Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?
|
|
- Harjanti Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Artikel Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB? Mardiya Ada hal penting yang disampaikan Kepala BKKBN Pusat Dr. Sugiri Syarief, MPA pada saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Keluarga Berencana Nasional Tahun 2010 yang bertema Dengan Semangat Kemitraan Kita Wujudkan Pembangunan Kependudukan dan KB di Gedung II, Istana Wakil Presiden RI, Rabu (17/2) lalu. Hal penting yang dimaksud adalah bahwa seiring dengan dimasukinya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , BKKBN sebagai institusi yang selama ini mengemban tugas menyukseskan program KB di Indonesia telah merevitalisasi visi dan misinya. Visi BKKBN sekarang ini adalah Penduduk Seimbang 2015 dengan misi Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera menggantikan visi sebelumnya Seluruh Keluarga Ikut KB dan misi Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Revitalisasi visi dan misi BKKBN ini setidaknya mempertimbangkan dua hal. Pertama, pasca disahkannya UU No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, BKKBN tidak lagi diamanatkan sebagai lembaga yang menangani KB semata, tetapi juga menangani masalah kependudukan. Dengan demikian, menurut UU tersebut, BKKBN bukan lagi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional tetapi menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang mengemban dua tugas sekaligus. Kedua, Tahun 2010 adalah tahun pertama untuk menjabarkan dan melaksanakan berbagai rencana strategis, rencana aksi, 1
2 dan program-program pemerintah yang telah tertuang dalam RPJMN dan telah pula dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) BKKBN Tahun Di era ini BKKBN mendapat amanah untuk ikut mendukung keberhasilan program prioritas nasional, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap penguatan suply berupa penyediaan sarana prasarana pelayanan KB bagi klinik KB swasta dan pemerintah agar siap melayani KB. Disamping itu juga mendukung peningkatan kapasitas penyelenggara pelayanan KB melalui pelatihan medis teknis pelayanan KB dan KIE konseling bagi dokter dan bidan agar dapat melayani KB sesuai standar operasional pelayanan yang telah ditetapkan. Dengan merevitalisasi visi dan misi yang telah ada sebelumnya, tersirat bahwa BKKBN berkeinginan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan, serta mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera. Sasaran strategis yang ingin dicapai adalah terkendalinya jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang ditandai dengan Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1. Kondisi tersebut merupakan pencerminan dari pertumbuhan penduduk seimbang, di mana LPP ada keseimbangan dan keserasian dengan pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan sebagainya. Pertanyaanya, mampukah visi dan misi BKKBN yang baru tersebut mengembalikan kejayaan KB seperti di era 1980 hingga 1990 an? Tentu saja pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab. Selain karena banyak faktor yang mendukung keberhasilan program KB di masa itu, baik faktor internal 2
3 maupun eksternal, masalah semangat, motivasi dan kemauan yang kuat untuk bekerja keras dan mencapai hasil yang maksimal para petugas lapangan dan pengelola KB di masa lalu, juga memberi pengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan program. Terlebih pada waktu itu, peran serta dan partisipasi masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi profesi, LSOM, pemuda dan alim ulama, dapat diandalkan. Namun setidaknya, dengan penetapan visi dan misi baru yang dirasa tepat oleh BKKBN sebagai salah satu lembaga/instansi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggungjawab di bidang kependudukan dan KB, akan mampu menjadi akselator kegiatan instansi tersebut. Termasuk perancangan rencana strategis secara keseluruhan, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja, cara pengukuran dan evaluasi kinerja, dan lain-lain yang semuanya akan bersinergi untuk mengatasi persoalan kepedudukan dan KB saat ini. Hal ini dapat dipahami karena visi adalah gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa terpaksa. Dengan demikian visi adalah mental model masa depan yang menjadi milik bersama yang diyakini mampu memainkan peran yang menentukan dalam dinamika perubahan lingkungan sehingga seluruh anggota organisasi (dalam hal ini adalah seluruh jajaran pengelola KB) mulai dari tingkat pusat hingga daerah, dapat bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik. Sementara misi merupakan tonggak dari rencana strategisnya, karena suatu pernyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu lembaga pemerintah (dalam hal ini BKKBN) dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian tersebut. Sehingga sebagai pernyataan cita-cita, misi merupakan landasan kerja yang harus diikuti dan sudah sewajarnya mendukung visi organisasi. 3
4 Kita semua telah mengetahui bahwa selama empat dasawarsa sejak berdirinya pada tahun 1970, BKKBN yang beberapa kali merevitalisasi visi dan misinya dalam rangka melembagakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) di lingkungan keluarga, telah memberi semangat yang besar bagi setiap Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan para pengelola KB di tingkat pusat hingga daerah untuk bekerja giat tanpa mengenal lelah serta berani menghadapi tantangan apapun bentuk dan wujudnya. Hasilnya ternyata tidak sia-sia. Program KB yang didukung oleh para mitra kerja baik instansi pemerintah termasuk TNI, Polri, maupun segenap komponen masyarakat. LSM, LSOM, organisasi profesi, telah mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan berupa penurunan LPP dari 2,32 persen pada tahun 1970 menjadi 1,3 persen pada saat ini. Demikian pula fertilitas telah mampu diturunkan dari 5,6 per wanita pada tahun 1970 menjadi 2,34 per wanita pada saat sekarang. Sehingga program KB selama 40 tahun telah mampu mencegah terjadinya pertambahan penduduk sekitar 100 juta jiwa. Suatu capaian yang cukup fantastis, walaupun faktanya saat ini penduduk tetap bertambah sekitar 3,2 3,5 juta per tahun. Apa arti dari semuanya itu? Berapapun besarannya, visi dan misi yang ditetapkan BKKBN sekarang ini, jelas akan memberi energi dan nafas baru bagi segenap jajaran pengelola KB baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten, hingga para Penyuluh KB (PKB) di tingkat lini lapangan (kecamatan dan desa). Energi dan nafas baru yang pada akhirnya akan memompa semangat untuk bekerja keras mencapai hasil/prestasi yang optimal ini diperoleh karena adanya kejelasan apa yang ingin dicapai oleh BKKBN saat ini serta adanya arah dan fokus strategi yang akan ditempuh dan dukungan lainnya yang diyakini mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan 4
5 BKKBN untuk menjamin kesinambungan pelaksanaan program. Dengan demikian, sudah barang tentu visi dan misi baru BKKBN dipastikan akan mampu mengembalikan kejayaan KB di masa depan bila kita semua memahami makna mendalam dari visi misi tersebut betapa pentingnya program KB bagi kemajuan dan kemandirian bangsa yag harus dimulai dari membangun penduduk dan keluarga. Pemahaman ini akan menumbuhkan kepedulian, dan kepedulian akan menjadi penggerak segenap komponen masyarakat untuk berpartisipasi menyukseskan program KB. Bila hal ini mampu disinergikan dengan modal sosial yang ada di masyarakat, kejayaan KB yang pernah diraih di masa lalu akan dapat digenggam lagi di masa depan. Sekarang tinggal bagaimana segenap pengambil kebijakan di BKKBN Pusat dan Daerah mampu menerjemahkan kondisi ini secara baik dengan memberikan dukungan sarana prasarana yang memadai, dana operasional yang cukup, kemampuan sumber daya manusia yang dapat diandalkan, sasaran dan metoda yang tepat, membangun jaringan dan kemitraan yang kuat hingga dukungan data yang akurat. Tidak boleh dilupakan gencarnya upaya promosi, advokasi dan KIE kepada pemangku kepentingan dan masyarakat serta mitra-mitra kerja yang terdiri dari LSM, organisasi profesi, organisasi keagamaan, organisasi wanita dan swasta. Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kulonprogo 5
6 6
Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan
Artikel Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan Arkandini & Mardiya Tahun 2010 yang baru saja kita lewati merupakan tahun pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014. Sama
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERAN SERTA REMAJA DALAM PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA MENUJU PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG 2015
MENINGKATKAN PERAN SERTA REMAJA DALAM PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA MENUJU PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG 2015 Oleh Luthfia Sekar Wening PENDAHULUAN Ada hal penting yang disampaikan Kepala BKKBN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang termasuk didalamnya adalah pembangunan bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pembangunan
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap kebijakan Nasional Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019, seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut
Lebih terperinciMENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA A. Pendahuluan Oleh: Drs. Mardiya Ada cita-cita besar yang ingin diraih oleh pemerintah dalam hal pengendalian Laju Pertumbuhan
Lebih terperinciPOINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013
POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013 1. MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA 3 aspek yaitu aspek kuantitas,
Lebih terperinciVISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : 28/HK-010/B5/2007 TENTANG VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA
Lebih terperinciMENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN
MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN Oleh: Wahyu Roma Ratnasari Ada cita-cita besar yang ingin diraih oleh pemerintah dalam hal pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) hingga
Lebih terperinciRAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KB NASIONAL Mamuju, 1 8 Maret 2009
LAPORAN KEPALA BKKBN SULAWESI BARAT PADA RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KB NASIONAL Mamuju, 1 8 Maret 2009 Assalamu Alaikum Wr. Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi kita sekalian, Yang saya hormati,
Lebih terperinciRencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pengendalian Kependudukan dan
Lebih terperinciHARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA
HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA Oleh: Rr. Erny Trisusilaningsih Tidak seperti peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV Tahun 2008 yang pelaksanaannya dipadukan
Lebih terperinciBUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA
BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang
Lebih terperinciPROFIL BPPKB KABUPATEN KARANGASEM
2015 PROFIL BPPKB KABUPATEN KARANGASEM Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karangasem PROFIL BPPKB. KABUPATEN KARANGASEM I. GAMBARAN UMUM Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial
Lebih terperinciPokok Pokok Sambutan Kepala BKKBN. pada acara. Penyerahan DIPA BKKBN Pusat
Pokok Pokok Sambutan Kepala BKKBN pada acara Penyerahan DIPA BKKBN Pusat Jakarta, 6 Januari 2010 Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Oom Swasti Astu Para Pejabat Eselon I dan II BKKBN
Lebih terperinciHASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035
HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Laju pertumbuhan penduduk satu dasawarsa terakhir ini lebih tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
Lebih terperinciPengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga
Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga Nama Inovasi Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga
Lebih terperinciRENJA 2015 Created by Tim Penyusun
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2010-2015 BADAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENJA 2015 Created by Tim Penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keluarga Berencana (KB) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut sensus penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 orang yang membuat Indonesia
Lebih terperinciPRESENTASI PROGRAM TAHUN 2007 SEKTOR PENGUATAN KELUARGA SEJAHTERA DIREKTORAT PERAN PEREMPUAN DAN ANAK BRR NAD NIAS
PRESENTASI PROGRAM TAHUN 2007 SEKTOR PENGUATAN KELUARGA SEJAHTERA DIREKTORAT PERAN PEREMPUAN DAN ANAK BRR NAD NIAS DASAR HUKUM DASAR HUKUM 1. UU R.I. No. 10 tahun 1992 ttg. Perkembangan Kependudukan dan
Lebih terperinciRUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009
RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009 Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional (RAKERDA) Provinsi Sulawesi Barat tahun 2009 diselenggarakan tanggal 18 Maret 2009
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI RENCANA KERJA PROGRAM/KEGIATAN (RENJA) DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2015 KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat dalam tingkat jumlah penduduk terbesar di dunia dengan laju pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk dunia semakin meningkat. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memprediksikan tahun 2016 jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 miliyar, tahun
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA No. Program / Kegiiatan Sasaran Indikator Kinerja TARGET KINERJA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keluarga Berencana Pengertian Keluarga Berencana dalam arti sempit adalah upaya pengaturan kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan
Lebih terperinciHARGANAS, PEMBANGUNAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
HARGANAS, PEMBANGUNAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA Drs. Mardiya Di tengah gema program KB yang akhir-akhir ini terdengar makin sayup sayup saja, peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XVI Tahun
Lebih terperinci1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru
Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Dari jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai jumlah penduduk
Lebih terperinciKATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Kasih dan Penyertaannya, sehingga Rencana Kerja ( RENJA ) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten
Lebih terperinciPERWAKILAN BKKBN DIY SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB
PERWAKILAN BKKBN DIY SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB YOGYAKARTA, 4 APRIL 2013 SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAKORNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 BKKBN dapat diselesaikan dengan
Lebih terperinciMENJADI KADER IMP DI ERA OTONOMI
Artikel MENJADI KADER IMP DI ERA OTONOMI Oleh: Drs. Mardiya Sebuah realita yang tidak dapat dibantah oleh siapapun, Indonesia pernah tercatat sebagai negara paling berhasil dalam pengendalian pertumbuhan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciYang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu,
SAMBUTAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PADA PEMBUKAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013. Yang kami hormati:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Lebih terperinciMEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA
Artikel: MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA Tjondrorini dan Mardiya Dalam era global ini, bangsa Indonesia masih menghadapi masalah dan tantangan yang sangat kompleks. Di satu sisi, secara internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Daerah merupakan suatu proses untuk memajukan kehidupan masyarakat disuatu daerah, yang dilaksanakan secara sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
Lebih terperinciKADER IMP, SEBUAH CATATAN
Artikel KADER IMP, SEBUAH CATATAN Oleh: Drs. Mardiya Kedudukan dan peran Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam pembangunan KB di Indonesia sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Sejak dirintisnya pola
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada Tahun 2016 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PELANTIKAN DAN SERAH TERIMA JABATAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH SENIN, 14 MARET 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dampak buruk akan segera terjadi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk sudah seharusnya menjadi perhatian. Hal tersebut dikarenakan, pertumbuhan penduduk dapat menjadi hal yang menakutkan. Dimana ketika pertumbuhan
Lebih terperinciLAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2013
LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2013 Tahun 2014 KATA PENGANTAR Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semenjak dicanangkan Program Keluarga Berencana Nasional pada awal tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan telah memberikan hasil
Lebih terperinciKULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS
Artikel Kerjasama BPMPDP dan KB Kulonprogo dan KR KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS Mardiya & Esti Sutari Pasca peringatan Hari AIDS Se-Dunia (HAS) 2010, Rabu (1/12) lalu, dapat dipastikan banyak warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Human Development Indeks (HDI) terukur dari beberapa komponen antara lain: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kesehatan dan daya beli atau pendapatan perkapita.
Lebih terperinciPemberdayaan IMP, Kunci Sukses Program KKB
Artikel Pemberdayaan IMP, Kunci Sukses Program KKB Drs. Mardiya Sebuah kenyataan pahit yang harus kita terima bahwa seiring dengan pemberlakuan otonomi daerah, Program Kependudukan dan Keluarga Berencana
Lebih terperinciOleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN
Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jakarta, 2 Mei 2016 KEBIJAKAN DAK T.A 2017 Mendukung implementasi Nawacita: Ketiga: membangun
Lebih terperinciANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013
ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA i NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK
Lebih terperinciMEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN
MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2015-2019 Oleh: Drs. Mardiya Di era otonomi daerah, program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat Kabupaten/Kota memang menjadi kewenangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kondisi kependudukan di Indonesia saat sekarang ini baik dari segi kuantitas, kualitas, dan persebarannya masih merupakan tantangan yang berat bagi pembangunan nasional.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki banyak permasalahan penduduk, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 mengenai perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Pada Bab III pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa setiap penduduk
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.319, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WARGA NEGARA. Kependudukan. Keluarga. Keluarga Berencana. Sistem Informasi. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi Indonesia di bidang kependudukan. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBPP) Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBPP) Kota Bandar Lampung 1. Profil BKKBPP Kota Bandar Lampung Upaya pemerintah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan masalah utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini cukup tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat
Lebih terperinciLAPORAN PENYELENGGARAAN Advokasi Penyusunan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/ Kota se-bakorwil III Provinsi Jawa Tengah
LAPORAN PENYELENGGARAAN Advokasi Penyusunan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/ Kota se-bakorwil III Provinsi Jawa Tengah Assalamu alaikum wr wb. Selamat pagi dan Salam Sejahtera bagi
Lebih terperinciAssalamualaikum WR.WB. Selamat Siang dan Salam Sejahtera untuk kita sekalian,
SAMBUTAN KEPALA BKKBN PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KEMITRAAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB ANTARA BKKBN DENGAN TIM PENGGERAK PKK DIY, YOGYAKARTA, 5 APRIL 2013 Yang terhormat ibu Ketua TP PKK DIY yang
Lebih terperinciMENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta
MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL Oleh : Drs. Andang Muryanta PENDAHULUAN Banyak negara diberbagai belahan dunia telah berkomitmen secara serius dalam menggapai target MDGs (Millenium Development
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
Lebih terperinciLatar Belakang Semua Keluarga Ikut KB
Latar Belakang Penyuluh KB mempunyai tugas sebagai penggerak keluarga/masyarakat dalam program KB visi program Semua Keluarga Ikut KB Perlu dilakukan KIE yang efektif para pengambil keputusan Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan. Dari hasil penelitian diketahui
Lebih terperinciKepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA
Kepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera untuk kita
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA JAMBORE INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN DAN ROAD SHOW MOP SE- KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA JAMBORE INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN DAN ROAD SHOW MOP SE- KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 4 SEPTEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat padat. Hal ini terlihat dari angka kelahiran yang terjadi di setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Lebih terperinciArtikel Tantangan Mendongkrak Kesertaan KB Pria di Kulonprogo. Mardiya
Artikel Tantangan Mendongkrak Kesertaan KB Pria di Kulonprogo Mardiya Upaya peningkatan partisipasi pria dalam ber-kb yang selama ini diukur dengan tingkat kesertaan KB Pria melalui penggunaan alat kontrasepsi
Lebih terperinciPERANAN PKB/PLKB dalam menggerakkan PROGRAM KB
PERANAN PKB/PLKB dalam menggerakkan PROGRAM KB DI ERA OTONOMI Oleh : Ir. Sudarmi PKB Kec. Sentolo, Kab Kulon Progo, Prov. DIY PROGRAM KB MASA LALU Dimulai dari PKBI sejak tahun 1957 yang dikelola secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kependudukan. Berbagai program pembangunan digulirkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang tidak luput dari masalah kependudukan. Berbagai program pembangunan digulirkan untuk mengatasi masalah kependudukan,
Lebih terperinciMEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA
Artikel MEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA Eko Wisnu Wardana dan Mardiya Sebagai daerah yang terbuka dan memiliki akses jaringan informasi yang kuat, Kulonprogo selain dapat mengambil kemanfaatan
Lebih terperinciTAHUN RENJA 2015 Created by Tim Penyusun
RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 BADAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 RENJA 2015 KATA PENGANTAR Pertama-tama kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Lampung Selatan
45 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Lampung Selatan Arahan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 dan Perundang-
Lebih terperinciPANDUAN PENYELENGGARAAN LOMBA KARYA TULIS PROGRAM KB NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011
PANDUAN PENYELENGGARAAN LOMBA KARYA TULIS PROGRAM KB NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Dalam kurun waktu 5 tahun ke depan tepatnya tahun 2015, pemerintah ingin meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah adalah dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciSAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAKORNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB ANTARA BKKBN DENGAN MUSLIMAT NU KAMIS, 18 APRIL 2013
SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAKORNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB ANTARA BKKBN DENGAN MUSLIMAT NU KAMIS, 18 APRIL 2013 Assalamualaikum Waromatullahi Wabarokatuh Selamat Pagi salam sejahtera
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI KULON PROGO
SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 KABUPATEN KULON PROGO Selasa, 21 April 2008 Assalamu alaikum Wr. WB Salam sejahtera bagi kita sekalian
Lebih terperinciAssalamu'alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
1 SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA PEMBUKAAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA PROVINSI JAWA TENGAH SEMARANG, 5 MEI 014 Assalamu'alaikum Wr.Wb. Selamat
Lebih terperinciMENGENAL DAN MENANGGULANGI RUMORS KB
Artikel MENGENAL DAN MENANGGULANGI RUMORS KB Oleh : Drs. Mardiya Masih jelas di ingatan kita, sewaktu KB masih menjadi program rintisan pemerintah tahun 1970 an dan era perluasan jangkauan tahun 1980 an,
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (Pasal 1 ayat (12) UU No. 25 Tahun 2004).
Lebih terperinciARTIKEL ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA OLEH BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA SEMARANG
ARTIKEL ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA OLEH BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA SEMARANG Galih, Larasati, Santoso Jurusan Administrasi Publik Fakultas
Lebih terperincipelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS VISI Agar terselenggaranya good goverment ( pemerintahan yang baik ) tentunya diperlukan perencanaan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan Pemberdayaan Perempuan BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang (UU) Nomor 52 Tahun 2009
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diberlakukannya Undang-undang (UU) Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga maka urusan kependudukan beralih kepada Badan
Lebih terperinciPANDUAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PESERTA KB LESTARI TELADAN 10 TAHUN, 15 TAHUN, DAN 20 TAHUN
PANDUAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PESERTA KB LESTARI TELADAN 10 TAHUN, 15 TAHUN, DAN 20 TAHUN DIREKTORAT BINA LINI LAPANGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur
Lebih terperinciGEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA
Artikel GEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA Tjondrorini dan Mardiya Selasa, 20 November 2012 bakal menjadi hari yang istimewa bagi DIY khususnya Kabupaten Kulonprogo. Sebab pada hari itu, Perwakilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan senantiasa memiliki makna yang berwayuh wajah. Dalam arti luas,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan senantiasa memiliki makna yang berwayuh wajah. Dalam arti luas, pembangunan adalah segenap usaha perubahan yang diinginkan dan direncanakan (intended
Lebih terperinciMemadukan BBGRM dan Harganas Di Kulonprogo
Artikel Memadukan BBGRM dan Harganas Di Kulonprogo Krissutanto & Mardiya Tiga tahun lalu, tepatnya Minggu 29 Juni 2008, untuk pertama kalinya peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) V
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seimbang agar kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Program Keluarga Berencana merupakan bagian terpadu dalam program pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian program pembangunan nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak masa awal pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas SDM bidang infrastruktur sangat penting, mengingat infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial, pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2009 dan
Lebih terperinciKURIKULUM TOT KIP/KONSELING KB-KR BAGI PETUGAS KB
I. Latar Belakang KURIKULUM TOT KIP/KONSELING KB-KR BAGI PETUGAS KB Program keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan
Lebih terperinciKESEHATAN REPRODUKSI; KB PASCA PERSALINAN, CARA EFEKTIF UNTUK PENURUNAN TFR. Oleh; Dr. Sumarjati Arjoso, SKM. Majlis Pertimbangan Organisasi PP IAKMI
www.iakmi.or.id KESEHATAN REPRODUKSI; KB PASCA PERSALINAN, CARA EFEKTIF UNTUK PENURUNAN TFR Oleh; Dr. Sumarjati Arjoso, SKM. Majlis Pertimbangan Organisasi PP IAKMI Amanat Pembukaan UUD 1945 Amanat Pendiri
Lebih terperinci