PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON Oleh: Sri Setiowati SMAN 6 Cirebon, Jawa Barat ABSTRAK Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMAN 6 Cirebon, pemanfaatan bahan daur ulang bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik. Kombinasi ini akan melatih kecerdasan otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi, pemanfaatan bahan daur ulang bekas ini juga menjawab tentang persoalan penanggulangan sampah industri bahan daur ulang bekas agar tidak menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali. Penelitian dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah yaitu: apakah penggunaan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon pada pokok bahasan seni kriya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptip dengan disain Spiral PTK adaptasi dari Hopkins. Penelitian dilaksanakan selama dua pertemuan dengan menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan metode tes untuk mengetahui kreativitasi siswa. Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 83 dengan persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 97,22% dalam kategori berhasil. Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor sebesar 66 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 82 dalam kategori baik. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Seni Kria, Kreativitas Siswa 16

2 PENDAHULUAN Sejak manusia beralih dari zaman ke zaman besi manusia telah memanfaatkan paduan bahan daur ulang sebagai bahan pembuatan keris, tombak, kapak, dan perhiasan. Bahan daur ulang mempunyai sifat-sifat fisik seperti ketahanan leleh, kehilangan panas yang sedikit, konduktivitas panas dan listrik yang baik, ketahanan gesek, dan ketahanan lentur yang baik dan berbeda-beda satu sama lain (Suharto, 1995: 117). Saat ini, bahan daur ulang banyak dimanfaatkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Misalnya jenis bahan daur ulang yang dibuat menjadi perlengkapan makan seperti sendok makan sampai mesin bermotor. Bahan daur ulang yang telah mengalami kerusakan dan telah kehilangan fungsinya, oleh kebanyakan orang akan dibuang, sehingga menjadi barang bekas. Bahan daur ulang yang telah menjadi barang bekas jika ditangani dengan tepat, dapat dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai fungsional kembali, bahkan terkadang akan memiliki nilai ekonomi. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia telah berubah menjadi sebuah mesin industri sehingga efek dari hal tersebut berdampak munculnya limbah industri yang melonjak. Hal ini adalah hukum sebab akibat yang tidak dapat dipungkiri. Bahan daur ulang bekas sebagai barang yang masih mungkin untuk dimanfaatkan, akhir-akhir ini banyak dijadikan sebagai barang jadi yang bernilai ekonomis tinggi. Di antara bahan-bahan bekas tersebut misalnya besi, baja, seng dan alumunium. Dalam dunia industri kreatif, beberapa orang berusaha mewujudkan imajinasi mereka dengan menjadikan bahan daur ulang bekas tersebut menjadi barang yang berguna bagi masyarakat, baik menjadi barang fungsional kembali maupun sebagai barang yang memiliki nilai seni tinggi. Salah satu jenis bahan daur ulang yang masih dapat diolah kembali adalah besi. Besi sebagai salah satu jenis bahan daur ulang banyak dimanfaatkan manusia dengan berbagai ragam fungsinya. Mulai dari bahan bangunan hingga karya kerajinan semuanya menggunakan bahan dasar bahan daur ulang jenis ini.pemanfaatan bahan daur ulang bekas jenis besi, baja, alumunium, dan seng ini sebagai bahan kerajinan mulai dikembangkan manusia berdasarkan jenis kepentingannya. Bukan hanya digunakan untuk kerajinan yang bersifat terapan saja tetapi juga sebagai karya kerajinan yang memiliki nilai-nilai keindahan dengan memperhatikan bentuknya. Pendidikan di sekolah memiliki tugas yang tidak ringan. Di zaman yang sudah sedemikian maju, teknologi canggih telah menjadi kebutuhan bagi semua pihak, baik siswa maupun guru. Hal ini demi keberhasilan pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan nasional yakni membentuk manusia dewasa seutuhnya. Oleh karena itulah SMA yang merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal yang mengajarkan kapada siswa didiknya, untuk siap menghadapai tantangan zaman dengan memberi bekal sebuah keterampilan. Keterampilan yang dimaksud adalah ketrampilan sesuai dengan jurusan yang dibuka pada SMA tersebut. Selain itu, terdapat juga mata pelajaran yang mampu mengasah katerampilan bagi siswa yaitu Mata Pelajaran Seni Budaya termasuk di dalamnya seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Dalam berkarya seni rupa, siswa dituntut untuk mampu menggali potensi kreatifnya guna menciptakan karya yang menarik. Tersedianya bahan juga turut serta 17

3 menentukan daya kreatif siswa dalam berkarya. Bahan yang akan digunakan siswa dalam berkarya adalah salah satu hal yang dapat membantu meningkatkan kreativitas siswa, misalnya siswa dapat memilih bahan yang ada di sekitarnya. Misalnya dalam berkarya tiga dimensi, siswa dapat memanfaatkan limbah produksi yang terdapat di lingkungan SMA. Pemanfaatan limbah produksi merupakan salah satu bahan yang efektif yang dapat digunakan siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dalam berkarya, selain mengurangi biaya produksi juga dapat membantu dalam pengolahan bahan daur ulang bekas. Bahan-bahan bahan daur ulang bekas tersebut bukan tidak mungkin dapat tercipta karya yang unik, indah, dan bernilai ekonomis tinggi. Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMA, pemanfaatan bahan daur ulang bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik. Kombinasi ini akan melatih kecerdasan otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi, pemanfaatan bahan daur ulang bekas ini juga menjawab tentang persoalan penanggulangan sampah industri bahan daur ulang bekas agar tidak menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali. Bahan-bahan bahan daur ulang bekas bila dilihat dari manfaatnya cocok sekali apabila diaplikasikan ke dalam pembuatan karya seni di SMA karena biaya yang digunakan dalam membuat karya seni, tidak begitu mahal. Hal tersebut juga didukung dengan adanya fasilitas alat untuk merangkai besi yaitu las, dan juga letak SMA Negeri 6 Cirebon yang beralamat di Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 79 Kota Cirebon ini tidak jauh dari tempat pembuangan sampah akhir di Taman Kerucuk. SMA Negeri 6 Cirebon yang dekat dengan tempat pembuakngan akhir sampah dan tersedianya banyak limbah merupakan faktor yang menarik bagi peneliti sebagai guru untuk memanfaatkan limbah khususnya bahan daur ulang bekas untuk membuat karya. Alasan pemilihan lokasi penelitian di SMAN 6 Cirebon karena sekolah tersebut dalam kegiatan pembelajaran seni khususnya seni rupa, menurut peneliti termasuk dalam kategori yang cukup bagus, hal ini bisa dilihat dari kemampuan siswa dalam berkarya seni rupa yang didukung oleh fasilitas sekolah yang cukup memadai. Hal tersebut juga didukung dengan adanya apresiasi pihak sekolah terhadap kegiatan seni rupa yang sangat antusias. Penulis sebagai guru di SMAN 6 Cirebon melihat ketidak berhasilan dalam pembelajaran seni kriya bahan daur ulang di kelas XI IPS, dikelas tersebut nilainya dibawah KKM yaitu dibawah 77 sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas di kelas XI IPS 3. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang penggunaan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/

4 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto, at.al. (2006:3) mengemukakan Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Jadi PTK bisa dikatakan suatu tindakan yang disengaja untuk mendapatkan kegiatan belajar mengajar dengan hasil yang maksimal yang berfokus pada kegiatan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas XI IPS 5 SMA Negeri 6 Cirebon, jumlah siswa 36 orang Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang terdiri dari 4 tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan perbaikan rencana dalam setiap siklus. Data yang diperoleh melalui penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran, data hasil tes akhir siswa dikumpulkan dan dianalisis baru kemudian dijabarkan dengan menguraikannya dalam bentuk statistik deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1) Perangkat Kegiatan Belajar Mengajar, perangkat ini meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, soal latihan, setiap siklus menggunakan multimedia berbasis flash; 2) Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar apakah sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam RPP; 3) Observasi ini dilakukan oleh peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dan mendapatkan sesuatu tentang aktivitas dan respons siswa terhadap multimedia berbasis flash; 4) Soal evaluasi, untuk mengetahui hasil dari pembelajaran dengan menerapkan multimedia berbasis flash maka peneliti mengadakan tes yang berbentuk pilihan ganda menggunakan skala 100. HASIL DAN PEMBAHASAN Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMA, pemanfaatan bahan daur ulang bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik. Kombinasi ini akan melatih kecerdasan otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi, pemanfaatan bahan daur ulang bekas ini juga menjawab tentang persoalan penanggulangan sampah industri bahan daur ulang bekas agar tidak menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan dengan waktu 2 jam pelajaran. Penelitian ini berawal dari permasalahan pembelajaran seni budaya pada materi ilustrasi seni rupa pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan bahan daur ulang sebagai media 19

5 pembelajaran seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/ Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Persiapan (planning) Siklus I ini diawali dengan persiapan guru dalam mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disiapkan, dengan waktu masing-masing 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa akan pengetahuan yang mereka butuhkan dalam pokok bahasan seni kriya, Menyeleksi pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi seni kriya, menyeleksi bahan dan masalah yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan alat dan bahan daur ulang sebagai kebutuhan media seni kriya, serta membuat bahan ajar yaitu materi seni kriya. b. Pelaksanaan (acting) Pertemuan pertama dilaksanakan pada bulan Februari 2016 waktu pelaksanaan adalah 2x45 menit, materi pembelajaran seni kriya. Kegiatan awal, persiapan kelas, absensi siswa, guru menugaskan untuk merancang desain karya seni kriya bahan daur ulang miniature motor. Kegiatan inti, guru menugaskan untuk merancang desain karya seni kriya bahan daur ulang miniature motor, guru menilai dan membahas hasil desain, Kegiatan akhir, guru memotivasi siswa untuk memilih bahan-bahan logam bekas yang efektif untuk dimaanfaatkan dalam pembuatan karya seni kriya bahan daur ulang. Sedangkan untuk prosentase ketuntasan nilai siswa dalam proses pembelajaran seni kriya siswa kelas XI IPS 3 pada siklus I dapat dilihat pada gambar 1. Ketuntasan Hasil Belajar Tuntas Tidak Tuntas 53% 47% Gambar 1. Ketuntasan Hasil Belajar kreativitas Siswa Secara garis besar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 belum menunjukkan peningkatan. Dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya hanya 47% siswa yang sudah mulai memahami materi seni kriya. c. Pengamatan (observing) 1) Hasil observasi aktivitas siswa 20

6 Observer melakukan pengamatan gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama KBM. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 90 menit, yang disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 1 Persentase rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus I No Kategori Pengamatan Persentase aktivitas siswa 1 Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik Siswa bersikap disiplin dalam KBM Siswa berusaha memahami materi Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya 65 5 Siswa mengikuti materi yang sedang dipelajari Siswa mampu memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru Siswa mengerjakan soal latihan dan melakukan tugasnya dengan baik 66 8 Siswa mengkomunikasikan desain dan produk hasil seni kriya ke siswa lain dan 65 menanggapi pendapat siswa yang lain. 9 Siswa mengemukakan pendapat dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang 76 disampaikan. 10 Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik. 51 Rata-rata 66 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh observer memperoleh nilai sebesar 66 dengan kriteria sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus 1 belum berhasil dan perlu ada perbaikan pada siklus berikutnya. 2) Peningkatan apresiasi siswa Selanjutnya mengenai data tes peningkatan kreativitas siswa dalam pokok bahasan seni kriya, disajikan dalam ringkasan tabel berikut: 21

7 Tabel 2 Nilai tes hasil belajar siswa siklus I Jumlah siswa Total nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan ,22%. Dilihat dari Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 76 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus I belum mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006), pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata KKM dengan persentase mencapai 75%, sedangkan nilai KKM SMA Negeri 6 adalah 77. Hasil analisis data nilai kreatifitas belajar siswa dalam pembelajaran materi seni kriya Siklus 1 di atas terlihat bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum dinyatakan berhasil. Ketidak tuntasan atau belum berhasilnya pembelajaran siklus 1 tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran materi seni kriya dengan penerapan bahan daur ulang sebagai media seni kriya yang belum terlaksana secara optimal, dan masih ada kekurangan selama proses pada aktifitas siswa. d. Refleksi Proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus 1 menunjukkan bahwa pembelajaran materi seni kriya setelah diberi tindakan yang berupa penggunaan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada Siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 belum dikatakan berhasil. Belum berhasilnya pembelajaran tersebut dikarenakan masih banyak hal yang perlu diperbaiki baik dari segi aktivitas siswa, maupun lreativitas siswa. Hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus I terdapat 8 aspek dalam kategori sedang, 1 aspek dalam katagori kurang, dan 1 aspek dalam katagori baik. Aspek yang Aspek penilaian yang masuk kategori sedang adalah sebagai berikut. a) Siswa bersikap disiplin dalam KBM b) Siswa berusaha memahami materi. c) Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya d) Siswa mengikuti materi yang sedang dipelajari. e) Siswa mampu memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru. f) Siswa mengerjakan soal latihan dan melakukan tugasnya dengan baik g) Siswa mengkomunikasikan desain dan produk hasil seni kriya ke siswa lain dan menanggapi pendapat siswa yang lain. h) Siswa mengemukakan pendapat dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang disampaikan Sementara satu aspek yang memiliki katagori baik adalah Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, dan satu aspek dalam katagori kurang adalah Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik. 22

8 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Setelah berakhir siklus I, sesuai dengan hasil refleksi, untuk menyempurnakan kekurangan pada siklus maka pada siklus II, akan dilakukan perubahan kegiatan sebagai berikut: 1. Persiapan (planning) Tindakan pada siklus II masih tetap menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya dengan materi yang sama yaitu seni kriya. akan tetapi dengan pelaksanaan pembelajaran yang berbeda. Tahap pertama pada siklus ini adalah tahap perencanaan yang meliputi: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa, yaitu kebutuhan akan pengetahuan mengenai seni kriya. 2) Menyeleksi pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan dan membuat perencanaan instrument penelitian (RPP, lembar observasi, lembar penilaian). 3) Menyeleksi bahan dan masalah yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan bahan daur ulang sebagai media seni kriya. 2. Pelaksanaan (acting) Pada pertemuan kali ini bertujuan untuk memperbaiki hasil tindakan pada siklus I yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Pada kegitanan awal, guru menyampaikan salam pembuka, guru mengabsen siswa yang tidak hadir, guru mengenalkan seni kriya bahan daur ulang, guru menanyakan seni kriya bahan daur ulang yang dikaitkan dengan lingkungan sekitar, guru memotivasi siswa dengan menunjukkan contoh- contoh karya seni kriya bahan daur ulang, guru menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran. Pada kegiatan Inti, dari jawaban siswa yang bermacam-macam dari Karya-karya seni bahan daur ulang guru menginformasikan ke siswa apa yang dimaksud dengan seni kriya, guru menjelaskan bahan dan teknik seni kriiya bahan daur ulang, guru memberikan contoh-contoh gambar seni kriya plastik alat transportasi, guru membentuk kelompok untuk bekerja sama, guru memberikan tugas untuk membuat desain karya seni kriya bahan daur ulang dengan tema alat transportasi kendaraan bermotor, guru memberikan tugas membuat karya seni kriya bahan daur ulang dengan tema miniatur alat transportasi kendaraan bermotor, tanya jawab antara guru dan siswa. Kegiatan Akhir, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, dan guru memotivasi siswa berupa pemberian tugas pekerjaan rumah. 3. Pengamatan (observing) 1) Hasil observasi ativitas siswa Guru observer melakukan pengamtan aktivitas belajar siswa selama KBM sebagaimana siklus sebelumnya. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 90 menit, yang disajikan dalam table berikut: 23

9 Tabel 3 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Bahan Daur Ulang sebagai Media Pembelajaran Seni Kriya pada Siklus II No Kategori Pengamatan Persentase aktivitas siswa 1 Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik Siswa bersikap disiplin dalam KBM Siswa berusaha memahami materi Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya 82 5 Siswa mengikuti materi yang sedang dipelajari Siswa mampu memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru Siswa mengerjakan soal latihan dan melakukan tugasnya dengan baik 86 8 Siswa mengkomunikasikan desain dan produk hasil seni kriya ke siswa lain dan 82 menanggapi pendapat siswa yang lain. 9 Siswa mengemukakan pendapat dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang 80 disampaikan. 10 Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik. 82 Rata-rata 82 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh observer memperoleh nilai sebesar 82 dengan kriteria baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus II telah berhasil. 2) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Selanjutnya mengenai data tes peningkatan apresiasi siswa, disajikan dalam ringkasan tabel berikut 4. Tabel 4 Nilai tes apresiasi siswa siklus II Persentase Jumlah siswa Total nilai Rata-rata Ketuntasan ,22 % 24

10 Dilihat dari Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 83 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 97,22%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II sudah mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006), pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata nilai KKM dengan persentase mencapai 75%, dan nilai KKM SMA Negeri 6 adalah Refleksi Proses dan hasil pembelajaran pada siklus II, dapat dianalisis bahwa aktivitas siswa menunjukan peningkatan. Keberhasilan pembelajaran pada siklus II merupakan akibat dari proses pembelajaran yang sudah optimal yang dilakukan oleh guru. Dengan digunakannya bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya dalam pembelajaran seni kriya keberhasilan yang diperoleh; 1) dapat meningkatkan minat siswa untuk melibatkan diri dalam aktivitas pengajaran dan pembelajaran; 2) dapat meningkatkan daya ingatan siswa tentang apa yang dipelajari dengan lebih cepat serta dapat mengingatinya dalam waktu yang lebih lama; 3) siswa mendapatkan pengalaman yang baru; 4) jumlah siswa yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) meningkat dari 17 siswa menjadi 35 siswa; 5) rata-rata kelas dalam seni kriya meningkat dari 76 menjadi 83. Dalam meningkatkan kreativitas siswa tidak hanya diberi latihan terus menerus dengan model pembelajaran pembelajaran yang sama. Dengan diterapkannya bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya siswa mendapatkan pengalaman secara langsung dan bebas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Siswa mampu mengasah daya imajinasi dengan pengalaman langsung. Dengan keterlibatan siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi-potensi, menyadari apa bakatnya, bagaimana kemampuannya dan bagaimana pula keadaan orang lain, sehingga dimiliki pengertian tentang dirinya. Ia akan mampu berdiri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, akan merasa mampu memecahkan persoalannya tanpa tergantung pada orang lain. SIMPULAN Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 83 dengan persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 97,22% dalam kategori berhasil. Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor sebesar 66 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 82 dalam kategori baik. 25

11 DAFTAR PUSTAKA Admin Prinsip-Prinsip Dasar Seni Rupa. Online at depan.forumotion.net/pada tanggal 26 februari Amanto, Hari dan Daryanto Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara Anni, Catharina Tri Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press Arifin, D Sejarah Seni Rupa. Bandung: CV Rosda Bandung. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta Bastomi, Suwaji Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Paparan Perkuliahan Consep dan Model Pembelajaran, Semarang. Cholid Narbuko & Abu Achmadi Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Darma, Surya Kompetensi Supervisi Akademik. Yakarta: Ditjen PMPTK Dimyati dan Mujiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud & Rineka Cipta. Hartoko, D Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius 26

Sugianto Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK

Sugianto Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK KREATIVITAS, MINAT DAN KUALITAS WIRAUSAHA MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI TERAPAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL: SEBUAH STUDI KASUS SEBAGAI DASAR BAGI PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN GURU BIOLOGIPENERAPAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon

Lebih terperinci

Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra, Jawa Barat

Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra, Jawa Barat PENERAPAN CD INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA POKOK BAHASAN MATERI GENETIKA UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS XII IPA 1 SMAN 6 CIREBON Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra, Jawa Barat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN 52 EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yeyet Trisilahayati

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran problem

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang hendak dilaksanakan adalah merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD Budi Ressanto (10320007) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM DAMPAK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI MUSIK DENGAN TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK RECORDER DI KELAS VII 1 SMP NEGERI MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK SD Negeri Kalilembu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut (Arikunto dkk, 2009,

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

Oleh: Wa Ode Zariati Guru SDN 13 Katobu Kabupaten Muna

Oleh: Wa Ode Zariati Guru SDN 13 Katobu Kabupaten Muna PEMANFAATAN KALENG BEKAS SEBAGAI MEDIA BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SATUAN DEBIT DI KELAS VI SD NEGERI 13 KATOBU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Wa Ode Zariati Guru SDN 13 Katobu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa : 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dikembangkan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI

UPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI 1 UPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI 1 Edy Suprapto, 2 Reza Kusuma Setyansah 1 Dosen Prodi Matematika IKIP PGRI Madiun 2 Dosen Prodi Matematika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 006 Tanjung Bungo Kampar Timur Kabupaten Kampar tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin, yaitu yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metoda Penelitian. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (classroom based action research) yang mengacu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA BERBASIS FLASH

PENERAPAN MULTIMEDIA BERBASIS FLASH PENERAPAN MULTIMEDIA BERBASIS FLASH PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII IPA 3 SMAN 6 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Wawan Trisnawan SMAN 6 Cirebon, Jawa Barat

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman Mariana* Madrasah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan ( action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penilitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) Suharsimi Arikunto (2012: 3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu Action Research yang dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2008:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN Akhmad Bisri Arifin Kepala SDN Kaligoro Kec. Kutorejo, Kabupaten Mojokerto Email:

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Fitri, W 1)., D.M. Taher 2),

Lebih terperinci

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Lebih terperinci

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Dovan Julinur Rahsyaputra

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Paulus Sunarno SMK NEGERI PACITAN Abstrak Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas IV tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian tentang tindakan yang dilakukan pada

Lebih terperinci

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Maryati, Jamaludin, Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I Sekolah Dasar BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri 005 Bukit Ranah kecamatan Kampar tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru 20 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO 232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Juni Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tentang penerapan metode eksperimen menggunakan metode penelitian tindakan. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 35 orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendidikan Agama Islam. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan. siswa, demi peningkatan hasil belajarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendidikan Agama Islam. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan. siswa, demi peningkatan hasil belajarnya. 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar lebih memudahkan peneliti dalam mengetahui penerapan Sepak Bola Vebral dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto

Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI SMP NEGERI 2 PURWOKERTO Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) TK Pertiwi Wonosari Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

HASIL MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA BAHAN KAYU MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DI SMPN 1 KARANGPLOSO

HASIL MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA BAHAN KAYU MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DI SMPN 1 KARANGPLOSO HASIL MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA BAHAN KAYU MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DI SMPN 1 KARANGPLOSO Sutisnowati SMP Negeri 1 Karangploso Jl. PB. Sudirman no 49 Karangploso, Kabupaten Malang Email: tisnapujono@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian juga sering disebut metodologi yaitu cara-cara untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta Maryam Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). PTK merupakan penelitian berupa tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah Penelitian Tindakan (action research)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN 1 Blora yang beralamat di jalan Gatot Subruto Km.04 Telp. (0296) 533453 Blora, Jawa Tengah. Dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi (2012: 3) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kognitif Melalui Metode Teams Games Tournaments dengan Strategi Peta Konsep Pada Siswa SMA

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kognitif Melalui Metode Teams Games Tournaments dengan Strategi Peta Konsep Pada Siswa SMA JPK 3 (2) (2017): 222-226 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kognitif Melalui Metode Teams Games Tournaments dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Soejiati, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Ekonomi 279 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEMESTER I TAHUN 2014/2015 SDN 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

Lebih terperinci

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian mengenai pembelajaran aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar tahun pelajaran 2013-2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan ISSN 2407-4268 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETUNTASAN BELAJAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di kelas III a MIN Punggung Lading Pariaman Selatan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan sebagai

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu salah satu

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu salah satu 51 III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu salah satu pemecahan strategi pembelajaran yang memanfaatkan tindakan nyata dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Guru dansiswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 002 Tanjung, dengan jumlah siswa 32 siswa yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SDN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SDN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SDN 134 Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif

Lebih terperinci

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan tehadap sejumlah siswa dalam satu kelas. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X-1SMA NEGERI 2 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Hasanudin Guru SMAN 2

Lebih terperinci

Sarwono Guru Program Studi Kria Kulit SMK Negeri Pacitan

Sarwono Guru Program Studi Kria Kulit SMK Negeri Pacitan EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT WAYANG SISWA KELAS XII PAKET KEAHLIAN DESAIN DAN PRODUKSI KRIA KULIT SMK NEGERI PACITAN Sarwono Guru Program Studi Kria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Action Research (Penelitian Tindakan) atau lebih tepatnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu Dirja Pantanemo, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo Asmawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian BAB METODOLOGI PENELITIAN.1 Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2. Kondisi Awal Kondisi awal atau pra siklus, merupakan gambaran awal tentang kemampuan subjek penelitian yang adalah siswa kelas

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok 29 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok pikiran

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS III SDN 2 TAMANSARI

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS III SDN 2 TAMANSARI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS III SDN 2 TAMANSARI Yuni Mariyati dan Nursina Sari (Dosen PGSD, Universitas Muhammadiyah Mataram) Email: tp.fip.ikipmataram@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DALAM PEMBELAJARAN KOMPETENSI SISTEM PENGISIAN DI KELAS XI A SMK TEXMACO PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Dody Bactiar Email:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Dinamika Vol. 5, No. 1, Juli 2014 ISSN 0854-2172 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Uthiya Rahma Mardlatika 1, Sutarno 2, Rahmawan Hatmantrika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalahmasalah

BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalahmasalah BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan

Lebih terperinci