PERAN ORGANISASI PROFESI DALAM PROFESIONALISASI PENGADAAN
|
|
- Suhendra Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN ORGANISASI PROFESI DALAM PROFESIONALISASI PENGADAAN PAPARAN DIREKTUR PENGEMBANGAN PROFESI LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) PADA SIMPOSIUM NASIONAL PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH JAKARTA, November 2011
2 1. Latar Belakang 2. Profesionalisasi Pengadaan 3. Kesimpulan 2
3 1. Latar Belakang Pelaksanaan pengadaan masih belum profesional: 1. Pelaksana ditunjuk secara adhoc, bisa berganti setiap tahun; 2. Rawan pengaruh kepentingan dan intervensi; 3. Kemampuan dan kompetensi pelaksana pengadaan sangat beragam; 4. Profesionalitas tidak terjamin dan tidak terukur; 5. Pelaksanaan kurang fokus karena pelaksana masih merangkap jabatan/ kegiatan lain; 6. Akumulasi keahlian, pengalaman, dan keterampilan pelaksana tidak efektif; 7. Tidak ada jaminan peningkatan karier di bidang PBJP. 8. Insentif belum layak
4 1. Latar Belakang Isu-isu dan Tantangan dalam Profesionalisasi Pengadaan : Pendidikan dan pelatihan pengadaan pada sistem pendidikan tinggi yang menjadi dasar dalam pengembangannya belum fokus Tidak adanya catatan historis sebelumnya tentang adanya profesionaliasi pengadaan, dan tidak adanya cabang langsung dari lembaga internasional pengadaan di Indonesia Untuk membentuk suatu budaya profesional dalam pengadaan perlu dimulai dari prinsip awal. Reputasi praktek yang korup di pengadaan di beberapa daerah menutupi inisiatif dalam upaya membentuk profesionalisasi pengadaan Tidak adanya pengalaman dalam membentuk dan mengoperasikan organisasi profesional dalam pengadaan, namun dapat dipakai model dari organisasi profesional lain sebagai contoh Kurangnya perhatian diantara pejabat-pejabat tinggi tentang pentingnya profesionalisasi pengadaan.
5 Profesionalisasi Pengadaan mencakup: 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan 2. Penguatan Organisasi Profesi/Unit Pembina
6 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan 1) Pembentukan Jabatan Fungsional Pengadaan berbasis Standar Kompetensi Kerja PBJP; 2) Penyusunan uraian beban kerja pejabat fungsional PBJP berbasis standar kompetensi; 3) Penyusunan profil kompetensi untuk setiap level kualifiksi Pejabat Fungsional PBJP; 4) Penyusunan standar/pedoman penilaian kinerja (pedoman penilaian angka kredit) Pejabat Fungsional PBJP; 5) Penyusunan standar/pedoman kenaikan karir Pejabat Fungsional PBJP; 6) Penyusunan standar/pedoman pelatihan dan pendidikan serta asesmen Pejabat Fungsional PBJP.
7 2. Penguatan Organisasi Profesi/Unit Pembina 1) Penyusunan kode etik ahli pengadaan; 2) Pembuatan data base untuk pengembangan Jenjang Karir ahli pengadaan; 3) Menyediakan sarana dan prasarana untuk komunikasi dan pengembangan Jenjang Karir pejabat fungsional PBJP dan anggota organisasi profesi; 4) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengadaan dan kepatuhannya terhadap pelaksanaan kode etik dalam praktek pengadaan; 5) Melakukan advokasi dan mediasi dalam pengembangan Jenjang Karir pejabat fungsional PBJP dan anggota organisasi profesi; 6) Membuat jejaring/networking organisasi profesi pengadaan dan organisasi lainnya tingkat nasional, regional dan internasional untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman; 7) Menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan profesionalitas anggotanya maupun masyarakat luas; 8) Menyelenggarakan forum profesi tahunan sebagai wahana pertukaran pengetahuan dan pengalaman
8 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Kebijakan Pengembangan (1) : 1) Menggunakan kerangka kompetensi untuk membangun sistem jenjang karir dengan judul kerja, tanggung jawab kerja pada tingkat-tingkat yang berbeda, dan profil-profil kompetensi. 2) Menetapkan struktur organisasi ULP awal untuk mewakili keadaan dimana jenjang karir dapat terjadi dengan mengingat beragamnya kebutuhan dan pengaturan yang sekarang ini ada. 3) Melakukan analisis tentang hal-hal bagaimana jenjang karir dan penilaiannya akan dilakukan di bidang pengadaan dibandingkan dengan hal-hal yang sama di bidang lain. 4) Menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran dan advokasi dalam pengembangan jenjang karir pengadaan.
9 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Kebijakan Pengembangan (2) : 5) Menyusun suatu sistem untuk menilai dan mengalokasikan pegawai yang ada pada tangga jenjang pengadaan. 6) Melaksanakan strategi untuk memobilisasi pegawai-pegawai untuk memilih karir dan tugas di bidang pengadaan 7) Membuat data-base untuk jenjang karir (career progession) dan persyaratan alur karir (career pathing, misal uraian beban kerja; profil kompetensi; standar kinerja) 8) Menyusun struktur dan proses untuk saran teknis dan dukungan dalam pencapaian jenjang karir (career progression) dan career pathing.
10 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.1 Menyusun jenjang karir pengadaan dan persyaratannya untuk mendapat persetujuan pemerintah Kegiatan kegiatan mendesak: 1) Melaksanakan penelitian dan menyiapkan naskah akademis tentang persyaratan jenjang karir (career pathing and progression) Pejabat Fungsional Pengadaan PBJP. 2) Menyusun draft struktur jenjang karir pengadaan untuk validasi dan uraian beban kerja (untuk uji coba pengisian kuestioner beban kerja) Pejabat Fungsional PBJP 3) Memvalidasi struktur jenjang karir dan beban kerja Pejabat Fungsional PBJP sesuai dengan standar dan arahan dari Kementerian PAN & RB dan BKN 4) Menyusun kebutuhan pelatihan dari jenjang karir pengaadaan yang sedang disusun dan membandingkannya dengan program pelatihan pengadaan yang sudah ada.
11 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.1 Menyusun jenjang karir pengadaan dan persyaratannya untuk mendapat persetujuan pemerintah Kegiatan-kegiatan berikutnya: 1) Memproses aplikasi untuk jenjang karir pengadaan dan beban kerja pejabat fungsional pengadaan PBJP. 2) Berupaya untuk mendapat dukungan dari pihak-pihak yang terkait (Kemmen PAN & RB dalam penetapan Jenjang Karir dan persyaratannya (uraian beban kerja; profile kompetensi; standar kinerja) Pejabat Fungsional PBJP (PF-PBJP). 3) Menyusun uraian beban kerja PF-PBJP dengan rinci, yang mencakup kinerja standarnya, dan distribusi profil kompetensi untuk setiap tingkat kualifikasinya serta rencana advokasinya pada tingkat nasional. 4) Menyiapkan booklet tentang Jenjang Karir dan persyaratannya (uraian beban kerja; profile kompetensi; standar kinerja) Pejabat Fungsional PBJP (PF-PBJP). 5) Membagikan booklet dan mengadvokasi Jenjang Karir dan persyaratannya (uraian beban kerja; profile kompetensi; standar kinerja) Pejabat Fungsional PBJP (PF-PBJP) ke instansi tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
12 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.2 Menyusun booklet tentang struktur organisasi ULP dan fungsinya serta Jenjang Karir Pengadaan dan persyaratannya secara rinci Kegiatan-kegiatan mendesak 1) Mengkaji ulang struktur organisasi dan proses pengadaan dalam ULP dalam rangka menetapkan (meng-asess) penggunaan/pemilihan Pejabat Fungsional PBJP yang tepat/berbakat. 2) Menyusun struktur staf dan Jenjang Karir dan persyaratannya untuk berbagai model ULP yang berbeda Kegiatan-kegiatan berikutnya 1) Menyusun brosure tentang Jenjang Karir dan persyaratannya dalam bidang pengadaan di ULP 2) Menyusun standar dan persyaratan pemerkerjaan dan penggunaan tenaga profesional dalam pengadaan.
13 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.3 Kolaborasi, pemasaran dan advokasi dalam pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Kegiatan-kegiatan mendesak: 1) Menyusun strategi pemasaran dan penyiapan materi untuk pengembangan Jenjang Karir Pengadaan. 2) Menyiapkan rencana rekruitmen yang dapat menarik orang kedalam Jenjang Karir Pengadaan 3) Menyusun rencana diseminasi dan mendapatkan umpan balik dari lapangan 4) Fokus pada advokasi pada tingkat nasional dan melalui struktur pemerintah pusat.
14 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.3 Kolaborasi, pemasaran dan advokasi dalam pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Kegiatan-kegiatan berikutnya: 1) Melaksanakan sosialiasi ke daerah (provinsi, kabupaten/kota) untuk mempromosikan pengadaan sebagai suatu profesi. 2) Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas aplikasi pengembangan Jenjang Karir pengadaan dan persyaratannya 3) Menyediakan bimbingan dan penasehatan serta dukungan teknis dalam pengembangan Jenjang Karir pengadaan dan persyaratannya 4) Fokus pada advokasi tingkat provinsi dan kabupaten/kota 5) Melaksanakan lokakarya pedoman pengembangan karir untuk profesional pengadaan. 6) Membangun hubungan kerja dengan IAPI dan organisasi profesi lainnya
15 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 2.4 Menyusun data base untuk Pengembangan Jenjang Karir dan persyaratannya Kegiatan-kegiatan mendesak: 1) Membahas dengan pihak-pihak terkait dan menyusun struktur data base untuk pengembangan Jenjang Karir dan persyaratannya dalam pengadaan. Kegiatan-kegiatan berikutnya: 1) Menyusun dan menerbitkan data base dalam pengembangan Jenjang Karir dan persyaratannya untuk memberikan informasi kepada instansi pemerintah untuk mendapatkan penggunaan yang maksimal. 2) Menggunakan data base pengembangan Jenjang Karir untuk membantu dan mendukung staf dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan instansi lainnya.
16 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Kebijakan Pengembangan: 1) Pembentukan dan operasionalisasi organisisasi profesi pengadaan (IAPI) yang akan memobilisasi, meningkatkan kapasitas dan mem-profesionalkan para anggotanya dalam bidang pengadaan 2) Pelaksanaan program dan penyelenggaraan layanan yang akan membawa pada status profesional dalam bidang pengadaan 3) Pembentukan sekretariat yang dapat secara efektif dapat mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja IAPI. 4) Mendorong dan melakukan kampanye agar semua praktisi pengadaan baik yang berada di instansi pemerintah atau swasta, paruh waktu atau penuh waktu berpartisipasi dengan menjadi anggota IAPI. 5) Membentuk IAPI agar mendapat pengakuan sebagai otoritas dan titik referensi dari hal-hal yang terkait profesionalisasi pengadaan. 6) Membuat IAPI menjadi entitas advokasi resmi, pelobi dan promotor dalam pencapaian profesionalisasi dan kesejahteraan para anggotanya. 7) Memelihara kontak-kontak dan kolaborasi dengan organisasi profesi lainnya 8) Melaksanakan program komunikasi dan advokasi untuk anggotanya.
17 2. Profesionalisasi Pengadaan 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.1 Membangun infrastruktur yang diperlukan untuk operasi organisasi: Kegiatan mendesak: 1) Memilih dan menugasi pengurus Sekretariat yang efektif 2) Menyusun AD/ART dan kerangka kebijakan organisasi 3) Membuat brosur yang menunjukkan visi, misi/tujuan, sasaran, program dan layanan untuk anggota, kemajuan-kemajuan yang dicapai, etc 4) Menyusun struktur rencana kerja dan program layanan 5) Membuat booklet tentang syarat keanggotaan dan tanggung jawabnya 6) Membuat paket dan protokol untuk anggota baru, 7) Menyusun struktur dan tingkat-tingkat keanggotaan yang terkait dengan persyaratannya.
18 2. Profesionalisasi Pengadaan 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.1 Membangun infrastruktur yang diperlukan untuk operasi organisasi: Kegiatan-kegiatan berikutnya: 1) Menyusun jadwal dan format dan serta tatacara/protokol rapat-rapat 2) Menyusun booklet untuk praktisi tentang manfaat menjadi anggota IAPI 3) Membentuk database sederhana untuk mejalin kontak dengan anggota dan para pemangku kepentingan. 4) Membentuk jejaring/networks, struktur dan tata cara untuk melobi tentang peminatan profesional para anggotanya 5) Menyusun suatu hierarki profesional untuk pengakuan yang terkait dengan kompetens, kualifikasi, dan pengalaman. 6) Menyusun proses Recognition of Prior Learning (RPL) 7) Menyusun jadwal pelaksanaan rencana kerja pelayanan untuk anggota.
19 2. Profesionalisasi Pengadaan 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.2 Membangun kolaborasi, pemasaran, komunikasi dan advokasi: Kegiatan kegiatan mendesak: 1) Ikut dan menjadi afiliasi organisasi-organisasi profesi dan menghadiri pertemuan-pertemuan lintas kementerian dan lembaga. 2) Membuat brosur-brosur 3) Meningkatkan kualitas dan jumlah majalah pengadaan yang telah diterbitkan. 4) Membuat bentuk/struktur dan strategi untuk komunikasi elektronik, misal , SMS, facebook, etc 5) Melaksanakan presentasi pada Kelompok Kerja Lintas Lembaga
20 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.2 Membangun kolaborasi, pemasaran, komunikasi dan advokasi: Kegiatan-kegiatan Berikutnya: 1) Merancang strategi untuk perluasan keanggotaan dan pelantikan pengurus daerah 2) Mendorong munculnya kader-kader champion organisasi di daerah 3) Menyusun jadwal untuk kunjungan-kunjungan advokasi di daerah 4) Membentuk afiliasi dengan organisasi profesional lain baik dalam negeri maupun luar negeri 5) Memperluas strategi pemasaran melalui radio dan televisi 6) Melaksanakan convensi professional untuk profesional pengadaan. 7) Memperluas pemasaran dari manfaat afiliasi profesional
21 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.3 Penyusunan dan implementasi Kode Etik Kegiatan mendesak 1) Melaksanakan survai untuk memastikan kandungan kode etik telah sesuai dengan harapan pemangku kepentingan bidang pengadaan. 2) Melatih staf agar mampu mebyusun dan meneglola kode etik. 3) Menyusun draft kode etik profesi untuk dikaji Kegiatan berikutnya 1) Finalisasi penyusunan kode etik profesi 2) Melaksanakan proses agar kode etik profesi mendapat persetujuan dari pemangku kepentingan 3) Menyusun system untuk melaksanakan, memonitor dan menegakkan kepatuhan atas kode etik profesi 4) Menyusun modul pelatihan untuk etika standar pengadaan 5) Menjadwalkan dan melaksanakan pelatihan etika standar pengadaan 6) Menyusun dan melaksanakan system untuk aplikasi kode etik pekerjaan didalam institusi pendidikan.
22 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.4 Pelatihan manajemen tenaga professional dalam pengadaan Kegiatan mendesak: 1) Menyusun modul sederhana tentang perilaku profesional 2) Melatih staf dari Kementerian dan lembaga lain tentang perilaku profesional Kegiatan berikutnya: 1) Melatih pengajar/trainer kode etik tentang profesionalisasi dan kode etik pengadaan 1) Melaksanakan pelatihan agar pejabat pemerintah sadar akan adanya dan kemauan untuk melaksanakan kode etik yang telah ditetapkan.
23 3. Kesimpulan 1. Diperlukan penguatan tidak saja Organisasi Profesi tetapi juga penguatan instansi pembina Pejabat Fungsional PBJP. 2. Program dan kegiatan kegiatan yang diperlukan untuk memperkuat organisasi profesi dan instansi pembina Pejabat Fungsional PBJP dalam melaksanakan profesionalisasi pengadaan cukup banyak, sehingga diperlukan kerjasama yang efektif antara LKPP dengan organisasi profesi dan instansi pembina 3. Diperlukan MoU atau Nota Kerjasama antara LKPP dengan instansi pembina Pejabat Fungsional PBJP agar program profesionalisasi pengadaan dapat berjalan efektif.
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA Disampaikan pada Sosialisasi Pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Makassar,
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA Di Sampaikan Pada Acara Sosialisasi Pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian PUPR Yogyakarta, 9 Februari
Lebih terperinciKONSEP ROADMAP MODERNISASI PENGADAAN KEMENTERIAN PUPR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KONSEP ROADMAP MODERNISASI PENGADAAN KEMENTERIAN PUPR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LATAR BELAKANG TUJUAN PROGRAM MODERNISASI PENGADAAN LKPP dan MCA-Indonesia mengimplementasikan Program
Lebih terperinciPROYEK MODERNISASI PENGADAAN
PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah booklet final.indd 1 booklet final.indd 2 PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Pengantar Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium
Lebih terperinciRENCANA KERJA DIREKTORAT BINA SERTIFIKASI PROFESI TAHUN 2009 DAN 2010
RENCANA KERJA DIREKTORAT BINA SERTIFIKASI PROFESI TAHUN 2009 DAN 2010 Tugas (Sesuai Peraturan Kepala LKPP No Per. 01/Kep. LKPP/06/2008) Penyusunan strategi, kebijakan, pedoman, standar, dan manual di bidang
Lebih terperinciKerangka Acuan. Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan. Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia
Kerangka Acuan Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia Pengantar Amerika Serikat yang bertindak melalui Millennium Challenge Corporation ("MCC") dan Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG
DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KONGRES II IKATAN PENYULUH PERIKANAN INDONESIA,
(IPKANI) DEWAN PIMPINAN PUSAT SEKRETARIAT JLN. MEDAN MERDEKA TIMUR NOMOR: 16 GEDUNG MINA BAHARI III LANTAI 6 TELP. 021-3513300/3513255, FAX. 021 3513328 email: ipkanipusat@yahoo.co.id KEPUTUSAN KONGRES
Lebih terperinciPEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL PBJP BERBASIS STANDAR KOMPETENSI KERJA PBJP
PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL PBJP BERBASIS STANDAR KOMPETENSI KERJA PBJP PAPARAN DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)
Lebih terperinci2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1325, 2015 KEMENPORA. Fasilitasi. Kewirausahaan Pemuda. Pemberian. Pencabutan PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0944 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA. DR. Adi Suryanto, MSi. Kepala LAN RI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL APARATUR SIPIL NEGARA DR. Adi Suryanto, MSi Kepala LAN RI Disampaikan pada Sosialisasi Program Diklat Tahun 2017 Provinsi Jawa Tengah 18 Januari 2017 Pokok Pembahasan 1 Kebijakan
Lebih terperinciKebijakan dan Layanan Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Direktorat Sertifikasi Profesi LSP LKPP
Kebijakan dan Layanan Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Direktorat Sertifikasi Profesi LSP LKPP TUJUAN PRESENTASI Tujuan : Menjelaskan Kebijakan dan Layanan Sertifikasi PBJP DASAR HUKUM PERATURAN
Lebih terperincipanduan praktis Edukasi Kesehatan
panduan praktis Edukasi Kesehatan 01 02 panduan praktis Edukasi Kesehatan Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga (Lembaran Negara Republik Indonesia T
No.831, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. LADI. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA ANTI DOPING INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan : 1. Divisi adalah satuan kerja
Lebih terperinci2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb
No.272, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Penggerak Swadaya Masyarakat. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
Lebih terperinci2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.
No.1, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pegawai. Pola Karir. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinciPeraturan...
- 1 - Menimbang PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH NARKOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI I. UMUM Dalam
Lebih terperinci2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P
No.1877, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. Pejabat Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa. Pengembangan dan Pembinaan Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI
ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciSOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL
SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL KERJASAMA ANTARA PUSRENGUN BPPSDM KESEHATAN KEMENKES RI DENGAN WORLD HEALTH ORGANIZATION The WHO Global Code of
Lebih terperinci*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 2013 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG
-1- DRAFT REVISI CLEAN HASIL RAPAT 7 FEB 2014 SALINAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG BADAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO Bachtiar Saruddin Komite Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1804, 2014 KEMENPAN RB. Asisten Pelatih. Olahraga. Jabatan Fungsional PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN
PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 04 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. SEJARAH BPS Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinciSinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) di Pusat dan Daerah
Sinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) di Pusat dan Daerah oleh: Dr. NUR HYGIAWATI RAHAYU, S.T., M.Sc. Kepala Pusbindiklatren Bappenas disampaikan dalam Seminar
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciIMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana
IMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana Dr. Herman, M.Si. Direktur Jabatan ASN Badan Kepegawaian Negara 1 MATERI I. Manajemen PNS: Framework II. Gambaran JF
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 04 UNGARAN Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciJakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciMODUL PENGEMBANGAN KARIR PNS (PENELITI) Pusbindiklat Peneliti. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama
MODUL PENGEMBANGAN KARIR PNS (PENELITI) Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Pusbindiklat Peneliti LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2017 C Pusbindiklat Peneliti-LIPI PENDAHULUAN Mata diklat
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN BUKU VII PEDOMAN ASESMEN LAPANGAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2014 DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2 BAB II 3 PROSEDUR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.67, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Jabatan Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Angka Kreditnya. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciCMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan
CMS CAREER MAPPING SYSTEM Pendahuluan Pemerintah menyadari bahwa sistem perencanaan tenaga kerja dan strategi pengembangan karir bagi manajer perkotaan yang ada saat ini sudah tidak memadai. Keadaan ini
Lebih terperinciLEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DALAM
Lebih terperinciK A T A P E N G A N T A R
K A T A P E N G A N T A R Salah satu tugas Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan secara nasional untuk memacu
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent
No.794, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. ULP. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 43 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN RB @2017 PENDAHULUAN BAGAIMANA TRANSFORMASI BIROKRASI INDONESIA? 2025 2018 2013 Dynamics bureaucracy Vision and Performance based
Lebih terperinciSTANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian
STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciREKOMENDASI PERTEMUAN NASIONAL JEJARING KONSELOR HOTEL GRAND CEMPAKA JAKARTA TANGGAL, NOVEMBER 2006
REKOMENDASI PERTEMUAN NASIONAL JEJARING KONSELOR HOTEL GRAND CEMPAKA JAKARTA TANGGAL, 14 17 NOVEMBER 2006 Pertemuan nasional jejaring konselor HIV/AIDS yang diselenggarakan di Jakarta mulai tanggal 14
Lebih terperinci- 3 - Pasal Jabatan
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PELATIH OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA 17 /PER/M.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17 /PER/M. KOMINFO/03/2009 TENTANG DISEMINASI INFORMASI NASIONAL OLEH PEMERINTAH,
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
Lebih terperinciSTANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
STD-SPM.Pol//7/2017 STD-SPM.Pol//7/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf
Lebih terperinci- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas Kominfo) Provinsi Jawa Barat periode 2013-2018 merupakan bagian integral dari program pembangunan Pemerintah Provinsi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.13/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciLembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari, Surakarta 57147 Jawa Tengah Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR Peraturan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN Tentang:
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 Tentang: @pddikti forlap.ristekdikti.go.id Pusat Data dan Informasi Iptek Dikti Kemristekdikti OUTLINE 01
Lebih terperinciProf. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP
KATA SAMBUTAN Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan ditetapkan dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2013 DATA DAN INFORMASI FAKULTAS* IDENTITAS Nama Perguruan
Lebih terperinciPEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pedoman ini diterbitkan oleh Sekretariat KNAPPP Alamat:
Lebih terperinciPEMBENTUKAN JABATAN FUNGISONAL TERTENTU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PEMBENTUKAN JABATAN FUNGISONAL TERTENTU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SESUAI ARAH KEBIJAKAN JABATAN FUNGSIONAL DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG ASN DAN RPP MANAJEMEN PNS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciSTANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA I. VISI, MISI, DAN TUJUAN UNIVERSITAS A. VISI 1. Visi harus merupakan cita-cita bersama yang dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan
Lebih terperinciTINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI
TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)
Lebih terperinciSTANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian
STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciUJI KOMPETENSI PENYESUAIAN/INPASSING JABFUNG PPBJ. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan SDM LKPP
UJI KOMPETENSI PENYESUAIAN/INPASSING JABFUNG PPBJ Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan SDM LKPP TUJUAN PRESENTASI Menjelaskan Tata Cara Uji Kompetensi Penyesuaian/Inpassing Jabfung PPBJ DASAR HUKUM
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika
Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Lebih terperinciRINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (Permentan No.30 Tahun 2011) A. BAGIAN ORGANISASI 1. Subbagian Evaluasi Organisasi Subbagian Evaluasi
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah
BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah mengalami beberapa perubahan antara lain : Dinas kebersihan
Lebih terperinciVISI, MISI DAN PROGRAM KERJA
VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA Oleh Prof. Dr. Herri CALON DEKAN FEUA PERIODE TAHUN 2016-2020 Visi Menjadi Fakultas Ekonomi yang menghasilkan sumber daya insani yang kreatif, inovatif, profesional dan kompetitif,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.817, 2012 PPATK. Organisasi. Tata Kerja. PPATK. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-07/1.01/PPATK/08/12 TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya
No.1802, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Fungsional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010
KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PENGAWAS
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP
BAB V. PENUTUP Sekretariat Badan Litbang Pertanian sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2014 mengimplementasikan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG I. UMUM Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan Pasal 65
Lebih terperinciPeraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
- 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci