BAB VII AKTIVA LANCAR-PERSEDIAAN
|
|
- Yenny Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VII AKTIVA LANCAR-PERSEDIAAN 7.1. Pengertian, Jenis-Jenis Dan Tingkat Perputaran (Inventory Turnover) Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material, perusahaan tidak bekerja dengan full-capacity, berarti bahwa capital assets dan direct labor tidak dapat didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan rnempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang akan diperolehnya. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut merchandise inventory (persediaan barang dagangan). Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dan barang yang bersangkutan. Tingkat Perputaran Barang Perniagaan (Merchandise Turnover). Dalam suatu periode tertentu dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: Merchandise turnover = Net Sales Average Merchandise inventory at Sales Price
2 Atau = Cost of Goods Sold Average Merchandise Inventory at Cost Average Merchandise Inventory = Merchandise inventory permulaan tahun + akhir 2 Dengan mengetahui turnover-nya maka dapat ditentukan pula hari rata-rata penjualannya atau hari rata-rata barang disimpan di gudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun dengan persediaan barang rata-rata. Untuk perhitungan yang teliti sering digunakan 1 tahun = 365 hari. Tetapi banyak pula yang memperhitungkan hari kerjanya dan ditentukan 1 tahun = 300 hari kerja. Dalam perusahaan produksi (pabrik) umumnya diadakan penggolongan dalam 3 golongan inventory utama, yaitu: 1. Persediaan bahan mentah (Raw Material Inventory) 2. Persediaan barang dalam proses/barang setengah jadi (work in process/ Goods in process inventory). 3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory). Masing-masing golongan inventory tersebut dapat dihitung turnovernya dengan rumus sebagai berikut: 1. Raw Material turnover = Cost of raw material used Average raw material inventory Cost of material used (biaya bahan mentah yang dimasukkan dalam proses produksi/digunakan) dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: Persediaan bahan mentah permulaan tahu ditambah dengan jumlah bahan mentah yang dibeli selama setahun setelah dikurangi dengan return & allowance kemudian dikurangi dengan persediaan bahan mentah akhir tahun. 2. Goods in process / Work in process turnover = Cost of goods manufactured Average work in process inventory Cost of goods manufactured dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: Persediaan Work in Process (WIP) pada permulaan tahun ditambah dengan cost of raw materials used, direct labor dan manufacturing overhead, kemudian dikurangi dengan persediaan WIP akhir tahun. 4. Finished goods turnover = cost of goods sold Average finished goods inventory
3 Cost of goods sold (dalam manufacturing companies) dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: Persediaan finished goods pada permulaan tahun ditambah dengan cost of goods manufactured, kemudian dikurangi dengan persediaan finished goods pada akhir tahun. Tinggi rendahnya inventory turnover mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam inventory. Makin tinggi turnovernya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam inventory, sehingga untuk memenuhi volume sales atau cost of goods sold tertentu dengan naiknya turnovernya dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Apabila modal yang digunakan untuk membelanjai inventory tersebut modal asing, maka kenaikan inventory turnover akan memperkecil biaya bunganya dan apabila yang digunakan modal sendiri, maka kelebihan modal tersebut dapat diinvestasikan pada aktiva yang lebih efisien. Persediaan bahan mentah (Raw material inventory) dan persediaan barang jadi (finished goods inventory) Untuk melangsungkan usahanya dengan lancar maka kebanyakan perusahaan merasakan perlunya persediaan bahan mentah. Besar kecilnya persediaan bahan mentah yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat atau mengganggu jalannya proses produksi. 2. Volume produksi yang direncanakan, di mana volume produksi yang direncanakan itu sendiri sangat tergantung dengan volume sales yang direncanakan. 3. Besarnya pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya pembelian yang minimal. 4. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah yang bersangkutan di waktuwaktu yang akan datang. 5. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material. 6. Harga pembelian bahan mentah. 7. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang. 8. Tingkat kecepatan material menjadi rusak atau turun kualitasnya.
4 Dalam pada itu banyak perusahaan merasakan perlunya untuk mempunyai persediaan minimal dan bahan mentah yang harus dipertahankan untuk menjamin kontinuitas usahanya, dan persediaan tersebut ialah apa yang disebut persediaan besi / persediaan inti / persediaan minimal bahan mentah (safety stock). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety stock suatu perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Resiko kehabisan persediaan. Besar kecilnya resiko kehabisan persediaan tergantung kepada: a. Kebiasaan para levelancier menyerahkan barang kepada kita, apakah mereka biasa menyerahkan barangnya sesuai dengan skedul yang telah kita tentukan atau tidak. Apabila mereka biasa menyerahkan barangnya sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya, berarti resiko kehabisan persediaan adalah kecil, yang ini berarti bahwa kita tidak perlu mempunyai safety stock yang besar. Sebaliknya apabila levelancier sering tidak menepati janjinya, berarti resiko kehabisan persediaan adalah besar, maka dirasakan perlunya untuk mempunyai safety stock besar. b. Besar kecilnya jumlah bahan mentah yang dibeli setiap saat. Kalau jumlah bahan mentah yang dibeli setiap saat besar berarti bahwa persediaan rata-rata di atas safety stock selama suatu periode tertentu adalah besar, maka resiko kehabisan persediaan adalah kecil sehingga kita perlu mempertahankan safety stock yang besar. c. Dapat diduga atau tidaknya dengan tepat kebutuhan bahan mentah untuk produksi. Apabila untuk menghasilkan barang jadi tertentu dapat ditentukan dengan mudah besarnya kebutuhan bahan mentahnya dengan tepat, maka resiko kehabisan persediaan adalah kecil. Tetapi apabila besarnya bahan. mentah tidak mudah ditetapkan atau selalu berubah-ubah untuk menghasilkan sejumlah tertentu barang jadi (bahan mentah yang tidak dengan standar), maka resiko kehabisan persediaan di sini adalah besar, sehingga perlulah kita mempunyai safety stock yang besar. 2. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang di satu pihak dengan biaya-biaya ekstra yang harus dikeluarkan sebagai akibat dan kehabisan persediaan dilain pihak. Yang merupakan biaya ekstra yang harus dikeluarkan apabila kehabisan persediaan antara lain ialah biaya pesanan pembelian darurat, biaya ekstra yang
5 diperlukan agar supaya para levelancier suka segera menyerahkan produknya. kepada kita, kemungkinan kerugian karena adanya stagnasi produksi dan lain-lain. Apabila ternyata biaya-biaya ekstra yang harus dikeluarkan karena kehabisan persediaan lebih mahal daripada biaya penyimpanannya, maka perlu adanya safety stock yang besar. Sebaliknya apbila penyimpanannya lebih mahal maka tak perlu kita mempunyai safety stock yang besar. Jumlah investasi dalam safety stock yang sebaik-baiknya ialah pada tingkat dimana tambahan biaya penyimpanan adalah sama besarnya dengan biaya ekstra karena kehabisan persediaan. Perusahaan disamping mempertahankan persediaan minimal bahan mentah, bagi perusahaan tertentu juga perlu mempertahankan adanya persediaan minimal barang jadi untuk menghadapi pesanan-pesanan ekstra di atas pesanan normal. Besarnya persediaan minimal atau safety stock barang jadi ini tidak sama esensinya bagi setiap perusahan. Seperti halnya pada uraian tentang persediaan minimal bahan mentah, maka disinipun kita harus memeperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan minimal barang jadi terutama adalah sebagai berikut: a. Sifat penyesuaian skedul produksi dengan pesanan ekstra Ada kalanya suatu perusahaan sering mendapatkan pesanan ekstra di atas volume pesanan normal. Selama perusahaan perusahaan tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan skedul produksinya dengan pesanan-pesanan ekstra tersebut tanpa mengakibatkan adanya tambahan biaya ekstra, maka perusahaan ini tidak begitu memerlukan adanya persediaan yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan tersebut tidak dapat segera menyesuaikan skedul produksinya dengan pesanan ekstra, maka dirasakan perlu baginya untuk mempertahankan persediaan barang jadi yang relatif besar dibandingkan dengan perusahaan lain yang dapat dengan mudah menyesuaikan skedul produksinya. b. Sifat persaingan industri Apabila suatu perusahaan termasuk dalam industri di mana penyerahan pesanan yang cepat merupakan bentuk persaingan umumnya, maka bagi jenis perusahaan ini perlu mempertahankan adanya persediaan barang jadi yang relatif lebih besar dalam hubungannya dengan salesnya dibandingkan dengan perusahaan lain di mana bentuk persaingan utamanya terletak pada harga atau kualitas.
6 c. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang (Carrying cost) dengan biaya karena kehabisan persediaan (stock out cost). Biaya karena kehabisan persediaan atau stock out cost mungkin dalam bentuknya biaya ekstra produksi, kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena tidak dapat memenuhi pesanan. Apabila inventory carrying cost-nya lebih kecil daripada stockout cost-nya perusahaan dapat mempertahankan persediaan barang jadi yang lebih besar. Jumlah investasi dalam persediaan minimal barang jadi yang sebaiknya ialah pada tingkat di mana tambahan carrying cost sama besar dengan tambahan stockout cost. Hubungan Skedul Aliran Kas Dengan Skedul Penerimaan Bahan Mentah Dan Pengiriman Barang Jadi. Bagaimana hubungan antara skedul aliran kas dengan kedatangan bahan mentah dan pengiriman barang jadi? Apabila pembelian bahan mentah dilakukan dengan tunai maka saat masuknya bahan mentah secara fisik ke dalam perusahaan adalah bersamaan dengan pada saat aliran keluar. Demikian pula apabila penjualan barang jadi dilakukan dengan tunai maka saat keluarnya barang jadi dari gudang adalah bersamaan dengan aliran kas masuk. Tetapi apabila pembelian bahan mentah maupun penjualan barang jadi dilakukan dengan kredit maka saat masuk ke atau keluarnya barang secara fisik tidaklah bersamaan dengan saat aliran kas keluar atau aliran kas masuk. Dalam hubungan ini finansial officer lebih berkepentingan saat terjadinya aliran uang keluar atau aliran uang masuk daripada saat masuk atau keluarnya barang secara fisik. Estimasi aliran kas ke luar yang terjadi karena pembelian bahan mentah secara kredit dapat disusun dalam skedul pembayaran hutang atau schedule of future payment. Seperti halnya pada pembelian bahan mentah, perusahaan besar pada umumnya menjual produk akhirnya dengan kredit, yang berarti bahwa saat penjualan adalah berbeda dengan saat penerimaan kas atau cash inflows. Cash inflows yang terjadi karena penjualan barang jadi dapat direncanakan dengan menyusun schedule offuture receipt atau skedul penerimaan piutang. Masalah persediaan khususnya untuk unit-unit perusahaan hutan HPH/HTI yang terletak jauh dari pusat persediaan, keterlibatan fasilitas angkutan dan pusat persediaan ke lokasi menjadi sangat penting. Sebagai contoh HPH/HTI yang terletak di Hulu sungai Mahakam yang jaraknya ke Samarinda lewat sungai Mahakam kurang lebih 500 km, memerlukan perhatian khusus dalam persediaan untuk operasional di
7 lapangan antara lain dalam hal keperluan bahan makanan di base camp, keperluan bahan bakar, pelumas, suku cadang, material lain (ban, sling dll). Angkutan dari pusat persediaan di Samarinda cukup jauh dengan alat khusus kapal tongkang dsb dan ini memerlukan waktu bisa mencapai 2-3 hari. Oleh sebab itu persediaan diatas harus diatur dengan mempertimbangkan: Keperluan persediaan di lapangan Persediaan besi di lapangan berhubungan dengan fasilitas gudang di base camp Fasilitas transport / kapal tongkang untuk mengangkut persediaan dari kota base camp Biaya yang berhubungan dengan pengadaan persediaan. Dari segi pembelanjaan apabila persediaan melebihi dari keperluan berarti akan ada uang yang berhenti cukup besar dan tidak produktif. Sebaliknya apabila persediaan kurang dari keperluan maka dapat menganggu kelancaran operasi perusahaan sehari-hari. Disamping itu keperluan persediaan dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Yang bersifat kuantitatif misalnya keperluan bahan bakar, pelumas, ban dll. Apabila jenis dan jumlah peralatan/mesin dapat diketahui maka dapat ditaksir keperluan bahan bakar dllnya. Yang bersifat kualitatif dan nantinya harus kuantitatif juga di lapangan adalah keperluan suku cadang jenis yang disebut dengan fast moving parts seperti contohnya busi dll. Untuk setiap peralatan/mesin telah ada standar keperluan fast moving parts. Hal lain lagi berhubungan dengan fasilitas bahan makanan untuk karyawan di base camp juga harus diperinci. Biasanya sudah ada standar misalnya beras perlu X kg/orang/bulan. Demikian pula untuk lainnya. Biaya Inventory, Economical Order Quantity, dan Reorder Point. Biaya Inventory Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya merupakan biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam gudang. Biaya tersebut akan naik kalau kita meningkatkan jumlah persediaan yang disimpan. Adapun jenis biaya ini antara lain dalam bentuknya biaya modal yang ditanamkan dalam persediaan tersebut, biaya asuransi persediaan, biaya atau upah buruh yang mengurusi penerimaan barang. Adapun biaya inventory yang bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory yang relatif tetap jumlah totalitasnya dalam jangka
8 waktu pendek dengan tidak memandang adanya variasi yang normal dan jumlah persediaan yang disimpan, misalnya depresiasi/penyusutan ruangan yang digunakan, biaya pemeliharaan gudang, pajak, pemanasan, buruh penjaga gudang. Dengan demikian maka biaya inventory merupakan percampuran dari biaya variabel dan biaya tetap. Untuk tujuan perencanaan penentuan besarnya inventory yang akan dipertahankan oleh perusahaan kita hanya memperhatikan yang variabel saja dan biaya-biaya inventory tersebut yang secara langsung akan terpengaruh oleh rencana tersebut. Dalam unit perusahaan di lapangan misalnya HPH/HTI diperlukan fasilitas berupa gudang untuk berbagai jenis persediaan yang pada garis besarnya mencakup: Gudang bahan hakat (solar, bensin), pelumas dll Gudang material: ban, sling dll Gudang suku cadang Gudang Bahan Makanan Economical Order Quantity Economical order quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam menentukan jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang sifat perubahannya searah dengan perubahan jumlah persediaan yang dibeli/disimpan maupun biaya variabel yang sifat perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah inventory tersebut. Biaya veriabel dan inventory pada prinsipnya dapat digolongkan dalam: 1. Biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang kini sering dinamakan procurement cost atau set up costs. 2. Biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya average inventory yang kini sering disebut storage atau carrying costs. Procurement atau Set-up costs Procurement costs adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi panenan, yang terdiri atas: 1. Biaya selama proses persiapan a. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pesanan b. Penentuan besamya kuantitas yang akan dipesan
9 2. Biaya pengiriman pesanan 3. Biaya penerimaan barang yang dipesan a. pembongkaran dan pemasukan barang ke gudang b. pemeriksaaan material yang diterima c. mempersiapkan laporan penerimaan d. mencatat kedalam material record card 4. Biaya-biaya processing pembayaran a. Auditing dan pembandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang ash b. Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran c. Pengiriman cheque dan kemudian pengirimannya. Set up costs akan makin besar apabila order quantity makin kecil. Storage atau Carrying Costs. Carrying cost adalah biaya biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya inventory. Penentuan besarnya carrying costs didasarkan pada average inventory, dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dan nilai dalam rupiah dan average inventory. Biaya-biaya yang termasuk dalam carrying costs adalah: 1. Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang 2. Biaya pemeliharaan material dan allowance untuk kemungkinan rusak. 3. Biaya untuk menghitung/menimbang barang yang dibeli 4. Biaya asuransi 5. Biaya obsolescence 6. Biaya modal 7. Pajak dan persediaan yang ada di dalam gudang Carrying costs akan makin kecil apabila jumlah material yang dipesan makin kecil. Cara untuk menentukan besarnya EOQ Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, dan antara lain yang banyak digunakan ialah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R = Jumlah (dalam unit yang dibutuhkan selama satu periode tertentu, misalnya 1 tahun
10 S = Biaya pesanan setiap kali pesan P = Harga pembelian per unit yang dibayar 1 = Biaya peyimpanana dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam persentase dan nilai rata-rata dalam rupiah dan persediaan. Dalam hal ini kita harus menyadari bahwa pembelian berdasarkan EOQ hanya dibenarkan kalau syarat-syaratnya terpenuhi. Adapun syarat utamanya adalah: 1. Harga pembelian per unitnya konstan 2. Setiap saat kita membutuhkan bahan mentah selalu tersedia di pasar, dan 3. Jumlah produksi yang menggunakan bahan mentah tersebut stabil yang ini berarti kebutuhan bahan mentah tersebut relatif stabil sepanjang tahun. Reorder Point Untuk melengkapi uraian mengenai safety stock dan Economical Order Quantity perlulah diuraikan sedikit mengenai Reorder Point. Dimaksudkan dengan Reorder Ponit adalah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu di mana persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Dengan demikian diharapkan datangnya material yang dipesan itu tidak akan melewati waktu sehingga akan melanggar safety stock. Apabila pesanan dilakukan sesudah melewati reorder point tersebut, maka material yang dipesan akan diteriina setelah perusahaan terpaksa mengambil material dan safety stock. Dalam penentuan/penetapan reorder point haruslah kita memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement leadtime) 2. Besarnya safety stock. Dimaksudkan dengan pengertian procurement leadtime adalah waktu dimana meliputi saat dimulainya pelaksanaan usaha-usaha yang diperlukan untuk memesan barang, sampai barang/material tersebut diterima dan ditempatkan dalam gudang perusahaan. Cara menetapkan reorder point Reorder point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan:
11 1. menetapkan jumlah penggunaan selama leadtime dan ditambahkan dengan persentase tertentu. 2. Dengan menetapkan penggunaan selama leadtime dan ditambahkan dengan penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui proses penyusunan anggaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Lebih terperinciINVESTASI DALAM PERSEDIAAN
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,
Lebih terperinciManajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4
Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T
MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung
Lebih terperinciBerupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier
Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam perkembangan ekonomi dewasa saat ini dunia usaha tumbuh dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa saat ini dunia usaha tumbuh dengan Pesat di indonesia. Setiap pengusaha dituntut untuk lebih bekerja keras dalam menghadapi
Lebih terperinciBab 8 Manajemen Persediaan
Dasar Manajemen Keuangan 110 Bab 8 Manajemen Persediaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan jenis persediaan, cara menghitung tingkat perputaran persediaan, jenis
Lebih terperinciBAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya
Lebih terperinciCHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI
CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid - Cash on hand dan Demand Deposit Mengapa perlu memiliki kas? - Motif transaksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
Lebih terperinciPersediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan
Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI
Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen
Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Jenis Jenis dan Biaya-Biaya Persediaan 1. Pengertian Persediaan Perusahaan didalam menjalankan operasoinalnya tentu memliki persediaan, baik itu perusahaan dagang
Lebih terperinciCHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI
CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid
Lebih terperinciAnggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi :
Anggaran Bahan Baku Deskripsi Materi : Mampu menghitung kebutuhan bahan langsung dan membuat anggaran biaya dan pembelian bahan langsung Pemahaman mengenai anggaran rencana dan pengendalian Bahan Baku
Lebih terperinciPengelolaan Persediaan
Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis
MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja)
MANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja) Fungsi dan Tujuan Persediaan Keputusan dalam Manajemen Persediaan Biaya dalam Keputusan Persediaan Model Eqonomic Order Quantity Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com
Lebih terperinciBAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG
BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG 6.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi Dalam Piutang Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan
Lebih terperinciPertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan adalah merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengendalian Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang diterapkan oleh manajemen untuk mengelola perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya
Lebih terperinciManajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA
Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu
Lebih terperinciMANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG 1. Faktor yang Mempengaruhi Piutang 1.1 Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
Lebih terperinciProudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.
Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan
Lebih terperinciMANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI
INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Semua jenis perusahaan memiliki persediaan, baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi
Lebih terperinciBahan baku dipakai = unit yang diproduksi x standar pemakaian bahan baku
VI NGGRN HN MENTH (HN KU) 6.1 nggaran Kebutuhan ahan Mentah ahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. ahan baku adalah bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan
Lebih terperinciINVENTORY. (Manajemen Persediaan)
INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap aktivitas perusahan akan selalu memerlukan dana dan biaya baik untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka panjang
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN
Lebih terperinciBAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY
BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.
Lebih terperinciPersediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan
EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting
Lebih terperinciANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) 1. Pendahuluan Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi
Lebih terperinciPENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)
PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa
6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan
Lebih terperinciANGGARAN BAHAN BAKU. Penjabaran anggaran produksi adalah anggaran bahan baku yang mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan dalam produksi.
ANGGARAN BAHAN BAKU Penjabaran anggaran produksi adalah anggaran bahan baku yang mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan dalam produksi. Bahan baku digunakan proses produksi tersendiri dari
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal,
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu
Lebih terperinciAsmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) Kata Kunci :Pengendalian Kualitas, Pengendalian Mutu, Persediaan Pengaman, Peramalan, Forcasting, EOQ.
OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) STUDY PADA PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA NGANJUK (Jawa Pos Group) Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
Lebih terperinciDalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, dsb.
MANAJEMEN MODAL KERJA OLEH : NURAENI, M.AB PENGERTIAN MODAL KERJA Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik,
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi
Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan
Lebih terperinci#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN
#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:
Akuntansi Biaya Modul ke: Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinci#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN
#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.
Lebih terperinciPENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN
PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN Oleh : Drs. HARIYANTO 1 ) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap bidang usaha atau perusahaan pada umumnya selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat
Lebih terperinciB I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan
1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam melaksanakan aktivitas produksi suatu barang, setiap perusahaan, baik perusahaan jasa atau pun perusahaan perdagangan serta perusahaan manufaktur pasti mengadakan persediaan.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada
Lebih terperinciMANAJEMEN MODAL KERJA
MANAJEMEN MODAL KERJA 1. Konsep dasar manajemen modal kerja 2. Siklus konversi kas 3. Manajemen kas 4. Manajemen persediaan 5. Manajemen piutang Muniya Alteza Konsep dan Definisi Dasar Modal Kerja Modal
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi
MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda
BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda yang dilakukan Susani (2005) berjudul Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Piutang Dan Persediaan
Lebih terperinciANGGARAN BAHAN BAKU. Muniya Alteza
ANGGARAN BAHAN BAKU Muniya Alteza Anggaran Bahan Baku Secara umum, anggaran bahan baku dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1. Bahan baku langsung merupakan bagian dari produk jadi yang biayanya dengan mudah
Lebih terperinci#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN
#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return On Asset (ROA) 2.1.1 Pengertian Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya serta berupaya mendapatkan keuntungan yang tinggi untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda-beda tergantung dari sifat dan jenis masing-masing perusahaan. Pada umumnya tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB
46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1
Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara
Lebih terperinciMANAJEMEN MODAL KERJA
MANAJEMEN MODAL KERJA Konsep Modal Kerja 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pd kuantitas dr dana yg tertanam dlm unsur aktiva lancar (Aktiva yg sekali berputar kembali dlm bentuk semula / dana
Lebih terperinciBab 4 Manajemen Modal Kerja
Dasar Manajemen Keuangan 62 Bab 4 Manajemen Modal Kerja Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep modal kerja, perputaran modal kerja, dan penentuan jumlah modal kerja. S etiap
Lebih terperinci