KETIDAKJUJURAN BENIH DARI KORUPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KETIDAKJUJURAN BENIH DARI KORUPSI"

Transkripsi

1 KETIDAKJUJURAN BENIH DARI KORUPSI Oleh: Sigit Handoyo, SE., M.Bus* [caption id="attachment_390" align="alignleft" width="147"] Sigit Handoyo, SE., M.Bus[/caption] PENGERTIAN KORUPSI SECARA UMUM Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruption atau corruptus yang berarti kerusakan atau kebobrokan, perbuatan tidak baik, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian. Sedangkan dalam bahasa Inggris arti kata korupsi berasal dari kata corrupt yang artinya merusak. Merusak disini dapat dipersepsikan lebih dalam lagi menjadi merusak suatu tatanan baik tatanan dalam arti kata sempit maupun secara luas. Di bidang ekonomi dan keuangan arti merusak tatanan inilah yang kemudian di Indonesia dikenal dengan istilah korupsi. Dalam sejarahnya korupsi pada awal mulanya tidak dikenal secara spesifik, akan tetapi korupsi ini sebenarnya terjadi sudah mangakar dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Salah satu contoh yang dapat kita ambil pengertian korupsi dalam tatanan dalam lingkup suatu Negara yaitu bahwa pada jaman kerajaan, raja mengambil harta dari rakyatnya dengan secara paksa dan menggunakan harta tersebut sesuai dengan kehendaknya. Perbuatan ini pada jaman itu tidak dikenal sebagai perbuatan korupsi, karena raja merupakan penguasa mutlak dan rakyat diwajibkan membayar upeti dan rakyat tidak berhak untuk mempertanyakan untuk apa harta tersebut digunakan. Akan tetapi pemahaman ini kemudian bergeser menjadi pengertian korupsi tatkala antara raja dan rakyatnya mempunyai kesepakatan dalam pengelolaan harta yang disetorkan dari rakyat kepada rajanya. Jika raja atau penguasa yang dipilih rakyat untuk memegang amanat baik pengelolaan pemerintahan termasuk keuangan yang kemudian ia memanfaatkan/ mengambil/ mencuri harta yang diamanatkan kepadanya tanpa persetujuan atau melanggar peraturan yang disepakati bersama, maka pengertian inilah yang kemudian dinamakan sebagai tindakan korupsi. 1 / 10

2 Dalam realita kehidupan saat ini, tindakan korupsi ini telah, sedang dan berpotensi (masih) akan terjadi di berbagai sektor, dari sektor bisnis bahkan sangat memprihatinkan hingga kepada sektor pendidikan dan sosial. Korupsi tidak pandang bulu, kapan, siapa, bagaimana dan dimana saja seperti yang telah, sedang dan potensial (masih) akan terjadi di negara kita ini. Hal ini terjadi karena korupsi sudah menjadi kultur yang terbangun secara perlahan-lahan namun sangat melekat tanpa disadari dalam kehidupan kita hingga menjadi seorang sahabat selama bertahun- tahun di negara kita. KORUPSI DI INDONESIA Sebagai salah satu negara terkorup, Indonesia saat ini masih berjuang dalam memerangi korupsi. Perang melawan korupsi di Indonesia sangatlah berat, disamping karena korupsi sudah merupakan bagian dari budaya dan bersifat sistemik juga lebih parah lagi ditambah dengan memperihatinkannya kondisi Good Corporate Governance dalam tataran pelaksanaan dan ditambah dengan adanya sistem desentralisasi terutama yang berhubungan dengan pengelolaan kekayaan daerah.[1] Kondisi ini memungkinkan semakin banyaknya penguasapenguasa daerah yang dengan leluasanya dapat memanfaatkan apa yang menjadi kewenangannya. Hal ini sangat memungkinkan apabila tidak adanya pengawasan yang ketat dari pusat dan besarnya kemungkinan kolusi yang terjadi antara lembaga eksektif dan legislatif. Bukan menjadi hal yang baru ketika kita mendengar adanya korupsi yang melibatkan oknum kepala daerah dan anggota DPRD atau DPR. Dalam suatu penelitian yang dilakukan di Indonesia dilaporkan bahwa korupsi yang terjadi di Indonesia sangat potensial terjadi di tingkat daerah, birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan dan lembaga pembuat/ perancang hukum dan peraturan, dan juga di sektor pelayanan publik.[2] Disamping itu, perpindahan kekuasaan dari sentralisasi kepada desentralisasi akan menyebabkan permasalahan lainnya yaitu permasalahan transparansi dan akuntabilitas mengenai pengelolaan keuangan yang lebih disebabkan oleh kepentingan politik.[3] Potensi kerugian Negara akibat korupsi selama tahun 2011 tercatat sebesar Rp. 152,96 triliun[4] yang mencerminkan bahwa potensi korupsi di Negara kita masih sangat besar akan terjadi. Korupsi di Negara kita dapat diibaratkan sebagai sebongkah gunung es yang mengambang di lautan yang mana hanya sebagian kecil saja yang terlihat di permukaan dan justru sebagian besar tidak nampak dari permukaan. Beberapa sektor korupsi yang terjadi di Indonesia mencakup di 9 sektor yang sangat vital yaitu:[5] 1. Hukum 2. Kepolisian 3. Perijinan, infrastruktur dan fasilitas publik 4. Administrasi Pertanahan 5. Administrasi Perpajakan 2 / 10

3 6. Administrasi Bea dan Cukai 7. Kontrak-kontrak dan pengadaan fasilitas publik 8. Industri penggalian sumber daya alam dan lingkungan 9. Pasar tenaga kerja Hal ini sangat memprihatinkan kalau kita melihat sektor-sektor yang terlibat dalam kasus-kasus korupsi di atas. Sektor-sektor yang seharusnya menjadi kunci dalam pemberantasan korupsi justru menjadi aktor utama dan pendukung terjadinya korupsi. PENGERTIAN KORUPSI DI INDONESIA Pengertian korupsi antara satu negara dengan negara yang lain mungkin mempunyai landasan hukum yang berbeda. Akan tetapi esensi dari tindakan korupsi pada prinsipnya adalah sama. Di Indonesia sendiri yang dimaksud korupsi diatur menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20. Tahun 2001 dapat dirumuskan ke dalam perbuatan-perbuatan yang dikelompokkan sebagaimana berikut ini: 1. Perbuatan yang mengakibatkan timbulnya kerugian keuangan negara yang dapat meliputi; melawan hukum untuk memperkaya diri, menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri. Jadi dalam hal kaitannya dengan hal ini, perbuatan dikatakan sebagai korupsi jika memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Setiap orang, 2. Dengan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, 3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana, 4. Yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan, 5. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara 6. Suap menyuap yang meliputi: penyuapan terhadap pegawai negeri, memberi hadiah kepada PNS, pegawai negeri yang menerima suap, hakim dan advokat yang menerima suap. 7. Penggelapan dalam jabatan yang dapat meliputi: pegawai negeri yang menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan, pegawai negeri yang memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi, pegawai negeri yang merusakkan bukti, pegawai negeri yang membiarkan orang lain merusakkan bukti dan pegawai negeri yang membantu orang lain merusakkan bukti. 8. Pemerasan yang meliputi pegawai negeri yang melakukan pemerasan dan pegawai negeri yang memeras pegawai negeri lainnya 9. Perbuatan curang yang dapat meliputi: i) Pemborong, ahli bangunan, atau penjual bahan bangunan yang berbuat curang pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan bangunan yang dapat membahayakan keamanan orang atau keamanan barang atau keselamatan Negara dalam keadaan perang ii) pengawas bangunan atau pengawas penyerahan bahan bangunan yang membiarkan perbuatan curang pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan bangunan yang 3 / 10

4 dilakukan dengan sengaja iii) iv) rekanan TNI/Polri berbuat curang pengawas rekanan TNI/Polri yang membiarkan perbuatan curang v) Penerima barang TNI/Polri yang membiarkan perbuatan curang vi) pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain 1. Benturan kepentingan dalam pengadaan yang dapat berupa perbuatan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan sengaja langsung maupun tidak langsung turut serta dalam pemborongan, pengadaan dan persewaan yang sedang diurus dan diawasinya 2. Gratifikasi yang dapat berupa pegawai negeri yang menerima gratifikasi sehubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya serta tidak lapor KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi KORUPSI MENURUT ISLAM Pengertian korupsi dalam Islam mungkin berbeda dengan istilah yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya karena pengertian umum atas korupsi didasarkan kepada Undang- Undang yang berlaku di suatu wilayah. Dalam Islam pengertian korupsi tidak dijelaskan secara spesifik, akan tetapi esensi perbuatan korupsi sebenarnya telah ada dalam ungkapan Islam. Terdapat banyak ungkapan yang dapat digunakan untuk menggambarkan perbuatan korupsi bila dikaitkan dengan pengertian korupsi di Indonesia. Namun di dalam Islam, ada beberapa perbuatan yang merupakan mencerminkan tindakan korupsi yaitu ghulul atau penggelapan, risywah atau penyuapan, al-suht atau pemanfaatan barang hasil tindakan melanggar hukum, al-khiyânah atau pengkhianatan/ penyelewengan/ pemalsuan, al-saraqah yang berarti mengambil harta orang lain secara rahasia dan melawan hukum/ mencuri dan ghasab atau perampasan, 1. Ghulul yang berarti tindakan penggelapan. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan perbuatan seseorang yang melakukan menggelapkan harta untuk kepentingan dirinya sendiri ataupun untuk kelompoknya atas harta yang diamanahkannya. Disinggung dalam QS Ali Imrân ayat 161 bahwa perbuatan penggelapan atas harta akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allâh: Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. (QS Ali Imrân [3]: 161) 4 / 10

5 Dalam ayat tersebut jelas disebutkan bahwa perbuatan pengkhianatan atas harta rampasan perang dapat diartikan sebagai tindakan penggelapan atas apa yang seharusnya dijaga bersama. Salah satu ciri khas perbuatan korupsi adalah penggelapan sehingga pengertian ghulul ini memenuhi kriteria sebagai bentuk perbuatan korupsi. 1. Risywah yang berarti upah, hadiah, pemberian atau komisi yang dalam istilah korupsi dimaksudkan sebagai suap atau gratifikasi yaitu pemberian seseorang kepada orang lain yang bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyuap. Rasulullah bersabda berkaitan dengan suap ini:?????????????????????????????? :??????????????????????????????????????????? Dari Ibnu Umar t, ia berkata: Rasûlullâh melaknat yang memberi suap dan yang menerima suap. [HR al-tirmidzi, 1/250; Ibnu Majah, 2313 dan Hakim, 4/ ; dan Ahmad 2/164,190.[6] Kasus korupsi berupa pemberian suap ini sering kita dengar di media-media masa di negara kita seperti suap yang dilakukan dalam rangka memperoleh proyek-proyek pembangunan asset pemerintah dan sebagainya. Suap dalam islam ini dikategorikan ke dalam perbuatan korupsi karena perbuatan suap ini akan mengakibatkan hilangnya hak seseorang yang sudah menjadi haknya tetapi berpindah kepada orang lain yang tidak berhak atau dengan kata lain akan merugikan orang-orang yang tidak seharusnya dirugikan. 1. Al-Suht berarti memanfaatkan barang atau harta yang berasal dari perbuatan yang dilarang. Dalam kaitannya dengan korupsi, seseorang yang ikut memanfaatkan harta hasil dari tindakan korupsi sedangkan ia mengetahui harta tersebut dari hasil korupsi maka ia pun dapat dianggap menjadi bagian dari orang yang melakukan tindakan korupsi tersebut. 2. d. Al-Khiyanah yaitu berkhianat. Seperti dijelaskan dimuka bahwa suatu perbuatan dikatakan korupsi jika salah satu perbuatan tersebut merupakan pengkhianatan atas suatu amanah. Dalam islam khiyanah adalah perbuatan yang sangat dilarang dan sebaliknya Islam mengharuskan kita untuk memenuhi semua janji atau akad. Dalam QS al-mâidah 1 dan al-isrâ 34 disebutkan: 1. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.[7] (QS al-mâ idah [5]: 1) dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya." (QS al-isrâ [17]: 34) Kemudian dalam sebuah hadits Rasûlullâh yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Rasûlullâh bersabda: Barangsiapa yang berlaku zhalim (khianat dalam masalah harta) sejengkal tanah maka kelak pada hari kiamat akan digantungkan tujuh lapis bumi di lehernya. (HR al-bukhâri dan Muslim) 5 / 10

6 Selain itu sifat khiyanah ini merupakan salah satu ciri orang munafik sebagaimana disabdakan Rasûlullâh menurut riwayat Bukhari dan Muslim: Ada empat sifat, barangsiapa yang sifat-sifat itu ada pada dirinya, maka ia adalah orang yang munafik tulen, dan barangsiapa yang padanya ada satu sifat saja, maka ia memiliki satu sifat kemunafikan hingga ia menanggalkannya, yaitu: Apabila dipercaya ia berkhianat, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengkhianati dan apabila ia berbantah-bantahan maka ia berbuat keji (HR al-bukhâri dan Muslim) Jika kita melihat sabda Rasûlullâh ini maka jelaslah disini bahwa orang yang berbuat korupsi termasuk ke dalam orang-orang yang sangat dibenci dan ia tidak dapat dipercaya serta ia dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang munafik 1. Al-Saraqah yang berarti mengambil harta orang lain secara rahasia dan melawan hukum. Pengertian di atas sebenarnya sama dengan pengertian korupsi yang mana tindakan mengambil harta orang lain (dalam lingkup lebih luas adalah organisasi dan negara) secara diam-diam dan melanggar hukum juga merupakan tindakan pencurian dan penggelapan yang juga merupakan perbuatan korupsi. 2. Ghasab yang berarti menggunakan harta seseorang secara paksa dengan tanpa hak.[8] Dalam al-qur ân, ghasab disebutkan dalam QS al-baqarah [2]: 188: 188. Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. (QS al-baqarah [2]: 188) Jelaslah disini bahwa perbuatan ghasab adalah salah satu ciri perbuatan korupsi meskipun dalam perbuatan ghasab ini terkadang barang yang digunakan berniat untuk dikembalikan. Banyak kasus korupsi yang terjadi di kalangan birokrat dengan jalan seolah-olah meminjam harta baik dalam bentuk uang maupun barang dari inventaris yang senyata-nyatanya memang dimaksudkan untuk mencuri, namun ketika ketahuan ia akan segera mengembalikannya seolaholah hanya meminjamnya meskipun sudah mempunyai niat untuk mencurinya. MENGUAK AKAR PERMASALAHAN KORUPSI Permasalahan korupsi di berbagai tempat tidak akan pernah berhenti dari pemberitaan. Yang menjadi perhatian kita yang sangat menarik untuk dikaji adalah mengapa korupsi selalu terjadi dan terjadi lagi. Seperti telah diuaraikan dimuka bahwa korupsi terjadi tatkala ada seseorang atau kelompok yang dengan sengaja melakukan pengkhianatan suatu amanah. Oleh karena itu tindakan korupsi tidak pernah terlepas dari 2 unsur yaitu suatu sistem dan manusia atau orang-orang yang terlibat di dalam sistem tersebut. Suatu sistem yang baik memang dapat mengurangi atau mencegah timbulnya tindakan korupsi, akan tetapi sistem dapat berjalan baik atau justru sebaliknya sangat tergantung kepada orang-orang yang melaksanakannya. Jika kita melihat jenis-jenis tindakan yang dapat dimasukkan ke dalam perbuatan korupsi yang telah dibahas dimuka, maka korupsi selalu dimulai dengan adanya suatu konflik baik konflik 6 / 10

7 kepentingan individu maupun kelompok. Namun demikian konflik yang muncul dalam perbuatan korupsi tetaplah dimulai dengan konflik individu (internal). Korupsi memang dapat dilakukan secara berjamaah namun tetap saja orang yang mempunyai kewenangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan suatu kegiatan ataupun transaksi yang berada dalam pengendaliannya hanyalah satu orang. Dari sinilah kita dapat menggali akar dari segala macam bentuk korupsi bahwa korupsi terjadi karena adanya konflik internal (kepentingan) seseorang yang akhirnya berusaha mengaburkan, menyembunyikan atau menutup-nutupi perbuatannya sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa akar segala perbuatan korupsi adalah ketidakjujuran yang dimulai dari diri pribadi seseorang. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat tindakan korupsi dari perspektif ilmu akuntansi forensik. Untuk memudahkan dalam menganalisa dan menjelaskan mengapa terjadi fraud (tindakan curang) maka dibutuhkan fraud triangle.[9] Gambar fraud triangle biasa digunakan untuk memudahkan dalam menelaah motif mengapa fraud atau tindakan curang dapat terjadi yang dalam hal ini salah satunya adalah perbuatan korupsi. Faktor pertama dalam fraud triangle adalah karena adanya faktor rasa tertekan yaitu faktor dimana orang melakukan korupsi terdorong karena adanya tekanan baik tekanan kebutuhan keuangan ataupun yang lainnya yang dapat berasal dari dalam atau dari luar. Faktor kedua adalah perasaan adanya kesempatan yang merupakan faktor dorongan bagi seseorang untuk melakukan korupsi karena adanya kelemahan suatu sistem yang dapat dimanfaatkan. Sedangkan faktor ketiga adalah rasionalisasi yaitu faktor pembenaran dari si pelaku bahwa apa yang ia lakukan adalah benar dan dapat diterima. Meskipun secara teoritis ketiga faktor tersebut mutlak harus ada dalam suatu tindakan korupsi, akan tetapi terdapat satu landasan utama agar korupsi tidak akan terjadi yaitu kejujuran. Walaupun terdapat tekanan yang berat untuk mendapatkan uang begitu besar serta adanya peluang yang besar untuk melakukan tindakan korupsi, perbuatan melanggar hukum ini tidak akan terjadi jika akhlaq mulia yang bernama kejujuran ini selalu ditegakkan oleh setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi. Dalam Islam diajarkan bagaimana kejujuran ini harus ditegakkan di dalam setiap tindakan dimanapun kita berada seperti disebutkan dalam firman Allâh, 119. Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS al-taubah [9]: 119) Juga Sabda Rasûlullâh yang diriwayatkan oleh Muslim Hendaklah kamu berbuat jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke surga, selama seseorang terus menerus berlaku jujur dan berusaha jujur sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hindarilah dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa menunjukkan ke neraka. Dan selama seseorang terus-menerus berdusta dan berusaha berdusta, sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (HR Muslim) Dalam kaitannya dengan masalah korupsi kejujuran dapat ditegakkan dalam hal memberikan laporan keuangan atau laporan pertanggungjawaban apa adanya dan tidak direkayasa. 7 / 10

8 Seringkali kita mendengar dalam pengajuan anggaran yang hendak dibahas dalam sidang komisi di DPR melibatkan kasus suap atas anggota Dewan hal ini disebabkan karena pihak yang mengajukan rencana anggaran ingin mendapat persetujuan atas rencana belanjanya sehingga dalam pengajuan rencana anggarannya pun juga direkayasa untuk menutup uang yang digunakan untuk memberikan suap. Kasus korupsi kecil-kecilan juga sering diakukan pegawai terutama bagian pengadaan barang yang melakukan pengadaan barang secara rutin setiap bulan, triwulan, semesteran atau tahunan. Komisi dan diskon menjadi perangsang terjadinya korupsi atas pengadaan barang ini. Sekali lagi, ketidakjujuran menyelimuti transaksi ini dengan tidak mencantumkan potongan harga dalam bukti transaksi dan lebih parah lagi yang bersangkutan dapat mengisi besarnya transaksi sesuai dengan keinginannya. Kejujuran merupakan bagian dari akhlaq mulia yang harus ditegakkan, oleh karena itu pemupukan keimanan pun tentunya perlu dibangun untuk menjadi kontrol dalam mencapai akhlak yang mulia ini. Insya Allâh jika kita selalu menegakkan akhlaq kejujuran ini, niscaya korupsi di negara kita tidak akan pernah tumbuh subur hingga kapanpun. MARÂJI ADB/OECD Self Assessment Report Indonesia. ADB Governance and Institutional Capacity. Albrecht, S. W, Albrecht Conan C and Albrech O Chad Fraud Examination, 2 nd South Western. Thomson ed. Hamilton, N Anti-Corruption Strategy in Indonesia, Bulletin of Indonesia Economic Studies. 37(1).pp KPK. (2011). Laporan Tahunan Syaikh Abu Bakar Jabir al-jaza iri. (2006). Minhajul Muslim: Konsep Hidup Ideal dalam Islam. Darul Haq. Jakarta Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2001, Tentang Perubahan Undang-Undang No Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Tahun World Bank Combating Corruption in Indonesia. ating+corruption+in+indonesia-oct15.pdf 8 / 10

9 * Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia [1] World Bank. Combating Corruption in Indonesia TINDONESIA/Resources/Publication/03-Publication/Combating+Corruption+in+Indonesia- Oct15.pdf [2] Hamilton, N. Anti-Corruption Strategy in Indonesia, Bulletin of Indonesia Economic Studies. 37(1).pp [3] ADB. Governance and Institutional Capacity. [4] Laporan Tahunan KPK. (2011) [5] World Bank. Combating Corruption in Indonesia.., 2003 [6] Syaikh Al-Albani berkata, Shahih. Lihat Irwa Ghalil 8/244] [7] Aqad (perjanjian) mencakup janji prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya. 9 / 10

10 Powered by TCPDF ( Buletin Al-Islamiyah [8] Syaikh Abu Bakar Jabir al-jaza iri. Minhajul Muslim: Konsep Hidup Ideal dalam Islam. (Jakarta: Darul Haq, tt) [9] Albrecht, S. W, Albrecht Conan C and Albrech O Chad Fraud Examination, 2 nd ed. South Western. Thomson 10 / 10

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK

Lebih terperinci

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA Modul ke: 11 Udjiani Fakultas PSIKOLOGI 1. Pengertian Korupsi 2. Bentuk-bentuk Korupsi 3. Jenis Tindak Pidana Korupsi 4. Grafitikasi 5. Penyebab Korupsi Hatiningrum,SH.,M

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB II IDENTIFIKASI DATA BAB II IDENTIFIKASI DATA 2.1. Definisi Buku Saku Secara umun buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan.

Lebih terperinci

Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Latar Belakang Saat ini, kewenangan untuk merumuskan peraturan perundang undangan, dimiliki

Lebih terperinci

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001 PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001 PERUMUSAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENGELOMPOKKAN : (1) Perumusan delik dari Pembuat Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana

Lebih terperinci

Modul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.

Modul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU. Modul ke: Etik UMB Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 1 Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU www.mercubuana.ac.id Tindakan Korupsi dan Penyebabnya -1 Etik UMB Abstract:Korupsi di Indonesia

Lebih terperinci

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Bab 01 PENGERTIAN To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. KORUPSI 2 Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu menjelaskan arti kata dan definisi korupsi secara tepat

Lebih terperinci

BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA Modul ke: 11 Mengapa dipelajari? Agar kita tidak ikut melakukan korupsi yang saat ini sudah menyebar ke segala lapisan masyarakat Fakultas Program Studi Rina Kurniawati,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Modul ke: 12Fakultas ISLAHULBEN, Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen ETIK UMB Tindakan Korupsi dan Penyebabnya SE., MM Pendahuluan Bentuk Korupsi Akhiri Presentasi Gratifikasi Daftar Pustaka Pendidikan

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi. Modul ke: ETIK UMB Mengenali Tindakan Korupsi Fakultas Ilmu Komputer Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Mengenal Tindakan Korupsi Masyarakat sepakat bahwa Korupsi

Lebih terperinci

ETIK UMB. Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

ETIK UMB. Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen Modul ke: 09Fakultas Gunawan EKONOMI ETIK UMB Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen Mengenali Tindakan Korupsi Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM BIDANG MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA BAGI APARATUR PEMERINTAH DESA Oleh : IPTU I GEDE MURDANA, S.H. (KANIT TIPIDKOR

Lebih terperinci

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 2001/134, TLN 4150] Pasal 5 (1) Dipidana dengan pidana penjara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN IBNU KATSIR DAN HAMKA TERHADAP AYAT-AYAT KORUPSI

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN IBNU KATSIR DAN HAMKA TERHADAP AYAT-AYAT KORUPSI BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN IBNU KATSIR DAN HAMKA TERHADAP AYAT-AYAT KORUPSI A. Bentuk-bentuk Kejahatan Korupsi Untuk menganalisis berbagai macam kejahatan korupsi, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana

Lebih terperinci

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 1 1 Bab 07 Never let corruptors unpunished DELIK KORUPSI DALAM RUMUSAN UNDANG-UNDANG Delik Korupsi Dalam Rumusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana Korupsi 1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi Tindak pidana korupsi meskipun telah diatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah yang sering dipakai dalam bidang filsafat dan psikologi.(ensiklopedia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah yang sering dipakai dalam bidang filsafat dan psikologi.(ensiklopedia 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang eksistensi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Eksistensi berarti hal berada atau dapat pula diartikan sebagai keberadaan. Eksistensi merupakan istilah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGGELAPAN JABATAN PNS PEMKAB BANYUWAGI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGGELAPAN JABATAN PNS PEMKAB BANYUWAGI 57 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGGELAPAN JABATAN PNS PEMKAB BANYUWAGI A. Analisis Hukum Pidana Terhadap Penggelapan Jabatan PNS Pemkab Banyuwangi Penggelapan jabatan merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI Penyusun Desain Sampul & Tata Letak Isi MPRCons Indonesia

Lebih terperinci

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 1 1 Bab 07 Never let corruptors unpunished DELIK KORUPSI DALAM RUMUSAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Etik UMB. Tindakan Korupsi Dan Penyebabnya. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Etik UMB. Tindakan Korupsi Dan Penyebabnya. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Etik UMB Modul ke: Tindakan Korupsi Dan Penyebabnya Fakultas FEB Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi A. Pengertian Korupsi B. Bentuk-bentuk Korupsi

Lebih terperinci

Suap Mengundang Laknat

Suap Mengundang Laknat Suap Mengundang Laknat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI Penyusun Desain Sampul & Tata Letak Isi MPRCons Indonesia

Lebih terperinci

ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA Modul ke: ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, SHI., M.Si A. Pengertian Korupsi Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

Janganlah Berlaku Zalim

Janganlah Berlaku Zalim Janganlah Berlaku Zalim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau corruptus yang mempunyai arti kerusakan atau kebobrokan. sebagainya. Selain itu korupsi juga diartikan sebagai:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau corruptus yang mempunyai arti kerusakan atau kebobrokan. sebagainya. Selain itu korupsi juga diartikan sebagai: 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Korupsi 1. Pengertian korupsi Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dijumpai dimana-mana, fakta menunjukkan bahwa korupsi tersebut ada disetiap negara negara berkembang

Lebih terperinci

Kewajiban Menunaikan Amanah

Kewajiban Menunaikan Amanah Kewajiban Menunaikan Amanah Khutbah Jumat ini menerangkan tentang wajibnya menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita serta ancaman bagi orang-orang menyia-nyiakan amanah, sebagaimana yang telah

Lebih terperinci

Hari Kiamat, Hari Pembalasan

Hari Kiamat, Hari Pembalasan Hari Kiamat, Hari Pembalasan Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????..???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4: JENIS-JENIS KECURANGAN

PERTEMUAN 4: JENIS-JENIS KECURANGAN PERTEMUAN 4: JENIS-JENIS KECURANGAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cakupan atau jenis-jenis kecurangan. Melalui pembelajaran ini, diharapkanmahasiswaakan mampu: 4.1 Memahami

Lebih terperinci

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

KEDUA PERTAMA. Memahami pengertian risiko fraud. Memahami bagaimana mengidentifikasi dan upaya menyikapi risiko fraud

KEDUA PERTAMA. Memahami pengertian risiko fraud. Memahami bagaimana mengidentifikasi dan upaya menyikapi risiko fraud PERTAMA KEDUA Memahami pengertian risiko fraud Memahami bagaimana mengidentifikasi dan upaya menyikapi risiko fraud Lord Acton 1887 : Kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan yang absolut mengakibatkan

Lebih terperinci

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Bahaya Menggunjing Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Nilai Harta Seorang Muslim

Nilai Harta Seorang Muslim Nilai Harta Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,????????????????????????????????????????????????????????????????,??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Serial Akhlak Muslim : Amanah

Serial Akhlak Muslim : Amanah Serial Akhlak Muslim : Amanah (الا مانة ( Oleh : H. Ali Fikri Noor, Lc, MA. (Lulusan Program SI & S II, Fak. Ushuluddin, International Islamic University Islambad, Pakistan Dan Dosen Ma'had Aly An-Nu'aimy,

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN SEMANGAT DALAM MEMPERBAIKI MORAL BANGSA

MENUMBUHKAN SEMANGAT DALAM MEMPERBAIKI MORAL BANGSA MENUMBUHKAN SEMANGAT DALAM MEMPERBAIKI MORAL BANGSA [caption id="attachment_329" align="alignleft" width="150"] mari, perbaiki moral bangsa ini[/caption] Muqaddimah Oleh: Drs. Sidik Tono, M.Hum* Jika kita

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan 1 MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan ABSTRAKSI Pemberian hadiah adalah sesuatu yang terbiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asal kata korupsi berasal dari bahasa latin, yang merupakan perpaduan dua kata yaitu com yang berarti bersama-sama dan rumpere yang berarti pecah atau jebol.

Lebih terperinci

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????

Lebih terperinci

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang

Lebih terperinci

ETIK UMB PENGERTIAN KORUPSI PRINSIP ANTI-KORUPSI. Norita ST., MT. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Industri

ETIK UMB PENGERTIAN KORUPSI PRINSIP ANTI-KORUPSI. Norita ST., MT. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Industri Modul ke: 10 Defi Fakultas Teknik ETIK UMB PENGERTIAN KORUPSI PRINSIP ANTI-KORUPSI Norita ST., MT Program Studi Teknik Industri Korupsi secara Etimologi Istilah korupsi berasal dari bahasa latin corrumpere,

Lebih terperinci

Tindak Pidana Korupsi

Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi 1. Apa korupsi itu? Korupsi adalah semua perbuatan atau tindakan yang diancam dengan sanksi sebagaimana diatur di dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Lebih terperinci

Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Sahih Sunan Ibnu Majah, Vol, 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), h

Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Sahih Sunan Ibnu Majah, Vol, 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), h 169 Al-Qur an / BAB Hadist I al-zukhruf/ 43: 32 Lampiran Terjemahan Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,

Lebih terperinci

Korupsi tidak hanya dilakukan oleh penyelenggara negara, tetapi juga melibatkan pihak lain, sehingga merusak

Korupsi tidak hanya dilakukan oleh penyelenggara negara, tetapi juga melibatkan pihak lain, sehingga merusak PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADA JASA KONSULTASI Dr. Setyo Utomo, SH, M.Hum PENDAHULUAN Penyelenggara Negara mempunyai peran penting dalam konstelasi ketatanegaraan. Hal ini tersirat dalam Amanat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

*** Tunaikanlah Amanah

*** Tunaikanlah Amanah Tunaikanlah Amanah Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan

Lebih terperinci

E٤٢ J٣٣ W F : :

E٤٢ J٣٣ W F : : [ ] E٤٢ J٣٣ W F : : Masyarakat yang bersih, yang tidak dipenuhi berbagai berita adalah masyarakat yang selamat serta terjaga, dan yang melakukan maksiat tetap tertutup dengan tutupan Allah atasnya hingga

Lebih terperinci

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Macam-Macam Dosa dan Maksiat Macam-Macam Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????

Lebih terperinci

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Urgensi Menjaga Lisan Satu waktu Rasulullah saw pernah ditanya: keislamanan bagaimana yang utama? Beliau menjawab: siapa yang perkataan dan perbuatannya menjadikan orang Islam

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Pentingnya Kesabaran Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI 20 BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI A. Undang-Undang Dasar 1945 Adapun terkait hal keuangan, diatur di dalam Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, sebagaimana

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Seorang Koruptor di Hadapan Allah

Tanggung Jawab Seorang Koruptor di Hadapan Allah Tanggung Jawab Seorang Koruptor di Hadapan Allah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan

Lebih terperinci

NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Kalau Anda mendapati sebuah tindakan korupsi di wilayah tempat tinggal Anda, apa yang Anda Lakukan?

NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Kalau Anda mendapati sebuah tindakan korupsi di wilayah tempat tinggal Anda, apa yang Anda Lakukan? Kunci Jawab a n 1 Kalau Anda mendapati sebuah tindakan korupsi di wilayah tempat tinggal Anda, apa yang Anda Lakukan? 2 Amat, Kepala Dinas Kebersihan, menyewakan mobil dinas truk pengangkut sampah kepada

Lebih terperinci

[ ] E٣٢٧ J٣١٩ W F : : Al- HAYA' (Sifat PEMALU) "al Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam tarbiyah bahwa

Lebih terperinci

BAB II. A. Bentuk-Bentuk Perbuatan Yang Digolongkan Dalam Perbuatan Tindak. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa

BAB II. A. Bentuk-Bentuk Perbuatan Yang Digolongkan Dalam Perbuatan Tindak. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 Jo. UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI A. Bentuk-Bentuk Perbuatan

Lebih terperinci

Etik UMB KORUPSI DAN PENYEBABNYA. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. M.Pd. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Etik UMB KORUPSI DAN PENYEBABNYA. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. M.Pd. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Etik UMB Modul ke: KORUPSI DAN PENYEBABNYA Fakultas FEB Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KORUPSI Arti harfiah dari kata itu ialah kebusukan, keburukan,

Lebih terperinci

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang pengelolaannya diimplemantasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PENGGELAPAN JABATAN PNS PEMKAB BANYUWANGI

BAB III DESKRIPSI PENGGELAPAN JABATAN PNS PEMKAB BANYUWANGI 43 BAB III DESKRIPSI PENGGELAPAN JABATAN PNS PEMKAB BANYUWANGI A. Latar Belakang Kasus Dalam rangka otonomi daerah, korupsi terjadi mengikuti kekuasaan yang terdesentralisasi ke tingkat lokal. Peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era seperti sekarang ini, kasus kecurangan laporan keuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak tidak pernah ada habisnya. Perkembangan dunia telah membawa pengaruh

Lebih terperinci

KETIKA PROFESI KARYAWAN JADI PILIHAN

KETIKA PROFESI KARYAWAN JADI PILIHAN KETIKA PROFESI KARYAWAN JADI PILIHAN Menjadi seorang pegawai merupakan idaman banyak orang. Baik itu di instansi pemerintah atau swasta Profesi sebagai karyawan/ pegawai banyak diminati orang karena memang

Lebih terperinci

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA Modul ke: STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA Disampaikan pada perkuliahan ETIK UMB kelas PKK Fakultas TEKNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEKNIK INDUSTRI www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN

Lebih terperinci

Bahaya Menyebarkan Isu

Bahaya Menyebarkan Isu Bahaya Menyebarkan Isu Kutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang mengalami proses pembangunan. Proses pembangunan tersebut dapat menimbulkan dampak sosial positif yaitu

Lebih terperinci

Porsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution.

Porsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution. Bagi Hasil: Mudharabah Musyakarah SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity POOLING DANA Alhamdulillah... Pembiayaan/Jual Beli: Murabahah Angsuran Murabahan Sekaligus Sewa

Lebih terperinci

Gaya Hidup Islami dan Jahili

Gaya Hidup Islami dan Jahili Gaya Hidup Islami dan Jahili Dalam pandangan Islam gaya hidup dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) gaya hidup Islami, dan 2) gaya hidup jahili. Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang

Lebih terperinci

Menjadi Hakim Zhalim ????????????:

Menjadi Hakim Zhalim ????????????: Menjadi Hakim Zhalim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAGI PEJABAT NEGARA PENERIMA GRATIFIKASI YANG MELAPORKAN DIRI KEPADA KPK BERDASARKAN HUKUM POSITIF DAN FIKIH JINAYAH

BAGI PEJABAT NEGARA PENERIMA GRATIFIKASI YANG MELAPORKAN DIRI KEPADA KPK BERDASARKAN HUKUM POSITIF DAN FIKIH JINAYAH BAB IV ANALISIS PENGHAPUSAN PIDANA BAGI PEJABAT NEGARA PENERIMA GRATIFIKASI YANG MELAPORKAN DIRI KEPADA KPK BERDASARKAN HUKUM POSITIF DAN FIKIH JINAYAH A. Persamaan Penghapusan Pidana bagi Pejabat Negara

Lebih terperinci

Bab XXV : Perbuatan Curang

Bab XXV : Perbuatan Curang Bab XXV : Perbuatan Curang Pasal 378 Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,

Lebih terperinci

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN PENGANTAR Korupsi di Indonesia sudah merasuk hampir di seluruh sendi kehidupan bangsa, modus operandi dan luasan cakupan Tindak

Lebih terperinci

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan Pasal 413 Seorang komandan Angkatan Bersenjata yang menolak atau sengaja mengabaikan untuk menggunakan kekuatan di bawah perintahnya, ketika diminta oleh penguasa sipil yang

Lebih terperinci

HADITS PERTAMA HADITS NIAT

HADITS PERTAMA HADITS NIAT HADITS HAFALAN UNTUK ANAK HADITS PERTAMA HADITS NIAT א כ א אت و א אل א א ى. א Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang ia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan

Lebih terperinci

Dosa-dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Dosa-dosa Besar Yang Dianggap Biasa Dosa-dosa Besar Yang Dianggap Biasa Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA MTPJ 13-19 Juli 2014 TEMA BULANAN: Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan TEMA MINGGUAN : Kejujuran Sebagai Senjata Melawan Korupsi Bahan Alkitab: Keluaran 22:1-5; Kisah Para Rasul 5:1-11 ALASAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan

Lebih terperinci

Eksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

Eksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta Eksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Latar Belakang Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaedah

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Modul ke: 12 ETIK UMB Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER AFIYATI SSi., MT. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA MATERI 13 BENTUK-BENTUK KORUPSI -bentuk Korupsi 1 Suap 2 Penggelapan, pemalsuan/penggelembungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun dan kurang optimalnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintahan Indonesia saat ini, menjadikan

Lebih terperinci

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis AKHLAQ BISNIS ISLAMI تا ا ق ا Rikza Maulan Lc M.Ag Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis (1) Barometer Kataqwaan Seseorang: Allah SWT berfirman (QS. 2 : 188) ن - 2 # 5 وا 2 6 + س 3% "! ا ا ال ا # & م %

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@*5 0 4. "/ 4!

!! #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/ 4./ 56 * % &' &()*+&,  # $ %! #78*5 9: ;<*% =7 >1?@*5 0 ;A  4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@*5 0 4. / 4! [ ] E٤٩١ J٤٨٧ W F : : Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. Sesungguhnya agama mewajibkan kepada para pengikutnya (berbuat baik) dalam segala hal dan tidak ridha dari para pengikutnya

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM. Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perseorangan maupun oleh korporasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana korupsi disamping sudah diakui sebagai masalah nasional juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah terjadi

Lebih terperinci