HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor) NADIA JA FAR ABDAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

2 HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor) NADIA JA FAR ABDAT Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

3 SURAT PERNYATAAN Bersama ini saya : Nama Lengkap : Nadia Ja far Abdat N R P : P Program Studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan Menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul : HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor), adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor, Februari 2007 Yang Menyatakan : Nadia Ja far Abdat

4 Judul Tesis : Hubungan Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor). N a m a : Nadia Ja far Abdat N R P : P Program studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) Menyetujui : Komisi Pembimbing Ir. Ismail Pulungan, M.Sc Ketua Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, MS Anggota Mengetahui : Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Amri Jahi, M.Sc Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc Tanggal Ujian : 24 Agustus 2006 Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Solo, pada tanggal 16 Agustus 1968, sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari ayah Ja far Ali Abdat dan Ibu Badriyah Umar Abdat. Penulis telah menikah dengan Yunus Ahmad Abdat, SE pada tahun 1995 dan telah dikaruniai 1 putri, Amani Karimah (10 tahun) dan 2 putra, Miqdad (7 tahun) dan Ammar Muhammad (5 tahun). Pendidikan Sarjana (S1) ditempuh di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Islam Univeritas Ibn Khaldun Bogor, lulus pada tahun Kesempatan menempuh pendidikan Pascasarjana (S2) pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) diperoleh pada tahun 2004, dengan bantuan biaya dari Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Provinsi Jawa Barat. Penulis adalah sebagai dosen Psikologi Pendidikan pada Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor sejak 1993 sampai sekarang.

6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia dan petunjuk-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul : Hubungan Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan di SDN Sukadamai 3 Bogor), sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tesis ini terselesaikan atas dukungan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu ucapan terima kasih yang tulus ingin penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Ir. Ismail Pulungan, MSc, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, MS, selaku Anggota Komisi Pembimbing. 2. Bapak Dr. Ir. Amri Jahi, MSc, selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan. 3. Departemen Pendidikan Nasional, c.q. Dirjen Dikti Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan bantuan biaya BPPS penuh selama penulis menjadi mahasiswa di Sekolah Pascasarjana IPB. 4. Keluarga Besar Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, mulai dari Rektor, Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) beserta jajarannya, hingga seluruh staf di FAI UIKA. 5. Kepala Sekolah SDIT Ummul Quro, Bapak Moh. Furqon Zahidi, S.S dan Bapak Ari Ariansyah selaku Wakasek, Kepala Sekolah SDN Sukadamai 3 Bogor, Bapak Drs. Pipip Rosida beserta seluruh jajarannya. 6. Suami, Yunus Ahmad Abdat, SE dan putra-putri tercinta yang telah memberikan dukungan yang tak terhingga. 7. Ayahanda, Ja far Ali Abdat dan Ibunda, Badriyah Umar Abdat, kakanda dan adinda semuanya serta Ibunda mertua, Ibu Nuraini Nurdin, atas motivasinya, dukungan moril dan materil serta doanya yang senantiasa mengiringi perjalanan pendidikan penulis.

7 8. Sahabat-sahabat di PPN, yang telah turut serta menyumbangkan tenaga dan pikirannya demi lancarnya perkuliahan sampai terselesaikannya tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah SWT mencatat kebaikannya sebagai amal sholeh dan memberikan balasan dengan kebaikan yang lebih banyak dari apa yang telah diberikannya kepada penulis. Terakhir, meskipun tesis ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudahmudahan dapat memberi sedikit manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Atas segala kekurangan dan kekhilafan penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-nya bagi kita semua, amin. Bogor, Februari 2007 Penulis

8 Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

9 Persembahan : Tertulis bagi putra putri belahan jiwaku : Amany, Miqdad dan Ammar Semoga Allah SWT senantiasa melindungi Dan dijadikan dadamu penuh iman, Kepalamu penuh ilmu. Serta di sekujur tubuhmu penuh amal. Amiin.

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i vi ix x PENDAHULUAN Latar belakang... 1 Masalah Penelitian 5 Tujuan Penelitian... 6 Kegunaan Penelitian.. 7 Definisi Istilah... 8 TINJAUAN PUSTAKA Proses Pembelajaran.. 11 Karakteristik Anak Sekolah Dasar. 19 Faktor-faktor Yang mempengaruhi Prestasi Belajar Umur.. 24 Jenis Kelamin. 25 Minat. 26 Motivasi. 28 Pendidikan Dalam Keluarga Kompetensi Guru.. 32 Prestasi Belajar KERANGKA BERFIKIR.. 43 METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Rancangan Penelitian. 47 Data dan Instrumentasi.. 48 Pengumpulan Data.. 52 Analisis Data.. 53 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah Dasar Islam Terpadu 54 Sekolah Dasar Negeri Sukadamai 3 Bogor. 60 Proses Pembelajaran 64 Faktor-faktor Internal Siswa Sekolah Dasar Faktor-faktor Eksternal Siswa Sekolah Dasar iv

11 Prestasi Belajar Siswa Prestasi Kognitif Siswa. 77 Prestasi Afektif Siswa Prestasi Psikomotor Siswa 81 Hubungan Antara Faktor Internal Dengan Prestasi Belajar Siswa DI SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Umur 83 Jenis Kelamin... Minat Motivasi Hubungan Antara Faktor Eksternal Dengan Prestasi Belajar Siswa Di SDIT Ummul Quro dengan SDN Sukadamai 3 Bogor 92 Jarak Antara Rumah dan Sekolah. Tingkat Pendidikan Ayah. Tingkat Pendidikan Ibu. Pekerjaan Ayah. Status Ekonomi Keluarga. PEMBAHASAN SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 107 Saran DAFTAR PUSTAKA v

12 DAFTAR TABEL Halaman 1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian 46 2 Peubah, Indikator dan Pengukurannya Perbandingan Struktur Kurikulum Diknas dan SDIT Ummul Quro (UQ) 57 4 Prestasi Tahfidzul Qur an di SDIT Ummul Quro 58 5 Peningkatan Jumlah Siswa SDIT Ummul Quro 59 6 Prestasi Penunjang Siswa SDIT Tiga Tahun Terakhir Peningkatan Jumlah Siswa SDN Sukadamai Prestasi Penunjang Siswa SDN Sukadamai Perbedaan Proses Pembelajaran antara SDIT Ummul Quro dengan SDN Sukadamai Latar Belakang Pendidikan dan Kesesuaian Bidang Ajar Pada Guru di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Keikutsertaan Dalam Pelatihan Guru SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Keterampilan guru dan keterlaksanaan dalam menyusun rencana dan mengelola proses pembelajaran di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Jumlah Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Berdasarkan Umur Jumlah Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Berdasarkan Jenis Kelaminnya Minat Belajar Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Motivasi Belajar Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Jarak Antara Rumah dengan Sekolah Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Tingkat Pendidikan Ayah dan Ibu Di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Pekerjaan Ayah di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Status Ekonomi Keluarga Siswa Di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Tabel Kontingensi Nilai TUC di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai vi

13 22 Prestasi Kognitif TUC Ujian Nasional di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Nilai Rata-Rata TUC di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Penilaian Guru Terhadap Akhlak Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Selama Proses Pembelajaran Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Umur dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Umur dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Umur dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Distribusi Jenis Kelamin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Minat dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Minat dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Minat dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai vii

14 39 Hubungan antara Jarak Rumah dan Sekolah dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Jarak Rumah dan Sekolah dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Jarak rumah dan Sekolah dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ayah dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ayah dengan Prestasi Afekitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ayah dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Pekerjaan Ayah dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Pekerjaan Ayah dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Pekerjaan Ayah dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Status Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Status Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai Hubungan antara Status Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai viii

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Proses Pembelajaran 15 2 Proses Mencapai Prestasi 40 3 Kerangka Berfikir tentang Hubungan Proses Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa 45 ix

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Lembar Pengamatan dan Penilaian Keterampilan Guru dalam Menyusun Rencana Pengajaran Lembar Pengamatan dan Penilaian Keterampilan Melaksanakan Prosedur Mengajar Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Daftar Riwayat Pendidikan dan Pelatihan Guru Kuesioner untuk siswa Kuesioner untuk guru x

17 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai dan seimbang antara unsur-unsur jasmani dan rohani, duniawi dan ukhrowi, manusia akan dapat mengembangkan potensi (fitrah) dirinya yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT guna meningkatkan harkat dan martabatnya. Konferensi Pendidikan Islam Dunia I di Mekkah pada tahun 1977 merekomendasikan bahwa pendidikan harus dapat melayani seluruh pertumbuhan manusia dalam segala aspek seperti spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmu pengetahuan, bahasa, baik secara individu maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek tersebut terhadap kebaikan pencapaian kesempurnaan (Autumn Issue,1988:i) Undang-Undang SISDIKNAS 2003 juga mengamanatkan hal yang senada. Pada bab II pasal 3 dinyatakan sebagai berikut : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai target hasil pendidikan yang sempurna dan bermartabat, keseimbangan antara kebutuhan fisik dan non-fisik, duniawi dan ukhrowi sangat perlu diperhatikan. Hasil Konferensi Pendidikan Islam Dunia dan amanat UU SISDIKNAS di atas sejalan dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Mujadalah : 11 yang artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. Selain seimbang harus pula diperhatikan bahwa hendaknya pendidikan dapat dimulai sejak dini. Manusia mengalami proses pendidikan berlangsung sejak dari buaian sampai mendekati waktu ajalnya (life long education) yang dilihat dari segi

18 2 kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sebuah proses yang tanpa akhir (Arifin, 1987:33 ). Sebagai aktivitas yang memerlukan waktu yang panjang, proses pendidikan erat hubungannya berbagai faktor, baik internal dari dalam diri peserta didik maupun eksternal. Proses pembelajaran, sumber daya manusia (pendidik), serta lingkungan merupakan sebagian dari faktor-faktor pendukungnya. Proses ini harus diterapkan di semua lingkungan tempat seorang anak tumbuh dan berkembang yang dimulai dari pendidikan keluarga (informal), pendidikan sekolah (formal), serta pendidikan di masyarakat (non-formal). Keluarga merupakan institusi utama yang memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang anak. Lingkungan fisik dan psikis yang diciptakan oleh orang tua dibutuhkan sebagai pendukung keberhasilan belajar siswa. Di sekolah, proses pembelajaran perlu memperhatikan segala sesuatu yang berada dari dalam diri siswa (internal) maupun yang berada di luar diri siswa (eksternal). Faktor internal siswa, baik fisik maupun psikis merupakan faktor utama, sedangkan faktor eksternal yang sangat urgen dalam aktivitas pembelajaran seperti metode dan media yang relevan serta fasilitas yang memadai pun perlu diperhatikan. Selain hal tersebut dibutuhkan juga pendidik yang memiliki kompetensi keilmuan, sikap dan keterampilan yang sesuai kebutuhan dan didukung oleh peranserta keluarga dan masyarakat dalam hal pengamalan dan pemanfaatan pengetahuan yang telah dicapai. Pada kenyataannya tidak semua proses pendidikan berjalan baik serta menghasilkan manusia yang bermartabat. Berbagai kendala dihadapi seiring dengan laju perkembangan arus informasi dan globalisasi di segala bidang kehidupan. Di satu sisi perkembangan arus informasi dan globalisasi membawa dampak positif yaitu mempercepat perkembangan aspek kognitif serta membangun fasilitas yang semakin canggih. Namun di sisi lain perkembangan yang terlepas dari nilai-nilai dan norma agama, budaya serta moral bangsa memberi dampak negatif dalam tindakan dan perilaku manusia. Beberapa kendala dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia saat ini yaitu menyangkut kendala teknis operasional. Penelitian Nasional Pendidikan (PNP) pada tahun 1969 yang beranggotakan sekitar 100 pakar pendidikan Indonesia

19 3 berhasil mengidentifikasi adanya delapan masalah pendidikan yang harus menjadi perhatian yaitu sebagai berikut: (1) kebijakan pendidikan, (2) perkembangan anak Indonesia, (3) guru, (4) relevansi pendidikan, (5) mutu pendidikan, (6) pemerataan pendidikan, (7) manajemen pendidikan, dan (8) pembiayaan pendidikan. Namun, setelah lebih dari 30 tahun penelitian tersebut berlalu, upaya untuk melakukan perubahan belum banyak membuahkan hasil (Tilaar, 2004:1). Atas dasar permasalahan pendidikan di atas yang di antaranya adalah perkembangan anak, guru, dan mutu pendidikan, maka tindakan operasional yang dapat dilakukan adalah menyangkut peningkatan kualitas SDM. Pengelolaan proses pembelajaran yang di antaranya adalah ketepatan dalam pemilihan metode dan media pembelajaran, serta isi materi pelajaran, yang dapat membangun seluruh aspek mental, spiritual serta psikomotor peserta didik sebagai bentuk operasional dari pencapaian tujuan pendidikan yang holistik, mutlak diperlukan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang holistik tersebut, diperlukan proses pembelajaran yang dapat mengintegrasikan seluruh aspek dalam pendidikan yang meliputi kognitif, afektif yang berlandaskan nilai-nilai dalam ajaran agama, serta psikomotor siswa dalam satu kesatuan. Keberadaan sumber daya manusia (pendidik) yang dapat menguasai keterpaduan tersebut sangat dibutuhkan. Peran guru yang dapat menyentuh nilai-nilai moral yang terkandung dalam setiap mata pelajaran dan mengkaitkannya dengan keimanan, akhlak serta ibadah sangat diperlukan sebagai wujud usaha untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Untuk itu perlu disiapkan guru-guru yang memiliki kompetensi keilmuan serta keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sehingga dapat menjalin keterpaduan ilmu dalam satu kesatuan proses pembelajaran yang akan menghasilkan para siswa yang beriman dan berilmu pengetahuan serta memiliki sikap dan keterampilan yang positif dalam mengembangkan ilmunya pada masa yang akan datang. Kenyataan yang berkembang saat ini, usaha untuk menerapkan keterpaduan proses pembelajaran baru diselenggarakan oleh sebagian kecil lembaga-lembaga pendidikan khususnya lembaga swasta yang dikenal dengan Sekolah Islam

20 4 Terpadu. Lembaga-lembaga ini berusaha memadukan nilai-nilai moral, keimanan dan ketakwaan dalam setiap mata pelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Sedangkan di sekolah umum pelajaran agama masih diberikan secara terpisah dengan jumlah 3 jam pelajaran dalam sepekan. Berdasarkan kenyataan di atas, seperti apakah hasil yang dicapai oleh siswa di sekolah dengan suasana yang berbeda? Maka penelitian ini diarahkan untuk melihat perbedaan proses pembelajaran antara di SDIT dengan di SD Negeri serta hubungan faktor-faktor internal dan eksternal siswa dengan prestasi belajar siswa, baik prestasi akademik (kognitif dan psikomotor), maupun non-akademik (afektif).

21 5 Masalah Penelitian Berlangsungnya proses pembelajaran tidak akan pernah terlepas dari lima faktor pendidikan yaitu : (1) faktor tujuan, (2) faktor pendidik, (3) faktor anak didik, (4) faktor alat, dan (5) faktor lingkungan. Sehubungan dengan itu, untuk mengetahui target pencapaian hasil belajar siswa tidak dapat dilakukan hanya dengan cara melihat salah satu faktor di atas, tetapi harus secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan jangka panjang seperti yang diamanatkan oleh UU SISDIKNAS 2003 bab II pasal 3, langkah-langkahnya harus dimulai sejak dini, yaitu perumusan tujuan serta penyelenggaraan proses pembelajaran yang mengarah kepada pencapaian tujuan tersebut. Selain itu harus diperhatikan faktorfaktor internal siswa baik fisik maupun psikis, serta faktor-faktor eksternal yaitu peranserta serta keadaan keluarga sebagai lingkungan yang terdekat dengan siswa, metode dan media pembelajaran serta interaksi antara siswa dengan guru. Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan proses pembelajaran antara di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN)? 2. Adakah perbedan prestasi belajar antara siswa di SDIT dengan di SDN? 3. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor internal siswa SD terhadap prestasi belajar? 4. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan prestasi belajar siswa?

22 6 Tujuan Penelitian Dalam dunia pendidikan, usaha untuk mencapai hasil terbaik dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang baik dengan memperhatikan perbedaan karakteristik internal yang dimiliki oleh setiap anak. Proses pembelajaran berlangsung di bawah kendali setiap guru. Kebijakan guru untuk mendesain pembelajaran merupakan perwujudan dari kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing guru tersebut. Kompetensi guru sebagai pengelola proses pembelajaran ini, akan mengantarkan siswa mencapai hasil belajar yang diharapkan. Sehubungan dengan itu maka penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di Sekolah Dasar Islam Terpadu dan Sekolah Dasar Negeri yang tidak terlepas dari unsur internal siswa, unsur guru, serta peranserta orang tua. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan sebagai berikut : (1) Menemukan perbedaaan proses pembelajaran antara di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) (2) Melihat perbedaan prestasi belajar antara siswa di SDIT dengan di SDN (3) Menemukan hubungan antara faktor-faktor internal anak SD dengan prestasi belajar (4) Menemukan hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan prestasi belajar siswa

23 7 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan pendidikan khususnya di lingkungan tempat dilaksanakannya penelitian. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam usaha-usaha perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan andil yang besar terhadap hal-hal berikut ini : (1) Bagi guru, dapat memberi masukan tentang seberapa jauh faktor-faktor internal dan eksternal siswa berhubungan dengan prestasi belajar siswa, sehingga dapat menjadi motivasi dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran. (2) Bagi lembaga-lembaga pendidikan, dapat memberi masukan dalam memilih pendekatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan tingkat perkembangan peserta didik. (3) Bagi para penyelenggara Pendidikan Keguruan, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam usaha pengembangan kompetensi guru yang sesuai dengan kebutuhan. (4) Bagi masyarakat khususnya orang tua diharapkan dapat memberikan wawasan tentang dukungan yang dapat diberikan kepada siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajarnya (5) Bagi pemerintah, dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan-kebijakan dalam usaha meningkatkan kualitas SDM Pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

24 8 Definisi Istilah Untuk memberikan batasan yang jelas dan memudahkan pengukuran maka perlu dibuat definisi istilah yang akan dipergunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini. Istilah yang penting untuk diberikan definisi adalah yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam penyelenggaraan sebuah kegiatan pembelajaran yang dimulai dari pelaksanaan appersepsi sampai kepada evaluasi. Proses pembelajaran yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini meliputi : 1) Tujuan Pembelajaran : adalah perumusan target yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran berakhir. 2) Appersepsi : adalah suatu kegiatan di awal kegiatan pembelajaran yang mencoba mengkaitkan antara materi yang telah diberikan dengan materi yang akan diberikan berikutnya. 3) Metode pembelajaran : adalah cara atau stategi yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran 4) Media pembelajaran : adalah alat-alat pendukung yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran 5) Interaksi antara siswa dengan guru, adalah suasana interaksi antara siswa dengan guru yang terjadi di dalam sebuah proses pembelajaran. 2. Faktor internal siswa yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa baik fisik maupun psikis. Faktor fisik meliputi : 1) Umur, adalah satuan usia dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai siswa duduk di kelas VI Sekolah Dasar. 2) Jenis kelamin, perbedaan jenis kelamin antara siswa laki-laki dan perempuan Faktor psikis yang memiliki hubungan secara langsung terhadap prestasi belajar yaitu: 1) Minat ialah kecenderungan siswa terhadap suatu obyek atau materi pelajaran tertentu

25 9 2) Motivasi ialah dorongan yang dimiliki oleh siswa sehingga mau melakukan suatu kegiatan 3. Faktor eksternal siswa yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi : 1) Jarak antara rumah dan sekolah, jauhnya jarak yang ditempuh siswa dari rumah ke sekolah dalam kilometer. 2) Pendidikan orang tua, merupakan latar belakang tingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu. Dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan ketentuan Dinas Pendidikan yang tertera dalam UU Sisdiknas No 2 tahun 1989 yaitu : Pendidikan Dasar ( setingkat SD dan SMP ) Pendidikan Menengah ( setingkat SMA ) Pendidikan Tinggi ( Diploma dan Sarjana ) 3) Pekerjaan ayah, bidang pekerjaan yang dijalankan oleh ayah 4) Status ekonomi keluarga, adalah kemampuan ekonomi keluarga dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan jenis pekerjaan orang tua. 4. Prestasi belajar siswa ialah kemampuan akademik dan non akademik yang dimiliki oleh siswa yang ditunjukkan dalam hasil belajar. Prestasi belajar meliputi tiga domain yaitu : 1) Prestasi kognitif ialah kemampuan intelektual seseorang yang ditunjukkan melalui prestasi akademik yang dicapai. Prestasi yang dimaksud adalah hasil Tes Uji Coba (TUC) Ujian Nasional ditambah pelajaran Pendidikan Agama Islam : (1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) (2) Bahasa Indonesia (BI) (3) Matematika (Mtk) (4) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (5) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (6) Pendidikan Agama Islam (PAI) 2) Prestasi afektif ialah kemampuan seseorang untuk menentukan sikap/penilaian terhadap suatu hal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Indikator yang digunakan adalah : (1) Mentaati tata tertib kelas

26 10 (2) Menjaga kebersihan (3) Mampu belajar bersama (4) Bersikap sopan (5) Aktif selama KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) (6) Merapikan perlengkapan sendiri (7) Belajar dengan tekun (8) Berkata dengan baik (9) Menyelesaikan tugas tepat waktu (10) Mampu mengendalikan marah 3) Prestasi psikomotor merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan atau keterampilan berdasarkan kematangan atau pengetahuan yang dimilikinya. Indikator yang digunakan adalah nilai dalam bidang studi Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK).

27 TINJAUAN PUSTAKA Proses Pembelajaran Dalam Ketentuan Umum UU Sisdiknas 2003 pasal 1 nomor 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran dalam konteks pendidikan formal merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar mulai dari perencanaan sampai kepada evaluasi. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi tujuan yang dirumuskan dalam standar kompetensi dan indikator pencapaian, penentuan materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metoda dan media yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan serta evaluasi pembelajaran. Hal penting yang harus diperhatikan dalam berlangsungnya proses belajar adalah kondisi internal siswa yang meliputi fisik dan psikis serta terjalinnya interaksi antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini peranan guru sebagai figur utama di sekolah sangat besar karena kedudukannya sebagai orang dewasa lebih memiliki pengalaman, lebih memahami nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan. Peranan siswa sebagai peserta didik lebih banyak menerima pengaruh dan sebagai pengikut. Najati (2000: ) mengemukakan bahwa metode belajar dalam Al- Qur an meliputi peniruan, pengalaman praktis serta berfikir, sedangkan prinsipprinsip belajar dalam Al-Qur an meliputi 6 hal yaitu dorongan (motivasi), pengulangan, perhatian, partisipasi aktif (active learning), distribusi belajar (tenggang waktu untuk beristirahat) serta bertahap dalam merubah perilaku (proses belajar bukanlah suatu pekerjaan yang instant). Dalam hal peniruan, orang tua/pendidik merupakan figur utama yang akan dijadikan panduan oleh anak didik dalam bertindak dan berperilaku, sehingga perilaku orang tua/pendidik merupakan ujung tombak bagi pembentukan perilaku anak didik. Bandura (1977:11-12) mengemukakan bahwa proses belajar meliputi kegiatan yang terjadi melalui reciprocal interaction (hubungan timbal balik), modeling (peniruan) dari orang dewasa kepada peserta didik, serta vicarious

28 12 experience (pengalaman melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain). Lebih jauh Bandura dan Walters (Mustafa,2005:1)) menyarankan bahwa kita belajar banyak perilaku melalui peniruan, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang kita terima. Kita bisa meniru beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model, dan akibat yang ditimbulkannya atas model tersebut. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" - pembelajaran melalui pengamatan. Di sinilah letak peran penting orang tua dan guru sebagai teladan dan figur terbaik bagi anak-anak didiknya. Berbeda dengan Bandura, Bloom (Winkle, 1987:170) mengemukakan bahwa proses belajar tidak hanya melalui peniruan tetapi banyak aspek lain dari individu yang menjadi kekuatan untuk belajar. Bloom menyatakan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan manusia didukung oleh berbagai kemampuan atau aspek-aspek kepribadian yang dimiliki oleh setiap manusia yaitu aspek kognitif meliputi pengetahuan, penerapan, pemahaman, analisa sintesa dan evaluasi; aspek afektif yang mencakup penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup; serta aspek psikomotorik yang mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian dan kreativitas. Dalam bagian lain dikemukakan pula bahwa aspek dinamik-afektif manusia memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas berdasarkan hasrat/ kehendaknya, tidak selalu merupakan hasil peniruan. Dengan demikian meskipun secara sosial manusia cenderung pada peniruan seperti yang dikemukakan Bandura di atas, tetapi dengan menggunakan kemampuan kognitif dan dinamikafektifnya manusia dapat mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu aktivitas. Dalam proses pendidikan hal ini merupakan hak peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dirinya. Proses pembelajaran saat ini, yang disosialisasikan dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) membuka peluang bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya tersebut. Siswa merupakan subyek didik yang memiliki peran aktif dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Proses ini dikenal dengan sebutan student centered learning (pembelajaran terpusat pada siswa).

29 13 Dalam proses belajar ini siswa lebih dihargai pribadinya sebagai manusia yang memiliki kehendak sebagaimana yang dikemukakan oleh Carl R. Rogers (1969). Rogers (1969) lebih menekankan kepada grup/kelas bukan berorientasi pada kebebasan pribadi, artinya dengan membuat iklim belajar yang bebas sehingga para pelajar termotivasi serta dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dengan nyaman. Teori ini lebih mementingkan aspek non biologis, yaitu eksplorasi pikiran dan perhatian pelajar. Interaksi yang terjalin antara siswa dengan lingkungannya lebih beralasan karena siswa mau menjalin interaksi tersebut serta karena stimulus positif yang diberikan oleh guru. Dengan demikian siswa dapat lebih banyak memperoleh pengalaman belajar yang berkesan sehingga akan bertahan lebih lama dalam ingatannya. Kondisi ini memungkinkan siswa untuk memperoleh prestasi yang lebih baik ketimbang siswa yang hanya duduk diam dan mendengarkan. Najati (2000:203) mengemukakan bahwa praktek tidak hanya penting dalam mempelajari keahlian yang bercorak gerakan saja, tetapi juga dalam ilmuilmu teoritis dan dalam mempelajari perilaku moral, keutamaan, nilai-nilai dan tata krama perilaku sosial. Lebih lanjut dikemukakan hasil suatu kajian eksperimental, bahwa orang-orang yang membaca sendiri huruf dan kalimat yang ada di hadapannya lebih cepat dalam menghafalnya ketimbang orang-orang lain yang hanya mendengarkan pelatih membacakan huruf dan kalimat itu dan pada saat yang sama melihat huruf dan kalimat itu di layar film yang ada di depan mereka. Terkait dengan hasil eksperimen di atas, Maslow (Mangkunegara, 2000:94) memberikan 5 klasifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi berdasarkan prioritas tuntutannya yaitu : 1. Kebutuhan faal (materi), yaitu kebutuhan fisiologis agar manusia bisa hidup, misalnya : makan, minum, pakaian, perumahan dan kesehatan 2. Kebutuhan rasa aman, misalnya : mengunci rumah, berjalan di tempat yang aman, menyimpan barang-barang berharga dengan baik, dan lain-lain 3. Kebutuhan sosial, sayang menyayangi, misalnya : berumah tangga, bergaul dengan orang lain, berteman, saling mengunjungi, dan lain-lain.

30 14 4. Kebutuhan untuk dihargai, misalnya : dihormati, menunjukkan egonya, menjaga harga dirinya, dan lain-lain 5. Kebutuhan akan realisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menunjukkan keberadaan diri dan kemampuannya. Konsep ini menyatakan bahwa jika kebutuhan yang paling urgen yaitu pada tingkat pertama belum terpenuhi, maka individu tidak akan melangkah untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Dalam perkembangan ilmu pendidikan yang sesuai dengan rumusan hasil Konferensi Pendidikan Islam (1977) dan tujuan Pendidikan Nasional, maka konsep Maslow di atas perlu dilengkapi dengan pemenuhan kebutuhan spiritual (kebutuhan akan adanya Tuhan). Kebutuhan ini akan merupakan bagian integral dari tiap-tiap tingkatan kebutuhan di atas, tidak mendahului satu dengan yang lainnya. Sehubungan dengan proses belajar, maka kebutuhan pada tingkat keempat dan kelima menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh para pendidik dan orang tua sehingga para siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang memadai. Percobaan seperti dikemukakan oleh Najati di atas cukup membuktikan pentingnya partisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang didasarkan atas suri tauladan (contoh) yang baik dari pendidik dan orang tua. Peran aktif siswa dalam pembelajaran ini sudah dikembangkan dalam sebuah metode pembelajaran yang dikenal dengan Quantum Learning (Belajar Sukses) dan Quantum Teaching (Mengajar Sukses) yang diluncurkan oleh Bobbi DePorter, dkk (1999). Dalam metode ini siswa sungguh-sungguh dihargai dan diakui eksistensinya, dikembangkan kemampuan intelegensinya, disentuh emosinya, sehingga tumbuh kreativitas dan rasa percaya diri yang dapat membantunya menuju keberhasilan belajar. Selain partisipasi aktif dari para siswa, prinsip pengajaran yang efektif adalah penggunaan pendekatan atau metode dan media yang bervariasi, "pendekatan multi metode-multi media". Dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi, perbedaan individual siswa dapat terlayani, di samping pembelajaran menjadi lebih menarik karena sering terjadi pergantian kegiatan (Sukmadinata, 2004:197).

31 15 Guru sebagai motivator (pendorong), desainer (perancang), fasilitator (penyedia bahan dan peluang belajar), katalisator (penghubung), guidance (pemandu) serta penunjuk di mana informasi itu berada dan bagaimana memahami dan menyajikan hasil informasi tersebut, dan sebagai evaluator (penilai) serta justificator (pembenar) dalam perannya, hanya menyiapkan sebuah rencana pembelajaran yang sesuai dengan kapasitas siswa, memberikan arahan kepada siswa untuk dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkannya. Untuk dapat melaksanakan tugas ini diperlukan keterampilan dan kreativitas dalam mendesain proses pembelajaran sehingga hasilnya maksimal. Sehubungan dengan fungsi guru di atas, Hamalik (2004:73) mengemukakan tentang beberapa hal penting yang harus dikuasai dan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, sebagai berikut : 1. Menguasai landasan kependidikan 2. Menguasai bahan pengajaran 3. Menyusun program pengajaran 4. Melaksanakan program pengajaran 5. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Sardiman (2001:48) mengemukakan bahwa secara makro guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen-komponen yang terlibat di dalam proses belajar-mengajar, sehingga diharapkan terjadi proses pengajaran yang optimal. Sebagai visualisasi dapat dilihat dalam gambar 1. berikut : 2 Instrumental input/ masukan alat Raw input/ masukan mentah Proses pengajaran Hasil langsung Hasil akhir 3 Lingkungan Gambar 1. Proses Pembelajaran

32 16 Keterangan : 1. Masukan mentah : siswa/subyek belajar 2. Masukan alat : terdiri dari tenaga, fasilitas, kurikulum, sistem administrasi dan lain-lain. 3. Lingkungan, termasuk antara lain keluarga, masyarakat dan sekolah. 4. Proses pengajaran : merupakan proses interaksi antara unsur raw input, instrumental input dan juga pengaruh lingkungan. 5. Hasil langsung : merupakan tingkah laku siswa setelah belajar melalui proses belajarmengajar, sesuai dengan materi/bahan yang dipelajarinya. 6. Hasil akhir : merupakan sikap dan tingkah laku siswa setelah ada di masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran diperlukan peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik, karena pada dasarnya hasil pembelajaran terbaik adalah yang diperoleh melalui pengalaman. Namun dalam pelaksanaannya sering kali tidak disadari, bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Guru pada umumnya kurang menyenangi situasi di mana peserta didik banyak bertanya mengenai halhal yang berada di luar konteks yang dibicarakannya (Mulyasa, 2004:106). Gibbs (Mulyasa, 2004:106) mengemukakan bahwa berbagai penelitian menyimpulkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, penghargaan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat ditransfer dalam proses pembelajaran. Widada (Mulyasa, 2004:107) mengemukakan bahwa di samping penyediaan lingkungan yang kreatif, guru dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut : 1. Self esteem approach (pengembangan kesadaran akan harga diri). 2. Creative approach (mengembangkan problem solving, brainstorming, inquiry dan role playing). 3. Value clarification and moral development approach (pengembangan potensi pribadi melalui pendekatan holistik dan humanistik menuju self actualization.. 4. Multiple talent approach (pengembangan seluruh potensi peserta didik). 5. Inquiry approach (pengembangan potensi untuk menemukan konsep atau prinsip ilmiah). 6. Pictorial ridle approach (pendekatan untuk mengembangkan motivasi dan minat peserta didik).

33 17 7. Synetics approach (mengembangkan kompetensi peserta didik untuk membuka intelegensi dan kreativitasnya). Melalui metode yang dapat mengembangkan seluruh kompetensi siswa, pengembangan potensi diri siswa berjalan lebih cepat dari pada proses yang selama ini digunakan di sekolah-sekolah yang masih cenderung bersifat teacher centered. Di sekolah yang menggunakan pendekatan seperti dikemukakan Widada di atas, serta didukung dengan pendekatan individual, emosional dan spiritual, para siswa berkembang lebih cepat, aktif, kreatif serta kritis dalam menyikapi sesuatu hal. Hal ini sangat relevan dengan karakteristik siswa yang memang sedang berkembang pesat. Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik apabila dirancang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta memenuhi komponenkomponen pembelajaran yang meliputi tujuan, materi, kegiatan, pendekatan pembelajaran yang digunakan, metode dan media yang disesuaikan serta evaluasi yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu hal penting yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa diperlukan ketulusan dan kreativitas guru untuk mendesain suasana belajar yang dapat membuat siswa merasa nyaman dan senang, sehingga materi pelajaran lebih mudah diserap. Proses pembelajaran yang bersifat student centered memberi peluang kepada para siswa untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya. Kegiatannya tidak terpusat pada materi tetapi pada proses sebagaimana dikemukakan oleh pakar pendidikan Islam Mahmud Yunus (1992:72) bahwa penguasaan terhadap metodologi pengajaran lebih penting dari pada pemberian materi pelajaran (althariqah ahamm min al-madah). Materi yang sama apabila disampaikan dengan metode yang berbeda maka akan diperoleh hasil yang berbeda pula. Namun demikian, keseimbangan antara materi (isi) dan proses tetap harus menjadi perhatian mengingat kedua kompenen tersebut sangat penting dan berhubungan sangat erat. Perhatian terhadap isi bertujuan agar para siswa memiliki bekal pengetahuan yang cukup, sedangkan perhatian terhadap proses bertujuan agar para siswa merasakan suasana yang menyenangkan ketika belajar sehingga memperoleh kemudahan dalam menyerap dan memahami isi.

34 18 Sehubungan dengan usaha pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional secara holistik, maka penanaman nilai-nilai spiritual (iman dan taqwa) dalam proses pembelajaran sudah merupakan sebuah kebutuhan yang harus mendapat perhatian. Penyelenggaraan kurikulum terpadu yaitu keterpaduan antara Iptek (Imu pengetahuan dan teknologi) dan Imtaq (Iman dan Taqwa) sangat relevan dengan bab II pasal 3 UU Sisdiknas. Melalui keterpaduan ini dirancang sebuah prestasi belajar siswa yang tidak hanya mengedepankan satu aspek saja yaitu kognitif, tetapi keseimbangan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor, sekaligus internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agama dalam satu kesatuan proses dan hasil yang utuh dan terkendali. Shariati (Agustian, 2001:xviii) mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk dua-dimensional yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan kepentingan dunia-akhirat. Oleh sebab itu manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi dan intelegensia yang baik (EQ / Emotional Quotient plus IQ / Intellegence Quotient) dan penting pula penguasaan rukhiyah vertikal atau Spiritual Quotient (SQ). Pendapat Shariati bahwa manusia memiliki kebutuhan akan keberadaan Tuhan di atas sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raaf : 172 yang artinya sebagai berikut : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab : Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap (keesaan Tuhan). Saat ini proses pembelajaran dengan pendekatan active learning yang diperkaya dengan pembinaan emosi dan spiritual baru diterapkan di sekolahsekolah tertentu, khususnya Sekolah Islam Terpadu (SIT). Di sekolah-sekolah ini SDM-nya dibekali dengan wawasan yang cukup melalui penyelenggaraan pelatihan secara periodik. Materi pelajaran diberikan secara terpadu, maksudnya adalah materi-materi pelajaran umum disampaikan melalui pendekatan emosional spiritual dengan menyentuh aspek keimanan dan ketakwaan serta pembentukan akhlak siswa.

35 19 Guru yang berfungsi sebagai fasilitator, motivator, katalisator, serta mediator membawa siswa untuk mengenal Sang Pencipta serta melaksanakan ajaran-ajaran-nya melalui ilmu pengetahuan dan pengalaman. Proses ini dilakukan untuk memberi makna pada materi pelajaran, dihubungkan dengan nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan agama. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Dalam psikologi perkembangan masa anak memasuki sekolah dasar dikategorikan pada usia 6-12 tahun disebut sebagai masa bersekolah. Dalam hal perkembangan intelektual, Piaget (Hurlock,1992:162) menyebutnya sebagai masa concrete operations (operasional konkrit). Masa saat konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar sekarang menjadi konkrit dan tertentu. Oleh sebab itu pembelajaran pada masa ini mengharuskan para pendidik untuk memperagakan dan memberi contoh konkrit, sehingga anak memperoleh kejelasan dari apa yang ingin dicapai guru. Pada usia ini anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan masa dewasanya. Oleh sebab itu peletakan dasar pengetahuan yang tepat melalui stimulasi positif dari pendidik sangat dibutuhkan. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi, suatu masa saat anak membentuk kebiasaan sukses, tidak sukses atau sangat sukses. Hurlock (1992:166) mengemukakan bahwa kebiasaan anak untuk bekerja di bawah, di atas atau sesuai dengan kemampuannya cenderung menetap sampai dewasa. Penelitian telah membuktikan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi terhadap perilaku berprestasi pada masa dewasa. Hal ini akan terjadi tidak hanya di bidang akademik tetapi di bidang-bidang lain pun akan demikian. Kebiasaan ini menuntut para pendidik untuk peka terhadap perilaku anak sedini mungkin, sehingga apabila ditemukan anak didik berada pada kebiasaan yang kurang baik dapat segera diantisipasi. Para pendidik dapat membimbing dan mengarahkan anak didik untuk melakukan kebiasaan yang baik, minimal sesuai

36 20 dengan kemampuan yang dimilikinya. Ini berarti bahwa kesuksesan di masa datang dapat dirancang dari sekarang. Havighurst (1974:19) mengemukakan bahwa periode ini ditandai dengan tiga karakteristik yang memberinya dorongan kuat untuk keluar kepada lingkungan yang lebih luas. Ketiga karakteristik tersebut adalah : (1) kepercayaan diri seorang anak untuk keluar dari rumah menuju kepada peer group-nya, (2) kepercayaan secara fisik untuk masuk ke dalam dunia permainan dan keterampilan yang memerlukan kekuatan fisik (otot), dan (3) kepercayaan mental untuk memasuki dunia orang dewasa berupa konsep-konsep, logika, simbolisme dan komunikasi. Havighurst mengemukakan bahwa tugas-tugas perkembangan pada periode ini yang akan menjadi modal dasar bagi perkembangannya untuk berprestasi di masa yang akan datang. Tugas perkembangan tersebut meliputi : 1. Mempelajari keterampilan fisik yang dibutuhkan untuk bermain. 2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh. 3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya. 4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat. 5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung. 6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. 7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai. 8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembagalembaga. 9. Mencapai kebebasan pribadi. Namun demikian, sekalipun setiap manusia ingin menguasai segala tugas perkembangannya dengan tepat, pada kenyataannya tidak semua orang dapat mencapainya. Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi penguasaan tugas-tugas perkembangan yaitu : 1. Yang menghalangi Tingkat perkembangan yang mundur

37 21 Tidak adanya kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk menguasainya Tidak ada motivasi Kesehatan yang buruk Cacat tubuh Tingkat kecerdasan yang rendah 2. Yang membantu Tingkat perkembangan yang normal atau diakselerasikan Adanya kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan dan adanya bimbingan untuk menguasainya Motivasi Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh Tingkat kecerdasan yang tinggi Kreativitas Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst tersebut, pada poin 1 (satu) sampai dengan poin 8 (delapan) merupakan tahap-tahap perkembangan yang wajar pada anak, namun perlu dicermati pada tugas perkembangan poin 9 (sembilan). Sebagai bangsa yang beragama dan bermoral hendaknya para orang tua dan pendidik (guru) mewaspadai kebebasan yang dikehendaki oleh anak sehingga tidak keluar dari ruang lingkup tatanan sosial, moral dan agama. Melihat tugas-tugas perkembangan seperti dikemukakan di atas, selayaknya orang tua dan pendidik berusaha sebaik-baiknya untuk dapat memberi kesempatan dan dukungan agar anak dapat mempelajari dan melaksanakan tugastugas perkembangannya dengan tepat serta menghindarkan anak dari faktor-faktor yang menghambat. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar Keberhasilan belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh faktor intelegensi semata. Hasil penelitian menyatakan bahwa setinggi-tingginya, IQ menyumbang 20 persen saja bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam

38 22 hidup, maka yang 80 persen diisi oleh kekuatan-kekuatan lain (Golemen, 1997:44). Kekuatan-kekuatan lain tersebut dapat berupa kesehatan fisik, kondisi emosi yang dapat menggambarkan kesiapan siswa dalam menghadapi berbagai hambatan dalam belajar, keseluruhan proses pembelajaran, juga termasuk kondisi spiritual yang dapat menjadi motivasi yang sangat kuat sehingga seseorang mau berusaha mencapai kesuksesan dengan cara yang baik dan benar. Kekuatankekuatan tersebut dapat menjadi positif manakala diberikan arahan dan bimbingan oleh pendidik. Goleman (1997:45) juga mengemukakan bahwa yang mendukung kesuksesan belajar adalah kecerdaan emosional yang memiliki ciri-ciri seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi; mengendalikan dorongan hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir; berempati dan berdo a. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan pada anak-anak, apabila diupayakan terus menerus untuk mengajarkannya. Syah (1995:87) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor internal siswa, faktor eksternal siswa dan faktor pendekatan belajar yang digunakan oleh siswa. 1. Faktor internal yaitu segala sesuatu yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini meliputi dua hal yaitu : (a) aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani siswa. Kondisi tubuh siswa yang lemah, sedang dalam keadaan tidak sehat, dapat menurunkan kualitas kemampuan siswa sehingga materi yang dipelajari tidak dapat diserap dengan baik. (b) aspek psikologis, yaitu kondisi psikis siswa yang di antaranya meliputi tingkat dan tipe kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi. 2. Faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri siswa yang turut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Faktor eksternal ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial yang meliputi faktor alam serta instrumen. Faktor sosial adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sedangkan non sosial meliputi faktor alam, yaitu kondisi alam yang berupa cuaca atau iklim, dan faktor instrumen meliputi

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor) NADIA JA FAR ABDAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor) NADIA JA FAR ABDAT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Proses Pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA Proses Pembelajaran TINJAUAN PUSTAKA Proses Pembelajaran Dalam Ketentuan Umum UU Sisdiknas 2003 pasal 1 nomor 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 107 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Terdapat perbedaan proses pembelajaran antara di SDIT Ummul Quro dengan di SDN Sukadamai 3 Bogor. 2. Terdap at perbedaan prestasi belajar yang meyakinkan antara siswa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membawa perubahan yang luas dan mendasar dalam semua aspek masyarakat. Perubahan yang berlangsung cepat menyeluruh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

PENERAPAN CREATIVE APPROACH BERBASIS PICTORIAL RIDDLE APPROACH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP DI SURAKARTA

PENERAPAN CREATIVE APPROACH BERBASIS PICTORIAL RIDDLE APPROACH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP DI SURAKARTA PENERAPAN CREATIVE APPROACH BERBASIS PICTORIAL RIDDLE APPROACH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP DI SURAKARTA Skripsi Oleh : Agustin Karismawati K4303013 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari waktu kewaktu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin pesat. Arus globalisasi juga semakin hebat. Akibat dari fanomena ini muncul persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9 tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas vital dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui transfer ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai kehidupan guna

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penyesuaian Sosial 2.1.1 Pengertian penyesuaian sosial Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan modal utama untuk seseorang yang harus ditingkatkan dalam rangka melaksanakan pembangunan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, oleh karena itu dibutuhkan tenaga - tenaga kerja yang terampil dan profesional.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik fisik maupun moril, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mensukseskan rencana pemerintah dalam membentuk manusia Indonesia yang bermoral dan berkualitas maka pengembangan dunia pendidikan sangat diperlukan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua dan guru sudah barang tentu ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, mental sehat dan akhlak yang terpuji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting, sebab maju atau tidaknya suatu bangsa tergantung pada pendidikan. Siapa pun yang mendapat pendidikan yang baik akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung meningkatnya sendi-sendi kehidupan dalam negara tersebut, salah satu faktor pertama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan serangkaian proses yang sangat kompleks dan banyak melibatkan aspek yang saling berkaitan. Pendidikan bertujuan untuk mengubah sikap dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi suatu bangsa, peningkatan kualitas pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas pertama. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, sebab hanya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan segenap potensi peserta didiknya secara optimal. Potensi ini mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan

Lebih terperinci

Judul BAB I PENDAHULUAN

Judul BAB I PENDAHULUAN 1 Nama Judul : Ita Wulan Septina : Hubungan antara kepribadian dan lingkungan pergaulan dengan prestasi belajar siswa kelas II program Keahlian Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA Oleh : ROSITA BUDI INDARYANTI NIM : Q. 100040125 Program : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting pada zaman sekarang ini. Tanpa adanya pendidikan suatu bangsa dan negara tentunya akan sangat tertinggal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULAAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Setiap negara berusaha mempersiapkan diri untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA (Studi Situs SMK 1 Blora) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian demi

Lebih terperinci

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin i Topik Makalah Keluarga Adalah Miniatur Perilaku Budaya Kelas : 1-ID08 Tanggal Penyerahan Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin hebat. Fenomena tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan, karena dengan adanya pendidikan, diharapkan akan melahirkan generasi penerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal turut bertanggung jawab dalam pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala bidang, juga dalam hal ini termasuk bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Studi Situs di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas masalah pendidikan tidak dapat terlepas dari pengertian pendidikan secara umum. Pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena pendidikan adalah upaya manusia untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus

Lebih terperinci

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang sangat menentukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada umumnya adalah suatu anugerah Tuhan yang sangat berharga dan harus dijaga dengan baik agar mampu melewati setiap fase tumbuh kembang dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi kehidupan nyata sehari-hari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.

Lebih terperinci