BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Bunyi Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena perapatan dan perenggangan dalam medium gas, cair, atau padat (Tipler, 1998, p505). Gelombang itu dihasilkan ketika sebuah benda, seperti garpu tala atau senar biola, yang digetarkan dan menyebabkan gangguan kerapatan medium. Gangguan dijalarkan di dalam medium melalui interaksi molekul-molekulnya. Getaran molekul tersebut berlangsung sepanjang arah penjalaran gelombang. Seperti dalam kasus gelombang pada tali, hanya gangguan yang dijalarkan, sementara molekul-molekul itu sendiri hanya bergetar ke belakang dan ke depan di sekitar posisi kesetimbangan. Di dalam gas, kerapatan dan tekanan terkait erat. Oleh karena itu, gelombang bunyi dalam gas, seperti udara, dapat dipandang sebagai gelombang kerapatan atau gelombang tekanan. Di dalam gelombang pada tali, simpangan transversal tali dinyatakan dengan fungsi gelombang y(x ± vt). Fungsi gelombang untuk gelombang bunyi yang analog dengan simpangan transversal tali adalah simpangan longitudinal molekul-molekul gas dari posisi kesetimbangannya s(x ± vt) atau fungsi yang berkaitan perubahan tekanan gas p(x ± vt).

2 Kenyaringan dan Tingkat Intensitas Karena rentang intensitas yang dapat ditangkap telinga demikian luas dan karena rangsangan psikologis kenyaringan tidak berubah-ubah secara langsung terhadap intensitas, tetapi lebih mendekati logaritmik, maka suatu skala logaritmik digunakan untuk menyatakan tingkat intensitas gelombang bunyi. Tingkat intensitas β yang diukur dalam desibel didefinisikan oleh β = 10 log I I 0 Dengan I adalah intensitas bunyi dan I 0 adalah intensitas acuan, yang akan di ambil sebagai ambang pendengaran: I 0 = W/m 2 Pada skala ini, ambang pendengaran adalah β =10 log I I 0 = 0 db dan ambang sakit adalah I β =10 log = 10 log = 120 db Jadi, rentang intensitas bunyi dari W/m 2 hingga 1 W/m 2 bersesuaian dengan rentang intensitas dari 0 db hingga 120 db.

3 Frekuensi Jika disimpangkan sebuah benda dari kesetimbangannya dan melepaskannya, benda itu akan berosilasi bolak-balik di sekitar kedudukan setimbang. Waktu bagi benda untuk melakukan satu osilasi penuh disebut periode T. Kebalikan periode disebut frekuensi f, yang merupakan banyaknnya osilasi setiap detik. Dirumuskan sebagai berikut: 1 f = T Satuan frekuensi adalah kebalikan sekon (s -1 ), yang disebut hertz(hz) Gerak Harmonik Sederhana Gerak Harmonik sederhana memiliki rumus dasar sebagai berikut: X = A cos (ωt + δ) dengan A, ω, δ merupakan konstanta. Berdasarkan definisi, gerak dengan perubahan posisi terhadap waktu menuruti persamaan di atas disebut dengan gerak harmonik sederhana. Perhatikan bahwa cos (ωt + δ) = sin (ωt + δ + π/2). Apakah persamaan diungkapkan sebagai fungsi konsinus atau fungsi sinus semata-mata bergantung pada kapan dipilih t = 0. Simpangan maksimum dari kesetimbangan disebut amplitudo A. Argumen fungsi kosinus, ωt + δ disebut fase gerak, dan konstanta δ disebut konstanta fase. Selama satu siklus gerak penuh, fase bertambah sebesar 2 π pada akhir siklus. Benda memiliki posisi dan kecepatan yang sama lagi, seperti yang dimiliki pada permulaan siklus karena cos(ωt + δ + 2π) = cos (ωt + δ). Kita dapat menentukan periode T dari kenyataan bahwa fase pada waktu t + T tidak lain hanya 2 π ditambah fase pada waktu t.

4 8 2.2 Pengertian Sinyal Untuk membuat program mengenai pemrosesan sinyal analog menjadi sinyal digital, kita haruslah mengetahui apa itu sinyal. Menurut J.G. Proakis dan D.G. Manolakis (1995, p2) sinyal adalah besaran fisik yang berubah-ubah menurut waktu, ruang, atau variable bebas atau variabel-variabel lainnya. Secara matematis dideskripsikan sinyal sebagai fungsi dari satu atau lebih variabel bebas. Sebagai contoh: S 1 (t) = 5t S 1 (t) = 20t 2 mendeskripsikan dua buah sinyal, salah satu berubah-ubah secara linear menurut variable bebas t (waktu) dan yang kedua berubah-ubah secara kuadratik menurut t. Contoh lainnya: s(x,y) = 3x + 2xy + 10y 2 fungsi ini mendeskripsikan sinyal dua variable bebas x dan y yang dapat mewakili dua koordinat yang berhubungan. Sinyal-sinyal yang dideskripsikan pada dua persamaan diatas termasuk kelas sinyal yang secara presisi didefinisikan dengan menetapkan ketergantungan fungsional pada variable bebas. Namun, terdapat beberapa kasus yaitu hubungan fungsional seperti itu tidak diketahui atau terlalu rumit untuk setiap penggunaan praktis. Sebagai contoh, suatu sinyal suara tidak dapat dideskripsikan secara fungsional dengan pernyataan seperti di atas. Pada kenyataanya, salah satu cara untuk menginterpretasikan isi informasi atau pesan yang disampaikan dengan setiap segmen waktu yang pendek dari sinyal suara adalah dengan mengukur amplitudo, frekuensi, dan fase yang terdapat dalam segmen waktu sinyal yang pendek.

5 9 Pembangkitan sinyal biasanya berhubungan dengan sebuah sistem yang memberi respons terhadap suatu stimulus dorongan atau gaya. Pada sinyal suara, sistem ini terdiri dari tali vokal, yang disebut juga dengan vokal. Perangsang dorongan yang dikombinasikan dengan sistem dinamakan sumber sinyal. Dalam hal ini, sistem dapat juga didefinisikan sebagai suatu perangkat yang melakukan operasi pada suatu sinyal. Saat kita melewatkan sinyal melalui sebuah sistem, maka sistem tersebut akan melakukan beberapa operasi pada sinyal, yang mempunyai pengaruh mengurangi kegaduhan dan interferensi dari sinyal pembawa informasi. Operasi-operasi seperti itu biasanya disebut sebagai pemrosesan sinyal. Dalam pemrosesan sinyal-sinyal digital pada sebuah komputer digital, operasioperasi yang dilakukan pada sinyal terdiri dari sejumlah operasi matematis seperti yang ditetapkan oleh program perangkat lunak Sinyal Waktu-Kontinu Versus Sinyal Waktu-Diskrit Sinyal-sinyal selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori berbeda yang tergantung pada karakteristik variabel (bebas) waktu dan nilai-nilai yang mereka ambil. Sinyal waktu-kontinu atau sinyal analog didefinisikan untuk setiap nilai waktu dan diambil pada nilai-nilai dalam selang kontinu (a,b), dengan a dapat menjadi - dan b dapat menjadi. Secara matematis, sinyal-sinyal ini dapat dideskripsikan dengan fungsi dari suatu variabel kontinu. Contoh dari sinyal analog adalah sebagai berikut : sinyal X 1 (t) = cos πt, sinyal X 2 (t) = e - t Sinyal waktu-diskrit didefinisikan hanya pada nilai-nilai waktu khusus tertentu. Sinyal X(t n ) = e - t, n = 0, ±1, ±2, memberikan sebuah contoh sinyal waktu-diskrit. Jika kita

6 10 menggunakan indeks n pada waktu-diskrit sesaat sabagai variabel bebas, nilai sinyal menjadi suatu fungsi variabel integer (yaitu, suatu barisan angka). Jadi sinyal waktudiskrit dapat digambarkan secara matematis dengan suatu barisan bilangan riil atau bilangan kompleks. Untuk menegaskan sifat alamiah waktu-diskrit dari sinyal, kita akan menunjukkan suatu sinyal seperti itu dengan x(n) sebagai ganti x(t). Jika waktu sesaat t n adalah ruang yang sama (dengan kata lain, t n = nt), notasi x(nt) juga digunakan. Sebagai contoh, barisan x(n) = { 0,8 n, jika n 0 // 0, yang lainnya } Dalam aplikasi ini, sinyal waktu-diskrit dapat muncul dengan dua cara: 1. Dengan memilih nilai-nilai suatu sinyal analog pada waktu diskrit sesaat. Proses ini dinamakan pencuplikan. Seluruh instrument pengukuran yang mengambil pengukuran pada selang waktu reguler memberikan sinyal waktu-diskrit. Sebagai contoh, sinyal x(n) pada gambar 2.2 dapat diperoleh dengan pencuplikan sinyal analog x(t) = 0,8 t, t 0 dan x(t) = 0, t < 0 sekali setiap detik. 2. Dengan mengumpulkan sebuah variabel melalui periode waktu tertentu. Sebagai contoh, perhitungan jumlah nada-nada sama dalam suatu komposisi, atau merekam ketukan drum pada suatu permainan Sinyal Bernilai Kontinu Versus Nilai Diskrit Nilai-nilai sinyal waktu-diskrit dapat menjadi kontinu atau diskrit. Jika suatu sinyal diambil dengan seluruh nilai yang mungkin dengan interval terbatas atau tak terbatas, hal itu dikatakan menjadi sinyal bernilai-kontinu. Alternatifnya, jika sinyal

7 11 diambil pada nilai-nilai dari suatu himpunan terbatas nilai yang mungkin, hal itu dikatakan menjadi sinyal bernilai-diskrit. Biasanya, nilai-nilai ini seimbang dan karena itu dapat dinyatakan sebagai suatu kelipatan integer dari jarak antara dua nilai yang berurutan. Sinyal waktu-diskrit yang mempunyai himpunan nilai-nilai diskrit dinamakan sinyal digital. Agar suatu sinyal diproses secara digital, sinyal harus diskrit waktunya dan nilainilainya harus diskrit (dengan kata lain, hal itu harus sebagai sinyal digital). Jika sinyal yang akan diproses berbentuk analog, sinyal dikonversikan menjadi sinyal digital dengan pencuplikan sinyal analog pada saat waktu-diskrit, untuk menghasilkan sinyal waktu-diskrit dan kemudian dengan mengkuantisasi nilai-nilainya ke suatu himpunan nilai diskrit. Proses mengkonversi suatu sinyal bernilai-kontinu menjadi sinyal bernilaidiskrit dinamakan kuantisasi, adalah dasar suatu proses pendekatan. Hal itu dapat diselesaikan secara sederhana dengan pembulatan atau pemotongan. Sebagai contoh, jika nilai-nilai sinyal yang diijinkan dalam sinyal digital adalah integer, misalnya 0 sampai 15, sinyal yang bernilai-kontinu dikuantisasi menjadi nilai-nilai integer ini. Jadi, nilai sinyal 8,58 akan didekati dengan nilai 8 jika proses kuantisasi dilakukan dengan pemotongan atau dengan 9 jika proses kuantisasi dilakukan dengan pembulatan ke integer terdekat Konsep Frekuensi Dalam Sinyal Waktu-Kontinu Dan Waktu-Diskrit Dari fisika, diketahui bahwa frekuensi berhubungan lebih erat dengan bentuk khusus dari gerak periodic, yang dinamakan osilasi harmonik, yang dideskripsikan oleh fungsi-fungsi sinusoida. Konsep frekuensi ini berbanding langsung dengan konsep waktu. Sesungguhnya, frekuensi mempunyai dimensi kebalikan waktu. Jadi kita akan

8 12 mengharapkan bahwa sifat waktu (kontinu atau diskrit) akan mempengaruhi sifat frekuensi tersebut Sinyal Sinusoidal Waktu-Kontinu Osilasi harmonic sederhana secara matematis dideskripsikan dengan sinyal sinusoida waktu kontinu berikut ini : X a (t) = A sin (Ωt + θ), - < t < Subskrip a yang digunakan dengan x(t) menunjukkan sinyal analog. Sinyal ini dicirikan secara lengkap dengan tiga parameter: A adalah Amplitudo sinusoida, Ω adalah frekuensi dalam radian persekon (rad/s), dan θ adalah fase dalam radian. Sebagai ganti dari Ω, kita sering menggunakan frekuensi F dalam putaran per sekon atau Hertz(Hz), dengan Ω = 2πF Ditinjau dari F, sinyal sinusoidal waktu-kontinu dapat ditulis sebagai berikut X a (t) = A sin (2πf t + θ), - < t < Kita akan menggunakan persamaan-persamaan di atas dalam menyajikan sinyal-sinyal sinusoida.

9 Elemen-Elemen Dasar Sistem Pemrosesan Sinyal Digital Dalam melakukan pemrosesan sinyal secara digital, dibutuhkan dua interface yang dinamakan pengkonversi analog menjadi digital (A/D). Keluaran pengkonversi A/D adalah sinyal digital yang sesuai dengan masukan terhadap prosesor digital. Sinyal Masukan Analog Konverter A/D Proses Sinyal Digital Konverter D/A Sinyal Keluaran Analog Sinyal Masukan Digital Sinyal Masukan Digital Gambar 2.1 Diagram Blok Dari Sinyal Digital Proses Sistem (Sumber : Digital Signal Processing, 1995, p4) Prosesor sinyal digital dapat merupakan sebuah komputer yang dapat diprogram, atau sebuah mikroprosesor kecil yang diprogram untuk melakukan operasi-operasi yang diinginkan pada sinyal masukan. Mungkin juga dapat berupa perangkat keras prosesor digital yang dikonfigurasi untuk melakukan sekumpulan operasi tertentu pada sinyal masukan. Untuk pemakaian dengan keluaran digital dari prosesor, sinyal digital akan disampaikan kepada pemakai dalam bentuk analog. Karena itu perlu disediakan interface lainnya dari daerah digital ke daerah analog. Interface ini dinamakan pengkonversi digital menjadi analog (D/A). Jadi sinyal tersebut disediakan untuk pemakai dalam bentuk analog, seperti contohnya dalam komunikasi suara. Walaupun demikan, ada beberapa aplikasi praktis lainnya yang ingin disampaikan dalam bentuk digital dan tidak memerlukan pengkonversi D/A. Sebagai

10 14 contoh, pada pemrosesan digital sinyal radar. Informasi yang didapat dari sinyal radar, misalnya posisi pesawat terbang dan kelajuan, dapat secara mudah dicetak pada kertas. Dalam kasus ini pengkonversi D/A tidak diperlukan Pencuplikan Sinyal Analog Ada beberapa cara untuk mencuplik sinyal analog. Dalam skripsi ini digunakan pencuplikan periodik atau pencuplikan seragam yang merupakan tipe pencuplikan yang sering digunakan dalam praktek. Ini dideskripsikan dengan hubungan x(n)= x a (nt), - <n< dengan x(n) adalah sinyal (waktu-diskrit) yang didapat dengan mengambil cuplikancuplikan sinyal analog x a (t) setiap T detik. Yang dimaksud sinyal analog disini adalah sinyal dari instrumen akustik. Selang waktu T adalah periode pencuplikan atau selang pencuplikan, dan kebalikannya 1/T = F s dinamakan laju pencuplikan (cuplikan per second) atau frekuensi pencuplikan (Hz). Pencuplikan periodik menetapkan suatu hubungan antara variabel waktu t dan n dari sinyal waktu kontinu dan dari sinyal waktu diskrit. Sesungguhnya variabel-variabel ini berhubunggan secara linear melalui periode pencuplikan t atau ekuivalennya, melalui laju pencuplikan 1/T = F s sebagai t = nt = n F s Sebagai konsekuensi dari persamaan t = nt = n, terdapat hubungan antara F s variabel frekuensi F (atau Ω) untuk sinyal analog dan variabel frekuensi f (atau ω) untuk sinyal waktu diskrit. Untuk menetapkan hubungan ini kita akan terapkan dalam sinyal sinusoida analog yang berbentuk:

11 15 X a (t) = A sin (2πFt + θ) yang bila dicuplik secara periodik pada laju 1/T = F s cuplikan per sekon menghasilkan X a (nt) x(n) = A sin (2πFnT + θ ) = A sin 2πnF F s +θ Jika kita bandingkan antara rumus diatas dengan rumus x(n) = A sin (2πfn + θ), maka variabel frekuensi F dan f berhubungan secara linear yaitu f = F atau ekivalennya yaitu ω = ΩT F s Sedangkan jika kita lihat interval variabel frekuensi F atau Ω untuk sinusoida waktu kontinu adalah: - < F < - < Ω < Namun hal ini akan berbeda pada sinyal waktu-diskrit. Pada sinyal waktu diskrit kita menggunakan: < f < < ω < 2 1 Dari kedua rumus diatas dapat kita ambil kesimupulan, yaitu bila frekuensi sinusoida waktu-kontinu dicuplik pada laju 1/T = F s, harus berada dalam interval dengan kisaran:

12 16-1 F = - s 2T 2 F F s 2 1 = 2T atau ekuivalennya: - T π = -π Fs Ω π F s = T π Dari persamaan yang kita dapat diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa perbedaan yang mendasar antara sinyal waktu-kontinu dan sinyal waktu-diskrit berada dalam interval nilai-nilai variabel frekuensi F dan f, atau Ω dan ω mereka. Pada sinyal waktu-kontinu interval frekuensi mereka tak berhingga untuk variabel F(atau Ω), lalu menjadi interval frekuensi berhingga untuk variabel f(atau ω). Ini dikarenakan frekuensi tertinggi dalam sinyal waktu-diskrit adalah ω = π atau f = 2 1. Jika didapat nilai laju pencuplikan F s, maka nilai F dan Ω tertinggi yang sesuai adalah: F s F maks = 2 1 = 2T Ω maks = π F s = T π namun hal ini akan menimbulkan ambigu, karena frekuensi tertinggi sinyal waktukontinu yang dapat dibedakan adalah sinyal yang dicuplik dengan laju 1/T = F s dengan F maks = F s /2 atau Ω maks = π F s. Untuk lebih jelasnya akan dicontohkan sebagai berikut. Ada dua buah sinyal analog sebagai berikut: x 1 (t) = cos 2 π (10) t x 2 (t) = cos 2 π (50) t kedua sinyal ini akan dicuplik dengan laju F s = 40 Hz. Sinyal waktu-diskrit yang sesuai adalah :

13 17 x 1 (n) = cos 2 π x 2 (n) = cos 2 π 10 π n = cos n π n = cos n π maka, cos n = cos (2 πn + πn/2) = cos πn/2. Dengan demikian dapat disimpulkan 2 bahwa x 2 (n) = x 1 (n) yang berarti bahwa kedua sinyal tersebut identik dan tidak dapat kita bedakan. Jika kita berikan nilai yang dimunculkan dengan cos (π/2)n, kita harus memeriksa ulang apakah nilai x 2 (t) dan x 1 (t) karena nilai x 2 (t) akan sama dengan x 1 (t) bila keduanya dicuplik pada frekuensi F 2 = 50 Hz dan F 1 = 10 Hz dengan laju pencuplikan 40 cuplikan per sekon. Jika kita ambil contoh lagi dengan frekuensi F 3 = 90 Hz dengan laju pencuplikan 40 cuplikan per sekon maka hasilnya akan identik pula dengan hasil dari F 1. Jika demikian dapat diambil kesimpulan bahwa semua sinyal sinusoida dengan rumus cos 2 π (F k)t, dengan k = 1,2,3,4, dan seterusnya adalah identik pada laju pencuplikan 40 cuplikan per sekon Gangguan Pada Sinyal Nada Instrumen Musik Akustik Sinyal nada instrumen akustik yang masuk ke dalam sistem pengenalan nada, tidak selalu bersih walaupun sedikt pasti ada gangguan yang berupa noise atau derau. Noise adalah semua bentuk besaran, yang bukan merupakan bagian dari besaran atau sesuatu yang diinginkan. Noise ada dua macam yaitu internal noise dan external noise. Internal noise dihasilkan oleh efek panas pada amplifier. Banyaknya noise yang masuk ke dalam sinyal tergantung bandwidth dari amplifier masukan. Pada umumnya cara

14 18 untuk menekan Internal Noise adalah memilih amplifier yang memiliki bandwidth mendekati bandwidth sinyal masukan. Jenis noise yang kedua adalah external noise. Noise jenis ini dihasilkan dari berbagai macam sumber. Salah satu contohnya adalah sinyal hand phone, pada saat kita rekam suara kita melalui microphone, hand phone disekitar kita mendapat sinyal masukan, maka jalur elektris dalam microphone tersebut akan terganggu. Hal ini dikarenakan sinyal pada hand phone ditambahkan pada sinyal elektris microphone. Jika kita dengarkan melalui speaker maka akan terdengah suara patah-patah. Salah satu solusi dari gangguan noise ini adalah menjauhkan hand phone tersebut dari jalur elektris microphone. Sedangkan jika melalui piranti, noise dapat dikurangi dengan cara memfilter sinyal masukan tersebut. Filter dapat digunakan untuk menekan adanya noise pada sinyal. Aplikasi akuisisi data menggunakan low-pass filter. Low-pass filter melewatkan komponen frekuensi yang lebih rendah tetapi melemahkan komponen dengan frekuensi lebih tinggi. Cut-off frekuensi dari filter harus cocok dengan frekuensi sinyal yang diinginkan saat ini serta sampling rate yang digunakan untuk pengubahan sinyal analog ke sinyal digital. Antialiasing filter adalah low-pass filter yang mencegah frekuensi lebih tinggi yang dapat men-distorsi sinyal digital Pengertian Notasi Musik Sebelum mengenal apa itu notasi musik, terlebih dahulu harus mengerti apa itu musik. Pengertian musik adalah apresiasi seni yang terungkap dalam suara dan ditangkap oleh indera pendengaran. Musik ditulis agar dapat dibaca, dipelajari, diteruskan kepada orang lain atau disimpan sebagai notasi musik, sehingga dapat

15 19 memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia musik. Notasi musik ditulis dengan dua sistematika penulisan, yaitu: 1. Sistem Penulisan Notasi Balok Notasi balok digambarkan dengan lima garis para nada, yang setiap garisnya mewakili tiap nada yang berbeda dimulai dari nada a hingga g. Penulisan dan pengucapan nada-nada pada notasi balok menggunakan huruf alphabet, dengan urutan C, D, E, F, G, A, B. Untuk mengetahui nada-nada tersebut ada pada oktaf ke berapa, biasanya ditambahkan angka yang mewakili tingkat oktaf nada tersebut. Contohnya penulisan nada-nada pada oktaf ketiga : C3, D3, E3, F3, G3, A3, B3 = Not penuh. Nilainya 4 ketukan = Not setengah. Nilainya 2 ketukan = Not seperempat. Nilainya 1 ketukan = Not seperdelapan. Nilainya 1 / 2 ketukan

16 20 C3 D3 E3 F4 G3 A3 B3 C4 2. Sistem Penulisan Notasi Angka Pada dasarnya penulisan notasi angka tidak jauh berbeda dengan notasi balok. Pada notasi angka, penulisan nada menggunakan angka (angka 1 sampai dengan 7). Angka kedelapan merupakan perulangan dari nada pertama atau dasar, tetapi lebih tinggi oktafnya. Cara penulisan ini disebut solmisasi Do Re Mi Fa Sol La Si Do Pada musik dikenal tiga jenis tangga nada, yaitu : 1. Tangga Nada Diatonis : a. Tangga Nada Mayor Tangga nada dengan jarak nada / / 2, dengan penulisan C D E F G A B C. b. Tangga Nada Minor Tangga nada dengan jarak nada 1 1 / / 2 1 1, dengan penulisan C D Eis F G Ais Bes C. 2. Tangga Nada Pentatonis

17 21 Tangga nada yang terdiri dari lima nada, yang pada umumnya terdapat pada musik-musik etnik Rekayasa Piranti Lunak Salah satu model Rekayasa Piranti Lunak menurut Pressman (1997, p31-32) adalah classic life cycle yang menggunakan pendekatan yang sistematis dan berurutan dalam mengembangkan sebuah piranti lunak. Aktivitas yang dilakukan dalam classic life cycle terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1. Analisa dan rekayasa sistem (System engineering and analysis) Pada tahap ini perancang mulai mengetahui dan menetapkan kebutuhankebutuhan semua elemen sistem dan mengalokasikan beberapa bagian dari kebutuhan-kebutuhan ini ke piranti lunak. Hal ini diperlukan karena piranti lunak berhubungan dengan elemen yang lain seperti perangkat keras, pengguna, dan database. 2. Analisis kebutuhan piranti lunak (Software requirement analysis) Proses penetapan kebutuhan sistem difokuskan pada piranti lunak. Untuk memahami alur program yang akan dibuat, perancang harus memahami information domain dari piranti lunak, fungsi-fungsi yang diperlukan, kinerja. Kebutuhan-kebutuhan sistem dan piranti lunak didokumentasikan dan dikonfirmasikan dengan customer atau user. 3. Perancangan (Design) Perancangan piranti lunak adalah proses yang memfokuskan pada tiga atribut dari program : struktur data, arsitektur piranti lunak, dan detil prosedur. Proses

18 22 perancangan menterjemahkan kebutuhan sistem ke dalam suatu representasi piranti lunak. 4. Pengkodean (Coding) Pada tahap ini rancangan diterjemahkan ke dalam bahasa mesin (machinereadable code). 5. Pengujian (Testing) Dilakukan pengujian terhadap statement-statement yang ada dari fungsi-fungsi eksternal, yaitu menguji apakah input yang dimasukkan dapat memberikan hasil yang diharapkan. 6. Pemeliharaan (Maintenance) Perancang melakukan perubahan-perubahan pada program yang sudah ada. Perubahan ini dapat terjadi karena adanya kesalahan-kesalahan (error). Piranti lunak harus beradaptasi terhadap perubahan pada lingkungan Flowchart Flowchart atau bagan alir merupakan alat bantu yang biasanya digunakan dalam pemrograman. Bagan alir membantu programmer dalam mengorganisasikan pemikiran mereka dalam pemrograman, terutama bila dibutuhkan penalaran yang tajam dalam logika prosedur suatu program (Jone, 1980). Simbol-simbol yang sering digunakan untuk bagan alir adalah sebagai berikut: 1. Proses Berupa proses atau pengolahan

19 23 Untuk predefined process atau modul 2. Operasi input/output 3. Menghubungkan antar komponen dan menunjukkan arah 4. Decision, berupa pertanyaan atau penentuan suatu keputusan 5. Terminal, untuk menandai awal atau akhir suatu proses 6. Preparation, untuk inisiasi suatu nilai 7. Connector, sebagai penghubung dalam satu halaman 8. Off Page Connector, sebagai penghubung antar halaman

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam: 1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG Sinyal-sinyal analog di alam: 1. Suara 2. Sinyal biologis 3. Sinyal seismik 4. Sinyal radar 5. Sinyal sonar 6. Sinyal audio dan video Tiga langkah proses

Lebih terperinci

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam: 1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG Sinyal-sinyal analog di alam: 1. Suara 2. Sinyal biologis 3. Sinyal seismik 4. Sinyal radar 5. Sinyal sonar 6. Sinyal audio dan video Tiga langkah proses

Lebih terperinci

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi

Lebih terperinci

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT Sinyal Sinusoidal Waktu Kontinyu T=/F A A cos X Acos Ft a 0 t t Sinyal dasar Eksponensial dng α imajiner X Ae a j t Ω = πf adalah frekuensi dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. - KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 PENGENALAN NADA PADA INSTRUMEN MUSIK AKUSTIK Antonius Daniel Kurniawan (0400537123) Herry Zhouldy

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. - KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem Klasifikasi Sinyal Konsep rekuensi Analog to Digital Conversion Sampling SINYAL, SISTEM DAN KOMPUTASI SINYAL Sinyal Besaran-besaran

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB Getaran (Osilasi) : Gerakan berulang pada lintasan yang sama Ayunan Gerak Kipas Gelombang dihasilkan oleh getaran Gelombang bunyi Gelombang air

Lebih terperinci

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal Tujuan: Siswa mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan konsep sinyal, menggambarkan perbedaan sinyal waktu kontinyu dengan sinyal waktu diskrit. Siswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

Getaran dan Gelombang

Getaran dan Gelombang Fisika Umum (MA301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Hukum Hooke, Sistem Pegas-Massa Energi Potensial Pegas Perioda dan frekuensi Gerak Gelombang Bunyi Gelombang Bunyi Efek Doppler Gelombang Berdiri

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

MATERI PENGOLAHAN SINYAL : MATERI PENGOLAHAN SINYAL : 1. Defenisi sinyal 2. Klasifikasi Sinyal 3. Konsep Frekuensi Sinyal Analog dan Sinyal Diskrit 4. ADC - Sampling - Aliasing - Quantiasasi 5. Sistem Diskrit - Sinyal dasar system

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal yang mempunyai kaitan dengan penyajian,perubahan bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. Pengolahan

Lebih terperinci

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Untai Elektrik I Waveforms & Signals Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana Secara umum, tegangan dan arus dalam sebuah untai elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga jenis

Lebih terperinci

INTERFERENSI GELOMBANG

INTERFERENSI GELOMBANG INERFERENSI GELOMBANG Gelombang merupakan perambatan dari getaran. Perambatan gelombang tidak disertai dengan perpindahan materi-materi medium perantaranya. Gelombang dalam perambatannya memindahkan energi.

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS Getaran dan Gelombang ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS BANDUL Amplitudo Amplitudo (A) Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi Sinus Sebagai Pembangkit Sinyal Suara

Aplikasi Fungsi Sinus Sebagai Pembangkit Sinyal Suara Aplikasi Fungsi Sinus Sebagai Pembangkit Sinyal Suara Erna Zuni Astuti Abstract : Movement back and forth around the equilibrium point with the same trajectory, called the oscillation or vibration. Periodic

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT 1 SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT List Of Content 2 Pengertian Sinyal Pengertian Sistem Jenis-Jenis Sinyal dan Aplikasinya Pengertian Sinyal 3 sinyal adalah suatu isyarat

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44) 2.9 Analisis Fourier Alasan penting untuk pusat osilasi harmonik adalah bahwa virtually apapun osilasi atau getaran dapat dipecah menjadi harmonis, yaitu getaran sinusoidal. Hal ini berlaku tidak hanya

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping.

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping. Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah Bagian A 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping. a. Berapakah panjang gelombang? b. Berapakah amplitudo

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia dianugrahi oleh Tuhan dua telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap sinyal-sinyal suara. Namun untuk mengoptimalkan dari fungsi telinga tersebut manusia harus belajar

Lebih terperinci

Sifat Alami Gelombang

Sifat Alami Gelombang Sifat Alami Gelombang Bunyi Sebagai Gelombang Mekanik Sifat alami gelombang bunyi serupa dengan gelombang slinki. Seperi halnya gelombang slinki, pada gelombang bunyi ada medium yang membawa gangguan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sistematika penulisan yang merupakan indeks laporan tugas akhir, dimana. tiap sub bab berisi penjelasan ringkasan perbab.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sistematika penulisan yang merupakan indeks laporan tugas akhir, dimana. tiap sub bab berisi penjelasan ringkasan perbab. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diterangkan latar belakang masalah, tujuan tugas akhir, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, metodologi pengumpulan data, metodologi pengembangan perangkat

Lebih terperinci

Tujuan Belajar 1. Peserta mengetahui definisi, representasi matematis, dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem, dan pemrosesan sinyal

Tujuan Belajar 1. Peserta mengetahui definisi, representasi matematis, dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem, dan pemrosesan sinyal Bab : PENDAHULUAN Sinyal, Sistem, dan Pemrosesan Sinyal Tujuan Belajar Peserta mengetahui definisi, representasi matematis, dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem, dan pemrosesan sinyal Sinyal adalah

Lebih terperinci

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Eko Rendra Saputra, Agus Purwanto, dan Sumarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

1. SUMBER BUNYI. Gambar 7

1. SUMBER BUNYI. Gambar 7 1. SUMBER BUNYI Oleh : Arif Kristanta Gambar 7 Bunyi adalah salah satu bentuk energi. Bunyi yang kita dengar selalu berasal dari suatu sumber bunyi. Kita dapat mendengar bunyi jika sumber bunyi bergetar.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu

Lebih terperinci

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL I. TUJUAN - Mahasiswa dapat membangkitkan beberapa jenis sinyal dasar yang banyak digunakan dalam analisa Sinyal dan Sistem. II. DASAR TEORI 2.1 Sinyal Sinyal merupakan sebuah

Lebih terperinci

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1 Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1 Tujuan Belajar Peserta mengerti proses interpolasi yang terjadi dalam DAC Digital to Analog Converter Digital to Analog Converter digunakan

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap

Lebih terperinci

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI Definisi: Suara - gangguan yang menyebar melalui bahan elastis pada kecepatan yang merupakan karakteristik dari bahan tersebut. Suara biasanya disebabkan oleh radiasi dari

Lebih terperinci

Fisika I. Gelombang Bunyi

Fisika I. Gelombang Bunyi 06:57:41 Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Fenomena bunyi berhubungan dengan indera pendengaran, yaitu telinga kita dan otak kita. Perambatan gelombang bunyi memerlukan medium. Medium perambatan

Lebih terperinci

Satuan Pendidikan. : XI (sebelas) Program Keahlian

Satuan Pendidikan. : XI (sebelas) Program Keahlian Satuan Pendidikan Kelas Semester Program Keahlian Mata Pelajaran : SMA : XI (sebelas) : 1 (satu) : IPA : Fisika 1. Bacalah do a sebelum mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) ini. 2. Pelajari materi secara

Lebih terperinci

1. SUMBER BUNYI. Gambar 1

1. SUMBER BUNYI. Gambar 1 1. SUMBER BUNYI Gambar 1 Bunyi adalah salah satu bentuk energi. Bunyi yang kita dengar selalu berasal dari suatu sumber bunyi. Kita dapat mendengar bunyi jika sumber bunyi bergetar. Getaran dari sumber

Lebih terperinci

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. Bandung 0. 7 Fa. 0. 587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT FISIKA KELAS XII

Lebih terperinci

Pengolahan Sinyal Digital

Pengolahan Sinyal Digital Pengolahan Sinyal Digital Referensi : 1. C. Marven and G. Ewers, A Simple Approach to Digital Signal Processing, Wiley, 1997. 2. Unningham, Digital Filtering, Wiley, 1991. 3. Ludeman, Fundamental of digital

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Bauer, yang menerapkan

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Bauer, yang menerapkan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rekayasa Piranti Lunak Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Bauer, yang menerapkan beberapa syarat dalam merekayasa suatu piranti lunak yang kita buat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terliat pada Gambar 3.1. Suara Manusia Rekam suara Hasil rekaman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Bunyi Menurut Anwar, et al (2014), gelombang bunyi atau lebih khusus dikenal sebagai gelombang akustik adalah gelombang longitudinal yang berada dalam sebuah medium,

Lebih terperinci

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada 1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada 3. X + (z) mempunyai sifat sifat seperti yang disebutkan di bawah

Lebih terperinci

Analog to Digital Converter (ADC)

Analog to Digital Converter (ADC) Analog to Digital Converter (ADC) Analog to Digital Converter by AGL ADC merupakan proses untuk mengubah sinyal analog menjadi digital. Tahap-tahap nya adalah sebagai berikut: Gambar: Proses ADC Analog

Lebih terperinci

Dasar II Tahun : 2007 GELOMBANG BUNYI PERTEMUAN 03 (OFC)

Dasar II Tahun : 2007 GELOMBANG BUNYI PERTEMUAN 03 (OFC) Matakuliah Dasar II Tahun : 2007 : K0252 / Fisika GELOMBANG BUNYI PERTEMUAN 03 (OFC) Dalam pertemuan ini pembahasan akan meliputi macam-macam bunyi, kualitas bunyi yang meliputi amplitudo tekanan ; tingkat

Lebih terperinci

(a) Gelombang Tali 2 = tali) untuk menjalar. Sehingga Laju gelombang tali

(a) Gelombang Tali 2 = tali) untuk menjalar. Sehingga Laju gelombang tali (a) Gelombang Tali Gelombang transversal yang memerlukan medium (tali( tali) untuk menjalar Dengan analisis gaya didapatkan persamaan diferensial tali Sehingga Laju gelombang tali 2 F m v = dimana µ =

Lebih terperinci

Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang adalah 4 sekon.

Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang adalah 4 sekon. Usikan yang terjadi ketika sebuah batu dijatuhkan dk permukaan air di sebuah kolam akan merambat menjauhi titik jatuh batu dan akhirnya mencapai tepi kolam. Gelombang atau usikan air ini memang bergerak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi

Lebih terperinci

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1 KELAS XII LC FISIKA SMA KOLESE LOYOLA M1-1 MODUL 1 STANDAR KOMPETENSI : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah KOMPETENSI DASAR 1.1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pendengaran manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menangkap dan mengenali sinyal suara. Dalam mengenali sebuah kata ataupun kalimat bukanlah hal yang sulit

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 1 Sinyal Deterministik

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 1 Sinyal Deterministik TKE 2403 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 1 Sinyal Deterministik Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama

Lebih terperinci

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang

Lebih terperinci

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang 1 BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Persamaan antara getaran dan gelombang adalah (1) keduanya memiliki frekuensi (2) keduanya memiliki amplitude (3) keduanya memiliki panjang gelombang A.

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN Disusun oleh : Golfrid Gultom, ST Untuk kalangan sendiri 1 DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Deskripsi Singkat

Lebih terperinci

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan

Lebih terperinci

Control II ( ADC DAC)

Control II ( ADC DAC) Modul 3 Control II ( ADC DAC) KHAMDIMUBAROK MUBAROK, M.ENG TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Parameter dan variabel pada operasi manufaktur 1 Suatu variabel/parameter kontinyu adalah suatu penunjukan

Lebih terperinci

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah Bunyi Penghasil Gelombang Bunyi Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui sebuah medium Sebuah garpu tala dapat digunakan sebagai contoh penghasil gelombang bunyi Penggunaan Garpu

Lebih terperinci

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika I Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Gisela Adelita (1305667) Rahayu Dwi Harnum

Lebih terperinci

MODUL 4 SAMPLING DAN ALIASING

MODUL 4 SAMPLING DAN ALIASING MODUL 4 SAMPLING DAN ALIASING I. TUJUAN - Siswa memahami pengaruh pemilihan jumlah sample dan pengaruhnya pada proses recovery sinyal II. DASAR TEORI Dalam proses pengolahan sinyal analog, sinyal input

Lebih terperinci

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah   Website : Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK Dahlan Abdullah Email : dahlan@unimal.ac.id Website : http://www.dahlan.web.id Pendahuluan Dalam setiap komunikasi salah satunya selalu diperlukan sumber informasi

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI Apabila suatu besaran y memiliki nilai yang tergantung dari nilai besaran lain x, maka dikatakan bahwa besaran y tersebut merupakan fungsi besaran x. secara umum ditulis: y= f(x)

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI

GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI GETARAN Getaran adalah gerak bolak-balik melalui suatu titik keseimbangan. Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak

Lebih terperinci

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014 SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA GELOMBAG : Gerak Harmonik Sederhana M. Ishaq Pendahuluan Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak gejala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan

Lebih terperinci

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital 2.1. Filter Filter adalah suatu alat untuk memisahkan sinyal sinyal yang diinginkan dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. [1]. Filter berkembang dalam pemakaiannya di bidang Elektroteknik menjadi sebagai

Lebih terperinci

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2] Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan

Lebih terperinci

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus) www.aidianet.co.cc

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus) www.aidianet.co.cc GELOMBANG MEKANIK (Rumus) Gelombang adalah gejala perambatan energi. Gelombang Mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat. A = amplitudo gelombang (m) = = = panjang gelombang (m) v

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com SINYAL Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitude dari tegangan atau arus terhadap waktu (time). Data yang dikirimkan dalam bentuk analog ataupun digital. Sinyal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: biola, Fast Fourier Transform, konversi, nada, not balok. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: biola, Fast Fourier Transform, konversi, nada, not balok. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Musik merupakan suatu sarana yang dapat membantu manusia dalam menyimpan dan mengapresiasi karyanya dan biasanya digambarkan dalam bentuk notasi balok dengan unsur-unsur paranada, garis birama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Musik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Sinyal Analog dan Sinyal Digital Suatu sinyal didefinisikan sebagai besaran fisis yang berubah-ubah menurut waktu, ruang, atau variabel lainnya. Secara matematik, kita mendefinisikan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL PERSIAPAN UTS MATERI: GEM, GEL. BUNYI, GEL. BERJALAN, GEL. STASIONER

LATIHAN SOAL PERSIAPAN UTS MATERI: GEM, GEL. BUNYI, GEL. BERJALAN, GEL. STASIONER LATIHAN SOAL PERSIAPAN UTS MATERI: GEM, GEL. BUNYI, GEL. BERJALAN, GEL. STASIONER PILIHAN GANDA Saatnya Anda Beraksi! 1. Gelombang transversal merambat dari A ke B dengan cepat rambat 12 m/s pada frekuensi

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa. Berkat rahmat dan karunia-nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih

Lebih terperinci