BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER
|
|
- Suharto Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER Penerapan gaya kepemimpinan leader networker yang terjadi di PT Singa Langit Jaya Kota Bogor diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti karakteristik leader networker, karakteristik networker, dan situasi di lingkungan organisasi. Faktor-faktor tersebut dikaji berkaitan dengan penerapan gaya kepemimpinan leader networker dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di berbagai bidang kegiatan. 6.1 Karakteristik Leader Networker CH adalah laki-laki berumur 36 tahun yang saat ini berposisi Bintang Delapan dan menjadi leader networker PT Singa Langit Jaya Kota Bogor. Latar belakang CH berasal dari keluarga yang sederhana. Kedua orang tuanya selalu mengajarkan kerja keras dan hidup mandiri. Berkat kerja kerasnya itulah CH bisa menyelesaikan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi. Beliau merupakan alumni Institut Pertanian Bogor angkatan 29 Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Setelah lulus kuliah beliau sempat tujuh tahun bekerja sebagai karyawan perusahaan asuransi terbesar Indonesia di Kota Bogor. Posisi terakhir beliau di perusahaaan tersebut adalah Branch Manager. Sampai akhirnya tahun 2005 beliau berkenalan dengan HP (36 tahun) yang mengajak beliau untuk bergabung dengan MLM PT Singa Langit Jaya. Sebelumnya CH sempat bersikap negatif terhadap MLM, namun setelah mendengarkan dan bertemu langsung dengan pemasar terkaya Asia Pasifik LT (36 tahun) akhirnya CH bergabung. Pada awalnya CH menjalankan bisnis MLM Tianshi secara paruh waktu di sela-sela
2 55 waktu istirahat kerja dan setelah pulang kerja. Saat posisi CH mencapai Bintang Lima, CH memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan dan fokus membangun bisnis Tianshi. Melalui perjuangan dan semangat pantang menyerah akhirnya saat ini CH telah mencapai posisi Bintang Delapan dengan jaringan mencapai 15 ribu orang lebih, dengan penghasilan pasif puluhan juta per bulan. Tidak hanya itu, CH juga memiliki kebebasan waktu yang tidak CH dapatkan sewaktu bekerja. CH merupakan panutan bagi jaringan-jaringannya. CH juga telah berhasil membantu dua orang jaringannya mencapai posisi Bintang Delapan. Saat ini CH sedang mengejar reward mobil mewah yang ditargetkan dicapai pada tahun 2011 mendatang. Karakteristik leader networker merupakan salah satu dari ketiga faktor yang penting untuk dibahas berkaitan untuk memahami cara-cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh leader networker yang bersangkutan. Karakteristik leader networker yang dibahas meliputi latar belakang pendidikan yang dimiliki leader networker, kepribadian leader networker, pengalaman serta nilai-nilai yang dianut leader networker dalam mengambil keputusan. Latar belakang pendidikan leader networker merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi leader networker dalam pengambilan keputusan. Pada paparan di atas telah dijelaskan bahwa leader networker memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yaitu seorang sarjana. Tingkat pendidikan tersebut tampak sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan yang dilakukan leader networker. Hal tersebut, diungkapkan leader networker CH (36 tahun). Dalam hal pengambilan keputusan pada berbagai kegiatan di bisnis MLM Tianshi faktor pendidikan saya yang sampai sarjana sangat berpengaruh dan bermanfaat untuk pengembangan bisnis saya. Selama saya kuliah saya juga mengikuti organisasi kemahasiswaan. Pengalaman, kepememimpinan
3 56 dan kerja sama selama di organisasi kemahasiswaan juga sangat membantu saya saat ini. Selain tingkat pendidikan leader networker, faktor kepribadian juga merupakan salah satu aspek karakteristik leader networker yang dapat mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan. Dari hasil wawancara dengan jaringan-jaringan aktif leader networker, diketahui bahwa leader networker memiliki kepribadiaan yang cenderung phegmatis dan perhatian terhadap jaringannya. Seperti contoh, dengan penerapan gaya kepemimpinan konsultatif yang dominan dalam pengambilan keputusan leader networker, dapat menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan kegiatan yang terjadi di organisasi MLM Tianshi. Hal tersebut dinyatakan oleh salah seorang jaringan AN (21 tahun). Menurut pendapat saya, Pak CH memiliki kepribadian yang phegmatis. Beliau juga sangat perhatian terhadap jaringan saya, beliau selalu siap apabila diminta bantuannya untuk membantu presentasi dan follow up di grup saya. Faktor pengalaman juga merupakan salah satu karakteristik leader networker yang dapat mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan. Pengalaman yang didapat seseorang merupakan guru yang terbaik dalam kehidupan. Semakin kaya seseorang dengan pengalaman maka semakin dewasa dan bijaksanalah seseorang dalam menjalani kehidupan ini. Seperti halnya leader networker CH (36 tahun) telah kaya akan pengalaman terutama di dunia MLM. Sebelum di MLM Tianshi, saya pernah tiga kali join dan aktif mengembangkan MLM lain yang berbeda. Dari ketiga MLM tersebut saya jalankan dalam rentang waktu selama 4 tahun lebih, namun hasil yang didapat menurut saya tidak sesuai dengan kerja keras yang saya lakukan. Makanya saya sempat negatif dan anti-mlm ketika Pak HP (36 tahun) menawarkan Tianshi. Namun, setelah mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh sekolah bisnis Tianshi, Unicore, kemudian saya diajak ke Bandung untuk melihat bukti langsung orang yang telah berhasil dan
4 57 berubah hidupnya dari menjalankan bisnis Tianshi barulah saya menjadi yakin dan percaya. Sejak saat ini saya mulai aktif dan serius menjalankan bisnis Tianshi. Pengalaman saya selama empat tahun lebih di MLM sebelumnya banyak memberi saya manfaat dan pelajaran, saya tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah saya buat sebelumnya. Saya teachable mengikuti upline saya. Hasilnya seperti yang bisa dilihat, saat ini saya punya passive income puluhan juta rupiah per bulan, mobil dan rumah pribadi serta kebebasan waktu. Nilai-nilai yang dianut leader networker menjadikan leader networker memiliki acuan atau pedoman dalam memimpin jaringannya. Berkaitan dengan hal tersebut, leader networker CH (36 tahun) mengungkapkan. Dalam kepemimpinan di jaringan saya, saya selalu menekankan kepada semua jaringan saya agar mereka bekerja mengikuti Peta Aset Unicore. Peta Aset Unicore adalah tujuh langkah sederhana yang dirumuskan oleh leader-leader yang telah berhasil meraih reward Tianshi. Tujuh langkah sederhana tersebut terdiri dari impian, daftar nama, buat janji, presentasi, tindak lanjut, pemakai produk, dan alat bantu. Dari ketujuh langkah tersebut, langkah pertama yaitu impian adalah yang paling menentukan seseorang untuk sukses. Sisanya adalah hal teknis, bisa dipejari dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh sekolah bisnis Unicore. Selain itu, nilai-nilai seperti kerja sama antar upline-downline, semangat kerja keras dan pantang menyerah juga sangat penting dan saya tekankan untuk semua jaringan saya. 6.2 Karakteristik Networker Penerapan gaya kepemimpinan leader networker selain dipengaruhi oleh karakteristik leader networker dapat pula dipengaruhi oleh karakteristik networker yang dipimpinnya. Networker memiliki beraneka karakteristik seperti tingkat pendidikan, usia, status perkawinan, dan pengalaman. Pada MLM Tianshi Kota Bogor di bawah grup leader networker CH (36 tahun) dari jaringan yang aktif sejumlah 20 orang, 50 persen merupakan lulusan perguruan tinggi dan 50 persen lagi merupakan lulusan SMA/SMK sederajat. Adanya perbedaan dalam hal tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
5 58 kemampuan networker dalam melaksanakan pekerjaannya. Berkaitan dengan hal tersebut, leader networker CH (36 tahun) menyatakan. Dalam jaringan saya, tingkat pendidikan setiap jaringan mempengaruhi kinerja mereka. Mereka yang memiliki tingkat pendidikan S1 biasanya lebih berhasil dan perkembangan jaringannya lebih cepat dibandingkan mereka yang tingkat pendidikannya SMA. Dalam memberikan pengarahan dan konsultasi kepada jaringan saya tersebut tentu saya membedakan perlakuan di antara keduanya. Jaringan saya yang sarjana biasanya saya menjelaskan tidak sedetail yang SMA. Saya lebih cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang delegatif dan partisipatif terhadap jaringan saya yang pendidikannya sarjana sementara terhadap jaringan saya yang pendidikannya SMA saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang konsultatif. Selain tingkat pendidikan, usia juga mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan leader networker. Dari hasil wawancara dan kuesioner didapatkan bahwa sebanyak 65 persen networker berusia tahun, 30 persen berusia tahun, dan lima persen yang berusia >41 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden dan leader networker menunjukkan bahwa networker yang berusia muda (15-25 tahun) biasanya lebih mudah diberikan masukan dan pengarahan dibandingkan dengan usia lebih tua. Selain itu, di usia tersebut juga rata-rata networker memiliki kinerja yang tinggi. Hal tersebut diungkapkan oleh leader networker CH (36 tahun). Menurut saya, networker yang usia muda, biasanya mahasiswa, memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan yang lain. Selain itu, mereka juga gampang diajarin dan mengerti sistem. Ibarat kendaraan yang berjalan di jalan tol, saya tinggal mengarahkan arah mereka supaya sampai di tempat tujuan dengan selamat. Saya biasa menerapkan gaya kepemimpinan direktif dan delegatif terhadap jaringan saya yang berusia lebih muda, sementara untuk yang berusia lebih tua saya menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dan partisipatif. Status perkawinan juga mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan leader networker. Dari hasil wawancara diketahui bahwa networker yang belum
6 59 menikah cenderung lebih gampang diarahkan dan mengikuti sistem dibandingkan dengan networker yang telah menikah. Hal ini karena networker yang telah menikah memiliki tanggungan keluarga dan beban mental yang lebih berat dibandingkan dengan networker yang belum menikah. Sehubungan dengan hal tersebut, leader networker CH (36 tahun) mengatakan. Menurut saya, networker yang belum menikah lebih gampang diarahkan dan mengikuti sistem dibandingkan networker yang telah menikah. Saya gampang mengarahkan mereka karena mereka belum memiliki beban hidup dan tanggungan keluarga sehingga lebih aktif bekerja. Saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang direktif dan delegatif terhadap jaringan yang belum menikah dan terhadap jaringan yang telah menikah saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dan partisipatif. Pengalaman yang dimiliki networker juga mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan leader networker. Networker yang memiliki pengalaman mengikuti MLM lain sebelum Tianshi cenderung lebih gampang untuk diarahkan dan lebih cepat mengikuti sistem. Hal ini dikarenakan networker tersebut sedikit banyak mempunyai pengetahuan atau wawasan dunia MLM dari MLM yang sebelumnya diikutinya. Sehubungan dengan hal tersebut, leader networker CH (36 tahun) mengatakan. Networker yang pernah join di MLM lain biasanya pada awalnya memang sulit untuk diyakinkan dan diajak bergabung Tianshi. Tapi setelah mereka berhasil diyakinkan, mereka cenderung bergerak lebih cepat pengembangan bisnisnya karena punya pengalaman di MLM yang lain tersebut. Ditambah lagi kita punya sekolah bisnis Unicore yang sudah teruji dapat melahirkan orang-orang sukses asalkan mereka mengikuti sistem dengan benar. Oleh karena mempunyai pengalaman sebelumnya, terhadap networker yang pernah join di MLM sebelumnya saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang direktif dan delegatif. 6.3 Situasi di Lingkungan Organisasi
7 60 Situasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan. Situasi tersebut meliputi situasi atau keadaan lingkungan kerja support system Tianshi yaitu Unicore, situasi masalah yang mempengaruhi leader networker dalam pengambilan keputusan, serta bidang kegiatan networker. Ketiga aspek tersebut berpengaruh sebagai faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan leader networker. Situasi atau keadaan lingkungan kerja Unicore mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan yang diterapkan leader networker. Pada suatu situasi kerja tertentu, leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Pada situasi yang lain, leader networker menerapkan gaya kepemimpinan direktif, partisipatif, atau direktif. Hal tersebut dinyatakan oleh CH (36 tahun). Situasi pada saat pertemuan yang diadakan support system Tianshi yaitu Unicore mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan saya. Misalnya saja pada saat pertemuan OPP biasa, dimana pesertanya dari prospek umum yang jumlahnya sekitar puluhan, tentu berbeda dengan pertemuan Vision Seminar yang pesertanya mencapai ratusan sampai ribuan. Pada saat Vision Seminar saya lebih menerapkan gaya kepemimpinan delegatif dimana saya memberikan kepercayaan setiap leader masing-masing grup untuk follow up dan closing prospeknya. Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang networker GF (28 tahun). Suasana pertemuan Unicore yang penuh semangat dari para pesertanya menular kepada peserta yang lain sehingga mereka ikut semangat juga. Dengan suasana tersebut prospek jadi lebih yakin dan percaya sehingga upline cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang delegatif. Selain suasana lingkungan pertemuan Unicore, situasi masalah pun dapat menjadi faktor yang mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan leader networker. Umumnya, ketika situasi mengharuskan leader networker mengambil keputusan yang cepat karena keadaan mendesak, misalnya pernah terjadi ketika pembicara OPP berhalangan hadir karena sakit tapi baru memberitahukan
8 61 kabarnya pada saat menjelang pertemuan akan dimulai, maka leader networker menerapkan gaya kepemimpinan direktif dengan menunjuk salah seorang networker untuk menggantikan menjadi pembicara. Leader networker tidak bermusyarah atau berdiskusi terlebih dahulu dengan jaringannya yang lain karena waktu yang singkat dan mendesak tersebut. Bidang kegiatan networker juga mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan leader networker. Leader networker menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pada setiap bidang kegiatan, seperti yang diungkapkan oleh leader networker CH (36 tahun). Saya menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda tergantung pada bidang kegiatan tertentu. Misalnya dalam hal penentuan jadwal, saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif, sementara dalam bidang kegiatan pemakai produk saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinan delegatif. 6.4 Ikhtisar Penerapan gaya kepemimpinan leader networker Tianshi dipengaruhi oleh faktor-faktor karakteristik leader networker, karakteristik networker, dan situasi di lingkungan organisasi. Pertama, karakteristik leader networker dalam hal ini meliputi latar belakang pendidikan yang dimiliki leader networker, kepribadian leader networker, pengalaman serta nilai-nilai yang dianut leader networker dalam mengambil keputusan. Kedua, karakteristik networker yang meliputi tingkat pendidikan, usia, status perkawinan, dan pengalaman. Ketiga, situasi yang meliputi situasi atau keadaan lingkungan kerja support system Tianshi yaitu Unicore, situasi masalah yang mempengaruhi leader networker dalam pengambilan keputusan, serta bidang kegiatan networker.
BAB VII PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER TERHADAP KINERJA NETWORKER
BAB VII PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER TERHADAP KINERJA NETWORKER 7.1 Kinerja Networker Sebagaimana yang telah dijelaskan pada definisi operasional, kinerja networker PT Singa Langit Jaya
Lebih terperinciBAB V GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER
BAB V GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Ada empat jenis gaya
Lebih terperinciKonsep Multi Level Marketing?
Konsep Multi Level Disajikan oleh: Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MMA., MA. Filosopi MLM Click Here Jualan Door To Door Tidak profesional Produknya tidak laku tanpa MLM Mark-up harga produk Merugikan
Lebih terperinciBAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN
BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Pemimpin PUR adalah laki-laki yang berumur 49 tahun yang menjabat sebagai Manager R&D. Latar belakang PUR berasal dari kalangan orang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Penghargaan Tianshi Group dan Mr Li Jin Yuan. Produk Terbaik dan Penghargan Barang-barang Konsumen Berpenampilan
LAMPIRAN Penghargaan Tianshi Group dan Mr Li Jin Yuan Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi menerima Penghargaan Produk Terbaik dan Penghargan Barang-barang Konsumen Berpenampilan Terbaik dari Pameran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satunya ialah sistem pemasaran jaringan atau network marketing atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, sekarang ini bermunculan perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran yang beragam. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, banyak timbul persaingan bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, banyak timbul persaingan bisnis yang semakin kompetitive. Perusahaan dituntut tidak sekedar menerapkan berbagai strategi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan para pegawai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa ini masalah tekanan ekonomi semakin terasa berat khususnya bagi negara-negara
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN No. Kuesioner: Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Karyawan/Karyawati Bagian Customer Service PT CV Titipan Kilat Kantor Pusat Jakarta Selamat pagi/siang/sore, Saya mahasiswa Ekstensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan potensi seseorang akan berkembang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multi Level Marketing (MLM). Sudah lebih dari sepuluh jenis multi level yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tertier.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis
179 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan
Lebih terperinciBAB IV PROFIL PERUSAHAAN PT SINGA LANGIT JAYA
BAB IV PROFIL PERUSAHAAN PT SINGA LANGIT JAYA 4.1 Sejarah PT Singa Langit Jaya PT Singa Langit Jaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tiens Group atau Tianshi Group didirikan oleh Mr Li Jin Yuan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pencapaian target yang direncanakan oleh pemerintah dalam mensukseskan pembangunan nasional secara merata untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI
BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI Penerapan gaya kepemimpinan seorang lurah mempengaruhi efektivitas organisasi kelurahan. Berikut adalah
Lebih terperinciTANTANGAN BLITZ 6 MINGGU
TANTANGAN BLITZ 6 MINGGU Mengapa BLITZ? Membangun momentum Menciptakan cerita sukses Mengambil kendali atas bisnis Anda Mengambil kendali atas hidup Anda Melihat visi dan potensi yang lebih besar Membuat
Lebih terperinciBiz. Consultant. Retail : 25 % Rp 500 rb - 2 Jt/ bulan. Senior Consultant. Retail : 35 % Rp 2-3 Juta/ bulan. Success Builder.
Biz Consultant Retail : 25 % Rp 500 rb - 2 Jt/ bulan Senior Consultant Retail : 35 % Rp 2-3 Juta/ bulan Success Builder Retail : 42 % Rp 3-5 Jt/ bulan Supervisor Rp 5-10 Jt /bulan World Team Rp 10-20 Jt/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan utama di dalam segala bentuk organisasi. Sehingga perlu mendapatkan perhatian, penanganan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi atau unit usaha baik itu formal ataupun informal, membutuhkan seorang pribadi pemimpin yang dapat memberikan semangat kepada bawahannya untuk
Lebih terperinciDUTA BUSINESS SCHOOL
DUTA BUSINESS SCHOOL SELAMAT ANDA AKAN MELAKUKAN TINDAKAN TEPAT DAN CEPAT SELAMAT ANDA AKAN SEGERA BERTINDAK SEBAB, CITA-CITA MUSTAHIL TERWUJUD JIKA TIDAK ADA TINDAKAN SEBAB, TUJUAN TIDAK AKAN TERCAPAI
Lebih terperinciSURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran Kuesioner SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Di Tempat Dengan Hormat, Saya mahasiswa Program (S1) program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Nama : MHD TAKDIR
Lebih terperinci30 Contoh Pertanyaan Wawancara Kerja dan Jawabannya
30 Contoh Pertanyaan Wawancara Kerja dan Jawabannya Oleh Herman Yudiono Wawancara kerja (job interview) merupakan tahapan yang harus dilalui oleh mereka yang sedang mencari pekerjaan atau mendapatkan pekerjaan
Lebih terperinciE-book for new member volume 5 Tabel system bisnis Oriflame dan penjelasannya.
E-book for new member volume 5 Tabel system bisnis Oriflame dan penjelasannya. Hai! J Ketemu lagi di e-book training NLC, kali ini pastikan anda sudah membaca volume sebelumnya ya, agar tidak membingungkan
Lebih terperinciSponsor Anda : HAZIAH, S.Pi. ID No. : PARADIGMA UMUM
PARADIGMA UMUM KERJA PENGHASILAN RENCANA MASA DEPAN Secara umum kehidupan kita sehari-hari berkutat pada bekerja mendapatkan penghasilan. Ketika mendapatkan penghasilan itulah kita baru bisa merencanakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 17 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) KABUPATEN GARUT HASIL KONSOLIDASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://consumer3000.net). Artinya saat ini, kelas menengah Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan daya beli kalangan kelas menengah di Indonesia semakin mengalami peningkatan, hal ini terjadi seiring dengan tembusnya GDP per kapita Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2007 ini, negara Indonesia dihadapkan pada tantangan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Memasuki tahun 2007 ini, negara Indonesia dihadapkan pada tantangan dunia global yang kian meningkat. Bangsa Indonesia sedang giat giatnya melakukan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu individu yang telah memasuki masa dewasa muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25 tahun (Hurlock
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan perorangan atau secara bersama-sama (beberapa orang) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang telah penulis lakukan terhadap personal selling pada PT. Surya Lestari Gemilang cabang Tangerang, maka penulis
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan dapat ditarik disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa persepsi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 83 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN UANG PENGHARGAAN BAGI KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KETUA DAN ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN KETUA DAN ANGGOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170 / PMK.07/ 2007 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170 / PMK.07/ 2007 TENTANG PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN BAGIAN PEMERINTAH PUSAT YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT.Melia Sehat Sejahtera
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah PT.Melia Sehat Sejahtera Pada awalnya PT. Melia Sehat Sejahtera bernama PT. Melia Nature Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Ir.Sukur Nababan
Lebih terperinciANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN JARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING) INDRA THAMRIN I
ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN JARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING) (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan satu-satunya yang
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan satu-satunya yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang bergerak di bidang industri asuransi jiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga menjadikan mereka sebagai makhluk sosial yang akan melakukan interaksi di dalam hidupnya. Interaksi sosial
Lebih terperinciBAB VI PERMASALAHAN YANG DI HADAPI
BAB VI PERMASALAHAN YANG DI HADAPI 6.1 Usaha di Bidang Garment Dalam memutuskan untuk membuat suatu usaha, seseorang harus mampu menentukan atau memilih usaha apa yang akan dia jalani. Seseorang itu harus
Lebih terperinciKONTEN TENTANG AIA LATAR BELAKANG STUDI RANGKUMAN. HASIL TEMUAN PENTING Kualitas hidup Keamanan finansial Pensiun Keluarga dan pendidikan
Laporan Indonesia 2014 KONTEN TENTANG AIA LATAR BELAKANG STUDI RANGKUMAN HASIL TEMUAN PENTING Kualitas hidup Keamanan finansial Pensiun Keluarga dan pendidikan 4 6 8 10 12 16 18 20 LAPORAN INDONESIA TENTANG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kausal dengan menghubungkan variabel penelitian gaya kemimpinan dengan kinerja organisasi. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya manusia adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun telah menghancurkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi ditahun 1997-1998 telah menghancurkan sedemikian banyak harapan, terhadap masa depan. Sampai saat ini pun permasalahan ekonomi terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari pembangunan di bidang kesehatan, yang diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, karena manusia tidak dapat menjalani hidupnya secara sendirian. Manusia hidup bersama manusia lainnya, baik demi keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen dengan leluasa mendapatkan info yang terkini mengenai kondisi pasar, sekaligus membuat konsumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2000 TENTANG
Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2000 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT POS INDONESIA
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja
Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali Nama : Sita Auliya Permata NIM : 1315251149 ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciKUESIONER. Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang mewakili anda dan ikutilah petunjuk pengisian yang ada.
KUESIONER Pernyataan penulis: Dengan hormat, Sebagai mahasiswa saya diharuskan membuat tugas akhir (Thesis) pada Pasca Sarjana Binus Business School. Untuk itu saya mengharap dukungan dari Bapak / Ibu
Lebih terperinciBAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR
BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pemimpin dalam proyek konstruksi merupakan bagian penting karena perannya dalam berbagai hal guna mencapai kesuksesan perusahaan. Dalam proses pencapaian tersebut
Lebih terperinciAPAKAH ITU PROGRAM MAU BONUS RP 2 MILIAR?
BAB I APAKAH ITU PROGRAM MAU BONUS RP 2 MILIAR? WHEN YOU CAN T FIND THE SHORTEST WAY TO ACHIEVE YOUR BIG DREAM CREATE A QUANTUM LEAP TO ACHIEVE IT! -Thomas Sugiarto- 2 Make It Happen! - Apakah Itu Program...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui, yang namanya sakit, kecelakaan, dan kematian tidak dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702] Bagian Kedua Ketentuan Pidana Pasal 171 Barangsiapa : a. tidak memberikan kesempatan yang sama kepada
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN KKM
digilib.uns.ac.id BAB IV PELAKSANAAN KKM Diawali dari menyeleksi dan mencari tahu latar belakang perusahaan yang bergerak di bidang periklanan, penulis akhirnya memilih Dini Media Pro sebagai tempat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan Anak Usia Dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena iklan mampu menunjang usaha penjualan yang dapat menentukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia modern saat ini tidak bisa terlepas dari iklan. Setiap saat manusia dihadapkan dengan berbagai macam jenis iklan mulai dari iklan cetak maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, baik berupa laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 11 Tahun 2015 Seri E Nomor 8 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 11 Tahun 2015 Seri E Nomor 8 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH JASA TRANSPORTASI KOTA BOGOR Diundangkan
Lebih terperinciDisampaikan dalam Latihan Manajemen Organisasi Fakultas Teknik Universitas Mataram 12 November 2016
Disampaikan dalam Latihan Manajemen Organisasi Fakultas Teknik Universitas Mataram 12 November 2016 PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (pemimpin)
Lebih terperinciSTREES DAN BOSAN...?!?!?
Sukses itu pilihan Wujudkanlah IMPIAN Keluarga Anda Sekarang!!!!!! 5-10 bulan untuk menyelamatkan MASA DEPAN KELUARGA Anda!!! Apakah ini MASALAH yang sedang Anda hadapi??? 1. Sulit mencari pekerjaan? 2.
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR
38 BAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR 5.1 Faktor Pendorong Migrasi Faktor pendorong migrasi adalah faktor dari daerah asal yang menjadi pertimbangan responden untuk melakukan
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK
GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK Andi Julio Email:andi_julio0909@yahoo.com Program StudiManajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Setiap perusahaan memiliki tujuan dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA
PERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA JUMLAH PENDUDUK (2015) 1.355.692.576 127.103.388 48.860.500 1.236.344.631 253.609.643 PERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA PERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pemimpin memegang peran penting dalam eksistensi dan perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang pemimpin berperan menggerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia di dalam perusahaan menempati posisi strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah tersedia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syariah yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan, hingga Januari 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wirausaha 2.2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Agribisnis
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wirausaha Wirausahawan atau entrepreneur adalah suatu sikap mental individu yang berani menanggung risiko, berpikiran maju, berani berdiri di atas kaki sendiri. Sikap mental inilah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi semakin berkembang pesat. Beberapa vendor besar seperti Nokia, Sony Ericsson, Research In Motion (RIM), LG dan Motorola terus merilis produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan, masa depan dan perkembangan suatu perusahaan tergantung pada pengetahuan, keterampilan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini. Sistem pemasaran MLM (Multi level Marketing)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN (Kasus PT Indofarma Tbk. Cikarang, Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat) FACHRI AZHAR DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI
Lebih terperinciINDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014
No. 11/02/31/Th.XVII, 5 Februari 2015 INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2014 SEBESAR 69,21 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Provinsi DKI Jakarta tahun 2014
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iv. Daftar Lampiran... iv
ABSTRAK Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih topik mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi pada anggota organisasi X (Gereja Mawar Sharon Tentara Tuhan). Gaya kepemimpinan diartikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu perusahaan tentunya harus di ikuti dengan adanya tenaga kerja yang handal dan bermotivasi tinggi serta mampu menyesuaikan perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang peranan penting dalam keberhasilan instansi. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik merupakan
Lebih terperinci: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MA HAD ABU BAKAR ASH SHIDDIQ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menginjak era globalisasi dan dalam menyongsong era persaingan pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginjak era globalisasi dan dalam menyongsong era persaingan pasar bebas dunia, maka sikap profesionalisme dari komponen yang terkait dalam suatu organisasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan.
99 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1. Sifat-Sifat Pemimpin a. Intelejensi
Lebih terperinciLampiran 1: Panduan Wawancara Pemilik
Lampiran 1: Panduan Wawancara a. Hasrat atas tanggung jawab 1. Sesesorang yang merintis usaha sendiri umumnya bertanggung jawab tinggi terhadap usahanya. Bagaimanakah cara Anda bertanggung jawab pada keberlangsungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan yang paling
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum J.O. Ciputra Karya Utama 4.1.1 Lokasi Perusahaan Dalam mendirikan suatu perusahaan, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu semua yang mempunyai peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling dasar seperti makan, minum, dan pakaian hingga kebutuhan untuk diakui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan merupakan dambaan setiap manusia dalam hidupnya. Kesejahteraan dapat dikatakan sebagai suatu kondisi ketika seluruh kebutuhan manusia terpenuhi. Terpenuhinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan program Tabungan Hari Tua pegawai negeri ditetapkan dalam peraturan pemerintah No.9 tahun 1963 tentang pembelanjaan pegawai negeri dan peraturan pemerintah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM 4.1 Latar Belakang Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Sebagai suatu lembaga pendidikan, IPB memiliki visi dan misi
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk
13 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah
Lebih terperinciTRIK CEPAT MEMBESARKAN JARINGAN
TRIK CEPAT MEMBESARKAN JARINGAN Trik membesarkan jaringan itu sebenernya sangat mudah dilakukan. Namun kenapa menjadi susah? Karna rata-rata mereka yang menjalankan bisnis jaringan itu tidak tau caranya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Semangat Kerja. Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu perusahaan selalu menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Lebih terperinciTabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki
BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pada bagian ini dibahas mengenai kesimpulan dari hasil lapangan mengenai model kepemimpinan pengelola lembaga Pos PAUD Miana V, Kinerja tutor Pos PAUD Miana V, dan
Lebih terperinciStrategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati. Abstrak
Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati Abstrak Penelitian ini berjudul strategi perekrutan prospek di multi level marketing TIENS Kota Medan. Penelitian ini
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184
UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] BAB XVI KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF Bagian Pertama Ketentuan Pidana Pasal 183 74 1, dikenakan sanksi pidana
Lebih terperinciKELOMPOK, ORGANISASI & KEPEMIMPINAN
KELOMPOK, ORGANISASI & KEPEMIMPINAN Oleh: Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., MSi SETIA AGRI i KELOMPOK, ORGANISASI & KEPEMIMPINAN PENULIS: Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., MSi DESAIN COVER: Dewata
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB)
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Deskripsi Umum BEM IPB Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB) merupakan salah satu lembaga kemahasiswaan resmi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instansi agar dapat bertahan dan berkembang dalam proses operasinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja disetiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan
Lebih terperinci