KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR"

Transkripsi

1 KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR LEMBAR SOAL SELEKSI TERTULIS CALON PESERTA LOMBA CERDAS CERMAT KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TINGKAT PELAJAR SLTA SE-KOTA BOGOR TAHUN 2015 PETUNJUK UMUM PENGERJAAN SOAL 1. Baca soal dengan seksama, teliti, cermat, dan cepat 2. Tulislah identitas pribadi dan asal sekolah anda di bagian kanan atas lembar jawaban 3. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling tepat dengan cara memberi tanda silang (x) pada lembar jawaban. 4. Apabila ingin mengganti pilihan jawaban yang sudah diberi tanda silang (x), dilakukan dengan cara menambahkan tanda = memotong tanda silang yang akan diganti (x), memberi tanda silang (x) pada pilihan jawaban penggantinya. Kesempatan untuk mengganti pilihan jawaban hanya satu kali. 5. Seluruh soal seleksi tertulis dikerjakan paling lama 75 menit Kelompok Soal Bagian A Untuk setiap nomor soal pada Kelompok Soal Bagian A, pemberian jawaban dilakukan dengan cara memberi tanda silang (x) pada pilihan jawaban untuk masing-masing soal pada lembar jawaban. Beri tanda (x) pada huruf B apabila pernyataan dalam soal adalah benar dan huruf S apabila salah. 1. Bunyi Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 setelah Amandemen Kedua adalah Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Jawaban : B Amandemen kedua tidak ada perubahan bunyi pasal 1 ayat (2) UUD 1945 masih sesuai dengan aslinya, perubahan terjadi pada Amandemen Ketiga. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). 2. Warga Negara Indonesia yang dapat didaftar sebagai pemilih dalam pemilihan umum hanya yang telah berusia 17 tahun atau lebih. Jawaban : S WNI yang didaftar sebagai pemilih bukan hanya yang telah berusia 17 tahun atau lebih saja, tetapi juga yang belum usia 17 tahun tapi pernah menikah, sebagaimana bunyi Pasal 27 ayat (1) UU No.42 Tahun 2008 tentang Pilpres, Pasal 19 ayat (1) UU No.8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan Pasal 56 ayat (1) UU No.1 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan UU No.8 Tahun 2015 tentang Pilkada, sebagai berikut : Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 1

2 3. Warga Negara Indonesia yang sedang menjalani hukuman pidana penjara dengan ancaman pidana 5 tahun atau lebih tidak memiliki hak pilih. Jawaban : S WNI yang sedang menjalani hukuman pidana penjara tidak kehilangan hak pilihnya sepanjang yang bersangkutan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 57 ayat (3) huruf b UU No.1 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan UU No.8 Tahun 2015 tentang Pilkada. Pasal 39 ayat (1) Peraturan KPU No.9 tahun 2013 tentang Penyusunan Daftar Pemilih Pemilu Legislatif Tahun 2014 dan Pasal 33 ayat (1) Peraturan KPU No.9 Tahun 2014 tentang Penyusunan Daftar Pemilih Pilpres Tahun 2014, yang berbunyi Pemutakhiran daftar Pemilih di rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, dan rumah sakit dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota bersama PPK dan PPS setempat, berkoordinasi dengan petugas rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, dan rumah sakit tersebut. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 4. Tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah serentak tahun 2015 disusun oleh masing-masing KPU Kabupaten/Kota. Jawaban : S Pasal 5 ayat (1) UU No.15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/kota bersifat hierarkis. Pasal 1 angka 7 UU No.8 Tahun 2015, Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang in. Pasal 5 ayat (4) UU No.8 Tahun 2015, Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian tahapan persiapan dan penyelenggaraan Pemilihan diatur dengan Peraturan KPU. Dengan demikian pada penyelenggaraan Pilkada serentak tahapan persiapan dan penyelenggaraan diatur dengan peraturan KPU, KPU Kabupaten/Kota hanya berwenang untuk menyusun pedoman teknis tahapan dengan berpedoman pada peraturan KPU. Tahapan, Program dan Jadwal Pilkada serentak diatur dengan Peraturan KPU Nomor 2 Tahun Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 5. Pasangan calon peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah serentak tahun 2015, hanya dapat diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik, yang memiliki kursi paling sedikit 20% atau suara sah paling sedikit 25%. Jawaban : S Pasal 39 No.8 Tahun 2015, Peserta pemilihan adalah : a. Pasangan calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota yang diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik; dan/atau b. Pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Dengan demikian calon peserta Pilkada tidak hanya diusulakn oleh partai politik atau gabungan partai politik saja tetapi dapat diikuti oleh perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 6. Jumlah Anggota KPU menurut Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 adalah sebanyak 7 (tujuh) orang. Jawaban : B bunyi Pasal 6 ayat (1) huruf a UU No.15 Tahun 2011, Jumlah anggota KPU sebanyak 7 (tujuh) orang. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). 7. Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa atau nama lain/kelurahan. KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 2

3 Jawaban : S Pasal 96 ayat (3) UU No.15 Tahun 2011, Anggota Pengawas Pemilu Lapangan diseleksi dan ditetapkan dengan Keputusan Panwaslu Kecamatan bukan oleh Panwaslu Kabupaten/kota. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 8. PPS adalah singkatan dari Panitia Pengumpulan Suara, yang bertugas melaksanakan Pemilu di tingkat desa atau nama lain/kelurahan. Jawaban : S Pasal 1 angka 10 UU No.15 Tahun 2011, Panitia Pemungutan Suara selanjutnya disingkat PPS, adalah Panitia yang dibentuk oleh KPU kabupaten/kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat desa atau nama lain/kelurahan. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 9. KPU sebagai penyelenggara Pemilu berpedoman pada asas, diantaranya adalah mandiri, jujur, adil, kepastian hukum. Jawaban : B Pasal 2 UU No.15 Tahun 2011, Penyelenggara Pemilu berpedoman pada asas: a. mandiri, b. jujur, c. adil, d. kepastian hukum, e. tertib, f. kepentingan umum, g. keterbukaan, h. proporsionalitas, i. profesionalitas, j. akuntabilitas, k. efisien, dan l. efektivitas. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). 10. Dalam melaksanakan tugas sebagai penyelenggara Pemilu anggota KPU harus bersikap netral dan bertindak adil pada seluruh peserta Pemilu, oleh karena itu pada hari pemungutan suara anggota KPU tidak boleh menggunakan hak pilihnya. Jawaban : S Anggota KPU adalah WNI yang mempunyai hak pilih sebagaimana WNI lainnya sesuai dengan ketentuan undang-undang, hanya anggota KPU harus memegang asas sebagai penyelenggara Pemilu harus bersikap dan bertindak berdasarkan kode etik penyelenggara Pemilu yaitu Peraturan Bersama KPU, Bawaslu dan DKPP Nomor 13 Tahun 2012, Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 11. Sejak Pemilu Tahun 2004, Sistem Pemilu yang digunakan dalam Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah sistem distrik berwakil banyak, karena pada setiap distrik/daerah pemilihan terdapat lebih dari satu wakil. Jawaban : S Sistem Pemilu yang digunakan dalam Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Pasal 6 ayat (1) UU No 12 Tahun 2003 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proprosional dengan daftar calon terbuka, Pasal 5 ayat (1) UU No. 10 tahun 2008, dan Pasal 5 ayat (1) UU No.8 Tahun 2012, Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proprosional terbuka. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 12. Anggota DPD untuk pertama kalinya dipilih langsung oleh rakyat adalah pada Pemilu Tahun Jawaban : B Anggota DPD dipilih melalui pemilihan umum setelah amandemen keempat UUD 1945 pada tahun 2002, yaitu perubahan pada pasal 2 ayat (1), yang berbunyi Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang. Setelah Pemilu pertama di era reformasi, yaitu Pemilu 1999 dan baru ada lagi Pemilu pada Tahun Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 3

4 13. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk pertama kalinya dipilih secara langsung oleh rakyat pada Pemilu Tahun Jawaban : B Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat setelah amandemen Ketiga UUD 1945 pada tahun 2001, yaitu adanya penambahan pasal 6A ayat (1), yang berbunyi Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Setelah pelantikan presiden dan wakil presiden di era reformasi, yaitu pada tahun 1999 yang masa jabatannya berakhir tahun 2004, Pemilu presiden dan wakil presiden untuk pertama kalinya dipilih secara langsung oleh rakyat pada Tahun Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). 14. Pemilihan Umum Anggota DPR Tahun 2014 adalah merupakan pemilihan umum yang kesebelas sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jawaban : B Pemilu untuk memilih anggota DPR sudah berlangsung sejak Pemilu Tahun 1955 pada masa demokrasi liberal, Pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 di masa era pemerintahan Orde Baru, Pamilu 1999, 2004, 2009 dan terakhir 2014 pasca reformasi tahun Dengan demikian Pemilu anggota DPR tahun 2014 adalah yang ke-11 (sebelas) kali sejak berdirinya NKRI. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). 15. Pemilihan Umum Tahun 2014 merupakan pemilihan umum Anggota DPD yang keempat sejak reformasi tahun Jawaban : S Pemilu Anggota DPD pertama kali dilaksanakan pada Pemilu tahun 2004, setelah amandemen keempat UUD 1945 pada tahun 2002, yaitu perubahan pada pasal 2 ayat (1), yang berbunyi Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undangundang. Pemilu anggota DPD berikutnya adalah Tahun 2009 dan Dengan demikian Pemilu anggota DPD tahun 2014 adalah yang ketiga kalinya. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 16. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012, bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah Warga Negara Indonesia dan memenuhi persyaratan telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih. (Ralat : Soal No. 16, tertuilis Pasal 5 ayat (1) seharusnya Pasal 51 ayat (1)). Sudah diralat saat pelaksanaan tes. Jawaban : S Bunyi pasal 51 ayat (1) huruf a UU No. 8 tahun 2012, adalah a. telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 17. Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 seorang calon presiden harus berpendidikan paling rendah S-1. Jawaban : S Pasal 5 UU No. 42 tahun 2008, memuat tentang Persyaratan menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden, pada Pasal 5 huruf p p. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 18. Syarat untuk menjadi calon anggota KPU perpendidikan paling rendah S-1. Jawaban : B Pasal 11 huruf f UU No. 15 tahun 2011, berpendidikan paling rendah S-1 untuk calon anggota KPU, KPU Provinsi, dan paling rendah SLTA untuk calon anggota KPU Kabupaten/Kota. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 4

5 19. Peserta Pemilu calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah partai politiik dan perseorangan. Jawaban : B Pasal 5 ayat (1) UU No.12 Tahun 2003, Pasal 7 UU No.10 Tahun 2008 dan Pasal 7 UU No. 8 tahun 2012, Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah partai politik, Pasal 5 ayat (2) UU No. 12 tahun 2003, Pasal 11 ayat (1) UU No.10 Tahun 2008, dan Pasal 11 UU No.8 Tahun 2012 Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). 20. Dalam Pemilu presiden dan wakil presiden, pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Jawaban : S Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 setelah amandemen ketiga, yang berbunyi Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum, dan Pasal 8 UU No. 42 tahun 2008, Calon Presiden dan calon Wakil Presiden diusulkan dalam 1 (satu) pasangan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik. UUD 1945 maupun UU No.42 Tahun 2008 tentang Pilpres tidak ada pasal yang mengatur perseorangan dapat mencalonkan sebagai calon presiden dan/atau wakil presiden. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 21. Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memperoleh suara terbanyak dalam Pemilu presiden dan wakil presiden ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden. Jawaban : S pengertian memperoleh suara terbanyak pada kalimat di atas bersifat terbuka, mengandung pengertian mayoritas sederhana (simple majority) atau First Past The Post (FPTP), atau mayoritas relative (relative majority), yaitu siapapun calon yang memperoleh suara terbanyak, berapapun jumlahnya adalah pemenangnya. Sedangkan Sistem Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia mengacu pada Pasal 6A ayat (3) dan ayat (4) UUD 1945 (3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden, dan (4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 159 ayat (1) UU No.42 Tahun 2008, sebagai berikut Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari ½ (setengah) jumlah provinsi di Indonesia. Dengan demikian Pemilu presiden dan Wakil Presiden menganut formula Two Round System (TRS), untuk ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih harus memenuhi persyaratan batas minimal prolehan suara, apabila belum ada kandidat yang memenuhi batas minimal peroleh suara dilaksanakan pemilihan putaran kedua. Sistem ini disebut juga Majority Run-off atau double ballot, atau mayoritas absolut (absolute majority). Sistem Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia menganut Two Round System yang dikombinasikan dengan distribusi geografis suara, yaitu untuk ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih harus memenuhi persyaratan perolehan suaranya harus lebih dari 50% dan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia. Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/PUU-XII/2014, ketentuan Pasal 159 ayat (1) UU No.42 Tahun 2008, dinyatakan tidak berlaku untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden yang hanya terdiri dari dua pasangan calon. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 5

6 22. Pejabat negara yang dicalonkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden harus mengundurkan diri dari jabatannya. Jawaban : B Pasal 6 ayat (1) UU No.42 Tahun 2008, Pejabat negara yang dicalonkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden harus mengundurkan diri dari jabatannya. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Benar (B). 23. Jumlah kabupaten/kota di Jawa Barat yang akan menyelenggarakan pemungutan suara pada bulan Desember Tahun 2015 adalah 8 (delapan) kabupaten/kota. Jawaban : S Jumlah kabupaten/kota di Jawa Barat yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada Tahun 2015 adalah, Kabupaten Pangandaran ( ), Kabupaten Sukabumi ( ), Kabupaten Indramayu ( ), Kabupaten Bandung ( ), dan Kabupaten Karawang ( ), dan yang masa jabatannya berakhir sampai dengan bulan Juni Tahun 2016, adalah Kota Depok ( ), Kabupaten Tasikmalaya ( ), dan Kabupaten Cianjur ( ). Dengan demikian terdapat 6 kabupatn/kota yang melaksanakan Pilkada di tahun Akan tetapi yang akan menyelenggarakan pemungutan suara pada bulan Desember Tahun 2015 hanya 7 kabupaten/kota, karena Pilkada Kabupaten Tasimalaya hanya ada 1 (satu) pasangan calon yang mendaftar. Berdasarkan Pasal 89 ayat (4) Peraturan KPU No. 12 Tahun 2015 Perubahan atas Peraturan KPU No.9 tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, berbunyi Dalam hal sampai dengan berakhirnya perpanjangan masa pendaftaran hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon atau tidak ada Pasangan Calon yang mendaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota menetapkan keputusan penundaan seluruh tahapan dan Pemilihan diselenggarakan pada Pemilihan serentak berikutnya. Dengan Pilkada di Kabupaten Tasikmalaya ditunda pada pemilihan serentak berikutnya, yaitu Februari Dengan demikian yang akan menyelenggarakan pemungutan suara pada bulan Desember Tahun 2015 hanya 7 (tujuh) kabupaten/kota, oleh karena itu pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S) Pemberian suara dalam pemilihan umum-pemilihan umum di Indonesia dilaksanakan dengan cara mencoblos surat suara pemilihan. Jawaban : S Pemberian suara dalam pemilihan umum-pemilihan umum di Indonesia hampir seluruhnya dilaksankan dengan cara mencoblos surat suara. Tetapi pada Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2009 pemberian suaranya dilaksanakan dengan cara memberi tanda centang (contreng) pada surat suara pemilihan. Dengan tidak semua pemilihan umum pemberian suaranya dilaksanakan dengan cara mencoblos surat suara pemilihan. Dengan demikian pernyataan soal tersebut di atas adalah Salah (S). 25. Berdasarkan Pasal 107 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Calon Bupati dan Calon Walikota yang memperoleh suara lebih dari 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah ditetapkan sebagai Calon Bupati terpilih dan Calon Walikota terpilih. Jawaban : B Pasal 107 ayat (1) UU No.1 Tahun 2015, berbunyi Calon Bupati dan Calon Walikota yang memperoleh suara lebih dari 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah ditetapkan sebagai Calon Bupati terpilih dan Calon Walikota terpilih. Pasal ini KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 6

7 kemudian diubah oleh UU No. 8 Tahun 2015, yang menjadi berbunyi Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati terpilih serta pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota terpilih. Karena yang ditanyakan adalah pasal 107 ayat (1) UU No.1 Tahun 2015 maka pernyataan pada soal di atas adalah benar Benar (B). Bagian B. Untuk setiap nomor soal pada Bagian B, pemberian jawaban dilakukan dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf untuk alternatif pilihan jawaban, a, b, c, atau d pada lembar jawaban yang disediakan. Pilih dan tandai salah satu pilihan jawaban yang paling tepat/benar. 26. Anggota KPPS berjumlah a. 10 orang b. 9 orang c. 8 orang d. 7 orang Jawaban : d Pasal 46 ayat (1) UU No.15 Tahun 2011 Anggota KPPS sebanyak 7 (tujuh) orang berasal dari anggota masyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syarat berdasarkan Undang-Undang ini., tercantum juga dalam Pasal 21 ayat (1) UU No.8 Tahun Dengan demikian pilihan jawaban yang benar adalah d. 27. Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Peraturan KPU No.4 Tahun 2015, berikut ini adalah persyaratan untuk dapat memiliki hak pilih dalam Pilkada Serentak, kecuali: a. WNI yang sedang ditahan di rumah tahanan dengan ancaman pidana 5 tahun. b. WNI yang sedang terganggu jiwa/ingatannya c. WNI yang sudah berusia 17 tahun d. WNI yang belum berusia 17 tahun tetapi sudah menikah Jawaban : Bunyi Pasal 4 ayat (2) Peraturan KPU No.4 Tahun 2015, adalah Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat: a. tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya; b. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; c. berdomisili di daerah pemilihan paling kurang 6 (enam) bulan sebelum disahkannya DPS yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau dokumen kependudukan dari instansi yang berwenang; dan d tidak sedang menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisina Negara Republik Indonesia. 1) Pilihan jawaban a: WNI yang sedang ditahan di rumah tahanan dengan ancaman pidana 5 tahun, tidak semua terpidana yang ditahan di rumah tahanan sedang dicabut hak pilihnya sebagaimana pada persyaratan pada huruf b, oleh karena itu pilihan jawaban a benar, 2) pilihan jawaban b. WNI yang sedang terganggu jiwa/ingatannya, persyaratan pemilih pada huruf a adalah tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya, dengan demikian pilihan jawaban b salah. 3) Pilihan jawaban c. dan d, yang berkaitan dengan persyaratan usia untuk memilih adalah benar sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2015, yaitu WNI yang pada hari pemungutan suara pada Pemilihan genap berusia 17 tahunatau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih. 4) Tetapi yang ditanyakan pada soal di atas adalah Pasal 4 ayat (2) Peraturan KPU No.4 Tahun 2015 saja, dengan demikian pilihan jawaban a, b, c dan d tidak KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 7

8 termasuk dalam persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2), tetapi apabila soal dimaksud adalah berikut ini adalah persyaratan untuk dapat memiliki hak pilih dalam Pilkada Serentak maka jawaban yang tidak termasuk persayaratan dapat menggunakan hak pilih adalah pilihan jawaban b. WNI yang sedang terganggu jiwa/ingatannya. Untuk soal ini tidak dianggap tidak ada pilihan jawaban yang benar. Sehingga semua peserta apapun jawabanya dinyatakan benar. 28. Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Peraturan KPU No.4 Tahun 2015 Pemilih yang terdaftar di lebih dari satu tempat tinggal, maka pemilih tersebut a. Kehilangan hak pilihnya b. Tidak didaftar karena mempunyai identitas ganda c. Didaftar ulang oleh petugas KPPS d. Harus memilih salah satu tempat tinggalnya yang dicantumkan dalam daftar pemilih berdasarkan KTP, KK, Paspor dan/atau identitas lain. Jawaban : d Bunyi Pasal 5 ayat (2) Peraturan KPU No.4 Tahun 2015, adalah Jika pemilih terdaftar di lebih dari 1 (satu) tempat tinggal, Pemilih tersebut harus memilih salah satu tempat tinggalnya, yang dicantumkan dalam daftar Pemilih berdasarkan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Paspor dan/atau Identitas Lain. 1) Pilihan jawaban a: salah karena pemilih yang memiliki lebih dari satu tempat tinggal tidak menyebabkan pemilih kehilangan hak pilihnya. 2) pilihan jawaban b. salah, karena pemilih yang memiliki lebih dari satu tempat tinggal tetap didaftar sebagai pemilih tetapi harus memilih salah satu tempat tinggalnya sesuai dengan KTP, KK, Paspor atau identitas lainnya. 3) pilihan jawaban c. salah, karena petugas KPPS tidak melakukan pemutakhiran daftar pemilih dan tidak mendaftar ulang pemilih, yang bertugas memutakhirkan data/daftar pemilih adalah PPDP (Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih). 4) pilihan jawaban d. benar, yang paling tepat karena sesuai dengan bunyi 5 ayat (2) Peraturan KPU No.4 Tahun Jumlah pemilih di TPS dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah serentak paling banyak adalah a. 300 orang b. 400 orang c. 600 orang d. 800 orang Jawaban : d Pasal 87 ayat (1) UU No.8 Tahun 2015 Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 800 (delapan ratus) orang. Dengan demikian pilihan jawaban yang benar adalah d. 30. Masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota Bogor yang sekarang sedang menjabat, akan berakhir pada bulan a. Oktober 2018 b. Maret 2019 c. April 2019 d. Mei 2019 Jawaban : c Wailkota dan wakil walikota Bogor yang sekarang sedang menjabat adalah pasangan calon terpilih dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bogor Tahun 2013, yang pelantikannya dilaksanakan dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kota Bogor, pada tanggal 7 April Pasal 110 ayat (3) UU No.32 Tahun 2004 dan Pasal 162 ayat (2) UU No.8 Tahun 2015 menyatakan bahwa Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 161 ayat (3) memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Karena walikota dan wakil walikota Bogor dilantikan pada tanggal 7 April 2014, maka jabatannya akan berakhir pada 7 April 2019, Dengan demikian pilihan jawaban yang benar adalah c. KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 8

9 31. Identitas pasangan calon yang termuat dalam surat suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah a. Lambang parpol atau gabungan parpol pengusul pasangan calon, nomor urut, foto dan nama pasangan calon b. Lambang parpol atau gabungan parpol pengusul pasangan calon, nomor urut dan foto pasangan calon. c. Lambang parpol atau gabungan parpol pengusul pasangan calon, foto dan nama pasangan calon d. Nomor urut, foto dan nama pasangan calon. Jawaban : d Pasal 56 ayat (2) UU No.32 Tahun 2004, Pemungutan suara dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama pasangan calon, dan Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2015, Pasal 34 ayat (1) huruf a, format/isi Surat Suara yang memuat nomor urut, pas foto, dan nama Pasangan Calon, dan ayat (2) huruf d, pemberian suara pada Surat Suara dilakukan dengan cara mencoblos 1 (satu) kali pada kolom yang berisi nomor urut, pas foto, dan nama Pasangan Calon.. Dengan demikian pilihan jawaban yang benar adalah d. 32. Berikut ini adalah perlengkapan pemungutan suara di TPS, kecuali a. Bilik suara b. Pengeras suara c. Kotak suara d. Surat suara Jawaban : b Pasal 105 ayat (1) UU No.42 tahun 2008, Pasal 142 ayat (1) UU No.8 tahun 2012, Pasal 78 ayat (1) UU No.1 Tahun 2015, serta Pasal 4 Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2015, Perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, terdiri atas: a. kotak suara; b. surat suara; c. tinta; d. bilik pemungutan suara; e. segel; f. alat untuk memberi tanda pilihan; dan g. TPS. Pengeras suara tidak termasuk perlengkapan pemungutan suara yang wajib disediakan di TPS, walaupun hampir di setiap TPS, KPPS menyedikan pengeras suara untuk memanggil pemilih dan membuat suasan pemilihan lebih menarik. Dengan demikian pilihan jawaban yang benar adalah b. 33. Seorang WNI dapat menggunakan hak pilihnya di TPS dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah apabila a. Namanya tercantum dalam Kartu Keluarga (KK) b. Namanya tercantum dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS c. Memiliki KTP sesuai dengan alamat tempat tinggalnya d. Pilihan jawaban a, b dan c semuanya benar. Jawaban : b Pasal 95 ayat (1) UU No.8 Tahun 2015, Pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara di TPS meliputi: a. Pemilih yang terdaftar pada daftar Pemilih tetap dan daftar Pemilih tetap tambahan pada TPS yang bersangkutan; dan b. Pemilih yang terdaftar pada daftar Pemilih tambahan. Pasal 34 ayat (1) huruf f Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2015, Pemilih yang memberikan suara adalah Pemilih yang namanya tercantum dalam salinan DPT, DPTb-1, DPPh, dan DPTb-2;. 1) Pilihan jawaban a. : Namanya tercantum dalam Kartu Keluarga (KK). Nama yang tercantum dalam KK belum tentu mempunyai hak pilih, karena setiap WNI sejak kelahirannya dapat tercantum dalam KK, baik yang belum punya hak pilih maupun yang sudah punya hak pilih, selain itu apakah yang punya KK tersebut berada di daerah pemilih Pilkada. Sehingga pilihan jawaban a tidak tepat. 2) Pilihan jawaban b. Namanya tercantum dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS. Pada hari pemilihan di bagian area luar TPS dipasang Salinan DPT yang memuat nama-nama pemilih yang terdaftar dalam DPT di TPS yang bersangkutan. Dengan demikian Pilihan jawaban b benar sesuai dengan ketentuan undangundang. KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 9

10 3) Pilihan jawaban c. : Memiliki KTP sesuai dengan alamat tempat tinggalnya. Memiliki KTP sesuai dengan alamat tempat tinggal, belum tentu tempat tinggalnya berada dalam daerah pemilihan yang sedang melaksanakan Pilkada. Sehingga pilihan jawaban c tidak tepat. 4) Pilihan jawaban d. karena tidak semua pernyataan dalam pilihan jawaban, a, b dan c benar maka pilihan jawaban d tidak tepat Dengan demikian pilihan jawaban yang benar adalah b. 34. Pemungutan suara di TPS dilaksanakan a. Mulai pukul s/d pukul b. Mulai pukul s/d pukul c. Mulai pukul s/d pukul d. Mulai setelah ada pemilih yang hadir dan berakhir setelah seluruh pemilih terdaftar di TPS menggunakan hak pilihnya Jawaban : a Pasal 92 ayat (5) UU No.1 Tahun 2015, Penentuan waktu pemungutan suara dimulai pukul dan berakhir pada pukul waktu setempat. Pasal 3 ayat (3) Peraturan KPU No.10 Tahun 2015, Pemungutan Suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan mulai pukul sampai dengan pukul waktu setempat. Sehingga pilihan jawaban a adalah yang paling tepat. 35. Gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota yang akan dicalonkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden pada Pemilu Tahun 2014, harus a. Mengundurkan diri dari jabatannya b. Meminta izin kepada Menteri Dalam Negeri c. Meminta izin kepada Presiden d. Mengajukan cuti kepada Menteri Dalam Negeri Jawaban : c Pasal 7 ayat (1) UU No.42 Tahun 2008, Gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, danwakil walikota yang akan dicalonkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden harus meminta izin kepada Presiden.. Sehingga pilihan jawaban c adalah yang paling tepat. 36. Pemilihan presiden dan wakil presiden dilaksanakan dua putaran, apabila a. Jumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden lebih dari satu pasangan b. Jumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden lebih dari dua pasangan c. Belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memperoleh lebih dari lima puluh persen suara sah d. Pilihan jawaban a, b dan c semuanya benar Jawaban : c Lihat penjelasan jawaban soal nomor 21 di atas, Sistem Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia menganut Two Round System (TRS) dikombinasikan dengan distribusi geografis suara. 1) Pilihan jawaban a. Jumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden lebih dari satu pasangan. Jumlah pasangan calon lebih dari satu, bisa berati jumlah pasangan calonnya bisa 2, 3, 4, 5 dst. Banyaknya jumlah pasangan calon tidak berarti harus dua puataran, karena mungkin saja ada pasangan calon yang memperoleh suara sah lebih dari 50% dan suaranya tersebar di lebih dari 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia. Dengan demikian Pilihan jawaban a tidak tepat. KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 10

11 2) Pilihan jawaban b. Jumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden lebih dari dua pasangan Penjelasannya sama dengan pilihan jawaban a. Dengan demikian Pilihan jawaban b tidak tepat. 3) Pilihan jawaban c. Belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memperoleh lebih dari lima puluh persen suara sah Salah satu syarat untuk menetapkan calon presiden dan wakil presiden terpilih adalah harus memenuhi perolehan suara sah lebih dari 50%. Sehingga apabila belum ada pasangan calon yang memperoleh suara sah lebih dari 50% dilaksanakan pemilihan putaran kedua. Dengan demikian Pilihan jawaban c lebih tepat. 4) Pilihan jawaban d. karena tidak semua pernyataan dalam pilihan jawaban, a, b dan c benar maka pilihan jawaban d tidak tepat Dengan demikian pilihan jawaban yang benar adalah c. 37. Dalam Pemilu legislatif, WNI yang berada di luar negeri memberikan suaranya untuk memilih a. Calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota b. Calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota c. Calon Anggota DPD d. Calon Anggota DPR Jawaban : d Pasal 158 ayat (1) UU No.8 Tahun 2012, berbunyi Pemungutan suara bagi Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri hanya untuk calon anggota DPR.. Sehingga pilihan jawaban d adalah yang paling tepat. 38. Pemungutan suara di luar negeri dilaksanakan di setiap Perwakilan Republik Indonesia dan dilakukan a. pada waktu yang sama dengan waktu pemungutan suara di Indonesia b. waktu yang disesuaikan dengan waktu pemungutan suara di Indonesia c. memberikan suara melalui pos yang disampaikan kepada PPLN bagi pemilih yang tidak dapat memberikan suara di TPSLN d. pilihan jawaban a, b dan c benar Jawaban : d Pasal 158 ayat (2) UU No.8 Tahun 2012, berbunyi Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di setiap Perwakilan Republik Indonesia dan dilakukan pada waktu yang sama atau waktu yang disesuaikan dengan waktu pemungutan suara di Indonesia., selanjutnya ayat (3) berbunyi, Dalam hal Pemilih tidak dapat memberikan suara di TPSLN yang telah ditentukan, Pemilih dapat memberikan suara melalui pos yang disampaikan kepada PPLN di Perwakilan Republik Indonesia setempat. Sehingga pilihan jawaban a, b dan c semuanya benar. Dengan demikian pilihan jawaban d adalah yang paling tepat. 39. Dalam Pemilu Tahun 2014, bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah Warga Negara Indonesia dan harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah sebagai berikut ini, kecuali a. berdomisili di daerah pemilihan tempat yang bersangkutan dicalonkan b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa c. cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia d. surat tanda bukti terdaftar sebagai pemilih Jawaban : a Pasal 51 ayat (1) UU No.8 Tahun 2012, berbunyi : Bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah Warga Negara Indonesia dan harus memenuhi persyaratan: KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 11

12 a. telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih; b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; d. cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia; e. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau pendidikan lain yang sederajat; f. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945; g. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; h. sehat jasmani dan rohani; i. terdaftar sebagai pemilih; j. bersedia bekerja penuh waktu; k. mengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah atau badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara, yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali; l. bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), atau tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; m. bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah serta badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara; n. menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu; o. dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan; dan p. dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan. Pilihan jawaban a. berdomisili di daerah pemilihan tempat yang bersangkutan dicalonkan. Pernyatan tersebut tidak tepat karena, persyaratan bakal calon pasal Pasal 51 ayat (1) huruf c. bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga WNI yang tinggal di wilayah NKRI dapat menjadi bakal calon, tidak dibatasi hanya yang berdomisili di daerah pemilihan. Pilihan jawaban b, c dan d merupakan persyaratan bakal calon yang tercantum dalam Pasal 51 ayat (1) huruf b, huruf d, dan huruf i. sehingga ketiga pilihan jawaban tersebut adalah benar. Dengan demikian yang tidak termasuk persyaratan bakal calon adalah pilihan jawaban a. Sehingga pilihan jawaban a adalah yang paling tepat. KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 12

13 40. Dalam Pemilu Tahun 2014, keterwakilan perempuan dalam daftar bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota berlaku ketentuan a. Memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% b. Mempertimbangkan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan c. Memuat paling sedikit 30% keterwakilan perempuan d. Pada setiap 3 (tiga) orang bakal calon laki-laki terdapat sekurang-kurangnya 1 (satu) orang perempuan bakal calon Jawaban : c Pasal 55 UU No.8 Tahun 2012, berbunyi Daftar bakal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 memuat paling sedikit 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan. Kalimat memuat paling sedikit 30% keterwakilan perempuan mengandung pengertian wajib menempatkan paling sedikit 30% calon perempuan dari daftar calon yang diajukan oleha partai politik. Selanjutnya Pasal 56 ayat (2) nya berbuny, Di dalam daftar bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat sekurang-kurangnya 1 (satu) orang perempuan bakal calon. Mengandung makna dari setiap 3 calon, terdiri dari 2 bakal calon lakilaki dan 1 bakal calon perempuan, atau 1 bakal calon laki-laki 2 bakal calon perempuan, atau dapat juga semuanya bakal calonnya adalah perempuan. Pilihan jawaban a. Memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%, kalimat memperhatikan mengandung pengertian himbauan, sehingga tidak mutlak wajib dilaksanakan. Oleh karena itu pernyataan pilihan jawaban a tidak tepat. Pilihan jawaban b. Mempertimbangkan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan, kata mempertimbangkan memiliki makna yang hampir sama dengan kata memperhatikan, mengandung pengertian himbauan, sehingga tidak mutlak wajib dilaksanakan. Oleh karena itu pernyataan pilihan jawaban b tidak tepat. Pilihan jawaban c. Memuat paling sedikit 30% keterwakilan perempuan merupakan pernyataan yang sama tercantum dalam Pasal 55 UU No.8 Tahun Oleh karena itu pernyataan pilihan jawaban c adalah tepat. Pilihan jawaban d. Pada setiap 3 (tiga) orang bakal calon laki-laki terdapat sekurang-kurangnya 1 (satu) orang perempuan bakal calon, pernyataan di atas mengandung makna bahwa dari 4 bakal calon paling sedikit, terdiri dari 3 bakal calon laki-laki dan seorang bakal calon perempuan, sehingga mengandung makna keterwakilan perempuahn hanya 25%, hal ini tidak sesuai dengan Pasal 55 UU No.8 Tahun 2012 sebagaimana deikemukakan di atas. Oleh karena itu pernyataan pilihan jawaban d adalah tidak tepat. Sehingga pilihan jawaban c adalah yang paling tepat. 41. Dalam Pemilu Tahun 2014, daftar bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota memuat a. Paling banyak 120% dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan b. Paling banyak 100% dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan c. Paling banyak 80% dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan d. Paling banyak 50% dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan Jawaban : b Dasar hukum penyelenggaran Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014 adalah UU No.8 Tahun Dalam Pasal 54 UU No.8 KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 13

14 Tahun 2012, Daftar bakal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 memuat paling banyak 100% (seratus persen) dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan. Sehingga pilihan jawaban b adalah yang paling tepat. 42. Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan sistem a. Mayoritas sederhana (simple majority) b. Sistem distrik berwakil banyak c. Sistem proporsional terbuka d. Sistem proporsional dengan daftar partai (party-list system) Jawaban : c Pernyataan soal No.42 yang menggunakan nomenklatur Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, mengandung makna Pemilu yang dimaksud adalah Pemilu 2004, 2009 dan 2014, Karena nomenklatur DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota baru digunakan mulai Pemilu Pemilupemilu sebelumnya menggunakan nomenklatur DPR, DPRD I, dan DPRD II, sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (4) UU No.3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum, yang berbunyi Pemilihan Umum dilaksanakan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat II yang selanjutnya disebut DPR, DPRD I, dan DPRD II, kecuali untuk Anggota DPR, DPRD I, dan DPRD II dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Pemilu 2004, Pasal 6 ayat (1) UU No.12 Tahun 2003, berbunyi Pemilu untuk memilih anggota DPR, anggota DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan ssistem proporsional dengan daftar calon terbuka, yang mengandung makna dalam surat suara selain lambang, nomor dan nama partai politik juga memuat daftar calon untuk setiap daerah pemilihan. Formula penetapan calon terpilih didasarkan pada nama calon yang mencapai angka BPP (Bilangan Pembagi Pemilihan) sedangkan nama calon yang tidak mencapai angka BPP ditetapkan berdasarkan nomor urut pada daftar calon di daerah pemilihan yang bersangkutan (Pasal 107 ayat (2) hruf a dan huruf b UU No.12 Tahun 2003). Pemilu 2009, Pasal 5 ayat (1) UU No.10 Tahun 2008, berbunyi Pemilu untuk memilih anggota DPR, anggota DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan ssistem proporsional terbuka, yang mengandung makna dalam surat suara selain lambang, nomor dan nama partai politik juga memuat daftar calon untuk setiap daerah pemilihan. Formula Formula penetapan calon terpilih didasrkan pada Putusan Mahkamh Konstitusi Nomor 22-24/PUU-VI/2008 yang menyatakan bahwa Pasal 2014 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e UU No.10 Tahun 2008 dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Selanjutnya penetapan calon terpilih diatur dalam Peraturan KPU No.15 Tahun 2009, penetepan calon anggota DPR (Pasal 49), DPRD Provinsi (Pasal 63), dan DPRD Kabupaten/Kota (Pasal 73), yang pada pokoknya calon terpilih didasrkan pada peringkat perolehan suara terbanyak, pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya yang diperoleh tiap calon Anggota DPRD Kabupaten/Kota sesuai perolehan kursi partai politik peserta Pemilu pada daerah pemilihan yang bersangkutan. Pemilu 2014, Pasal 5 ayat (1) UU No.8 Tahun 2012, berbunyi Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka. formula penetapan calon terpilih sebagaimana diatur dalam Pasal 215 huruf UU No.8 Tahun 2012, yaitu, Calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan calon yang memperoleh suara terbanyak. Dengan demikian Pemilu 2004, 2009 dan 2014 sama-sama menggunakan sistem proporsional terbuka. Sehingga pilihan jawaban c adalah yang paling tepat. KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 14

15 43. Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem a. Mayoritas sederhana (simple majority) b. Sistem distrik berwakil banyak c. Sistem proporsional terbuka d. Sistem proporsional dengan daftar partai (party-list system) Jawaban : b Pemilu Anggota DPD pertama kali dilaksanakan pada Pemilu tahun 2004 (lihat kembali jawaban soal nomor 15). Pasal 6 ayat (2) UU No.12 Tahun 2003 (Pemilu 2004), Pasal 5 ayat (2) UU No.10 tahun 2008 (Pemilu 2009), serta Pasal 5 ayat (2) UU No.8 tahun 2012 (Pemilu 2014), berbunyi sama yaitu Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak. Sehingga pilihan jawaban b adalah yang paling tepat. 44. Materi kampanye partai politik peserta Pemilu yang dilaksanakan oleh calon meliputi a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Politik b. Struktur organisasi partai politik c. Visi, misi dan program partai politik d. Pilihan jawaban a, b, dan c semuanya benar Jawaban : c Pasal 81 ayat (1) UU No.8 Tahun 2012, berbunyi Materi kampanye Partai Politik Peserta Pemilu yang dilaksanakan oleh calon anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota meliputi visi, misi, dan program partai politik. Sehingga pilihan jawaban c adalah yang paling tepat. 45. Berikut ini adalah kegiatan yang dilarang dalam kampanye, kecuali a. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye PemiluStruktur organisasi partai politik b. memasang alat peraga di tempat umum c. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan d. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan Jawaban : b Pasal 86 ayat (1) UU No.8 Tahun 2012, berbunyi (1) Pelaksana, peserta, dan petugas Kampanye Pemilu dilarang: a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu yang lain; d. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat; e. mengganggu ketertiban umum; f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu yang lain; g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu; h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan; i. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye Pemilu.. Pilihan Jawaban a : tercantum pada Pasal 86 ayat (1) huruf j Pilihan Jawaban b : tidak tercantum pada Pasal 86 ayat (1) Pilihan Jawaban c : tercantum pada Pasal 86 ayat (1) huruf i Pilihan Jawaban d : tercantum pada Pasal 86 ayat (1) huruf h Dengan demikian yang tidak termasuk kegiatan yang dilarang dalam kampanye adalah b. memasang alat peraga di tempat umum. Sehingga pilihan jawaban b adalah yang paling tepat. KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 15

16 46. Berikut ini adalah yang dilarang diikutsertakan dalam kegiatan kampanye Pemilu Anggota Legislatif Tahun 2014, kecuali a. Kepala desa dan perangkat desa b. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia c. Pegawai negeri sipil d. Kepala Daerah dan/atau Kepala Daerah yang sedang menjabat Jawaban : d Pasal 86 ayat (2) UU No.8 Tahun 2012, berbunyi Pelaksana kampanye dalam kegiatan Kampanye Pemilu dilarang mengikutsertakan: a. Ketua, Wakil Ketua, ketua muda, hakim agung pada Mahkamah Agung, dan hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi; b. Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan; c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia; d. direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah; e. pegawai negeri sipil; f. anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; g. kepala desa; dan h. perangkat desa.. Pilihan Jawaban a : tercantum pada Pasal 86 ayat (2) huruf g dan huruf h Pilihan Jawaban b : tercantum pada Pasal 86 ayat (2) huruf c Pilihan Jawaban c : tercantum pada Pasal 86 ayat (2) huruf e Pilihan Jawaban d : tidak tercantum pada Pasal 86 ayat (2) Dengan demikian yang tidak termasuk yang dilarang diikutsertakan dalam kampanye adalah d. Kepala Daerah dan/atau Kepala Daerah yang sedang menjabat. Ketentuan Pasal 87 ayat (1), mengemukakan bahwa, (1) Kampanye Pemilu yang mengikutsertakan Presiden, Wakil Presiden, menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota harus memenuhi ketentuan: a. tidak menggunakan fasilitas yang berkaitan dengan jabatannya, kecuali fasilitas pengamanan bagi pejabat negara sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan; dan b. menjalani cuti di luar tanggungan negara. Dengan demikian kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk mengikuti kegiatan kampanye asalkan memenuhi ketentuan sebagaimana Pasal 87 ayat (1). Sehingga pilihan jawaban d adalah yang paling tepat. 47. Untuk diikutsertakan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR, partai politik peserta Pemilu Legislatif Tahun 2014, harus memenuhi ambang batas perolehan suara a. sekurang-kurangnya 3,5% dari jumlah suara sah secara nasional b. sekurang-kurangnya 3 % dari jumlah suara sah secara nasional c. sekurang-kurangnya 2,5% dari jumlah suara sah secara nasional d. sekurang-kurangnya lebih dari 50% jumlah provinsi yang ada di Indonesia. Jawaban : a Pasal 208 UU No.8 Tahun 2012, berbunyi Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara sekurang-kurangnya 3,5% (tiga koma lima persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Pasal 208 dan Pasal 209 ayat (1) dan ayat (2) dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, sehingga electoral threshold (ambang batas) sekurang-kurangnya 3,5% (tiga koma lima persen) tidak diberlakukan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, dan hanya berlaku untuk penentuan perolehan kursi anggota DPR saja. Pilihan jawaban b, c, dan d tidak terkait dengan penetapan perolehan kursi partai politik. Sehingga pilihan jawaban a adalah yang paling tepat. KPU KOTA BOGOR-LCC KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TAHUN 2015 Hal 16

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 LAMPIRAN Undang-undang Pemilihan Umum a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Didalam Bab I ketentuan umum Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2012 POLITIK. PEMILU. DPR. DPD. DPRD. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB

BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR PANITIA LOMBA CERDAS CERMAT KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TINGKAT PELAJAR SLTA SE-KOTA BOGOR TAHUN 2015 BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB KODE A 1. Singkatan dari apakah -

Lebih terperinci

Muchamad Ali Safa at

Muchamad Ali Safa at Muchamad Ali Safa at FUNGSI DAN TUJUAN Fungsi: sarana perwujudan kedaulatan rakyat; Tujuan menghasilkan wakil rakyat (anggota DPR, DPD dan DPRD) yang aspiratif, berkualitas, dan bertanggung jawab ASAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dalam kesempatan ini sebelum melakukan perbandingan antara kedua sistem dalam Pemilu DPR, DPD dan DPRD di 2009 dan 2014, terlebih dahulu yang dibahas adalah apa dan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

NO. PERIHAL PASAL KETENTUAN 1 BPP DPR Pasal 1 Poin 27.

NO. PERIHAL PASAL KETENTUAN 1 BPP DPR Pasal 1 Poin 27. PASAL PASAL PENTING DALAM UU NO. 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILU 34 Pasal Vital Yang Perlu Dipahami & Dimengerti Bagi Caleg pada Pemilu 2009 Disusun oleh : Indra Jaya Rajagukguk, SH 1 BPP DPR Pasal 1 Poin

Lebih terperinci

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I -2-3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (L embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252); 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN SELEKSI CALON ANGGOTA KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS) DAN PETUGAS KETERTIBAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MUARO JAMBI PADA PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 21 Mei 2008 Pokok

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG Draf Final Baleg RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. No.850, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 20142014

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 20142014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DI LUAR NEGERI DALAM PEMILIHAN UMUM

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan

Lebih terperinci

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 SUMATERA JAVA KALIMANTAN Disampaikan pada: IRIAN JAYA Rapat Koordinasi Nasional dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH [LN 2008/51, TLN 4835] BAB XXI KETENTUAN PIDANA Pasal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.299, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Panitia Pemilihan. Pemungutan Suara. Pemilu 2014. Pembentukan. Tata Kerja. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba No.1892, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Bawaslu Provinsi. Bawaslu Kab/Kota. Panwaslu Kecamatan. Panwaslu Kelurahan/Desa. Panwaslu LN. Pengawas TPS. Pembentukan, Pemberhentian, dan Penggantian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR 6/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemilihan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012 UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada

Lebih terperinci

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD TAHUN 2014 SUMATERA Disampaikan pada: Rapat KALIMANTAN Koordinasi Nasional dalam rangka Pemantapan

Lebih terperinci

Buku Pintar Calon Anggota & Anggota Legislatif

Buku Pintar Calon Anggota & Anggota Legislatif UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I. KETENTUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.704, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Panitia Pemilihan Pemungutan Suara. Kecamatan. Pembentukan. Tata Kerja. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 202 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Panitia Pemilihan. Pemungutan Suara. Luar Negeri. Pembentukan Tata Kerja. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 130, 2016 PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III KEWENANGAN KPU DALAM MENETAPKAN PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BAB III KEWENANGAN KPU DALAM MENETAPKAN PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 50 BAB III KEWENANGAN KPU DALAM MENETAPKAN PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN A. Pengertian KPU Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga penyelengara pemilu yang berifat nasional, tetap dan mandiri.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemilihan Kepala

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memilih Presiden

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1225, 2017 KPU. Penyelenggaraan PEMILU. Tahapan, Program dan Jadwal. Tahun 2019. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN,

Lebih terperinci

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008 PEMILIHAN UMUM R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008 Sub Pokok Bahasan Memahami Sistem Pemilu dalam Ketatanegaraan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR : 34/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR : 34/Kpts/KPU-Kab /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 34/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM

Lebih terperinci

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH I. UMUM Sejalan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI, DAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman. No.299, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013;

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013; 2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 4. Undang-Undang

Lebih terperinci

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Pemungutan Suara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013; MEMUTUSKAN

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013; MEMUTUSKAN 2 4. Undang-Undang Nomor 08 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan tujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 42-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 2003 POLITIK. HANKAM. Lembaga Legislatif. Lembaga eksekutif. PEMILU. Presiden. Wakil

Lebih terperinci