PEMILIHAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENDEKATAN SISTEM
|
|
- Inge Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Eknmi Pembangunan Vlume 11, Nmr 1, Juni 2010, hlm PEMILIHAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENDEKATAN SISTEM Sutikn 1, Eddy Setiadi Sedjn 2, Agnes Tuti Rumiati 1, dan Lantip Trisunarn 3 1 Jurusan Statistika Fakultas MIPA Institut Teknlgi Sepuluh Npember Surabaya 2 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas TSP Institut Teknlgi Sepuluh Npember Surabaya 3 Jurusan Teknik Industri Fakultas TI Institut Teknlgi Sepuluh Npember Surabaya Jalan Kampus ITS Suklil Trml Ps 900 Surabaya Jawa Timur Telepn (031) , tikn@yah.cm Diterima 26 Desember 2009 / Disetujui 5 Mei 2010 Abstract: This research aims t cmpile the prgrams fr pverty alleviatin by cmmunity empwerment mdel and review the determinatin prgram as effectiveness evaluatin pverty alleviatin prgram which still can t be wrked prperly. Stages the cmpiling prgram f pverty alleviatin is mapping the sciecnmic cnditins f the pr, basic infrastructure cnditins, sci-cultural issues, and ptential issues; identifying the hpes and predicting the ecnmic develpment pprtunities; creating the pverty alleviatin prgram by SWOT analysis and planning implementatin prgram with KPD. Based n the result f SWOT and scring analysis, the selected prgrams are training and assistance, the establishment f cperative saving and lans, clean water fr pr husehlds, rural develpment with the utilizatin f clean water, husehld waste management, and package educatin prgram A, B, and C. Keywrds: pverty alleviatin, SWOT analysis, cmmunity empwerment, entrepreneurship Abstrak: Penelitian ini bertujuan menyusun prgram-prgram pengentasan kemiskinan melalui mdel pemberdayaan masyarakat dan mengkaji kembali prses penentuan prgram sebagai evaluasi efektivitas prgram pengentasan kemiskinan yang dinilai masih belum dapat berjalan dengan baik. Tahapan dalam penyusunan prgram pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan adalah memetakan kndisi ssial eknmi masyarakat miskin, kndisi infrastruktur dasar, persalan ssial-budaya, dan ptensi yang dimiliki; mengidentifikasi keinginan, harapan, dan memprediksi peluang pengembangan eknmi; membuat perencanaan prgram pengentasan kemiskinan melalui analisis SWOT dan perencanaan prgram pendampingannya; pembentukan KPD, knfirmasi dan rencana implementasi prgram bersama KPD. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan scring, prgram terpilih di antaranya pelatihan dan pendampingan wirausaha, pendirian kperasi simpan pinjam, pengadaan air bersih untuk RTM, pengembangan desa dengan pendayagunaan air bersih, penanganan sampah rumahtangga, dan prgram pendidikan paket A, B, dan C. Kata kunci: pengentasan kemiskinan, analisis SWOT, pemberdayaan masyarakat, wirausaha PENDAHULUAN Menurut BPS prvinsi Jawa Timur (2009), jumlah penduduk miskin (yang berada di bawah garis kemiskinan) di Jawa Timur sampai dengan bulan Maret 2009 mencapai 6,02 juta jiwa (16,68 persen). Persentase penduduk miskin yang tinggal di pedesaan adalah lebih besar 64,32 persen, sedangkan sisanya 35,68 persen tinggal di perktaan. Persentase penduduk miskin ini relatif berkurang dibanding dengan tahun 2008 yang mencapai 6,651 juta
2 jiwa (18,51 persen) dengan persentase penduduk miskin tinggal di pedesaan juga lebih besar 65,26 persen. Selama peride jumlah penduduk miskin berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada peride jumlah penduduk miskin cenderung menurun, namun pada tahun justru terjadi sebaliknya yaitu jumlah penduduk miskin yang meningkat cukup drastis menjadi sebesar 7,14 juta jiwa (19,95 persen) pada tahun 2005 dan 7,68 juta jiwa (21,09 persen) pada tahun Tahun jumlah dan persentase penduduk miskin mengalami penurunan kembali setiap tahunnya, yaitu hanya berkisar 1 2 persen. Secara umum prgram-prgram pengentasan kemiskinan dapat dikategrikan menjadi dua kelmpk besar (Bappenas, 2007). Kelmpk pertama terdiri dari prgram-prgram yang ditujukan hanya pada rang miskin. Jika prgram-prgram ini dilaksanakan secara efektif, maka keluarga-keluarga miskin yang benarbenar akan menikmati hampir seluruh manfaatnya. Kelmpk prgram ini sangat tergantung pada pentargetan awal yang akurat untuk memastikan bahwa penerima manfaat teridentifikasi dengan benar. Cnth prgramnya adalah bantuan beras untuk rakyat miskin (RASKIN) (2007), BLT (2006), Jaminan Kesehatan (Askeskin) (2006), PNPM Mandiri (2007), PKPS BBM (2005). Kelmpk kedua terdiri dari prgramprgram yang ditujukan tidak hanya untuk rakyat miskin tapi juga untuk masyarakat dari semua glngan pendapatan, tapi secara prprsinal akan memberi manfaat lebih bagi rakyat miskin. Cnth prgram ini adalah pendanaan pelayanan kesehatan, penyediaan bat generik, dan pengurangan biaya seklah, BOS (2005). Prgram-prgram penanggulangan kemiskinan di Jawa Timur yang telah dilaksanakan leh pemerintah pusat maupun daerah di antaranya: Gerdutaskin (1997), PKPS BBM (2003; 2005), PNPM Mandiri (2008). Empat prgram pertama sebagian besar bersifat tp-dwn, sedangkan prgram PNPM mandiri prses penentuannya bersifat bttm-up yang lebih menekankan pada peran aktif masyarakat mulai dari prses pemilihan prgram hingga mnitring dan evaluasi (mnev). Prgramprgram yang bersifat bttm-up juga masih belum ptimal meskipun tingkat kegagalannya lebih rendah jika dibanding dengan prgram tp-dwn. Selain itu, prgram-prgram lainnya yang juga berperan penting dalam pengentasan kemiskinan antara lain: Raskin (2002), Jamkesmas (2005), BLT (2006), BOS (2007), PKH (2007), KUR (2007). Sampai saat ini efektifitas prgram-prgram pengentasan kemiskinan yang telah diuji cbakan pemerintah baik yang bersifat tp-dwn maupun bttm-up dinilai masih belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan rendahnya tingkat keberhasilan prgram-prgram yang bersifat tp-dwn karena masyarakat sasaran prgram tidak dilibatkan dalam penentuan prgram dan aktivitas mnev sehingga masyarakat seperti mendapatkan hibah dari pemerintah dan tidak perlu mengembalikan lagi. Prgram-prgram yang bersifat bttm up juga demikian meski tingkat kegagalannya lebih rendah dibanding dengan prgram tpdwn. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa prgram-prgram pengentasan kemiskinan yang telah dilaksanakan belum secara signifikan mampu menurunkan jumlah penduduk miskin sehingga memunculkan pertanyaan tentang sebab banyaknya prgram penanggulangan kemiskinan yang tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian kembali prses penentuan prgram-prgram kemiskinan sebagai evaluasi efektivitas prgram pengentasan kemiskinan yang dinilai masih belum dapat berjalan dengan baik. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kndisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat juga dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar pendampingan masyarakat, yaitu (Karsidi, 2002): (1) Belajar dari masyarakat; (2) Pendamping sebagai fasilitatr, masyarakat sebagai pelaku; (3) Saling belajar, saling berbagi pengalaman. Pada penelitian ini diterapkan pengembangan mdel pemberdayaan masyarakat 136 Jurnal Eknmi Pembangunan Vlume 11, Nmr 1, Juni 2010:
3 untuk memilih prgram pengentasan kemiskinan di Desa Sumberddl, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Magetan dan Desa Metatu, Kecamatan Panekan, Kabupaten Gresik. Kemiskinan dan Prgram Kemiskinan. Ptret tentang kemiskinan cenderung memperlihatkan suatu kndisi yang kmpleks, berdiri sendiri, ataupun yang berinteraksi antara faktr ssial, budaya, eknmi, dan plitik (Rachmat, 1997). Dengan keluarnya Inpres N.5 Tahun 1993 diharapkan sebagai suatu kekuatan dan mmentum pembangunan bagi masyarakat dalam membantu percepatan pengurangan prses kemiskinan, khususnya di desa-desa tertinggal (Bappenas, 1994). Menurut BPS, kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar dari kebutuhan dasar, baik makanan maupun bukan makanan. Standar ini disebut sebagai garis kemiskinan, yakni kebutuhan dasar makanan setara 2100 kalri energi per kapita per hari, ditambah nilai pengeluaran untuk kebutuhan dasar bukan makanan yang paling pkk (BPS, 2006). Persalan kemiskinan merupakan persalan yang sangat kmpleks. Banyak faktr yang berperan menjadi penyebab kemiskinan. Menurut Yasa (2007) ketidak-beruntungan yang melekat pada keluarga miskin, keterbatasan kepemilikan aset (pr), kelemahan kndisi fisik (physically weak), keterislasian (islatin), kerentaan (vulnerable), dan ketidakberdayaan (pwerless) adalah berbagai penyebab mengapa keluarga miskin selalu kekurangan dalam memenuhi dasar hidup, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan layak untuk anak-anaknya. Kndisi serba kekurangan dari masyarakat miskin tersebut menyebabkan mereka tidak dapat menjalankan fungsi ssialnya. Selain itu, kultur kemiskinan yang masih kental dalam masyarakat dengan budaya tlng-menlng pada satu sisi dapat bersifat psitif, namun di sisi yang lain juga dapat mengaburkan arti kemiskinan yang sebenarnya. Orang yang sebenarnya sangat miskin, merasa tidak terlalu miskin karena bantuan ssial di sekelilingnya. Kndisi kemiskinan diperparah leh kewajiban ssial yang ditanggung keluarga miskin, seperti kewajiban menyumbang. Situasi yang seperti ini menyebabkan berbagai prgram penanggulangan kemiskinan dan pembangunan pedesaan menghadapi hambatan dalam pelaksanaannya (Listyaningsih, 2004). Beberapa langkah knkrit yang dilakukan pemerintah sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, dijabarkan dalam berbagai prgram yang diharapkan menjadi instrumen utama dalam kegiatan tersebut. Berbagai prgram yang telah dilaksanakan termasuk cakupan dalam prgram kelmpk pertama maupun kedua (Bappenas, 2007) di antaranya tampak dalam Tabel 1. Pemberdayaan Masyarakat. Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfkuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (Sumber Daya Manusia), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial (Rahayu, 2008). Aspek-aspek tersebut bisa jadi dikembangkan menjadi aspek ssial-budaya, eknmi, plitik, keamanan, dan lingkungan Strategi pembangunan yang bertumpu pada pemberdayaan dipahami sebagai suatu prses transfrmasi dalam hubungan ssial, eknmi, budaya, dan plitik masyarakat. Implementasinya merupakan suatu knsukensi dari pergeseran paradigma pembangunan nasinal yang mengarah pada tercapainya upaya pembangunan yang berpusat pada manusia (peple centered develpment). Pendekatan utama dalam knsep pemberdayaan adalah masyarakat tidak dijadikan byek, tetapi subyek dari pembangunan. Pendekatan tersebut harus terarah (targetted), mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan masyarakat sebagai sasaran, dan menggunakan pendekatan kelmpk. Analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktr secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada lgika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opprtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Prses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan rganisasi. Dengan demikian perencana strategis harus menganalisis faktr-faktr stra- Pemilihan Prgram Pengentasan Kemiskinan (Sutikn dkk.) 137
4 Tabel 1. Prgram-Prgram Pengentasan Kemiskinan N Jenis Bantuan Waktu Sumber bantuan Bentuk/Jumlah 1. PNPM Mandiri 2007 Pusat (Menkkesra) Dana 1,448 trilliun dan benih tanaman pertanian 2. PKPS BBM 2005 Pusat Pendidikan, kesehatan, infrastruktur pedesaan 3. Raskin 2002 Pusat Uang dan Beras 4. Prgram Asuransi Kesehatan untuk rang miskin (Askeskin) 2005 Pusat (Departemen Kesehatan) Layanan Kesehatan 5. Bantuan Operasinal Seklah (BOS) 6. Prgram Keluarga Harapan (PKH) Pusat (Mendiknas) Dana untuk PSB (50,2 dan 61,4 trillun) 2007 Pusat Uang untuk pendidikan dan kesehatan 7. Gerdu Taskin 2005 Prvinsi Mdal usaha 8. Usaha mikr kecil dan 1993 Pusat 2% laba BUMN, Usaha menengah (UMKM). 9. IDT (Inpres Desa Tertinggal) Pusat Pembangunan Desa tegis perusahaan dalam kndisi yang ada saat ini. Hal ini sering disebut dengan analisis situasi atau kndisi. Mdel yang ppular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 1997). Hasil Penelitian Sebelumnya. Prgramprgram kemiskinan di Jawa Timur telah banyak dilakukan leh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Prses penentuan prgram tersebut sebagian besar murni bersifat tp-dwn, sehingga seringkali penerima sasaran prgram merasa tidak memiliki tanggungjawab terhadap keberlanjutan prgram. Prgram-prgram pengentasan kemiskinan yang telah dilaksanakan sebagian besar keterukuran keberhasilan prgram belum ada. Setelah prgram-prgram tersebut selesai dilaksanakan, keberlanjutannya tidak jelas. Dengan demikian seringkali muncul prgram baru, namun sebenarnya sejenis. Di samping itu prgram-prgram pengentasan kemiskinan bersifat seragam tanpa memperhatikan karakteristik masyarakat penerima prgram (sasaran). Padahal setiap wilayah mempunyai karakteristik baik masyarakat, budaya, dan wilayah yang berbeda-beda. Beberapa penelitian UP3D yang terkait dengan mnitring dan evaluasi prgram pengentasan kemiskinan di antaranya mnitring dan evaluasi Prgram Kmpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar minyak (PKPS BBM) tahun 2003 dan Prgram PKPS BBM berasal dari pemerintah pusat. Beberapa kesimpulan dari mnitring dan evaluasi prgram tersebut adalah ragam prgram cukup banyak sehingga efektivitas prgram masih belum ptimal. Karena prgram bersifat tp-dwn, sehingga sebagian besar sasaran prgram (keluarga miskin) menganggap prgram tersebut hibah dan tidak perlu dipertanggungjawabkan. Tahun 2006, UP3D melakukan mnitring evaluasi prgram PAM DKB, yaitu prgram penanggulangan dampak kenaikan BBM yang dilakukan leh Pemerintah Prvinsi Jawa Timur. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat tumpang tindih prgram kemiskinan dengan pemerintah pusat. Tingkat efektivitas prgram yang rendah karena penerima prgram merasa tidak diikutkan dalam prses penentuan prgram. UP3D (2008; 2009) telah melakukan penelitian tentang CSR (Crprate Scial Respinsibility) di wilayah Tuban bekerjasama dengan PT. Hlcim Indnesia. Prses penyusunan prgram diawali dari pemetaan ssial dan penggalian infrmasi sumber 138 Jurnal Eknmi Pembangunan Vlume 11, Nmr 1, Juni 2010:
5 penghidupan serta aktivitas bisnis yang dilakukan leh caln sasaran prgram. Di samping itu digali permasalahan, persepsi, dan harapan masyarakat. Beberapa permasalahan yang digali berkaitan dengan infrastruktur dasar (air bersih dan sanitasi), pendidikan, kesehatan, dan aktivitas bisnis. Selanjutnya disusun daftar masalah dan kebutuhan serta prgram-prgram yang sesuai dengan wilayah. Prses penyusunan prgram masyarakat dilibatkan (bttm-up), namun juga dilakukan tp-dwn ketika penentuan priritas prgram. METODE PENELITIAN Prses Umum Secara umum prses pengembangan mdel pemberdayaan untuk pengentasan kemiskinan terdiri atas 5 tahapan yaitu (1) studi literatur, penyusunan instrumen pengumpulan data (kuisiner, panduan wawancara mendalam), penyusunan disain sampling; (2) pengumpulan data primer, (survey) dan data sekunder; (3) analisis data untuk menggambarkan kndisi yang ada serta analisis dalam pemilahan kebutuhan, penyusunan prgram, (4) diskusi kelmpk terfkus (FGD) dan pembentukan Kelmpk Perwakilan Desa (KPD), (5) knfirmasi dan rencana implementasi prgram kemiskinan bersama KPD. Prses umum penelitian disajikan pada Gambar 1. Lkasi dan Pengumpulan Data Lkasi adalah di Desa Sumberddl, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Magetan dan Desa Metatu, Kecamatan Panekan, Kabupaten Gresik. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer, data sekunder, serta Fcus Grup Discussin (FGD). Data sekunder mencakup data gegrafi dan mngrafi desa, serta mngrafi Gambar 1. Diagram Alir Prses Penelitian Pemilihan Prgram Pengentasan Kemiskinan (Sutikn dkk.) 139
6 rumahtangga miskin. Pengumpulan data primer dilakukan melalui tiga prses yaitu survai, rapid survai dan in depth interview. Variabel-variabel yang digunakan adalah variabel-variabel dari data sekunder dan primer yang dikelmpkkan menjadi tiga aspek, yaitu: (1) Aspek Ssial Budaya, (2) Aspek Eknmi, dan (3) Aspek Lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Metde analisis meliputi (1) analisis deskriptif, (2) analisis SWOT yang digunakan untuk menganalisis situasi saat ini berkaitan dengan aspek eknmi, ssial-budaya dan lingkungan Desa Sumberddl dan Metatu, dan (3) Pembbtan scring Digunakan untuk prses pemilihan prgram priritas. Kriteria yang digunakan untuk memilih prgram priritas pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut; (1) Manfaat prgram, (2) Tingkat kepentingan, (3) Kemungkinan keberhasilan, dan (4) Impact. Metde analisis data disajikan pada Gambar 2. Pada tahap analisis dan pembahasan prses pemilihan prgram pengentasan kemiskinan ini akan dilakukan studi kasus di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik dan Desa Sumberddl, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. pengellaan beberapa prgram bantuan melalui prses pendampingan, kesinambungan prgram kurang diperhatikan. Mereka hanya melaksanakan tugasnya pada saat pendampingan, ketika selesai melaksanakan tugasnya dan meninggalkan lkasi prgram yang sebelumnya berjalan menjadi terganggu, bahkan terancam bubar dan tidak terjadi kesinambungan prgram. Selain itu masih diperlukan penjelasan mengenai prgram yang berjalan pada masyarakat supaya diperleh pemahaman yang benar terhadap prgram yang ada. Hal tersebut merupakan salah satu tugas pendamping ketika melakukan pendampingan terhadap prgram yang berjalan, sehingga terjadi transfer infrmasi dengan warga setempat dan diharapkan terjalin kesinambungan pada waktu-waktu berikutnya. Secara umum warga sangat mendukung dan menerima dengan baik prgram pengentasan kemiskinan yang dijalankan. Namun keterlibatan masyarakat dalam prgram-prgram kemiskinan yang ada masih cukup minim, dikarenakan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas. Sebagian besar memilih hanya menerima dan memanfaatkan. Prgram bantuan kemiskinan yang telah diberikan dianggap sangat membantu (38,24 persen) dan cukup membantu (33,33 persen) sebagian besar rumah tangga miskin (lihat Gambar 2). Prgram-Prgram Bantuan Pengentasan Kemiskinan dan Dampaknya terhadap RTM Berdasarkan identifikasi prgram-prgram bantuan kemiskinan, sebagian besar rumahtangga miskin yang mendapatkan bantuan BLT dan raskin. Tabel 1 menyajikan jenis prgram bantuan kemiskinan yang pernah ada di Desa Metatu dan Sumberddl. Jenis bantuan kemiskinan yang diterima RTM cukup beragam baik bantuan langsung tunai, peminjaman mdal, maupun infrastruktur dasar. Bantuan-bantuan tersebut masih minim pengem-bangan sumber daya manusia, seperti pelatihan-pelatihan keterampilan. Prgram pengentasan kemiskinan yang sudah dijalankan cukup efektif. Namun, pada 140 Sumber: Survai 2009 Gambar 2. Pendapat Masyarakat terhadap Prgram Bantuan Jurnal Eknmi Pembangunan Vlume 11, Nmr 1, Juni 2010:
7 Manfaat yang telah dirasakan di antaranya meringankan pemenuhan kebutuhan seharihari, menambah mdal, beberapa fasilitas umum menjadi lebih baik dan meningkatkan kerukunan ssial antarwarga walaupun ada beberapa masyarakat belum merasa terbantu secara keseluruhan. Strategi Pengembangan RTM dan Pemilihan Prgram Analisis SWOT Analisis kebutuhan sebagai dasar pemilihan prgram dilakukan didasarkan pada analisis ptensi dan permasalahan, keinginan masyarakat, dan analisis SWOT yaitu dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang harus dihadapi. Aspek-aspek yang diperhatian meliputi aspek ssial budaya, lingkungan, maupun aspek eknmi. Adapun prgram-prgram yang dianalisis dengan metde SWOT berdasarkan aspek ssial budaya, eknmi, dan lingkungan disajikan di Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4. Prgram Ptensial dan Priritas Prgram untuk Pengentasan Kemiskinan Berdasarkan hasil analisis SWOT, dapat ditentukan kebutuhan RTM dan prgram-prgram yang sesuai. Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7 menjelaskan kebutuhan dan prgram ptensial serta sasaran dan lkasi prgram. Pemilihan Priritas Prgram Berdasarkan hasil perhitungan scre didapatkan pilihan prgram sesuai peringkat skr. Tiga prgram yang terpilih berdasarkan nilai ttal skr tertinggi: (1) Aspek ssial budaya: menciptakan usaha prduktif, pelatihan dan pendampingan wirausaha, dan prgram penidikan paket A, B, dan C. (2) Aspek eknmi: Pelatihan dan pendampingan untuk keterampilan dan wirausaha, peningkatan keterampilan mencari peluang usaha, dan pendirian kperasi simpan pinjam. (3) Aspek lingkungan: pengadaan air bersih, pengembangan desa dengan pendayagunaan air bersih, dan penanganan sampah rumahtangga. Perhitungan skr disajikan di Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10. Tabel 2. Prgram Kemiskinan N Jenis Bantuan Waktu Sumber bantuan Bentuk/Jumlah (Desa Sumberddl) PAM DKB 2005 Prvinsi Padat kerja (kambing 80 bergulir) 2 PNPM (PPK) Pusat Renvasi seklah, perbaikan jalan 3 PNPM Mandiri 2007-skrg Pusat USP Perempuan 4 Gerdu taskin Kabupaten USP, penggemukan sapi 5 PKPS BBM Pusat BLT, JAMKESMAS 6 Desa mdel binaan Gerdu Taskin 2009 Bapemas Pemrv Jatim, Dinas Pemb. USP, Pengembangan klam renang desa Masy Kab Magetan 7 Raskin Pusat Beras ptng harga jadi 1600/kg (Desa Metatu) PNPM Mandiri Pemerintah Pusat Simpan Pinjam 2. PKPS BBM Pusat BLT, JAMKESMAS 3. Raskin Pusat Sembak 4. Desa mdel binaan Gerdu Taskin 2009-sekarang Sumber: Hasil Wawancara Mendalam, 2009 Pemrv Jatim, Dinas Pemberdayaan Masy. Kabupaten Gresik Pemilihan Prgram Pengentasan Kemiskinan (Sutikn dkk.) 141 USP
8 Tabel 3. SWOT Aspek Eknmi Sub Aspek Faktr Pendukung Kekurangan Peluang Tantangan Pertanian Peternakan (sapi, ayam ptng, ayam petelur, dan telur puyuh) Tanah subur dan air melimpah Banyaknya aneka hasil pertanian Memiliki keterampilan bertani Ada kelmpk tani yang membina para petani atau menjadi wadah bagi para petani Terdapat tenaga usia prduktif Terdapat tenaga usia prduktif Terdapat air bersih SDM Memiliki keterampilan beternak Pemanfaatan ktran hewan untuk rabuk Ketersediaan SDA untuk pakan ternak Perikanan Tersedia air bersih Memiliki keterampilan Kerajinan Besek dan Anyaman Bambu Usaha pembuatan tempe Kerajinan tradisinal sarung tenun Perdagangan Tersedia tenaga usia prduktif Bahan baku mudah didapat Adanya usia prduktif Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan Adanya peralatan pendukung Ada relasi usaha Ada usia prduktif Pengalaman berdagang Banyak RTM tidak memiliki lahan pertanian sendiri Sistem irigasi sederhana Belum lengkapnya alat penglahan pertanian Keterampilan rendah dalam menglah hasil pertanian Biaya untuk pakan dan bat masih rendah Minimnya kemampuan pencegahan penyakit Kurang ada minat usaha perikanan Tidak ada kelmpk usaha pertanian Mdal terbatas Keterampilan rendah Pemasaran masih terbatas warga setempat Peralatan masih sederhana Tidak ada kelmpk usaha Pemasaran hanya di wilayah setempat Prduk tempe tidak tahan lama Mdal terbatas Hanya sebagai usaha sampingan Kapasitas prduksi rendah Manajemen usaha rendah Mdal terbatas Kemampuan mencari peluang pasar rendah Adanya pembeli hasil pertanian Adanya bantuan gerdu taskin penggemukan sapi ( ) dan PAM DKB padat kerja (2005) Adanya pembeli Adanya prgram unit simpan pinjam Adanya dukungan prgram pemerintah kabupaten Adanya kperasi simpan pinjam Adanya kperasi simpan pinjam Adanya kperasi simpan pinjam Adanya pembeli Adanya prgram kperasi simpan pinjam Ketersediaan benih dan pupuk sering terlambat Mahalnya benih dan pupuk Ketergantungan dengan pembeli Biaya pinjaman untuk pengellaan pertanian tinggi Tergantung kndisi alam. Lkasi pembelian pakan, bat-batan, dan peralatan perasinal jauh Mahalnya benih, pakan, dan bat-batan Adanya kmpetitr Persaingan antar prduksi cukup ketat Bahan baku sulit didapat Adanya prduk kmpetisi Hanya tergantung pesanan dari luar Belum ada lembaga keuangan Banyaknya pesaing Pemulung Banyak sampah rumah tangga Adanya usia prduktif Terdapat kelmpk pemulung Pengalaman memilih jenis sampah prduktif Keterampilan penglahan sampah Adanya pembeli langsung Adanya prgram Teknlgi Tepat Guna dari pemerintah kabupaten Persepsi negatif dari masyarakat 142 Jurnal Eknmi Pembangunan Vlume 11, Nmr 1, Juni 2010:
9 Tabel 4. SWOT Aspek Lingkungan SubAspek Faktr Pendukung Kekurangan Peluang Tantangan Air Bersih Kemampuan kuat untuk memanfaatkan sumber air bersih di Sumberddl Adanya telaga untuk penampungan air Air Limbah Rumahtangga Mayritas sudah memiliki kamar mandi dan jamban Adanya sumber air bersih Lkasi jauh Adanya bumi perkemahan Pembuangan air besar melalui sungai/drainase, sawah/tegalan Kesadaran masyarakat akan sanitasi rendah Minimnya fasilitas MCK Kekurangan air bersih Daya beli fasilitas sanitasi rendah Adanya prgram pemerintah kabupaten terkait kesehatan masyarakat Sampah Terdapat Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Adanya pemulung Kebiasaan membuat rabuk TPA berada dekat dengan telaga menimbulkan pencemaran lingkungan Kesadaran masyarakat rendah Belum ada pengellaan sampah yang baik Belum ada pengellaan sampah yang baik Belum ada kesadaran untuk pemilahan sampah kering dan basah Prgram pemerintah Kebutuhan petani untuk pupuk Kecenderung an petani untuk menggunakan pupuk dari sampah anrganik Pemilihan Prgram Pengentasan Kemiskinan (Sutikn dkk.) 143
10 Tabel 5. Kebutuhan dan Prgram Ptensial untuk Aspek Ssial Sub Aspek Harapan RTM Kebutuhan Prgram Target Lkasi Pendidikan Peningkatan kemampuan dan keterampilan Menyediakan kejar paket A, B, dan C Prgram Paket A, B, dan C RTM usia 25 sampai 55 tahun Sumberddl dan Metatu Kesehatan Pengangguran Kualitas kesehatan lebih baik Adanya lapangan usaha Peningkatan kemampuan dan keterampilan. Penyadaran pentingnya pendidikan Penyadaran RTM pla hidup bersih dan sehat Ketersediaan peluang kerja Peningkatan keterampilan Beasiswa Anak usia seklah Penyuluhan RTM Sumberddl dan Metatu Menciptakan usaha prduktif Pelatihan dan pendampingan wirausaha RTM usia prduktif Sumberddl dan Metatu Tabel 6. Kebutuhan dan Prgram Ptensial untuk Aspek Eknmi Sub Aspek Harapan RTM Kebutuhan Prgram Target Lkasi Pertanian Bantuan mdal, peralatan, dan keterampilan penglahan hasil pertanian Dukungan pemdalan dengan bunga rendah Kelancaran distribusi benih dan pupuk Invasi penglahan hasil pertanian Pendirian kperasi simpan pinjam Pelatihan dan pendampingan manajemen penglahan hasil pertanian RTM Petani dan buruh tani Sumberddl dan Metatu Peternakan (sapi, ayam ptng, ayam petelur, dan telur puyuh) Bantuan mdal Dukungan mdal dengan bunga rendah Pelatihan pengellaan peternakan Pendirian kperasi simpan pinjam Pelatihan dan pendampingan manajemen penglahan hasil peternakan RTM peternak Sumberddl Perikanan Menumbuhkan minat di bidang perikanan Pelatihan dan pendampingan pengellaan manajemen perikanan RTM yang berptensi dibidang perikanan Sumberddl 144 Jurnal Eknmi Pembangunan Vlume 11, Nmr 1, Juni 2010:
11 Tabel 7. Kebutuhan dan Prgram Ptensial untuk Aspek Lingkungan Sub - Aspek Harapan RTM Kebutuhan Prgram Target Lkasi Air Bersih Bantuan pemanfaatan dan pengadaan air bersih Pemanfaatan sumber air bersih Pengadaan sumber air bersih Pengembangan desa dengan pendayagunaan air bersih Pengadaan air bersih RTM Sumberddl Metatu Air Limbah Rumahtangga Kualitas lingkungan yang bersih dan sehat Membangun pla hidup sehat Penyediaan fasilitas sanitasi yang murah, bersih, dan sehat Penyuluhan pla hidup sehat Subsidi fasilitas sanitasi yang murah, bersih, dan sehat RTM Sumberddl dan Metatu Sampah Kualitas lingkungan yang bersih dan sehat Peningkatan kesadaran lingkungan Penanganan sampah rumahtangga RTM Sumberddl dan Metatu Pemanfaatan sampah Fasilitas pembuangan sampah Prgram-prgram yang terpilih baik antar aspek maupun subaspek memiliki banyak kesamaan, dan hubungan yang saling mendukung. Sehingga dipadukan menjadi beberapa prgram yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan RTM di semua aspek. Prgramprgram tersebut disajikan pada Tabel 11 dan pla hubungannya pada Gambar 3. Dari prgram-prgram yang telah dipilih maka diharapkan prgram-prgram tersebut bisa bersinergi dan berkesinambungan dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat RTM. Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat RTM maka diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan. Prgram yang pertama adalah pelatihan dan pendampingan wirausaha. Dari prgram ini, masyarakat RTM yang semula kurang terampil dalam berwirausaha diharapkan bisa terampil dengan peningkatan skill mereka dalam prduksi dan pemasaran pada khususnya. Dengan meningkatnya kapasitas prduksi dan penjualan pada unit usaha mereka maka keuntungan mereka akan meningkat. Jika keuntungan mereka meningkat maka pendapatan mereka akan meningkat. Pendapatan yang mereka perleh bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau meningkatkan kesejahteraan. Tabel 8. Pilihan Priritas Prgram Aspek Ssial Budaya N Sub Aspek Prgram Ttal Scre Terbbt 1 Pengangguran Menciptakan usaha prduktif 3,25 2 Pengangguran Pelatihan dan pendampingan wirausaha 3 3 Pendidikan Prgram Paket A, B, C 2,54 4 Pendidikan Beasiswa 2,54 5 Kesehatan Penyuluhan 1,99 Pemilihan Prgram Pengentasan Kemiskinan (Sutikn dkk.) 145
12 Tabel 9. Pilihan Priritas Prgram Aspek Eknmi N Sub Aspek Prgram Ttal Scre Terbbt 1 Pemulung Pelatihan dan pendampingan untuk 3,33 keterampilan dan wirausaha 2 Perdagangan Peningkatan keterampilan mencari 3,28 peluang usaha 3 Pertanian Pendirian kperasi simpan pinjam 3,04 4 Kerajinan besek Pendirian kperasi simpan pinjam 3,04 dan anyaman 5 Kerajinan besek Pelatihan keterampilan dan manajemen 2,90 dan anyaman 6 Usaha Pembuatan tempe Pendirian kperasi simpan pinjam 2,88 7 Usaha Pembuatan tempe Pelatihan dan pendampingan pengellaan prduk 8 Perikanan Pelatihan dan pendampingan manajemen pengellaan ikan 9 Peternakan Pendirian kperasi simpan pinjam 2,81 10 Peternakan Pelatihan dan pendampingan manajemen pengellaan peternakan 11 Pertanian Pelatihan dan pendampingan manajemen penglahan hasil pertanian 12 Industri Sarung Tenun Tradisinal Pelatihan dan pendampingan mtivasi pengembangan usaha 2,85 2,85 2,76 2,58 2,35 Di samping itu pendapatan pendapatan itu bisa digunakan untuk tambahan mdal usaha. Peningkatan mdal usaha akan meningkatkan kapasitas prduksi sehingga ujungnya nanti akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat RTM. Prgram kedua adalah pendirian kperasi simpan pinjam. Kperasi simpan pinjam sangat penting sekali peranannya dalam menykng usaha dari RTM. Ketersediaan mdal yang rendah dan ketidakmampuan menjaminkan agunan menjadi kendala bagi RTM dalam hal permdalan. Dengan adanya kperasi simpan pinjam maka RTM bisa mendapatkan mdal usaha dengan lebih mudah dan dengan suku bunga yang rendah. Dengan peningkatan Tabel 10. Pilihan Priritas Prgram Aspek Lingkungan N Sub Aspek Prgram Ttal Scre Terbbt 1 Air Bersih Pengadaan air bersih 3,40 2 Air Bersih Pengembangan desa dengan pendayagunaan air bersih 3 Sampah Penanganan sampah rumah tangga 2,83 4 Air limbah rumah tangga Penyuluhan pla hidup sehat 2,55 5 Air limbah rumah tangga Subsidi fasilitas sanitasi yang bersih dan sehat dengan harga yang murah 3,35 2, Jurnal Eknmi Pembangunan Vlume 11, Nmr 1, Juni 2010:
13 Tabel 11. Prgram Terpilih N Prgram 1 Pelatihan dan pendampingan wirausaha 2 Pendirian Kperasi Simpan Pinjam 3 Pengadaan air bersih untuk RTM 4 Pengembangan desa dengan pendayagunaan air bersih 5 Penanganan sampah rumahtangga 6 Prgram paket A, B, dan C mdal usaha maka akan terjadi peningkatan kapasitas prduksi yang ujungnya nanti akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat RTM. Prgram ketiga adalah pendayagunaan air bersih. Prgram pendayagunaan air bersih di sini disesuaikan dengan kndisi di desa tersebut. Prgram ini bertujuan untuk dijadikan sumber pendapatan masyarakat RTM dan juga di sisi lain juga digunakan untuk meningkatkan ketersediaan air bersih. Peningkatan pendapatan tentu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat RTM. Prgram keempat adalah pengadaan air bersih. Prgram pengadaan air bersih akan meningkatkan ketersediaan air bersih dan juga meningkatkan kebersihan dan kesehatan. Ketersediaan air bersih dalam keluarga RTM akan meningkatkan kesejahteraan mereka. Sedangkan kebersihan dan kesehatan akan berdampak pada berkurangnya atau terhindar dari penyakit sehingga kesejahteraan pun meningkat. Prgram kelima adalah penanganan sampah rumah tangga. Penglahan sampah rumah tangga akan menurunkan kuantitas sampah. Penurunan tersebut akan meningkatkan kualitas kebersihan dan kesehatan yang ujungnya akan berdampak pada kesejahteraan. Selain Prgram pelatihan & pendampingan Pengetahuan penduduk Prgram kejar paket A,B,C Kemampuan wirausaha Keuntungan usaha kemampuan pekerja Kapasitas Prduksi Prgram Kperasi Simpan Pinjam Pendapatan RTM Mdal usaha Tingkat kemiskinan - Prgram pendayagunaan air bersih Prgram penglahan sampah Gambar 3. Prgram Pemberdayaan Terpadu - Kesejahteraan - ketersediaan air bersih prgram pengadaan air bersih jumlah sampah - jumlah penyakit - - Kebersihan dan kesehatan Pemilihan Prgram Pengentasan Kemiskinan (Sutikn dkk.) 147
14 mengurangi vlume sampah prgram penglahan sampah juga bisa digunakan sebagai bentuk usaha daur ulang yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat RTM. Prgram keenam adalah prgram kejar paket A, B, dan C. Prgram ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat RTM dalam hal baca-tulis. Dengan meningkatnya kemampuan baca-tulis mereka bisa belajar dan meningkatkan kapasitas berwirausaha SIMPULAN Berdasarkan analisis SWOT dan perhitungan skring, terpilih beberapa prgram ptensial untuk pengentasan kemiskinan di wilayah studi menurut aspek ssial budaya, eknmi, dan lingkungan di antaranya: pelatihan dan pendampingan wirausaha, pendirian kperasi simpan pinjam, pengadaan air bersih untuk RTM, pengembangan desa dengan pendayagunaan air bersih, penanganan sampah rumahtangga, dan prgram pendidikan paket A, B, dan C. DAFTAR PUSTAKA BPS Prvinsi Jawa Timur Prfil Kemiskinan di Jawa Timur Maret Badan Statistik Prvinsi Jawa Timur ( jatim. bps.g.id/) Bappenas, Kaji Tindak Desa Tertinggal Tahun Pertama Ygjakarta: Aditya Media. Bappenas Penggunaan Hasil Evaluasi: Cara Meningkatkan Prgram-Prgram yang Berpihak pada Rakyat Miskin. ( g.id/) [didwnlad 2 Februari 2010] Karsidi, R Pemberdayaan Masyarakat Petani dan Nelayan Kecil. Semarang. Listyaningsih, Umi Dinamika Kemiskinan di Ygyakarta. Ygyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada dan Partnership fr Ecnmic Grwth (PEG), USAID Nazara, Suahasil Alternatif Kebijakan dan Prgram Realistis. id/) [di-dwnlad 27 Maret 2009] Nazara, Suahasil Mnitring dan Evaluasi Prgram-Prgram Pengentasan Kemiskinan. ( [didwnlad 27 Maret 2009] Rachmat. M Analisis Perilaku Masyarakat Miskin dan Hubungan Antara Aktivitas Eknmi dengan Derajat Kemiskinan Masyarakat Desa Tertinggal di Sepanjang Sungai Batang Hari. Jurnal Eknmi Pembangunan FE UMS. id [didwnlad 17 Juni 2010] Rahayu, Budiana, MG Pembangunan Pereknmian Nasinal melalui Pemberdayaan Masyarakat Desa. aan-masyarakat-desa.pdf. [16 Nvember 2009] Rangkuti, Freddy Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yasa, Murjana IG. W Penanggulan Kemiskinan Berbasis Partisipasi Masyarakat di Prvinsi Bali. ( c.id/) [didwnlad 10 Februari 2010] [BPS]. Badan Pusat Statistik Berita Resmi Statistik. Tingkat Kemiskinan di Indnesia Tahun Jakarta: BPS. [UP3D] Unit Pengkajian Pengembangan Ptensi Daerah Lapran Akhir Pengembangan Mdel Pemberdayaan Masyarakat untuk Pengentasan Kemiskinan: Studi Kasus di Kabupaten Magetan dan Kabupaten Gresik. UP3D-LPPM ITS [UP3D] Unit Pengkajian Pengembangan Ptensi Daerah Lapran Akhir Penyusunan Prgram CSR PT. Hlcim Indnesia di Tuban. UP3D-LPPM ITS [UP3D] Unit Pengkajian Pengembangan Ptensi Daerah Lapran Akhir Mnitring dan Evaluasi Prgram PAM DKB UP3D-LPPM ITS. 148 Jurnal Eknmi Pembangunan Vlume 11, Nmr 1, Juni 2010:
LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB
LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,
Lebih terperinciEVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )
Prsiding Seminar Nasinal Manajemen Teknlgi III Prgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan
Lebih terperinciPELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB.
Prgram PPM PROGRAM STUDI Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.000.000,- Tim Pelaksana Riza Reni Yenti, Raudhatul Hidayah dan Wiladatika Fakultas Eknmi Lkasi Kab. 50 Kta, Sumatera Barat
Lebih terperinci- Perencanaan dan Penyusunan Program
Manajemen Prgram Kegiatan manajemen pryek meliputi kegiatan untuk mendukung persiapan pelaksanaan pryek, penyediaan fasilitas dalam perasinal, krdinasi kegiatan pryek di pusat maupun daerah, dan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pengentasan kemiskinan dalam masyarakat. kesejahteraan di wilayah tersebut. Dengan demikian, kemiskinan menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Salah satu tujuan pembangunan adalah upaya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi riil
Lebih terperinciVISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT
VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI. dan tujuan KUK yang sebenarnya. Seringkali penyaluran KUK semata-mata didasarkan
BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI A. Sejarah singkat Kperasi Kampar Mitra Mandiri Sejak bank-bank diwajibkan menyalurkan 22,5% dari prtepel kreditnya untuk Kredit Usaha Kecil (KUK), maka vlume kredit yang
Lebih terperinciby : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi
Manajemen Risik K3 di Perusahaan Pertambangan Psted n 21 Januari 2011 by Aria Gusti by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Pendahuluan Pertambangan memiliki peran
Lebih terperinciPERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN
PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER
L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri
Lebih terperinciLahan 3.1. Kondisi Peruntukan. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman. Tabel 3.1. Kondisi Peruntukan Lahan Kawasan Prioritas Kelurahan Tenilo
Tabel 3.1. Kndisi Peruntukan Lahan Kawasan Priritas Kelurahan Tenil 3.1. Kndisi Peruntukan Lahan Peruntukan lahan di Kelurahan Tenil sebagian besar masih di dminasi leh semak/belukar yaitu sekitar 136,91
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013
Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat. Demikian
Lebih terperinciPANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM
PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM Perencanaan secara klabratif Pengellaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSABM) dilakukan untuk menyusun acuan dan prgram bersama di antara pemangku kepentingan
Lebih terperinciOleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
RESPO PETAI TERHADAP PEERAPA USAHATAI JAGUG HIBRIDA (Zea Mays spp.) POLA TUMPAGSARI (Studi Kasus di Desa Sagalaherang Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) Oleh : Yuli urmayanti, Dini Rchdiani, Cecep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri
Lebih terperinciMEMBANGUN E-GOVERNMENT
1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik
Lebih terperinciDANA BANTUAN LANGSUNG - DBL
DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL Sebagai alternatif pengellaan subsidi bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan Oleh : Danny Meirawan Bahan News Letter Kantr Dinas Pendidikan Jawa Barat A. LATAR BELAKANG Wajib
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN
TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN Bunaiyah Hnrita Balai Pengkajian Teknlgi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pada sektr industri di Semarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan kta. Salah satunya di Kecamatan Pedurungan, Semarang. Di wilayah ini tingkat
Lebih terperinciJURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.
JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :
Lebih terperinciRENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN PETUGAS HUMAS DALAM MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG
e ISSN : 8-069 RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN PETUGAS HUMAS DALAM MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG BANUARA NADEAK banuaranadeak@gmail.cm FEB UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS
2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016
N.28/05/63/Tahun XX/4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,05 juta jiwa, berkurang sebanyak 16,2 ribu jiwa dibandingkan 2015. Jumlah pekerja
Lebih terperinciDUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017
Lebih terperinciBUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003
BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial
Lebih terperinciJenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan
Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knsep ekwisata pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable develpment). Pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua peradaban manusia. Pada setiap belahan dunia dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA PENAYANGAN IKLAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016) DI MEDIA CETAK
KERANGKA ACUAN KERJA PENAYANGAN IKLAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016) DI MEDIA CETAK BADAN PUSAT STATISTIK 2016 1 PENAYANGAN IKLAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016) DI MEDIA CETAK BADAN PUSAT STATISTIK I. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kemiskinan yang dihadapi, terutama, oleh negara-negara yang sedang berkembang, memang sangatlah kompleks. Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah mengangkat kehidupan manusia yang berada pada lapisan paling bawah atau penduduk miskin, kepada
Lebih terperinciOctavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni
Octavery Kamil, Irwant, Ignatius Praptraharj, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitrus, Sari Lengggeni Jumlah kasus AIDS yang tercatat adalah sebesar 33.364 rang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak negara di dunia, karena dalam negara maju pun terdapat penduduk miskin. Kemiskinan identik dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses berencana dari kondisi tertentu kepada kondisi yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan tersebut bertujuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk
III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang terpenting di negara kita, karena sebagian besar warga Indonesia bermatapencaharian sebagai petani, namun juga sebagian besar warga miskin
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena melibatkan seluruh sistem yang terlibat dalam suatu negara. Di negara-negara berkembang modifikasi kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerus di bidang fisik, ekonomi dan lingkungan sosial yang dilakukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pedesaan merupakan suatu proses perubahan secara terus menerus di bidang fisik, ekonomi dan lingkungan sosial yang dilakukan oleh manusia untuk
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGELOLAAN KOMPOS DI TPA BOJONEGORO
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGELOLAAN KOMPOS DI TPA BOJONEGORO DEVIANA DIAH PROBOWATI, S.P. Fakultas Pertanian Universitas Bojonegoro Jl. Lettu Suyitno No.2, Bojonegoro, 62119 E-mail: devianadiahprobowati@yahoo.co.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam proses pembangunan ekonomi. Permasalahan kemiskinan dialami oleh setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2)
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2) Pendahuluan Secara umum aktivitas pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut membuat mereka jatuh kejurang kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sejak krisis multi dimensi tahun 1998 hingga saat ini masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Lebih terperinciTeknik Analisis Informasi dengan Metode/Teknik PRA
7 Teknik Analisis Infrmasi dengan Metde/Teknik PRA TEKNIK ANALISA MASING-MASING METODE/TEKNIK PRA Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan Gambaran Umum Metde/Teknik PRA, sebenarnya tidak ada suatu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. Dasar Pemikiran Bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan daerah, Perpustakaan, Kearsipan, dan Dkumentasi merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya, serta
Lebih terperinciANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom
ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya
Lebih terperinciPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PETUNJUK OPERASIONAL MONITORING & EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN BDSP LEMBAGA/INDIVIDU Pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah kemiskinan masih tetap menjadi masalah fenomenal yang masih belum dapat terselesaikan hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kemiskinan dan pengangguran yang meningkat menjadi ketimpangan masyarakat merupakan tantangan dalam pembangunan, Masyarakat miskin umumnya lemah dalam
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN
RENCANA PEMBANGUNAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN GAMBARAN UMUM WILAYAH - Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2002 yang disahkan pada tanggal 24-9-
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : Terdapat hubungan yang mderat antara persepsi tentang perilaku seksual pada tayangan
Lebih terperinciNILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT
NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.
Lebih terperinciBPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT
BPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT No. 01/07/1216/Th. II, 17 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2012 Terdapat sebesar 12.40 persen penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita
Lebih terperinciW.10 PEMANFAATAN PELAKU PARIWISATA DI PROPINSI NTB SEBAGAI SUMBER DAYA CYBER DEFENCE GUNA MENGHADAPI PERANG ASIMETRI
W.10 PEMANFAATAN PELAKU PARIWISATA DI PROPINSI NTB SEBAGAI SUMBER DAYA CYBER DEFENCE GUNA MENGHADAPI PERANG ASIMETRI Nama Peneliti : Ir. Achmad Farid Wadjdi, MM Dra. Aries Setyani, M.Si Santi Andriany,
Lebih terperinciKEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak
KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA Abstrak Upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia telah menjadi prioritas di setiap era pemerintahan dengan berbagai program yang digulirkan. Pengalokasian anggaran
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis
pada desain terpadu antara tata guna lahan, berbagai elemen rancang lingkungan serta sarana dan prasarana lingkungan. Oleh karena itu, melalui prgram Penataan Lingkungan Berbasis Kmunitas (PLP-BK) maka
Lebih terperinciSTUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT
STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT Dwi Endah Kurniasih Prgram Studi Kesehatan Masyarakat Universita Respati Ygyakarta d.endaah@yah.cm Abstrak Prgram Mbil
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara
Lebih terperinciSINERGI PROGRAM-PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAN DAERAH
SINERGI PROGRAM-PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAN DAERAH Oleh : KETUA ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI) Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH Disampaikan pada Acara MUSRENBANGNAS
Lebih terperinciPenanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak Presented by Yaury Tetanel Strategic Alliance for Poverty Alleviation Disampaikan Dalam Diskusi Publik Akuntabilitas Sosial CSR Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia masalah kemiskinan
Lebih terperinciDalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun
CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,
Lebih terperinciUSAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA
USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA Sunars Fakultas Eknmi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Indnesia just cnvalesce frm ecnmic crisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah pembangunan diberbagai bidang yang ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak berdayaan. Oleh karena
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Upaya penanganan kemiskinan sejak zaman pemerintah Orde Baru sudah dirasakan manfaatnya, terbukti dari jumlah penurunan jumlah penduduk miskin yang terjadi antara tahun 1976
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap
Lebih terperinciBERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL
KANTOR WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL Dr. Bambang Widianto Deputi Bidang
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MANUAL REGISTRASI REGISTRASI REGISTRASI
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MANUAL REGISTRASI NASION REGISTRASI NAL PMKM REGISTRASI SEKAPUR SIRIH i DAFTAR ISI SEKAPUR SIRIH... I DAFTAR ISI...II DAFTAR GAMBAR...III
Lebih terperinciSTUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG
Riptek, Vol.2, No.2, Tahun 2008, Hal.: 1 6 STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Unisbank Semarang Abstrak Kemiskinan sampai saat ini masih menjadi
Lebih terperinciKata Pengantar... Daftar Isi... Peraturan Desa... Rencana Kerja Pemerintah Desa Cermee...
KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan Syukur Alhamdulilah kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas RahmatNya sehingga telah terselesaikan pembuatan Dkumen Rencana Kerja Pembanguanan Desa ( RKP Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat kesehatan,
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyusunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukamara TAHUN ANGGARAN 2014
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyusunan Sistem Infrmasi/Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukamara TAHUN ANGGARAN 2014 A. LATAR BELAKANG Kebijakan pembinaan kebinamargaan sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara biasanya dilihat dari pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang seiring dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang muncul sebagai dampak dari krisis moneter dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang muncul sebagai dampak dari krisis moneter dan pada gilirannya telah menimbulkan multi krisis yang berskala luas telah menjadi persoalan
Lebih terperinciUji Coba Teknologi Pertanian Novelgro pada Tanaman Padi
Lapran Uji Cba Teknlgi Nvelgr pada Padi Uji Cba Teknlgi Pertanian Nvelgr pada Tanaman Padi ABSTRAK Percbaan ini dirancang untuk memberikan gambaran manfaat penerapan teknlgi pertanian Nvelgr pada tanaman
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015
N.31 / 05 / 63 / Th XIX/ 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,07 juta rang, terjadi penambahan sebesar 50,7 ribu rang dibanding Februari
Lebih terperinci5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri
DOKUMEN KEBIJAKAN RUMUSAN VISI bab 5 Tujuan dan Kebijakan RPJM Prvinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 Terwujudnya Jawa Timur ya Makmur dan Berakhlak dala Kerangka Negara Kesatuan Republik Indnesia RTRW Prvinsi
Lebih terperinciKONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung
KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung Ringkasan Eksekutif Masalah kemiskinan akan sangat berkaitan dengan ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi
II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Beberapa hal yang mendasari perlunya pembaruan kebijakan pembangunan air minum dan penyehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam pembangunan pertanian, beras merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia.
Lebih terperinciPERANAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. (Suatu Studi di Desa Tondei Kecamatan Motoling Barat) Oleh : Clinton Ridel Kumayas.
PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Tndei Kecamatan Mtling Barat) Oleh : Clintn Ridel Kumayas Abstraksi Seperti yang menjadi masalah di desa Tndei saat ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Banyak permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi serta pertumbuhan penduduk yang cukup cepat telah mempengaruhi tatanan nilai dan budaya suatu bangsa. Banyak permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian di Indonesia merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh penduduk dalam memperoleh penghasilan. Menurut hasil Sensus Pertanian tahun 2003, jumlah rumah
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
49 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lkasi wilayah studi dalam penelitian ini secara fisik terletak dalam sistem DAS Law. Dalam penelitian ini batasan yang digunakan adalah batasan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN Peluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender: Kertas Kebijakan: Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan
Lebih terperinciRESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI
Seminar Nasinal Peternakan clan Vetermer 1000 RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Kats kunch Respn, ayam ras pedaging, pendapatan ELAN MAssutAN', A. PRIYANTO, dan U. KusNAD12
Lebih terperinci