BAB IV ANALISIS TERHADAP METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AL-AQSHA MENARA KUDUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS TERHADAP METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AL-AQSHA MENARA KUDUS"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS TERHADAP METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AL-AQSHA MENARA KUDUS A. Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus Jika ditelusuri secara cermat metode penentuan arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus mengadopsi metode dari Mekkah Saudi Arabia. Dalam penentuan arah, bintang utama yang dijadikan rujukan adalah bintang Qutbi (bintang Utara) atau Bintang Polaris pada rasi bintag Ursa minor, yakni satu-satunya bintang yang menunjuk tepat ke arah utara bumi. Berdasarkan kepada bintang ini dan beberapa bintang lain, arah kiblat dapat ditentukan dengan mudah. Hal ini telah dilakukan para ahli falak Islam oleh Khalifah al-makmun (813 M). Ia memerintahkan supaya koordinat geografi Kota Makkah ditentukan dengan tepat supaya arah kiblatnya dari Baghdad dapat dihitung dengan baik. 1 Jika diamati, penentuan arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus ada kaitannya dengan Masjid Agung Demak. Hal ini terbukti dengan adanya temuan oleh Totok Resmanto bahwa masjid-masjid kuno arah kiblatnya tidak jauh beda dengan arah kiblat Masjid Agung Demak. Inilah yang menjadi asumsi bahwa dalam penentuan arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus berkiblat ke Masjid Agung Demak, juga dilihat dari kontruksi bangunan yang tidak jauh berbeda. 1 Lihat Ing. Khafid, Penentuan Arah Kiblat, Jakarta: Pelatihan Penentuan Arah Kiblat, 15 April 2007, hlm

2 86 Perhitungan arah kiblat Masjid al-aqsha Menara ini sebenarnya adalah 24º 21 39, namun pada kenyataannya kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus sendiri 10º dari titik barat ke utara dengan kata lain kiblat masjid ini adalah 79º dari titik utara ke selatan.. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tidak adanya alat-alat yang canggih atau moder pada saat itu untuk menentukan arah kiblat, juga tidak adanya peralatan falak baik tradisonal maupun modern seperti saat ini untuk melakukan proses perhitungan dan penerapan arah kiblat. Meskipun demikian apresiasi positif patut diberikan pada para tokoh dalam pembangunan Masjid Agung Menara saat itu khususnya sunan Kudus sendiri. Karena dengan peralatan yang memadai beliau mampu menentukan arah kiblat Masjid Agung tersebut dengan meilhat posisi bintang. Hal ini jelas berbeda pada kondisi saat ini. Dengan suatu metode penentuan arah kiblat yakni metode azimuth kiblat dan rashdul kiblat / bayang-bayang matahari, yang juga dipergunakan penulis dalam melakukan penelitian / pengecekan tentang arah kiblat Masjid Agung ini dan dengan adanya ilmu pengetahuan tentang falak dan tersedianya peralatan falak baik yang sederhana maupun modern bisa ditentukan berapa azimuth kiblat atau sudut yang menunjukkan arah kiblat dan kapan bayang-bayang suatu benda yang tegak lurus terhadap bumi yang terkena sinar matahari menunjukkan arah kiblat Masjid al- Aqsha Menara Kudus.

3 87 Dalam penelitian ini penulis menggunakan rashdul kiblat dengan bantuan tongkat istiwa dan sinar matahari sebagai pengecekan arah kiblat masjid tersebut dengan perhitungan yang ada dalam penentuan arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus ini. Dari hasil penentuan arah kiblat tersebut baik melalui azimuth kiblat maupun rashdul kiblat telah diperoleh suatu fakta bahwa Masjid al-aqsha Menara Kudus memiliki arah kiblat 24º B-U, namun faktanya masjid tersebut memiliki arah kiblat 10º B-U. 2 Hasil tersebut juga berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Totok Roesmanto dalam kolom KALANG Suara Merdeka tanggal 1 Juni 2003 yang menyatakan bahwa : Ada baiknya data beberapa masjid kuno di bawah ini di simak, Masjid Menara atau Masjidil Aqsa, Kudus, yang di bangun tahun 1549 memiliki sumbu bangunan bergeser 25º ke arah utara dari sumbu bumi timur-barat.. 3 Hal ini berarti bahwa arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus ini mengalami kemelencengan 13º dari titik barat ke utara. Dari data dan fakta tersebut, sudah seharusnya dilakukan upaya untuk meluruskan arah kiblat khususnya Masjid al-aqsha Menara Kudus. Karena berdasarkan perhitungan, perbedaan 1 derajat (jika di hitung dari Indonesia-Makkah) sudah mengalami pergeseran 111 km dari Ka bah. Hal ini berarti jika arah kiblat Masjid al-aqsha 2 Lihat dalam Laporan Hasil Penelitian Arah Kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus, Kudus Rabu, tanggal 03 Januari Lihat Totok Roesmanto tentang Kiblat dalam Kolom KALANG Suara Merdeka, Minggu, tanggal 01 Juni 2003.

4 88 Menara Kudus mengalami kemelencengan sebesar 13º dari titik barat ke utara maka arah kiblat Masjid Agung Menara ini melenceng dari Ka bah ke barat sejauh 1519 km. B. Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketidak-Akurasian Masjid Al-Aqsha Menara Kudus Masalah penentuan arah Kiblat secara umum terdiri dari masalah teknis dan non-teknis. Masalah teknis adalah masalah yang terkait dengan teknik-teknik pengukuran dan penentuan arah Kiblat. Sedangkan masalah non-teknis adalah masalah yang terkait dengan aspek-aspek keagamaan (syari ah), sosial, budaya, bahkan psikologi jama ah terkait dengan response mereka terhadap masalahmasalah agama. Bila terjadi ketidaksinkronan dalam dua hal itu baik secara teknis maupun non-teknis, praktik pengukuran arah Kiblat bisa jauh dari apa yang semestinya sehingga berpotensi terjadi kesalahan. Masalah teknis sekurang-kurangnya bisa ditinjau dari dua aspek, aspek metode pengukuran (Ilmu Falak), dan aspek peralatan yang dipakai. Terkait dengan aspek pertama, masalah yang muncul adalah tentang metode apa yang akan dipakai, apakah metode tradisional (klasik) atau modern. Metode tradisonal adalah metode yang dalam penentuannya menggunakan alat-alat tradisional bencet, tongkat istiwa, rubu al-mujayyab, rashdul kiblat. Sedangkan metode modern adalah metode yang menggunakan ilmu ukur segitiga bola

5 89 dengan bantuan Theodolite, GPS, Kompas 4. Tarik ulur kedua corak ini masih cukup kuat sehingga masing-masing masih mengklaim dirinya yang paling benar. Metode tradisional mengklaim dirinya sebagai metode yang murni diwariskan oleh para ulama dibanding dengan metode modern yang diimport dari negeri Barat sehingga metode inilah yang tepat dipakai untuk mengukur Kiblat. Sementara itu metode modern mengklaim dirinya sebagai metode yang akurat dan memiliki tingkat presisi yang tinggi. Selain masalah tersebut, dengan cara apa akan menentukan arah Kiblat, apakah dengan cara mengintip bayang-bayang Kiblat, atau dengan mengukurnya melalui teknik bidik matahari. Terkait dengan aspek kedua, masalah yang muncul adalah alat apa yang paling tepat dan akurat untuk mengukur arah Kiblat. Setiap alat memiliki kekurangan dan kelebihan serta memiliki resiko error (technical error/engine error). Apakah kita bisa mengukur dengan menggunakan alat yang sederhana seperti tongkat istiwa dan kompas, ataukah mesti menggunakan alat yang super canggih seperti Global Positioning System (GPS) dan Theodlite. Bagaimana pula kita bisa memastikan bahwa alat-alat tersebut berfungsi dengan baik sehingga dapat bekerja secara akurat. Adapun masalah non-teknis dapat ditinjau dari segi keagamaan (syari ah) dan kemasyarakatan (sosial, budaya, dan psikologi). Dari segi keagamaan, muncul masalah apakah menghadap Kiblat itu cukup dengan kira-kira ataukah 4 Lihat dalam Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah, Jakarta : Erlangga, 2007, hal. 40. Bandingkan dengan Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Teori dan Praktek), (Yogyakarta: Lazuardi), 2001, hlm. 54

6 90 harus pasti menuju ke arah Kiblat. Apakah kesalahan dalam penentuan Kiblat dapat berakibat pada hukum shalat yang tidak sah, dan bagaimana cara memperbaikinya. Sedangkan dari segi kemasyarakatan, masalah yang muncul terkait dengan kesiapan masyarakat melakukan perubahan atau koreksi. Bagaimanakah cara mengkomunikasikan perubahan arah Kiblat yang sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun mereka yakini benar. Al-Qur an telah menjelaskan mengenai kewajiban menghadap kiblat dalam firman Allah SWT dalam surat al-baqarah ayat 144 ق د ن رى ت ق ل ب و ج ه ك فى الس م اء ف ل ن و ل ي ن ك ق ب ل ة ت ر ض ها ف و ل ش ط ر ال م س ج د و ج ه ك الح ر ام و ح ي ث م ا ك ن ت م ف و ل وا و ج وه ك م ش ط ر ه و إ ن ال ذ ين ا وت وا ال ك تب ل ي ع ل م ون ا ن ه الح ق 5 (١٤٤ : ) ب غ اف ل ع م ا ي ع م ل و ن االله م ن ر م و م ا البقرة Artinya : Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang di beri al-kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. Al-Baqarah : 144). Ayat tersebut menjelaskan kewajiban menghadap kiblat yaitu Ka bah bagi orang yang dapat melihat ka bah dan menghadap ke arahnya saja bagi yang tidak 5 Departemen Agama Republik Indonesia, op. cit, hlm. 37.

7 91 dapat melihat Ka bah. Kata ه dalam ayat tersebut diartikan sebagai arah, maka jelaslah bahwa kewajiban bagi orang yang tidak dapat melihat ka bah cukup menghadap ke arahnya saja sesuai dengan ilmu pengetahuan (falak) dan tidak sebatas perkiraan saja. Jika melihat permasalahan arah kiblat selalu dikaitkan dengan masalah arah. Masalah arah kiblat saat ini selalu menjadi aktual lantaran dengan adanya fatwa MUI NO 3 TAHUN 2010 yang menyatakan bahwa arah kiblat adalah arah barat serong ke utara dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan mengenai penentuan arah kiblat yang lebih modern saat ini. 6 Hal itu tentunya akan memberikan pemahaman kepada masyarakat umum bahwasannya arah kiblat di Indonesia ini tidak cukup hanya menghadap ke arah barat. Namun harus serong ke utara dengan mempertimbangkan letak geografis tempat mengingat posisi koordinat wilayah Indonesia berada di sebelah tenggara kota Mekkah. Seperti halnya masjid al-aqsha Menara Kudus yang memiliki letak geografis 6º LS dan 110º BT, maka menurut perhitungan ilmu falak masijd tersebut menghadap kiblat B-U. Dalam persoalan penentuan arah kiblat tidak tampak adanya dikotomi madzhab hisab dengan madzhab rukyah. Walaupun kalau dilacak dari lintasan sejarah, cara penentuan arah kiblat dari masa ke masa mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat 6 Lihat fatwa MUI no.3 yang sudah direvisi pada lampiran.

8 92 Islam Indonesia. Konkretnya, hal ini tampak seperti ketika terjadi perubahan arah kiblat Masjid Agung Kauman Yogyakarta pada masa KH Ahmad Dahlan dan dapat dilihat pula dari alat-alat yang dipergunakan untuk mengukurnya seperti bencet, tongkat istiwa, rubu al-mujayyab, kompas, theodolite, dan lain-lain. Selain itu, perhitungan yang dipergunakan juga mengalami perkembangan, baik mengenai data koordinat maupun sistem ukurnya. 7 Maka dapat disimpulkan bahwa metode penentuan arah kiblat dapat dipilah dalam dikotomi metode klasik dan metode modern yang akhirnya mengarah pada pengkristalan dalam simbolisasi madzhab hisab dan madzhab rukyah. madzhab rukyah disimbolkan oleh mereka yang dalam menentukan arah kiblat menggunakan bencet, tongkat istiwa, rubu al-mujayyab, rashdul kiblat. Sedangkan madzhab hisab disimbolkan oleh mereka yang dalam penentuan arah kiblat ilmu ukur segitiga bola (spherical trigonometry). 8 Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan oleh penulis di lapangan diperoleh fakta bahwa : 1. Arah Kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus Berdasarkan tulisan Totok Roesmanto tentang Kiblat dalam kolom Kalang Suara Merdeka edisi Minggu tanggal 01 Juni Menyebutkan bahwa masjid-masjid kuno di Jawa Tengah sumbu bangunanya bergeser dari timur-barat, diantaranya adalah Masjid Menara 7 Lihat selengkapnya dalam Ahmad izzuddin, loc. cit. 8 Ibid

9 93 Kudus sumbu bangunannya adalah 25 derajat ke arah utara dari sumbu bumi timur-barat. Hasil temuan di lapangan ternyata kiblat masjid tersebut adalah 10º ke arah utara dari sumbu bumi timur barat. Padahal Perhitungan arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus setelah penulis melakukan pengukuran dengan menggunakan alat theodolite dengan bantuan matahari diperoleh kiblat seharusnya adalah 24º dari titik Barat ke Utara. Berarti dapat dikatakan bahwa telah terjadi kemelencengan sebesar 13º ke arah Selatan. Hasil tersebut diperoleh dari selisih arah kiblat asli dengan arah kiblat seharusnya yaitu ( 24º º = 13º ). Persoalan melencengnya arah kiblat masjid tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu : kesalahan pada metode penentuannya, dapat dilihat pula dari alat-alat yang dipergunakan untuk mengukurnya 9, akibat faktor alam misalnya gempa bumi dan lain-lain. 2. Kiblat yang Seharusnya Masjid al-aqsha Menara Kudus Perhitungan arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus Seharusnya bernilai 24º dari titik barat ke utara atau 65º dari titik utara ke barat atau 294º UTSB. Arah kiblat dapat ditentukan dengan beberapa cara dan metode, baik yang konvensional maupun modern sampai tradisional. Salah satu cara tradisional adalah dengan bantuan bayang-bayang matahari setelah 9 Wawancara dengan Hendro Setyanto pada jam WIB 6 Januari 2011 via facebook.

10 94 diketahui lintang dan bujur tempat serta Mekkah. Diantara metode penentuan arah kiblat yang modern dan akurat yaitu dengan penentuan Azimuth Kiblat, Kalkulator, Theodolite, dan Global Position System (GPS). Setelah kompas beredar di masyarakat, maka alat ini pun dimanfaatkan pula oleh kaum muslimin untuk menentukan arah kiblat. Kompas tersebut berfungsi untuk menentukan arah utara selatan. Alat ini cukup praktis dan mudah digunakan oleh siapa saja. Namun mempunyai kelemahan-kelemahan terutama jika alat ini dipergunakan pada tempat yang banyak mengandung logam atau besi. Di samping itu alat ini juga tidak persis menunjukkan ke arah utara sejati namun ada penyimpangan yang dikenal dengan variasi magnit, nilainya untuk setiap tempat berbeda-beda. Oleh karena itu alat ini hanyalah penunjuk arah perkiraan. Sekarang ada juga alat yang sangat praktis untuk menentukan arah kiblat dan banyak digunakan oleh masyarakat luas yakni kompas kiblat. Sistem kerja kompas kiblat ini sama seperti kompas biasa, bedanya kalau kompas biasa piringannya diberi skala 360 derajat yang berarti mempergunakan satuan derajat busur sedangkan piringan kompas kiblat hanya dibagi 40 bagian yang berarti skala tiap satu bagian bernilai 9 derajat busur. Di samping itu, kompas kiblat dilengkapi dengan buku petunjuk yang berisi daftar kota seluruh dunia berikut angka pedoman arah kiblatnya masing-masing. Dengan menempatkan jarum kompas menunjuk kepada

11 95 angka tersebut maka secara otomatis Tanda panah penunjuk arah kiblat (yang juga menunjukan angka nol) merupakan arah kiblat dari kota dimaksud. Namun demikian, perlu diketahui bahwa penunjuk arah kiblat dalam kompas kiblat ini hanyalah taksiran (perkiraan saja). Karena menurut hasil penelitian kompas kiblat selama ini masih mempunyai penyimpangan arah kiblat yang tidak sedikit bahkan ada kota-kota tertentu yang mencapai 20 derajat 10 Adapun penentuan arah kiblat dengan alat bantu kompas, itu sifatnya masih perkiraan dan harus ada korelasi sebelumnya. Kompas sangat rentan terhadap gravitasi baja maupun besi sehingga harus diketahui terlebih dahulu variasi di kompas tersebut. Penentuan arah kiblat dengan menggunakan kompas sering tidak akurat. Hal itu pernah dibuktikan oleh penulis ketika mengecek arah kiblat dengan kompas namun hasilnya sangat jauh dengan yang seharusnya. Adanya aliran listrik di bawahnya menyebabkan variasi magnetik meningkat sangat tinggi dari ukuran normal yang semula 1,5º menjadi 90º. Hal ini karena pengaruh medan listrik yang berada di dekat kompas. Namun, tidak banyak orang menyadari bahwa kompas memiliki kelemahan dari sisi akurasi. Namun pada kenyataanya setelah melakukan penelitian dan pengukuran dilihat dari sisi bangunan terjadi pergeseran 10 Hasil wawancara dengan Thomas Djamaluddin via Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada tanggal 21 November 2010.

12 96 bangunan. Hal ini karena setiap daerah memilik variasi magnet yang berbeda-beda satu sama lain seperti sebagai berikut: 1 O B 0 O 1 O T 2 O T 3 O T 4 O T 5 O T Contoh Penggunaan: Jika suatu tempat memiliki variasi magnetik 1 0 T (timur), maka arah utara sejati berada pada jarak 1 o ke arah barat dari titik Utara kompas. Jika variasi magnetik 1 o B (Barat), maka arah utara sejati berada pada jarak 1 o ke arah timur dari titik Utara Kompas. Pada tempat lainnya menggunakan interpolasi di antara dua garis terdekat. Contoh: Variasi Magnetik di MAJT = 0,5 0 T, maka arah Utara sejati berada pada jarak 0,5 0 ke arah Barat dari titik Utara kompas. Untuk masalah pergeseran arah kiblat yang dapat menyebabkan berubahnya arah, hal itu harus dibuktikan secara ilmiah mengingat bahwasannya Awal tahun 2010, publik ramai membahas melencengnya arah kiblat. Gempa bumi yang terjadi bertubi-tubi ditengarai menjadi penyebab pergeseran arah kiblat di sejumlah masjid di Indonesia. Alasannya, akibat gempa tanah di Indonesia mengalami pergeseran sekitar tujuh centimeter per tahun. Padahal pada kenyataannya, gempa tidak sampai menyebabkan pergeseran arah kiblat. Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin memberikan catatan

13 97 kepada media dan pihak terkait agar jangan sampai menimbulkan kesalahfahaman terkait hal ini. 11 Pernyataan tersebut mungkin salah kutip atau salah persepsi, tetapi berpotensi meresahkan masyarakat. Pergeseran lempeng yang mengubah peta bumi lalu mengubah arah kiblat, perlu waktu puluhan juta tahun. Jadi tidak akan ada perubahan arah kiblat akibat gempa. Menurutnya, jika kenyataannya banyak masjid yang arah kiblatnya kurang tepat, bukan disebabkan perubahan tersebut, melainkan karena sejak awal menentukan arah kiblat yang memang kurang akurat. Thomas Djamaluddin, membantah pemberitaan bahwa pergeseran lempengan bumi akibat gempa Cile telah menggeser arah kiblat sekitar 30 centimeter lebih ke kanan. Diakui atau tidak, banyak masjid yang arah kiblatnya kurang tepat, namun bukan karena adanya perubahan arah kiblat, tetapi karena penentuan awal sebelum pembangunannya yang tidak akurat. Saat itu masjid cenderung dibangun dengan arah kiblat yang sekedar mengikuti arah barat lalu diserongkan sedikit ke kanan atau sekedar mendasarkan diri pada arah kiblat masjid terdekat yang belum tentu benar. 12 Menurut dia, hanya dengan bantuan posisi matahari saja cukup akurat menentukan arah kiblat jika dipandu oleh orang yang terlatih ilmu falak, selain itu juga peranti lunak Qibla Locator yang termuat dalam situs 11 Hasil wawancara dengan Thomas Djamaluddin via Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada tanggal 25 November Ibid

14 98 web juga mudah digunakan. Ditegaskannya, pergeseran lempeng yang mengubah peta bumi termasuk mengubah arah kiblat, memerlukan waktu jutaan tahun. Ia juga mengatakan tentang NASA yang mengabarkan bahwa gempa Cile berdampak pada pergeseran poros "gambar bumi" dan percepatan rotasi bumi. "Pergeseran lempeng yang sebenarnya menyebabkan perubahan rotasi itu, bukan gempanya, karena gempa sekadar indikator pelepasan energi akibat pergeseran lempeng bumi". Akibat pergeseran lempeng, keseimbangan "gambar bumi" sedikit berubah karena titik massa kulit bumi bergeser. Hal itu menyebabkan poros "gambar bumi" bergeser. Poros "gambar bumi" (Earth`s figure axis), tidak sama dengan poros astronomis (poros utara-selatan) yang menggambarkan poros rotasi bumi misalnya "Untuk kasus gempa Cile 2010 pergeserannya sekitar 8 cm di mana sudutnya bergeser 2,7 mili detik busur =0, derajat dan terlalu kecil untuk dilihat. Demikian juga gempa Aceh 2004, pergeserannya hanya 7 cm di mana sudutnya bergeser 2,32 mili detik busur = 0, derajat. Beberapa hari setelah gempa Chile 27 Februari 2010 peneliti JPL NASA mengabarkan bahwa gempa Chile berdampak pada percepatan rotasi bumi dan pergeseran poros gambar bumi. Bagi sebagian orang, berita tersebut mengejutkan. Tetapi sebenarnya, percepatan dan

15 99 pelambatan rotasi bumi terus terjadi. Bumi kita secara konstan diperlambat olah pasang surut bulan dengan efek yang lebih kuat. 13 Jika diamati banyak terdapat perbedaan arah kiblat antara satu masjid dengan masjid yang lain dalam satu daerah yang sama, sebagai akibat perbedaan tersebut sering terjadi perselisihan antara atau sengketa antar kelompok. Mereka yang paling benar sedang yang lain salah dan jika sholat mengikuti arah kiblat masjid tersebut tidak sah. Karena sekarang ini pada umumnya kita masih menganggap sederhana dan sepele dalam masalah menentukan arah kiblat. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang tidak menghiraukan tentang kepastian arah kiblat dalam pelaksanaan sholat. Mereka paham bahwa menghadap kiblat dalam pelaksanaan sholat adalah wajib karena menjadi salah satu syarat sahnya sholat. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih yang menegaskan : مالايتم الواجب الا به فهو واحب 14 Artinya : Sesuatu yang menyebabkan tidak sempurnanya satu kewajiban kecuali dengan sesuatu itu, berarti sesuatu itu hukumnya wajib. Selama ini masyarakat berasumsi, bahwa arah kiblat yang mereka yakini itu sudah benar. Mereka percaya penuh kepada tokoh masyarakat atau ulama yang 13 Ibid 14 Jalaluddin Abdurrahman bin bin Abu Bakr as-suyuthi. al-asybah wa an-nadhair. Jakarta : Dar Ihya al-kutub al-arabiyyah. hlm. 101.

16 100 ada dilingkungan mereka. Padahal ulama atau tokoh itu sendiri kadang-kadang tidak paham betul tentang cara menentukan arah kiblat. Hasil yang ada di atas memang telah jelas menggambarkan perbedaan antara arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus yang seharusnya dengan arah kiblat yang ada di masjid tersebut. Tentunya hal ini dipengaruhi berbagai faktor, antara lain : 1. Adanya kecenderungan masyarakat yang terlalu mensakralkan peninggalan sejarah serta mengagumi sosok figur seorang wali. Paradigma seperti ini masih terjadi masyarakat di sekitar Masjid Menara Kudus. Hal ini dapat dibuktikan dengan temuan penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa masyarakat Kudus khususnya tokoh masyarakat masih mempercayai kebenaran mitos. Mereka terlalu mendewakan Kanjeng Sunan Kudus sehingga tidak berani merubah atau mengoreksi apa yang telah menjadi peninngalannya. Hal itu dibuktikan dengan cerita masayarakat yang menyatakan bahwa suatu ketika mau diadakan pengukuran ulang terhadap arah kiblat masjid tersebut. Namun, para tokoh masyarakat setempat banyak yang menolaknya mengingat asumsi bahwa masjid tersebut adalah peninngalan wali, jika dirubah akan dikhwatirkan Kualat, maka dari situ masyarakat cenderung menganggap benar seorang wali.

17 101 Padahal manusia kadang memiliki kesalahan dan kekeliruan, Nabi Muhammad Saw. juga pernah mendapat teguran dari Allah karena pernah suatu ketika kurang mempedulikan orang buta yang datang kepada beliau, lantas Allah menegurnya 15. Begitu pula dengan Sunan Kudus sebegai manusia pasti memiliki kesalahan dan kekeliruan, maka dari itu perlu adanya koreksi dari generasi selanjutnya untuk kemajuan dan kemaslahatan umat manusia. 2. Adanya paradigma yang membenarkan terhadap suatu keadaan yang telah ada tanpa didasari dengan pengetahuan tentang hal tersebut. Disadari atau tidak paradigma ini memang muncul di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Apalagi dalam penentuan arah kiblat, mereka terkesan acuh terhadap permasalahan ini. Mereka beranggapan dengan keyakinan bahwa arah kiblat yang ada di masjid-masjid termasuk Masjid al-aqsha Menara Kudus saat ini sudah menghadap ke arah Ka bah sebagai kiblat orang yang tidak dapat melihat Ka bah atau berada di luar Makkah, meskipun pada akhirnya diketahui bahwa arah kiblat masjid belum tentu menghadap ke arah ka bah termasuk Masjid al-aqsha Menara Kudus. Terlebih Masjid al-aqsha Menara Kudus ini merupakan peninggalan seorang wali. Sehingga mereka secara otomatis membenarkan dan mendewakannya dan mereka kurang adanya kemauan untuk melakukan pengecekan kembali arah kiblat mereka dengan mendatangkan pakar falak atau orang yang berkompeten dalam penentuan arah kiblat. 15 Lihat Q.S. Abasa :1-3

18 102 Padahal saat ini ilmu falak telah mengalami banyak kemajuan, termasuk perkembangan ilmu dalam penentuan arah kiblat. Bolehlah menganggap benar arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus saat itu, karena pada awal pembangunan Masjid Agung ini memang tidak ada peralatan yang dapat menentukan dan untuk membantu dalam melakukan penentuan arah kiblat. Akan tetapi, pada saat ini tentunya telah berubah dan berbeda dengan zaman yang telah lalu. Sekarang penentuan arah kiblat dapat dilakukan dengan bantuan pakar falak yang ada, peralatan yang semakin modern dan ilmu pengetahuan tentang penentuan arah kiblat yang semakin berkembang. Oleh karena itu tentunya wajib menggunakan hal tersebut yang merupakan suatu pengetahuan dan penemuan yang memiliki ketelitian dan keakurasian yang lebih tinggi untuk menentukan atau pun melakukan pengecekan arah kiblat Masjid al-aqsha Menara Kudus sebagai upaya untuk mendapatkan arah kiblat yang tepat menuju ke Ka bah sekaligus sebagai upaya untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan dalam melakukan ibadah dengan ainul yaqin atau haqqul yaqin. Dalam hal ini bisa digunakan logika terbalik bahwa kebimbangan/keraguan akan hilang dengan adanya keyakinan. Oleh karena itu jika seseorang hendak melaksanakan shalat maka ia harus yakin bahwa ia telah memenuhi syarat sah untuk melaksanakan shalat. Dalam kasus ini ia harus

19 103 yakin, tanpa adanya keraguan bahwa ia benar-benar menghadap kiblat sebagai upaya memantapkan keyakinan dalam melaksanakan shalat. Namun apabila ia sebenarnya telah mengetahui bahwa ia kurang tepat menghadap kiblat alias melenceng maka hal itu tidak diperbolehkan. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih yang menyatakan bahwa : لا عبرة بالظن البين خطو ه 16 Artinya : Tidak ada gambaran berupa keyakinan yang jelas kesalahannya. Dalil ini menunjukkan bahwa bila ada perkiraan yang sudah jelas kesalahannya maka hal ini tidak diperbolehkan mengingat sudah ada bukti kuat yang menjelaskan kesalahan tersebut maka tidak boleh dipakai dalam hal mengahadap kiblat. Jika dibandingkan antara dua metode dalam penentuan arah kiblat yaitu metode perkiraan dan metode azimuth atau rashdul kiblat, maka yang harus dimenangkan adalah metode azimuth dan rashdul kiblat karena metode ini memiliki ketelitian dan keakurasian yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode perkiraan dalam penentuan arah kiblat sehingga dalam menentukan arah kiblat sudah seharusnya digunakan suatu penemuan yang memiliki ketelitian dan keakurasian yang lebih tinggi/lebih kuat sebagai upaya untuk lebih memantapkan keyakinan kita dalam melaksanakan ibadah shalat. 16 Imam jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr as-suyuthy, op. cit., hlm

20 104 Kurangnya pemahaman dapat terjadi dari pemahaman tentang diwajibkan melaksanakan sholat menghadap kiblat hanya dari arah saja. shalat yang penting menghadap ke arah kiblat namun tidak meneliti arah mana kiblat yang sebenarnya itu.

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibadah shalat lima waktu adalah kewajiban yang harus senantiasa dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke arah kiblat serta sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kearah mana seorang melakukan sholat? Setiap muslim pasti tahu jawabannya, yakni menghadap kiblat. Seberapa akuratkah dia mengahadap kiblat? Secara matematis atau astronomis,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Dalam menganalisa arah kiblat Masjid Agung Sang Cipta

Lebih terperinci

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96],

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten Dalam sejarah Masjid Agung Banten, baik mengenai kapan berdirinya, tokoh utama pendiri

Lebih terperinci

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT 40 KRITERIA MASLAHAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat,shalatnya tidak sah. Umat Islam di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat,shalatnya tidak sah. Umat Islam di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadap kiblat itu termasuk syarat sahnya shalat. Apabila tidak menghadap kiblat,shalatnya tidak sah. Umat Islam di Indonesia pada umumnya meyakini kiblat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB NATIJAT AL MIQĀT KARYA AHMAD DAHLAN Al-TARMASI A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam Kitab Natijat al-miqāt Manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR 86 BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR Dalam setiap metode dan alat-alat yang digunakan dalam menentukan arah kiblat memiliki kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan shalat, umat muslim harus menghadapkan wajah dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena umat Islam sepakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu persoalan yang penting. Menurut hukum Islam, menghadap ke arah kiblat diartikan sebagai seluruh tubuh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menghadap ke bangunan Ka bah, shalatnya tidak sah. Sedangkan orang. perbedaan pendapat, adapun pendapat itu adalah :

BAB V PENUTUP. menghadap ke bangunan Ka bah, shalatnya tidak sah. Sedangkan orang. perbedaan pendapat, adapun pendapat itu adalah : BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat penulis simpulkan beberapa inti permasalahan ini sebagai berikut : 1. Para ulama madzhab sepakat bahwa orang yang melihat bangunan Ka bah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis dari beberapa bab terdahulu, maka penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok permasalahan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) 36 PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 5 Tahun 2005 Tentang PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) Majelis Ulama Indonesia,

Lebih terperinci

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK 31 PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK Majelis Ulama Indonesia, setelah

Lebih terperinci

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA! MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA! *Drs. Herman Yatim **Kepala Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Bengkulu Masih segar dalam ingatan kita, di penghujung tahun

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI و ل ت ك ن م ن ك م أ م ة ي د ع ون إ ل ا ل ي و ي م ر ون ب ل م ع ر وف و ي ن ه و ن ع ن ال م ن ك ر و أ ول ى م ال م ون ) 104 ( Dan hendaklah diantara

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ش ر ع ال ق ر ع ة إ ذ ا ج ه ل ال م س ت ح ق و ت ع ذ ر ت ال ق س م ة Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan spiritual setiap orang seringkali mengalami pasang surut, ada kalanya mengalami kehampaan sehingga timbul hasrat ingin mengisi kekosongan qalbunya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat di dalam shalat merupakan syarat sah shalat. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat di dalam shalat merupakan syarat sah shalat. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Para ulama sesuai petunjuk dalil syar i telah menyepakati bahwa menghadap kiblat di dalam shalat merupakan syarat sah shalat. Dengan demikian mengetahui arah

Lebih terperinci

BAB IV AKURASI ARAH KIBLAT. Sejak arah kiblat ditetapkan menuju Ka bah, seluruh tempat ibadah umat

BAB IV AKURASI ARAH KIBLAT. Sejak arah kiblat ditetapkan menuju Ka bah, seluruh tempat ibadah umat BAB IV AKURASI ARAH KIBLAT A. Analisis Arah Kiblat Masjid Baitussalam Sejak arah kiblat ditetapkan menuju Ka bah, seluruh tempat ibadah umat Islam dibagung dan diarahkan menuju ke sana. Para tokoh masyarakat

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA 12 Pluralisme, Liberalisme, DAN Sekularisme Agama FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah Fiqh الط ه ار ة ا بت ي م ام ك ال ط ه ار اة ب ل م ا اء BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, bahkan termuat dalam undang-undang pendidikan nasional, karena pendidikan agama mutlak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEAKURASIAN ARAH KIBLAT MASJID SUNAN KALIJAGA KADILANGU DEMAK

BAB IV ANALISIS KEAKURASIAN ARAH KIBLAT MASJID SUNAN KALIJAGA KADILANGU DEMAK BAB IV ANALISIS KEAKURASIAN ARAH KIBLAT MASJID SUNAN KALIJAGA KADILANGU DEMAK A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak Wajib bagi umat Islam menghadapkan wajahnya ke kiblat

Lebih terperinci

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat * Disampaikan dalam acara Pelatihan Pengukuran Arah Kiblat di FIP UNNES, mangayubagya rehab bangunan musholla FIP UNNES 17/09/2014 Kiblat ke Kabah Posisi Indonesia Pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal perkembangan Islam, penentuan arah kiblat tidak banyak menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan beliau sendiri yang menunjukkan

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

APLIKASI ATURAN COSINUS DAN SINUS SEGITIGA BOLA DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT (SEBUAH RELASI ANTARA MATEMATIKA DAN AGAMA)

APLIKASI ATURAN COSINUS DAN SINUS SEGITIGA BOLA DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT (SEBUAH RELASI ANTARA MATEMATIKA DAN AGAMA) MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 28 39. APLIKASI ATURAN COSINUS DAN SINUS SEGITIGA BOLA DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT (SEBUAH RELASI ANTARA

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT Dalam tahap uji akurasi ini, analisis yang hendak penulis

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam melaksanakan ibadah khususnya shalat, yaitu menghadap ke arah ka bah di Masjidil Haram. Kata Arah

Lebih terperinci

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji). IBADAH UMROH 1. Pengertian Umroh Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi ka bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya mengetahui posisi letak Ka bah sama saja dengan pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi umat Islam mengetahui letak/posisi

Lebih terperinci

ت ع ي ن ه و ن س ت غ ف ر ه و ن ع و ذ ب الله م ن ش ر و ر ا ن ف س ن ا و م ن س ي ي ات ا ع م ال ن ا م ن ي د ه الله ف لا م ض ل ل ه و م ن ي ض ل ل ف لا ه اد ي

ت ع ي ن ه و ن س ت غ ف ر ه و ن ع و ذ ب الله م ن ش ر و ر ا ن ف س ن ا و م ن س ي ي ات ا ع م ال ن ا م ن ي د ه الله ف لا م ض ل ل ه و م ن ي ض ل ل ف لا ه اد ي ن ح م د لله ا لح م د ا ن Pelajaran Isra dan Mi raj Oleh KH. Ibnu Jarir, Lc و ن س ه ت ع ي ن ه و ن س ت غ ف ر ه و ن ع و ذ ب الله م ن ش ر و ر ا ن ف س ن ا و م ن س ي ي ات ا ع م ال ن ا م ن ي د ه الله ف لا م ض

Lebih terperinci

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi المصدر Hollow Earth/Rongga Bumi (Bumi dengan dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenam matahari) Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi page 1 / 18 dengan dua tempat matahari

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

Hukum Mengubah Nazar

Hukum Mengubah Nazar Hukum Mengubah Nazar ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2012-1433 م تغي جهة انلذر» باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam Tangan Analog Sebagaimana yang telah dikemukakan pada pembahasan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT Sarif M Staf Pengajar. 1 Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: AL-RA YU/IJTIHAD KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-ra yu atau Ijtihad dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-ra yu/ijtihad INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Falak merupakan salah satu khazanah keilmuan dalam Islam yang mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing. Dengan tujuan agar dapat diketahui

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 13-06-2017 18 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Itikaf Al-Bukhari 1885-1890 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di www.warungustad.com

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

http://astro.unl.edu/naap/lps/animations/lps.swf - Bulan bercahaya dan Matahari bersinar -> QS. Nūḥ (71): 16 dan QS. al-furqān (25): 61; - Akan tiba suatu masa di mana Bulan tidak lagi bercahaya dan Matahari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL A. Analisis hukum islam terhadap praktek jual beli bahan pokok dengan timbangan digital

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur pendidik dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah

Lebih terperinci

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak MENENTUKAN ARAH KE SEBUAH KOTA DAN MENGHITUNG JARAK DUA BUAH KOTA MEAUI BAYANG-BAYANG TONGKAT OEH MATAHARI (Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: 765 Progran Studi Pengajaran Fisika

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING 15 FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000 Tentang Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 23-27 Rabi ul Akhir 1421 H./25-29

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, tentu memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap segala aspek. bioskop, entah itu film anak, remaja atau dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. ini, tentu memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap segala aspek. bioskop, entah itu film anak, remaja atau dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selaras dengan berkembangnya media dan teknologi belakangan ini, tentu memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap segala aspek kehidupan manusia. Berbicara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI A. Analisis terhadap Mekanisme Transaksi Penetapan Harga pada Pasar Oligopoli oleh Produsen Allah memberikan kesempurnaan kepada

Lebih terperinci

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir? Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram Pertanyaan Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir? Jawaban ni hukumnya haram dan tidak boleh. ni dinamakan athaf (pengasih, pelet),

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB IV AKURASI METODE ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR

BAB IV AKURASI METODE ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR 75 BAB IV AKURASI METODE ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR Menghadap ke arah Kiblat merupakan syarat sahnya shalat. Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama samawi yang sempurna diantara agama samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada Nabi Muhammad saw sebagai

Lebih terperinci

PERAYAAN NATAL BERSAMA

PERAYAAN NATAL BERSAMA BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA 5 PERAYAAN NATAL BERSAMA Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : Memperhatikan : Menimbang : 1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian

Lebih terperinci

BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan

BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan Menggunakan Matahari dan Bulan Benda langit yang paling

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 03-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kesalahan Besar Di Bulan Ramadhan Al-Bukhari 1799-1801 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam 82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh

Lebih terperinci

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam. Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar 49 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI STANDARISASI PENETAPAN MAHAR DALAM PERNIKAHAN GADIS DAN JANDA DI DESA GUA-GUA KECAMATAN RAAS KABUPATEN SUMENEP A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT SINOPSIS Disusun oleh: Slamet Hambali. 085112075 PROGRAM MAGISTR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan penanggalan yang digunakan oleh umat Islam pada khususnya untuk menentukan pergantian bulan

Lebih terperinci

Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS. Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS. Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. QS. AL-IKHLAS 1-4 Tahsin Tilawah Tarjamah lafzhiyah T a f s i r ق ل ى و الل و أ ح د )1( الل و الص م د )2( ل م

Lebih terperinci

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM 15 MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 2 Februari

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ب د ل س ب ب ال م ل ك ك ت ب د ل ال ع ي Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Perubahan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Shalat witir merupakan ibadah yang paling agung di sisi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 16-06-2017 21 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kewajiban Zakat Fitrah Al-Bukhari 1407-1413 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode Pengukuran Arah Kiblat Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa

Lebih terperinci

Iman Kepada KITAB-KITAB

Iman Kepada KITAB-KITAB Iman Kepada KITAB-KITAB رمحو هللا Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Publication : 1437 H, 2016 M Iman Kepada KITAB-KITAB Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Disalin dari Kitab 'Aqidah AhlusSunnah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel 47 BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel GAMBAR I U GAMBAR II GAMBAR III 1 Gambar di atas diambil dari program google

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FATWA MUI NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG KIBLAT (Kiblat Umat Islam Indonesia Menghadap ke Arah Barat)

BAB IV ANALISIS FATWA MUI NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG KIBLAT (Kiblat Umat Islam Indonesia Menghadap ke Arah Barat) BAB IV ANALISIS FATWA MUI NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG KIBLAT (Kiblat Umat Islam Indonesia Menghadap ke Arah Barat) A. Latar Belakang Dikeluarkan Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Arah Kiblat Indonesia

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan salah satu alat pendidikan yang digunakan oleh seorang pendidik dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Penerapan metode

Lebih terperinci

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Nasab Anak Hasil Hubungan Seksual Sedarah Dalam Perspektif Hukum Islam Pada bab dua telah banyak

Lebih terperinci

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir.

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir. SYRIA: Tidak Untuk Invasi Asing di dunia Arab, Takutlah pada Allah wahai para pemimpin Arab! 12-09-2013-05:45 AM Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJUdul Hilal dan Imka>n Rukyah Perbedaan dalam hisab rukyah serta implikasinya telah banyak menyita pikiran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN A. Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat Dengan Pedoman Praktis dan Mudah Menentukan Arah Kiblat Dari Sabang Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : 20 NIKAH MUT AH Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : Memperhatikan : 1. Surat Sekretaris Jendral Departemen Agama RI nomor: BVI/4PW.01/4823/1996 tanggal 11 Oktober 1996, perihal perlu dikeluarkan

Lebih terperinci