[Type the document title] BUKU PANDUAN Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "[Type the document title] BUKU PANDUAN Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)"

Transkripsi

1 [Type the document title] BUKU PANDUAN Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2016/2017

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Panduan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dengan baik. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Farmasi Universitas Jember dilaksanakan di empat tempat pengabdian apoteker, yaitu: Rumah Sakit, Industri Farmasi, Apotek dan Klinik Saintifikasi Jamu. PKPA bagi mahasiswa PSPA bertujuan untuk membekali calon apoteker dengan pengetahuan dan kemampuan tentang peran, fungsi dan tanggung jawab apoteker. Setelah pelaksanaan PKPA diharapkan mahasiswa memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian sehingga siap memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional. Buku ini merupakan buku panduan pelaksanaan PKPA di tiap tempat pengabdian apoteker. Seluruh kegiatan PKPA disesuaikan dengan standar kompetensi apoteker indonesia yang harus dikuasai oleh seorang apoteker. Semoga Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Jember dapat melaksanakan kegiatan PKPA dengan baik dan ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat dalam pengabdiannya kelak sebagai seorang Apoteker. Jember, Agustus 2016 Dekan Fakultas Farmasi Universitas Jember Lestyo Wulandari, S.Si., Apt., M.Farm. i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii TATA TERTIB PKPA... iii SISTEM PENILAIAN PKPA... iv PENYUSUNAN LAPORAN PKPA... v BAB I. STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA... 1 BAB II. PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI RUMAH SAKIT... 7 BAB III. PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI INDUSTRI FARMASI BAB IV. PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI APOTEK BAB V. PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) SAINTIFIKASI JAMU DI B2P2TOOT TAWANGMANGU LAMPIRAN Lampiran 1: FORMAT LAPORAN PKPA Lampiran 2. CONTOH SAMPUL LAPORAN PKPA Lampiran 3. CONTOH FORMAT LEMBAR PENGESAHAN: ii

4 TATA TERTIB PKPA 1. Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) wajib mengikuti kegiatan PKPA di semua tempat PKPA secara penuh sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. 2. Sebelum melaksanakan kegiatan PKPA mahasiswa peserta PKPA wajib mengikuti pembekalan. 3. Menjunjung tinggi, memenuhi dan melaksanakan kode etik kefarmasian. 4. Bersikap dan berperilaku sopan serta berbahasa yang baik dan benar selama melaksanaakan kegiatan PKPA. 5. Mematuhi semua peraturan dan tata tertib yang berlaku pada masing-masing tempat PKPA. 6. Menjaga hubungan kerja yang serasi dengan sesama peserta PKPA, apoteker, dan profesi lain selama melaksanakan kegiatan PKPA. 7. Mahasiswa peserta PKPA selama melaksanakaan kegiatan PKPA wajib menggunakan pakaian sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan masing-masing tempat PKPA. 8. Mahasiswa peserta PKPA wajib menyerahkan laporan PKPA ke Sekretariat PSPA FF Unej dan tempat pelaksanaan PKPA paling lambat satu bulan setelah kegiatan PKPA berakhir. iii

5 SISTEM PENILAIAN PKPA Nilai PKPA meliputi nilai ujian komprehensif, nilai laporan hasil PKPA dan nilai dari tempat PKPA dengan komposisi sebagai berikut : No Komponen Penilaian Persentase (%) 1. Pelaksanaan PKPA oleh preseptor Laporan hasil PKPA oleh Pembimbing Fakultas Ujian oleh Praktisi Ujian oleh Dosen Penguji Fakultas 20 Komponen Penilaian 1. Ujian Komprehensif (Praktisi dan Dosen) 2. Laporan Hasil PKPA (dosen pembimbing) - Nilai laporan - Penguasaan materi (Hasil diskusi dengan mahasiswa ketika bimbingan) 3. Nilai dari tempat PKPA - Penguasaan materi - Tugas - Sikap dan perilaku RENTANG NILAI: NILAI DALAM ANGKA 80 KRITERIA A B C D < 50 E iv

6 PENYUSUNAN LAPORAN PKPA 1. Laporan PKPA terdiri dari Laporan Kelompok dan Laporan Mandiri (sesuai tempat PKPA) 2. Laporan Kelompok (PKPA di rumah sakit, apotek, dan saintifikasi jamu); Laporan Mandiri (PKPA di Industri) 3. Laporan PKPA dijilid dalam bentuk jilid langsung dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut : A. Sampul Sampul laporan PKPA dibuat dengan kertas asturo (soft cover) dengan susunan sebagai berikut : a. Judul Laporan. b. Lambang Universitas Jember dan Tempat PKPA c. Nama dan Nomor Induk Mahasiswa. d. Nama Program Studi Profesi, Fakultas dan Universitas. e. Tahun laporan diselesaikan f. Warna sampul i. Laporan PKPA Apotek : Biru ii. Laporan PKPA Rumah Sakit : Merah iii. Laporan PKPA Industri : Kuning iv. Laporan PKPA Saintifikasi Jamu : Hijau g. Tulisan pada sampul dicetak dengan tinta hitam. h. Format halaman sampul dan halaman pengesahan terlampir. B. Format Penulisan Laporan a. Laporan PKPA dibuat dengan kertas HVS ukuran A4 70 gram, tidak boleh bolakbalik, diketik dan dijilid rapi sesuai dengan aturan baku pengetikan. b. Jenis huruf Laporan PKPA diketik dengan font ukuran 12, jenis huruf Times New Roman pada seluruh naskah. Huruf harus tegak, kecuali untuk keperluan tertentu dapat dipergunakan huruf miring. c. Jarak baris Jarak baris dibuat 1,5 spasi, kecuali kutipan langsung, judul tabel dan gambar yang lebih dari satu baris, daftar pustaka, kata pengantar, daftar isi diketik 1 spasi. d. Batas tepi Batas pengetikan ditinjau dari tepi laporan PKPA diatur sebagai berikut : Tepi atas : 4 cm Tepi kiri : 4 cm Tepi bawah : 3 cm Tepi kanan : 3 cm v

7 e. Pengisian halaman Halaman diisi penuh, dari tepi kiri ke kanan (Justify). Tidak diperkenankan memberikan Header and Footer, kecuali untuk Page Number. f. Nomor halaman Halaman judul hingga halaman daftar gambar ditulis dengan angka romawi kecil, diletakkan simetris pada bagian bawah halaman. Halaman isi laporan ditulis pada bagian kanan atas, kecuali halaman awal bab ditulis pada bagian bawah simetris. g. Format laporan dapat berubah sesuai dengan kebijakan dan kegiatan PKPA di institusi terkait. 4. Laporan dibuat sebanyak dua eksemplar, diserahkan ke Sekretariat PSPA Fakultas Farmasi Universitas Jember dan tempat pelaksanaan PKPA masing-masing sebanyak satu eksemplar. 5. Hasil PKPA yang harus diserahkan ke Sekretariat PSPA terdiri atas: a. Laporan PKPA (Hard Copy dan Soft Copy) b. Logbook PKPA vi

8 BAB I. STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA A. Sembilan Kompetensi Apoteker Indonesia 1. Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian secara Profesional Dan Etik 2. Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait dengan Penggunaan Sediaan Farmasi 3. Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 4. Mampu Memformulasi dan Memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan sesuai Standar yang Berlaku. 5. Mempunyai Keterampilan Komunikasi dalam Pemberian Informasi Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan 6. Mampu Berkontribusi Dalam Upaya Preventif dan Promotif Kesehatan Masyarakat 7. Mampu Mengelola Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan sesuai Standar yang Berlaku 8. Mempunyai Ketrampilan Organisasi dan Mampu Membangun Hubungan Interpersonal Dalam Melakukan Praktik Profesionai Kefarmasian 9. Mampu mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berhubungan dengan Kefarmasian B. Kompetensi Apoteker Indonesia, Unit dan Elemen 1. Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian secara Profesional Dan Etik 1.1. Menguasai Kode Etik yang Berlaku dalam Praktik Profesi Artikulasi Kode Etik dalam Praktik Profesi 1.2. Mampu menarapkan Praktik Kefarmasian secara Legal dan Profesional sesuai Kode Etik Apoteker Indonesia Perilaku profesional sesuai dengan Kode Etik Apoteker Indonesia Integritas personal dan professional 1.3. Memiliki Keterampilan Komunikasi Mampu menerapkan prinsip-prinsip Komunikasi Terapetik Mampu mengelola Informasi yang ada dalam diri untuk dikomunikasikan Mampu memfasilitasi proses komunikasi 1.4. Mampu Berkomunikasi dengan Pasien Mampu menghargai pasien Mampu melaksanakan tahapan komunikasi dengan pasien 1.5. Mampu Berkomunikasi dengan Tenaga Kesehatan Mampu melaksanakan tahapan komunikasi dengan tenaga kesehatan 1.6. Mampu Berkomunikasi Secara Tertulis Pemahaman Rekam Medis (Medical Record) atau Rekam Kefarmasian/Catatan Pengobatan (Medication Record) Mampu komunikasi tertulis dalam Rekam Medis (Medical Record) atau Rekam Kefarmasian/Catatan Pengobatan (Medication Record) secara benar 1

9 1.7. Mampu Melakukan Konsultasi/Konseling Sediaan farmasi dan Alat Kesehatan (Konseling Farmasi) Melakukan persiapan konseling sediaan farmasi dan alat kesehatan Melakukan konseling farmasi Membuat dokumentasi Praktik Konseling 2. Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait dengan Penggunaan Sediaan Farmasi 2.1. Mampu Menyelesaikan Masalah Penggunaan obat yang rasional Mampu Melakukan Penelusuran riwayat pengobatan pasien (patient medication history) Mampu Melakukan Tinjauan Penggunaan Obat Pasien Melakukan Analisis Masalah Sehubungan Obat (DTPs/DrugTherapy Problem) Mampu Memberikan Dukungan Kemandirian Pasien Dalam Penggunaan Obat Mampu Monitoring Parameter Keberhasilan Pengobatan Mampu Evaluasi hasil akhir terapi obat Pasien 2.2. Mampu Melakukan Telaah Penggunaan Obat Pasien Melakukan Tindak lanjut Hasil Monitoring Pengobatan Pasien Melakukan Intervensi/Tindakan Apoteker Membuat Dokumentasi Obat Pasien 2.3. Mampu Melakukan Monitoring Efek Samping Obat Melakukan Sosialisasi Pentingnya Pelaporan Efek Samping Obat Mengumpulkan Informasi Untuk Pengkajian Efek Samping Obat Melakukan Kajian data yang Terkumpul Memantau Keluaran Klinis (Outcome Clinic) yang Mengarah Ke Timbulnya Efek Samping Memastikan Pelaporan Efek Samping Obat Menentukan Alternatif Penyelesaian Masalah Efek Samping Obat Membuat Dokumentasi MESO 2.4. Mampu Melakukan Evaluasi Penggunaan Obat Menentukan Prioritas Obat Yang Akan Dievaluasi Menetapkan Indikator Dan Kriteria Evaluasi Serta Standar Pembanding Menetapkan Data pengobatan yang Relevan Dengan Kondisi Pasien Melakukan Analisis Penggunaan Obat Dari Data Yang Telah Diperoleh Mengambil Kesimpulan Dan Rekomendasi Alternatif Intervensi Melakukan Tindak lanjut dari rekomendasi Membuat Dokumentasi Evaluasi Penggunaan Obat 2.5. Mampu Melakukan Praktik Therapeutic Drug Monitoring (TDM)* Melakukan Persiapan kelengkapan pelaksanaan TDM Melakukan Analisis Kebutuhan Dan Prioritas Golongan Obat Melakukan Assessment Kebutuhan Monitoring Terapi Obat Pasien Melakukan Praktik TDM Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Praktik TDM 2

10 Membuat Dokumentasi Praktik TDM 2.6. Mampu Mendampingi Pengobatan Mandiri (Swamedikasi) oleh Pasien Mampu Melakukan Pendampingan Pasien dalam Pengobatan Mandiri Meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pengobatan mandiri Melaksanakan pelayanan pengobatan mandiri kepada masyarakat Membuat Dokumentasi Pelayanan Pendampingan pengobatan mandiri oleh Pasien 3. Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 3.1. Mampu Melakukan Penilaian Resep Memeriksa Keabsahan resep Melakukan Klarifikasi Permintaan obat Memastikan Ketersediaan Obat 3.2. Melakukan Evaluasi Obat Yang Diresepkan Mempertimbangkan Obat Yang Diresepkan Melakukan Telaah Obat Yang Diresepkan Terkait Dengan Riwayat Pengobatan Dan Terapi Terakhir Yang Dialami Pasien Melakukan Upaya Optimalisasi Terapi Obat 3.3. Melakukan Penyiapan Dan Penyerahan Obat Yang Diresepkan Menerapkan Standar Prosedur Operasional Penyrapan Dan Penyerahan Obat Membuat Dokumentasi Dispensing Membangun Kemandirian Pasien Terkait Dengan Kepatuhan Penggunaan Obat 4. Mampu Memformulasi dan Memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan sesuai Standar yang Berlaku Mampu Melakukan Persiapan Pembuatan/Produksi Obat Memahami Standar Dalam Formulasi Dan Produksi Memastikan Jaminan Mutu Dalam Pembuatan Sediaan Memastikan Ketersediaan Peralatan Pembuatan Sediaan Farmasi Melakukan Penilaian Ulang Formulasi 4.2. Mampu Membuat Formulasi dan Pembuatan/Produksi Sediaan Farmasi Mempertimbangkan Persyaratan Kebijakan Dan Peraturan Pembuatan Dan Formulasi Melakukan Persiapan Dan Menjaga Dokumentasi Obat Melakukan Pencampuran Zat Aktif Dan Zat Tambahan Menerapkan Prinsip-Prinsip Dan Teknik-Teknik Penyiapan Pembuatan Obat Non Steril Menerapkan Prinsip-Prinsip Dan Teknik-Teknik Penyiapan Produk Steril Melakukan Pengemasan, Labe/Penandaan Dan Penyimpanan Melakukan Kontrol Kualitas Sediaan Farmasi 3

11 4.3. Mampu Melakukan iv-admixture dan Mengendalikan Sitostatika/Obat Khusus* Melakukan Persiapan Penatalalaanaan Sitostatika/Obat Khusus Melakukan iv-admixture (Rekonstitusi dan Pencampuran) Sitostatika/Obat Khusus Melakukan pengamanan sitostatika 4.4. Mampu Melakukan Persiapan Persyaratan Sterilisasi Alat Kesehatan Mampu Memastikan Persyaratan Infrastruktur Sterilisasi Memastikan Bahan Dasar Alat Kesehatan yang Akan Disterilkan Memastikan Kualitas pemilihan bahan sterilisasi 4.5. Mampu Melakukan Sterilisasi Alat Kesehatan Sesuai Prosedur Standar Memahami Persyaratan Dan Prosedur Kerja Sterilisasi Melakukan Dolumentasi Proses Sterilisasi Alat Kesehatan Menyiapkan Set Alat Kesehatan Steril Utama Dan Alat Kesehatan Penunjangnya Menerapkan Prinsip-Prinsip Dan Teknik-Teknik Penyiapan Sediaan Farmasi Steril Menerapkanprinsip-Prinsip Dan Teknik-Teknik Penyiapan Alat Kesehatan Steril Melakukan Pengemasan, Penandaan/Labelisasi Dan Indikator Ekstemal Menerapkan Prinsip-Prinsip Proses Sterilisasi Alat Kesehatan Steril Menerapkan Prinsip-Prinsip Penyimpanan Dan Distribusi Alat Kesehatan Steril 5. Mempunyai Keterampilan Komunikasi dalam Pemberian Informasi Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan 5.1. Mampu Melakukan Pelayanan Informasi Sediaan Farmasi Melakukan Klarifikasi Permintaan Informasi Obat Yang Dibutuhkan Melakukan Identifikasi Sumber Informasi/Referensi Yang Relevan Melakukan Akses Informasi Sediaan Farmasi Yang Valid Melakukan Evaluasi Sumber Informasi (Critical Appraisal) Merespon Pertanyaan Dengan Informasi Jelas, Tidak Bias, Valid, Independen 5.2. Mampu Menyampaikan Informasi Bagi Masyarakat dengan Mengindahkan Etika Profesi Kefarmasian Menyediakan Materi Informasi Sediaan Farmasi Dan Alkes Untuk Pelayanan Pasien Menyediakan Edukasi Masyarakat Mengenai Penggunaan Obat Yang Aman 6. Mampu Berkontribusi Dalam Upaya Preventif dan Promotif Kesehatan Masyarakat 6.1. Mampu Bekerjasama Dalam Pelayanan Kesehatan Dasar Bekerjasama Dengan Tenaga Kesehatan Lain Dalam Menangani Masalah Kesehatan Di Masyarakat Melakukan Survei Masalah Obat Di Masyarakat Melakukan Identifikasi Dan Prioritas Masalah Kesehatan Di Masyarakat Berdasar Data Melakukan Upaya Promosi Dan Preventif Kesehatan Masyarakat Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan 4

12 Membuat Dokumentasi Pelalaanaan Program Promosi Kesehatan 7. Mampu Mengelola Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan sesuai Standar yang Berlaku 7.1. Mampu Melakukan Seleksi Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Menetapkan Kriteria Seleksi Sediaan Farmasi Dan Alkes Menatapkan Daftar Kebutuhan Sediaan Farrrasi Dan Alat Kesehatan 7.2. Mampu Melakukan Pengadaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Melakukan Perencanaan Pengadaan Sediaan Farmasi Dan Alkes Melakukan Pemilihan Pemasok Sediaan Farmasi Dan Alkes Menetapkan Metode Pengadaan Sediaan Farmasi Dan Alkes Melaksanakan Pengadaan Sediaan Farmasi Dan Alkes 7.3. Mampu Mendesain, Melakukan Penyimpanan Dan Distribusi Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Melakukan Penyimpanan Sediaan Farmasi Dan Alkes Dengan Tepat Melakukan Distribusi Sediaan Farmasi Dan Alkes Melakukan Pengawasan Mutu Penyimpanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan 7.4. Mampu Melakukan Pemusnahan Sediaan Farmasi Dan Alkes sesuai Peraturan Memusnahkan Sediaan Farmasi Dan Alkes 7.5. Mampu Menetapkan Sistem dan Melakukan Penarikan Sediaan Farmasi Dan Alkes Memastikan Informasi Tentang Penarikan Sediaan Farmasi Dan Alkes Melakukan Perencanaan Dan Melaksanakan Penarikan Sediaan Farmasi Dan Alkes Komunikasi Efektif Dalam Mengurangi Risiko Akibat Penarikan Sediaan Farmasi Dan Alkes 7.6. Mampu Mengelola Infrastruktur Dalam Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alkes Memanfaatkan Sistem Dan Teknologi Lnformasi Dalam Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Membuat Dan Menetapkan Struktur Organisasi Dengan SDM Yang Kompeten Mengelola Sumber Daya Manusia Dengan Optimal Mengelola Keuangan Penyelenggaraan Praktik Kefarmasian Yang Bermutu 8. Mempunyai Ketrampilan Organisasi dan Mampu Membangun Hubungan Interpersonal Dalam Melakukan Praktik Profesionai Kefarmasian 8.1. Mampu Merencanakan Dan Mengelola Waktu Kerja Membuat Perencanaan Dan Penggunaan Waktu Kerja Mengelola Waktu Dan Tugas Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu 8.2. Mampu Optimalisasi Kontribusi Diri Terhadap Pekerjaan Memahami Lingkungan Bekerja Melakukan Penilaian Kebutuhan Sumber Daya Manusia Mengelola Kegiatan Kerja 5

13 Melakukan Evaluasi Diri 8.3. Mampu Bekerja Dalam Tim Mampu Berbagi informasi yang relevan Berpartisipasi dan kerjasama tim dalam pelayanan 8.4. Mampu Membangun Kepercayaan Diri Mampu Memahami Persyaratan Standar Profesi Mampu Menetapkan Peran Diri Terhadap Profesi 8.5. Mampu Menyelesaikan Masalah Mampu Menggali Masalah Aktual Atau Masalah Yang Potensial Mampu Menyelesaikan masalah 8.6. Mampu Mengelola Konflik Melakukan Identifikasi Penyebab Konflik Menyelesaikan Konflik 9. Mampu mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berhubungan dengan Kefarmasian 9.1. Belajar Sepanjang Hayat dan Kontribusi untuk Kemajuan Profesi Mengetahui, Mengikuti Dan Mengamalkan Perkembangan Terkini Di Bidang Farmasi Kontribusi Secara Nyata Terhadap Kemajuan Profesi Mampu Menjaga Dan Meningkatkan Kompetensi Profesi 9.2. Mampu Menggunakan Teknologi Untuk Pengembangan Profesionalitas Mampu Menggunakan Teknologi Untuk Meningkatkan Profesionalitas Mampu Mengikuti Teknologi Dalam Pelayanan Kefarmasian (Teknologi Informasi Dan Teknologi Sediaan) 6

14 BAB II. PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI RUMAH SAKIT 1. Capaian Pembelajaran Program Studi a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi. b. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan bidang kefarmasian. c. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi bidang kefarmasian sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah di bidang kefarmasian. d. Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berpikir, bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan. e. Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi bidang kefarmasian dalam kegiatan produksi, pengawasan mutu serta pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. f. Mampu melaksanakan penelitian dan mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dibidang kefamasian. g. Capaian pembelajaran khusus (level KKNI 7) Mampu merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya. 2. Capaian Pembelajaran PKP Rumah Sakit a. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam praktek kefarmasian di rumah sakit b. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit c. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang pekerjaan kefarmasian di rumah sakit. d. Meningkatkan kemampuan mengembangkan praktek kefarmasian di rumah sakit 7

15 e. Mempersiapkan calon apoteker untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional di rumah sakit 3. Kemampuan Akhir yang Diharapkan a. Mahasiswa mampu membuat keputusan profesi pada pekerjaan kefarmasian di rumah sakit berdasarkan ilmu pengetahuan, standar praktek kefarmasian, perundang-undangan yang berlaku dan etika profesi farmasi. b. Mampu mempraktekkan asuhan kefarmasian agar tercapai tujuan terapi bagi penderita di rumah sakit. c. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain d. Mahasiswa mampu menyusun rencana pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia. e. Mahasiswa mampu menyusun rencana pengembangan praktek kefarmasian yang berorientasi pada layanan kefarmasian. f. Mampu mengelola sediaan steril dan sitotoksik 4. Aktivitas PKPA PKPA di rumah sakit dilaksanakan selama 8 minggu, dengan rincian kegiatan sebagai berikut: 4.1. Pembekalan tentang Rumah Sakit Setiap mahasiswa profesi apoteker menerima pembekalan dari pihak rumah sakit. Materi yang didapatkan mahasiswa saat pembekalan meliputi : No Judul Materi Sub Materi 1 Tata Tertib Tenaga Kesehatan di RS (1*) 8 Jam masuk dan pulang, Etika berpakaian, Peraturan dan Larangan bagi mahasiswa PKPA di RS 2 Wawasan Rumah Sakit (1*) Klasifikasi RS Struktur Organisasi RS Akreditasi RS Komisi Farmasi dan Terapi Formularium RS Rekam Medik RS 3 Wawasan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) (1*) Panitia Farmasi RS Struktur Organisasi IFRS Standar Pelayanan Farmasi RS Model Sistem Pengendalian IFRS Pelayanan Farmasi Rawat Jalan Pelayanan Farmasi Rawat Inap Pelayanan Farmasi OK Sentral Pelayanan Farmasi UGD

16 4 Patient safety (2*) Pedoman patient safety di RS Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Kontrol Kualitas pelayanan Farmasi Infeksi Nosokomial dan resistensi Antibiotik 5 Informasi dan Konseling Konseling pasien PIO (Pelayanan Informasi Obat) PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) 6 Handling sitostatik Peracikan obat sitostatik Pelayanan obat sitostatik Penanganan limbah sitostatik 7 TDM (Therapeutic Drug Monitoring) dan TPN (Total Parental Nutrition) *= Standar Kompetensi Apoteker Indonesia Prinsip-prinsip TDM Prinsip-prinsip TPN dan iv admixture 4.2. Aktivitas PKPA di Rawat Jalan Setiap mahasiswa melaksanakan praktek kerja profesi apoteker di rawat jalan minimal 3 hari. Adapun aktivitas dan materi yang harus dipelajari : No Judul Aktivitas Sub Aktivitas 1. Pembelajaran Mandiri Alur pelayanan obat di rawat jalan (umum, BPJS, tagihan, karyawan) Sistem penataan dan penyimpanan obat dan alkes Sistem perencanaan dan permintaan perbekalan farmasi di rawat jalan 2. Pelayanan Resep (3*) Membantu pelayanan resep - Penerimaan resep - Verifikasi - Meracik - Pemberian etiket Melakukan kajian lama pelayanan resep (response time) minimal terhadap 15 layanan resep 3. Konseling Pasien (5*) Membantu menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan KIE 4. PKRS (Penyuluhan Promosi Kesehatan Rumah Sakit)(6*) Membuat poster/leaflet terkait dengan topik tertentu (dikonsultasikan dengan apoteker penanggung jawab) Memberikan penyuluhan terkait topik tertentu 9

17 5. Tugas Mandiri/Kelompok Analisa kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan farmasi *= Standar Kompetensi Apoteker Indonesia Dokumentasi pelayanan KIE terhadap pasien rawat jalan Kajian respone time pelayanan farmasi di rawat jalan 4.3. Aktivitas PKPA di Rawat Inap Setiap mahasiswa melaksanakan praktek kerja profesi apoteker di rawat inap minimal 5 hari. Adapun aktivitas dan materi yang harus dipelajari : No Judul Aktivitas Sub Aktivitas 1. Pembelajaran Mandiri Alur pelayanan obat di rawat inap (umum, BPJS, tagihan, karyawan) Sistem pelayanan obat di rawat inap (Unit Dose Dispensing/ Multi dose dispensing) Sistem penataan dan penyimpanan obat dan alkes Sistem perencanaan dan permintaan perbekalan farmasi di rawat inap 2. Studi Kasus pasien (2.2*) Bersama dengan dokter dan tenaga kesehatan lain melakukan visite ke pasien 3. Monitoring Efek Samping Obat (2.3*) Mengambil contoh kasus pasien yang ada di bangsal Melakukan assesment terhadap kasus yang diambil Melakukan diskusi terhadap hasil assesment dengan apoteker ruang (apoteker pembimbing) Mengamati keluhan pasien yang diakibatkan oleh obat Mendiskusikan temuan ESO kepada apoteker ruangan Melakukan dokumentasi ESO 4. Pelayanan resep (3*) Membantu meracik, memberi etiket dan mendistribusikan obat kepada pasien 5. Tugas mandiri/kelompok Laporan studi kasus *= Standar Kompetensi Apoteker Indonesia Mengecek sisa obat pasien atau alkes dan melaporkan kepada apoteker ruang 10

18 4.4. Aktivitas PKPA di Bedah Sentral dan IGD Setiap mahasiswa melaksanakan praktek kerja profesi apoteker di bedah sentral dan IGD masing-masing minimal 2 hari. Adapun aktivitas dan materi yang harus dipelajari : No Judul Aktivitas Sub Aktivitas 1. Pembelajaran Mandiri Alur pelayanan obat di Ruang Bedah dan IGD Jenis obat dan alkes yang terdapat di Ruang Bedah sentral dan IGD Sistem penataan dan penyimpanan obat dan alkes (4*) Sistem perencanaan dan permintaan perbekalan farmasi di Ruang Bedah Sentral dan IGD 2. Pelayanan resep (3*) Membantu melayani permintaan obat dan alkes di ruang bedah dan IGD Membantu melayani pengembalian obat/alkes yang tidak terpakai dan memeriksa kualitasnya 3. Tugas mandiri/kelompok Laporan jenis obat dan alkes yang paling sering digunakan di ruang bedah sentral dan IGD serta fungsinya. *= Standar Kompetensi Apoteker Indonesia 11

19 4.5. Aktivitas Mahasiswa PKPA di Gudang Farmasi Setiap mahasiswa melaksanakan praktek kerja profesi apoteker di Gudang Farmasi minimal 2 hari. Adapun aktivitas dan materi yang harus dipelajari: No Aktivitas Sub Aktivitas 1 Pembelajaran mandiri Mengamati dan mempelajari perbekalan farmasi 2 Distribusi Perbekalan Farmasi (7.3*) 3 Perencanaan pengadaan Obat dan Perbekalan Farmasi (7.1*) 4 Metode pengadaan dan Menentukan Prioritas pengadaan (7.2*) 5 Penyimpanan Obat dan Perbekalan Farmasi (7.3*) 6 Analisis persediaan barang (7.2*) Mempelajari alur penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi Mempelajari perencanaan dan seleksi yang meliputi: anggaran obat, sistem perencanaan dan pemilihan supplier Mahasiswa mengumpulkan data kebutuhan perbekalan farmasi, termasuk pemeriksaan laboratorium dan radiologi (sesuai bagian yang dievaluasi) Mahasiswa menghitung harga atau biaya kebutuhan Mahasiswa membuat evaluasi dan pelaporan kebutuhan Mempelajari penyimpanan yang meliputi: tata letak sistem pergudangan RS dan sistem penyimpanan Mahasiswa menganalisis kebutuhan dengan metode ABC dan analisis VEN Mahasiswa mengevaluasi dan identifikasi obat/alkes death moving, slow moving atau fast moving 7 Tugas Mandiri/Kelompok Tiap kelompok membuat makalah tentang sistem distribusi perbekalan farmasi di RS meliputi: pengertian, sistem distribusi, keuntungan dan kerugian masing-masing sistem, penutup, daftar pustaka. Mahasiswa membuat laporan analisis persediaan perbekalan farmasi *= Standar Kompetensi Apoteker Indonesia 12

20 4.6. Aktivitas Mahasiswa PKPA Unit Interdisipliner Setiap mahasiswa melaksanakan praktek kerja profesi apoteker di Komite Farmasi dan Terapi, Central Sterile Supply Department (CSSD), Panitia Pengendali Infeksi (PPI) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) minimal 3 hari. Adapun aktivitas dan materi yang harus dipelajari: No Aktivitas Sub Aktivitas 1 Mempelajari ruang lingkup CSSD 2 Mempelajari jenis sterilisasi dan penggunaannya (4.5*) 3 Mempelajari mengenai resistensi mikroba (8.5*) 4 Mempelajari mengenai infeksi nasokomial (8.5*) 5 Mempelajari mengenai penanganan limbah sitotoksik (4.3*) Persiapan persyaratan sterilisasi alat kesehatan Mengetahui sterilisasi alkes sesuai standar Mahasiswa membuat dokumentasi rekam penggunaan antibiotika. Petujuk pelaksanaan meliputi: a. jenis, rute, dosis, lama penggunaan antibiotika mulai MRS sampai KRS b. terapi yang diberikan dikelompokkan berdasarkan penggunaan antibiotika antara lain untuk profilaksis, empiris atau definitif (sesuai kultur) Menggali masalah aktual terkait infeksi di RS Cara membersihkan limbah sitostatistik di ruangan Cara memusnahkan limbah sitostatistik 6 Mempelajari mengenai Cara menangani limbah medis penanganan limbah IFRS yang Cara menangani limbah non medis lain (7.4*) 7 Mempelajari proses sanitasi dan ventilasi di RS (4.4*) 8 Tugas Mandiri/Kelompok Membuat pola resistensi antibiotik di RS Laporan gambaran pengelolaan limbah di RS *= Standar Kompetensi Apoteker Indonesia 13

21 BAB III. PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI INDUSTRI FARMASI 1. Capaian Pembelajaran Program Studi a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi. b. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan bidang kefarmasian. c. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi bidang kefarmasian sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah di bidang kefarmasian. d. Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berpikir, bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan. e. Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi bidang kefarmasian dalam kegiatan produksi, pengawasan mutu serta pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. f. Mampu melaksanakan penelitian dan mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dibidang kefamasian. g. Capaian pembelajaran khusus (level KKNI 7) Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya. 2. Capaian Pembelajaran PKPA di Industri Farmasi a. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, tugas, fungsi pokok dan tanggung jawab apoteker dalam praktek kefarmasian di industri farmasi b. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi c. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk mempelajari penerapan GMP dan TQM di industri farmasi d. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang pekerjaan kefarmasian di industri farmasi 14

22 e. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di industri farmasi f. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional di industri farmasi 3. Kemampuan Akhir yang Diharapkan a. Mahasiswa mampu membuat keputusan profesi pada pekerjaan kefarmasian di industri farmasi berdasarkan ilmu pengetahuan, standar praktek kefarmasian, perundang-undangan yang berlaku dan etika profesi farmasi b. Mahasiswa mampu merancang dan mengembangkan produk farmasi c. Mahasiswa mampu merencanakan produksi dan melakukan pengendalian persediaan serta perencanaan pengadaan bahan baku d. Mahasiswa mampu melakukan pengawasan mutu dan pemastian mutu terhadap bahan awal, bahan pengemas, produk farmasi, maupun proses produksi di industri farmasi e. Mahasiswa mampu melaksanakan proses produksi sesuai dengan prosedur yang telah dibuat untuk menghasilkan produk yang berkualitas 4. Aktivitas PKPA a. Aktivitas mahasiswa PKPA di Fakultas Farmasi Universitas Jember Seluruh mahasiswa wajib mengikuti pembekalan dengan pembimbing fakultas sebelum melaksanakan PKPA di industri farmasi. Pembekalan berguna untuk memberikan pengetahuan dan penjelasan tentang PKPA di industri farmasi yang akan dilaksanakan. Jadwal disesuaikan dengan pelaksanaan PKPA. b. Aktivitas mahasiswa PKPA di Industri Farmasi Setiap mahasiswa melaksanakan praktek kerja profesi di salah satu industri farmasi di Indonesia selama 8 minggu. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kesediaan industri farmasi untuk menerima mahasiswa PKPA. No. Aktivitas Sub Aktivitas 1 Mempelajari sejarah dan personalia industri farmasi (4.1.1*) 2 Mempelajari pelaksanaan TQM (4.1.1*) 3 Mempelajari dan mengamati pelaksanaan a. Mempelajari perkembangan industri farmasi tempat PKPA b. Mempelajari struktur organisasi dan peran apoteker pada departemen/ bagian yang ada dalam struktur organisasi industri farmasi tempat PKPA Mengamati dan mempelajari proses pelaksanaan TQM dalam setiap aspek produksi sampai produk obat siap untuk dipasarkan Mengamati dan mempelajari aplikasi GMP dalam seluruh aspek produksi dan pengawasan mutu 15

23 GMP (4.1.2*) 4 Mempelajari tata ruang (desain) dan fasilitas industri farmasi (4.1.3*) 5. Mempelajari penerapan sanitasi dan hygiene dalam lingkungan industri 6 Mempelajari penelitian dan pengembangan produk yang dilakukan oleh bagian Research and Development (4.1.4*) 7 Mempelajari alur perencanaan produksi yang dilakukan oleh PPIC (Production Planning and Inventory Control) (4.2.5 dan 4.2.4*) 8 Mempelajari proses pengadaan bahan baku produksi (4.2.1*) 9 Mempelajari aspekaspek dalam manajemen mutu yang dilakukan oleh bagian Pengawasan Mutu (Quality Control) dan Pemastian Mutu (Quality Assurance) (4.2.7*) terutama dalam hal kualifikasi serta pengembangan personalia serta mutu produk Mengamati dan mempelajari desain tata ruang industri farmasi yang meliputi bangunan, mesin dan peralatan serta fasilitas pendukung proses produksi seperti sistem pengendalian udara (AHU dan sistem HVAC), pengolahan air yang akan digunakan dalam proses produksi steril ataupun nonsteril, pengolahan air limbah padat ataupun cair (BOD, COD, TSS, ph) Mempelajari usaha-usaha yang dilakukan industri farmasi dalam menjaga dan meningkatkan sanitasi dan hygiene terutama pada personel dan bangunan produksi Mengamati dan mempelajari proses pengembangan produk yang meliputi kegiatan pengembangan mutu produk, inovasi produk, pengembangan metode analisis, uji stabilitas produk, validasi proses dan metode analisis produk, serta pengembangan kemasan produk (dari segi komposisi, desain kemasan yang acceptable, dan uji pengaruh kemasan terhadap stabilitas produk) Mempelajari proses pembuatan rencana produksi, permintaan pengadaan (purchasing request), pengendalian persediaan bahan baku (inventory control), sampai dengan evaluasi produksi yang dilakukan oleh PPIC Mempelajari proses pemesanan bahan pada vendor, evaluasi vendor, hingga perlakuan yang diberikan pada bahan baku yang diterima oleh industri a. Mempelajari proses pengawasan mutu meliputi aspek pelaksanaan kalibrasi, kualifikasi, dan maintenance peralatan, aspek pengujian mutu bahan awal, bahan pengemas, peralatan produksi, produk ruahan (bulk product), produk antara (intermediate product), dan produk jadi, termasuk IPC (In Process Control). b. Mempelajari proses Pemastian Mutu meliputi semua kegiatan yang memastikan dan menjamin bahwa proses yang dilaksanakan telah didesain sedemikian rupa untuk menghasilkan produk yang 16

24 10 Mempelajari alur proses produksi sediaan farmasi (4.2.3; 4.2.4; dan 4.2.5*) 11 Mempelajari manajemen pengelolaan gudang sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun produk jadi (4.2.6*) 12 Mempelajari prosedur dokumentasi di industri farmasi (4.2.2*) *= Standar Kompetensi Apoteker Indonesia berkualitas, antara lain menjaga kualitas personel (personel training), pembuatan dan pelaksanaan SOP/Protap dalam setiap aspek produksi obat, audit internal, audit eksternal, inspeksi diri, annual product review, batch record review and release, laporan penyimpangan, penanganan insiden dan penanganan keluhan terhadap produk serta penarikan kembali obat/ produk kembalian Mempelajari proses pembuatan sediaan steril maupun non-steril mulai dari proses penerimaan bahan awal, pengolahan, pengemasan, proses pengawasan dalam proses produksi / IPC a. Mempelajari pembagian area pada gudang yang meliputi gudang bahan awal, bahan pengemas, produk ruahan, produk antara, produk jadi, pelarut, bahan penunjang produksi yang lainnya, produk reject, produk kembalian, area karantina, ruang sampling, dan ruang pendingin b. Mempelajari proses labeling untuk membedakan status barang (bahan baku maupun produk jadi) c. Mempelajari alur penerimaan, penyimpanan, pengeluaran barang, termasuk sistem manajemen yang dilaksanakan di area gudang (sistem FEFO/ FIFO, distribusi dan stock opname barang) Mempelajari pelaksanaan dokumentasi yang baik dalam setiap aspek produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu di industri 5. Tugas Setiap mahasiswa wajib mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Adapun tugas bagi mahasiswa terdiri dari tugas terstruktur dan tugas non struktur a. Tugas Terstruktur Tugas terstruktur adalah pembuatan laporan akhir PKPA yang wajib dibuat oleh mahasiswa Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jember yang melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di industri farmasi (dalam bentuk laporan kelompok). Laporan akhir PKPA berisi penjelasan aspek-aspek CPOB yang dipelajari selama melaksanakan PKPA di industri farmasi, yaitu meliputi: (1). Laporan manajerial: meliputi pendahuluan, tinjauan mengenai aspek-aspek CPOB dan tinjauan TQM di industri farmasi, gambaran umum mengenai industri farmasi tempat PKPA, dan pembahasan kegiatan mahasiswa PKPA 17

25 terkait dengan aktivitas sehari-hari selama PKPA, serta kesimpulan, saran dan daftar rujukan laporan (2). Laporan tugas di industri farmasi, meliputi laporan tugas khusus yang diberikan oleh pembimbing di industri (apabila diperbolehkan oleh pihak industri untuk dipublikasikan dalam bentuk laporan PKPA) b. Tugas Non Struktur Tugas non struktur adalah tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing PKPA dan preseptor PKPA di industri farmasi. Tugas-tugas tersebut antara lain: a) Studi Kasus Pemberi tugas : Preseptor di industri farmasi Jenis tugas : Individu atau kelompok Pelaksanaan : Merupakan tugas yang diberikan terkait dengan kasus/ permasalahan/ pengembangan yang sedang terjadi di industri farmasi.teknis pelaksanaan dan bentuk pelaporan tugas (presentasi/ makalah/ laporan/ SOP) disesuaikan dengan permintaan dari industri tempat PKPA. b) Analisis Kondisi Pemberi tugas Jenis tugas Pelaksanaan : Dosen pembimbing PKPA di Fakultas : Individu atau kelompok : Merupakan tugas analisis kondisi pada industri farmasi tempat PKPA yang berhubungan dengan aspek-aspek CPOB. Teknis pelaksanaan: Hasil analisis kondisi dilaporkan dalam bentuk presentasi yang dilaksanakan setelah PKPA berakhir. Waktu dan tempat ditentukan oleh dosen pembimbing Waktu presentasi masing-masing mahasiswa/ kelompok 25 menit dengan pembagian: 15 menit presentasi dan 10 menit tanya jawab Penilaian akan diberikan berdasarkan kelengkapan informasi yang terkait dengan aspek-aspek CPOB, presentasi hasil analisis, dan penguasaan materi presentasi. 18

26 BAB IV. PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI APOTEK 1. Capaian Pembelajaran Program Studi a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi. b. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan bidang kefarmasian. c. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi bidang kefarmasian sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah di bidang kefarmasian. d. Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berpikir, bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan. e. Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi bidang kefarmasian dalam kegiatan produksi, pengawasan mutu serta pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. f. Mampu melaksanakan penelitian dan mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dibidang kefamasian. g. Capaian pembelajaran khusus (level KKNI 7) - Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi. - Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner. - Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya. 2. Capaian Pembelajaran PKP Apotek a. Dapat meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam praktek kefarmasian di apotek b. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek c. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang pekerjaan kefarmasian di apotek d. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang kefarmasian di apotek e. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional di apotek 19

27 3. Tujuan PKPA di Apotek a. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek. b. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek c. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek farmasi komunitas di apotek d. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional. e. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek. 4. Kemampuan Akhir yang Diharapkan a. Mahasiswa mampu membuat keputusan profesi pada pekerjaan kefarmasian di apotek berdasarkan ilmu pengetahuan, standar praktek kefarmasian, perundangundangan yang berlaku dan etika profesi farmasi b. Mampu mempraktekkan asuhan kefarmasian agar tercapai tujuan terapi bagi pasien c. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien dan karyawan apotek lainnya d. Mampu menyusun rencana pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan, keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan bisnis.. e. Mampu menyusun rencana pengembangan praktek kefarmasian yang berorientasi pada layanan kefarmasian 5. Aktivitas PKPA Aktivitas mahasiswa yang menempuh PKPA di apotek dilaksanakan selama satu bulan dengan durasi 40 jam/minggu. Aktivitas/kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta PKPA di apotek adalah sebagai berikut: No Aktivitas/Kegiatan Sub Aktivitas 1 Mempelajari struktur organisasi di apotek (8*) 2 Mempelajari dokumen-dokumen di apotek (8*) - Mempelajari struktur organisasi di apotek - Mempelajari tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur di apotek - Mempelajari tugas pokok dan fungsi apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek - Mempelajari tentang STRA, SIPA, dan SIA - Mempelajari tentang pembukuan apotek, kartu stok, surat pesanan, kertas resep, kopi resep, etiket, laporan psikotropiknarkotik, faktur, faktur pajak, PMR, dll 20

28 3 Mempelajari jenis obat dan alkes di apotek (7.1*) 4 Mempelajari alur pengadaan obat, perencanaan, seleksi, dan alur pengadaan, serta penerimaan dan penyimpanan obat, serta penarikan obat (7.1,7.2,7.3,7.4*) 5 Mempelajari pelayanan obat tanpa resep di apotek untuk swamedikasi (1 dan 5*) 6 Melayani resep dokter serta memberikan KIE (1,2,3 dan 5*) 7 Menganalisis resep terkait interaksi obat (DRP) (2*) 8 Mempelajari cara pengarsipan dan dokumentasi resep dan PMR (Patient Medication Record) (3.3.2 dan 3.3.3*) 9 Mempelajari aspek bisnis perapotekan mulai permodalan, - Mempelajari penataan dan penyimpanan obat dan alkes - Mempelajari jenis-jenis obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, OWA, obat psikotropik dan narkotik - Mempelajari jenis-jenis dan cara penggunaan alkes tertentu - Mempelajari rencana pengadaan obat - Mempelajari seleksi obat yang akan dipesan - Mempelajari cara penerimaan dan penyimpanan obat - Mempelajari prosedur penarikan obat - Mempelajari prosedur pemusnahan obat - Mempelajari alur pelayanan obat tanpa resep - Melayani pembelian obat bebas beserta KIEnya - Melayani pembelian obat bebas terbatas beserta KIEnya - Melayani pembelian OWA beserta KIEnya - Menganalisa resep (skrining administratif, farmasetik, dan klinis) - Membaca resep - Menghitung resep - Mengerjakan resep (peracikan dan penyiapan resep) - Memberi etiket - Melakukan Assesment dan Pemberian KIE pada pasien - Mempelajari interaksi obat dengan obat lain - Mempelajari interaksi obat dengan makanan - Mempelajari cara pengarsipan resep - Mempelajari cara dokumentasi resep psikotropik-narkotik - Mempelajari pengarsipan PMR 21

29 rencana pengelolaan perbekalan farmasi dan alkes, analisis keuangan dan strategi pengembangan (7*) *= Standar Kompetensi Apoteker Indonesia 6. Tugas Setiap mahasiswa wajib mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Adapun tugas bagi mahasiswa terdiri dari tugas terstruktur dan non struktur. a. Tugas terstruktur Tugas terstruktur berupa laporan akhir PKPA yang wajib dibuat mahasiswa secara berkelompok. Laporan PKPA ini berisi materi yang didapatkan selama praktek kerja profesi di apotek. Isi laporan meliputi: Bab I. Pendahuluan, berisi: latar belakang, tujuan dan manfaat PKPA di apotek, Bab II. Tinjauan Pustaka, berisi: pengertian, tugas dan fungsi apotek, ketentuan umum dan peraturan perundang-undangan tentang perapotekan, tugas dan tanggung jawab apoteker Bab III. Tinjauan Apotek, berisi: tinjauan umum apotek tempat pelaksanaan PKPA Bab IV. Kegiatan dan tugas selama PKPA serta pembahasan Bab V. Kesimpulan. b. Tugas non struktur Tugas non struktur dari dosen pembimbing adalah skrining minimal dua buah resep (bukan resep retro) yang dikerjakan secara individu, sementara tugas non struktur lain diberikan oleh APA baik secara individu maupun secara kelompok. Tugas non struktur bisa berupa studi kasus peresepan, analisis interaksi obat, dan KIE OTC dan OWA, maupun resep di apotek yang dilanjutkan dengan diskusi bersama pembimbing di apotek. 22

30 BAB V. PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) SAINTIFIKASI JAMU 1. Capaian Pembelajaran Program Studi a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi. b. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan bidang kefarmasian. c. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi bidang kefarmasian sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah di bidang kefarmasian. d. Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berpikir, bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan. e. Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi bidang kefarmasian dalam kegiatan produksi, pengawasan mutu serta pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. f. Mampu melaksanakan penelitian dan mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dibidang kefamasian. g. Capaian pembelajaran khusus (level KKNI 7) Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya. 2. Capaian Pembelajaran PKPA di Bidang Saintifikasi Jamu a. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, tugas, fungsi pokok dan tanggung jawab apoteker dalam pelaksanaan Saintifikasi Jamu b. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dalam bidang Saintifkasi Jamu c. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk mempelajari penerapan pelaksanaan pasca panen, standarisasi dan manajemen bahan baku jamu, serta peracikan dan KIE di klinik Saintifikasi Jamu 23

31 d. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang pekerjaan kefarmasian di bidang Saintifikasi Jamu e. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional di layanan kesehatan yang menerapkan Saintifikasi Jamu 3. Kemampuan Akhir yang Diharapkan a. Mahasiswa mampu membuat keputusan profesi pada pekerjaan kefarmasian di layanan Saintifikasi Jamu berdasarkan ilmu pengetahuan, standar praktek kefarmasian, perundang-undangan yang berlaku dan etika profesi farmasi b. Mahasiswa mampu merencanakan produksi dan melakukan pengendalian persediaan serta perencanaan pengadaan bahan baku jamu c. Mahasiswa mampu melakukan pengawasan mutu dan pemastian mutu terhadap bahan baku jamu dan proses produksi di layanan kesehatan Saintifikasi Jamu 4. Aktivitas PKPA a. Aktivitas mahasiswa PKPA di Fakultas Farmasi Universitas Jember Seluruh mahasiswa wajib mengikuti pembekalan dengan pembimbing fakultas ataupun dosen tamu sebelum melaksanakan PKPA di klinik Saintifikasi Jamu. Pembekalan berguna untuk memberikan pengetahuan dan penjelasan tentang PKPA di bidang Saintifikasi jamu yang akan dilaksanakan. Jadwal disesuaikan dengan pelaksanaan PKPA. b. Aktivitas mahasiswa PKPA di Klinik Saintifikasi Jamu Setiap mahasiswa melaksanakan praktek kerja profesi di klinik Saintifikasi Jamu, B2P2TOOT Tawangmangu Karanganyar dengan jangka waktu 1 minggu. Waktu pelaksanaan dilakukan bergiliran dalam kelompok kecil terdiri dari 4-6 mahasiswa. No. Aktivitas Sub Aktivitas 1. Mempelajari sejarah, profil, a. Mempelajari dan mengikuti perkuliahan dan dan tugas B2P2TOOT serta presentasi mengenai profil dan tugas semua aktivitas di B2P2TOOT, pengenalan tanaman obat, B2P2TOOT manajemen pengelolaan bahan baku, pengantar QC, Pengenalan Rumah Riset Jamu, dan KIE b. Kunjungan ke Museum jamu dan Etalase tanaman obat. 2. Mempelajari dan mengikuti kegiatan di Kebun produksi dan Laboratorium Pasca Panen a. Mempelajari dan mengamati kegiatan di kebun tanaman obat yang meliputi teknologi bibit dan pembibitan, pengaturan penanaman yang optimal, pengkondisian lingkungan yang optimal seperti pemberian pupuk, pencegahan hama, dan pengaturan cahaya dll. b. Mempelajari dan mengikuti kegiatan di 24

Lampiran 1 FORMAT PENULISAN LAPORAN

Lampiran 1 FORMAT PENULISAN LAPORAN Lampiran 1 FORMAT PENULISAN LAPORAN Laporan harus dijilid dalam bentuk jilid langsung dengan memperhatikan aturan sebagai berikut : SAMPUL Sampul laporan PKP Apoteker dibuat tebal dengan kertas asturo

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER MATERI SIDANG KOMPREHENSIF

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER MATERI SIDANG KOMPREHENSIF MATERI SIDANG KOMPREHENSIF Aspek Pengujian (PP 51 mengenai Pekerjaan Kefarmasian) : 1. Regulasi dan Etika 2. Produksi dan Kontrol Kualitas 3. Pekerjaan Kefarmasian di Apotek 4. Pekerjaan Kefarmasian di

Lebih terperinci

LOG BOOK. LAPORAN DAN RE-SERTIFIKASI Bidang Distribusi Kefarmasian. Fasilitas : PEDAGANG BESAR FERMASI. Borang ini berisi :

LOG BOOK. LAPORAN DAN RE-SERTIFIKASI Bidang Distribusi Kefarmasian. Fasilitas : PEDAGANG BESAR FERMASI. Borang ini berisi : LOG BOOK LAPORAN DAN RE-SERTIFIKASI Bidang Distribusi Kefarmasian Fasilitas : PEDAGANG BESAR FERMASI Nama Apoteker :.. Nomor Anggota :.. Surel (e-mail) :.. No. Telp./HP :.. Provinsi (Kode) : Jawa Barat

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari 2014 1. Nama Mata Kuliah : PKPA RUMAH SAKIT 2. Program Studi : Profesi Farmasi 3. Fakultas : Farmasi 4. Bobot : 6 sks 5. Elemen

Lebih terperinci

BUKU KERJA MAHASISWA

BUKU KERJA MAHASISWA BUKU KERJA MAHASISWA (Logbook) PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) NAMA MAHASISWA : NIM : PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2016/2017 DATA MAHASISWA PESERTA PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA METODE OSCE

BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA METODE OSCE BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA METODE OSCE 2017 I. PENGANTAR Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) merupakan penerapan sistem uji kompetensi secara nasional pada tahap akhir pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit BAB IV PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian ini bertujuan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Lombok untuk melihat gambaran Penerapan Farmasi Klinik rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit adalah : 1. Peranan Dalam Manajemen Farmasi Rumah Sakit Apoteker sebagai pimpinan Farmasi Rumah Sakit harus mampu mengelola Farmasi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PRAKTIK APOTEKER INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap mahluk hidup didunia memiliki hak untuk hidup sehat. Kesehatan merupakan suatu keadaan dimana tubuh dan jiwa yang tiap orang miliki mampu melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat senantiasa diupayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan citacita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

Buku Pelaksanaan dan Agenda Kegiatan PKPA Program Studi Profesi Apoteker Fak.Farmasi UAD Yogyakarta DATA PRIBADI

Buku Pelaksanaan dan Agenda Kegiatan PKPA Program Studi Profesi Apoteker Fak.Farmasi UAD Yogyakarta DATA PRIBADI DATA PRIBADI Nama No. Mhs Tahun Akademik Angkatan PSPA Alamat Asal :. :. :. :. :. Lokasi PKPA Rumah Sakit Industri Apotik :. :. :. :. Periode PKPA :. Tanda Tangan ( ) -2- ATURAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK

Lebih terperinci

BUKU KERJA MAHASISWA

BUKU KERJA MAHASISWA BUKU KERJA MAHASISWA (Logbook) PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) NAMA MAHASISWA : NIM : PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2014/2015 DATA MAHASISWA PESERTA PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya perkembangan dan perubahan pola hidup pada manusia (lifestyle) dapat berdampak langsung salah satunya pada kesehatan, sehingga kesehatan menjadi salah satu hal

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: ROSY MELLISSA K.100.050.150 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PANDUAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA PANDUAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA EDISI REVISI 2017 Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam melakukan kegiatan perlu memperhatikan masalah kesehatan. Kesehatan merupakan keadaan dimana tubuh dan mampu melakukan kegiatan yang produktif, oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak paling mendasar yang harus dipenuhi setiap orang dalam mencapai kesejahteraan sosial dalam masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa: I.PENDAHULUAN Apotek adalah suatu tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian berupa penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat dan tempat dilakukannya praktik kefarmasian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat 2.1 Definisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH. Disusun Oleh: Erda Marhas Yunita, S.

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH. Disusun Oleh: Erda Marhas Yunita, S. LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT di RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Disusun Oleh: Erda Marhas Yunita, S. Farm 133202249 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan penting dari setiap manusia. Hidup sehat bukan hanya tujuan dari setiap individu melainkan juga tanggung jawab dan tujuan dari setiap

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN Disusun oleh: Sri Mayani Harahap, S. Farm NIM : 093202063 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS

Lebih terperinci

KIE di Rumah Riset Jamu. Dikompilasi dari materi Pelatihan Apoteker Saintifkasi Jamu di B2P2TOOT

KIE di Rumah Riset Jamu. Dikompilasi dari materi Pelatihan Apoteker Saintifkasi Jamu di B2P2TOOT KIE di Rumah Riset Jamu Dikompilasi dari materi Pelatihan Apoteker Saintifkasi Jamu di B2P2TOOT 1 PMK No. 003/Per/I/Menkes/2010 Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan Tujuan 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap masyarakat berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan terbaik bagi dirinya. Pengertian kesehatan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO JL. KESEHATAN NO 1 SEKIP SINDUADI YOGYAKARTA 03 APRIL 30 MEI 2017

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO JL. KESEHATAN NO 1 SEKIP SINDUADI YOGYAKARTA 03 APRIL 30 MEI 2017 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO JL. KESEHATAN NO 1 SEKIP SINDUADI YOGYAKARTA 03 APRIL 30 MEI 2017 PERIODE XLVIII PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan setiap umat manusia karena aktivitasnya dapat terhambat apabila kondisi kesehatan tidak baik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai apoteker (Presiden, RI., 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai apoteker (Presiden, RI., 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah

Lebih terperinci

TUJUAN. a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian. b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan

TUJUAN. a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian. b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan TUJUAN a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan c. Melindungi pasiean dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan merupakan visi dari Kementerian Kesehatan RI dan telah dirumuskan dalam UU RI No. 36 tahun 2009

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA JALAN KESEHATAN NO. 1 YOGYAKARTA 03 AGUSTUS 30 SEPTEMBER 2015 PERIODE XLV

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA JALAN KESEHATAN NO. 1 YOGYAKARTA 03 AGUSTUS 30 SEPTEMBER 2015 PERIODE XLV LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA JALAN KESEHATAN NO. 1 YOGYAKARTA 03 AGUSTUS 30 SEPTEMBER 2015 PERIODE XLV PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sekarang ini, dunia kesehatan semakin berkembang pesat dengan ditemukannya berbagai macam penyakit yang ada di masyarakat dan segala upaya untuk mengatasinya.

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 001/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 001/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 001/ PP.IAI/1418/VII/2014 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG STANDAR PRAKTIK APOTEKER INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan kebutuhan hidup yang diwujudkan dan dilaksanakan dalam mencapai kesejahteraan kehidupan dalam masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung dan mempengaruhi pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia memiliki hak asasi yang diatur dalam perundang-undangan, salah satunya yaitu hak mengenai kesehatan, sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 bahwa kesehatan

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak asasi manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di dalamnya mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas kehidupan manusia. Pembangunan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENIMBANG : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menjadi prioritas utama program pemerintah menuju masyarakat yang sehat dan sejahtera. Untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan LAMPIRAN 57 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan 58 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Tengah 59 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian RSUD Depati Hamzah 60 Lampiran 4. Surat Ijin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 rumah sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 rumah sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi rumah sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu tujuan dari pembangunan suatu bangsa. Kesehatan sendiri adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. CadasariKab. PandeglangBanten SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS CADASARI Nomor : TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN

Lebih terperinci

SOP Pelayanan Farmasi Tentang Perencanaan dan Pemesanan Obat-obat High Alert

SOP Pelayanan Farmasi Tentang Perencanaan dan Pemesanan Obat-obat High Alert SOP Pelayanan Farmasi Tentang Perencanaan dan Pemesanan Obat-obat High Alert PENGERTIAN PROSEDUR UNIT TERKAIT Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat ilmiah khusus, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat ilmiah khusus, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu organisasi yag kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, pembangunan dalam bidang kesehatan memiliki peran yang penting. Kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor44 tahun 2009 pasal 1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor44 tahun 2009 pasal 1 Rumah Sakit 4 BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi rumah sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor44 tahun 2009 pasal 1 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS Kurikulum PSPA Fakultas Farmasi Unand Page 1 PROFIL LULUSAN 1. Care Giver 2. Decision Maker 3. Communicator 4. Leader 5. Manager

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, berkembang pula akan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan hak asasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu dari saranan kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu unsur kesejahteraan dan hak asasi manusia adalah kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang harus dipenuhi karena termasuk kebutuhan pokok manusia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN DISUSUN OLEH : ERNITA, S. Farm 093202016 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keinginan dan harapan setiap orang yaitu memiliki kesehatan yang baik, tingkat kemakmuran seseorang sehingga dapat terus berkarya dan produktif juga dapat diukur dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker (Presiden RI, 2009). Praktik kefarmasian meliputi pembuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan manusia tidak pernah terlepas dari kesehatan. Kesehatan merupakan keadaan yang sehat secara fisik, mental, spiritual dan sosial yang memungkinkan setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI MENIMBANG : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Permata Bunda, maka diperlukan penyelenggaraan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu Hak Asasi Manusia (HAM) dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia adalah kesehatan. Berdasarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG DIREKTUR UTAMA KOMITE MEDIK KOMITE ETIK & HUKUM KOMITE MUTU & K3 DIREKTUR MEDIK DAN KEPERAWATAN DIREKTUR SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.58 Tahun 2014 pasal 1 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek Setiap manusia berhak atas kesehatan, serta memiliki kewajiban dalam memelihara serta meningkatkan kesehatan tersebut. Kesehatan merupakan salah satu

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang sangat penting bagi setiap orang. Tanpa adanya kesehatan yang baik, setiap orang akan mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes, RI., 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes, RI., 2014). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Pelayanan kefarmasian di apotek saat ini telah mempunyai standar dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI

SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI 1. Dokter Romawi yang menamakan tempatnya memeriksa pasien sebagai latron dan tempat menyimpan obat disebut apotheca yang berarti gudang adalah a. Avicenna b.

Lebih terperinci

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan BA B VII STANDAR 1. Proses Pendaftaran Pasien. Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung oleh sarana dan lingkungan yang memadai. KRITE RIA JUMLA H EP 1 7 1. SOP pendaftaran 2.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROGRAM PROFESI APOTEKER RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA OKTOBER NOVEMBER 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROGRAM PROFESI APOTEKER RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA OKTOBER NOVEMBER 2011 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROGRAM PROFESI APOTEKER RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA OKTOBER NOVEMBER 2011 Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) BIDANG FARMASI RUMAH SAKIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) BIDANG FARMASI RUMAH SAKIT (PKPA) BIDANG FARMASI RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT BETHESDA JL.JENDRAL SUDIRMAN NO. 70 YOGYAKARTA (1 AGUSTUS 30 SEPTEMBER 2015) PERIODE XLV OLEH: FELISITAS APRILIA JAMAN, S.Farm 2448715115 MARIA INVIOLA

Lebih terperinci