LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH & AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : NURDIN M SITORUS Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 KATA PENGANTAR Salam Sejahtera Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penyusun panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis akan membahas suatu topik dengan judul Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (P3ABT & APU).Adapun penulisan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk dapat mencapai kelulusan bagi mahasiswa Program Studi Diploma-III Administrasi Perpajakan FISIP USU. Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini Penulis menyadari sepenuhnya, dimana masih banyak kekurangan dan kelemahan yang harus dibenahi. Dan dalam hal ini disebabkan keterbatasan Ilmu Pengetahuan dan Pengalaman yang dimiliki oleh penulis dalam memperoleh dan mengumpulkan dan mengolah data. Meskipun demikian Penulis berusaha semaksimal mungkin agar tulisan ini dapat tersussun dengan baik dan selesai sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan sikap terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun kearah perbaikan demi kesempurnaan penulisan ini, dan dapat memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Pada kesempatan ini juga penulis mengakui dan sangat memahami bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak-pihak yang terkait penulis tidak dapat menyelesaikan Laporan ini, untuk itu sudah sepantasnya Penulis mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan yang telah memberikan

3 banyak motivasi kepada Penulis dalam hal menyelesaikan Laporan ini, terutama sekali kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Jurusan PRODIP-III Administrasi Perpajakan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan serta meluangkan waktunya kepada Penulis dalam penulisan Laporan ini. 3. Bapak Dr. A.Kadir,SH.MSi selaku Kepala Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 4. Bapak H.Adriansyah P.Siregar, SE selaku Kasi Tekhnik Perpustakaan dan sekaligus sebagai Supervisor Lapangan yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Terima Kasih yang tak terlupakan untuk staf-staf ataupun pegawai yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara khususnya staf seksi ABT/APU yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 6. Terima Kasih buat Para Dosen D-3 Administrasi Perpajakan yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan selama Penulis kuliah. 7. Terima Kasih buat Ibu Elita dan juga kak Korbi atas masukan dan informasinya yang sangat penting bagi Penulis. 8. Terima Kasih kepada seluruh pegawai Prodip-III Administrasi Perpajakan.

4 9. Teristimewa dan yang paling utama buat Keluarga Besar Penulis, terutama sekali untuk Ayahanda dan Ibunda (Alm) tercinta yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik dan membimbing Penulis dari kecil hingga dewasa dan yang mempunyai andil penting dalam memberikan dukungan moral dan materil serta doa restunya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 10. Buat Abang dan Adek Penulis yang paling Penulis sayangi yang selalu mendoakan, mendukung, membantu dan mengingatkan Penulis dan juga untuk semua keluarga, Penulis mengucapkan banyak terimakasih. 11. Buat teman-teman stambuk 06 yang ada di Prodip-IIII khususnya buat temanteman yang paling Penulis sayangi (Golbert,Datuk,Roy,Benny Roy,Robinson, Yanta,Desman,Timbul,Sabar,dll) yang telah membantu dan juga telah memberikan semangat serta dukungan penuh kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.thx 4 ALL. 12. Buat anak-anak X-EtnoMusikologi,Penulis mengucapkan banyak Terima Kasih buat setiap bantuan dan dukungan yang diberikan dalam hal menyelesaikan tugas akhir ini. Thx 4 ALL. 13. Buat anak-anak Narasaoncrew Team,Penulis mengucapkan Terima Kasih atas bantuan yang diberikan dalam hal menyelesaikan tugas akhir ini. 14. Buat anak-anak Dalnet,terima kasih Penulis Ucapkan Buat dukungannya selama ini.

5 Akhir kata Penulis mengucapkan banyak Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Harapan Penulis Semoga Laporan Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak dan mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jugalah Penulis kembali berserah diri, mudah-mudahan yang Penulis dapat saat ini mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa karena tiada kata satupun yang dapat terwujud jika tidak atas kehendak dan seizinnya. Medan, Agustus 2009 Penulis Nurdin M SITORUS

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. i v BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKLM.. 1 B. Tujuan dan Manfaat.. 3 C. Ruang Lingkup PKM.. 6 D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 7 E. Metode Pengumpulan Data... 8 F. Sistematika Penulisan Laporan PKL... 9 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara 12 B. Struktur Organisasi.. 14 C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi.. 18 D. Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara 30

7 BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH dan AIR PERMUKAAN A. Defenisi P3ABT & AP. 32 B. Ketentuan Umum P3ABT & AP C. Dasar Hukum Pemungutan P3ABT & AP. 37 D. Objek P3ABT & AP. 39 E. Subjek dan Wajib P3ABT & AP F. Dasar Pengenaan,Tarif,Tata Cara Perhitungan dan Penetapan P3ABT & AP G. Masa Pajak,Tahun Pajak,Saat Terutang Pajak dan Wilayah P3ABT & AP. 50 H. Tata Cara Pembayaran Pajak.. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Mekanisme Pemungutan P3ABT & APU.. 51 B. Target dan Realisasi Penerimaan P3ABT & APU Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.. 52 C. Hambatan-hambatan Utama yang menyebabkan banyaknya Wajib Pajak tidak membayar Pajak ABT & APU 5 D. Upaya--upaya yang Dilakukan Oleh Kantor Dispenda Pemprovsu dalam Penerimaan P3ABT & APU 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

8 A. Kesimpulan 56 B. Saran.. 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I

9 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ( PKLM ) Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang,oleh karena itu menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan Nasional sebagai peran serta masyarakat dalam pembangunan Nasional dan pembiayaan Negara. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk memungkinkan kesejahteraan rakyat baik materi maupun spiritual.untuk merealisasikan tujuan tersebut,perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan Negara dalam pembiayaan dan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari negeri yaitu berupa pajak.pajak ditetapkan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama,khususnya melalui pajak daerah. Dengan dilakukannya system otonomi daerah (otda) berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,maka pemerintah daerah akan lebih giat dalam membangun rumah tangga daerahnya sendiri melalui pengenaan pajak daerah yang menjadi pendapat asli daerah. Untuk membiayai rumah tangga daerah tersebut,pemerintah sendiri telah menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan ketetapan yang berlaku.terdapat pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang

10 pajak daerah dan retribusi daerah,dimana pajak daerah tersebut terbagi menjadi dua jenis yaitu : Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten Pajak Provinsi tersebut terdiri dari : 1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air. 2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraaan di Atas Air. 3. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. 4. Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah Tanah dan Air Permukaan. Melalui pengenaan pajak terhadap fasilitas yang disebutkan diatas,salah satunyapajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah Tanah dan Air Permukaan (P3 ABT & AP) sangat menunjang bagi pemasukan anggaran rumah tangga daerah. Pengenaan pajak terhadap Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah Tanah dan Air Permukaan (P3 ABT & AP) merupakan fasilitas potensial bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).Untuk menopang pendapatan anggaran rumah tangga daerah sendiri,sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan sesuai dengan Undang Undang No.34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan Undang Undang No.33 tahun 2004 perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.dengan adanya kepastian hukum,pemerintah memiliki dasar hukum yang kuat dalam menentukan dan memungut pajak.di lain pihak masyarakat lebih memahami akan pentingnya pajak bagi pembangunan. Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori maupun ilmu yang sudah diperoleh dan

11 menuangkannya di dalam PKLM dalam rangka menyelesaikan program studi di bangku perkuliahan. Dengan demikian penulis mencoba ingin mengetahui lebih jauh mengenai kebijakan yang berlaku oleh pemerintah daerah dalam menerapkan peraturan khususnya P3 ABT & AP terhadap wajib pajak,oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH & AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) PADA DINAS PENDAPATAN PROPINSI SUMATERA UTARA B. TUJUAN DAN MANFAAT PKLM Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Adminstrasi Perpajakan pada Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Tujuan penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah : 1. Untuk mengetahui tentang mekanisme pemungutan pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan (P3 ABT & AP) pada UPDT Provinsi Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui tata cara perhitungan P3 ABT & AP. 3. Untuk mengetahui realisasi dan penetapan target P3 ABT & AP pada tahun anggaran

12 4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan utama dalam pelaksanaan pemenuhan kewajiban pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. 5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Dispenda dalam meningkatkan pungutan P3ABT & AP. Mamfaat yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah: 1. Bagi Mahasiswa a. Mengaplikasikan teori maupun ilmu yang sudah diperoleh dan menuangkannya dalam permasalahan yang timbul selama praktik kerja lapangan mandiri pada kantor Dispenda Sumatera Utara. b. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan social terhadap dunia kerja nyata. c. Menumbuhkan dan menciptakan semangat professional dalam melaksanakan pekerjaan,serta mengembangkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan. d. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (P3 ABT & AP). 2. Bagi Kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Sumatera Utara a. Untuk meningkatakan kualitas generasi muda dengan praktek kerja lapangan jangka pendek. b. Sebagai sarana untuk mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai dengan keahliannya. c. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara pihak Universitas Sumatera Utara dengan kantor Dispenda Provinsi Sumatera Utara.

13 d. Membuat masukan bagi kantor dalam rangka peningkatan,perencanaan dan pembangunan e. Memperoleh ide-ide baru dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM). 3. Bagi Lembaga Pendidikan ( Universitas Sumatera Utara ) a. Sebagai sarana untuk mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai dengan keahliannya. b. Meningkatkan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. c. Membangun dunia kerja untuk diuji secara nyata melalui praktik kerja lapangan pada mahasiswa. d. Meningkatkan pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara. C. Ruang Lingkup PKLM Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling dasar dalam melakukan kegiatan PKLM ini sehingga dapat terealisasi dan mudah dimengerti,maka penulis terlebih dahulu membatasi kegiatan dengan masalah-masalah pokok yang akan diteliti dan akan dibahas : a. Mekanisme pemungutan P3 ABT & AP. b. Cara menghitung P3 ABT & AP. c. Saat terjadinya P3 ABT & AP.

14 d. Penetapan target dan realisasi P3 ABT & AP tahun anggaran e. Hambatan yang ditemui dan upaya yang dapat dilakukan oleh DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA dalam memungut P3 ABT & AP. D. METODE PKLM Adapun yang menjadi metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) antara lain : 1. Tahap persiapan Pada tahapan ini penulis melakukan berbagai persiapan,dimulai dari mempersiapkan judul PKLM,lokasi PKLM,mengajukan proposal hingga diseminarkan dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing. 2. Studi Literatur Penulis mencari sumber-sumber bacaan,seperti buku-buku,surat edaran,surat Keputusan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak serta Undang-Undang dan segala sesuatu yang berhubungan dan bias dijadikan sumber oleh penulis dalam rangka melakukan praktik kerja ini. 3. Observasi lapangan Penulis melakukan observasi atau pengamatan lapangan di kantor DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA mengenai objek PKLM. 4. Pengumpulan data Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Mekanisme Pemungutan P3 ABT & AP melalui penelitian pustakaan dan penelitian lapangan.

15 5. Analisa data dan evaluasi Penulis ingin menganalisa data,mengevaluasi data tentang target penerimaan dan realisasi penerimaan pajak P3 ABT & AP. E. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Data Primer a. wawancara ( Interview) Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengakapi. b. Observasi Yaitu kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati,mendengar,dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi. c. Dokumentasi Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi dalam hal ini kantor DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA.

16 F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PKLM berikut : Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan laporan ini adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN Dalam hal ini diuraikan mengenai latar belakang PKLM tentang pajak P3 ABT & AP,pembahasan dan penjelasan,tujuan penulisan serta bentuk sistematika penulisan laporan PKLM. BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM Dalam hal ini penulis menguraikan gambaran umum dari kantor DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA.Tentang sejarah singkat,struktur organisasi,uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai. BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK Dalam bab ini penulis menguraikan secara sistematis mengenai gambaran umum P3 ABT & AP,pengertian,ketentuan umum,nama objek dan subjek,tariff P3 ABT & AP dan cara perhitungan P3 ABT & AP,proses pemungutan P3 ABT & AP,dasar P3 ABT & AP dan saat terjadinya P3 ABT & AP.

17 BAB IV ANALISIS EVALUASI Dalam bab ini diuraikan penganalisaan terhadap data yang didapat serta mengevaluasi data tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu yang diperoleh dari totalitas penelitian.

18 BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Pada mulanya urusan Pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, sejak 16 Mei 1973 Biro Keuangan berubah nomenklatur menjadi Direktorat Keuangan.Sebagai konsekuensi perubahan tersebut maka Bagian Pajak dan Pendapatan mengalami perubahan menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Perubahan terus dilakukan dengan diterbitkannya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU (sebagai tindaklanjut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. tanggal 7 Nopember 1974 Nomor Finmat 7/15/3/74), sehingga sejak tanggal 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan statusnya menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya, melalui SK Mendagri No. KUPD 3/12/43 tertanggal 1 September 1975 tentang.pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II seluruh Indonesia,Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah.Semula pembentukannya dilakukan berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU, yang lebih lanjut keberadaannya diperkuat dengan

19 Perda Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 (mulai berlaku tanggal 31 Maret 1976). Sebagai tindaklanjut dari UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP R.I) Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tanggal 31 Juli 2001 tentang Dinas- Dinas sebagai Institusi teknis, yang membantu Pemerintah Provinsi (Gubernur) dalam melaksanakan tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan (medebewind). Salah satu Dinas tersebut adalah DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA (DIPENDASU).Mengingat luasnya wilayah kerja dari Dinas Pendapatan yang meliputi seluruh wilayah Sumatera Utara maka untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tupoksinya maka dibentuklah UPTD/Unit Pelaksana Teknis Dinas (sebelumnya disebut cabang dinas). Berdasarkan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 dan sesuai dengan otonomi yang diberikan, maka daerah diberikan hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri dan sebagai konsekuensinya daerah diberikan sumber-sumber keuangan yang cukup. Untuk mengelola sumber-sumber tersebut maka dibentuklah dinas-dinas dimana salah satunya adalah Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. Sesuai dengan tupoksinya sebagai penyelenggara sebagian kewenangan pemerintahan maupun tugas dekonsentrasi di bidang pendapatan daerah, Dipendasu memiliki peranan yang sangat strategis yakni : sebagai pengelola utama sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang digunakan mendanai belanja Provinsi Sumatera Utara, dengan berpedoman

20 pada prinsip akuntabilitas, transparansi, efisien dan efektif. Dengan peran yang strategis ini, Dispenda dituntut untuk : 1. Mampu meningkatkan PAD secara terus menerus khususnya penerimaan dari Pajak Daerah dan Retribusi Jasa Ketatausahaan. 2. Mampu mewujudkan Pelayanan Prima (exelent servive) dalam pelaksanakan administrasi Pajak Daerah dan Retribusi. 3. Mampu mengoptimalkan kewenangan di bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah diberikan. 4. Mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pajak. Dalam melaksanakan tugas sebagai salah satu pengelola utama pendapatan daerah, adapun wilayah kerja Dispendasu meliputi seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 28 daerah otonom tingkat Kabupaten/Kota. Sebagai upaya mengantisipasi luasnya wilayah pengelolaan, Pempropsu telah membentuk UPTD-UPTD yang kemudian ditindaklanjuti melalui kebijakan pemekaran. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan terdiri dari : 1. UPT Medan Utara,dengan Wilayah Kerja meliputi sebagian Kota Medan dan sebagian dari Kabupaten Deli Serdang. 2. UPT Medan Selatan,dengan Wilayah Kerja meliputi sebagian Kota Medan dan sebagian dari Kabupaten Deli Serdang 3. UPT Binjai,dengan Wilayah Kerja kota Binjai dan Kabupaten Langkat.

21 4. UPT Pematang Siantar,dengan Wilayah Kerja Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun. 5. UPT Kisaran,dengan Wilayah Kerja Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai. 6. UPT Rantau Prapat,dengan Wilayah Kerja Kabupaten Labuhan Batu. 7. UPT Padang Sidimpuan,dengan Wilayah Kerja Kota Padang Sidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan. 8. UPT T.Tinggi,dengan Wilayah Kerja Kota Tebing Tinggi. 9. UPT Kabanjahe, dengan Wilayah kerja kabupaten Tanah Karo. 10. UTP Sibolga, dengan Wilayah Kerja Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. 11. UPT Sidikalang, dengan wilayah Kerja Kabupaten Dairi. 12. UPT Gunung Sitoli, dengan Wilayah Kerja Kabupaten Nias. 13. UPT Balige, dengan Wilayah Kerja Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara. 14. UPT Penyabungan, dengan Wilayah Kerja kabupaten Mandailing Natal.

22 B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Berdasarkan keputusan Walikota Medan No. 25 Tahun 2002 Pasal 5, susunan organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utaraterdiri dari : 1. Kepala Unit 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB ) 4. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA ) 5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB. 6. Seksi Retribusi 7. Seksi Pendapatan lain-lain. C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : K TAHUN 2004 tentang tugas,fungsi,dan tata kerja Dinas Pendapatan serta Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara: a. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara b. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan pemerintahan daerah otonomi oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut Azas Desentralisasi. c. Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut Gubernur,adalah yang memimpin Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

23 d. Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut DPRD,adalah Badan Legislatif daerah Provinsi Sumatera Utara. e. Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Perangkat Daerah,terdiri dari Sekretariat Daerah,Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah lainnya. f. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Sekretaris Daerah. g. Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Dinas- Dinas Daerah. h. Tugas Dekonsentrasi adalah Kewenangan yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah. i. Tugas Pembantuan adalah Penugasan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Provinsi atau dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,untuk melaksanakan tugas tertentu. j. Kebijakan Daerah adalah Kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang ditetapkan oleh Kepada Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. k. Standar adalah Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melaksanakan kegiatan. l. Dinas Pendapatan Propinsi Sumatera Utara selanjutnya disebut Dinas. m. Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Kepala Dinas.

24 n. Wakil Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut wakil Kepala Dinas. o. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut Unit. p. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Kepala Unit. Kepala Unit mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pengadministrasian,pengutipan,dan penyetoran PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain.untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Unit mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan dan penyempurnaan Standar-standar pendataan potensi,penyuluhan,pengadministrasian,pengutipan dan penyetoran serta pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB- KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain. 2. Penyelenggaran optimalisasi pendataan potensi,pengadministrasian,pengutipan,dan penyetoran serta pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai ketentuan dan Standar yang ditetapkan. 3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas,sesuai bidang tugas dan fungsinya. 4. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas,sesuai bidang tugas dan fungsinya.

25 5. Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas,sesuai Standar yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud,kepala Unit dibantu oleh: 1. Sub Bagian Tata Usaha 2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 3. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA) 4. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB 5. Seksi Retribusi 6. Seksi Pendapatan lain-lain D. Tata Kerja 1. Sub Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha di pimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas di bidang ketatausahaan yang meliputi pengolahan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, perumahtanggaan, dan urusan umum lainnya. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. Menyusun rencana kebutuhan keuangan,personil dan Peralatan UPT,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

26 b. Menyelenggarakan pengelolaan Keuangan,Personil,Peralatan dan Ketatausahaan UPT,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. c. Menghimpun bahan/data dari seksi lainnya,untuk Pembukuan dan Pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. d. Melaksanakan tugas lain yag diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya. e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya. f. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan. 2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mempunyai tugas : a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sesuai ketentuan dan Standar yang ditetapkan. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya. c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan tugasnya. d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.

27 3. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA) Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA) memiliki tugas sebagai berikut : a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Kendaraan di Atas Air,serta Bea Balik Nama Kendaraan di Atas Air,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan tugasnya. d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan. 4. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB tugas sebagai berikut : a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan tugasnya.

28 d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan. 5. Seksi Retribusi a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda retribusi,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan tugasnya. d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan. 6.Seksi Pendapatan lain-lain a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda setiap jenis pendapatan lain,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan tugasnya.

29 d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan. E. Gambaran Umum Pegawai Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Sinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel I Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara TAHUN 2009 No Bagian / Subdis Jumlah 1 Kepala Dinas 1 orang 2 Bagian Tata Usaha 22 Orang 3 Sub Dinas Program 11 Orang 4 Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan 53 orang 5 Sub Dinas Penagihan 29 orang 6 Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain 21 orang 7 Sub Dinas Bagi HAsil Pendapatan 66 orang 8 Bagian Pemegang Kas 22 orang 9 Bagian Pemegang Barang Berharga 6 orang 10 Bagian Pemegang Barang 5 orang 11 Bagian Swasekola 80 orang Jumlah PNS dan Swakelola 316 orang Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

30 Keterangan : Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swakelola TNI Yang dikaryakan : 236 Orang : 80 Orang 1 Orang Jumlah Pegawai DISPENDA : 317 Orang Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa kantor Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara mempunyai komposisi pegawai sebagai berikut : Satu orang Kepala Dinas, 22 orang Bagian Tata usaha, 11 orang Sub Dinas Program, 53 orang Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan Lain-lain, 29 orang Sub Dinas Penagihan, 21 orang Sub Dinas Retribusi dan pendapatan lain-lain, 66 orang Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan, 22 orang Bagian Pemegang Kas, 6 orang bagian Pemegang Barang Berharga, 5 orang Bagian Pemegang Barang, 80 orang bagian Swasekola, dan fungsi 1 orang TNI yang dikaryakan untuk membantu dalam penagihan pajak oleh wajib pajak.

31 Tabel II Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Golongan Golongan IV/c Golongan IV/b Golongan IV/a Golongan III/d Golongan III/c Golongan III/b Golongan III/a Golongan II/d Golongan II/c Golongan II/b Golongan II/a Jumlah 1 orang 4 orang 5 orang 35 orang 25 orang 78 orang 39 orang 21 orang 17 orang 3 orang 8 orang Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara mempunyai jumlah pegawai berdasarkan golongan sebagai berikut : Golongan IV/c, 4 orang Golongan IV/b, 5 orang Golongan IV/a, 35 orang Golongan III/d, 25 orang Golongan III/c, 78 orang Golongan III/b, 39 orang Golongan III/a, 21 orang Golongan II/d, 17 orang Golongan II/c, 3 orang Golongan II/b, 8 orang Golongan II/a.

32 BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH dan AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) A. Defenisi P3 ABT & AP Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat di andalkan. Kebutuhan ini semakin di rasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, yaitu mulai tanggal 1 Januari Dengan adanya otonomi daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin di pungut oleh daerah, Undang-undang tentang pemerintahan daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat di kembangkan sesuai dengan kondisi masingmasing daerah. Di Indonesia pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersumber hukum pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 yang sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang membahas tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, dijelaskan bahwa Pajak Daerah adalah kontribusi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat

33 digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur : 1. Kontribusi dari rakyat kepada negara, bahwa yang berhak memungut pajak hanyalah negara dan kontribusi tersebut berupa uang (bukan barang) 2. Berdasarkan Undang-undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya 3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat dipungut 4. Digunakan untuk membiayai rumahtangga negara, untuk pengeluaran yang bermanfaat. Menurut Peraturan daerah kota Medan Nomor 06 Tahun 2002 tentang Pajak Daerah dijelaskan bahwa PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH dan AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) adalah Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah tanah dan air permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan,kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat.pengertian Air bawah tanah adalah air yang berada di perut bumi,termasuk air yang muncul secara alamiah diatas permukaan tanah.sedangkan Air Permukaan adalah air yang berada di atas permukaan bumi tidak termasuk air laut.

34 B. Ketentuan Umum Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (P3 ABT & AP) Adapun ketentuan umum Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2002 adalah sebagai berikut : 1.Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara 2.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 3.Kepala Daerah adalah ubernur Sumatera Utara 4.Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara 5.Pajak adalah Pajak Pengambilan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan 6.Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang selanjutnya disebut Pajak adalah Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan,kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat 7.Air bawah tanah adalah air yang berada diperut bumi,termasuk mata air yang muncul secara alamiah diatas permukaan tanah 8.Air Permukaan adalah air yang berada di atas permukaan tidak termasuk air laut 9.Subjek Pajak adalah orang atau badan yang mengambil dan atau memanfaatkan air bawah tanah dan air permukaan 10. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, BUMN atau

35 BUMD dengan nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Sosial Politik, atau Organisasi yang sejenis, Bentuk Usaha Tetap dan bentuk badan lainnya. 11. Wajib Pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang, termasuk pemungut atau pemotongan pajak tertentu. 12. Masa Pajak adalah jangka waktu lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwim atau jangka waktu yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah. 13. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak, menurut Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah. 14. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,dalam masa pajak,dalam tahun pajak,atau bagian dalam tahun pajak menurut peraturan perundang-undangan perpajak daerah 16. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak 17. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau

36 pembayaran Pajak yang terutang,objek pajak dan atau bukan objek pajak,dan atau harta dan kewajiban menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 18. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah Surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah 19. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak 20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat dengan SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak,jumlah kredit pajak,jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar 21. Surat ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah Surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. 22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat dengan SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

37 24. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat dengan STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. 25. Surat Keputusan Keberatan adalah keputusan atau keberatan terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah,Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap pemotongan dan pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan pleh Wajib Pajak 26. Pemeriksaan adalah serangkain kegiatan untuk mencari,mengumpulkan dan mengolah dana dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan daerah 27. Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 ( satu ) tahun pajak 28. Surat Keputusan Pembetulan adalah Surat Keputusan yang membetulkan kesalahan tulis,kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penetapan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil,atau Surat Tagihan Pajak Daerah. 29. Penyidikan Tindakan Pidana Perpajakan Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil,, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta pengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

38 membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan Daerah yang terjadi dan menemukan tersangkanya. 30. Pemungutan adalah suatu rangkai kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek Pajak, penentu besarnya Pajak yang terhutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya. 31. Nilai Perolehan Air (NPA) adalah nilai air yang telah diambil dan dikenai pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan atau air Permukaan yang besarnya sama dengan volume air dikalikan dengan harga dasar air 32. Harga Dasar air adalah harga Air Bawah Tanah dan atau Air Permukaan persatuan volume air yang akan dikenai Pajak Pemanfaatan Air yang besarnya sama dengan Harga Air Baku dikalikan dengan Faktor Nilai Air 33. Harga Air Baku (HAB) adalah rata-rata air persatuan volume yang besarnya sana dengan Nilai Investasi untuk mendapatkan air dibagi dengan volume air yang diproduksi 34. Faktor Nilai Air (FNA) adalah suatu bobot nilai dari komponen sumber daya alam dan komponen-komponen pemulihan,peruntukan dan pengelolaan yang besarnya ditentukan berdasarkan subjek kelompok penggunaan air serta volume pengambilannya 35. Kompensasi pemulihan adalah biaya yang dipungut upaya pemulihan atas kerusakan lingkungan yang telah maupun akan terjadi akibat pengambilan air 36. Kompensasi peruntukan dan pengelolaan adalah biaya yang dipungut dengan subsidi silang pengambilan Air Bawah Tanah dan atau Air permukaan

39 C. Dasar Hukum Pemungutan P3ABT & AP Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum pemungutan pajak hotel pada suatu Kabupaten atau Kota adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tantang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 2. Peraturan Pemerintah tentang Pajak Daerah Nomor 65 Tahun Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara dan Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 06 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. D. Objek P3ABT & AP 1. Objek Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah: a. Objek pengambilan air bawah tanah dan/atau air permukaan; b.pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan; c. pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan. 2. Dikecualikan dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah: a. Pengambilan atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

40 b. Pengambilan,atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air permukaan oleh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan usaha eksploitasi dan pemeliharaan pengairan serta mengusahakan air dan sumber-sumber air. c. Pengambilan,atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan untuk kepentingan pengairan pertanian rakyat. d. Pengambilan, atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga; e. Pengambilan, atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah. E. Subjek Pajak dan Wajib P3ABT & AP 1. Subjek Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah orang pribadi atau badan yang mengambil, atau memanfaatkan, atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan/atau air permukaan. Subjek pajak di golongkan industri apabila kegiatan produksi atau jasa mengambil dan memanfaatkan Air Bawah untuk keperluan industri.yang termasuk golongan industri adalah pabrik,perusahaan air minum,door smeer,kolam renang umum,hotel, wisma, Penginapan,Restoran,dansejenisnya,Rumah Sakit Swasta,Klinik,salon kecantikan,panti pijat dan sejenisnya,perusahaan perkebunan,tambak udang,tambak ikan dan sejenisnya.

41 Subjek pajak di golongkan non industri apabila pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah dan atau Air Permukaan hanya sebagai fasilitas kegiatan.yang termasuk golongan non industri adalah kantor swasta, bank swasta, kompleks perumahan, gudang, praktek dokter, apotik,toko obat dan lain-lain yang tidak termasuk dalam pengecualian objek pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. 2. Wajib Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah orang pribadi atau badan yang mengambil, atau memanfaatkan, atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan/atau air permukaan F. Dasar Pengenaan, Tarif, Tata Cara Penghitungan dan Penetapan P3ABT & AP 1. Dasar Pengenaan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Dasar pengenaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah nilai perolehan air. Nilai Perolehan Air adalah hasil perhitungan secara teknis dari volume air dikali faktor nilai air (FNA) dan harga air baku (HAB).Harga Air Baku dan Harga Dasar Air ditetapkan oleh daerah dan berlaku secara periodik. Nilai perolehan air sebagaimana dimaksud di dalam Perda Propinsi Sumatera Utara dan Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan,disini tertulis di dalam pasal 5 ayat 2 bahwa Nilai perolehan air sebagaimana dimaksud dinyatakan dalam rupiah yang di hitung menurut sebagian atau seluruh faktor-faktor.

42 Yang menjadi kriteria faktor-faktor tersebut adalah: a. Jenis sumber air b. Lokasi sumber air c. Volume air yang di ambil atau dimanfaatkan d. Kualitas air e. Luas area tempat pemanfaatan air f. Musim pengambilan atau pemanfaatan air g. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan atau pemanfaatan air 2. Tarif Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Tarif pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan ditetapkan sebagai berikut : a. Air Bawah Tanah sebesar 20 % ( dua puluh persen ) b. Air Permukaan sebesar 10 % ( sepuluh persen )

43 3. Cara Penghitungan dan Penetapan P3ABT & AP Peruntukan Penetapan digolongkan berdasarkan kriteria lokasi tempat pengambilan air dan jenis sumber air: a. Industri dan Non Industri Kriteria I,apabila disekitar lokasi sumur bor atau mata air berada didekat jaringan PDAM dan sumber air lain seperti Air Permukaan atau pengambilan Air permukaan dari sumber air tergenang. b. Industri atau Non Industri Kriteria II,apabila disekitar lokasi sumur bor atau mata air tidak ada jaringan PDAM dan pengambilan Air Permukaan dari sumber air mengalir.

44 TABEL GOLONGAN INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : ABT No Volume Pengabilan dan Faktor Nilai Air Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air Pemanfaatan air (FNA) M3 (4 x 0,6) + (4,0 x 0,4) 4,0 Rp. 525 Rp Rp M3 (4 x 0,6) + (4,4 x 0,4) 4,16 Rp. 525 Rp Rp M3 (4 x 0,6) + (4,8 x 0,4) 4,32 Rp. 525 Rp Rp M3 (4 x 0,6) + (5,2 x 0,4) 4,48 Rp. 525 Rp Rp Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,6 x 0,4) 4,64 Rp. 525 Rp Rp Jumlah Nilai Perolehan Air Rp Jumlah Pajak Terutang 20% Rp TABEL GOLONGAN INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : APU No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air M3 (4 x 0,6) + (4,0 x 0,4) 4,0 Rp. 353 Rp Rp M3 (4 x 0,6) + (4,4 x 0,4) 4,16 Rp. 353 Rp Rp M3 (4 x 0,6) + (4,8 x 0,4) 4,32 Rp. 353 Rp , Rp M3 (4 x 0,6) + (5,2 x 0,4) 4,48 Rp. 353 Rp , Rp Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,6 x 0,4) 4,64 Rp. 353 Rp , Rp Jumlah Nilai Perolehan Air Rp Jumlah Pajak Terutang 10% Rp (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

45 TABEL GOLONGAN INDUSTRI K II SUMBER AIR : ABT No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air M3 (2,25 x 0,6) + (2,5 x 0,4) 2,35 Rp. 525 Rp ,75 50 Rp , M3 (2,25 x 0,6) + (2,75x 0,4) 2,45 Rp. 525 Rp , Rp , M3 (2,25 x 0,6) + (3,0 x 0,4) 2,55 Rp. 525 Rp , Rp M3 (2,25 x 0,6) + (3,25 x 0,4) 2,66 Rp. 525 Rp , Rp Lebih > 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,50 x 0,4) 2,75 Rp. 525 Rp , Rp TABEL GOLONGAN INDUSTRI K II SUMBER AIR : APU Jumlah Nilai Perolehan Air Rp Jumlah Pajak Terutang 20% Rp No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air M3 (2,25 x 0,6) + (2,5 x 0,4) 2,35 Rp. 353 Rp. 829,55 50 Rp , M3 (2,25 x 0,6) + (2,75x 0,4) 2,45 Rp. 353 Rp. 864, Rp , M3 (2,25 x 0,6) + (3,0 x 0,4) 2,55 Rp. 353 Rp. 900, Rp M3 (2,25 x 0,6) + (3,25 x 0,4) 2,66 Rp. 353 Rp. 935, Rp Lebih > 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,50 x 0,4) 2,75 Rp. 353 Rp. 970, Rp Jumlah Nilai Perolehan Air Rp Jumlah Pajak Terutang 20% Rp (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Pada mulanya urusan Pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro

Lebih terperinci

dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai. BAB II PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU

dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai. BAB II PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU dibidang Komunikasi khususnya menyangkut tentang peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai. BAB II PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU 1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan

Lebih terperinci

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Sebelum Dinas berdiri sendiri sebagai instansi tersendiri, Pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah adalah merupakan salah satu bagian yang berada di bawah Biro Keuangan yang bernaung pada Sekretariat Kantor

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 8 TAHUN 2004 SERI: A NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 7 TAHUN 2004 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 8 TAHUN 2004 SERI: A NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 7 TAHUN 2004 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 8 TAHUN 2004 SERI: A NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 7 TAHUN 2004 T E N T A N G PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Selatan / Dinas Pendapatan Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Selatan / Dinas Pendapatan Provinsi BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum UPT Medan Selatan / Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Selatan. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 571 TAHUN 2011 BUPATI INDRAGIRI HULU,

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 571 TAHUN 2011 BUPATI INDRAGIRI HULU, PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 571 TAHUN 2011 TENTANG NILAI JUAL OBJEK PAJAK PENERANGAN JALAN SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2015 61 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a. bahwa Pajak Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)

Lebih terperinci

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 32 TAHUN 2012 TENTANG

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 32 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN 1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 32 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUSNYA PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi

Lebih terperinci

NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA. NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PAJAK.. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI/WALI KOTA

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA. NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PAJAK.. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI/WALI KOTA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA. NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PAJAK.. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI/WALI KOTA Menimbang : bahwauntuk melaksanakan ketentuan Pasal.Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 26 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN BUPATI SRAGEN D1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 26 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUSNYA PAJAK RESTORAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2010 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2010 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2010 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

Lebih terperinci

WALIKOTA LANGSA QANUN KOTA LANGSA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

WALIKOTA LANGSA QANUN KOTA LANGSA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA QANUN KOTA LANGSA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (2)

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang : a. bahwa pajak daerah merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN

PEMERINTAH KOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN PEMERINTAH KOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN Menimbang : a. bahwa Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf h Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 41 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

: a. bahwa untuk melaksanakan pemungutan Pajak Daerah

: a. bahwa untuk melaksanakan pemungutan Pajak Daerah 0 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR M TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKL Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKL Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKL 2.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Pada mulanya, urusan pengolahan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat)

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI IRIAN JAYA BARAT PEMERINTAH PROVINSI IRIAN JAYA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI IRIAN JAYA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO JAMBI, Menimbang : a. bahwa Pajak Air

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 09 SERI A NOMOR 08 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 09 SERI A NOMOR 08 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 09 SERI A NOMOR 08 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang : a. bahwa Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa pajak penerangan jalan merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PARKIR BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2013 DAFTAR ISI NO. URAIAN

Lebih terperinci

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 33 TAHUN 2012 TENTANG

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 33 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN 1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 33 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUSNYA PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO,

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO, WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1

Lebih terperinci

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 2 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 2 14 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 2 14 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2010 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2010 NOMOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2010 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 14 TAHUN 2010 T E N T A N G PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. 2 bahwa Pajak Daerah merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 14 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 14 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 14 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa Pajak Parkir merupakan sumber pendapatan

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685);

2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685); PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 06 TAHUN 2000 T E N T A N G PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KOTA TERNATE, Menimbang : a. Bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Pajak Hotel merupakan sumber pendapatan daerah yang penting

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 6 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 6 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH, PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 6 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH, Menimbang : a bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 48 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 48 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 48 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGGAMUS, Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK PARKIR

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK PARKIR BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 0 BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Pajak Parkir merupakan sumber pendapatan daerah yang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI, RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf b Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 17

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 7 TAHUN 2010 T E N T A N G PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan ditetapkan dan diberlakukannya

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi ketidakseimbangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 05 TAHUN 2012 TLD NO : 05

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 05 TAHUN 2012 TLD NO : 05 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 05 TAHUN 2012 TLD NO : 05 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 10 OKTOBER 2011 NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG : PAJAK RESTORAN Sekretariat Daerah Kota Sukabumi Bagian Hukum 2011

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 39 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK HIBURAN, PAJAK PENERANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a. bahwa pajak reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 8 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON,

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 8 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 8 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, Menimbang : a. bahwa pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK AIR TANAH

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK AIR TANAH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK AIR TANAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYANYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH,

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 30 TAHUN 2012 TENTANG

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 30 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN 1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 30 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUSNYA PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa Pajak Daerah merupakan salah satu

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. 2 bahwa Pajak Daerah merupakan salah satu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata

Lebih terperinci

BUPATI BUTON RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON,

BUPATI BUTON RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON, SALINAN BUPATI BUTON RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (2)

Lebih terperinci

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 28 TAHUN 2012 TENTANG

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 28 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN 1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 28 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUSNYA PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 07 TAHUN 2012 TLD NO : 07

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 07 TAHUN 2012 TLD NO : 07 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 07 TAHUN 2012 TLD NO : 07 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang a. bahwa dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

WALIKOTA LHOKSEUMAWE WALIKOTA LHOKSEUMAWE QANUN KOTA LHOKSEUMAWE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LHOKSEUMAWE, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa salah satu sumber pendapatan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARAA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARAA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARAA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 4 2007 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang: a. bahwa Pajak Penerangan Jalan merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU Nomor 04 Tahun 2011 Seri A Nomor 04

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU Nomor 04 Tahun 2011 Seri A Nomor 04 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU Nomor 04 Tahun 2011 Seri A Nomor 04 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Pajak Air Tanah merupakan salah satu sumber pendapatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN,

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf g Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa salah satu sumber pendapatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PASIR NOMOR: 2 TAHUN: 1999 SERI: A NOMOR: 02

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PASIR NOMOR: 2 TAHUN: 1999 SERI: A NOMOR: 02 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PASIR NOMOR: 2 TAHUN: 1999 SERI: A NOMOR: 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PASIR NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO, PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang: a. bahwa Pajak Penerangan Jalan merupakan

Lebih terperinci

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH - 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUNGAI PENUH, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya

Lebih terperinci