BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Sugiarto Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomografi merupakan teknik untuk memperoleh citra tampang lintang internal suatu benda yang menjadi pusat perhatian dengan menggunakan radiasi, gerakan gelombang, medan statis atau partikel yang bisa menembus benda tersebut (Bates, dkk., 1983). Adapun citra tersebut berisi struktur internal suatu benda dan berhubungan dengan kerapatan (density), misalkan koefisien atenuasi sinar-x, konsentrasi unsur radioaktif tertentu, tampang lintang hamburan/serapan, distribusi potensial Schrodinger berkas gelombang elektron, atenuasi ultrasonik dan seismik serta indeks bias gelombang akustik (Bates, dkk., 1983). Penggunaan cahaya tampak untuk memeriksa benda transparan yang menjadi pusat perhatian telah dikembangkan dan dikenal sebagai tomografi optis. Tomografi tersebut misalkan tomografi distribusi indeks bias (tomography of the refractive index distribution) atau TDIB (Vlad, dkk., 1996) yang digunakan untuk memperoleh distribusi indeks bias real dalam suatu benda yang menjadi pusat perhatian. TDIB menggunakan cahaya perunut berupa cahaya tampak tak koheren yang menembusi benda yang diperiksa dan menghasilkan citra rekonstruksi yang berkorespondensi dengan distribusi indeks bias real dalam benda tersebut (Vlad, dkk., 1996). Tomografi optis lain yang telah dikembangkan adalah tomografi-komputer emisi optis (optical emission computed tomography) atau TK-EO (Ohyama, dkk., 1997). TK-EO menggunakan cahaya perunut berupa cahaya tampak tak koheren yang diemisi dari dalam benda yang diperiksa dan menghasilkan citra rekonstruksi yang berkorespondensi dengan distribusi sel-sel hidup pengemisi cahaya tampak di dalam benda tersebut (Ohyama, dkk., 1997). Selain itu, terdapat tomografi optis lain yang juga telah dikembangkan, yaitu tomografi proyeksi optis (optical projection tomography) atau TPO (Sharpe, 2004). TPO menggunakan cahaya perunut berupa cahaya transmisi dari sumber cahaya dan cahaya emisi dari benda guna menghasilkan citra yang 1
2 2 berkorespondensi dengan distribusi aktivitas gen dalam benda tersebut (Sharpe, 2004). Ketiga macam tomografi tersebut menangkap proyeksi lengkap obyek transparan dari sejumlah sudut tinjauan di sekeliling obyek (Vlad, dkk., 1996; Ohyama, dkk., 1997; Sharpe, 2004). Citra rekonstruksi diperoleh dengan menerapkan teknik rekonstruksi citra berkas sejajar, seperti yang dipergunakan pada tomografi sinar-x, pada data proyeksi yang diperoleh (Vlad, dkk., 1996; Ohyama, dkk., 1997; Sharpe, 2004). Teknik rekonstruksi citra tersebut dapat diterapkan langsung karena dampak pembiasan cahaya dianggap dapat direduksi dengan cara membenamkan obyek transparan ke dalam lingkungan zat cair berindeks bias yang mendekati indeks bias obyek tersebut (Vlad, dkk., 1996; Ohyama, dkk., 1997; Sharpe, 2004). Berbeda dengan TDIB, TK-EO dan TPO, juga telah dikenalkan tomografi cahaya tampak pemeriksa benda transparan yang menghasilkan citra yang berkorespondensi dengan distribusi indeks bias kompleks dalam benda tersebut (Natalisanto, 2003). Untuk menyisihkan dampak pembiasan yang terkait dengan bagian real dari indeks bias kompleks dalam citra tersebut telah diusulkan tindakan fisika-matematis tertentu (Natalisanto, 2003). Namun, ide itu masih belum berkembang dan masih perlu dikaji lanjut. Tomografi cahaya tampak tersebut dapat tergolong tomografi optis karena menggunakan radiasi perunut (tracer) berupa cahaya tampak atau radiasi optis. Dibanding kedua macam tomografi optis lain yang telah berkembang pesat, yaitu: tomografi koheren optis (optical coherence tomography) atau TKO dan tomografi difusi optis (optical diffuse tomography) atau TDO, tomografi cahaya tampak nampaknya berbeda; utamanya berkenaan dengan daerah pemetaannya. Pada TKO berkas cahaya koheren diarahkan ke bagian benda transparan non-difusif dan non-refraksif yang diperiksa dan cahaya pantulnya diinterferensikan dengan cahaya koheren awal (Fercher, dkk., 2003). Perubahan intensitas cahaya pantul tersebut dimungkinkan terkait dengan perubahan fase cahaya ataupun perubahan polarisasi cahaya akibat interaksinya dengan bagian permukaan bahan (Everett, 2000; Strakowski, dkk., 2008; Li dan Wang, 2007).
3 3 Dari himpunan perbedaan fase atau polarisasi cahaya awal dan pantul untuk suatu luasan di kedalaman fokus tertentu direkonstruksi citra kontur permukaan daerah tersebut (Fercher, dkk., 2003). Citra tersebut berkorespondensi dengan distribusi koefisien refleksi dan koefisien atenuasi pada daerah permukaan bahan transparan atau daerah sedikit di bawah permukaan bahan transparan yang kurang membiaskan dan kurang menghamburkan cahaya tampak atau inframerah pemeriksa (Fercher, dkk., 2003). Pada TDO berkas cahaya koheren atau berkas cahaya tak koheren yang ditala disuntikkan ke dalam benda transparan difusif non-refraksif yang diperiksa (Durduran, 2010). Berkas cahaya difusi dan cahaya balistik yang timbul ditangkap dengan sejumlah detektor yang disebar di sekitar atau di seberang titik tempat penyuntikan berkas cahaya awal (Durduran, 2010). Perubahan intensitas cahaya yang disuntikan pada benda tersebut dimungkinkan terkait dengan perubahan waktu-lintas difusi cahaya di dalam bahan tersebut (Tromberg, dkk., 1993; Bevilacqua, dkk., 2000; Corlu, dkk., 2005). Dari himpunan perbedaan intensitas cahaya di setiap titik tersebut direkonstruksi citra di kedalaman tertentu (Durduran, 2010). Citra tersebut berkorespondensi dengan distribusi koefisien atenuasi dan koefisien hamburan pada daerah di bawah permukaan bahan transparan yang sangat menghamburkan cahaya tampak atau inframerah pemeriksa (Durduran, 2010). Sementara itu, riset dan pengembangan aplikasi tomografi komputer telah dikerjakan Grup Riset Fisika Citra (GRFC) di Laboratorium Fisika Atom dan Inti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada. Sistem tomografi komputer yang dikembangkan diupayakan menggunakan komponen dan bahan yang mudah diperoleh dan murah, tetapi tetap dapat digunakan untuk memperlihatkan bahwa konsep tomografi komputer dapat diterapkan. Beberapa sistem tomografi komputer telah dikembangkan, antara lain sistem tomografi komputer menggunakan radiasi transmisi gamma, sistem tomografi komputer menggunakan radiasi emisi gamma, mikrotomografi sinar-x, dan tomografi ultrasonik. Umumnya, sampel yang dideteksi bersifat opak, tidak dapat ditembus dengan sinar tampak.
4 4 Selanjutnya sebagai bagian GRFC, penulis bermaksud mengembangkan sistem tomografi komputer cahaya tampak untuk menguji dan menginspeksi obyek-obyek transparan. Sistem tersebut diharapkan suatu ketika nanti dapat dimanfaatkan untuk memeriksa obyek-obyek transparan bernilai ekonomis tinggi, seperti: minyak sawit dan batu mulia transparan. Sebagai langkah awal, suatu obyek rekayasa dikembangkan sehingga kajian terhadap sifat-sifat optis obyek tersebut dapat dilakukan demi menuju terwujudnya sistem tomografi cahaya tampak. Obyek tersebut dipilih yang bertampang lintang lingkaran dengan maksud menyederhanakan kompleksitas studi menggunakan konsep tomografi komputer yang telah dikembangkan dan dipahami oleh Grup Riset Fisika Citra. Disertasi ini mengkaji konsep tomografi cahaya tampak, meliputi: pendefinisian sifat optis bahan transparan yang diinspeksi, penyelesaian permodelan persoalan maju (forward problem) untuk memperoleh proyeksi, penyelesaian persoalan balik (inverse problem) untuk memperoleh formulasi teknik rekonstruksi citra tomografi, dan pengujian teknik rekonstruksi citra melalui percobaan simulasi komputer dan percobaan laboratorium. Untuk itu, suatu rancang bangun sistem tomografi cahaya tampak ditetapkan, kemudian strategi pencuplikan data dan strategi rekonstruksi citranya dirumuskan. Hasil kemudian diuji secara simulasi dan eksperimen. Untuk membedakan konsep tomografi cahaya tampak yang dikembangkan ini dengan TDIB, TK-EO, TPO, TKO dan TDO, maka konsep tomografi ini disebut dengan tomografi optis sinar terusan (TOST). 1.2 Permasalahan Berangkat dari latar belakang tersebut, rumusan masalah yang telah diselesaikan adalah: a. pemetaan indeks bias mengikuti konsep TOST; b. pengkajian dan pengukuran besaran fisis yang terlibat dalam TOST; c. permodelan interaksi cahaya tampak dalam sampel transparan untuk memperoleh citra struktur internal sampel transparan; d. perancang-bangunan sistem TOST secara simulasi dan eksperimen;
5 5 e. perumusan teknik pencuplikan data TOST; f. perumusan strategi rekonstruksi citra TOST. Adapun batasan masalah adalah: a. citra yang direkam dalam eksperimen TOST merupakan citra berwarna pseudocolor yang telah diubah ke grey-level dan pengubahan warna tersebut dianggap tidak mempengaruhi hasil riset; b. cahaya yang dipakai dalam eksperimen merupakan cahaya putih tak koheren; c. perilaku cahaya putih (polikromatis) yang telah dikonversi menjadi cahaya grey-level dalam eksperimen dianggap mendekati (limitasi dari) perilaku cahaya monokromatis yang digunakan dalam kajian teoretis; d. cahaya putih yang dibangkitkan dilewatkan medium difusif berbentuk bidang datar sehingga perilaku cahaya difusif yang timbul di seluruh bidang medium difusif tersebut dianggap dapat didekati dengan perilaku gelombang bidang cahaya monokromatis yang digunakan dalam kajian teori; e. obyek yang dipakai dalam eksperimen bertampang lintang lingkaran yang terbuat dari bahan amorf, yaitu kaca dan minyak sawit; f. besaran fisis optis TOST membangun citra tampang lintang internal obyek transparan. 1.3 Keaslian Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan, penelitian tentang tomografi optis yang memetakan distribusi indeks bias kompleks atau bagiannya masih terbatas, dan tampaknya belum banyak peminatnya (Vlad, dkk., 1996; Natalisanto, 2003; Suparta, dkk., 2003). Namun, tampaknya studi-studi terkait indeks bias tersebut, yang mungkin terkait dengan tomografi optis, makin menarik. Sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan adanya kaitan tomografi optis yang memetakan distribusi besaran fisis selain indeks bias tersebut. TKO misalkan, dikembangkan untuk memetakan distribusi koefisien serapan energi cahaya putih pada permukaan gigi (Everett, 2000), distribusi sifat fisis bagian optis tak isotrof dari permukaan bahan keramik (Strakowski, dkk., 2008),
6 6 dan distribusi koefisien gangguan serapan pada bagian bahan yang bersifat hampir mendifusi cahaya (Li dan Wang, 2007). Selain itu, TDO misalkan, dikembangkan untuk memetakan distribusi koefisien atenuasi dan koefisien hamburan suatu phantom jaringan (Tromberg, dkk., 1993), distribusi koefisien atenuasi dan hamburan jaringan payudara (Bevilacqua, dkk., 2000), dan distribusi koefisien atenuasi dan koefisien hamburan dalam suatu jaringan (Corlu, dkk., 2005). Selain itu, TPO misalkan, dikembangkan untuk memetakan distribusi aktivitas gen jaringan embrio (Sharpe, 2004), dan TK-EO untuk memetakan distribusi tetapan emisi cahaya sel-sel hidup (Ohyama, dkk., 1997). Kebaruan riset ini dapat dibandingkan dengan Tabel 1.1, dimana riset ini dicirikan oleh: a. upaya pemetaan indeks bias mengikuti konsep TOST; b. upaya pengkajian dan pengukuran besaran fisis yang terlibat dalam TOST; c. adanya permodelan interaksi cahaya tampak dalam sampel transparan untuk memperoleh citra struktur internal sampel transparan rekayasa; d. upaya perancang-bangunan sistem TOST baik secara simulasi dan eksperimen; e. perumusan teknik pencuplikan data TOST; f. perumusan strategi rekonstruksi citra TOST.
7 7 Tabel 1.1 State of the art beberapa penelitian terkait tomografi optis Nama Penulis dan Tahun Strakowski, dkk., 2008 Li dan Wang, 2007 Corlu, dkk., 2005 Sharpe, 2004 Suparta, dkk., 2003 Natalisanto, 2003 Bevilacqua, dkk., 2000 Everett, 2000 Vlad, dkk., 1996 Judul dan Nama Jurnal Polarization sensitive optical coherence tomography for technical materials investigation, Sensors and actuators A Physical 142(2008) Optical Coherence Computed Tomography, Applied Physics Letters, 91(14), , American Institute of Physics Diffuse Optical Tomography with Spectral Constraints and Wavelenght Optimization, Applied Optics, 44(11): Optical Projection Tomography, Annual Review of Biomedical Engineering.6: The Development of Optical Computed Tomography Apparatus for Fault Detection in Transparent Materials, Proc. SPIE 5144: Model Simulator Tomografi Optis Sinar Terusan, Thesis S-2, UGM, Yogyakarta Broadband Absorption Spectroscopy in Turbid Media by Combined Frequency Domain and Steady State Methods, Applied Optics, Vol.39, No.34, 1 Desember, Optical Coherence Tomography for Dental Applications, MTP, U.S. Department of Energy, UCRL-MI New Treatment of the Focusing Method and Tomography of the Refractive Index Distribution of Inhomogeneous Optical Components, Optical Engineering, Vol. 35, No. 5, May, Fokus penelitian sifat fisis bagian optis tak isotrof keramik koefisien gangguan serapan bagian bahan yang hampir mendifusi cahaya koefisien atenuasi dan koefisien hamburan dalam suatu jaringan aktivitas gen jaringan embrio indeks bias kompleks indeks bias kompleks pemetaan koefisien atenuasi dan hamburan jaringan payudara koefisien serapan energi cahaya putih pada gigi indeks bias real
8 8 Lanjutan Tabel 1.1 Nama Penulis dan Tahun Ohyama, 1997 Tromberg, dkk., 1993 Judul dan Nama Jurnal Optical Image Reconstructing Apparatus Capable of Reconstructing Optical Three-Dimensional Image Having Excellent Resolution and S/N Ratio, United States Patent, No. Patent: , 21 Oktober Properties of Photon Density Waves in Multiple-Scattering Media, Applied Optics, Vol.32, No.4,1 January, Fokus penelitian tetapan emisi cahaya tampak sel-sel hidup pemetaan koefisien atenuasi dan koefisien hamburan suatu phantom jaringan 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian adalah mengkaji kemungkinan peluasan konsep tomografi dari pemahaman tomografi yang menggunakan radiasi pengion menjadi juga mencakup tomografi radiasi gelombang elektromagnetik, yang diwakili oleh cahaya tampak (optis). Tujuan khusus penelitian adalah: a. merumuskan dan memetakan indeks bias dengan konsep TOST; b. mengeksplorasi besaran dan pengukuran fisis yang digunakan dalam TOST; c. merumuskan model interaksi cahaya tampak di dalam obyek transparan sehingga dapat diperoleh citra tampang lintang internal obyek; d. merancang-bangun sistem TOST; e. menyusun teknis pencuplikan data TOST; f. menyusun strategi rekonstruksi citra TOST. 1.5 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat, antara lain: a. terumuskannya model interaksi cahaya tampak dalam obyek, khususnya obyek transparan sehingga peta struktur internal berbasis perbedaan indeks bias bahan dapat diketahui;
9 9 b. dihasilkannya model TOST sebagai salah satu bentuk perluasan implementasi fisika optik fundamental untuk tujuan analisis struktur internal obyek; c. dihasilkannya perangkat TOST yang potensial dapat dikembangkan untuk inspeksi benda transparan yang lebih kompleks. 1.6 Sistematika Penulisan Riset ini mencakup tiga aspek yaitu: kajian teori, simulasi komputer, dan eksperimen laboratorium. Oleh karena itu, disertasi ini disusun sebagai berikut. Bab I adalah bagian Pendahuluan yang menguraikan latar belakang munculnya masalah, permasalahan, keaslian masalah termasuk pemaparan state of the art, tujuan penelitian, manfaat yang diharapkan, dan sistematika penulisan. Bab II tentang Tinjauan Pustaka yang menjelaskan penelitian-penelitian terkait tomografi optis yang pernah dilakukan. Secara khusus, pada bagian ini dirujuk sistem tomografi distribusi indeks bias (TDIB), sistem tomografikomputer emisi optis (TK-EO) dan sistem tomografi proyeksi optis (TPO) yang sistemnya serupa dengan TOST, serta dirujuk sistem tomografi koheren optis (TKO) dan sistem tomografi difusi optis (TDO) yang sistemnya berbeda dengan TOST yang menjadi topik utama riset. Bab III menjelaskan Landasan Teori dengan tinjauan atas tomografi transmisi sinar-x generasi I, tinjauan optis yang meliputi interaksi cahaya tampak dengan bahan transparan dan sifat bahan transparan, persoalan peniruan langsung tomografi transmisi sinar-x generasi I untuk TOST, tomografi optis jenis lain dan citra digital. Pada Bab IV dibahas Metodologi yang menguraikan deskripsi dan penjelasan metode yang digunakan dalam kajian teori, simulasi komputer, dan eksperimen. Bab V membahas Kajian Teori yang menguraikan penurunan indeks bias yang dipetakan TOST, kemungkinan pemetaan indeks bias dan pembahasannya. Kemudian dilanjutkan dengan Bab VI yang menguraikan aspek Simulasi, yang meliputi persoalan maju (forward problem) TOST, persoalan balik (inverse problem) TOST, hasil simulasi komputer kedua persoalan tersebut dan
10 10 pembahasannya. Pada Bab VII diuraikan hasil Eksperimen yang meliputi akusisi data proyeksi sampel uji real, pembandingan data dan citra baik secara simulasi dan real. Pada Bab VIII diuraikan Simpulan yang diambil dari hasil kajian teori, simulasi komputer, dan eksperimen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x oleh fisikawan Jerman, bernama Wilhelm C. Roentgen pada tahun 1895, memungkinkan manusia untuk pertama kalinya dapat melihat struktur internal suatu
Lebih terperinciDASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI
DASAR-DASAR OPTIKA Oleh: Dr. Ida Hamidah, M.Si. JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI OUTLINE Pendahuluan Optika Klasik Optika Modern Pendahuluan Optika adalah ilmu yang menjelaskan kelakuan dan sifat-sifat
Lebih terperinciDETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE. Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK
DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK Dari penelitian terdahulu (Supurwoko, 2004) diketahui bahwa citra tomografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra merupakan suatu bentuk pemetaan sinyal dalam bidang dua dimensi yang telah mengalami proses diskritisasi spasial dan digitasi intensitas. Saat ini ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapasitor atau kondensator merupakan salah satu komponen penting dalam rangkaian elektronika karena berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Secara umum, kapasitor
Lebih terperinciOPTICAL CT SCAN MODALITAS PENCITRAAN BIOMEDIS YANG RELATIF MURAH, AMAN, DAN PORTABEL. Oleh: Margi Sasono
OPTICAL CT SCAN MODALITAS PENCITRAAN BIOMEDIS YANG RELATIF MURAH, AMAN, DAN PORTABEL Oleh: Margi Sasono *) Staff Edukatif Program Studi Fisika FMIPA *) Pusat Studi Fisika Terapan (PUSFIT) Universitas Ahmad
Lebih terperinciSifat-sifat gelombang elektromagnetik
GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomography merujuk pada pencitraan irisan melintang suatu obyek dari data transmisi ataupun data pantulan yang dikumpulkan dengan mengiluminasi obyek dari berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia yang 75% luas wilayahnya merupakan lautan memiliki potensi kekayaan yang tak ternilai. Oleh karenanya diperlukan perhatian serta penanganan
Lebih terperinciRay Tracing S1 Teknik Informatika
Ray Tracing S1 Teknik Informatika 1 Definisi Ray tracing adalah salah satu dari banyak teknik yang ada untuk membuat gambar dengan komputer. Ide dibalik ray tracing adalah bahwa gambar yang benar secara
Lebih terperinciKalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl)
Jurnal Gradien Vol.1 No.2 Juli 2005 : 56-63 Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl) Syamsul Bahri 1, Gede Bayu Suparta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi sinar-x telah mengalami pengembangan ke arah radiografi sinar-x digital dimana teknik pencitraannya memanfaatkan sensor digital untuk menangkap citra (Ko
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan
Lebih terperinciXpedia Fisika. Optika Fisis - Soal
Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi
Lebih terperinciSTRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik
STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA NAMA : ST MANDARATU NIM : 15B08044 KD 3.1 KD 4.1 : Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahayadalam tekhnologi : merencanakan dan melaksanakan percobaan interferensi
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada
Lebih terperinciPENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR
10 Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 1, Oktober 2010 PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR Emmilia Agustina Abstrak: Kayu
Lebih terperinciGambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.
EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue
Lebih terperinciFisika Modern (Teori Atom)
Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan
Lebih terperinciTEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864
TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan
Lebih terperinciDIFFUSE OPTICAL TOMOGRAPHY UNTUK INSPEKSI PRODUK PERTANIAN
PENGEMBANGAN ALGORITMA REKONSTRUKSI CITRA OBJEK 2-D DIFFUSE OPTICAL TOMOGRAPHY UNTUK INSPEKSI PRODUK PERTANIAN Tim Peneliti: Deddy Kurniadi Endang Juliastuti Vebi Nadhira Judul Penelitian Pengembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gelombang terahertz (THz) adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang yang berada di antara spektrum infrared dan microwave. Wilayah terahertz,
Lebih terperinciReferensi : 1.Fisika Universitas edisi kesepuluh, schaum 2.Optics, Sears 3.Fundamental of Optics, Jenkin and White
SILABUS : 1.Konsep Pemantulan Cahaya a. Cermin Datar b. Cermin Lengkung 2.Pembiasan Cahaya a. Gejala Pembiasan b. Lensa Datar c. Lensa Lengkung 3.Alat-alat Optik a. Mata dan Kacamata b. Lup c. Mikroskop
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik
Lebih terperinciBahan Kuliah Fisika Dasar 2. Optika Fisis
Bahan Kuliah Fisika Dasar 2 Optika Fisis Optika Fisik (Physical Optics) Optical Interference (Intefrerensi Optik) Double-Slit Interference Thin-Film Interference Optical Diffraction (Difraksi Optik) Single-Slit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan garis pantai yang panjang, yakni 95.181 km sehingga memiliki potensi kekayaan laut berlimpah. Berbagai jenis crustacea seperti lobster,
Lebih terperinciPENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF
Berkala Fisika ISSN : 11-966 Vol 1, No., Oktober 7 hal. 18-186 PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF Lilik Eko Jatwiyono, Heri Sugito, K. Sofjan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan arus informasi yang semakin transparan, serta perubahan-perubahan dinamis yang tidak dapat dielakkan
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya
1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung
Lebih terperinciSumber Cahaya dan Sumber Tenaga
Sumber Cahaya dan Sumber Tenaga Paper Halaqoh Disusun pada tanggal, 22 April 2013 Pembina Prof. Dr. KH. Ahmad Mudlor,SH Oleh M. Kholil Mahasiswa Semester 2 Fakultas Teknologi Pertanian Teknologi Industri
Lebih terperinciSMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :
Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Greedy pada Perbaikan Sudut Pergerakan Awal dalam Snellius Ray Path Tracing Tomografi
Penerapan Algoritma Greedy pada Perbaikan Sudut Pergerakan Awal dalam Snellius Ray Path Tracing Tomografi Dedy Prasetiady/13510102 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciPENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN
PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Niken Larasati
Lebih terperinciINTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat
Lebih terperinciInterferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.
Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi. KELOMPOK 2 Anggota : Amry Priswanto 135090807111001 Achmad Ainul Yaqin 135090301111014 Aulia Ainur Rohmah 135090301111028 Talitha Dea Ambarwati
Lebih terperinciGambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)
3.1. Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat-sifat yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), diserap (absorpsi), interferensi, difraksi, dan polarisasi. Cahaya
Lebih terperinciBAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x
BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah
Lebih terperinciSpektrofotometer UV /VIS
Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi Implementasi mikrokontroler atmega 8535 pada panel surya statis dan panel surya dinamis berdasarkan waktu
Lebih terperinciDeteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target
Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target Hilyati N., Samian, Moh. Yasin, Program Studi Fisika Fakultas Sains
Lebih terperinciCAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM
CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita
Lebih terperinciDAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat
DAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi, terutama dalam bidang komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kebutuhan komunikasi dan bertukar informasi antar satu dengan
Lebih terperinciBAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi
BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin
Lebih terperinciPengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air
Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air Pujiyanto, Samian dan Alan Andriawan. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,
Lebih terperinciDISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA
DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA Bayu Permana (140310130044) Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran Senin,15 Juni 2015 Asisten : Khoirima Ulfi ABSTRAK Cahaya merupakan salah bentuk dari gelombang
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK
ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK Mardian Peslinof 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2
Lebih terperinciLAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA
LAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA 215 1 Analisa Kekerasan Bahan dengan Metode Citra Spekel Asrofi Khoirul Huda, Diana Ainun Nisa, Ning Rosianah, Diky Anggoro Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut
Lebih terperinciKey words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle
ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK LUAR TERHADAP SUDUT PUTAR POLARISASI SINAR LASER DALAM LARUTAN GULA DAN GLISERIN Oleh: Linda Perwirawati, K.Sofjan Firdausi, Indras M Laboratorium Optoelektronik & Laser
Lebih terperinciKONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd.
KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA Optika = llmu yang membahas tentang cahaya. Optik terbagi menjadi 2: optika geometris dan optika fisis. Optika Geometris membahas tentang pemantulan dan pembiasan. Sedangkan
Lebih terperinciDisusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)
Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :
Lebih terperinci: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI 1. EKSITASI ATOMIK 2. SPEKTRUM EMISI HIDROGEN 3. DERET SPEKTRUM HIDROGEN 4. TINGKAT ENERGI DAN
Lebih terperinciJURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015 Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi Ketebalan Bahan Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan
Lebih terperinciEFEK PENGUMPULAN CAHAYA BIAS PADA OBYEK TRANSPARAN 3D MENGGUNAKAN METODE BACKWARD RAY TRACING DAN PHOTON MAPPING. Liza Setyaning Pertiwi 1 ABSTRAK
EFEK PENGUMPULAN CAHAYA BIAS PADA OBYEK TRANSPARAN 3D MENGGUNAKAN METODE BACKWARD RAY TRACING DAN PHOTON MAPPING Liza Setyaning Pertiwi 1 ABSTRAK Penelitian ini merancang suatu perangkat lunak yang mampu
Lebih terperinciUM UGM 2017 Fisika. Soal
UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi
APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi Pengertian Geofisika Geofisika: bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi melalui kaidah atau
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi terdiri dari beberapa jenis, ditinjau dari massanya,
Lebih terperinciFisika Optis & Gelombang
Fisika Optis & Gelombang 1 Pemantulan & Pembiasan Saat cahaya yang merambat melalui suatu medium menemui bidang batas antara 2 medium dapat terjadi proses pemantulan dan/atau pembiasan Pemantulan: sebagian
Lebih terperinciSinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.
1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator
Lebih terperinciSifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i
Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Besi (Fe) dalam Air Tanah Aliran air tanah merupakan perantara goelogi yang memberikan pengaruh unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya
Lebih terperinciPENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT
PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga Jurusan Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi cadangan tanah liat sangat besar dan tersebar hampir di seluruh daerah. Melimpahnya tanah liat di beberapa daerah membuat masyarakat
Lebih terperinciBAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL
BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa
Lebih terperinciSISTEM TOMOGRAFI KOMPUTER DENGAN EMISI SINAR GAMMA UNTUK APLIKASI LABORATORIUM
SISTEM TOMOGRAFI KOMPUTER DENGAN EMISI SINAR GAMMA UNTUK APLIKASI LABORATORIUM Komang Gde Suastika 1), Suhariningsih 2) dan Kusminarto 3) 1) Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Palangkaraya, 2)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknik pencitraan banyak digunakan untuk mendapatkan informasi dari suatu objek. Teknik pencitraan adalah suatu teknik untuk mendapatkan
Lebih terperinciPENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI
PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI Khalimatun Ninna; Unggul P.Juswono; Gancang Saroja Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK
PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas Fisika Panas dan Gelombang IT012211 / 2 SKS Sistem Komputer Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengertian Panas Temperatur dan Termometer, Jumlah Panas
Lebih terperinciDeteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler
Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler Fina Nurul Aini, Samian, dan Moh. Yasin. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan material baku kayu untuk produk-produk seni, seperti ukiran kayu selalu tinggi. Hal ini memicu penggunaan kayu tropis yang tinggi, padahal banyak pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Non-destructive Testing (NDT) adalah teknik non-invasif untuk menentukan integritas bahan, komponen, struktur atau kuantitatif karakteristik dari sebuah objek tanpa
Lebih terperinciFisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003
Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Dengan Menggunakan Interferometer Michelson
Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Dengan Menggunakan Interferometer Michelson MAHASISWA : Friska Ayu Nugraheni NRP 2407 100 014 DOSEN PEMBIMBING : Ir. Heru Setijono. M.Sc NIP. 194901201976121001
Lebih terperinciBIMBEL ONLINE 2016 FISIKA
BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA Rabu, 16 Maret 2016, Pkl. 19.00 20.30 WIB. online.sonysugemacollege.com Onliner : Pak Wasimudin S. 1. Sifat umum dari gelombang antara lain: (1) dapat mengalami interferensi (2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, laser banyak sekali digunakan untuk berbagai aplikasi. Antara lain ialah pada bidang industri, kedokteran, militer, optik dan berbagai aplikasi interaksi
Lebih terperinciKarakterisasi XRD. Pengukuran
11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi
Lebih terperinciPENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL
PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL Muhammad Salahuddin 1, Suryajaya 2, Edy Giri R. Putra 3, Nurma Sari 2 Abstrak:Pada penelitian
Lebih terperinciHANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT
Lebih terperinciLASER (LIGHT AMPLIFICATION BY STIMULATED EMISSION OF RADIATION)
LASER (LIGHT AMPLIFICATION BY STIMULATED EMISSION OF RADIATION) INTERAKSI CAHAYA DENGAN MATERIAL. ABSORPSI, EMISI SPONTAN DAN EMISI TERSTIMULASI Pandang suatu sistem dengan dua-tingkatan energi E dan E
Lebih terperinciEKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK
EKSPERIMEN RIPPLE TANK Kusnanto Mukti W M0209031 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperimen ripple tank ini dilakukan dengan mengamati bentuk-bentuk gelombang
Lebih terperinciTeori Gelombang Mikro. Yuli Kurnia Ningsih
Teori Gelombang Mikro Yuli Kurnia Ningsih Bahan Ajar Pendahuluan Saluran transmisi gelombang mikro Transformasi impedansi untuk kesepadanan (matching) Perangkat pasif gelombang mikro: Coupler Filter Mixer
Lebih terperinciVII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi
VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok
Lebih terperinciKata kunci : laju aliran udara, tabung venturi dan fiber coupler.
Pemanfaatan Fiber Coupler Dan Tabung Venturi Untuk Mengukur Laju Aliran Udara Syamsudin, Samian, Pujiyanto. Departemen Fisika, Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Kampus C Unair
Lebih terperinciFISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari
FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang
Lebih terperinciMAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)
MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menciptakan inovasi terhadap perkembangan sistem radiografi konvensional ke sistem radiografi digital. Sistem radiografi berawal dari penemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan materi yang terdiri dari agregat (butiran) padat yang tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain serta dari bahan bahan organik yang telah
Lebih terperinciDAN KONSENTRASI SAMPEL
PERANCANGAN SENSOR ph MENGGUNAKAN FIBER OPTIK BERDASARKAN VARIASI KETEBALAN REZA ADINDA ZARKASIH NRP. 1107100050 DAN KONSENTRASI SAMPEL DOSEN PEMBIMBING : DRS. HASTO SUNARNO,M.Sc Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciFisika Untuk Universitas
Fisika Untuk Universitas i ii Fisika Untuk Universitas Fisika Untuk Universitas iii iv Fisika Untuk Universitas FISIKA UNTUK UNIVERSITAS Penulis: Ir. Sutarno, M.Sc. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) UNIVERSITAS DIPONEGORO. Satuan Acara Pembelajaran
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI- UNDIP SAP 1.9.4 xxx Revisi ke : Tanggal : 5-11-212 Dikaji Ulang Oleh : Ketua Jurusan Fisika Dikendalikan Oleh : GPM Fak Disetujui Oleh : Fakultas
Lebih terperinciKARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA
KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip
Lebih terperinciDETEKSI FORMALIN PADA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSI (LASER SPECKEL IMAGING)
DETEKSI FORMALIN PADA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSI (LASER SPECKEL IMAGING) Neneng Fitrya, Harmadi 1, Sandra 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2 Departemen Teknik Pertanian, Fakultas
Lebih terperinci