungan sebesar U$ 1.453,35 Maka sektor pariwisata diperkirakan mengalami kerugian maksimum devisa/pendapatan sebesar U$ 52,704 Juta atau sejumlah kurang lebih Rp 711,516 Miliar selama periode tersebut. 66

71 BAB VII BENCHMARKING KUNJUNGAN WISMAN PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2015 INDONESIA SINGAPURA THAILAND 67

72 Kunjungan wisatawan mancanegara merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan kinerja pariwisata dunia. Diharapkan pertumbuhan positif dari kujnungna wisatawan mancanegara akan memberikan dampak yang positif pula terhadap aspek ekonomi, social-budaya, dan lingkungan pada suatu negara. Untuk melihat sejauh mana kinerja pariwisata Indonesia selama periode bulan januari hingga September 2015, maka dibuatlah suatu benchmarking/perbandingan antara Indonesia dengan negara-negara yang dianggap sebagai competitor/pesaing bagi sektor kepariwisataan di Indonesia. Negara-negara tersebut antara lain Malaysia, Singapura, dan Thailand. Selain karena letak geografis yang dekat, negara-negara tersebut juga memiliki peringkat daya saing dan jumlah kunjungan yang sangat kompetitif di dunia. Karena keterbatasan data dari tingkat kunjungan untuk negara Malaysia (Tidak update), maka yang akan dijadikan perbandingan adalah Singapura dan Thailand. Singapura, selain sebagai sumber wisman terbesar di Indonesia juga merupakan negara competitor terdekat dimana jumlah kunjungan wisman pada negara tersebut juga tidak berbeda jauh dengan Indonesia dan peringkat daya saing pariwisata negara tersebut merupakan yang terbaik diantara negara-negara ASEAN lainnya. Thailand, merupakan negara dengan pertumbuhan kunjungan wisman yang paling pesat di ASEAN, karakteristik produk wisata yang sama dengan Indonesia menjadikan Thailand sebagai competitor yang sangat diperhitungkan oleh Indonesia. Sumber: 0px-ASEAN_countries_capitals.svg.png 68

73 8.1 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA INDONESIA PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2015 Secara Month on Month pada periode Januari-September terjadi performansi negative pada bulan Januari dan Juni, dimana Juni menjadi performansi negatif terbesar dengan kunjungan atau dengan besaran -4,27% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan positif terbesar terjadi pada periode Februari, dimana pada periode ini terjadi pertumbuhan sebesar 11,95% atau kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia bertambah kunjungan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Singapura AKTUAL AKTUAL Achv. MoM Year on Year BULAN Growth AKTUAL AKTUAL Growth Margin MoM Margin YoY (%) (%) Jan , ,99 Feb , ,71 Mar , ,51 Apr , ,44 May , ,85 Jun , ,34 Jul , ,69 Aug , ,71 Sep , ,53 TOTAL ,53 Sumber: Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia berada pada pertumbuhan positif dibandingkan dengan peridoe yang sama pada tahun sebelumnya. Ini menunjukan secara performansi, Pariwisata Indonesia lebih baik dari segi kunjungan wisatawan mancanegara dibandingkan dengan tahun lalu. Pada tahun ini, hingga bulan September tercatat telah terjadi kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, angka ini meningkat kunjungan atau sebesar 3,35% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Secara kumulatif, penurunan hanya terjadi pada bulan Januari saja, dimana kunjungan wisatawan mancanegara berkurang kunjungan atau -3,99% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 69

74 8.2 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA SINGAPURA PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2015 Secara Month on Month pada periode Januari-April, kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura menunjukkan pertumbuhan negatif, tercatat di bulan Maret menjadi pertumbuhan negative terbesar dengan kunjungan wisatawan mancanegara atau sebesar -7,39% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara pada periode Mei-September, kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura menunjukan pertumbuhan yang positif, dimana pertumbuhan terbesar terjadi pada bulan Juli dengan 7,87% atau meningkat sebanyak kunjungan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Singapura AKTUAL AKTUAL Achv. MoM Year on Year BULAN Growth AKTUAL AKTUAL Growth Margin MoM Margin YoY (%) (%) Jan 1,345,842 1,252,598-93, % 1,345,842 1,252,598-93, % Feb 1,238,239 1,188,818-49, % 2,584,081 2,441, , % Mar 1,297,551 1,201,648-95, % 3,881,632 3,643, , % Apr 1,245,307 1,208,621-36, % 5,126,939 4,851, , % May 1,208,532 1,222,831 14, % 6,335,471 6,074, , % Jun 1,181,422 1,184,730 3, % 7,516,893 7,259, , % Jul 1,408,400 1,519, , % 8,925,293 8,778, , % Aug 1,362,935 1,445,031 82, % 10,288,228 10,223,459-64, % Sep 1,098,626 1,131,517 32, % 11,386,854 11,354,976-31, % TOTAL 11,386,854 11,354,976-31, % Sumber: Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura berada pada pertumbuhan yang negatif. Hingga bulan September, performansi kunjungan wisatawan mancanegara berada pada performansi negatif, dimana tingkat kunjungan hingga bulan September tercatat sebesar , berkurang -31,878 kunjungan atau sebesar 0,28% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat hingga bulan September lalu sebesar kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura. 70

75 8.3 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA THAILAND PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2015 Secara Month on Month pada periode Januari-September, performansi kunjungan wisatawan macnanegara ke Thailand berada pada pertumbuhan yang positif, bahkan angka pertumbuhan mereka naik sangat signifikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Juni, dimana angka pertumbuhan berada pada besaran 53,06% atau naik sebesar kunjungan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan terendah terjadi pada bulan September dengan besaran 8,67% atau naik sejumlah kunjungan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Thailand AKTUAL AKTUAL Achv. MoM Year on Year BULAN Growth AKTUAL AKTUAL Growth Margin MoM Margin YoY (%) (%) Jan 2,282,568 2,616, , % 2,282,568 2,616, , % Feb 2,075,304 2,670, , % 4,357,872 5,287, , % Mar 2,018,008 2,562, , % 6,375,880 7,849,790 1,473, % Apr 1,934,841 2,419, , % 8,310,721 10,269,548 1,958, % May 1,670,860 2,309, , % 9,981,581 12,578,798 2,597, % Jun 1,491,300 2,282, , % 11,472,881 14,861,443 3,388, % Jul 1,896,098 2,642, , % 13,368,979 17,504,204 4,135, % Aug 2,084,839 2,600, , % 15,453,818 20,104,375 4,650, % Sep 1,869,491 2,031, , % 17,323,309 22,135,871 4,812, % TOTAL 17,323,309 22,135,871 4,812, % Sumber: Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura berada pada pertumbuhan yang positif. Apabila di kalkulasikan jumlah kunjungan mereka hingga September 2015 mencapai kunjungan wisatawan mancanegara, naik kunjungan atau sebesar 27,78% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Thailand merupakan Negara dengan kunjungan wisatawan mancanegara terbesar pertama di ASEAN dengan pertumbuhan yang paling tinggi. 71

76 Jumlah Kunjungan Tingkat Pertumbuhan ANALISIS ISU- I S U S T R A T E J I K 8.4 PERBANDINGAN TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN (INDONESIA THAILAND SINGAPURA) PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Month On Month Secara Month on Month pada periode Januari-September, dari segi jumlah kunjungan, Thailand memiliki jumlah kunjungan terbanyak disusul oleh Singapura dan Indonesia. Periode wisman terbanyak Thailand terjadi pada periode Januari ( ), Februari ( ), dan Juli ( ). Periode wisman terbanyak Singapura terjadi pada periode Januari ( ), Juli ( ), dan Agustus ( ). Sedangkan untuk Indonesia, wisman terbanyak terjadi pada periode Juli ( ), Agustus ( ), dan September ( ). INDONESIA THAILAND SINGAPORE INDONESIA THAILAND SINGAPORE ,00% ,00% 40,00% ,00% 20,00% ,00% 0,00% ,00% 0 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Periode -20,00% Sumber: Statistik Pariwisata Resmi Negara Thailand - Indonesia - Singapura, 2015 Secara Month on Month pada periode Januari-September, dari segi tingkat pertumbuhan, Thailand memiliki tingkat kunjungan terbanyak disusul oleh Indonesia dan Singapura. Periode pertumbuhan tertinggi Thailand terjadi pada periode Mei (38,21%), Juni (53,06%), dan Juli (39,38%). Periode pertumbuhan tertinggi Indonesia terjadi pada periode Februari (11,95%), Mei (5,57%), dan September (9,84%). Sedangkan untuk Singaoura, pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode Juli (7,87%), Agustus (6,02%), dan September (2,99%) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 72

77 B. Year On Year Secara Year on Year pada periode September 2015, dari segi jumlah kunjungan, Thailand memiliki jumlah kunjungan terbanyak sejumlah kunjungan disusul oleh Singapura sejumlah dan Indonesia sejumlah Namun apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan, Indoneisa masih lebih unggul dari Singapura dari tingkat kunjungan wisman hingga periode September Thailand memiliki pertumbuhan Year on Year tertinggi dengan capaian 27,78% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan Year on Year 3,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan Singapura memiliki tingkat tingkat pertumbuhan Year on Year sebesar -0,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Singapura -0,28% Indonesia 3,53% Thailand 27,78% Sumber: Statistik Pariwisata Resmi Negara Thailand - Indonesia - Singapura,

78 BAB VIII CATATAN HASIL FGD DI 3 GREAT TERKAIT KUNJUNGAN WISMAN BALI JAKARTA BATAM 74

79 7.1 HASIL FGD PADA GREAT BALI A. Pembangunan Infrastrukur Kunjungan wisman ke Bali terfokus dan menumpuk di Bali selatan, rencananya penyebaran wisman akan didistribusikan ke seluruh Bali, terutama Bali bagian selatan. Pemerintah daerah provinsi Bali melakukan upaya antara lain dengan melaksanakan pembangunan Jalan Tol Kuta-Soka-Seririt pada tahun 2017, hal tersebut untuk mendorong penyebaran wisman ke 9 kabupaten di Bali utara. Selain itu akan dibangun juga shortcut (jalan tembus) dari Bedugul menuju Singaraja. Jalan shortcut ini mampu memotong jarak dan waktu tempuh perjalanan. Selama ini jarak Singaraja-Bedugul 27 kilometer (km) dengan jalan yang berkelok-kelok dan membutuhkan waktu tempuh satu jam. Sedangkan, jika ada jalan shortcut, hanya 17 km dengan waktu tempuh 20 menit, atau mampu memotong 10 km. Pembangunan infrastruktur berupa jalam shortcut lebih mendesak untuk mempercepat perkembangan perekonomian di Buleleng. Sebab jalan ini direncanakan dapat mempercepat waktu tempuh dari Buleleng menuju Singaraja atau sebaliknya. Namun pembangunan jalan belum bisa dilaksanakan pada tahun 2025, saat ini rencana pembangunan jalan shortcut masih dalam tahap pra feasibility study (FS) oleh Balai Jalan Kementerian Pekerjaan Umum. Wilayah Bali utara relatif stagnan, bahkan pendapatan dari sektor pariwisata masih tertinggal dengan delapan kabupaten/kota lainnya di Bali. Jalan tersebut rencananya akan dibangun lurus melalui Bedugul, Pancasari, dan Gitgit. Selama ini waktu tempuh Denpasar-Singaraja mencapai tiga hingga empat jam melalui jalur perbukitan yang rawan longsor pada musim hujan. Kemacetan lalu lintas (traffic jam) mulai menjadi masalah serius terutama di Bali bagian selatan seperti Denpasar dan Kuta. Macet menyebabkan jarak tempuh antar destinasi menajadi lebih lama, hal ini dikeluhkan oleh wisman asal Jerman. B. Target Kunjungan Wisatawan Target kunjungan wisman ke Bali pada tahun 2015 sebesar 4 juta kunjungan, sampai dengan bulan September 2015 telah mencapai kunjungan. Terjadi penurunan wisman di agustus untuk Australia (30%), kumulatif 90%. Malaysia juga turun sampai dengan agustus (12%). Januari-September Jepang turun 33 %, Australia naik 15%, Malaysia turun 12%. Menurut hasil FGD, target Kementerian Pariwisata terlalu tinggi untuk tingkat kunjungan wisman triwulan ke ini untuk Great Bali (September , Oktober , Nopember , dan Desember ). Kondisi Great Bali tahun ini seharusnya mampu menunjukan performansi positif yang tinggi, namun nenerapa bencana alam yang melanda baik langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi aksesibilitas wisatwan menuju ke Bali. 75

80 C. Promosi Pariwisata Bali Salah satu masukan dalam FGD tersebut adalah kebutuhan untuk me-rebranding Pariwisata Bali. Sekarang ini branding pariwisata Bali adalah Bali, santi, santi, santi. Peserta FGD menganggap bahwa branding tersebut tidak komersial dan kurang menjual sehingga harus diganti dengan branding lain yang lebih acceptable oleh wisatawan. Branding sebaiknya mudah dipahami oleh orang di luar Bali. Sedangkan yang ada saat ini hanya dipahami oleh orang Bali saja Utamakan wisman MICE ketimbang leisure, karena spending dan lama tinggal lebih besar. Paket-paket wisata yang disediakan travel agent harus menyesuaikan preferensi wisman yang berkunjung, jangan memaksakan untuk menjual produk wisata (tourism product) yang tidak disukai wisman yang menjadi costumer. Perlunya optimalisasi penerbangan langsung dari Eropa ke Bali, dikarenakan pasar ini sangat potensial baik dari segi lama tinggal maupun pengeluaran perkunjungan. Keterbatasan keberadaan konektivitas langsung dari dan ke pasar tersebut saat ini masih menjadi tantangan tersendiri bagi pariwisata di Bali. Forum juga berpendapat bahwa perlunya menjadikan Thailand sebagai Hub Altenative di samping Singapura. Banyaknya wisman yang berkunjung ke Negara tersebut juga dapat dijadikan sebagai peluang. Promosi untuk pasar Eropa juga dirasakan akan efektif di lakukan di Thailand, dimana pada tahun 2014 lalu terinformasikan sebanyak 6 juta wisman asal Eropa mengunjungi Thailand. D. Penerapan Kebijakan Baru BVK Dampak kebijakan BVK terhadap kunjungan wisman di Bali sangat positif terhadap kunjungan wisman, namun pengawasan keberaaannya di Bali mendapat perhatian khusus dari para peserta FGD. Mereka mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan yang sangat besar. Dampak negative BVK antara lain berpotensi besar meningkatkan kejahatan oleh wisman. Kedatangan wisman ke Bali tidak hanya untuk tujuan wisata, tetapi juga untuk bisnis (bekerja), menambah penghasilan dan melakukan tindakan criminal (cyber crime). Pelanggaran yang tercatat tahun 2014 telah dilakukan sebanyak 140 tindakan administratitif. Sampai dengan bulan Oktober 2015 telah dilakukan 294 tindakan, sebagian besar pelanggar keimigrasian adalah kewarganegaraan Tiongkok dan Australia, yang berarti juga tingkat pelanggaran perijinan meningkat dari tahun sebelumnya. Pengawasan bebas visa bersama sudah berjalan tahun 2014 melibatkan 31 instansi. Perlu penguatan dengan perluasan kantor, penambahan SDM untuk memperkuat pengawasan BVK. 76

81 E. Kesiapan Bandara Internasional Ngurah Rai Bandara Ngurah Rai memiliki kapasitas bandara 25,4 juta pax/tahun, hingga saat ini realiasasi baru 17 juta/ tahun. Ini berarti masih ada peluang untuk menambah jumlah kunjungan melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai. Permasalahan yang teridentifikasi adalah, slot penerbangan internasional yang ada belum secara optimal digunakan. Banyak/menumpuknya kedatangan di sore dan malam hari untuk penerbangan Internasional menunjukan bahwa adanya slot penerbangan yang kosong untuk internasional di Pagi dan Siang hari. Tahun 2014 penambahan penerbangan dan penambahan rute baru cukup rumit prosesnya, diskon 50% landing fee untuk penambahan penerbangan baru maskapai lokal masih dirasakan belum mampu menjadi pendorong peningkatan frekuensi penerbangan ke Bali. Great bali merupakan kantong terbesar wisatawan mancanegara ke Indonesia, kondisi ini seharusnya mampu dijadikan sebagai peluang bagi provinsi lain dalam melakukan kegiatan promosi. Mereka dapat melakukan promosinya di Bali, bahkan di dalam Bandara. Pihak Angkasa Pura I menyampaikan bahwa sebenarnya banyak sekali spot-spot yang kosong dimana dapat dimanfaatkan untuk melakukan promosi di dalam bandara. Daerah dapat mengajukan proposal permohonan yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak pengelola Bandara. F. Pembangunan Pariwisata Yang Berkelanjutan Menurut forum, Bali saat ini seharusnya sudah bisa melakukan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Penyebaran wisatawan diasumsikan sebagai salah satu cara agar pembangunan tidak terfokus di satu wilayah saja (Bali Selatan). Penumpukan wisman di Bali selatan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang, sehingga selain dapat mengikis tatanan social-budaya juga dapat mengikis eksistensi dari lingkungan hidup. Quality tourism diharapkan dapat dikembangkan dibali, dimana dengan keberadaan / terfokusnya wisman di Bali selatan saat ini, sambil menunggu pembangunan konektivitas ke kawasan Bali yang lain, maka focus pendatngan wisman tidak hanya kepada jumlah (Kuantitas) saja, namun juga harus mampu mendatangkan wisman yang memiliki kualitas. Kualitas wisman selain dilihat dari lama tinggal dan besarnya pengeluaran, juga dapat dilihat dari bagaimana wisatawan berperilaku ketika berwisata. Perilaku positif wisatawan yang diharapkan selain mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, juga dapat menjaga kondisi social-budaya serta menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. 77

82 G. Isu Stratejik Kedaerahan Di Bali Ada 3 isu penting yang menjadi perhatian pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata di Bali dari hasil focus diskusi grup yang dilakukan, antara lain 1. Kemacetan Kemacetan saat ini tidak hanya melanda Ibu Kota Jakarta, namun juga melanda Bali, factor utama yang menyebabkan kemacetan adalah pembangunan yang sedang dilakukan terhadap berbagai infrastruktur public, serta semakin banyaknya wisatawan mancanegara yang dating ke Bali. Tak bisa dipungkiri keberadaan Bali masih menjadi magnet bagi wisman dunia, hal ini menuntut pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang serta pendukung dari sector pariwisata untuk dikembangkan, karena Pariwisata merupakan sector unggulan di Bali. Pembangunan yang sedang dilakukan di Bali Selatan, menyebabkan penyempitan jalan serta penutupan beberapa akses umum yang biasa dilalui wosman. Dengan jumlah wisman yang bertambah dan area bergerak yang berkurang karena pembangunan, maka kemacetan sudah tidak bisa dipungkiri akan terjadi. Terlebih saat ini banyak laporan bahwa Bis besar dapat masuk ke area-area yang dulunya tidak boleh dilalui oleh Bis sehingga keberadaannya yang mengambil banyak ruas jalan serta keterbatasan lahan parker kendaraan besar menjadi penyebab utama isu kemacetan di Bali. 2. Sampah Sampah sebenarnya bukan masalah baru, namun amsalah lama yang hingga saat ini penanganannya masih terus dilakukan. Sampah yang menjadi perhatian adalah sampah yang berasal dari limbah sector pariwisata. pemerintah saat ini berusaha keras untuk mengatasi masalah ini. Isu lingkungan hidup yang sangat sensitive terutama bagi wisatwan asal Eropa, Australia, dan Amerika tidak bisa dipisahkan dengan permasalahan sampah. Keberadaan sampah selain dapat merusak indahnya pemandangan, juga dapat merusak keberadaan ekosistem lingkungan sekitarnya, dan untuk lebih jauh lagi akan menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit. 3. Rabies Rabies saat ini juga menjadi salah satu isu kedaerahan yang menghawatirkan di Bali, bukan dari banyaknya kasus yang ditemukan namun dari lambannya penanganan terhadap pasien yang terjangkit rabies serta penanganan terhadap hewan rabies di Bali saat ini. Keterbatasan jumlah vaksin menjadi persoalan yang membutuhkan pemecahan segera. 78

83 7.2 HASIL FGD PADA GREAT JAKARTA Bagi Jakarta, Pariwisata belum menjadi sector unggulan. Hal ini karena perekonomian Jakarta sangat bergantung pada sector Industri. Namun tak bis dielakan saat ini Pariwisata Jakarta sudah berkembang dengan pesat, meski ada beberapa hal yang sederhana seakan terlupakan. SOP di destinasi wisata belum terbangun dengan baik. Dalam FGD mengemuka bahwa Thailand sudah mempunyai SOP yang baku dalam pariwisata, standar toilet, restoran, parkiran dan amenitas lain dalam pariwisata. Sebagai gerbang masuk wisatawan, menurut hasil FGD, promosi pariwisata di Bandara Soekarno-Hatta belum maksimal. Misalnya di terminal 2, masih belum ditemui brosur atau flyer yang merekomendasikan kemana wisatawan bisa pergi setelah sampai di Jakarta. Padahal bila banyak promosi tentang destinasi wisata di Jakarta, mungkin akan membuat wisatawan tertarik untuk berkeliling dan mengahabiskan lebih banyak waktu di Jakarta. Informasi yang jelas bagi wisatawan adalah hal yang sangat penting, oleh karena itu ketersediaan brosur berisi informasi destinasi wisata apa saja yang bagus untuk dikunjungi sangat penting. Tourism Information Center juga diperlukan di pintu kedatangan di Bandara Soekarno Hatta sebagai pusat informasi yang memudahkan wisatawan untuk memperoleh informasi tentang Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Demi mewujudkan hal ini diperlukan join promotion antara pihak Angkasa Pura, Kemenpar, dan Pemprov DKI. Dinas Pariwisata Provinsi DKI menyebutkan untuk target 2014 yang diterapkan 2,3 juta kunjungan tercapai, sedangkan untuk target 2015, 2,5 juta kunjungan masih optimis bisa tercapai. Untuk mencapai target kunjungan wisatawannya, Dinasparprov DKI banyak menyelenggarkan event internasional di semester 2 tahun 2015, salah satunya adalah Jakarta Marathon Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta juga menambah berbagai event baik berskala nasional maupun internasional di Jakarta. Event internasional harusnya bisa jadi sarana promosi wisata yang efektif. Jakarta sebagai ibukota tentu dari segi amenitas lebih layak dibandingkan dengan Sukabumi. Sedangkan di Sukabumi sendiri pada November 2015 akan diselenggarakan world rafting championship yang melibatkan 1100 pelaku dari seluruh dunia. Event Jakarta Fashion Week yang digelar di Jakarta beberapa tahun belakangan ini juga sangat potensial untuk meraih kunjungan wisatawan ke Jakarta. Namun, selain ajang pameran, masukan dari peserta FGD sebaiknya acara Jakarta Fashion Week juga menjadi ajang pertemuan dan transaksi antara pembeli dan penjual bidang fesyen. 79

84 Hal yang juga sangat penting adalah bahwa promosi harus diimbangi dengan pengelolaan harapan wisman, sehingga wisman tidak merasa ditipu oleh iklan pariwisata Indonesia, sebab pariwisata sangat berkaitan pengalaman sehingga ketidaknyamanan haruslah diminimalisir. Namun pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta optimis kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke Jakarta karena banyak event yang akan diselenggarkan di bulan Desember. Jumlah kunjungan juga diharapkan naik karena moment tahun baru. Jakarta memiliki keunggulan fasilitas berupa bandara Internasional Soekarno-Hatta yang membuat Jakarta jadi pintu gerbang utama masuknya wisman ke Indonesia. Selain fasilitas akomodasi berupa hotel, di Jakarta juga banyak dijumpai objek wisata yang memberikan daya tarik wisatawan baik wisnus maupun wisman. Berbagai objek wisata dan rekreasi di Jakarta yang menarik untuk dikunjungi antara lain: Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum, Monumen Nasional (Monas), Taman Margasatwa Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol, dan sebagainya. Soekarno-Hatta sebagai salah satu gerbang masuk wisatawan ke Bandara terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan. Sebagai bandara tujuan, kapasitas Bandara Soetta saat ini adalah 65 juta penumpang pertahun. Pembangunan dan perluasan terminal baru diprediksi akan mampu menampung 25 juta penumpang/tahun. A. Bandara Soekarno-Hatta, Sebagai Pintu Masuk Utama Tenaga Kerja Indonesia Sebagai mana yang telah ditetapkan bersama terkait pencatatan wisatawan mancanegara, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) didalamnya juga termasuk kedalam salah satu jenis wisatawan mancanegara.. TKI yang dicatat sebagai wisman dibatasi jumlahnya sebesar 10% saja, dan hanya pada mereka yang bertujuan untuk pulang berlibur/mengunjungi keluarganya di Indonesia untuk sementara dan harus kembali lagi ke Negara tempat mereka bekerja (bukan untuk mereka yang habis kontrak), serta sudah bekerja minimal 12 bulan. Isu ini menjadi bahasan tersendiri pada Great Jakarta dengan didatangkannya narasumber dari BNP2TKI. Menurut BNP2TKI, negara-negara yang menjadi tujuan TKI dan menyumbang jumlah wisman ke Indonesia adalah Malaysia, Singapura, Hongkong, Arab Saudi. Sayangnya moratorium TKI ke Arab Saudi berimbas pada menurunnya kunjungan wisman asal Arab Saudi. Sekitar 60% kepulangan TKI melalui Jakarta, dimana jumlah ini sangat potensial karena TKI bisa menjadi duta wisata atau menjadi TKI sebagai marketer pariwisata Indonesia. Rata-rata kontrak kerja TKI selama 2 tahun, dimana masa cuti boleh diambil setelah 1 tahun kerja. Umumnya mereka difasilitasi oleh majikan, dengan 50% TKI menggunakan hak cuti untuk kembali ke Indonesia dan sekitar 10% TKI akan membawa teman dari negara asal pada saat mereka cuti pulang ke tanah air. 80

85 Dalam Fokus diskusi grup ini juga dibahas terkait proporsi mereka yang TKI untuk dicatat sebesar 10% dirasakan perlu ditambah. Justifikasi dari hal tersebut adalah, mengingat mereka yang bekerja juga memiliki jatah untuk cuti, meskipun hanya sedikit dari mereka yang menggunakan fasilitas pariwisata ketika berkunjungan kembali ke Indonesia, namun mereka membawa devisa yang besar yang mana pada umumnya akan dihabiskan di Indonesia salah satunya adalah untuk berlibur bersama keluarga. B. Isu Stratejik Kedaerahan Di Great Jakarta Ada 2 isu stratejik kedaerahan pada Great Jakarta, dimana isu ini bukanlah isu yang sangat asing didengar yaitu: Banjir dan Kemacetan. 1. Banjir Dihadapkan dengan musim penghujan yang pada umumnya dating pada Triwulan ke-4 dan Triwulan ke-1, Great ini dihadapkan pad tantangan klasik yaitu Banjir. Untuk mengatasi hal ini memang dirasakan perlu waktu yang tidak sebentar dan perlu political will dari pemerintah daerah. Apabila Jakarta Banjir, sebagai Ibu Kota makan akan melumpuhkan kegiatan Bisnis dan Ekonomi, hal ini berbahaya karena lebih dari 50% wisman yang berkunjung ke Great ini bertujuan untuk melakukan kegiatan Bisnis. Contohnya pada saat banjir besar tahun 2007, sektor pariwisata di DKI Jakarta dari perhitungan tidak langsung diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp13,5 miliar. Kerugian tersebut antara lain karena selama dua pekan banyak obyek wisata tutup akibat akses jalan tergenang banjir, jadwal penerbangan yang tertunda dan tempat hiburan yang kebanjiran. Bila lokasi wisata tidak mengalami banjir, maka akses jalan menuju ke tempat wisata yang terputus karena banjir. Keadaan ini tentunya menyebabkan penurunan jumlah pengunjung sehingga berpotensi mengurangi pendapatan. 2. Kemacetan Pelaku industri pariwisata tentunya kesulitan menjual paket wisata di Jakarta karena macet dan banjir. Meski dari sisi sarana dan prasarana Jakarta terbilang lengkap, persoalan klasik terkait banjir dan macet menjadi kendala yang sangat menghambat. Berdasarkan hasil FGD, keluhan utama wisman yang masuk Jakarta adalah macet. Kota Tua sebagai destinasi wisata di Jakarta yang banyak dikunjungi oleh wisatawan Belanda harus ditempuh kurang-lebih 2 jam oleh wisatawan. Pembangunan infrakstruktur seperti MRT yang masih terus berlangsung berpotensi mengganggu kunjungan wisman. Masalah pedagang asongan juga dikeluhkan oleh wisatawan karena mengganggu ketertiban. Menghadapi hal ini, Kota Tua sebaiknya dikelola penuh oleh pemerintah DKI Jakarta. Kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk meluncurkan bis pariwisata gratis terasa belum optimal, karena masih dihadang macet. 81

86 Kemacetan lalu lintas Kota Jakarta yang semakin parah, ternyata tidak hanya berdampak pada pencemaran lingkungan, tetapi juga menimbulkan potensi kerugian di bidang kesehatan dan ekonomi bagi warga Jakarta. Potensi kerugian yang dialami warga Jakarta mencapai Rp 68,2 triliun per tahun. Angka kerugian ini hampir menyamai nilai APBD DKI 2015 sebesar Rp 73,08 triliun, atau sekitar 93,3 persen dari APBD DKI Potensi kerugian akibat kemacetan lalu lintas tersebut berasal kerugian dari sektor kesehatan senilai Rp 38,5 triliun dan dari sektor penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 29,7 triliun. Kemacetan lalu lintas yang makin parah di Jakarta membawa dampak kerugian besar bagi warga Jakarta. 7.3 HASIL FGD PADA GREAT BATAM Beberapa hal yang menjadi topik diskusi FGD analisis wistawan mancanegara (wisman) yang dilaksanakan di Kota Batam adalah: target pencapaian s.d bulan Desember 2015, permasalahan dan isu regional great Batam, serta persiapan pencapaian 12 juta kunjungan pada tahun Batam merupakan pintu masuk dengan jumlah kunjungan terbesar ketiga setelah Bali dan Jakarta. Karena karakter geografis yang dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, angka kunjungan terbesar berdasarkan kebangsaan (nationality) juga berasal dari kedua Negara tersebut. Optimisme pemerintah untuk mencapai target nasional 10 juta kunjungan wisman di tahun 2015 terkendala beberapa kejadian luar biasa di Indonesia. Great Bali misalnya, letusan Gunung Raung, Gunung Anak Rinjani, dan Gunung Barujari berdampak langsung pada penurunan kunjungan wisman di Bali dan Sekitarnya, hal ini disebabkan banyak penerbangan internasional yang cancel karena masalah keamanan. Berikut beberapa permasalahan yang muncul dalam FGD dan dapat mempengaruhi angka kunjungan wisman selama tahun 2015 di Batam. A. Dampak Kabut Asap Kebakaran Hutan Di Prov. Riau Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), khususnya Kota Batam merupakan salah satu daerah yang terdampak kabut asap cukup parah. Dampak tersebut terutama dirasakan pada bulan September dan Oktober 2015 dimana terdapat beberapa jadwal penyeberangan ferry ke Batam-Singapura dan sebaliknya dibatalkan. Demikian pula dengan jadwal beberapa penerbangan dari dan ke Bandara Hang Nadim oleh maskapai lokal juga dibatalkan. Kabut asap membuat wisatawan mengalihkan tujuan ke destinasi wisata selain Batam. Selain pembatalan kunjungan, kabut asap juga membuat beberapa event internasional seperti Tour de Bintan dibatalkan. 82

87 B. Image Batam Sebagai Destinasi yang Miskin Atraksi Meski secara geografis sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia, tetapi jumlah kunjungan dari kedua negera tersebut ke Indonesia melalui Batam tidak pernah mengalami lonjakan besar, artinya dari tahun ke tahun angka kunjungannya relatif kecil meski terus mengalami peningkatan. Hal ini sangat berbeda dengan angka kunjungan dari Singapura ke Malaysia, dan sebaliknya. Salah satu penyebabnya adalah image Batam sebagai destinasi wisata yang sangat miskin atraksi atau produk wisata (tourism product). Untuk menarik wisatawan asal Singapura dan Malaysia lebih banyak, Batam harus melakukan diferensiasi pasar. Pasar Malaysia terutama yang berasal dari Johor, mempunyai karakter muslim taat dan berwisata bersama keluarga, sedang pasar Singapura lebih mencari leisure dan hiburan. Untuk menarik pasar Singapura, Batam sudah punya modal yang cukup kuat dari sisi atraksi. Banyaknya tempat hiburan malam merupakan hal yang sangat disukai oleh wisman asal Singapura. Untuk menarik pasar Malaysia maka harus disediakan atraksi wisata yang family friendly dan cocok untuk wisatawan muslim. Batam sangat kurang daya Tarik wisata buatan seperti Legoland dan Helokity yang menyasar segmen anak-anak dan keluarga. Minimnya atraksi wisata di Batam membuat lama tinggal wisman menjadi lebih singkat, rata-rata 2-3 hari. Lama tinggal yang singkat berkorelasi dengan pengeluaran untuk belanja yang lebih sedikit. C. Bandara Hang Nadim Kurang Optimal sebagai HUB dan Aksesibilitas yang Belum Terintegrasi Bandara Internasional Hang Nadim merupakan satu-satunya bandara di Kota Batam. Sejak awal berdirinya bandara ini memang direncanakan menjadi hub atau penghubung dari Batam ke destinasi wisata lainnya di Indonesia. Tetapi pada perkembangannya, peran Hang Nadim sebagai hub belum begitu optimal. Penerbangan internasional masih sangat minim. Saat ini hanya ada rute Sabang (Malaysia) Batam. Untuk menciptakan hub yang baik perlu aksesibilitas yang terintegrasi. Wisman asal Singapura dan Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui Batam diharapkan dapat melanjutkan perjalanan ke destinasi lainnya di Indonesia melalui Bandara Hang Nadim. Tetapi belum ada moda transportasi yang terintegrasi di bandara maupun pelabuhan di Batam. Idealnya, lingkungan bandara atau pelabuhan menyatu dengan stasiun kereta api atau shuttle bus untuk mobilitas penumpang ke bandara dan sebaliknya. Hal ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi stakeholder pariwisata di Batam, yaitu bagamana menciptakan sistem transformasi yang terintegrasi demi mendukung aktivitas pariwisata. 83

88 D. Kegiatan Promosi dan Event Yang Sangat Minim dan Belum Terintegrasi Satu hal yang juga menjadi permasalahan adalah minimnya promosi pariwisata yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Kota Batam di kedua Negara target pasar yaitu Singapura dan Malaysia. Hal ini terbukti branding Wonderful Indonesia belum dipromosikan baik dalam bentuk brosur, media luar ruang (baliho), dan program acara radio lokal. Bahkan pada beberapa event pariwisata yang diselenggarakan oleh KJRI Johor Bahru di tahun 2015 masih menggunakan logo branding visit Indonesia tahun Untuk meningkatkan jumlah kunjungan, maka diperlukan juga peran aktif dari stakeholder pariwisata di daerah, karena yang paling memahami situasi, kondisi dan karakter wisman yang menjadi target pasar adalah daerah itu sendiri. Selain minimnya promosi, di Batam belum terdapat event pariwisata yang terintegrasi dengan memadukan beberapa produk wisata misal wisata belanja, religi dan olahraga (sport tourism). Jika dibandingkan dengan Singapura, harga barang-barang di Batam masih relatif lebih murah. Hal tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisman asal Johor. Yang perlu dilakukan adalah mengkreasi suatu event yang dapat memadukan ketiga aktivitas wisata tersebut di Batam. E. Belum optimal Dalam Menggarap Segmen Pasar Sebagai salah satu kawasan industri di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan internasional yang beroperasi di Batam seperti Ciba Vision, Epson, Halliburton, Hydril, Hyundai, Matsushita, McDermott, Nikon, Nippon Steel, Pan United Shipyard, Philips, Sanyo, Schneider Manufacturing, Seagate Technology, Siemens, Sony, Sumitomo, Thomson Television, dan lain-lain. Beberapa diantaranya adalah industri berat seperti pembuatan baja, pipa threading, peralatan eksplorasi minyak, rig minyak, jaket lepas pantai, dan alat berat. Selain itu, juga terdapat kurang lebih 41 galangan kapal untuk industri dan perbaikan kapal di Batam ( Banyaknya perusahaan internasional yang beroperasi di Batam menjadi potensi besar untuk mendatangkan wisman ke Batam. Rata-rata pekerja asing yang berada di Batam mempunyai masa kerja yang cukup lama. Hal tersebut membuka peluang para pekerja tersebut membawa keluarganya untuk berkunjung ke Batam. Momen yang menjadikan Batam sebagai meeting point destination bagi para expatriat dengan keluarga mereka. Tetapi sayangnya peluang ini belum tergarap dengan maksimal, karena belum terdapat banyak daya Tarik wisata yang bersifat family friendly di Batam. Jika stakeholder pariwisata di Batam tidak menggarap dengan serius segmen pasar ini maka, akan diambil alih oleh Singapura dan Malaysia yang lebih siap. 84

89 F. Minimnya Sosialisasi Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) BVK atau Bebas Visa Kunjungan merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh pemerintah dalam rangka menarik lebih banyak wisman untuk berkunjung ke Indonesia. Pemberlakuan BVK mulai Juni 2015 dan berlaku efektif Juli Batam merupakan salah satu daerah yang menjadi pintu masuk BVK di Indonesia yaitu Pelabuhan Batam Center, Pelabuhan Sekupang dan Bandara Internasional Hang Nadim. Meski sudah berlaku sejak Juni 2015, tetapi BVK belum massif dipromosikan oleh pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian Pariwisata, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, Kementerian Luar Negeri, dalam hal ini Kedutaan Republik Indonesia dan Kantor Imigrasi serta pemangku kepentingan lainnya seperti operator kapal ferry. Informasi dan sosialisasi mengenai BVK sangat dibutuhkan wisatawan dan bisa menjadi faktor penarik (pull factor), karena biaya perjalanan wisman akan jauh lebih murah. Minimnya sosialisasi BVK membuat penetrasi BVK di pintu masuk Batam s.d bulan Oktober 2015 masih relatif rendah. BVK bisa dipromosikan secara terintegrasi dengan aktivitas-aktivitas promosi di mancanegara seperti event-event pariwisata, sales mission, table top, farm trip dan aktivitas promosi lainnya, juga dengan mempromosikan BVK melalui web site dan media sosial. 85

90 BAB IX OBSERVASI PASAR SINGAPURA & MALAYSIA UNTUK GREAT BATAM SINGAPURA JOHOR 86

91 8.1 OBSERVASI PASAR SINGAPURA Singapura dan Batam dihubungkan melalui 2 pelabuhan internasional yang ada di Singapura yang dikelola oleh Singapore Cruise Center yaitu Pelabuhan Harbourfront dan Pelabuhan Tanah Merah. Pelabuhan ini sudah berdiri sejak tahun 1991 dan telah memenangkan banyak sekali penghargaan internasional. Terdapat 8 operator kapal feri yang beroperasi di Singapura, antara lain: 1. Batam Fast Batam Fast Ferry Pte Ltd didirikan pada tahun Pada mulanya, perusahaan ini hanya memiliki 2 feri penumpang dengan kapasitas 60 dan 70 orang yang melayani rute Singapura-Batam. Hingga saat ini, perusahaan ini memiliki 15 kapal feri yang beroperasi setiap harinya dengan total 35 jadwal keberangkatan ke 6 terminal feri (harbourfront, Tanah Merah, Batam Center, Sekupang, Nongsa Pura, dan Harbour Bay) dan melayani 4 rute berbeda. Semua feri telah di sertifikasi oleh ISM (International Safety Management) sejak tahun 1998 sesuai dengan ketentuan IMO (International Maritime Organisation). Total kapasitas tempat duduk dari setiap feri yang dimiliki adalah 140 hingga 338 penumpang dengan kemampuan jelajah 20 hingga 28 knots. Total rata-rata keberangkatan per harinya sekitar 27 kali menuju Batam dan 9 kali menuju Bintan. 2. Wave Master Dengan kapasitas feri 168 penumpang, Wavemaster beroperasi dari pelabuhan Harbourfront ke batam Center dan Sekupang, serta dari Pelabuhan Tanah Merah ke Tanjung Pinang. Dengan total rata-rata keberangkatan perharinya sebanyak 17 kali ke Batam dan 4 kali ke Bintan. 87

92 3. Bintan Resort Ferries Ferry ini hanya melayani perjalanan rute dari Singapura ke Bintan (Bandar Bentan Telani) dengan jumlah rata-rata keberangkatan perhari sebanyak 6 kali. Bintan Resort Ferries Pte Ltd. Sudah beroperasi sejak 1994 yang kala itu masih menggunakan pelabuhan World Trade Center (yang sekarang dikenal dengan harbourfront). Di tahun 1995, mereka memindahkan pelabuhan operasionalnya ke Tanah Merah. Perusahaan ini mengoperasikan 4 jenis kapal feri dengan kapasitas penumpang per kapalnya. 4. Indo Falcon Perusahaan ini hanya melayani perjalanan feri dari Singapura ke Tanjung Balai dan beroperasi 2 kali dalam 1 hari dari pelabuhan Harbourfront. 5. Sindo Ferry SINDO Ferry adalah operator feri terbesar di Singapura dan memiliki jaringan rute yang sangat luas yang menawarkan perjalanan sehari-hari untuk Batam Centre, Sekupang Ferry Terminal, Waterfront City, Tanjung Balai (Karimun) dan Tanjung Pinang (Pulau Bintan). Degan jadwal keberangkatan perhari 28 kali untuk rute Batam dan 6 kali untuk rute Bintan dan kapasitas penumpang 150 hingga 300 per kapalnya. 88

93 6. Majestic Fast Ferry Majestic Fast Ferry beroperasi dari pelabuhan harbourfront dengan tujuan Batam Center dan Sekupang, dengan total keberangkatan perharinya sebanyak 19 kali keberangkatan. 7. Mozaic Ferry Lines Mozaic Ferry Line melayani rute Singapura ke Bintan lagoon melalui pelabuhan tanah Merah dengan total keberangkatan 2 kali dalam sehari dan kapasitas penumpang sebanyak 190 penumpang. 8. Horizon Fast Ferry Sempat beroperasi dengan nama Prima Ferries, pada tahun 2014 lalu perusahaan ini melakukan perubahan merk dagang menjadi Horizon Fast ferry. Perusahaan ini beroperasi dari Pelabuhan harbourfront ke Pelabuhan harbor bay di Batam dengan total keberangkatan per hari sebanyak 6 kali dan kapasitas feri 238 penumpang. 89

94 A. Simulasi Penghitungan Passenger Capacity Jalur Laut (Singapura-Batam) Dari hasil tinjauan didapatkan bahwa terdapat 5 operator feri yang melayani penyeberangan dari Singapura menuju pintu masuk Batam, kelima operator tersebut antara lain: Batam fast, Wave Master, Sindoferry, Majestic fast ferry, dan Horizon. Ferry Operator Batam Fast From Harbourfront to: FROM SINGAPORE Avg. No. Of Departure /Day From Tanah Merah to: Avg. No. Of Departure/ Day Batam Center 14 Nongsa Pura 9 Sekupang 9 Harbour Bay 4 Avg Seat Capacity/ Flee Total Departure Per Port TO BATAM Daily Seat Capacity Monthly Seat Capacity Yearly Seat Capacity , ,120 3,140,460 Wave Master Batam Center 13 Tanjung Pinang 4 Sekupang ,856 85,680 1,042,440 Bintan Resort Ferries Bandar Bentan Telani IndoFalcon Tanjung Balai * Sindo Ferry Majestic Fast Ferry Batam Center 14 Tanjung Pinang 6 Sekupang 9 Waterfront 3 Tanjung Balai 2 Batam Center 12 Sekupang , ,000 2,299, * 19 3, ,000 1,387,000 Mozaic Ferry Lines Bintan Lagoon Horizon Harbour Bay ,428 42, ,220 Total Seat Ferry Capacity From Singapore to Batam 22, ,640 8,390,620 Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 *)Data tidak tersedia, sehingga menggunakan perkiraan Dari kelima feri yang beroperasi untuk penyeberangan dari Singapura ke Batam, maka diperoleh rata-rata ketersediaan kursi penumpang perhari sebesar , dan ketersediaan kursi penumpang perbulan sebesar , sedangkan untuk ketersediaan kapasitas kursi pertahun mencapai

95 Dengan asumsi bahwa peak period untuk wisatawan asal Singapura menuju Batam adalah pada saat weekend dan apabila dalam 1 tahun terdapat 52 minggu dan ketersediaan kursi perhari sebesar , maka ketersediaan kursi pada saat peak period dalam 1 tahun adalah sebesar 52 x = Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 Dari data tersebut dapat diidentifikasi bahwa, pemanfaatan kapasitas penumpang feri yang menghubungkan Singapura dan Batam belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terlihat dari banyaknya seat pada periode weekdays yang tersedia sejumlah lebih dari 7 juta. Dengan hanya mengandalkan weekend traveler, kunjungan wisatawan Singapura ke Batam diyakini tidak akan mencapai 2 juta dalam 1 tahun dengan lama tinggal rata-rata tidak lebih dari 2-3 hari saja. Untuk mengoptimalkan ketersediaan kapasitas penumpang yang ada untuk weekdays, maka diperlukan event tourism seperti Education Tourism, Event Tourism meet &great, music concert, religious event, etc-, MICE, dan lainnya. 91

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 60/08/2171/Th. III, 3 Agustus 2015 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 05/02/2171/Th. IV, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM MARET 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM MARET 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 51/05/2171/Th. III, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM MARET 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM APRIL 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM APRIL 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 54/06/2171/Th. III, 1 Juni 2015 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM APRIL 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT

WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS KUNJUNGAN WIS MAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT TRIWULAN II-2015 ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN Gedung Sapta Pesona Lt. 21 Jalan Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 11/04/2171/Th. IV, 1 April 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : KATALOG BPS : 8401012.35 K A T A P E N G A N T A R Publikasi Statistik Pariwisata Jawa Timur 2014 merupakan publikasi tahunan yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. Publikasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 08/03/2171/Th. IV, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 34/05/21/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 37/07/32/Th.XIX, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL MEI 2017 SEBESAR 51,47 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 12/02/32/Th,XIX, 16 Februari 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL DESEMBER 2016 SEBESAR 51,45 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 07/02/32/Th.XVIII, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL DESEMBER 2015 SEBESAR 47,60 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG SEPTEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang pada bulan 2016 mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT bila dibandingkan dengan yang tercatat 42,56 persen. Selama periode hingga, TPK kelompok hotel bintang selalu lebih tinggi dari TPK hotel non bintang. Grafik 1 Perkembangan TPK Hotel Bintang dan Non Bintang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 71/12/32/Th.XVII, 1 Desember PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL OKTOBER SEBESAR 44,45 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 33 /06/32/Th,XIX, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL APRIL 2017 SEBESAR 51,97 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 23/04/32/Th.XVII, 1 April 2015 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL FEBRUARI 2015 SEBESAR 38,91 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 27/05/32/Th.XVII, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL MARET 2015 SEBESAR 40,85 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 03/01/32/Th.XVI, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL NOVEMBER 2013 SEBESAR 44,42 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 18/03/32/Th.XVII, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL JANUARI 2015 SEBESAR 41,17 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di

Lebih terperinci

WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT

WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS KUNJUNGAN WIS MAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT TRIWULAN I-2015 ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN Gedung Sapta Pesona Lt. 21 Jalan Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG JUNI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang pada bulan mencapai 7.930

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No.19/04/32/Th XIX, 3 April PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL FEBRUARI SEBESAR 48,44 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 89/11/21/Th. XI, 1 November 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 45/06/21/Th. XI, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG AGUSTUS 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG No. 10/10/2172/Th. I, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG AGUSTUS 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG JULI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang pada bulan mencapai 6.932

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG No. 10/05/2172/Th.II, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG MARET 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 82/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 74/09/21/Th. XI, 1 September PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU JULI Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI/CONTENTS DAFTAR GRAFIK/LIST OF FIGURE DAFTAR TABEL/LIST OF TABLE I. Tabel-1 Table-1 KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 10/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG JULI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang pada bulan Juli 2017 mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 39/07/32/Th.XVII, 1 Juli PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL MEI SEBESAR 43,87 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat secara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/06/32/Th.XIX, 1 Juni PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL APRIL SEBESAR 52,79 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 03 /01/32/Th.XIX, 1 Januari 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL NOVEMBER 2016 SEBESAR 49,00 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 19/04/32/Th.XVIII, 1 April 2016 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL FEBRUARI 2016 SEBESAR 43,06 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2009

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2009 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 139/10/21/Th. IV, 1 Oktober 2009 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2009 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No. 53/07/21/Th.XI, 01 Juli PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.IZ TAHUN 2005.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.IZ TAHUN 2005. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.IZ.01.10 TAHUN 2005. TENTANGPERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 55/10/32/Th.XVIII, 3 Oktober PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL AGUSTUS SEBESAR 44,40 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 No. 02/11/Th. VI, 2 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan 2015 tercatat US$ 0,84 juta atau mengalami penurunan sebesar 92,68

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013 5 Jan Jul 2 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.49/8/35/Th. XI, 1 Agustus 213 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 213 Selama bulan Juni 213 jumlah wisman dari pintu masuk Juanda dan TPK hotel berbintang di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2017 No. 15/03/Th. VIII, 1 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan tercatat US$ 10,28 juta atau mengalami penurunan sebesar 77,34 persen dibanding

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 85/11/21/Th. X, 2 November PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 135/09/21/Th. IV, 1 September 2009 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU JULI 2009 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Kepri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU OKTOBER 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 101/12/21/Th. XI, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU OKTOBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara atau wisman yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 15/03/32/Th.XIX, 1 Maret PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL JANUARI SEBESAR 49,49 PERSEN T ingkat Penghunian Kamar (T PK) Hotel di Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat perhatian lebih dari seluruh dunia sebagai sumber perekonomian dan devisa negara. Industri pariwisata

Lebih terperinci

WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT

WIS MAN ANALISIS KUNJUNGAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT ANALISIS KUNJUNGAN WIS MAN ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT TRIWULAN III-2015 ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN Gedung Sapta Pesona Lt. 21 Jalan Medan Merdeka Barat No. 17

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 04/01/21/Th. XII, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara atau wisman yang berkunjung

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 60/08/21/Th. X, 3 Agustus PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 23/05/32/Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL MARET 2016 SEBESAR 43,25 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 53/09/32/Th.XVII, 1 September PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL JULI SEBESAR 43,71 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.48/08/35/Th. X, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI Selama bulan Juni jumlah wisman dari pintu masuk Juanda dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur masing-masing

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 04/01/21/Th. XI, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU OKTOBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 96/12/21/Th.X, 1 Desember PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU OKTOBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.62/10/35/Th. X, 1 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS Selama bulan Agustus jumlah wisman dari pintu masuk Juanda dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur masing-masing

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 41/08/32/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT TPK HOTEL JUNI 2016 SEBESAR 42,59 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2009

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 159/02/21/Th. V, 1 Februari 2010 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 17/02/21/Th. XII, 16 Februari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara atau wisman yang berkunjung

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.205/10/21/Th. V, 1 Oktober PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI 2017 No. 36/07/Th. VIII, 3 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan tercatat US$23,90 juta atau mengalami kenaikan sebesar 30,25 persen dibanding ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 36/05/21/Th. X, 4 Mei PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 31/04/21/Th.X, 1 April PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.57/09/35/Th. X, 3 September PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI Selama bulan Juli jumlah wisman dari pintu masuk Juanda dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur masing-masing

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA AGUSTUS 2015 No. 02/10/Th. VI, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA AGUSTUS 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Agustus 2015 tercatat US$ 11,48 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016 No. 08/02/Th. VIII, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Desember 2016 tercatat US$ 45,36 juta atau mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015 No. 02/02/Th. VII, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan 2015 tercatat US$ 30,04 juta atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016 No. 66/12/Th. VII, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Oktober 2016 tercatat US$ 32,92 juta atau mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 11/02/21/Th. XI, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016 No. 41/08/Th. VII, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Juni 2016 tercatat US$ 11,11 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDELAPAN

Lebih terperinci

Perkembangan Pariwisata Bali

Perkembangan Pariwisata Bali Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 69/11/51/Th. XI, 3 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Perkembangan Pariwisata Bali September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 54/10/73/Th. X, 3 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 2016 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 3/1/12/Thn. XX, 3 Januari 217 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 216 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No.61/11/16/Th.XVIII, 01 November PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 19/04/73/Th. X, 1 April PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI No.100/03/21/Th. IV, 2 Maret 2009 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROPINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2009 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Propinsi

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 23/05/73/Th. X, 2 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 23/05/16/Th.XIX, 02 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 No. 02/01/2171/Th.V, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan 2016 mencapai 106.953 orang,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016 No. 03/01/Th. VIII, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan November 2016 tercatat US$ 12,00 juta atau mengalami penurunan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., 2007 No. 42/08/16/Th.XVIII, 01 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 42/08/73/Th. X, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU JULI 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 60/09/21/Th. XII, 4 September 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU JULI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara atau wisman yang berkunjung ke

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2016 No. 02/06/Th. VII, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan April 2016 tercatat US$ 23,52 juta atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA DESEMBER 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA DESEMBER 2011 P BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 10/02/12 Th. XV, 01 Februari 2012 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA DESEMBER 2011 A. PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 56/10/16/Th.XVIII, 01 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2017 Kunjungan BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 32/04/21/Th. XII, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2017 Jumlah wisatawan mancanegara atau wisman yang berkunjung

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Keenam. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 52/09/16/Th.XVIII, 01 September PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2017 Kunjungan BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 55/08/21/Th. XII, 1 Agustus 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara atau wisman yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015 No. 02/01/Th. VII, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan 2015 tercatat US$ 9,52 juta atau mengalami penurunan sebesar 10,19

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2016 No. 02/04/Th. VII, 1 April 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Februari 2016 tercatat US$ 11,66 juta atau mengalami kenaikan sebesar

Lebih terperinci