MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENUNGGAKAN PESANAN KETIKA TERJADI KEKURANGAN STOK. F. Aldiyah 1, E. Lily 2 ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENUNGGAKAN PESANAN KETIKA TERJADI KEKURANGAN STOK. F. Aldiyah 1, E. Lily 2 ABSTRACT"

Transkripsi

1 MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENUNGGAKAN PESANAN KETIKA TERJADI KEKURANGAN STOK F. Aldiyah 1, E. Lily 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (893), Indonesia aldiya90@gmail.com ABSTRACT This paper discusses the inventory control model in distributor problem, which is a review from the article K. A Adeleke & D. A Agunbiade [Global Journal of Science Frontier Research 10 (010): 64 68]. Inventory control model is discussed based on when shortage are allowed and backorder takes place. This model considers the cost incured for meeting the demand, and also considers the fixed time to place an order. Furthermore, a numerical example is given to explain the problem discussed. Keywords: shortage, inventory control, backorder. ABSTRAK Pada artikel ini disajikan model pengendalian persediaan dalam masalah persediaan untuk distributor yang merupakan review sebagian dari artikel K. A Adeleke & D. A Agunbiade [Global Journal of Science Frontier Research 10 (010): 64 68]. Model pengendalian persediaan yang dibahas berdasarkan kondisi kekurangan stok yang diizinkan dan penunggakan pesanan tetap berlangsung. Model ini mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi permintaan pelanggan, dan juga mempertimbangkan waktu yang telah ditetapkan untuk melakukan pemesanan. Sebuah contoh numerik diberikan pada akhir pembahasan. Kata kunci: kekurangan stok, pengendalian persediaan, penunggakan pesanan. 1. PENDAHULUAN Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Para ahli telah memusatkan perhatian pada kemungkinan penggunaan pendekatan matematika. Tujuannya untuk membantu pengambilan keputusan dalam menentukan tingkat persediaan yang optimal. Menurut Winston teknik pengendalian persediaan dari suatu jumlah pesanan yang meminimumkan 1

2 jumlah biaya persediaan, pertama kali diperkenalkan oleh F. W. Harris pada tahun 1914 [4, h. 847]. Pada perkembangan dunia bisnis saat ini, pelaku bisnis memiliki pola pikir yang baik demi menunjang kemajuan perusahaan seperti halnya dalam menentukan jumlah persediaan. Untuk menyeimbangkan antara kelebihan dan kekurangan dalam jumlah persediaan, maka perusahaan dapat menggunakan sistem persediaan yang dapat memberikan keuntungan pada perusahaan. Sistem yang digunakan seperti ini dikenal dengan sistem penunggakan pesanan (backorder). Penunggakan pesanan merupakan penundaan pemenuhan pesanan barang dari suatu permintaan dikarenakan persediaan barang habis. Penunggakan pesanan seperti ini berhubungan dengan tingkat persediaan yang habis atau kosong yang dikenal dengan kekurangan stok (shortage). Walaupun barang tidak tersedia, pelanggan tetap bisa memesan barang. Barang tersebut akan dipenuhi pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan interval waktu yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam artikel ini dibahas model pengendalian persediaan dengan kondisi penunggakan pesanan ketika terjadi kekurangan stok. Tujuannya untuk meminimalkan biaya persediaan, dengan menggunakan dua asumsi yaitu model pengendalian tingkat pesanan dan tingkat persediaan tidak tetap dan model tingkat persediaan dengan asumsi interval waktu tetap. Pembahasan dalam artikel ini sebagian besar merujuk kepada artikel Adeleke dan Agunbiade [1].. MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Model EOQ digunakan untuk menyelesaikan model persediaan yang hanya terdiri dari satu jenis barang saja serta tidak adanya kekurangan stok. Adapun tujuan dari model EOQ adalah menentukan jumlah setiap kali pemesanan sehingga total biaya dapat diminimumkan. Tingkat persediaan akan mencapai nol saat q unit waktu R setelah pesanan q diterima, dengan rata-rata persediaan adalah q. Pada model EOQ ini muncul dua komponen biaya yang digunakan yaitu biaya pengadaan dan biaya penyimpanan barang. Jadi total biaya dapat ditulis [3, h. 114]: Total biaya persediaan = TC(q) = C 3R q Biaya setup unit waktu + Biaya penyimpanan unit waktu + C 1q, (1) dengan notasi yaitu TC adalah total biaya, R permintaan, q jumlah barang yang dipesan setiap melakukan pesanan, C 1 biaya penyimpanan per satuan waktu, dan C 3 biaya pengadaan barang setiap melakukan pemesanan. Kemudian ditentukan nilai q yang dapat meminimumkan total biaya, yaitu dengan menurunkan persamaan (1) terhadap q dan menyamakannya dengan nol, sehingga diperoleh C3 R q =. () C 1

3 Setelah diperoleh model jumlah pesanan optimal pada persamaan (), maka dapat diperiksa dengan menggunakan uji turunan kedua untuk menunjukkan bahwa model tersebut adalah global minimum, yaitu Terlihat bahwa C 3R q 3 d dq [TC(q)] = C 3R q 3. > 0 untuk semua q > 0. Sehingga q dapat meminimumkan total biaya persediaan pada persamaan (1). Model EOQ ini hanya digunakan untuk menjelaskan model persediaan tanpa adanya kekurangan stok. Pada pembahasan berikutnya akan dibahas model persediaan dengan menggunakan kekurangan stok dan adanya penunggakan pesanan. 3. MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM FUNGSI DUA VARIABEL Salah satu pemakaian kalkulus yang paling penting adalah mencari nilai maksimum atau minimum suatu fungsi. Analisa matematika diperlukan dalam memperoleh titik maksimum dan titik minimum dari suatu fungsi. Pada pembahasan berikutnya ditentukan apakah rumusan yang dibahas itu benar maksimum atau minimum, sehingga materi ini akan digunakan sebagai pendukung. Definisi 1 [5, h. 103] Diketahui fungsi dua variabel f(x, y) dengan daerah definisi D. Titik (a,b) disebut titik maksimum global jika f(a,b) f(x,y) untuk setiap x,y D. Untuk (a,b) disebut titik minimum global jika f(a,b) f(x,y) untuk setiap (x, y) D. Titik maksimum global dan titik minimum global disebut titik ekstrim global dan nilai f(a, b) disebut nilai maksimum global atau minimum global atau ekstrim global. Definisi [5, h. 104] Titik (x,y ) disebut titik ekstrim fungsi f(x,y) jika f x (x,y ) = f y (x,y ) = 0. Syarat perlu untuk titik ekstrim yaitu semua turunan parsial pertama adalah nol. Pemenuhan syarat turunan parsial pertama adanya nilai dari fungsi yang merupakan nilai ekstrim dari fungsi tujuan. Jika nilai ekstrim fungsi diperoleh dari turunan parsial kedua adalah definit posifit, ini sudah cukup untuk menentukan nilai fungsi sebagai suatu minimum. Teorema 3 [, h. 730] Syarat perlu untuk sebuah titik ekstrim X menjadi titik ekstrim global adalah bahwa matriks Hessian H yang dievaluasi pada X adalah 1. Definit positif jika X sebuah titik minimum. Definit negatif jika X sebuah titik maksimum 3

4 Turunan parsial kedua dari fungsi dua variabel dapat dinyatakan dengan serangkaian matriks x. Koefisien matriks tersebut bila disusun secara tepat akan menghasilkan determinan matriks Hessian sebagai berikut: H = f xx f xy f yx f yy. Syarat fungsi dua variabel dinyatakan minimum yaitu dengan minor-minor utama H 1 = f xx > 0 dan H = f xx f xy f yx f yy = f xxf yy fxy > 0. Sedangkan syarat fungsi dua variabel dinyatakan maksimum yaitu dengan minorminor utama H 1 = f xx < 0 dan H = f xx f xy f yx f yy = f xxf yy fxy > MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN ASUMSI JUMLAH PESANAN DAN TINGKAT PERSEDIAAN TIDAK TETAP Sebelum membahas model, berikut diperkenalkan notasi yang digunakan. T C := total biaya, AC := rata-rata total biaya, R := permintaan, R(t) := jumlah barang yang dibutuhkan per unit waktu, R := laju permintaan, I o := tingkat persediaan pada saat t, Io := tingkat persediaan optimal pada saat t, q := jumlah barang yang dipesan setiap melakukan pesanan, q := jumlah optimal barang yang dipesan, C 1 := biaya penyimpanan (holding cost) satu unit barang per unit waktu, C := biaya kekurangan (shortage cost) satu unit barang per unit waktu, C 3 := biaya pengadaan barang (setup cost) setiap melakukan pemesanan, T := interval waktu setiap pemesanan, := interval waktu pada saat barang ada di gudang (persediaan awal), t 1 t q := interval waktu saat terjadi kekurangan stok, := R(t) Gambar 1 merupakan model pengendalian persediaan dengan kondisi kekurangan stok. Interval waktu t 1 adalah waktu saat persediaan barang ada di gudang, sehingga dapat dibentuk persamaan t 1 = I ot q, (3) 4

5 I t A A q I o -R t 1 t t 1 t t o = 0 O B C B C t T D T D Gambar 1: Model Persediaan dengan Kekurangan Stok danuntukintervalwaktut saatterjadipermintaanbarudapatdibentukpersamaan t = (q I o)t q, (4) dengan q I o adalah jumlah barang yang akan dipenuhi. Total persediaan pada waktu T digambarkan pada segitiga AOB AOB = I ot 1. Biaya penyimpanan untuk satu unit barang per unit waktu adalah C 1 sehingga total biaya penyimpanan H c = C 1I o t 1, (5) dan biaya kekurangan barang untuk satu unit barang per unit waktu adalah C. Jadi total biaya kekurangan stok adalah (q I o ) S c = C t. (6) Jika biaya pengadaan selama satu periode T adalah C 3 maka total biaya persediaan untuk satu periode T adalah TC(I o,q) = H c +S c +C 3 = C 1I o t 1 +C q I t t +C 3. 5

6 Selanjutnya, rata-rata total persediaan selama satu periode T adalah AC(I o,q) = 1 T [TC(I o,q)] = 1 ( ) C1 I o t 1 q I o t +C +C 3. (7) T Dengan mensubstitusikan persamaan (3) dan persamaan (4) ke persamaan (7) sehingga diperoleh AC(I o,q) = C 1I o + C (q I o ) + C 3R q q q. (8) Jika persamaan (8) diturunkan terhadap I o, maka diperoleh tingkat persediaan I o = C q C 1 +C. (9) Berikutnya untuk memperoleh jumlah pesanan barang yang optimal, maka persamaan (8) diturunkan terhadap q sehingga diperoleh q C3 R C1 +C =. (10) C C 1 Setelah diperoleh jumlah pesanan yang optimal pada persamaan (10), kemudian persamaan (10) disubstitusikan pada persamaan (9) untuk mendapatkan tingkat persediaan optimal, yaitu Io C C3 R =. (11) C 1 +C C 1 Kemudian, substitusikan persamaan (10) dan (11) ke persamaan (8). Sehingga diperoleh rata-rata total biaya adalah C1 AC = C1 C 3 R. (1) C 1 +C Pada artikel ini, dibahas determinan matriks Hessian untuk variabel, yaitu q dan Io. Untuk mengetahui bahwa q pada persamaan (10) dan Io pada persamaan (11) dapat meminimumkan AC pada persamaan (8), dilakukan uji turunan kedua terhadap q dan Io. Determinan matriks Hessian untuk variabel q dan Io sebagai berikut: AC AC = q AC q I o AC = C 3R(C 1 +C ) q 4. AC (C 1 +C )Io I o q + C 3R AC = q 3 q 3 Io (C 1 +C )I o q (C 1 +C )Io C 1 +C q q 6

7 Karena nilai q > 0 sehingga C 3R(C 1 +C ) > 0, akibatnya AC(I o,q) adalah q 4 fungsi konvek, dengan q dan Io merupakan nilai yang dapat meminimumkan AC. Dari Gambar 1, untuk satu periode waktu dibutuhkan stok q untuk setiap R pemesanan sehingga waktu pemesanannya adalah t = q R = C3 R C1 +C C 1 C (13) 5. MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN INTERVAL WAKTU PEMESANAN TETAP Pada bagian ini diuraikan model persediaan dengan interval waktu pemesanan untuk satu periode adalah tetap selama T. Pada model persediaan, jumlah pesanan adalah tetap sebesar q. Karena terjadi kekurangan stok maka dapat dicari jumlah barang yang kurang, yang tujuannya untuk meminimumkan total biaya yang dikeluarkan. Adapun langkah-langkahnya yaitu substitusikan persamaan (3) dan persamaan (4) ke persamaan (7) maka diperoleh AC(I o,q) = C 1I o + C (q I o ) + C 3R q q q, (14) jika persamaan (14) diturunkan terhadap I o pada uji turunan pertama, maka diperoleh tingkat persediaan optimalnya adalah I o = C q C 1 +C, (15) karena terjadi kekurangan stok, maka jumlah persediaan yang kurang dapat dipenuhi sebesar Total kekurangan stok = q I o. (16) Untuk mendapatkan rata-rata total biaya dengan interval waktu tetap, substitusikan persamaan (15) ke persamaan (14), sehingga diperoleh AC = C 1C C 1 +C q. (17) Selanjutnya untuk menguji I o adalah tingkat persediaan optimal, maka dapat ditentukan turunan kedua dari persamaan (14), yaitu d AC(I o ) di o karena C 1,C dan q > 0 maka diperoleh d AC(I o ) di o 7 = C 1 +C, q > 0.

8 Hal ini membukti bahwa I o adalah tingkat persediaan optimal yang dapat meminimumkan total biaya persediaan pada persamaan (14). 6. CONTOH NUMERIK Sebuah perusahaan sabun memiliki permintaan sebesar 9000 unit per tahun. Biaya pengadaan barang sebesar Rp dan biaya penyimpanan barang per unit sebesar Rp per tahun. Akan ada penambahan permintaan setelah persediaan barang habis sehingga akan terjadi kekurangan stok. Untuk memenuhi permintaan kekurangan stok barang tersebut, maka perusahaan perlu mengeluarkan biaya kekurangan stok per unit sebesar Rp per tahun. Karena perusahaan ini bertindak sebagai distributor maka perusahaan ingin mencari berapa jumlah pemesanan barang yang optimal. Perusahaan juga perlu menentukan berapa barang yang akan disimpan di gudang sehingga akan ditentukan jumlah persediaan optimal. Kemudian dicari waktu yang diperlukan untuk setiap kali pemesanan. Dan hal terakhir yang sangat penting untuk ditentukan oleh perusahaan adalah jumlah total biaya yang akan dikeluarkan. Darikasusdiatas, diketahuir=9000unit/tahun, C 1 =Rp35.760, C =Rp74.500, dan C 3 = Rp Untuk jumlah pemesanan yang optimal, dari persamaan (10) diperoleh q C3 R C1 +C ( )(9000) = = = 1053,08 unit C 1 C q 1053 unit, sehingga jumlah barang yang dipesan untuk satu periode adalah sebesar 1053 unit. Tingkat persediaan optimal Io dicari dengan menggunakan persamaan (11) Io C C3 R ( )(9000) = = = 711,87 unit C 1 +C C Io 711 unit, tingkat persediaan yang harus disediakan oleh perusahaan adalah sebesar 711 unit. Rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk satu periode, dengan menggunakan persamaan (1) diperoleh C1 AC = C1 C 3 R = C 1 +C AC = , (35.760)( ) jadi rata-rata total biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap tahun atau setiap satu periode adalah sebesar Rp ,45. Waktu yang diperlukan antara setiap pemesanan dengam menggunakan persamaan (13) t = C3 R C1 +C C 1 C = ( ) (9000) (35.760)(74.500) = 0,117 tahun. 8

9 Didapatkan waktu yang diperlukan untuk setiap kali pemesanan sebesar 0,117 tahun = 4 hari. Jadi perusahaan akan memulai memesan lagi setelah 4 hari. Dari Contoh yang telah dibahas di atas, akan dikaji kembali dengan permasalahan persediaan tidak tetap berdasarkan interval waktu yang ditetapkan. Nilai q sudah dihitung pada contoh sebelumnya. Tingkat persediaan optimal akan dicari untuk menentukan berapa persediaan yang harus ada. Karena terjadi kekurangan stok maka perlu ditentukan berapa barang yang kurang dan kemudian akan dicari berapa rata-rata total biaya yang digunakan. Dari kasus di atas diketahui: R = 9000 unit/tahun, C 1 = Rp35.760, q = 1053 unit, C = Rp , dan C 3 = Rp Tingkat persediaan optimalnya dengan menggunakan pesamaan (15) yaitu Io = C q = (74.500)(1053) C 1 +C = 711,48 Io 711 unit, maka jumlah persediaannya sebesar 711 unit. Karena mengalami kekurangan stok, dapat ditentukan berapa barang yang kurang dengan menggunakan persamaan (16) sehingga q I t = = 34. Rata-rata total biaya persediaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yaitu dengan persamaan (17), sehingga diperoleh AC = C 1C q = (35.760)(74.500) (1053) = ,55. C 1 +C (35.760)+(74.500) Jadi rata-rata total biaya yang dikeluarkan pada asumsi kedua ini adalah sebesar Rp ,55. Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan barang yang harus dimiliki perusahaan adalah sebesar 711 unit dengan jumlah barang yang dipesan 1053 unit dalam satu periode. Barang akan habis dalam waktu 4 hari dengan ratarata total biayanya Rp ,45. Karena adanya permintaan setelah terjadi kekurangan stok, maka jumlah barang yang harus dipenuhi adalah sebesar 34 unit dengan biaya sebesar Rp , KESIMPULAN Model persediaan dengan mempertimbangkan kondisi kekurangan stok merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih perusahaan untuk mengambil keputusan dalam masalah persediaan. Pada saat terjadi kekurangan stok, pelanggan tetap bisa memesan barang. Dengan hal ini pelayanan terhadap konsumen tidak akan terganggu dan perusahaan dapat mengatur kapan harus melakukan pemesanan kembali. Selain itu dapat juga ditentukan jumlah optimal barang yang harus tersedia serta menentukan berapa banyak biaya yang diperlukan agar biaya pengeluaran minimum. 9

10 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih untuk Dr. M. D. H. Gamal, M.Sc, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA [1] K. A Adeleke & D. A Agunbiade Inventory Production Control Model with Backorder when Shortage are Allowed. Global Journal of Science Frontier Research 10: [] Taha, H. A Operations Research: An Introduction, 3 rd Editions. Macmillan Publishing, Co. Inc. New York. [3] Taha, H. A Riset Operasi edisi kelima, Jilid. Terj. dari Operations Research: An Introduction, oleh Wirajaya, D. & Saputra, L. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta. [4] Winston, W. L Operations Research: Applications and Algorithms. PWS KENT Publishing Company, Belmont, California. [5] Wono Setya Budhi Kalkulus Peubah Banyak dan Penggunaannya. Penerbit ITB, Bandung. 10

MODEL EOQ DENGAN KONDISI KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENGARUHI POTONGAN HARGA DAN INFLASI

MODEL EOQ DENGAN KONDISI KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENGARUHI POTONGAN HARGA DAN INFLASI MODEL EOQ DENGAN KONDISI KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENGARUHI POTONGAN HARGA DAN INFLASI W Islaimi, T P Nababan, E Lily Mahasiswa Program S Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Dian Ratu Pritama Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) DENGAN PROSES PENGERJAAN ULANG ABSTRACT

MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) DENGAN PROSES PENGERJAAN ULANG ABSTRACT MODEL ECONOMIC RODUCTION QUANTITY EQ) DENGAN ROSES ENGERJAAN ULANG Nur Faizin 1, T. Nababan 1 Mahasiswa rogram Studi S1 Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu engetahuan Alam

Lebih terperinci

MODEL EKONOMI PRODUKSI UNTUK PERMINTAAN YANG TERGANTUNG WAKTU DALAM PENGERJAAN ULANG DAN m PENGADAAN PRODUKSI. Alfi Mafrihah ABSTRACT

MODEL EKONOMI PRODUKSI UNTUK PERMINTAAN YANG TERGANTUNG WAKTU DALAM PENGERJAAN ULANG DAN m PENGADAAN PRODUKSI. Alfi Mafrihah ABSTRACT MODEL EKONOMI PRODUKSI UNTUK PERMINTAAN YANG TERGANTUNG WAKTU DALAM PENGERJAAN ULANG DAN m PENGADAAN PRODUKSI Alfi Mafrihah Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

MODEL TINGKAT PRODUKSI EKONOMIS DENGAN PROSES PENGERJAAN ULANG DAN PADA TINGKAT PELAYANAN TERJADI KEKURANGAN PERSEDIAAN ABSTRACT

MODEL TINGKAT PRODUKSI EKONOMIS DENGAN PROSES PENGERJAAN ULANG DAN PADA TINGKAT PELAYANAN TERJADI KEKURANGAN PERSEDIAAN ABSTRACT MODEL TINGKAT RODUKSI EKONOMIS DENGAN ROSES ENGERJAAN ULANG DAN ADA TINGKAT ELAYANAN TERJADI KEKURANGAN ERSEDIAAN Reza Budiman 1, Tumpal. Nababan, Endang Lily 1 Mahasiswa rogram Studi S1 Matematika FMIA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Persediaan Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

Model EOQ dengan Holding Cost yang Bervariasi

Model EOQ dengan Holding Cost yang Bervariasi Model EOQ dengan Holding Cost yang Bervariasi Elis Ratna Wulan 1, a) 2, b) dan Ai Herdiani 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung a) elis_ratna_wulan@uinsgd.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan permasalahan yang selalu dihadapi para pengambil keputusan dalam bidang persediaan. Persediaan dibutuhkan karena pada dasarnya pola permintaan

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN

MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN J. K. Sari, A. Karma, M. D. H. Gamal junikartika.sari@ymail.com Mahasiswa Program Studi S Matematika Laboratorium Matematika Terapan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang produsen penyedia kebutuhan sehari-hari dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seorang produsen penyedia kebutuhan sehari-hari dituntut untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Seorang produsen penyedia kebutuhan sehari-hari dituntut untuk dapat mengatur dan memperkirakan dengan tepat kapan dan berapa jumlah produksi barang

Lebih terperinci

Model Kerusakan Inventori dan Backlog Parsial

Model Kerusakan Inventori dan Backlog Parsial SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 T - 25 Model Kerusakan Inventori dan Backlog Parsial Mukti Nur Handayani FMIPA, Universitas Gadjah Mada mukti.nurhandayani@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Model Persediaan Backorder dengan Biaya Pemesanan Bervariasi dan Biaya Simpan Terbatas Serta Permintaan Selama Lead Time Berdistribusi Uniform Backorder Inventory Model

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY I. Pendahuluan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN KEBIJAKAN MANAJEMEN BIAYA EMISI KARBON DAN PROSES INSPEKSI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN KEBIJAKAN MANAJEMEN BIAYA EMISI KARBON DAN PROSES INSPEKSI MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN KEBIJAKAN MANAJEMEN BIAYA EMISI KARBON DAN PROSES INSPEKSI Danan Danu Admaji, Ririn Setiyowati, dan Titin Sri Martini Program Studi Matematika

Lebih terperinci

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 1 MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 2 PENDAHULUAN Pengendalian persediaan (inventory) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Bentuk

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI ECONOMIC ORDER QUANTITY DENGAN SISTEM PARSIAL BACKORDER DAN INCREMENTAL DISCOUNT

MODEL OPTIMASI ECONOMIC ORDER QUANTITY DENGAN SISTEM PARSIAL BACKORDER DAN INCREMENTAL DISCOUNT Jurnal Matematika Vol. 20, No. 1, April 2017 : 1-7 MODEL OPTIMASI ECONOMIC ORDER QUANTITY DENGAN SISTEM PARSIAL BACKORDER DAN INCREMENTAL DISCOUNT Neri Nurhayati 1, Nikken Prima Puspita 2, Titi Udjiani

Lebih terperinci

INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN

INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN oleh NOVIAH EKA PUTRI NIM. M0109054 SKRIPSI ditulis

Lebih terperinci

Pendekatan Dual-Matriks Untuk Menyelesaikan Persoalan Transportasi

Pendekatan Dual-Matriks Untuk Menyelesaikan Persoalan Transportasi Pendekatan Dual-Matriks Untuk Menyelesaikan Persoalan Transportasi Aziskhan, Usna Wita, M D H Gamal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Abstract: This paper discusses an approach

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. L JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015 Pendahuluan Model ini terjadi apabila seluruh variabel dan faktornya bersifat pasti dimana secara statistik ditandai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran dan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013 dan bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KESALAHAN INSPEKSI, KENDALI WAKTU TUNGGU, DAN LEARNING IN PRODUCTION

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KESALAHAN INSPEKSI, KENDALI WAKTU TUNGGU, DAN LEARNING IN PRODUCTION MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KESALAHAN INSPEKSI, KENDALI WAKTU TUNGGU, DAN LEARNING IN PRODUCTION Bagus Naufal Fauzi, Sutanto, dan Vika Yugi Kurniawan Program Studi Matematika

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 12 bold space 1.15 LAPORAN RESMI MODUL VIII TNR 12 bold

Lebih terperinci

Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang.

Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang. ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY DALAM KASUS PRODUKSI BARANG YANG TIDAK SEMPURNA DAN PENGERJAAN KEMBALI SERTA PENGEMBALIAN BARANG TANPA STOCKOUT Adhie Wijaya Litianko 1, R. Heri Soelistyo 2, H. Djuwandi,SU

Lebih terperinci

MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) UNTUK PERENCANAAN TERKOORDINASI PADA PRODUK DENGAN BACKORDER PARSIAL DAN KOMPONENNYA

MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) UNTUK PERENCANAAN TERKOORDINASI PADA PRODUK DENGAN BACKORDER PARSIAL DAN KOMPONENNYA MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) UNTUK PERENCANAAN TERKOORDINASI PADA PRODUK DENGAN BACKORDER PARSIAL DAN KOMPONENNYA Ayu Oktavia, Djuwandi, Siti Khabibah 3 Program Studi S Matematika, Departemen

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA Siti Nur Fadlillah A. 1 ABSTRACT Inventory system is one of the essential managerial functions because most of companies

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 413-420 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK OLI MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR Rino Martino 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) Ayu Tri Septadianti, Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO Persediaan : PENGERTIAN - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN KONDISI BACKORDER DAN SHORTAGE YANG DIIJINKAN SKRIPSI EMMA RISDA L.TOBING

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN KONDISI BACKORDER DAN SHORTAGE YANG DIIJINKAN SKRIPSI EMMA RISDA L.TOBING MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN KONDISI BACKORDER DAN SHORTAGE YANG DIIJINKAN SKRIPSI EMMA RISDA L.TOBING 060803050 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian pengendalian persediaan barang atau inventory control dalam suatu perusahaan atau organisasi,

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK Laila Nafisah,, Puryani, F.X. Ketut Bayu Lukito Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN

Lebih terperinci

PEMILIHAN KOEFISIEN TERBAIK KUADRATUR KUADRAT TERKECIL DUA TITIK DAN TIGA TITIK. Nurul Ain Farhana 1, Imran M. 2 ABSTRACT

PEMILIHAN KOEFISIEN TERBAIK KUADRATUR KUADRAT TERKECIL DUA TITIK DAN TIGA TITIK. Nurul Ain Farhana 1, Imran M. 2 ABSTRACT PEMILIHAN KOEFISIEN TERBAIK KUADRATUR KUADRAT TERKECIL DUA TITIK DAN TIGA TITIK Nurul Ain Farhana, Imran M Mahasiswa Program Studi S Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied Reseach atau penelitian terapan yang mempunyai alasan praktis, keinginan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) (Studi Kasus : PT. XYZ)

PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) (Studi Kasus : PT. XYZ) Saintia Matematika Vol. 1, No. 4 013, pp. 337 347. PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MINYAK SAWIT MENTAH CPO Studi Kasus : PT. XYZ Elisabeth Sibarani, Faigiziduhu Bu ulolo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Bab 2 berisi tinjauan pustaka untuk menjelaskan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan menunjukkan celah kosong (gap) dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur yang menyebabkan persaingan yang

Lebih terperinci

APLIKASI QUICK BASIC DALAM PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN BIAYA YANG BERHUBUNGAN

APLIKASI QUICK BASIC DALAM PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN BIAYA YANG BERHUBUNGAN ISSN 1411-0393 APLIKASI QUICK BASIC DALAM PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN BIAYA YANG BERHUBUNGAN Yudha Herlambang *) ABSTRACT As we know that the trading or manufacture company should decide the

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

Keywords: 240 ml Glass Raw Material, Control Analysis, Inventory of Raw Materials

Keywords: 240 ml Glass Raw Material, Control Analysis, Inventory of Raw Materials Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Jenis Gelas 240 ml dengan Metode EOQ (Economic Order Quantity) di PT. Trijaya Tirta Dharma. 1) SUSANTI SUNDARI 2) SAPUTRO WIJAYA NEGARA 1) Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 FORMULASI MODEL

BAB 4 FORMULASI MODEL BAB 4 FORMULASI MODEL Formulasi model pada Bab 4 ini berisi penjelasan mengenai karakteristik sistem yang diteliti, penjabaran pemodelan matematis dari sistem, model dasar penelitian yang digunakan, beserta

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN MOBIL PANSER MENGGUNAKAN METODE MULTI ITEM SINGLE SUPPLIER DI PT.

RANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN MOBIL PANSER MENGGUNAKAN METODE MULTI ITEM SINGLE SUPPLIER DI PT. RANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN MOBIL PANSER MENGGUNAKAN METODE MULTI ITEM SINGLE SUPPLIER DI PT. PINDAD (PERSERO) Fifi Herni Mustofa 1*, Arie Desrianty 2, Verina R. Pertiwi 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN oleh MARIA VEANY ALVITARIA PRASETYAWATI NIM. M0109046 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A B C 20 40 60 80 100 100 80 60 40 20 Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Persediaan Pengertian

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN CONTINUOUS REVIEW DENGAN POTONGAN HARGA KARENA PERMINTAAN TERTUNDA PADA SAAT JUMLAH BARANG YANG DITERIMA TIDAK PASTI

MODEL PERSEDIAAN CONTINUOUS REVIEW DENGAN POTONGAN HARGA KARENA PERMINTAAN TERTUNDA PADA SAAT JUMLAH BARANG YANG DITERIMA TIDAK PASTI MODEL PERSEDIAAN CONTINUOUS REVIEW DENGAN POTONGAN HARGA KARENA PERMINTAAN TERTUNDA PADA SAAT JUMLAH BARANG YANG DITERIMA TIDAK PASTI oleh JOKO PRASETYO NIM. M0108048 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE HUNGARIAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN

MODIFIKASI METODE HUNGARIAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN MODIFIKASI METODE HUNGARIAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN Idris 1* Eng Lily 2 Sukamto 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penentuan Jumlah Persediaan: - Pengenalan Model Deterministik - Aplikasi Model Deterministik dalam Pemesanan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program

Lebih terperinci

FAKTORISASI POLINOMIAL ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR

FAKTORISASI POLINOMIAL ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR FAKTORISASI POLINOMIAL ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR Rora Oktafia 1*, Sri Gemawati 2, Endang Lily 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) 2.1.1 Pengertian Persediaan Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua): 1. Pada perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL Siti Nurjanah 1, Musraini M 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

VARIAN METODE HALLEY BEBAS TURUNAN KEDUA DENGAN ORDE KEKONVERGENAN ENAM. Siti Mariana 1 ABSTRACT ABSTRAK

VARIAN METODE HALLEY BEBAS TURUNAN KEDUA DENGAN ORDE KEKONVERGENAN ENAM. Siti Mariana 1 ABSTRACT ABSTRAK VARIAN METODE HALLEY BEBAS TURUNAN KEDUA DENGAN ORDE KEKONVERGENAN ENAM Siti Mariana 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

MODEL EOQ FUZZY DENGAN FUNGSI TRAPESIUM DAN SEGITIGA MENGGUNAKAN BACKORDER PARSIAL

MODEL EOQ FUZZY DENGAN FUNGSI TRAPESIUM DAN SEGITIGA MENGGUNAKAN BACKORDER PARSIAL MODEL EOQ FUZZY DENGAN FUNGSI TRAPESIUM DAN SEGITIGA MENGGUNAKAN BACKORDER PARSIAL Dr. Elis Ratna Wulan, S.Si., MT. Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung Jl. A.H. Nasution No.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA ABSTRACT

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA ABSTRACT MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA Kristiani Panjaitan 1, Syamsudhuha 2, Leli Deswita 2 1 Mahasiswi Program

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU SAYUR OLAHAN PADA PT. AAA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU SAYUR OLAHAN PADA PT. AAA Saintia Matematika Vol. 1, No. 4 (2013), pp. 359 368. ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU SAYUR OLAHAN PADA PT. AAA Eva Kristina Tarigan, Elly Rosmaini, Djakaria Sebayang Abstrak. Persediaan (inventory) merupakan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-65X Vol. 3, No. 2, Nov 26, 19 117 Studi Perbandingan Ekpektasi iaya Total Antara Kasus akcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik Valeriana Lukitosari

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Menerapkan Pertidaksamaan Cauchy Bunyakovsky Schwarz (CBS) dan Arithmetic Geometric Mean (AGM) Pada Model Economic Order Quantity (EOQ) dengan Backorder Applying The

Lebih terperinci

Nilai Ekstrim. (Extreme Values)

Nilai Ekstrim. (Extreme Values) TKS 4003 Matematika II Nilai Ekstrim (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pendahuluan Jika terdapat suatu hasil pengukuran seperti pada Gambar 1, dimana pengukuran

Lebih terperinci

Anadiora Eka Putri, Nughthoh Arfawi Kurdhi, dan Mania Roswitha Program Studi Matematika FMIPA UNS

Anadiora Eka Putri, Nughthoh Arfawi Kurdhi, dan Mania Roswitha Program Studi Matematika FMIPA UNS MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN INVESTASI UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSIAPAN, PENINGKATAN KUALITAS PROSES PRODUKSI, DAN POTONGAN HARGA UNTUK BACKORDER Anadiora Eka Putri, Nughthoh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INVENTORI EOQ DETERMINISTIK PADA SISTEM PRODUKSI PAKAN TERNAK DI CV. MITRA ADI

PENERAPAN MODEL INVENTORI EOQ DETERMINISTIK PADA SISTEM PRODUKSI PAKAN TERNAK DI CV. MITRA ADI PENERAPAN MODEL INVENTORI EOQ DETERMINISTIK PADA SISTEM PRODUKSI PAKAN TERNAK DI CV. MITRA ADI Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika diajukan

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

Simulasi Monte Carlo. (Inventory)

Simulasi Monte Carlo. (Inventory) Simulasi Monte Carlo (Inventory) onsep Dasar Inventory Inventory menjelaskan kuantitas suatu item yang harus dipertahankan untuk dipergunakan oleh sebuah organisasi. Tujuan utama dalam kontrol inventory

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI oleh SITI ZULFA CHOIRUN NISAK M0111077 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu persoalan manajemen yang potensial adalah masalah persediaan. Masalah umum suatu model persediaan bersumber dari kejadiankejadian yang dihadapi setiap saat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory). Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan bisnis yang semakin ketat menyebabkan perusahaan harus bisa mengambil langkah untuk menghadapi semua

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE NEWTON DENGAN KEKONVERGENAN ORDE EMPAT. Yenni May Sovia 1, Agusni 2 ABSTRACT

MODIFIKASI METODE NEWTON DENGAN KEKONVERGENAN ORDE EMPAT. Yenni May Sovia 1, Agusni 2 ABSTRACT MODIFIKASI METODE NEWTON DENGAN KEKONVERGENAN ORDE EMPAT Yenni May Sovia, Agusni 2 Mahasiswa Program Studi S Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat beberapa hal yang dapat penulis kemukakan sebagai kesimpulan, antara

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

PENERAPAN DARI MODEL MATEMATIKA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG (INVENTORY MODEL) PADA SISTEM PRODUKSI DI PD. HANDI MEUBEL CIREBON

PENERAPAN DARI MODEL MATEMATIKA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG (INVENTORY MODEL) PADA SISTEM PRODUKSI DI PD. HANDI MEUBEL CIREBON Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal, 11, Maret 2017 ISSN 2541-0660 2017 PENERAPAN DARI MODEL MATEMATIKA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG (INVENTORY MODEL) PADA SISTEM PRODUKSI DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Seiring dengan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN PERMAINAN DENGAN METODE NILAI SHAPLEY ABSTRACT

MENYELESAIKAN PERMAINAN DENGAN METODE NILAI SHAPLEY ABSTRACT MENYELESAIKAN PERMAINAN DENGAN METODE NILAI SHAPLEY Hendra Saputra 1, T. P. Nababan 2, M. D. H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Laboratorium Operasi Riset, Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,

Lebih terperinci