BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Perbankan Pengertian Bank Pengertian bank sebagai lembaga keuangan terpenting diatur oleh negara dalam Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, menurut Undang- Undang tersebut dinyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat yang lebih banyak. Undang-undang di atas menyatakan bahwa bank merupakan suatu badan usaha, ini berarti bank memiliki tujuan umum yang lebih luas yang harus dicapai bersama-sama, yaitu untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam buku Bank Politik (G.M. Verryn Stuart, 2003:75), bank didefinisikan sebagai: Bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberiikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya bank adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang keuangan yang usaha pokoknya memberiikan kredit (pinjaman) kepada masyarakat melalui sumber dana yang berasal dari modal sendiri, dana masyarakat, maupun melalui penciptaan uang giral yang ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha bank memiliki karakteristik khusus, yaitu: a. Merupakan bisnis kepercayaan. b. Mengutamakan tingkat kesehatan.

2 c. Berorientasi pada prudential banking principles mengutamakan safety, liquidity dan profitability. d. Tunduk pada ketentuan khusus yang berlaku bagi industri perbankan Fungsi Bank Dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar Perbankan (Kasmir, 2003:2), bahwa: begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan nyawa untuk menggerakan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. Bank pada dasarnya merupakan perantara antara SSU (Surplus Spending Unit) dengan DSU (Defisit Spending Unit), usaha pokok perbankan didasarkan atas 4 hal pokok (H. Malayu S.P. Hasibuan, 2002:4) : 1. Denomination Divisibility. Artinya bank menghimpun dana dari SSU yang masing-masing nilainya relatif kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya akan sangat besar. 2. Maturity Flexibility. Artinya bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentuk-bentuk simpanan bervariasi jangka waktu dan penarikannya, seperti rekening giro, rekening koran, deposito berjangka, sertifikat deposito, buku tabungan, dan lainlain. 3. Liquidity Transformation. Artinya dana yang disimpan oleh para penabung (SSU) kepada bank umumnya bersifat liquid. Karena itu, SSU dapat dengan mudah mencairkannya sesuai dengan bentuk tabungannya. Untuk menjaga likuiditas, bank diharuskan menjaga dan mengendalikan posisi likuiditas atau giro minimumnya.

3 4. Risk Diversification. Artinya bank dalam menyalurkan kredit kepada pihak atau debitur dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga risiko yang dihadapi bank dengan cara menyebarkan kredit semakin kecil Jenis-jenis Bank Jenis bank (Ridwan.S. Sundjaja dan Inge Barlian, 2002:41) terdiri dari: 1. Bank Umum, bank yang dapat memberiikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, salah satunya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito atau dengan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Bank Perkreditan Rakyat, bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 3. Bank Campuran, adalah bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri Analisis Laporan Keuangan Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (1995) yang ditulis ulang oleh Sofyan Syafri Harahap (2004:190), bahwa : Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak.

4 Segala sesuatu yang dibuat ataupun disusun dan direncankan adalah untuk suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini, analisis laporan keuangan pun memiliki tujuan yaitu sebagai alat interprestasi untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat signifikansi dan arti dari data keuangan dan opersional yang pada dasarnya ditujukan untuk membantu pada proses pengambilan keputusan sekaligus untuk menilai kinerja keuangan perusahaan Metode dan Alat Analisis Keuangan (Financial) Dalam suatu analisis, diperlukan metode dan alat analisis untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan. Banyak metode dan alat yang sering digunakan dalam analisis keuangan, diantaranya (Sofyan Syafri Harahap, 2004:217) : 1. Analisis Perbandingan Adalah teknik analisa laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa : a. Standar penyususunan laporan keuangan harus sama b. Size (ukuran) dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatiakn bukan berarti harus sama c. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba rugi dan komponennya. Jangan sampai periode satu tahun dibandingkan dengan periode semester. 2. Analisis Trend Analisis terend dilakukan untuk mengetahui kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang baik

5 kecenderungan naik, turun, mupun tetap. Teknik analisis ini biasanya dipergunakan untuk menganalisis laporan keuangan yang meliputi minimal 3 periode atau lebih. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui rentang perjalanan waktu yang sudah lalu dan memproyeksi situasi masa itu ke masa yang berikutnya. Analisis trend dapat dilakukan dengan metode angka indeks. Langkahlangkah untuk melakukan analisis trend berindeks adalah sebagai berikut : Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat arti suatu tahun bias tahun pendirian, tahun perubahan, atau reorganisasi, dan tahun bersejarah lain. Pos-pos tahun dasar dicatat sebagai indeks 100. Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut. Memprediksi kecenderungan yang mungkin akan terjadi berdasarkan arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan yang dianalisa. Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan itu. 3. Analisis Arus Kas Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diungkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat: a. Setiap saat dapat ditukarkan menjadi kas b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat c. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga Dalam penyajiannya, laporan arus kas ini memisahkan transaksi arus kas dalam tiga kategori, yaitu : 1. Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan operasional Semua transaksi yang berkaitan dengan laba dalam laporan laba/rugi dikelompokkan dalam golongan ini. 2. Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan investasi

6 Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan perusahaan. 3. Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan keuangan/pembiayaan Kegunaan melakukan analisis arus kas kita dapat mengetahui : 1. Kemampuan perusahaan meng generate kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu 2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan ke luar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang 3. Informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan 4. Kemampuan perusahaan untuk meamasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang 5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas 6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu 4. Analisis Rasio Adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberiikan penilaian. Jenis-jenis dari analisis rasio pada umumnya sebagai berikut : Rasio Likuiditas

7 Rasio Solvabilitas Rasio Rentabilitas/Profitabilitas Rasio Leverage Rasio Aktivitas 5. Analisis Model DuPont DuPont telah dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Dia memiliki satu cara tersendiri dalam menganalisa laporan keuangannya. Sebenarnya cara yang digunakan oleh DuPont hampir sama dengan analisa laporan keuangan biasa, namun menggunakan pendekatan yang berbeda yaitu lebih integrative dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisanya. 6. Analisis BEP Teknik Break Even Analysis atau Cost Volume Profit Analysis sering digunakan dalam menganalisis keuangan perusahaan. Model tersebut mencoba mencari dan menganalisa aspek hubungan antara besarnya investasi dan besar volume rupiah yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu. Biasanya analisa model BEP digunakan oleh perusahaan dalam perencanaan keuangan. Dengan analisa BEP, dalam laporan keuangan kita dapat mengetahui : a. Hubungan antara penjualan, biaya dan laba b. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan variable c. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberiikan margin untuk menutupi biaya tetap d. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi Sama halnya dengan model analisis yng lainnya, analisis model BEP pun memiliki beberapa kelemahan yang diantaranya adalah sebagai berikut :

8 Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataannya harga terkadang harus berubah sesuai dengan permintaan dan penawaran pasar Asumsi terhadap cost/biaya. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan biaya tetap tidak bisa tidak harus berubah karena pembelian mesin-mesin atau peralatan lain. Dengan demikian, perhitungan biyaa variable per unit juga akan dipengaruhi oleh hal tersebut. Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas Biaya variable pun tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume 2.3. Analisis Rasio Rasio adalah hubungan pos dengan pos lainnya yang dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Suatu rasio tidak akan bermanfaat jika berdiri sendiri, akan tetapi rasio itu akan bermanfaat jika dibandingkan dengan rasio standar untuk rasio tersebut. Hal ini sesuai yang dikatakan Sofyan Syafri Harahap (2004:301). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan/berarti. Misalnya hutang dan modal, kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos-pos tertentu dengan pos-pos lainnya.

9 Keunggulan analisis rasio dibanding teknik lainnya adalah : Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score) Menstandarisir ukuran/size perusahaan Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. Keterbatasan analisis rasio adalah sebagai berikut : Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti : - Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subyektif - Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar - Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio - Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio Sulit jika data yang tersedia tidak singkron

10 Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa terjadi/menimbulkan kesalahan Analisis Rasio Likuiditas Definisi Dan Pengertian Likuiditas Definisi likuiditas (Lukman Syamsudin, 2002:41) adalah: Likuiditas merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari likuiditasnya yang memposisikan keuangan perusahaan dalam keadaan likuid atau ilikuid, hal ini sesuai yang dikatakan H. Hadiwidjaja dan R. A. Rivai Wirasasmita (2000:72) bahwa : Llikuiditas adalah ukuran kemampuan seorang pengusaha atau badan dalam menghadapi utang-utang jangka pendeknya. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi suatu kewajibannya yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan tersebut Alat Ukur Likuiditas Menurut R. Agus. Sartono (2001:116) Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi: kas, surat berharga, piutang, persediaan. Alat ukur likuiditas berupa rasio yang dapat digunakan untuk menjelaskan antara 2 macam data finansialnya. Ada 2 macam cara perbandingan yang dapat dilakukan, yaitu:

11 1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio dari waktu yang lalu. 2. Membandingkan rasio-rasio dari perusahaan (Company Ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan sejenis lainnya (Standar Ratio) untuk waktu yang sama. Dengan membandingkannya akan dapat diketahui apakah perusahaan tersebut dalam aspek finansial tertentu berada di atas rata-rata industri (Above Average) berada pada keadaan rata-rata (Average), atau berada di bawah rata-rata (Below Average) Rasio Likuiditas Menurut Mochammad Muslich (2003:48) tentang rasio likuiditas adalah: Rasio likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai, serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh. Menurut Agus Sartono (2001:116) likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi: kas, surat berharga, piutang, persediaan. Dengan menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal maka rasio-rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Current Ratio = Semakin tinggi current ratio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Aktiva lancar yang dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga dan persediaan. Dari aktiva lancar tersebut, persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid dibanding yang lain. Quick Ratio = Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang paling likuid.

12 Maka semakin besar rasio tersebut, perusahaan akan dinyatakan semakin baik Peranan likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan lancar tidaknya suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Seperti yang diungkapkan oleh H. Hadiwidjaja dan R. A. Rivai Wirasasmita, (2000:72), dalam mempertimbangkan permohonan kredit analisis likuiditas merupakan salah satu analisis yang sangat penting untuk memelihara kondisi keuangan perusahaan. Karena dengan analisis likuiditas dapat diketahui kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi. Perusahaan harus mempunyai alat untuk membayar (berupa aktiva lancar) yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari seluruh kewajibannya (berupa hutang lancar). Makin besar jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan seluruh kewajiban yang harus segera dipenuhi, berarti semakin besar pula tingkat likuiditasnya. Sebaliknya jika jumlah seluruh aktiva lancar lebih kecil dari jumlah kewajiban lancarnya, maka akan kecil pula tingkat likuiditas perusahaan. Tingkat likuiditas biasanya tidak tetap, atau dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Keadaan ini disebabkan oleh dua hal, yaitu: Oleh faktor luar yang tidak dapat dikendalikan dan faktor intern berupa kebijakan manajemen dalam pengelolaan dana tersebut. Mengingat bahwa tingkat likuiditas adalah angka perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancarnya, maka setiap transaksi akan mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau hutang lancar, akan menyebabkan perubahan tingkat likuiditas.

13 Analisis Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Pengertian Yaitu kemampuan perusahaan mendapatkan/menghasilkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Sofyan Syafri Harahap, 2004:311). Atau dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba/pendapatan dengan mengoptimalkan penggunaan asset/aktiva yang dimiliki perusahaan Alat Ukur Profitabilitas Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari kegiatan operasinya dengan mengoptimalkan penggunaan asset/aktiva. Profitabilitas ini meliputi besar kecilnya tingkat : penjualan, kas, modal, dan lain-lain. (Sofyan Syafri Harahap, 2004:317). Alat ukur profitabilitas berupa rasio yang dapat digunakan untuk menjelaskan antara 2 macam data finansialnya. Ada 2 macam cara perbandingan yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio dari waktu yang lalu serta kemungkinan-kemungkinan rasio yang terjadi masa yang akan datang 2. Membandingkan rasio-rasio pendapatan dari perusahaan (Company Ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lainnya (Standar Ratio). Dengan membandingkannya akan dapat diketahui apakah perusahaan tersebut dalam aspek financial tertentu dan tingkat pendapatan yang dihasilkannya berada di atas rata-rata industri (Above Average), berada pada keadaan rata-rata (Average), atau berada di bawah rata-rata (Below Average) Rasio Profitabilitas Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba/pendapatan melalui kemampuan dan sumber yang ada. Rasio ini disebut juga

14 sebagai Operating Ratio. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan mengoptimalkan kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. (Sofyan Syafri Harahap, 2004:319). Dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laba/rugi dan laporan perubahan modal maka rasio profitabilitas yang terpenting dapat dirumuskan sebagai berikut : Net Profit Margin = Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Return on Asset = Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini, maka semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Return on Investment = Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh bila diukur dari modal pemilik. Rasio ini pun dapat menyatakan suatu perusahan baik apabila persentase yang dihasilkan besar Peranan Profitabilitas Profitbilitas merupakan faktor yang mengukur suatu perusahaan dari tingkat efisiensi usaha yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir. 2003:279). Dalam hal ini terdapat biaya-biaya yang bersangkutan dengan kegiatan operasional tertentu dalam perusahaan. Jadi sangat penting untuk diketahui, bilamana perusahaan mengeluarkan biaya variable untuk kegiatan tertentu dan sebesar apa jaminan keuangan/financial dari kegiatan operasional tersebut dapat menutupi biaya-biaya terutama biaya tetap dan aktiva yang dikeluarkan

15 perusahaan sebagai modal operasionalnya. Setelah itu baru langkah untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya dapat dipikirkan. Besarnya jumlah aktiva tidak menjamin bahwa perusahaan dapat berhasil, namun perlu perencanaan yang sangat matang atas penggunaan aktiva tersebut agar dapat menghasilkan keuntungan yang setidaknya dapat menutupi segala macam biaya yang akan dikeluarkan. Dengan rasio profitabilitas yang dapat digunakan sebagai alat untuk menelaah bagaimana kemampuan perusahaan dlam menghasilkan keuntungan, maka perusahaan atau analis dapat dengan lebih mudah untuk memperhitungkan langkah-langkah untuk masa yang akan datang dalam kegiatan operasionalnya dengan optimalisasi penggunaan aktivanya tersebut. Dengan demikian, pihak ekstern perusahaan dapat menilai dan memberi kepercayaan terhadap perusahaan bersangkutan 2.4. Aspek Pemberian Kredit Bank Pengertian Kredit Bank Istilah kredit berasal dari bahasa latin Credere yang berarti kepercayaan (Trust), jadi pemberian kredit dilandasi oleh kepercayaan yang diberikan suatu pihak kepada pihak lain dan bersifat timbal balik. Pemberian kredit terjadi karena adanya kepercayaan orang atau badan yang diberinya, dengan ikatan perjanjian harus memenuhi segala kewajiban yang diperjanjikan untuk dipenuhi pada waktunya baik berupa barang, uang, atau jasa. Pengertian kredit menurut Kasmir dalam buku Bank dan Lembaga keuangan lainnya (2003 : 94), yaitu: Kredit itu didasarkan kepada kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang pada masa yang akan datang. Kasmir, menekankan bahwa kepercayaan kredit atau pemberian kredit oleh kreditur itu, didasarkan kepada kemampuan debitur dalam hal

16 mengembalikan pinjaman berikut bunganya, dan tentu menurut estimasi analisis kredit. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah: Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit bank merupakan salah satu sumber pembiayaan terpenting bagi suatu badan usaha pada situasi dimana terjadi keterbatasan modal sendiri atau modal interen. Kredit atau pinjaman akan mempengaruhi struktur permodalan suatu badan usaha yang selanjutnya akan mempengaruhi biaya modal atau Cost Of Capitalnya, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemampuan badan usahanya dalam memperoleh laba guna memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dari berbagai sumber pemberi kredit bagi badan usaha, salah satunya yang utama adalah dari dunia perbankan yang kegiatan utamanya adalah mengumpulkan dana masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Dari berbagai pengertian kredit di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kredit terdapat adanya unsur kepercayaan antara pemberi kredit dengan peminjam, adanya jangka waktu antara pemberian kredit dengan pembayarannya kembali dan adanya bunga sebagai biaya dari kredit. Dalam kredit terdapat suatu resiko yang mungkin terjadi yaitu resiko bahwa penerimaan kredit tidak dapat memenuhi kewajibannya di masa yang akan datang Fungsi Kredit Bank Fungsi kredit bank menurut Kasmir (2003 : 107) adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang. Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna

17 untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. Kemudian juga dapat memberiikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. Sebagai contoh seorang pengusaha di pulau bangka memperoleh kredit dari salah satu bank di Singapura sebanyak satu milyar dolar Singapura, maka dengan demikian ada pertambahan peredaran uang dari Singapura ke bangka sebesar satu milyar dolar Singapura. 3. Untuk meningkatkan daya guna uang. Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Sebagai contoh seorang pengusaha memperoleh kucuran dana dari salah satu bank untuk mengolah limbah plastik yang sudah tidak dipakai menjadi barang-barang rumah tangga. Biaya pengolahan barang tersebut diperoleh dari bank. Dengan demikian fungsi kredit dapat meningkatkan daya guna barang dari barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna. 4. Meningkatkan peredaran barang. Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor impor.

18 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi. Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa negara. 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya. 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan. Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat memperoleh pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan membuka usaha warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pabrik. 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional. Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit untuk negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

19 Jenis Kredit Bank Dengan memperhatikan ketentuan Undang-Undang Perbankan dan juga praktek dunia usaha khususnya perbankan, menurut Kasmir (2003:109) kredit dapat digolongkan atas dasar sebagai berikut: 1. Dilihat dari segi kegunaan. a. Kredit investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. b. Kredit modal kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit. a. Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. b. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. c. Kredit perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

20 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. 4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. b. Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, character serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. 5. Dilihat dari segi sektor usaha a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

21 c. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, maupun industri menengah atau industri besar. d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan professional seperti: dosen, dokter atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang Unsur-Unsur Pemberian Kredit Pemberian kredit adalah pemberian kepercayaan oleh bank sebagai pemberi kredit, dimana prestasinya yang diberikan benar-benar sudah diyakini akan dapat dibayar kembali oleh si penerima kredit dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama. Unsur-unsur yang terdapat dalam pemberian kredit (H. Hadiwidjaja dan R. A. Rivai Wirasasmita, 2000:7) adalah: 1) Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa, dan bersedia untuk meminjamkannya kepada pihak lain. Biasanya disebut Kreditur. 2) Adanya orang atau badan sebagai pihak yang memerlukan atau meminjam uang, barang atau jasa. Biasanya disebut Debitur. 3) Adanya kepercayaan kreditur terhadap debitur. 4) Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur.

22 5) Adanya perbedaan waktu, yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa oleh debitur dengan saat pembayaran kembali oleh debitur. 6) Adanya resiko, sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu, karena terbayang jelas ketidakpastian untuk masa yang akan datang. Resiko, terjadi atau dialami kemungkinan besar dikarenakan perbedaan nilai, kejatuhan debitur sehingga tidak dapat membayar pada waktunya, lari, meninggal atau perbedaan nilai uang karena inflasi Tujuan Kredit Tujuan utama pemberian kredit menurut Kasmir (2003:96) antara lain: 1. Mencari Keuntungan. Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang memperoleh kredit pun bertambah maju dalam usahanya. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus- menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidir. 2. Membantu Usaha Nasabah. Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3. Membantu Pemerintah. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

23 Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah: Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk- produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara. Meningkatkan devisa negara, apabila produksi dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit Dalam memberiikan kredit bank, ada beberapa prinsip mendasar yang harus dipegang teguh agar pemberian kredit dapat memberiikan penghasilan bunga yang menguntungkan, pengembaliannya tepat waktu dan resiko yang ditanggung seminimum mungkin sehingga fungsi dan tujuan pemberian kredit dapat tercapai. Prinsip pemberian kredit ini biasa dicerminkan dalam 5 prinsip utama yang biasa dikenal dengan 5C (H. Hadiwidjaja dan R. A. Rivai Wirasasmita, 2000:34), yaitu: 1. Character (Watak/ Kepribadian) dari calon debitur merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan sebagai yang paling penting, sebelum memutuskan atau menetapkan untuk memberiikan kredit kepadanya. Bank sebagai pemberi kredit perlu meyakini benar terlebih dahulu, apakah calon debiturnya itu:

24 Berkelakuan baik, dalam arti tidak membiasakan diri beringkar janji, dan selalu berupaya untuk memenuhi janjinya. Tidak mempunyai predikat, penjudi, pencuri, pemabuk, atau penipu. Pendek kata, calon debitur yang mempunyai reputasi baik sajalah yang dapat diteruskan pertimbangan permohonan kreditnya. 2. Capacity (Kemampuan) calon debitur dalam menjalankan usahanya harus diketahui pasti oleh bank (calon kreditur). Kemampuan pengusaha akan memberiikan kejelasan kepada analis, sampai sebatas mana jumlah besar atau kecilnya pendapat pengusaha (seseorang atau badan), dari waktu ke waktu atau dari musim ke musim. 3. Capital (Modal) calon debitur perlu diketahui dan diteliti oleh Bank (calon debitur), selain dari jumlahnya perlu diketahui strukturnya pula. Mengapa bank harus mengetahui sampai sejauh itu, ini diperlukan untuk mengukur sampai sebesar berapakah tingkat ratio likuiditas dan solvabilitasnya, karena akan menyangkut kemungkinan pembelian kredit jangka pendek dan jangka panjang. 4. Condition of economy (Kondisi ekonomi), yang menyangkut atau mempengaruhi calon debitur perlu mendapat sorotan bank. Ini dikarenakan mungkin terdapat kondisi atau situasi yang memberiikan dampak positif atau negatif terhadap usaha calon debitur. 5. Collateral (Jaminan atau agunan). Collateral adalah jaminan berupa harta benda milik debitur atau pihak lain yang menjaminnya, diikat sebagai agunan atau jaminan. Andai pada suatu saat ternyata debitur tidak mampu menyelesaikan kreditnya, maka agunan tersebut diambil alih atau dilelang oleh kreditur setelah pengadilan memberiikan pengesahan. Dengan demikian terdapat dua fungsi mengenai jaminan itu ialah: - Faktor penentu dalam pemberian kredit. - Faktor pengamanan atas kredit yang diberikan.

25 Selain 5C adapula prinsip-prinsip lain yaitu 3R yang antara lain meliputi: 1. Returns (Hasil yang dicapai). Hasil yang diperkirakan dapat dicapai oleh pengusaha calon debitur, diukur oleh analis akan mencukupi untuk mengembalikan kredit beserta bunganya. 2. Repayment (Pembayaran kembali) oleh debitur harus sudah dapat diramalkan oleh analis. 3. Risk bearing ability (Kemampuan untuk menanggung resiko). Pengandaian analis, dikaitkan dengan kemungkinan adanya kegagalan usaha calon debitur, apakah ia akan mampu menutup seluruh kerugian yang mungkin timbul, karena hal-hal yang tidak diperkirakan semula. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kredit yang diberikan oleh bank mempunyai resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut bank harus melakukan analisis kredit terlebih dahulu sebelum menentukan keputusan untuk menerima atau menolak permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Pada dasarnya analisis kredit yang dilakukan untuk meneliti apakah usaha pemohon kredit memenuhi prinsip-prinsip 5C atau 3R. Penilaian pemohon kredit tersebut biasanya dilakukan oleh petugas pelaksana kredit bank yang disebut analis kredit Aspek-Aspek Penilaian Kredit Analisis kredit sangat penting untuk memutuskan apakah suatu permohonan kredit akan ditolak atau diterima, maka selain prinsip-prinsip penilaian kredit yang telah diuraikan di atas, (Kasmir, 2003:121) ada beberapa aspek yang perlu dianalisis secara tepat yang pada umumnya terdiri dari: 1. Aspek Yuridis/ Hukum Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin- izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian

26 dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemiliknya dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian yang diteliti keabsahannya dari dokumen atau surat- surat penting lainnya seperti: Surat Izin Usaha Industri (S.I.U.I) untuk sektor industri. Surat Izin Usaha Perdagangan (S.I.U.P) untuk sektor perdagangan. Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Keabsahan surat- surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah dan sertifikat deposito. Serta dokumen- dokumen yang dianggap penting lainnya, seperti KTP. 2. Aspek Pasar dan Pemasaran. Dalam aspek ini yang kita nilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan masa yang akan datang, sehingga diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah: Hasil penjualan atau produksi minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun yang lalu. Rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan datang. Peta kekuatan pesaing yang ada, seperti market share yang dikuasai. Prospek produk secara keseluruhan. 3. Aspek Keuangan. Aspek yang dinilai adalah sumber- sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya dibuatkan cash flow keuangan perusahaan. Dari cash flow ini akan terlihat pendapatan dan biaya- biaya sehingga dapat

27 dinilai layak atau tidak usaha tersebut, termasuk keuntungan yang diharapkan. 4. Aspek Teknis atau operasi. Merupakan aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi usaha seperti kantor pusat, cabang atau pergudangan. Demikian pula dengan masalah lay out gedung dan lay out ruangan dan lay out mesin- mesin termasuk jenis mesin dan teknologi yang digunakan. 5. Aspek Manajemen. Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada juga menjadi pertimbangan lain. 6. Aspek Sosial Ekonomi. Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis dampak yang timbul akibat adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat secara umum, seperti: Meningkatkan ekspor barang atau sebaliknya mengurangi ketergantungan terhadap impor. Mengurangi pengangguran. Meningkatkan pendapatan masyarakat. Tersedianya sarana dan prasarana. Membuka isolasi daerah tertentu. 7. Aspek Amdal. Amdal atau analisis dampak lingkungan merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam

28 sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi antara lain terhadap: Kesehatan manusia terganggu. Tanah atau darat menjadi gersang, erosi. Air menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasa atau menyebabkan banjir. Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas. Mengubah tatanan adat, istiadat setempat Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Pemberian Kredit Banyak alat analisis keuangan yang diperuntukkan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit. Namun yang terpenting adalah analisis untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan baik dari segi keuangan interen maupun kemampuan perusahaan untuk mempertahankan perusahaannya. Dalam hal ini, saya menekankan dengan menyimpulkan dari berbagai sumber bahwa analisis yang terpenting adalah analisis likuiditas yang menggambarkan kesehatan perusahaan dalam segi kemampuan untuk membayar semua kewajibankewajibnnya terutama kewajiban jangka pendek, serta analisis profitabilitas yang menggambarkan seberapa ukuran perusahaan itu mampu untuk menghasilkan laba sebagai bahan penjamin untuk membayar kewajiban-kewajibannya dan membuat perusahaan tersebut bertahan. Likuiditas merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Lukman Syamsudin, 2002:41). Llikuiditas adalah ukuran kemampuan seorang pengusaha atau badan dalam menghadapi utang-utang jangka pendeknya (H. Hadiwidjaja dan R. A. Rivai Wirasasmita, 2000:72).

29 Dengan menyimpulkan persepsi dari beberapa ahli analisis kredit tersebut, maka dapat dikatakan bahwa besarnya rasio likuiditas perusahaan mempengaruhi pemberian atas kredit perusahaan bersangkutan oleh pihak bank atau lembaga keuangan lainnya yang melayani kredit. Semakin besar rasio likuiditas perusahaan, maka kredit yang akan diberikan oleh bank akan semakin besar pula. Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan mendapatkan/menghasilkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Sofyan Syafri Harahap, 2004:311). Profitabilitas yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001:124). Perusahaan yang mampu untuk menghasilkan laba yang besar adalah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Dengan begitu, melihat aspek operasional perusahaan yang bersangkutan, maka pihak penyedia kredit (bank atau lembaga keuangan lainnya) dapat mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut beresiko untuk membayar kewajibannya atau tidak. Semakin besar rasio yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, maka akan semakin besar pula pemberian kredit oleh penyedia kredit tersebut. Kredit itu didasarkan kepada kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang pada masa yang akan datang (Kasmir, 2003:94). Kasmir, menekankan bahwa kepercayaan kredit atau pemberian kredit oleh kreditur itu, didasarkan kepada kemampuan debitur dalam hal mengembalikan pinjaman berikut bunganya, dan tentu menurut estimasi analisis kredit. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah: Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

30 Dengan melihat dan menelaah beberapa pengertian tentang kredit, bahwa analisis rasio (likuiditas dan profitabilitas) dapat disimpulkan sebagai hal yang sangat berpengaruh atas pertimbangan pemberian kredit. Pemberian kredit bagi penyedia kredit merupakan resiko keuangan, namun kredit tidak dapat dihindari karena merupakan suatu hal yang memberiikan kontribusi keuangan yang sangat besar bagi perusahaan. Dengan alat-alat analisis tersebut maka penyedia kredit dapat mengukur seberapa besar kredit yang akan diberikan (biasanya dalam bentuk persentase kredit).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembiayaan atau Kredit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi Pembiayaan dan Kredit Menurut Hasibuan (2007:87) pengertian pembiayaan adalah jenis-jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin tingginya tingkat persaingan antar bank dan resiko perkreditan, menyebabkan pihak manajemen Bank perlu menerapkan suatu pengendalian yang memadai. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa : Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang sebelumnya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Enterprise (Enterprise Theory) Menurut Sofyan Safri (2007:73), sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep teoritis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori Bank II.1.1 Pengertian Bank Umumnya masyarakat mengenal bank sebagai badan usaha yang bertugas untuk menghimpun dana, mengelol dan menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

23 Universitas Sumatera Utara BAB III PEMBAHASAN. A. Laporan keuangan. 1. Pengertian Laporan keuangan

23 Universitas Sumatera Utara BAB III PEMBAHASAN. A. Laporan keuangan. 1. Pengertian Laporan keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Laporan keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama yang hidup di perkotaan.bahkan di pedesaan sekalipun saat ini kata bank bukan merupakan kata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Amsyah (1977: 11), menyatakan bahwa prosedur adalah aturan permainan atau langkah-langkah aturan yang harus dipatuhi oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kredit Macet 1. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetian Deposito Berjangka Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account dimana artinya

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Ratio

BAB 4 Analisis Ratio BAB 4 Analisis Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Bank Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2005:5) prosedur ialah urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Keuangan Dalam menghindari masalah yang timbul di dalam membandingkan perusahaan dengan ukuran yang berbeda yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku ialah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku ialah yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku ialah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci